SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA...

92
ANALISA KEKERASAN MATA PISAU BAHAN ST 60 PADA MESIN PEMOTONG ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG MANUFAKTUR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik RAHMAD RAMADHAN NIM. 151210725 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2018

Transcript of SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA...

Page 1: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

ANALISA KEKERASAN MATA PISAU BAHAN ST 60 PADA MESIN

PEMOTONG ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN

PANAS ( HEAT TREATMENT )

SKRIPSI

BIDANG MANUFAKTUR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

RAHMAD RAMADHAN

NIM. 151210725

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2018

Page 2: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA KEKERASAN MATA PISAU BAHAN ST 60 PADA MESIN PEMOTONG

ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS

( HEAT TREATMENT )

SKRIPSI

BIDANG MANUFAKTUR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

RAHMAD RAMADHAN

NIM. 131210582

Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh para dosen

pada tanggal 14 Agustus 2018

Page 3: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rahmad Ramadhan, lahir di Meliau,

Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 23

Februari 1993. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara yang dilahirkan dari pasangan Sutarno dan Tukinem.

Penulis sekarang bertempat tinggal di RT X RW III Desa

Meliau Hilir, Kec. Meliau, Kab.Sanggau. Penulis memulai

pendidikan pada tahun 2000 di Sekolah Dasar Negeri 31

Emplasment Meliau, kemudian penulis melanjutkan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Meliau pada tahun 2006

dan penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Meliau dengan Jurusan IPS dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan

pendidikan di Politeknik Negeri Pontianak mengambil jurusan Teknik Mesin di Program

Studi DIII Teknik Mesin.penulis menyelesaikan Pendidikan di Politeknik Negeri Pontianak

pada tahun 2015.Setelah lulus dari Pendidikan D3 Teknik Mesin Politeknik Negeri

Pontianak, Penulis melanjutkan kembali pendidikan di Universitas Muhammadiyah untuk

mendapatkan gelar S1 dengan Program Studi Teknik Mesin ( Sarjana Teknik )

Page 4: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya dan berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah

ilmiah yang diteliti dan diulas di dalam Naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran

saya. tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur -

unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25

ayat 2 dan pasal 70).

Pontianak, 14 Agustus 2018

Page 5: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

v

LEMBAR IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI :

ANALISA KEKERASAN MATA PISAU BAHAN ST 60 PADA MESIN

PEMOTONG ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT

TREATMENT )

Nama Mahasiswa : Rahmad Ramadhan

NIM : 151210725

Program Studi : Teknik Mesin

DOSEN PEMBIMBING :

Dosen Pembimbing I : Fuazen, ST., MT.

Dosen Pembimbing II : Gunarto, ST., M.Eng

TIM DOSEN PENGUJI :

Dosen Penguji I : Eko Sarwono, ST., MT.

Dosen Penguji II : Waspodo, ST., MT

Tanggal Ujian : 19 Juli 2018

Pontianak, 19 Juli 2018

Page 6: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

vi

RINGKASAN

Rahmad Ramadhan, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Pontianak, Juli 2018, Analisa Kekerasan Mata Pisau Bahan St 60

Pada Mesin Pemotong Zincalume Dengan Perlakuan Panas ( Heat Treatment ) Dosen

Pembimbing : Fuazen, ST., MT dan Waspodo, ST., MT

Mesin pemotong zincalume merupakan mesin tepat guna untuk mempercepat suatu

produksi dalam sistem pemotongan dengan mengunakan alat bantu utama motor

listrik. Pada penelitian ini di lakukan pengujian terhadap mata pisau yang buat

memotong zincalume, dalam pengujian ini di lakukan perlakuan panas ( Heat

Treatment ) dengan pendinginan oli bekas untuk mengetahui kekerasan pada mata

pisau. Pengujian selanjutnya meliputi antara lain : Pengujian Kekerasan, Mikro

Struktur dan Komposisi untuk mengetahui perbandingan kekerasan. Teknik analisa

yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data yang diperoleh,

kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat dan grafik sederhana yang mudah di

pahami oleh pembaca. Dari hasil pengujian di dapatkan perbandingan kekerasan mata

pisau St 60 yang sebelum di Heat Treatment dan sesudah di Heat Treatment sebesar

10 kgf.

Kata kunci: Mesin pemotong zincalume, Heat Treatment, Kekerasan, Komposisi,

Mikro struktur

Page 7: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

vii

SUMMARY

Rahmad Ramadhan, Mechanical Engineering Study Program, Faculty of

Engineering, University of Muhammadiyah Pontianak, July 2018, Analysis of Blade

Hardness St 60 Material in Zincalume Cutting Machine with Heat Treatment

(Supervisor): Fuazen, ST., MT and Waspodo, ST., MT

Zincalume cutting machine is the right machine to accelerate a production in a cutting

system by using the main tool of an electric motor. In this study testing of the blades

for cutting zincalume, in this test heat treatment (Heat Treatment) is done by cooling

used oil to find out the hardness of the blade. Subsequent testing includes, among

others: Hardness Testing, Microstructure and Composition to determine the

comparison of violence. The analysis technique used is descriptive analysis that

describes the data obtained, then explained in the form of sentences and simple graphs

that are easily understood by the reader. From the results of the test, get a comparison

of the hardness of the St 60 blade before the Heat Treatment and after the Heat

Treatment is 10 kgf.

Keywords: Zincalume cutting machine, Heat Treatment, Hardness, Composition,

Microstructure

Page 8: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas izinnya penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “ANALISA KEKERASAN MATA PISAU BAHAN ST

60 PADA MESIN PEMOTONG ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN

PANAS ( HEAT TREATMENT )” ditulis dengan maksud untuk memenuhi syarat

guna mencapai gelar Sarjana Teknik Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah

Pontianak.

Selama pengerjaan skripsi penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu dalam penulisan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Helman Fachri, SE., MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Pontianak.

2. Bapak Fuazen, ST., MT selaku Dekan Fakultas dan Dosen Pembimbing

Akademik Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Pontianak.

3. Bapak Waspodo, ST., MT selaku Ketua jurusan Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Pontianak.

4. Bapak Fuazen,ST.,MT dan Bapak Gunarto, ST.,M.Eng selaku Dosen Pembimbing

I dan II yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan

Pembimbing Utama dalam penyusunan Tugas akhir ini.

5. Bapak Eko Sarwono, ST., MT dan Bapak Waspodo, ST., MT selaku Dosen

Penguji I dan II yang telah memberi masukan yang sangat berharga berupa saran,

ralat, perhatian, pertanyaan , komentar, tanggapan, menambah bobot dan kualitas

karya tulis ini

6. Staf pengajar beserta karyawan/ti Fakultas Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Pontianak.

7. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan motivasinya

selama penulis menuntut ilmu.

Page 9: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

ix

8. Teman-teman Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Pontianak yang tidak sempat penulis sebutkan secara satu-persatu yang juga turut

serta memberikan dorongan dan semangat serta bantuannya dalam penulisan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya, jika ada kesalahan

di dalam penulisan skripsi ini maka penulis mengharapkan masukan yang sifatnya

membangun guna penyempurnaannya di masa mendatang.

Akhir kata semoga penulisan skripsi yang berjudul “ANALISA

KEKERASAN MATA PISAU BAHAN ST 60 PADA MESIN PEMOTONG

ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT )”

ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa Teknik Mesin khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Page 10: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... ii

LEMBAR PERUNTUKAN ............................................................................................. i i i

LEMBAR ORISINILITAS ............................................................................................. iv

LEMBAR INDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI .................................................... v

LEMBAR RINGKASAN .................................................................................................. vi

LEMBAR SUMMARY .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2

1.3 Batasan Masalah ...............................................................................................2

1.4 Tujuan ..............................................................................................................2

1.5 Manfaat .............................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................................4

2.1.1 Heat Treatment .......................................................................................5

2.1.2 Proses - Proses Heat Treatment .............................................................5

2.1.3 Faktor Laju Pendinginan ........................................................................7

2.1.4 Pengujian Kekerasan .............................................................................9

2.1.5 Pengujian Mikro .....................................................................................12

2.1.6 Pengujian Komposisi ..............................................................................13

2.2 Konsep Dasar Perencanaan ...............................................................................14

2.3 Bentuk Dan Kontruksi Mesin ...........................................................................14

2.4 Prinsip Kerja Alat .............................................................................................16

Page 11: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

xi

2.5 Dasar Perancangan Mesin .................................................................................16

2.5.1 Perhitungan Tegangan Izin Bahan .........................................................16

2.5.2 Tegangan Yang di Izinkan Suatu Benda ................................................17

2.5.3 Tegangan Geser Yang di Izinkan Poros .................................................17

2.5.4 Momen Puntir ........................................................................................17

2.5.5 Menentukan Diameter Poros...................................................................18

2.6 Konsep Dasar Pembuatan ..................................................................................19

2.6.1 Pembubutan ............................................................................................19

2.6.2 Pengeboran .............................................................................................21

2.6.3 Pengelasan ..............................................................................................22

2.6.4 Penggerindaan ........................................................................................22

2.6.5 Mesin Dan Peralatan Pendukung ...........................................................23

2.7 Komponen Utama Alat .....................................................................................23

2.7.1 Motor Listrik .........................................................................................23

2.7.2 Pillow Block ..........................................................................................24

2.7.3 Reduser .................................................................................................24

2.7.4 Roda Gigi ..............................................................................................25

2.7.5 Mata Pisau .............................................................................................25

2.7.6 Poros .....................................................................................................26

2.7.7 Kerangka Mesin ....................................................................................26

2.7.8 Ulir Penyetel .........................................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ..........................................................................................28

3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................28

3.1.2 Alat dan Bahan Pengujian .................................................................28

3.1.3 Langkah – Langkah Dalam Penelitian ................................................29

3.2 Diagram Alir ( flowchart ) .............................................................................30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengujian Mata Pisau ............................................................................33

4.1.1 Heat Treatment ...................................................................................33

4.1.2 Uji Kekerasan .....................................................................................36

4.1.3 Mikro Struktur ....................................................................................39

Page 12: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

xii

4.1.4 Uji Komposisi ....................................................................................41

4.2 Data Teknis Perhitungan .............................................................................46

4.3 Analisa Gaya dan Perhitungan ......................................................................46

4.3.1 Perhitungan Perbandingan Putaran Motor Listrik .............................46

4.3.2 Mencari Luas Tembereng .................................................................47

4.3.3 Tegangan Izin Pada Poros .................................................................47

4.3.4 Menghitung Daya Motor ...................................................................48

4.4 Perhitungan Kekuatan Las .........................................................................49

4.5 Proses Pembuatan dan Perakitan ...............................................................50

4.6 Waktu Pengerjaan ......................................................................................50

4.6.1 Mesin Bubut ....................................................................................50

4.6.2 Proses Pengeboran ...........................................................................57

4.7 Proses Pembubutan ......................................................................................58

4.7.1 Proses Pembuatan Rangka ................................................................58

4.7.2 Proses Pembuatan Pisau ...................................................................59

4.7.3 Proses Pembuatan Dudukan Pisau ....................................................60

4.7.4 Proses Pembuatan Poros ...................................................................61

4.7.5 Proses Pembuatan Dudukan Bantalan ..............................................62

4.7.6 Proses Pembuatan Dudukan Mesin ..................................................63

4.7.7 Proses Pembuatan Siku Penahan ......................................................64

4.7.8 Proses Pembuatan Dudukan Ulir ......................................................65

4.8 Keselamatan Kerja ( K3 ) ............................................................................66

4.9 Perakitan ......................................................................................................66

4.10 Finishing ......................................................................................................66

4.11 Estimasi Biaya .............................................................................................67

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................68

5.2 Saran .........................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Uji Rockwell ........................................................................................10

Gambar 2.2 Alat Uji Brinell ...........................................................................................11

Gambar 2.3 Alat Uji Vickers ..........................................................................................12

Gambar 2.4 Alat Uji Struktur Mikro ..............................................................................12

Gambar 2.5 Kandungan Baja Karbon ...........................................................................13

Gambar 2.6 Kontruksi Mesin ........................................................................................15

Gambar 2.7 Mesin Bubut ..............................................................................................19

Gambar 2.8 Jenis Pahat Bubut .......................................................................................20

Gambar 2.9 Mesin Bor ..................................................................................................21

Gambar 2.10 Mesin Gerinda ...........................................................................................23

Gambar 2.11 Motor Listrik .............................................................................................24

Gambar 2.12 Bearing ......................................................................................................24

Gambar 2.13 Reduser .....................................................................................................25

Gambar 2.14 Roda Gigi ..................................................................................................25

Gambar 2.15 Mata Pisau ................................................................................................26

Gambar 2.16 Poros .........................................................................................................26

Gambar 2.17 Kerangka Mesin ........................................................................................27

Gambar 2.18 Ulir Penyetel Poros ...................................................................................27

Gambar 4.1 Diagram Continuos Cooling ......................................................................34

Gambar 4.2 Proses Heat Treatment ...............................................................................35

Gambar 4.3 Pendinginan ...............................................................................................35

Gambar 4.4 Struktur Baja Karbon Rendah ....................................................................40

Gambar 4.8 Putaran Motor .............................................................................................45

Gambar 4.9 Luas Tembereng ........................................................................................46

Gambar 4.9 Poros ..........................................................................................................47

Gambar 4.10 Rangka .....................................................................................................57

Gambar 4.11 Mata Pisau .................................................................................................58

Gambar 4.12 Dudukan Pisau ...........................................................................................59

Gambar 4.13 Poros ..........................................................................................................60

Gambar 4.14 Plat Dudukan Bantalan ..............................................................................61

Gambar 4.15 Plat Dudukan Mesin ..................................................................................62

Page 14: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

xiv

Gambar 4.16 Siku Penahan .............................................................................................63

Gambar 4.17 Dudukan Ulir Penekan ...............................................................................64

Page 15: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Mekanisme Baja Struktur ......................................................................17

Tabel 2.2 Faktor-Faktor Koreksi ....................................................................................19

Tabel 2.3 Sifat Minimum Logam Las ............................................................................22

Tabel 3.1 Pengujian Bahan .............................................................................................29

Tabel 4.1 Skala Kekerasan .............................................................................................37

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sebelum Heat Treatment .....................................................38

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sesudah Heat Treatment ......................................................38

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sesudah Heat Treatment pada pisau bawah ........................39

Tabel 4.5 Hasil Uji Komposisi .......................................................................................43

Tabel 5.1 Estimasi Biaya ................................................................................................66

Page 16: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat pada masa sekarang penggunaan zincalume di dunia industri

semakin meningkat, antara lain produk produk rumah tangga yang banyak terbuat

dari zincalume, oleh karena itu maka banyak orang yang memproduksi barang dari

bahan ini, namun pada proses pemotongan zincalume ini masih banyak yang

menggunakan alat yang masih manual seperti gunting dan gerinda.

Penggunaan alat manual ini banyak memakan tenaga dan hasil pemotongan

ya tidak rapi dan membutuhkan waktu yang lumayan lama, sehingga efesiensi

produksi yang di hasilkan akan semakin kecil. Oleh karena itu maka di butuhkan

mesin pemotong zincalume yang dapat membantu dalam proses produksi, sehingga

efesiensi produksi akan tercapai lebih baik

Dalam pembuatan mesin zincalume yang telah ada masih terdapat

kekurangan yang terdapat di bagian mata pisau yang mengunakan bahan baja St 60

sehingga dalam pemotongannyamata pisau tidak tahan lama dan mudah tumpul. Di

dalam permasalahan ini penulis akan redesain mata pisau mesin pemotong

zincalume dengan menggunakan baja St 60 dengan melakukan sistem heatreatment

serta pendinginannya.

Proses heatreatment merupakan proses untuk mengubah struktur logam

dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada

temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian di dinginkan

pada media pendingin.

Penulis melakukan proses heatreatment ini dengan temperatur suhu 900º C

dengan penahanan selama 15 menit, kemudian di lakukan pendinginan

menggunakan oli supaya unsur carbon semakin tinggisehingga bahan mata pisau

yang di gunakan bisa bertahan lama dan tidak mudah tumpul. Mesin zincalume

akan sangat membantu dan mempermudah proses pemotongan selain itu mesin ini

juga tidak memerlukan tenaga manusia yang berlebihan , hasil pemotongan juga

akan lebih rapi di banding dengan mengunakan manual, sehingga efesiensi

produktifitas akan meningkat.

Page 17: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

2

1.2 Rumusan Masalah

Agar penulisan tugas akhir ini lebih di mengerti , dan adapun permasalahan

yang di hadapi oleh penulis dalam redesain dan membuat mesin pemotong

zincalume ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana cara redesain mata pisau mesin zincalume supaya tahan lama dan

tidak mudah tumpul

2. Mencari nilai kekerasan pada bahan St 60 yang sebelum dan sesudah di Heat

Treatment

3. Mencari nilai Carbon pada bahan St 60 yang sebelum dan sesudah di Heat

Treatment

4. Bagaimana cara merancang mekanisme kerja dari mesin pemotong zincalume

5. Bagaimana cara melakukan perhitungan yang sesuai dengan beban yang akan

terjadi pada mesin pemotong zincalume.

1.3 Batasan Masalah

Agar penulisan tugas akhir ini tidak terlalu meluas ,mengingat waktu yang

relatif singkat, dan keterbatasan ilmu serta kemampuan yang di miliki,untuk itu di

perlukan adanya batasan masalah , di antaranya

1. Plat yang di potong mempunyai ketebalan maksimum 1 mm.

2. Lebar maksimum plat yang akan di potong 40 cm

3. Mesin hanya di gunakan untuk memotong lurus

4. Hanya untuk jenis bahan zincalume

1.4 Tujuan

Tujuan dari redesain dan pembuatan mesin zincalume adalah sebagai berikut

1. Dapat mengubah mata pisau mesin pemotong zincalume

2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di dalam perkuliahan

3. Dapat menciptakan mesin yang dapat membantu dunia industri

4. Dapat mengetahui kekuatan pada mata pisau

5. Mengetahui pengaruh perlakuan panas

Page 18: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

3

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan mesin zincalume ini antara lain

1. Bagi mahasiswa,perancangan alat bantu ini merupakan perwujudan dari ilmu

atau teori yang di dapatkan selama perkuliahan dan dapat di jadikan sebagai

modal belajar aktif dalam menginovasi teknologi bidang teknik mesin

2. Bagi jurusan teknik mesin Universitas Muhammadiyah Pontianak ,bermanfaat

untuk pengembangan ilmu, terutama di dalam menginovasi alat bantu produksi

serta dapat di terapkan sebagai ide ide untuk memodifikasi.

3. Bagi industri, sebagai informasi dalam perancangan alat bantu produksi yang

dapat di buat dan di gunakan untuk menghasilkan komponen komponen yang

seragam dengan ukuran yang persisi dalam waktu yang relatif singkat

Page 19: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Zincalume merupakan hasil pengembangan dari seng ( zinc ) , bertujuan

untuk meningkatkan kualitas maupun estetikanya, maka dari itu seng ( zinc ) di

kembangkan dengan cara mencampurkan bahan seng ( zinc) dengan alumunium,

dari hasil penggabungan dua material ini menghasilkan material yang berdaya

tahan tinggi dan semakin artistik dalam penampilannya

Komposisi campuran bahan dalan zincalume itu sendiri adalah 43,5 persen

seng ( zinc ) dan 55 persen alumunium, serta di tambahkan 1,5 persen silicon.

Zincalume juga memiliki struktur bahan yang lebih lunak/ulet karena bahan

campurannya di dominasi oleh alumunium.

Zincalume memiliki ketahanan terhadap korosi 2-6 kali lebih kuat di

bandingkan dengan seng biasa, selain itu zincalume juga memiliki sifat proteksi

panas yang baik. Oleh karena itu pada zaman sekarang banyak orang yang

menggunakan zincalume sebagai atap rumah, selain itu zincalume juga sering di

gunakan untuk membuat perabotan rumah tangga, karena bahan ini mudah di

bentuk.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ary Setya Kurniawan

,Solichin,Rr. Poppy Puspita sari tentang “Analisis kekuatan tarik dan struktur micro

pada baja akibat perbedaan ayunan elektroda pengelasan SMAW ’’di dapat bahwa

struktur mikro dan makro yang terjadi pada baja menunjukan patah ulet,hal ini

menunjukan dengan banyaknya dimple atau cekungan pada hasil foto struktur

micro daerah patahan.

Berdasarkan penelitian yang di lakuakn oleh Suratman tentang “ Mesin

pemotong zincalume’’ di dapat proses pemotongan yang lurus dengan ketebalan 1

mm dan lebar bisa di sesuaikan dengan keinginan kita sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rina Dwi Yani, Tri Pratomo,

Hendro Cahyono tentang “ Pengaruh perlakuan panas terhadap struktur mikro

logam St 60 ’’ di dapat proses perlakuan panas akan mempengaruhi struktur mikro

logam. Dengan adanya perubahan struktur maka baja akan bertambah keras,apabila

kandungan pearlite mendominasi pada logam,maka logam akan menjadi semakin

lunak

Page 20: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

5

Untuk menyempurnakan mata pisau yang akan di lakukan buat pemotongan

zincalume maka penulis melakukan beberapa pengujian buat pendukung dalam

pembuatan skripsi, antara lain : Heat Treatment, Kekerasan, Mikro struktur dan

Komposisi

2.1.1 Heat Treatment

Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk

mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik

terance ( tungku ) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu

kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air faram, oli dan

solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.

Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi

oleh struktur mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau

paduan akan mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya

diubah. Dengan adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu

maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.

Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan aatu

pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk

mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan

pendinginan dan batas temperature sangat menetukan.

2.1.2 Proses – Proses Heat Treatment

Ada beberapa proses-proses pada perlakuan pada Heat Treatment yaitu

sebagai berikut

1. Quenching ( pengerasan )

Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan

logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk

mendapatkan kehomogenan ini maka audtenit perlu waktu pemanasan yang

cukup.Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media

pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk

mencapai kekerasan baja. Ini mencegah proses suhu rendah, seperti

transformasi fase, dari terjadi hanya menyediakan jendela sempit waktu di

mana reaksi ini menguntungkan kedua termodinamika dan kinetis diakses,

dapat mengurangi kristalinitas dan dengan demikian meningkatkan

ketangguhan dari kedua paduan dan plastik (dihasilkan melalui

polimerisasi).

Page 21: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

6

Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat

berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-

atom karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan

difusi dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase lalu yang mertensit,

imi berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.

2. Anneling

Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di

atas temperature kritis ( 723 °C )selanjutnya dibiarkan beberapa lama

sampai temperature merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-

lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-kira

samahingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan

media pendingin

Tujuan proses anneling :

1. Mengeraskan serta ulet

2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa

3. Memperbaiki butir-butir logam.

3. Normalizing

Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai

fase austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media

pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namunhasilnya

jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah

untuk melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan

tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak.

Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.

4. Tempering

Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di

bawah temperature kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya

dipertahankan sampai merata selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan

dalam media pendingin. Jika kekerasan turun, maka kekuatan tarik turun

pula. Dalamhal ini keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat.

Meskipun proses ini akan menghasilkan baja yang lebih lemah. Proses ini

berbeda dengan anneling karena dengan proses ini belum tentu memperoleh

Page 22: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

7

baja yang lunak, mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung oleh kadar

karbon.

Tempering dibagi dalam:

Tempering pada suhu rendah (150-300˚C).

Tujuannya hanya untuk mengurangi tegangan tegangan kerut dan

kerapuhan dari baja. Proses ini digunakan untuk alat alat kerja yang tidak

mengalami beban yang berat, seperti misalnya alat alat potong mata bor

yang dipakai untuk kaca dan lain lain.

Tempering pada suhu menengah (300-500˚C)

Tujuannya menambah keuleatan dan kekerasannya menjadi sedikit

berkurang. Proses ini digunakan pada alat alat kerja yang mengalami

beban berat seperti palu, pahat, pegas pegas(Mustofa Ahmad Ary,2006)

Tempering pada suhu tinggi (500-650˚C)

Tujuannya untuk memberikan daya keuletan yang beasar dan sekaligus

kekerasan menjadi agak rendah. Proses ini digunakan pada roda gigi,

poros, batang penggerak dan lain lain

2.1.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi laju pendinginan media pendingin

1. Densitas

Semakin tinggi densitas suatu media pendingin, maka semakin cepat

proses pendinginan oleh media pendingin tersebut.

2. Viskositas

Semakin tinggi viskositas suatu media pendingin, maka laju

pendinginan semakin lambat, Viskositas adalah sebuah ukuran

penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan

shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan

terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam

fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk

mengukur gesekanfluida. Air memiliki viskositas rendah,

sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.Pengaruh

Viskositas dan Density berdasarkan media pendingin:

a. Air garam

Page 23: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

8

Air memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai kekentalan

cairan kurang, sehingga laju pendinginan cepat dan massa jenisnya

lebih besar dibandingkan dengan media pendingin lainnya seperti

air,solar,oli,udara, sehingga kecepatan media pndingin besar dan

makin cepat laju pendinginannya.

b. Air

Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam,

kekentalannya rendah sama dengan air garam. Laju

pendinginannya lebih lambat dari air garam.

c. Solar

Solar memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan dengan air dan

massa jenisnya lebih rendah dibandingkan air sehingga laju

pendinginannya lebih lambat.

d. Oli

Oli memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang tertinggi

dibandingkan dengan media pendingin lainnya dan massa jenis

yang rendah sehingga laju pendinginannya lambat.

Udara tidak memilki viskositas tetapi hanya memiliki massa jeni

sehingga laju pendinginannya sangat lambat.

Besi cor yang berada pada suhu outektoid yaitu pada suhu 1148 °C

rata-rata mengandung 2,5% - 4% kadar karbon yang kaya besi

mengandung 2,1% berat atau 9% atom. Atom-atom karbon ini larut

secara intertisi dalam besi KPS.Baja yang mengandung 1,2%

karbon dapat mempunyai fasa tunggal pada proses penempaan atau

proses pengerjaan panas lainnya yaitu sekitar 1100°C – 1250°C

pada daerah yang kaya besi 99% Fe dan 1% C diagram Fe-Fe3C

berada dengan diagram lainnya.Perbedaan ini karena besi adalah

paimorf pada daerah 700°C – 900°C. Daerah karbon 0% - 1%.

Pada diagram ini struktur mikro baja dapat diatur.

Page 24: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

9

2.1.4 Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan adalah kemampuan suatu bahan terhadap beban

dalam perubahan yang tetap. Ketika suatu benda yang akan diuji diberikan gaya

tertentu yang mendapat pengaruh pembebanan, benda uji akan mengalami

deformasi. Dengan melakukan tekanan pada benda yang diuji maka dapat dianalisis

seberapa besar tingkat kekerasan dari bahan tersebut melalui besarnya beban yang

diberikan terhadap luas bidang yang menerima pembebanan tersebut.

Kita harus mempertimbangkan kekuatan dari benda kerja ketika memilih

bahan benda tersebut. Dengan pertimbangan itu, kita cenderung memilih bahan

benda kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi. Alasannya, logam

keras dianggap lebih kuat apabila dibandingkan dengan logam lunak. Meskipun

demikian, logam yang keras biasanya cenderung lebih rapuh dan sebaliknya, logam

lunak cenderung lebih ulet dan elastis. Pengujian kekerasan ini terbagi menjadi

beberapa pengujian, antara lain :

1. Pengujian Rockwell

Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan

kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji

(speciment) yang berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan

pada permukaan material uji tersebut

Pengujian kekerasan dengan metode rockwell ini diatur berdasarkan standar

DIN 50103. Tingkat skala kekerasan menurut metode rockwell adalah

berdasarkan pada jenis indentor yang digunakan pada masing-masing skala.

Dalam metode rockwell ini terdapat dua macam indentor yang ukurannya

bervariasi, kedua jenis indentor itu adalah :

a. Kerucut intan dengan besar sudut 1200, dikenal pula dengan “Rockwell

cone”.

b. Bola baja dengan berbagai ukuran, dikenal pula dengan “Rockwell”.

Untuk cara pemakaian skala ini, lebih dahulu ditentukan dan dipilih

ketentuan angka kekerasan meksimum yang boleh digunakan oleh skala

tertentu. Jika pada skala tetentu tidak tercapai angka kekerasan yang akurat,

maka kita tentukan skala lain yang dapat menunjukan angka kekerasan yang

jelas. Sebagaimana rumus tertentu, maka skala memiliki standar atau acuan.

Untuk mendapatkan nilai HRB harus menggunakan sebuah indentor berupa

bola baja yang disepuh dengan ukuran Ø 1/16” dan ini digunakan untuk jenis

Page 25: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

10

logam yang tidak mendapatkan perlakuan pengerasan sebelummya (sepuh)

dan untuk semua jenis non-ferrous dalam kondisi padat. Sedangkan untuk

mendapatkan nilai HRC digunakan sebuah indentor kerucut diamond yang

memiliki sudut puncak 120o yang ujungnya dibundarkan dengan jari-jari 0,2

mm dan dipakai untuk menentukan kekerasan baja-baja yang telah dikeraskan.

Gambar 2.1 Alat Uji Rockwell

2. Pengujian Brinell

Metoda uji kekerasan yang di ajukan oleh J.A Brinell pada tahun

1900an ini merupakan uji kekerasan lekukan yang pertamakali banyak

digunakan dan di susun pembakuannya (dieter, 1987). Uji kekerasan ini

berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam menggunakan

indentor. Indentor untuk brinell berbentuk bola dengan diameter 10mm,

diameter 5mm, diameter 2,5mm, dan diameter 1mm, itu semua adalah

diameter bola standar internasional.

Bola brinell yang standar internasional tersebut ada 2 bahan

pembuatannya. Ada yang terbuat dari baja yang di keraskan/dilapis

chrom, dan ada juga yang terbuat dari tungsten carbide. Tungsten carbide

lebih keras dari baja, jadi tungsten carbide biasanya dipakai untuk

pengujian benda yang keras yang dikhawatirkan akan merusak bola baja.

Namun untuk pengujian bahan yang tingkat kekerasannya belum

diketahui, alangkah baiknya jika kita mengujinya terlebih dahulu

menggunakan metoda rockwell c, dengan menggunakan indentor kerucut

intan, untuk menghindari rusaknya indentor. Seperti yang kita ketahui

bahwa intan adalah logam yang paling keras saat ini, jadi intan tidak akan

rusak jika di indentasikan ke material yang keras.

Page 26: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

11

Uji kekerasan Brinell dilakukan dengan cara menekankan sebuah

bola baja berdiameter 10 mm pada permukaan benda uji (spesimen)

dengan gaya atau beban 3000 kgf untuk besi dan baja, serta dengan

periode waktu tertentu (biasanya 10 - 15 detik).

g

a

Gambar 2.2 Alat Uji Brinell

3. Pengujian Vickers

Metode pengujian kekerasan vickers dilaksanakan dengan cara

menekan benda uji atau spesimen dengan indentor intan yang berbentuk

piramida dengan alas segi empat dan besar sudut dari permukaan-

permukaan yang berhadapan 136°. Penekanan oleh indentor akan

menghasilkan suatu jejak atau lekukan pada permukaan benda

uji.Rentang beban ujj yang digunakan pada pengujian kekerasan vickers

berkisar antara 1 kgf sampaj 120 kgf, dan beban uji yang umum

digunakan adalah 5, 10, 30 dan 50 kgf. Sedangkan waktu penerapan

beban uji (dwell time) standar biasanya dilaksanakan selama 10 -15

detik.

Di dalam pengujian kekerasan vickers perlu diperhatikan mengenai

jarak minimal dari titik pusat jejak ke bagian pinggir spesimen, di mana

menurut standar ASTM adalah sebesar 2,5 kali diagonal jejak. Dan

jarak minimal antara jejak-jejak yang berdekatan juga 2,5 kali diagonal

jejak. Sedangkan menurut standar ISO, jarak minimal dari titik pusat

jejak ke bagian pinggir benda uji adalah 2,5 d untuk baja dan paduan

tembaga dan 3 d untuk logam-logam ringan, sementara jarak minimal

antara jejak adalah 3 d untuk baja dan paduan tembaga, dan 6 d untuk

logam-logam ringan.Ada dua rentang kekuatan yang berbeda, yaitu

Page 27: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

12

micro (10g – 1000g) dan macro (1kg – 100kg).

Gambar 2.4 Alat Uji vickers

2.1.5 Struktur Mikro

Struktur mikro merupakan struktur yang dapat diamati dibawah mikroskop

optik.Meskipun dapat pula diartikan sebagai hasil dari pengamatan menggunakan

scanning electron microscope (SEM).Mikroskop optik dapat memperbesar struktur

hingga 1500 kali.

Gambar 2.4 Alat Uji Struktur Mikro

Untuk dapat mengamati struktur mikro sebuah material oleh mikroskop

optik, maka harus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan pemolesan secara bertahap hingga lebih halus dari 0,5 mikron.

Page 28: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

13

Proses

ini biasanya dilakukan dengan menggunakan ampelas secara bertahap dimulai

dengan grid yang kecil (100) hingga gird yang besar (2000). Dilanjutkan

dengan pemolesan oleh mesin poles dibantu dengan larutan pemoles.

2. Etsa dilakukan setelah memperluas struktur mikro. Etsa adalah membilas atau

mencelupkan permukaan material yang akan diamati ke dalam sebuah larutan

kimia yang dibuat sesuai kandungan paduan logamnya. Hal ini dilakukan untuk

memunculkan fasa-fasa yang ada dalam struktur mikro.

Untuk mengetahui sifat dari suatu logam, kita dapat melihat struktur

mikronya.Setiap logam dengan jenis berbeda memiliki struktur mikro yang

berbeda. Dengan melalui diagram fasa, kita dapat meramalkan struktur

mikronya dan dapat mengetahui fasa yang akan diperoleh pada komposisi dan

temperatur tertentu. Dan dari struktur mikro kita dapat melihat :

Ukuran dan bentuk butir

Distribusi fasa yang terdapat dalam material khususnya logam

Pengotor yang terdapat dalam material

Dari struktur mikro kita juga dapat memprediksi sifat mekanik dari suatu

material sesuai dengan yang kita inginkan.

Gambar 2.5 Kandungan baja karbon

2.1.6 Pengujian Komposisi

Pengujian komposisi logam digunakan untuk mengetahui kandungan unsur

yang terdapat dalam logam dasar tersebut. Pengujian komposisi logam dilakukan

dengan mesin uji komposisi yang ada di Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP).

Pengujian komposisi dilakukan dengan mesin spektrum komposisi kimia Optical

Emission Spectrometer untuk mengetahui persentase unsur kimia yang terkandung

di dalam spesimen. Unsur unsur yang terkandung di dalam baja sangat

Page 29: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

14

mempengaruhi sifat mekanis dari baja yang bersangkutan. Jenis jenis baja pada

umumnya di tentukan berdasarkan kandungan unsur karbon yang terkandungdi

dalam material baja tersebut.

2.2 Konsep Dasar Perencanaan

Dalam perancangan mesin pemotong zincalume, hal hal yang perlu di

perhatikan sebagai berikut

1. Membuat gambar sketsa mesin pemotong zincalume

2. Merencanakan kapasitas pemotong zincalume

3. Menentukan daya/menghitung daya yang di butuhkan oleh mesin pemotong

zincalume

4. Merencanakan bentuk pisau pemotong zincalume

5. Merencanakan jenis jenis material yang di gunakan untuk membuat mesin

pemotong zincalume

6. Merencanakan ukuran roda gigi pisau atas dan pisau bawah

7. Merencanakan ukuran poros dan bearing

8. Survey bahan/material yang di gunakan dalam pembuatan mesin pemotong

zincalume

9. Menghitung biaya yang di butuhkan untuk membuat mesin pemotong

zincalume

10. Merancang dan membuat gambar kerja

2.3 Bentuk dan kontruksi mesin yang di rancang

Mesin pemotong zincalume merupakan salah satu inovasi yang di lakukan

penulis untuk membantu pekerjaan di dunia industri, mengingat pada zaman

sekarang penggunaan zincalume sangatlah banyak, namun dalam proses

pemotongannya masih banyak menggunakan manual, khususnya di lingkungan

industri menengah kebawah , oleh karena itu penulis membuat mesin pemotong

zincalume dengan tujuan dapat membantu dalam proses pemotongan zincalume. Di

dalam pembuatan mesin pemotong zincalumeini masih ada beberapa keuntungan

dan kekurangan dalam penggunaan mesin pemotong zincalume ini, di antaranya :

1. Keuntungan

a. Dapat mempermudah pekerjaan di dalam proses pemotongan zincalume

b. Dapat menghemat waktu pengerjaan

Page 30: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

15

c. Meningkatkan produktifitas produksi

2. Kekurangan

a. Harus menggunakan energi listrik untuk mengoperasikan mesin

b. Untuk proses pemotongan plat hanya bisa maksiamal 1 mm dan lebar 40

Gambar 2.6 Kontruksi Mesin

Keterangan :

1. Rangka

2.Dudukan mesin

3.Motor liatrik

4.Reduser

5.Roda gigi

6.Pillow block UCF

7. Pillow block UCT

8. Dudukan pillow block

9.Dudukan penyetel

Page 31: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

16

10.Poros penahan

11.Poros atas

12.Poros bawah

13.Kopling

14.Dudukan pisau

15.Mata pisau

16.Poros penyetel

17. Siku penahan

2.4 Prinsip Kerja Alat

Prinsip kerja dari mesin pemotong zincalume ini dimana menggunakan

sistem pisau yang berputar, pisau di sini terdiri dari dua buah pisau atas bawah di

mana pisaunya akan saling bersinggungan karena ada sudut dari pisau maka akan

di hasilkan pemotongan zincalume, pisau di sini di pasangkan pada poros yang

berputar , putaran poros di hasilkan dari motor listrik dan di konversikan ke reduser

agar putaran poros tidak laju. Pisau juga dapat di geser sesuai keinginan pengguna

mesin, sehingga mempermudah untuk melakukan pemotongan sesuai dengan yang

kita inginkan.

2.5 Dasar Dasar Perancangan Mesin Pemotong Zincalume

Setiap melakukan perancangan pada mesin kita harus memperhitungkan

setiap komponen dari bagian mesin pemotong zincalume

2.5.1 Perhitungan tegangan Izin Bahan

Menurut Ferdinand L. Singer,1985, faktor keamanan adalah faktor yang

digunakan untuk mengevaluasi keamanan dari suatu bagian mesin, seorang

perancang harus memahami dan selalu mengaplikasikan pengetahuannya tentang

faktor keamanan guna keselamatan pembuat dan pengguna, nilai atau batas-batas

faktor keamanan telah ditentukan dalam tabel, seorang perancangan harus mengacu

pada standarisasi dan kode-kode yang telah ada.

Jika pengambilan faktor keamanan sangat rendah, maka kemungkinan

kegagalan dalam perencanaan akan menjadi tinggi. Oleh sebab itu, rancangan

strukturnya mungkin tidak diterima. Sebaliknya, bila faktor keamanan sangat besar,

maka pemakaian bahan akan boros dan stuktur menjadi berat sehingga tidak cocok

dari segi fungsi, disamping nilai ekonomisnya lebih mahal.

Page 32: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

17

Nilai faktor keamanan yang dipilih minimal adalah 1,0 hingga sampai 15.

Penentuan angka faktor keamanan dipertimbangkan berdasarkan berikut ini :

Kemungkinan pembebanan melampaui batas dari stuktur

Jenis pembebanan (stastis, dinamis, impact).

Ketidaktelitian dalam stuktur.

Variasi dalam sifat-sifat bahan.

Keburukan yang disebabkan oleh kondisi atau efek-efek lingkungan

yang lain.

2.5.2 Tegangan Yang Diizinkan Pada Suatu Benda

Pembebanan tetap sebenarnya dibagi 2 macam, yaitu :

Pembebanan tetap dalam keadaan diam (statis), v = 1 – 4

Pembebanan tetap dalam keadaan bergerak (dinamis), v = 4 – 8

Pembebanan tidak tetap (beban periodik), v = 8 – 10

Pembebanan impak (kejut), v = 10 – 15

Tegangan izin = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑙𝑢ℎ

𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 =

𝜎𝑢

𝑣

…………………………….2.1

Dimana :𝜎 = tegangan izin, N/𝑚𝑚2

𝜎𝑢 = tegangan bahan, luluh, N/𝑚𝑚2

v= faktor keamanan

Tabel 2.1 Sifat mekanis baja struktur

Jenis Naja

Tegangan putus

minimum, fu

(Mpa)

Tegangan leleh

minimum, yf

(Mpa)

Peregangan

Minimum

( % )

BJ 34

BJ 37

BJ 41

BJ 50

BJ 60

340

370

410

500

600

210

240

250

290

410

22

20

18

16

13

Sumber : Amon dkk, 1996

Page 33: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

18

2.5.3 Tegangan geser yang di ijinkan poros

Poros yang di rancang untuk meneruskan daya motor sebesar 0,5

Hp dan bahan poros menggunakan St 37 (𝜎𝑡= 370N/𝑚𝑚2 ). Dimana factor

koreksi yang di ambil dengan perhitungan beban yang terjadi pada poros

sesuai standart ASME adalah sebagai berikut

Faktor ( Fc ) = 1,2

Faktor (𝑠𝑓𝑘1) = 6,0

Faktor (𝑠𝑓𝑘2) = 2,0

Faktor (𝐾𝑚) = 1,5

Faktor ( 𝐾𝑡 ) = 2,0

𝜏𝑔=𝜎𝑡

( 𝑠𝑓𝑘1. 𝑠𝑓𝑘2 )(N/𝑚𝑚2)……………………………………….2.2

2.5.4 Momen Puntir (Torsi)

T = F.r (N.mm)

…………………………………………………………..2.3

Dimana :

F = Gaya (N)

r = jarak lengan (mm)

T = Torsi (Nmm)

(sularso ; 2002 ; 7)

2.5.5 Menentukan Diameter Poros (𝒅𝒔)

Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa hanya terdiri

atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan

pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan pemakaian

faktor 𝐾𝑚 yang harganya antara 1,2 sampai2,3. Jika diperkirakan tidak

terjadi pembebanan lentur maka 𝐾𝑚 diambil 1,0.Untuk perancangan poros

diperlukan persamaan untuk tegangan kombinasi puntir dan lentur dengan

memasukkan faktor 𝐾𝑚 dan 𝐾𝑡.

Untuk faktor-faktor koreksi dan tumbuhan (𝐾𝑚 dan𝐾𝑡) dapat di lihat

pada tabel lampiran di bawah ini.

Page 34: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

19

Tabel 2.2 Faktor-Faktor Koreksi (𝐾𝑚&𝐾𝑡)

Jenis Pembahasan 𝑲 𝒕 𝑲𝒎

Poros diam

Beban berangsur-angsur 1,0 1,0

Beban kejut 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0

Beban bergerak

Beban tenang 1,5 1,5

Beban kejut ringan 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0

Beban kejut berat 1,5 – 3,0 1,5 – 2,0

𝑑𝑠 = [1,5

𝜏𝑔.𝐾𝑡.𝐾𝑚.]

1

3

…………….………………………………………..…2.4

Dimana :

𝜏𝑔 = Tegangan geser yang di ijinkan (N/𝑚𝑚2)

𝐾𝑡 = Faktor koreksi untuk momen puntir (1,5)

𝐾𝑚 = Faktor pembebanan Lentur (1,0)

T = momen puntir (N/𝑚𝑚2)

(Sularso 2002 ; 8)

2.6 Konsep Dasar Pembuatan

Dalam proses pembuatan mesin potong zincalume ini melalui proses

permesinan. Adapun mesin perkakas yang digunakan dalam pembuatan mesin

pemotongan plat alumunium ini antara lain :

2.6.1 Pembubutan

Proses pembubutan merupakan proses merubah bentuk benda kerja dengan

cara menyayat benda kerja tersebut. Prisip kerja mesin bubut yaitu benda kerja

yang bergerak, sedangkan pahat bubut hanya dapat di gerakan lurus kedepan

maupun ke samping. Contoh bentuk mesin bubut dapat dilihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Mesin bubut

Page 35: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

20

Adapun bagian –bagian dari mesin bubut adalah sebagai berikut :

1. Bagian-bagian dari mesin bubut

1) Kepala tetap

2) Kepala lepas

3) Eretan

4) Poros pembawa

Menurut sumber (http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahat-

bubut.)

Jenis dan bentuk dari pahat bubut dapat dilihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Jenis pahat bubut

Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas dari kiri ke kanan adalah :

1. Pahat sisi kanan

2. Pahat pinggul/champer kanan

3. Pahat sisi/permukaan kanan

4. Pahat sisi/permukaan kanan (lebih besar)

5. Pahat ulir segitiga kanan

6. Pahat alur

7. Pahat alur segitiga (kanan kiri)

8. Pahat ulir segitiga kiri

9. Pahat sisi kiri

10. Pahat pinggul kiri

Kecepatan putaran mesin bubut dapat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Sifat benda kerja

2. Kedalaman pemotongan

3. Jenis pahat bubut yang digunakan

4. Kehalusan permukaan bidang yang diinginkan

Page 36: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

21

5. Ketajaman pahat bubut

6. Jenis dan kondisi mesin bubut

Kecepatan potong, (Herman jutz dan eduard scharkus, 1996)

𝑉𝑐 = 𝜋.𝐷.𝑛

1000 ………………………………………………………………..2.5

Sedangkan untuk mencari putaran mesin didapat dengan rumus :

𝑉𝑐 =

1000.𝑉𝑐

𝜋.𝐷 (𝑟𝑝𝑚)…………….………………………………………….2.6

Dimana : Vc = kecapatan potong ( m/menit)

n = putaran mesin (rpm)

𝜋 = konstanta (3,14)

D = diameter benda kerja (mm)

Waktu kerja mesin (herman jutz dan eduard scharkus, 1996)

𝑡𝑚 =𝐿

𝑆𝑛.𝑛……………………………………………………………………2.7

Dimana : 𝑡𝑚 = waktu yang dibutuhkan (menit)

L = panjang pemakanan (mm)

𝑆𝑟 = kecepatan pemakanan (mm/putaran)

n = putaran mesin (rpm)

2.6.2 Pengeboran

Mesin Bor Meja adalah mesin bor yang diletakkan di atas meja. Mesin ini

digunakan untuk membuat lubang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas

sampai dengan diameter 16mm). Mesin bor meja digunaka untuk proses bor

sederhana (aplikasi ringan) pada benda kerja yang kecil. Menurut sumber

(http://panicatcampus.blogspot.co.id/2013/07/mesin mesin perkakasproduksi.html)

mesin bor dapat dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Mesin bor

Page 37: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

22

N=1000.𝑉𝑐

𝜋.𝑑 ………………………………………………………………….2.8

dimana :

𝑉𝑐 = kecepatan potong (m/menit)

D = diameter bor (mm)

Waktu pengerjaan mesin :

Tm = 𝐿

𝑆𝑟.𝑛 ………………………………………………………………….2.9

tm = waktu kerja mesin (menit)

L = panjang pengeboran (mm)

Sr = pemakanan bor tiap putaran (mm/putaran)

n = putaran mesin bor (rpm)

panjang pengeboran L adalah :

L = 1 + 0,3 d ………………………………………………………….2.10

Dimana :

L = kedalaman pengeboran (mm)

d = diameter bor (mm)

2.6.3 Pengelasan

Pengelesan merupakan salah satucara dalam menyatukan setiap bagian

logam sehingga menjadi satu kesatuan menahan atau menerima beban yang

diterima. Penyatuan dari logam tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya tekanan

dan peleburan. Sifat minimun logam las dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2 Sifat minimum logam las

No. Elektroda Kekuatan tarik Kekuatan mulir

Regangan

AWS Kpsi Kpsi %

E60xx 62 50 17 - 25

E70xx 70 57 22

E80xx 80 67 19

E90xx 90 77 14 - 17

E100xx 100 87 13 -

16

E120xx 120 107 14

1 Kpsi = 6.894.757 N/𝑚2

Page 38: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

23

a) Tegangan geser kawat las (Elektroda)

𝜏 =1

𝜎𝑏………………………………………………………………..2.11

Dengan :

𝜏 = tegangan geser (N/m2)

𝜎𝑏 = tegangan tarik elektroda (N/mm2)

2.6.4 Penggerindaan

Mesin Gerinda adalah suatu alat ekonomis untuk menghasilkan bahan dasar

benda dengan permukaan dasar maupun permukaan yang halus untuk mendapatkan

hasil dengan ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda dalam pengoprasiannya

menggunakan Mata Gerinda, jadi mesin gerinda merupakan salah satu jenis mesin

perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat

banyak yang mana digunakan untuk kemampuan dalam penggunaan untuk

mengasah maupun sebagai alat potong benda kerja. Prinsip kerja mesin gerinda

adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi

pengikisan, penajaman, pengasahan, pemolesan, maupun pemotongan.

Menurut sumber (hhtp://panicatcampus. Blogspot.co.id/2013/07/mesin

mesin perkakasproduksi.html) mesin gerinda tangan dapat dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Mesin gerinda

2.6.5 Mesin dan Peralatan Pendukung Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan mesin pemotong

zincalume ini adalah sebagai berikut :

1. Mistar Baja dan Penyiku 6. Kikir Kasar 11. Pahat

2. Penggores 7. Kikir halus 12. Mata bor

3. Penitik 8. Palu besi 13.Tap tangan

Page 39: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

24

4. Jangka sorong 9. Topeng las 14. Senai

5. Gergaji besi 10.Pahat bubut (HSS) 15. Gerinda tangan

2.7 Komponen Utama Alat

2.7.1 Motor Listrik

Pada motor listrik ini di ubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini di

lakukan dengan mengubah energi listrik menjadi magnet yang di sebut sebagai

elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa : katub – katub dari magnet yang

senama akan tolak menolak dan katub – katub tidak sama , tarik – menarik . maka

kita dapat memperoleh gerakan jika menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros

yang dapat berputar, dan magnet lain pada suatu yang tetap

Gambar 2.11 motor listrik

2.7.2 Pillow block

Bearing adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban , sehingga

putaran atrau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus , aman dan

panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta

elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

Gambar 2.12 Bantalan/Bearing

Page 40: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

25

2.7.3 Reduser

Reduser merupakan mesin yang sangat penting di alat pemotong zincalume

ini di karenakan reduser yang mengatur cepat lambat ya putaran di alirkan oleh

motor listrik Di dalam mesin pemotong zincalumeharus mengunakan reduser agar

gerak putar porostidak bergerak cepat dan memiliki perbandingan dengan motor

listrik yang di gunakan, apabila terlalu cepat maka pemotonganya tidak rapi.

Gambar 2.13 Reduser

2.7.4 Roda gigi

Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk

mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan

dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan

dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa

menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu

mengubah kecepatan putar, torsi,dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua

roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain

Gambar 2.14 Roda gigi

Page 41: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

26

2.7.5 Mata pisau

Mata pisau adalah dari bagian utama dari mesin pemotong zincalume yang

sangat berperan penting, mata pisau yang digunakan dalam pemotongan ini

menggunakan bahan St 60 yang kemudian akan di keraskan, pengerasan yang di

lakukan berfungsi supaya mata pisau tersebut tahan ketajamannya.

Gambar 2.15 Mata pisau

2.7.6 Poros

Poros merupakan sebuah elemen berbentuk silinder pejal yang berfungsi

sebagai tembat duduknya elemen-elemen lain seperti roda gigidan mata

pisau.Hampir semua mesin mengandung mekanisme bergerak/berputar memiliki

poros, dari ukuran kecil sampai ukuran yang besar. Kemudian berdasarkan posisi

dalam mesin, poros bisa di letakan secara horizontal maupun vertical

Gambar 2.16 Poros

Page 42: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

27

2.7.7 Kerangka mesin

Kerangka mesin merupakan dudukan dari semua semua komponen seperti

motor listrik, poros, reduser dan komponen lainnya.Kerangka terbuat dari bahan

baja , dalam pembuatan rangka ini terlebih dahulu memperhitungkan spesifikasi

dalam pembuatannya

Gambar 2.17 Kerangka mesin

2.7.8 Ulir penyetel poros

Di dalam pemotongan zincalume ini untuk mengatur seberapa tebal

zincalume yang akan kita potong maka akan di lakukan penyetelan poros bawah,

untuk melakukan penyetelan maka ulir prnyetel yang telah terhubung ke poros di

putar agar dapat menentukan berapa ukuran yang kita inginkan .Bahan yang di

gunakan dalam pembuatan ulir penyetel ini menggunakan St 37.

Gambar 2.18 Ulir penyetel poros

Page 43: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian akan di

laksanakan dengan cara mengumpulkan informasi yang aktual secara rinci yang

melukiskan gejala yang ada dengan cara melakukan pendekatan atau wawancara

,dalam penelitian ini ada beberapa yang perlu di perhatiakn, diantaraya

3.1.1 Tempat dan waktu penelitian serta pembuatan alat

Penelitian ini di laksanakan di lab dan bengkel Politeknik Negeri Pontianak

,penulis melalukan pengujian bahan material mata pisau St 60 yang akan di buat

untuk komponen mesin pemotong zincalume, serta melakukan perancangan dan

pembuatan ulang, dalam melakukan pembuatan ulang mesin di perlukan waktu

kurang lebih 3 bulan.

3.1.2 Alat dan Bahan pada pengujian dan pembuatan mesin

1. Alat dan bahan pengujian Heat Treatment

Baja St 60

Mesin Heat Treatment

Oli bekas

Penjepit

2. Alat dan bahan pada pembuatan mesin pemotong zincalume

Gambar rancangan

Baja St 60

Baja St 37

Plat

Sarung tangan

Kaca mata las

Mesin las

Mesin frais

Mesin gerinda

Mesin bubut

Mesin bor

Page 44: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

29

Meteran

Pengaris siku

Elektroda

Mata gerinda

3.1.3 Langkah langkah dalam penelitian

Langkah langkah yang akan di lakukan dalam penelitian yang di hadapi

dalam rancang bangun mesin pemotong zincalumedan pengujian bahan sebagai

berikut

1. Memahami proses atau paduan dalam melakukan pengerasan atau Heat

Treatment

2. Memahami cara kerja mesin Heat Treatment

3. Suhu temperature harus di sesuaikan menurut paduan buku

4. Memahami proses mesin pemotong zincalumeyang baik dan benar

5. Membuat gambar desain awal dari mesin pemotong zincalume

6. Menghitung komponen komponen baik ukuran, kekuatan termasuk pemilihan

bahan material dari mesin yang di rancang

7. Gambar akhir, baik gambar komponen maupun gambar assembeling dari

mesin pemotong zincalume

8. Perhitungan biaya pembuatan mesin pemotong zincalume

Tabel 3.1 Pengujian pada bahan St 60 yang terdapat di mata pisau

Sample Beban minor beban mayor Total Hasil

Pengujian F0 (kgf) F1(kgf)

Page 45: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

30

3.2 Diagram Alir (flow chart)

Dalam proses perancangan mesin pemotong zincalume ini terlebih dahulu

harus mengumpulkan data dan spesifikasi dari alat, seperti perhitungan daya motor

listrik yang cocok dengan perbandingan dari mesin reduser yang bisa

mempengaruhi putaran poros, dari bahan atau bacterial yang kita gunakan harus

benar-benar dapat memenuhi kenerja mesin, bahan yang di gunakan dalam

pembuatan mesin pemotong zincalume ini anatara lain baja St,60 dan St 37. Bahan

St 60 di gunakan dalam pembuatan mata pisau pemotong , karena mata pisau yang

di buat harus memiliki kekuatan yang tinggi supaya mata pisau yang gunakan tidak

mudah tumpul, bahan ini juga harus di lakukan sistem pengerasan yang di sebut

Heat Treatment. Sedangkan bahan St 37 dapat di gunakan dalam pembuatan ,

poros, ulir penyetel, poros penahan, kopling.

Konsep dasar dalam pembuatan mesin pemotong zincalume ini antara lain

proses pembubutan, frais, las, gerinda, pengeboran. Proses pembuatan merupakan

tahap-tahap yang perlu di lakukan di dalam pembuatan mesin zincalume, dengan

tujuan agar proses pembuatan lebih teratur sehingga tidak menimbulkan hal-hal

yang tidak di inginkan seperti waktu yang terbuang ataupun kecelakaan kerjayang

mungkin saja terjadi. Dalam perakitannya sendiri merupakan kegiatan yang di

lakukan setelah pembuatan selesai dimana di dalam perakitan sendiri harus

menentukan bagian-bagian mana yang harus di assembly terlebih dahulu.

Dalam suatu kegiatan perancangan dan pembuatan mesin pemotong

zincalume ini penulis menerapkan sistem flowchart yang dapat membantu kenerja

kita dalam susunan kegiatan yang akan kita lakukan. Berikut flowchart dari

perancangan dan pembuatan mesin pemotong zicalume yang telah di buat

Page 46: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

31

MULAI

DESAIN GAMBAR KOMPONEN

SESUAI

Tidak

A

Studi literature dan observasi lapangan

Persiapan

Baja bahan ST 60

Proses Heat treatment

Uji Struktur Mikro Uji Kekerasan

Analisa Data

Hasil dan pembahasan

Uji Komposisi

Page 47: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

32

Gambar 3.1 Diagram Alir (flow chart)

Tidak

Ya

SELESAI

PEMBUATAN KOMPONEN

1. Proses pembuatan rangka

2. Proses pembuatan poros atas/bawah

3. Proses pembuatan dudukan ulir penekan

4. Proses pembuatan mata pisau

5. Proses pembuatan roda gigi

6. Proses pembuatan dudukan pillow block

7. Proses pembuatan dudukan pisau

8. Proses pembuatan rangka dudukan mesin

9. Proses pembuatan kopling

10. Proses pembuatan pengarah

PERAKITAN

ALAT BEKERJA

SESESUAI YANG DI

RENCANAKAN

A

UJI COBA

Page 48: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data pengujian bahan mata pisau

Untuk mengetahui kekerasan pada bahan St 60 yang terdapat pada mata pisau

mesin zincalume, penulis melakukan beberapa pengujian di Laboratorium

pengujian bahan Politeknik Negeri Pontianak, diantaranya :

1. Heat Treatment

2. Uji kekerasan

3. Uji mikro struktur

4. Uji komposisi

4.1.1 Heat Treatment

Heat Treatment merupakan suatu metode yang di gunakan sifat fisik, dan

kadang kadang sifat kimia dari suatu material.Secara umum perlakuan panas

adalah memanaskan atau mendinginkan material, biasa dalam suhu ekstrem, untuk

mencapai hasil yang di inginkan seperti pengerasan atau pelunakan material

.Perlakuan panas sengaja di lakukan untuk tujuan mengubah sifat secara khusus,

tujuannya untuk mengubah sifat struktur logam . Dalam hal ini penulis melakukan

pengerasan dengan sistemquenching

1. Quenching

Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan

logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan

kehomogenan ini maka audtenit perlu waktu pemanasan yang

cukup.Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media

pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk

mencapai kekerasan baja. Ini mencegah proses suhu rendah, seperti

transformasi fase, dari terjadi hanya menyediakan jendela sempit waktu di

mana reaksi ini menguntungkan kedua termodinamika dan kinetis diakses,

dapat mengurangi kristalinitas dan dengan demikian meningkatkan

ketangguhan dari kedua paduan dan plastik (dihasilkan melalui polimerisasi).

Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat

berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom

karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi

Page 49: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

34

dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase lalu yang mertensit, imi

berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.

Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja

dilakukan secara menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan

suhu rendah.Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur

mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram Continuos Cooling

Transformation

Gambar 4.1 Diagram Continuos Cooling Transformation

Penjelasan diagram :

Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan

menghasilkan struktur mikro perlit dan ferlit.Pada proses pendinginan

sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan

bainit.Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c ) akan menghasilkan

struktur mikro martensit.Sistem pendinginan produk baja secara cepat

dengan cara penyemprotan air pada pencelupan serta perendaman produk

yang masih panas kedalam media air atau oli. Sistem pendinginan ini

seperti garis-c diagram diatas di namakan proses quenching

Dari perlakuan quenching yang telah di lakuakn supaya baja yang di

lakukan pengujian agar menjadi ulet dank eras, supaya dalam pemotongan

zincalume bisa bertahan lama

Page 50: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

35

Gambar 4.2 Proses Heat Treatment

Di dalam proses ini temperature suhu pada saat melakukan Heat Treatmen sebesar

900º C ,dengan penahan selama 15 menit

Gambar 4.3 Pendinginan mengunakan oli

Media Pendingin Proses quenching dilakukan pendinginan secara cepat

dengan menggunakan media udara, air sumur, oli dan larutan garam. Kemampuan

suatu jenis media dalam mendinginkan spesimen bisa berbeda-beda, perbedaan

kemampuan media pendingin di sebabkan oleh temperatur, kekentalan, kadar

larutan dan bahan dasar media pendingin. Semakin cepat logam didinginkan maka

akan semakin keras sifat logam itu. Karbon yang dihasilkan dari pendinginan cepat

lebih banyak dari pendinginan lambat. Hal ini disebabkan karena atom karbon

tidak sempat berdifusi keluar, terjebak dalam struktur kristal dan membentuk

struktur tetragonal yang ruang kosong antar atomnya kecil, sehingga kekerasannya

meningkat.

Page 51: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

36

4.1.2 Uji Kekerasan

Pengujian ini yang paling efektif karena dengan pengujian ini, kita dapat

dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanis suatu material.Meskipun

pengujian hanyak di lakukan suatu titik.Penulis melakukan pengujian ini agar

mendapatkan perbandingan kekerasan antara bahan St 60 yang belum di Heat

Treatment dengan yang sesudah di Heat Treatment. Adapun pengujian kekerasan

yang di lakukan oleh penulis adalah pengujian Rockwell

1. Pengujian Rockwell

Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan

kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji

(speciment) yang berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan

pada permukaan material uji tersebut

Pengujian kekerasan dengan metode rockwell ini diatur berdasarkan standar

DIN 50103. Tingkat skala kekerasan menurut metode rockwell adalah

berdasarkan pada jenis indentor yang digunakan pada masing-masing skala.

Dalam metode rockwell ini terdapat dua macam indentor yang ukurannya

bervariasi, kedua jenis indentor itu adalah :

a. Kerucut intan dengan besar sudut 1200, dikenal pula dengan “Rockwell

cone”.

b. Bola baja dengan berbagai ukuran, dikenal pula dengan “Rockwell”.

Untuk cara pemakaian skala ini, lebih dahulu ditentukan dan dipilih

ketentuan angka kekerasan meksimum yang boleh digunakan oleh skala

tertentu. Jika pada skala tetentu tidak tercapai angka kekerasan yang akurat,

maka kita tentukan skala lain yang dapat menunjukan angka kekerasan yang

jelas. Sebagaimana rumus tertentu, maka skala memiliki standar atau acuan.

Untuk mendapatkan nilai HRB harus menggunakan sebuah indentor berupa

bola baja yang disepuh dengan ukuran Ø 1/16” dan ini digunakan untuk jenis

logam yang tidak mendapatkan perlakuan pengerasan sebelummya (sepuh)

dan untuk semua jenis non-ferrous dalam kondisi padat. Sedangkan untuk

mendapatkan nilai HRC digunakan sebuah indentor kerucut diamond yang

memiliki sudut puncak 120o yang ujungnya dibundarkan dengan jari-jari 0,2

mm dan dipakai untuk menentukan kekerasan baja-baja yang telah dikeraskan.

Page 52: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

37

Tabel 4.1 Skala kekerasan pengujian Rockwell

Skala Indentor Beban minor Beban mayor Beban total

F0(kgf) F1 (kgf) Total F (kgf )

A Kerucut intan 10 50 60

B Bola baja 1/6 10 90 100

C Kerucut intan 10 140 150

D Kerucut intan 10 90 100

E Bola baja 1/8 10 90 100

F Bola baja 1/16 10 50 60

G Bola baja 1/16 10 140 150

H Bola baja 1/8 10 50 60

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengujian ini sebagai berikut:

Menyiapkan sampel yang akan dilakukan pengujian.

Sebelum melakukan pengujian permukaan sampel dibuat menjadi rata

menggunakan amplas 120.

Meletakkan sampel pada dudukan rockwell.

Memutar dudukan Rockwell hingga panah pada dial gauge menunjukkan

pada titik merah.

Setelah itu memutar tuas unloading ke arah loading dan menunggu panah

yang berputar hingga berhenti. Lalu kemabali memutar tuas ke arah

unloading.

Melihat hasil pembacaan yang ditunjukkan oleh panah pada dial gauge.

Melakukan pengulangan masing-masing lima kali penjejakan dengan

daerah yang berbeda-beda.

Adapun hasil pengujian Rockwelldengan penahanan 10 detik yang

telah di lakukan di Politeknik Negeri Pontianak sebagai berikut

Page 53: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

38

Tabel 4.2 Hasil pengujian sebelum Heat Treatment

Sample Beban minor beban mayor Total Hasil

F0 (Kgf) F1(Kgf) ( Kgf ) ( Kgf )

1 10 50 60 38,5

2 10 50 60 38

3 10 50 60 39

4 10 50 60 39

5 10 50 60 38

Rata-rata= 38,5 Kgf

THB = 130−(ℎ1−ℎ0)

0,02

THB = 38,5

(ℎ1−ℎ0) = (130 – THB )0,02

(ℎ1−ℎ0) = (130 – 38,5 )0,02

(ℎ1−ℎ0) = 1,83 mm

Jadi rata – rata kedalaman hasil pengujian sebelum di Heat treatmentadalah

1,83 mm

Tabel 4.3 Hasil pengujian sesudah Heat Treatment pada mata pisau atas

Sample Beban minor beban mayor Total Hasil

F0 (kgf) F1(Kgf) ( Kgf ) ( Kgf )

1 10 50 60 49

2 10 50 60 49

3 10 50 60 47

4 10 50 60 49,5

5 10 50 60 50,5

Rata-rata = 49 Kgf

THB = 130−(ℎ1−ℎ0)

0,02

THB = 49

(ℎ1−ℎ0) = (130 – THB ) 0,02

(ℎ1−ℎ0) = (130 – 49 ) 0,02

Page 54: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

39

(ℎ1−ℎ0) = 1,62 mm

Jadi rata – rata kedalaman hasil pengujian sesudah di Heat treatment pada

mata pisau atas adalah 1,62 mm

Gambar 4.4 Grafik nilai kekerasan pada pengujian Bahan St 60

4.1.3 Mikro Struktur

Penulis melakukan Uji Mikro Struktur agar penulis dapat melihat perbedaan

kandungan karbon pada bahan St 60 yang sebelum dan sesudah di Heat

Treatment.Untuk dapat mengamati struktur mikro sebuah material oleh mikroskop

optik, maka harus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan pemolesan secara bertahap hingga lebih halus dari 0,5 mikron.

Proses

ini biasanya dilakukan dengan menggunakan ampelas secara bertahap dimulai

dengan grid yang kecil (100) hingga gird yang besar (2000). Dilanjutkan

dengan pemolesan oleh mesin poles dibantu dengan larutan pemoles.

2. Etsa dilakukan setelah memperluas struktur mikro. Etsa adalah membilas atau

mencelupkan permukaan material yang akan diamati ke dalam sebuah larutan

kimia yang dibuat sesuai kandungan paduan logamnya. Hal ini dilakukan untuk

memunculkan fasa-fasa yang ada dalam struktur mikro.

Untuk mengetahui sifat dari suatu logam, kita dapat melihat struktur

mikronya.Setiap logam dengan jenis berbeda memiliki struktur mikro yang

berbeda. Dengan melalui diagram fasa, kita dapat meramalkan struktur mikronya

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5

Sebelum Heat Treatment Sesudah Heat Treatment

Page 55: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

40

dan dapat mengetahui fasa yang akan diperoleh pada komposisi dan temperatur

tertentu. Dan dari struktur mikro kita dapat melihat :

Ukuran dan bentuk butir

Distribusi fasa yang terdapat dalam material khususnya logam

Pengotor yang terdapat dalam material

Dari struktur mikro kita juga dapat memprediksi sifat mekanik dari suatu

material sesuai dengan yang kita inginkan.

Dalam pengujian ini hanya dilakukan untuk menentukan kekerasan dari

suatu material. Kekerasan sendiri adalah suatu sifat mekanis yang berkaitan dengan

kekuatan (strength) dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam

logam. Pembentukan sifat-sifat dalam baja tergantung pada kandungan karbon,

temperatur pemanasan, sistem pendinginan, serta bentuk dan ketebalan bahan.

1. Pengaruh unsur karbon

Kekerasan baja ini tergantung dari pada jumlah karbon yang terkandung di

dalam baja, dimana makin tinggi prosentase karbonnya makin keras baja.

Berdasarkan kandungan karbonnya, baja dapat dikelompokkan menjadi :

a. Baja karbon rendah (low carbon steel) yang mengandung karbon kurang

dari 0.3%

b. Baja karbon sedang (medium carbon steel) yang mengandung karbon

0.3%-0.7%

c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) kandungan karbon sekitar 0.7%-

1.3%.

Dalam melakukan pengujian telah di lakukan pembesaran optic sebesar

200 x pembesran

Gambar 4.4 Struktur baja karbon rendah

Ferrit

Page 56: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

41

Batas butir sangat jelas terlihat, fasa didominasi oleh austenit dan

sedikit bainit. Kandungan karbon pada hasil mikroskop optic terlihat

bahwa ferit adalah yang berwarna putih dan pearlite yang berwarna gelap.

Paduan baja karbon rendah relatif lunak tetapi memiliki keuletan dan

ketangguhan yang tinggi.

Gambar 4.4 Struktur baja karbon tinggi

Batas butir menjadi sulit terlihat, fasa didominasi oleh pearlite dan sedikit

cementite.Kandungan karbon Struktur pearlit terlihat semakin banyak dan jelas.

Karena kadar karbonnya tinggi, kekerasan baja karbon tinggi melebihi baja karbon

lainnya (diasumsikan laju pendinginan berlangsung cepat).

4.1.4 Uji komposisi

Pengujian komposisi dilakukan dengan mesin spektrum komposisi kimia

Optical Emission Spectrometer untuk mengetahui persentase unsur kimia yang

terkandung di dalam spesimen. Unsur unsur yang terkandung di dalam baja sangat

mempengaruhi sifat mekanis dari baja yang bersangkutan. Jenis jenis baja pada

umumnya di tentukan berdasarkan kandungan unsur karbon yang terkandungdi

dalam material baja tersebut, pengujian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

Pearlit

e

Page 57: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

42

a. Bahan dihaluskan dengan menggunakan amplas

Gambar 4.5 Mesin Amplas

b. pengujian bahan uji komposisi

Gambar 4.6 Pengujian Komposisi

Page 58: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

43

Tabel 4.4 Hasil Uji Komposisi spesimen dasar Unsur Contoh Uji (%)

Unsur Kimia

Hasil pengujian

sebelum di Heat

TreatmenT

Hasil pengujian

sesudah di Heat

Treatment

Fe 99,0 90,5

C 0,116 1,45

Si 0,256 1,73

Mn 0,544 2,20

P 0,0118 0,132

S 0,0125 0,100

Cr 0,0156 0,0374

Mo 0,0005 0,0940

Ni 0,0043 0,0459

Al 0,0115 0,142

Co 0,0005 0,0033

Cu 0,0005 0,0079

Nb 0,0006 0,457

Ti 0,0020 0,184

V 0,0027 0,234

W 0,0028 1,64

Sn 0,0005 0,100

Page 59: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

44

Gambar 4.7 Grafik nilai pengujian komposisi pada Bahan St 60 yang

sebelum dan sesudah di Heat Treatment

Dari hasil pengujian yang telah di lakukan bahwa proses Heat Treatment

merupakan proses pengerasan material yang dapat menambah struktur Carbon.

Proses Heat Treatment yang di lakukan menggunakan dengan proses Queching

900° C dengan penahanan 15 menit dan di lakukann pendinginan menggunakan oli

bekas. Seperti di ketahui bahwa hal yang sangat mempengaruhi hasil kekerasan

adalah viskositas ( kekentalan ) dan densitas ( massa jenis ) dari pendingin yang di

gunakan. Viskotis merupakan tingkat kekentalan yang di miliki suatu fluida.

Semakin tinggi angka viskositasnya, maka semakin lambat laju pendinginannya.

Menurut Prihanto Trihutomo ( 2015 ) nilai viskositas dan densitas dari

media pendingin yang di gunakan :

1. Air Garam ( ρ = 1025 kg/𝑚3, v = 1,01 Pa.s )

Air garam memiliki viskositas yang rendah sehingga laju pendinginan cepat,

Massa jenisnya juga lebih besar di bandingkan dengan media pendingin

lainnya seperti air, solar, udara, dan oli

2. Air ( ρ = 998 kg/𝑚3, v = 1,01 Pa.s )

Air memiliki massa jenis yang besar, tetapi lebih kecil dari air garam,

kekentalannya rendah , sama dengan air garam, tetapi laju pendinginannya

lebih lambat dari air garam.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

C Si Mn P S Cr Mo Ni Al Co Cu Nb Ti V W Sn

Sebelum Heat treatment Sesudah heat treatment

Page 60: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

45

3. Oli ( ρ = 981 kg/𝑚3, v = 4,02 Pa.s )

Oli memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi di bandingkan media

pendingin lainnya dan massa jenisnya rendah, sehingga laju pendinginannya

lambat.

4. Udara ( ρ = 1,2 kg/𝑚3, v = 0,0000175 Pa.s )

Udara memiliki massa jenis dan viskositas yang sangat kecil sehingga laju

pendinginannya sangat lambat

Jadi untuk media pendingin yang baik untuk proses pengerasan pisau bahan St

60 adalah oli.

Pengukuran kekerasan Rockwell dengan penekan kerucut intan dan total

beban sebesar 60 Kgf, pengukuran dengan cara di tekan pada mata pisau dengan

waktu 10 detik dan di ambil dalam 5 sample supaya mendapatkan rata rata. Nilai

rata rata kekerasan mata pisau menggunakan media pendingin oli bekas 49 Kgf

sedangkan yang sebelum di lakukan proses Heat Treatment dengan hasil 38,5

sehingga di dapat perbandingan antara kedua 10 Kgf. Hal ini membuktikan bahwa

adanya pengaruh proses Heat Treatment dan pendinginan oli bekas.

Carbon yang terdapat dalam kandungan mata pisau yang setelah di lakukan

proses Heat Tretment dan pendinginan oli bekas dapat di lihat pada Struktur Mikro

dengan pembesaran optik 200 x pembesaran, dimana kandungan pearlite lebih

tinggi di bandingkan kandungan ferrit. Nilai unsur Carbon pada mata pisau yang

telah di lakukan Heat Treatment 1,45 sedangkan mata pisau sebelum di Heat

Treatment 0,116

Hasil pengujian Komposisi material mata pisau termasuk golongan baja

Carbon tinggi ( C ) 1,45, dengan penyusun utama Besi (Fe) sebesar 90,5

berpengaruh pada kekuatan dan kekerasan. Mangan (Mn) sebesar ˃ 2,20 untuk

memperbaiki dan meningkatkan kekuatan, kekerasan dan keuletan. Silika (Si)

sebesar 1,75 menambah kekuatan baja. Nikel (Ni) sebesar 0,0459 meningkatkan

sifat keuletan dan tahan karat. Tembaga (Cu) sebesar 0,0079 mempunyai sifat fisik

daya penghantar listrik yang tinggi, daya hantar panas dan tahan karat. Karbon (C)

1,45 menambah kekerasan baja. Kobalt (Co) sebesar 0,0033 meningkatkan sifat

kekerasan, tahan aus, tahan panas dan kemagnetan. Niobium (Nb) 0,457

meningkatkan sifat mekanis pada suhu tinggi. Molibdenum (Mo) sebesar 0,0940

menambah ketahanan terhadap suhu tinggi. Sulfat (S) sebesar ˃0,100

meningkatkan sifat mampu mesin. Wolfram (W) sebesar 1,64 menaikkan

Page 61: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

46

kekerasan dan keliatan. Vanadium (V) sebesar 0,234 memperbaikin kekuatan

tarik..Khrom (Cr) sebesar 0,0374 peningkatan kekuatan tarik, mampu keras, tahan

korosi, serta tahan pada suhu tinggi. Titanium (Ti) sebesar 0,184 pembentukan ferit

dan karbida. Phospor (P) sebesar 0,132 menjadikan baja lebih getas. Almunium

(Al) sebesar 0,142 meningkatkan keuletan dan tahan karat.

4.2 Data teknis KapasitasMesin

1. Daya mesin

a. ½ Hp

b. N 1420 rpm

c. Reduser 1 : 40

2. Kopling tetap

4.3 Analisa Gaya danPerhitungan

4.3.1 Perhitungan perbandingan putaran motor listrik dan reduser

Poros

Gambar 4.8 Putaran motor

Diketahui :

Putaran reduser ir=1 : 40

Putaran motor listrik n1=1420 rpm

Perbandigan putaran input reduser

Input=1420 rpm

Output = ir = n2

n1

n3 = n2

ir

n3= 1420

40

n3= 35,5

jadi putaran porosadalah 35,5 rpm

Motor listrik kopling

Reduser

k

Page 62: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

47

4.3.2 Mencari Luas Tembereng

Gambar 4.9 luas tembereng

Diketahui :

θ = 20○

𝑟 = 50 𝑚𝑚

Luas tembereng = Luas juring – Luas segitiga OAB

a. Luas juring =𝜃

360𝜋𝑟2

= 20

3603,14. 502

= 436,111cm2

b. Luas Segitiga OAB = 1

2𝑟2𝑠𝑖𝑛𝜃

= 1

2502 sin 2°

= 436,103cm2

c. Luas tembereng = 𝜃

360𝜋𝑟2 −

1

2𝑟2 𝑠𝑖𝑛𝜃

=436,111– 436,103cm2

= 0,086 cm2

4.3.3 Tegangan geser yang di ijinkan poros

Diketahui bahan poros = St 37 = 370 N/𝑚𝑚2

𝜏𝑔=𝜎𝑡

( 𝑠𝑓𝑘1. 𝑠𝑓𝑘2 ) (N/𝑚𝑚2 )

= 370

(6.0𝑥 2.0 ) = 30,83N/𝑚𝑚2

Page 63: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

48

4.3.4 Menghitung Daya Motor

Daya motor dapat dihitung dengan rumus berikut

P = (2𝜋𝑟𝑇) / 60

= ( 2 x3,14 x 25,4 x 9,46 ) / 60

= 25,14 watt = 0,033 Hp ( 1 watt = 0,00134 Hp )

Dari perhitungan yang didapat daya motor adalah 0,033 Hp, untuk

meningkatkan faktor keamanan penulis menggunakan motor 1 2⁄ Hp,

4.3.4 Perhitungan Momen Pada Poros

Gambar 4.10 Poros

Diketahui : d = 50,8 mm= 5,08 cm

t = 400 mm= 40 cm

a. Volume poros

V = 𝜋𝑟2𝑡

V = 𝜋 𝑥 5,082𝑥 40

=6.380cm3

b. Massa jenis poros

M = V x 𝜌

= 6.380 x 7,90

= 50.402 g

= 5.04 Kg

c. Berat poros

W = m . g

Page 64: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

49

W = 5.04 x 9,81

= 49,44 N

4.4 Perhitungan Kekuatan Las

Elektroda yang di gunakan adalah E60xx, dengan kekuatan mulur logam

345 N/mm2, ukuran tebal plat yang digunakan t (a) = 10 mm, 1 = 100

a. panjang efektif las

Ln = 1- (2 x a)

= 100-(2x10) = 80 mm

b. kekuatan bahan kawat las

tegangan tarik ijin

𝜎𝑡 = 0.6 𝑥 𝜎𝑦

=0.6 x 345 N/mm2

= 207 N/mm2

c. Tegangan geser ijin

𝜏𝑎 = 0,4 𝑥 𝜏𝑦

= 0,4 x 345 M/mm2

=138 N/mm2

d. Tenaga tarik yang terjadi pada lampu las

𝜎𝑡 =𝐹

2(ℎ 𝑥 𝑖𝑛)

Dimana :

Tebal las ( h ) = 0,707 x a

= 0,707 x 10

= 7,07 mm

Sehingga :

𝜎𝑡 =19,62 𝑁

2(7,07 𝑋 90)

= 0, 015 N/mm2

Dari hasil perhitungan di atas maka pengelasan aman karena 𝜎𝑡 = 207 𝑁/

𝑚𝑚2 >Tegangan tarik yang terjadi pada kiampuh las 𝜎𝑡 = 0,015𝑁

𝑚𝑚2

Page 65: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

50

4.5 Proses pembuatan dan perkaitan

Proses pembuatan merupakan tahap-tahap yang perlu dilakukan di dalam

pembuatan mesin pemotong alat aluminium, dengan tujuan agar proses pembuatan

lebih teratur, sehinggah tidak menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan seperti

waktu yang banyak terbuang ataupun kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi.

Perkaitan sendiri merupakan kegiatan yang di lakukan setelah pembuatan

selesai di mana di dalam perakitan sendiri harus menentukan bagian-bagian mana

yang harus di assembly terlebih dahulu.

4.6 Waktu pengajaran

4.6.1 Mesin Bubut

1. Pembubutan dudukan pisau

Dalam pembubutan dudukan pisau disini merupakan jenis

porosbertingkat dengan ukuran sebagai berikut

Ukuran bahan awal (d) = 101 mm x 90 mm

Ukuran jadi = Diameter besar (DI) = 97 mm x 40 mm

Diameter kecil (d2) = 66 mm x 47 mm

Panjang keseluruhan dudukan pisau 87 mm

- Pembubutan diameter besar

Cutting speed ( Vc) = 200 m/menit

Feed (s) = 0,5 mm/put

𝑛 =1000.𝑉𝑐

𝑛.𝑑

𝑛 =1000.200 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14.101=

200000 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

317,30 𝑚𝑚=630,31 rpm→ 700 𝑟𝑝𝑚

Dari perhitungan diatas di dapat hasil 630,31 rpm, jadi pada

kenyataannya yang di pakai dalam pengerjaan adalah 700 rpm.

- Pemakan awal ( diameter besar )

Ukuran bahan = 101 x 90

Ukuran jadi = ∅ 97 x 87 mm

Kedalaman pemakan pahat bubut 1 kali pemakanan = 0,5 mm

Panjang pembubutan ( L) = 90 mm

Sehingga waktu kerja mesin adalah

𝑇𝑚 = 𝐿

𝑠.𝑛

Page 66: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

51

= 90

0,2𝑚𝑚

𝑝𝑢𝑡𝑥 700

= 0,642 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Karena kedalaman yang harus dibubut adalah 3 mm, oleh karena

sekali pemakanan 0,5 jadi diameter berkurang 1 mm sekali pemakanan ( 3 :

1 = 3 kali pemakanan) maka waktu yang diperlukan adalah

0,642 x 3 = 1,92 menit

- Pemakan kedua ( diameter kecil )

Ukuran yang harus di bubut adalah ∅ 97 x 47 mm

Kedalam pahat bubut 1 kali pemakan = 0,5 mm

Panjang pembubutan 47 mm

Sehingga kerja mesin adalah

𝑇𝑚 = 𝐿

𝑠.𝑛

= 47

0,2𝑚𝑚

𝑝𝑢𝑡 𝑥 700

= 0.335 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Karena sekali pemakanan adalah 0,5 mm jadi ukuran 1 kali

pemakan berkurang 1 mm dan jauh pemakanan yang dilakukan adalah 31

mm untuk mencapai diameter yang diinginkan, maka ( 31 : 1 = 31 kali

pemakanan ) waktu yang dibutuhkan adalah 0,335 x 31 = 10,38 menit

Pembuatan ketiga

Proses pembubutan ketiga adalah pembubutan dalam dengan ukuran

diameter 50,8mm

Langkah-langkah yang di lakukan dalam proses pembubutan dalam

- Pengeboran dengan mata bor 10 mm

- Pengeboran dengan mata bor 10 mm

Cutting speed (vc) = 20 m/menit

Fees (s) = 0,8 mm/put

Jadi putaran yang di perlukan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut

𝑛 = 1000.𝑉𝑐

𝜋.𝑑

𝑛 = 1000.20𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14.10=

20000𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

31,4

= 636,94 𝑟𝑝𝑚 → 700 𝑟𝑝𝑚

Page 67: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

52

Dari hasil perhitungan di atas putaran yang digunakan untuk melakukan

pengeboran adalah 700 rpm .Jadi perhitungan waktu pengeboran dengan

kedalaman 87 mm ( 1 ) adalah sebagai berikut

L = 1 + (0,3 x d)

= 87 mm + (0,3 10 mm)

= 90 mm

𝑇𝑚 = 𝐿

𝑠.𝑛 =

90 𝑚𝑚

0,8.700= 0,160 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

- Pengeboran dengan diameter bor 20

Cutting speed (Vc) = 20 m/menit

Feed (s) = 0,8mm/put

𝑛 = 1000.𝑉𝑐

𝜋.𝑑

𝑛 = 1000.20𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14.20=

20000 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

62,8

= 318,4 rpm → 335 𝑟𝑝𝑚

Jadi waktu pengeboran dengan mata 20 dengan panjang pengeboran 87 m

(1) dapat dihitung dengan rumus berikut

L = 1 + (0,3 x d)

= 87 + (0,3 x 20)

= 93 mm

𝑇𝑚 = 𝐿

𝑠.𝑛

= 93 𝑚𝑚

0,8𝑚𝑚

𝑝𝑢𝑡 .335

= 0,347 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Pengeboran dengan mata bor 32

Cutting speed (Vc) = 20 m/ menit

Feed (s) = 0,8 mm/put

𝑛 = 1000.𝑉𝑐

𝜋.𝑑

𝑛 =1000.20𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14.32=

20000 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

100,48

= 199,04 rpm 224 rpm

Jadi waktu pengeboran dengan mata 32 dengan panjang pengeboran 87 m

(1) dapat di hitung dengan rumus berikut

L =1 + (0,3 x d)

Page 68: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

53

= 87 + (0,3 x 32

= 96,6

M = 96,6𝑚𝑚

0,8𝑝𝑢𝑡

𝑚𝑚,224 = 𝑜, 555

- Pengeboran dengan mata bor 48

Cutting speed (Vc) = 20 m/menit

Feed (s) = 0,8 mm/put

𝜋 =1000.𝑉𝑐

𝜋.𝑑

𝜋 = 1000.20𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14.48=

20000 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

150,72

= 132,69 rpm→ 224 𝑟𝑝𝑚

Jadi waktu pengeboran dengan mata 48 dengan panjang pengeboran 87 m

(1) dapat di hitung dengan rumus berikut

L = 1 + (0,3 x d )

= 87 + (0,3 x 48 )

= 101,4 mm

Tm = 𝐿

𝑠.𝑛

=101 𝑚𝑚

0,8𝑝𝑢𝑡.224𝑚𝑚 = 0,563 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

- Pembubutan dengan mata pahat bubut dalam

Cutting speed (Vc) = 75m/menit

Feed (s) = 0,5 mm/put

𝜋 = 1000.𝑣𝑐

𝜋.𝑑

𝜋 = 1000.75 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14.48=

75000 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

150,72 𝑚𝑚= 497 𝑟𝑝𝑚 → 450 𝑟𝑝𝑚

Dari perhitungan di atas di dapat hasil 252,12 rpm, jadi pada kenyataan nya

yang di pakai dalam pengerjaan adalah 450 rpm.

Kedalam pemakanan pahat bubut 1 kali pemakanan = 0,5 mm

Panjang pembubutan (L) = 87 mm

Sehinggah waktu kerja mesin adalah

𝑇𝑚 =𝐿

𝑠.𝑛=

87

0,2𝑝𝑢𝑡𝑥450𝑚𝑚 = 0,96𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Page 69: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

54

Karena kedalaman yang harus di bubut adalah 2,8 mm, oleh karena sekali

pemakanan o,5 jadi diameter berkurang 1mm sekali pemakanan ( 2,8 : 1 = 2,8 kali

pemakanan) maka waktu yang di perlukan adalah

O,96 + 10,38 + 0,160 + 0,374 + 0,563 + 2,688 = 16,613 menit

1. Proses pembubutan pisau

Dalam pembubutan pisau, di mana proses pembubutan ini hanya untuk

melakukan pembubutan dalam dengan ukuran sebagai berikut

Ukuran bahan awal = 101 mm x 7 mm

Ukuran jadi = diameter besar (DI) = 101 mm x 6mm

Diameter dalam = 66 mm x 7 mm

Cutting speed (Vc) = 75 mm/menit

Feed (s) = 0,5 mm/put

Pengeboran dengan mata bor 10 mm

Cutting speed (Vc) = 20 m/menit

Feed (s) = 0,8 mm/put

Jadi putaran yang di perlukan dapat di hitung berdasarkan rumus berikut

𝜋 =1000. 𝑉𝑐

𝜋. 𝑑

𝜋 =

1000.20𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14. 10=

20000𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

31,4

= 636,94 𝑟𝑝𝑚 → 700 𝑟𝑝𝑚

Dari hasil perhitungan di atas putaran yang di gunakan untuk melakukan

pengeboran adalah 700 rpm

Jadi perhitungan waktu pengeboran dengan kedalaman 6 mm (1) adalah

sebagai berikut

L = 1 + (0,3 X d)

= 6 mm + (0,3 x 10 mm)

= 9 mm

𝑇𝑚 = 𝐿

𝑠. 𝑛

𝑇𝑚 =9 𝑚𝑚

0,8 . 700= 0,016 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Pengeboran dengan diameter bor 20

Page 70: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

55

Cutting speed (Vc) = 20 m/menit

feed (s) = o,8 mm/put

𝜋 =1000. 𝑉𝑐

𝑛. 𝑑

𝑛 =

1000.20𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14 , 20=

20000𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

62,8

= 318,4 𝑟𝑝𝑚 → 450 𝑟𝑝𝑚

Jadi waktu pengeboran dengan mata 20 dengan panjang pengeboran 6 (1)

dapat di hitung dengan rumus berikut

L = 1 + (0,3 x d)

= 6 + (0,3 x 20)

= 12 mm

𝑇Pengeboran dengan mata bor 32

Citting speed (Vc) = 20 m/menit

Feed (s) = mm/put

𝑛 =1000.𝑉𝑐

𝑛.𝑑

𝑛 =1000.20

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14 ,32=

20000𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

100,48

= 199,14 𝑟𝑝𝑚 → 𝑟𝑝𝑚

Jadi waktu pengeboran dengan mata 20 dengan panjang pengeboran 87 m (1)

dapat di hitung dengan rumus berikut

L = 1 + (0,3 x d)

= 87 + (0,3 x 32)

= 101,4 mm

𝑇𝑚 = 𝐿

𝑠.𝑛

= 101 𝑚𝑚

08,𝑚𝑚

𝑝𝑢𝑡 .520

= 0,223

Pembuatan dengan mata pahat bubut dalam

Cutting speed (Vc) = 38m/menit

Feed (s) = 0,5 mm/put

𝑛 = 1000. 𝑉𝑐

𝑛 = 1000.38 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3,14.48=

38000 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

150,72 𝑚𝑚=252,12 rpm →700 rpm

Page 71: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

56

Dari perhitungan diatas di dapat hasil 252,12 rpm, jadi pada kenyataannya

yang di pakai dalam pengerjaan adalah 700 rpm.

Kedalaman pemakanan pahat bubut 1 satu pemakanan = 0,5 mm

Sehingga waktu kerja mesin adalah

𝑇𝑚 = 𝑙

𝑠.𝑛=

87

0,2𝑚𝑚

𝑝𝑢𝑡 𝑥 700 𝑚𝑚

= 0,642 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Karena kedalaman yang harus di bubut adalah 2,8 mm, dan dalam sekali

pemakanan 0,5 mm jadi diameter berkurang 1 mm sekali pemakanan ( 2,8 : 1 = 2,8

kali pemakanan ) maka waktu yang di perlukan adalah 0,642 x 2,8 = 1,92 menit

2. Pembubutan Poros

Dalam pembubutan poros, dimana dudukan pisau disini merupakan jenis poros

bertingkat dengan ukuran sebagai berikut

Ukuran bahan awal (d) = 50,8 mm x 60 mm

Ukuran jadi = diameter kecil 25,4 mm x 20 mm

= diameter besar 50,8 mm x 40 mm

Cutting speed (Vc) = 200 m/menit

Feed (s) = 0,5 mm/put

𝑛 = 1000.200

𝑚𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3.14.101=

200000𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

317,30 𝑚𝑚

= 630,31 rpm→700 rpm

Dari perhitungan diatas di dapat hasil 630,31 rpm, jadi pada kenyataannya

yang di pakai dalam pengerjaan adalah 700 rpm.

Kedalaman pemakanan pahat bubut 1 kali pemakanan = 0,5 mm

Panjang pembubutan (L) = 20 mm

Sehingga waktu kerja mesin adalah

𝑇𝑚 = 𝐿

𝑠.𝑛

= 20

0,5 𝑚𝑚

𝑝𝑢𝑡 𝑥 700

= 0,057 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Karena kedalaman yang harus di bubut adalah 25,4 mm, oleh karena sekali

pemakanan 0,5 jadi diameter berkurang 1 mm sekali pemakanan ( 25,4 : 1 = 25,4

kali pemakanan ) maka waktu yang diperlukan adalah 0,057 x 25,4 = 1,4478 menit

Karena ada 2 poros pemutar dengan ukuran yang sama maka waktu pembubutan

yang diperlukan adalah 1,4478 x 2 = 2,8956 menit

Page 72: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

57

4.6.2 Proses Pengeboran

Pengeboran pada plat dudukkan bantalan

Bahan : ST – 37

Ukuran awal bahan : P 300 mm x L 100 mm x T 10 mm

Cutting Speed (Vc) : 20 m/min.

Feed (s) : 0,2 mm/putaran

Diameter Bor : ∅ 10, ∅ 12

Putaran yang diperlakukan untuk proses pengeboran adalah :

𝑛 = 𝑉𝑐.1000

𝜋.𝑑

= 20.1000

636𝑅𝑝𝑚 = 700Rpm

Kedalaman pengeboran ∅ 10

L = 1 + 0,3. d

= 1 + 0,3. 10

= 3 𝑚𝑚

Waktu kerja mesin

Tm=𝐿

𝑠.𝑛

= 3 𝑚𝑚

0,1𝑚𝑚

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡𝑥 700 𝑅𝑝𝑚

= 0,04 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Kedalaman pengeboran ∅ 12

𝑛 =𝑉𝑐.1000

𝜋.𝑑

=20.1000

3,14,12

= 530 Rpm =500 Rpm

L = 1 + 0,3. d

= 1 + 0,3. 12

= 3,6mm

Waktu kerja mesin

Tm2 = 𝐿

𝑠.𝑛

= 3,6𝑚𝑚

0,1 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡× 500 𝑅𝑝𝑚= menit

Jadi waktu pengeboran yang diperlukan adalah ∅ 10 = 8

Page 73: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

58

0,04 x 8 = 0,32 menit

∅ 12 = 4

0,07 x 4 = 0,28 menit

4.7 Proses Pembuatan

Proses pembuatan mesin pemotong zincalume yang lebih di fokuskann

untuk zincalume dengan dimensi maksimal T 0,8 mm dan L = 400 adalah sebagai

berikut :

4.7.1 Proses pembuatan rangka/Body

Gambar 4.11 Rangka

a. Bahan yang di gunakan

- Besi profil U

- Dimensi bahan 600 x 300 mm

b. Alat yang di gunakan

- Mesin las

- Gerinda tangan

- Batu gerinda potong dan asah.

- Mistar baja

- Penitik

- Penggores

- Jangka sorong

c. Langkah pengerjaan

- Siapkan alat dan bahan

Page 74: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

59

- Lakukan pengukuran terhadap bahan sesuai ukuran pada gambar

kerja

- Potong bahan sesuai ukuran yang telah dibuat sesuai dengan gambar

kerja, berikan sedikit toleransi ukuran

- Sambung masing-masing bagian rangka/body dengan las

- Lakukan penghalusan permukaan pengelasan dengan gerinda

supaya terlihat lebih rapi.

4.7.2 Proses Pembuatan Pisau

Gambar 4.12 Mata Pisau

a. Bahan yang di gunakan

- poros ST60 : Dimensi 100mm x 7mm

b. Alat yang di gunakan

- Mesin bubut

- Pahat bubut

- Jangka sorong

- Ragum

- Penggores

- Jangka sorong

- Tool box bubut

- Mesin bor

- Mata bor M6

- Heat treatment

c. Langkah pengerjaan

- Siapkan alat dan bahan

Page 75: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

60

- Hidupkan mesin bubut lalu cekam benda kerja pada mesin bubut

pastikan benda kerja benar-benar center

- Bubut ratakan permukssn terlebih dahulu

- Kemudian bubut sesuai diameter sesuai dengan gambar

- Setelah itu lakukan pengeboran untuk mempermudah

pembubutan dalam.

- Setelah selesai di bubut, selanjutnya bor pisau dengan mata bor

M5,

- Lakukan pengetapan pada lobang yang telah di bor

- Kemudian lakukan pengerasan bahan dengan di tratmen hingga

mencapai suhu 800%

- Setelah di teratmen lakukan proses slindrical grinding untuk

proses pembubutan sudut pisau.

4.7.3 Proses Pembuatan Dudukan Pisau

Gambar 4.13 Dudukan pisau

a. bahan yang di gunakan

- poros : diameter 100 mm x 100mm

b. alat yang di gunakan

- mesin bubut (1 set)

- pahat bubut

- mesin bor

- mata bor 5

- tap M6

- penitik

- ragum

- penggores

Page 76: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

61

- janggka sorong

c. langkah pengerjaan

- siapkan alat dan bahan

- lakukan pembubutan sesuai dengan ukuran gambar kerja

- lakukan pengeboran untuk mempermudah dan

mempersingkatmelakukan pembubbutan dalam.

- Lakukan pengeboran dengan mata bor M5 pada bagian yang

telah ditentukan.

- Kemudian lakukan pembuatan ulir pada lobang yang telah di bor

menggunakan bor M5 dengan menggunakan tap M6

4.7.4 Proses Pembuatan Poros

Gambar 4.14 Poros

a. bahan yang di gunakan

- poros : dimensi bahan 50,8 mm x 65 mm

b.alat yang di gunakan

- mesin bubut (1 set)

- pahat bubut

- mesin frais

- mata frais

- mistar baja

- penggores

- Tool box bubut

- jangka sorong

- mata bor M 10, M20, M32, M48

c. keselamatan kerja

- Tidak mengantuk saat melakukan pekerjaan

- Tempatkan perlenggkapan kerja dengan baik

Page 77: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

62

- menggunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan

- menggunakan kaca mata saat proses pembubutan,

penggrindaandan pengeboran

- menggunakan atribut kerja seperti werpak.

d. Langkah pengerjaan

- Siapkan alat dan bahan

- pasang bahan pada mesin bubut

- Pastikan bahan telah di pasang Center

- Bubut permukaan luar terlebih dahulu

- Lakukan pembubutan pemakanan sampai dengan diameter yang di

inginkan

- Bubut sesuai dengan gambar kerja

- Kemudian lakukan pembubutan alur pasak.

4.7.5 Proses Pembuatan Plat Dudukan Bantalan

Gambar 4.15 Plat dudukan Bantalan

a. Bahan yang di gunakan

- Plat : Dimensi bahan 10 mm x 300 mm

b. Alat yang di gunakan

- Mesin gerinda tangan

- Mata bor 10

- Mata gerinda potong

- Mata gerinda asah/canai

- Penggores

- Mesin bor

Page 78: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

63

- Jangka sorong

- Mistar baja

- Penyiku

c. Langkah Pengerjaan

- Siapkan alat da bahan

- Ukur benda kerja sesuai gambar

- Berikan garis untuk mempermudah saat melakukan pemotongan

- Potong menggunakan gerinda sesuai dengan ukuran gambar kerja

- Rapikan sisi plat menggunakan batu gerinda asahBor plat dengan

dimater lobang 10mm

4.7.6 Proses Pembuatan Dudukan Mesin

Gambar 4.16 Dudukan Mesin

a. Bahan yang di gunakan

- Besi profil U

- Dimensi bahan 600 x 300 mm

b. Alat yang di gunakan

- Mesin las

- Mesin bor

- Gerinda tangan

- Batu gerinda potong dan asah

- Mistar baja

- Mata bor M 10

- Penetik

- Pengores

- Jangka sorong

Page 79: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

64

c. Langkah pengerjaan

- Siapkan alat dan bahan

- kukan pengukuran terhadap bahan sesuai ukuran pada gambar kerja

- Potong bahan sesuai ukuran yang telah di buat sesuai dengan

gambar kerja, berikan sedikit toleransi ukuran

- Sambung masing-masing bagian rangka/body dengan las

- lakukan pengeboran untuk lobang kaki mesin

- Lakukan penghalusan permukaan pengelasan dengan gerinda

supaya terlihat lebih rapi.

4.7.7 Proses Pembuatan Siku Penahan

Gambar 4.17 Siku penahan

a. Bahan yang di gunakan

- Besi profil L

- Dimensi bahan 521 x 40 mm

b. Alat yang di gunakan

- Mesin las

- Mesin bor

- Gerinda tangan

- Batu gerinda potong dan asah.

- Mistar baja

- Mata bor M10

- Penitik

- Penggores

- Jangka sorong

c. Langkah pengerjaan

- Siapkan alat dan bahan

- Lakukan pengukuran terhadap bahan sesuai ukuran pada gambar

kerja

Page 80: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

65

- potong bahan sesuai ukuran yang telah dibuat sesuai dengan

gambar kerja, berikan sedikit tolenransi ukuran

- Lakukan pengeboran untuk lubang baut

- Lakukan penghalusan permukaan pengelasan dengan gerinda

supaya terlihat lebih rapi

4.7.8 Proses Pembuatan Dudukan Ulir Penekan

Gambar 4.18 Dudukan Ulir Penekan

a. Bahan yang di gunakan

- Plat

- Dimensi bahan 240 x 5 mm

b. Alat yang di gunakan

- Mesin las

Mesin bor

- Gerinda tangan

- Batu gerinda potong dan asah

- Mistar baja

- Mata bor M12

- Penitik

- Penggores

- Jangka sorong

c. Langkah pengerjaan

- Siapkan alat dan bahan

- Lakukan pengukuran terhadap bahan sesuai ukuran pada gambar

kerja

- potong bahan sesuai ukuran yang telah dibuat srsuai dengan

gambar kerja, berikan sedikit toleransi ukuran

- Lakukan pengeboran pada bagian tengah plat

Page 81: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

66

- Las nut M12 pada plat

- lakukan penghalusan permukaan pengelasan dengan gerinda

supaya terlihat lebih rapi

4.8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )

Dalam pembuatan mesin pemotong zincalume ini perlu diperhatikan

kesehatan dan keselamatan ( K3 ) diantaranya adalah:

1. Menggunakan kaca mata

2. Menggunakan sarung tangan

3. Menggunakan baju werpak

4. Menggunakan sepatu safety

4.9 Perakitan

Perakitan merupakan kegiatan untuk melakukan assembly semua

bagian/komponen dari mesin pemotong zincalume, berikut adalah langkah

dalam perakitan mesin pemotong zincalume

1. Pelajari terlebih dahulu gambar kerja dan gambar assembly

2. Menyatukan rangka kiri dan kanan menggunakan baut

3. Menyatukan dudukan mesin dengan rangka menggunakan las

4. Menyatukan dudukan Pillow block pada rangka menggunakan las

5. Pasangkan terlebih dahulu pisau pada poros

6. Kemudian pasang poros bawah beserta pillow block pada dudukan kunci

menggunakan baut

7. Pasang poros atas beserta pillow block pada dudukan

8. Pasang dudukan penyetel kunci menggunakan baut

9. Pasang penyetel pada dudukannya

10. Pasang poros penahan

11. Pasang roda gigi kunci dengan pasak dan baut

12. Pasang gearbox pada dudukan mesin kunci menggunakan baut

13. Pasang motor listrik pada dudukan mesin beserta kopling penghubung

gear box dan motor listrik.

4.10 Finishing

Merupakan proses pengerjaan akhir dalam merancang suatu alat, dengan

tujuan agar alat lebih terlihat menarik dan rapi. Adapun pengerjaan finishing ini

Page 82: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

67

meliputi membersihkan sisi-sisi bahan yang masih tajam akibat penggrindaan dan

melakukan pengecatan di beberapa bagian agar mesin yang dibuat terlihat lebih

rapi dan tahan terhadap korosi

4.11 Estimasi Biaya

Di dalam proses pembuatan alat, dibutuhkan juga estimasi dari biaya-biaya

yang dibutuhkan dalam pembuatan alat, adapun biaya-biaya tersebut seperti yang

terlampir pada tabe 3.1 di bawah ini :

Tabel 4.6 Estimasi Biaya

Barang Ukuran Banyak Harga Satuan Harga

Poros St 37 1500 X 50,8 (mm) 1 btg Rp 250.000 Rp 375.000

Poros St 60 101 X 90 (mm) 1 btg Rp 400.000 Rp 400.000

Plat 10 mm 300 X 440 x 10 (mm) 1 Bh Rp. 120.000 Rp 80.000

Elektroda Las 14⁄ kotak Rp 160.000 Rp 40.000

Batu Grinda Potong 10 Bh Rp 7.000 Rp 70.000

Batu Grinda Asah 4 Bh Rp 9.000 Rp 36.000

Baut dan Mur M10 x 4 20 Bh Rp. 1.500 Rp 30.000

Vilo Block UCT 2015 2 Rp 65.000 Rp 130.000

Vilo Block UCF 205 2 Rp 45.000 Rp 90.000

Motor Listrik 12⁄ hp 1 Rp 800.000 Rp 800.000

Besi U 3 m 1 Rp 30.000 Rp 90.000

Besi L 2,5 m 1 Rp 20.000 Rp 20.000

Reduser/gear box 1:40 1 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

Baut dan Mur L M6 8 Rp 450 Rp 3600

Roda gigi Z = 36 2 Bh Rp 1.000.000 Rp 2.000.000

Tiner 1 klg Rp 18.000 Rp18.000

Cat 1 klg Rp 12.000 Rp 12.000

Amplas 5 lbr Rp 4.000 Rp 20.000

Jumlah Rp 5.914.600

Page 83: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

68

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembuatan alat pada mesin pemotong

zincalume yang telah di lakukan, di dapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Redesain mata pisau pemotong zincalume bahan ST 60 dengan perlakuan panas

Heat Treatment dengan sifat Quenching dapat menghasilkan kekerasan yang

lebih tinggi di bandingkan bahan St 60 yang sebelum di Heat Treatment

2. Dari hasil pengujian di peroleh nilai kekerasan pada baja St 60 sebelum di Heat

Treatment rata rata 38,5 Kgf dan yang sesudah Heat Treatment di dapat rata

rata 49 Kgf sehingga di dapat perbandingan 10 Kgf

3. Struktur mikro yang terjadi pada baja bahan ST 60 menunjukan bahwa

kandungan Carbon sebelum Heat Treatment sebesar 0,116, dan kandungan

Carbon sesudah di Heat Treatment sebesar 1,45 sehingga di dapat besar

kandungan Carbon pada St 60 yang sesudah di Heat Treatment

4. Mesin pemotong zincalume ini dapat memotong zincalume dengan ketebalan

maksimum 1 mm

5. Dari hasil pemotongan mesin ini dapat memotong sepanjang 1 m dalam waktu

15 detik

6. Mesin pemotong zincalume ini dapat membantu untuk proses pemotongan

zincalume di dunia industry

5.2 Saran

Adapun saran masukan yang dapat penulis sampaikan terkait perencanaan mesin

pemotong zincalume ini adalah sebagai berikut

1. Agar hasil pemotongan lebih bagus dan lurus, maka dapat di buatkan pembatas

atau pengarah

2. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik sebaiknya setting terlebih

dahulu mata pisau dengan benar

3. Sebelum mengoperasikan mesin terlebih dahulu periksa kekuatan baut

koplingdan periksa roda gigi

4. Mesin ini dapat di kembangkan kembali atau di modifikasi agar mendapatkan

hasil yang sempurna dan bermanfaat bagi masyarakat atau dunia industry

Page 84: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

69

5. Perlu di lakukan redesain mesin agar bisa di gunakan untuk produksi besar

yang bisa mencakup panjang dan ketebalan yang lebih dari sebelumnya

6. Perawatan pada mesin ini juga di perlukan, terutama pada bantalan serta mata

pisau

7. Keselamatan kerja (K3) harus di utamakan

Page 85: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

70

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Kharis Nur Zaman,Zulfah,Tofik Hidayat.,Perancangan alat pemotong besi

untuk meningkatkan kecepatan potong., Universitas Pancasakti Tegal

Andreas Surjaka Ispandriatno.,RhadianKrisnaputra.,Ketahanan korosi baja di

lingkungan air laut., Universitas Gajah Mada

Ary Setya Kurniawan.,Solichin.,Analisis kekuatan tarik dan struktur mikro pada baja

St 41 akibat perbedaan ayunan elektroda pengelasan SMAW.,Tahun 22,No

2.Oktober 2014.,Universitas Negeri Malang

Asfarizal., Suhardiman.,Analisis kekerasan prilaku baja ringan dengan pendinginan

sistem pancaran pada tekanan 20, 40, dan 60 psi., Institut Teknologi

Padang

Carli.,analisis hasil pemotongan press tool pemotong strip plat pada mesin tekuk

hidrolik promecam di laboratorium permesinan.,Politeknik Negeri

Semarang

Franz Norman Azzy.,perancangan mesin notching untuk proses sheet metal forming .,

vol.1 No 2 juli 2014,.Institut Sains &AKPRIND Yogyakarta

Rina Dwi Yani.,Tri Pratomo.,Hendro Cahyono.,Pengaruh Perilakuan terhadap

struktur mikro logam St 60.,Politeknik Negeri Pontianak

Sukanto Jatmiko.,Sarjito Jokosisworo.,Analisa kekuatan puntir dan kekuatan lentur

putar pada poros St 60 sebagai aplikasi perancangan bahan poros baling

baling kapal., Fakultas Teknik UNDIP

Suratman.,Rancang bangun mesin pemotong zincalume.,Tahun 2016.,Politeknik

Negeri Pontianak

Totok Sugiarto.,pengaruh jenis dan tebal plat terhadap gaya potong pada mesin

nibring., vol.1 No 2 juni 2008,.Institut Teknologi Nasional Malang

Page 86: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

1

LAMPIRAN

Page 87: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

1

Page 88: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

1

Page 89: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

2

Page 90: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

3

Page 91: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

1

Page 92: SKRIPSI - repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/815/1/SKRIPSI ANALISA KEKERASAN MATA … · ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS ( HEAT TREATMENT ) SKRIPSI BIDANG

2