Skripsi
description
Transcript of Skripsi
-
PENGARUH PEMANFAATAN BIJI PEPAYA DAN MINYAK KELAPA
TERHADAP PERUBAHAN WARNA RAMBUT BERUBAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Diploma Empat (D4)
Pendidikan Tata Rias Dan Kecantikan pada Jurusan Kesejahteraan
Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Oleh:
NANDA SUCI BUDIMAN
00685 / 2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN
JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
-
i
ABSTRAK
Nanda Suci Budiman. Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya dan Minyak
Kelapa Terhadap Perubahan Warna Rambut Beruban. Skripsi Jurusan
Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
Uban adalah rambut yang berubah warna menjadi putih pada usia 45 tahun
ke atas dan merupakan kelainan atau penyakit yang merusak terhadap kulit kepala
dan rambut itu sendiri yang sering muncul pada usia 45 tahun. Rambut beruban
dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri seseorang dalam pergaulan. Selain
itu rambut beruban juga dapat menimbulkan rasa gatal dikulit kepala. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis perubahan warna rambut beruban dengan
pemanfaatan biji pepaya dan minyak kelapa yang dinilai dari segi warna rambut.
Jenis penelitian ini termasuk pada quasi eksperimen dengan desain the non
equivalent control group. Objek pada penelitian ini adalah rambut beruban yang
tumbuh karena faktor usia, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah lima
orang ibu-ibu yang belum pernah melakukan pewarnaan rambut dan memiliki
25% rambut beruban. Pengambilan sampel dilakukam dengan teknik purposive
sampling yang dilakukan secara volunteer. Penelitian ini terdiri dari tiga
perlakuan yang berbeda yaitu kelompok kontrol (tanpa pemanfaatan biji pepaya
dan minyak kelapa), kelompok eksperimen 1 (pemanfaatan biji pepaya yang
dicampurkan dengan minyak kelapa), kelompok eksperimen 2 (pemanfaatan biji
pepaya yang dicampurkan dengan air). Data yang terkumpul dari penelitian
berupa data primer yang diperoleh langsung dari sampel dengan mengisi format
penilian yang disediakan. Data penelitian yang terkumpul dianalisis menggunakan
uji t, analisis varians (ANAVA) dan terakhir dilanjutkan dengan uji DUNCAN
apabila terdapat perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa perubahan warna
rambut beruban tanpa pemanfaatan biji pepaya pada kelompok kontrol tidak
memperlihatkan perubahan yang lebih baik pada indikatornya. Kelompok
eksperimen 1 dengan frekuensi pemanfaatan biji pepaya yang dicampurkan
dengan minyak kelapa memperlihatkan pengaruh yang signifikan pada setiap
indikatornya demikian juga pada eksperimen 2 dengan frekuensi pemakaian
pemanfaatan biji pepaya yang dicampurkan dengan air menunjukkan hasil yang
signifikan pada setiap indikatornya. Perbedaan pengaruh perubahan warna rambut
beruban antara tiga kelompok perlakuan menunjukkan hasil yg signifikan pada
setiap indikator dengan Fh (5,912) > Ft(3,55). Setiap indikator dilanjutkan dengan uji
Duncan menunjukkan perbedaan kelompok secara signifikan. Pemanfaatan biji
pepaya dapat merubah warna rambut beruban secara bermakna dengan frekuensi
pemakaian terbaik pada kelompok pemanfaatan biji pepaya yang dicampurkan
dengan minyak kelapa.
-
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Terhadap Perubahan
Warna Rambut Beruban dengan baik. Skripsi ini bertujuan untuk melengkapi
salah satu syarat dalam proses penyelesaian gelar Sarjana (D4) Program Studi
Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang.
Dalam proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini, penulis telah
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dengan hati yang
tulus dan ikhlas kepada :
1. Bapak Drs. H. Ganefri, Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik UNP.
2. Ibu Dra. Ernawati, M.Pd selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT
UNP.
3. Ibu Kasmita, S.Pd, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Keluarga
FT UNP.
4. Ibu Dra. Rahmiati, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Rias dan
Kecantikan Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT UNP serta selaku Dosen
Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.
-
iii
5. Ibu Dra. Rostamailis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Penasehat
Akademik (PA) yang membimbing dan memberikan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Teknisi Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT
UNP.
7. Orangtuaku yang tercinta, adik-adikku yang kusayang yang telah memberikan
dukungan moril dan materil yang tidak terhingga dalam penyelesaian skripsi
ini.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan serta pihak yang telah memberikan motivasi
dan bantuan selama proses penulisan skripsi ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Walaupun pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini
telah dilakukan secara maksimal, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa
kekurangan dan kekeliruan tidak luput dari skripsi ini. Karena itu masukan dan
saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini sangat
diharapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak. Amin.
Padang, Juli 2013
Penulis
-
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 10
C. Batasan Masalah ................................................................................... 11
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 12
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 13
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori ......................................................................................... 14
1. Rambut Beruban ..................................................................... 14
2. Pewarnaan Rambut ................................................................. 22
3. Pemanfaatan Biji Pepaya Sebagai Perubahan warna
Rambut Beruban ..................................................................... 24
4. Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Dengan
-
v
Memanfaatkan Biji Pepaya .................................................... 27
B. Kerangka Konseptual Pemanfaatan Biji Pepaya Terhadap Perubahan
Warna Rambut Beruban ........................................................................... 29
C. Hipotesis ............................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................. 31
B. Populasi Penelitian ............................................................................... 32
C. Sampel .................................................................................................. 33
D. Defenisi Operasional Variabel ............................................................. 34
E. Prosedur Penelitian ............................................................................... 34
F. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 39
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi ..................................... 40
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................................... 45
B. Pembahasan ........................................................................................ 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 63
B. Saran ................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
-
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan Pepaya ..................................................................................... 8
2. Kategori Penilaian Warna Rambut Yang Dihasilkan Dari Pemanfaatan
Biji Pepaya Terhadap Perubahan Warna Rambut Beruban ....................... 42
3. Rumus Analisis Varians ............................................................................. 44
4. Skor Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Pada Kelompok
Kontrol (X1) ............................................................................................. 46
5. Skor Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Pada
Kelompok Eksperimen Dengan Menggunakan Bubuk Biji Pepaya
Campuran Minyak Kelapa (X2) ................................................................ 49
6. Skor Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Pada
Kelompok Eksperimen Dengan Menggunakan Bubuk Biji Pepaya
Campuran Air (X3) ................................................................................... 53
7. Analisis Uji t Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Terhadap Warna
Rambut Beruban Memakai Campuran Minyak Kelapa ............................. 57
8. Analisis Uji t Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Terhadap Warna
Rambut Beruban Memakai Campuran Air .............................................. 57
9. Hasil Analisis Varian Terhadap Tiga Kelompok sampel .......................... 58
10. Hasil Analisis Duncan Terhadap Tiga Kelompok Sampel ........................ 59
-
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ................................................................................. 29
2. Desain Penelitian.. ...................................................................................... 31
3. Bagan Proses Pelaksanaan Perubahan Warna Rambut Beruban ............... 38
4. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian (pretest) ................................ 47
5. Gambar perlakuan pertama sampai perlakuan ........................................... 47
6. Histogram Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Pada
Kelompok Kontrol ..................................................................................... 48
7. Gambar kondisi awal sebelum dilakukan penelitian (pretest) ................... 50
8. Gambar warna uban tidak berubah ............................................................ 50
9. Gambar warna uban menjadi abu-abu........................................................ 51
10. Gambar warna uban menguning ................................................................ 51
11. 11. Histogram Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban
Pada Kelompok Eksperimen 1 Dengan Menggunakan Campuran
Minyak Kelapa (X2) .......................................................................... 52
12. Gambar kondisi awal sebelum dilakukan penelitian (pretest) ................. 54
13. Gambar warna uban tidak berubah ............................................................ 54
14. Gambar warna uban menjadi abu-abu........................................................ 55
15. Gambar warna uban menguning ................................................................ 55
16. Histogram Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban
Pada Kelompok Eksperimen 2 Dengan Menggunakan Campuran Air ...... 56
-
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Izin Melakukan Penelitian ................................................................ 69
2. Format penilaian......................................................................................... 70
3. Surat Pernyataan......................................................................................... 71
4. Surat Pernyataan Subjek Penelitian .......................................................... 72
5. Deskripsi Data Statistik Perlakuan Ketiga Kelompok
Eksperimen................................................................................ ................. 73
6. Analisis Uji Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Memakai Campuran
Minyak Kelapa ........................................................................................... 74
7. Analisis Uji t Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya memakai
Campuran Air ............................................................................................. 75
8. Analisis Varians Tiga Kelompok Sampel ................................................. 76
9. Analisis Duncan Pemanfaatan Biji Pepaya Terhadap Perubahan
Warna Rambut Beruban ............................................................................ 77
10. Skor Dari Keseluruhan Perlakuan .............................................................. 78
11. Foto Alat, Bahan dan Lenan....................................................................... 79
12. Proses Kerja ............................................................................................... 84
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rambut telah dikenal sejak dahulu dengan julukan Mahkota bagi
kaum wanita. Tetapi di zaman yang sudah maju seperti sekarang ini, julukan
tersebut tidak lagi hanya tertuju kepada kaum wanita, namun juga terhadap
kaum pria. Rambut berfungsi sebagai pelindung kulit kepala dari berbagai hal
seperti bahaya benturan atau pukulan benda keras, sengatan sinar matahari
dan juga merupakan pendukung dari penampilan pemiliknya. Oleh karena itu,
rambut yang tebal, panjang, hitam, berkilau, sehat dan mudah diatur
memberikan daya pesona bagi pemiliknya.
Untuk memperoleh rambut yang tebal, hitam, sehat dan mudah diatur
tertentu membutuhkan perhatian dan perawatan yang kontiniu. Andrean
(2008: 4) menjelaskan bahwa ciri-ciri dari rambut yang sehat adalah dapat
bergerak dengan mudah karena teksturnya yang lembut dan berkilau, setiap
pori-pori kulit kepala yang sehat mengandung tiga batang rambut, akan tetapi
bila hanya satu batang rambut menandakan bahwa ada masalah di kulit
kepala. Dengan demikian rambut yang sehat berawal dari kulit kepala yang
sehat, bersih dari berbagai gangguan atau kelainan-kelainan pada kulit kepala
dan rambut. Rambut memiliki sifat yang berlainan dengan kulit, maksudnya
rambut tidak mempuyai kemampuan untuk memperbaiki kerusakan dirinya
sendiri. Rambut yang telah terbentuk merupakan benda mati dan jika terjadi
kerusakan, hanya dapat diperbaiki oleh pertumbuhan rambut baru yang
-
2
tentunya memerlukan waktu yang cukup lama. Rostamailis (2005:157)
menyatakan bahwa seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka
rambut dan kulit kepala juga mengalami perubahan yakni dapat berupa
kering, berlemak, berketombe, beruban,dsb. Dilain pihak Rostamailis dkk
(2008: 1) menjelaskan bahwa selain dipengaruhi oleh usia tua, rambut yang
mengalami gangguan atau kerusakan yang pada dasarnya dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti gizi makanan, gangguan pembuluh darah, gangguan
hormon, pengaruh kosmetik, sinar matahari, iklim, depresi mental, sehingga
mengakibatkan rambut terlihat kusam dan susah diatur serta rambut beruban.
Terkait dari penjelasan di atas, jelaslah dengan bertambahnya usia,
rambut sering mengalami gangguan atau kerusakan sehingga perlu dirawat
agar terhindar dari berbagai penyakit rambut dan tetap sehat, indah serta
menarik. Namun kenyataan yang sering ditemui sekalipun rambut sudah
dirawat, banyak terlihat baik wanita maupun pria mengalami kelainan rambut
yakni rambut rontok, rambut berketompe, rambut kering, rambut bermutiara
dan rambut beruban.
Salah satu masalah rambut yang dialami masyarakat adalah uban.
Rambut beruban merupakan salah satu penyakit yang terdapat pada rambut.
Berkurangnya atau menghilangnya melanin berhubungan dengan kehilangan
aktivitas tirosinase dalam melanosit secara progresif, Kusumadewi (1999:48).
Sedangkan Asep (2011) menyatakan Uban adalah rambut yang berubah
warna menjadi abu-abu kemudian putih. Rambut asli orang Indonesia pada
-
3
umumnya memiliki warna hitam atau gelap karena memiliki kandungan kadar
melanin yang lebih tinggi.
Sementara Tilaar (1989: 97) menyatakan bahwa; rambut uban berarti
mengandung melanin yang sangat sedikit bahkan tidak terlihat sama
sekali. Makin sedikit/kurang melanin, maka makin putihlah rambut
pada suatu kepala biasanya dinyatakan sebagai persentase; misalnya
bila ada dua helai rambut, satu helai hitam dan satu helai putih artinya
dapat dikatakan bahwa rambut putihnya adalah 50%, persentase
biasanya digunakan untuk menentukan pilihan warna.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rambut beruban
merupakan salah satu penyakit rambut dan merupakan rambut yang
kehilangan melanin sehingga mengakibatkan rambut hitam menjadi putih.
Lebih jauh Rostamailis (2005: 190) mengungkapkan bahwa rambut
beruban dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu congential cinities(rambut
beruban yang terjadi sejak lahir) dan acquire cinities (rambut beruban yang
muncul setelah orang mulai berumur). Hal ini senada dengan pendapat
Kusumadewi (1999: 49) bahwa rambut beruban terdiri dari dua jenis yaitu
Canities Congenitalis(cacat bawaan) dan Canities Acquisita(uban terjadi
secara fisiologis pada proses menjadi tua dan kadang-kadang muncul pada
usia muda).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jenis rambut beruban
terbagi menjadi dua jenis yaitu rambut beruban yang terjadi sejak lahir atau
cacat bawaan dan rambut beruban yang muncul setelah orang mulai berumur.
Saat rambut berubah menjadi uban berarti terjadi proses perubahan
kadar melanin. Pada uban yang berwarna putih melanin tidak lagi diproduksi,
sehingga rambut baru tumbuh tanpa mendapatkan pewarnaan dari melanin.
-
4
Timbulnya uban biasanya terkait dengan usia dan kemampuan tubuh untuk
memproduksi melanin, sehingga biasanya uban mulai timbul pada usia 45
tahun keatas. akan tetapi uban dapat pula muncul pada usia yang lebih muda
karena adanya faktor genetis. Faktor penyebab rambut beruban biasanya
disebabkan oleh faktor gizi, metabolisme, zat kimiawi, faktor keturunan dan
lain-lain, Kusumadewi (1999:49).
Pada dasarnya uban sangatlah mengganggu baik dari segi kesehatan
maupun penampilan seseorang, sebagaimana yang dinyatakan Bentley (2005:
85) bahwa gizi dan stres mempengaruhi warna rambut, stres akan membakar
Vitamin B didalam tubuh sebagimana alkohol. Pola makanan yang
kekurangan vitamin B akan mempercepat munculnya uban. Hal ini sesuai
pula dengan hasil penelitian oleh ahli kesehatan rambut, Philip Kingsley
dalam Retno (2007: 37) menunjukkan bahwa asupan Vitamin B dosis besar
dapat mengembalikan warna rambut menjadi normal dalam waktu tiga
bulanan. Bila konsumsi dihentikan, uban akan muncul kembali. Sementara itu
Atif (2009) mengatakan, stres yang berlebihan bisa menguras cadangan
Vitamin B 12. Terkurasnya Vitamin ini mempercepat tumbuhnya rambut
putih.
Sesuai dengan pendapat para sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa;
rambut beruban disebabkan karena proses perubahan kadar sel melanosit
yang kurang aktif dan kekurangan gizi serta stres, sehingga timbullah uban
yang kadang-kadang muncul sebelum waktunya.
-
5
Bentley (2005: 85) menyatakan bahwa; warna rambut berasal dari
butiran pigmen melanin yang dihasilkan didalam folikel rambut. Seiring
dengan penuaan, sel melanosit menjadi kurang aktif dan munculah uban atau
terlihat seperti rambut yang berwarna abu-abu. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk menghambat munculnya uban, seperti pencegahan dari
dalam dan dari luar. Upaya dari dalam adalah dengan menjaga agar tidak stres
artinya harus mampu menyelesaikan masalah dengan tenang dan sabar,
menjaga pola makan yang bergizi terutama makanan yang banyak
mengandung Vitamin A dan B. Sedangkan penjagaan dari luar dapat
melakukan perawatan secara kontiniu dengan menggunakan kosmetik yang
banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan rambut dan dianjurkan untuk
berhati-hati dalam memilih kosmetik tersebut.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
akan mempermudah dalam melakukan upaya memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan rambut beruban, seperti menggunakan kosmetik
buatan pabrik yang berbahan kimia berupa kosmetik pewarna rambut. Namun
kosmetik ini tentu mengandung efek samping karena berbahan zat-zat kimia.
Efek samping yang ditimbulkan terkadang tidak terbayangkan sebelumnya
karena efek samping dari zat-zat kimia muncul baik secara langsung maupun
secara perlahan lewat perubahan sel-sel tubuh dikemudian hari. Cat rambut
mempunyai booster untuk perioksida supaya cat bisa masuk ke pigmen
rambut dan mempunyai merkuri. Walaupun kadarnya dibawah ambang batas,
-
6
tapi jika digunakan berulang-ulang maka akan menumpuk. Pada akhirnya
bisa berpengaruh ke kepala seperti menimbulkan pusing, Jetts (2012).
Cara mengatasi rambut beruban yaitu dengan melakukan pewarnaan
rambut dan perawatan rambut secara baik. Rahardjo (1999:155) menyatakan
bahwa Pewarnaan adalah tindakan mengubah warna rambut. Dalam seni
tata rambut modern pewarnaan dapat berwujud sebagai tiga proses berbeda,
yaitu penambahan warna, pemudaan warna dan penghilangan warna.
Pewarnaan rambut bertujuan untuk menghilangkan dan menutupi
kekurangan pada rambut, salah satunya seperti rambut beruban.
Dalam melakukan pewarnaan rambut dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara modern dan tradisional. Tetapi pada dasarnya melakukan
pewarnaan rambut secara modern dapat menimbulkan efek samping seperti
iritasi pada kulit kepala dan bertambahnya uban dan diidentikkan dengan
memberi racun bagi rambut. Syaiful (2007) menjelaskan bahwa pewarnaan
rambut secara modern banyak menggunakan zat-zat kimia yang berbahaya,
seperti naftilamin, fenilendiamin, tovlen diamin, dan komponen asam amino
aromatik lainnya. Sedangkan zat racun dalam pewarna rambut temporer,
antara lain: perak, merkuri, timah, bismut, pirogalol dan alkohol denaturasi.
Rostamailis (2005: 161) menjelaskan bahwa dengan melakukan pewarnaan
rambut secara tradisional jauh lebih aman dan sangat kecil kemungkinan
beresiko efek samping.
Mengingat efek samping yang dapat ditimbulkan akibat dari
penggunaan zat-zat kimia dalam cat rambut, maka pewarnaan rambut dengan
-
7
menggunakan bahan tradisional adalah alternatif lain dalam mengatasi rambut
beruban. Penggunaan bahan tradisional secara umum dinilai relatif lebih
aman dari pada penggunaan pewarnaan rambut modern. Hal ini disebabkan
karena bahan tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dari
pada bahan cat rambut modern.
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal dan
memanfaatkan tanaman berkhasiat obat atau kosmetik sebagai salah satu
upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi. World
Health Organization (WHO) memprediksi bahwa pengobatan/perawatan
tradisional dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat/perawatan pada
masa kini dan mendatang akan tetap digunakan oleh dua pertiga penduduk
dunia, Wijaya (2001).
Jelaslah dalam hal ini bahwa; bahan-bahan alami atau tradisional jauh
lebih aman atau sangat sedikit memberi efek samping terhadap kesehatan
rambut. Oleh karena itu sangatlah tepat digunakan untuk mewarnai rambut
beruban. Dalam upaya menangani rambut beruban secara tradisional dapat
memanfaatkan bahan atau biji pepaya.
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili caricaceae
yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan
Mexsiko dan Coasta Rica. Daging buah pepaya bermanfaat untuk
melancarkan pencernaan, menghaluskan kulit dan kesuburan rambut karena
daging pepaya mengandung Vitamin A yang lebih tinggi dan lebih banyak
dari pada wortel, Vitamin C nya lebih tinggi dari pada jeruk, kaya dengan
-
8
Vitamin B kompleks dan Vitamin C. Vitamin A, B, C dan protein yang cukup
untuk kebutuhan tubuh, Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Direktorat
Gizi Depatemen Kesehatan RI (1979: 35) menyatakan bahwa kandungan
yang sangat bermanfaat bagi tubuh dan mengandung zat-zat tersebut seperti
yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Kandungan Pepaya
Jenis Kandungan Jumlah
Vitamin A (SI) 365
Vitamin B1 (mg) 0,04
Vitamin C (mg) 78
Kalori (kal) 46
Protein (g) 0,5
Lemak (g) 0
Karbohidrat (g) 12,2
Kalsium (mg) 23
Fosfor (mg) 12
Besi (mg) 1,7
Air (g) 86,9
Sedangkan bijinya dapat dimanfaatkan untuk menghitamkan rambut
beruban, seperti yang dijelas Jetts (2012) bahwa biji pepaya mengandung
Glucoside Cacarindan Karpain yang berkhasiat untuk menghitamkan rambut
beruban, sehingga rambut tampak indah dan tidak kusam. Setiawan dkk
(1998: 32) menyatakan biji pepaya yang dimaksud adalah semua jenis pepaya
yang betul-betul sudah matang dan dan bijinya berwarna hitam. Setelah
dipilih biji pepaya yang berwarna hitam, langsung dijemur dibawah sinar
matahari yang terik lalu disangrai dan ditumbuk hingga menjadi bubuk, lalu
bubuk biji pepaya dicampurkan dengan minyak kelapa.
-
9
Hal ini senada dengan pendapat Setiawan dkk (1998: 32) juga
menyatakan bahwa Biji pepaya dapat menghitamkan rambut beruban dan
biji pepaya dapat bermanfaat untuk perawatan rambut karena di dalam biji
pepaya tersebut mengandung zat yang disebut dengan Glucoside Cacarindan
Karpain,. Hal ini sangat berkhasiat dalam menghitamkan rambut tersebut.
Penelitian pemanfaatan biji pepaya untuk menghitamkan rambut beruban ini
telah dilakukan dan ditemukan oleh surya (2011). Dimana pemanfaatan biji
pepaya tersebut memberikan kesimpulan yakni; memberikan hasil yang
bermanfaat untuk menghitamkan rambut beruban. Berdasarkan temuan dari
Surya diatas, maka peneliti ingin mencoba dan membuktikan kebenaran
tersebut dengan memanfaatkan biji pepaya yang dicampurkan dengan minyak
kelapa atau air.
Swastika (2013) menyatakan minyak kelapa juga dapat menghitamkan
rambut beruban karena minyak kelapa mampu menghambat pigmen rambut
yang dapat menimbulkan uban. Hal tersebut diperkuat oleh Rostamailis
(2005 : 161) bahwa minyak kelapa selain untuk penyubur rambut juga dapat
menghitamkan rambut beruban karena didalam minyak kelapa terdapat zat
lemak yang dapat mempengaruhi kondisi rambut yang sudah mulai memutih
atau beruban.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pepaya dan biji pepaya
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Namun dalam hal ini peneliti
hanya memfokuskan pada biji pepaya dan minyak kelapa saja yang
bermanfaat untuk menghitamkan rambut beruban.
-
10
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada bulan Desember
tahun 2012, terhadap masyarakat khususnya dilingkungan tempat tinggal
penulis, ditemui fakta bahwa permasalahan rambut beruban merupakan
permasalahan yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Beberapa
orang menyatakan bahwa rambut beruban sangat gatal pada saat cuaca panas
dan kulit kepala berkeringat. Kemudian keluhan lain masyarakat juga
menyatakan rambut beruban membuat terganggunya penampilan karena
kurangnya rasa percaya diri dalam pergaulan serta sulit dalam penataan
rambut.
Kemudian berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan bahwa
permasalahan rambut beruban pada zaman sekarang ini tidak hanya dialami
oleh kaum wanita namun juga pada pria.
Berdasarkan latar belakang dan pengamatan penulis, menunjukkan
bahwa banyak permasalahan rambut beruban yang dihadapi oleh masyarakat.
Dimana hal tersebut terlihat bahwa selama ini belum banyak upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah rambut beruban dengan menggunakan
biji pepaya, oleh karena itu peneliti bermaksud untuk menguji dan
menganalisis Pengaruh pemanfaatan biji pepaya dan minyak kelapa terhadap
perubahan warna rambut beruban.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas diidentifikasikan
objek yang perlu diteliti oleh peneliti diantaranya :
1. Rambut beruban merupakan kelainan atau penyakit yang merusak terhadap
-
11
kulit kepala dan rambut itu sendiri.
2. Rambut beruban dapat menimbulkan rasa gatal dikulit kepala.
3. Rambut beruban dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri seseorang
dalam pergaulan.
4. Pewarnaan rambut dengan menggunakan kosmetik berbahan kimia dapat
menimbulkan dampak negatif pada kulit kepala dan rambut.
5. Permasalahan rambut beruban tidak hanya dialami oleh wanita saja namun
juga pada pria.
6. Penelitian tentang pemanfaatan biji pepaya dalam perubahan warna rambut
secara alami belum banyak dilakukan.
C. Batasan Masalah
Dari sekian banyak masalah yang dikemukakan diatas, tidak semua
masalah tersebut diteliti. Maka peneliti akan memfokuskan hanya pada
Pemanfaatan biji pepaya dan minyak kelapa terhadap perubahan warna
rambut beruban.
1. Jenis rambut beruban yang diteliti adalah jenis uban acquire cinities
(uban yang tumbuh karena usia dan kadang-kadang muncul pada usia
muda).
2. Sampel yang diteliti adalah wanita memiliki rentangan usia 45 tahun ke
atas, Sampel memiliki uban 25% dan belum pernah melakukan
pewarnaan rambut.
3. Biji pepaya yang digunakan adalah biji pepaya yang berwarna hitam.
-
12
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perubahan warna rambut beruban tanpa memanfaatakan biji
pepaya pada kelompok kontrol (pencucian rambut)?
2. Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan biji pepaya dengan campuran
minyak kelapa terhadap perubahan warna rambut beruban?
3. Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan biji pepaya dengan campuran air
terhadap perubahan warna rambut beruban?
4. Apakah terdapat perbedaan perubahan warna rambut beruban tanpa
pemberian biji pepaya (pencucian rambut), pemanfaatan bubuk biji pepaya
yang dicampurkan dengan minyak kelapa, dan yang dicampurkan dengan
air?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis
pengaruh pemanfaatan biji pepaya dan minyak kelapa terhadap
perubahan warna rambut beruban.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis pengaruh perubahan warna rambut beruban tanpa
pemanfaatan biji pepaya dan minyak kelapa (pencucian rambut).
b. Untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan biji pepaya dengan
campuran minyak kelapa terhadap perubahan rambut beruban.
-
13
c. Untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan biji pepaya dengan
campuran air terhadap perubahan rambut beruban.
d. Untuk menganalisis perbedaan perubahan warna rambut beruban
tanpa pemanfaatan biji pepaya (pencucian rambut), pemanfaatan biji
pepaya yang dicampurkan dengan minyak kelapa dan yang
dicampurkan dengan air.
F. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian, maka hasil pemelitian diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Masyarakat sebagai pengetahuan tentang pemanfaatan biji pepaya dan
minyak kelapa terhadap perubahan warna rambut beruban secara
tradisional.
2. Bagi penulis, sebagai peneliti pemula untuk menambah pengalaman dalam
bidang tata rias dan kecantikan khususnya pengguna, terutama dalam
bentuk penulisan karya ilmiah.
3. Mahasiswa Pendidikan Tata rias dan kecantikan, sebagai bahan bacaan dan
menambah literatur pustaka, jurusan, fakultas dan universitas.
4. Sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan
perubahan warna rambut beruban.
-
14
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Rambut Beruban
a. Pengertian Uban
Uban dengan nama lainnyacanities adalah perubahan warna
rambut menjadi uban putih atau kelabu. Perubahan warna ini merupakan
manifestasi fisiologis proses menjadi tua dan dapat terjadi pada laki-laki
dan wanita. Berkurangnya atau menghilangnya melanin berhubungan
dengan kehilangan aktivitas tirosinase dalam melanosit secara progresif.
Dilihat melalui mikroskop elektron ternyata bahwa rambut kelabu
mengandung banyak melanosit, tetapi hanya beberapa saja yang berisi
melanosoma dengan butir-butir melanin. Pada rambut putih, tidak atau
hampir tidak ada melanosit, Kusumadewi (1999: 48). Rambut beruban
merupakan salah satu problema atau penyakit-penyakit yang ada pada
rambut, Setiawan (1998: 7).
Asep (2011) mengatakan uban adalah rambut yang berubah warna
menjadi abu-abu kemudian putih. Rambut asli orang Indonesia pada
umumnya memiliki warna hitam atau gelap karena memiliki kandungan
kadar melanin yang lebih tinggi. Saat rambut berubah menjadi
putih/beruban, terjadi proses perubahan kadar melanin. Pada uban yang
berwarna putih melanin tidak lagi diproduksi, sehingga rambut baru
tumbuh tanpa mendapatkan pewarnaan dari melanin. Timbulnya uban
-
15
biasanya terkait dengan usia dan kemampuan tubuh untuk memproduksi
melanin, sehingga biasanya uban mulai timbul pada usia 40 tahun keatas.
Akan tetapi uban dapat muncul pada usia lebih muda karena adanya
faktor genetik, gizi, stres, pengaruh zat-zat kimia dan sebagainya.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa uban
adalah penyakit rambut yang mengubah warna rambut menjadi putih dan
keabu-abuan diakibatkan karena proses perubahan kadar melanin dan
terkait dengan bertambahnya usia.
b. Jenis-Jenis Rambut Beruban
Menurut Rostamailis (2005:190)Cinities adalah istilah untuk
rambut ubanan (rambut putih). Rambut menjadi seperti ini bila zat warna
pigmen melanin yang diperlukan rambut mulai menghilang terdesak oleh
hawa panas. Penyebab hilangnya pigmen melanin disebabkan oleh faktor
usia, keturunan dan sebagainya. Lebih jauh Rostamilis menyatakan
bahwa cinities ada 2 macam, yaitu:
1) Congenital Cinities, ini terjadi sejak lahir, jadi pada rambutnya tidakada zat warna (pigmen), dan kadang-kadang terdapat
disekelompokrambut kepala.
2) Acquire Cinities, muncul setelah orang mulai berumur atau menjelang usia dewasa. Biasanya ini disebabkan oleh depresi mental,
kecemasan,nervous, sakit yang lama atau sakit keturunan.Tentu saja
rambut atau kulit kepala mengalami gangguan keadaan rambut baik
pertumbuhannya maupun warnanya jadi berubah.
Hal diatas senada dengan pendapat Kusumadewi (1999: 49)
menyatakan bahwa jenis-jenis rambut beruban terdiri dari 2 kelompok,
yaitu:
-
16
1. Canities congenitalis adalah keadaan ini terjadi sebagai cacat bawaan. Seringkali hanya meliputi sekelompok rambut saja seperti pada
heterochromia. pada albinisme terjadi canities totalis.
2. Canities acquisita adalah perubahan rambut menjadi uban terjadi secara fisiologis pada proses menjadi tua. kadang-kadang perubahan
ini mulai pada usia muda, yaitu sebelum umur 20 tahun pada orang
kulit putih dan sebelum 30 tahun pada orang Negro. Keadaan ini
disebut canities prematura dan diturun-temurunkan. Kadang-kadang
rambut berubah menjadi uban di satu daerah saja. Keadaan ini disebut
canities areata dan sering mengiringi alopecia areata. Pada penyakit
vitiligo kulit tidak berpigmen dan rambut di daerah ini pun tidak
mengandung pigmen.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rambut
beruban terbagi atas 2 kelompok yaitu canities congenitalies (uban yang
terjadi sejak lahir) dan canities acquisita (uban yang muncul saat orang
mulai berumur).
c. Faktor Penyebab Rambut Beruban
Rambut beruban merupakan hal yang biasa dialami manusia.
Lumrah pada orang tua atau dikenal juga dengan istilah uban alamiah.
Ada banyak sekali munculnya rambut beruban. Myrna (2012)
menyatakan secara umum penyebab rambut beruban dibedakan menjadi
2 macam , yaitu karena penyebab faktor intrinsik dan karena faktor
ekstrinsik.
1) Faktor Instrinsik
Faktor Intrinsik yang dapat menyebabkan terjadinya uban antara
lain seperti gangguan hormon, enzim, genetik atau karena pengaruh
usia. Munculnya rambut beruban disebabkna karena sintesa protein.
Dimana sel melanosit tak mampu lagi menghasilkan pigmen melanin
sehingga rambut menjadi kehilangan warnanya. hal ini seringkali
-
17
dihubungkan dengan bertambahnya usia. Penurunan fungsi sel
melanosit ini bisa disebabkan karena kerusakan kolagen dalam tubuh
akibat menurunnya kadar enzim katalase. Sebagaimana diketahui,
enzim katalase berfungsi untuk mengurangi hidrogen perioksida
menjadi hidrogen dan air didalam tubuh. Jika kadar enzim katalase
sangat sedikit, hidrogen perioksida tak dapat terurai dengan sempurna,
sehingga dapat merusak kolagen.
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh
manusia dan keadaannya dapat mencapai 30% dari seluruh protein
terdapat di tubuh Wikipedia.com (2012). Kolagen ini merupakan
struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, rambut dan kulit.
Stres, kurang gizi, syok, kekhawatiran atau kesedihan yang mendalam
dan sakit keras juga bisa memperlambat produksi melanin sehingga
muncullah rambut putih atau uban.
Berbicara mengenai rambut beruban, banyak fakta dan mitos
yang bercampur-aduk dikalangan masyarakat. ada yang mengatakan
bahwa penuaan menyebabkan rambut cepat beruban, yang lainnya
mengatakan bahwa rambut beruban lebih ditentukan oleh faktor
keturunan. Sebagian masyarakat percaya bahwa mencabut rambut
beruban justru membuatnya berkembang lebih cepat, sebagian yang
lainnya tidak mempercayainya. Lebih jauh Bentley (2005: 85)
menyatakan bahwa; rambut menjadi beruban ketika sel-sel melanosit
difolikel rambut berhenti memproduksi melanin (pigmen warna).
-
18
Melanin rambut terdiri dari dua jenis yaitu Eumelanin yang
berwarna hitam sampai tua dan Pheomelanin yang berwarna
kekuningan atau merah, Anayanti (2013). Konsentrasi dan kombinasi
keduanya dalam proporsi yang berbeda menciptakan spektrum yang
luas dari warna rambut manusia, dari hitam legam sampai pirang
terang. Rambut yang telah kehilangan sebagian besar melanin akan
berwarna abu-abu, rambut yang telah kehilangan semua pigmen itu
akan berwarna putih. Proses kehilangan melanin ini biasanya
bertahap, semakin lama semakin banyak rambut yang menjadi abu-
abu dan putih.
Jadi faktor instrinsik merupakan tumbuhnya uban yang
diakibatkan karena pengaruh dari dalam tubuh, seperti gangguan
hormon, genetik atau karena pengaruh usia.
2) Faktor Ekstrinsik
Faktor Ekstrinsik yang menjadi penyebab timbulnya rambut
beruban antara lain seperti toksin (racun) akibat penggunaan berbagai
zat pewarna rambut atau shampoo, perubahan iklim, tingkat polusi
udara yang tertinggi atau karena rambut terkontaminasi dengan bahan
kimia yang merusak folikel rambut.
Lebih jauh Myrna (2012) mengungkapkan bahwa penggunaan
pewarnaan yang mengandung zat kimia yang berlebihan juga menjadi
salah satu penyebab eksternal tumbuhnya rambut beruban. zat-zat
pewarna rambut tidak hanya menempel dibatang rambut saja, tetapi
-
19
akan meresap kedalam pori-pori kulit kepala. Akibatnya zat kimia
yang terkandung dalam pewarnaan tentu akan mempengaruhi
kesehatan rambut.
Ada banyak faktor eksternal yang bisa memicu timbulnya
rambut beruban. Kebiasaan merokok adalah salah satunya. Nikotin
dalam rokok yang terserap dalam darah akan menghambat aliran
nutrisi yang dibutuhkan tubuh sehingga menyebabkan peredaran darah
menjadi tidak lancar dan menghambat pertumbuhan rambut. Selain
karena merokok, diet yang tidak benar juga dapat menyebabkan
pertumbuhan uban. Jika asupan gizi dan mineral penting untuk
pertumbuhan rambut tidak terpenuhi dengan baik, maka rambut akan
lebih rusak termasuk tumbuhnya uban.
Sesuai dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab
rambut beruban banyak hal yang mempengaruhinya baik yang berasal
dari pengaruh zat pewarna rambut, shampoo, kondisi iklim, merokok
maupun diet yang tidak benar, sehingga hal tersebut memicu
tumbuhnya uban sebelum waktunya.
Menurut Pessek.com (2011) mengatakan bahwa pemicu rambut
beruban ada 4 macam, yaitu a) faktor usia, b) faktor keturunan, c)
stres, d) malnutrisi. Berikut adalah penjelasan dari ke 4 faktor
tersebut:
-
20
1) Faktor Usia
Meskipun bukan satu-satunya faktor, penuaan adalah
penyebab utama rambut beruban. sel-sel kulit menghasilkan kecil
hidrogen perioksida sebagai bagian dari siklus oksigen di tubuh.
Senyawa kimia ini adalah radikal bebas yang harus dipecah oleh
enzim katalase dan dibuang oleh tubuh, Richard (2012). Penuaan
menyebabkan produksi enzim katalase berkurang sehingga
hidrogen perioksida berakumulasi dan mengganggu produksi
melanin. Selain itu, penuaan juga mengurangi produksi enzim-
enzim lain yang mendukung perbaikan rambut, yang pada
gilirannya menurunkan produksi melanin.
2) Faktor Keturunan
Genetika berperan dalam menyebabkan pertumbuhan uban
lebih cepat dibandingkan orang lain yang seusia. Jika rambut ayah
atau kakek kita mulai berubah di usia tiga puluhan maka
kemungkinan kita juga akan demikian. Menurut Richard (2012)
Orang kulit putih pada umumnya mulai beruban diusia awal 30-an,
orang Asia di akhir 30-an, orang Afrika di pertengahan 40an. Laki-
laki lebih cepat beruban dari pada perempuan karena laki-laki pada
umumnya mengkonsumsi rokok.
Tranggono (1992 : 20) menjelaskan bahwa :
Helai rambut sesuai dengan parse-parse pertumbuhan rambut akan mempengaruhi kondisi dari kelainan rambut
menjadi cepat putih atau beruban, biasanya muncul disekitar
usia 30 pada laki-laki dan usia 35 pada perempuan. Separuh
-
21
dari orang yang berusia 50 tahun sudah memiliki jumlah uban
yang signifikan.
3) Stres
Hormon stres dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan
aktifitas melanosit. seseorang yang mengalami stres kepanjangan
dapat memicu rambut yang beruban dengan cepat.
4) Malnutrisi
Malnutrisi terjadi karena kekurangan asupan gizi atau
penyakit parah juga bisa menghentikan atau mengurangi produksi
melanin, Eddyddd (2013). Contoh kondisi ini adalah defisiensi
vitamin A dan vitamin B12 dan masalah pada kelenjer tiroid atau
pituitasi. Perubahan warna rambut karena malnutrisi biasanya
bersifat reversibel. Jika masalahnya diperbaiki, warna rambut akan
kembali normal.
Di lain pihak Kusumadewi (1999: 49) menyatakan bahwa;
faktor penyebab rambut beruban adalah:
1) Faktor gizi Pada defesiensi protein yang berat pada manusia,
rambut menjadi jarang, kering, rapuh, kusam dan mudah
dicabut, sedangkan warnanya menjadi kemerah-merahan.
Anemia berat karena kekurangan zar besi dapat mengubah
warna hitam menjadi coklat.
2) Gangguan metabolisme Beberapa gangguan pertukaran zat membuat warna
rambut menjdi lebih pucat.
3) Pengaruh zat-zat kimiawi Beberapa obat dan zat kimiawi dapat mengubah warna
rambut karena menghalangi pembentukan phaemelanin atau
eumelanin. chloroquine setelah digunakan selama 3 bulan
dapat mengubah warna rambut merah menjadi pirang.
-
22
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab rambut beruban adalah kebiasaan merokok, usia, keturunan, stres,
malnutrisi, gizi, gangguan metabolisme dan pengaruh zat-zat kimiawi.
Tentu saja hal-hal tersebut sangat perlu diperhatikan dan diperbaiki.
2. Pewarnaan Rambut
Pewarnaan adalah tindakan mengubah warna rambut. Dalam seni
tata rambut modern pewarnaan dapat berwujud tiga proses yang
berbeda, yaitu penambahan warna, pemudaan warna dan penghilangan
warna, Laksman dkk (1999: 155). Hal ini senada dengan pendapat
Hayatunnufus dkk (2008: 133) yang menyatakan bahwa pewarnaan
merupakan tindakan merubah warna rambut yang dikenal sejak zaman
Mesir Purba, bangsa Yunani, Cina Purba dan Hindu. Pada zaman itu
pewarnaan rambut menggunakan bahan berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan disebut pewarna nabati atau pewarna tradisional.
Dalam klasifikasi pewarnaan, pewarnaan terbagi dari 4 macam.
Seperti yang diungkapkan oleh Hayatunnufus dkk (2008: 33) dan
Rahardjo dkk (1999: 156) yaitu a) pewarna nabati, b) pewarna logam,
c) pewarna campuran, d) pewarna sintetik organik. Berikut ini
penjelasan dari klasifikasi pewarnaan;
a. Pewarna Nabati (vegetable dye)
Pewarnaan ini diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan dan
merupakan pewarna tertua di dunia yang masih digunakan hingga
kini. Anayanti (2013) menyatakan zat pewarna alam adalah
-
23
Pewarna henna, pewarna camomile (anthemis
nobilis) merupakan bunga kamomil yang diperoleh dari
matricacia chammomila (apigenin yang berwarna kuning) ,
pewarna indigo (indigofera argentea) merupakan daun kering
terutama jenis indigofera argentea yang digunakan dalam
kombinasi dengan hena (coklat sampai hitam), pewarna
rhubarb (rheum officanale), pewarna sage (salvia officinalis)
dan pewarna brazilwood (cessalpina braziliensis) merupakan
kayu brazil yang diperoleh dari caesalpinia braziliensis atau
C.echinata, zat brazilin (warna kekuningan bila karena
oksigen atau dengan alkali berwarna merah) kombinasi
menghasikan warna coklat.
Di samping itu seperti yang dijelaskan Setiawan (1998: 31-
39) adalah bahwa tanaman lain yang dapat menghitamkan rambut
antara lain pandan wangi, pisang, urang-aring, rambutan, teh dan
pepaya. Pepaya yang dimaksud adalah bijinya.
Dari teori diatas disimpulkan bahwa biji pepaya merupakan
salah satu tumbuhan yang dapat menghitamkan rambut beruban.
b. Pewarna Logam (metallic dye)
Pewarna yang dibuat dari unsur logam juga sudah digunakan
setua usia pewarna tumbuh-tumbuhan. Para wanita Romawi biasa
menyisir rambut dengan sisir timah yang dibasahi dengan cuka
guna menambah kehitamannya.
c. Pewarna Campuran (compound dye)
Pewarna campuran dibuat dengan mencampur unsur pewarna
nabati dan unsur logam. Hal yang terpenting diantaranya adalah
compound henna.
-
24
d. Pewarna Sintetik Organik (synthetic organic tint)
Pewarna yang dibuat dari bahan dasar sintetik organik
merupakan pewarna yang paling sempurna dan paling banyak
digunakan dalam kosmetik modern. Anayanti (2013) menyatakan
bahwa zat sintetik organik merupakan kelompok senyawa-senyawa
amina, aminofenol dan zat oksidatif (zat warna organik atau zat
pewarna rambut modern).
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pewarnaan rambut adalah tindakan mengubah warna rambut dengan
menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan dan pewarna
dari sintetik organik untuk kosmetika modern.
3. Pemanfaatan Biji Pepaya dan minyak kelapa sebagai Perubahan
Warna Rambut Beruban
a. Pepaya
Perkembangan pengobatan tradisional secara kedokteran semakin
maju, bahkan keberadaannya telah diakui dunia sebagai pengobatan yang
efektif, efisien, aman dan ekonomis. Negara Indonesia memiliki
kekayaan alam yang berlimpah, salah satunya yaitu tumbuhan pepaya.
Dalam bahasa ilmiah pepaya dikenal dengan nama Carica papaya L.
Pepaya merupakan tanaman buah menahun. Tumbuh di tanah lembab
yang subur dan tidak tergenang air. Pepaya berasal dari Amerika Tengah.
berbuah sepanjang tahun mulai umur 6-7 bulan dan mulai berkurang
setelah berumur 4 tahun.
-
25
Tumbuhan pepaya ini secara umum sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, seperti daun yang muda digunakan sebagai sayur,
daun yang tua dapat digunakan pada pengolahan daging (mempercepat
empuknya daging yang alot), menghilangkan rasa sakit haid dan
pengobatan magh, Setiawan dkk (1998: 32).
Umar (2012) menjelaskan berbagai macam jenis pepaya, yaitu
pepaya bangkok, pepaya cibinong, pepaya hawai, pepaya california,
pepaya gunung, pepaya jantung (lonjong) memiliki biji yang sedikit dan
pepaya ini berbentuk bundar. Namun untuk perawatan rambut beruban
ini tidaklah membatasai dengan bentuk atau jenis pepaya tersebut, akan
tetapi yang terpenting hanyalah biji pepayanya saja.
b. Biji Pepaya
Dalam Journal of Food Science (1978: 43) menyatakan biji pepaya
mengandung komposisi, yaitu air 71,89%, minyak 9,50 %, protein
8,40%, abu 1,47%, karbohidrat 9,44%.
Setiawan dkk (1998: 32) menyatakan bahwa; biji pepaya
mengandung Glucoside Cacirindan Karpain. Selain digunakan untuk
pengobatan infeksi cacing gelang (ascaris lumbricoides), demam,
gangguan pencernaan, pembesaran hati dan limpa, abortivum, dan
penyakit kulit, biji pepaya juga berguna untuk perawatan rambut
beruban.
Hal ini senada dengan pernyataan wordpress.com (2012) dan Duke
(2012) Biji pepaya mengandung Glucoside Cacarindan Karpain yang
-
26
berkhasiat untuk menghitamkan rambut beruban, sehingga rambut
tampak indah dan tidak kusam.
Penelitian pemanfaatan biji pepaya untuk menghitamkan rambut
beruban ini telah dilakukan oleh Surya (2011). Surya (2012)
menyatakan bahwa biji pepaya dapat digunakan sebagai alternatife
aman dalam menghitamkan rambut. Hal ini disebabkan biji pepaya
mengandung bahan Glucoside Carcirindan. Glucoside Carcirindan
adalah bahan yang mempunyai kemampuan yang dapat menghitamkan
rambut dan menjaga keratin rambut, sehingga rambut hitam dan kuat.
Glucoside Carcirindan juga tidak bersifat onkogenik, artinya tidak
berpotensi menimbulkan kanker kulit kepala.
c. Minyak Kelapa
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1979 : 35) menyatakan
bahwa di dalam minyak kelapa mengandung kalori = 870 kal, protein =
1g dan lemak = 98g
Sesuai dengan kandungan yang terdapat pada minyak kelapa yang
dapat menghitamkan rambut beruban, maka hal tersebut diperkuat oleh:
Swatika (2013) menyatakan minyak kelapa bermanfaat untuk
menyuburkan rambut, terhindar dari masalah kerontokan karena
dapat mempercepat pertumbuhan rambut, melembutkan rambut,
mengembalikan nutrisi rambut yang hilang dan juga dapat
menghitamkan rambut beruban karena minyak kelapa mampu
menghambat pigmen rambut yang dapat menimbulkan tumbuhnya
uban.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa buah pepaya
dan biji pepaya serta minyak kelapa sangat bermanfaat untuk kehidupan
-
27
manusia, terutama pada biji pepaya yang dapat menghitamkan rambut
atau perubahan warna secara alami untuk rambut beruban.
d. Proses Pengolahan Biji Pepaya
Biji pepaya yang akan digunakan untuk menghitamkan atau
perubahan warna rambut beruban sesuai dengan pendapat Regina
(2911) haruslah di proses dengan cara:
Mengsangrai sebanyak 30 gram biji pepaya untuk satu kepala
sampai kering lalu tumbuk hingga halus dan hasil tumbukan
disaring, terakhir tambahkan dengan air secukupnya lalu diaduk
rata. Kemudian oleskan adonan bubuk biji pepaya tersebut
keseluruh rambut dan kulit kepala. Biarkan semalaman kemudian
rambut di keramas hingga bersih.
Sedangkan Setiawan (1998: 32) menyatakan biji buah pepaya
dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sebanyak 30 butir
(ukuran ini untuk satu kepala) lalu disangrai, setelah itu ditumbuk
sampai halus dan ditambahkan minyak kelapa secukupnya sambil
diaduk sampai merata. Campuran ini lalu digunakan untuk menggosok
kulit kepala yang beruban.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa; kedua pendapat
diatas (Regina 2011 dan Setiawan 1998) adalah merupakan patokan
yang akan digunakan dalam penelitian ini, karena kedua proses
pengolahan biji pepaya tersebut baik menggunakan tambahan air
maupun dengan minyak kelapa merupakan cara yang cocok dengan biji
pepaya dalam menghitamkan/perubahan rambut beruban.
-
28
4. Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Dengan Memanfaatkan
Biji Pepaya dan Minyak Kelapa
Menghitamkan adalah melakukan perubahan warna rambut yang
beruban menjadi hitam, sehat dan berkilau. Menghitamkan rambut dengan
biji pepaya lebih alami tanpa memberi efek samping dibandingkan dengan
menghitamkan rambut dengan kosmetik modern.
Penilaian menghitamkan rambut beruban melalui pemanfaatan biji
pepaya dan minyak kelapa dalam penelitian ini diamati dari segi warna yang
akan diuraikan lebih lanjut yakni sebagai berikut:
a. Warna
Penilaian warna dalam penelitian ini adalah uban yang
kekuning-kuningan, keabu-abuan. Warna rambut yang diciptakan
oleh pergerakan cahaya, yang kemudian dapat diserap atau
dipantulkan oleh pigmen alami atau buatan, Sjarif (2002: 46).
Berkas cahaya memancar keluar dari sumber cahaya sebagai
gelombang-gelombang sejajar dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda, Kusumadewi dkk (1999 : 157).
Seiring dengan pernyataan diatas Roeswoto (1999 : 29)
menyatakan bahwa:
Pigmen rambut dibentuk oleh melanosit yang terdapat pada
umbi rambut. Pembentukan melanin di umbi rambut sesuai
dengan pembuatan pigmen dalam lapis benih kulit ari. Bahan
asalnya adalah tirosin. Jika aktivitas melanosit berkurang
(dengan meningkatkan usia), maka rambut akan berubah
menjadi uban.
-
29
Dari hasil pemakaian warna yang didapat yaitu, abu-abu
kekuning-kuningan, sedikit menghitam dan menghitam.
B. Kerangka Konseptual Pemanfaatan Biji Pepaya dan Minyak Kelapa
Terhadap Perubahan Warna Rambut Beruban
Berdasarkan kajian teori bahwa biji pepaya mengandung zat yang dapat
menghitamkan rambut beruban dan mencegah uban tumbuh kembali.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti dan mengamati pengaruh dari
pemanfaatan biji pepaya untuk menghitamkan rambut beruban. Hasil dan
pengaruhnya dapat dilihat dari indikator segi warna. Kerangka konseptual
perubahan rambut beruban dengan pemanfaatan biji pepaya dapat dilihat
seperti berikut:
Gambar 1 : Kerangka Konseptual
Rambut beruban
Dicuci / dikeramas
Pemanfaatan Biji dan
Minyak KelapaPepaya
Penilaian:
Warna
-
30
C. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah Sugiyono (2006:82). Hipotesis dalam penelitian ini dikemukakan
sebagai berikut:
Ho :
- Tidak ada perubahan warna rambut beruban tanpa pemanfaatan biji
pepaya dan minyak kelapa pada kelompok kontrol.
- Tidak ada terdapat perbedaan perubahan warna rambut beruban tanpa
pemberian biji pepaya dan pemanfaatan biji pepaya yang dicampurkan
dengan minyak kelapa.
- Tidak ada terdapat perbedaan perubahan warna rambut beruban tanpa
pemberian biji pepaya dan pemanfaatan biji pepaya yang dicampurkan
dengan air.
- Tidak ada terdapat perbedaan perubahan warna rambut beruban
dengan pemanfaatan biji pepaya yang dicampurkan minyak kelapa
dan pemanfaatan biji pepaya yang dicampurkan dengan air.
-
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen semu (quasi
eksperimen). Metode quasi eksperimen merupakan penelitian yang mendekati
metode eksperimen sungguhan. Dengan desain the non equivalent control
group yaitu untuk menjelaskan pemanfaatan biji pepaya untuk perubahan
warna rambut beruban. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu kelompok control (B1), kelompok eksperimen 1 (B2), dan
kelompok eksperimen 2 (B3). Lebih jelasnya rancangan penelitian ini terlihat
pada gambar berikut:
Gambar 2. Desain Penelitian
Keterangan:
A : Jumlah sampel keseluruhan (sekelompok orang yang memiliki
rambut beruban)
B1 : Kelompok kontrol.
B2 : Kelompok eksperimen 1 (diberi bubuk biji pepaya yang
dicampurkan dengan minyak kelapa).
A
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
Uji
Anava
Uji
Duncan
-
32
B3 : Kelompok eksperimen 2 (diberi bubuk biji pepaya yang dicampurkan
dengan air).
C1 : Pengukuran/penelitian rambut beruban sebelum perlakuan B1
(pretest).
C2 : Pengukuran/penelitian rambut beruban sebelum perlakuan B2
(pretest).
C3 : Pengukuran/penelitian rambut beruban sebelum perlakuan B3
(pretest).
D1 : Perlakuan pada B1.
D2 : Perlakuan pada B2.
D3 : Perlakuan pada B3.
E1 : Pengukuran/penelitian perubahan warna rambut beruban B1
(posttest).
E2 : Pengukuran/penelitian perubahan warna rambut beruban B2
(posttest).
E3 : Pengukuran/penelitian perubahan warna rambut beruban B3
(posttest).
B. Populasi Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah rambut yang kehilangan
pigmen/warna rambut, yang dapat merusak penampilan. Responden
penelitian ini penulis mengambil ibu-ibu yang berada dilingkungan tempat
tinggal penulis yang berusia 45 tahun untuk dijadikan sampel, dengan
berbagai kondisi memiliki kriteria yang sama.
-
33
C. Sampel
Sampel adalah perwakilan dari populasi atau bagian dari populasi.
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (sugiyono, 2006:95), yaitu:
1. Belum pernah melakukan pewarnaan rambut.
2. Mempunyai kegiatan yang sama, yakni cenderung terkena paparan sinar
matahari langsung, polusi udara dan debu yang sama.
3. Memiliki rentang usia yang sama yakni berkisar antara 45 tahun.
Dimana pada usia ini seseorang mengalami perubahan hormon.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari sekelompok orang
yang memiliki uban 25% dengan jumlah sampel 5 orang. Sampel harus
mematuhi setiap peraturan yang telah ditetapkan selama perlakuan, seperti
tidak boleh menggunakan zat pewarna lain dan zat-zat kosmetik rambut
lainnya.
Dengan kriteria seperti yang disebutkan diatas, yang dilakukan
dengan cara volunter sampling, Yusuf (2006:207) menyatakan bahwa, orang
yang dijadikan sampel/responden ditetapkan secara volunter yaitu secara
sukarela dan mau memberikan informasi.
Jaminan tingkat kebutuhan sampel terhadap setiap perlakuan dapat
dipastikan dengan cara: selama masa penelitian perubahan warna rambut
beruban menggunakan bubuk biji pepaya terhadap sampel dilakukan
langsung oleh peneliti lebih kurang 14 hari. Jika dalam waktu 14 hari
-
34
tindakan yang dilakukan telah berhasil dan memberikan pengaruh terhadap
perubahan warna rambut beruban maka penelitian akan dihentikan, hal ini
bertujuan untuk lebih mengefektifkan perubahan warna rambut beruban
sehingga hasil penelitian betul-betul nyata.
D. Defenisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (X), yaitu berupa perlakuan yang diberikan pada perubahan
warna rambut beruban tanpa menggunakan bubuk biji pepaya (X1),
penggunaan bubuk biji pepaya dengan campuran minyakkelapa (X2), dan
penggunaan bubuk biji pepaya dengan campuran air (X3).
2. Variabel terikat (Y), yaitu tingkat perubahan warna rambut beruban
melalui pemanfaatan bubuk biji pepaya dan minyak kelapa meliputi
penilaian berubahnya warna rambut beruban (Y1).
E. Prosedur Penelitian
Tindakan perubahan warna rambut beruban melalui pemanfaatan bubuk
biji pepaya dengan campuran minyak kelapa dan campuran air ini meliputi
beberapa tahap yaitu: tahap persiapan, tahap perlakuan dan tahap setelah
perlakuan yang akan dijelaskan berikut ini :
1. Tahap Persiapan Meliputi :
a. Persiapan alat dan lenan yang digunakan yaitu:
1) Wadah, terbuat dari plastik atau kaca yang akan digunakan
sebagai tempat biji pepaya yang sudah menjadi bubuk.
-
35
2) Sisir pengecatan, yang mempunyai 2 sisi yaitu sisir rambut dan
kuas.
3) Sisir garpu, sisir berekor.
4) Jepit bergerigi, yang digunakan untuk menjepit rambut.
5) Sarung tangan.
6) Cap pengecatan dan cap penyampoan (penutup badan).
7) Handuk hitam
8) Penutup kepala
9) Hair drayer
10) Timbangan
b. Persiapan bahan-bahan yang digunakan yaitu:
1) Biji pepaya yang sudah diolah menjadi bubuk.
2) Air bersih.
3) Shampoo
4) Minyak kelapa
c. Persiapan pelaksanaan
1) Menentukan sampel sebanyak 5 orang yang berumur 45 tahun ke
atas yang memiliki permasalahan rambut beruban.
2) Membagi subjek menjadi 3 kelompok. Kelompok penelitian
terdiri dari kelompok kontrol dengan subjek 1 orang, kelompok
eksperimen 1 dengan subjek 2 orang dan kelompok eksperimen 2
dengan subjek 2 orang.
-
36
3) Membuat bubuk perubahan warna rambut beruban dengan
menggunakan biji pepaya untuk masing-masing sampel
disediakan 30 gram biji pepaya yang disangrai menjadi bubuk.
2. Tahap Pelakuan
a. Peneliti melakukan analisis terhadap sampel yang memiliki rambut
beruban untuk menilai dan mengambil data awal penelitian (pretest).
b. Dilakukan pencucian rambut (keramas) seperti yang biasa dilakukan
subjek dengan kosmetik shampoo biasa yang formulanya tidak
memiliki kandungan zat menghitamkan rambut, seperti shampoo yg
hanya bertujuan membersihkan kulit kepala dan rambut dari debu dan
minyak
c. Mulai hari pertama hingga ke 14, subjek melaksanakan pencucian
rambut dengan teratur dan tidak menggunakan kosmetika penataan
rambut.
1) Untuk kelompok 1 (kelompok kontrol) tidak diberikan perlakuan
perubahan warna rambut menggunakan bubuk biji pepaya hanya
disarankan untuk mencuci rambut 1 kali dalam 2 hari.
2) Untuk kelompok 2 (kelompok eksperimen 1) diberikan perlakuan
perubahan warna rambut menggunakan bubuk biji pepaya dengan
campuran minyak kelapa.
3) Untuk kelompok 3 (kelompok eskperimen 2) diberikan perlakuan
perubahan warna rambut menggunakan bubuk biji pepaya dengan
campuran air.
-
37
3. Tahap Setelah Perlakuan
Tahap yang dilakukan setelah melakukan perlakuan adalah:
a. Setelah perlakuan perubahan warna rambut beruban lalu diamati dan
dianalisis kemudian dilakukan penilaian sesuai indikator pencapaian
yang telah ditetapkan dan dirancang sebelumnya. Dengan mengisi
kolom-kolom penilaian yang telah dibuat berdasarkan kategori yang
telah ditetapkan untuk setiap indikatornya.
b. Membandingkan tingkat keberhasilan perubahan warna rambut
beruban pretest dan posttest tiap kelompok dan mengolah data hasil
penilaian perubahan warna rambut beruban melalui pemanfaatan biji
pepaya.
Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian ini dapat dilihat melalui
bagan proses pelaksanaan perubahan warna rambut beruban berikut ini;
-
38
Gambar 3. Bagan Proses Pelaksanaan Perubahan Warna Rambut Beruban
Untuk lebih jelasnya proses pelaksanaan tindakan perubahan
warnarambut beruban dan pemanfaatan biji pepaya dapat dilaksanakan
dengan prosedur dan pelaksanaan seperti yang diuraikan berikut ini:
1) Mencuci rambut (keramas) dengan menggunakan shampoo.
Mencuci rambut merupakan langkah awal yang dilakukan dalam
perawatan rambut dan kulit kepala yang bertujuan untuk
menghilangkan minyak dan debu yang menempel pada kulit kepala
Rambut Beruban
Keramas Dengan Menggunakan Shampoo Biasa
Kelompok
Kontrol
Kelompok eksperimen 1
Penggunaan biji pepaya dengan
campuran minyak kelapa Lama
waktu pemakaian 20 menit
Kelompok eksperimen 2
Penggunaan biji pepaya dengan
campuran air Lama waktu
pemakaian 20 menit
Diamkan selama 1 malam
Bilas hingga bersih tanpa menggunakan shampoo
Penelitian perubahan warna rambut beruban dengan
indikator:
1. Warna rambut
-
39
dengan menggunakan air bersih dan shampoo seperti biasa digunakan
oleh responden. Setelah selesai dikeramas, rambut dikeringkan
menggunakan handuk dan hair drayer setengah kering.
2) Siapkan bubuk biji pepaya yang telah disangrai dan dicampur dengan
air atau minyak kelapa secukupnya.
3) Melakukan pengeringan rambut dengan hasil setengah kering.
4) Parting rambut menjadi 4 bagian agar lebih mudah dalam pemberian
biji pepaya yang akan dioleskan secara merata keseluruh rambut.
5) Ambil rambut step by step yang dimulai dari bagian parting bawah
belakang, lalu oleskan bubuk biji pepaya secara merata sampai
keseluruh rambut dan diamkan semalaman.
6) Menutup kepala dengan penutup kepala dan diamkan selama
semalaman.
7) Cuci rambut kembali dengan menggunakan air bersih, hingga sisa-sisa
bubuk biji pepaya terangkat dari permukaan rambut.
F. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data yang diperoleh langsung dari responden, Irawan (1996:86)
mengatakan data primer adalah data yang diambil langsung tanpa
perantara dari sumbernya. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah
tentang warna rambut
-
40
2. Sumber Data
Untuk memperoleh data dari penelitian ini digunakan 5 orang
responden/sampel yang akan diberikan perlakuan. Dari hasil perlakuan di
nilai berdasarkan kuisioner terhadap perubahan warna rambut beruban
yang meliputi indikator warna rambut.
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan suatu prosedur yang
berencana, antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan
taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini dilakukan dua
kali tes , yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pretest
dilakukan sebelum sampel penelitian mendapatkan
perlakuan/tindakan pemberian biji pepaya sesuai jadwal. Posttest
dilakukan setelah sampel penelitian mendapatkan
perlakuan/pemberian biji pepaya selama lebih kurang 14 hari atau
sampai rambut beruban menunjukkan perkembangan perubahan
warna rambut dan akan diamati langsung oleh peneliti setiap akan
melaksanakan tindakan perlakuan.
-
41
b. Dokumetasi
Dokumentasi ini bermanfaat untuk menyajikan gambaran hasil
dari penelitian dalam bentuk foto/gambar, guna memberikan
informasi yang berkaitan dengan perubahan warna rambut beruban.
2. Instrumentasi
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk dapat mengumpulkan
data. Instrumen penelitian ini berbentuk panduan pengamatan perbedaan
hasil pemanfaatan bubuk biji pepaya yg dicampurkan dengan minyak
kelapa dan yang dicampurkan dengan air terhadap perubahan warna
rambut beruban yaitu berupa pengaruh warna rambut dan struktur
rambut.
Instrumen ini berupa kuisioner yang disusun menurut rating scale
dengan 5 pilihan jawaban untuk perubahan setiap indikator yang dinilai.
Arikunto (2010:125) menjelaskan rating scale (skala bertingkat) yaitu
sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat
tidak setuju. Instrumen tersebut sebelum digunakan dalam penelitian
terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu dengan cara mengontrol alat dan bahan dalam penelitian
berdasarkan resep, serta waktu dan frekuensi perlakuan dengan teliti dan
hati-hati.
Suatu instrumen dikatakan valid apabila manipulasi percobaan
data dari variabel yang diteliti secara tepat, Arikunto (1993: 81).
-
42
Pada validitas eksperimen perubahan warna rambut beruban ini
dikategorikan ke dalam validitas internal yang hanya mengamatai
kondisi hasil perubahan warna rambut beruban akibat perbedaan
perlakuan frekuensi pemanfaatn biji pepaya. Sugiyono (1999)
menyatakan bahwa instrument yang mempunyai validitas internal
adalah bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional telah
mencerminkan apa yang diukur.
Penyusunan instrumen dilakukan dengan beberapa langkah:
1. Penentuan indikator
Penentuan indikator pada variabel hanya melihat perubahan
hasil yang terjadi yaitu berupa pengaruh perlakuan terhadap warna
rambut.
2. Penyusunan skor indikator
Pada penelitian ini data hasil penilaian dari data hasil
pengamatan secara visual terdapat hasil pewarnaan, berupa nilai
berbentuk kuantitatif pada penelitian agar data hasil penelitian ini
bisa dianalisis secara statistik, maka nilai hasil pengamatan disusun
dalam suatu skala penilaian yaitu skala bertingkat (ratting scale).
Untuk lebih jelasnya kategori penilaian perubahan warna
rambut beruban pada setiap indikator dapat dilihat pada tabel-tabel
berikut ini:
-
43
Tabel 2 : Kategori Penilaian Warna Rambut Yang Dihasilkan Dari
Pemanfaatan Biji Pepaya dan Minyak Kelapa Terhadap
Perubahan Warna Rambut Beruban.
No. Skor Kategori
1. 1 Warna uban tidak berubah
2. 2 Warna uban menjadi abu-abu
3. 3 Warna uban menguning
4. 4 Warna uban sedikit menghitam
5. 5 Warna uban telah menghitam
H. Teknik Analisis Data
Data hasil percobaan dinilai dari pengisian kuisioner untuk menjawab semua
pertanyaan peneliti, sedangkan untuk melihat tingkat perubahan warna
beruban melalui pemanfaatan biji pepaya dengan frekuensi yang berbeda
digunakan teknik Analisis varians (anava). Uji ANAVA dilanjutkan dengan
uji Duncan apabila terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil analisis
varians.
-
44
Tabel 3. Rumus Analisis Varians
Sumber
Variansi
(SV)
Jumlah Kuadrat (JK) Derajat
Bebas (DB)
Kuadrat Mean
(MK)
Kelompok
(K) JKk =
d = K - 1 M =
Dalam (d) J = JK - J d = N - k M =
Total (T) J = X
d = N - 1
Sumber : Arikunto (2010)
Keterangan :
nk = Jumlah subjek dalam kelompok
K = Banyaknya kelompok
N = Jumlah subjek seluruhnya
= Faktor kolerasi yang muncul berkali-kali
-
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari 5 sampel untuk melihat
pengaruh pemanfaatan biji pepaya dan minyak kelapa terhadap perubahan
warna rambut beruban dimana kelompok (1) merupakan kelompok kontrol
tanpa pemanfaatan biji pepaya, kelompok (2) merupakan kelompok
eksperimen satu dengan pemanfaatan biji pepaya yang dicampur dengan
minyak kelapa dan kelompok (3) merupakan kelompok eksperimen dengan
pemanfaatan biji pepaya yang dicampur dengan air.
Data yang diperoleh pada penelitian ini melihat ada atau tidaknya
pengaruh pemanfaatan bubuk biji pepaya dan minyak kelapa terhadap
perubahan warna rambut beruban serta membandingkan antara pencampuran
bubuk biji pepaya dengan minyak kelapa dan pencampuran bubuk biji pepaya
dengan air. Proses penelitian ini memberikan perlakuan terhadap masing-
masing sampel selama 14 hari dengan 7 kali perlakuan.
Dari 5 (lima) sampel yang digunakan sampel 1(satu) merupakan
sampel kelompok kontrol (X1). Sampel 2 (dua) dan 3 (tiga) sampel untuk
kelompok eksperimen 1 (X2), sedangkan sampel 4 (empat) dan 5 (lima)
merupakan kelompok eksperimen 2 (X3).
-
46
1. Deskripsi Hasil Penelitian Tanpa Pemanfaatan Biji Pepaya dan
Minyak Kelapa Terhadap Perubahan Warna Rambut Beruban Pada
Kelompok Kontrol (X1).
Penilaian perubahan warna rambut beruban tanpa memanfaatkan
bubuk biji pepaya dan minyak kelapa dapat dilakukan dengan melihat
tingkat perubahan yang terjadi pada perubahan rambut beruban. Hasil dari
penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Skor Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Pada Kelompok
Kontrol (X1)
Indikat
or
Penilai
an
Penilaian
per1ak
uan ke-
1
per1ak
uan ke-
2
per1ak
uan ke-
3
per1ak
uan ke-
4
per1ak
uan ke-
5
per1ak
uan ke-
6
per1ak
uan ke-
7
Warna
uban
tidak
berubah
1 1 1 1 1 1 1
Warna
uban
menjad
i abu-
abu
0 0 0 0 0 0 0
Warna
uban
mengu
ning
0 0 0 0 0 0 0
Dari tabel di atas dapat kita lihat jelas bahwa skor penilaian yang
ada adalah pada indikator warna uban tidak berubah. Ini berarti pada
kelompok kontrol tidak terjadi perubahan warna rambut yang beruban.
Kondisi uban pada perlakuan pertama tetap sama dengan kondisi uban
-
47
pada saat pretest dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4 dan 5 dibawah ini:
Hal tersebut di atas dapat digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 4. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian (pretest)
Penelitian pada perlakuan pertama sampai pertemuan ke 7 dengan
kategori rambut masih tetap beruban, untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 5 dibawah ini:
Gambar 5. Gambar perlakuan pertama sampai perlakuan ke 7
Sampel 1
Sampel 1 Sampel 1
Sampel 1 Sampel 1 Sampel 1
Sampel 1
Sampel 1
-
48
Gambar 6. Histogram Rata-rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban
Pada Kelompok Kontrol (X1)
2. Deskripsi Hasil Penelitian Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya dan
Minyak Kelapa Terhadap Perubahan Warna Rambut Beruban Pada
Kelompok Eksperimen 1 (X2).
Hasil penelitian untuk kelas eksperimen satu (X2) yang diberikan
perlakuan penggunaan bubuk biji pepaya dengan campuran minyak kelapa
dengan memberikan perlakuan selama 14 hari dengan 7 kali perlakuan.
Penilaian dilakukan dengan melihat tingkat perubahan yang terjadi pada
perubahan warna rambut. Hal ini dilihat berdasarkan kondisi awal yang
akan dideskripsikan seperti tabel di bawah ini:
Histogram warna uban tidak berubah
Penilaian Hasil ke-1
Penilaian Hasil ke-2
Penilaian Hasil ke-3
Penilaian Hasil ke-4
Penilaian Hasil ke-5
Penilaian Hasil ke-6
Penilaian Hasil ke-7
-
49
Tabel 5. Skor Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Pada
Kelompok Eksperimen 1 Dengan Menggunakan Biji Pepaya dengan
Campuran Minyak kelapa (X2)
Indikator
Penilaian
Penilaian
Hasil
ke-1
Hasil
ke-2
Hasil
ke-3
Hasil
ke-4
Hasil
ke-5
Hasil
ke-6
Hasil
ke-7
Warna uban tidak
berubah 1 0,5 0 0 0 0 0
Warna uban
menjadi abu-abu 0 1 2 2 1 0 0
Warna uban
menguning 0 0 0 0 1,5 3 3
Warna uban
sedikit menghitam 0 0 0 0 0 0 0
Warna uban telah
menghitam 0 0 0 0 0 0 0
Dari tabel di atas dapat diperlihatkan bahwa penilaian perubahan
warna rambut beruban dengan menggunakan bubuk biji pepaya yang
dicampurkan minyak kelapa dengan perlakuan selama 14 hari dengan 7
kali perlakuan dan dengan 7 hasil pula. Untuk lebih jelas dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Warna Uban tidak berubah
Dari 7 kali perlakuan, warna rambut pada hasil perlakuan
pertama dengan kategori penilaian tetap tidak berubah sampai dengan
Hasil perlakuan ke-2 sama dengan warna uban pada saat pretest
dilakukan, namun pada hasil perlakuan ke-2 sebahagian sampel saja
yang tidak berubah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
-
50
Gambar 7. Gambar kondisi awal sebelum dilakukan penelitian (pretest)
Gambar 8. Gambar warna uban tidak berubah
b. Warna Uban menjadi abu-abu
Warna rambut berubah menjadi abu-abu pada hasil perlakuan ke
3 sampai hasil perlakuan ke 5 pada sampel 2 dan hasil perlakuan ke 2
sampai hasil perlakuan ke 4 pada sampel 3. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 2
(hasil ke 1)
Sampel 2
(hasil ke 2)
Sampel 3
(hasil ke 1)
-
51
Gambar 9. Gambar warna uban menjadi abu-abu
c. Warna uban menguning
Warna rambut berubah menguning mulai pada hasil perlakuan
ke-6 sampai hasil perlakuan ke 7 pada sampel 2 dan hasil perlakuan ke
5 sampai hasil perlakuan ke 7 pada sampel 3. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 10. Gambar warna uban menguning
Sampel 2
(hasil ke 6)
Sampel 2
(hasil ke 7)
Sampel 2
(hasil ke 3) Sampel 2
(hasil ke 5)
Sampel 2
(hasil ke 4)
Sampel 3
(hasil ke 2)
Sampel 3
(hasil ke 3)
Sampel 3
(hasil ke 4)
Sampel 3
(hasil ke 7)
Sampel 3
(hasil ke 6)
Sampel 3
(hasil ke 5)
-
52
Sementara warna uban sedikit menghitam dan warna uban telah
menghitam tidak terjadi walaupun sampai pada hasil perlakuan ke-7
perlakuan. Untuk lebih jelasnya perubahan warna rambut yang terjadi
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 11. Histogram Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban
Pada Kelompok Eksperimen 1 Dengan Menggunakan Campuran Minyak
Kelapa (X2)
3. Deskripsi Hasil Penelitian Pengaruh Biji Pepaya Terhadap
Perubahan Warna Rambut Beruban Pada Kelompok Eksperimen
Dengan Menggunakan Campuran Air (X3).
Hasil penelitian untuk kelas eksperimen dua (X3) yang diberikan
untuk merubah warna rambut beruban dengan perlakuan penggunaan
bubuk biji pepaya dengan campuran air, dimana memberikan perlakuan
selama selama 14 hari dengan 7 kali perlakuan. Penilaian dilakukan
dengan melihat tingkat perubahan yang terjadi pada perubahan warna
rambut. Hal ini dilihat berdasarkan kondisi awal yang akan dideskripsikan
seperti tabel di bawah ini:
Histogram kelompok eskperimen 1
Warna uban tidakberubah
warna uban menjadiabu-abu
warna uban menguning
-
53
Tabel 6. Skor Rata-Rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban Pada
Kelompok Eksperimen Dengan Menggunakan Campuran Air (X3)
Indikator
Penilaian
Penilaian
Hasil
ke-1
Hasil
ke-2
Hasil
ke-3
Hasil
ke-4
Hasil
ke-5
Hasil
ke-6
Hasil
ke-7
Warna uban tidak
berubah 1 1 1 0 0 0 0
Warna uban
menjadi abu-abu 0 0 0 2 2 1 0
Warna uban
menguning 0 0 0 0 0 1,5 3
Warna uban sedikit
menghitam 0 0 0 0 0 0 0
Warna uban telah
menghitam 0 0 0 0 0 0 0
Dari tabel di atas dapat diperlihatkan bahwa penilaian perubahan
warna rambut beruban dengan menggunakan bubuk biji pepaya melalui
campuran air untuk 7 kali perlakuan dengan 7 hail pula. Untuk lebih
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Warna Uban tidak berubah
Dari 7 Hasil perlakuan, warna rambut pada hasil perlakuan ke 1
tetap tidak berubah sampai dengan hasil perlakuan ke 3 pada sampel 4
dan 5 sama dengan warna uban saat prestest. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
-
54
Gambar 12. Gambar kondisi awal sebelum dilakukan penelitian
(pretest)
Gambar 13. Gambar warna uban tidak berubah
b. Warna Uban menjadi abu-abu
Warna uban mengalami perubahan pada hasil perlakuan ke 4
sampai dengan hasil perlakuan ke 6 pada sampel 4 dan hasil perlakuan
ke 4 sampai dengan hasil perlakuan ke 5 pada sampel 5. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:
Sampel 4
(hasil ke 1)
Sampel 4
(hasil ke 2) Sampel 4
(hasil ke 3)
Sampel 5
(hasil ke 1)
Sampel 5
(hasil ke 2)
Sampel 5
(hasil ke 3)
Sampel 4 Sampel 5
-
55
Gambar 14. Gambar warna uban menjadi abu-abu
c. Warna uban menguning
Warna rambut berubah menguning mulai pada hasil perlakuan
ke 7 pada sampel 4 dan hasil perlakuan ke 6 sampai dengan hasil
perlakuan ke 7 pada sampel 5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 15. Gambar warna uban menguning
Sementara warna uban sedikit menghitam dan warna uban telah
menghitam tidak terjadi walaupun sampai pada hasil perlakuan ke-7.
Sampel 4
(hasil ke 4)
Sampel 4
(hasil ke 5)
Sampel 4
(hasil ke 6)
Sampel 5
(hasil ke 4)
Sampel 5
(hasil ke 5)
Sampel 5
(hasil ke 6)
Sampel 4
(hasil ke 7)
Sampel 5
(hasil ke 7)
-
56
Untuk lebih jelasnya perubahan warna rambut yang terjadi dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 16. Histogram Rata-rata Penilaian Perubahan Warna Rambut Beruban
Pada Kelompok Eksperimen 2 Dengan Menggunakan Biji Pepaya dengan
Campuran Air (X3)
4. Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Terhadap Perubahan Warna Rambut Beruban
a. Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Memakai Campuran Minyak Kelapa
Dari hasil analisis uji t yang telah dilakukan didapat hasil thitung
sebesar 7,529. Apabila dilakukan perbandingan dengan ttabel dengan
taraf signifikansi sebesar 0,05 atau tingkat kesalahan sebesar 5%
sebesar 1,771. Jika th (7,529) > tt(1,771), maka terdapat pengaruh
pemanfaatan biji pepaya memakai campuran minyak kelapa terhadap
perubahan warna rambut beruban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Histogram kelompok eskperimen 2
Warna uban tidak berubah
warna uban menjadi abu-abu
warna uban menguning
-
57
Tabel 7. Analisis Uji t Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Terhadap
Warna Rambut Beruban Memakai Campuran Minyak Kelapa
One-Sample Test
Test Value = 0
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Warna rambut 7.529 13 .000 1.57143 1.1205 2.0223
b. Pengaruh Pemanfaatan Biji Pepaya Memakai Campuran Air
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan
analisis uji t, dimana diketahui thitung sebesar 7,615. Apabila dilakukan
perbandingan dengan ttabel dengan taraf signifikansi sebes