Skenario II (Gangguan Pendengaran)

18
LAPORAN SKENARIO II GANGGUAN PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN DISUSUN OLEH RUANG 8 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2015

description

tht

Transcript of Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Page 1: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

LAPORAN SKENARIO II

GANGGUAN PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

DISUSUN OLEH

RUANG 8

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO 2015

Page 2: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Skenario II

Ny. N, 45 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan otore sejak 1 minggu yang lalu, pendengaran sedikit menurun. Pada pemeriksaan otoskopi ditemukan secret kekuningan dan membrane timpani sulit dievaluasi. Ditemukan riwayat korek-korek telinga. Keluhan ini sudah beberapa kali dialami oleh penderita sebelumnya.

Kata Sulit :

Otore = Sekret atau caiiran yang keluar dari liang telinga.

Kata Kunci :

Ny. S 45 tahun Otore 1 minggu yang lalu Pendengaran menurun Otoskopi : secret kekuningan dan membrane timpani sulit di evaluasi Riwayat korek-korek telinga

Masalah Dasar : Ny. S 45 tahun datang dengan keluhan otore 1 minggu yang lalu dan pendengaran menurun.

Pertanyaan dan Pembahasan

1. Anamnesis

a. IDENTITASNama : Ny. SUmur : 45 tahunJenis Kelamin : PerempuanPekerjaan : -Alamat : -

b. ANAMNESA

Keluhan Utama : otore dan pendengaran sedikit menurun Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan otore sejak 1 minggu lalu dan pendengaran sedikit menurun, ada riwayat korek-korek telinga.

Riwayat Penyakit Dahulu :Apakah sebelumnya pernah mengalami penyakit yang sama?

Riwayat Penyakit Keluarga :

Page 3: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Tambahan Anamnesis

- Rasa gatal sampai rasa nyeri di dalam telinga. Rasa gatal dapatdirasakan sampai tenggorok. Kadang-kadang disertai sedikit rasa nyeri.Awalnya sekret encer, bening, tetapi dapat berubah menjadi sekretkental purulen. Pada bentuk kronik sekret tidak ada atau hanya sedikitatau berupa gumpalan, berbau akibat adanya bakteri saprofit ataupunjamur.

- Pendengaran normal atau sedikit berkurang.

2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis (Keadaan Umum): kesadaran, tekanan darah, nadi, respirasi, suhuStatus THT: Pemeriksaan Telinga

Pemeriksaan Telinga luar: o Inspeksi pada setiap daun telinga (kanan dan kiri) dan bagian-bagiannya, perhatikan kulit,

bentuk, ukuran, kesimetrisan, dan deformitas apapun. o Lihat daerah belakang daun telinga (retro-aurikuler), apakah terdapat tanda peradangan atau

sikatriks bekas operasi. o Lakukan tug test apabila terdapat nyeri pada daun telinga, adanya discharge atau proses

inflamasi dengan cara menggerakan daun telinga dengan lembut ke atas dan ke bawah. Temuan abnormal: bila terdapat nyeri tekan pada palpasi tragus menandakan inflamasi kanal atau sendi temporomandibular di dekatnya. Pada otitis eksterna difus terdapat nyeri tekan tragus, nyeri muncul saat menarik daun telinga ke atas dan ke belakang, pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar getah bening regional (periaurikuler, servikal anterior).

Pemeriksaan Otoskop: o Lihat kulit kanal melalui spekulum. Temuan abnormal: Pada otitis eksterna sirkumskripta

tampak furunkel pada meatus auditorius eksternus. Pada otitis eksterna difus: meatus auditorius eksternus sempit, eritema, edema

o Periksa adanya sekret, serumen, dan benda asing. Temuan abnormal: Pada otitis eksterna sirkumskripta ditemukan sekret jika terjadi ruptur abses. Pada otitis eksterna difus sekret telinga berbau --> tidak mengandung lendir (musin).

o Lihat lebih jelas bagian-bagian membran timpani (struktur, warna, dan posisi). Perhatikan juga refleks cahaya pada membran timpani (berwarna abu-abu seperti mutiara dan translusen). Temuan abnormal: merah (hiperemis) akibat proses inflamasi, hitam akibat jamur, kuning akibat jamur atau obat tetes telinga, putih akibat jamur atau accidum baricum pulvuratum, otitis eksterna yang sedemikian berat menyebabkan meatus tertutup sepenuhnya akibat sekret.

Uji Pendengaran (Uji Garpu Tala)

Page 4: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Dengan menggunakan garpu tala 512 Hz atau 256 Hz untuk membantu membedakan antara tuli konduksi dengan tuli sensorineural.o Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui

tulang pada telinga yang diperiksa. Temuan abnormal: Jika suara terdengar lebih keras pada prosesus mastoideus, konduksi tulang akan lebih baik dari konduksi udara.

o Tes Weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga yang sakit dengan telinga yang sehat. Temuan abnormal: bunyi lebih jelas terdengar pada telinga dengan tuli konduktif. Pada tuli sensorineural unilateral, bunyi akan terdengar lebih baik pada sisi telinga dengan pendengaran yang lebih baik. Pada gangguan pendengaran yang simetris, bunyi akan tersengar di tengah.

o Tes Schwabach ialah membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Apusan dari meatus auditorius eksterna: untuk dilakukan kultur sehingga dapat diketahui kuman

penyebabnya secara spesifik. Audiometri: Bila ada gangguan pendengaran (tuli konduktif). Nada dengan frekuensi tunggal

pada berbagai tingkat kebisingan diperdengarkan oada masing-masing telinga secara bergantian melalui headphone di dalam bilik kedap suara. Intensitas bunyi dikurangi secara bertahap sebesar 10 desibel hingga pasien tidak bisa mendengarnya lagi. Ambang batas adalah bunyi tepelan yang masih bisa didengar oleh pasien.

Proyeksi Radiografi (MR Scan): sebagai perbandingan diagnosis, apakah ada neuroma akustik Audiometri impedans (timpanometri): tes untuk mengukur kesesuaian & kekakuan membrane

timpani. Mencari tahu apakah ada kemungkinan otitis media dengan efusi, disfungsi tuba Eustachius, diskontinuitas tulang-tulang pendengaran, fleksibilitas gendang telinga diukur secara perubahan tekanan dalam liang telinga. Fleksibilitas harus maksimal pada tekanan atmosfer.

3. Diagnosis utama dan diagnosis banding

Page 5: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

DIAGNOSIS : Otitis Eksterna Akut

Diagnosis externa akut terdiri dari 2 tipe yaitu :

Otitis Externa sirkumskripta(Furunkel) Otitis eksterna ialah radang telinga akut maupun kronik yang disebabkan infeksi bakteri,jamur

dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan PH di liang telinga yang biasanya normal atau asam. Bila PH menjadi basa,proteksi terhadap infeksi menurun. Predisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma ringan ketika mengorek telinga.

otitis eksterna sirkumskripta terjadi oleh karena kulit sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar serumen maka ditempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel(bisul). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga(termasuk didalamnya membran timpani sehingga sulit untuk dievaluasi)

Furunkel bisa menjadi abses

Otitis Eksterna difus Biasanya mengenai kulit telinga dua pertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan

edema yang tidak jelas batasnya. Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening

membesar, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti pada sekret yang keluar akibatb otitis media

Diagnosis Banding

Otitis eksterna Malignao Gejalanya yaitu rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti dengan nyeri, sekret

yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutupoleh jaringan granulasiyang cepat tumbuhnya.

o Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progresif, yang diakibatkan oleh kuman pseudomonas aeroginosa

Otitis media akuto Ada beberapa stadium dari penyakit ini, yaitu stadium oklusi tuba eustachius, stadium

hiperemis, stadium supurasi, sradium perforasi, dan stadium resolusi. o Pada stadium supurasi terdapat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan

hancurnya sel-sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani. Akibat virulensi kuman yang tinggi, ataupun terlambatnya pemberian obat dapat menyebabkan ruptur membran tympani dan keluarnya eksudat tersebut. Fase keluarnya eksudat disebut fase perforasi

4. Etiologi dan Faktor Resiko

Page 6: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Etiologi

Yang paling sering disebabkan oleh bakteri patogen. Varietas nya antara lain otitis eksterna oleh jamur (otomycosis). Dalam sebuah penelitian, 91% kasus OE disebabkan oleh karena bakteri. Dan penelitian lainnya juga menemukan bahwa sebanyak 40% kasus OE tidak memiliki mikroorganisme primer sebagai agen penyebab. Bakteri penyebab yang paling umum adalah Pseudomonas spesies(38% dari semua kasus), Staphylococcus spesies, dan anaerob dan organismegram negatif.

Faktor Resiko penyakit otitis eksterna antara lain :- Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds,ujung jari atau alat

lainnya- Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk terjadinya untuk terjadinya otitis eksterna- Swimmer ear's- Kanal telinga sempit- Infeksi telinga tengah- Diabetes

5. Epidemiologi

Insidens otitis eksterna akut terjadi pada 4 dari 1000 anak dan orang dewasa per tahun. Laporan pertama dari CDC (Center for Disease Control and Prevention) yang menggambarkan secara keseluruhan epidemiologi otitis eksterna akut di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa 2,4 juta kunjungan per tahun yang terdiagnosis di pusat kesehatan merupakan kasus otitis eksterna akut (8,1 kunjungan per 1000

populasi). Adapun penelitian di poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode Januari – Desember 2011 memperlihatkan bahwa dari 5.297 pengunjung terdapat 440 (8,33%) kasus otitis eksterna.

6. Manifestasi klinis

Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna

Page 7: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.2

Tanda-Tanda Klinis

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : 4

Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.

Menurut Senturia HB (1980) :

Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga merupakan tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu :2

1. “Pre Inflammatory“2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)3. Radang kronik

Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel/ bisul)

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.

Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

Otitis Eksterna Difus

Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul).

Page 8: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 5

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain. Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga.

7. Patofisiologi

Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari

gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu

mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar

gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang

telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika

mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat

yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.

Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang

menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan

bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi,

berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi

menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu,

proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus

akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.

Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.

Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:

a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak

sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf

yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.

b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan

daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang

rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis

eksterna.

Page 9: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

8. Penatalaksanaan

Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.

Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat topikal.

Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.

Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan agen acidifying dan kortikosteroid. Sebagai alternatif, campuran perbandingan (2:1) antara alkohol isopropil 70% dan asam asetat dapat digunakan.

Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen acidifying dan kortikosteroid.

Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes, adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran telinga.

Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke dalam kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4 kali sehari tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter). Setelah kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi. Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi, persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa steroid).

Dalam kasus otitis kronis, tidak menular, resisten terhadap terapi, krim tacrolimus 0,1% (melalui kasa yang diganti setiap saat hingga hari ketiga) mengakibatkan tingginya tingkat resolusi setelah 9-12 hari terapi.

9. Komplikasi

Komplikasi OEM yang dapat terjadi meliputi lower cranial neuropathies, paresis atau paralisis nervus fasial, meningitis, abses otak dan kematian.Pada otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan, dan ke tulang disekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis, osteomielitis, yang menghancurkan tulang temporal.

10. PrognosisOtitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati, umumnya bisa sembuh dengan cepat

dengan pengobatan yang tepat. Otitis eksterna biasanya tidak menimbulkan kmplikasi jangka panjang atau serius.

Page 10: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

11. Edukasi dan pencegahan

Ayu kambeyyy pemirsaaaaah

12. Fisiologi telinga

Telinga dibagi menjadi tiga bagian; telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energy suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda: koklea yang mengandung reseptor-reseptor yang mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar; dan mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar; dan apparatus vestibularis, yang penting untuk keseimbangan.

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi molekul-molekul udara yang berselang-seling dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan molekul tersebut. Setiap alat yang mampu menghasilkan pola gangguan molekul udara seperti itu adalah sumber suara.

Telinga luar, yang terdiri dari pinna (bagian daun telinga, aurikula), meatus auditorius eksternus (saluran telinga) dan membrane timpani, berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke telinga tengah dan telinga dalam. Karena bentuknya, daun telinga secara parsial menahan gelombang suara yang mendekati telinga dari arah belakang, dengan demikian, membantu seseorang membedakan apakah suara datang dari arah depan atau belakang.

Gelombang suara yang ditangkap oleh telinga luar, kemudian akan disalurkan ke telinga tengah. Gelombang suara tersebut akan menggetarkan membrane timpani. Kemudian telinga tengah akan memindahkan gerakan bergetar dari membrane timpani tersebut ke cairan yang berada di telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya tulang-tulang pendengaran yang dapat bergerak yang berjalan melintasi telinga tengah. Saat membrane timpani bergetar tulang maleus yang melekat di membrane timpani akan bergetas lalu melanjutkan getarannya ke tulang incus, kemudian ke tulang stapes yang melekat ke jendela oval, yang merupakan pintu masuk ke koklea yang berisi cairan. Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkan menimbulkan getaran seperti gelombang pada cairan telinga dalam.

Gelombang tekanan yang terjadi akibat getaran stapes pada jendela oval menyebabkan terdorongnya perilimfe ke depan di kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikoterma, dan ke kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar dan ke dalam rongga telinga tengah untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes bergerak mundur dan menarik jedela oval keluar ke arah telinga tengah, perilimfe mengalir dalam ke arah berlawanan, mengubah posisi jendela bundar ke arah dalam. Jalur ini tidak menyebabkan timbulnya persepsi suara; tetapi hanya menghamburkan tekanan.

Page 11: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Gelombang tekanan di kompartemen atau dipindahkan melalui membrane verstibularis yang tipis, ke dalam duktus koklearis, dan kemudian melalui membrane basilaris ke kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar-masuk bergantian. Transmisi gelombang tekanan ini menyebabkan membrane ini bergerak ke atas ke bawah, atau bergetar, secara sinkron dengan gelombang tekanan. Karena letak organ corti yang menumpang pada membrane basilaris, sel-sel rambut juga bergerak naik turun sewaktu membrane basilaris bergetar. Karena rambut-rambut dari sel reseptor terbenam di dalam membrane tektorial yang kaku dan stationer, rambut-rambut tersebut akan membengkok ke depan dan ke belakang sewaktu membrane basilaris menggeser posisinya terhadap membrane tektorial. Perubahan bentuk mekanisme yang maju mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. Hal ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian –potensial reseptor- dengan frekuensi yang sama dengan rangsangan semula.

Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinaps kimiawi dengan ujung-ujung saraf aferen yang membentuk saraf auditorius (koklearis). Depolarisasi sel-sel rambut (sewaktu membrane basilaris bergeser ke atas) meningkatkan kecepatan pengeluaran zat perantara mereka, yang menaikkan kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrane basilaris bergerak ke bawah).

Dengan demikian, telinga yang mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan-gerakan berosilasi membrane basilaris yang membengkokkan pergerakan maju-mundur rambut-rambut di sel reseptor. Perubahan bentuk mekanis rambut-rambut tersebut menyebabkan pembukaan dan penutupan (secara bergantian) saluran di sel reseptor, yang menimbulkan perubahan potensial berjenjang di reseptor, sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.

Membrane basilaris dibagi menjadi bagian-bagian tertentu berdasarkan nada-nada tertentu. Korteks pendengaran juga tersusun secara topografis tonus. Setiap daerah di membrane basilaris berhubungan dengan daerah tertentu di korteks pendengaran dalam lobus tempolaris, dengan demikian, setiap neuron korteks hanya diaktifkan oleh nada-nada tertentu; setiap daerah dikorteks pendengaran teraksitasi hanya sebagai respon terhadap nada tertentu yang dideteksi oleh bagian tertentu membrana basilaris.

Neuron-neuron aferen yang menangkap sinyal auditorius dari sel-sel rambut keluar dari koklea melalui saraf auditorius. Jalur saraf antara organ corti dan korteks pendengaran melibatkan beberapa sinaps dalam perjalanannya, terutama adalah sinaps di batang otak dan nucleus genikulatus medialis thalamus. Thalamus menyortir dan memancarkan sinyal ke atas. Sinyal pendengaran dari kedua telinga disalurkan ke kedua lobus temporalis kaeena serat-seratnya bersilangan secara parsial di batang otak. Karena itu, gangguan di jalur pendengaran pada salah satu sisi melewati batang otak tidak mengganggu pendengaran di kedua telinga.

Page 12: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

Korteks pendengaran primer tersusun dari kolom-kolom. Korteks pendengaran primer tampaknya mempersepsikan suara-suara diskret, sementara korteks pendengaran yang lebih tinggi di sekitarnya mengintegrasikan suara-suara yang berbeda menjadi pola yang koheren dan berarti.

Kesimpulan

Page 13: Skenario II (Gangguan Pendengaran)

DAFTAR PUSTAKA

- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/tht-farhan.pdf - http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20700/1/mkn-sep2006-%20sup

%20%2821%29.pdf

- http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/3612/3140

- Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. Hal : 58-59.

- Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Di unduh dari: http://www.sav-ondrugs. com/shop/templates/encyclopedia/ENCY/article/000622.asp. Di Akses pada tanggal : 28 September 2011

- Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H, Santoso K: editor. Penyakit

telinga luar dalam Buku Ajar Ilmu Panyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.78-84.

- Susana. 2009. Nyeri Telinga. Di unduh dari: http://www.ssmedika.com/ index.php?option=com_content&view=article&id=53:nyeritelinga&catid=38:telinga&Itemid=61. Di Akses pada tanggal : 28 September 2011.

- Macleod. Pemeriksaan Klinis. Ed. 13. Translate oleh Achmad Rudijanto. Singapura;

Elsevier; 2014.

- Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 4. Jakarta; Media Aesculapius; 2014.