Skenario a Blok 19

78
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 19 DISUSUN OLEH : Kelompok 3 Dwi Andari Maharani 04121401014 Tia Okidita 04121401015 Wahyudo Imami Muhammad 04121401016 Kms. M. Temidya Kurnia R. 04121401017 Dico Fatejarum 04121401018 Muhammad Ramzie 04121401019 Nikodemus SPL Tobing 04121401033 Putri Beauty Oksavia 04121401037 Novalia Arisandy 04121401042 Audy Andana Rosidi 04121401045 KM Syarif Azhar 04121401048 Rina Novitriani 04121401092 Aji Muhammad Iqbal 04121401094 Asyriva Yossadania 04121901001 1

description

skenario a blok 19

Transcript of Skenario a Blok 19

LAPORAN TUTORIALSKENARIO A BLOK 19

DISUSUN OLEH :Kelompok 3

Dwi Andari Maharani04121401014Tia Okidita04121401015Wahyudo Imami Muhammad04121401016Kms. M. Temidya Kurnia R.04121401017Dico Fatejarum04121401018Muhammad Ramzie04121401019Nikodemus SPL Tobing04121401033Putri Beauty Oksavia04121401037Novalia Arisandy04121401042Audy Andana Rosidi04121401045KM Syarif Azhar04121401048Rina Novitriani04121401092Aji Muhammad Iqbal04121401094Asyriva Yossadania04121901001

Tutor : dr. Rusma WardiyanaPENDIDIKAN DOKTER UMUMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Skenario A Blok 19 sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kamibanyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih kepada :1. Allah SWT, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,2. dr. Rusma Wardiyana selaku tutor kelompok 3,3. teman-teman sejawat FK Unsri,4. semua pihak yang telah membantu kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 20 Agustus 2014

Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

KEGIATAN TUTORIAL 4

SKENARIO 5

KLARIFIKASI ISTILAH 5

IDENTIFIKASI MASALAH 6

ANALISIS MASALAH 6

TEMPLATE 18

KERANGKA KONSEP 52

KESIMPULAN52

DAFTAR PUSTAKA 53

KEGIATAN TUTORIAL

Tutor: dr. Rusma WardiyanaModerator: Nikodemus SPL TobingSekretaris Meja 1: Wahyudo Imami MuhammadSekretaris Meja 2: Muhammad Ramzie

Pelaksanaan: 18 Agustus 2014 dan 20 Agustus 2014 10.00-12.00 WIB

Peraturan selama tutorial:1. Sebelum nyampaikan pendapat harus mengacungkan tangan2. Alat komunikasi dan gadget hanya boleh digunakan untuk keperluan diskusi, namun dalam mode silent dan tidak mengganggu berlangsungnya diskusi3. Minum diperbolehkan, namun tidak untuk makan4. Bila ingin izin keluar, diharapkan melalui moderator

SKENARIOSeorang anak berumur 7 tahun dibawa ibunya berobat ke poliklinik mata dengan keluhan melihat ganda dan sering menonton televisi terlalu dekat.Pemeriksaan oftalmologi :Mata kanan dan kiri (ODS) tenang, kedudukan bola mata ortoforia, gerakan bola mata baik ke segala arah. AVOD : 6/9 dengan lensa spheris (+) 0,75 D menjadi 6/6. AVOS : 5/60 dengan lensa Spheris (+) 3.00 D menjadi 6/30. Tes Crowding Phenomena (+) maju satu baris snellen chart. (OS). Pupil distance 45 mm. segmen Anterior: dalam batas normal. Pemeriksaan fundus kopi (Oftalmoskopik) tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan WFDT (worth four dot test) didapatkan 5 lampu (diplopia).KLARIFIKASI MASALAH1. Bola mataortoforia: kesetimbangan normal otot-otot mata atau keseimbangan muskular2. Lensaspheris :lensa dimana semua meridiannya mempunyai kekuatan yang sama3. AVOD,AVOS : tajam penglihatan mata kanan dan kiri4. Crowding fenomena : karakteristik yang umum terjadi pada mata amblyopia adalah kesulitan dalam membedakan optotipe yang saling berdekatan. Visus sering lebih baik ketika pasien dihadirkan huruf tunggal daripada sebaris huruf.5. Snellen chart : gambaran dengan huruf balok yang tercetak diatasnya dengan ukuran yang semakin kecil, digunakan dalam pengujian ketajaman penglihatan6. Pupil distance : jarak antara pupil mata kanan dengan pupil mata kiri7. Pemeriksaan funduskopi : suatu alat kedokteran yang dilengkapi sebuah cermin berlubang dan lensa yang digunakan untuk memeriksa struktur bola mata8. Segmen anterior : bagian dari bola mata yang berupa sclera, konjungtiva, kornea, bilik mata depan, iris dan lensa9. Pemeriksaan WFDT : pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui binokularitas yang dominan, mata yang supresi, atau mata yang diplopia10. Diplopia (melihat ganda) : persepsi adanya dua bayangan dari satu objek

IDENTIFIKASI MASALAH1. Seorang anak berumur 7 tahun dibawa ibunya berobat ke poliklinik mata dengan keluhan melihat ganda dan sering menonton televisi terlalu dekat.2. Pemeriksaan Oftalmologi

ANALISIS MASALAH1. Seorang anak berumur 7 tahun dibawa ibunya berobat ke poliklinik mata dengan keluhan melihat ganda dan sering menonton televisi terlalu dekat.

a. Anatomi dan fisiologi dari mata Anatomi mataMata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervusoptikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi duabagian, yaitu:a. Adneksa MataMerupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari: Kelopak mata berfungsimelindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata. Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistemsaluran air mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana terletak padapinggir luar dari alis mata. Rongga orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh. Otot-otot bola mata masing-masing bola matamempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik (Perdami, 2005:1).

b. Bola MataJika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian belakang, bola mata terdiri dari: Kornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah (Pearce, 1999:318). Sklera yaitu lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata (Perdami, 2005:1). Bilik mata depan merupakan suaturongga yang berisi cairan yang memudahkan iris untuk bergerak (Perdami,2005:1). Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalahlapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata. Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian mata (Perdami, 2005:1).Pupil merupakan suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata,dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris (Perdami, 2005:1). Bila cahaya lemahiris akan berkontraksi dan pupil membesar sehingga cahaya yang masuk lebih banyak. Sedangkan bila cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupil mengecil sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan. Lensa mata adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan cekung, dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan (Seeley, 2000:514). Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan menggunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visual (Pearce,1999:31). Badan Kaca (Vitreus) bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina (Perdami, 2005:2).Retina merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervusoptikus. Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata) maka berkas-berkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa danbadan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yangditerima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak,untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk (Pearce, 1999:319). Papil saraf optik berfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang diterima dari retina menuju bagian otak yang terletak pada bagian belakang kepala (korteks oksipital) (Perdami, 2005:2).Bagian mata yang sangat penting dalam memfokuskan bayangan pada retina adalah kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus. Seperti yang selalu terjadi dalam menafsirkan semua perasaan yang datang dari luar, maka sejumlah stasiun penghubung bertugas untuk mengirimkan perasaan dalam hal ini penglihatan.Sebagian stasiun penghubung ini berada dalam retina. Sebelah dalam tepi retina,terdapat lapisan-lapisan batang dan kerucut yang merupakan sel-sel penglihatkhusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang terdapat diantaranya, disebut granula. Ujung proximal batang-batang dan kerucut-kerucut itu membentuk sinapsis (penghubung) pertama dengan lapisan bipoler dalam retina. Proses kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis kedua dengansel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Axon-axon sel-sel ini merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf ini bergerak kebelakang,mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah dalam badan-badan khusus talamus, sampai akhirnya mencapai pusat visuil khusus dalam lobus oksipitalis otak, di mana penglihatan ditafsirkan (Pearce, 1999:320).

2. Fisiologi mataGelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui lensa mata dan kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai mencapai otak melalui saafotik, sehingga mata secara terus menerus menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyatno,1995:159). Iris bekeja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan pada suasana terang pupil akan mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks sehingga memasuki saraf kesadaran. Sistem yang terdiri dari mata dan alur saraf yang mempunyai peranan penting dalam melihat disebut alat visual. Mata mengendalikan lebih dari 90% dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual ini memainkan peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum.

b. Pengaruh dari menonton TV terlalu dekat dengan keluhan yang dialami Pasien mengalami ambliopia, maka dapat dikatakan bahwa pengelihatan pasien tidak baik. Sehingga, untuk menyesuaikannya pasien melakukan pengelihatan dalam jarak dekat untuk memperjelas penglihatan maka pasien menonton televisi dalam jarak yang dekat.Mata yang dipaksa untuk menonton terlalu dekat mengalami akomodasi yang terus menerus untuk menjatuhkan bayangan pada fovea makula retina, sehingga lama kelamaan otot siliaris mata mengalami hipertropi yang berakibat daya akomodasi mata berkurang dan menyebabkan terjadinya hipermetropia pada pasien

c. Hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami Jenis kelamin dan ras tidak menentukan. Usia terjadinya amblyopia yaitu dari periode kritis perkembangan mataResiko sangat tinggi terjadi amblyopia deprivasi (sering disebabkan kekeruhan media kongenital) yaitu sekitar usia 7-8tahun

d. Etiologi dari keluhan si anak Syarat penglihatan penglihatan binokular normal :1. Visus Mata kanan dan kiri sebelum dan sesudah koreksi sama/tidak jauh berbeda dan tidak ada anisokonia2. Otot-otot ekstraokular bola mata dapat bekerjasama dengan baik sehingga kedua sumbu penglihatan menuju pada benda yang menjadi pusat perhatiannya3. Sistem syaraf pusat baik, yaitu si bayangan sanggup mensintesa bayangan menjadi bayangan tunggalKalau ada satu syarat diatas tidak terpenuhi maka pasien akan mengalami apa yang disebut DiplopiaDiplopia disebabkan akibat penglihatan kedua mata serentak pada daerah retina yang tidak sekoresponden. Rangsangan retina yang tidak sekoresponden terjadi oleh gangguan kedudukan kedua sumbu bola mata tidak sejajar. Kelianan ini disebut diplopia binokular. Diplopia ini dapat terjadi pada: ketidakseimbangan otot penggerak mata penyakit bola mata kerusakan kepala penyakit serebelum, serebrum, meningen

e. Visual development mata anak dari lahir sampai umur 6 tahun ProsesVisualMataProses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epithelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006).Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006).Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humor (n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006).Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada choroid membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada. Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic (Seeley, 2006).Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006)

KetajamanPenglihatan1 PerkembanganKetajamanPenglihatanKetajaman penglihatan merupakan kemampuan sistem penglihatan untuk membedakan berbagai bentuk (Anderson, 2007). Penglihatan yang optimal hanya dapat dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, stuktur mata yang sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat (Riordan- Eva, 2007).Perkembangan kemampuan melihat sangat bergantung pada perkembangan tumbuh anak pada keseluruhan, mulai dari daya membedakan sampai pada kemampuan menilai pengertian melihat. Walaupun perkembangan bola mata sudah lengkap waktu lahir, mielinisasi berjalan terus sesudah lahir. Tajam penglihatan bayi sangat kurang dibanding penglihatan anak. Perkembangan penglihatan berkembang cepat sampai usia dua tahun dan secara kuantitatif pada usia lima tahun (Ilyas, 2009).Tajam penglihatan bayi berkembang sebagai berikutBaru lahir : Menggerakkan kepala ke sumber cahaya besar6 minggu : Mulai melakukan fiksasi; Gerakan mata tidak teratur kearah sinar3 bulan : Dapat menggerakkan mata ke arah benda bergerak : Koordinasi 4-6 bulan: penglihatan dengan gerakan mata;9 bulan : Dapat melihat dan mengambil objek : Tajam penglihatan 20/2001 tahun : Tajam penglihatan 20/1002 tahun : Tajam penglihatan 20/403 tahun : Tajam penglihatan 20/305 tahun : Tajam penglihatan 20/20 (Ilyas, 2009).Secara klinis, derajat ketajaman anak-anak mencapai nilai yangmendekati 6/6 saat mencapai usia 5 tahun. Hal ini dikarenakan pemeriksaan visus pada anak-anak secara subjektif maupun objektif tidak dapat menghasilkan data yang valid. Ketajaman penglihatan dapat dibagi lagi menjadi recognition acuity dan resolution acuity. Recognition acuity adalaketajaman penglihatan yang berhubungan dengan detail dari huruf terkecil, angka ataupun bentuk lainnya yang dapat dikenali. Resolution acuity adalah kemampuan mata untuk mengenali dua titik ataupun benda yang mempunyai jarak sebagai dua objek yang terpisah (Leat, 2009).

f. Berapa jarak normal mata untuk menonton TV ? Jarak normal untuk menonton televisi menurut CAO (Canadian Association of Optometrists) adalah 5 kali dari diagonal televisi yang ditonton. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya akomodasi mata yang berlebihan yang dapat menjadikan kelainan pada mata.

2. Pemeriksaan Oftalmologia. Interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan dari : Kedudukan bola mata ortoforia Interpretasi:Kedudukan bola mata ortoforia berarti tidak ada gangguan pada otot-otot disekitar bola mata (normal)

AVOD dan AVOS Interpretasi :Visus mata kanan dpenderita hanya mampu melihat tulisan pada jarak 6 meter yang pada orang normal pada jarak 9 meter. Normalnya adalah 9/9Spheris penderita = + 0,75 (tidak normal), seharusnya pada orang normal, sferisnya = 0.dan setelah dikoreksi AVOD menjadi normal lagi 6/6Visus mata kiri dpenderita hanya mampu melihat tulisan pada jarak 5 meter yang pada orang normal pada jarak 60 meter. Normalnya adalah 60/60Spheris penderita = + 3 (tidak normal), Namun setelah dikoreksi Visusny hanya menjadi 6/30 (belum normal) dan setelah di tes crowding phenomenon didapatkan hasil (+)

Tes Crowding Interpretasi :Bila pada test Crowding Phenomenon didapatkan positif, maka orang tersebut dikatakan menderita Ambliophia.Ambliophia adalah berkurangnya tajam penglihatan yang terjadi karena tidak normalnya perkembangan visus yang dialami sejak usia dini, yaitu sejak lahir hingga usia 10 tahun. Dapat mengenai 1 atau 2 mata, pada umumnya disebabkan oleh pengenalanyang kurang terhadap bayangan-bayangan detail terfokus.Ambliopia anisometropik terjadi akibat terdapatnya kelainan kedua mata yang berbeda jauh. Bayangan pada kedua mata tidak sama beaar, menimbulkannbayangan pada retina secara relatifndi luar fokusbdibanding dengan mata lainnya, sehingga mata akan memfokuskan melihat dengan satu mata. Bayangan yang lebih suram akan disupres, biasanya pada mata yang lebih ametropik. Beda refraksi yang besar antara kedua mata menyebabkan terbentuknya bayangann kabur pada satu mata.Ambliopia yang terjadi akibatbperbedaan refraksi kedua mata yang terlalu besar atau lebih dari 2,5 D, mengakibatkanngangguan fungsi penglihatan binokilar tunggal, demikian pula trjadi pada unilateral astigmatismensehingga bayangan menjadi kabur. Pada mata sferis maka dapat tidak terjadi bila mata yang lebih berat minusnya dipakai untuk melihat dekat sedang yang normal dipakai untuk melihat jauh (terjadi melihat alternatif).

Pupil distanceInterpretasi :Normal: 41-55mmPada kasus: 45mmInterpretasi: Normal

Pemeriksaan WFDT (worth four dot test) Interpretasi :Tidak normal. Normalnya terlihat 4 titik dan lampu putih terlihat sebagai warna campuran hijau dan merah.

b. Bagaimana cara menentukan lensa yang digunakan serta kekuatan lensa yang digunakan pada kasus.

Pada kasus anak ini mengalami hipermetropia akibat sumbu bola mata pendek, sehingga bayangan benda tidak jatuh pada fovea makula tetapi dibelakangnya yang menyebabkan penglihatan kabur. *f dalam meterc. Cara pemeriksaan Crowding fenomena (8,10,12)Penderita diminta membaca huruf Snellen chart sampai huruf terkecil yang dibuka satu persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien disuruh melihat sebaris huruf yang sama. Bila terjadi penurunan tajam penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebut adanya crowding phenomena pada mata tersebut, dan mata ini dikatakan menderita ambliopia.

d. Cara pemeriksaan WFDT (13,14,1)

Cara pemeriksaan:Tujuan test ini adalah untuk melihat adanya supresi, deviasi, ambliopia, dan fusi. Cara melakukanpemeriksaan ini:1) Pasien memakai kaca mata, koreksi diberikan sesuai kaca mata. Kaca filter merah pada mata kanan dan kaca filter hijau pada mata kiri.2) Pasien diperiksa pada jarak 6 meter atau 30cm.3) Pasien diminta menerangkan apayang dilihat dengan kedua mata, sewaktu melihat Worthfour dots (kotak hitam dengan 4 lobang, lebar 2-3 cm, susunan ketupat; 2 lubang lateralberwarna hijau, 1 di atas warna merah, 1 di bawah warna putih ). Lampu atau titik putih akan terlihat merah oleh mata kanan dan lampu hijau hanya dapat dilihat oleh mata kiri.

Nilai:a. Bila fusi baik maka akan terlihat 4 titik dan lampu putih terlihat sebagai warna campuran hijau dan merah.b. Bila terlihat 5 sinar, 3 hijau dan 2 merah yang tidak bersilangan berarti esotropia.c. Bila terlihat 5 sinar, 3 hijau dan 2 merah yang bersilangan berarti eksotropia .d. Bila 3 titik hijau yang terlihat berarti ada supresi, dominan. mata kiri.e. Bila 2 titik merah yang terlihat berarti ada supresi, dominan mata kanan.f. Bila tampak sumber cahaya putihkadang kadangberwarna hijau kadang - kadangberwarna merah berarti adanya supresi berganti.

e. Cara mengukur pupil distance Cara mengukur Pupil Distance, selain dilakukan dengan Komputer pemeriksa mata sebenarnya juga bisa kita ukur sendiri secara manual dengan menggunakan penggaris,- Pandangan lurus ke depan- Letakkan penggaris diantara kedua mata dengan titik 0-cm di salah satu pupil (kiri/kanan)- Di sarankan yang mengukur orang lain /atau di depan cermin

f. Cara pemeriksaan funduskopi Memegang oftalmoskop dengan tangan kanan atau kiri dan untuk memeriksa mata kanan atau kiri orang percobaan dengan posisi jari telunjuk terletak pada pengatur lensa. Menyalakan oftalmoskop, memegang dengan menempel pada matanya pada jarak 30 cm di depan penderita dan mengarahkan sinar oftalmoskop ke pupil penderita untuk menilai reflex fundus(positif/negatif). Sambil tetap memegang oftalmoskop menempel pada mata, lalu perlahan bergerak maju mendekati orang percobaan dengan oftalmoskop diposisikan pada sisi temporal penderita hingga gambaran fundus terlihat. Jari telunjuk yang terletak pada pengatur lensa mengatur besarnya dioptri yang diperlukan untk menyesuaikan focus sehingga detail fundus dapat terlihat jelas(bila diperlukan). Mengamati yang terlihat

g. Bagaimana cara menentukan segmen anterior bisa dikatakan normal? Pemeriksaan fisik mata terdiri dari pemeriksaan segmen anterior dan pemeriksaan segmen posterior. Pemeriksaan segmen anterior meliputi palpebra, konjungtiva, kornea, iris, pupil, dan lensa. 1. Palpebra : penderita melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atas akan meliputi limbus atas (pinggir kornea) selebar 1-2 mm2. Konjungtiva : normalnya tidak berwarna dan transparan3. Kornea : normalnya bening4. Bilik mata depan : normalnya mata cukup dalam dan jernih5. Iris : mempunyai gambaran kripti normal 6. Pupil : normalnya pupil mata kiri dan kanan sama lebarnya dan letaknya simetris di tengah (isokoria). Lebar pupil + 3 mm. Pemeriksaan ada 2 cara : Langsung : disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yang disinari Tidak langsung : disinari mata kanan, yang dilihat mata kiri. Pada orang buta tanpa kelainan syaraf, langsung -, tidak langsung +7. Lensa : normalnya jernih.

TEMPLATE1. How to diagnose Untuk menegakkan seseorang dengan hipermetropia perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang menunjang penegakan diagnose hipermetropia.

1. Riwayat pasienHal-hal yang penting dari riwayat pasien adalah penyakit okuler yang pernah timbul, penggunaan obat-obatan, penyakit sistemik.

2. Pemeriksaan Okulera. Visual Acuity. Mempergunakan beberapa alat untuk mengetahui kemampuan membaca pasien hipermetropi dalam jarak dekat. Seperti Jaeger Notation, Snellen metric distance dan Lebehnson chart.

b. Refraksi.Retinoskopi merupakan prosedur yang digunakan secara luas untuk menilai hipermetropia secara objektif. Prosedur yang dilakukan meliputi static retinoscopy, subjective refraction dan autorefraction.

c. Pergerakan Okuler, Pandangan Binokuler dan AkomodasiPemeriksaan ini diperlukan karena gangguan pada fungsi visual diatas dapat menyebabkan terganggunya visus dan performa visual yang menurun.

d. Assesmen kesehatan okuler dan Skreening Kesehatan sistemikPemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa hipermetropia dapat berupa respon pupil, uji konfrontasi lapangan pandang, uji penglihatan warna, pengukuran tekanan intraokuler dan pemeriksaan kesehatan segmen anterior posterior bola mata dan adnexa.

2. DD PresbiopiaHilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada semua orang.KeluhanDiagnosis Banding

Pandangan kabur Miopia Hipermetropia Astigmatisme Katarak Glukoma Retinopati hipertensi Retinopati diabetik Meningioma Tumor retrobulbair

Melihat bintik hitam beterbangan Retinopati hipertensi Retinopati diabetik

Melihat gambaran pelangi Miopia Hipermetropia Astigmatisme

Mata merah Konjungtivitis Pterigium

Melihat selaput putih Mata perih Banyak air mata (Jawa: nrocos) Perasaan mengganjal (Jawa: ngganjel) di mata Pterigium

Mata besar pada bayi (mata kerbau, bulls eye) Glukoma kongenital

Pusing Sakit kepala sebelah Mata pegal, kemeng, cekot-cekot Miopia maligna Hipertensi okuli Glukoma

Lapang pandang berkurang Glukoma

Tidak dapat melihat Ulkus kornea

3. WD Seorang anak berusia 7 tahun mengalami gangguan visual development refraksi tidak terkoreksi sehingga mengalami hipemetropi simplex ODS dan amblyopia OS.

4. Etiologi Strabismus: pada mata yang mengalami strabismus kerap kali memunculkan ambliopia. Mata juling terjadi untuk menghindari penglihatan ganda oleh anak tersebut. Anak juga biasanya lebih sering memakai mata sebelahnya dengan tajam penglihatan yang lebih baik. Mata yang juling adalah mata dengan tajam penglihatan yang lebih buruk.Kelainan refraksi yang tidak seimbang antar kedua mata: kelainan tajam penglihatan bisa diatasi dengan kaca mata. Namun, ambliopia bisa muncul bila salah satu mata tidak fokus oleh karena minus, plus, atau silinder yang lebih besar bila dibandingkan dengan mata sebelahnya.Kekeruhan pada jaringan mata yang normalnya jernih (katarak): kekeruhan pada lensa mata atau katarak dapat menimbulkan ambliopia. Setiap kondisi yang mencegah masuknya bayangan objek ke dalam mata menyebabkan ambliopia. Keadaan ini adalah penyebab ambliopia yang paling buruk.5. Epidemiologi Prevalensi ambliopia di Amerika Serikat berkisar antara 1-3,5% pada anak yang sehat dan 4-5,3% pada anak dengan masalah mata. Hampir seluruh data mengatakan sekitar 2% dari keseluruhan populasi menderita ambliopia. Di Cina, menurut data bulan Desember 2005 sekitar 3,5% atau 9-5 juta anak menderita ambliopia. Di indonesia, prevalensi ambliopia pada tahun 2002, hasil penelitian mengenai ambliopia di Yogyakarta, didapatkan insidensi ambliopia pada anak SD di perkotaan adalah 0,25%, sedangkan di daerah pedesaan 0,20%

6. Patofisiologi Anak tersebut menderita hipermetropi simplex karena adanya kelainan pada mata. Hipermetropi dapat disebabkan akibat sumbu mata (jarak kornea-retina) terlalu pendek, dinamakan hipermetropia sumbu. Selain itu, dapat pula dikarenakan daya bias kornea/lensa/aquos humor terlalu lemah, dinamakan hipermetropia pembiasan.Penderita hipermetropi harus terus berakomodasi untuk mendapatkan tajam penglihatan terbaik, oleh karena akomodasi juga disertai dengan konvergensi (Trias N.III adalah akomodasi, konvegensi, dan miosis) maka kemungkinan posisi kedua mata dalam keadaan strabismus konvergen (esotropia).Jika derajat hipermetropia pada suatu mata lebih tinggi daripada mata lainnya, maka mungkin mata tersebut tidak dipergunakan, sehingga tajam penglihatan makin lama makin berkurang (ambliophia). Sebagai catatan, Mata yang ambliophia sering menggulir ke temporal disebut strabismus divergen (eksotropia). Gangguan refraksi (anisometropia) tinggi, adalah penyebab tersering kedua, apabila gangguan refraksi ini tidak dikoreksi dengan lensa kacamata.

7. KomplikasiAmbliopia : komplikasinya akan kehilangan penglihatan pada mata yang terkena.Hipermetropia : Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.

8. Tata laksana (medikamentosa dan non-medikamentosa)Menjernihkan media optik (mengangkat katarak)Koreksi terhadap kelainan refraksiMemaksakan menggunakan mata yang lebih lemah , yang mengalami ambliopia

9. Pemeriksaan penunjang Uji Densi FilterDilakukan dengan memakai filter yang perlahan digelapkan sehingga tajam pengelihatan pada mata normal turun 50%, pada mata ambliopia fungsional tidak akan atau hanya sedikit menurunkan tajam pengelihatan pada pemeriksaan sebelumnya, sedangkan pada ambliopia organik tajam pengelihatan akan sangat menurun.

Uji pinhole Jika seseorang diragukan apakah pengelihatannya berkurang akibat kelainan refraksi, maka dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole pengelihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila pengelihatan berkurang dengan diletakannya pinhole di depan mata berarti ada kelaianan organik atau kekeruhan media pengelihatan.

The E genePenderita ditunjukkan berbagai amcam huruf E dan diminta untuk mencocokkan posisi tersebut dengan yang ditunjukkan oleh pemeriksa.

Landolt Ring TestTes ini menyerupain E game. Lingkaran yang rusak dan menyerupai huruf C dipakai untuk menggantikan huruf C dipakai untuk menggantikan huruf E dan uji ini ditampilkan dengan cara yang sama dengan E game. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari E game.

10. Prognosis DiplopiaPrognosis tergantung pada penyebab terjadinya Diplopia. Diplopia Monocular akibat rabun mata memiliki prognosis yang baik asalkan penyebab kerabunan (blur vision) telah dikoreksi. Binocular Diplopia dapat disembuhkan dengan treatment penyebabnya, walaupun pada beberapa kasus dapat terjadi ketidakselarasan mata permanen akibat kerusakan saraf atau otot, dan jejas. Situasi ini bisa dibantu dengan menggunakan kacamata prisma, dan operasi.

Prognosis HipermetropiPrognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang diberikan dan penyakit penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf optiknya matang (biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.

Prognosis AmbliopiaPasien dengan anisometropia dan pasien dengan kelainan pada mata patologis memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan strabismus amblyophia. Pasien dengan usia yang lebih muda (