SKENARIO 1

46
SKENARIO 1 KELOMPOK TUTOR 6 Anchilostomosis et Demam Berdarah Dengue Tutor Pembimbing: dr. Anggelia Puspasari Nama anggota : 1. SISKA MELIANA G1A112017 2. LUSI NOVIA ALISMA G1A112018 3. DIGA ANA RUSFI G1A112019 4. YOGA ZUNANDI PRATAMA G1A112057 5. VIDIA HIKMANA G1A112058 6. THOMAS GREDIO SAPUTRA G1A112060 7. ALVIN PRATAMA G1A112083

description

no capt

Transcript of SKENARIO 1

SKENARIO 1KELOMPOK TUTOR 6Anchilostomosis et Demam Berdarah Dengue

Tutor Pembimbing:dr. Anggelia Puspasari

Nama anggota:1. SISKA MELIANAG1A1120172. LUSI NOVIA ALISMAG1A1120183. DIGA ANA RUSFIG1A1120194. YOGA ZUNANDI PRATAMAG1A1120575. VIDIA HIKMANAG1A1120586. THOMAS GREDIO SAPUTRAG1A1120607. ALVIN PRATAMAG1A112083

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas JambiTahun Ajaran 2014-2015A. SKENARIO

An.B, 10 tahun, dibawa oleh ibunya ke tempat praktek dokter umum, dengan keluhan demam. Demam dikeluhkan sejak 3 hari yang lalu, naik turun, kadang kala disertai dengan menggigil. Menurut pengakuan sang ibu, An.B mulai lemas dan sering diam sejak 1 hari terakhir. Bebrapa minggu sebelumnya An.B tidak nafsu makan dan cenderung malas beraktifitas, perutnya buncit dan sering mengeluh gatal pada anusnya.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak lemah, kesdaran kompos mentis, TD:100/60 mmHg, nadi:100 kali/menit, nafas:25 kali/menit, temp:39,50C. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan, konjungtiva palpebra anemis +/+, THT dalam batas normal, typoid tangue (-), tampak ptechiae pada daerah dada, abdomen dan extremitas, pada pemeriksaan paru: terdapat suara vesikular normal pada kedua daerah paru, abdomen membuncit, shiffing dullnes (-) dan turgor kulit sedikit menurun dan tidak terdapat edema tungkai.Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb:8 gr/dl, Ht:30 %, Leu: 3.600/ul, Tr: 100.000/ul, urinalisa: prot (+), leu 1-2/lpb, eri: 2-3/lpb. Pada pemeriksaan fese didapatkan adanya cacing Ancylostomoma duodenale. Berat badan An.B 20 kg. Sebagai dokter di pelayanan primer, apa yang anda lakukan pada An.B ini?

B. Klarifikasi istilah:1. Demam: peningkatan suhu tubuh di atas normal yang di sebabkan oleh infeksi, rektal> 38 c, oral > 37,8, aksila> 37,2. 12. Gatal: sensasi kulit yang iritatif yang menimbulkan rangsanganuntuk menggaruk. 13. Compos mentis: kesadaran penuh baik terhadap dirinya dan lingkungan14. Tipoid tongue: lidah kotor dengan tepi kemerahan. 15. Ptechiae: bintik keunguan kecil pada permukaan tubuh seperti di kulit atau selaput lendir yang disebabkan oleh pendarahan kecil. 16. Shiffing dullness: suara pekak yang berpindah-pindah saat perkusi akibat adanya cairan bebas di rongga abdomen. 1

C. Identifikasi Masalah:1. Jelaskan mekanisme demam dan variasi demam? 2. Jelaskan makna klinis demam 3 hari yang lalu, naik turun dan disertai menggigil? 3. Jelaskan makna klinis demam, lemas dan sering diam 1 hari terakhir? 4. Jelaskan makna klinis an.B tidak nafsu makan dan cenderung malas beraktivitas, perut buncit dan sering mengeluh gatal pada anus sejak beberapa minggu sebelumnya dan apa penyebabnya? 5. Bagaimana interprestasi pemeriksaan fisik pada an.B disertai nilai atau keadaan normalnya?6. Bagaimana interprestasi pemeriksaan laboratorium pada an.B disertai nilai atau keadaan normalnya? 7. Jelaskan makna klinis terdapat cacing Ancylostoma duodenale pada feses?8. Jelaskan mengenai cacing Ancylostoma duodenale? 9. Bagaimana cara penegakan diagnosis pada an.B dan hitung status gizi berdasarkan bb/umur? 10. Sebutkan diferensial diagnosis pada keluhan an.B?a. Demam 3 hari yang lalu:b. Demam naik turun:c. Lemas dan sering diam sejak 1 hari terakhir:d. Perut buncit:e. Gatal pada anus:

11. Apa yang terjadi pada an.B? an.B mengalami infeksi anchilostomosis et demam berdarah dengue derajat II

I. Anchilostomosis12. Apa definisinya?13. Bagaimana epidemiologinya?14. Sebutkan etiologinya?15. Jelaskan pathogenesis dan patofisiologinya!16. Jelaskan manifestasi klinisnya!17. Jelaskan penatalaksanaan apa saja yang akan dilakukan (medika mentosa, non medikamentosa, edukasi)!18. Jelaskan apa saja yang harus di lakukan untuk pencegahan pada penyakit ini (individu dan massal)!19. Sebutkan komplikasi apa saja yang mungkin terjadi?20. bagaimana prognosis penyakit ini?

II. Demam berdarah dengue21. Apa definisinya?22. Bagaimana epidemiologinya?23. Sebutkan etiologinya?24. Jelaskan pathogenesis dan patofisiologinya!25. Jelaskan manifestasi klinisnya!26. Apa saja klasifikasinya?27. Jelaskan penatalaksanaan apa saja yang akan dilakukan (medika mentosa, non medikamentosa, edukasi)!28. Jelaskan apa saja yang harus di lakukan untuk pencegahan pada penyakit ini (individu dan massal)!29 . Sebutkan komplikasi apa saja yang mungkin terjadi?29. bagaimana prognosis penyakit ini?

D. KLARIFIKASI MASALAH1. Jelaskan mekanisme demam dan variasi demam?2Jawab: Suhu tubuh normal 36,5-37,20C. Suhu subnormal < 360C. Hiperpireksia >41,20C Hipotermi < 350CSuhu tubuh dapat di ukur melalui aksila, oral dan rektum dengan perbedaan selisih yang tidak terlalu jauh. Demam menunjukkan bahwa tubuh memproduksi antibodi dan proliferasi sel limfosit-T lebih banyak dari keadaan normal. Demam merupakan sistem pertahanan tubuh untuk infeksi dan peninggian sushu badan memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk pertahan tubuh.Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsan oleh pirogen eksogan yang berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah protein yang identik dengan interleukin-1. Di dalam hipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia.Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien merasa demam.Suhu tubuh dapat meningkat lagi bila aktivitas metabolisme meningkat karena penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.

Tipe demam: 2a. Demam septikSuhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari. Disertai keluhan menggigil dan berkeeringat. Bila demam tinggi kembali ke tingkat normal disebut demam hektik.b. Demam remitenSuhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu normal. Perbedaan suhu dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu pada demam septik c. Demam intermittenSuhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. (malaria) d. Demam kontinyuSuhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpieksia.e. Demam siklikKrnaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

2. Jelaskan makna klinis demam 3 hari yang lalu, naik turun dan disertai menggigil? 2, Jawab:Demam 3 hari menunjukkan serangan akut, naik turun bermakna demamnya bisa remitten ataupun intermiten karna tidak disebutkannya perubahan suhu. Namun, dari gejala lainnya lebih menunjukkan remitten. Menggigil merupakan kompensasi tubuh untuk menyamakan persepsi suhu tubuh pada hipotalamus dengan seluruh tubuh. 3. Jelaskan makna klinis demam, lemas dan sering diam 1 hari terakhir?Jawab: demam terjadi karena adanya perlawan anti bodi tubuh terhadap mikroorganisme asing yg masuk ke dalam tubuh menyebabkan pelepasan prostaglandin yang sehingga terjadi perubahan suhu tubuh,4 lemas bisa terjadi karena kekurangan suplai makanan akibat anak tersebut nafsu makannya berkurang dan juga adanya efek dari cacing Ancilostomiastoma duodenale yang memakan darah yang menyebabkan anemia yang berdampak lemas dan diam. 2.3

4. Jelaskan makna klinis an.B tidak nafsu makan dan cenderung malas beraktivitas, perut buncit dan sering mengeluh gatal pada anus sejak beberapa minggu sebelumnya dan apa penyebabnya? 5Jawab: makna klinis tidak nafsu makan karena adanya proses inflamasi berupa demam sehingga nafsu makan berkurang. Cenderung malas beraktivitas disebabkan oleh An. B kurang medapatkan nutrisi, hal ini dapat menyebabkan An. B lemas dan malas untuk beraktivitas karena tenaga nya yang menurun Perut buncit di sebabkan penumpukan cacing dlm jumlah banyak di dalam GI track yang menyebebkan pembengkakan, dimana kita ketahui juga bahwa DBD menyebabkan pembesaran hepar selain itu untuk perut buncit bisa di sebabkan karena cacing akan melepaskan gas apabila telah mencerna makanan ( nutrisi ) dalam GI track. Gatal pada anus disebabkan oleh cacing betina yang menempatkan ribuan telur setiap hari yang dikeluarkan ke tanah melalui tinja. Hal ini dapat merangsang ujung saraf mekanoreseptif dianus, kemudian impuls melalui serat C halus tak bermielin, sehingga akan timbul perasaan gatal dan sensasi gatal.

5. Bagaimana interprestasi pemeriksaan fisik pada an.B disertai nilai atau keadaan normalnya? 2. 5Jawab:NOPEMERIKSAANINTERPRESTASINILAI NORMAL

1LemahAnemia, kurangnya nutrisibersemangat

2Kesadaran compos mentisSadar penuh

3TD: 100/60 mmHgnormalBayi: 70-90/50 Anak: 80-100/60 Remaja: 90-110/66 Dewasa muda : 110-125/60-70Dewasa tua : 130-150/80-90

4Nadi: 100x/menittakikardiBayi : 120-130 x/mntAnak : 80-90 x/mntDewasa : 70-80 x/mntLansia : 60-70 x/mnt

5Nafas: 25x/menitnormalBayi : 30-40 x/mntAnak : 20-30 x/mntDewasa : 16-20 x/mntLansia : 14-16 x/mnt

6Tempratur: 39,50CfebrisNormal: 36,6oC - 37,2oCSub Febris : 37oC - 38oCFebris: 38oC - 40oCHiperpireksis: 40oC - 42oCHipotermi : Kurang dari 36oCHipertermi: Lebih dari 40oC

7Konjungtiva palpebra anemis +/+anemiaKonjungtiva palpebra berwarna kemerahan

8THT normal

9Typoid tangue (-)Normal, Menyingkirkan DD demam typhoid

10Ptechiae pada daerah dada, abdomen dan extremitas (+)Pendarahan perdarahan di subkutis yang ditandai dengan bercak bercak kecil merah, keadaan trombositopenia(-) ptechiae

11(+) suara vesikular pada kedua daerah paru

12Abdomen buncitAbdomen tidak buncit dan tidak kempis

13Shitting dullnes (-)Normal, Tidak terdapat asites

14Turgor kulit sedikit menurunKekurangan cairanElastis

15Edem tungkai (-)

6. Bagaimana interprestasi pemeriksaan laboratorium pada an.B disertai nilai atau keadaan normalnya? 5Jawab:NOPEMERIKSAANINTERPRESTASINILAI NORMAL

1Hb: 8 gr/dlAnemia berat Anemia ringan : 9,5-13 Anemia sedang: 8-9,5 Anemia berat: < 8

2Ht: 30 %Anemia defisiensi besi Anak 6 bl 5 th < 33% Anak 5 th 12 th 37,5 derajat celcius b. Ptekie, ekimosis, purpura c. Perdarahan mukosa d. Rumple Leed (+) e. Hepatomegali f. Splenomegali g. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi pleura dan asites. h. Hematemesis atau melena (PMK no 5 ttg panduan praktik klinis dokter di FASYANKES primer)

26. Jelaskan penatalaksanaan apa saja yang akan dilakukan ! 2.3.8.9Jawab:Penatalaksanaan

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syokAnak dirawat di rumah sakit Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare. Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan. Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang: Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat Kebutuhan cairan parenteral Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 2448 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan. Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok terkompensasi (compensated shock).Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secarra nasal. Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat secepatnya. Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi darah/komponen. Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada pemberian yang terlalu sedikit.

A. Penatalaksanaan DBD tanpa syokAnak dirawat dirumah sakit: Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup, susu untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal dan ibuprofen karena dapat memicu adanya pendarahan Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang Berikan hanya larutan isotonik dan seperti ringer laktat/asetat Kebutuhan cairan parenteral Berat badan 40 kg : 3 ml/kgBB/jam

Pantau tanda vital dan diuresis tiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24-48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok kompensasi (compensated shock)

B. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue dengan Syok Perlakuan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4L/menit secara nasal Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetat secepatnya Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi oemberian kristaloid 20 ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/jam Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 20ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematorkrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi, berikan transfusi darah/komponen. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak kematian terjadi karena pemberian cairan terlalu banyak daripada pemberian yang trelalu sedikit.

C. Tatalaksana Komplikasi PendarahanJika terjadi pendarahan berat, segera beri darah bila mungkin. Bila tidak, beri koloid dan segera rujuk..

D. Penanganan Kelebihan CairanKelebihan cairan merupakan komplikasi penting dalam penanganan syook. Hal ini terjadi karena : Kelebihan dan/atau pemberian cairan yang terlalu cepat Penggunaan jenis cairan yang hipotonik Pemberian cairan intravena yang terlalu lama Pemberian cairan intravena yang jumlahnya terlalu banyak dengan kebocoran hebat

Tanda awal : Napas cepat Tarikan dinding dada ke dalam Efusi pleura yang luas Asites Edema periorbital atau jaringan lunak

Tanda lanjut kelebihan cairan yang berat : Edema paru Sianosis Syok ireversibel

Tatalaksana kelebihan cairan berbeda tergantung pada keadaan apakah klinis masih menunjukkan syok atau tidak: Anak yang masih syok dan menunjukkan tanda kelebihan cairan yang berat sangat sulit utuk ditangani dan berada pada risiko kematian yang tinggi, rujuk segera Jiika syok sudah pulih namun anak masih sukar bernafas atau bernafas cepat dan mengalami efusi luas, berikan obat minum atau furosemid intravena 1mg/kgBB/dosis sejali atau dua kali sehari selama 24 jam dan terapi oksigen Jika syok sudah pulih dan anak stabil, hentikan pemberian cairan intravena dan jaga anak agar tetap istirahat ditempat tidur selama 24-48 jam. Kelebihan cairan akan diserap kembali dan hilang melalui diuresis

Indikasi Pasien Rawat : Penderita tersangka demam berdarah derajat 1 dengan panas 3 hari atau lebih sangat dianjurkan untuk dirawat Tersangka demam berdarah derajat 1 disertai hiperpireksia atau tidak mau makan atau muntah-muntah atau kejang-kejang atau hematokrit cenderung meningkat dan trombosit cenderung turun harus dirawat. Penderita demam berdarah derajat 1 pada follow up berikutnya ditemukan status mental berubah, nadi menjadi cepat dan kecil, kaki tangan dingin, tekanan darah menurun, oliguria harus dirawat (adanya tanda-tanda syok) Segala bentuk manifestasi pendarahan Sangat lemah sehingga asupan oral tidak adekuat Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari ketika penurunan suhu Jumlah trombosit >100.000/l dan atau ada kecenderungan penurunan trombosit diikuti kenaikan hematokrit 10-20% atau lebih Nyeri abdomen akut hebat Bukti adanya kebocoran plasma (efusi pleura, asites, dll) Seluruh derajat 2, 3, 4 Tempat tinggal yang jauh dari RS

Indikasi Pasien Pulang : Keadaan umum baik dan masa akritis telah berlalu atau .7 hari sejak panas. Keadaan umum baik ditandai dengan : Nafsu makan membaik Keadaan klinis penderita membaik Tidak demam paling sedikit 24 jam tanpa antipiretik Tidak dijumpai distress pernapasan minimal syok teratasi Trobosit .50.000 mm3Tatalaksana Untuk An.B : Untuk DHF Berdasarkan diagnosis An.B dilakukan tatalaksana DHF stadium II tanpa syok sesuai dengan *bagan 3 An.B memenuhi indikasi rawat inap yaitu DHF stadium 2 (demam tingi, mendadak terus menerus < 7 hari tidak disertai infeksi saluran nafas bagian atas, badan lemah dan lesu. lemas sehingga asupan oral tidak adekuat.

Terapi cairan

Pemberian cairan awal RL/Nacl 0,9% pada An.B 6-7ml/kg jam (BB:20kg) Memantau tanda vital, nilai hematokrit dan trombosit setiap 6 jam Ada tidaknya perbaikan,jika ada perbaikan pada An.B (tidak gelisah,nadi kuat,diuresis cukup,Ht turun pada 2x pemeriksaan) maka tetesan diturunkan 5 ml/kg BB/jam dan dihentikan pada 24-48 jam. Jika tidak ada perbaikan (anak gelisah, nafas cepat,frekuensi nadi meningkat,diuresis kurang,peningkatan hematokrit) tetesan dinaikkan menjadi 10 ml/kgBB/jam.setelah 12 jam belum terjadi perbaikan klinis,cairan dinaikan menjadi 15 ml/kgBB/jam. Apabila distres pernafasan lebih berat maka berikan cairan koloid 10-20 ml/kgBB/jam, namun bila Ht turun memberikan transfusi darah segar 10 ml/kgBB/jam.

Nutrisi`

Selain pemberian intravena anak juga diberikan minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup, susu, sebagai tambahan.

Medikamentosa

Pemberian Antipiretik Asetaminopen dosis 10 mg/kgBB . Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.

Edukasi Perlindungan perorangan Untuk AnkilostomiasisNon medikamentosa Memakai alas kaki ketika berjalan Perbaikan gizi pada penderita yang terinfeksiMedika Mentosa Pirantel pamoat 10 mg/kg (maksimal 1 gr) dosis tunggal Mebendazol 100 mg dua kali sehari selama 3 hari Albendazol dengan dosis oral tunggal 400 mg Piperazin 25 mg/kgBB, maksimum dosis pada dewasa 3,5gr Nitazoksanid 2x500 mg untuk dewasa

Edukasi

Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi/lingkungan. Mencegah terjadinya kontak dengan larva27. Jelaskan apa saja yang harus di lakukan untuk pencegahan pada penyakit ini ! 2.3.8Jawab:1. PemberantasanPemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara; Menguras, menutup, mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.

2. Fogging atau pengasapanFoging dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, 2 penderita positif atau lebih, ditemukan 3 penderita demam dalam radius 100 m dari tempat tinggal penderita DBD Positif atau ada 1 penderita DBD meninggal

3. AbatisasiYaitu dengan menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau tempat penampungan air.

4. Sistem kewaspadaan diniLaporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke Puskesmas di wilayah penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi.

28. Sebutkan komplikasi apa saja yang mungkin terjadi? 2.3.8Jawab: Infeksi primer pada demam dengue dan penyakit mirip dengue biasanya ringan dan dapat sembuh sendirinya. Kehilangan cairan dan elektrolit, hiperpireksia, dan kejang demam adalah komplikasi paling sering pada bayi dan anak-anak. Epistaksis, petekie, dan lesi purpura tidak umum tetapi dapat terjadi pada derajat manapun. Keluarnya darah dari epistaksis, muntah atau keluar dari rektum, dapat memberi kesan keliru perdarahan gastrointestinal. fase febril, astenia berkepanjangan, depresi mental, bradikardia, dan ekstrasistol ventrikular dapat terjadi. Komplikasi akibat pelayanan yang tidak baik selama rawatan inap juga dapat terjadi berupa kelebihan cairan (fluid overload), hiperglikemia dan hipoglikemia, ketidak seimbangan elektrolit dan asam-basa, infeksi nosokomial, serta praktik klinis yang buruk.

29. bagaimana prognosis penyakit ini? 2.3.8Jawab: Pada DBD, kematian telah terjadi pada 40-50% pasien dengan syok, tetapi dengan penanganan intensif yang adekuat kematian dapat ditekan