SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

103

Transcript of SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 1: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM
Page 2: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page i

TERWUJUDNYA PELAYANAN PERIZINAN

yangSERASAN

Page 3: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Pageii

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2014BPMPT KABUPATEN MUARA ENIM

x + 56 ;

ISBN: 978-602-71859-1-3

Tim Peneliti Suripto, S.Sos.MAB., Abdul Muis,S.Sos.MM., Drs. Haris Faozan,MSi., Selvy Andreani,SAB,MAB., Marsono,SE.MM. Witra Apdhi Yohanitas, S.Kom, Dedi Cahyadi, SE. Dra. Niken Andonrani, MSi. Dian Eka Rahayu Sawitri, SH.MH.

Editor Suripto, S.Sos. MAB

Peer Review Dr.Basseng, Drs. Haris Faozan, MSi. Alfarizal, SH.MH.

Tim Pendukung Irma Ade Sofia,S.Sos., Sainem Indrawari , Galuh Nariswari

Hak Cipta @ 2014 pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu - Kabupten Muara Enim dan Pusat Inovasi Tata Pemerintahan Lembaga Adminsitrasi Negara

Diterbitkan dan dipublikasikanKerjasamaBADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU - KABUAPTEN MUARA ENIMJl. Kemayoran No. 9 Muara Enim (31311) Sumatera SelatanTelp/Fax 0734-423982 Website. http//www.kppt.muaraenimkab.go.idDenganPUSAT INOVASI TATA PEMERINTAHAN LEMBAGA ADMINSITRASI NEGARA Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat (10110) DKI JakartaTelp. 021-3868201 – 7 ext. 149 – 151 Website : www.lan.go.id

Page 4: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page iii

P E N G A N T A R

Dengan mengucapkan rasa syukur Kehadirat Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya, kegiatan penyusunan Survei Kepuasan Masyarat Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupten Muara Enim telah selesai dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu.

Penyusunan Survei Kepuasan Masyarat ini sangat penting, selain sebagai tunduk pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 16 tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarat. Tetapi juga yang terutama adalah sebagai upaya untuk terus memperbaiki diri dalam meningkatkan pelayanan publik menjadi lebih baik sesuai harapan masyarakat.

“Tak ada gading yang tak retak“ Walapun telah berusaha seoptimal mungkin, Survei Kepuasan Masyarat ini tentunya masih belum dapat memuaskan seluruh pihak yang berkepentingan. Namun demikian, kami selalu berusaha untuk terus menyempurnakannya dimasa yang akan datang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai akhir kata, kami juga ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kotribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian kegiatan ini. Semoga menjadi amal ibadah yang baik dan memberikan perbaikan pada pelayanan kami.

Muara Enim, November 2014Kelapa Badan Penanaman Modal dan Perizinan TerpaduKabupaten Muara Enim

Alfarizal, SH.MH

Page 5: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Pageiv

Page 6: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page v

DAFTAR ISI Bab Satu Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan dan Sasaran 4 Tahapan Pelaksanaan 4

Bab Dua Tinjauan Literatur dan Metode 5 Tinjauan Kebijakan 5 Tinjauan Konsep 16 Metode Survei 21

Bab Tiga Deskripsi Umum 27 Kondisi Umum 27 Deskripsi Umum BPMPT 32

Bab Empat Hasil Lapangan dan Analisa 35 Profil Responden 35 Hasil Survei 37

Bab Lima Penutup 55 Simpulan 55 Rekomendasi 55

Daftar Pustaka Lampiran - Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabulasi Profil Responden 23Tabel 2 Tabel Data Survei 23Tabel 3 PDRB Kabupaten Muara Enim

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011- 2012 30Tabel 4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten

Muara Enim Tahun 2011-2012 31Tabel 5 Pendapatan Perkapita Kabupaten

Muara Enim Tahun 2011 - 2012 31

Page 7: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Pagevi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 35

Grafik 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 36

Grafik 3 Karakteristik Responden BerdasarkanLayanan Perizinan 36

Grafik 4 Hasil Nilai Unsur SKM BPMPT Kabuapten Muara Enim 37

Grafik 5 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Persyaratan 38

Grafik 6 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Sistem, Mekanisme dan Prosedur 41

Grafik 7 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Waktu Layanan 43

Grafik 8 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Biaya / Tarif Layanan 44

Grafik 9 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Produk Layanan 46

Grafik 10 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Kompetensi 47

Grafik 11 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Perilaku 49

Grafik 12 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Maklumat Layanan 50

Grafik 13 Nilai Survei dan Penyebarannya Unsur Pengaduan, Saran dan Sapras 51

Page 8: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Sosialisasi secara Konvesional 39

Gambar 2 Lokasi bahan liflet/ blosur kurang strategis 40

Gambar 3 Pembenahan Prosedur Pelayanan Perizinan 42

Gambar 4 Kompetensi Pegawai BPMPT 47

Gambar 5 Melayani dengan Senyum 48

Gambar 6 Melayani Sambil Makan 50

Gambar 7 Ruang Pengaduan Pelayanan 52

Gambar 8 Kondisi Sarana Prasarana dan Fasilitas BPMPT 53

Page 9: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 1

LATAR BELAKANG

Desentralisasi fiskal memberikan ruang dan kewenangan bagi pemerintah daerah dalam mengelola perekonomiannya, diantaranya dalam bidang investasi dari dalam dan luar negeri. Urusan Investasi memiliki peran yang sangat strategis untuk mengakselerasi pembangunan daerah secara berkelanjutan dan berkesinambungan bagi seluruh pemerintah daerah termasuk di Kabupaten Muara Enim. Keberhasilan pemerintah daerah dalam menarik investor antara lain dipengaruhi oleh komitmen dan kemampuan dalam merumuskan dan mengimplementasikan secara konsisten berbagai kebijakan investasi. Disisi lain, dalam persaingan menarik investasi ke Kabupaten Muara Enim dibutuhkan berbagai break though dan inovasi dari aspek peraturan dan regulasi daerah yang mempermudah berinvestasi; mengembangkan promosi investasi; mengembangkan regional management; serta pelayanan perizinan excellent di pemerintah daerah.

Pemberian perizinan merupakan bagian penting bagi para investor karena sebagai jaminan dan kepastian hukum serta perlindungan hukum atas usahanya. Sehingga Pelayanan perizinan menjadi ujung tombak

BAB SATU

Pendahuluan

Page 10: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page2

persaingan dalam menarik investor menanamkan modalnya di daerah tersebut. Mengapa hal ini sangat penting? Karena permasalahan utama dalam perizinan antara lain keluhan dunia usaha terkait proses pelayanan perizinan yang berbelit-belit, tidak transparan, memakan waktu yang panjang dan perlu biaya ekstra. Selain itu, ketidak jelasan prosedur, biaya dan waktu pemrosesan ijin yang tidak pasti menyebabkan penilaian kinerja pelayanan publik secara keseluruhan menjadi buruk. Pelayanan publik secara umum yang dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini belum memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media masa dan jaringan sosial, sehingga memberikan dampak buruk terhadap pelayanan pemerintah, yang menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Mengingat strategisnya peran pelayanan perizinan, maka menjadi tantangan pemeirnth daerah untuk membenahi dan meningkatkan kualitas pelayanannnya dengan membangun sistem pelayanan perizinan yang akuntabel, transparan, partisipatif, efisien dan efektif serta ramah terhadap investor.

Kesadaran pentingnya pelayanan perizinan, Kabupaten Muara Enim memberikan kemudahan dengan one stop service di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT). BPMPT mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, maka BPMPT mempunyai fungsi: (a) Perumusan kebijakan di bidang Penanaman Modal

dan Perizinan Terpadu; (b) Penyelenggaraan fungsi penunjang urusan

pemerintahan daerah di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(c) Pembinaan penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang Penanaman

Page 11: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 3

Modal dan Perizinan Terpadu;(d) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan

prosedur di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(e) Pengembangan teknologi informasi di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(f) Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan; dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pelayanan perizinan yang dilakukan oleh BPMPT saat ini sebanyak 25 jenis perizinan. Pelayanan tersebut diselengarakan dengan sistem one stop service yang diharapkan akan mampu memberikan pelayanan excellent. Dimana akan mempermudah proses, memberikan kejelasan biaya, waktu perizinan. Namun demikian, BPMPT perlu tetap harus membuat terobosan dalam pelayanan perizinan dan penanaman modal, dengan mempertimbangkan perkembangan perekonomian nasional, regional maupun global.

Untuk peningkatan kualitas pelayanan publik tidak dapat terlepas dari evaluasi pelayanan. Salah satu dengan evalausi yang dilakukan untuk pengukuran kinerja pelayanan yaitu dengan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Hal ini juga sejalan dengan amanat peraturan perundangan yakni antara lain Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dan Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) sebagai pengganti Kepmenpan RI No. KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan IKM Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Untuk itu, dalam upaya memperbaiki pelayanan BPMPT Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2014 BPMPT melakukan pengukuran indek / survey kepuasan masyarakat.

Page 12: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page4

TUJUAN & SASARAN

Kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat bertujuan untuk mengukur kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan BPMPT Kabupaten Muara Enim serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan BPMPT dalam bidang penanaman modal dan perizinan. Untuk itu, sasaran yang ingin dicapai sebagai berkut :

(a) Mendorong partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan dalam menilai kinerja penyelenggara pelayanan BPMPT Kabupaten Muara Enim.

(b) Mendorong BPMPT Kabupaten Muara Enim untuk untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

(c) Mendorong kreatifitas dan inovasi BPMPT Kabupaten Muara dalam menyelenggarakan pelayanan penanaman modal dan perizinan.

TAHAPAN PELAKSANAAN

Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat BPMPT Kabupaten Muara Enim dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survei, yang mencakup langkah-langkah, sebagai berikut :

NO

1

2

3

4

5

TAHAP

Mempersiapkan rencana Survei

Menyusun instrumen Survei dan menentukan instrumen

Melaksanakan Survei

Mengolah hasil Survei

Membuat melaporan hasil

BULANJULI ASGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

Page 13: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 5

TINJAUAN KEBIJAKAN

Dalam Survei kepuasan masyarakat BPMPT Kabupaten Muara Enim didasarkan kebijakan yang terkait dengan pelayanan publik, perizinan dan penanaman modal.

Kebijakan Pelayanan Publik

• UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Setiap warga negara dan penduduk memiliki hak untuk menerima pelayanan publik yang terbaik dari penyelenggara pelayanan publik. Oleh karena itu, penyelenggara publik wajib meningkatkan pelayanan publiknya. Upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan pengaturan hukum. UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik menjamin hal tesebut, sebagaimana dituangkan tujuan UU tesebut yakni:

(a) terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang

BAB DUA

Tinjuan Literatur & Metode

Page 14: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page6

hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

(b) terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;

(c) terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

(d) terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Penyelenggara pelayanan publik sebagaimana diatur dalam pasal 8 berkewajiban menyelenggarakan pelayanan publik yang minimal memiliki pelaksanaan pelayanan; pengelolaan pengaduan masyarakat; pengelolaan informasi; pengawasan internal; penyuluhan kepada masyarakat; dan pelayanan konsultasi. Penyelengagraan tersebut didasarkan atas Azas-azas penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur dalam pasal 4 meliputi : kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: dasar hukum; persyaratan; sistem, mekanisme, dan prosedur; jangka waktu penyelesaian; biaya/tarif; produk pelayanan; sarana, prasarana, dan/atau fasilitas; kompetensi pelaksana; pengawasan internal; penanganan pengaduan, saran, dan masukan; jumlah pelaksana; jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan; jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu- raguan;

Page 15: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 7

dan evaluasi kinerja pelaksana.

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, setiap organisasi wajib menyusun dan menetapkan standar pelayanan; menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan; menempatkan pelaksana yang kompeten; menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai; memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik; melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan; berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan; membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya; bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik; memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan; dan memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan pelayanan publik harus melibatkan peran serta masyarakat mulai dari penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi dan pemberian penghargaan. Peran tesebut dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan publik. Dalam evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik Penyelenggara berkewajiban melaksanakan evaluasi terhadap kinerja pelaksana di lingkungan organisasi secara berkala dan

Page 16: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page8

berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi penyelenggara berkewajiban melakukan upaya peningkatan kapasitas pelaksana. Evaluasi kinerja dengan indikator yang jelas dan terukur dengan memperhatikan perbaikan prosedur dan/atau penyempurnaan organisasi sesuai dengan asas pelayanan publik dan peraturan perundang-undangan.

• Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Ruang lingkup Pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik; pelayanan jasa publik; dan pelayanan administratif. Pelayanan barang publik dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah. Penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah. Sedangkan, Pelayanan administratif merupakan pelayanan oleh Penyelenggara yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh Masyarakat. Tindakan administratif oleh instansi pemerintah dalam bentuk pelayanan pemberian dokumen berupa perizinan dan non perizinan. Dokumen berupa perizinan dan non perizinan merupakan keputusan administrasi pemerintahan dan keputusan Penyelenggara yang bersifat penetapan. Dalam penyelenggaraan pelayanan dapat dilakukan dengan sistem pelayanan terpadu. Penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu dilaksanakan di lingkungan kementerian/lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan/atau kecamatan.

Penyelenggara pelayanan publik dalam merancang Standar Pelayanan paling sedikit harus memuat komponen pelayanan seperti di UU 25 tahun 2009. Selain

Page 17: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 9

itu, Penyelenggara wajib mengikutsertakan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik sebagai upaya membangun sistem penyelenggaraan Pelayanan Publik yang adil, transparan, dan akuntabel. Pengikutsertaan Masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik mencakup keseluruhan proses penyelenggaraan Pelayanan Publik yang meliputi: penyusunan kebijakan Pelayanan Publik; penyusunan Standar Pelayanan; pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Pelayanan Publik; dan pemberian penghargaan. Pada aspek pengawasan dan evaluasi dapat diwujudkan pada pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan; pengawasan terhadap penerapan kebijakan; dan pengawasan terhadap pengenaan sanksi.

• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Penyelenggara pelayanan publik wajib melakukan Survei Kepuasan Masyarakat secara berkala. Survei Kepuasan Masyarakat ini merupakan pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari penyelenggara pelayanan publik. Selanjutnya, hasil Survei Kepuasan Masyarakat terhadap penyelenggaraan setiap jenis pelayanan publik dan metodologi survei yang digunakan dilaporkan kepada Menteri dalam Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP).

Kebijakan Penanaman Modal

• UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal .

Dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi diperlukan peningkatan penanaman modal untuk

Page 18: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page10

mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Selain itu, di tengah persaingan yang sangat ketat sangat penting untuk menciptakan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan, dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional. Penanaman modal tersebut sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; menciptakan lapangan kerja; meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan; mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas: kepastian hukum; keterbukaan; akuntabilitas; perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara; kebersamaan; efisiensi berkeadilan; berkelanjutan; berwawasan lingkungan; kemandirian; dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Sisi lain, Pemerintah juga harus menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk: mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional; dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Dalam menetapkan kebijakan dasar perlu memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional; menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan

Page 19: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 11

penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

• Perpres Nomor 27 tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal.

Dimana dalam Perpres tersebut disebutkan bahwa Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan suatu Perizinan dan Nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan Perizinan dan Nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. Disamping itu, Perpres ini juga mengatur mengenai mutu pelayanan, yaitu bahwa Pelaksanaan PTSP di bidang Penanaman Modal harus menghasilkan mutu pelayanan prima yang diukur dengan indikator kecepatan, ketepatan, kesederhanaan, transparan, dan kepastian hukum.

• Instruksi Presiden No 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi. Dimana inpres tersebut menekankan perlunya: (a) memperkuat kelembagaan pelayanan investasi; (b) Sinkronisasi Peraturan Pusat dan Peraturan Daerah (Perda); (c) Kejelasan ketentuan mengenai Kewajiban analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL); (d) debirokratisasi di bidang cukai; serta (e) melaksanakan sistem “self assesment” secara konsisten.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 29 tahun 2004 dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tersebut,

Page 20: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page12

selanjutnya Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dalam peraturan ini, pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh Perangkat Daerah Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yaitu perangkat pemerintah daerah yang memiliki tugas dan fungsi mengelola sernua bentuk pelayanan perizinan dan non perizinan di daerah dengan sistem satu pintu. Pembinaan sistem ini dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Dalam Negeri dan Kepala Daerah sesuai dan kewenangan masing-masing.

• Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal sebagaimana yang telah direvisi pada PP No 111 Tahun 2007 dan kembali disempurnakan melalui PP No 27, Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal

Selanjutnya dalam rangka menarik investor asing dan investor dalam negeri untuk berinvestasi di Indonesia, serta untuk memberikan kepastian hukum kepada calon investor tersebut, pada tahun 2007 pemerintah mengeluarkan UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Sebagai implementasi dari UU tersebut BKPM membuat beberapa peraturan pemerintah, diantaranya adalah PP No 77 Tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal sebagaimana yang telah direvisi pada PP No 111 Tahun 2007 dan kembali disempurnakan melalui PP No 27, Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal dan Peraturan Kepala BKPM No 5 Tahun 2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan non perizinan penanaman modal, sebagai pengganti Peraturan Kepala

Page 21: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 13

BKPM No 12 Tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara permohonan penanaman modal di Indonesia

Permasalahan yang dihadapi dan perlu segera diselesaikan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di antaranya, adalah (1) masih perlu dilengkapinya peraturan-peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; (2) kurang memadainya kapasitas dan kualitas infrastruktur untuk mendukung investasi yang sudah ada dan investasi baru; (3) masih cukup panjangnya proses perizinan investasi dibandingkan dengan negara-negara sekawasan lainnya; (4) belum lancarnya implementasi pelimpahan wewenang perizinan dari beberapa instansi yang mulai dialihkan wewenangnya ke daerah tujuan investasi karena keterbatasan kemampuan sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan sarana pendukungnya; (5) administrasi perpajakan dan kepabeanan yang masih perlu disederhanakan; serta (6) banyaknya peraturan daerah (perda) yang bermasalah sehingga menambah beragamnya pungutan daerah. (Bappenas). Dari permasalahan yang diidentifikasi oleh Bappenas tersebut memperlihatkan bahwa proses perizinan di Indonesia masih terlalu panjang dan hal ini mempersulit pihak-pihak yang ingin berinvestasi dan melakukan usaha di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan dunia usaha, tuntutan untuk melakukan penyederhanaan prosedur administrasi perizinan bidang usaha sudah menjadi hal yang tidak terelakkan. Akhirnya pada tahun 2012, pemerintah dalam hal ini menempatkan penyederhanan perizinan usaha sebagai salah satu program dalam 9 program percepatan reformasi birokrasi. Program ini dilakukan melalui beberapa kegiatan prioritas diantaranya yaitu: (1) deregulasi perizinan usaha, (2) penguatan pelayanan terpadu satu pintu, (3) pembatasan waktu pengurusan perijinan, (4) kejelasan biaya dan syarat perijinan, dan

Page 22: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page14

(5) penguatan budaya pelayanan prima. Program ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendorong tumbuhnya iklim investasi di Indonesia yang pada akhirnya akan meningkatkan kredibilitas Indonesia dalam lingkup global.

• Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu di Daerah.

Permendagri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu di Daerah. Dimana dalam peraturan ini terdapat ketentuan menyangkut nomenklatur unit pelayanan, dimana disebutkan bahwa Unit pelayanan perizinan terpadu adalah bagian perangkat daerah berbentuk Badan dan/atau Kantor pelayanan perizinan terpadu, merupakan gabungan dari unsur-unsur perangkat daerah yang mempunyai kewenangan di bidang pelayanan perijinan. Selanjutnya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan penyederhanaan pelayanan adalah upaya penyingkatan terhadap waktu, prosedur, dan biaya pemberian perijinan dan non perijinan. Disamping itu, diatur tentang tugas Badan dan/atau Kantor mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.

• Peraturan Kepala BKPM No 5 Tahun 2013 tentang pedoman dan tata cara perizinan dan non perizinan penanaman modal.

Pedoman Tata Cara Penanaman Modal adalah sebagai panduan bagi para penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu di bidang Penanaman Modal, para penanam modal, serta masyarakat dalam memahami prosedur pengajuan dan proses penyelesaian permohonan

Page 23: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 15

perizinan dan nonperizinan penanaman modal. Adapun tujuan Pedoman dan Tata Cara Penanaman Modal adalah: (a) terwujudnya kesamaan dan keseragaman atas prosedur pengajuan dan persyaratan tata cara perizinan dan non perizinan penanaman modal di instansi penyelenggara PTSP di bidang penanaman modal di seluruh Indonesia; (b) memberikan informasi kepastian waktu penyelesaian permohonan perizinan dan non perizinan penanaman modal; dan (c) tercapainya pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dan transparan dan akuntabel.

Selanjutnya terkait dengan kewenangan, berdasarkan Peraturan Kepala BKPM ini, disebutkan bahwa penyelenggaraan PTSP di bidang penanaman modal oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota mendelegasikan/melimpahkan kewenangan dalam bentuk penyerahan tugas, hak, kewajiban dan pertanggungjawaban perizinan dan nonperizinan termasuk penandatangannya kepada penyelenggara PTSP di bidang penanaman modal.

Sedangkan terkait dengan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan Pemerintah yang diselenggarakan di PTSP BKPM terdiri atas : (1) penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi; (2) urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang meliputi : (a) penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat risiko kerusakan lingkungan yang tinggi; (b) penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional; (c) penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi; (d) penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional; (e) penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan perjanjian yang dibuat oleh

Page 24: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page16

Pemerintah dan pemerintah negara lain; dan (f) bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan Pemerintah menurut undang-undang. Selanjutnya untuk penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing, meliputi: (a) penanaman modal asing yang dilakukan oleh pemerintah negara lain; (b) penanaman modal asing yang dilakukan oleh warga negara asing atau badan usaha asing; dan (c) penanam modal yang menggunakan modal asing yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan pada perjanjian yang dibuat oleh Pemerintah dan pemerintah negara lain.

TINJAUAN DAN KONSEP

Konsep Perizinan

Dalam penelusuran pustaka pengertian perizinan dapat dikemukakan pendapat beberapa pakar administrasi negara dan hukum administrasi negara, sebagaimana diutarakan di bawah ini, antara lain Bagir Manan dalam Ridwan HR (2007) menyebutkan bahwa “Izin” dalam arti luas berarti persetujuan dari penguasa berdasarkan perundang-undangan untuk memperbolehkan tindakan atau perbuatan yang secara umum dilarang. Selanjutnya Sjahran Bash dalam Ridwan HR (2007) menyatakan “Izin”adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkrit berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan N.M. Spelt dan Mr. J.B. J.M. Ten Berger yang disunting Philipus M. Hadjon (1993) menyatakan bahwa “Izin”adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang - undang atas peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan, menyimpang dari

Page 25: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 17

ketentuan-ketentuan larangan perundangan. Dengan memberikan izin, penguasa memperkenankan orang yang dalam memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya izin merupakan suatu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi”. Sesuai dengan pandangan tersebut, Asep Warlan Yusuf dalam Ridwan Juniarso (2009:92) mengemukakan “izin”adalah instrumen pemerintah yang bersifat yuridis preventif yang digunakan sebagai sarana hukum administrasi untuk mengendalikan perilaku masyarakat”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, “Izin” adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan syah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Sedangkan “perizinan” adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Dan selanjutnya dalam penjelasan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tersebut dijelaskan perizinan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari pengaturan yang bersifat pengendalian yang dimilikinoleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, dan izin untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau usaha. Ahmad Sobana dalam Juniarso Ridwan (2009) mekanisme perizinan dan izin yang diterbitkan untuk pengendalian

Page 26: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page18

dan pengawasan administratif bisa dipergunakan sebagai alat untuk mengevaluasi keadaan dan tahapan perkembangan yang ingin dicapai, disamping untuk mengendalikan arah perubahan dan mengevaluasi keadaan, potensi serta kendala. Tujuan dari perizinan itu sendiri adalah untuk mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat kebijakan tidak seluruhnya dianggap salah, jadi perizinan sebagai instrumen usaha implementasi program pemerintah daerah yang menjadi bagian integral dari penyelenggaraan pemerintahan, maka pemerintah daerah bisa lebih leluasa untuk menggunakannya sesuai dengan rambu peraturan perundangan yang berlaku dengan tetap menjunjung tinggi azas umum pemerintahan yang baik. Ridwan HR (2007:217) mengemukakan bahwa izin merupakan instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah, oleh karena itu izin berfungsi selaku ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makmur, hal ini berarti lewat izin dapat diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud, secara umum tujuan perizinan meliputi : a) Keinginan mengarahkan ( mengendalikan “sturen”) aktivitas-aktivitas tertentu ( misalnya izin mendirikan bangunan); b) Izin mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan); c) Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu (izin terbang, izin membongkar monumen); d) Izin membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat penduduk); e) Izin memberikan pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas, dimana pengurus harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Pelayanan Prizinan

Pada dasarnya pelayanan publik mencakup tiga aspek, yaitu pelayanan barang, jasa dan administratif. Pelayanan administratif adalah layanan berbagai perizinan, baik yang bersifat perizinan maupun nonperizinan. Proses

Page 27: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 19

perizinan, khususnya perizinan usaha, secara langsung akan berpengaruh terhadap keinginan dan keputusan calon pengusaha maupun investor untuk menanamkan modalnya. (Tirta Nugraha Mursitama, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Perizinan dan Pembangunan Daerah Cerita Sukses. Dari http://www.transparansi.or.id/wp/content/uploads/2011/02/Otonomi_Daerah.pdf).

Ratminto dan Atik Septi W. (2005”5) mengemukakan: Pelayanan Perizinan dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, dilingkungan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang bentuk produk layanannya adalah izin atau warkat. Pelayanan perizinan dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, misalnya upaya instansi yang berwenang dalam memberikan jaminan kepastian hukum atas usaha yang dimiliki sehingga dapat menjamin segala aktifitas, secara singkat pelayanan perizinan dapat dimaknai sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat yang bersifat legalitas atau melegalkan kepemilikan, hak, keberadaan, dan kegiatan individu atau organisasi.

Salah satu tindakan pemerintah tersebut adalah dikeluarkannya suatu kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), dengan adanya PTSP ini dimaksudkan agar aparatur pemberi pelayanan harus benar-benar ditata, dibenahi dan diperbaharui guna mengubah citra aparat yang sebelumnya dipandang lamban (karena birokrasi yang panjang) dan tidak transparan menjadi birokrasi yang efisien, sesuai dengan tujuan pelayanan publik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Page 28: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page20

24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perizinan Terpadu Satu Pintu, sasaran penyelenggaraan PTSP adalah : a) Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau; b) Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik. Sedangkan tujuan penyelenggaraan PTSP adalah : a) Meningkatkan kualitas pelayanan publik; b) Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. Sedangkan “penyederhanaan” penyelenggaraan pelayanan mencakup : a) Pelayanan atas permohonan perizinan dan nonperizinan dilakukan oleh PPTSP; b) Percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah; c) Kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah; d) Kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya; e) Mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih permohonan perizinan; f) Pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku; g) Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan.

Dari berbagai rumusan yang terkandung dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagaimana diutarakan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan pelayanan perizinan sebagaimana diutarakan Ridwan HR (2009) yang meliputi : a) Penyederhanaan sistem dan prosedur perizian usaha; b) Pembentukan lembaga pelayanan perizinan terpadu satu pintu di daerah; c) Pemangkasan waktu dan biaya perizinan; d) Perbaikan sistem informasi; e) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi proses proses penyelenggaraan perizinan.

Page 29: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 21

Ratminto (2005) menyebutkan beberapa azas dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan, azas-azas tersebut meliputi :

• Empati dengan costumers ;• Pembatasan prosedur ;• Kejelasan tatacara pelayanan ;• Minimalisasi persyaratan pelayanan ;• Kejelasan kewenangan ;• Transparansi biaya ;• Kepastian jadwal ;• Minimalisasi formulir ;• Maksimalisasi masa berlakunya izin ;• Kejelasan hak dan kewejban providers dan costumers ;• Efektifitas penanganan keluhan ;

METODE SURVEI

Metode yang digunakan dalam kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Muara Enim menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dimana, Survei ini menggambarkan kondisi atau keadaan pelayanan BPMPT Kabupaten Muara Enim dengan menggunakan data-data kualitatif yang berupa kolektif persesi dari kuesioner, wawancara dan observasi. Mestipun kuesioner menggunakan skala angka 1 -10, tetapi angka-angka tersebut hanya sebagai simbol dalam memberikan data yang sifatnya kualitatif.

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam analisa Survei kepuasan masyarakat bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder didapat dari berbagai sumber data-data BPMPT,

Page 30: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page22

Badan Pusat Statistik Muara Enim dan lain sebagainya. Penyebaran kuesioner melibatkan masyarakat yang menerima layanan BPMPT, Wawancara dengan key person antara lain yakni Bupati, Sekretaris Daerah dan Kepala BPMPT Kabupaten Muara Enim. Sedangkan obeservasi dengan melakukan pengamatan pada seluruh unsur SKM.

Populasi dan Sampel

Populasi SKM merupakan seluruh masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan BPMPT Muara Enim. Pada tahun 2013, data BPMPT menunjukan mengeluarkan izin sebanyak 1900 dokumen yang terdiri dari 25 jenis izin. Dalam Survei ini, pemilihan sampel menggunakan tehnik acak sederhana. Selanjuntya, dalam menentukan sample merujuk pada Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) yang menyatakan bahwa :• Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500

adalah tepat untuk kebanyakan penelitian• Jika sampel dipecah ke dalam subsampel, ukuran

sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat

Tehnik pengolahan Data

Tehnik pengolahan data didasarkan jenis instrumen pengumpulan data yakni kuesioner, wawancara dan observasi.

• Pengolahan data kuesioner dilakukan melalui tahapan tabulasi data, rekapitulasi data, menentukan skala penilaian, menentukan nilai SKM, nilai unsur dan nilai setiap pertanyaan

• Wawancara dan observasi dilakukan dengan membuat transkip

Tabulasi data hasil Survei seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2 dibawah ini :

Page 31: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 23

Tabel 1 : Tabulasi profil responden

Tabel 2 : Tabulasi data Survei

Penentuan penilaian skala likert

Penentuan skala nilai didasarkan atas interval nilai terendah dengan nilai tertinggi. Perhitungan nilai tertinggi dan terendah sebagai berikut :

Sebagai contoh :(NR) Nilai terendah = 1 x 74 = 74(NT) Nilai tertinggi = 10 x 74 = 740

Nilai Terendah = 1xjumlah responden (NR)Nilai Tinggi = 10 x Jumlah responden (NT)

Resp.

1

2

-

n

Usia Pendidikan Kelurahan/ Kecamatan

Layanan

Penanaman Modal

Perizinan Lainya

Produk

Pertanyaan

Responden

1

2

-

n

1 2 3 4 5 6 - 23

Page 32: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page24

Sedangkan perhitungan skala interval dihitung dengan cara sebagai berikut :

Sebagai apabila skala interval menjadi 4 (empat) yang meliputi kurang baik, cukup baik, baik dan sangat baik maka hasilnya sebagai berikut :

Dengan skala sebagai berikut :Kurang Baik < 240 = 1Cukup Baik 241 - 406 = 2Baik 407 - 573 = 3Sangat Baik > 573 = 4

Menentukan nilai pertanyaan, Unsur dan SKM

Sebagai alat untuk justifikasi nilai setiap pertanyaan, unsur dan SKM dengan menggunakan cara sebagai berikut :

• Nilai pertanyaan (NP) dengan mengalikan setiap skala nilai pertanyaan dengan jumlah responden pemilih masing-masing. Contoh (1 x 2 = 2) + (2 x 4 = 8) + ….. + (10 x 10 = 100) ;

• Nilai unsur adalah nilai rata-rata nilai pertanyaan dalam dalam satu unsur ;

• Nilai SKM adalah nilai rata-rata dari nilai unsur.

740 - 74 Nilai skala interval = = 166,5

4

NT - NR Nilai skala interval =

Jumlah Interval

Page 33: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 25

Analisa Data

Tehnik penyajian dan analisa data Survei SKM ini menggunakan terhnik Matryoshka Analisys yakni dengan menyajikan hasil nilai SKM, diikuti dengan nilai setiap unsur dan nilai setiap pertanyaan.

Page 34: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page26

Page 35: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 27

BAB TIGA

Deskripsi Umum

KONDISI UMUM

Dalam rangka meningkatkan taraf hidup kesejahteraan rakyat serta harkat dan martabat manusia, pemerintah harus mampu mendorong dan memberdayakan seluruh komponen masyarakat, khususnya sektor swasta, untuk berperan lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, lebih adil, dan lebih merata akan dapat dicapai dengan lebih baik dan lebih cepat. Investasi swasta sangat memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi swasta ini akan membuka jalur pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja yang selanjutnya menjadi faktor kunci dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun pemerintah, dalam kasus ini pemerintah Kabupaten Muara enim, harus terus meningkatkan belanja modal pemerintah untuk memperluas kesempatan kerja, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar jangan hanya menghandalkan investasi dari swasta. Belanja modal yang dimaksud disini adalah penanaman modal yang bersumber dari pemerintah yang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

Potensi unggulan ekonomi Kabupaten Muara Enim

Page 36: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page28

didominasi pada sektor pertanian, kehutanan, pertambangan dan energi. Melirik sektor pertanian, komoditas utama yang dikembangkan terdapat pada komoditas karet dan kelapa sawit. Peran para investor swasta di bidang perkebunan cukup besar dalam memajukan perkebunan di Kabupaten Muara Enim. Ini terbukti dari tingkat produksi kelapa sawit dari pihak swasta pada tahun 2012 terhadap komoditas karet mencapai 1.088.040 ton atau mencapai 64,07 % jika dibandingkan dengan perkebunan rakyat dan perkebunan Negara. Melirik sektor kehutanan, dari luas areal hutan yang seluas 382.960 hektar di Kabupaten Muara Enim ternyata seluas 161.400 hektar atau 42,15% dikuasai oleh swasta sedangkan seluas 172.686,35 hektar atau 45,9% merupakan lahan kritis. Dapat terlihat peran swasta cukup dominan dalam pengelolaan hutan yang ada di Muara Enim dan tentu saja jika dikaitkan dengan modal yang dikeluarkan oleh swasta cukup signifikan dalam menunjang perekonomian.

Potensi Sumberdaya Alam unggulan bidang pertambangan adalah energi primer, antara lain minyak dan gas bumi, batubara, panasbumi (Geothermal), tenaga air, Coal Bed Methane yang ternyata belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Potensi minyak dan gas bumi cukup besar dimana Cadangan Minyak Buminya mencapai 252.397,03 MSTB atau 35 % dari cadangan minyak Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan cadangan Gas Bumi sebesar 12.477,07 BSCF atau sebesar 52 % dari Cadangan Gas Bumi Provinisi Sumatera Selatan. Potensi ini diolah oleh PT. Pertamina dan tujuh mitra usahanya. Potensi batubara di Kabupaten Muara Enim mencapai 13.636.530.000 ton atau 61,31 % dari potensi batubara Sumatera Selatan. Potensi ini diolah oleh PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, PT.Batubara Bukit Kendi dan PT.Manunggal Multi Energi. Produksi batubara tersebut sebagian besar dipergunakan untuk bahan bakar penggerak turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga

Page 37: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 29

Uap (PLTU) yang ada di Tanjung Enim dan PLTU Suralaya. Selain itu dipergunakan juga untuk pabrik semen di Baturaja-Sumatera Selatan, Pabrik Semen Gresik Jawa Timur, Pabrik Semen Indocement Jawa Barat, Pabrik Kertas PT. Indah Kiat, Peleburan Timah di Bangka Provinsi Bangka Belitung dan Peleburan Logam, juga diekspor ke Jepang, Taiwan, Hongkong, Malaysia, Spanyol, Jerman dan India. Potensi cadangan terduga Panas Bumi Lumut Balai sebesar 600 Mwe dari luas WKP Panas Bumi Lumut Balai lebih kurang 225.000 Ha,Rantau Dedap berdasarkan hasil Survei pendahuluan sebesar 106 Mwe dari luas WKP Panas Bumi Rantau Dedap (area prospek) lebih kurang 38.000 Ha. Adajuga energi alternatif lainnya yang terdapat di Kabupaten Muara Enim.Potensi gas metana batubara (coal bed methane/CBM) sebagai sumber energi alternatif dengan sumber daya gas methana batubara di Kabupaten Muara Enim sebesar 34,059 TCF (Trilyun cubic feets) dari 453,3 TCF (Trilyun cubic feets) yang ada di Indonesia.

Perekonomian Kabupaten Muara Enim secara umum masih menunjukkan ciri struktur ekonomi yang berbasis sumber daya alam.Hal tersebut dapat terlihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat terlihat pada tabel dibawah ini.

Page 38: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page30

Tabel 3 : PDRB Kab. Muara Enim Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011- 2012 (Juta Rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim

Perkembangan perekonomian Kabupaten Muara Enim tidak terlepas dari perkembangan ekonomi nasional. Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Muara Enim mengalami kenaikan dari 5,31 % tahun 2011 menjadi 5,42 % pada tahun 2012. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muara Enim menurut lapangan usaha/sektor ekonomi tahun 2011-2012 dapat terlihat pada Tabel dibawah.

Lapangan Usaha

1. Pertanian

2. Pertamb. & Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas & Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

7. Angkutan & Komunikasi

8. Bank, Persewaan & Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa

PDRB Dgn Migas

PDRB Tanpa Migas

Harga Berlaku

2011

3.938.198

13.182.867

1.596.729

88.265

975.982

1.583.321

464.376

277.115

1.177.263

23.284.116

14.665.357

2011

1.842.630

4.699.826

725.954

36.362

400.983

518.860

146.526

121.866

457.232

8.950.149

5.920.488

2012

4.298.144

14.416.709

1.832.980

99.718

1.175.588

1.878.224

543.976

323.872

1.479.865

26.049.076

17.162.357

2012

1.950.238

4.848.648

777.280

38.864

445.793

571.239

163.394

134.245

504.381

9.435.082

6.434.809

Harga Konstan

Page 39: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 31

Tabel 4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011-2012 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim 2012

Pendapatan rata-rata perkapita Kabupaten Muara Enim atas dasar harga berlaku tanpa migas meningkat dari Rp. 15.624.368,- pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 18.014.389,- pada tahun 2012. Sedangkan pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku dengan migas meningkat dari Rp. 24.877.687,- pada tahun 2011 menjadi Rp.27.403.620 pada tahun 2012. Perkembangan Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Muara Enim tahun 2011 - 2012 dapat terlihat pada tabel dibawah.

Tabel 5 : Pendapatan Perkapita Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 - 2012 (Rupiah)

Lapangan Usaha

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

7. Angkutan dan Komunikasi

8. Bank, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Dengan Migas

Tanpa Migas

2011

6,33

3,22

6,00

6,35

10,05

9.90

11,67

9,77

10,09

10,09

2012

5,84

3,17

7,07

6,88

11,20

10,10

11,51

10,98

10,31

10,31

6.440.406

HARGA KONSTAN

6.892.182

TANPA MIGAS

15.624.368

HARGA BERLAKU

18.014.389

TANPA MIGAS

9.736.121

10.105.708

DENGAN MIGAS

24.877.687

27.403.620

DENGAN MIGAS

2011

TAHUN

2012

Page 40: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page32

Sumber : BPS Kabupaten Muara EnimDapat terlihat dari berbagai penjelasan diatas bahwa sektor swasta cukup mendominasi pada sektor kehutanan, pertambangan dan energi. Oleh karena itu pemerintah kabupaten Muara enim harus mampu mengendalikan aktifitas inventasi(penanaman modal) dari swasta dengan mengatur pemberian izin dan pengendalian penanaman modal terhadap sekto sektor yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

DISKRIPSI UMUM BPMPT

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) memiliki tugas “membantu Bupati melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu”. Selain itu dalam menyelenggarakan tugasnya, BPMPT juga memiliki fungsi sebagai berikut:

(a) Perumusan kebijakan di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(b) Penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(c) Pembinaan penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(d) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(e) Pengembangan teknologi informasi di bidang Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

(f) Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan; dan(g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Page 41: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 33

BPMPT menjalankan tugas dan fungsinya dalam menunjang urusan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal dan perizinan memiliki telah menyusun pelayanan perizinan yang menjadi urusan BPMPT. Berikut ini adalah layanan perizinan yang dikelola oleh BPMPT.

(a) Surat Izin Tempat Usaha (SITU) (b) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) (c) Wajib Daftar Perusahaan (TDP) (d) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) (e) Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional (IUJKN) (f) Izin Pengelolaan Sarana Burung Walet(g) Izin Undang-undang Gangguan (HO) (h) Izin Trayek(i) Izin Usaha Angkutan( j) Izin Pemantauan Kayu pada Hutan Rakyat atau

Tanah Milik(k) Izin Lembaga Kursus(l) Izin Penyelenggaraan Sekolah Swasta(m) Izin Pemasangan Reklame(n) Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) (o) Izin Toko Obat(p) Izin Optik(q) Izin Depot Isi Ulang Air Mineral (r) Penyelenggaraan Usaha Radio Siaran Non

Pemerintah(s) Izin Usaha Perkebunan (IUP) (t) Izin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP-B) (u) Izin Usaha Perkebunan Pengelolaan (IUP-B) (v) Izin Apotik(w) Tanda Daftar Industri (TDI) (x) Izin Usaha Industri (IUI) (y) Tanda Daftar Gudang (TDG)

Page 42: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page34

Page 43: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 35

BAB EMPAT

Hasil Lapangan & Analisa

PROFIL RESPONDEN

Profil responden dalam Survei Kepuasan Masyarakat dilihat dari usia, pendidikan, jenis layanan, jenis produk dan kecamatan/keluharan. Profil responden dilihat dari usia, sebagian besar responden sebanyak 43% berusia 30 s.d 40 tahun, 30% berusia 41 s.d 50 tahun dan selengkapnya seperti pada Grafik 1. Kondisi ini menunjukan kesadaran masyarakat “relative muda” untuk ketaatan terhadap

Page 44: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page36

regulasi / persyaratan yang ditentukan.

Profil responden yang menerima pelayanan BPMPT Kabupaten Muara Enim berdasarkan pendidikan menunjukan sebagaian besar yakni 47 % berpendidikan SLTA dan hanya 15 % yang berpendidikan lebih rendah dari SMP. Selengkapnya seperti pada Grafik 2.

Jenis layanan BPMPT Kabupaten Muara Enim yang paling banyak adalah Izin Mendirikan Bangunan yakni 58 % , selengkapnya seperti pada Grafik 3. Hal ini menunjukan bahwa, responden cukup mematuhi tata ruang dan tata wilayah dalam membangun gedung / rumahnya.

Page 45: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 37

HASIL SURVEI

Hasil perhitungan dan analisa SKM BPMPT Kabupaten muara enim mendapatkan nilai 451 point. Untuk, memberikan justifikasi angka penilaian responden menggunakan ukuran skala likert. Katagori penilaian ditetapkan sebagai beikut: angka nilai < 240 artinya kurang baik, angka nilai antara 241 s.d 406 artinya cukup baik), anngka nilai antara 407 s.d. 573 artinya baik dan nilai angka > 573 artinya sangat baik. Dengan demikian hasil nilai SKM tahun 2014 dapat dikatagorikan dalam katagori baik. Dari Sembilan unsur penilaian SKM terdapat dua unsur yakni biaya/tarif dan maklumat dengan nilai terendah yakni 389 point atau cukup baik. Rinciaan nilai lebih detal setiap unsur seperti pada Grafik 4. Selanjutnya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan detail dari setiap Sembilan unsur SKM yang meliputi Persyaratan; Sistem, mekanisme, prosedur; Waktu Layanan; Biaya/Tarif; Jenis Produk Layanan; Kompetensi; Perilaku; Maklumat Pelayanan; Pengaduan / Saran Masukan dan Sarana Prasarana akan di deskripsikan lebih lanjut.

Page 46: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page38

Persyaratan

Hasil Survei unsur persyaratan pelayanan BPMPT menempatkan dalam katagori baik. Nilai tersebut ditunjukan dengan nilai persepsi responden sebesar 431 point atau masuk dalam penilaian interval 407 s.d. 573. Nilai persepsi setiap pernyataan dalam unsur persyaratan dan penyebaran persepsi resnponden secara detail seperti pada Grafik 5. Grafik 5 tersebut diatas menunjukan bahwa sosialisasi pelayanan BPMPT kepada masyarakat (P2) mendapatkan nilai tertinggi yakni 455 point, diikuti kemudahan dalam memenuhi persyaratan (P3) dan pengetahuan persyaratan yang dibutuhkan (P1) dalam pelayanan. Dilihat pola penyebaran persepsi responden maka paling banyak memberikan nilai di angka 6 di ikuti antara angka 5 dan angka 7. Hal ini menunjukan, responden cenderung memberikan nilai persepsi secara moderat.

Capaian nilai yang baik dari sosialisasi pelayanan dilaksanakan oleh BPMPT dengan menggunanakan

Page 47: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 39

cara konvensional dan secara online. Sosialisasi secara konvensional dilakukan dengan cara melakukan pertemuan/sosialisasi, liflet, baliho dan lain sebagainya. Aktivitas tersebut seperti pada Gambar 1. Sedangkan sosialsiasi secara online dapat dilihat pada www.muaraenim.go.id

Mestipun, dalam sosialisasi mendapatkan nilai baik, tetapi pemahaman masyarakat pada berbagai informasi persyaratan untuk mendapatkan pelayanan masih lebih rendah dibandingkan sosialisasi, sehingga perlu peningkatan frekuensi dan teknis sosialisasi pada masyarakat. Peningkatan jumlah penyelenggaraan sosialisasi/penyuluhan pada seluruh wilayah di Kabupaten Muara Enim. Sedangkan secara teknis

sosialisasi dapat dilakukan dengan menempatkan bahan-bahan sosialisasi pada tempat yang strategis. Dimana hasil observasi menunjukan bahwa liflet / blosur terkait dengan pelayanan BPMPT ditempat pada lokasi yang kurang strategis, seperti pada Gambar 2, dimana rak liflet / brosur diletakkan di Belakang kursi tunggu yang cukup sempit dan satu lagi ditempatkan pada ruang dalam dekat ruang kepala BPMPT. Penempatan alat sosialisasi

Page 48: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page40

tersebut, menurut kepala BPMPT karena keterbatasan ruang kerja. Posisi letak rak tersebut menyebabkan masyarakat kurang tertarik atau sulit untuk mendapatkan informasi. Kondisi ini tentunya juga akan berpengaruh pada pemahanan persyaratan yang dibutuhkan dalam

mendapatkan pelayanan BPMPT. Dengan melihat kondisi tesebut, maka BPMPT perlu melakukan mendesain kembali tata letak dari rak-rak yang berisi berbagai bahan informasi dengan lebih baik dan strategis. Sehingga masyarakat akan mudah mengakses dengan lebih mudah.

Disisi lain, responden memberikan persepsi bahwa mudah untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pelayanan (P3). Kemudahan pemenuhan persyaratan, salah satunya karena dengan simplifikasi persyaratan yang dibutuhkan dalam mendapatkan layanan.

Sistem, Mekanisme dan Prosedur

Unsur sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan mendapatkan nilai 435 atau dengan persepsi baik. Persepsi tersebut dipengaruhi dengan kemudahan

Page 49: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 41

proseudur pelayanan (P5) yang mendapatkan nilai 410 atau katogori baik, namun demikian masih cenderung ke persepsi kecukup baik. Persepsi kemudahan prosedur tersebut tentunya dipengaruhi pemahaman masyarakat (P4) yang cukup baik, ini dilihat dari nilai persepsi sebesar 396 point. Nilai Survei dan penyebaran persepsi unsur-unsur sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan secara lebih detail seperti pada Grafik 6.

Pada Grafik 6 menunjukan bahwa sekitar 50 persen responden memberikan penilaiannya pada angka 6 dan 7 pada P4 dan P5. Sebagian lainnya responden memilih kearah positif yakni sangat memahami dan sangat mudah prosedur pelayanannnya di BPMPT. Terapi responden lainnya sekitar 19 – 25 persen responden memberikan penilaian dibawah angka 5 atau kurang paham dan prosedur dinilai sulit. Terkait dengan kurangnya pemahaman prosedur tentunya tidak terlepas dari teknis sosialisasi yang masih perlu diperbaiki (lihat

Page 50: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page42

gambar 2). Sedangkan persepsi prosedur yang dinilai masih sulit menunjukan masih perlunya perbaikan prosedur dalam pelayanan di BPMPT. Dari hasil observasi, BPMPT telah melakukan pembenahan dalam prosedur perizinan dengan penyempurnaan standar operasional prosedur (SOP) untuk seluruh jenis perizinan serta SOP administrasi kesekretariatan (Gambar 3).

Selanjutnya, terkait dengan pernyataan penggunaan biro jasa (P6) dan meminta bantuan petugas/pegawai untuk mempercepat layanan (P7), responden mendapatkan nilai baik yakni 501 point untuk P6 dan 431 point untuk P7. Dalam Grafik 6 menunjukan bahwa 42 persen menyatakan tidak pernah menggunakan biro jasa, tetapi sekitar 29 persen responden menyatakan terkadang menggunakan bantuan biro jasa. Kondisi ini juga diakui oleh kepala BPMPT yang menyatakan bahwa masih ada masyarakat yang menggunakan bantuan biro jasa untuk

Page 51: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 43

mendapatkan layanan BPMPT. Salah satu konsekuensi yang ditimbulkan adalah adanya persepsi dari masyarakat terkait dengan prosedur yang sulit dan biaya yang relatif mahal. Sedangkan untuk pernyataan bantuan pegawai dalam mempercepat pelayanan sebanyak 42 persen responden meminta bantuan pegawai dan hanya 20 persen yang menyatakan tidak pernah meminta bantuan pegawai BPMPT. Dengan melihat data-data tersebut, BPMPT perlu memperbaiki kembali sistem dan prosedur untuk lebih mempermudah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Waktu Layanan

Persepsi responden pada unsur waktu kerja layanan dalam katagori baik, yang didasarkan nilai persepsi responden sebesar 483 point. Pada persepsi hari kerja layanan (P8) dalam katagori baik cenderung kearah sangat baik dengan nilai sebesar 515 point. Sedangkan, kepuasan waktu penyelesaian layanan (P9) dengan nilai sebesar 450 point. Nilai persepsi Survei dan penyebaran persepsi responden seperti pada Grafik 7.

Page 52: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page44

Dilihat dari Grafik 7, Mestipun P8 perolehan nilai terkait hari kerja sudah baik, tetapi masih terdapat sekitar 17 persen yang menyatakan perlu penambahan waktu kerja. Sedangkan, pada pernyataan P9 masih terdapat sekitar 26 persen responden memberikan nilai kurang baik, hal ini berarti perlu perbaikan dalam waktu penyelesaian layanan. Dari hasil wawancara dengan kepala BPMPT dan Sekretaris Daerah menunjukan menyatakan bahwa terkait dengan waktu penyelesaian yang dinilai “relatif lama” menurut masyarat dikarenakan perbedaan persepsi tentang pemasukan berkas permohonan perizinan. Dimana, responden menghitung sejak pertama datang ke BPMPT, sedangkan BPMPT menghitung penerimaan berkas setelah lengkap dan terdaftar dalam sistem online perizinan BPMPT. Oleh karena itu, untuk menghidarkan perbedaan persepsi terkait waktu penyelesaian perlu dilakukan peningkatan pemahaman masyarakat melalui sosialisasi prosedur pelayanan BPMPT.

Biaya / Tarif Layanan

Persepsi responden pada biaya/tarif layanan cukup baik dengan nilai 389 poin. Terkait dengan pernyataan biaya/tarif (P10) mendapatkan nilai 405 point dan sosialisasi tarif (P11) memperoleh nilai 373 atau dalam katagori cukup baik. Nilai dan sebaran persepsi responden lebih detail seperti pada Grafik 8.

Page 53: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 45

Grafik 8 menunjukan penyebaran persepsi P10, responden cenderung memberikan penilainnya mulai dari angka 5 lainnya cenderung ke arah angka 10. Dan hanya sekitar 18 persen memberikan nilai kurang dari angka 5 atau menyatakan relatif mahal. Terkait dengan, persepsi layanan yang relatif mahal menurut kepala BPMPT karena sebagian masyarakat menggunakan biro jasa dalam pengurusan perizinannya, sehingga dibutuhkan biaya tambahan diluar biaya resmi dari BPMPT.

Kemudian, data P 11 menunjukan bahwa penilaian responden mulai dari angka 6 dan cenderung kea rah angka 1, mestipun terdapat responden yang memberikan nilai ke arah yang lebih baik. Dari data P 11 terdapat sebanyak 33 persen memberikan nilai kurang dari angka 5 atau dengan kata lain memberikan penyataan kurang atau belum mendapatkan sosialisasi biaya/tarif layanan. Dari observasi menunjukan sosialisasi biaya/tarif telah dilakukan dengan menggunakan buflet terbitan BPMPT, tetapi memang belum ada terlihat dalam papan pengumuman atau di ruang tunggu atau ruang publik. Sehingga hal ini menjadikan kurang optimalnya sosialisasi yang dilakukan. Sehingga untuk memberikan informasi biaya/tarif layanan kepada masyarakat perlu dilakukan sosialisasi yang lebih banyak dan terbuka.

Produk Layanan

Hasil Survei unsur produk layanan mendapatkan persepsi baik dengan nilai angka sebesar 475 point. Persepsi kualitas produk sesuai harapan (P12) mendapatkan nilai sebesar 488 dan produk yang tidak sesuai yang dimohonkan (P13) mendapatkan nilai 463 point. Nilai dan penyebaran nilai responden lebih lengkap lihat Grafik 9. Grafik 9 memperlihatkan bahwa 47 persen untuk P12 dan 33 persen untuk P 13 responden memberikan perspsinya dengan persepsi netral atau moderat atau angka 6 dan angka 7. Namun demikian, dilihat dari data sebagian

Page 54: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page46

besar responden lainnya memberikan penilaian kearah persepsi sangat berkualitas. Tetapi, masih terdapat 19 persen responden menyatakan produk layanan kurang berkuliats. Hasil observasi dan wawancara dengan kaban BPMPT dan beberapa kabid dan sekretaris menunjukan bahwa dalam proses mengeluarkan produk yang berupa perizinan terkadang masing terdapat bebepera kesahalan dalam menuliskan nama pemohon, alamat atau jenis perizinan yang dimohonkan.

Kompetensi Pegawai

Persepsi responden pada kompetensi pegawai BPMPT dalam memberikan pelayanan baik dan cenderung kearah sangat baik. Dimana nilai Survei unsur komperensi pegawai sebesar 518 point. Penguasaan pegawai pada bidang tugasnya (P14) mendapatkan nilai sebesar 521 poin dan sikap terampil atau cekatan

Page 55: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 47

dalam memberikan layanan (P15) dengan nilai sebesar 515 point. Kemudian untuk nilai Survei dan penyebaran persepsi dari setiap pernyataan pada unsur kompetensi dapat dilihat pada Grafik 10.

Penilaian positif terkait dengan kompetensi pegawai dapat dilihat dari kerja BPMPT, dari hasil observasi dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar tersebut memberikan

Page 56: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page48

informasi bahwa sebagaian besar pegawai bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Mestipun, sebagian besar responden memberikan penilaian yang baik, tapi berdasarkan data Grafik 10 masih terdapat sekitar 11 persen responden yang menyatakan kurang menguasai tugasnya dan kurang cekatan. Hal ini senada dengan hasil observasi yang menunjukan bahwa dalam proses pelayanan masih terdapat beberapa kesalahan dalam membuat draf-perizinan. Selain itu, masih terdapat juga pegawai yang belum memahami tugasnya secara baik, sehingga terkadang meninggalkan ruang kerjanya. Seiring dengan sikap trampil atau cekatan pegawai BPMPT yang terkadang masih menunda pekerjaan yang seharusnya segera diselesaikan.

Perilaku Pegawai

Unsur perilaku pegawai dalam m e m b e r i k a n p e l a y a n a n mendapatkan nilai yang baik cenderung kearah sangat baik dengan nilai angka sebesar 517 point. Nilai dan penyebaran persepsi unsur perilaku selengkapnya pada Grafik 11. Dari data tersebut dapat dilihat bahawa seluruh pernyataan dalam unsur perilaku mendapatkan nilai diatas angka 500 point, atau dengan kata lain responden perpendapat bahwa dalam menerima layanan sering mendapatkan senyum, salam dan sapa, seperti pada Gambar 5.

Namun demikian, dari data Grafik 11 juga masih terdapat antara 14 – 22 persen responden yang menyatakan kurang

Page 57: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 49

mendapatkan senyum, salam dan sapa. Hal ini senada dengan hasil observasi yang menunjukan bahwa petugas pelayanan terdepan mulai dari penjaga front desk dan petugas lainnya tidak selalu memberikan senyum sapa dan salam kepada setiap tamu yang datang ke BPMPT. Bahkan berdasarkan hasil rekaman cctv terdapat waktu dimana ruang pelayanan front desk, pendaftaran dan pengambilan dokumen kosong, sehingga masyarakat yang ingin mendapatkan layanan tersebut keluar kembali. Selain itu, hasil observasi juga menunjukan bahwa, beberapa pegawai BPMPT memberikan pelayanan kepada masyarakat sambal makan dan ngobrol dengan rekan kerja lainnya. Seperti gambar 6.

Mestipun dalam unsur ini, responden telah memberikan penilaian baik cenderung sangat baik, tetapi persepsi dari 14 s.d 22 persen responden yang didukung dengan hasil observasi perlu mendapatkan perhatian serius. Dalam peningkatan kedepan perlu ditingkatkan perilaku

Page 58: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page50

pegawai dengan pendidikan dan pelatihan kepribadian, pelayanan prima dan lain sebagainya.

Maklumat Pelayanan

Perpesi unsur maklumat pelayanan mendapatkan nilai 389 point atau relatif cukup baik. Unsur maklumat pelayanan memiliki nilai terendah bersama unsur biaya. Kedua pernyataan (P19 dan P20) dalam unsur juga dalam katagori cukup baik seperti pada Grafik 12. Sebagaian besar memberikan penilaian presepsi pada angka 6 kebawah, hal ini menunjukan bahwa perlunya sosialisasi maklumat pelayanan. Sehingga dalam perbaikan peningkatan pelayanan, unsur maklumat pelayanan menjadi bagian yang prioritas diperhatikan.

Page 59: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 51

Pengaduan / Saran Masukan dan Sarana Prasarana

Unsur pengaduan/saran dan sarana prasarana memiliki nilai dalam katagori baik cenderung cukup. Dari tiga pernyataan dalam unsur pengaduan/saran dan sarana dan prasarana, mengetahui ruang pengaduan (P21) memiliki nilai terendah yakni 337 poin, tindak lanjut pengaduan (P22) mendapatkan nilai 440 poin dan Sarana/fasilitas pelayanan mendapatkan nilai 487 poin. Selengkapnya nilai dan penyebaran penilaian persepsi responden seperti pada Grafik 13.

Grafik 13 menunjukan bahwa pada ruang pengaduan sebanyak 28 persen menyatakan tidak mengetahui ruang pengaduan dan sekitar 32 persen memberikan penilaian moderat 5 dan 6 atau cukup mengetahui. Persepsi tersebut tentunya tidak terlepas dari ruang pengaduan yang tidak strategis karena berada di ruang pojok dan dituliskan pada meja pegawainya. Lihat gambar 7. Salah satu yang menjadi kendala terkait dengan penempatan ruang pengaduan karena keterbasan ruang kerja BPMPT.

Page 60: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page52

Dengan melihat kondisi tersebut, perlu adanya perbaikan penempatan ruang pengaduan yang lebih baik dan strategis dan representatif.

Kemudian terkait dengan tindaklanjut pengaduan, sebanyak 54 persen responden menyatakan ditindaklanjuti dan bahkan sekitar 19 persen menyatakan sangat baik. Pengaduan pada umumnya terkait dengan waktu penyelesaian perizinan di BPMPT. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala BPMPT dan sekretaris daerah dan observasi lapangan, pengaduan langsung ditangani dengan dengan berkoordinasi dengan unit kerja yang mananganinya.

Selanjutnya, persepsi rensponden terkait sarana prasarana memiliki nilai dalam katagori baik. Ini tentunya tidak terlepas dengan sarana prasarana dan fasilitas yang dimiliki BPMPT seperti Gedung/Kantor, ruang tunggu, toilet, lapangan parker, penjaga keamanan/cctv. Kondisi sarana dan prasarana saat ini (Gambar 8). Namun demikian, hasil observasi perlu peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas dalam pelayanan BPMPT seperti penambahan ruang kerja, hal ini dikarenakan banyak barang-barang inventaris yang dalam satu ruangan. Fasilitasi tempat pembayaran perizinan yang saat ini hanya dipojok ruang tunggu, pembuatan ruang pengaduan, pembuatan lapangan parker yang lebih representatif dan lain sebagainya. Dari hasil wawancara dengan kepala BPMPT dan sekretaris daerah menyatakan bahwa Gedung

Page 61: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 53

BPMPT akan segera dipindahkan ke gedung cipta karya, tentunya dengan penambahan fasilitasnya.

Page 62: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page54

Page 63: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 55

BAB LIMA

Penutup

SIMPULAN

Berdasarkan analisa di atas, maka hasil SKM BPMPT tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa pelayanan perizinan sudah baik dengan nilai 451 atau nilai 3. Hal ini didasarkan atas sembilan unsur SKM yang telah ditetapkan Tim BPMPT Muara Enim, hanya terdapat dua unsur yang mendapatkan nilai cukup baik yakni terkait dengan maklumat pelayanan dan biaya/tarif layanan. Semetara tujuh unsur yang meliputi unsur persyaratan, prosedur, waktu layanan, produk dan pengaduan serta sarana prasarana mendapatkan nilai katagori baik. Bahkan untuk unsur kompetensi dan perilaku mendekati sangat baik.

REKOMENDASI

Namun demikian, untuk perbaikan dan meningkatkan pelayanan BPMPT, tim merekomendasikan untuk melakukan hal-hal penting sebagai berikut :

• Meningkatkan kuantitas sosialisasi pelayanan BPMPT yang dapat dilakukan dengan kuantitas sebaran wilayah/objek antara lain penyelenggaraan sosialisasi di seluruh kecamatan/kelurahan/desa di muara enim, penyebaran informasi BPMPT di asosiasi/himpunan/

Page 64: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page56

persatuan tertentu. Peningkatan media sosialisasi seperti talkshow di radio/tv, liflet, buflet dan lain sebagainya.

• Meningkatkan kualitas sosialisasi dapat dengan pengemasan materi secara singkat padat dan jelas terkait dengan persyaratan, prosedur, waktu dan biaya sesuai dengan peserta/stakeholdernya ;

• Menyediakan ruang/petugas yang bertugas sebagai “costumer sevices” yang dapat memberikan seluruh informasi terkait dengan pelayanan BPMPT ;

• Segera mengimplementasikan SOP baru dan melakukan review kembali setelah 6 – 12 bulan kemudian ;

• Memangkas mata rantai biro jasa pengurusan izin yang menyebabkan tingginya biaya dan lama waktu layanan “menurut persepsi masyarakat ;

• Meningkatkan Kontrol/verifikasi setiap dokumen perizinan yang dikeluarkan BPMPT (nol kesalahan) ;

• Meningkatkan kompetensi pegawai/diklat khususnya terkait dengan kemampuan teknis pegawai seperti pengolahan data dan penggunaaan aplikasi tertentu ;

• Meningkatkan kualitas perilaku pelayanan pegawai dengan diklat kepribadian atau diklat teknis melayani secara prima, khususnya bagian pendaftaran ;

• Membuat ruang pengaduan pelayanan ;

• Segera merealisasikan peningkatan sarana dan prasarana BPMPT Muara Enim dengan memindah ke gedung cipta karya ;

Page 65: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 57

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

1. Hadjon, Philipus M. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Gadjah Mada University. 1993.

2. Hitt, Michael A, and Ireland, R. Duanne, Hoskisson, 2001, Manajemen Strategis, Konsep daya saing dan globalisasi, Buku1, Penerbit Salemba Empat,Jakarta

3. HR, Ridwan. Hukum Administrasi Negara. Rajawali Press. 2007

4. Jacka, J.M. & Keller, P.J., 2010. Business Process Mapping Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Penerbit PPM, Jakarta.

5. Lembaga Administrasi Negara. Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan. 2010. Penataan Kelembagaan Pelayanan Publik di Bidang Investasi.

6. Lembaga Administrasi Negara (2011) : Modul Analisis Proses Bisnis Instansi Pemerintah, LAN Jakarta.

7. Rachbini, Didik J. Dilema Investasi. Rakyat Merdeka. 15 April 2009

8. Rahmanto dan Atik Septi W. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Model Konseptual Penerapan Citizen Charter dan Standar Pelayanan. Mitra Ahmad. 2005.

Peraturan Perundang-Undangan

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Page 66: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page58

Pelayanan Publik

3. PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

4. PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

5. Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Permohonan Penanaman Modal

6. Instruksi Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal

7. Permendagri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

8. Permendagri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah

9. PermenPAN dan RB No. 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tata Laksana (Business Process)

Website

1. Dess, Gregory G, Lumpkin, G.T and Taylor, Marlyn L. 2004. Strategic Management : Creating Competitive Advantages. McGraw-Hill.

2. Feller, Andrew. Shunk, Dan. and Callarman , Tom. Value Chains Versus Supply Chains. 2006. Diakses pada April 2013 melalui situs http://www.leadersnet.co.il/go/leadh/forums_files/7093946158.pdf

3. Kaplinsky, R and Morris, M. 2001. A Handbook for

Page 67: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 59

Value Chain Research. Diakses melalui situs pada bulan April 2013:

4. http://asiandrivers.open.ac.uk/documents/Value_chain_Handbook_RKMM_Nov_2001.pdfKuncoro, Mudrajat. Akhir Paceklik Investasi?

5. http://www.mudrajad.com/upload/Akhir%20Paceklik20%Investasi.pdf

6. http://www.proweb.co.id/articles/manajemen/business_process_mapping.html

7. h t t p : / / w w w. e d u . p l y m o u t h . a c . u k / r e s i n e d /actionresearch/arhome.htm

8. www.wikipedia.org/wiki/investasi

9. (http://www.netmba.com/strategy/value-chain/)

10. http://teorionline.wordpress.com/tag/sampel-populasi-penelitian-teknik-sampling/

Page 68: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page60

Page 69: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 61

LAPIRAN - LAMPIRAN

Page 70: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page62

Page 71: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 63

I. DATA RESPONDEN

Usia : ..........................................................(Tahun)Pendidikan : ............<SMP SLTA D3 S1 S2Kelurahan : …Kecamatan :

Jenis Layanan

1. Penanaman Modal

2. Perizinan

3. Lainnya

Produk Layanan (diisi petugas)

II. PETUJUK PENGISIAN

* Pengisian angket dilakukan untuk mengetahui kepuasan masayarat dalam pelayanan BPMPT Kabupaten Muara Enim

* Isi seluruh pertanyaan / pernyataan dengan memberikan tanda centang (√) atau silang (x)

Page 72: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page64

III. DAFTAR ANGKET

Page 73: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 65

Page 74: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page66

Page 75: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 67

TABULASI PROFIL RESPONDEN

Page 76: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page68

Page 77: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 69

Page 78: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page70

TABULASI HASIL SURVEI

Page 79: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 71

Page 80: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page72

HA

SIL TAB

ULA

SI DA

N N

ILAI

Page 81: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 73

Page 82: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page74

Page 83: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 75

Page 84: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page76

TRANSKIP WAWANCARA

Transkrip Wawancara dengan Sekda

Abdul Muis: Terima kasih telah meluangkan waktunya, kami berdua dari LAN pak, yang kebetulan tahun ini membantu pak dalam memotret Survei kepuasan masyarakat. Ini tahapannya adalah tahapan yang hampir selesai karena pengumpulan dan pengolahan data yang perlu tambahan penjelasan penjelasan dari pak sekda, terkait dengan aspek aspek yang menurut penilaian kami sudah kami tabulasi dan diolah yang nanti kami formulasi data-data itu sehingga apa yang menjadi kekurangan dan keperluan dari BPMPT dapat terjawab.

Suripto: Jadi seperti ini pak, kegiatan ini dimulai sejak oktober. Jadi kemarin kita sudah menyebar kuesioner ke stakeholder dan kita telah tabulasi. Dari hasil tabulasi tersebut terdapat penilaian yang terletak dalam skala medium (tengah). Jadi cukup cukup saja, tapi ada beberapa hal yang perlu adanya perbaikan-perbaikan. Misalnya terkait dengan persyaratan yang dikemukakan oleh beberapa responden yang belum dapat memenuhi dan belum mendapatkan sosialisasi. Itu yang kita coba analisis dari beberapa data yang ada. Karena sebetulnya BPMPT telah melakukan sosialisasi tapi mungkin intensitasnya yang agak kurang. Sebetulnya saya ingin gambaran dari pak sekda ini kira kira apabila dilihat dari kacamata pemda, BPMPT ini mau diarahkan kemana? Sehingga dalam rekomendasinya kita dapat mengarahkan

Page 85: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 77

ke arah hal yang ingin dicapai.

Sekda: Sengaja kita bentuk BPMPT itu filosofinya agar pelayanan ke masyarakat itu benar-benar 1 pintu, sehingga cepat layanan dan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan. Jadi itu sebenarnya filosofi kita dalam membentuk BPMPT. Jadi intinya bagaimana sekarang agar pelayanan kepada masyarakat itu dapat cepat, transparan, dan tidak bertele-tele.

Suripto: Jika dilihat dari kuesioner, misal dilihat dari perilaku pegawai, hasil disana memperlihatkan adanya kecekatan/kompetensi yang nilainya masih di tengah (medium). Padahal disisi lain terdapat beberapa responden yang menginginkan perlunya peningkatan kompetensi dari pegawainya. Selain itu juga terkait dengan keramahan ada juga beberapa yang menilai kurang ramah. Pemda itu kan sering terjadi mutasi, membina kepribadian seseorang dalam melayani juga tidak mudah. Menurut bapak bagaimana?

Sekda: Kita sudah laksanakan assessment untuk pegawai pejabat eselon 2, pejabat eselon 3 kita assessment. Nanti disana akan terlihat apakah pejabat tersebut cocok ditempatkan di tempat-tempat dengan job description pelayanan. Kita pun sadar sebenarnya merubah mindset pegawai ini bukanlah hal yang mudah, tapi kita akan terus berupaya melalui pembinaan, diklat-diklat.

Suripto: Pejabat sudah di assessment, lalu untuk

Page 86: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page78

tingkat pelaksananya langsung bagaimana pak? Karena seringkali disini yang saya coba lihat secara langsung dan video ataupun dari hasil kuesioner, itu menunjukkan ada beberapa hal yang dianggap masih kurang ramah lah. Bahkan beberapa kali saat kami melakukan observasi melalui CCTV, ada seorang pelanggan yang sampai bolak-balik, tengak –tengok. Kira-kira seperti apa pegawai yang diinginkan untuk melayani secara konkret yang ingin dibangun oleh kabupaten Muara Enim ini.?

Sekda: Setiap kesempatan, saya sudah mengatakan dengan pegawai. Apapun jabatan, tugas, status yang namanya PNS itu pelayan dan hal itu sudah saya tekankan kepada mereka bahwa kita itu adalah pelayan. Jadi tugas pokok kita itu melakukan pelayanan, apalagi kalau bertugas di suatu SKPD yang langsung melayani masyarakat. Tentunya dari hasil monitor kita terhadap pegawai yang belum melakukan pelayanan dengan baik, tentunya akan kita lakukan mutasi. Dan kita akan melakukan evaluasi terus menerus, disamping itu saya juga sudah minta kepada SKPD tersebut untuk melakukan pembinaan.

Abdul Muis: Kalau secara umum, menyangkut aparatur sipil di pelayanan terdepan itu pak, dari segi kecukupan jumlah sendiri seperti apa kondisinya pak?

Sekda: Sebenarnya kalau kita lihat dari sisi kecukupan, kalau memang masing-masing PNS itu optimal dalam melakukan tupoksinya, saya pikir tidak terlalu menjadi

Page 87: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 79

masalah. Pegawai Muara Enim ini kan hampir mendekati kecukupan, kecuali guru dan tenaga kesehatan karena belum dapat dibilang optimal.

Suripto: Strateginya bagaimana pak untuk mengoptimalkan yang saat ini belum mencapai titik optimal?

Sekda: Itu kita lakukan melalui pembinaan, pelatihan-pelatihan, peningkatan kompetensi yang kita programkan oleh BKD. Di setiap tahun, kita sudah susun diklat-diklat/pelatihan-pelatihan yang harus diikuti oleh pegawai. Bahkan, tahun ini (2014) sudah 20 Milyard kita anggarkan di BKD untuk melakukan pelatihan-pelatihan tersebut.

Abdul Muis: Kemudian, salah satu yang saya lihat secara sekilas kemarin. Menyangkut sarana dan prasarana nilainya masih sangat harus diperhatikan. Bagaimana komitmen Pemda?

Sekda: Sebenarnya, kantor itu ingin kita pindahkan. Nanti rencana kita BPMPT itu akan kita tempatkan di Dinas PU Cipta Karya, dan PU Cipta Karya akan kita pindahkan. Setelah itu, perlengkapan yang diperlukan akan dilengkapi. Karena di sana (tempat awal) sangat tidak layak.

Suripto: Agenda kira-kira tahun berapa itu pak?

Sekda: Insya Allah apabila kita dapat memindahkan Dinas PU Cipta Karya, ya kita akan segera pindahkan 2015. Memang sudah

Page 88: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page80

diprogramkan itu pak, karena hal tersebut sudah kita sadari bahwa itu kurang optimal.

Suripto: Ya, memang jika dilihat dari ruangan yang kecil, perlengkapan yang terlalu banyak hingga menumpuk…

Sekda: Apalagi 2015, untuk mendukung hal tersebut akan diadakan tunjangan kinerja bagi pegawai yang secara keseluruhan. Jadi, bagi yang tidak memiliki kinerja akan dilakukan pemotongan. Sehingga setiap SKPD harus membuat target kerja masing-masing yang termasuk didalamnya target kerja individu. Karena saya tidak mau seperti kabupaten lain yang memberikan tunjangan remunerasi yang tidak ada hasil kerjanya.

Abdul Muis: Nah yang namanya pelayanan ini kan sebisa mungkin harus standby terus. Kaitan dengan waktu 5 hari kerja bagaimana pak? Ada kebijakan 6 hari atau seperti apa pak khusus untuk BPMPT?

Sekda: Tentu kita akan melihat dari masyarakat yang harus dilayani. Kalau memang masyarakat membutuhkan ya bisa saja kita mungkinkan. Seperti rumah sakit misalnya, untuk pelayanan poliklinik spesialis yang selama ini hari sabtu tidak ada, sekarang sudah mulai direncanakan untuk diadakan.

Suripto: Menurut hasil Survei yang kami lakukan terdapat beberapa responden yang menyatakan bahwa 5 hari kerja itu dinilai kurang dan masih membutuhkan waktu tambahan walaupun tidak diketahui juga

Page 89: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 81

apakah kekurangan tersebut terkait dengan waktu kepengurusan atau apa. Tapi yang jelas masih diperlukan waktu tambahan tersebut.

Sekda: Yang jelas masyarakat ini tidak tahu sabtu libur, tahunya hanya minggu. Jadi kita lihat dulu volume masyarakat yang melakukan permohonan perizinan di situ. Kalau memang banyak ya mungkin saja untuk diadakan. Nantinya disana akan diberikan tunjangan khusus yang nanti ditujukan untuk bekerja diluar jam dinas tinggal dihitung berapa jam kerjanya.

Suripto: Lalu terkait dengan kode etik, ada atau tidak peraturan yang terkait dengan kode etik pelayanan?

Sekda: Sudah ada, karena seperti dokter dan perawat sudah ada. Tapi itu hanya secara nasional saja. Jadi sebenarnya diperlukan diluar SOP itu, kita membutuhkan pegawai bidang pelayanan yang memiliki kemampuan public relations yang baik. Mungkin dalam penerimaan pegawai kedepan akan kita cari lulusan-lulusan public relations. Tapi untuk sementara kita akan lakukan seleksi-seleksi karena kita belum pernah menerima pegawai yang khusus untuk hal ini.

Suripto: Ada rencana untuk assessment seluruh pegawai pak?

Sekda: Kalau untuk sementara ini seluruh pejabat eselon 2, 3 dan 4 kedepannya kita akan assessment nanti. Disitu kita akan lihat

Page 90: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page82

dimana pas/pantasnya mereka berada. Jangan sampai nanti orang teknis mendapat pelayanan dan bukan perencanaan. Kejiwaan itu tidak bisa di bohongi. Karena banyak orang yang pintar, tapi jika dia tidak menjiwai maka dapat hancur dia. Karena pelayanan ini berbicara soal hati dan empati. Walaupun banyak orang pintar tapi dia tidak bisa melakukan suatu pekerjaan dengan baik bila tidak menjiwai.

Suripto: Disisi lain, pak sekda sendiri pernah tidak mendapatkan keluhan terkait dengan pelayanan di perizinan?

Sekda: Sering.. saya langsung panggil kepalanya dan saya tunjukkan sms dari konsumen kepada kepalanya.

Suripto: Biasanya terkait tentang apa itu pak?

Sekda: Biasanya terkait dengan keluhan keterlambatan, dan setelah saya tanya ternyata ada persyaratan-persyaratan yang kurang lengkap. Kadang-kadang masyarakat tidak mengetahui, tapi itu tetap menjadi kesalahan kita karena kita kurang menginformasikan. Sejak itu saya minta apabila ada yang tidak lengkap harus dikembalikan dengan bukti pengembalian dan menginformasikan apa kekurangannya. Sering kali saya mendapat sms seperti itu dan saya sering memanggil kepala maupun kabid-kabidnya saya panggil juga. Karena Muara Enim itu kan sebagai Pilot Project Reformasi Birokrasi.

Abdul Muis: Apakah sudah ada gagasan untuk

Page 91: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 83

mengelola pengaduan?

Sekda: Kalau untuk pengaduan sudah ada. Di inspektorat sudah ada pasca reformasi birokrasi. Sudah kita buka website untuk pengaduan, pengaduan di sekretariat juga sudah ada. Kita sangat mengharapkan masukan-masukan dari masyarakat agar masyarakat juga memiliki peran dalam menyampaikan kekurangan-kekurangan kami. Kalau sms sudah banyak sekali masuk ke saya, memang setelah di cek kembali kadang-kadang ya hanya ketidak mengertian masyarakat yang masih memerlukan sosialisasi persyaratan-persyaratan. Dan persyaratan-persyaratan yang ada sudah saya anjurkan untuk disederhanakan agar masyarakat lebih mudah dan simpel.

Abdul Muis: Kaitan dengan kebijakan internal dari Pemda sendiri, misal BPMPT memang mengacu kepada kebijakan nasional. Barangkali untuk tingkat kabupaten muara enim sendiri seperti apa menjabarkan kebijakan tersebut? Apakah ada semacam pemikiran untuk menindak lanjuti kebijakan-kebijakan itu? apakah hanya menjalankan kebijakan yang ada atau ada turunannya lagi?

Sekda: Tentu kalau sepanjang diperlukan turunan akan kita atur peraturan daerah ataupun dengan pergub. Bahkan kalo saya minta yang namanya kebijakan pusat itu kan pedoman, berarti bisa saja daerah memiliki inovasi lain dengan pelayanan. Selama tidak bertentangan dengan pedoman saya

Page 92: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page84

rasa bisa bisa saja. Seperti SOP itu pun juga banyak yang harus kita tambahkan untuk memperjelas arahnya. Ini hanya badan pelayanan saja? Rumah sakit tidak ya?

Suripto: Yang kami tangani hanya perizinan saja pak hanya BPMPT. Karena waktu pertama kali diminta oleh pak rizal kelihatannya kurang puas dengan hasilnya dan ingin melakukan Survei secara komprehensif. Makanya kami melakukan penyebaran kuesioner dan sekarang kami ingin melihat pandangan dari sisi lain melalui pimpinan di kabupaten muara enim kira-kira seperti apa melihat BPMPT ini. Dan kami juga akan melihat dari sisi penjamin mutunya (inspektorat). Selain itu kami juga melakukan observasi dengan melihat bagaimana teman-teman kita melayani stakeholdersnya melalui CCTV. Baik langsung/tidak langsung akan kami ramu menjadi 1 sehingga harapannya dapat memberikan rekomendasi untuk BPMPT agar kedepannya lebih baik.

Sekda: Itu sebenarnya saya sudah pernah minta. Waktu dari UNPAD turun untuk beberapa kali justru saya yang meminta itu. Saya agak kontra dengan indikator yang mereka gunakan. Karena setelah itu masih banyak pengaduan yang sampai ke saya. Oleh karena itu saya masih kurang puas dengan nilai yang ada (B). Buat apa nilai bagus tapi masih banyak pengaduan.

Suripto: Memang sebenarnya ada beberapa hal yang terkait dengan instrument pak sek, jadi sering kami temui dilapangan seringkali responden memberikan jawaban yang tidak

Page 93: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 85

objektif melainkan subjektif karena secara psikologi masyarakat merasa khawatir apabila memberikan penilaian yang kurang baik terhadap BPMPT tersebut. Padahal yang kami harapkan bukanlah seperti itu.

Sekda: Memang budaya orang timur seperti itu, kita tidak bisa ingkari. Maka dari itu seorang Surveior harus lebih pintar untuk mengatasi hal tersebut. Kemarin permasalahan acuan dari Menpan, masih kita debatkan untuk masalah itu.

Suripto: itu sekarang sudah diganti pak, jadi waktu sebelum itu diganti kami kurang sepakat dengan 14 item itu. Dan kami juga sudah merancang instrument bersamaan dengan itu Menpan membuka pintu untuk melakukan perubahan sehingga tidak hanya 14 item lagi.

Sekda: Ya, saya juga minta jangan hanya sekedar mengambil kuesioner saja tapi secara administrasi juga harus dilihat. Jangan sampai kita berasumsi bahwa “ini begini” tapi secara administrasi perlu didukung juga kapan diterima, kapan ditolak, dan kapan selesainya. Jadi kita tidak hanya bertanya saja dengan responden mengenai pelayanan tapi dia tidak mengetahui bagaimana proses dari pelayanan tersebut.

Abdul Muis: Kita melihat BPMPT sebagai jendelanya pemerintah kabupaten ya pak, nah kira-kira sudah ada belum evaluasi di BPMPT itu sendiri? Bagaimana caranya?

Sekda: Kalau evaluasi saya sering melakukan turun

Page 94: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page86

secara langsung dan melihat. Kemudian setiap kali ada informasi yang terkait dengan pelayanan langsung saya lakukan pemanggilan. Tapi dalam setiap rapat (staff/pimpinan) tanggal 10 tiap bulan yang sekaligus melakukan evaluasi SKPD.

Suripto: Bagaimana komitmen di level pimpinan selain di pak sekda sendiri tentang pembenahan birokrasi ini?

Sekda: Alhamdulillah, dari bupati dan wakil bupati juga memiliki komitmen itu. Dan Alhamdulillah juga target yang ada, juga ada yang cepat tercapai. Seperti WTP contohnya, target kita 2014 tapi 2013 kita sudah WTP. Lakip? Insya allah saat ini kita sudah C dan tahun ini segera mengejar nilai B. Tapi, kalau untuk pelayanan ini terus terang saja kadang-kadang walaupun ada 10 orang puas dan 1 orang yang tidak puas maka suara yang 1 orang tersebut akan terdengar lebih nyaring dari pada 10 orang yang merasa puas. Apalagi terkait dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, sering kita adakan evaluasi dan koordinasi. Pada tahun 2015 dengan adanya tunjangan kinerja, nanti kita akan terukur dan kehadiran akan dijadikan online dengan sekda dan seluruh SKPD yang ada. Paling tidak itu dapat merubah mindset dan kedisiplinan serta kinerja yang diperlukan.

Suripto: Kalau dari target BPMPT, kira-kira apa yang ditargetkan nanti rencananya pak terkait penanaman modal dan perizinan nantinya?

Sekda: Kalau yang kita inginkan, bagi investasi

Page 95: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 87

tidak sulit berinvestasi di sini terkait dengan perizinan. Perizinan juga apalagi, dalam perizinan ini juga banyak pengusaha kecil dan menengah. Mereka ini kan butuh kecepatan dengan biaya yang rendah. Jadi kalau mereka datang dari jauh, kalau 2 hari kan sudah menghabiskan biaya yang cukup tinggi. Sehingga dalam target RPJM kita kepuasan masyarakat 2015 saya patok A.! supaya teman-teman bergerak. Sama seperti Lakip saya patok A juga untuk tahun 2018. Tentunya kalau ini bagus sudah pasti pembangunan akan naik dan itulah goal dari pemerintah yang sebenarnya.

Suripto: Tadi itu terkait dengan tantangan regional sebetulnya pak, MEA itu. Karena saya pikir dengan target yang harus ditetapkan dengan penanaman modal mau tidak mau kita kan harus bersaing. Karena selama ini kita sebetulnya kan merasa tidak bersaing seperti yang tadi bapak sampaikan bahwa kita masih berada di zona nyaman.

Sekda: Kalau berbicara MEA ini tetap optimis, tetapi dalam hati kecil saya ada pesimis. Pertama negara asean lain mereka sudah melangkah lebih jauh dan lebih tertata. Sementara kita masih dalam posisi seperti ini. Jujur saja dari sektor kesehatan dapat kita lihat banyak masyarakat Indonesia yang berobat di Malaysia dan singapura itukan banyak sekali. Belum lagi tenaga kerja, tenaga kerja yang dikirim kita kan tidak memiliki keahlian jadi tidak menutup kemungkinan akan berdiri sekolah-sekolah di daerah-daerah di Indonesia seperti Palembang ini.

Page 96: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page88

Abdul Muis: Kaitan dengan penanaman modal di Muara Enim ini pak, menurut bapak ini sektor unggulannya ini apa pak?

Sekda: Wilayah kita sekarang ini kan banyak seperti pertambangan dan perkebunan. Tapi saya sudah berpikir kedepannya dan masih perlu dievaluasi jangan sampai banyaknya investasi di sini kita tidak ingin hanya menaikkan pertumbuhan ekonomi saja, melainkan kesejahteraannya juga. Saya sudah meminta bupati untuk memberlakukan pembagian 50:50 untuk investasi di sini. Karena meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah tugas kita juga.

Suripto: Sebetulnya kemarin sempat berdiskusi dengan pak Al itu bagaimana mensinergikan terkait dengan pemberdayaan masyarakat. Karena untuk mendapatkan peningkatan kualitas di kesejahteraan itu sangat mustahil kalau masyarakatnya diabaikan. Di muara enim ini kan banyak sekali perusahaan dengan CSR yang sangat besar dan terdapat juga forum CSR. Ini perlu difasilitasi oleh pemda bagaimana pengaturannya, jadi jangan sampai disana sebagian ada aspek yang tidak tertangani dan menumpuk. Saya pikir ini sangat memerlukan pengelolaan.

Sekda: Kalau dalam pengaturan CSR tetap pengaturan di BAPPEDA. Tapi dalam penanaman modal untuk berhubungan dengan pihak investor tentu juga tetap terlibat. Karena dia yang lebih tau.

Page 97: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 89

Suripto: Kalau pemberdayaan ini saya pikir bukan hanya di BAPPEDA, tapi itu sudah harus dikoordinasikan oleh SEKDA karena itu sudah lintas SKPD. Jangan sampai program yang ada di BPMPT, BAPPEDA, Badan Pemberdayaan Masyarakat, di PU ini saling terpisah dan tidak satu arah.

Sekda: Ketuanya itu memang Sekda, tapi pengelola itu ada di SKPD, nah kemudian dalam rangka pemberdayaan masyarakat juga kita ada program GERBANG SERASAN yang merupakan gerakan pemberdayaan masyarakat. Melalui itu masyarakat kita bina dan kemarin kita kerja sama dengan BNI dan Bank Sumsel terkait dengan pemodalan itu supaya masyarakat tidak hanya menonton dan dapat menjadi pemain. Cuma, tidak lepas dari kebijakan nasional daerah ini kan mau tak mau tetap mengacu ke pusat dan yang kita harapkan pemerintahan kedepan ada orang mengerti bagaimana mengelola negara ini. Pusat juga harus tahu betul apa kebutuhan daerah-daerah.

Transkrip Wawancara dengan Inspektorat

Suripto: Jadi begini pak, kita sekarang ini diminta bantuan oleh BPMPT untuk melakukan Survei kepuasan masyarakat, kalau instrument yang dulu hanya Permenpan saja yang 14 item, tetapi disini kita kembangkan menjadi beberapa instrument. Jadi kuesioner sendiri kita kembangkan, dan kita juga ingin melihat persepsi dari penjamin mutu. Inspektorat disini kan berperan sebagai penjamin mutunya. Selain itu kita juga ingin melihat

Page 98: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page90

dari stakeholdersnya/koleganya kemarin kan dari Sekda terus kita juga melihat persepsi dari beberapa masyarakat dan termasuk juga pimpinan-pimpinan dari BPMPT. Terkait dengan hal itu secara umum menurut bapak waluyo pelayanan di BPMPT itu seperti apa sih? (khusus untuk perizinan)

Waluyo: Menurut saya sudah mulai ada perbaikan-perbaikan khususnya dalam pelayanan masyarakat. Dimana untuk penyelesaiannya walau hanya pengamatan secara sepintas saya pikir itu sudah cukup baik. Dari segi penyelesaian masalah perizinan sudah terdapat SOPnya sehingga lambat laun menuju ke arah perbaikan untuk meningkatkan pelayanan kita terhadap masyarakat.

Suripto: Kalau inspektorat sendiri pernah melakukan evaluasi khusus untuk BPMPT tidak pak?

Waluyo: Kalau inspektorat ini ya hanya melakukan pemeriksaan-pemeriksaan regular. Jadi melihat sejauh mana BPMPT melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Jadi kita mengamati dalam 1 perizinan itu dapat diselesaikan berapa hari.

Suripto: Evaluasi yang dilakukan inspektorat biasanya dilakukan terkait dengan anggaran kan ya, apakah sudah termasuk dengan kinerjanya? Kinerjanya itu “serapan anggaran” atau pelayanannya?

Waluyo: Ya termasuk, dan evaluasi yang dilakukan

Page 99: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 91

termasuk serapan anggaran dan pelayanannya pak. Jadi, berapa serapan anggarannya dan bagaimana kinerjanya. Yang jelas untuk pelayanan ini bisa dibilang mengalami perbaikan untuk pelayanan masyarakat tersebut.

Abdul Muis: Kaitan dengan penjamin mutu yang mencakup seluruh aspek, tidak ada output lain. Kalau persepsinya pak waluyo jika melihat dari aspek sumber daya manusianya ( pegawai yang melakukan pelayanan khususnya di front office ) menyangkut etika, empati, senyum, sapa , salam dll. Sebagai sebuah institusi mengemban amanah sebagai penjamin mutu.

Waluyo: Menurut saya untuk dinas-dinas yang melakukan pelayanan kepada masyarakat yaitu tadi pak, sudah mengacu kepada perbaikan-perbaikan. Untuk etika sudah mulai mengalami peningkatan karena kita sebagai pilot project reformasi birokrasi. Jadi kita harus betul-betul melayani masyarakat itu dengan semaksimal mungkin.

Suripto: Apakah pernah ada laporan langsung kepada inspektorat terkait dengan etika atau apapun yang ada di BPMPT?

Waluyo: Hingga saat ini belum ada keluhan-keluhan masyarakat yang disampaikan kepada kita terutama di pelayanan perizinan.

Suripto: Kalau terkait dengan kompetensi pegawai yang ada di sana, menurut bapak bagaimana?

Page 100: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page92

Waluyo: Dalam pemeriksaan, sebenarnya terdapat wilayah kerja, dan kebetulan untuk pelayanan ini (izin terpadu) saya sendiri belum pernah masuk ke sana. Tapi saya memberikan persepsi saya bahwa pihak pemda dan pak bupati juga selalu berusaha untuk meningkatkan SDM yang ada di pelayanan-pelayanan melalui bimtek-bimtek yang diselenggarakan oleh pemerintah baik di pusat ataupun di daerah lain. Yang jelas saya tekankan bahwa kita berusaha meningkatkan SDM dengan baik agar kita juga dapat melayani masyarakat dengan baik.

Suripto: Kalau terkait dengan sarana fasilitasnya, menurut bapak dengan kondisi saat ini bagaimana?

Waluyo: Saya kira sudah cukup memadai untuk sarana dan prasarana.

Suripto: Yang perlu ditingkatkan apa pak?

Waluyo: Kalau peralatan saya kira sudah cukup, tapi saya juga tidak dapat menggambarkan secara persis. Tapi yang jelas dari pihak dinas maupun pak bupati dan pak sekda juga selalu melengkapi sarana-sarana yang kurang di pelayanan. Jadi untuk saat ini sarana dan prasarana saya anggap sudah cukup memadai.

Abdul Muis: Kira kira, menurut pak waluyo dan juga pak herman tentunya dalam meningkatkan investasi kedepan promosi yang dilakukan BPMPT seperti apa kedepannya? Kemudian

Page 101: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page 93

dari hasil evaluasi kita sepertinya perlu daya ungkit yang ekstra dalam memasyarakatkan dan mensosialisasikan.

Waluyo: Kita berusaha meyakinkan pada masyarakat bahwa saat ini pemerintah khususnya di pelayanan harus betul-betul baik dan bagus di mata masyarakat atau dengan kata lain memuaskan masyarakat. Sehingga masyarakat yang memiliki kepentingan untuk membuat suatu perizinan atau apapun selalu merasa bahwa pemerintah ini melayani dengan baik.

Heman: Kita kan sudah ada SOP, SPM, dsb. Mungkin dalam penyusunan SOP dasar penyusunannya masih sangat minim dan butuh evaluasi yang dilakukan secara internal dengan jarak waktu per semester ataupun pertahun apakah SOP yang telah di buat sudah pas atau belum. Monitoring juga telah dilakukan oleh Organisasi. SOP dan SPM juga, tetapi hasil monitoring tersebut juga perlu dianalisis untuk mengidentifikasi apa yang perlu diperbaiki dalam implementasi SOP yang sudah berjalan. Dari sana kita dapat menyusun langkah-langkah perbaikan untuk menarik investasi. Karena untuk berinovasi lebih lanjut terdapat keterbatasan SDM juga.

Suripto: Keterbatasan SDM yang dimana itu pak?

Herman: Secara keseluruhan mungkin, karena untuk melakukan inovasi dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang cukup.

Page 102: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM

Page94

Abdul Muis: Saya pikir kalau menyangkut SDM itu relatif, dan mungkin dapat diadakan pembinaan.

Herman: Ya, ya, bisa seperti itu. Mungkin pembinaan dengan SDM yang ada dapat dilakukan dengan membekali keahlian yang diperlukan terkait dengan investasi/inovasi.

Suripto: Kalau di BPMPT sendiri, rekomendasi dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan terkait dengan SDM itu seperti apa pak?

Herman: Untuk saat ini kita belum sampai ke sana.

Suripto: Inspektorat itukan technostructure, yang berfungsi sebagai penjamin mutu dan perannya akan sangat penting karena muara enim akan lebih baik atau tidaknya, akan keluar dari hasil evaluasi yang dilakukan secara berkala. Tapi kemarin dari Sekda menyampaikan ada perbaikan setelah ada program reformasi birokrasi tahun 2012. Hal tersebut terlihat dari hal kecil seperti pengadministrasian yang relatif lebih baik dilihat dari WTP, peningkatan nilai lakip. Dan nilai tersebut tidak akan berarti apabila secara substansi tidak ada perubahan dari kinerja yang dilakukan di setiap pelayanan. Jadi sebenarnya kita tidak ingin hanya berpuas diri saja dengan apa yang ada saat ini.

Page 103: SKM BPMPT KAB. MUARAENIM