Skizofrenia Herbefrenik Referat

download Skizofrenia Herbefrenik Referat

of 21

description

skizofrenia herbefrenik, gejala dan lain..lain

Transcript of Skizofrenia Herbefrenik Referat

Laporan Kasus JIWA RSPAD 2014

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN Nama: Ny. D Umur: 30 tahun Jenis kelamin: Perempuan Tanggal lahir : 24 Maret 1984 Alamat: Hutan Panjang III, RT 01/RW 07 No.4, Kemayoran, Jakarta Suku: Jawa Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Status perkawinan: Menikah Agama: Islam Pendidikan: SMA tidak tamat Tanggal masuk RS : 22 Juni 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRIAlloanamnesa : 24,25 Juni 2014 dengan petugas poliklinik yang biasa mengantar pasien berobat.Autoanamnesa : 21,22,24,25 juni 2014a. Keluhan UtamaMengamuk dan membanting barang-barang 12 jam SMRSb. Keluhan TambahanPasien sering joget-joget, tertawa, dan menyanyi dan berbicara sendiri.c. Riwayat Gangguan SekarangBerdasarkan autoanamnesis didapatkan pasien masuk ke rumah sakit dikarenakan berteriak sekencang-kencangnya dan marah-marah karena pasien merasa tidak dapat bertemu dengan pria idamannya yaitu Agus Purwanto seorang TNI yang tinggal di lingkungan rumahnya yang biasa disebut dengan KEDIRI yaitu panggilan sayang pasien terhadapnya, menurut alloanamnesis, 2 hari terakhir SMRS pasien sudah mengamuk dan marah-marah serta memukul barang-barang seperti lonceng dan pintu di lingkungan rumah, Lalu ibu pasien yang selama ini tinggal bersama pasien memanggil petugas poliklinik untuk membawa kembali pasien ke bagian keswa RSPAD Gatot Soebroto. Pasien sering joget-joget, menyanyi, dan berbicara sendiri selayaknya anak kecil. Pasien mengakui bahwa melakukan tingkah seperti itu karena dia merasa bahagia karena sedang jatuh cinta kepada Kediri tersebut, menurut aloanamnesis Agus Purwanto memang benar tinggal di lingkungan rumah pasien, namun hanya sekedar lewat dan memberikan minuman kepada anak pasien, semenjak hari itu pasien menjadi jatuh cinta dan tergila-gila terhadap Agus Purwanto, yang menyebabkan Agus Purwanto dan keluarga takut terhadap Pasien.Suami Pasien yang mengalami gangguan kejiwaan juga bersikap acuh tak acuh terhadap istrinya yang mulai jatuh cinta dan memuja pria lain selain dirinya, menurut aloanamnesis kejadian ini sudah berlangsung semenjak 3 bulan setelah sebelumnya pasien pulang dari bangsal amino untuk perawatan kejiwaan terakhir kalinya.Pasien mengaku hidupnya hampa dikarenakan Agus Purwanto tidak dapat untuk selalu disampingnya dan menemani dalam segala aktivitasnya. Pasien pernah melakukan beberapa kali percobaan bunuh diri seperti minum minyak urut, cairan pemutih, juga detergen bubuk. Beberapa luka tampak dibagian tubuh pasien karena dia cenderung melukai diri sendiri, seperti menggaruk kaki dengan gunting.Pasien tidak percaya terhadap kematian, ini yang menyebabkan pasien tidak takut mati. Karena menurut pasien jiwa pasti menempel dalam raga, sehingga apabila orang yang telah meninggal di kuburan ketika digali makamnya akan kembali hidup.Selama dalam masa perawatan pasien sering menunjukkan perilaku aneh seperti menyanyi dan berbicara sendiri, tidur seharian, tidur di lantai depan gerbang bangsal, jarang mandi, dan sering sekali makan. Pasien juga mengamuk dan ingin memukul pasien lain karena pasien menuduh pasien lain tersebut memakai pakaiannya.Selama proses wawancara pasien sering sekali bertingkah seperti anak kecil, dan tidak kooperatif dengan melakukan hal seperti menyanyi sendiri dan mengacuhkan pemeriksa. Seringkali preokupasi kepada hal seperti mie ayam, agus purwanto, maupun pulang.

Pasien mengaku melihat siluman, dan menganggap burung gereja yang hinggap diatas atap bangsal adalah salah satu dari siluman tersebut. Pasien juga pernah melihat sosok kerang dengan bola dunia ditengahnya dan dikawal oleh dua orang laki-laki pendek saat dia jalan ke pelabuhan ratu namun hal ini sulit untuk ditelaah lebih lanjut, karena pasien mengatakan itu aib dari makhluk-makhluk tersebut dan sebaiknya jangan dibicarakan walau kepada orang terdekat sekalipun.Pasien sering melamun dan melihat ke sudut ruangan tertentu, selama beberapa menit tanpa menghiraukan panggilan dan pertanyaan dari pemeriksa.Pasien mengatakan bahwa ia memiliki rasa cinta yang sangat mendalam kepada pria pujaannya yaitu Agus Purwanto. Rasa cinta tersebut pasien akui rasa yang sangat mendalam, kangen yang luar biasa. Di mata pasien Agus Purwanto adalah seorang sosok laki-laki sempurna yang bahkan lebih dia cintai dibanding suaminya sehingga dalam masa perawatannya di bangsal amino dia habiskan untuk mengkhayal dan berfantasi tentang Agus Purwanto.

Riwayat Gangguan Sebelumnyai. Riwayat Gangguan PsikiatriMenurut Alloanamnesis pasien sudah bolak-balik dirawat di paviliun amino RSPAD Gatot Subroto, dalam perawatannya pasien bisa 2-4 kali bolak balik ke paviliun amino dalam rentan waktu satu tahun, Suami pasien juga mengalami gangguan kejiwaan. Penyebab gangguan kejiwaan ini diperkirakan karena pasien dan suaminya pergi ke daerah Bogor untuk melakukan amalan demi menemukan harta karun peninggalan Belanda yang diyakini suami pasien terdapat dalam tanah lingkungan rumahnya, Pasien bisa mengamuk hebat bila dilakukan sesuatu paksaan terhadapnya pasien juga pernah mencukur gundul sebagian kepalanya karena patah hati. Menurut pengakuan pasien, pasien juga sering membuat tetangga-tetangga pasien risih, pasien mengaku pernah kencing ditampung di ember dan dibuang dari lantai 2 rumahnya ke jalan sehingga terkena tetangga-tetangganya. Hal ini dilakukan hanya karena pasien malas pergi ke kamar mandi, perilaku seperti ini lah yang sering membuat pasien bertengkar dengan kedua orang tuanya.Riwayat Medik UmumPasien menyangkal adanya riwayat kejang saat kecil/epilepsi, kehilangan kesadaran, trauma kepala, penyakit saraf, tumor otak, kebingungan yang bersifat mendadak dan sementara maupun nyeri kepala berlebih.ii. Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien tidak pernah merokok dan mengkonsumsi alkohol atau narkotika.

e. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan PerinatalMenurut pasien, selama kehamilan pasien tidak bermasalah, pasien dilahirkan secara normal pervaginam ditolong oleh bidan.2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Tidak didapatkan data yang cukup karena pasien lupa akan masa-masa ia berusia 0-3 tahun.3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien tumbuh seperti anak lainnya, memiliki cukup banyak teman. Pasien bersekolah di SD Yon Amor, Untuk hubungannya dengan teman-teman bermain, pasien tidak akrab dan sering berkelahi, sehingga tidak memiliki banyak teman. 4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)Pasien tumbuh seperti anak seumurnya. Pasien bersekolah di SMP Negeri 78 dan SMA 20. Pasien mengatakan bahwa ia memiliki beberapa pacar pada saat SMA dan bercita-cita menjadi sorang pramugari maskapai Boeing 717 saat dewasa nanti.5. Masa dewasai. Riwayat PendidikanPasien bersekolah dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas tidak pernah tinggal kelas,namun tidak tamat SMA. Pasien tidak mau menjelaskan kenapa ia bisa sampai tidak tamat, pasien jarang memiliki teman dan lebih banyak memiliki musuh. ii. Riwayat PekerjaanPasien mengaku pernah bekerja sebelumnya di ITC Cempaka Mas sebagai SPG event, namun berdasarkan alloanamnesis pasien hanya menjaga counter pakaian pada ITC cempaka mas pada tahun 2010 selama beberapa bulan.

iii. Riwayat PernikahanPasien sudah menikah satu kali selama 13 tahun dan memiliki 2 orang anak yang masing-masing berumur 12 tahun (laki-laki) dan 8 tahun (perempuan). Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya.

iv. Riwayat Kehidupan BeragamaPasien beragama Islam dan pasien tidak pernah sholat 5 waktu dan membaca Al-Quran. Pasien tidak percaya kematian dan hari akhir.v. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum maupun berurusan dengan pihak berwajib.vi. Riwayat PsikoseksualPasein akui selama bersekolah baik SMP, maupun SMA mempunyai beberapa pacar. Pasien mengaku sering membayangkan Agus Purwanto ketika melakukan hubungan seks dengan suaminya karena pasien sudah tidak cinta lagi dengan suaminya. vii. Aktivitas sosialDi lingkungan rumah pasien, pasien mengakui tidak melakukan aktivitas social, hanya beberapa kali ikut main voli di lapangan.

f. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dengan Ayah bernama Ponijan dan ibu bernama Ani, tidak didapat data lebih lanjut soal keluarga pasien karena tidak adanya kontak keluarga pasien.g. Situasi kehidupan sekarangSaat ini pasien tinggal bersama Ibu dan Bapaknya di Jakarta. Suami pasien pisah rumah dengan pasien dan tinggal di asrama. Suami pasien bekerja sebagai tentara dan sekarang ini pasien tidak bekerja. Setelah pasien masuk ke dalam perwatan di RSPAD, yang mengurus kedua anaknya adalah Ibu pasien.

h. Persepsii. Pasien tentang diri dan lingkungan Pasien menganggap bahwa dirinya adalah seorang manusia yang hidupnya hampa karena tidak dapat bersama-sama dengan kekasih hatinya Agus Purwanto. Pasien merasa kesal dengan Tuhan karena tidak dapat mempertemukan dia dengan Agus Purwanto. Pasien merasa tidak berguna dan tidak menikmati hidup sehingga seringkali berpikir lebih baik mati daripada hidup tanpa laki-laki pujaannya. Pasien mengetahui kalau dirinya sedang sakit dan dirawat di Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto untuk mendapatkan pengobatan sehingga pasien dapat sehat kembali dan pulang ke rumah dan bertemu kekasihnya walau dia tau itu tidak mungkin. Ketika ditanyakan penyakitnya, pasien mengatakan bahwa orang-orang di sekitarnya menganggap pasien sakit jiwa karena tidak dapat bersatu dengan Agus Purwanto kekasihnya.

ii. Persepsi keluarga tentang diri pasien Keluarga pasien mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan pengobatan. Menurut Aloanamnesis, keluarga pasien menganggap rumah tangga pasien hancur karena kedua pasangan tersebut gangguan jiwa, dan tidak memiliki masa depan dalam rumah tangganya. Seringkali terjadi selisih antara orang tua suami pasien dengan suami pasien, karena suami pasien sejak mengalami gangguan jiwa sering menghambur-hamburkan uang untuk anaknya ketimbang ditabung untuk masa depaniii. Mimpi, fantasi dan nilai-nilaiHarapan pasien adalah pasien dapat sembuh dan dapat segera pulang ke rumah sehingga bisa bertemu Agus Purwanto, keluarga dan anak pasien.

IV. STATUS MENTALPemeriksaan dilakukan pada tanggal 21 Juni 2014

a. Deskripsi Umum1. PenampilanPasien berjenis kelamin perempuan berusia 30 tahun dengan penampilan sesuai usia, tinggi 155 cm, kulit berwarna sawo matang, rambut pendek, dengan kerapihan dan perawaran diri yang cukup. Pada saat diwawancara pada tanggal 21 Juni 2014, pasien menggunakan baju berlengan pendek berwarna ungu disertai dengan celana pendek selutut berwarna ungu. Pasien dapat berjalan dengan keseimbangan baik , cara jalan yang seperti anak kecil. 2. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorikSecara umum perilaku pasien pasif. Pasien akan bercerita apabila dipancing terlebih dahulu. Selama wawancara pasien duduk tenang di kursi ruang makan. Kontak mata dengan pemeriksa tidak baik, Pasien cenderung pendiam dan jarang berkomunikasi dengan para pasien lainnya. Pasien senang menonton berita di TV yang disediakan di ruang makan. terutama nonton inbox, sinetron, serta acara-acara music lainnya, pasien tampak beberapa kali melamun saat sedang berbicara. 3. Sikap Terhadap PemeriksaSelama wawancara pasien duduk tenang di kursi ruang makan. Pasien tidak cukup kooperatif saat diajukan pertanyaan dan pasien terkadang tidak mau menjawab semua pertanyaan yang diberikan, dengan lambat dan perlahan terkadang pertanyaan harus diulangi kembali. Bahkan pasien mengelak dan bersikap defensive dengan menyanyi sendiri tanpa menghiraukan kata-kata dan pertanyaan dari pemeriksa. Pasien senang mengalihkan topic pembicaraan ke sesuatu yang tidak menyambung terhadap topic yang sebelumnya.4. Mood dan Afek Mood: Kesan depresi /cenderung menurun Afek: sempitKeserasian: Tidak serasi5. PembicaraanPasien dapat berbicara cukup lancar, volume suara pelan, irama teratur dan artikulasi yang jelas. Isi pembicaraan dapat dimengerti dan pasien menjawab pertanyaan tidak dengan baik dan sedikit lambat. Pasien sering berhenti ketika sedang menjawab pertanyaan dan berkata lupa mau berbicara apa, menjawab pertanyaan melenceng dari topic dan dapat memulai topic baru yang tidak ada hubungannya dengan topic sebelumnya. Namun pasien suka berhenti pada saat sedang berbicara, melamun dan bertanya balik ke pemeriksa bila pemeriksa tidak mau menjawab pertanyaan pasien cenderung ngambek dan kabur dari pemeriksa. 6. Gangguan PersepsiGangguan Persepsi21 Juni 201422 Juni 201424 Juni 201425 Juni 2014

Halusinasi Visual-ada-ada

Halusinasi Auditorik----

Halusinasi Olfaktorik----

Halusinasi Gustatorik----

Halusinasi Taktil----

Ilusi---ada

Depersonalisasi dan Derealisasi----

7. PikiranPikiran21 juni 201422 Juni 201424 Juni 201425 juni 2014

Arus PikirBlockingBlockingBlockingblocking

Isi PikirWaham NihilistikWaham BizzareWaham NihilistikWaham BizzareWaham NihilistikWaham BizzareWaham NihilistikWaham Bizzare

Bentuk PikirNon-RealisticNon-RealisticNon-RealisticNon-Realistic

waham nihilistik karena pasien yakin bahwa dirinya hampa dan tidak berguna, dan berpikir untuk bunuh diri. waham bizzaren karena pasien menyangkal adanya kematian dan orang mati bisa hidup lagi.

8. Sensorium dan Kognitif i. Taraf kesadaran dan kesiagaana. Kuantitas : Compos mentis b. Kualitas: baik c. Respon buka mata: spontan membuka mata d. Respon motorik : mengikuti perintahe. Respon verbal : berorientasi dengan baikii. Orientasi Waktu: baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam, pasien juga dapat mengetahui tanggal dan hari. Tempat: baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di pavilliun Amino, RSPAD Gatot Soebroto. Orang: baik, pasien dapat mengetahui yang nama pemeriksa, perawat, dan pasien-pasien di bangsal, serta keluarganya. iii. Daya ingat Jangka panjang: baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir, dimana pasien bersekolah, nama-nama anggota keluarganya Jangka sedang: baik, pasien dapat mengingat aktivitasnya dalam seminggu terakhir. Jangka pendek: baik, pasien dapat mengingat menu makan pagi sebelum wawancara. Jangka segera: baik, pasien dapat mengulang kata-kata yang disebutkan pemeriksa dengan baik dan berurutan.iv. Konsentrasi dan perhatianKurang baik, karena pasien dapat melakukan pengurangan 100 dikurang 7 dengan memerlukan waktu yang lama untuk berpikir.v. Kemampuan membaca dan menulisPasien dapat membaca walaupun terbata-bata dan lama, sedangkan untuk menulis, pasien tidak mau untu menulis.

vi. Kemampuan visuospasialBaik, pasien dapat menggambarkan jam tetapi tidak mempelihatkan arah jarum panjang dan jarum pendek dengan baik serta dapat menggambarkan pentagon dengan baik setelah diberikan contoh gambar terlebih dahulu.

vii. Pikiran AbstrakBaik, pasien dapat menjelaskan perbedaan apel dengan jeruk.viii. Intelegensia dan Daya InformasiPasien dapat menjawab siapa presiden RI pertama serta presiden RI saat ini. 9. Kemampuan Mengendalikan Impuls Pengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri dengan berperilaku baik dan sopan.10. Daya Nilai dan Tilikan Daya dan Nilai SosialBaik, Pasien bersikap sopan terhadap pemeriksa, dokter, dan perawat di Paviliun Amino, serta terhadap keluarganya. Uji daya nilaiBaik, jika menemukan dompet maka pasien pasien akan melapor pada yang berwajib atau akan mendiamkan dompet tersebut. Penilaian realitaRTA terganggu. Tilikan Pada awal datang, yaitu tanggal 12 Juni 2014, pasien memiliki tilikan derajat 1, yaitu menyangkal akan dirinya sakit dan butuh pengobatan. Namun pada saat diwawancara pada tanggal 25 April 2014 dan selama follow up, pasien memiliki tilikan dengan derajat 3 dimana pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan, namun sakitnya ini bukan karena dirinya melainkan karena dirinya tidak dipertemukan dengan Agus Purwanto. Taraf Dapat DipercayaSecara umum, keterangan yang didapat dari autoanamnesis tidak dapat dipercaya karena tidak sejalan dengan alloanamnesis.

V. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan dilakukan tanggal 21 Juni 2014A. Status Interna1. Keadaan umum: Baik2. Kesadaran: kompos mentis3. Status gizi: kesan baik BB: 65 kg TB: 160 cm BMI: 25,39 Intepretasi : overweight4. Tanda-tanda vital Tekanan darah: 110/70 mmHg Nadi: 70 x/menit Pernapasan: 16 x/menit Suhu: 36,5 C5. Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ditemukan kelainan6. Hidung: sekret (-), konka edema -/-7. Telinga: membran timpani intak, serumen +/+8. Mulut: gigi cukup rapi, lengkap, terlihat putih bersih, tidak terdapat karang gigi. 9. Leher: tidak terdapat pembesaran KGB dan pembesaran tiroid. 10. Paru: vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)11. Jantung: bunyi jantung I-II reguler, murmur (-/-), gallop (-/-)12. Abdomen: datar, BU(+), supel, hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (-)13. Ekstremitas: dalam batas normal14. Kulit: dalam batas normal

B. Status Neurologis1. GCS: 152. Tanda rangsang meningeal : negatif3. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal Tremor: negatif Akatisia: negatif Bradikinesia: negatif Rigiditas: negatif4. Cara berjalan: normal5. Keseimbangan: normal6. Rigiditas: negatif7. Motorik: Baik8. Sensorik: Baik

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPemeriksaan dilakukan pada Ny. D, usia 30 tahun, agama Islam, suku Sumatra, pendidikan terakhir SMA. Masuk Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 12 Juni 2014 diantar oleh petugas poliklinik dengan keluhan selama 12 jam SMRS pasien mengamuk dan memukul barang-barang. Pasien suka bicara, menyanyi, dan joget-joget sendiri. Pasien menyangkal adanya bisikan atau suara-suara ditelinga pasien yang berbicara menyuruh ataupun mengajak ngobrol pasien. Pada pasien ini ditemukan juga bahwa pasien senang bertindak aneh, yaitu tidur di lantai, tidur seharian, jarang sekali mandi, Pada pasien ini juga didapati adanya waham nihilistik, dan waham bizzare dimana pasien percaya dirinya tidak berguna dan tidak percaya adanya kematian serta hari akhir, pasien juga mengalami ilusi serta halusinasi visual dengan seringnya melihat sosok siluman serta Agus Purwanto di bangsal Amino. Ketidakberdayaan pasien soal dirinya yang tidak dapat bersama Agus Purwanto membuat dirinya tidak berguna dalam hidup ini, dan memunculkan ide-ide bunuh diri dengan menyakiti diri sendiri baik melalui benda tajam maupun minum-minuman bahan kimia.Pada alloanamnesis diduga pasien menjadi seperti ini karena amalan yang dilakukan pasien bersama suami untuk menemukan harta karun di lingkungan rumahnya yang merupakan tanah peninggalan belanda, namun menurut pemeriksa nampaknya factor sosio-ekonomi lah yang membuat pasien menjadi keadaan seperti ini.Malasnya pasien membeli obat, ketika sudah pulang dari amino membuat penyakit pasien kambuh kembali dan melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang disekitarnya.Selama menjalani perawatan sekarang, pasien menyatakan berangsur-angsur membaik, terkadang pasien masih merasa sedih dan berdiam diri, namun pasien tampak lebih kooperatif dan mau menjawab beberapa pertanyaan serta lebih ramah kepada pemeriksa dan orang lain.Berdasarkan pemeriksaan status mental tanggal 21 Juni 2014, penampilan umum pasien sesuai dengan umur, perawatan diri dan higiene pasien kurang. Kesadaran pasien compos mentis. Selama wawancara pasien cukup tenang, berperilaku agak tidak normal, sering bersikap defensif dengan menyanyi sendiri dan mengganti topik pembicaraan. Selama pemeriksaan pasien tidak cukup kooperatif. Namun beberapa kali saat diwawancara pasien dapat menceritakan pemikirannya. Terdapat mood yang cenderung menurun mengarah ke depresi dan afek sempit. Pembicaraan spontan, volume suara sedang dengan intonasi cukup, artikulasi jelas. Pasien menjawab pertanyaan dari pemeriksa sesuai namun agak lambat dan kadang pertanyaan harus diulang kembali. Saat menjawab pertanyaan, pasien terkadang terdiam lalu tidak melanjutkan kalimatnya. Kontak mata pasien dengan pemeriksa baik selama wawancara.Arus pikir pasien blocking, isi pikir miskin ide namun ditemukan adanya waham nihilistik dan waham bizzare, bentuk pikir pasien adalah Non-realistik. Pada pemeriksaan sensorium pasien mempunyai kesadaran, orientasi, daya ingat, serta kemampuan visuospasial yang cukup baik. Konsentrasi pasien kurang baik, mudah teralihkan dan pasien kadang terlihat melamun saat diberi pertanyaan sehingga pertanyaan harus diulang.Selama wawancara pasien cukup dapat mengendalikan diri dengan berperilaku baik dan sopan. Daya nilai pasien terhadap nilai-nilai kebenaran baik tetapi dapat dilihat adanya gangguan dari tes realitas. Pasien menyadari bahwa dirinya sakit, namun menyalahkan faktor lain sebagai penyebab sakitnya, karena itu tilikan pasien derajat 3. Secara umum pasien tidak dapat dipercaya karena berdasarkan autoanamnesis yang tidak sejalan dengan alloanamnesis.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK Aksis IPada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan pekerjaan. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.Gangguan ini merupakan gangguan mental non-organik karena tidak ditemukan adanya gangguan kesadaran dan kognitif, pasien juga tidak berada dalam pengaruh zat psikoaktif dan alkohol, sehingga diagnosa gangguan mental organik dan gangguan mental akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan. Dari anamnesa , alloanamnesa dan pemeriksaan didapatkan bahwa pasien dicurigai gangguan ke arah Skizofrenia herbefrenik . Aksis IICiri kapribadian pasien adalah kepribadian cluster A Paranoid yaitu suka berkelahi, bertengkar dengan temannya, cenderung curiga, dan perasaan yang ngotot mengenai hak pribadi yang tidak memandang tempat maupun situasi.Aksis IIIBelum ada diagnosa untuk aksis III karena tidak ditemukan kelainan organik yang berhubungan dengan gangguan pasien.Aksis IVPada pasien untuk aksis IV ditemukan adanya masalah berkaitan pada kepatuhan dalam meminum obat serta masalah ekonomi pasien yang suaminya hanya bekerja sebagai TNI berpangkat Pratu.

Aksis VPenilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan pada Aksis V GAF pada saat ini adalah 20-11 karena cenderung bisa mencederai orang lain maupun diri sendiri.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I: (Menurut PPDGJ III) F20.1 Aksis II: ciri kepribadian paranoid Aksis III: Tidak ada Aksis IV: Masalah dengan kepatuhan minum obat dan masalah ekonomi keluarga. Aksis V: GAF saat ini 20-11

IX. DIAGNOSIS Diagnosis Kerja: Skizofrenia HerbefrenikDiagnosis Banding Skizoafektif tipe Campuran (F25.2)

X. DAFTAR MASALAHOrganobiologik: Tidak ada ditemukan permasalahan Psikologik Mood: Kesan Depresi/ cenderung menurun Afek: Sempit Gangguan persepsi: Riwayat halusinasi Visual. Proses Pikir: Blocking Isi pikir: Waham Nihilistik dan Bizzare Tilikan: derajat 3

XI. PROGNOSISQuo ad vitam: bonamQuo ad fungtionam: bonamQuo ad sanationam: malam

XII. RENCANA PENATALAKSANAANa. Farmakologis Risperidone 2mg 1x1b. Nonfarmakologisi. Terhadap pasien:Psikoterapi suportif: untuk membina hubungan, menunjukan empati dan reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berperilaku aktif, berempati dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi, mensuport usaha adaptif pasien, dan menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya.ii. Terhadap keluarga:Psikoedukasi mengenai :a. Penyakit pasien Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan, dan bagaimana cara pencegahan. Sehingga keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan mencegah kekambuhan.b. Terapi yang diberikanMemberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien dimana diterangkan mengenai kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek samping yang mungkin muncul pada pengobatan. Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara teratur sehingga diharapkan keluarga turut serta dan bekerja sama dalam berjalannya program terapi.

XIII. DISKUSIBerdasarkan PEDOMAN DIAGNOSTIK MENURUT PPDGJ III (Maslim, 2003) kriteria diagnosis untuk Skizofrenia (F20) adalah , 1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :a) - Thought echo = isi pikiran dirinyasendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) , dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda; atau -Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan-Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;b) -Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau-Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau-Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar;(tentang dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);-Delusional perception = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;c) Halusinasi auditorik: - Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau - Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau - jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuhd) Waham waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide ide berlebihan (over loaded ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan bulan terus menerus;b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;d) Gejala gejala negatif, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;3. Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.Skizofrenia Herbefrenik merupakan salah satu sub tipe dari Skizofrenia. Kriteria diagnosis untuk Skizofrenia paranoid menerut PPDGJ III : 1. memenuhi kriteria umum skizofrenia2. sering terjadi pada dewasa muda (15-25 tahun)3. kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas pemalu dan senang menyendiri, namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosisa. perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerism, ada kecendrungan untuk selalu menyendiri, dan berperilaku hampa tujuan dan hampa perasaan.b. Afek pasien yang dangkal serta inappropriate sering disertai dengan cekikikan atau perasaan puas diri, senyum sendiri, atau sikap tinggi hati, tertawa menyeringai, mannerism, mengibuli secara bersenda gurau, keluhan hipokondriakal, serta ungkapan kata yang diulang-ulangc. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta inkoheren4. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses piker umumnya menonjol, halusinasi dan waham mungkin ada namun biasanya tidak menonjol. Dorongan kehendak yang bertujuan hilang serta sasaran yang ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

Berdasarkan anamnesa, ditemukan bahwa pasien tidak pernah mengalami riwayat demam, sakit kepala hebat atau berkepanjangan, riwayat kejang, dan trauma kepala. Pada pemeriksaan status mental, orientasi dan daya ingat pasien tidak terganggu, dimana biasanya terdapat gangguan pada orientasi dan kognisi seseorang dengan gangguan mental organik. Pasien juga tidak pernah merokok dan mengonsumsi alkohol atau narkotika. Oleh karena itu, Gangguan Mental Organik (F00 F09) dapat disingkirkan. Pada pasien ditemukan adanya gangguan isi pikir dan juga persepsi. Waham adalah salah satu gangguan yang terjadi pada isi pikir yang berarti keyakinan palsu yang didasarkan kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, dan tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan. Gangguan persepsi : Halusinasi adalah gangguan persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai stimuli eksternal yang nyata. Ilusi: mispersepsi/misinterpretasi terhadap stimulus sensorik yang real. (ada objek nyata)Melihat kriteria Paranoid berdasarkan PPDGJ-III untuk kriteria Skizofrenia Herbefrenik, adanya gejala khas pada pasien hampa perasaan dan dangkalnya afek, serta ketidakserasian antara afek dan mood, pasien yang sering tertawa sendiri dan meledek orang lain juga mendukung diagnosis skizofrenia herbefrenik ini. Berdasarkan diagnosis di atas, terapi psikofarmaka yang dipilih untuk penanganan pada Ny.D adalah Risperidone 2 mg 1x1. Risperidone merupakan terapi anti psikotik atipikal yang berkerja dengan cara antagonis neurotransmitter serotonin dan dopamine dengan menduduki reseptor serotonergic 5-HT2 dan dopaminergic D2. Risperidome merupakan antagonis kuat reseprot D2 sehingga dapat memperbaiki gejala positif skizofrenia sedangkan dilajur mesolimbik yang memiliki banyak reseptor serotonergic, risperidone juga berikatan dengan reseptor serotonergic sehingga diopamin yang dilepaskan di jalur tersebut lebih banyak dan dapat mengurangi gejala negatif. Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal. Selain diberikan psikofarmaka sebagai terapi utama, perlu ditambahkan juga terapi yang lain yaitu psikoterapi suportif untuk mensupport pasien dalam masa adaptasinya dan psikoedukasi perihal penyakit pasien serta menekankan betapa pentingnya kepatuhan minum obat dan untuk kontrol kembali setidaknya setelah 2 4 minggu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedaman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama, Jakarta; 1993.2. CMP Medica. MIMS Neurology & Psychiatry. Treatment Guidelines at a Glance. 2nd edition. Indonesia. 2010/2011.3. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 2007. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta. Edisi ketiga. 4. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta. EGC, 2013.

[Laporan Kasus JIWA RSPAD 2014]1

20[Laporan Kasus JIWA RSPAD 2014]

Winfrey Pangestu1