skripsi

5
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan IPTEK menuntut industri manufaktur harus mampu bersaing dalam beberapa faktor penting, seperti peningkatan kualitas produk, kecepatan proses manufaktur, penurunan biaya produksi, produksi yang aman dan ramah lingkungan. ( Tri Ujan Nugroho, dkk., 2012). Untuk kepentingan proses permesinan agar berjalan lancar dan hasil permukaan bagus, maka semua komponen yang terlibat dalam proses tersebut harus berjalan dengan baik dan tidak ada kesalahan atau kerusakan pada alat-alatnya. Salah satu peralatan untuk proses produksi adalah mesin bubut. (Athanasius P Bayuseno, 2010) Parameter yang mempunyai peranan penting adalah karakteristik pahat, karena hampir seluruh pemesinan menggunakan pahat dalam bekerja. Selain itu, pahat juga menentukan kualitas produk, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemesinan terutama dalam hal waktu dan biaya produksi. ( Tri Ujan Nugroho, dkk., 2012). Di samping penggunaan pahat, parameter lain yang harus diperhitungkan adalah fluida pendingin (coolant). Aplikasi fluida pendingin adalah memperbaiki kualitas produk dan memperbaiki umur pahat selama proses 1

description

pendingin

Transcript of skripsi

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerkembangan IPTEK menuntut industri manufaktur harus mampu bersaing dalam beberapa faktor penting, seperti peningkatan kualitas produk, kecepatan proses manufaktur, penurunan biaya produksi, produksi yang aman dan ramah lingkungan. ( Tri Ujan Nugroho, dkk., 2012). Untuk kepentingan proses permesinan agar berjalan lancar dan hasil permukaan bagus, maka semua komponen yang terlibat dalam proses tersebut harus berjalan dengan baik dan tidak ada kesalahan atau kerusakan pada alat-alatnya. Salah satu peralatan untuk proses produksi adalah mesin bubut. (Athanasius P Bayuseno, 2010)Parameter yang mempunyai peranan penting adalah karakteristik pahat, karena hampir seluruh pemesinan menggunakan pahat dalam bekerja. Selain itu, pahat juga menentukan kualitas produk, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemesinan terutama dalam hal waktu dan biaya produksi. ( Tri Ujan Nugroho, dkk., 2012).Di samping penggunaan pahat, parameter lain yang harus diperhitungkan adalah fluida pendingin (coolant). Aplikasi fluida pendingin adalah memperbaiki kualitas produk dan memperbaiki umur pahat selama proses pemotongan. Pendingin berfungsi untuk menurunkan temperature pemotongan dan juga sebagai pelumas. ( Tri Ujan Nugroho, dkk., 2012).

Menurut Ferydyanto (2012), meneliti tentang Analisis Kekasaran Permukaan Benda Kerja Hasil Proses Bubut pada Baja ST 42 Akibat Variasi debit Cairan pendingin, dalam penelitian ini parameter yang digunakan adalah kedalaman pemakanan dengan variasi kedalaman 0,5; 1 dan 1,5. Variasi putaran spindel yaitu 290, 370, 460 (RPM). Cairan pendingin yang digunakan yaitu cairan pendingin emulsi dengan air dengan perbandingan 1:20 dan menggunakan variasi debit cairan pendingin0,01; 0,00625: 0,0045 (L/detik). Dari penelitian dihasilkan pengaruh parameter proses bubut diatas dengan nilai kekasaran dan laju keausan paling tinggi. Nilai kekasaran permukaan paling rendah terjadi pada debit cairan pendingin (q) 0,01 L/detik, putaran spindel (n) 370 Rpm, dan kedalaman pemakanan (a) 0,5 mm dengan nilai log kekasaran 2,98 m. Sedangkan Nilai kekasaran permukaan paling rendah terjadi pada debit cairan pendingin (q) 0,0045 L/detik, putaran spindel (n) 460 Rpm, dan kedalaman pemakanan (a) 1,5 mm dengan nilai log kekasaran 2,98 m.

Hamka munir, dkk menyatakan bahwa, dalam suatu proses pemesinan, satu pertimbangan penting dalam produksi berkelanjutan adalah pengurangan konsumsi energi. Permesiana merupakan bagian terpadu dalam produksi. Dengan mengurangi konsumsi energi dalam mesin akan memberikan kontribusi dalam pengurangan konsumsi energi dalam mesin akan memberikan kontribusi dalam pengurangan konsumsi energi untuk memproduksi satu bagian.

Pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa pada kecepatan potong 180m/min dengan laju pemakanan 0.105 mm/rev didapatkan hasil kekerasan permukaan terkecil yaitu dengan nilai Ra 1.40 m dan konsumsi energy terkecil di dapatkan pada kecepatan potong 550 m/min dengan laju pemakanan 0.205 mm/rev dengan nilai Etotal 254.03 kWs. ( Hamka Munir, dkk )

Dari beberapa penelitian sebelumnya, variasi debit cairan pendingin berpengaruh terhadap tingkat kekasaran permukaan dan penurunan konsumsi daya pada motor. Dengan menurunnya konsumsi daya pada motor, akan meningkatkan efisiensi dan efektvitas pada suatu proses produksi.

1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu bagaimana pengaruh variasi debit cairan pendingin terhadap kekasaran permukaan benda kerja dan berapa konsumsi daya motor yang di butuhkan akibat adanya penggunaan cairan pendingin.1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dibahas adalah:a. Mengetahui pengaruh variasi debit cairan pendingin terhadap kekasaran permukaan benda kerja.b. Mengetahui konsumsi daya motor yang di butuhkan.c. Mengetahui pada debit keberapa cairan pendingin dapat bekerja optimal1.4 ManfaatPenelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman pengembangan teknologi manufaktur dan dapat memberikan kontribusi tentang referensi bagaimana menggunakan cairan pendingin agar dapat bekerja maksimal pada konsumsi daya motor dan dapat di terapkan di dunia industri.1.5 Batasan MasalahUntuk mengetahui dan memberikan gambaran mengenai masalah-masalah apa saja yang akan dibahas pada penelitian ini. Maka perlu diberikan batas pembahasan yang nantinya akan terfokus pada masalah.Adapun batasannya adalah sebagai berikut:1. Cairan pendingin yang digunakan adalah soluble oil.2. Jenis mesin bubut yang digunakan adalah Aciera.3. Pahat yang di gunakan adalah HSS.4. Benda kerja yang digunakan adalah almunium tipe 6061.5. Hanya pada pengerjaan bubut roughing.6. Tidak meneliti tentang keausan pahat.7. Putaran spindle hanya pada kecepatan 800 rpm

1