Sk3 Pengendali motor DC

11
  PENGENDALI MOTOR DC JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH  Praktikum Sistem Kendali Yang dibina oleh H. Ahmad Fahmi, S.T., M.T  Nama : Aima Rahmadani  NIM : 130534608380 Offering : S1 PTL   B 13 Tanggal Praktikum : 6 Januari 2015 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JANUARI 2015

description

Pengendali Motor DC

Transcript of Sk3 Pengendali motor DC

  • PENGENDALI MOTOR DC

    JOBSHEET

    UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

    Praktikum Sistem Kendali

    Yang dibina oleh H. Ahmad Fahmi, S.T., M.T

    Nama : Aima Rahmadani

    NIM : 130534608380

    Offering : S1 PTL B 13

    Tanggal Praktikum : 6 Januari 2015

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    JANUARI 2015

  • A. TUJUAN

    1. Mahasiswa mampu membuat rangkaian pengendali motor DC

    2. Mahasiswa mengerti baaimana cara kerja pengendali motor DC

    B. DASAR TEORI

    Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap

    satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga

    atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu. Di dalam dunia industri,

    dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi untuk menghasilkan

    produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta dengan waktu yang telah

    ditentukan. Otomatisasi sangat membantu dalam hal kelancaran operasional,

    keamanan (investasi, lingkungan), ekonomi (biaya produksi), mutu produk, dll.

    Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk

    sesuai standar, sehingga terdapat parameter yang harus dikontrol atau di kendalikan

    antara lain tekanan (pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level),

    kerapatan (intensity), dll. Gabungan kerja dari berbagai alat-alat kontrol dalam

    proses produksi dinamakan sistem pengontrolan proses (process control system).

    Sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengontrolan disebut

    pengontrolan instrumentasi proses (process control instrumentation). Dalam istilah

    ilmu kendali, kedua hal tersebut berhubungan erat, namun keduanya sangat berbeda

    hakikatnya. Pembahasan disiplin ilmu Process Control Instrumentation lebih

    kepada pemahaman tentang kerja alat instrumentasi, sedangkan disiplin ilmu

    Process Control System mengenai sistem kerja suatu proses produksi.

    Prinsip Pengontrolan Proses

    Ada 3 parameter yang harus diperhatikan sebagai tinjauan pada suatu sistem

    kontrol proses yaitu :

    - cara kerja sistem kontrol

    - keterbatasan pengetahuan operator dalam pengontrolan proses

    - peran instrumentasi dalam membantu operator pada pengontrolan proses

    Empat langkah yang harus dikerjakan operator yaitu mengukur,

    membandingkan, menghitung, mengkoreksi. Pada waktu operator mengamati

  • ketinggian level, yang dikerjakan sebenarnya adalah mengukur process variable

    (besaran parameter proses yang dikendalikan).

    Contohnya proses pengontrolan temperatur line fuel gas secara manual,

    proses variabelnya adalah suhu. Lalu operator membandingkan apakah hasil

    pengukuran tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan. Besar proses variabel yang

    diinginkan tadi disebut desired set point. Perbedaan antara process variabel dan

    desired set point disebut error. Dalam sistem kontrol suhu di atas dapat dirumuskan

    secara matematis:

    Error = Set Point Process Variabel

    Process variabel bisa lebih besar atau bisa juga lebih kecil daripada desired

    set point. Oleh karena itu error bisa diartikan negatif dan juga bisa positif.

    Sistem Kontrol Otomatis

    Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi

    mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis). Ada dua

    sistem kontrol pada sistem kendali/kontrol otomatis yaitu :

    Open Loop (Loop Terbuka)

    Suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi

    pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di

    umpan-balikkan ke parameter pengendalian.

    Gambar 1. Diagram Blok Sistem Pengendalian Loop Terbuka

    Close Loop (Loop Tertutup)

    Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung

    terhadap aksi pengendalian yang dilakukan. Sinyal error yang merupakan selisih

    dari sinyal masukan dan sinyal umpan balik (feedback), lalu diumpankan pada

    komponen pengendalian (controller) untuk memperkecil kesalahan sehingga nilai

    keluaran sistem semakin mendekati harga yang diinginkan.

    Keuntungan sistem loop tertutup adalah adanya pemanfaatan nilai umpan

    balik yang dapat membuat respon sistem kurang peka terhadap gangguan ksternal

    dan perubahan internal pada parameter sistem.

  • Kerugiannya adalah tidak dapat mengambil aksi perbaikan terhadap suatu

    gangguan sebelum gangguan tersebut mempengaruhi nilai prosesnya.

    Gambar 2. Diagram Blok Sistem Kontrol Tertutup

    Untuk motor DC yaitu motor yang dioperasikan pada tegangan bolak-balik. Motor

    jenis ini menawarkan suatu pemakaian yang luas dalam ukuran-ukuran yang lebih

    kecil,terutama untuk pemakaian di lingkungan domestik dan komersial. Motor DC berputar

    sesuai dengan pembebanan, karena dengan pembebanan ringan motor berputar dengan cepat

    dan , menghasilkan kopel yang kecil tetapi pada keadaan pembebanan yang berat maka

    motornya berputar secara perlahan-lahan dengan kopel yang besar. Meskipun demikian pada

    pemakaian tertentu diperlukan adanya pengaturan kecepatan.

    Untuk mendapatkan pengaturan kecepatan dan torsi dari motor seri, tegangan bolak-

    balik (DC) dapat diberikan secara seri dengan thyristor yang mengatur tegangan, yang diberikan

    pada motor.

    Dalam sistem pengaturan kecepatan motor, thyristor dapat digunakan karena berkapasitas

    daya yang besar sehingga untuk pengaturan kecepatan motor yang berdaya besar dapat

    menggunakan rangkaian elektronika. Dalam pengaturan kecepatan motor thyristor membawa

    beberapa keuntungan sebab dapat menghasilkan pengaturan yang halus dan kontinu, kerugian

    daya yang kecil dan untuk pemeliharaan yang sederhana.

    Motor DC terdiri dari sebuah rotor yang biasa disebut armatur atau jangkar, dengan lilitan

    kumparan sekelilingnya, dan diujung poros diletakkan komutator yang dibagi atas beberapa

    lamel. Pada permukaan komutator diletakan sikat karbon yang berfungsi untuk mengalir arus dari

    sumber luar ke dalam jangkar motor. Saat arus mengalir kedalam jangkar, maka di jangkar

    akan timbul medan magnit, sehingga jangkar akan berputar diantara kutub magnit yang berada

    di stator motor. Hampir semua motor DC memiliki kipas pendingin di bagian ujung poros-nya.

    Seperti pada gambar 3.

  • Gambar 3. Konstruksi Motor DC

    Motor DC banyak digunakan pada peralatan listrik dengan ukuran kecil dan sedang,

    seperti pengisap debu, mesin jahit dan sejenisnya. Motor DC bisa dioperasikan dengan sumber arus

    searah atau bolak-balik. Kecepatan motor bisa diatur dengan menggunakan rheostat, penyearah,

    atau perubahan kedudukan sikat karbon yang melewati jangkar motor.

    Karakteristik Motor DC

    Motor DC mempunyai karakteristik motor seri karena berputar pada kecepatan rata-

    rata bila bebannya juga rata-rata, dan apabila bebannya dikurangi maka kecepatannya akan naik.

    Motor ini mempunyai sifat-sifat yang sama seperti motor dc seri. Pada pembebanan ringan motor

    berputar dengan cepat dan menghasilkan kopel yang kecil. Tetapi pada keadaan pembebanan yang

    berat, maka motornya berputar secara perlahan-lahan dengan torsi yang besar. Jadi,

    motormengatur kecepatannya sesuai dengan beban yang dihubungkan kepadanya. Motor jenis

    ini banyak ditemui antara lain pada: blower, dinamo mesin jahit rumah, mesin bor, dan mixer

    (Cyne and Martin, 1987). Putaran motor DC biasanya tinggi, apalagi dalam keadaan tanpa beban.

    Maka dari itu,biasanya motor DC dihubungkan langsung dengan beban sehingga putaran motor

    yang tinggi bisa berkurang dengan pembebanan tersebut.

    Pengaturan Kecepatan Motor DC

    Pengaturan kecepatan motor DC adalah dengancara mengatur besar tegangan yang diberikan

    kepada motor. Motor DC merupakan motor yang dapat bekerja dengansumber tegangan DC maupun

    dc, sehingga pengaturan tegangannya pun dapat dilakukan dengan dua macam yaitu pengaturan

    dalam bentuk sumber tegangan DC dan pengaturan dalam bentuk sumber tegangan dc. Semakin

    besar tegangan yang diberikan kepada motor DC ini,maka semakin besar pula kecepatan putarnya.

    Sebaliknya, semakin kecil tegangan yang diberikan kepadanya, maka semakin kecil pula

    kecepatannya.

    C. ALAT & BAHAN

  • Power Supply DC (1 buah)

    Multimeter (1 buah)

    Project Board (1 buah)

    Motor DC (1 buah)

    Resistor 330 ohm (4 buah)

    SPDT Relay (2 buah) {Simulasi}

    Kabel jumper secukupnya

    D. LANGKAH KERJA & GAMBAR

    1. Memperhatikan gambar 4 lalu mencermati dan membuat rangkaian pada

    project board

    M

    SW1

    SW2

    330

    330

    330

    330

    12 V12 V

    Gambar 4. Rangkaian Percobaan 1

    2. Memberi tegangan sebesar 12VDC dengan cara menghubungkan vcc dan

    ground power supply ke vcc dan ground menggunakan kabel penghubung yang

    sudah disediakan.

    3. Mensimulasikan kembali rangkaian pada Circuit Wizard

    4. Mencatat kondisi nyala lampu led pada subab hasil

    5. Membuat rangkaian pengendali Motor DC

  • Gambar 5. Datasheet TIP41

    E. HASIL

    Saat Switch 1 di sambungkan dengan Tegangan VCC, switch 2

    disambungkan dengan ground maka motor DC akan berputar ke arah kanan,

    Sebaliknya saat Switch 2 di sambungkan ke tegangan VCC dan switch 1

    disambungkan ke ground, motor DC akan berputar ke arah kiri dan saat kedua

    switch disambungkan ke ke VCC maka motor DC akan mengalami pengereman.

    Simulasi rangkaian

  • Gambar 6. Rangkaian Percobaan Switch 1 dan 2 tidak terhubung VCC

    Gambar 7. Switch 1 terhubung dengan VCC motor berputar ke kanan

  • Gambar 8. Switch 2 terhubung dengan VCC motor berputar ke kiri

    Gambar 9. Kedua Switch terhubung dengan VCC dan terjadi pengereman pada motor DC

    Rangkaian simulasi Pengendalian Motor DC dengan Simulasi Circuit Wizard

  • Gambar 10. Rangkaian Pengendali Motor DC dengan Relay

    Gambar 11. Motor DC berputar ke arah kiri ketika Switch tersambung

  • F. ANALISIS

    Dari praktikum yang dicoba hasil sama dengan apa yang di simulasikan,

    Pergerakan Motor. Putaran pada motor DC tergantung pada switch yang terhubung

    antara ground dan VCC.

    Driver motor DC tipe H-bridge menggunakan power driver berupa

    transistor. Rangkaian driver motor DC H-brige transistor ini dapat mengendalikan

    arah putaran motor DC dalam 2 arah dan dapat dikontrol dengan sinyal logika dasar

    TTL (High) dan (Low).

    G. KESIMPULAN

    Motor DC adalah aktuator listrik yang menggunakan tegangan input seagai

    variabel pengendali.

    Rangkaian sistem pengontrolan kecepatan motor DC dengan

    menggunakan transistor dapat digunakan sebagai pengatur kecepatan motor

    secara universal

    Semakin besar tegangan yang dinaikkan, besar arus juga semakin besar,

    dan sebaliknya semakin kecil tegangan yang diberikan maka semakin kecil

    pula arus yang mengalir.

    H. DAFTAR PUSTAKA

    A. Kadir, Teknologi Instalasi Listrik, Penerbit LP3ES, Lembaga Penelitian

    Dan Penerapan Ekonomi Sosial Jakarta.

    Eugene C.L, Mesin Dan Rangkaian Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta,

    1989.

    Filzgerald. A.E,Mesin-mesin Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1986