Sken 1
-
Upload
juzt-zhara -
Category
Documents
-
view
73 -
download
2
description
Transcript of Sken 1
RESUME
SKENARIO 1
MASALAH KESEHATAN
OLEH KELOMPOK C
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
Nuriayu Primita S
Pritta Taradipa
RR Lidia Imaniar
Anjani Putri R
Vidya Muqsita
Raditya Bagus E
Meita Astuti
Vony Safitri Y
112010101032
112010101033
112010101034
112010101035
112010101036
112010101037
112010101038
112010101039
Fauziah Damayanti
Imanniar Galuh P
Dyah Putri H
Mukhammad Harfat K
Izaratul Haque
Vincentius Baskhara S
112010101040
112010101041
112010101042
112010101043
112010101045
112010101046
SKENARIO 1
MASALAH KESEHATAN
Dokter Sule dokter baru lulusan FK OVJ merasa tergerak hatinya untuk
mengabdikan ilmu yang baru didapatnya setelah menerima surat penempatan di Pkm
Sember Baru Beliau berpikir keras menentukan masalah ndash masalah kesehatan di
daerah pegunungan tersebut yang perlu diselesaikan
Suatu hari beliau bejalan - jalan untuk melihat kondisi Pkm yang baru
ditempati Didinding beberapa ruang terpamapang berbagai data menganai
karakteristik demografi wilayah kerjanya meliputi jumlah penduduk luas wilayah
pembagian wilayah dll Disana juga terdapat keterangan mengenai macam-macam
penyakit yang terdiaknosis di PKM prevalensi serta insidensi penyakit seperti diare
Infeksi Saluran Pernafasan Akut hipertensi dll dalam 1 tahun Ada juga data
mengenai angka kelahiran angka kematian junlah kematian ibu melahirkan dan case
fatatility rate Data-data tersebut dapat digunakan untuk mementukan masalah
kesehatan yang sedang berkembang diwilayah kerjanya menentukan prioritas
menentukan faktor risiko hubungan sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai
masalah kesehatan lainnya Dalam hati beliau bertaka ldquodokter sebelumku sudah
cukup detail tapi kenapa masalah pengelolaaan obat tidak tercantum sama sekali rdquo
I KLARIFIKASI ISTILAH
a Shock
- Gangguan keseimbangan fisik mental yang timbul mendadak keadaan gangguan
metabolic dan hemodinamik yang sangat berat yang ditandai dengan kegagalan
system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi organ vital yang adekuat (Kamus
Dorland)
- Keadaan kesehatan yang mengancam jiwa ditandai dengan ketidakmampuan tubuh
menyediakan oksigen untuk mencukupi kebutuhan jaringan (Internet)
b Obesitas Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai
akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh disebut juga adiposity adiposis corpulensy dan
pimelosis (Kamus Dorland)
c Fogging Cara membunuh nyamuk dewasa vektor penyakit dengan pengasapan
menggunakan pestisida (Dinkes)
d KEP ( Kekurangan Energi Protein)
- Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi AKG) Angka Kecukupan Gizi
(Suparisa 2000)
- Penyakit dengan kausa multifaktorial seperti penyerapan protein terganggu pada
waktu diare kronik kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis) infeksi
pendarahan luka bakar gagal mensintesis protein pada keadaan penyakit hati kronik
faktor ekonomi pendidikan sanitasi maupun pelayanan kesehetan (Sediaoetomo
1999)
e Wabah
- Letusan suatu jenis penyakit (jurnal drHR Widodo Talogo MPH)
- Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU No 4 tahun
1984)
f RS tipe B Rumah sakit yang mapu memberikan pellayanan kedokteran spesialis luas dan
subspesialis terbatas dan merupakan rumah sakit rujukan tipe C (Pengantar Buku
Administrasi Kesehatan)
g Pusling (Puskesmas Keliling) Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan bermotorroda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga medis dari puskesmas (Pengantar Buku Administrasi
Kesehatan)
h Posyandu
- Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan KB
yang dikelola oleh masyarakat diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang
kesehatan dan KB dimana anggotanya berasala dari PKK tokoh masyarakat dan
pemudi (jurnal drZukifli MSi)
- Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak
terjangkau oleh RS atau klinik (wwwwikipediacom)
- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)
i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)
j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah
trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang
sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)
(Kamus Dorland)
k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl
waktu yg Iebih singkat
l Rujukan
II MENETAPKAN MASALAH
1 Epedemiologi
11 Deinisi
12 Macam
13 Macam menurut perkembangan
14 Tujuan
15 Ruang Lingkup
16 Penerapan
17 Fungsi dan Manfaat
18 Batasan
19 Konsep sehat dan sakit
2 Analisis Data Kesehatan
21 Sumber Data
22 Penemuan Masalah Kesehatan
3 Masalah Kesehatan
31 Permasalanhan Umum Kesehatan
32 Penanggulangan Masalah Kesehatan
33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia
4 Indikator
41 Definisi
42 Persyaratan
43 Jenis
44 Klarifikasi
5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan
6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan
7 Menejemen Puskesmas
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju
9 Manajemen Pengelolaan Obat
1 EPIDEMIOLOGI
11 Definisi
Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari
bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)
(Azwar 199910)
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Azwar 199910)
Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor
penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development
(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai
penduduk (epidemi) (Bustan 20062)
Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu
yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo
Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari
beberapa aspek
1 Akademik
Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi
untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan
yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat
2 Praktis
Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum
3 Klinis
Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi
melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau
timbulnya penyakit baru
4 Administratif
Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar
dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
12 Macam
1 Epidemiologi Deskriptif
o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-
faktor penyebab
o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah
kesehatan
2 Epidemiologi Analitik
o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi
penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan
o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan
Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan
Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi
Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu
masalah kesehatan
Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan
suatu masalah kesehatan
Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan
timbul di masyarakat (Why)
( Who Where When)
Pengumpulan pengolahan
penyaji-an dan interpretasi
data hanya pada satu
kelompok masyarakat saja
Tidak bermaksud
membuktikan suatu hipotesa
Pengumpulan pengolahan
penyajian dan intepretasi data
dilakukan pada dua kelompok
masyarakat
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
3 Epidemiologi Eksperimental
o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi
pada suatu masalah kesehatan
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling
berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman
pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa
pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya
disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya
13 Macam Menurut sejarah perkembangan
1 Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit
menurut konsep epidemiologi klasik
2 Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan
pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit
tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas
klinik)
14 Tujuan
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
SKENARIO 1
MASALAH KESEHATAN
Dokter Sule dokter baru lulusan FK OVJ merasa tergerak hatinya untuk
mengabdikan ilmu yang baru didapatnya setelah menerima surat penempatan di Pkm
Sember Baru Beliau berpikir keras menentukan masalah ndash masalah kesehatan di
daerah pegunungan tersebut yang perlu diselesaikan
Suatu hari beliau bejalan - jalan untuk melihat kondisi Pkm yang baru
ditempati Didinding beberapa ruang terpamapang berbagai data menganai
karakteristik demografi wilayah kerjanya meliputi jumlah penduduk luas wilayah
pembagian wilayah dll Disana juga terdapat keterangan mengenai macam-macam
penyakit yang terdiaknosis di PKM prevalensi serta insidensi penyakit seperti diare
Infeksi Saluran Pernafasan Akut hipertensi dll dalam 1 tahun Ada juga data
mengenai angka kelahiran angka kematian junlah kematian ibu melahirkan dan case
fatatility rate Data-data tersebut dapat digunakan untuk mementukan masalah
kesehatan yang sedang berkembang diwilayah kerjanya menentukan prioritas
menentukan faktor risiko hubungan sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai
masalah kesehatan lainnya Dalam hati beliau bertaka ldquodokter sebelumku sudah
cukup detail tapi kenapa masalah pengelolaaan obat tidak tercantum sama sekali rdquo
I KLARIFIKASI ISTILAH
a Shock
- Gangguan keseimbangan fisik mental yang timbul mendadak keadaan gangguan
metabolic dan hemodinamik yang sangat berat yang ditandai dengan kegagalan
system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi organ vital yang adekuat (Kamus
Dorland)
- Keadaan kesehatan yang mengancam jiwa ditandai dengan ketidakmampuan tubuh
menyediakan oksigen untuk mencukupi kebutuhan jaringan (Internet)
b Obesitas Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai
akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh disebut juga adiposity adiposis corpulensy dan
pimelosis (Kamus Dorland)
c Fogging Cara membunuh nyamuk dewasa vektor penyakit dengan pengasapan
menggunakan pestisida (Dinkes)
d KEP ( Kekurangan Energi Protein)
- Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi AKG) Angka Kecukupan Gizi
(Suparisa 2000)
- Penyakit dengan kausa multifaktorial seperti penyerapan protein terganggu pada
waktu diare kronik kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis) infeksi
pendarahan luka bakar gagal mensintesis protein pada keadaan penyakit hati kronik
faktor ekonomi pendidikan sanitasi maupun pelayanan kesehetan (Sediaoetomo
1999)
e Wabah
- Letusan suatu jenis penyakit (jurnal drHR Widodo Talogo MPH)
- Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU No 4 tahun
1984)
f RS tipe B Rumah sakit yang mapu memberikan pellayanan kedokteran spesialis luas dan
subspesialis terbatas dan merupakan rumah sakit rujukan tipe C (Pengantar Buku
Administrasi Kesehatan)
g Pusling (Puskesmas Keliling) Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan bermotorroda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga medis dari puskesmas (Pengantar Buku Administrasi
Kesehatan)
h Posyandu
- Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan KB
yang dikelola oleh masyarakat diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang
kesehatan dan KB dimana anggotanya berasala dari PKK tokoh masyarakat dan
pemudi (jurnal drZukifli MSi)
- Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak
terjangkau oleh RS atau klinik (wwwwikipediacom)
- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)
i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)
j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah
trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang
sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)
(Kamus Dorland)
k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl
waktu yg Iebih singkat
l Rujukan
II MENETAPKAN MASALAH
1 Epedemiologi
11 Deinisi
12 Macam
13 Macam menurut perkembangan
14 Tujuan
15 Ruang Lingkup
16 Penerapan
17 Fungsi dan Manfaat
18 Batasan
19 Konsep sehat dan sakit
2 Analisis Data Kesehatan
21 Sumber Data
22 Penemuan Masalah Kesehatan
3 Masalah Kesehatan
31 Permasalanhan Umum Kesehatan
32 Penanggulangan Masalah Kesehatan
33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia
4 Indikator
41 Definisi
42 Persyaratan
43 Jenis
44 Klarifikasi
5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan
6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan
7 Menejemen Puskesmas
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju
9 Manajemen Pengelolaan Obat
1 EPIDEMIOLOGI
11 Definisi
Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari
bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)
(Azwar 199910)
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Azwar 199910)
Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor
penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development
(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai
penduduk (epidemi) (Bustan 20062)
Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu
yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo
Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari
beberapa aspek
1 Akademik
Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi
untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan
yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat
2 Praktis
Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum
3 Klinis
Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi
melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau
timbulnya penyakit baru
4 Administratif
Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar
dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
12 Macam
1 Epidemiologi Deskriptif
o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-
faktor penyebab
o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah
kesehatan
2 Epidemiologi Analitik
o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi
penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan
o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan
Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan
Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi
Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu
masalah kesehatan
Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan
suatu masalah kesehatan
Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan
timbul di masyarakat (Why)
( Who Where When)
Pengumpulan pengolahan
penyaji-an dan interpretasi
data hanya pada satu
kelompok masyarakat saja
Tidak bermaksud
membuktikan suatu hipotesa
Pengumpulan pengolahan
penyajian dan intepretasi data
dilakukan pada dua kelompok
masyarakat
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
3 Epidemiologi Eksperimental
o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi
pada suatu masalah kesehatan
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling
berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman
pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa
pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya
disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya
13 Macam Menurut sejarah perkembangan
1 Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit
menurut konsep epidemiologi klasik
2 Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan
pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit
tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas
klinik)
14 Tujuan
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
b Obesitas Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai
akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh disebut juga adiposity adiposis corpulensy dan
pimelosis (Kamus Dorland)
c Fogging Cara membunuh nyamuk dewasa vektor penyakit dengan pengasapan
menggunakan pestisida (Dinkes)
d KEP ( Kekurangan Energi Protein)
- Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi AKG) Angka Kecukupan Gizi
(Suparisa 2000)
- Penyakit dengan kausa multifaktorial seperti penyerapan protein terganggu pada
waktu diare kronik kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis) infeksi
pendarahan luka bakar gagal mensintesis protein pada keadaan penyakit hati kronik
faktor ekonomi pendidikan sanitasi maupun pelayanan kesehetan (Sediaoetomo
1999)
e Wabah
- Letusan suatu jenis penyakit (jurnal drHR Widodo Talogo MPH)
- Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU No 4 tahun
1984)
f RS tipe B Rumah sakit yang mapu memberikan pellayanan kedokteran spesialis luas dan
subspesialis terbatas dan merupakan rumah sakit rujukan tipe C (Pengantar Buku
Administrasi Kesehatan)
g Pusling (Puskesmas Keliling) Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan bermotorroda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga medis dari puskesmas (Pengantar Buku Administrasi
Kesehatan)
h Posyandu
- Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan KB
yang dikelola oleh masyarakat diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang
kesehatan dan KB dimana anggotanya berasala dari PKK tokoh masyarakat dan
pemudi (jurnal drZukifli MSi)
- Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak
terjangkau oleh RS atau klinik (wwwwikipediacom)
- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)
i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)
j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah
trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang
sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)
(Kamus Dorland)
k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl
waktu yg Iebih singkat
l Rujukan
II MENETAPKAN MASALAH
1 Epedemiologi
11 Deinisi
12 Macam
13 Macam menurut perkembangan
14 Tujuan
15 Ruang Lingkup
16 Penerapan
17 Fungsi dan Manfaat
18 Batasan
19 Konsep sehat dan sakit
2 Analisis Data Kesehatan
21 Sumber Data
22 Penemuan Masalah Kesehatan
3 Masalah Kesehatan
31 Permasalanhan Umum Kesehatan
32 Penanggulangan Masalah Kesehatan
33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia
4 Indikator
41 Definisi
42 Persyaratan
43 Jenis
44 Klarifikasi
5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan
6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan
7 Menejemen Puskesmas
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju
9 Manajemen Pengelolaan Obat
1 EPIDEMIOLOGI
11 Definisi
Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari
bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)
(Azwar 199910)
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Azwar 199910)
Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor
penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development
(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai
penduduk (epidemi) (Bustan 20062)
Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu
yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo
Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari
beberapa aspek
1 Akademik
Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi
untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan
yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat
2 Praktis
Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum
3 Klinis
Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi
melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau
timbulnya penyakit baru
4 Administratif
Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar
dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
12 Macam
1 Epidemiologi Deskriptif
o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-
faktor penyebab
o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah
kesehatan
2 Epidemiologi Analitik
o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi
penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan
o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan
Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan
Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi
Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu
masalah kesehatan
Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan
suatu masalah kesehatan
Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan
timbul di masyarakat (Why)
( Who Where When)
Pengumpulan pengolahan
penyaji-an dan interpretasi
data hanya pada satu
kelompok masyarakat saja
Tidak bermaksud
membuktikan suatu hipotesa
Pengumpulan pengolahan
penyajian dan intepretasi data
dilakukan pada dua kelompok
masyarakat
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
3 Epidemiologi Eksperimental
o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi
pada suatu masalah kesehatan
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling
berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman
pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa
pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya
disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya
13 Macam Menurut sejarah perkembangan
1 Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit
menurut konsep epidemiologi klasik
2 Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan
pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit
tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas
klinik)
14 Tujuan
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)
i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)
j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah
trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang
sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)
(Kamus Dorland)
k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl
waktu yg Iebih singkat
l Rujukan
II MENETAPKAN MASALAH
1 Epedemiologi
11 Deinisi
12 Macam
13 Macam menurut perkembangan
14 Tujuan
15 Ruang Lingkup
16 Penerapan
17 Fungsi dan Manfaat
18 Batasan
19 Konsep sehat dan sakit
2 Analisis Data Kesehatan
21 Sumber Data
22 Penemuan Masalah Kesehatan
3 Masalah Kesehatan
31 Permasalanhan Umum Kesehatan
32 Penanggulangan Masalah Kesehatan
33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia
4 Indikator
41 Definisi
42 Persyaratan
43 Jenis
44 Klarifikasi
5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan
6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan
7 Menejemen Puskesmas
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju
9 Manajemen Pengelolaan Obat
1 EPIDEMIOLOGI
11 Definisi
Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari
bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)
(Azwar 199910)
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Azwar 199910)
Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor
penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development
(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai
penduduk (epidemi) (Bustan 20062)
Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu
yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo
Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari
beberapa aspek
1 Akademik
Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi
untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan
yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat
2 Praktis
Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum
3 Klinis
Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi
melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau
timbulnya penyakit baru
4 Administratif
Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar
dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
12 Macam
1 Epidemiologi Deskriptif
o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-
faktor penyebab
o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah
kesehatan
2 Epidemiologi Analitik
o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi
penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan
o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan
Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan
Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi
Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu
masalah kesehatan
Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan
suatu masalah kesehatan
Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan
timbul di masyarakat (Why)
( Who Where When)
Pengumpulan pengolahan
penyaji-an dan interpretasi
data hanya pada satu
kelompok masyarakat saja
Tidak bermaksud
membuktikan suatu hipotesa
Pengumpulan pengolahan
penyajian dan intepretasi data
dilakukan pada dua kelompok
masyarakat
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
3 Epidemiologi Eksperimental
o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi
pada suatu masalah kesehatan
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling
berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman
pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa
pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya
disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya
13 Macam Menurut sejarah perkembangan
1 Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit
menurut konsep epidemiologi klasik
2 Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan
pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit
tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas
klinik)
14 Tujuan
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
43 Jenis
44 Klarifikasi
5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan
6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan
7 Menejemen Puskesmas
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju
9 Manajemen Pengelolaan Obat
1 EPIDEMIOLOGI
11 Definisi
Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari
bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)
(Azwar 199910)
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Azwar 199910)
Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor
penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development
(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai
penduduk (epidemi) (Bustan 20062)
Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu
yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo
Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari
beberapa aspek
1 Akademik
Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi
untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan
yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat
2 Praktis
Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum
3 Klinis
Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi
melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau
timbulnya penyakit baru
4 Administratif
Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar
dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
12 Macam
1 Epidemiologi Deskriptif
o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-
faktor penyebab
o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah
kesehatan
2 Epidemiologi Analitik
o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi
penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan
o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan
Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan
Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi
Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu
masalah kesehatan
Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan
suatu masalah kesehatan
Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan
timbul di masyarakat (Why)
( Who Where When)
Pengumpulan pengolahan
penyaji-an dan interpretasi
data hanya pada satu
kelompok masyarakat saja
Tidak bermaksud
membuktikan suatu hipotesa
Pengumpulan pengolahan
penyajian dan intepretasi data
dilakukan pada dua kelompok
masyarakat
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
3 Epidemiologi Eksperimental
o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi
pada suatu masalah kesehatan
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling
berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman
pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa
pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya
disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya
13 Macam Menurut sejarah perkembangan
1 Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit
menurut konsep epidemiologi klasik
2 Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan
pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit
tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas
klinik)
14 Tujuan
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi
melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau
timbulnya penyakit baru
4 Administratif
Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar
dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
12 Macam
1 Epidemiologi Deskriptif
o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-
faktor penyebab
o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah
kesehatan
2 Epidemiologi Analitik
o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi
penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan
o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan
Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan
Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi
Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu
masalah kesehatan
Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik
Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan
suatu masalah kesehatan
Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan
timbul di masyarakat (Why)
( Who Where When)
Pengumpulan pengolahan
penyaji-an dan interpretasi
data hanya pada satu
kelompok masyarakat saja
Tidak bermaksud
membuktikan suatu hipotesa
Pengumpulan pengolahan
penyajian dan intepretasi data
dilakukan pada dua kelompok
masyarakat
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
3 Epidemiologi Eksperimental
o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi
pada suatu masalah kesehatan
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling
berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman
pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa
pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya
disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya
13 Macam Menurut sejarah perkembangan
1 Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit
menurut konsep epidemiologi klasik
2 Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan
pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit
tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas
klinik)
14 Tujuan
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
( Who Where When)
Pengumpulan pengolahan
penyaji-an dan interpretasi
data hanya pada satu
kelompok masyarakat saja
Tidak bermaksud
membuktikan suatu hipotesa
Pengumpulan pengolahan
penyajian dan intepretasi data
dilakukan pada dua kelompok
masyarakat
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesa
3 Epidemiologi Eksperimental
o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi
pada suatu masalah kesehatan
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling
berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman
pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa
pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya
disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya
13 Macam Menurut sejarah perkembangan
1 Epidemiologi klasik
Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit
menurut konsep epidemiologi klasik
2 Epidemiologi modern
Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan
pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit
tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas
klinik)
14 Tujuan
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk
menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh
identifikasi penyakit tersebut
Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah
memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan
epidemiologi
1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit
atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku
2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku
dan ilmu biomedis terbaru
3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi
15 Ruang Lingkup
Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah
1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia
3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam
masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E
1 Etiologi
2 Efikasi
3 Efektivitas
4 Efisiensi
5 Evaluasi
6 Edukasi
16 Penerapan
Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan
program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola
penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik
17 Fungsi dan Manfaat
Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6
Mempelajari riwayat penyakit
Diagnosis masyarakat
Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap
kelompok maupun populasi
Pengkajian evaluasi dan penelitian
Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)
Identifikasi sindrom
Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Azwar Pengantar epidemiologi (199918)
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan
a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam
waktu singkat
b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu
singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah
c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam
waktu yang lama
d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah
menurut perubahan waktu
Fungsi dan manfaat lainnya antara lain
Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu
kesehatan pada kelompok penduduk
Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit
Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi
local atau umum
18 Batasan
Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006
1 Mencakup semua penyakit
infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan
pelayanan kesehatan
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
2 Populasi
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka
epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok
3 Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social
19 Konsep Sehat dan Sakit
Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit
Konsep Sakit Konsep Sehat
Orientasi pelayanan adalah simple medical
oriented
Orientasi pelayanan adalah comprehensive
public health oriented
Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh
sakit
Melakukan berbagai upaya yang bersifat
peningkatan selagi belum jatuh sakit
(promotive)
Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif
atau klinis
Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-
upaya preventif dan promotif
Strategi pelayanan menekankan pada
pelayanan rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap
Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit
yaitu melalui comprehensive public health
dengan pendekatan ekologi dan
epidemiologi
2 ANALISIS DATA KESEHATAN
21 Sumber Data
Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan
dapat berupa data primer dan sekunder
a Sumber Data Primer
Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai
pengobatan)
Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Absensi (sekolah industri perusahaan)
Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report
Populatian and vital Statistics report)
b Sumber Data Sekunder
Survei epidemiologi
Pengamatan epidemiologi
Penyaringan
Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan
dapat diperoleh dari
Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Catatan dan laporan masah penyakit
Catatan dan laporan instansi khusus
Hasil survei
Hasil sensus penduduk
22 Penemuan Masalah Kesehatan
Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi
deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang
tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara
lain
1 Sensus
Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama
dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan
melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah
kesehatan yang dimiliki tidak memadai
Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar
2 Survai Khusus
Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana
dan waktu yang lebih sedikit
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit
Secara umum dapat dibedakan 2 macam
a Survai insiden penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru
- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan
masih dalam batas daya ingat seseorang
- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh
karena kasus-kasus lama tidak tercatat
b Survai prevalen penyakit
- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus
baru dan kasus lama)
- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat
- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang
telah lama terjadi
3 Penjaringan kasus Screening
Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau
survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk
masalah kesehatan tertentu saja
4 Pencarian kasus (Case Finding)
- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah
- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari
ada tidaknya penderita baru di masyarakat
- Ada 2 macam
a Pencarian kasus aktif (active case finding)
Cara kerja = screening
Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang
dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang
dicurigai terkena penyakit
Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah
Ada 2 macam
a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita
tersebut sakit
a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)
untuk mencari kasus baru
Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit
b Pencarian kasus pasif (passive case finding)
Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang
berobat ke satu fasilitas kesehatan saja
5 Survailen (Surveillance)
Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus
Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah
Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi
Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah
belum berhenti
Ada 2 macam
a Survailen aktif (active surveillence)
Pengamatan kasus langsung ke lapangan
b Survailen pasif (passive surveillence)
Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja
3 MASALAH KESEHATAN
32 Permasalahhan Umum Kesehatan
Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi
Beban ganda penyakit
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin
33 Penanggulangan Masalah Kesehatan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi
utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di
Indonesia
1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
- seluruh desa menjadi desa siaga
- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
- seluruh keluarga sadar gizi
2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari
penyakit
- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya
- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi
standar mutu
3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan
- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk
kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan
tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan
- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi
kesehatan
- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin
33 Masalah Kesehatan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo
Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini
telah mengalami transisi epidemiologi
Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan
terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu
Triple Burden terdiri dari
- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC
- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi
- New emerging dan Re-emerging disease
Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung
Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor
4 Indikator
41 Definisi Indikator
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator
Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut
a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO
1981)
b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau
kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi
status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)
c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif
dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
Serikat 1969)
d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengukur perubahan (Green 1992)
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya
insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat
42 Persyaratan indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan
dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu
Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi
sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan indikator adalah
a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat
mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya
b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya
Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat
dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan
pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya
c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang
ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini
berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi
yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
untuk pengambilan keputusan tertentu
d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang
ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar
dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data
yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu
e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan
dilakukan
43 Jenis indikator
Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit
tiga jenis indikator yaitu
a indikator berbentuk absolut
Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang
saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk
sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas
b indikator berbentuk proporsi dan
Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya
dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari
penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap
seluruh Puskesmas yang ada
c indikator berbentuk angka atau rasio
Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari
suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam
bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau
rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit
karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas
atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode
tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari
pembagian jumlah kasus malaria anak balita
44 Klasifikasi Indikator
Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat
maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
berikut
a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang
paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang
dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator
status gizi
b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga
pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan
lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta
indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator
pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-
indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-
sektor terkait
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur
atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas
A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN
MORBIDITAS )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS
MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu
populasi
MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat
atau kelompok yang beresiko
Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi
dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut
Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
1INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang
1048729 Data tentang jumlah penderita baru
1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru( Population at Risk )
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu
a Incidence Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Rumus yang dipergunakan
Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK
Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100 1000 permil)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun
yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya
adalah
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
bull (P1 + P2) atau
bull P1 + frac12(P2 ndash P1)
Manfaat Incidence Rate adalah
1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan
b Attack Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama
Manfaat Attack Rate adalah
1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit
1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut
1048729 Rumus yang digunakan
Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK
Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama
c Secondary Attack Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama
1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )
1048729 Rumus yang digunakan
SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK
(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )
2 PREVALENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka
Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk
yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk
yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Period Prevalen Rate
1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa
1048729 Rumus yang digunakan
Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
1048729 Rumus
Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK
Jml Penduduk Saat itu
HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI
Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan
Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh
mati ataupun kronis
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
P = I x D
bull P = Prevalensi
bull I = Insidensi
bull D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat yaitu
a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok
B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN
MORTALITAS )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat
yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji
data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang
distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian
Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu
a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait
b) Status penyakit
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan
Pembunuhan Bencana Alam dsb)
INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )
1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat
1048729 Rumus
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK
Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama
MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )
1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan
masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
1048729 Rumus
MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
CASE FATALITY RATE ( CFR )
1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang
sama
1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
1048729 Rumus
CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK
Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)
5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah
dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan
perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda
dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering
kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu
a Waktu
Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus
dipilih masalah yang harus didahulukan
b Sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah
diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana
dsb
c Peneliti
Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal
Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni
1 Besarnya masalah yang terjadi
2 Pertimbangan politik
3 Persepsi masyarakat
4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni
a Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan
kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan
pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan
b Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik
c Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal
d Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah
dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti
masalah yang paling penting untuk diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu
a Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah
1 Besarnya masalah
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3 Kenaikan prevalensi masalah
4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan
6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
Metode Hanlon
Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah
1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = Dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
b Non Scoring Technique
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan
bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas
masalah yang lazim digunakan adalah
1 Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan
sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan
melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah yang dicari
2 Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu
diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas
6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan
Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat
diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke
waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif
Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk
(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya)
Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah
persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)
Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan
1 Luas wilayah dan jumlah penduduk
berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah
a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk
Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan
b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah
Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit
2 Pendidikan
Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena
pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang
penyakit
Contoh
Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya
terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre
eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi
Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya
tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan
penyakit tetanus
3 Ekonomi
a Aspek pemenuhan gizi
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan
yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas
makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang
gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)
akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi
juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan
gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang
b Aspek pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan
ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak
mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya
menjaga kesehatan
7 Menejemen puskesmas
A Definisi Puskesmas
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
B Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu
1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya
2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya
3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
C Azas Puskesmas
1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha
untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka
puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar
2 Azas Peran Serta Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat
sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat
merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan
tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah
masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen
masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut
misalnya
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk
mengembangkan Posyandu dan Polindes
Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di
lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program
Poskestren atau Santri Husada
Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya
Kesehatan Kerja)
Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan
terpadu lansia)
3 Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya
harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP
maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai
kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat
4 Azas Rujukan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak
mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis
maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa
menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah
ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan
puskesmas
D Pola Organisasi Puskesmas
Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut
1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar
belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar
belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota
2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan
masyarakat
3 Unit tata usaha
4 Unit fungsional
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan
Medik
b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan
c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan
lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan
d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
berdasarkan pertimbangan khusus
E Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas
Ada beberapa tipe manajemen antara lain
a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)
b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)
c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian)
d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)
e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan
Evaluasi)
Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu
a Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Ada dua macam perencanaaan yaitu
Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program
kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan
Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh setiap puskesmas
b Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-
langkahnya meliputi
Pengorganisasian
Penyelenggaraan
Penilaian
c Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana
dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku
Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu
sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan
8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara Berkembang
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada
tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan
menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga
ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup
rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk
semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi
kesehatan
Negara Maju
Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran
masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga
memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang
dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik
dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang
saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki
ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat
9 Manajemen Pengelolaan Obat
91 Definisi
- Manajemen
a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan
pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat
a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)
- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan
antara lain
1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat
3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta
penggunaannya yang rasional
4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat
5 Kemandirian di bidang obat
- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara
lain
1 Aspek Geografis
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana
5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni
jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana
Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya
kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat
2 Aspek Sosial-Politik
Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini
mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat
kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan
tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk
yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau
lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga
memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang
berbeda
3 Aspek Kebijakan
Dasar
- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan
- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui
dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah
pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan
tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan
- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan
4 Aspek Anggaran
5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota
- Strategi KONAS
1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau
pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai
distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan
swasta
2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan
obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan
3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan
kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi
obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan
5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik
- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan
1 Ketersediaan Obat
2 Regulasi Obat
3 Penelitian dan Pengembangan
4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
b Ilmu Managemen Obat
1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh
tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan
bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan
metode konsumsi dan metode morbiditas
2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan
obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran
3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan
Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)
4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial
di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-
Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah
berjalan sesuai apa telah dirumuskan
5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi
administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai
pendistribusian obat
c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat
I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
(Narkotika) Apotek Penderita
II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita
PEO(OBTOB) Penderita
RS Penderita
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-
d Bagan Distribusi Penyaluran Obat
10
PABRIK
PBFKF
PEOApotek
Penderita
Depo
Puskesmas
RS
Penderita Penderita Penderita
- 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
-