SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi...

31
Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018 USER | [SCHOOL] SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI SESUAI DENGAN SKKNI AUDIT ENERGI NOMOR 53 TAHUN 2018

Transcript of SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi...

Page 1: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI

SESUAI DENGAN SKKNI AUDIT ENERGI NOMOR 53 TAHUN 2018

Page 2: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Skema Sertifikasi Kompetensi

Auditor Energi sesuai dengan SKKNI Audit Energi Nomor 53 Tahun 2018.

Adapun penyusunan Skema Sertifikasi Kompetensi Auditor Energi ini adalah

sebagai Panduan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam membuat Skema

Sertifikasinya serta mempercepat proses sertifikasi Auditor Energi yang sesuai

dengan SKKNI Bidang Audit Energi yang baru.

Kami berharap Skema Sertifikasi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pemangku

kepentingan dalam proses sertifikasi bidang audit energi. Akhir kata, kami

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan bersedia

meluangkan waktu dan membagi pengetahuannya sehingga Skema Sertifikasi ini

dapat berjalan dengan baik dan selesai sesuai dengan hasil kerja bersama.

Jakarta, Agustus 2018

Direktur Konservasi Energi

Hariyanto

Page 3: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDIT ENERGI

Skema Sertifikasi Kompetensi Audit Energi, akan dibagi menjadi 3 bagian okupansi,

yaitu :

A. Skema Sertifikasi Kompetensi Audit Energi Okupasi Auditor Energi di Bangunan

Gedung;

B. Skema Sertifikasi Kompetensi Audit Energi Okupasi Auditor Energi Sistem

Kelistrikan;

C. Skema Sertifikasi Kompetensi Audit Energi Okupasi Auditor Energi Thermal dan

Mekanikal.

Page 4: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

A. Skema Sertifikasi Kompetensi Audit Energi

Okupasi Auditor Energi di Bangunan Gedung

Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi Bangunan Gedung merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP xxx. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2018 Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang Audit Energi Untuk Jabatan Kerja Auditor Energi. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan dan memelihara kompetensi Auditor Energi dan kompetensi lulusan pelatihan atau tenaga kerja pada Bangunan Gedung dan sebagai acuan dalam asesmen.

Ditetapkan tanggal Disahkan tanggal Oleh : Oleh : Ketua Komite Skema Direktur LSP / PTUK

Nomor Dokumen Skema Sertifikasi :

Status Distribusi :

Terkendali

Tak terkendali

Page 5: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

1. LATAR BELAKANG

Skema ini disusun sebagai tindaklanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009

tentang Konservasi Energi serta Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 tahun 2012 tentang

Manajemen Energi, dimana setiap pelaksanaan Audit Energi wajib dilakukan oleh Auditor

Energi internal dan/atau lembaga yang terakreditasi serta memiliki sertifikat kompetensi.

Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan dalam sertifikasi

kompetensi Audit Energi Okupansi AuditorEnergi Bangunan Gedung bagi tenaga kerja

yang telah mendapatkan kompetensinya melalui proses pembelajaran baik formal, non

formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja, yang mengacu kepada standar

kompetensi. Dengan skema sertifikasi yang mengacu langsung pada SKKNI ini

diharapkan dapat memberi manfaat langsung para pemangku kepentingan.

Bagi Organisasi

1. Membantu Organisasi meyakinkan kepada kliennya bahwa jasanya telah dibuat oleh

tenaga-tenaga yang kompeten.

2. Membantu Organisasi dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis

kompetensi guna meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan

efisiensi nasional pada umumnya.

3. Membantu Organisasi dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga

berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.

Bagi Tenaga Kerja

1. Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi bahwa dirinya kompeten

dalam bekerja atau menghasilkan jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi.

2. Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat

pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara

mandiri.

3. Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.

4. Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.

5. Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja.

Bagi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

1. Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan

kompetensi dunia Bangunan Gedung.

2. Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.

3. Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.

4. Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik

yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserta didik selama proses

diklat

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

Ruang lingkup skema sertifikasi adalah pada bidang Manajemen Energi untuk kualifikasi

jabatan Auditor Energi pada Bangunan Gedung.

Page 6: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

3. TUJUAN SERTIFIKASI

3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi tenaga kerja pada ruang lingkup pekerjaan

Auditor Energi pada Bangunan Gedung.

3.2 Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP dan asesor kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan

Nasional Sertifikasi Profesi.

4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.

4.4 PBNSP No. 1 (201) Tahun 2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian –

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi

4.5 PBNSP No. 2 /BNSP/VIII/2017Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengembangan dan

Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi.

4.6 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2018

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktifitas Profesional, Ilmiah

dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang

Audit Energi.

5. PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

Unit Kompetensi Auditor Energi pada Bangunan Gedung.

No Kode unit Judul Unit Kompetensi

1 M.74AEN00.001.02 Merencanakan audit energi

2 M.74AEN00.002.02 Melaksanakan rapat pembukaan

3 M.74AEN00.003.02 Mengumpulkan data pada bangunan gedung

4 M.74AEN00.006.02 Merencanakan pengukuran parameter energi pada bangunan gedung

5 M.74AEN00.009.02 Melakukan survei lapangan pada bangunan gedung

6 M.74AEN00.012.02 Melakukan analisis data survei lapangan pada bangunan gedung

7 M.74AEN00.015.02 Melaporkan hasil audit energi

6. PERSYARATAN DASAR

6.1 Persyaratan Dasar Jalur Pendidikan dan Pelatihan.

6.1.1 Pendidikan akhir minimal Diploma III Teknik atau pendidikan lain yang

berhubungan dengan energi.

6.1.2 Telah mengikuti dan lulus metodologi Audit Energi dengan unit-unit

kompetensi seperti tercantum dalam butir 5.

6.1.3 Menyerahkan Pas Foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar.

6.1.4 Menyerahkan copy Ijazah terakhir.

Page 7: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

6.1.5 Menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Pengenal

Lainnya.

6.2 Persyaratan Dasar Jalur Pengalaman

6.2.1 Masa kerja efektif di bidang keenergian:

a. SLTA (SMU/SMK) minimal 15 (lima belas) tahun

b. Diploma III minimal 5 (lima) tahun

c. Sarjana Strata I, II, III minimal 2 (dua) tahun

6.2.2 Pernah melakukan audit energi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir

yang dibuktikan dengan bukti-bukti dalam bentuk portofolio yang valid,

aktual, terkini dan memadai (VATM) sesuai unit-unit kompetensi klaster

auditor energi bangunan gedung.

6.2.3 Menyerahkan copy Surat Keputusan atau bukti lainnya yang sah yang

menyatakan bahwa pemohon melaksanakan tugas sebagai Auditor

Bangunan Gedung (jika ada).

6.2.4 Menyerahkan Pas Foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar.

6.2.5 Menyerahkan copy Ijazah terakhir.

6.2.6 Menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Pengenal

Lainnya.

6.2.7 Menyerahkan dokumen bukti portofolio.

7. HAK DAN KEWAJIBAN

7.1 HAK PEMOHON SERTIFIKASI KOMPETENSI

7.1.1 Mendapatkan penjelasan tentang skema sertifikasi kompetensi.

7.1.2 Mendapatkan sertifikat kompetensi, apabila dinyatakan kompeten (K) pada

seluruh unit kompetensi.

7.1.3 Mendapatkan surat keterangan, apabila dinyatakan belum kompeten (BK)

pada seluruh atau sebagian unit kompetensi.

7.1.4 Mendapatkan kesempatan uji sertifikasi ulang dalam kurun waktu 6 (enam)

bulan terhitung sejak penyampaian hasil uji kompetensi bagi Asesi yang

dinyatakan belum kompeten. Apabila dalam kurun waktu tersebut pemohon

tidak mengajukan permohonan uji sertifikasi ulang, maka pemohonan

sertifikasi kompetensi dibatalkan.

7.1.5 Mengajukan banding terhadap pelaksanaan dan hasil uji sertifikasi

kompetensi.

7.1.6 Menggunakan sertifikat kompetensi sebagai promosi diri dengan

kompetensi keahlian pada unit kompetensi yang tertera pada sertifikat

dimaksud.

7.1.7 Mendapatkan kesempatan uji perpanjangan sertifikat kompetensi.

Permohonan harus disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

habis masa berlaku sertifikat kompetensi dan dilengkapi dengan bukti

langsung dan atau bukti tidak langsung serta bukti tambahan. Apabila

pemohon mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi setelah habis

masa berlaku sertifikat kompetensi, maka sertifikat kompetensi dinyatakan

tidak berlaku lagi dan pemohon wajib mengikuti proses sertifikasi awal.

Page 8: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

7.2 KEWAJIBAN PEMOHON SERTIFIKASI KOMPETENSI

7.2.1 Sebelum uji sertifikasi kompetensi.

7.2.1.1 Memenuhi ketentuan Skema Sertifikasi Auditor Energi pada

Bangunan Gedung.

7.2.1.2 Membuat surat permintaan informasi sertifikasi kompetensi dan

surat pengajuan permohonan sertifikasi Auditor Energi pada

Bangunan Gedung.

7.2.1.3 Mengisi Formulir Permohonan Sertifikasi Kompetensi Auditor

Energi pada Bangunan Gedung (F-APL-01).

7.2.1.4 Membuat surat pernyataan asesi sesuai dengan formulir yang

disediakan.

7.2.1.5 Melakukan asesmen mandiri Auditor Energi pada Bangunan

Gedung (F-APL-02).

7.2.1.6 Menyerahkan bukti sebagaimana tersebut pada butir 6, dan

dokumen lain terkait kegiatan lain di bidang konservasi energi dan

efisiensi energi.Mengikuti uji sertifikasi kompetensi dengan metode

dan persyaratan yang ditetapkan LSP, dengan catatan apabila

semua bukti yang disampaikan memenuhi persyaratan (valid,

aktual, terkini, dan memadai).

7.2.1.7 Melunasi biaya uji sertifikasi kompetensi.

7.2.2 Setelah uji sertifikasi kompetensi.

7.2.2.1 Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup

sertifikasi Auditor Energi pada Bangunan Gedung.

7.2.2.2 Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP.

7.2.2.3 Mengajukan uji perpanjangan sertifikasi kompetensi (Recognize

Current Competency-RCC) paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

habis masa berlaku sertifikat kompetensi.

7.2.2.4 Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan

dengan sertifikat kompetensi setelah dibekukan atau dicabut

sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kompetensi dimaksud

kepada LSP.

7.3 HAK LSP

7.3.1 Mengambil keputusan terhadap hasil uji kompetensi.

7.3.2 Melakukan penilikan (survailence) terhadap pemegang sertifikat kompetensi.

7.3.3 Mencabut sertifikat kompetensi, jika ditemukan tindakan penyalahgunaan

sertifikat kompetensi atau pemegang sertifikat kompetensi tidak menjalankan

kompetensinya selama kurun waktu masa berlakunya sertifikat kompetensi.

7.4 KEWAJIBAN LSP

7.4.1 Memberikan penjelasan tentang skema sertifikasi kompetensi.

7.4.2 Merencanakan kegiatan uji sertifikasi kompetensi awal dan uji sertifikasi ulang

sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan skema

sertifikasi secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi

sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon pemegang sertifikasi

dengan menggunakan formulir yang berlaku di LSP serta LSP menjamin kinerja

Page 9: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

dan hasil evaluasi termasuk kinerja dan hasil asesmen, yang didokumentasikan

secara tepat dan dimengerti.

7.4.3 Menyediakan Tempat Uji Kompetensi (TUK), Materi Uji Kompetensi (MUK) dan

Tim Pelaksana Uji Kompetensi yang terdiri dari unsur penanggung jawab,

sekretariat penyelenggara dan asesor kompetensi.

7.4.4 Mengakomodasi keperluan khusus pemohon seperti kendala bahasa dan/atau

ketidakmampuan lainnya dengan alasan yang tepat.

7.4.5 Melalukan kaji ulang (review) terhadap pelaksanaan dan perangkat uji

sertifikasi kompetensi.

8. BIAYA SERTIFIKASI 8.1 Struktur biaya sertifikasi kompetensi mencakup biaya uji dan administrasi. 8.2 Biaya sertifikasi kompetensi adalah sebesar Rp ...................(tidak termasuk

pajak). 8.3 Biaya sertifikasi kompetensi uji ulang adalah sebesar Rp ...........per unit

kompetensi (tidak termasuk pajak). 8.4 Biaya perpanjangan sertifikasi kompetensi (RCC) adalah sebesar Rp ...........

(tidak termasuk pajak).

9. PROSES SERTIFIKASI KOMPETENSI

9.1 PERSYARATAN PENDAFTARAN

9.1.1 LSP menyediakan gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi. Gambaran tersebut mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi, kewajiban pemegang sertifikat dan memberikan dokumen yang memuat persyaratan uji kompetensi, hak pemohon, serta kewajiban profesi yang disertifikasi termasuk kode etik profesi.

9.1.2 Syarat kelengkapan pendaftaran minimum mencakup : 9.1.2.1 Informasi yang diperlukan untuk mengenali pemohon sertifikasi,

seperti nama, alamat dan informasi lainnya yang dipersyaratkan dalam skema sertifikasi.

9.1.2.2 Ruang lingkup sertifikasi yang diinginkan pemohon. 9.1.2.3 Pernyataan bahwa pemohon setuju untuk memenuhi persyaratan

sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.2.4 Informasi pendukung untuk menunjukkan secara obyektif kesesuaiannya dengan pra-syarat skema sertifikasi.

9.1.2.5 Pemberitahuan kepada pemohon tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus.

9.2 PROSES ASESMEN

9.2.1 Asesmen Auditor Energi pada Bangunan Gedung direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kualitas kompetensi .

9.2.2 Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (Assessment tools) Auditor Energi pada Bangunan Gedung yang dipilih diinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

Page 10: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

9.2.3 Rincian mengenai rencana asesmen dan proses pelaksanaan asesmen Auditor Energi pada Bangunan Gedung dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi.

9.2.4 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.

9.2.5 Bukti yang dikumpulkan melalui bukti pendukung (portofolio) pada lampiran asesmen mandiri APL 02 diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).

9.2.6 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses uji kompetensi.

9.2.7 Hasil proses asesmen yang tidak memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk melengkapi bukti.

9.3 PROSES UJI KOMPETENSI

9.3.1 Uji kompetensi Auditor Energi pada Bangunan Gedung dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan, pengamatan atau cara lain yang andal dan obyektif sesuai dengan skema sertifikasi.

9.3.2 Rancangan uji kompetensi mencakup: merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, mengembangkan perangkat asesmen, mengases kompetensi.

9.3.3 Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Auditor Energi pada Bangunan Gedung diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat.

9.3.4 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.

9.3.5 Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis, lisan, diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).

9.3.6 Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.4 KEPUTUSAN SERTIFIKASI

9.4.1 LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi untuk mengambil keputusan sertifikasi dan melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses sertifikasi.

9.4.3 Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi.

9.4.4 Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

9.4.5 Sertifikat kompetensi tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.4.6 LSP menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP.

Page 11: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

9.5 PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT

9.5.1 LSP mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan tindak lanjut oleh LSP.

9.5.2 Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat, dalam waktu yang ditetapkan oleh LSP, akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi.

9.5.3 LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.

9.5.4 LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.

9.6 PEMELIHARAAN SERTIFIKASI

Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP melakukan penilikan yang mencakup evaluasi rekaman kegiatan kerja dan evaluasi hasil kerja dari hasil produk kerja menurut unit kompetensi.

9.7 PROSES SERTIFIKASI ULANG (RCC)

9.7.1 LSP menetapkan persyaratan sertifikasi RCC sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.

9.7.2 Fokus metode asesmen. a. Portofolio; b. Rekaman kegiatan kerja/produk hasil kerja (bukti-bukti); c. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman

pengalaman kerja;

9.8 PENGGUNAAN SERTIFIKAT

Pemegang Sertifikat Kompetensi Profesi harus menandatangani persetujuan untuk: a. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi. b. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi

yang diberikan. c. Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP dan tidak

memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah.

d. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP yang menerbitkannya, dan tidak menyalahgunakan sertifikat kompetensi.

9.9 BANDING

9.9.1 LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut: a. Proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding,

dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam

Page 12: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa.

b. Penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya.

c. Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.

9.9.2 LSP membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.

9.9.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4 LSP bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan banding. LSP menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.

9.9.5 Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.

9.9.6 LSP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon banding.

9.9.7 LSP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.

Page 13: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

B. Skema Sertifikasi Kompetensi Audit Energi

Okupasi Auditor Energi Sistem Kelistrikan

Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi Sistem Kelistrikan merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP xxx. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2018 Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang Audit Energi Untuk Jabatan Kerja Auditor Energi. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan dan memelihara kompetensi Auditor Energi dan kompetensi lulusan pelatihan atau tenaga kerja pada Sistem Kelistrikan dan sebagai acuan dalam asesmen.

Ditetapkan tanggal Disahkan tanggal Oleh : Oleh : Ketua Komite Skema Direktur LSP / PTUK

Nomor Dokumen Skema Sertifikasi :

Status Distribusi :

Terkendali

Tak terkendali

Page 14: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

1. LATAR BELAKANG

Skema ini disusun sebagai tindaklanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009

tentang Konservasi Energi serta Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 tahun 2012 tentang

Manajemen Energi, dimana setiap pelaksanaan Audit Energi wajib dilakukan oleh Auditor

Energi internal dan/atau lembaga yang terakreditasi serta memiliki sertifikat kompetensi.

Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan dalam sertifikasi

kompetensi Audit Energi Okupansi Auditor Energi Sistem Kelistrikan bagi tenaga kerja

yang telah mendapatkan kompetensinya melalui proses pembelajaran baik formal, non

formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja, yang mengacu kepada standar

kompetensi. Dengan skema sertifikasi yang mengacu langsung pada SKKNI ini

diharapkan dapat memberi manfaat langsung para pemangku kepentingan.

Bagi Organisasi

1. Membantu Organisasi meyakinkan kepada kliennya bahwa jasanya telah dibuat oleh

tenaga-tenaga yang kompeten.

2. Membantu Organisasi dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis

kompetensi guna meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan

efisiensi nasional pada umumnya.

3. Membantu Organisasi dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga

berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.

Bagi Tenaga Kerja

1. Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi bahwa dirinya kompeten

dalam bekerja atau menghasilkan jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi.

2. Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat

pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara

mandiri.

3. Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.

4. Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.

5. Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja.

Bagi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

1. Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan

kompetensi dunia Sistem Kelistrikan.

2. Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.

3. Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.

4. Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik

yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserta didik selama proses

diklat

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

Ruang lingkup skema sertifikasi adalah pada bidang Manajemen Energi untuk kualifikasi

jabatan Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan.

Page 15: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

3. TUJUAN SERTIFIKASI

3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi tenaga kerja pada ruang lingkup pekerjaan

Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan.

3.2 Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP dan asesor kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan

Nasional Sertifikasi Profesi.

4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.

4.4 PBNSP No. 1 (201) Tahun 2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian –

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi

4.5 PBNSP No. 2 /BNSP/VIII/2017 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengembangan dan

Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi.

4.6 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2018

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktifitas Profesional, Ilmiah

dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang

Audit Energi .

5. PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

Unit Kompetensi Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan.

No Kode unit Judul Unit Kompetensi

1 M.74AEN00.001.02 Merencanakan audit energi

2 M.74AEN00.002.02 Melaksanakan rapat pembukaan

3 M.74AEN00.005.02 Mengumpulkan data sistem kelistrikan

4 M.74AEN00.008.02 Merencanakan pengukuran sistem kelistrikan

5 M.74AEN00.011.02 Melakukan survey lapangan pada sistem kelistrikan

6 M.74AEN00.014.02 Melakukan analisis sistem kelistrikan

7 M.74AEN00.015.02 Melaporkan hasil audit energi

6. PERSYARATAN DASAR

6.1 Persyaratan Dasar Jalur Pendidikan dan Pelatihan.

6.1.1 Pendidikan akhir minimal Diploma III Teknik atau pendidikan lain yang

berhubungan dengan energi.

6.1.2 Telah mengikuti dan lulus metodologi Audit Energi dengan unit-unit

kompetensi seperti tercantum dalam butir 5.

6.1.3 Menyerahkan Pas Foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar.

Page 16: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

6.1.4 Menyerahkan copy Ijazah terakhir.

6.1.5 Menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Pengenal

Lainnya.

6.2 Persyaratan Dasar Jalur Pengalaman

6.2.1 Masa kerja efektif di bidang keenergian:

a. SLTA (SMU/SMK) minimal 15 (lima belas) tahun

b. Diploma III minimal 5 (lima) tahun

c. Sarjana Strata I, II, III minimal 2 (dua) tahun

6.2.2 Pernah melakukan audit energi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir

yang dibuktikan dengan bukti-bukti dalam bentuk portofolio yang valid,

aktual, terkini dan memadai (VATM) sesuai unit-unit kompetensi klaster

auditor energi Sistim Kelistrikan.

6.2.3 Menyerahkan copy Surat Keputusan atau bukti lainnya yang sah yang

menyatakan bahwa pemohon melaksanakan tugas sebagai Auditor Sistem

Kelistrikan (jika ada).

6.2.4 Menyerahkan Pas Foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar.

6.2.5 Menyerahkan copy Ijazah terakhir.

6.2.6 Menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Pengenal

Lainnya.

6.2.7 Menyerahkan dokumen bukti portofolio.

7. HAK DAN KEWAJIBAN

7.1 HAK PEMOHON SERTIFIKASI KOMPETENSI

7.1.1 Mendapatkan penjelasan tentang skema sertifikasi kompetensi.

7.1.2 Mendapatkan sertifikat kompetensi, apabila dinyatakan kompeten (K) pada

seluruh unit kompetensi.

7.1.3 Mendapatkan surat keterangan, apabila dinyatakan belum kompeten (BK)

pada seluruh atau sebagian unit kompetensi.

7.1.4 Mendapatkan kesempatan uji sertifikasi ulang dalam kurun waktu 6 (enam)

bulan terhitung sejak penyampaian hasil uji kompetensi bagi Asesi yang

dinyatakan belum kompeten. Apabila dalam kurun waktu tersebut pemohon

tidak mengajukan permohonan uji sertifikasi ulang, maka pemohonan

sertifikasi kompetensi dibatalkan.

7.1.5 Mengajukan banding terhadap pelaksanaan dan hasil uji sertifikasi

kompetensi.

7.1.6 Menggunakan sertifikat kompetensi sebagai promosi diri dengan

kompetensi keahlian pada unit kompetensi yang tertera pada sertifikat

dimaksud.

7.1.7 Mendapatkan kesempatan uji perpanjangan sertifikat kompetensi.

Permohonan harus disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

habis masa berlaku sertifikat kompetensi dan dilengkapi dengan bukti

langsung dan atau bukti tidak langsung serta bukti tambahan. Apabila

pemohon mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi setelah habis

masa berlaku sertifikat kompetensi, maka sertifikat kompetensi dinyatakan

tidak berlaku lagi dan pemohon wajib mengikuti proses sertifikasi awal.

Page 17: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

7.2 KEWAJIBAN PEMOHON SERTIFIKASI KOMPETENSI

7.2.1 Sebelum uji sertifikasi kompetensi.

7.2.1.1 Memenuhi ketentuan Skema Sertifikasi Auditor Energi pada Sistem

Kelistrikan.

7.2.1.2 Membuat surat permintaan informasi sertifikasi kompetensi dan

surat pengajuan permohonan sertifikasi Auditor Energi pada Sistem

Kelistrikan.

7.2.1.3 Mengisi Formulir Permohonan Sertifikasi Kompetensi Auditor

Energi pada Sistem Kelistrikan (F-APL-01).

7.2.1.4 Membuat surat pernyataan asesi sesuai dengan formulir yang

disediakan.

7.2.1.5 Melakukan asesmen mandiri Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan

(F-APL-02).

7.2.1.6 Menyerahkan bukti sebagaimana tersebut pada butir 6, dan

dokumen lain terkait kegiatan lain di bidang konservasi energi dan

efisiensi energi.Mengikuti uji sertifikasi kompetensi dengan metode

dan persyaratan yang ditetapkan LSP, dengan catatan apabila

semua bukti yang disampaikan memenuhi persyaratan (valid,

aktual, terkini, dan memadai).

7.2.1.7 Melunasi biaya uji sertifikasi kompetensi.

7.2.2 Setelah uji sertifikasi kompetensi.

7.2.2.1 Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup

sertifikasi Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan.

7.2.2.2 Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP.

7.2.2.3 Mengajukan uji perpanjangan sertifikasi kompetensi (Recognize

Current Competency-RCC) paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

habis masa berlaku sertifikat kompetensi.

7.2.2.4 Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan

dengan sertifikat kompetensi setelah dibekukan atau dicabut

sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kompetensi dimaksud

kepada LSP.

7.3 HAK LSP

7.3.1 Mengambil keputusan terhadap hasil uji kompetensi.

7.3.2 Melakukan penilikan (survailence) terhadap pemegang sertifikat kompetensi.

7.3.3 Mencabut sertifikat kompetensi, jika ditemukan tindakan penyalahgunaan

sertifikat kompetensi atau pemegang sertifikat kompetensi tidak menjalankan

kompetensinya selama kurun waktu masa berlakunya sertifikat kompetensi.

7.4 KEWAJIBAN LSP

7.4.1 Memberikan penjelasan tentang skema sertifikasi kompetensi.

7.4.2 Merencanakan kegiatan uji sertifikasi kompetensi awal dan uji sertifikasi ulang

sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan skema

sertifikasi secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi

sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon pemegang sertifikasi

dengan menggunakan formulir yang berlaku di LSP serta LSP menjamin kinerja

Page 18: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

dan hasil evaluasi termasuk kinerja dan hasil asesmen, yang didokumentasikan

secara tepat dan dimengerti.

7.4.3 Menyediakan Tempat Uji Kompetensi (TUK), Materi Uji Kompetensi (MUK) dan

Tim Pelaksana Uji Kompetensi yang terdiri dari unsur penanggung jawab,

sekretariat penyelenggara dan asesor kompetensi.

7.4.4 Mengakomodasi keperluan khusus pemohon seperti kendala bahasa dan/atau

ketidakmampuan lainnya dengan alasan yang tepat.

7.4.5 Melalukan kaji ulang (review) terhadap pelaksanaan dan perangkat uji

sertifikasi kompetensi.

8. BIAYA SERTIFIKASI 8.1 Struktur biaya sertifikasi kompetensi mencakup biaya uji dan administrasi. 8.2 Biaya sertifikasi kompetensi adalah sebesar Rp ...................(tidak termasuk

pajak). 8.3 Biaya sertifikasi kompetensi uji ulang adalah sebesar Rp ...........per unit

kompetensi (tidak termasuk pajak). 8.4 Biaya perpanjangan sertifikasi kompetensi (RCC) adalah sebesar Rp ...........

(tidak termasuk pajak).

9. PROSES SERTIFIKASI KOMPETENSI

9.1 PERSYARATAN PENDAFTARAN

9.1.1 LSP menyediakan gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi. Gambaran tersebut mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi, kewajiban pemegang sertifikat dan memberikan dokumen yang memuat persyaratan uji kompetensi, hak pemohon, serta kewajiban profesi yang disertifikasi termasuk kode etik profesi.

9.1.2 Syarat kelengkapan pendaftaran minimum mencakup : 9.1.2.1 Informasi yang diperlukan untuk mengenali pemohon sertifikasi,

seperti nama, alamat dan informasi lainnya yang dipersyaratkan dalam skema sertifikasi.

9.1.2.2 Ruang lingkup sertifikasi yang diinginkan pemohon. 9.1.2.3 Pernyataan bahwa pemohon setuju untuk memenuhi persyaratan

sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.2.4 Informasi pendukung untuk menunjukkan secara obyektif kesesuaiannya dengan pra-syarat skema sertifikasi.

9.1.2.5 Pemberitahuan kepada pemohon tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus.

9.2 PROSES ASESMEN

9.2.1 Asesmen Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kualitas kompetensi .

9.2.2 Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (Assessment tools) Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan yang dipilih diinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

Page 19: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

9.2.3 Rincian mengenai rencana asesmen dan proses pelaksanaan asesmen Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi.

9.2.4 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.

9.2.5 Bukti yang dikumpulkan melalui bukti pendukung (portofolio) pada lampiran asesmen mandiri APL 02 diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).

9.2.6 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses uji kompetensi.

9.2.7 Hasil proses asesmen yang tidak memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk melengkapi bukti.

9.3 PROSES UJI KOMPETENSI

9.3.1 Uji kompetensi Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan, pengamatan atau cara lain yang andal dan obyektif sesuai dengan skema sertifikasi.

9.3.2 Rancangan uji kompetensi mencakup: merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, mengembangkan perangkat asesmen, mengases kompetensi.

9.3.3 Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Auditor Energi pada Sistem Kelistrikan diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat.

9.3.4 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.

9.3.5 Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis, lisan, diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).

9.3.6 Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.4 KEPUTUSAN SERTIFIKASI

9.4.1 LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi untuk mengambil keputusan sertifikasi dan melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses sertifikasi.

9.4.3 Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi.

9.4.4 Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

9.4.5 Sertifikat kompetensi tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.4.6 LSP menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP.

Page 20: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

9.5 PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT

9.5.1 LSP mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan tindak lanjut oleh LSP.

9.5.2 Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat, dalam waktu yang ditetapkan oleh LSP, akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi.

9.5.3 LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.

9.5.4 LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.

9.6 PEMELIHARAAN SERTIFIKASI

Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP melakukan penilikan yang mencakup evaluasi rekaman kegiatan kerja dan evaluasi hasil kerja dari hasil produk kerja menurut unit kompetensi.

9.7 PROSES SERTIFIKASI ULANG (RCC)

9.7.1 LSP menetapkan persyaratan sertifikasi RCC sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.

9.7.2 Fokus metode asesmen. a. Portofolio; b. Rekaman kegiatan kerja/produk hasil kerja (bukti-bukti); c. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman

pengalaman kerja;

9.8 PENGGUNAAN SERTIFIKAT

Pemegang Sertifikat Kompetensi Profesi harus menandatangani persetujuan untuk: a. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi. b. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi

yang diberikan. c. Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP dan tidak

memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah.

d. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP yang menerbitkannya, dan tidak menyalahgunakan sertifikat kompetensi.

9.9 BANDING

9.9.1 LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut: a. Proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding,

dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam

Page 21: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa.

b. Penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya.

c. Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.

9.9.2 LSP membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.

9.9.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4 LSP bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan banding. LSP menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.

9.9.5 Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.

9.9.6 LSP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon banding.

9.9.7 LSP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.

Page 22: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

C. Skema Sertifikasi Kompetensi Audit Energi

Okupasi Auditor Energi Thermal dan Mekanikal

Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi Thermal dan Mekanikal merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP xxx. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2018 Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang Audit Energi Untuk Jabatan Kerja Auditor Energi. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan dan memelihara kompetensi Auditor Energi dan kompetensi lulusan pelatihan atau tenaga kerja pada Thermal dan Mekanikal dan sebagai acuan dalam asesmen.

Ditetapkan tanggal Disahkan tanggal Oleh : Oleh : Ketua Komite Skema Direktur LSP / PTUK

Nomor Dokumen Skema Sertifikasi :

Status Distribusi :

Terkendali

Tak terkendali

Page 23: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

1. LATAR BELAKANG

Skema ini disusun sebagai tindaklanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009

tentang Konservasi Energi serta Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 tahun 2012 tentang

Manajemen Energi, dimana setiap pelaksanaan Audit Energi wajib dilakukan oleh Auditor

Energi internal dan/atau lembaga yang terakreditasi serta memiliki sertifikat kompetensi.

Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan dalam sertifikasi

kompetensi Audit Energi Okupansi Auditor Energi Thermal dan Mekanikal bagi tenaga

kerja yang telah mendapatkan kompetensinya melalui proses pembelajaran baik formal,

non formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja, yang mengacu kepada standar

kompetensi. Dengan skema sertifikasi yang mengacu langsung pada SKKNI ini

diharapkan dapat memberi manfaat langsung para pemangku kepentingan.

Bagi Organisasi

1. Membantu Organisasi meyakinkan kepada kliennya bahwa jasanya telah dibuat oleh

tenaga-tenaga yang kompeten.

2. Membantu Organisasi dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis

kompetensi guna meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan

efisiensi nasional pada umumnya.

3. Membantu Organisasi dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga

berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.

Bagi Tenaga Kerja

1. Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi bahwa dirinya kompeten

dalam bekerja atau menghasilkan jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi.

2. Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat

pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara

mandiri.

3. Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.

4. Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.

5. Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja.

Bagi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

1. Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan

kompetensi dunia Thermal dan Mekanikal.

2. Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.

3. Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.

4. Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik

yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserta didik selama proses

diklat

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

Ruang lingkup skema sertifikasi adalah pada bidang Manajemen Energi untuk kualifikasi

jabatan Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal.

Page 24: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

3. TUJUAN SERTIFIKASI

3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi tenaga kerja pada ruang lingkup pekerjaan

Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal.

3.2 Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP dan asesor kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan

Nasional Sertifikasi Profesi.

4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.

4.4 PBNSP No. 1 (201) Tahun 2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian –

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi

4.5 PBNSP No. 2 /BNSP/VIII/2017Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengembangan dan

Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi.

4.6 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2018

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktifitas Profesional, Ilmiah

dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang

Audit Energi.

5. PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

Unit Kompetensi Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal.

No Kode unit Judul Unit Kompetensi

1 M.74AEN00.001.02 Merencanakan audit energi

2 M.74AEN00.002.02 Melaksanakan rapat pembukaan

3 M.74AEN00.004.02 Mengumpulkan data termal dan mekanikal

4 M.74AEN00.007.02 Merencanakan pengukuran energi termal dan mekanikal

5 M.74AEN00.010.02 Melakukan survey lapangan pada sistem termal dan mekanikal

6 M.74AEN00.013.02 Melakukan analisis termal dan mekanikal

7 M.74AEN00.015.02 Melaporkan hasil audit energi

6. PERSYARATAN DASAR

6.1 Persyaratan Dasar Jalur Pendidikan dan Pelatihan.

6.1.1 Pendidikan akhir minimal Diploma III Teknik atau pendidikan lain yang

berhubungan dengan energi.

6.1.2 Telah mengikuti dan lulus metodologi Audit Energi dengan unit-unit

kompetensi seperti tercantum dalam butir 5.

6.1.3 Menyerahkan Pas Foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar.

Page 25: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

6.1.4 Menyerahkan copy Ijazah terakhir.

6.1.5 Menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Pengenal

Lainnya.

6.2 Persyaratan Dasar Jalur Pengalaman

6.2.1 Masa kerja efektif di bidang keenergian:

d. SLTA (SMU/SMK) minimal 15 (lima belas) tahun

e. Diploma III minimal 5 (lima) tahun

f. Sarjana Strata I, II, III minimal 2 (dua) tahun

6.2.2 Pernah melakukan audit energi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir

yang dibuktikan dengan bukti-bukti dalam bentuk portofolio yang valid,

aktual, terkini dan memadai (VATM) sesuai unit-unit kompetensi klaster

auditor energi bangunan gedung.

6.2.3 Menyerahkan copy Surat Keputusan atau bukti lainnya yang sah yang

menyatakan bahwa pemohon melaksanakan tugas sebagai Auditor

Thermal dan Mekanikal(jika ada).

6.2.4 Menyerahkan Pas Foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar.

6.2.5 Menyerahkan copy Ijazah terakhir.

6.2.6 Menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Tanda Pengenal

Lainnya.

6.2.7 Menyerahkan dokumen bukti portofolio.

7. HAK DAN KEWAJIBAN

7.1 HAK PEMOHON SERTIFIKASI KOMPETENSI

7.1.1 Mendapatkan penjelasan tentang skema sertifikasi kompetensi.

7.1.2 Mendapatkan sertifikat kompetensi, apabila dinyatakan kompeten (K) pada

seluruh unit kompetensi.

7.1.3 Mendapatkan surat keterangan, apabila dinyatakan belum kompeten (BK)

pada seluruh atau sebagian unit kompetensi.

7.1.4 Mendapatkan kesempatan uji sertifikasi ulang dalam kurun waktu 6 (enam)

bulan terhitung sejak penyampaian hasil uji kompetensi bagi Asesi yang

dinyatakan belum kompeten. Apabila dalam kurun waktu tersebut pemohon

tidak mengajukan permohonan uji sertifikasi ulang, maka pemohonan

sertifikasi kompetensi dibatalkan.

7.1.5 Mengajukan banding terhadap pelaksanaan dan hasil uji sertifikasi

kompetensi.

7.1.6 Menggunakan sertifikat kompetensi sebagai promosi diri dengan

kompetensi keahlian pada unit kompetensi yang tertera pada sertifikat

dimaksud.

7.1.7 Mendapatkan kesempatan uji perpanjangan sertifikat kompetensi.

Permohonan harus disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

habis masa berlaku sertifikat kompetensi dan dilengkapi dengan bukti

langsung dan atau bukti tidak langsung serta bukti tambahan. Apabila

pemohon mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi setelah habis

masa berlaku sertifikat kompetensi, maka sertifikat kompetensi dinyatakan

tidak berlaku lagi dan pemohon wajib mengikuti proses sertifikasi awal.

Page 26: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

7.2 KEWAJIBAN PEMOHON SERTIFIKASI KOMPETENSI

7.2.1 Sebelum uji sertifikasi kompetensi.

7.2.1.1 Memenuhi ketentuan Skema Sertifikasi Auditor Energi pada

Thermal dan Mekanikal.

7.2.1.2 Membuat surat permintaan informasi sertifikasi kompetensi dan

surat pengajuan permohonan sertifikasi Auditor Energi pada

Thermal dan Mekanikal.

7.2.1.3 Mengisi Formulir Permohonan Sertifikasi Kompetensi Auditor

Energi pada Thermal dan Mekanikal (F-APL-01).

7.2.1.4 Membuat surat pernyataan asesi sesuai dengan formulir yang

disediakan.

7.2.1.5 Melakukan asesmen mandiri Auditor Energi pada Thermal dan

Mekanikal (F-APL-02).

7.2.1.6 Menyerahkan bukti sebagaimana tersebut pada butir 6, dan

dokumen lain terkait kegiatan lain di bidang konservasi energi dan

efisiensi energi.Mengikuti uji sertifikasi kompetensi dengan metode

dan persyaratan yang ditetapkan LSP, dengan catatan apabila

semua bukti yang disampaikan memenuhi persyaratan (valid,

aktual, terkini, dan memadai).

7.2.1.7 Melunasi biaya uji sertifikasi kompetensi.

7.2.2 Setelah uji sertifikasi kompetensi.

7.2.2.1 Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup

sertifikasi Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal.

7.2.2.2 Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP.

7.2.2.3 Mengajukan uji perpanjangan sertifikasi kompetensi (Recognize

Current Competency-RCC) paling lambat 1 (satu) bulan sebelum

habis masa berlaku sertifikat kompetensi.

7.2.2.4 Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan

dengan sertifikat kompetensi setelah dibekukan atau dicabut

sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kompetensi dimaksud

kepada LSP.

7.3 HAK LSP

7.3.1 Mengambil keputusan terhadap hasil uji kompetensi.

7.3.2 Melakukan penilikan (survailence) terhadap pemegang sertifikat kompetensi.

7.3.3 Mencabut sertifikat kompetensi, jika ditemukan tindakan penyalahgunaan

sertifikat kompetensi atau pemegang sertifikat kompetensi tidak menjalankan

kompetensinya selama kurun waktu masa berlakunya sertifikat kompetensi.

7.4 KEWAJIBAN LSP

7.4.1 Memberikan penjelasan tentang skema sertifikasi kompetensi.

7.4.2 Merencanakan kegiatan uji sertifikasi kompetensi awal dan uji sertifikasi ulang

sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan skema

sertifikasi secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi

sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon pemegang sertifikasi

dengan menggunakan formulir yang berlaku di LSP serta LSP menjamin kinerja

Page 27: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

dan hasil evaluasi termasuk kinerja dan hasil asesmen, yang didokumentasikan

secara tepat dan dimengerti.

7.4.3 Menyediakan Tempat Uji Kompetensi (TUK), Materi Uji Kompetensi (MUK) dan

Tim Pelaksana Uji Kompetensi yang terdiri dari unsur penanggung jawab,

sekretariat penyelenggara dan asesor kompetensi.

7.4.4 Mengakomodasi keperluan khusus pemohon seperti kendala bahasa dan/atau

ketidakmampuan lainnya dengan alasan yang tepat.

7.4.5 Melalukan kaji ulang (review) terhadap pelaksanaan dan perangkat uji

sertifikasi kompetensi.

8. BIAYA SERTIFIKASI 8.1 Struktur biaya sertifikasi kompetensi mencakup biaya uji dan administrasi. 8.2 Biaya sertifikasi kompetensi adalah sebesar Rp ...................(tidak termasuk

pajak). 8.3 Biaya sertifikasi kompetensi uji ulang adalah sebesar Rp ...........per unit

kompetensi (tidak termasuk pajak). 8.4 Biaya perpanjangan sertifikasi kompetensi (RCC) adalah sebesar Rp ...........

(tidak termasuk pajak).

9. PROSES SERTIFIKASI KOMPETENSI

9.1 PERSYARATAN PENDAFTARAN

9.1.1 LSP menyediakan gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi. Gambaran tersebut mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi, kewajiban pemegang sertifikat dan memberikan dokumen yang memuat persyaratan uji kompetensi, hak pemohon, serta kewajiban profesi yang disertifikasi termasuk kode etik profesi.

9.1.2 Syarat kelengkapan pendaftaran minimum mencakup : 9.1.2.1 Informasi yang diperlukan untuk mengenali pemohon sertifikasi,

seperti nama, alamat dan informasi lainnya yang dipersyaratkan dalam skema sertifikasi.

9.1.2.2 Ruang lingkup sertifikasi yang diinginkan pemohon. 9.1.2.3 Pernyataan bahwa pemohon setuju untuk memenuhi persyaratan

sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.2.4 Informasi pendukung untuk menunjukkan secara obyektif kesesuaiannya dengan pra-syarat skema sertifikasi.

9.1.2.5 Pemberitahuan kepada pemohon tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus.

9.2 PROSES ASESMEN

9.2.1 Asesmen Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kualitas kompetensi .

9.2.2 Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (Assessment tools) Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal yang dipilih diinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

Page 28: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

9.2.3 Rincian mengenai rencana asesmen dan proses pelaksanaan asesmen Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi.

9.2.4 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.

9.2.5 Bukti yang dikumpulkan melalui bukti pendukung (portofolio) pada lampiran asesmen mandiri APL 02 diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).

9.2.6 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses uji kompetensi.

9.2.7 Hasil proses asesmen yang tidak memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk melengkapi bukti.

9.3 PROSES UJI KOMPETENSI

9.3.1 Uji kompetensi Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan, pengamatan atau cara lain yang andal dan obyektif sesuai dengan skema sertifikasi.

9.3.2 Rancangan uji kompetensi mencakup: merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, mengembangkan perangkat asesmen, mengases kompetensi.

9.3.3 Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Auditor Energi pada Thermal dan Mekanikal diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat.

9.3.4 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.

9.3.5 Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis, lisan, diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).

9.3.6 Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.4 KEPUTUSAN SERTIFIKASI

9.4.1 LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi untuk mengambil keputusan sertifikasi dan melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses sertifikasi.

9.4.3 Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi.

9.4.4 Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

9.4.5 Sertifikat kompetensi tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.4.6 LSP menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP.

Page 29: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

9.5 PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT

9.5.1 LSP mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan tindak lanjut oleh LSP.

9.5.2 Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat, dalam waktu yang ditetapkan oleh LSP, akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi.

9.5.3 LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.

9.5.4 LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.

9.6 PEMELIHARAAN SERTIFIKASI

Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP melakukan penilikan yang mencakup evaluasi rekaman kegiatan kerja dan evaluasi hasil kerja dari hasil produk kerja menurut unit kompetensi.

9.7 PROSES SERTIFIKASI ULANG (RCC)

9.7.1 LSP menetapkan persyaratan sertifikasi RCC sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.

9.7.2 Fokus metode asesmen. d. Portofolio; e. Rekaman kegiatan kerja/produk hasil kerja (bukti-bukti); f. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman

pengalaman kerja;

9.8 PENGGUNAAN SERTIFIKAT

Pemegang Sertifikat Kompetensi Profesi harus menandatangani persetujuan untuk: e. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi. f. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi

yang diberikan. g. Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP dan tidak

memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah.

h. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP yang menerbitkannya, dan tidak menyalahgunakan sertifikat kompetensi.

9.9 BANDING

9.9.1 LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut: d. Proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding,

dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam

Page 30: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa.

e. Penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya.

f. Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.

9.9.2 LSP membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.

9.9.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4 LSP bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan banding. LSP menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.

9.9.5 Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.

9.9.6 LSP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon banding. LSP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.

Page 31: SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR ENERGI …lsphake.or.id/formulir/Pedoman skema sertifikasi auditor energi.pdf · Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan

Pedoman Skema Sertifikasi Audit Energi - 2018

USER | [SCHOOL]

TAHAPAN PELAKSANAAN SKEMA SERTIFIKASI

(PROSES SERTIFIKASI, ASSESMEN, DAN KEPUTUSAN)

Visualisasi Tahapan Skema Sertifikasi adalah sebagai berikut :