Skenario 5-Fraktur Os Cruris

84
Skenario 5 Skenario 5 By: Michelle Natacia 1161050044

description

yoga witular

Transcript of Skenario 5-Fraktur Os Cruris

  • Skenario 5By: Michelle Natacia 1161050044

  • ANATOMI OS CRURIS

  • Tibia dan FibulaTibia terletak di medial, hanya tulang ini yang menahan berat badan tubuhFibula terletak di lateral

    */9

  • DEFINISI Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.

  • SMF Bedah FK UKI*KLASIFIKASIBerdasarkan hub dengan dunia luar :

    1.Fraktur tertutup2. Fraktur terbuka

    SMF Bedah FK UKI

  • FRAKTUR TERBUKAFraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.

  • KLASIFIKASI Gustillo Anderson TIPE 1Luka kecil kurang dari 1cm panjangnya, biasanya karena luka tusukandari fragmen tulang yang menembus kulit. terdapat sedikit kerusakanjaringan dan tidak terdapat tanda2 trauma yang hebat pada jaringanlunak. fraktur yang terjadi biasanya bersifat simple, transversal, oblikpendek atau sedikit komunitif.TIPE 2Laserasi kulit melebihi 1cm tetapi tidak ada kerusakan jaringan yanghebat atau avulsi kulit. terdapat kerusakan yang sedang dari jaringandengan sedikit kontaminasi fraktur.

  • TIPE 3Terdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neurovaskuler dengan kontaminasi yang hebat. tipe ini biasanya di sebabkan oleh karena trauma dengan kecepatan tinggi. Tipe 3 di bagi dalam 3 subtipe:TIPE 3 aJaringan lunak cukup menutup tulang yang patah walaupun terdapat laserasi yang hebat ataupun adanya flap. fraktur bersifat segmental atau komunitif yang hebatTIPE 3 bFraktur di sertai dengan trauma yang hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan, terdapat pendorongan periost, tulang terbuka, kontaminasi yang hebatserta fraktur komunitif yang hebat.TIPE 3 cFraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.

  • FRAKTUR TERTUTUPFraktur tertutup / closed atau disebut juga fraktur simplex :-Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, atau-Patahan tulang disini tidak mempunyai hubungan dengan udara terbuka

  • KLASIFIKASI FRAKTUR TERTUTUPPada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu: 1) Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya. 2) Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. 3) Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan. 4) Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.

  • SMF Bedah FK UKI*KLASIFIKASIGustillo Anderson :

    SMF Bedah FK UKI

  • SMF Bedah FK UKI*KLASIFIKASIBerdasarkan garis patah1.Komplet 2.Inkomplet

  • SMF Bedah FK UKI*KLASIFIKASIJumlah garis patah1. Simple2. Komunitif 3. Segmental

    SMF Bedah FK UKI

  • SMF Bedah FK UKI*KLASIFIKASIArah garis patah1. Transversal2. Oblique 3. Spiral 4. Kompresi

    SMF Bedah FK UKI

  • SMF Bedah FK UKI*KLASIFIKASILokasi Tulang Panjang1/3 proksimal1/3 tengah 1/3 distalTulang Melintang1/4 medial1/4 lateral

    SMF Bedah FK UKI

  • SMF Bedah FK UKI*KLASIFIKASIDislokasi FragmenUndisplacedDisplaced Fragmen tlg searah (ad latus)Fragmen tlg membentuk sudut (ad axim)Fragmen distal memutar (ad periferum)

    SMF Bedah FK UKI

  • FRAKTUR TERBUKAFraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.

  • KLASIFIKASI TIPE 1Luka kecil kurang dari 1cm panjangnya, biasanya karena luka tusukandari fragmen tulang yang menembus kulit. terdapat sedikit kerusakanjaringan dan tidak terdapat tanda2 trauma yang hebat pada jaringanlunak. fraktur yang terjadi biasanya bersifat simple, transversal, oblikpendek atau sedikit komunitif.TIPE 2Laserasi kulit melebihi 1cm tetapi tidak ada kerusakan jaringan yanghebat atau avulsi kulit. terdapat kerusakan yang sedang dari jaringandengan sedikit kontaminasi fraktur.

  • TIPE 3Terdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neurovaskuler dengan kontaminasi yang hebat. tipe ini biasanya di sebabkan oleh karena trauma dengan kecepatan tinggi. Tipe 3 di bagi dalam 3 subtipe:TIPE 3 aJaringan lunak cukup menutup tulang yang patah walaupun terdapat laserasi yang hebat ataupun adanya flap. fraktur bersifat segmental atau komunitif yang hebatTIPE 3 bFraktur di sertai dengan trauma yang hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan, terdapat pendorongan periost, tulang terbuka, kontaminasi yang hebatserta fraktur komunitif yang hebat.TIPE 3 cFraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.

  • FRAKTUR TERTUTUPFraktur tertutup / closed atau disebut juga fraktur simplex :-Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, atau-Patahan tulang disini tidak mempunyai hubungan dengan udara terbuka

  • KLASIFIKASI FRAKTUR TERTUTUPPada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu: 1) Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya. 2) Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. 3) Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan. 4) Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.

  • PATOFISIOLOGI

  • Manifestasi Klinisa. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema. b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah. c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur.

  • d. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

  • DIAGNOSISBiasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik, fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada daerah lain.

  • DIAGNOSISAnamnesis: KUSacred Seven:Identitas LengkapOnsetLokasiKuantitas dan KualitasKronologisMemperberat dan memperinganKeluhan Lain

  • Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:1. Syok,anemiaatau perdarahan2. Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen3. Fraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis

  • Pemeriksaan lokal

    1. InspeksiBandingkan dengan bagian yang sehatPerhatikan posisi anggota gerakKeadaan umum penderita secara keseluruhanEkspresi wajah karena nyeriLidah kering atau basahAdanya tanda-tanda anemia karena perdarahanApakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur tertutup atau fraktur terbukaEkstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hariPerhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekanLakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-organ lainPerhatikan kondisi mental penderitaKeadaan vaskularisasi

  • 2. Palpasi (Feel)Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri.

    Temperatur setempat yang meningkatNyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulangKrepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hatiPemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkenaRefilling(pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah trauma , temperatur kulitPengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai

  • 3. Pergerakan (Move)-Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada pederita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.

    4. Pemeriksaan neurologis-Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris serta gradasi kelelahan neurologis, yaitu neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis. Kelaianan saraf yang didapatkan harus dicatat dengan baik karena dapat menimbulkan masalah asuransi dan tuntutan (klaim) penderita serta merupakan patokan untuk pengobatan selanjutnya.

  • Pemeriksaan Laboratorium

    Kalsium dan Fosfor meningkat pada tahap penyembuhan tulang.Alkali fosfatase meningkat pada saat kerusakan tulang dan menunjukan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.Enzim otot seperti kreatinin kinase , laktat dehidrogenase (LDH-5), aspartat amini transferase (AST), dan aldolase meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

  • Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan radiologisdiperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. Untuk menghindarkan nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaliknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis, menggunakan sinar rontgen (Sinar-X) yang memerlukan dua proyeksi yaitu AP dan lateral.

  • b. Pemeriksaan jumlah darah lengkapdengan terbukanya barier jaringan lunak, maka patah tulang tersebut bisa menyebabkan infeksi. c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginja

  • e. Biopsi tulang dan otot. Lebih diindikasikan bila terjadi infeksif. Elektromiografi. Terdapat kerusakan konduksi saraf akibat fraktur.g. Artroskopi. Didapatkan jaringan ikat yang rusakatau sobek karena trauma yang berlebihan.h. Indium Imaging : pada pemeriksaan ini didapatkan infeksi pada tulang.i. MRI ,CT Scan, Scan Tulang : menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

  • Working DiagnosisFRAKTUR TERBUKA OSSA CRURIS TIPE 3B

  • DIAGNOSIS BANDINGStress fracturePada umumnya memperlihatkan adanya reaksi periosteal pada foto X-rays dengan gambaran garis kecil yang radiolucent pada tempat fraktur. Walaupun pada penderita dewasa mungkin tidak signifikan.Fraktur patologisInfeksi kronisKeganasan pada tulang (bone sarcoma)Osteoporosis

  • Penatalaksanaan- Airway Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk - Breathing Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi - Circulation TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

  • Beberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur tebuka:Obati fraktur terbuka sebagai satu kegawatan.Adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian.Berikan antibiotic dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi.Segera dilakukan debrideman dan irigasi yang baikUlangi debrideman 24-72 jam berikutnyastabilisasi fraktur.biarkan luka tebuka antara 5-7 harilakukan bone graft autogenous secepatnyarehabilitasi anggota gerak yang terkena

  • TAHAP-TAHAP PENGOBATAN FRAKTUR TERBUKA1. pembersihan lukapembersihan luka dilakukan dengan cara irigasi dengan cairan NaCl fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.2. eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debridemen)semua jaringan yang kehilangan vaskularisasinya merupakan daerah tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada kulit, jaringan subkutaneus, lemak, fascia, otot dan fragmen2 yang lepas3. pengobatan fraktur itu sendirifraktur dengan luka yang hebat memerlukan suatu fraksi skeletal atau reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna tulang. fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.

  • 4. penutupan kulitapabila fraktur terbuka diobati dalam waktu periode emas (6-7 jam mulai dari terjadinya kecelakaan), maka sebaiknya kulit ditutup. hal ini dilakukan apabila penutupan membuat kulit sangat tegang. dapat dilakukan split thickness skin-graft serta pemasangan drainase isap untuk mencegah akumulasi darah dan serum pada luka yang dalam. luka dapat dibiarkan terbuka setelah beberapa hari tapi tidak lebih dari 10 hari. kulit dapat ditutup kembali disebut delayed primary closure. yang perlu mendapat perhatian adalah penutupan kulit tidak dipaksakan yang mengakibatkan sehingga kulit menjadi tegang.

  • Fraktur terbukaLukanya dilakukan debridement, kemudian tulang yang patah dilakukan reposisi secara terbuka. Setelah itu dilakukan imobilisasiBermacam-macam cara imobilisasi untuk fraktur terbuka :1. Cara Trueta Luka setelah dilakukan debridement tetap dibiarkan terbuka tidak perlu dijahit. Setelah tulangnya direposisi, gips dipasang langsung tanpa pelindung kulit kecuali pada derajat SIAS, kalkaneus dan tendo achilles

  • Gips dibuka setelah berbau dan basahKet : Cara ini sudah ditinggalkan orang. Dahulu banyak dikerjakan pada zaman perang2. Cara long leg plaster Cara ini sudah diuraikan di atas. Hanya untuk fraktur terbuka dibuat jendela setelah beberapa hari di atas luka. Dari lubang jendela ini luka dirawat sampai sembuh

  • 3. Cara memakai pen di luar tulang (Fixateur externa)Cara ini sangat baik untuk fraktur terbuka cruris grade III. Dengan cara ini perawatan luka yang luas di cruris sangat mudah Macam-macam bentuk fiksateur eksterna, diantaranya :- Judet fiksteur eksterna- Roger Anderson Hoffman- Screw + Methyl methacrylate (INOE teknik)

  • Fraktur TertutupFraktur tertutup dilakukan reposisi tertutupImobilisasi dengan gips:Caranya : Penderita tidur telentang diatas meja periksa. Kedua lutut dalam posisi fleksi 90sedang kedua tungkai bawah menggantung di tepi meja. Tungkai bawah yang patah ditarik ke arah bawah. Rotasi diperbaiki. Setelah tereposisi baru dipasang gips melingkar

  • Ada beberapa cara pemasangan gips :Cara long leg plasterImmobilisasi cara ini dilakukan dengan pemasangan gips mulai pangkal jari kaki sampai proksimal femur dengan sendi talokrural dalam posisi netral sedang posisi lutut dalam fleksi 20

  • 2. Cara SarmientoPemasangan gips dimulai dari jari kaki sampai di atas sendi talokrural dengan molding sekitar malleolus. Kemudian setelah kering segera dilanjutkan keatas sampai 1 inci dibawah tuberositas tibia dengan molding pada permukaan anterior tibia, gips dilanjutkan sampai ujung proksimal patela.

  • Dapat dianjurkan untuk dilakukan open reduksi dengan operasi dan pemasangan internal fiksasi, setelah hasil reposisi tertutup hasilnya masih kurang baik

  • Penatalaksanaan pembedahan.

    Reduksi tertutup dengan fiksasi eksternal atau fiksasi perkutan dengan K-Wire (kawat kirschner), misalnya pada fraktur jari.

  • Reduksi terbuka dengan fiksasi internal (ORIF:Open Reduction internal Fixation).Reduksi terbuka dengan fiksasi eksternal (OREF: Open reduction Eksternal Fixation). Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak. Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur kominutif (hancur atau remuk).

  • pemberian antibioticpemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi. antibiotik diberikan dalam dosis yang adekuat sebelum, pada saat dan sesuadah tindakan operasipencegahan tetanussemua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus. pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin (manusia)

  • Pencegahan 1. Pencegahan Primer Pencegahan primer dapat dilakukan dengan upaya menghindari terjadinya trauma benturan, terjatuh atau kecelakaan lainnya. 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan untuk mengurangi akibat akibat yang lebih serius dari terjadinya fraktur dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat dan terampil pada penderita, yaitu

  • - Mengangkat penderita dengan posisi yang benar, selanjutnya dilakukan pengobatan Pemeriksaan klinis dilakukan untuk melihat bentuk dan keparahan tulang yang patah Pemeriksaan dengan foto radiologis sangat membantu untuk mengetahui bagian tulang yang patah yang tidak terlihat dari luar

  • 3. Pencegahan Tersier - Pencegahan tersier pada penderita fraktur yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan tindakan pemulihan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi kecacatan. - Pengobatan yang dilakukan disesuaikan dengan jenis dan beratnya fraktur dengan tindakan operatif dan rehabilitasi

  • KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

  • Komplikasi Awal

    Kerusakan Arteri. Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun, sianosis pada bagian distal, hematoma melebar, dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan darurat splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.

  • Sindrom kompartemen. Merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Hal ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat.

  • Fat Embolism Syndrome (FES). Adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan kadar oksigen dalam darah menjadi rendah. Ditandai dengan gangguan pernafasan, tahikardi, hipertensi, tahipnea, dan demam.

  • Infeksi. Sistem pertahanan tubuh akan rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma ortopedi, infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Hal ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tetapi dapat juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan, seperti pin (ORIF & OREF) dan plat.

  • Syok. Terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan oksigenasi menurun.

  • Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan korteks tulang dapat berupa exogenous atau hematogenous

  • Osteomielitis Akut

    penyebaran vascular ke metaphyse perlambatan aliran darahMultiplikasi bakteri Exudasi dan infiltrasi PMN, gangguan aliran darah dan trombosis tekanan intra osseus Nyeri hebat

  • Penyebaran vascular ke metaphyse dari fokal infeksi di saluran pernapasan bagian atas, bisul, gigi lubang, infeksi THT.Karena struktur yg unik dari pembuluh darah di metaphyse terjadi perlambatan aliran darah tjd inokulasi dan multiplikasi bakteri.

  • Exudasi dan infiltrasi PMN, gangguan aliran darah dan trombosis menyebabkan tekanan intra osseus meningkat nyeri hebat.Hari ke II & III terbentuk pus dalam tulang cari jalan keluar subperiosteal abses :Menyebar ke jar. Lunak sekitarnya/meluas didalam tulang.Menyebar ke daerah septikemia/bakterimia

  • Pada bayi oleh karena ada hubungan pembuluh darah metaphyse dan epiphyse kuman dapat menyebar ke dalam sendi, pada anak2 epiphyseal plate menahan penyebaran langsung dari metaphyse ke epiphyse. Pada anak2 penyebaran dari metaphyse ke sendi terjadi bila metaphyse ada didalam sendi seperti di sendi panggul (femur), sendi pergelangan kaki (fibula), sendi bahu (humerus), sendi siku (radius).Infeksi pada sendi disebut septic arthritis.

  • Infeksi di tulang vertebrae dapat meluas ke discus dan mengenai tulang diatas atau dibawahnya. Setelah 1 minggu terjadi nekrosis tulang Sequester.Setelah 2 minggu terbentuk tulang baru dari periosteum yang terangkat involucrum.

  • Abses pada tulang daerah berongga Brodies abses. Pus mencari jalan keluar membuat lubang yang disebut cloaca/fistel.

  • Nekrosis Avaskular (Nekrosis Aseptik) Nekrosis avaskular dapat terjadi saat suplai darah ke tulang tulang rusak atau terganggu Hal ini paling sering mengenai fraktur intrascapular femur, saat kepala femur berputar atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai darah Nekrosis Avaskular. T

  • Gangren Gas

    Gas gangren berasal dari infeksi yang disebabkan oleh bakterium saprophystik gram-positif anaerob yaitu antara lain Clostridium welchii atau clostridium perfringens. Clostridium biasanya akan tumbuh pada luka dalam yang mengalami penurunan suplai oksigen karena trauma otot. Jika kondisi ini terus terjadi, maka akan terdapat edema, gelembung gelembung gas pada tempat luka.

  • Komplikasi Lama

    Delayed Union. Merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Hal ini terjadi karena suplai darah ke tulang menurun.

  • Non-union. Adalah fraktur yang tidak sembuh antara 6-8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu). Pseudoartrosis dapat terjadi tanpa infeksi, tetapi dapat juga terjadi bersama-sama infeksi.

  • Mal-union. Adalah keadaan ketika fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi, pemendekan, atau union secara menyilang, misalnya pada fraktur tibia-fibula.

  • Prognosis Fraktur TerbukaSemua patah tulang terbuka adalah kasus gawat darurat. Dengan terbukanya barier jaringan lunak, maka patah tulang tersebut terancam untuk terjadinya infeksi. Seperti kita ketahui bahwa periode 6 jam sejak patah tulang terbuka, luka yang terjadi masih dalam stadium kontaminasi (golden periode) dan setelah waktu tersebut, luka berubah menjadi luka infeksi.

  • THANK YOU!

    ***********************************************************************************