skripsi

81
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap keluarga sangat membutuhkan adanya rekapitulasi tentang pelaksanaan manajemen yang dilakukan sehari-hari di dalam rumah tangganya.untuk itu kegiatan pencatatan sangat diperlukan. Rumah tangga baik ditingkat keluarga maupun pemerintahan pasti membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Biaya tersebut diperoleh dari pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan dan pengeluaran dalam suatu rumah tangga pasti berbeda- beda. Pendapatan dapat dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi maupun tabungan. Pengeluaran untuk konsumsi tersalur ke pengeluaran pangan, sandang, perumahan, bahan bakar, pengangkutan, hiburan dan perawatan kesehatan, sedangkan bagian yang tidak dikonsumsi masuk kedalam tabungan.

Transcript of skripsi

Page 1: skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap keluarga sangat membutuhkan adanya rekapitulasi 

tentang pelaksanaan manajemen yang dilakukan sehari-hari di dalam rumah

tangganya.untuk itu kegiatan pencatatan sangat diperlukan. Rumah tangga baik

ditingkat keluarga maupun pemerintahan pasti membutuhkan biaya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Biaya tersebut diperoleh dari

pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan dan pengeluaran dalam

suatu rumah tangga pasti berbeda-beda. Pendapatan dapat dipergunakan untuk

pengeluaran konsumsi maupun tabungan. Pengeluaran untuk konsumsi tersalur ke

pengeluaran pangan, sandang, perumahan, bahan bakar, pengangkutan, hiburan

dan perawatan kesehatan, sedangkan bagian yang tidak dikonsumsi masuk

kedalam tabungan.

Dalam ilmu ekonomi, konsumsi diartikan sebagai semua penggunaan

barang dan jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengeluaran konsumsi dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan taraf

hidup. Pada tingkat pendapatan rendah, pengeluaran konsumsi pertama-tama

dibelanjakan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok guna memenuhi kebutuhan

jasmani. Konsumsi pangan adalah terpenting, karena pangan merupakan jenis

barang utama untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Akan tetapi terdapat

berbagai macam barang konsumsi (termasuk sandang, perumahan, bahan bakar

Page 2: skripsi

2

dan sebagainya) yang dapat dianggap sebagai kebutuhan untuk menyelenggarakan

rumah tangga. Keanekaragamannya  tergantung pada tingkat pendapatan rumah

tangga. Tingkat pendapatan yang berbeda-beda mengakibatkan perbedaan taraf

konsumsi. Dengan mengetahui hubungan-hubungan antara pendapatan dan

konsumsi maka diharapkan kita menjadi lebih mampu dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu perekonomian pada rumah tangga

keluarga.

Pembangunan ekonomi pada dasarnya mencakup usaha-usaha untuk

memperoleh kehidupan yang lebih baik. Bagi negara berkembang seperti

Indonesia, kegiatan pembangunan ditujukan untuk mengurangi kemiskinan

dengan jalan perbaikan-perbaikan pendapatan perkapita masyarakat dan perbaikan

di berbagai sektor. Oleh karena itu, dapat dirasakan betapa pentingnya

pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan,

ketimpangan dalam distribusi pendapatan dan pengangguran.

Pelaksanaan pembangunan ekonomi, pemerintah mendasarkan

kebijaksanaan ekonomi lebih berorentasi kepada strategi pemenuhan kebutuhan

dasar yang pada hakikatnya berusaha untuk :

1. Meningkatkan produktifitas dan pendapatan masyarakat yang belum mencapai

kebutuhan pokok minimal.

2. Mengurangi perbedaan yang mencolok dalam pola konsumsi rumah tangga,

penggunaan pelayanan umum dan pemilik perlengkapan hidup.

3. Menciptakan kelembagaan guna mencapai pola pembangunan yang ber

orentasi kepada strategi pemenuhan kebutuhan pokok.

Page 3: skripsi

3

Usaha perluasan kegiatan ekonomi tidak hanya terbatas pada sektor formal

yang memiliki keterbatasan dalam menyerap tenaga kerja tetapi juga melalui

kegiatan ekonomi di sektor informal. Salah satu kegiatan sektor informal di

Indonesia khususnya Kota Pekanbaru adalah usaha sector informal. Usaha-usaha

ekonomi di sektor informal perlu dikembangkan sehingga sumber daya manusia

sebagai modal dasar pembangunan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam

upaya mencapai tujuan pembangunan nasional.

Peningkatan taraf hidup dan memanfaatkan jumlah penduduk yang besar

sebagai kekuatan pembangunan, maka usaha-usaha di sektor informal perlu

ditingkatkan dengan melakukan pembinaan-pembinaan, pengembangan dan

pemanfaatan potensi sumber daya manusia dengan mengutamakan pembangunan

yang meningkatkan perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pengadaan pangan

dan mutu gizi serta meningkatkan pelayanan kesehatan.

Terciptanya pengangguran salah satu penyebabnya adalah tingkat

pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga menimbulkan penawaran tenaga

kerja yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang cukup. Pengangguran

di daerah perkotaan disebabkan oleh salah satunya arus urbanisasi (Perpindahan

penduduk dari desa ke kota) yang merupakan masalah bagi negara-negara

berkembang, khususnya di daerah perkotaan. di mana masyarakat di desa

beranggapan bahwa kota merupakan tumpuan harapan untuk mendapatkan

pekerjaan. Untuk mengatasi masalah ini agar terhindar dari pengangguran

sebagian penduduk Kota Pekanbaru maupun penduduk pendatang bekerja di

sektor informal yang mana usaha ini banyak ditemui di Kota Pekanbaru.

Page 4: skripsi

4

Permasalahan utama yang dihadapi daerah perkotaan di Indonesia

termasuk Pekanbaru ialah masalah ketenagakerjaan. Dari segi penawaran tenaga

kerja dipengaruhi tingginya angka pertumbuhan angkatan kerja dan rendahnya

kualitas angkatan kerja. Sementara dari segi penerimaan tenaga kerja, masalah

yang dihadapi adalah terbatasnya perluasan kesempatan kerja produktif. Dalam

hal ini sebaiknya pemerintah khususnya pemerintah Kota Pekanbaru

meningkatkan perhatiannya terhadap usaha-usaha informal, seperti melakukan

pembinaan-pembinaan maupun pemberian modal karena sektor informal ini

banyak menyerap lapangan pekerjaan sehingga akan mengurangi pengangguran.

Pertambahan jumlah penduduk akan berkaitan dengan masalah tenaga

kerja. Semakin tinggi tingkat pertambahan penduduk maka akan mempengaruhi

tingginya tingkat penawaran tenaga kerja. Hal ini akan menimbulkan

pengangguran. Penduduk atau masyarakat yang hidup memerlukan pekerjaan

untuk mendatangkan hasil atau pendapatan dengan maksud untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang terdiri dari

kebutuhan primer, sekunder dan tersier ditentukan oleh tingkat pendapatan.

Penduduk Kota Pekanbaru sebagian besar memilih bekerja di sektor

informal karena sulitnya mencari pekerjaan di sektor formal. Sektor informal

merupakan jawaban bagi masyarakat yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan

di sektor formal, usaha informal ini mudah dimasuki karena tidak memerlukan

persyaratan pendidikan yang tinggi dan keahlian yang khusus, modal usaha yang

dibutuhkan relatif rendah.

Page 5: skripsi

5

Peningkatan pendapatan masyarakat, sektor informal tidak dapat

diabaikan, karena dalam situasi kelesuan ekonomi, sektor informal dapat

berfungsi sebagai pengaman penampung ledakan penduduk yang masuk pasar

kerja, sementara menunggu kegiatan ekonomi dapat membaik. Dengan demikian

mereka yang bekerja di sektor informal perlu dibina dengan baik supaya

memberikan manfaat yang wajar bagi mereka sendiri dan tidak menimbulkan

kesenjangan sosial bagi masyarakat.

Kenyataan yang kita hadapi sekarang ini, masih banyak dari masyarakat

yang belum berhasil mendapatkan kesempatan kerja, sementara mereka harus

mencari usaha alternatif untuk memperoleh penghasilan yang dibutuhkan oleh

setiap orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik untuk dirinya sendiri

maupun untuk keluarganya. Salah satu pekerjaan atau usaha yang dilakukan

masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidupnya maupun keluarganya adalah

usaha di Sektor Informal yang jumlah perkembangannya cepat di mana saat ini

banyak di Kota Pekanbaru khususnya. Untuk itu penulis ingin mengkaji kedalam

bentuk skripsi yang berjudul “Evaluasi Keragaan Usaha Ekonomi Rumah

Tangga di Sektor Informal Kecamatan Tampan Pekanbaru”

1.2. Identifikasi Masalah

Penawaran tenaga kerja yang tinggi tanpa diimbangi dengan kesempatan

kerja yang cukup akan mengakibatkan pengangguran. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut perlu dimotivasi dengan adanya investasi di berbagai sektor

perekonomian. Salah satu sektor yang paling cepat untuk direalisasikan adalah

sektor informal, di sebabkan dari sektor informal masyarakat yang berpendidikan

Page 6: skripsi

6

rendah tetap dapat menghasilkan yaitu dengan cara membuka usaha kecil di sektor

Informal, tentunya agar mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Sektor informal terdiri dari berbagai kegiatan usaha seperti perdagangan,

pertanian dan lain-lain. Dalam perekonomian di Indonesia sektor informal salah

satunya adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, Usaha Mikro Kecil (UMKM)

dalam penelitian ini adalah usaha yang berskla kecil di Kota Pekanbaru. Masalah

yang diteliti dibatasi pada masalah tingkat pendapatan para pedagang Usaha

sector Informal dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Apakah dengan

pendapatan dari usaha kecil ini sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan

keluarganya. Untuk mengetahui besarnya pendapatan dapat dihitung dengan

melihat berapa banyak dagangan yang terjual dikalikan dengan harga dikurangi

dengan biaya-biaya untuk menghasilkan produksinya.

1.4. Perumusan Masalah

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia yang merupakan

ujung tombak perekonomian Indonesia perlu ditingkatkan. Seperti halnya Di

Pekanbaru Usaha Mikro Kecil (UMKM) ini banyak ditemukan, dan semakin

bertambah. Isu ini menjadi penting untuk dikaji lebih lanjut terutama untuk

mengetahui : berapakah pendapatan rata-rata dari usaha sektor informal ini.

Page 7: skripsi

7

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis keragaan finansial usaha sektor informal.

2. Mengetahui keragaan sosial ekonomi rumah tangga dan berapa kontribusi

pendapatan usaha terhadap pendapatan total kelurga.

B. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai:

1. Sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan bagi pihak usaha sektor

informal untuk pengembangan usaha mereka.

2. Penambahan ilmu pengetahuan bagi penulis di bidang penelitian,

khususnya tentang evaluasi keragaan usaha sektor informal.

3. Sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di

bangku perkuliahan.

4. Sumber informasi bagi peneliti lebih lanjut.

Page 8: skripsi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Permasalahan yang selalu dihadapi oleh negara-negara yang sedang

berkembang pada umumnya adalah pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi,

tenaga kerja dan angkatan kerja yang setiap tahunnya mengalami pertambahan

yang cukup banyak, serta adanya kekurangan modal untuk diinvestasikan guna

menciptakan kesempatan kerja dan lapangan kerja baru (Prabudi, 2002:9).

Pembangunan ekonomi pada umumnya meliputi usaha-usaha untuk

memperoleh kehidupan yang lebih baik. Esensinya menggambarkan perubahan

seluruh keadaan yang terdapat dalam masyarakat serta membawa perubahan

berbagai masalah yang dihadapi oleh anggota masyarakat baik secara individu

maupun kelompok. Kondisinya berada dalam suatu sistem yang bergerak maju

dari kondisi yang serba kekurangan dan tidak memuaskan menuju kepada yang

jauh lebih baik, dari segi material maupun spiritual (Kantati, 2002:1).

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha peningkatan taraf hidup suatu

bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

Pembangunan ekonomi bertujuan untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga

untuk meningkatkan produktivitas. Sebagai suatu proses multidimensional

pembangunan ekonomi mencakup perubahan struktur, sikap hidup dan

kelembagaan. Pembangunan ekonomi juga bertujuan untuk mengurangi

pengangguran, ketidakmerataan distribusi pendapatan dan pemberantasan

Page 9: skripsi

9

kemiskinan. Setiap kegiatan ekonomi diharapkan dapat merangsang pertumbuhan

ekonomi yang digambarkan dengan peningkatan pendapatan nasional atau

pendapatan per kapita masyarakat (Syahza, 2009:5).

Menurut Todaro Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat mempunyai

beberapa komponen yaitu pertama, akumulasi modal. Akumulasi modal terjadi

apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan

memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Kedua, pertumbuhan

penduduk dan tenaga kerja yang merupakan faktor positif dalam merangsang

pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang besar akan menambah jumlah

tenaga kerja yang produktif. Ketiga, kemajuan teknologi yang merupakan sumber

pertumbuhan ekonomi yang lebih penting. Kemajuan teknologi dapat

meningkatkan nilai tambah yang tinggi.

Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dengan

jalan perbaikan-perbaikan pendapatan perkapita masyarakat dan perbaikan di

berbagai sektor. Oleh karena itu, dapat dirasakan betapa pentingnya pembangunan

ekonomi yang dimaksudkan adalah bentuk suatu usaha untuk mengurangi atau

menghapus kemiskinan, ketimpangan dalam distribusi pendapatan dan

pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh (Todaro,

1995:140).

Pertambahan jumlah angkatan kerja yang lebih besar bila dibandingkan

dengan jumlah kesempatan kerja yang tersedia dapat berbagai masalah sosial, di

antaranya adalah masalah pengangguran. Terciptanya masalah pengangguran di

daerah perkotaan disebabkan oleh arus urbanisasi yang semakin meningkat, yang

Page 10: skripsi

10

merupakan salah satu penyebab permasalahan baru di kawasan perkotaan.

Urbanisasi yang berlebihan dapat menciptakan kawasan-kawasan kumuh di

perkotaan, meningkatkan pengangguran karena menumpuknya tenaga kerja yang

tidak terlatih hingga semakin menjamurnya sektor informal yang tidak tertata rapi.

Urbanisasi yang berlangsung terus menerus akan melahirkan kota mega dan

terjadinya aglomerasi (Kuncoro, 2002:154).

Peningkatan pertumbuhan ekonomi di perkotaan, usaha-usaha mikro atau

usaha-usaha di sektor informal perlu ditingkatkan. Sektor informal merupakan

sektor yang menjadi jawaban bagi masyarakat yang tidak mampu mendapatkan

pekerjaan di sektor formal. Peranan sektor informal tidak dapat diabaikan, bahkan

dalam keadaan perekonomian yang tidak stabil, sektor informal justru cukup

bermanfaat dalam menampung sebagian besar masyarakat yang masuk pada pasar

kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan di sektor formal (Kantati, 2002:4).

Sektor informal memiliki banyak keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya

dalam perekonomian. Pertama-tama sektor informal ini terkait dengan sektor

pedesaan dalam pengertian kawasan atau sektor pedesaan merupakan sumber

kelebihan tenaga kerja miskin, yang kemudian mengisi sektor informal di daerah

perkotaan guna menghindari kemiskinan dan pengangguran di desa, walaupun

sebenarnya kondisi kerja dan kualitas hidup secara keseluruhan di kota belum

tentu lebih baik. Selain itu juga sektor informal juga terkait erat dengan sektor

formal perkotaan. Sektor informal sangat tergantung pada sektor formal dalam

kedudukannya sebagai sumber pokok dari sebagian besar pendapatan yang

mereka terima (Todaro, 1994:289).

Page 11: skripsi

11

2.1.1. Definisi Sektor Informal

Sektor informal biasannya identik dengan kegiatan usaha hasil yang

kemampuan modal dan keterampilan rendah, walaupun kenyataannya tidak terlalu

demikian. Sebaliknya sektor formal diidentikkan dengan kegiatan usaha yang

besar yang kemampuan modal dan mutu sumberdaya manusia sudah cukup tinggi.

Sektor informal adalah kegiatan usaha bersifat sederhana,berskala kecil,

pendapatan yang diperoleh kecil, kegiatan usaha beraneka ragam, keterkaitannya

pada usaha lain rendah serta pada Umumnya sektor ini tidak mempunyai izin

usaha, sehingga untuk memasukinya lebih mudah daripada masuk sektor formal.

(Rusmika. 2005)

Penetapan harga akan efisien jika harga yang terjadi merupakan refleksi

yang akurat dari permintaan akan produk akhir, oleh karenanya akan melahirkan

harga-harga yang berhubungan dengan fungsi yaitu biaya transportasi, fungsi

bentuk yaitu biaya pengolahan dalam fungsi waktu yaitu biaya penyimpanan.

Keragaan ekonomis terdiri dari biaya tetap, biaya tidak tetap, penerimaan,

pendapatan dan keuntungan. Keragaan pasar merupakan hasil akhir yang dicapai

akibat dari penyesuaian yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pada struktur

pasar tertentu. Penampilan pasar dapat dilihat dari tingkat harga, margin,

keuntungan dari investasi, dan pengembangan produk.

Hasil penelitian di sektor informal di Indonesia terdapat sebelas ciri pokok

yang bersifat kualitatif yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan usaha tidak terorganisir secara baik, karena timbulnya unit usaha

tidak mempergunakan adanya fasilitas yang tersedia di sektor formal.

Page 12: skripsi

12

2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.

3. Pola kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun waktu jam

kerjanya.

4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi

lemah tidak sampai ke sektor ini.

5. Unit usaha mudah keluar dan masuk satu sub sektor ke lain sektor.

6. Teknologi yang dipergunakan bersifat primitif.

7. Modal dan perputaran usaha yang relatif kecil, sehingga skala operasi juga

relatif kecil.

8. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak memerlukan

pendidikan formal karena pendidikan yang dipergunakan dapat diperoleh dari

pengalaman sambil bekerja.

9. Pada umumnya unit usahanya termasuk golongan “One Man Enterprise” dan

kalau mengerjakan tenaga kerjanya cukup mangikut sertakan anggota keluarga.

10. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau

lembaga keuangan yang tidak resmi.

11. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan masyarakat

kota atau desa yang berpenghasilan rendah dan kadang-kadang juga yang

berpenghasilan menengah.

2.1.2. Pengertian Usaha Kecil Menengah (UMKM)

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah suatu bagian

penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan

Negara Indonesia. UMKM  ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya

Page 13: skripsi

13

perekonomian masyarakat. UMKM sangat membantu negara atau pemerintah

dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UMKM banyak tercipta unit-

unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung

pendapatan rumah tangga.

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998. Usaha Mikro Kecil

Menengah merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan

bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu

dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Pengertian Usaha Mikro Kecil

Menengah adalah berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan

usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang, sedangkan usaha

menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai 99

orang.

Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994

tanggal 27 Juni 1994. Usaha Mikro Kecil Menengah adalah sebagai per orangan

atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai

penjualan atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset atau

aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang

ditempati) terdiri dari : Bidang usaha ( Fa, CV, PT dan koperasi ), Per orangan

( Pengrajin atau industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan,

penambang, pedagang barang dan jasa ).

Menurut UU No 20 Tahun 2008. Pengertian Usaha Mikro Kecil

Menengah dibagi dalam dua pengertian yaitu :

Page 14: skripsi

14

1. Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki kriteria : Kekayaan bersih lebih dari

Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

2. Usaha Menengah adalah usaha yang memiliki kriteria : Kekayaan bersih lebih

dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Penduduk atau masyarakat yang hidup memerlukan pekerjaan untuk

mendatangkan hasil atau pendapatan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang terdiri dari kebutuhan

primer, sekunder dan tersier ditentukan oleh tingkat pendapatan. Untuk

memperoleh pendapatan tersebut, penduduk memerlukan lapangan pekerjaan,

baik itu pekerjaan di sektor formal maupun di sektor informal.

Perkembangan sektor informal terutama di kota-kota besar tumbuh dengan

pesat. Kegiatan sektor ini beraneka ragam, seperti: Pedagang Hias, Pedagang Kaki

Lima, Usaha Mebel dan sebagainya. Sebagaimana diketahui bahwa potensi dan

kemampuan masing-masing wilayah berbeda-beda satu sama lainnya, demikian

juga masalah pokok yang dihadapinya tidak sama. Sehingga usaha-usaha

Page 15: skripsi

15

pembangunan sektoral yang akan dilaksanakan harus disinkronisasikan dengan

usaha-usaha pembangunan regional (Adisasmita, 2005:59).

Todaro (1995:140) mengatakan tentang kegiatan sektor informal di mana

pada umumnya mereka yang bekerja di sektor informal rata-rata memiliki

keterampilan dan kekurangan modal sehingga para pekerja di sektor informal ini

tidak dapat menikmati perlindungan bentuk jaminan kelangsungan kerja, kondisi

kerja yang layak dan jaminan hari tua.

Bertolak dari pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa penjual

ayam goreng (fried chicken), lontong, gorengan yang merupakan bagian dari

kegiatan di sektor informal termasuk pada suatu kegiatan ekonomi yang

mempunyai modal kecil, sehingga dalam pemakaian faktor-faktor produksi oleh

masing-masing unit usaha sangat terbatas. Kegiatan pedagang secara umum

memang bertujuan untuk meningkatkan manfaat bagi pihak-pihak yang

berdagang. dengan adanya kegiatan ini, khususnya yang dilakukan oleh

masyarakat ekonomi lemah tentunya menghasilkan daya guna dan hasil guna bagi

terciptanya pendapatan perkapita yang tinggi, pada gilirannya akan mempertinggi

tingkat kesejahtraan masyarakat.

Kebutuhan hidup yang terdiri dari kebutuhan sandang, pangan, maupun

kebutuhan lainnya bagi seseorang tergantung dari tingkat pendapatan atau

penghasilan yang diperolehnya. Pendapatan seseorang biasanya diperoleh dengan

jalan melakukan usaha-usaha suatu kegiatan pekerjaan pada bidang pekerjaan

yang ditekuninya. Kebutuhan pokok dapat juga dijelaskan sebagai kebutuhan

yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari

Page 16: skripsi

16

kebutuhan atau konsumsi individu seperti makan, perumahan, pakaian maupun

keperluan pelayanan sosial tertentu seperti air minum, transportasi, kesehatan dan

pendidikan (Prabudi, 2002:11).

Perkembangan kesejahteraan masyarakat dalam proses perekonomian di

antaranya ditunjukkan oleh perkembangan pola pembagian pendapatan di antara

berbagai golongan pendapatan, antara kehidupan di kota dan di desa serta antara

wilayah (regional). Mengamati perubahan atau perkembangan pola pembagian

pendapatan masyarakat dapat dipakai indikator pengeluaran rumah tangga sebagai

pencerminan dari pendapatan. Salah satu indikator utama dalam mengukur

kemampuan dan tingkat ekonomi masyarakat adalah dengan melihat pendapatan

dan pola konsumsi masyarakat. Indikator yang dimaksud di atas tidak hanya

bersangkutan dengan pendapatan dan pengeluaran, akan tetapi yang lebih penting

adalah mengetahui besarnya perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran

pada berbagai jenis konsumsi.

Pola pengeluaran rumah tangga dan tingkatannya terhadap kebutuhan

pokok terdiri dari makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan,

transportasi serta partisipasi masyarakat. Sedangkan dalam ruang lingkup yang

sempit dikenal dengan pendapatan pribadi yaitu pendapatan yang diperoleh atau

dibayarkan kepada individu.

2.1.3. Konsep Pendapatan Rumah Tangga.

Pendapatan adalah sumber dana untuk pengeluaran, pengeluaran pertama-

tama ditujukan untuk kebutuhan konsumsi, sisanya ditabung atau diinvestasikan.

Berapa besar dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi tergantung pada

Page 17: skripsi

17

pendapatan itu sendiri. Pendapatan juga merupakan jumlah penghasilan riil dari

keseluruhan kegiatan ekonomi yang dilakukan. Pendapatan rumah tangga adalah

penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga ataupun per orangan anggota rumah tangga, maka

pendapatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Prabudi, 2002:17) :

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan

maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga

masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang

dimilikinya pada sektor produksi. Sektor produksi ini membeli faktor-faktor

produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga

yang berlaku dipasar faktor produksi.

Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk

barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik antara penawaran

dan permintaan. Secara singkat pendapatan seorang warga masyarakat ditentukan

oleh Jumlah faktor-faktor produksi dan Harga per unit dari masing-masing faktor

produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di

pasar faktor produksi.

Pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh

anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama

maupun per orangan dalam rumah tangga. Pendapatan dan penerimaan rumah

tangga dapat diperinci atau pendapatan berupa uang atau barang dan lain serta jasa

yang diberikan anggota rumah tangga yang dapat dinilai dengan uang (Prabudi,

2002:13).

Page 18: skripsi

18

Hubungan antara pendapatan dan konsumsi terdapat beberapa faktor yang

menentukan besarnya pengeluaran rumah tangga secara perseorangan maupun

secara keseluruhan. Pendapatan disposibel akan mencapai tingkat lebih tinggi lagi,

rumah tangga tidak akan menggunakan seluruh pendapatan yang dibelanjakan

tersebut. Pendapatan yang tidak dibelanjakan tersebut merupakan tabungan yang

dilakukan rumah tangga (Sukirno, 1997:108).

Mengukur tingkat kesejahteraan keluarga adalah sangat sulit, karena yang

dimaksud dengan kesejahteraan itu sendiri merupakan hal yang tidak dapat dilihat

dengan materi, tetapi salah satu pendekatan sistem ekonomi yang mungkin yang

dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan adalah dengan mengetahui

sejauh mana suatu keluarga dapat memenuhi setiap kebutuhannya.

Salah satu indikator yang berkaitan langsung terhadap pemenuhan

kebutuhan keluarga adalah pendapatan, semakin besar pendapatan yang diterima

oleh suatu keluarga maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan keluarga tersebut.

dan apabila pendapatan yang diterima oleh keluarga rendah, maka semakin rendah

tingkat kesejahteraan keluarga tersebut.

Pendapatan masyarakat sebagian besarnya akan dibelanjakan kembali

untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, mulai dari pangan, sandang, papan

dan kebutuhan lainnya. Pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan

hidup ini disebut dengan konsumsi rumah tangga. Besarnya konsumsi tersebut

sangat ditentukan oleh besar kecilnya tingkat pendapatan yang diterima, biasanya

makin besar tingkat pendapatan makin besar pula konsumsi seseorang atau

masyarakat tersebut.

Page 19: skripsi

19

Pemenuhan kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari, seorang penjual

memperoleh pendapatan dari hasil penjualannya. Hasil penjualan adalah

pendapatan yang diterima oleh para penjual dari pembayaran atas barang yang

dibeli para konsumen, nilainya adalah sama dengan harga dikalikan dengan

jumlah yang dibeli oleh para pembeli, jika harga berubah maka hasil penjualan

dengan sendirinya akan berubah (Prabudi, 2002:16).

Pendapatan dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualan dari

faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sektor produksi

ini membeli faktor produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi.

Harga produksi di sektor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang)

ditentukan oleh tarik menarik antara penawaran dan permintaan. Tingkat

pendapatan rumah tangga bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi

konsumsi. Tingkat konsumsi suatu barang dari rumah tangga juga dipengaruhi

oleh jumlah anggota keluarga, komposisi umur dan jenis kelamin, letak geografis,

dan harga dari barang-barang (Boediono, 1993:283).

Pendapatan juga merupakan salah satu ukuran untuk menentukan tingkat

kesejahteraan suatu negara atau seseorang, bila pendapatan seseorang rendah

maka individu tersebut dikatakan miskin. Kemiskinan lazim dilukiskan sebagai

kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok, mereka dikatakan

berada di garis kemiskinan bila pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan paling pokok seperti, pangan, pakaian, tempat berteduh, air bersih,

fasilitas cuci, mandi, fasilitas kesehatan dan sebagainya. Kemiskinan muncul

karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan

Page 20: skripsi

20

distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber

daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah, bila kemiskinan diukur secara

absolut, terlihat batas garis kemiskinan di kota lebih tingi dari pada di desa

(Kuncoro, 2002:143).

Salah satu ukuran dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat

secara teoritis mempunyai batasan pengukuran karena berdasarkan batasan

pengukuran tersebut dapat ditentukan apakah penduduk tersebut miskin atau

tidak. Untuk itu setiap individu membutuhkan suatu kegiatan atau usaha untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, baik usaha kecil maupun usaha besar. Usaha

mikro atau usaha kecil merupakan suatu kegiatan ekonomi yang produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha

menengah atau usaha besar (Kuncoro, 2002:185).

Tingkat kecukupan kebutuhan pokok yang merupakan unsur dari tingkat

kesejahteraan manusia sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Unsur

kesejahteraan ini meliputi pemenuhan kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar dapat

diartikan sebagai kebutuhan yang penting guna kelangsungan hidup. Konteks

dalam hal ini ada yang membedakan antara kebutuhan primer seperti makan,

minum, pakaian dan perumahan, sedangkan kebutuhan yang digunakan untuk

melengkapi kebutuhan primer disebut dengan kebutuhan sekunder seperti alat-alat

dan perabot.

Page 21: skripsi

21

Faktor pendapatan pada dasarnya tidak hanya berdiri sendiri tapi

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti harga barang, selera dan pengharapan

konsumen dalam kaitannya dengan harapan dan pendapatan terhadap jasa sangat

kuat tidak dapat mengimbangi faktor lain, maka dari itu pendapatan sangat

penting artinya bagi permintaan suatu barang.

Rumah tangga akan menggunakan pendapatannya untuk dua tujuan, yang

pertama adalah untuk membeli berbagai barang ataupun jasa yang diperlukannya.

dalam perekonomian yang masih rendah taraf perkembangannya, sebagian besar

pendapatan yang dibelanjakan digunakan untuk membeli makanan dan pakaian,

yaitu keperluan sehari-hari yang paling pokok, di samping dibelanjakan.

pendapatan yang diterima rumah tangga akan diterima dan disimpan (Sukirno,

1994:36).

Biaya produksi dapat didefenisikan sebagai semua pengeluaran yang

dilakukan oleh firma untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan

mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang

diproduksikan oleh firma tersebut. Biaya ini mencakup biaya tetap (fixed cost)

atau ongkos produksi tetap dan biaya variable (variable cost). Ongkos produksi

selalu berubah-ubah sesuai dengan besarnya volume produksi (Sukirno,

1994:207).

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memperoleh

bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai

yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya penjualan adalah biaya

Page 22: skripsi

22

yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai, termasuk biaya iklan, biaya

gaji, biaya angkut dan biaya administrasi adalah biaya yang diperlukan untuk

administrasi secara umum (Sugiri, 1999:17).

Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan

perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja

dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja

perlu diperhatikan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi

tenaga kerja, antara lain : tersedianya tenaga kerja yang cukup memadai, kualitas

tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, jenis kelamin,

tenaga kerja musiman dan upah tenaga kerja (Soekartawi, 2003:250).

Pendapatan suatu rumah tangga dapat digolongkan pada pendapatan yang

bersumber dari kegiatan utama atau pokok dan pendapatan yang bersumber dari

kegiatan atau pekerjaan sampingan. Pendapatan dari kegiatan sampingan ini

biasanya penggunaan waktunya lebih pendek dari penggunaan waktu pekerjaan

utama. Kemudian penggunaan waktu yang lebih pendek dapat diperkirakan bahwa

pekerjaan sampingan tersebut jumlahnya relatif kecil dari pada pekerjaan utama

atau pokok.

2.1.4. Konsumsi Rumah Tangga.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan komponen tunggal

terbesar dari pengeluaran keseluruhan aktual, tetapi ada yang menentukan jumlah

yang ingin dibelanjakan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa untuk

konsumsinya dan berapa banyak yang ingin mereka tabung, salah satu faktor yang

paling menentukan adalah pendapatan sisa rumah tangga. Dengan meningkatnya

Page 23: skripsi

23

pendapatan sisa, rumah tangga mempunyai lebih banyak uang untuk dibelanjakan

sebagai konsumsi. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi biasanya juga merupakan

tahun-tahun dengan tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada rata-rata (Lipsey

dan Steiner, 1991).

Pengeluaran konsumsi atau private consumption expenditure meliputi

semua pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-

lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa

yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pembelian barang-barang tahan lama yang baru seperti mobil, pesawat televisi

dan sebagainya selain bangunan rumah termasuk variable ekonomi pengeluaran

konsumsi (Soediyono, 1984).

2.2. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang terkait yang pernah dilakukan sebelumnya

yang dilakukan oleh :

Khadijah (2007) dengan penelitian yang berjudul mengkaji keragaan

ekonomi, kesempatan kerja dan distribusi pendapatan pada usaha kecil emping

melinjo. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa dari keragaan ekonomi

industri emping melinjo aspek pengadaan bahan baku, permodalan dan pemasaran

merupakan kendala utama. Tingkat pengembalian (R/C) industri pada saat bahan

baku melimpah sebesar 1,20 dan pada saat bahan baku jarang tingkat

pengembalian pendapatannya (R/C) sebesar 1, 03 dan 1,08.

Page 24: skripsi

24

Penelitian kedua yang berjudul “PT. Pos Indonesia Terhadap

Perkembangan Usaha Kecil di Kota Pekanbaru” (Marzuki, 2002). Perumusan

masalah yang dijumpai adalah :

1. Bagaimana gambaran perkemabangan Usaha Kecil dan Penyaluran kredit

oleh PT. Pos Indonesia di kota Pekanbaru.

2. Bagaimana pengaruh penyaluran kredit oleh PT. Pos Indonesia terhadap

pengembangan Usaha Kecil di kota Pekanbaru.

Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode analisi data

secara data-eskriptif dan kuantatif. Metode deskriptif untuk menganalisa data

dengan data-data dan fakta yang diperoleh serta membandingkan dengan teori

yang erat kaitannya dengan permasalahan untuk diambil beberapa kesimpulan.

kemudian untuk melihat perbedaan pendapatan pengusaha kecil sebelum dan

sesudah adanya kredit PT. Pos Indonesia melalui sistem kemitraan, dapat

dilakukan dengan uji statistic non parametrik yaitu dengan menggunakan Uji

Tanda (Sign Test). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Keterkaitan antara suatu perusahaan besar atau menengah baik itu milik

swasta maupun BUMN terhadap pengusaha kecil sangat dibutuhkan dalam

hal ini PT. Pos Indonesia sebagai mitra telah berperan dalam

mengembangkan usaha pengusaha kecil mitra biasannya di kota

pekanbaru.

2. Bentuk –bentuk pembinaan yang telah diberikan oleh PT. Pos Indonesia

kepada usaha kecil binaannya sangat beragam namun secara keseluruhan

yang telah terealisasi adalah berupa bantuan modal (kredit) dengan tingkat

Page 25: skripsi

25

bunga rendah yaitu 4%tahun, pemasaran, pelatihan keterampilan

manajemen usaha yang dalam hal ini bekerjasama dengan Dinas

Perindustrian dan Tenaga Kerja.

Penelitian ketiga berjudul analisis keragaan usaha ternak sapi perah rakyat

di Kota Padang Panjang (Deslirizaldi, 2008). dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil penelitian tentang keragaan teknis dilihat dari keragaan produksi sapi

perah rakyat di Kota Padang Panjang belum baik karena: Rata – rata bobot

lahir 48,31 kg, produksi susu 2790,25, produktivitas fisik 4,86 liter / hari.

Peremajaan 201,25 %, dan angka produktif ratio 45,99 %. Ukuran

keragaan reproduksi sudah berada dalam kategori standar, Yaitu : Rata –

rata umur beranak pertama 2,83 tahun, jarak melahirkan 15,26 bulan,

service per conseption 1,71dan angka panen anak 85,82 %.

2. Usaha peternakan sapi perah rakyat di Kota Padang Panjang secara

ekonomis sudah menguntungkan, dengan B/C sebesar 1,06 dan R/C

sebesar 0,06.

Perlu upaya peningkatan pengetahuan peternak terutama dalam teknis

usaha ternak sapi perah. Disamping itu juga perlu melaksanakan skala usaha yang

efisien sehingga keuntungan usaha ternak lebih baik.

2.3. Kerangka Pemikiran

Tujuan penelitian yaitu untuk melihat kontribusi pendapatan dari usaha

sektor informal dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga dan

keluarganya. Apabila usaha ini merupakan sumber pendapatan satu-satunya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, maka kontribusi pendapatan

Page 26: skripsi

26

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya adalah dari usaha ini

sepenuhnya.

Page 27: skripsi

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha sektor informal di Kota Pekanbaru

kecamatan tampan. Pertimbangan dipilihnya lokasi ini karena di kecamatan

tampan terdapat cukup banyak sektor informal dan juga di daerah tampan ini

merupakan tempat yang sangat berkembang di karenakan dekat dengan area

kampus. Objek penelitian antara lain usaha kecil yang menggunakan gerobak

dorong dan tentunya dengan modal yang kecil juga. Penelitian ini dimulai

dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2012.

3.2. Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan responden, di

mana responden akan ditemui pada saat mereka menjual dagangannya dalam

lokasi atau tempat jualan. Data tersebut meliputi data mengenai karakteristik

responden, besarnya modal, lamanya jam kerja, pendapatan, tingkat umur, jumlah

anggota rumah tangga, jumlah tanggungan dan lainnya. Data sekunder adalah data

yang diperoleh dari mengumpulkan data dan informasi/tulisan yang diperoleh

dalam bentuk buku atau internet.

Dalam metode pengumpulan data, penulis melakukan survey langsung

kelapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

Page 28: skripsi

28

1. Kuesioner, yaitu data yang diperoleh dengan cara membuat daftar pertanyaan

terlebih dahulu, yaitu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini yang nantinya diisi

oleh para responden.

2. Interview, yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara berdialog

atau wawancara langsung dengan penjual atau pihak-pihak yang terkait

lainnya.

3.3. Populasi dan Sampel

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dalam penelitian ini, terhadap

para usaha sektor informal di Kota Pekanbaru. Responden merupakan pengusaha

di sektor informal yang bersedia diwawancarai.

Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 15 usaha.

Teknik pengambilan sampel ini menggunakan Purposive Sampling. Dengan

jumlah responden 30 usaha untuk setiap jenis usaha.

3.4. Analisis Data

Penelitian ini, untuk mencapai tujuan pertama, dihitung besarnya

pendapatan yang diperoleh Penjual dengan cara menghitung pendapatan kotor,

pendapatan bersih dan biaya produksi. Untuk mencapai tujuan penelitian kedua,

yaitu untuk melihat besarnya kontribusi pendapatan rumah tangga, dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, dapat dilihat dari perbandingan

pendapatan dari usaha informal ini dengan pendapatan di luar usaha informal ini.

Apabila usaha ini merupakan sumber pendapatan satu-satunya untuk memenuhi

Page 29: skripsi

29

kebutuhan hidupnya dan keluarganya, maka kontribusi pendapatan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya adalah dari usaha sector informal

ini sepenuhnya.

3.4.1. Pendapatan Kotor

Untuk menghitung pendapatan kotor pada evaluasi keragaan usaha

digunakan rumus (Soekartawi, 2005):

TR = Y. Py

Dimana :

TR = Pendapatan Kotor

Y = Jumlah penjualan produksi

Py = Harga produksi (Rp)

3.4.2. Pendapatan Bersih

Untuk menghitung pendapatan bersih usaha ini digunakan rumus menurut

(Soekartawi, 2005) :

π = TR – TC

π = Y. Py – (TVC + TFC )

Dimana :

π = Pendapatan bersih (Rp)

Y = Jumlah penjualan (Produksi)

Py = harga produksi (Rp)

TVC = Jumlah panggunaan biaya variabel yang digunakan (Rp)

TFC = Jumlah penggunaan biaya tetap yang digunakan (Rp)

Page 30: skripsi

30

3.4.3. Penyusutan peralatan

Untuk menghitung penyusutan peralatan digunakan metode garis lurus

(Stright Line Method), menurut (Ibrahim, 2003):

P =

Dimana:

P = Nilai penyusutan (Rp)

B = Nilai beli alat (Rp)

S = Nilai sisa (20% dari nilai beli (Rp)

N = Umur ekonomis aset.

3.4.4. Efisiensi Usaha

Untuk menghitung efesiensi usaha dilakukan dengan analisis Return Cost

Ratio (RCR) menurut (Soekartawi, 1995) :

RCR = TR/ TC

Keterangan :

RCR = Return Cost Ratio (%)

TR = Total penerimaan (Rp)

TC = Total biaya produksi (Rp)

Dengan kriteria sebagai berikut :

RCR > 1= Setiap satu rupiah yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan

kotor besar dari satu rupiah, berarti usaha ini menguntungkan dan

layak untuk diteruskan.

Page 31: skripsi

31

RCR = 1 Setiap satu rupiah yang dikeluarkan menghasilkan penerimaankotor

satu rupiah, berarti usaha berada pada titik impas (balik modal).

RCR < 1 Setiap satu rupiah yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan kecil

dari satu rupiah, berati usaha ini mengalami kerugian dan tidak layak

untuk diteruskan.

3.4.5. Break Event Point (BEP)

Titik impas penerimaan adalah suatu titik dimana pengusaha tidak rugi dan

juga tidak untung. Untuk menghitung titik impas penerimaan usaha dilakukan

dengan analisis Break Event Point (BEP) penerimaan menurut ( Suratiyah, 2006)

Keterangan :

BEP Penerimaan = Nilai impas Penerimaan (Rp)

FC = Biaya Tetap (Rp/ Bulan)

VC = Biaya Variable (Rp/ Bulan)

S = Penerimaan (Rp/ Bulan)

3.4.6. Analisis Kontribusi Usaha Terhadap Pendapatan Total Keluarga

Kontribusi segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk

mewujudkan sebuah usaha bersama atau sumbangsih terhadap sesuatu

pelaksanaan kegiatan dapat bersifat positif juga bisa negatif. Sedangkan

Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang berhubungan langsung dengan

kegiatan usaha.

Page 32: skripsi

32

3.5. Konsep Operasional

1. Pengusaha dalam penelitian ini adalah orang yang bekerja dalam bidang

penyediaan makanan / minuman atau pemilik usaha yang menjadikan usaha

sektor Informal ini sebagai penghasilan utama.

2. Modal dalam penelitian ini adalah investasi dalam bentuk harta kekayaan yang

digunakan oleh pengusaha pecel lele untuk membuka usahanya.

3. Modal tetap dalam penelitian ini adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk

pembelian perlengkapan usaha, pembelian bahan dan alat lainnya seperti:

pembuatan gerobak, kursi, meja, peralatan memasak, perlengkapan Usaha

dan lain-lain.

4. Produksi adalah banyaknya Makanan atau Minuman yang dihasilkan selama

masa berproduksi.

5. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan

tingkat produksi,seperti biaya bahan baku utama, bahan penunjang dan biaya

tenaga kerja.

6. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap seperti biaya penyusutan.

7. Modal kerja dalam penelitian ini adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk

pembelian sarana produksi yang habis digunakan dalam satu kali proses

produksi, yang meliputi pembelian bahan-bahan seperti pembelian tepung,

susu, gula, pisang, sayuran,bumbu dan lain-lain, yang dihitung dengan satuan

rupiah per bulan.

Page 33: skripsi

33

8. Biaya operasional usaha dalam penelitian ini adalah keseluruhan biaya atau

total cost yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk membuka usaha:

a. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang dikeluarkan yang tidak mengalami

perubahan walaupun tejadi perubahan produksi, yang meliputi biaya

penyusutan dan sewa lokasi.

b. Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang berubah sesuai dengan

perubahan intensitas volume kegiatan atau banyaknya produksi yang

dihitung dalam rupiah.

9. Pendapatan kotor adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu kali

produksi dikalikan dengan harga pada saat penelitian.

10. Pendapatan bersih adalah selisih pendapatan kotor dengan biaya produksi.

11. Keuntungan Keuntungan usaha dalam penelitian ini adalah selisih antara

penerimaan total dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam satuan

rupiah/bulan.

12. Penyusutan peralatan adalah berkurangnya nilai suatu alat setelah digunakan

dalam proses produksi (Rp/ bulan).

Page 34: skripsi

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Wilayah dan Keadaan Topografi

Kecamatan Tampan terdiri dari beberapa desa atau kelurahan yaitu

Kelurahan Simpang Baru, Sidomulyo Timur, Tampan, Sidomulyo Barat dan

Labuh Baru. Adapun batas-batas wilayah, sebelah utara dengan Sungai Siak

Kecamatan Rumbai, sebelah selatan dengan Kecamatan Bukit Raya Kecamatan

Sukajadi dan Kecamatan Senapelan dan sebelah barat dengan Kecamatan

Tambang Kabupaten Kampar.

Luas Kecamatan Tampan 108 Km2. Ibu Kota Kecamatan Tampan terletak

di Simpang Baru jalan Negara Km 14 menuju arah Bangkinang. Wilayah

Kecamatan Tampan keadaan tanahmya datar dan sebagian lagi rawa-rawa.

Kisaran temperatur di Kecamatan Tampan 220C – 320C dengan rata-rata curah

hujan 2145 mm per tahun.

4.1.2. Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan sumberdaya manusia yang utama untuk

menggerakkan dan melaksanakan pembangunan. Penduduk adalah sumber tenaga

kerja dan pengelola sumber-sumber alam yang tersedia untuk dimanfaatkan di

berbagai sektor, salah satunya di sektor informal.

Page 35: skripsi

35

4.1.3. Profil Usaha Kecil Sektor Informal

Usaha sektor informal yang penulis teliti ini terletak di Jalan

HR.Soebrantas Kecamatan Tampan. Usaha ini ada yang berdiri sudah sejak lama

ada juga yang baru berdiri di tahun 2012. Dengan modal pertama yang pastinya

sangat kecil. Yang di dapat dengan mengumpulkan dari usaha mereka sebelumnya

selama ini.

Usaha ini berdiri hanya dengan menggunakan gerobak dorong yang

dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan makanan atau minuman yang

akan dijual setiap harinya. Usaha ini ada yang menggunakan tenaga kerja ada juga

yang tidak menggunakan tenaga kerja, tenaga kerja yang digunakan kebanyakan

tenaga kerja dalam keluarga (keluarga, teman, dan tetangga). Setelah beberapa

tahun usaha kecil ini mengalami peningkatan produksi yang berfluktuasi,

sehingga sebagian dari pengusaha ada yang membutuhkan karyawan untuk

memenuhi permintaan konsumen. Usaha ini mulai berjualan ada yang dari pukul

10.00 pagi hingga pukul 12.00 malam dan ada juga pukul 06.00 hingga pukul

10.00 seperti lontong Tergantung dari menu makanan atau minuman yang akan

dijual.

Usaha kecil sektor informal dalam penelitian ini terdiri dari 15 usaha

sebagaimana dapat dilihat dari table berikut:

Page 36: skripsi

36

Tabel 4.1 Jenis Usaha Kecil Pada Sektor Informal di Kecamatan Tampan Pekanbaru

No Nama Usaha

1 Capucino2 Gorengan3 Air Tebu4 Martabak5 Kue Pukis6 Friedchicken7 Tahusumedang8 Kue Molen9 Es Dawet10 Kue Bika11 Lontong12 Roti Bandung13 Tehpoci14 Air Akar15 Freshcorn

Sumber : Data Primer, Penelitian Tahun 2012

4.2. Profil Sampel

Profil sampel merupakan gambaran secara garis besar dari indentitas

pengusaha dan tenaga kerja yang meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman

usaha, jumlah tenaga kerja dan lain-lain.

4.2.1. Umur Sampel

Umur merupakan indikator yang dapat mempengaruhi pengusaha dalam

berfikir dan bertindak dalam usahanya. Pada umumnya pengusaha muda lebih

dinamis dan tanggap terhadap perkembangan lingkungan di sekitarnya, terutama

yang berhubungan dengan kegiatan usahanya. Dalam melakukan suatu usaha juga

diperlukan tenaga-tenaga muda yang lebih kuat dan gesit, karena dalam

melakukan suatu usaha memerlukan tenaga kerja.

Page 37: skripsi

37

4.2.1.1. Umur Pemilik Usaha Sektor Informal

Umur responden dalam penelitian ini di kelompokkan dalam tiga

kelompok usia kerja yaitu usia sangat produktif (15-45 tahun), usia produktif (46-

65 tahun) dan usia kurang produktif (<15 tahun dan >65 tahun).

Tabel 4.2 Umur Pemilik Usaha Sektor Informal Kecamatan Tampan di Kota Pekanbaru tahun 2012

No. Umur Frekuensi Persen(%)1. < 15 0 02. 15 – 45 27 903. 46 – 65 3 104. > 65 0 0

Jumlah 30 100Sumber : Data Primer, Penelitian Tahun 2012

Dari Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa klasifikasi umur pemilik usaha

sektor informal yaitu umur 15-45 berjumlah 27 orang (90%), dan umur 46-65

berjumlah 3 orang (10%). Hal ini menjelaskan bahwa pemilik usaha sektor

informal didominasi oleh umur sangat produktif yaitu 27 orang (90%), sedangkan

pemilik usaha sektor informal yang produktif berjumlah 3 orang (10%).

4.2.2.2. Tingkat Pendidikan Sampel

Tingkat pendidikan mempengaruhi terhadap cara berfikir dan bertindak

para pemilik usaha dalam melakukan usahanya. Walaupun pengetahuan seseorang

akan suatu hal sulit diukur secara pasti, namun pendidikan formal dapat

memberikan gambaran terhadap tingkat pengetahuan.

Page 38: skripsi

38

4.2.2.3. Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha Sektor Informal

Pengusaha sektor informal di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru rata-rata

memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup dan umur yang masih muda. Untuk

melihat tingkat pendidikan Pengusaha Sektor informal di Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 3 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha Sektor Informal di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)1 Tidak Tamat SD 02 SD 103 SMP 124 SMA 75 D3 06 S1 17 S2 0

Jumlah 30Sumber : Data Primer, Penelitian Tahun 2012

Dari table diatas menggambarkan bahwa tingkat pendidikan pengusaha

sektor informal tergolong baik, yaitu 10 orang lulusan SD, 12 orang lulusan SMP,

7 orang lulusan SMA, dan 1 orang lulusan Strata Satu (S1). Dengan tingkat

pendidikan yang mereka peroleh, mereka mampu melakukan usahanya sampai

saat ini.

4.2.2.4. Pengalaman Berusaha

Pengalaman berusaha atau lamanya pengusaha dalam bekerja pada sektor

informal mempengaruhi keterampilan, kemahiran dan pengambilan keputusan

dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Dalam menjalankan usahanya

pengusaha biasanya berpedoman pada pengalaman masa lalu. Karena dalam usaha

sektor informal diperlukan suatu pengalaman ataupun keterampilan tertentu, yang

Page 39: skripsi

39

dapat mempengaruhi keberhasilan usahanya. Dalam hal ini pengalaman dapat

mengurangi atau mengantisipasi resiko kegagalan dalam berusaha. Sebagian besar

pengusaha sektor informal pengalaman usahanya antara 3 bulan hingga 35 tahun.

Dengan gambaran pengalaman usaha tersebut tentu saja pengusaha memiliki

kemampuan dalam mengelola usahanya dengan baik. Adapun pengalaman

pengusaha sektor informal dapat dilihat pada Tabel 4 dan untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 4.4 Pengalaman Usaha Para Pemilik Usaha Sektor Informal di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

NO Pengalaman Usaha Jumlah (Jiwa)1. < 1 Tahun 52. 1-5 Tahun 133. > 6 Tahun 12

Jumlah 30Sumber: Data Primer

4.3. Modal

Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor

produksi lain dan tenaga kerja serta pengolahan menghasilkan barang-barang baru

yaitu produk atau output. Modal dapat berasal dari milik sendiri seperti tabungan,

warisan dan keuntungan sebelumnya, atau modal yang berasal dari luar berupa

pinjaman atau kredit.

Dari hasil penelitian yang telah dilalukan dilapangan sebagian besar modal

berasal dari uang pribagi masing-masing pemilik usaha, dikarenakan susahnya

untuk mendapatkan pinjaman dari pihak lain. Untuk data modal pembuatan usaha

dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran

3.

Page 40: skripsi

40

Tabel 4.5 Total Modal Usaha Mula-Mula di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

NONama Responden Total Biaya (Rp)

1 Capucino cincau 1 1.974.0002 Capucino Cincau 2 1.718.0003 Gorengan 1 1.911.0004 Gorengan 2 4.817.0005 Air Tebu 1 4.666.0006 Air Tebu 2 4.870.0007 Martabak 1 1.902.0008 Martabak 2 2.270.0009 Kue Pukis1 3.878.00010 Kue Pukis 2 2.938.00011 Fried Chiken 1 3.516.00012 Fried Chiken 2 4.229.00013 Tahu Semedang 1 2.867.00014 Tahu Semedang 2 3.456.00015 Pisang Molen 1 1.895.00016 Pisang Molen 2 2.130.00017 Es Dawet 1 1.388.00018 Es Dawet 2 1.325.00019 Kue Bika 1 2.698.00020 Kue Bika 2 3.148.00021 Lontong 1 2.697.00022 Lontong 2 3.090.00023 Roti Bakar Bandung 1 2.512.00024 Roti Bakar Bandung 2 2.338.00025 Teh Poci 1 845.00026 Teh Poci 2 930.00027 Air Akar 1 2.520.00028 Air Akar 2 2.913.00029 Fres Corn 1 1.584.00030 Fres Corn 2 1.803.000

JUMLAH 78.828.000RATA-RATA 2.627.600

4.4. Tujuan Usaha dan Proses Produksi

Setiap proses produksi yang dilaksanakan akan memberikan hasil akhir

yang berupa suatu produksi. Bedasar hasil penelitian untu jumlah peroduksi

Page 41: skripsi

41

setiap usaha sektor informal dilihat pada Tabel 4.4. Produksi makanan ringan

seperti kue bika dan molen jumlah produksinya lebih besar dibandingkan dengan

yang lain dikarenakan harga penjualan lebih murah, untuk minuman rata-rata

hanya 100 gelas perhari karena banyaknya jumlah penjual minuman yang ada

dikawasan tampan, untuk lontong, martabak, roti bakar jumlah produksinya paling

sedikit selai karna harganya yang lebih mahal.

Tabel 4.6. Jumlah Produksi Perhari Usaha Sektor Informal di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

No Nama Usaha Jumlah Produksi Satuan1 Capucino1 100 Gelas2 Capucino2 90 Gelas3 Gorengan1 400 Buah4 Gorengan2 500 Buah5 Air tebu1 100 Gelas6 Air tebu2 120 Gelas7 Martabak1 60 Potong8 martabak2 45 Potong9 Kue pukis1 700 Buah10 Kue pukis2 300 Buah11 friedchicken1 200 Potong12 friedchicken2 160 Potong13 Tahusumedang1 400 Buah14 Tahusumedang2 300 Buah15 Kue molen1 500 Buah16 Kue molen2 400 Buah17 Es dawet1 120 Gelas18 Es dawet2 120 Gelas19 Kue Bika1 800 Buah20 Kue Bika2 400 Buah21 lontong1 60 Piring22 lontong2 70 Piring23 Roti bandung1 50 Buah24 Roti bandung2 40 Buah25 Tehpoci1 100 Gelas26 Tehpoci2 80 GelasNo Nama Usaha Jumlah Produksi Satuan27 Air akar1 100 Gelas28 Air akar2 90 Gelas29 freshcorn1 70 Gelas30 freshcorn2 60 Gelas

Sumber: Data Primer

Page 42: skripsi

42

4.4.1.1. Tujuan Usaha

Usaha informal yang dikelola oleh para usaha termasuk pada skala kecil.

Kegiatan produksi yang dilakukan tergantung pada permintaan konsumen.

Dengan kata lain usaha akan berkembang jika diimbangi dengan peningkatan

jumlah permintaan. Untuk memenuhi permintaan pasar maka produk yang

dihasilkan harus senantiasa tersedia dengan jumlah yang mencukupi dan mutu

yang sesuai dengan selera konsumen.

Produk yang dihasilkan terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumen,

oleh karena itu tujuan melaksanakan usaha ini adalah untuk memenuhi kebutuhan

keuangan keluarga atau sumber pendapatan utama. Selain itu para usaha juga

menyatakan bahwa mereka melakukan usaha tersebut karena usaha ini yang

paling sesuai dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

4.5. Analisis Pendapatan

Pendapatan dalam penelitian ini adalah perkalian antara jumlah produk

yang terjual dengan harga produk. Pendapatan dalam penelitian ini terbagi dua

yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diterima oleh pengusaha

informal dari seluruh hasil penjualan. Sedangkan pendapatan bersih adalah

pendapatan yang diterima oleh pengusaha informal dari seluruh hasil penjualan

yang sudah dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha

informal.

4.6.1. Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu kali

produksi dikalikan dengan harga. dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Page 43: skripsi

43

Tabel 4.7. Pendapatan Kotor Perhari Pada Usaha Sektor Informal di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

No Nama Usaha HargaJumlah

ProduksiSatuan Total(Rp)

1 Capucino1 5.000 100 Gelas 500.0002 Capucino2 5.000 90 Gelas 450.0003 Gorengan1 1.000 400 Buah 400.0004 Gorengan2 1.000 400 Buah 400.0005 Air tebu1 3.000 100 Gelas 300.0006 Air tebu2 2.000 120 Gelas 240.0007 Martabak1 5.000 60 Potong 300.0008 martabak2 10.000 45 Potong 450.0009 Kue pukis1 1.000 700 Buah 700.00010 Kue pukis2 1.000 300 Buah 300.00011 friedchicken1 5.000 180 Potong 900.00012 friedchicken2 5.000 160 Potong 800.00013 Tahusumedang1 1.000 400 Buah 400.00014 Tahusumedang2 1.000 300 Buah 300.00015 Kue molen1 1.000 300 Buah 300.00016 Kue molen2 1.000 250 Buah 250.00017 Es dawet1 3.000 120 Gelas 360.00018 Es dawet2 3.000 120 Gelas 360.00019 Kue Bika1 500 800 Buah 400.00020 Kue Bika2 1.000 400 Buah 400.00021 lontong1 5.000 60 Piring 300.00022 lontong2 5.000 70 Piring 350.00023 Roti bandung1 10.000 50 Buah 500.00024 Roti bandung2 10.000 40 Buah 400.00025 Tehpoci1 3.000 100 Gelas 300.00026 Tehpoci2 3.000 80 Gelas 240.00027 Air akar1 3.000 100 Gelas 300.00028 Air akar2 3.000 90 Gelas 270.00029 freshcorn1 5.000 70 Gelas 350.00030 freshcorn2 6.000 60 Gelas 360.000

Rata????

Page 44: skripsi

44

4.6.2. Pendapatan Bersih

Pendapatan bersih merupakan selisih pendapatan kotor dengan biaya

produksi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan bersih

pengusaha sektor informal perhari rata-rata Rp. 408.147.

4.6. Analisis Biaya Produksi

4.6.1.Biaya Investasi

Usaha informal ini untuk memulainya, diperlukan berbagai barang-barang

yang tentunya memerlukan biaya untuk mendapatkannya. di antaranya gerobak,

meja, kursi, piring atau mangkok, peralatan memasak seperti, kuali, kompor gas,

tabung gas, panci, dan lain-lainnya. Besar kecilnya biaya investasi tergantung

pada skala usaha yang dibangun, artinya semakin besar skala usahanya maka

semakin besar juga biaya investasi yang diperlukan untuk membangun usahanya

dapat lebih jelasnya pada Lampiran 3.

4.6.2. Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang habis dalam satu kali proses produksi, yang

digunakan untuk menghasilkan produk. Modal kerja yang dikeluarkan oleh

pengusaha informal terdiri dari pembelian bahan baku dan bahan penunjang yang

merupakan bahan pokok dalam kelancaran proses produksi. Bahan baku yang

dipergunakan dalam usaha pecel lele seperti:tepung, gula, susu, sayuran, tempe,

tahu, bumbu-bumbu dan lain-lain. Dan bahan penunjang seperti: tisu, tusuk gigi,

sunlight, es kristal, plastik, pembungkus,gelas plastik, karet dan lain-lain. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Page 45: skripsi

45

Tabel 4.8. Kebutuhan Modal Kerja Per Bulan Pada Skala Sektor Informal di Kecamatan

Tampan Kota Pekanbaru

No Nama Usaha Modal Kerja Perhari Modal Kerja Perbulan

1 Capucino1 297.000

8.910.000

2 Capucino2 282.000

8.460.000

3 Gorengan1 269.000

8.070.000

4 Gorengan2 226.000

6.780.000

5 Air tebu1 64.000

1.920.000

6 Air tebu2 82.000

2.460.000

7 Martabak1 184.000

5.520.000

8 martabak2 201.000

6.030.000

9 Kue pukis1 154.000

4.620.000

10 Kue pukis2 130.000

3.900.000

11 friedchicken1 662.000

19.860.000

12 friedchicken2 539.000

16.170.000

13 Tahusumedang1 114.000

3.420.000

14 Tahusumedang2 115.000

3.450.000

15 Kue molen1 145.000

4.350.000

16 Kue molen2 144.000

4.320.000

17 Es dawet1 142.000

4.260.000

18 Es dawet2 142.000

4.260.000

19 Kue Bika1 167.000

5.010.000

Page 46: skripsi

46

20 Kue Bika2 112.000

3.360.000

21 lontong1 195.000

5.850.000

22 lontong2 174.000

5.220.000

23 Roti bandung1 418.000

12.540.000

24 Roti bandung2 407.000

12.210.000

25 Tehpoci1 145.000

4.350.000

26 Tehpoci2 145.000

4.350.000

27 Air akar1 122.000

3.660.000

28 Air akar2 112.000

3.360.000

29 freshcorn1 298.000

8.940.000

30 freshcorn2 256.000

7.680.000

(BUAT RATA2)

4.6.3. Biaya Operasional

Kegiatan produksi Usaha Informal diperlukan biaya operasional. Biaya

operasional adalah sejumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan

sejumlah produk dari usahainformal. Biaya operasional ini meliputi biaya tetap

(Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variabel Cost).

4.6.3.1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak mengalami

perubahan walaupun tejadi perubahan produksi, yang meliputi biaya penyusutan,

sewa lokasi, biaya gaji karyawan, biaya hidup dan biaya listrik, biaya kebersihan

dan biaya keamanan. Untuk Jelasnya pada Lampiran ?.

Page 47: skripsi

47

4.6.3.2. Biaya Penyusutan

Biaya Penyusutan adalah berkurangnya nilai suatu alat setelah di gunakan

dalam proses produksi. Besarnya Biaya penyusutan tergantung pada besarnya

biaya investasi yang digunakan. Artinya semakin banyak investasi yang

digunakan dalam proses produksi semakin besar biaya penyusutannya. Demikian

juga sebaliknya. Biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemilik

usaha sektor Informal di Kecamatan Tampan Pekanbaru biaya penyusutan

terbesar yaitu pada usaha ? sebesar ? dan biaya penyusutan terkecil pada usaha ?

sebesar? Bulan. Untuk lebih jelasnya jumlah biaya penyusutan yang dikeluarkan

oleh masing-masing pemilik usaha Informal di Kecamatan tampan, dapat dilihat

pada Lampiran ?

4.6.3.3. Total Biaya Tetap

Tabel 4.9. Rata-Rata Total Biaya Tetap Per Bulan Usaha Sektor Informal di

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

Page 48: skripsi

48

4.7. Penjualan

Penjualan dalam penelitian ini adalah jumlah produksi yang terjual

dikalikan dengan harga produk yang sangat berhubungan dengan pendapatan.

Produk dalam penelitian ini terdiri dari makanan dan minuman ringan.

4.7.1. Penjualan Skala Usaha Sektor Informal

Rata-rata penjualan per bulan usaha informal di Kecamatan Tampan dalam

skala usaha kecil sebesar Rp 6.326.278/bulan. Penjualan tertinggi yaitu pada

usaha fried chicken dengan total penjualannya per bulan yaitu Rp 8.700.000

sedangkan penjualan terkecil yaitu pada usaha Roti bakar bandung yaitu sebesar

Rp 3.960.000/bulan. Penjualan usaha informal dalam skala usaha kecil ini dapat

dilihat pada Tabel 4.8 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 49: skripsi

49

Tabel 4.8. Total Penjualan Per Bulan Usaha Sektor Informal di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

Responden Jenis UsahaPendapatan Bersih

per bulan1 Capucino1 8.085.0002 Capucino2 7.275.0003 Gorengan1 5.730.0004 Gorengan2 6.660.0005 Air tebu1 7.800.0006 Air tebu2 5.168.3497 Martabak1 6.180.0008 martabak2 9.660.0009 Kue pukis1 6.870.00010 Kue pukis2 5.940.00011 friedchicken1 8.070.00012 friedchicken2 8.700.00013 Tahusumedang1 7.380.00014 Tahusumedang2 4.740.00015 Kue molen1 4.770.00016 Kue molen2 4.230.00017 Es dawet1 7.230.00018 Es dawet2 7.230.00019 Kue Bika1 7.680.00020 Kue Bika2 8.040.00021 lontong1 5.850.00022 lontong2 5.610.00023 Roti bandung1 5.460.00024 Roti bandung2 3.960.00025 Tehpoci1 6.630.00026 Tehpoci2 4.830.00027 Air akar1 5.130.00028 Air akar2 4.680.00029 freshcorn1 4.320.00030 freshcorn2 5.880.000

Jumlah 189.788.349Rata-rata 6.326.278

Sumber : Data Primer

Page 50: skripsi

50

4.8. Permasalahn Pengusaha Sektor Informal

Hasil penelitian ditemukan permasalahan pengusaha usaha sektor informal di

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru meliputi : harga-harga bahan baku yang

cenderung mengalami kenaikan. Masalah cuaca misalnya hujan, untuk mengatasi

masalah cuaca ini para usaha pecel lele menambah jam jualannya. Selanjutnya

masalah yang dihadapi para usaha yaitu masalah libur semester kuliah. Pada saat

libur semester kuliah maka para usaha ini mengurangi produksinya dari

sebelumnya yang bertujuan untuk menghindari kerugian.

4.9. Kontribusi Pendapatan Rumah Tangga.

Penelitian ini dalam meneliti kontribusi pendapatan rumah tangga terhadap

usaha informal untuk menjawab tujuan kedua. dengan cara membandingkan

pendapatan atau penghasilan dari usaha informal dengan sumber pendapatan dari

usaha selain dari usaha kecil. Dalam hal ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

Lampiran 4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang menjadi sampel

sebanyak 30 sampel, rata-rata kontribusi pendapatan dari usaha informal di

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru tahun 2012 sebesar 89%. Artinya

pendapatan rumah tangga pada usaha kecil di Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru sangat berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

yang mana 17 usaha yang kontribusi pendapatannya bersumber dari usaha

informal berjumlah 100% yang berarti penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga maupun hidupnya bersumber dari usaha informal ini saja. dan 13 orang

kontribusi pendapatannya dari usaha informal diatas 60%, artinya walaupun

dalam keluarga tersebut memiliki usaha lain selain usaha sektor informal, namun

Page 51: skripsi

51

usaha sektor informal tetap menjadi penyumbang terbesar dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangga, dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 4.9. Kontribusi Usaha terhadap Pendapatan RT Usaha Sektor Informal di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2012.

No Jenis UsahaKontribusi Usaha

terhadap Pendapatan RT

1 Capucino1 100%2 Capucino2 71%3 Gorengan1 100%4 Gorengan2 100%5 Air tebu1 100%6 Air tebu2 64%7 Martabak1 100%8 martabak2 83%9 Kue pukis1 77%

10 Kue pukis2 100%11 friedchicken1 84%12 friedchicken2 81%13 Tahusumedang1 83%14 Tahusumedang2 61%15 Kue molen1 100%16 Kue molen2 100%17 Es dawet1 100%18 Es dawet2 100%19 Kue Bika1 79%20 Kue Bika2 100%21 lontong1 100%22 lontong2 74%23 Roti bandung1 65%24 Roti bandung2 100%25 Tehpoci1 100%26 Tehpoci2 62%27 Air akar1 100%28 Air akar2 82%29 freshcorn1 100%30 freshcorn2 100%

Rata-rata 89%

Page 52: skripsi

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Rata-rata pendapatan bersih usaha informal di Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru tahun 2012 pada Skala usaha kecil sebesar Rp?/bulan. Dengan

demikian dapat dikatakan usaha informal baik dalam skala usaha kecil di

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru sangat menguntungkan dan dari seluruh

sampel dalam penelitian ini tidak ada usaha informal yang merugi.

Rata-rata kontribusi pendapatan rumah tangga dari usaha informal di

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru tahun 2012 sebesar 97%. Artinya pendapatan

rumah tangga pada usaha informal dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan

keluarganya dari usaha informal rata-rata sebesar 100%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah pendapatan para pemilik usaha

informal cukup besar. Hal ini menunjukkan para peminat makanan dan minuman

di usaha kecil ini cukup banyak. Sehingga disarankan kepada pemilik usaha

informal untuk lebih mengembangkan usahanya lagi, misalnya meningkatkan

rasa/mutu produksinya, untuk menjaga kepercayaan konsumennya hal ini perlu

diperhatikan. Selanjutnya disarankan agar pengusaha usaha informal dapat

menekan atau mengurangi biaya dalam penggunaan modal untuk meningkatkan

pendapatan.

Page 53: skripsi

53

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Anton, 2007. Analisis Finansial Usaha Pendapatan Pecel Lele di Kota Pekanbaru. Universitas Riau..

Downey W.David dan Steven P.Erickson. 1989. Manajemen Rochidayat Ganda S, dan Alfonsus Sirait. Erlangga. Jakarta

Deslirizaldi, 2008. Analisis Keragaan Usaha Ternak Sapi di Kota Padang Panjang. Universitas. Andalas Padang.

Ibrahim. 1999. Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta ; PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Kantati, Miryam. 2002. Analisis Pendapatan Sektor Informal di Kota Pekanbaru. Ilmu Ekonomi Universitas Riau. Pekanbaru.

Kuncoro, Mudrajad. 2002. Ekonomi Pembangunan. Erlangga. Jakarta.

Khadijah, 2007. Keragaan Ekonomi Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan Pada Industri Kecil. Skripsi Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.

Marzuki, 2002. PT. Pos Indonesia Terhadap Perkembangan Usaha Kecil di Kota Pekanbaru. Riau.

Prabudi, Erick. 2002. Analisis Tingkat Pendapatan Jagung Bakar di Kota Pekanbaru. Ilmu Ekonomi Universitas Riau. Pekanbaru.

Rusmika, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Melalui Sektor Informal. Universitas Riau. Pekanbaru.

Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb Douglas. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Pembangunan Pertanian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada..

Ken Suratiyah, 2006. Ilmu Usahatani, Jakarta : Penebar Swadaya Jakarta.

Sugiri, Slamet. 1999. Akutansi Manajemen. AMP YKPN. Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada, Edisi II. Jakarta.

Page 54: skripsi

54

Sukirno, Sadono. 1997. Pengantar Ekonomi Makro. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Syahza, Almasdi. 2009. Ekonomi Pembangunan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.

Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Ke Sembilan. Erlangga. Jakarta.

Umar,H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia. Pustaka Utama Jakarta.