Sken 1

55
RESUME SKENARIO 1 MASALAH KESEHATAN OLEH : KELOMPOK C Nuriayu Primita S. Pritta Taradipa RR. Lidia Imaniar Anjani Putri R. Vidya Muqsita Raditya Bagus E. Meita Astuti Vony Safitri Y. 112010101032 112010101033 112010101034 112010101035 112010101036 112010101037 112010101038 112010101039 Fauziah Damayanti Imanniar Galuh P. Dyah Putri H. Mukhammad Harfat K. Izaratul Haque Vincentius Baskhara S. 112010101040 112010101041 112010101042 112010101043 112010101045 112010101046

description

jk

Transcript of Sken 1

RESUME

SKENARIO 1

MASALAH KESEHATAN

OLEH KELOMPOK C

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2011

Nuriayu Primita S

Pritta Taradipa

RR Lidia Imaniar

Anjani Putri R

Vidya Muqsita

Raditya Bagus E

Meita Astuti

Vony Safitri Y

112010101032

112010101033

112010101034

112010101035

112010101036

112010101037

112010101038

112010101039

Fauziah Damayanti

Imanniar Galuh P

Dyah Putri H

Mukhammad Harfat K

Izaratul Haque

Vincentius Baskhara S

112010101040

112010101041

112010101042

112010101043

112010101045

112010101046

SKENARIO 1

MASALAH KESEHATAN

Dokter Sule dokter baru lulusan FK OVJ merasa tergerak hatinya untuk

mengabdikan ilmu yang baru didapatnya setelah menerima surat penempatan di Pkm

Sember Baru Beliau berpikir keras menentukan masalah ndash masalah kesehatan di

daerah pegunungan tersebut yang perlu diselesaikan

Suatu hari beliau bejalan - jalan untuk melihat kondisi Pkm yang baru

ditempati Didinding beberapa ruang terpamapang berbagai data menganai

karakteristik demografi wilayah kerjanya meliputi jumlah penduduk luas wilayah

pembagian wilayah dll Disana juga terdapat keterangan mengenai macam-macam

penyakit yang terdiaknosis di PKM prevalensi serta insidensi penyakit seperti diare

Infeksi Saluran Pernafasan Akut hipertensi dll dalam 1 tahun Ada juga data

mengenai angka kelahiran angka kematian junlah kematian ibu melahirkan dan case

fatatility rate Data-data tersebut dapat digunakan untuk mementukan masalah

kesehatan yang sedang berkembang diwilayah kerjanya menentukan prioritas

menentukan faktor risiko hubungan sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai

masalah kesehatan lainnya Dalam hati beliau bertaka ldquodokter sebelumku sudah

cukup detail tapi kenapa masalah pengelolaaan obat tidak tercantum sama sekali rdquo

I KLARIFIKASI ISTILAH

a Shock

- Gangguan keseimbangan fisik mental yang timbul mendadak keadaan gangguan

metabolic dan hemodinamik yang sangat berat yang ditandai dengan kegagalan

system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi organ vital yang adekuat (Kamus

Dorland)

- Keadaan kesehatan yang mengancam jiwa ditandai dengan ketidakmampuan tubuh

menyediakan oksigen untuk mencukupi kebutuhan jaringan (Internet)

b Obesitas Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai

akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh disebut juga adiposity adiposis corpulensy dan

pimelosis (Kamus Dorland)

c Fogging Cara membunuh nyamuk dewasa vektor penyakit dengan pengasapan

menggunakan pestisida (Dinkes)

d KEP ( Kekurangan Energi Protein)

- Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi AKG) Angka Kecukupan Gizi

(Suparisa 2000)

- Penyakit dengan kausa multifaktorial seperti penyerapan protein terganggu pada

waktu diare kronik kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis) infeksi

pendarahan luka bakar gagal mensintesis protein pada keadaan penyakit hati kronik

faktor ekonomi pendidikan sanitasi maupun pelayanan kesehetan (Sediaoetomo

1999)

e Wabah

- Letusan suatu jenis penyakit (jurnal drHR Widodo Talogo MPH)

- Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah

penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada

waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU No 4 tahun

1984)

f RS tipe B Rumah sakit yang mapu memberikan pellayanan kedokteran spesialis luas dan

subspesialis terbatas dan merupakan rumah sakit rujukan tipe C (Pengantar Buku

Administrasi Kesehatan)

g Pusling (Puskesmas Keliling) Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan

kendaraan bermotorroda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan peralatan

komunikasi serta sejumlah tenaga medis dari puskesmas (Pengantar Buku Administrasi

Kesehatan)

h Posyandu

- Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan KB

yang dikelola oleh masyarakat diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang

kesehatan dan KB dimana anggotanya berasala dari PKK tokoh masyarakat dan

pemudi (jurnal drZukifli MSi)

- Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak

terjangkau oleh RS atau klinik (wwwwikipediacom)

- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk

masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)

i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh

masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)

j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah

trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang

sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)

(Kamus Dorland)

k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl

waktu yg Iebih singkat

l Rujukan

II MENETAPKAN MASALAH

1 Epedemiologi

11 Deinisi

12 Macam

13 Macam menurut perkembangan

14 Tujuan

15 Ruang Lingkup

16 Penerapan

17 Fungsi dan Manfaat

18 Batasan

19 Konsep sehat dan sakit

2 Analisis Data Kesehatan

21 Sumber Data

22 Penemuan Masalah Kesehatan

3 Masalah Kesehatan

31 Permasalanhan Umum Kesehatan

32 Penanggulangan Masalah Kesehatan

33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia

4 Indikator

41 Definisi

42 Persyaratan

43 Jenis

44 Klarifikasi

5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan

6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan

7 Menejemen Puskesmas

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju

9 Manajemen Pengelolaan Obat

1 EPIDEMIOLOGI

11 Definisi

Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari

bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)

(Azwar 199910)

Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan

penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya (Azwar 199910)

Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor

penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development

(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah

kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai

penduduk (epidemi) (Bustan 20062)

Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu

yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo

Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari

beberapa aspek

1 Akademik

Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi

untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan

yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat

2 Praktis

Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran

penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum

3 Klinis

Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi

melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau

timbulnya penyakit baru

4 Administratif

Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar

dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

12 Macam

1 Epidemiologi Deskriptif

o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah

kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-

faktor penyebab

o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah

kesehatan

2 Epidemiologi Analitik

o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi

penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan

o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan

Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan

Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi

Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu

masalah kesehatan

Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan

suatu masalah kesehatan

Juga menjelaskan mengapa

suatu masalah kesehatan

timbul di masyarakat (Why)

( Who Where When)

Pengumpulan pengolahan

penyaji-an dan interpretasi

data hanya pada satu

kelompok masyarakat saja

Tidak bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Pengumpulan pengolahan

penyajian dan intepretasi data

dilakukan pada dua kelompok

masyarakat

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesa

3 Epidemiologi Eksperimental

o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi

pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling

berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya

disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya

13 Macam Menurut sejarah perkembangan

1 Epidemiologi klasik

Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit

menurut konsep epidemiologi klasik

2 Epidemiologi modern

Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan

pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit

tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas

klinik)

14 Tujuan

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

SKENARIO 1

MASALAH KESEHATAN

Dokter Sule dokter baru lulusan FK OVJ merasa tergerak hatinya untuk

mengabdikan ilmu yang baru didapatnya setelah menerima surat penempatan di Pkm

Sember Baru Beliau berpikir keras menentukan masalah ndash masalah kesehatan di

daerah pegunungan tersebut yang perlu diselesaikan

Suatu hari beliau bejalan - jalan untuk melihat kondisi Pkm yang baru

ditempati Didinding beberapa ruang terpamapang berbagai data menganai

karakteristik demografi wilayah kerjanya meliputi jumlah penduduk luas wilayah

pembagian wilayah dll Disana juga terdapat keterangan mengenai macam-macam

penyakit yang terdiaknosis di PKM prevalensi serta insidensi penyakit seperti diare

Infeksi Saluran Pernafasan Akut hipertensi dll dalam 1 tahun Ada juga data

mengenai angka kelahiran angka kematian junlah kematian ibu melahirkan dan case

fatatility rate Data-data tersebut dapat digunakan untuk mementukan masalah

kesehatan yang sedang berkembang diwilayah kerjanya menentukan prioritas

menentukan faktor risiko hubungan sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai

masalah kesehatan lainnya Dalam hati beliau bertaka ldquodokter sebelumku sudah

cukup detail tapi kenapa masalah pengelolaaan obat tidak tercantum sama sekali rdquo

I KLARIFIKASI ISTILAH

a Shock

- Gangguan keseimbangan fisik mental yang timbul mendadak keadaan gangguan

metabolic dan hemodinamik yang sangat berat yang ditandai dengan kegagalan

system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi organ vital yang adekuat (Kamus

Dorland)

- Keadaan kesehatan yang mengancam jiwa ditandai dengan ketidakmampuan tubuh

menyediakan oksigen untuk mencukupi kebutuhan jaringan (Internet)

b Obesitas Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai

akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh disebut juga adiposity adiposis corpulensy dan

pimelosis (Kamus Dorland)

c Fogging Cara membunuh nyamuk dewasa vektor penyakit dengan pengasapan

menggunakan pestisida (Dinkes)

d KEP ( Kekurangan Energi Protein)

- Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi AKG) Angka Kecukupan Gizi

(Suparisa 2000)

- Penyakit dengan kausa multifaktorial seperti penyerapan protein terganggu pada

waktu diare kronik kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis) infeksi

pendarahan luka bakar gagal mensintesis protein pada keadaan penyakit hati kronik

faktor ekonomi pendidikan sanitasi maupun pelayanan kesehetan (Sediaoetomo

1999)

e Wabah

- Letusan suatu jenis penyakit (jurnal drHR Widodo Talogo MPH)

- Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah

penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada

waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU No 4 tahun

1984)

f RS tipe B Rumah sakit yang mapu memberikan pellayanan kedokteran spesialis luas dan

subspesialis terbatas dan merupakan rumah sakit rujukan tipe C (Pengantar Buku

Administrasi Kesehatan)

g Pusling (Puskesmas Keliling) Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan

kendaraan bermotorroda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan peralatan

komunikasi serta sejumlah tenaga medis dari puskesmas (Pengantar Buku Administrasi

Kesehatan)

h Posyandu

- Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan KB

yang dikelola oleh masyarakat diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang

kesehatan dan KB dimana anggotanya berasala dari PKK tokoh masyarakat dan

pemudi (jurnal drZukifli MSi)

- Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak

terjangkau oleh RS atau klinik (wwwwikipediacom)

- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk

masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)

i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh

masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)

j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah

trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang

sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)

(Kamus Dorland)

k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl

waktu yg Iebih singkat

l Rujukan

II MENETAPKAN MASALAH

1 Epedemiologi

11 Deinisi

12 Macam

13 Macam menurut perkembangan

14 Tujuan

15 Ruang Lingkup

16 Penerapan

17 Fungsi dan Manfaat

18 Batasan

19 Konsep sehat dan sakit

2 Analisis Data Kesehatan

21 Sumber Data

22 Penemuan Masalah Kesehatan

3 Masalah Kesehatan

31 Permasalanhan Umum Kesehatan

32 Penanggulangan Masalah Kesehatan

33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia

4 Indikator

41 Definisi

42 Persyaratan

43 Jenis

44 Klarifikasi

5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan

6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan

7 Menejemen Puskesmas

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju

9 Manajemen Pengelolaan Obat

1 EPIDEMIOLOGI

11 Definisi

Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari

bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)

(Azwar 199910)

Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan

penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya (Azwar 199910)

Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor

penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development

(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah

kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai

penduduk (epidemi) (Bustan 20062)

Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu

yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo

Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari

beberapa aspek

1 Akademik

Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi

untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan

yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat

2 Praktis

Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran

penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum

3 Klinis

Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi

melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau

timbulnya penyakit baru

4 Administratif

Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar

dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

12 Macam

1 Epidemiologi Deskriptif

o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah

kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-

faktor penyebab

o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah

kesehatan

2 Epidemiologi Analitik

o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi

penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan

o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan

Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan

Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi

Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu

masalah kesehatan

Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan

suatu masalah kesehatan

Juga menjelaskan mengapa

suatu masalah kesehatan

timbul di masyarakat (Why)

( Who Where When)

Pengumpulan pengolahan

penyaji-an dan interpretasi

data hanya pada satu

kelompok masyarakat saja

Tidak bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Pengumpulan pengolahan

penyajian dan intepretasi data

dilakukan pada dua kelompok

masyarakat

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesa

3 Epidemiologi Eksperimental

o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi

pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling

berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya

disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya

13 Macam Menurut sejarah perkembangan

1 Epidemiologi klasik

Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit

menurut konsep epidemiologi klasik

2 Epidemiologi modern

Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan

pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit

tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas

klinik)

14 Tujuan

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

b Obesitas Peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai

akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh disebut juga adiposity adiposis corpulensy dan

pimelosis (Kamus Dorland)

c Fogging Cara membunuh nyamuk dewasa vektor penyakit dengan pengasapan

menggunakan pestisida (Dinkes)

d KEP ( Kekurangan Energi Protein)

- Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi AKG) Angka Kecukupan Gizi

(Suparisa 2000)

- Penyakit dengan kausa multifaktorial seperti penyerapan protein terganggu pada

waktu diare kronik kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis) infeksi

pendarahan luka bakar gagal mensintesis protein pada keadaan penyakit hati kronik

faktor ekonomi pendidikan sanitasi maupun pelayanan kesehetan (Sediaoetomo

1999)

e Wabah

- Letusan suatu jenis penyakit (jurnal drHR Widodo Talogo MPH)

- Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah

penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada

waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU No 4 tahun

1984)

f RS tipe B Rumah sakit yang mapu memberikan pellayanan kedokteran spesialis luas dan

subspesialis terbatas dan merupakan rumah sakit rujukan tipe C (Pengantar Buku

Administrasi Kesehatan)

g Pusling (Puskesmas Keliling) Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan

kendaraan bermotorroda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan peralatan

komunikasi serta sejumlah tenaga medis dari puskesmas (Pengantar Buku Administrasi

Kesehatan)

h Posyandu

- Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan KB

yang dikelola oleh masyarakat diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang

kesehatan dan KB dimana anggotanya berasala dari PKK tokoh masyarakat dan

pemudi (jurnal drZukifli MSi)

- Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak

terjangkau oleh RS atau klinik (wwwwikipediacom)

- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk

masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)

i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh

masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)

j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah

trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang

sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)

(Kamus Dorland)

k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl

waktu yg Iebih singkat

l Rujukan

II MENETAPKAN MASALAH

1 Epedemiologi

11 Deinisi

12 Macam

13 Macam menurut perkembangan

14 Tujuan

15 Ruang Lingkup

16 Penerapan

17 Fungsi dan Manfaat

18 Batasan

19 Konsep sehat dan sakit

2 Analisis Data Kesehatan

21 Sumber Data

22 Penemuan Masalah Kesehatan

3 Masalah Kesehatan

31 Permasalanhan Umum Kesehatan

32 Penanggulangan Masalah Kesehatan

33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia

4 Indikator

41 Definisi

42 Persyaratan

43 Jenis

44 Klarifikasi

5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan

6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan

7 Menejemen Puskesmas

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju

9 Manajemen Pengelolaan Obat

1 EPIDEMIOLOGI

11 Definisi

Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari

bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)

(Azwar 199910)

Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan

penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya (Azwar 199910)

Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor

penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development

(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah

kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai

penduduk (epidemi) (Bustan 20062)

Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu

yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo

Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari

beberapa aspek

1 Akademik

Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi

untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan

yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat

2 Praktis

Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran

penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum

3 Klinis

Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi

melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau

timbulnya penyakit baru

4 Administratif

Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar

dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

12 Macam

1 Epidemiologi Deskriptif

o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah

kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-

faktor penyebab

o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah

kesehatan

2 Epidemiologi Analitik

o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi

penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan

o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan

Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan

Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi

Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu

masalah kesehatan

Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan

suatu masalah kesehatan

Juga menjelaskan mengapa

suatu masalah kesehatan

timbul di masyarakat (Why)

( Who Where When)

Pengumpulan pengolahan

penyaji-an dan interpretasi

data hanya pada satu

kelompok masyarakat saja

Tidak bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Pengumpulan pengolahan

penyajian dan intepretasi data

dilakukan pada dua kelompok

masyarakat

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesa

3 Epidemiologi Eksperimental

o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi

pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling

berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya

disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya

13 Macam Menurut sejarah perkembangan

1 Epidemiologi klasik

Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit

menurut konsep epidemiologi klasik

2 Epidemiologi modern

Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan

pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit

tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas

klinik)

14 Tujuan

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk

masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (wwwdepkesgoid)

i Kader Promotor kesehatan desa (prokes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh

masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal drZulkifli MSi)

j DBDDD Suatu sindrom yang ditandai dengan tombositopenia (penurunan jumlah

trombosit) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah) serta disebabkan oleh 4 virus yang

sama dengan dengue klasik (virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti)

(Kamus Dorland)

k Intensif dikerjakan dsb secara sungguh-sungguh untuk memperoleh efek yg maksimal dl

waktu yg Iebih singkat

l Rujukan

II MENETAPKAN MASALAH

1 Epedemiologi

11 Deinisi

12 Macam

13 Macam menurut perkembangan

14 Tujuan

15 Ruang Lingkup

16 Penerapan

17 Fungsi dan Manfaat

18 Batasan

19 Konsep sehat dan sakit

2 Analisis Data Kesehatan

21 Sumber Data

22 Penemuan Masalah Kesehatan

3 Masalah Kesehatan

31 Permasalanhan Umum Kesehatan

32 Penanggulangan Masalah Kesehatan

33 Permasalahan Kesehatan di Indonesia

4 Indikator

41 Definisi

42 Persyaratan

43 Jenis

44 Klarifikasi

5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan

6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan

7 Menejemen Puskesmas

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju

9 Manajemen Pengelolaan Obat

1 EPIDEMIOLOGI

11 Definisi

Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari

bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)

(Azwar 199910)

Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan

penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya (Azwar 199910)

Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor

penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development

(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah

kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai

penduduk (epidemi) (Bustan 20062)

Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu

yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo

Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari

beberapa aspek

1 Akademik

Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi

untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan

yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat

2 Praktis

Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran

penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum

3 Klinis

Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi

melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau

timbulnya penyakit baru

4 Administratif

Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar

dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

12 Macam

1 Epidemiologi Deskriptif

o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah

kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-

faktor penyebab

o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah

kesehatan

2 Epidemiologi Analitik

o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi

penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan

o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan

Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan

Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi

Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu

masalah kesehatan

Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan

suatu masalah kesehatan

Juga menjelaskan mengapa

suatu masalah kesehatan

timbul di masyarakat (Why)

( Who Where When)

Pengumpulan pengolahan

penyaji-an dan interpretasi

data hanya pada satu

kelompok masyarakat saja

Tidak bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Pengumpulan pengolahan

penyajian dan intepretasi data

dilakukan pada dua kelompok

masyarakat

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesa

3 Epidemiologi Eksperimental

o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi

pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling

berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya

disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya

13 Macam Menurut sejarah perkembangan

1 Epidemiologi klasik

Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit

menurut konsep epidemiologi klasik

2 Epidemiologi modern

Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan

pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit

tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas

klinik)

14 Tujuan

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

43 Jenis

44 Klarifikasi

5 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan

6 Hubungan Demografi dengan Upaya Kesehatan

7 Menejemen Puskesmas

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dengan Negara Maju

9 Manajemen Pengelolaan Obat

1 EPIDEMIOLOGI

11 Definisi

Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Berasal dari

bahasa Yunani yaitu epi (padatentang) demos (penduduk) dan logos (ilmu)

(Azwar 199910)

Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan

penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya (Azwar 199910)

Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor

penentu) masalah kesehatan yang nantinya dapat digunakan untuk development

(perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah

kesehatan dan menititikberatkan pada masalah kesehatan yang mengenai

penduduk (epidemi) (Bustan 20062)

Menurut dr WH Welch (dalam Dainur 199557 ) ldquoEpidemiologi adalah Ilmu

yang mempelajari tentang timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakitrdquo

Budiarto dan Anggraeni (20027) meninjau pengertian epidemiologi dari

beberapa aspek

1 Akademik

Analisis data kesehatan sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi

untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan kesehatan

yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat

2 Praktis

Ilmu yang mempelajari ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran

penyakit yang menimpa individu kelompok dan masyarakat umum

3 Klinis

Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi

melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau

timbulnya penyakit baru

4 Administratif

Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar

dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

12 Macam

1 Epidemiologi Deskriptif

o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah

kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-

faktor penyebab

o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah

kesehatan

2 Epidemiologi Analitik

o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi

penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan

o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan

Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan

Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi

Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu

masalah kesehatan

Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan

suatu masalah kesehatan

Juga menjelaskan mengapa

suatu masalah kesehatan

timbul di masyarakat (Why)

( Who Where When)

Pengumpulan pengolahan

penyaji-an dan interpretasi

data hanya pada satu

kelompok masyarakat saja

Tidak bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Pengumpulan pengolahan

penyajian dan intepretasi data

dilakukan pada dua kelompok

masyarakat

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesa

3 Epidemiologi Eksperimental

o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi

pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling

berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya

disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya

13 Macam Menurut sejarah perkembangan

1 Epidemiologi klasik

Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit

menurut konsep epidemiologi klasik

2 Epidemiologi modern

Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan

pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit

tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas

klinik)

14 Tujuan

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi

melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau

timbulnya penyakit baru

4 Administratif

Usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah agar

dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

12 Macam

1 Epidemiologi Deskriptif

o Hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah

kesehatan saja tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-

faktor penyebab

o Menjawab pertanyaan who where dan when dari timbulnya suatu masalah

kesehatan

2 Epidemiologi Analitik

o Mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi

penyebaran dan munculnya suatu masalah kesehatan

o Menjawab pertanyaan why dari timbulnya suatu masalah kesehatan

Selanjutnya dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan

Penyebab menunjuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi

Akibat menunjuk pada frekwensi penyebaran serta timbulnya suatu

masalah kesehatan

Perbedaan Epidemiologi Deskriptif dan Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan

suatu masalah kesehatan

Juga menjelaskan mengapa

suatu masalah kesehatan

timbul di masyarakat (Why)

( Who Where When)

Pengumpulan pengolahan

penyaji-an dan interpretasi

data hanya pada satu

kelompok masyarakat saja

Tidak bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Pengumpulan pengolahan

penyajian dan intepretasi data

dilakukan pada dua kelompok

masyarakat

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesa

3 Epidemiologi Eksperimental

o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi

pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling

berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya

disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya

13 Macam Menurut sejarah perkembangan

1 Epidemiologi klasik

Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit

menurut konsep epidemiologi klasik

2 Epidemiologi modern

Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan

pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit

tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas

klinik)

14 Tujuan

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

( Who Where When)

Pengumpulan pengolahan

penyaji-an dan interpretasi

data hanya pada satu

kelompok masyarakat saja

Tidak bermaksud

membuktikan suatu hipotesa

Pengumpulan pengolahan

penyajian dan intepretasi data

dilakukan pada dua kelompok

masyarakat

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesa

3 Epidemiologi Eksperimental

o Menguji kebenaran suatu data dengan cara melakukan percobaan dan intervensi

pada suatu masalah kesehatan

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya saling

berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif lalu diperdalam dan dianalisa dengan epidemiologi analitik selanjutnya

disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental untuk menguji kebenarannya

13 Macam Menurut sejarah perkembangan

1 Epidemiologi klasik

Mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit

menurut konsep epidemiologi klasik

2 Epidemiologi modern

Konsep dalam studi epidemiologi yang bersifat analitik dapat digunakan

pada penyakit menular wabah penyakit menular bukan wabah penyakit

tidak menular serta masalah kesehatan lainnya (lapangan komunitas

klinik)

14 Tujuan

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Dainur (199557) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi adalah untuk

menelusuri berbagai aspek segi suatu penyakit untuk mengetahui lebih jauh

identifikasi penyakit tersebut

Menurut Budiarto dan Anggraeni (20029) tujuan dari epidemiologi adalah

memperoleh data frekwensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain

yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat

Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck 20073) ada 3 tujuan

epidemiologi

1 Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit

atau sekelompok penyakit gangguan kondisi efek ketidakmampuan

sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi

dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal

dari setiap bidangdisiplin ilmu yang tepat termasuk ilmu sosialperilaku

2 Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan ilmu perilaku

dan ilmu biomedis terbaru

3 Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian

dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan poulasi yang beresiko dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diperlukan yg kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah-langkah kegiatan dan program intervensi

15 Ruang Lingkup

Menurut Azwar (199915) ruang lingkup epidemiologi adalah

1 Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

2 Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk pada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia

3 Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebab penyebaran masalah kesehatan tersebut

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Bustan (200613) mengemukakan bahwa ruang lingkup epidemiologi dalam

masalah kesehatan tersebut dapat meliputi 6E

1 Etiologi

2 Efikasi

3 Efektivitas

4 Efisiensi

5 Evaluasi

6 Edukasi

16 Penerapan

Sebagai metode investigasi epidemiologi merupakan landasan bidang

kesehatan masyarakat dan pencegahan Epidemiologi digunakan untuk menentukan

kebutuhan akan program-program pengendalian penyakit untuk mengembangkan

program pencegahan dan kegiatan pecegahan layanan serta untuk menetapkan pola

penyakit endemik epidemik pandemik atau sporadik

17 Fungsi dan Manfaat

Thomas C Timreck epidemiologi suatu pengantar edisi 2 halaman 5 dan 6

Mempelajari riwayat penyakit

Diagnosis masyarakat

Mengkaji resiko yang ada pada tiap individu karena mereka berpengaruh terhadap

kelompok maupun populasi

Pengkajian evaluasi dan penelitian

Melengkapi gambaran klinis (identifikasi dan diagnosis untuk penetapan pola sebab akibat)

Identifikasi sindrom

Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Azwar Pengantar epidemiologi (199918)

Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan mencangkup 4 keadaan

a Epidemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu meningkat dalam

waktu singkat

b Pandemi keadaan di mana frekwensi penyakit meningkat sangat tinggi dalam waktu

singkat dan telah menyebar secara luas ke suatu wilayah

c Endemi keadaan di mana frekwensi penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam

waktu yang lama

d Sporadik keadaan di mana frekwensi penyakit pada daerah tertentu berubah-ubah

menurut perubahan waktu

Fungsi dan manfaat lainnya antara lain

Memenuhi tujuan diagnostic yakni memberi info yang diperlukan tentang penentu

kesehatan pada kelompok penduduk

Penelitian epidemiologi menjelaskan etiologi dan riwayat perjalanan alami penyakit

Penelitian epidemiologi memberi kontribusi pada evaluasi upaya kesehatan baik situasi

local atau umum

18 Batasan

Arsip Matakuliah FKM UnHas 2006

1 Mencakup semua penyakit

infeksinoninfeksi malnutrisi kecelakaan lalin kecelakaan kerja sakit jiwa bahkan

pelayanan kesehatan

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

2 Populasi

Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit individu maka

epidemiologi berpusat pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat kelompok

3 Pendekatan Ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan

lingkungan manusia baik fisik biologis maupun social

19 Konsep Sehat dan Sakit

Perbedaan karakteristik Konsep Sehat dan Konsep Sakit

Konsep Sakit Konsep Sehat

Orientasi pelayanan adalah simple medical

oriented

Orientasi pelayanan adalah comprehensive

public health oriented

Baru melakukan tindakan kalau sudah jatuh

sakit

Melakukan berbagai upaya yang bersifat

peningkatan selagi belum jatuh sakit

(promotive)

Sifat pelayanan adalah pendekatan kuratif

atau klinis

Sifat pelayanan lebih menekakan pada upaya-

upaya preventif dan promotif

Strategi pelayanan menekankan pada

pelayanan rumah sakit baik rawat jalan

maupun rawat inap

Strategi pelayanan lebih di luar rumah sakit

yaitu melalui comprehensive public health

dengan pendekatan ekologi dan

epidemiologi

2 ANALISIS DATA KESEHATAN

21 Sumber Data

Menurut Budiarto dan Anggraeni (200238) data yang dikumpulkan

dapat berupa data primer dan sekunder

a Sumber Data Primer

Sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit puskesmas balai

pengobatan)

Instansi yang berhubungan dengan kesehatan (Depkes Dinkes BPS)

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Absensi (sekolah industri perusahaan)

Data dari WHO (Population bulletin Epidemiological report

Populatian and vital Statistics report)

b Sumber Data Sekunder

Survei epidemiologi

Pengamatan epidemiologi

Penyaringan

Azwar (199952) menyatakan bahwa sumber data masalah kesehatan

dapat diperoleh dari

Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)

Catatan dan laporan masah penyakit

Catatan dan laporan instansi khusus

Hasil survei

Hasil sensus penduduk

22 Penemuan Masalah Kesehatan

Pada dasarnya identik dengan melakukan penelitian epidemiologi

deskriptif Tergantung dari tujuan yang dimiliki serta kemampuan yang

tersedia maka penelitian epidemiologi deskriptif banyak macamnya antara

lain

1 Sensus

Yang banyak dilakukan adalah sensus penduduk Namun tujuan utama

dari sensus penduduk bukanlah untuk mengumpulkan data kesehatan

melainkan data kependudukan sehingga keterangan tentang masalah

kesehatan yang dimiliki tidak memadai

Memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar

2 Survai Khusus

Lebih praktis daripada sensus karena membutuhkan dana tenaga sarana

dan waktu yang lebih sedikit

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Survai khusus dalam bidang penyakit disebut dengan survai penyakit

Secara umum dapat dibedakan 2 macam

a Survai insiden penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah kasus baru

- Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan

masih dalam batas daya ingat seseorang

- Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh

karena kasus-kasus lama tidak tercatat

b Survai prevalen penyakit

- Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus

baru dan kasus lama)

- Data lebih lengkap sehingga dapat menggambarkan keadaan

kesehatan masyarakat

- Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang

telah lama terjadi

3 Penjaringan kasus Screening

Dikembangkan karena ditemukan kesulitan pada cara sensus atau

survai khusus dan juga karena sering yang dibutuhkan hanya data untuk

masalah kesehatan tertentu saja

4 Pencarian kasus (Case Finding)

- Merupakan salah satu cara penanggulangan wabah

- Tujuannya untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari

ada tidaknya penderita baru di masyarakat

- Ada 2 macam

a Pencarian kasus aktif (active case finding)

Cara kerja = screening

Bedanya dengan skrining adalah kelompok masyarakat yang

dituju dalam pencarian kasus aktif adalah mereka yang

dicurigai terkena penyakit

Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah

Ada 2 macam

a1 Cara telusur ke belakang (backward tracing)

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Tujuan utamanya untuk mencari sumber penularan

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita sebelum penderita

tersebut sakit

a2 Cara telusur ke depan (forward tracing)

untuk mencari kasus baru

Dikumpulkan data tentang orang-orang yang pernah

berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut

terserang penyakit

b Pencarian kasus pasif (passive case finding)

Data diperoleh dengan hanya menunggu penderita yang datang

berobat ke satu fasilitas kesehatan saja

5 Survailen (Surveillance)

Adalah suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang

dilakukan secara terus menerus

Banyak dilakukan pada keadaan pada keadaan wabah

Tujuan utama menganalisa keadaan wabah yang dihadapi

Jika dalam pengamatan masih ditemukan kasus baru berarti wabah

belum berhenti

Ada 2 macam

a Survailen aktif (active surveillence)

Pengamatan kasus langsung ke lapangan

b Survailen pasif (passive surveillence)

Tidak langsung yakni hanya melalui laporan yang diterima saja

3 MASALAH KESEHATAN

32 Permasalahhan Umum Kesehatan

Disparitas status kesehatan antar daerah masih tinggi

Beban ganda penyakit

Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata

Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin

33 Penanggulangan Masalah Kesehatan

Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr Olong Fajri Maulana MARS ada empat strategi

utama untuk menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di

Indonesia

1 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

- seluruh desa menjadi desa siaga

- seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

- seluruh keluarga sadar gizi

2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

- setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu

- setiap bayi anak ibu hamil dan kelompok masyarakat resiko tinggi terlindungi dari

penyakit

- di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten

- di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar

- setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh

masyarakat di wilayah kerjanya

- pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit puskesmas dan jaringannya memenuhi

standar mutu

3 Meningkatkan sistem surveillance monitoring dan informasi kesehatan

- setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desalurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat

- setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan

tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat

- semua sediaan farmasi makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat

- terkendalinya pencemaran lingkungans esuai dengan standar kesehatan

- berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia

4 Meningkatkan pembiayaan kesehatan

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

- pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

- anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan

- terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin

33 Masalah Kesehatan di Indonesia

Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan masyarakat dengan ldquotriple burdenrdquo

Sebab deengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia pola penyakit saat ini

telah mengalami transisi epidemiologi

Triple Burden adalah tiga jenis penyakit utama yang berbeda pada saat yang sama dan

terjadi pada suatu negara atau wilayah tertentu

Triple Burden terdiri dari

- Communicable disease (penyakit menular) Contoh malaria TBC

- Non communicable disease (penyakit tidak menular) Contoh Jantung hipertensi

- New emerging dan Re-emerging disease

Contoh new emerging disease SARS HIV-AIDS Flu burung

Contoh re-emerging disease polio gizi burukmarasmus kwarsiorkor

4 Indikator

41 Definisi Indikator

Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator

Beberapa di antaranya yang cukup baik adalah sebagai berikut

a Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan

perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO

1981)

b Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau

kondisi Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi

status gizi bayi tersebut (Wilson amp Sapanuchart 1993)

c Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang

dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas komprehensif

dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

masyarakat (Departemen Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

Serikat 1969)

d Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk

kepada kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan

untuk mengukur perubahan (Green 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang

dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan

dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang

keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy) Misalnya

insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas

hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda

masyarakat

42 Persyaratan indikator

Untuk memudahkan mengingat persyaratan apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam menetapkan indikator disampaikan rumusan

dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat menjadi SMART yaitu

Simple Measurable Attributable Reliable dan Timely Jadi

sesuai dengan rumusan itu persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan indikator adalah

a (S)IMPLE - yaitu SEDERHANA Artinya indikator yang ditetapkan sedapat

mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya

b (M)EASURABLE - yaitu DAPAT DIUKUR Artinya indikator yang

ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan jelas ukurannya

Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain Kejelasan

pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya

c (A)TTRIBUTABLE - yaitu BERMANFAAT Artinya indikator yang

ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan Ini

berarti bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan Jadi harus spesifik

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

untuk pengambilan keputusan tertentu

d (R)ELIABLE - yaitu DAPAT DIPERCAYA Artinya indikator yang

ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik benar

dan teliti Indikator yang tidakbelum bisa didukung oleh pengumpulan data

yang baik benar dan teliti seyogianya tidak digunakan dulu

e (T)IMELY - yaitu TEPAT WAKTU Artinya indikator yang ditetapkan harus

dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan

43 Jenis indikator

Sesuai dengan uraian dalam definisi indikator terdapat paling sedikit

tiga jenis indikator yaitu

a indikator berbentuk absolut

Indikator berbentuk absolut adalah indikator yang hanya berupa pembilang

saja yaitu jumlah dari sesuatu halkejadian Biasanya digunakan untuk

sesuatu yang sangat jarang seperti misalnya kasus meningitis di Puskesmas

b indikator berbentuk proporsi dan

Indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya

dinyatakan dengan persen karena embilangnya merupakan bagian dari

penyebut Misalnya proporsi Puskesmas yang memiliki dokter terhadap

seluruh Puskesmas yang ada

c indikator berbentuk angka atau rasio

Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari

suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu Biasanya dinyatakan dalam

bentuk per 1000 atau per 100000 populasi (konstanta atau k) Angka atau

rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian penyakit

karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan probabilitas

atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama periode

tertentu Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang dihasilkan dari

pembagian jumlah kasus malaria anak balita

44 Klasifikasi Indikator

Untuk menyederhanakan penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat

2010 maka uraian indikator baik untuk Indonesia Sehat Provinsi Sehat

maupun KabupatenKota Sehat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

berikut

a Indikator Hasil Akhir yaitu Derajat Kesehatan Indikator Hasil Akhir yang

paling akhir adalah indikator-indikator mortalitas (kematian) yang

dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator

status gizi

b Indikator Hasil Antara Indikator ini terdiri atas indikator-indikator ketiga

pilar yang mempengaruhi hasil akhir yaitu indikator-indikator keadaan

lingkungan indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta

indikatorindikator akses dan mutu pelayanan kesehatan

c Indikator Proses dan Masukan Indikator ini terdiri atas indikator-indikator

pelayanan kesehatan indikator-indikator sumber daya kesehatan indikator-

indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-

sektor terkait

Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi

sangat beraneka ragam karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur

atau diteliti Secara Umum Ukuran ndash ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas

A UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN

MORBIDITAS )

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai

penyakit Penyakit sakit cedera gangguan dan sakit semuanya dikategorikan di dalam

istilah tunggal MORBIDITAS

MORBIDITAS = Kesakitan Merupakan derajat sakit cedera atau gangguan pada suatu

populasi

MORBIDITAS Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau

keberadaan suatu kondisi sakit

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

MORBIDITAS Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit

dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat

atau kelompok yang beresiko

Di dalam Epidemiologi Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi amp Prevalensi

dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut

Setiap kejadian penyakit kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka

Insidensi dan Angka Prevalensi

1INSIDENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu tentang

1048729 Data tentang jumlah penderita baru

1048729 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru( Population at Risk )

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a Incidence Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Rumus yang dipergunakan

Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru XK

Jumlah penduduk yg mungkin terkenaPenyakit tersebut pada

pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100 1000 permil)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun

yang sama maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya

adalah

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

bull (P1 + P2) atau

bull P1 + frac12(P2 ndash P1)

Manfaat Incidence Rate adalah

1048729 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

1048729 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas

pelayanan kesehatan

b Attack Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama

Manfaat Attack Rate adalah

1048729 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit

1048729 Makin tinggi nilai AR maka makin tinggi pula kemampuan Penularan

Penyakit tersebut

1048729 Rumus yang digunakan

Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat XK

Jml Penduduk yg Mungkin terkena Peny Tersebut pd Saat yg Sama

c Secondary Attack Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orangpenduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama

1048729 Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi

yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga )

1048729 Rumus yang digunakan

SAR = Jml Penderita Baru pd Serangan Kedua XK

(Jml Penddk ndash Pendd Yg Terkena Serangan Pertama )

2 PREVALENSI

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu Pada perhitungan angka

Prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orangpenduduk

yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk) Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni karena Penduduk

yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2 yaitu

a) Period Prevalen Rate

1048729 Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

1048729 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan

Jiwa

1048729 Rumus yang digunakan

Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama amp baru XK

Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate

1048729 Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat

dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu

1048729 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

1048729 Rumus

Point Prevalen Rate = Jml Penderita lama amp baru Saat itu XK

Jml Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI

Prevalensi = Semua Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan

Lamanya SakitDurasi Penyakit Lamanya SakitDurasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh

mati ataupun kronis

Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

P = I x D

bull P = Prevalensi

bull I = Insidensi

bull D = Lamanya Sakit

Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2

syarat yaitu

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan Tidak

menunjukkan perubahan yang mencolok

b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil Tidak menunjukkan

perubahan yang terlalu mencolok

B UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN

MORTALITAS )

Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat

yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji

data populasi Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan

penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang

distandardisasi yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian

Dikalangan masyarakat kita ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian yaitu

a) Degenerasi Organ Vital amp Kondisi terkait

b) Status penyakit

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri Kecelakaan

Pembunuhan Bencana Alam dsb)

INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

1048729 Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Manfaat sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat

1048729 Rumus

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

IMRAKB = Jml Kematian bayi umur 0 ndash 1 tahun dalam 1 tahun XK

Jml Kelahiran hidup pada tahun yang sama

MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

1048729 Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan persalinan dan

masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

1048729 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil bersalin dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

1048729 Rumus

MMR = Jml Kematian Ibu Hamil Persalinan amp Nifas dlm 1 tahun XK

Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama

CASE FATALITY RATE ( CFR )

1048729 Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang

sama

1048729 Digunakan untuk mengetahui penyakit ndashpenyakit dengan tingkat kematian yang tinggi

1048729 Rumus

CFR = Jml Kematian krn Penyakit tertentu (x) XK

Jml Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

5 Penentuan Prioritas masalah kesehatan

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah

dari yang paling penting sampai dengan kurang penting Penetapan prioritas memerlukan

perumusan masalah yang baik yakni spesifik jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda

dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula Terlalu sering

kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan prioritas yaitu

a Waktu

Semua masalah tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang sama sehingga harus

dipilih masalah yang harus didahulukan

b Sumber daya

Keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkinnya suatu masalah

diselesaikan secara bersama-sama Sumberdaya ini meliputi SDM Teknologi dana

dsb

c Peneliti

Peneliti harus fokus pada masalah yang dihadapi sehingga hasilnya maksimal

Selain itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yakni

1 Besarnya masalah yang terjadi

2 Pertimbangan politik

3 Persepsi masyarakat

4 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni

a Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data yang cukup

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan perilaku keturunan dan pelayanan

kesehatan termasuk keadaan geografis keadan pemerintahan kependudukan

pendidikan pekerjaan mata pencaharian sosial budaya dan keadaan kesehatan

b Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan maka data tersebut harus diolah

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut Cara pengolahan data yang

dikenal ada tiga macam secara manual elektrikal dan mekanik

c Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular tabular dan grafikal

d Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah Tidak semua masalah

dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah dalam arti

masalah yang paling penting untuk diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu

a Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan Parameter yang dimaksud adalah

1 Besarnya masalah

2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3 Kenaikan prevalensi masalah

4 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

5 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan

6 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

7 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria masing-masing adalah

1 Kelompok kriteria A = besarnya masalah

2 Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah

3 Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah

4 Kelompok kriteria D = Pearl factor dimana

P = Kesesuaian

E = Secara ekonomi murah

A = Dapat diterima

R = Tersedianya sumber

L = Legalitas terjamin

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

b Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter dilakukan

bila tersedia data yang lengkap Bila tidak tersedia data maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah

1 Delphin Technique

Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan

sekelompok orang yang sama keahliannya Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok masalah yang paling banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah yang dicari

2 Delbech Technique

Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta Lalu

diminta untuk mengemukakan beberapa masalah Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas

6 Hubungan demografi dengan upaya kesehatan

Demografi berasal dari kata Yunani demos (penduduk) dan Grafien ( tulisan) atau dapat

diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah persebaran dan

komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke

waktu Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif

Menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah ilmu yang mempelajari penduduk

(suatu wilayah) terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya)

Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) demografi mempelajari jumlah

persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

sebab perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status)

Hubungan demografi dengan kualitas kesehatan

1 Luas wilayah dan jumlah penduduk

berhubungan dengan komposisi dan pemerataan penduduk dalam suatu wilayah

a Luas wilayah lebih besar dari jumlah penduduk

Menyebabkan ketidak terjangkauan wilayah tersebut oleh tenaga kesehatan

b Jumlah penduduk lebih sedikit dari luas wilayah

Menyebabkan meningkatnya intensitas penularan penyakit

2 Pendidikan

Memiliki pengaruh besar dalam upaya penyelenggaraan kesehatan karena

pengetahuan mengenai perilaku sehat dapat mencegah seseorang mudah terserang

penyakit

Contoh

Ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilan karena ketidaktahuannya

terhadap adanya penyakit penyerta serta adanya komplikasi kehamilan seperti pre

eklampsia yang apabila tidak segera dilakukan upaya kuratif dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan bayi

Ibu hamil yang memilih melahirkan ke dukun bayi tidak mengetahui bahaya

tidak sterilnya alat ( seperti pisau untuk memotong tali pusat ) dapat menyebabkan

penyakit tetanus

3 Ekonomi

a Aspek pemenuhan gizi

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat berakibat pada pemenuhan makanan

yang dibutuhkan baik dalam jumlah makanan (kuantitatif) maupun kualitas

makanan (kualitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan kurang

gizi (malnutrition) apabila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0-5 tahun)

akan mengganggu perkembangan otak bahkan terbelakang mental Kurang gizi

juga dapat menyebabkan BBLR (Berat badan Bayi Rendah) dikarenakan asupan

gizi pada darah ibu selama kehamilan kurang

b Aspek pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Pendidikan memerlukan biaya yang besar sehingga diperlukan dukungan

ekonomi Hal tersebut meneyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah tidak

mendapatkan pendidikan sehingga mereka kurang mengerti pentingnya upaya

menjaga kesehatan

7 Menejemen puskesmas

A Definisi Puskesmas

Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat adalah satu satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan

B Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga yaitu

1 Pusat pembangunan yang berwawasan kesehatan di wilayahnya

2 Pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayahnya

3 Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

C Azas Puskesmas

1 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya apabila ada masalah kesehatan di wilayahnya puskesmas harus berusaha

untuk menanggulanginya Ccontohnya suatu daerah terjangkit wabah DBD maka

puskesmas harus bertanggungjawab agar wabah tersebut tidak semakin menyebar

2 Azas Peran Serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas harus memandang masyarakat

sebagai subjek pembangunan kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan

masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah menggali sumberdaya setempat

merumuskan kegiatan dan penanggulangannya melaksanakan program kesehatan

tersebut dan mengevaluasinya Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah

masyarakat yang peduli kesehatan seperti BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) dan BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Berbagai elemen

masyarakat juga bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkan UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut

misalnya

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Ibu-Ibu PKK atau organisasi wanita lainnya dapat diajak untuk

mengembangkan Posyandu dan Polindes

Remaja dapat dilibatkan dalam kegiatan Saka Bhakti Husada begitu pula di

lingkungan pondok pesantren santri dapat dilibatkan dalam program

Poskestren atau Santri Husada

Kelompok pekerja dapat dilibatkan dalam program pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lansia dilibatkan dalam program Posbindu-Lansia (Pos pembinaan

terpadu lansia)

3 Azas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayahnya

harus bekerjasama dengan berbagai pihak bermitra dengan BPKM dan BPP

maupun dengan organisasi lainnya Bekerjasama dengan lintas sektor agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna Salah satu caranya adalah memadukan berbagai

kegiatan dengan memfokuskan berbagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat

4 Azas Rujukan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang apabila tidak

mampu menyelesaikan suatu kasus karena keterbatasan fasilitas atau tenaga medis

maka harus dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi tetapi puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari tingkat yang lebih tinggi terhadap kasus yang sudah

ditangani dan butuh pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan

puskesmas

D Pola Organisasi Puskesmas

Pola organisasi puskesmas adalah sebagai berikut

1 Puskesmas dikepalai oleh seorang Kepala Puskesmas yang mempunyai latar

belakang pendidikan dokter dokter gigi atau sarjana kesehatan dengan latar

belakang kesehatan masyarakat dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

kesehatan kabupaten atau kota

2 Wakil Kepala dijabat oleh sarjana kesehatan dengan latar belakang kesehatan

masyarakat

3 Unit tata usaha

4 Unit fungsional

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

a Menurut jenis pelayanan Unit Pelayanan Kesehatan dan Unit Pelayanan

Medik

b Menurut fungsi Unit Pembangunan Berwawasan Kesehatan Unit

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Unit Pelayanan Kesehatan

c Menurut program dasar dan pengembangan promosi kesehatan kesehatan

lingkungan KIA dan KB gizi P2M pengobatan dan program pengembangan

d Pengelompokan lain ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

berdasarkan pertimbangan khusus

E Definisi Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

F Tipe-tipe Manajemen Puskesmas

Ada beberapa tipe manajemen antara lain

a Model PIE (Planning Implementation Evaluation)

b Model POAC (Planning Organizing Actuating Controlling)

c Model P1-P2-P3 (Perencanaan Penggerakan-Pelaksanaan Pengawasan-

Pengendalian-Penilaian)

d ARRIF (Analisis Rumusan Rencana Implementasi dan Forum Komunikasi)

e ARRIME (Analisis Rumusan Rencana Implementasi Monitoring dan

Evaluasi)

Secara umum manajemen dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Ada dua macam perencanaaan yaitu

Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Perencanaan ini terdapat pada semua puskesmas yang meliputi program

kesehatan puskesmas keliling KIA KB perbaikan gizi masyarakat

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan

Perencanaan Upaya Kesehatan Pembangunan

Upaya kesehatan ini merupakan rencana inovasi yang dikembangkan sendiri

oleh setiap puskesmas

b Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan pemantauan serta

penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas Langkah-

langkahnya meliputi

Pengorganisasian

Penyelenggaraan

Penilaian

c Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertangungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku

Pengawasan bisa merupakan pengawasan internal dari kepala puskesmas itu

sendiri atau pengawasan eksternal dari masyarakat dan dinas kesehatan

8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada

tingkat kesehatan penduduknya Pada umumnya penduduk negara berkembang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan Minimnya sarana dan prasarana kesehatan

menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga

ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi sedangkan angka harapan hidup

rendah dinegara berkembang juga belum ada ansuransi kesehatan yang menyeluruh untuk

semua warga negara sementara hanya pegawai negri yang seluhnya memiliki ansuransi

kesehatan

Negara Maju

Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi sehingga kesadaran

masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik Selain itu pihak pemerintah juga

memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang

dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik

dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

tinggi di negara maju Secara sederhana perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang

saat ini dapat dilihat pada tabel berikut Dinegara maju setiap warga negaranya sudah memiliki

ansuransi kesehatan yang akan membantu mereka dalam berobat

9 Manajemen Pengelolaan Obat

91 Definisi

- Manajemen

a Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

ldquomengendalikanrdquo atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan

kuda Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur

b Menurut Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

-Pengelolaan Obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan

pengadaan penyimpanan pendistribusian dan pencatatanpelaporan obat

a Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

- Sesuai dengan KONAS sebagai penjabaran aspek dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) pembangunana kesehatan di bidang obat mempunyai tujuan

antara lain

1 Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi

2 Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh masyarakat

3 Terjaminnya khasiat keamanan dan mutu obat yang beredar serta

penggunaannya yang rasional

4 Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan penyalahgunaan obat

5 Kemandirian di bidang obat

- Tantangan KONAS dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan obat antara

lain

1 Aspek Geografis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki 17504 pulau dimana

5707 di antaranya sudah bernama Namun pulau yang berpenghuni

jumlahnya kecil saat ini sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

tinggal di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan bencana

Sehingga memerlukan system transportasi yang efektif bagi sumber daya

kesehatan untuk menjamin ketersediaan obat

2 Aspek Sosial-Politik

Ketidakstabilan politik di Indonesia pada era Reformasi Politik ini

mengakibatkan krisis ekonomi yang mendorong tingginya tingkat

kemiskinan sehingga merupakan tantangan yang berat untuk mewujudkan

tujuan KONAS Ditambah lagi dengan variasi pola penyebaran penduduk

yang tidak merata pulau jawa lebih padat penduduk dibandingkan pulau

lainnya yang memiliki luas 2-3 kali lipat dari pulau jawa sehingga

memberikan perbedaan kompleksitas gejala social dan kesehatan yang

berbeda

3 Aspek Kebijakan

Dasar

- KepMenKes No 0042003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan

- Otonomi daerah pada tahun 2000 berdasarkan UU21999 yang diperbaharui

dengan UU 322004 tentang Pemerintah daerah beberapa peran pemerintah

pusat dialihkan kepada pemerintah daerah sebagai kewenangan wajib dan

tugas pembantuan salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan

- KepMenKes No 14572003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan

4 Aspek Anggaran

5 Aspek Peran dan Tanggungjawab Instalasi Farmasi KabupatenKota

- Strategi KONAS

1 Penerapan system pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing) atau

pengadaan secara terpusat (pool procurement) di sector public Disertai

distribusi obat yang efektif efisien dan akuntabel pada sector public dan

swasta

2 Pengembangan dan evaluasi terus-menerus model dan bentuk pengelolaan

obat sector public di daerah terpencil tertinggal perbatasan dan rawan

3 Penyiapan regulasi yang tepat untuk menjamin ketersediaan obat

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

4 Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui kajian biaya efektif dan

kemanfaatan (cost effectiveness and cost benefit analysis) pada seleksi

obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan

5 Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik

- Pokok-pokok dan Langkah Kebijakan

1 Ketersediaan Obat

2 Regulasi Obat

3 Penelitian dan Pengembangan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia

b Ilmu Managemen Obat

1 Planning Perencanaan obat di suatu daerah kabupatenkota dilakukan oleh

tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan

bupatiwalikota atau pejabat yang mewakilinya Dihitung menggunakan

metode konsumsi dan metode morbiditas

2 Organizing Proses managerial yang berfungsi membangun system yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan sehinggal keseluruhan proses pengelolaan

obat menjadi tepat waktutepat obat dan tepat sasaran

3 Actuating Serangkaian kegiatan Pengadaan Penyimpanan dan

Pendistribusian Dengan menerapkan system FiFo (First in First Out)

4 Controlling Aktivitas PencatatanPelaporan dari tiap-tiap tahapan managerial

di atas seperti Perencanaan-Pengaturan-Pengadaan-Penyimpanan-

Pendistribusian Fungsinya berguna untuk memastikan apakah system sudah

berjalan sesuai apa telah dirumuskan

5 Evaluating Tahap lanjut dari controlling dengan fungsi evaluasi

administrative obat mulai dari perencanaan pengadaan penyimpanan sampai

pendistribusian obat

c Proses Pengadaan dan Distribusi Obat

I Pabrik Kimia Farma Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma

(Narkotika) Apotek Penderita

II Pabrik PBF Apotek (OKOBTOB) Penderita

PEO(OBTOB) Penderita

RS Penderita

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju

d Bagan Distribusi Penyaluran Obat

10

PABRIK

PBFKF

PEOApotek

Penderita

Depo

Puskesmas

RS

Penderita Penderita Penderita

  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju
  • 8 Perbedaan Masalah Kesehatan Negara Berkembang dan Negara Maju