skenario 1 mpt.doc
-
Upload
sarah-kemalasari -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of skenario 1 mpt.doc
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
1/37
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
2/37
MENCEGAH PENYAKIT DENGAN DISUNTIK
Seorang bayi berumur 3 hari mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untukmencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayitersebut dibawa kembali ke RS karena timbul benjol di ketiak kanan. Setelah Dokter
melakukan pemeriksaan didapatkan pembesaran nodus limfatikus di regio aksiladekstra. Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen yang terdapat dalamvaksin tersebut dan menimbulkan respon imun tubuh.
3
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
3/37
SASARAN BELAJAR (LO & LI)
LI.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik & mikroskopik organlimfoid
LO.1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik organ limfoid
LO.1.2. Memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopik organ limfoid
LI.2. Memahami dan menjelaskan imunitas
LO.2.1. Memahami dan menjelaskan definisi imunitas
LO.2.2. Memahami dan menjelaskan mekanisme imunitas
LI.3. Memahami dan Menjelaskan antigen dan antibodi
LO.3.1. Memahami dan menjelaskan definisi antigen dan antibodi
LO.3.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi & mekanisme antigen danantibodi
LI.4. Memahami dan menjelaskan vaksinasi dan imunisasiLO.4.1. Memahami dan menjelaskan definisi vaksinasi dan imunisasi
LO.4.2. Memahami dan menjelaskan jenis vaksinasi dan imunisasi
LI.5. Memahami dan menjelaskan vaksinasi dan imunisasi menurut ajaran islam
4
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
4/37
1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik & mikroskopik organ
limfoid
LO.1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik organ limfoid
Organ LimfoidStruktur anatomis utama yang berpartisipasi dalam respon imun adalah
organ limfoid ( timus, limpa, dan kelenjar getah bening ). Distribusi strukturlimfoid yang luas dan sirkulasi sel limfoid yang konstan di dalam darah, limfe,dan jaringan ikat, membuat tubuh memiliki sistem pertahanan dan
perlindungan yang efisien dan rumit yang dihasilkan sel-sel imunokompeten. Timus
Timus adalah organ limfoepitelial yang mempunyai struktur pipihberlobus dua, terletak antara sternum dan pericardium dalam mediastinumanterior. Pada neonatus, ukuran timus relatif lebih besar dibanding denganukuran tubuh yaitu ukurannya dapat meluas sampai ke mediastinum superior,
didepan pembuluh-pembuluh leher besar sampai pangkal leher. Perkembanganpuncaknya semasa usia muda.
Kelenjar Getah BeningKelenjar getah bening adalah organ berbentuk ginjal atau lonjong
bersimpai yang terdiri atas jaringan limfoid yang tersebar diseluruh tubuhsepanjang pembuluh limfe. Kelenjar getah bening ini ditemukan di ketiak,lipatan paha, sepanjang pembuluh besar di leher dan banyak dijumpai di toraks
dan abdomen, khususnya dalam mesentrium.
LimpaMerupakan organ limfoid terbesar di tubuh. Merupakan massa lunak,
rapuh dari jaringan limfatik yang terletak di bagian atas kiri abdomen antaralambung dan diagfragma. Limpa terletak pada regio hipocondrium kirisepanjang sumsum panjang iga X kiri.
Limpa menjadi pertahanan paling penting terhadap mikroorganismeyang berhasil memasuki peredaran darah. Organ ini juga menjadi tempat
penghancuran eritrosit tua.
5
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
5/37
Gb. Organ limfa
TonsilTonsil adalah organ yang terdiri atas agregat jaringan limfoid
bersimpai tidak utuh, yang terdapat dibawah dan berkontak dengan epitelbagian awal saluran cerna. Menurut lokasinya, tonsil dalam mulut dan faringdisebut tonsila palatina, tonsila faringea, dan tonsila lingualis.
Gb. tonsil
a. Tonsila PalatinaKedua tonsila palatina terletak di dinding lateral faring.
b. Tonsila Faringea
Tonsila faringea adalah tonsil tunggal yang terdapat di bagian poste superior faring.
6
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
6/37
c. Tonsila LingualisTonsila lingualis lebih kecil dan lebih banyak daripada tonsila palatinaatau tonsila faringea. Tonsil ini terletak dibawah mukosa 1/3 posteriorlidah.
LO.1.2. Memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopik organ limfoid
TimusLimfositnya berasal dari sel sel mesenkim yang memasuki
primordium epitel yang telah berkembang dari lapisan endoderm kantong faringeal ketiga dan keempat. membaginya dalam lobuli. Setiap lobulusmemiliki daerah tepi yang gelap disebut dengan korteks dan bagian pusat yangterang disebut medula.a. Korteks
Korteks terdiri atas populasi sejumlah besat limfosit T, sebaran sel
retikular epitelial, dan sedikit makrofag. Karena korteks lebih banyakmengandung limfosit kecil maka lapisan ini tetrpulas gelap.b. Medula
Medula mengandung badan Hassal ( sel sel retikular epitelial gepengyang tersusun secara konsentris dan dipenuhi filamen keratin,
berdegenerasi serta kadang kadang mengapur ). Medula memilikipopulasi sel yang serupa dengan korteks, dengan sejulah besar selretikular epitelial.
Gb.timus
Kelenjar Getah BeningKelenjar getah bening mempunyai sisi konveks dan lekukan konkaf
yang disebut hilus, tempat masuknya arteri dan saraf serta keluarnya vena dan
pembuluh limfe dari organ. Suatu simpai dan jaringan ikat mengelilingikelenjar getah bening dan menjulurkan trabekula ke bagian dalam
7
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
7/37
organ.kelenar getah bening memiliki sebuah korteks luar, korteks dalam, danmedula.a. Korteks Luar
Pada permukaan korteks luar terdapat sinus kapsularis dengan bagianluarnya dibatasi simpai dan bagian dalamnya dibatasi korteks luar.
Korteks terdiri atas jalinan makrofag dan sel retikular serta seratretikulin. Korteks luar dibentuk oleh jalinan sel dan serat rettikulin yangdipenuhi sel B. Di dalam jaringan korteks limfoid korteks terdapatstuktur bulat yang disebut nodul limfoid. Nodul ini kaya akan limfosit Byang bereaksi terhadap antigen.
b. Korteks DalamKorteks dalam adalah lanjutan dari korteks luar dan mengandung sedikitnodl limfoid namun banyak mengandung limfosit T.
c. MedulaTerdiri atas korda medularis yang merupakan perpanjangan korteks
dalam yang bercabang cabang dan mengandung limfosit B dan sedikitsel plasma.
LimpaSuatu simpai jaringan ikat, yang menjulurkan trabekula yang membagi
parenkim atau pulpa limpa menjadi kompartemen tidak utuh, mengelilingilimpa. Pada hilus dipermukaan medil limpa, simpai menjulurkan sejulahtrabekula yang membawa sistim saraf dan arter ke dalam pulpa limpa. Pulpalimpa tidak memiliki pembuluh limfe.
a. Pulpa Putih ( Pulpa Alba )Pulpa putih terdiri atas jaringan limfoid yang menyelubungi arterisentralis dan nodul limfoid yang menempel pada selubung. Kebanyakansel sel limfoid yang mengelilingi arteri sentralis adalah limfosit T danPALS ( selubung limfatik peri arterial ). Nodul limfoid terutama terdiridari limfosit B. Diantara pulpa putih dan pulpa merah terdapat zona
marginal, yang terdiri atas banyak sinus dan jaringan limfoid longgar.Terdapat sedikit limfosit dan banyak makrofag aktif.
8
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
8/37
b. Pulpa Merah ( Pulpa Rubra )Pulpa merah mengandung korda limpa dan sinusoid. Korda limpa terdiriatas anyaman longgar sel sel retikular yang ditunjang serat seratretikulin. Korda limpa juga mengandung makrofag, limfosit B dan T, sel
plasma, dan banyak sel darah. (. 2007)DapusGb. Organ limfa
Proses Jalan Limfe
Proses jalan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yangdisebut cairan interstisial yang mengandung zat-zat makanandidalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darahkemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudianakan memberikan zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itucairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecilsekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui jalan-jalanlimfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertamalimfe itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang satu dengan
yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe.Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu
9
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
9/37
ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Pada ductusthoracicus. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yangdinamakan systerna cycli. pada ductus thoracicus ini menerima limfedari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada,dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala
sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnyamenreima limfe dari sebagian besar dinding dada sebelah kanan,kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan,kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjarlimfe sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari
perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadisatu yaitu ductus lymphaticus dexter.
TonsilaTiga kelompok tonsila : tonsila palatina, tonsila lingua dan tonsila
faringea, membentuk sebuah cincin jaringan limfoid mengelilingi faring,Tempat rongga hidung dan rongga mulut. Ciri khas tonsil adalah permukaanepitelnya yang tertekanan dan dikelilingi kelompok-kelompok limfonodulus.a. Tonsila palatina
Massa limfoid lonjong yang menempati daerah antara lengkung gloso-palatina dan faringo-palatina. Permukaan bebasnya dilapisi epitelberlapis gepeng yang menyatu dengan epitel yang melapisi mulut danfaring. Terdapat cekungan-cekungan dalam sebanyak 10-20 buah disebutkriptus. Jaringan limfoid mengelilingi kriptus dan didalamnya terdapatlimfonodulus. Kelenjar mukosa yang kecil-kecil terletak dalam jaringan
ikat di bawah tonsila dan simpainya. Saluran keluarnya bermuaraterutama kepermukaan bebas, kadang-kadang ke kriptus tonsila.b. Tonsila lingua
Terdapat pada pangkal lidah di belakang papila sirkumvalata. Tonsila initerdiri atas kumpulan sumur-sumur epitelial yang bermuara lebar danmasing-masing dikelilingi oleh jaringan limfoid. Tiap sumur atau kriptustunggal dilapisi oleh lanjutan epitel permukaan yaitu epitel berlapisgepeng. Saluran keluar kelenjar mukosa di bawahnya bermuara ke
permukaan atau ke dalam kriptus.c. Tonsila faringea
Kumpulan jaringan limfoid di dinding belakang medial nasofaring.
Jaringan limfoidnya sama seperti pada tonsila palatina. Epitelpermukaan berlipat-lipat akan tetapi tidak sampai membentuk kriptus.Simpai yang tipis mengelilingi tonsila faringea dan membentuk septa kedalam pusat lipatan epitel. Kelenjar campur sero-mukosa terdapat dalam
jaringan ikat di bawah simpai dan saluran keluarnya bermuara kepermukaan bebas atau ke alur di antara lipatan-lipatan epitel.Pembesaran tonsila faringea seringkali terjadi dan di klinik dikenalsebagai adenosid.
10
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
10/37
gb. Kelenjar getah bening
2. Memahami dan menjelaskan imunitas
LO.2.1. Memahami dan menjelaskan definisi imunitas
Imunitas adalah mekanisme perlindungan yang bertindak untuk
mempertahankan integritas tubuh terhadap substansi agen asing. Gabungan, sel,molekul, dan jaringan yang berperan dalam hal tersebut disebut sebagai sistem
11
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
11/37
imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul, dan bahan lainnyaterhadap mikroba disebut respon imun.
Sistem imun dapat dibagi menjadi imun alamiah/ non-spesifik/ natural/ innate/native/ nonadaptif dan didapat/ spesifik/ adaptif/ acquired, sebagaimanaterlihat dalam tabel berikut :
Tabel Gambaran Umum Sistem Imun
12
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
12/37
(Baratawidjaja, Karnen Garna, dkk. 2008. Imunologi Dasar Edisi ke-8. Jakarta :Percetakan FKUI.)
LO.2.2. Memahami dan menjelaskan mekanisme imunitas
NON SPESIFIK
1. Pertahanan fisik
Kulit, selaput lender, silia saluran napas, batuk & bersin merupakangaris pertahanan awal terhadap infeksi. Keratinosit,lapisan epidermiskulit sehat, dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus mikroba.Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lender saluran napasyang rusak karena asap rokok akan meningkatkan terjadi infeksi.
2. Pertahanan biokimia
1. pH asam keringat dan sekresi sebaseus, dan asam-asam lemakyang dilepaskan kulit mengakibatkan protein membrane selterdenaturasi. Sehingga dapat mencegah infeksi melalui kulit.
2. Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, air susu, melindungitubuh terhadap kuman gram positif.
3. ASI mengandung laktooksidase dan asam neuraminikmerupakan antibacterial terhadapE.colli dan Staphilococcus.
4. Saliva mengandung antibody serta komplemen yang berfungsi
sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.5. Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik,antibody dan empedu dalam ileum dapat mencegah terjadinyainfeksi.
6. Bahan yang disekresi mukosa saluran napas (enzim danantibody) dan telinga berperan dalam pertahanan tubuh secara
biokimia.
Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri pada tingkat
sawar fisik seperti kulit atau permukaan mukosa:
1. Bakteri yang bersifat simbiotik atau komensal yang ditemukan dikulit hanya menggunakan sedikit nutrien, sehingga kolonisasimikroorganisme patogen sulit terjadi.
2. Agen patogen yang menempel pada kulit akan dihambat olehasam laktat yang terkandung dalam sebum yang dilepaskankelenjar keringat.
3. Sekret di permukaan mukosa yang mengandung enzim destruktifseperti lisozim, menghancurkan dinding sel bakteri.
4. Gerakan mukosiliar melindungi saluran napas. Sehingga lapisanmukosa terus menerus digerakkan menuju arah nasofaring
13
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
13/37
5. Bakteri ditangkap oleh mukus sehingga dapat disingkirkan darisaluran nafas
6. Saluran pernafasan dan pencernaan mensekresikan mukosa yang
mengandung peptida antimikrobial yang dapat memusnahkanmikroba pathogen.
7. Mikroba patogen yang berhasil menembus sawar fisik akandimusnahkan dengan bantun komplemen dan dicerna oleh fagosit.
3. Sistem Imun Non Spesifik Humoral
Sistem imun non-spesifik menggunakan berbagai molekul larutyang diproduksi di tempat infeksi dan berfungsi lokal.Molekul tersebut :Peptida antimikroba seperti defensin, katelisidin, dan IFN dengan efekantiviral. Faktor larut yang lain dihasilkan di tempat yang lebih jauh dari
infeksi dan dikerahkan ke jaringan sasaran melalui sirkulasi sepertikomplemen dan PFA (Protein Fase Akut)
1. Kerusakan jaringan dapat menyebabkan pelepasan faktorvasoaktif darn kemotaktik yang mencetuskan peningkatanaliran darah dan permeabilitas kapiler setempat
2. Kapiler permeabel memungkinkan influks cairan (eksudasi)sel
3. Fagosit berpindah ke daerah inflamasi
4. Fagosit dan eksudat anti bakteri memusnahkan bakteri
A. Komplemen
Terdiri dari sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akanmemberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam responinflamasi.diproduksi oleh hepatosit dan monosit dan dapat diaktifkansecara langsung oleh mikroba (jalur alternative, klasik, dan lektin).Komplemen rusak pada pemanasan 56C selama 30 menit. Berperansebagai opsonin, sebagai factor keotaktik, dan menimbulkan
destruksi.B. Protein fase akut
Selama fasa akut, terjadi perubahan pada kadar beberapaprotein dalam serum disebut APP. Protein yang meningkat ataumenurun selama fase akut disebut juga APRP (berperan dalam
pertahanan dini).a. C-Reactive protein
Termasuk PFA( golongan protein) yang kadar dlam darahmeningkat pada infeksi akut. Sebagai opsonin CPR mengikat
berbagai mikroorganisme, protein C pneumokokus, danmengaktifkan komplemen jalur klasik. Pengukuran CPR
14
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
14/37
untuk menilai aktivitas penyakit inflamasi.b. Lektin
Merupakan molekul larut plasma yang mengikat manosadalam polisakarida disebut MBL
c. Protein fase akut lain
Contohnya : 1-anti-tripsin, amiloid serum A, heptoglobin,C9, factor B dan fibrinogen berperan pada peningkatan lajuendap darah akibat infeksi, namun dibentuk lebih lambatdisbanding CRP.
C. Mediator asal fosfolipidDiperlukan untuk memproduksi PG dan LTR. Keduanyameningkatkan respon inflamasi melalui peningkatan permeabilitasvascular dan vasodilatasi.
D. Sitokin IL-1, IL-6, TNF-
IL-1,IL-6, TNF- , disebut sitokin proinflamasi, merangsang hatiuntuk mensintesis dan melepas protein plasma seperti protein faseakut.
4. Sistem Imun Non-Spesifik selular
Fagosit, sel NK, sel mast dan eosinofil berperan sebagai sistemimun nonspesifik seluler. Sel-sel imun yang ditemukan dalam sirkulasi,contohnya : neutrofil, eusinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK,sel eritrosit, sel trombosit. Sel-sel imun yang ditemukan di jaringan,contohnya : eusinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma, sel NK.
SPESIFIK
Karakteristik
1. Spesifisitas
Sistem imun dapat membedakan berbagai zat asing dan responnyaterutama jika dibutuhkan.
2. Memori dan amplifikasi
Respon imun memiliki kemampuan untuk mengingat kembali kontaksebelumnya dengan suatu agen tertentu, sehingga pajanan berikutnyaakan menimbulkan respon yang lebih baik dan lebih besar.
3. Pengenalan bagian diri dan bukan bagian diri (asing)
Sistem imun dapat membedakan agen-agen asing dan sel-sel tubuhsendiri, serta protein. Walaupun demikian, respon imun terhadap dirisendiri dapat terjadi dan membentuk suatu kondisi yang disebut
autoimunitas. Autoimunitas dapat menyebabkan efek patologis padatubuh.
15
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
15/37
(Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.)
Perbedaannya dengan Sistem Imun Non-Spesifik
Positif Negatif
Perlindungannya lebih baik padapajanan berikutnya
Responnya lebih lambat
Kerjanya lebih spesifik Tidak siap sampai terpajan alergi
Sistem imun spesifik terdiri atas :
Sistem Humoral
Pemeran utama dalam sistem imun ini adalah limfosit B/ sel B. Sel B iniberasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang yang kemudian mengalamidiferensiasi di sumsum tulang juga. Nantinya akan berkembang menjadi sel
plasma yang memproduksi antibodi. Fungsi dari antibodi tersebut adalahpertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus, bakteri, serta menetralkantoksinnya.
Sistem Selular
Pemeran utama dalam sistem imun ini adalah limfosit T/ sel T. Sel T ini jugaberasal dari sel yang sama seperti sel B, namun proliferasi dan diferensiasinyaterjadi di dalam kelenjar timus. Nantinya sel T yang telah terbentuk akanmengalami seleksi terlebih dahulu, sehingga hanya 5-10% yang menjadimatang dan selanjutnya meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi.Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel dengan fungsiyang berlainan, yaitu sel CD4+ (Th1, Th2) dan CD8+/ CTL/ Tc, dan Ts/ sel
Tr/ Th3. Fungsi utama sistem imun ini adalah pertahanan terhadap bakteriyang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan. Sel CD4+
mengaktifkan sel Th1 yang selanjutnya akan mengaktifkan makrofag untukmenghancurkan mikroba, sedangkan sel CD8+ memusnahkan sel terinfeksi.
(Baratawidjaja, Karnen Garna, dkk. 2008. Imunologi Dasar Edisi ke-8. Jakarta :
Percetakan FKUI.)
16
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
16/37
3. Memahami dan Menjelaskan antigen dan antibodi
LO.3.1. Memahami dan menjelaskan definisi antigen dan antibody
Antigen adalah bahan yg berinteraksi dengan produk respons imun ygdiransang oleh imunogen spesifik seperti antibodi dan atau TCR. Antigen inidimiliki oleh berbagai macam patogen.
Sel sistem imun tidak berinteraksi dengan seluruh molekul antigen,tetapi limfosit mengenal tempat khusus pada makromolekul yg disebutepitop atau determinan antigen. Epitop adalah bagian dari antigen yg dapatmembuat kontak fisik dengan reseptor antibodi.Oleh karena sel B mengikatantigen yg bebas dalam larutan, epitop yg dikenalnya cenderung mudahditemukan dipermukaan antigen. Epitop sel T dari protein berbeda dalam
peptida, biasanya berasal dari hasil cerna protein patogen oleh enzim ygdikenal oleh TCR dalam kompleks dengan MHC.
Antibodi tergolong protein yg disebut globulin dan dikenal sebagaiimmunoglobulin(Ig). Immunoglobulin dibentuk oleh sel plasma yg berasaldari proliferasi sel B yg terjadi setelah kontak dengan antigen. Fungsiutamanya adalah mengikat antigen dan menghantarkannya ke sistem efektor
pemusnahan.
(Baratawidjaja, Karnen Garna, dkk. 2008. Imunologi Dasar Edisi ke-8. Jakarta :Percetakan FKUI.)
LO.3.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi & mekanisme antigen dan
antibodiAntigen diklasifikasikan berdasarkan:
1. Pembagian Antigen menurut Epitopa. Unideterminan,Univalen
hanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul.b. Unideterminan,Multivalen
hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebutditemukan pada satu molekul.
c. Multideterminan,Univalen
banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiapmacamnya (kebanyakan protein).
17
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
17/37
d. Multideterminan,Multivalenbanyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu
molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secarakimiawi)
2. Pembagian Antigen menurut Spesifisitasa. Heteroantigen : yang dimiliki oleh banyak spesiesb. Xenoantigen : yang hanya dimiliki spesies tertentuc. Aloantigen (isoantigen) : yang spesifik untuk individu dalam satu spesiesd. Antigen organ spesifik : yang hanya dimiliki organ tertentue. Autoantigen : yang dimiliki alat tubuh sendiri
3. Pembagian Antigen menurut ketergantungan terhadap sel Ta. T dependen : Memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu
untuk dapat menimbulkan respons antibodi.kebanyakan antigen proteintermasuk dalam golongan ini.
b. T independen : Dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untukmembentuk antibodi. Kebanyakan antigen ini berupa molekul besar
polimerik yang dipecah di dalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnyalipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan dan flagellin polimerik bakteri.
4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawia. Hidrat Arang (polisakarida)
Hidrat arang pada umumnuya imunogenik. Glikoprotein yang merupakanbagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan responsimun terutama pebntukan antibodi. Contoh lain adalah respons imun yangditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya
berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah.b. Lipid
Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikatprotein pembawa. Lipid dianggap sebagai hapten, contohnya adalahsfingolipid.
c. Asam NukleatAsam nukleat tidak imunogenik,tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikatprotein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidakimunogenik. Respon imun terhadap DNA terjadi pada penderita denganLES.
d. ProteinKebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan univalen.
Antibodi diklasifikasikan yaitu:
1. Immnunoglobulin G (IgG) :
IgG merupakan komponen utama serum, merupakan 75% dari semuaimmunoglobulin. igG memiliki sifat opsonin yg efektif karena sel-selfagosit, monosit dan makrofag mempunyai reseptor untuk fraksi Fc dari
IgG. IgG jg dapat menembus plasenta masuk ke janin.
18
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
18/37
2. Immnunoglobulin A (IgA) :
Merupakan Ig utama dalam cairan sekresi seromukosa untuk menjagapermukaan luar tubuh. IgA dapat menetralkan toksin,mengaglutinasikankuman dan bekerja sebagai opsonin. IgA sendiri dapat mengaktifkan
komplemen jalur alternatif.3. Immnunoglobulin M (IgM) :
IgM merupakan Ig terbesar. IgM juga merupakan Ig paling efektif dalamaktifasi komplemen Jalur klasik. IgM dibentuk paling awal pada responsimun primer terhadap kebanyakan antigen. IgM juga merupakan Ig yg
predominan diproduksi janin.
4. Immnunoglobulin D (IgD) :
IgD ditemukan dalam serum dengan kadar yg sangat rendah.IgDmerupakan komponen permukaan utama sel B dan merupakan tanda daridifferensiasi sel B yg sudah lebih matang. IgD jg tidak mengikatkomplemen dan tidak dilepas sel plasma.
5. Immnunoglobulin E (IgE) :
IgE berperan dalam pertahanan terhadap infeksi parasit pengerahan agenantimikrobial. IgE terutama berperan dalam reaksi alergi dan dapatmenimbulkan syok anafilaksis.
Fungsi Immunoglobulin
IgG IgA IgM IgD IgESifat Utama Paling banyak
ditemukandalam cairantubuh terutamaekstraselular,untukmemerangimikroorganismedan toksiknya
Ig utamasekresiseromukosauntukmenjaga
permukaanluar tubuh
Aglutinoryang sangatefektif,diproduksidini padaresponimun.Pertahananterdepanterhadap
bacteremia
Umumnyaditemukan
padapermukaanlimfoit
Pengerahanagen antimicrobial.Meningkat
pada gejalaalergi atopi.
Fungsi Opsonisasi,ADCC, imunitasneonatal
Ditemukandalamsekresi(asamlambung).Proteksiterhadapmukosa
disekresidalam air
Mengikatkomplemen,opsonin
baik
Menimbulkan alergi,syokanafilaksis.Pertahananterhadap
parasit
19
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
19/37
susu.
Ikatan sel Mononuclear,limfosit.
Neutrophil,trombosit
Limfositneutrofil
Limfosit,reseptor selB
Reseptor selB
Sel mast,basophil,limfosit
Fiksasikomplemenklasik
alternative
++
-
+
-
+++
-
-
-
--
Lewatplasenta
++ - - - -
Sensitisasisel mast dan
basophil
- - - - +++
Ikatanmakrofagdan
polimorfisme
+++ + - - -
4. Memahami dan menjelaskan vaksinasi dan imunisasi
LO.4.1. Memahami dan menjelaskan definisi vaksinasi dan imunisasi
Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkanimunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah dimatikan atau"dilemahkan" dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya sepertiformalaldehid, thymerosal dan lainnya. Sedangkan vaksinasi adalah suatuusaha memberikan vaksin tertentu ke dalam tubuh untuk menghasilkan sistemkekebalan tubuh terhadap penyakit /virus tersebut.
LO.4.2. Memahami dan menjelaskan jenis vaksinasi dan imunisasi
Berdasarkan cara memperolehnya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Imunisasi aktif, di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibitpenyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa gunamembentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupunyang kuat.
2. Imunisasi pasif, merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit
20
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
20/37
Berdasarkan bahan imun yang digunakan ada dua jenis vaksin, yaitu:
Attenuated whole-agent vaccines
Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang
Virus yang telah dilemahkan tersebut dapat bereplikasi di dalam tubuh,meningkatkan dosis asli, dan berperan sebagai imunisasi ulangan. Keefektifan dapat mencapai 95% Seringkali tidak memerlukan imunisasi ulangan Tidak disarankan untuk pasien kompromis Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam
tifoid
Vaksin hidup terbuat dari virus hidup yang diatenuasikan dengan cara pasaseberseri pada biakan sel tertentu atau telur ayam berembrio. Dalam proses iniakumulasi dari mutasi umumnya menyebabkan hilangnya virulensi virus secara
progresif bagi inang aslinya. Didalam vaksin mengandung virus hidup yangdapat berkembang biak dan merangsang respon imun tanpa menimbulkan sakit.
Inactivated whole-agent vaccines
Memakai mikroba yang sudah dibunuh dengan formalin ataupun fenol Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin
pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demamtifoid
Vaksin inaktif dihasilkan dengan menghancurkan infektivitasnya sedangkan
imunogenitasnya masih dipertahankan dengan cara:Fisik misalnya dengan pemanasan, radiasi
Chemis, dengan bahan kimia fenol, betapropiolakton, formaldehid, etilenimin.
Dengan perlakuan ini virus menjadi inaktif tetapi imunogenitasnya masih ada.Vaksin ini sangat aman karena tidak infeksius, namun diperlukan jumlah yang
banyak untuk menimbulkan respon antibodi.
Vaksin sub unit
Vaksin sub unit merupakan vaksin yang dibuat dari komponen virus Teknikyang relatif baru dalam produksi vaksin adalah dengan melakukan kloning darigen virus melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksinantiidiotipe.
Vaksin sub unit merupakan vaksin yang dibuat dari bagian tertentu darimikroorganisme yang imunogenik secara alamiah misalnya hepatitis B, atauvirus yang dipisahkan dengan detergen misalnya influensa.
21
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
21/37
Vaksin idiotipe
Vaksin idiotipe merupakan vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab(fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel Bmengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe
yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambatpertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor presel B.
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar.Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot.Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus.Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein jugadihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen
sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dariberbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasihewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik.
Vaksin DNA
Vaksin DNA (naked plasmid DNA) , suatu pendekatan yang relatif baru dalamteknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler.Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon kedalam suatu plasmid
bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikankedalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalamnukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom),selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmidmengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akanmenginduksi imunitas seluler .
Beberapa kelemahan vaksin DNA bahwa kemungkinan DNA dalam vektorplasmid akan berintegrasi kedalam genom host/inang, kemungkinan akanmenginduksi tumor atau menginduksi terbentuknya antibodi terhadap DNA.Selain itu vaksin DNA dapat menginduksi respon imun seluler yang kuat tidakhanya terhadap antigen mikroba melainkan juga terhadap antigen inangnya.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui keamanan vaksinDNA yang efektif terhadap patogen intraseluler
Pokok-pokok kegiatan imunisasi
1. Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap)
- Imunisasi BCG 1x
- Imunisasi DPT 3x
- Imunisasi polio 3x
22
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
22/37
- Imunisasi campak 1x
2. Pencegahan terhadap anak SD
- Imunisasi DT
- Imunisasi TT
3. Pencegahan terhadap bumil dan calaon mempelai wanita
- Imunisasi TT 2x
Vaksin terdiri dari beragam jenis. Jenis-jenis vaksinasi yang ada antara lainvaksin terhadap penyakit hepatitis, polio, Rubella, BCG, DPT, Measles-Mumps-Rubella (MMR) cacar air dan jenis penyakit lainnya seperti influenza.
Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis(TBC). Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yangdilemahkan. BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan.
Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri,pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang
tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis(batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai denganbatuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.
Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan seranganbatuk sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapatmenimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.Sementara Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan
pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau
paha.Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidakkurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT IIIdan pada usia prasekolah (5-6 tahun).Jika anak mengalami reaksi alergiterhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.
Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupunkedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot
pernafasan dan otot untuk menelan, dapat juga menyebabkan kematian.
23
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
23/37
Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umuur 0-4 bulan sebanyak 4 kali,(polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi
polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saatmasuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).
Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak(tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak
berumur 9 bulan atau lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Padakejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulankemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).
Campak 1 diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkanCampak 2 diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai padatingkat yang tertingi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam
kulit, diare.
Imunisasi Hepatitis B (HBV)
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dankematian. Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.Imunisasi ini diberikan sebanyak 4 kali. Antara suntikan HBV1 dengan HBV2diberikan dengan selang waktu 1 bulan pada saat anak berumur di bawah 4
bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis, vaksin HBV disuntikandalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan pada bayi yang lahir dari ibu yangstatus Hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jamsetelah lahir
HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV 4 diberikan saatanak berusia 10 tahun. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau
jika ibunya memiliki Hepatitis B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayiberumur 2 bulan. Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknyaditunda sampai anak benar-benar pulih.
Imunisasi MMR
Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak,gondongan dan campak Jerman. Campak menyebabkan demam, ruam kulit,
batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telingadan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius,seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian.
Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salahsatu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisamenyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan
pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakanpada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Sedangkan Campak Jerman
24
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
24/37
(rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjargetah bening leher, pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.
Suntikan diberikan sebanyak 2 kali, suntikan pertama diberikan pada saat anakberumur 12-18 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan
seumur hidup yang adekuat, karenanya suntikan kedua bisa diberikan pada saatanak berumur 4-6 tahun atau pada saat anak berumur 11-13 tahun.
Imunisasi Hepatitis A
Hepatitis A adalah masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh, terutamamenyerang hati, sehingga bisa menimbulkan gejala-gejala hepatitis. VirusHepatitis A sangat mudah menular dan menyebabkan 20% 40% dari semuainfeksi hepatitis. Waktu pemberian dimulai umur 2 tahun. Satu kali suntikan
pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikanperlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun.
Imunisasi Varisella (Cacar Air)
Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster merupakan penyakit sangatmenular. Infeksi akibat cacar air ringan dan tidak berakibat fatal, tetapi padasejumlah kasus, penyakit bisa sangat serius sehingga penderitanya dirawat dandiantaranya meninggal.Imunisasi varisella berfungsi memberikan perlindungan terhadapa cacar air.Suntikan diberikan pada anak yang berumur 10-12 tahun dan belum pernahmenderita cacar air. Suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanyamemerlukan 1 dosis vaksin.
Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernahmendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air,sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.
Vaksinasi Typhoid
Demam Typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonelathypi. Dari lambung manusia, kuman ini kemudian menyebar ke seluruh organtubuh lainnya. Penderita infeksi bakteri typhoid akan mengalami gejala awal
berupa demam, badan mengiggil, sakit kepala, nyerit otot, anoreksia, mual,muntah diare dan aneka gangguan perut lainnya.
Komplikasi demam typhoid dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian.Pemberian vaksinasi atau merupakan cara efektif untuk mencegah derita demamtyphoid. Vaksin typhoid dapat diberikan pada anak usia 2 tahun. Satu kalisuntikan menjamin perlindungan terhadap Salmonella paratyphi A dan B, danmelindungi penyakit ini sekurang-kurangnya 3 tahun.
Sasaran Imunisasi
1. Bayi (0-11 bulan)
25
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
25/37
2. Ibu hamil (0-8 bulan)
3. Wanita usia subur
4. Anak SD kelas I dan VI
5. Orang yang akan bepergian ke daerah endemic penyakit
Faktor-faktor yangmempengaruhi kekebalan
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Kehamilan
4. Gizi
5. Trauma
Tujuan imunisasi
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untukmengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.Manfaat Imunisasi:
Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dankemungkinan cacat atau kematian. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bilaanak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwaanaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.Efek samping imunisasi
Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baikyang membuktikan bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat. Efeksamping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:
1. BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merahditempat suntikan. Setelah 23 minggu kemudian pembengkakan menjadi abseskecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan
sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.
26
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
26/37
2. DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelahmendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, kemerahan atau bengkak di tempatsuntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatankhusus, akan sembuh sendiri.Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu
diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan danImunisasi tidak perlu diulang.
3. POLIO: Jarang timbuk efek samping.
4. CAMPAK: Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 410hari sesudah penyuntikan.
5. HEPATITIS: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.
6. TETANUS TOXOID: Efek samping TT untuk ibu hamil tidak ada.
Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (2008):
Umur
Vaksin Keterangan
Saat
lahir
Hepatiti
s B-1
HB-1 harus diberikan dalam
waktu 12 jam setelah lahir,dilanjutkan pada umur 1 dan 6bulan. Apabila status HbsAg-B ibupositif, dalam waktu 12 jamsetelah lahir diberikan HBlg 0,5ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAgibu tidak diketahui dan ternyatadalam perjalanan selanjutnyadiketahui bahwa ibu HbsAg positifmaka masih dapat diberikan HBlg
0,5 ml sebelum bayi berumur 7hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjunganpertama. Untuk bayi yang lahir diRB/RS polio oral diberikan saatbayi dipulangkan (untukmenghindari transmisi virusvaksin kepada bayi lain)
27
http://id.wikipedia.org/wiki/Poliohttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Poliohttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin -
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
27/37
1bulan
Hepatitis B-2
Hb-2 diberikan pada umur 1bulan, interval HB-1 dan HB-2adalah 1 bulan.
0-2bulan
BCG BCG dapat diberikan sejak lahir.Apabila BCG akan diberikan padaumur > 3 bulan sebaiknyadilakukan uji tuberkulin terlebihdahulu dan BCG diberikan apabilauji tuberkulin negatif.
2
bulan
DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih
dari 6 minggu, dapatdipergunakan DTwp atau DTap.DTP-1 diberikan secara kombinasidengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2bulan dengan interval 2 bulan.Hib-1 dapat diberikan secaraterpisah atau dikombinasikandengan DTP-1.
Polio-1 Polio-1 dapat diberikanbersamaan dengan DTP-1
4bulan
DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapatdiberikan secara terpisah ataudikombinasikan dengan Hib-2(PRP-T).
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisahatau dikombinasikan dengan DTP-2
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaandengan DTP-2
28
http://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tuberkulin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_Calmette-Gu%C3%A9rinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tuberkulin&action=edit&redlink=1 -
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
28/37
6bulan
DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisahatau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulantidak perlu diberikan.
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaandengan DTP-3
Hepatitis B-3
HB-3 diberikan umur 6 bulan.Untuk mendapatkan responsimun optimal, interval HB-2 danHB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5bulan.
9bulan
Campak-1
Campak-1 diberikan pada umur 9bulan, campak-2 merupakanprogram BIAS pada SD kelas 1,umur 6 tahun. Apabila telahmendapatkan MMR pada umur 15bulan, campak-2 tidak perludiberikan.
15-18bulan
MMR Apabila sampai umur 12 bulanbelum mendapatkan imunisasicampak, MMR dapat diberikanpada umur 12 bulan.
Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan(PRP-T atau PRP-OMP).
18bulan
DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap)diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan
dengan DTP-4.
29
http://id.wikipedia.org/wiki/SDhttp://id.wikipedia.org/wiki/SD -
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
29/37
2tahun
Hepatitis A
Vaksin HepA direkomendasikanpada umur > 2 tahun, diberikandua kali dengan interval 6-12bulan.
2-3tahun
Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksidirekomendasikan untuk umur >2 tahun. Imunisasi tifoidpolisakarida injeksi perlu diulangsetiap 3 tahun.
5
tahun
DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5
tahun (DTwp/DTap)
Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaandengan DTP-5.
6tahun.
MMR Diberikan untuk catch-up
immunization pada anak yangbelum mendapatkan MMR-1.
10tahun
dT/TT Menjelang pubertas, vaksintetanus ke-5 (dT atau TT)diberikan untuk mendapatkanimunitas selama 25 tahun.
Varisela
Vaksin varisela diberikan padaumur 10 tahun.
Imunisasi yang diwajibkan
Vaksinasi Jadwal
pemberian-usia
Booster/Ulangan Imunisasi untuk melawan
BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis
Hepatitis B Waktulahir-dosis
I
1 tahun-- pada bayi
yang lahir dari ibu
Hepatitis B
30
http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMRhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin_MMR -
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
30/37
1bulan-dosis 2
6bulan-dosis 3
dengan hep B.
DPT dan
Polio
3 bulan-dosis1
4 bulan-dosis2
5 bulan-dosis3
18bulan-booster1
6tahun-booster 2
12tahun-booster3
Dipteria, pertusis, tetanus,
dan polio
campak 9 bulan -- Campak
Imunisasi yang dianjurkan:
Vaksinasi Jadwal
pemberian-usia
Booster/Ulangan Imunisasi untuk
melawan
MMR 1-2 tahun 12 tahun Measles, meningitis,
rubella
Hib 3bulan-dosis 1
4bulan-dosis 2
5bulan-dosis 3
18 bulan Hemophilus
influenza tipe B
Hepatitis A 12-18bulan -- Hepatitis A
Cacar air 12-18bulan -- Cacar air
Kontraindikasi dan perhatian untuk pemberian vaksinasiseterusnya
Kontraindikasi PerhatianVaksin Keadaan Alasan Keadaan Alasan
SemuaVaksin
Reaksialergi beratatauanafilaksisterhadapvaksin ataukomponennya
Anafilaksis Penyakitakut sedang-beratAlergi LateksKomponennya
BCG Defisiensiimun atau
supresiimun
Penyakitoleh Vaksin
Bakterihidup
-
31
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
31/37
DtaP Ensefalopati dalam 7hari
Ensefalopati rekuren
Demam >40 oC,episodehiporesponsif hipotonik
atau terus-terusmenangis >3 hari
Penyakisaraf
Kesulitanmembedakan penyakitdari reaksivaksin
Kejangdemam 3hari
DtaP, DT atau
Td
- - Sindrom
Guillain-Barre dalam6 minggupemberianvaksintetanus
Hep-A - - HamilHep-B Alergi
terhadapjamur roti
Anafilaksis BB < 2000gkecuali ibuHbsAg positif
Hib Konjugat Usia < 6
minggu
Induksi
toleransiimun
-
Influenzayangdiinaktifkan
Alergi telur Anafilaksis SindromGuillain-Barre dalam6 minggupemberianvaksininfluenza
IPV Alergiterhadapneomisin,streptomisin ataupolimiksin B
Anafilaksis Terakhirmendapatprodukdarah yangmengandungantibody
MMR Hamil Mungkinefekterhadapjanin darivaksinhidup
Terakhirmendapatprodukdarah yangmengandungantibody
Inaktivasi vaksinhidup
Defisiensiimun atau
Penyakitdari vaksin
Riwayattrombositop
Trombositopenirekuran
32
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
32/37
supresiimun
hidup eni ataupurpuratrombositopeni
Alergi
terhadapneomisinatau gelatin
Anafilaksis TB atau tes
kulit positif
Eksaserbasi
penyakit
Tifoid (Ty21aoral)
Defisiensiimun atausupresiimun
Penyakitdari vaksinhidup
TerapiAntibiotik
Imunogenisitasburuk
Varisela Defisiensiimun atausupresi
imun
Penyakitdari vaksinhidup
Terakhirmendapatproduk
darah yangmengandungantibody
Inaktivasi vaksinhidup
Alergiterhadapneomisinatau gelatin
Anafilaksis - -
TB yangtidakdiobati
Eksaserbasipenyakit
- -
YF Alergi telur Anafilaksis - -
Defisiensiimun atausupresiimun
Ensefalitis - -
Usia< 4bulan
Ensefalitis - -
Klasifikasi vaksin
Jenis vaksin Penyakit Keuntungan KerugianVaksin hidup Campak, parotitis,
polio(sabin), virusrota, rubella,yellow fever,tuberkolosis
Respon imun kuat,
sering seumur hidupdengan bebrapa dosis
Memerlukan alat
pendingin untukmenyimpan dandapat berubahmenjadi bentukvirulen
Vaksin mati Kolera, influenza,hepatitis A, pes,
polio, (salk),rabies
Stabil, amandibanding vaksinhidup, tidakmemerlukan alat
pendingin.
Respons imun lebihlemah dibandingvaksin hidup,
biasanyadiperlukan suntikan
booster.
Toksoid Difteri, tetanus Respons imun dipacuuntuk mengenal
33
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
33/37
toksin bakteriSubunit(eksotoksin yangdiinaktifkan)
Hepatitis B,pertusis, S.pneumoni
Antigen spesifikmenurunkankemungkinan efeksamping
Sulit untukdikembangkan
Konjugat H. influenza B, S.Pneumoni
Memacu sistem imunbayi untuk mengenaksistem teetentu
DNA Dalam uji klinis Respons imunhumoral dan selularkuat, relatif tidakmahal untukmanufaktur
Belum diperoleh
Vektorrekombinan
Dalam uji klinis Menyerupai infeksialamiah,menghasilkanrespon imun kuat.
Belumdiperoleh
Vaksin Virus
Kelas vaksin virus CatatanVirus vaksin hidup Adenovirus
Cacar airCampakParotitisPolioRotavirusRubella
CaacrYellow fever
Imunisasi aktifmenggunakan galur tidakvirulen yang dilemahka.Efektif memacu responsantibodi dan limfositsitotoksit
Virus vaksin mati Hepatitis AInfluenzaPolioRabies
Imunisasi aktifmenggunakan partikelvirus panas atau kimiayang tidak aktif. Vaksinasidapat dikombinasikandengan virus lainnya(polivalen)
Vaksin subunit adenovirus Imunisasi aktif menggunakan protein yang
dimurnikanVaksin polipeptida Hepatitis B Imunisasi aktif
menggunakan sintesaurutan protein polipeptida
Vaksin DNA(hanya evaluasi)
HIV Penelitian: bermanfaatuntuk memacu respon Tc
Antibodi pasif Hepatitis AHepatitis BCampakParotitisRabiesRSVRubella
Penyuntikan antibodi yangdimurnikan hasil darisumber lainnya. Hanyasementara dan hanyasedikit bermanfaatdiberikan setelah awitan
penyakit.
34
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
34/37
Varisella zoster
Ciri-ciri vaksin
Ciri Vaksin hidup dilemahkan Vaksin mati
Ambang yang diinduksi Tinggi: replikasi mikroba(menyerupaiinfeksialamiah)
Rendah: mikroba tidakmenunjukkan replikasi,imunitas pendek
Respons selular Baik: antigen diproses dandipresentasiakan denagnmolekul MHC
Buruk
Imunitas lokal Mahal untuk diproduksidan pemberiannya
Buruk
Harga Mahal untuk produksi danpemberian
Lebih murah
Kembali menjadi virulen Tidak tahan panas Tidak (karenanya baik untuk penderita denganimnokompromais danhamil)
Stabilitas Tidak tahan panas Tahan panasResiko kontaminasi Mungkin (mis, virus dalam
medium cair)
Keuntungan dan kerugian relatif vaksin hidup dan mati terlihat
Vaksin hidup Vaksin matiKeuntungan Tunggal, dosis kecil
Diberikan dengan rutealamiahMemacu imunitas lokalMenyerupai infeksialamiah
Kerugian Kontaminasi virusonkogenik
Menjadi virulen
Inaktivasi oleh perubahan
cuacaPenyakit pada pejamuimuno kompromais
Diperlukan dosis multipledan boosterDiberikan denagnsuntikan-rute tidakalamiahDiperlukan kadar antigen
tinggiEfisiensi variabel
(karnen Garna Baratawidjaja, 2009)5. Memahami dan menjelaskan vaksinasi dan imunisasi menurut ajaran islam
Kaidah Usul fiqh menegaskan
Asal dari setiap larangan itu hukumnya haram
35
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
35/37
Darurat itu membolehkan hal-hal terlarang
Apa yang dibolehkan untuk kemadaratan diukur dengan ukuran uzurnya.
Tidak ada haram bersama darurat dan tidak ada makruh bersama kebutuhan.
Mengenai menyelamatkan kehidupan kaum muslimin diterangkan dalam firmanAllah dan sabda Rasulullah saw. sebagai berikut :
)32 )Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapayang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telahmembunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa memelihara kehidupan seorangmanusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara merekasesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka
bumi. Q.s. Al-Maidah : 32
Dari Abdulah bin Umar bahwasannya Rasulullah saw. telah bersabda,Muslim itusodaranya muslim, tidak menzaliminya, dan tidak mengabaikannya. Siapa yang
dalam kebutuhan sodaranya, maka Allah berada dalam kebutuhannya. Dan siapayang membebaskan seorang muslim dari kesulitannya, Allah akan melepaskankesulitan dari kesulitan-kesulitan hari kiamat. Dan siapa yang menutupi aibseorang muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. H.r. Al-Bukhari,Shahih Al-Bukhari, II : 862, Sahih Muslim, IV : 1993, dan Abu Daud, IV : 273.
Kesimpulan :
1. Vaksin meningitis yang pada proses pembuatanya menggunakan enzim babikarena telah menjadi komoditas hukumnya haram
2. Selama belum didapatkan vaksin meningitis atau obat-obatan lain yang halal,untuk jamaah calon haji dan umrah khususnya, berlaku hukum darurat dandiperbolehkan.
36
-
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
36/37
3. Wajib bagi umat Islam untuk terus mengupayakan cara lain yang halal.
(http://syarifhidayat.net/imunisasi-halal-atau-haram.html)
37
http://syarifhidayat.net/imunisasi-halal-atau-haram.htmlhttp://syarifhidayat.net/imunisasi-halal-atau-haram.html -
7/29/2019 skenario 1 mpt.doc
37/37
DAFTAR PUSTAKA
Baratawijaya KG . 2009.Imunologi Dasar edisi 8. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Maurice R. G. OGorman, & Albert D. Donnenberg. 2008. handbook of humanimmunology 2nd edition. new york: CRC press.
Kamus Kedokteran Dorlan Edisi 29. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002
(http://syarifhidayat.net/imunisasi-halal-atau-haram.html)
http://syarifhidayat.net/imunisasi-halal-atau-haram.htmlhttp://syarifhidayat.net/imunisasi-halal-atau-haram.html