skenario etik mengenai euthanasia

download skenario etik mengenai euthanasia

of 16

Transcript of skenario etik mengenai euthanasia

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    1/16

    PBL (L2)

    SASARAN BELAJAR

    L.O.1 Memahami dan menjelasakan euthanasia ditinjau dari etik kedokteran

    L.I.1.1 Definisi

    Secara harafiah : Mati secara baik dan mudah, yang dilalui tanpa penderitaan.

    1. Menurut Kamus Dorland Edisi 29Euthanasia adalah kematian secara mudah atau tanpa rasa sakit, membunuh

    berdasarkan rasa kasihan dengan sengaja mengakhiri hidup seseorang yangmenderita penyakit dengan rasa sakit yang hebat dan tidak bisa disembuhkan.

    2. Buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4,Euthanasia adalah mati dengan baik tanpa penderitaan.

    3. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)Euthanasia adalah berpindah ke alam baka dengan tenang dan aman tanpa

    penderitaan dan bagi yang beriman dengan nama Allah di bibir.4. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

    Euthanasia adalah waktu hidup akan berakhir (sakaratul maut) penderitaan pasien diperingan dengan memberi obat penenang.

    5. Michael Manning,Md (1998) euthanasia and pysician assisted suicide: killingor caring?.Isitilah euthanasia dimaksudkakn hanya kematian yang baik tapi dalam

    masyarakat modern berarti kematiain yang bebas dari kecemasan dan rasasakit, sering dibawa melalui penggunaan obat- obatan mercy kilingmengakhiri hidup seseorang untuk mengakhiri penderitaannya.

    6. Prof. Ian Dowbiggin, Phd university of prince edward island (2005) historu=yof euthanasiakematian mudah melalui peringanan sakit daripada kematian dipercepat olehdokter melalui pemberian racun.

    L.I.1.2 Jenis

    Dilihat dari cara dilaksanaan :1. Eutanasia pasif : perbuatan menghentikan atau mencabut segala

    tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidupmanusia.

    2. Eutanasia aktif : perbuatan yang dilakukan secara medic melaluintervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhirihidup manusia.Dapat dibedakan lagi atas:

    Euthanasia Aktif langsung (direct) : dilakukan tindakan medis

    secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    2/16

    pasien, atau memperpendek hidup pasien, biasa disebut mercykilling.

    Euthanasia Aktif tidak langsung (indirect) : saat doker atautenaga kesehatan melakukan tindakan medis untuk

    meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanyaresiko tersebut dapat memperpendek atau mengakhiri hidup pasien.

    Dilihat dari permintaan :1. Eutanasia voluntir / Eutanasia sukarela (atas permintaan pasien) :

    euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien secara sadar dandiminta berulang-ulang.

    2. Eutanasia involuntir (tidak atas permintaan pasien) : euthanasia yangdilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar, dan biasanya keluarga

    pasien yang meminta.3. Euthanasia nonvoluntir (tidak ada yang meminta) : euthanasia yang

    dilakukan atas keputusan tenaga medis atau dokter. Berdasarkan akibat :

    a. Langsung :Cara mengakhiri hidup lewat tindakan medis yang diperhitungkan akanlangsung mengakhiri hidup pasien.

    b. Tidak langsungTindakan medis yang dilakukan tidak langsung akan mengakhiri hidup

    pasientapi diketahui bahwa resiko tindakan tersebut dapat mengakhiri

    L.O.2 Memahami dan menjelaskan kaidah dasar, etika, moral dokter, dan hukum

    L.I.2.1 Etika kedokteran

    Etik berasal dari kata ethos yang artinya baik, etika adalah ilmu yang mempelajariazas akhlak. Etik adalah seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak sepertidalam kode etik. Etis digunakan untuk menyatakan suatu sikap atau pandangan yangsecara etis dapat diterima atau tidak dapat diterima. Etik kedokteran dibuat oleh IDI,diberlakukan kepada dokter, bila dilanggar mendapat sanksi agama berlaku pada

    pemeluknya. Hukum berlaku untuk warga negara.Menurut pasal 1 butir 11 undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang pratik kedokteran

    profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan kedokteran ataukedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yangdiperoleh melalui pendidikan berjenjang dan kode etik yang bersifat melayanimasyarakat.

    Hakekat profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa atau calling ,untuk mengabdikan diri pada kemanusiaan berlandaskan moralitas yang kental. Prinsip-

    prinsip kejujuran , keadilan, empati, keiklasan, kepedulian, kepada sesama dalam rasakemanusiaan, rasa kasih sayang dan ikut merasakan penderitaan orang lain yang kurang

    beruntung. Dokter tidak egois melainkan haru smengutamakan kepentingan orang lain,membantu mengobati orang sakit. Etik profesi kedokteran adalah seperangkat perilaku

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    3/16

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    4/16

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    5/16

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    6/16

    dengan situasi kondisi yang berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta dinamika etika global yang ada. KODEKItersebut berbunyi sebagai berikut.I.Kewajiban Umum

    Pasal 1: Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkansumpah dokter

    Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuaidengan standar profesi yang tertinggi.

    Pasal 3: Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak bolehdipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian

    profesi. Pasal 4: Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji

    diri Pasal 5: Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis

    maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelahmemperoleh persetujuan pasien.

    Pasal 6: Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan danmenerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diujikebenarannya dan halhal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat

    Pasal 7: Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telahdiperiksa sendiri kebenarannya.

    Pasal 7a: Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnyadisertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

    Pasal 7b: Seorang dokter harus bersikapjujur dalam berhubungan dengan pasien dansejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memilikikekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau

    penggelapan, dalam menangani pasien. Pasal 7c : Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya,

    dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien. Pasal 7d : Setiap dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup

    makluk insani.

    Pasal 8: Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikankepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yangmenyeluruh (promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun

    psikososial, serta berusaha rnenjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar- benarnya.'

    Pasal 9 : Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatandan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

    I. Kewajiban Dokter terhadap Pasien Pasal 10: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu

    dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukdn

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    7/16

    suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai.keahlian dalam penyakit tersebut.

    Pasal 11: Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasadapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya dalam beribadat dan atau dalam

    masalah lainnya Pasal 12: Setiap dokter wajib merahasiakan segala besuatu yang diketahuinya tentangseorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

    Pasal 13: Setiap dokterwajib melakukan pertolongan damrat sebagai suafu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampumemberikannya.

    II. Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat Pasal 14: Setiap doker memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin

    diperlakukan. Pasal 15: Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawatnya,

    kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.III. Kewajiban Dokter terhadap Diri Sendiri Pasal 16: Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan

    baik. Pasal 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi kedokteran/kesehatan.Jika ditinjau butir-butir KODEKI tersebut di atas, dapat dikelompokkan sebagai berikut:A. Kewajiban dan larangan

    I. Kewajiban-kewajiban dokter1. Mengamalkan sumpah dokter2. Melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi tertinggi3. Kebebasan dan kemandirian proFesi4. Memberi surat keterangan dan pendapat sesudah memeriksa sendirikebenarannya5. Rasa kasih sayangdan penghormatan atas martabat manusia6. Jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya7. Menghormati hak-hak pasien, teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.8. Melindungi hidup makhluk insani

    9. Memperhatikan kepentingan masyarakat dan semua aspek pelayanan kesehatan10. Tulus ikhlas menerapkan ilmunya. Bila tidak mampu merujuknya11. Merahasiakan segala sesuatu tentang pasiennya12. Memberi pertolongan darurat13. Memperlakukan sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan14. Memelihara kesehatannya15. Mengikuti perkembangan iptek kedokteran

    Segala perbuatan dokter terhadap pasien bertujuan untuk memelihara kesehatan dankebahagiaannya. Dengan sendirinya ia harus mempertahankan dan memelihara kehidupanmanusia. Kadang-kadang, dokter terpaksa harus melakukan operasi atau cara pengobatantertentu yang membahayakan. Hal ini dapat dilakukan asal tindakan ini diambil setelah

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    8/16

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    9/16

    Mencegah pihal lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan Sabar menunggu keputusan pasien non-emergensi Menjaga hubungan / profesionalisme

    Justice / keadilan : berlaku adil kepada setiap pasien

    Memberlakukan sesuatu secara universal Memikir keuntungan pada urutan akhir Menghargai hak sehat pasien Menghargai hak hukum pasien / hak orang lain Menjaga kelompok rentan ( yang paling dirugikan) Tidak melihat / membedakan pasien dari status social, dll. Mengembalikan keuntungan dan kerugian (biaya,sanksi,dll) secara adil bijak

    L.I.2.4 Perbedaan dan hubungan etika dan hukum dalam kedokteran

    Persamaan etik dan hukum

    1. Sama-sama merupakan alat untuk tertibnya hidup bermasyarakat.2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling

    merugikan.4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para

    anggota senior

    Perbedaan Etik dan Hukum,antara lain : No. Etik Hukum

    1. Disusun berdasarkan kesepakatananggota profesi

    Disusun oleh badan pemerintah

    2. Berlaku untuk lingkungan profesi Berlaku untuk umum

    3. Tidak seluruhnya tertulis Tercantum secara terinci dalamkitab Undang-undang dan lembaranatau berita negara

    4. Sanksi pelanggaran berupa tuntunan Sanksi pelanggaran berupa tuntutan

    5. Penyelesaian pelanggaran tidak

    selalu disertai bukti fisik

    Penyelesaian pelanggaran

    memerlukn bukti fisik

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    10/16

    6. Pelanggaran diselesaikan olehMKDKI( Majelis KehormatanDisiplin Kedokteran Indonesia) yangdibentuk KKI atau MKEK ( Majelis

    Kehormatan Etika Kedokteran)yang dibentuk IDI

    Pelanggaran diselesaikan oleh pengadilan

    Hukum negaraMenurut PP no.18/1981 pasal 1 menyebutkan bahwa: Meninggal dunia adalah keadaaninsani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang, bahwa fungsi otak, pernapasan, &atau denyut jantung seseorang telah ber henti. Definisi mati ini merupakan definisi yang

    berlaku di Indonesia.Mati itu sendiri sebetulnya dapat didefinisikan secara sederhana sebagai berhentinyakehidupan secara permanen (permanent cessation of life). Hanya saja, untuk memahaminyaterlebih dahulu perlu memahami apa yang disebut hidup.

    Pasal-pasal dalam KUHP menegaskan bahwa euthanasia baik aktif maupun pasif tanpa permintaan adalah dilarang. Demikian pula dengan euthanasia aktif dengan permintaan.Berikut adalah bunyi pasal-pasal dalam KUHP tersebut:Pasal 338 : Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain karena

    pembunuhan biasa, dihukum dengan hukuman penjara selama- lamanya lima belas tahun. Pasal 340 : Barangsiapa dengan sengaja & direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, karena bersalah melakukan pembunuhan berencana, dipidana dengan pidana mati

    atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama- lamanya duapuluh tahun. Pasal 344 : Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu send iri,yang disebutkannya dengan nyata & sungguh-sungguh dihukum penjara selama-lamanyaduabelas tahun. Pasal 345 : Barangsiapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri,menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan

    pidana penjara paling lama empat tahun, kalau orang itu jadi bunuh diri. Pasal 359 : Menyebabkan matinya seseorang karena kesalahan atau kelalaian, dipidanadengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun atau pidana kurungan selama-lamanya

    satu tahun Dengan kata lain, apabila suatu tindakan medis dianggap tidak ada manfaatnya, maka doktertidak lagi berkompeten melakukan perawatan medis, & dapat dijerat hukum sesuai KUHPpasal 351 tentang penganiayaan ,yang berbunyi:(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau

    pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

    Hubungan hukum dokter-pasien juga dapat ditinjau dari sudut perdata, yaitu pasal 1313,1314, 1315, & 1319 KUHPer tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau

    perjanjian. Pasal 1320 KUHPer menyebutkan bahwa untuk mengadakan perjanjian dituntutizin berdasarkan kemauan bebas dari kedua belah pihak. Sehingga bila seorang dokter

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    11/16

    melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien, secara hukum dapat dijerat Pasal 351KUHP tentang penganiayaan.Tindakan menghentikan perawatan medis yang dianggap tidak ada gunanya lagi, sebaiknyadimaksudkan untuk mencegah tindakan medis yang tidak lagi merupakan kompetensinya, &

    bukan maksud untuk memperpendek atau mengakhiri hidup pasien.

    Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebenarnya telah cukup antisipasif dalam menghadapi perkembangan iptekdok, antara lain dengan menyiapkan perangkat lunak berupa SK PB IDIno.319/PB/4/88 mengenai Pernyataan Dokter Indonesia tentang Informed Consent.Disebutkan di sana, manusia dewasa & sehat rohani berhak sepenuhnya menentukan apayang hendak dilakukan terhadap tubuhnya. Dokter tidak berhak melakukan tindakan medisyang bertentangan dengan kemauan pasien, walau untuk kepentingan pasien itu sendiri.Kemudian SK PB IDI no.336/PB/4/88 mengenai Pernyataan Dokter Indonesia tentangMati. Sayangnya SKPB IDI ini tidak atau belum tersosialisasikan dengan baik di kalanganIDI sendiri maupun di kalangan pengelola rumah sakit. Sehingga, tiap dokter & rumah sakitmasih memiliki pandangan & kebijakan yang berlainan .

    L.O.3 Memahami dan menjelaskan pandangan islam mengenai euthanasia

    Terkadang hak asasi manusia bisa dikatakan sebagai momok yang seakan sangat

    menakutkan bagi setiap orang, karena segala sesuatu selalu akan dihubungkan denganotonomi kemanusiaan itu sendiri. Akhirnya sulit menentukan apa sebenarnya makna yangdikehendaki oleh hak asasi manusia. Jika melihat kasus di negara Belanda yang telahmelegalkan suntik mati atau dikenal dengan euthanasia pada prinsipnya bukan merupakankesepakatan bulat dikalangan pemerintah Belanda, karena disatu sisi masih ada yangmenolaknya dengan alasan terkai dengan hak asas imanusia. Namun apapun alasannya Islamtelah mengatur bagi mereka yang ingin mengakhiri hidupnya baik atas pemintaan sendirimaupun atas pertolongan orang lain (tim medis). Karena Islam sudah melarang untukmembunuh dan bahkan diminta untuk saling bahu membahu sebagaimana telah diungkapkandalam surat An-Nisa ayat 29

    29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamudengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

    suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    12/16

    Hal ini sesuai diperkuat dengan surat al-Maidah ayat 32.

    Allah juga berfirman dalam surat al- Isra ayat 33 :

    33. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka

    sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahliwaris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat

    32. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yangmembunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukankarena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia

    seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datangkepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalamberbuat kerusakan dimuka bumi.

    Dalam ayat tersebut hendaknya kita menghormati jiwa orang lain, sebagaimana kitamenghormati dan menjaga jiwa kita sendiri. Dengan adanya sifat kasih sayang Allah makahal itu sesungguhnya mengajarkan kepada kita sebagai manusia untuk saling menyayangi,mencintai, tolong menolong dan memelihara harta serta melindungi diri jika keadaanmembutuhkan perlindungan. Islam pada hakekatnya melarang adanya pembunuhan. Islamsangat menghargai jiwa seseorang, lebih-lebih terhadap jiwa manusia. Hidup dan matimenurut Islam merupakan kekuasaan Allah. Walaupun itu adalah hak asasi tetapi ia adalahanugerah. Oleh karena itu, seseorang tidak mempunyai wewenang sama sekali untukmelenyapkan jiwa manusia tanpa kehendak dan aturan Allah swt.

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    13/16

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    14/16

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    15/16

  • 8/10/2019 skenario etik mengenai euthanasia

    16/16