Skenario 1 Medikolegal b4

29
SKENARIO 1 MEDIKOLEGAL

description

ppt

Transcript of Skenario 1 Medikolegal b4

Slide 1

SKENARIO 1 MEDIKOLEGAL

Kelompok B-4Ketua: Vivi Vionita1102012303Sekretaris: Riga Meillia Puspita1102012246Anggota: Muhammad Fajrin1102012173Niswah Zakiyah Viviana1102012198Nur Adilah Yasmin1102012202Nurunnisa Isny1102012208Ratnasari 1102012229Sefina Ivesti Raudiah1102012263Ulima Rahmagita1102012301

MATA DIOBATI MENJADI BUTATidak terima matanya menjadi buta, Haslinda bersama tim kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan mendatangi ke Polda Metro Jaya untuk melaporkan dugaan malpraktek dokter, Waldensius Girsang di Rumah Sakit Jakarta Eyes Center.Haslinda menuturkan, pada 6 Maret lalu, Kemerahan pada mata, kabur penglihatan, kepekaan terhadap cahaya (ketakutan dipotret), gelap, mata sakit sudah disampaikan ke dokter Fikri Umar Purba yang kemudian didiagnosis sebagai penyakit uveitis tuberkulosa. Namun beberapa hari kemudian setelah ditangani oleh dokter Purba, mata Haslinda tidak kembali berfungsi normal atau menjadi buta.Sementara itu, Dokter Purba yang ditemui di Rumah Sakit Jakarta Eyes Center membantah telah melakukan malpraktek terhadap Haslinda.Sebelum mengadu ke pihak yang berwajib, Haslinda berkonsultasi pada seorang ustadz tentang hukum malpraktik menurut Islam.Dalam pengaduannya keruang pengaduan Polda Metro Jaya, Haslinda warga Kayu Mas, Pulo Gadung, Jakarta Timur ini tidak menyebutkan tuntutan materil dan inmateril kepada dokter Purba dan Rumah Sakit Jakarta Eyes Center sebagai pihak yang diduga melakukan malpraktek.Pengacara pasien juga menuliskan dasar gugatannya berdasarkan:Pasal 27 ayat (1) UUD 1945Kitab Undang-Undang Hukum PidanaKitab Undang-Undang Hukum PerdataUU No 36 tahun 2009 tentang KesehatanUU No 29 tahun 2004 tentang Praktik KesehatanUU No 44 tahun 2009 tentang Rumah SakitKode Etik KedokteranUU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Sasaran Belajar1. Memahami dan Menjelaskan Malpraktek2. Memahami dan Menjelaskan Alur Hukum bila Dokter Melakukan Malpraktek3. Memahami dan Menjelaskan Inform Concent4. Memahami dan Menjelaskan Malpraktek dalam Syariah Islam1. Memahami dan Menjelaskan MalpraktekDefinisiSecara harfiah mal mempunyai arti salah sedangkan praktik mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktik berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah. Definisi malpraktik profesi kesehatan adalah kelalaian dari seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956).

Definisi Menurut KedokteranKegagalan dokter untuk memenuhi standar pengobatan dan perawatan terhadap pasien atau adanya kekurangan keterampilan atau kelalaian dalam pengobatan dan perawatan yang menimbulkan cedera pasien. Namun,tidak semua kegagalan medis disebabkan oleh malpraktek kedokteran. Contohnya adalah perjalanan penyakir seorang pasien yang semakin berat, reaksi tubuh yang tidak dapat diramalkan, komplikasi penyakit yang terjadi secara bersamaan. (World Medical Association, 1992)

Definisi Menurut HukumIstilah malpraktek hanya digunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam pelaksanaan suatu profesi; baik dibidang kedokteran maupun bidan hukum.Tindakan yang salah secara yuridis penal diartikan setelah melalui putusan pengadilan.Tindakan yang salah dimaksud sebagai tindakan yang dapat menumbuhkan kerugian baik nyawa, maupun harta benda.Jenis-jenis Malpraktek

Upaya pencegahan malpraktek dalam pelayanan kesehatanDengan adanya kecenderungan masyarakat untuk menggugat tenaga medis karena adanya malpraktek diharapkan tenaga dalam menjalankan tugasnya selalu bertindak hati-hati, yakni :Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning verbintenis) bukan perjanjian akan berhasil (resultaat verbintenis).Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan segala kebutuhannya.Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

2. Memahami dan Menjelaskan Alur Hukum bila Dokter Melakukan MalpraktekSeorang dokter atau dokter gigi yang menyimpang dari standar profesi dan melakukan kesalahan profesi belum tentu melakukan malpraktik medis yang dapat dipidana, malpraktik medis yang dipidana membutuhkan pembuktian adanya unsur culpa lata atau kalalaian berat dan pula berakibat fatal atau serius (Ameln, Fred, 1991).Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 359 KUHP, pasal 360, pasal 361 KUHP yang dibutuhkan pembuktian culpa lata dari dokter atau dokter gigi.

Dengan demikian untuk pembuktian malpraktik secara hukum pidana meliputi unsur :Telah menyimpang dari standar profesi kedokteran;Memenuhi unsur culpa lata atau kelalaian berat; danTindakan menimbulkan akibat serius, fatal dan melanggar pasal 359, pasal 360, KUHP.

Adapun unsur-unsur dari pasal 359 dan pasal 360 sebagai berikut :Adanya unsur kelalaian (culpa).Adanya wujud perbuatan tertentu .Adanya akibat luka berat atau matinya orang lain.Adanya hubungan kausal antara wujud perbuatan dengan akibat kematian orang lain itu.

MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN (MKEK)MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) adalah badan otonom IDI yang bertanggung jawab mengkoordinasi kegiatan internal organisasi dalam pengembangan kebijakan, pembinaan pelaksanaan dan pengawasan penerapan etika kedokteran.Dalam hal pengembangan dan pelaksaaan kebijakan yang bersifat nasional dan strategis, MKEK wajib mendapat persetujuan dalam forum Musyawarah Pimpinan Pusat.

Tugas dan wewenangMelaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua keputusan yang ditetapkan muktamar. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian dalam pelaksanaan etik kedokteran, termasuk perbuatan anggota yang melanggar kehormatan dan tradisi luhur kedokteran.Memperjuangkan agar etik kedokteran dapat ditegakkan di Indonesia.Memberikan usul dan saran diminta atau tidak diminta kepada pengurus besar, pengurus wilayah dan pengurus cabang, serta kepada Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia.Membina hubungan baik dengan majelis atau instansi yang berhubungan dengan etik profesi, baik pemerintah maupun organisasi profesi lain.Bertanggung jawab kepada muktamar, musyawarah wilayah dan musyawarah cabang.MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA (MKDKI)MKDKI adalah lembaga yang berwenang untuk :Menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. Menetapkan sanksi disiplin.

Sesuai dengan UU PRADOK NO.29 Tahun 2004 Pasal 55 ayat (1) yang berisi Menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktil kedokteran. Tugas MKDKI :menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan dan menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter atau dokter gigi.

Dalam melaksanakan tugas MKDKI mempunyai wewenang: menerima pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigimenetapkan jenis pengaduan pelanggaran disiplin atau pelanggaran etika atau bukan keduanyamemeriksa pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigimemutuskan ada tidaknya pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigimenentukan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigimelaksanakan keputusan MKDKImenyusun tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigimenyusun buku pedoman MKDKI dan MKDKI-Pmembina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas MKDKI-Pmembuat dan memberikan pertimbangan usulan pembentukan MKDKI-P kepada Konsil Kedokteran Indonesiamengadakan sosialisasi, penyuluhan, dan diseminasi tentang MKDKI dan dan MKDKI-P mencatat dan mendokumentasikan pengaduan, proses pemeriksaan, dan keputusan MKDKI.

3. Memahami dan Menjelaskan Inform ConcentDefinisiPersetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang dilakukan terhadap pasien tersebut.Bentuk Informed ConsentImplied Constructive Consent (Keadaan Biasa)Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat Darurat)Expressed Consent (Bisa Lisan/Tertulis Bersifat Khusus)

Tujuan Informed ConsentTujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan. Informed consent juga berarti mengambil keputusan bersama. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan sempurna apabila pasien telah menerima semua informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat mengambil keputusan yang tepat. Kekecualian dapat dibuat apabila informasi yang diberikan dapat menyebabkan guncangan psikis pada pasien.

Manfaat Informed ConsentInformed Consent bermanfaat untuk :Melindungi pasien terhadap segala tindakan medik yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien. Misalnya tindakan medik yang tidak perlu atau tanpa indikasi, penggunaan alat canggih dengan biaya tinggi dsbnya.Memberikan perlindungan hukum bagi dokter terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat negatif. Misalnya terhadap resiko pengobatan yang tidak dapat dihindari walaupun dokter telah bertindak seteliti mungkin.Skema Pelaksanaan Informed Consent

Aspek Hukum dan SanksiPasal 1320 KUHPerdata syarat syahnya persetujuanSepakat mereka yang mengikatkan diriKecakapan untuk berbuat suatu perikatanSuatu hal tertentuSuatu sebab yang halalPasal 1321 tiada sepakat yang syah apabila sepakat itu diberikan karena kehilafan atau diperlukan dengan paksaan atau penipuanKUHPidana pasal 351Penganiayaan dihukum dengan hukum penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan.Menjadikan luka berat hukum selama-lamanya 5 tahun (KUHP 20)Membuat orang mati hukum selam-lamanya 7 tahun (KUHP 338)

UU No. 23/1992 tentang kesehatan pasal 53Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinyaTenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasienHak pasien antara lain ; hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion).UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 45 ayat (1), (2), (3), (4), (5,) (6).Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuanPermenkes No. 585/1989 tentang persetujuan tindakan medis.Dokter melakukan tindakan medis tanpa informed consent dari pasien atau keluarganya saksi administratif berupa pencabutan surat ijin prakteknya.4. Memahami dan Menjelaskan Malpraktek dalam Syariah IslamMalpraktek adalah tindakan yang salah dalam pelaksanaan suatu profesi. Istilah ini bisa dipakai dalam berbagai bidang, namun lebih sering dipakai dalam dunia kedokteran dan kesehatan. Perlu diketahui bahwa kesalahan dokter atau profesional lain di dunia medis kadang berhubungan dengan etika/akhlak. Malpraktek juga kadang berhubungan dengan disiplin ilmu kedokteran.Bentuk-bentuk malpraktek:Tidak punya keahlian (jahil)Menyalahi prinsip-prinsip ilmiah (mukhalafatul ushul al-ilmiyyah)Ketidaksengajaan (khatha)Sengaja menimbulkan bahaya (itidd)

Pembuktian MalpraktekPengakuan pelaku malpraktek (iqrar)Kesaksian ( syahadah )Catatan medisBentuk tanggung jawab malpraktekJika tuduhan malpraktek telah dibuktikan, ada beberapa bentuk tanggung jawab yang dipikul pelakunya. Bentuk-bentuk tanggung-jawab tersebut adalah sebagai berikut:QishashDhaman(tanggung jawab materiil berupa ganti rugi atau diyat)Ta'zirberupa hukuman penjara, cambuk, atau yang lain.

DAFTAR PUSTAKAChadha,P.Vijay.1995.Ilmu Forensik dan Toksikologi.Jakarta:Widya Medika Indonesia. Hanafiah MJ, Amir Amri. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 3. Jakarta: EGC . 1998Buku Panduan HAM bagi Pasien dan Dokter untuk Mencegah Malpraktek, Diakses dari: http://www.balitbangham.go.id/index/images/judul_pdf/sipol/pengembangan/2008/malpraktek.pdfMalpraktek Dalam Kajian Hukum Pidana, Diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/20768/1/2380-ki-fh-98.pdfMalpraktek Medik, Diakses dari: http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Forensik/MALPRAKTEK%20MEDIK.pdfMalpraktek Menurut Syariat Islam, Diakses dari: http://almanhaj.or.id/content/2836/slash/0/malpraktek-menurut-syariat-islam/National Cancer Institute. A Guide to Understanding Informed Consent. Available at:wwww.cancer.gov/ClinicalTrials AbouZahr1, Carla & Boerma1,Ties. Health information systems: the foundations of public health in Bulletin of the World Health Organization August 2005, 83 (8)