SK4

7
Mengenal Antasida Antasida merupakan zat yang berfungsi menetralisir asam lambung. Antasida biasanya digunakan dalam membantu meredakan gangguan pencernaan akibat kelebihan asam lambung yaitu maag. Maag memang adalah salah satu keluhan yang banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, tak terkecuali oleh golongan ibu hamil. Gejala maag pada ibu hamil sendiri merupakan gejala yang cukup berisiko bagi perkembangan janin. Jika tidak diobati, maag bisa menyebabkan bayi lahir prematur dan berbagai masalah lain dalam kehamilan Anda. Amankah Antasida untuk Ibu Hamil Seperti yang dijelaskan oleh Ronald J. Ruggiero dalam situs Babycenter.com, antasida tergolong obat yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami masalah asam lambung tetap bisa menggunakan antasida, baik yang cair maupun yang berbentuk tablet. Kendati aman dikonsumsi ibu hamil, Anda sebaiknya tidak mengambil lebih dari dosis yang dianjurkan pada label atau dosis anjuran dokter. Jika terlalu banyak, umumnya Anda akan mengalami sembelit untuk beberapa hari setelahnya Obat pereda nyeri/rasa sakit atau lazim disebut analgesika sangat banyak yang dijual bebas. Di Indonesia ada ratusan merek obat pereda nyeri yang dijual bebas yang terdaftar di BPOM-RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia). Obat-obat pereda nyeri umumnya juga mempunyai khasiat menurunkan demam (antipiretika). Itu sebabnya obat- obat ini disebut analgesika-antipiretika. Obat-obat analgesika berbagai merek ini ada yang mengandung zat berkhasiat yang sama, namun ada pula yang berbeda. Untuk mengetahui apa kandungan zat berkhasiat di dalam suatu obat, atau lebih tepatnya bagaimana komposisi suatu obat, bacalah keterangan yang tertera di label/kemasannya dengan seksama. Lebih baik lagi jika Anda selalu meluangkan waktu membaca leaflet atau brosur yang biasanya disertakan dalam kemasan obat sebelum Anda mengonsumsi atau bahkan sebelum memutuskan membeli obat tersebut. Leaflet biasanya memuat keterangan lebih lengkap dibandingkan dengan keterangan yang tertera pada label. Pada leaflet antara lain tercantum komposisi, indikasi, kontra indikasi, dan keterangan-keterangan penting lain menyangkut obat tersebut.

description

sk4

Transcript of SK4

Page 1: SK4

Mengenal Antasida Antasida merupakan zat yang berfungsi menetralisir asam lambung. Antasida biasanya digunakan dalam membantu meredakan gangguan pencernaan akibat kelebihan asam lambung yaitu maag. Maag memang adalah salah satu keluhan yang banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, tak terkecuali oleh golongan ibu hamil. Gejala maag pada ibu hamil sendiri merupakan gejala yang cukup berisiko bagi perkembangan janin. Jika tidak diobati, maag bisa menyebabkan bayi lahir prematur dan berbagai masalah lain dalam kehamilan Anda.

Amankah Antasida untuk Ibu Hamil Seperti yang dijelaskan oleh Ronald J. Ruggiero dalam situs Babycenter.com, antasida tergolong obat yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami masalah asam lambung tetap bisa menggunakan antasida, baik yang cair maupun yang berbentuk tablet. Kendati aman dikonsumsi ibu hamil, Anda sebaiknya tidak mengambil lebih dari dosis yang dianjurkan pada label atau dosis anjuran dokter. Jika terlalu banyak, umumnya Anda akan mengalami sembelit untuk beberapa hari setelahnya

Obat pereda nyeri/rasa sakit atau lazim disebut analgesika sangat banyak yang dijual bebas. Di Indonesia ada ratusan merek obat pereda nyeri yang dijual bebas yang terdaftar di BPOM-RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia). Obat-obat pereda nyeri umumnya juga mempunyai khasiat menurunkan demam (antipiretika). Itu sebabnya obat-obat ini disebut analgesika-antipiretika.Obat-obat analgesika berbagai merek ini ada yang mengandung zat berkhasiat yang sama, namun ada pula yang berbeda. Untuk mengetahui apa kandungan zat berkhasiat di dalam suatu obat, atau lebih tepatnya bagaimana komposisi suatu obat, bacalah keterangan yang tertera di label/kemasannya dengan seksama. Lebih baik lagi jika Anda selalu meluangkan waktu membaca leaflet atau brosur yang biasanya disertakan dalam kemasan obat sebelum Anda mengonsumsi atau bahkan sebelum memutuskan membeli obat tersebut. Leaflet biasanya memuat keterangan lebih lengkap dibandingkan dengan keterangan yang tertera pada label. Pada leaflet antara lain tercantum komposisi, indikasi, kontra indikasi, dan keterangan-keterangan penting lain menyangkut obat tersebut.

Ada beberapa macam zat analgesika (pereda sakit/nyeri) yang dijual bebas, di antaranya parasetamol (nama lainnya asetaminofen /acetaminophen) dan obat-obat yang termasuk dalam golongan NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs) sepertiaspirin, asam mefenamat, dan ibuprofen. Masing-masing senyawa analgesika  ini mempunyai cara kerja dan sifat yang berbeda-beda. Satu obat pereda nyeri dapat mengandung satu macam zat saja, namun dapat pula dikombinasikan dengan zat-zat lainnya yang dimaksudkan untuk menambah khasiatnya atau untuk mengurangi efek sampingnya.Obat-obat pereda rasa sakit yang dijual bebas ini umumnya dapat digunakan untuk meringankan baik sakit kepala, sakit gigi, maupun rasa nyeri lainnya, misalnya nyeri sendi dan nyeri ketika haid. Faktor-faktor yang justru harus Anda pertimbangkan dalam memilih obat analgesika terutama adalah kondisi kesehatan Anda sendiri. Apakah Anda mempunyai penyakit atau kecenderungan gangguan kesehatan tertentu yang merupakan kontraindikasi dari kandungan zat aktifnya. Agar Anda dapat memilih obat analgesika yang cocok buat Anda, sebaiknya Anda kenali dahulu bagaimana sifat dari beberapa analgesika yang terdapat dalam obat-obat pereda rasa sakit yang banyak dijual bebas berikut ini.

Aspirin adalah analgesika yang populer sejak tahun 60-an. Dahulu aspirin digunakan sebagai analgesika-antipiretika baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Namun sekarang penggunaannya untuk anak-anak sebaiknya dihindari sebab ditemukan adanya hubungan

Page 2: SK4

penggunaan aspirin pada anak-anak dengan sindroma Reye, yaitu suatu gangguan kesehatan yang sebenarnya jarang terjadi namun bersifat fatal. Aspirin efektif untuk meredakan rasa sakit dan nyeri, misalnya sakit kepala dan sakit gigi. Juga berkhasiat untuk obat demam (penurun panas) dan anti radang. Saat ini aspirin masih dianjurkan untuk dipakai sebagai pereda rasa sakit bagi orang dewasa. Bahkan hasil penelitian terbaru mengungkapkan aspirin memiliki khasiat lain, yaitu dapat mencegah penggumpalan darah, sehingga di bawah pengawasan dokter dapat dipakai untuk membantu mencegah berulangnya serangan jantung atau stroke. Namun karena khasiat ini pula aspirin dilarang untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang memakai obat-obat anti penggumpalan darah, sebab dikhawatirkan akan menyebabkan efek anti penggumpalan darah menjadi terlalu kuat, sehingga dapat menimbulkan perdarahan, terutama di lambung. Aspirin juga sebaiknya tidak digunakan jika Anda mempunyai sakit maag, tukak lambung, asma, rematik, tekanan darah tinggi, penyakit liver ataupun ginjal, atau mudah mengalami perdarahan, sebab aspirin dapat memburuk keadaan penyakit Anda. Ibu hamil juga harus berhati-hati mengonsumsi aspirin. Karena efeknya yang merangsang lambung, sebaiknya obat-obat yang mengandung aspirin diminum setelah makan.Analgesika yang paling banyak beredar di  Indonesia adalah parasetamol. Selain sebagai pereda rasa sakit, parasetamol juga berkhasiat sebagai penurun demam. Jika digunakan sebagaimana mestinya, parasetamol hanya sedikit menyebabkan efek samping. Salah satu kekurangan parasetamol adalah dapat menyebabkan kerusakan hati jika digunakan dalam dosis tinggi. Oleh sebab itu orang-orang yang mempunyai gangguan fungsi hati dilarang mengonsumsi parasetamol. Namun parasetamol tidak menyebabkan sakit lambung. Oleh sebab itu orang-orang yang tidak dapat mengonsumsi aspirin karena menyebabkan sakit atau rasa tak enak di lambung, dapat menggunakan parasetamol sebagai obat pereda rasa sakit dan penurun demamnya. The American Geriatric Society menganjurkan penggunaan parasetamol sebagai obat nyeri sendi pada orang-orang tua. Demikian pula The American College of Rheumatology menganjurkan penggunaan parasetamol untuk mengobati osteoarthritis ringan sampai sedang.Asam mefenamat lebih sering diresepkan oleh dokter gigi untuk mengatasi rasa nyeri atau sakit gigi dan juga untuk sakit ketika haid. Asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak atau pasien usia lanjut, sebab dapat memberikan efek samping berupa diare terutama pada lansia. Seperti aspirin, asam mefenamat juga dapat merangsang lambung, oleh sebab itu jangan diberikan pada pasien yang cenderung mempunyai sakit maag atau gangguan lambung lainnya, juga pada orang yang alergi terhadap aspirin. Obat-obat mengandung asam mefenamat sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari satu minggu, kecuali dokter Anda menganjurkannya.Zat analgesika-antipiretika lainnya adalah ibuprofen. Ibuprofen berkhasiat meredakan nyeri dan menurunkan panas, namun pada dosis yang diperbolehkan sebagai obat bebas (yang dapat dibeli tanpa resep dokter), ibuprofen tidak berkhasiat sebagai anti radang. Jangan mengonsumsi obat-obat yang mengandung ibuprofen jika Anda sakit maag, asma, tekanan darah tinggi, sakit jantung atau ginjal. Demikian pula jangan konsumsi ibuprofen jika Anda alergi terhadap aspirin. Ibu hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter.Sebagaimana obat-obat yang lain, walaupun dijual bebas bukan berarti obat-obat ini tidak mengandung potensi bahaya. Dalam ilmu kefarmasian ada dogma yang menyatakan “Setiap obat adalah racun”. (Tapi jangan dibalik, karena tentu saja tidak setiap racun adalah obat). Ini berarti, setiap obat dapat menjadi racun, apabila tidak digunakan dengan semestinya.  Oleh sebab itu, fahami dulu sifat-sifat masing-masing zat analgesika ini sebelum Anda membeli, agar Anda dapat memilih obat analgesika yang sesuai kebutuhan Anda. Jika Anda ragu, mintalah keterangan pada dokter atau apoteker di tempat Anda membeli obat. Perlu pula

Page 3: SK4

Anda perhatikan, obat-obat pereda nyeri ini hanya mengobati gejala rasa nyerinya saja, jadi tidak mengobati sumber penyakitnya. Oleh sebab itu jangan mengonsumsi obat-obat bebas apapun lebih dari dosis yang dianjurkan. Jika sakit Anda tidak berkurang setelah lebih dari tiga hari, Anda harus segera berkonsultasi ke dokter. Sekali lagi, setiap obat adalah racun, jika tidak digunakan dengan dosis dan cara pemakaian yang tepat. Jangan sembarangan mengonsumsi obat, karena akibatnya bisa fatal.

Alergi penisilin merupakan reaksi berlebihan dari sistem daya tahan tubuh terhadap penisilin dan antibiotik yang berkaitan dengan penisilin. Jika memiliki alergi penisilin, maka reaksi dapat bervariasi mulai dari ruam, anafilaksis hingga kondisi medis yang dapat mengancam kehidupan/nyawa. Antibiotik penisilin umum dikonsumsi untuk menyembuhkan infeksi bakteri seperti sakit tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptokokus. Namun begitu, tidak semua reaksi terhadap penisilin merupakan alergi penisilin yang sebenarnya. Belum diketahui secara jelas mengapa sejumlah orang memiliki alergi terhadap penisilin. Sekalinya mengalami reaksi alergi terhadap penisilin, maka cara termudah untuk mencegah reaksi alergi ialah untuk menghindari penisilin dan anitibiotik yang berkaitan dengannya. Gejala Banyak orang yang melaporkan dirinya memiliki alergi penisilin, padahal sebenarnya mereka tidak memiliki alergi yang dimaksud. Mereka mungkin menunjukkan adanya reaksi terhadap penisilin seperti ruam, namun tidak semua reaksi dapat dikategorikan sebagai alergi. Gejala alergi penisilin yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: Ruam Gatal pada kulit Mengi Lidah, bibir, atau muka yang membengkak (angiodema) Reaksi Anafilaksis Reaksi paling genting yang dapat disebabkan oleh alergi terhadap penisilin ialah anafilaksis  yang dapat mengancam kelangsungan hidup penderitanya. Reaksi anafilaksis dapat berkembang setelah orang yang sensitif terpapar pada penisilin. Gejala dan tanda dari anafilaksis terdiri dari: Kesulitan bernapas Mengi Menurunnya tekanan darah secara signifikan Pembengkakan tenggorokan atau lidah Pusing Kehilangan kesadaran Detak jantung yang lemah atau berdetak kencang Penyebab & Faktor Risiko Penyebab Alergi penisilin terjadi ketika sistem daya tahan tubuh merespon obat yang masuk ke dalam tubuh sebagai ancaman. Sistem daya tahan tubuh akan melepaskan antibodi yang dikenal sebagai immunoglobulin E (IgE) untuk menetralkan kandungan obat yang memicu alergi. Adanya pelepasan zat kimiawi menyebabkan sejumlah tanda serta gejala dari reaksi alergi. Mengapa hal ini bisa terjadi belum bisa disimpulkan secara komprehensif. Penisilin merupakan bagian dari obat-obatan yang dikenal sebagai antibiotik beta-laktam. Obat-obatan tersebut terdiri dari penisilin dan amoksilin, yang harganya terjangkau dan efektif untuk mengatasi infeksi bakteri. Infeksi bakteri yang dapat disembuhkan oleh penisilin terdiri dari infeksi pada kulit, telinga, hidung, dan juga saluran pernapasan atas. Penisilin dapat masuk melalui tubuh dengan diminum atau disuntik, dan penisilin akan bekerja untuk menghentikan pertumbuhan bakteri yang ada dalam tubuh. Ada beberapa jenis penisilin dan setiap jenis tersebut menghentikan infeksi berbeda yang terjadi di bagian tubuh yang berbeda pula. Ada pun obat-obatan yang merupakan bagian dari penisilin terdiri dari: Amoksilin Ampisilin Dicloxacillin Penisilin V Piperasilin Kombinasi piperasilin dan tazobactam (Zosyn) Jika Anda alergi terhadap satu jenis penisilin, maka besar kemungkinan juga alergi terhadap jenis antibiotik penisilin yang lain. Pada sebagian orang yang alergi terhadap penisilin, mereka juga dapat alergi terhadap cephalosporins, antibiotik yang masih berkaitan dengan penisilin. Faktor Risiko Belum diketahui secara jelas mengapa seseorang dapat alergi terhadap penisilin. Namun begitu, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap alergi terhadap penisilin, faktor risiko terdiri dari: Berumur antara 20 hingga 49 tahun Mengonsumsi penisilin secara rutin Menderita HIV/AIDS Memiliki cystic fibrosis Pernah mengalami reaksi

Page 4: SK4

alergi terhadap penisilin atau obat lainnya.

ANTASIDA DAN ANTI ULCER

Spesialite:

1.Aluminium Hydroxida :

Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung

2.Antasida

Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH lumen lambung.

3.SimetikonMekansime kerja Simetikon mengubah tekanan permukaan gelembung gas hingga gas gas menyatu sehingga memudahkan eliminasi gas melalui serdawa / flatus4.Simetidin

Cara Kerja Obat : Simetidin adalah antihistamin penghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible. Penghambat reseptor H2 akan menghambat sekresi asam lambung, baik pada keadaan istirahat maupun setelah perangsangan oleh makanan, histamine, pentagastrin, insulin dan kafein.Pada pemberian oral, simetidin diabsorbsi dengan baik dan cepat, tetapi sedikit berkurang bila ada makanan atau antasida. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1-2 jam setelah pemberian, dengan waktu paruh 2-3 jam. Simetidin diekresikan sebagian besar bersama urin dan sebagian kecil bersama feses.

5.FamotidineCara Kerja Obat :

Famotidin bekerja dengan menghambat secara kompetitif reseptor histamin H2. Aktivitas farmakologi yang penting dan famotidin adalah menghambat sekresi gastrik,

sehingga volume sekresi gastnk dan konsentrasi asam menurun.6.Ranitidin

Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36–94 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 6–8 jam. Ranitidine diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2–3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan antasida. Waktu paruh 2 ½–3 jam pada pemberian oral, Ranitidine diekskresi melalui urin.