Skizofrenia Residual

30
Case Based Discussion Skizofrenia

Transcript of Skizofrenia Residual

  • Case Based DiscussionSkizofrenia

    Hans Natanael1015129

    Pembimbing: dr. Andy Soemara, Sp.KJ

  • Identitas pasienNama lengkap : Nn. DJenis kelamin : PerempuanUmur: 30 tahunStatus marital: Belum menikahKota tempat tinggal: BandungPendidikan : D1 AMIKPekerjaan: Tidak bekerjaAgama : IslamSuku: Sunda

  • Anamnesis(Heteroanamnesis)Keluhan utama: Marah-marah dan bicara sendiriAnamnesis khusus: Menurut ibu pasien, pasien sering marah-marah dan bicara sendiri sejak mulai kuliah D1, kurang lebih sejak 10 tahun yang lalu. Ketika ditanyakan, pasien tidak menjawab dan tidak pernah menceritakan masalahnya. Pasien juga suka menangis sendiri, tidak suka bergaul dan suka menyendiri. Awalnya, pasien mulai dirasakan aneh sejak SMA kelas 2, pasien tidak banyak berbicara, menjadi pasif, dan menarik diri (tidak pernah mengikuti satupun kegiatan di luar sekolah). Ibu pasien mengatakan bahwa pasien memang orang yang pendiam, tidak suka bergaul, dan tidak punya banyak teman. Namun selama SD-SMP baik, tidak ada keluhan.

  • Orang tua pasien sempat bercerai dan pasien ikut dengan ayah. Ayah sering berganti-ganti istri dan istri terakhir ayah pasien berusia lebih muda dari pasien (saat pasien menginjak SMA kelas 1). Sejak saat itu, pasien terpukul dan memutuskan untuk ikut dengan ibu.Saat ini keluhan pasien membaik, suka tertawa namun emosi masih labil (gampang marah), tidak lagi bicara sendiri, dan tidak mendengar suara-suara bisikan (selama + 1-2 tahun terakhir). Komunikasi baik, sudah tidak bekerja namun dapat membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah dan pergi ke pasar. Lingkungan sosial pasien terbatas, hanya bergaul dengan saudara dan orang-orang yang bertamu ke rumah. Saat ini pasien hanya tinggal dengan ibu.

  • RPD: Sudah sakit seperti ini selama 10 tahun, kontrol teraturRPK: Tidak ada anggota keluarga yang sakit serupaR. Kebiasaan: Mandi dan sikat gigi 1x/hari, keramas 1x/minggu, makan dan minum banyak, tidur cukup (sulit memulai tidur), aktivitas di dalam dan di luar rumah (belanja ke pasar)Riwayat alergi: -

  • Status PsikiatrikusKesadaran : compos mentisRoman muka : gembiraKontak/rapport : +/adekuatOrientasi: baikPerhatian: baikPersepsiIlusi : tidak adaHalusinasi : tidak ada

  • Status PsikiatrikusMemori Masa lalu : baikMasa kini : baikDaya ingat : baikDaya ulang : baikPikiranBentuk : realitisikJalan pikiran : koherenIsi : waham (-)PenilaianNorma sosial : baik

  • Status PsikiatrikusPenilaianNorma sosial : baikWawasan penyakit: baikEmosi/afek : meninggi, inappropriateDekorumCara berpakaian: baikKebersihan : burukSopan santun : baik Kematangan jiwa : kurang maturTingkah laku : infantilBicara : baik

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium : dalam batas normalPemeriksaan psikologi : tidak dilakukanPemeriksaan EEG : tidak dilakukan

  • Diagnosis MultiaksialAksis I : F20.5 Skizofrenia residualAksis II : tidak ada diagnosisAksis III : tidak ada diagnosisAksis IV: orang tua berceraiAksis V: GAF Scale 70-61 (beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

  • PenatalaksanaanPsikofarmakaRisperidon tab 2 mg, 2x1PsikoterapiPasien : merubah sikap tertutup dan pendiam, meningkatan kepercayaan diri dan kemandirian.Keluarga : mendukung pasien sepenuhnya, memberi perhatian lebih terhadap masalah pasien, mengawasi pasien kontrol & minum obat secara teratur. Social skill training/behavioural skills therapy

  • PrognosisQuo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : dubia ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad malam

  • Skizofrenia

  • Definisi SkizofreniaSkizofrenia merupakan gangguan jiwa (psikotik) berat ditandai dengan tidak selarasnya emosi, pikiran, dan perilaku disertai waham dan halusinasi.Pada skizofrenia terjadi distorsi realita, disorganisasi pikiran, dan miskinnya psikomotor.

  • Etiologi SkizofreniaOrganobiologiPsikoedukatifSosiokultural

  • Klasifikasi Skizofrenia menurut PPDGJ-IIIF20.0 Skizofrenia paranoidF20.1 Skizofrenia hebefrenikF20.2 Skizofrenia katatonikF20.3 Skizofrenia tidak terinciF20.4 Depresi pasca skizofrenia F20.5 Skizofrenia residualF20.6 Skizofrenia simpleksF20.7 Skizofrenia lainnyaF20.8 Skizofrenia YTT

  • Gejala KlinikGangguan penampilan umum Gangguan emosi : afek tumpul/datar, afek tak serasi, afek labilGangguan persepsi : halusinasi, ilusiGangguan perilaku: ketolol-toloan, menyeringaiGangguan pikiranGangguan proses pikir : asosiasi longgar, neologisme, klang asosiasi, ekolalia, alogiaGangguan isi pikir : wahamGangguan neurokognitif : defisit atensi & memoriGangguan motivasi/kehendak

  • Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ-IIIHarus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):- Thought of echo- Thought insertion or withdrawal- Thought broadcasting- Delusion of control- Delusion of influence- Delusion of passivity- Delusional perceptionc. Halusinasi auditorikd. Waham menetap jenis lainnya

  • Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ-IIIAtau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:Halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja.Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme, dan stupor.Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, penarikan diri secara sosial; tetapi harus jelas bahwa tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

  • Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ-IIIAdanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih.Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

  • Kriteria Diagnosis menurut DSM-5Gejala karakteristik : 2 GK berikut, masing-masing hadir dengan frekuensi selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil) : WahamHalusinasiBicara terdisorganisasi (seperti sering menyimpang atau inkoheren)Perilaku terdisorganisasi atau perilaku katatonikGejala negatif: Tumpulnya emosi (kurang atau menolak memberikan respons emosional), alogia (kurang atau menolak bicara), atau avolisi (kurang atau menolak motivasi)

  • Kriteria Diagnosis menurut DSM-5Disfungsi sosial/pekerjaan : selama suatu waktu yang signifikan sejak mulainya gangguan, 1 fungsi seperti kerja, hubungan interpersonal/perawatan diri, menjadi sangat rendah.Tanda gangguan kontinu bertahan selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus termasuk setidaknya 1 bulan gejala (atau kurang jika diobati dan berhasil) yg memenuhi kriteria A (yaitu GK fase aktif) dan mungkin termasuk GK fase prodormal atau residual. Selama fase prodormal atau residual, tanda gangguan mungkin hanya bermanifestasi GK negatif atau 2 GK pada kriteria A dalam bentuk yg diperlemah.

  • Kriteria Diagnosis menurut DSM-5D. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan depresi atau gangguan bipolar dengan ciri psikotik karena : (1) tidak ada episode depresi berat atau manik yg terjadi bersama dengan GK fase aktif, (2) jika ada, durasi totalnya relatif singkat dibandingkan durasi fase aktif dan residual.E.Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu medikasi atau kondisi medis lain.F. Jika terdapat riwayat gangguan autistik atau perkembangan pervasif lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika halusinasi/waham yg menonjol juga ditemukan untuk sekurangnya 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil).

  • Kriteria diagnosis (PPDGJ-III)SKIZODRENIA RESIDUAL

    Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua:Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang burukSedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia

  • Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negative dari skizofreniaTidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut

  • TerapiI. FARMAKOTERAPI: - Mood stabilizersLithium carbonat, Carbamazepin / Oxcarbazepin, Asam Valproat / garamnya, Gabapentin, Topiramat

    - Antipsikotik :Konvensional: Haloperidol, Trifluoperazin, Flufenazin, ChlorpromazinAtipikal: Risperidon, Clozapin, Quetiapin, Zotepin, Aripiprazol, Olanzapin

  • II. PSIKOTERAPI: 1. Social skills training/behavioural skills therapy2. Family-oriented therapies3. Group therapy4. Cognitive Behavioural Therapy5. Personal therapyPsikoterapi lainnya: Dialectical behavior therapy, Vocational therapy, Art therapyIII. TERAPI FISIK: spt E.C.T (Electro Convulsive Therapy)

  • Prognosis20-30% SR mampu hidup normal20-30% SR mengalami gejala-gejala sedang40-60% tetap alami hendaya karena gejalanya seumur hidup

    TERIMA KASIH