Skenario A fix.docx
-
Upload
revi-dinayanti -
Category
Documents
-
view
69 -
download
0
Transcript of Skenario A fix.docx
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
1/21
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario B blok 20 sebagai tugas kompetensi
kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT.2. Kedua orang tua yang memberi dukungan materil maupun spiritual.3. Dr. Ramli selaku tutor.4. Teman-teman sejawat dan seperjuangan.5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk orang lain dalam perkembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.
Palembang, September 2013
Penulis
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
2/21
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ 1
Daftar Isi ..................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................
3
3
BAB II Pembahasan
2.1 Data Praktikum ........................................................................
2.2 Skenario ...................................................................................2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah ...............................................................
II. Identifikasi Masalah ..........................................................
III. Analisis Masalah ...............................................................
IV. Kerangka Konsep
V. Hipotesis ............................................................................
VI. Learning Issues dan Keterbatasan Pengetahuan ...............
4
4
5
6
6
11
12
12
BAB III Sintesis
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................
3.2 Desain Penelitian.....................................................................
3.3 Tehnik Sampling.....................................................................
13
15
18
Daftar Pustaka.............................................................................................. 22
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
3/21
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Blok Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah blok 20 pada semester 7 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan
datang. Penulis memaparkan kasus yang diberikan mengenai Dokter Gafur yang
ingin melakukan penelitian setelah mengamati bahwa anak bayi yang mendapatkanASI sampai menginjak usia 2 tahun jarang menderita ISPA dibandingkan dengan
anak yang sudah disapih sebelum berusia 1 tahun atau yang non ASI.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistempembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisisdan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dariskenario ini.
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
4/21
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Praktikum
Tutorial A Blok XX
Tutor : dr. Ramli
Moderator :
Notulis :
Sekretaris :
Waktu : Senin, 9 September 2013
Rabu, 11 September 2013
Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu dan
apabila telah dipersilahkan oleh moderator.
3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama proses
tutorial berlangsung.
4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.
2.2 Skenario B Blok 20
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah
1.
2.
Puskesmas
Kepala Puskesmas
: Unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di
wilayah kerja administratifnya
: Orang yang telah menempuh pendidikan di bidang
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
5/21
5
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sarjana kesehatan masyarakat
Ante natal care
Dukun beranak
Kader kesehatan
Imunisasi
BCG
DPT I
Polio
Posyandu
kesehatan dan bertanggung jawab atas suatu puskesmas
: Orang yang telah menempuh pendidikan di bidang
kesehatan masyarakat.
: Perawatan yang diberikan pada ibu selama masa
kehamilan dimulai dari persepsi konsepsi sampai
lahirnya janin.
: Profesi yang dianggap mampu membantu proses
persalinan
: Individu yang telah dilatih sehingga mampu
memberikan pelayanan kesehatan.
: Pemberian kekebalan pada individu yang sebelumnya
tidak kebal agar kebal pada suatu penyakit.
: Vaksin untuk tuberculosis yang dibuat dari basil
tuberculosis yang dlemahkan dengan di kulturkan di
medium buatan selama bertahun-tahun.
: Imunisasi yang wajib diberikan pada bayi, untuk
mencegah penyakit seperti difteri pertusis tetanus tahap
pertama.
: Imunisasi yang diberikan untuk menciptakan
kekebalan terhadap penyakitpolio.
: Merupakan kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari masyarakat oleh masyarakat, dan
untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
6/21
6
12.
13.
Balita
Asuransi Kesehatan
: Adalah anak dengan usia dibawah lima tahun dengan
karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat
pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan bb-nya naik 2
x bb lahir dan 3 kali bb lahir pada umur 1 tahun
: Sistem penjaminan yang memberikan biaya pelayanan
kesehatan.
II. Identifikasi Masalah
1. Kepala Puskesmas melati adalah sarjana Kesehatan Masyarakat, dan baru menjabatsebaga ikepala Puskesmas sekitar 6 bulan.
2. Ibuani, berumur 25 tahun, yang mempunyai anak perempuan balita, berumur 3 tahundatang ke Puskesmas Melati untuk ante natal care kehamilan yang ke II yang umur
kehamilannya 22 minggu.
3. Kelahiran anak pertamanya, di rumah, cukup bulan dan dibantu oleh seorang dukunberanak, yang juga seorang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Melati.
4. Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I, dan Polio di Posyandu.5. Ibu Ani adalah peserta asuransikesehatan.6. Pulangnya ibu Ani dari Puskesmas hari sudah siang, dan menurutnya pelayanan kesehatan
di Puskesmas Melati kurang bermutu.
III. Analisis Masalah
1. Kepala Puskesmas melati adalah sarjana Kesehatan Masyarakat, dan baru menjabatsebaga ikepala Puskesmas sekitar 6 bulan.
a. Bagaimana kedudukan puskesmas di starta kesehatan nasional?Jawab:
b. Apa saja asas-asas Puskesmas?Jawab:
c. Apa fungsi puskesmas?Jawab:
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
7/21
7
d. Apa saja upaya kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas?Jawab:
e. Bagaimana struktur organisasi dari Puskesmas?Jawab:
f. Bagaimana manajemen dari Puskesmas?Jawab:
g. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi kepala Puskesmas?Jawab:
h. Apa saja tugas dan wewenang kepala Puskesmas?Jawab:
2. Ibu Ani, berumur 25 tahun, yang mempunyai anak perempuan balita, berumur 3 tahundatang ke Puskesmas Melati untuk ante natal care kehamilan yang ke II yang umur
kehamilannya 22 minggu.
a. Apa saja upaya kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas pada Ibu Ani?Jawab:
b. Program apa saja yang seharusnya didapatkan dan diberitahukan pada Ibu Ani?Jawab:
c. Untuk usia kehamilan 22 minggu, seharusnya sudah berapa kali melakukan ANC?Jawab:
d. Apa saja bentuk pelayanan dan pemeriksaan yang diberikan Puskesmas bagi IbuAni?
Jawab:
3. Kelahiran anak pertamanya, di rumah, cukup bulan dan dibantu oleh seorang dukunberanak, yang juga seorang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Melati.
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
8/21
8
a. Program apa yang seharusnya Ibu Ani dapatkan dalam melakukan perencanaanpersalinan?
Jawab:
b. Apa saja syarat menjadi kader kesehatan di Puskesmas?Jawab:
c. Apa saja tugas dan wewenang kader kesehatan di Puskesmas?Jawab:
4. Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I, dan Polio di Posyandu.a. Bagaimana kedudukan posyandu di strata kesehatan nasional?
Jawab:
b. Apa saja fungsi Posyandu?Jawab:
c. Apa saja tingkatan posyandu menurut fungsinya?Jawab:
d. Apa saja kegiatan yang dilakukan di Posyandu?Jawab:
e. Siapa saja yang mengelola Posyandu?Jawab:
f. Bagaimana struktur organisasi Posyandu?Jawab:
g. Bagaimana jadwal imunisasi di Posyandu?Jawab:
h. Imunisasi apa saja yang seharusnya telah didapatkan anak Ibu Ani?Jawab:
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
9/21
9
5. Ibu Ani adalah peserta asuransi kesehatan.a. Apa definisi sehat menurut WHO, Depkes, dan UU tahun 2009?
Jawab:
b. Apa saja yang dijamin oleh asuransi kesehatan?Jawab:
c. Apa saja syarat mendapatkan asuransi kesehatan?Jawab:
d. Apa saja macam-macam asuransi kesehatan berdasarkan pengeluaran dana?Jawab:
e. Apa saja bentuk- bentuk pokok asuransi Puskesmas?Jawab:
f. Apa saja manfaat Askes bagi pesertanya?Jawab:
6. Pulangnya ibu Ani dari Puskesmas hari sudah siang, dan menurutnya pelayanan kesehatandi Puskesmas Melati kurang bermutu.
a. Apa saja syarat pokok pelayanan kesehatan?Jawab:
b. Bagaimana penilaian standar mutu dari puskesmas?Jawab:
c. Apa yang dimaksud program penjagaan mutu? Dan unsur-unsurnya?Jawab:
d. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutuPuskesmas Melati?
Jawab:
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
10/21
10
IV. Kerangka Konsep
Dr. Gafur mengamati bahwa anak bayi yang mendapatkan ASI sampai menginjak usia 2 tahun jarangmenderita ISPA dibandingkan dengan anak yang sudah disapih sebelum berusia 1 tahun atau yang non ASI.
Menentukan sampel penelitian
Dr. Gafur tertarik melakukan penelitian
Asumsi bahwa ASI sangat baik untuk memberikan daya tahan tubuh
anak terhadap ISPA setelah mereka berusia 2 tahun ke atas.
Menentukan bahwa jenis penelitian yang tepat adalah penelitian
analitik dengan desain penelitian case control
Menganalisis data dan melakukan uji hipotesis dengan
menghitung OR, OR didapatkan 9,3. OR>1 = faktor resiko
Dilakukan uji hipotesis dengan taraf kesalahan 5%, dan dk = 1, maka harga X2tabel =
3,841 dan untuk 1% = 6,635. Ternyata harga X2hitung lebih besar dari harga X2tabel baik
untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%. Dengan demikian H0ditolak dan Ha diterima.
Terpilih sebanyak 100 anak yang tergolong kasus, dimana tercatat 20 anak yang
memiliki riwayat ASI sampai usia 2 tahun. Pada 100 subyek yang tergolong
kontrol terdapat 70 anak yang memiliki riwayat ASI sampai usia 2 tahun.
Dilakukan pengumpulan data
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
11/21
11
V. Hipotesis
Dr. Gafur melakukan penelitian analitik dengan desain case control untuk melihat bahwa
ASI sampai usia 2 tahun meningkatkan daya tahan tubuh balita terhadap ISPA.
VI. Learning Issues dan Keterbatasan Pengetahuan
Pokok
bahasan
What I
knowWhat I dont know What I have to prove
How
will I
learn
Jenis dan
desain
penelitian
macam-macam
perbedaan antaratiap-tiap jenis dan
desain penelitian
menentukan jenisdan desain
penelitian yang tepat
digunakan
Jurnal
dan
internet
Tehnik
sampling
macam-macam
perbedaan antaratiap-tiap tehnik
sampling
menentukan tehniksampling yang tepat
untuk penelitian
case control
Jurnal
dan
internet
Uji hipotesis macam-macam
interpretasi menentukan ujihipotesis yang tepat
digunakan pada
penelitian case
control
Memahamiinterpretasi hasil uji
Jurnal
dan
internet
Kesimpulan penelitian Dr. Gafur : terdapat hubungan antara
pemberian ASI sampai anak menginjak usia 2 tahun dengan
kejadian ISPA di Puskesmas A.
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
12/21
12
hipotesis
BAB III
SINTESIS
JENIS PENELITIAN
Berdasarkan prosesnyajenis penelitian kedokteran dibagi menjadi :
1. Penelitian EksperimentalPenelitian eksperimental ialah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap efek
dari manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah variabel subyek penelitian.
Manipulasi yang dimaksud ialah setiap tindakan terhadap subyek penelitian yang
dengan tindakan tersebut menimbulkan efek dan efek inilah yang kemudian dipelajari.
2. Penelitian Non EksperimentalPenelitian non eksperimental ialah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap
sejumlah variabel subyek menurut keadaan apa adanya (in nature), tanpa ada
manipulasi atau intervensi peneliti.
Dalam bidang kedokteran terdapat beberapa mecam penelitian yang terpilah secara tumpang
tindih yaitu penelitian epidemiologik, penelitian evaluatif, penelitian laboratorium, penelitian
klinik dan sebagainya.
1. Penelitian EpidemiologikJenis penelitian kedokteran yang mengkaji problema kesehatan dengan menggunakan
pendekatan komunitas yang menjadi ciri utama penelitian epidemiologik. Denganpenelitian epidemiologik dapat diungkapkan (a) kejadian, distribusi, dan determinan
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
13/21
13
suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat dan (b) faktor-faktor
risiko yang berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.
Penelitian epidemiologik memiliki 3 kegunaan:
Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas ataudiagnosis kelompok.
Untuk kepentingan aspek patogenesis penyakit. Untuk kepentingan evaluasi program.
Pembagianpenelitian epidemiologik:
Penelitian Epidemiologik
Penelitian Epidemiologik Intervensi Survei Epidemiologik
Survei Deskriptif Survei Analitik
Cross Sectional Case Control Cohort
Penelitian epidemiologik intervensi ialah penelitian dimana penelitimemberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek
perlakuan tersebut diobservasi, baik secara individual maupun kelompok.
Penelitian intervensi mempunyai potensi mengungkap mekanisme sebab-
akibat antara faktor risiko penyebab penyakit dengan efek.
Survei epidemiologik ialah penelitian observasi yang dilakukan pada fenomenakesehatan (faktor risiko dan efek) tanpa manipulasi.
Survei deskritif ialah suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukaneksplorasi deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat tanpa
menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi.
Survei analitik ialah suatu penelitian yang menggali bagaimana dan mengapafenomena kesehatan masyarakat terjadi.
2. Penelitian Evaluatif
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
14/21
14
Reviu program : menilai kelengkapan sarana atau upaya peningkatan kesehatandalam masyarakat.
Trial : suatu penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menilai derajatkeamanan dan kemanjuran suatu obat.
3. Penelitian LaboratoriumPenelitian yang dilakukan di laboratorium, dapat berupa eksperimen, survei atau trial
asal observasi utamanya dilakukan dengan menggunakan peralatan dan metode dalam
laboratorium.
DESAIN PENELITIAN
1. Cross-SectionalSurvey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi
antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian cross
sectional ini sering disebut juga penelitian transversal, dan sering digunakan dalam
penelitian-penelitian epidemiologi.
Kelebihan
Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa. Mudah dilaksanakan karena pengukuran variabel-variabel hanya dilakukan
satu kali, pada satu saat (tidak ada follow-up).
Menghasilkan hipotesis spesifik untuk penelitian analitis. Dapat digunakan untuk mengetahui prevalensi penyakit dan masalah kesehatan
lainnya pada masyarakat.
Kelemahan
Subyek penelitian besar bila variabelnya banyak. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek lemah. Hubungan waktu tidak bisa ditentukan sehingga peran logika dan teori penting. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan (nilai prognostiknya
lemah).
Tidak tepat untuk meneliti penyakit yang durasinya pendek
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
15/21
15
2. Case ControlRancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan
penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok
kontrol berdasarkan status paparannya. Mempelajari seberapa jauh faktor risiko
mempengaruhi terjadinya efek. Faktor risiko dipelajari melalui pendekatan retrospektif
efek diidentifikasi saat ini, faktor risiko diidentifikasi masa lalu.
Langkah-langkah Case Control :
Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai. Menetapkan variabel penelitian. Menetapkan subjek penelitian. Melakukan pengukuran variabel. Analisis hasil.
Ciri-ciri Penelitian Case Control :
Pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan
apakah subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis
menderita penyakit disebut Kasus, berupa insidensi yang muncul dan populasi,
sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol. Jenis penelitian ini dapat saja
berupa penelitian restrospektif bila peneliti melihat ke belakang dengan menggunakan
data yang berasal dari masa lalu atau bersifat prospektif bila pengumpulan data
berlangsung secara berkesinambungan sering dengan berjalannya waktu. Idealnya
penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru untuk mencegah
adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan penyebab dan
kelangsungan hidup.
Karakteristik Penelitian Case Control:
Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan
sebab-akibat.
Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
16/21
16
Kelebihan :
Cocok untuk mempelajari penyakit yang jarang ditemukan. Hasil cepat, ekonomis.
Subyek penelitian bisa lebih sedikit. Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin berhubungan
dengan penyakit.
Kesimpulan korelasi lebih baik, karena ada pembatasan dan pengendalianfaktor risiko.
Tidak mengalami kendala etik.
Kelemahan :
Bias. Tidak diketahui pengaruh variabel luar yang tak terkendali dengan teknik
matching.
Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila faktor risiko yg dimatchingkan banyak.
Kelompok kasus dan kontrol tidak random.
3. CohortPenelitian kohort sering disebut penelitian prospektif adalah suatu penelitian survei
(non eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko
dengan efek (penyakit). Artinya, faktor risiko yang akan dipelajari diidentifikasi
dahulu, kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek, yaitu penyakit
atau salah satu indikator status kesehatan.
Kelebihan :
Studi kohort merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insidens danperjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
Dapat dipakai untuk mengetahui ada tidaknya asosiasi antara faktor risiko danpenyakit.
Dapat memberi keterangan yang lebih lengkap mengenai faktor risiko yangdialami oleh indvidu dan riwayat alamiah perjalanan penyakit.
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
17/21
17
Dapat sangat mereduksi bias informasi. Tidak akan terjadi masalah recallataumemori.
Masalah etika lebih sedikit dibandingkan dengan study eksperimental.
Dapat dipakai langsung untuk menghitung insidens rate dari penyakit danrisiko relatif dari faktor risiko yang sedang diteliti.
Informasi mengenai studi mudah dimengerti oleh orang yang bukan ahliepidemiologi.
Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, maka studikohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah
kesehatan yang semakin meningkat.
Kelemahan :
Memerlukan ukuran sampel yang besar, terutama untuk jenis penyakit yangsedikit dijumpai di masyarakat. Hendaklah dihindari dengan memilih kasus
yang sering terjadi, atau penyakit yang tidak kompleks.
Memerlukan waktu follow up yang cukup lama. Untuk itu perlu dipilihpenyakit- penyakit yang mempunyai masa inkubasi yang singkat.
Biaya yang diperlukan selama studi cukup besar dan mahal. Follow up kadang-kadang sulit dilaksanakan dan loss follow up dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
Studi kohort seringkali rumit. Untuk menghindarinya pilihlah populasi yangstabil, dan tidak berpindah-pindah tempat.
Kurang efisien segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus yang jarangterjadi.
Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas paparanatau faktor risiko akan dapat mengganggu analisis.
Dapat menimbulkan masalah etika oleh karena peneliti membiarkan subyekterkena paparan yang dicurigai atau dianggap dapat merugikan subyek.
Hendaknya memilih faktor risiko atau exposureyang tidak berbahaya.
TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
18/21
18
1. Teknik RandomSampling.Teknik Random sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana semua
individu dalam populasi, baik secara individual atau berkelompok diberi kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Random sampling yang juga diberi istilah pengambilan sampel secara rambang
atau acak yaitu pengambilan sampel yang tanpa pilih-pilih dan didasarkan atas prinsip-
prinsip matematis yang telah diuji dalam praktek. Sebab dipandang sebagai teknik
sampling paling baik dalam sebuah penelitian. Sampel yang diperoleh secara rambang
lebih mantap bila dibandingkan dengan incidental sampel yang diperoleh secara
insidental. Sebab cara ini kurang menggunakan prinsip ilmiah yang baik.
Dalam praktek produserRandom sampling meliputi :
a. Cara undian.b. Cara ordinal : Cara ini dilakukan dengan memilih nomor-nomor genap, gasal,
atau kelipatan tertentu.
c. Cara randomisasi dari tabel bilanganRandom.
2. Teknik NonRandom Sampling.Teknik NonRandom sampling ialah cara pengambilan sampel yang tidak
semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Semua
teknik sampling yang tidak tergolong dalam random sampling adalah tergolong dalam
jenis teknik sampling non random. Macam-macam sampling dalam non random
sampling ialah :
a. Teknik proporsional sampling.Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari setiap sub populasi
dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi tersebut. Cara ini dapat
memberi landasan generalisasi yang lebih dapat dipertanggung jawabkan dari
pada apabila tanpa memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan setiap
sub populasi.
b. Teknik Stratifiet Sampling.Teknik ini biasa digunakan apabila populasi terdiri dari susunan kelompok
yang bertingkat-tingkat.
c. Teknik purposive sampling.Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat tertentu yang diperkirakan
mempunyai sangkut paut era dengan ciri-ciri atau sifat yang terdapat pada
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
19/21
19
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat yang
spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk
pengambilan sampel.
d. Teknik QuotaSampling.Teknik ini menghendaki pengambilan sampel berdasarkan pada Quotum (di
Indonesia = kotum). Peneliti harus terlebih dahulu menetapkan jumlah subyek
yang akan diselidiki. Subyek populasi harus ditetapkan kriterianya untuk
menetapkan kriteria sampel. Ciri pokok dalam quota sampling ialah jumlah
subyek yang telah ditetapkan akan terpenuhi. Kelemahan utama teknik ini ialah
para petugas pengambil sampel kurang terawasi apakah kriteria-kriteria dalam
populasi sudah tercermin dalam sampel sehingga teknik ini kurang disukai.
e. Teknik doublesamplingTeknik doubel sampling ialah pengambilan sampel yang mengusahakan
adanya sampel kembar, yaitu sampel yang diperoleh secara angket (terutama
angket yang diperoleh melalui pos). Dari cara itulah terdapat angket yang
kembali dan tidak kembali. Masing-masing kelompok dicatat, kemudian bagi
angket yang tidak kembali dipertegas dengan interviu. Jadi sampling kedua ini
berfungsi menceksampling pertama (yang angketnya kembali).
f. Teknik area probability sampling.Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada
pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Yaitu daerah yang
ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.
g. Teknik cluster sampling.Teknik ini menghendaki adanya kelompok dalam pengambilan sampel
berdasarkan atas kelompok yang ada pada populasi. Jadi populasi sengaja
dipandang berkelompok, kemudian dicerminkan dalam sampel. Perlu digaris
bawahi bahwa dalam suatu penelitian seseorang boleh menggunakan teknik
area probability sampling sedang dalam menentukan obyeknya digunakan
teknik random. Maka teknik samplingnya ialah area probability random
sampling.
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
20/21
20
Kesimpulan:
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian dr. Gafur adalahpenelitian analitik dengan desain case-control.
Odds ratio pada kasus ini diperlukan untuk menentukan besar risiko untuk kejadianISPA akibat ASI yang disapih di bawah usia 1 tahun. OR didapatkan 9,3. OR>1
merupakan faktor risiko yang artinya anak yang sudah disapih sebelum berusia 1tahun atau yang non ASI dapat meningkatkan risiko terkena ISPA.
Uji hipotesis yang tepat untuk kasus ini adalah uji hipotesis statistik nonparametrisberupa uji Chi Kuadrat (X2). Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. Pada
penelitian ini, diambil taraf kesalahan 5%, dan dk = 1, maka harga X2tabel = 3,841
dan untuk 1% = 6,635. Ternyata harga X2hitung lebih besar dari harga X2tabel baik
untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI sampai anak
menginjak usia 2 tahun dengan kejadian ISPA di Puskesmas A.
-
5/27/2018 Skenario A fix.docx
21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
Kamus saku kedokteran Dorland. 1998. Alih bahasa, Poppy Kumala; copy editor edisi
bahasa Indonesia, Dyah Nuswantari.Ed.25Jakarta: EGC.
Pratiknya, Ahmad Watik. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan.Ed.1Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Dahlan, Sopiyudin. 2012. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan.Ed. 2Jakarta: Agung Seto.