SK rkp des 2013

52
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG KECAMATAN CIWIDEY DESA PANYOCOKAN Jl. Raya Ciwidey-Panyocokan Km.02 No.15 tlp (022) 85920267 Ciwidey 40973 KEPUTUSAN KEPALA DESA PANYOCOKAN KECAMATAN CIWIDEY KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 3 Tahun 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA PANYOCOKAN Menimbang : a.bahwa Pemerintah Desa wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan desa berupa rencana kerja pembangunan desa (RKPDesa) yang merupakan penjabaran rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa); b. bahwa RKP-Desa dilakukan melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbang Desa) setiap tahun berdasarkan RPJM-Desa dan dikukuhkan secara resmi dengan Keputusan Kepala Desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang RKP-Desa. Mengingat : a)Undang Undang No. 14 tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) b)Undang Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4389) c) Undang Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Transcript of SK rkp des 2013

Page 1: SK rkp des 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNGKECAMATAN CIWIDEY

DESA PANYOCOKANJl. Raya Ciwidey-Panyocokan Km.02 No.15 tlp (022) 85920267 Ciwidey

40973

KEPUTUSAN KEPALA DESA PANYOCOKAN

KECAMATAN CIWIDEY KABUPATEN BANDUNG

NOMOR: 3 Tahun 2014

TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA PANYOCOKAN

Menimbang : a. bahwa Pemerintah Desa wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan desa berupa rencana kerja pembangunan desa (RKPDesa) yang merupakan penjabaran rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa);

b. bahwa RKP-Desa dilakukan melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbang Desa) setiap tahun berdasarkan RPJM-Desa dan dikukuhkan secara resmi dengan Keputusan Kepala Desa;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang RKP-Desa.

Mengingat : a) Undang Undang No. 14 tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950)

b) Undang Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4389)

c) Undang Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Page 2: SK rkp des 2013

d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

e) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

f) Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

g) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

h) Peraturan Pemerintah No.79 Thun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

i) Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah anatara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

j) Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

k) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

l) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007;

Page 3: SK rkp des 2013

m)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006, tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan PeraturanDesa;

n) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

o) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

p) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007, tentang Kader Pemberdayaan masyarakat;

q) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;

r) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

s) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan;

t) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa

u) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2004 Nomor 29 Sedi D);

v) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005-2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2006 Nomor 5 Seri D);

w) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2006 Nomor 7 Seri D);

x) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 2);

y) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 10 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung Yang Pengaturannya Diserahkan Kepada Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomoor 10);

z) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Lembaga Kemasyarakatan (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 12);

aa)Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No.13 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 13);

bb) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 17);

Page 4: SK rkp des 2013

cc)Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Wilayah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 22);

dd) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Perencanaan Pembangunan Desa di Kabupaten Bandung

ee)Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 1 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009)

ff) Peraturan Desa Panyocokan No 1 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Tahun 2014-2019

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA PANYOCOKAN TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2014

Pertama : Melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan desa dalam menyusun RKP-Desa dan melaporkan kepada Bupati/Walikota melalui Kecamatan.

Kedua : RKP-Desa disusun berdasarkan RPJM-Desa 5 (lima) tahunan melalui forum Musrenbang-Desa.

Ketiga : Berita acara RKP-Desa ditandatangani oleh Pemerintahan Desa dan LPM/LKMD atau dengan sebutan lain sebagai koordinator penyusunan RKPDesa.

Keempat : RKP-Desa merupakan bahan baku rencana kegiatan pembangunan di Desa untuk/wajib diusulkan ke RKP-Daerah.

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Panyocokan

Pada Tanggal : 2 April 2014

KEPALA DESA PANYOCOKAN

ASEP DADI

Page 5: SK rkp des 2013

DRAFT

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA

(RKPDesa)

TAHUN ANGGARAN 2014

Page 6: SK rkp des 2013

DESA PANYOCOKANKECAMATAN CIWIDEY KABUPATEN BANDUNG

KATA PENGANTAR

Agar pembangunan di Desa Panyocokan dapat terlaksana dan

memberikan hasil yang optimal sesuai dengan visi Desa, yaitu “ Terwujudnya

Masyarakat Desa Panyocokan yang aman, tentram dan sejahtera melalui

peningkatan partisifasi masyarakat yang berbasis religius dan berwawasan

lingkungan dengan berorientasi pada peningkatan pelayanan kepada warga

masyarakat dan kinerja pembangunan Desa“ diperlukan adanya dokumen rencana

pembangunan jangka menengah Desa (RPJMDes) sebagai acuan dan pedoman

pelaksanaan PROPEDES (Program Pembangunan Desa). Guna menjabarkan

Rencana pembangunan jangka menengah Desa tahun 2008-2014 tersebut

perlu disusun Rencana Kerja Pembanguan Desa (RKPDesa) untuk setiap

tahunnya.

Rencana Kerja Pembanguan Desa (RKPDesa) Tahun 2014 merupakan

program kerja eksekutif pemerintah desa yang telah disahkan oleh Kepala Desa

dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Panyocokan dan ditetapkan melalui

keputusan kepala desa. Rencana Kerja Pembanguan Desa (RKPDesa) ini

menggambarkan visi, misi, dan arah pembangunan desa yang digunakan sebagai

acuan oleh pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, clan pemberdayaan masyarakat.

Besar harapan kami bahwa Dokumen Rencana Kerja Pembangunan

Desa (RKPDesa) Desa Panyocokan dapat dilaksanakan secara konsisten,

terintegrasi, terpadu, dan transparan melalui koordinasi perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi kegiatan pembangunan guna mencapai visi Pemerintah

Desa dan pada akhirnya mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Panyocokan,lahir

dan batin.

Panyocokan, 2 Maret 2014 KEPALA DESA PANYOCOKAN

Page 7: SK rkp des 2013

ASEP DADI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Landasan Penyusunan RPJM Desa

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DESA

2.1 Geografis dan Administrasi

2.2 Lembaga lembaga Desa

2.3 Kependudukan dan Sosial Ekonomi

2.4 Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana

2.5 Potensi Desa

2.6 Pemanfaatan Lahan

BAB III VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN SKALA PRIORITAS

3.1 Visi dan Misi Desa

3.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

3.3 Strategi dan Skala Prioritas

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA TAHUN 2010

4.1 Faktor Penentu Program Prioritas

4.2 Prioritas Program Pembangunan

4.3 Rencana Pembangunan

4.4 Lembaga Pelaksanan Pembangunan Desa

4.5 Monitoring dan Evaluasi

Page 8: SK rkp des 2013

4.6 Hasil yang Diharapkan

Bab V RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DESA

Bab VI KEBIJAKAN KEUANGAN DESA

Bab VII PENUTUP

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan pada sistem pembangunan daerah, seluruh desa dalam wilayah Kabupaten Bandung diwajibkan menyusun dokumen perencanaan pembangunan desa, berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa).

Guna menjabarkan Rencana pembangunan jangka menengah Desa tahun 2013-2019 tersebut perlu disusun Rencana Kerja Pembanguan Desa (RKPDesa) tahun kelima tahun anggaran 2014.

Perencanaan pembangunan akan tepat mengenai sasaran, terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya apabila perencanaan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memungkinkan terlaksananya hal tersebut, khususnya pembangunan pedesaan, mutlak diperlukan keikut-sertaan masyarakat desa secara langsung dalam penyusunan rencana pembangunan tersebut.

Maksud Dan Tujuan

Rencana Kerja Pembanguan Desa (RKPDesa) tahun 2014 adalah rencana pembangunan tahunan desa yang disusun oleh masyarakat untuk jangka waktu pelaksanaan satu tahun memasuki tahun kelima. Rencana pembangunan ini dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan masyarakat dan pemanfaatan sumber daya pembangunan yang ada, guna menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat.

Maksud penyusunan RKPDesa Tahun 2014 adalah :

Desa memiliki rencana pembangunan tahun 2014 yang merupakan penjabaran RPJMDesa tahun kelima yang berkesinambungan dalam jangka waktu lima tahun.

Memberikan gambaran kondisi umum desa sekarang, sekaligus menjabarkan arah dan tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2014 dalam rangka mewujudkan visi dan misi desa;

Menyediakan satu tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja tahunan perangkat desa;

Mengarahkan dan memudahkan desa dalam penyusunan RKP-Desa;

Page 9: SK rkp des 2013

Memberikan masukan bagi penyusunan RKP-Kecamatan.

Tujuan Penyusunan RKP Desa adalah :

RKPDes sebagai dokumen tertulis rencana kerja pembangunan tahun 2014 di desa dijadikan sebagai satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa (LPMD, PKK, Karang Taruna), BPD (Badan Permusyawaratan Desa), dan pihak terkait lainnya dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBDes, APBD Kabupaten Kabupaten Bandung, APBD Propinsi Jawa Barat, dan APBN.

Dengan mengetahui posisi kondisi desa saat ini, maka diharapkan dapat memberikan motifasi dan semangat masyarakat untuk lebih maju dan dapat meraih Rencana Pembangunan 5 tahun (2013-2019).

Pemanfaatan sumber daya pembangunan yang berupa SDM, SDA, dan  sumber daya yang lain se-optimal mungkin.

Menerapkan konsep tahapan pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan.

Landasan Penyusunan RPJMDes

Dalam penyusunan RKPDes, sejumlah peraturan telah digunakan sebagai rujukan, yaitu:

Landasan idiil Pancasila;

Landasan konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945;

Landasan operasional:

Undang Undang No. 14 tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950)

Undang Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4389)

Undang Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

Page 10: SK rkp des 2013

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

Peraturan Pemerintah No.79 Thun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah anatara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

Peraturan Menteri Dalam Nnengeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006, tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan PeraturanDesa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007, tentang Kader Pemberdayaan masyarakat;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan;

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2004 Nomor 29 Sedi D);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005-2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2006 Nomor 5 Seri D);

Page 11: SK rkp des 2013

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2006 Nomor 7 Seri D);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 2);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 10 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung Yang Pengaturannya Diserahkan Kepada Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomoor 10);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Lembaga Kemasyarakatan (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 12);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No.13 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 13);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 17);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Wilayah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 22);

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Perencanaan Pembangunan Desa di Kabupaten Bandung

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 1 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009)

Peraturan Desa Panyocokan No 1 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Tahun 2013-2019

Page 12: SK rkp des 2013

BAB IIGAMBARAN UMUM DESA PANYOCOKAN

Geografis Dan AdministrasiLetak dan Batas Desa

Desa Panyocokan termasuk wilayah Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 700,199 Ha. Dataran dengan ketinggian rata-rata 1100-1200 m di atas permukaan laut. Secara administratif wilayah Desa Panyocokan dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey

Sebelah Selatan : Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey

Sebelah Barat : Desa Lebakmuncang Kecamatan Ciwidey

Sebelah Timur : Desa Mekarmaju Kecamatan Pasirjambu

Hidrologi dan Klimatologi

Berdasarkan hidrologinya, aliran-aliran sungai yang ada di wilayah Desa Panyocokan membentuk pola Daerah Alirah Sungai (DAS) Cipanglay Tercatat beberapa sungai maupun solokan yang terdapat di Desa Panyocokan yaitu :

- Sungai Cigadog - Sungai Cieceng - Sungai Cikawung - Saluran air Cipanglay - Saluran air Cieceng- Saluran air Ciengang- Saluran air Cibatu Hawu

Selain itu, Irigasi utama yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan sumber air untuk pertanian yang terdapat di Desa Panyocokan diantaranya adalah sbb :- Irigasi Cipanglay- Irigasi Ciwceng I- Irigasi Cigadog- Irigasi Cieceng II- Irigasi Cigembrang

Page 13: SK rkp des 2013

Berikut ini sumber air bersih yang aktif saat musim kemarau dan musim penghujan :

SUMBER AIR BERSIH MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU

Sumur Pompa 3 Unit 3 Unit

Sumur Gali 940 Unit 749 Unit

Mata Air, PMA 5 Lokasi 5 Lokasi

Sungai 3 Lokasi 2 Lokasi

Lembaga-Lembaga Desa

Di Desa Panyocokan terdapat beberapa Lembaga Desa, yaitu : Pemerintah Desa, BPD (Badan Permusyawaratan Desa), dan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LPMD, PKK, Karang Taruna,RW, dan RT).

1. Pemerintah Desa Panyocokan terdiri dari :

No Nama JabatanUmur (Thn)

Alamat Pendidikan

1. Asep Dadi Kepala Desa 43 Kp. Kadameteng SLTA2. Usep Komara Sekretaris Desa 36 Kp. Kadameteng SLTA

3.Endang Supriatna

Kaur Umum 48 Kp. Pasir mala SLTA

4. Tika Rostika Kaur Keuangan 40 Kp. Ciseupan II SLTA5. Nunu Nugraha Kasi Pemerintahan 43 Kp. Ciseupan II SLTA6. Wawan Kasi Kesra 52 Kp. Gombong SLTA7. Atang Taryana Kasi Trantib 55 Kp. Kadameteng SLTP8. Ageng Kasi Ekbang 52 Kp. Kadameteng SLTP9. Dadang Kasi Ekonomi 42 Kp. Ciloa SLTA10.

Dudu Durahman

Kadus I 53 Kp. Awisurat SLTA

11.

Endang Rahmat Kadus II 60 Kp. Ciloa III SLTP

12.

Ateng Kadus III 54 Kp. Awisurat SLTP

13.

Usep Komara Bendahara 36 Kp. Kadameteng SLTA

14.

Kustiwa Staf Desa 62 Kp. Pasir Honje SLTA

15.

Wida Staf Desa 28 Kp. Kadameteng SLTP

1.1. Struktur Organigram Pemerintahan Desa Panyocokan

Kepala DesaAsep Dadi

Sekretaris DesaUsep Komara

Kaur UmumEndang Supriatna

Kaur KeuanganTika Rostika

Page 14: SK rkp des 2013

Roda Pemerintahan Desa telah berjalan walaupun banyak mengalami kendala. Kendala yang utama tuntutan pelayanan publik semakin meningkat, apalagi laju perkembangan penduduk yang semakin pesat ditunjang dengan era globalisasi dan komputerisasi yang sudah semakin maju yang cukup menuntut perhatian lebih jika dibanding sebelumnya.

Badan Permusyawaratan Desa

BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Panyocokan dibentuk bedasarkan Undang-Undang RI No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, sementara undang-undang tersebut telah diubah/direvisi dengan Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan telah dijabarkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa, dengan mengubah BPD menjadi Badan Permusyawaratan Desa, dan merevisi sistem rekruitmen, beberapa wewenang dan tanggung-jawabnya, dsb. Oleh karenanya maka BPD Panyocokan saat ini adalah BPD transisi yang tetap menjalankan tugasnya dengan penyesuaian-penyesuaian yang dianggap perlu.

Menurut UU No. 72 tahun 2005 tentang Desa, BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung clan menyalurkan aspirasi masyarakat.Wewenang BPD menurut UU tersebut adalah sebagai berikut :membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa;mengusulkan pengangkatan clan pemberhentian kepala desa;membentuk panitia pemilihan kepala desa; menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; danmenyusun tata tertib BPD.

Lembaga Kemasyarakatan Desa

Lembaga Kemasyarakatan Desa yang telah dibentuk di Desa Panyocokan adalah: LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), Pokmas, PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), Karang Taruna, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga, Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan Ikatan Pekerja sosial Masyarakat (IK-PSM).

Kasi PemerintahanNunu Nugraha

Kasi KesraWawan

Kasi TrantibAtang Taryana

Kasi EkbangAgeng

Kadus IDudu Durahman

Kadus IIEndang Rahmat

Kadus IIIAteng

Bendahara DesaUsep Komara

StafKustiwa

StafWida

Page 15: SK rkp des 2013

Salah satu fungsi Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah sebagai penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan. Hubungan kerja antara Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif clan koordinatif.

Pemberdayaan LPMD sudah cukup baik, misalnya dengan melibatkan secara aktif LPMD dalam Musrenbangdes, Program Pengembangan Kecamatan (mulai dari pendataan, kaji data, pembuatan usulan kegiatan, sampai dengan pelaksanaan pembangunan).

Pemberdayaan PKK juga sudah berjalan dengan baik, demikian juga RT,RW telah berfungsi sebagaimana mestinya ditunjang dengan kegiatan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat yang langsung membantu kepada masyarakat, Sedangkan Karang Taruna masih relatif pasif dan perlu mendapat motivasi dan bimbingan.

Kependudukan Dan Sosial Ekonomi

Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data penduduk yang ada di Bagian Pemerintahan Desa Panyocokan, maka pada saat Bulan Desember tahun 2013 jumlah penduduk Desa Panyocokan tercatat sebanyak 9703 jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah 9697 jiwa mengalami kenaikan sebesar 0,004 % atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 1.30 % per tahun dalam lima tahun terakhir.

Tabel Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Desa PanyocokanTahun 2012-2013

No TahunJumlah Penduduk (Jiwa)

Laju Pertumbuhan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

2 2012 4781 4916 9697 0,004 %

3 2013 4796 5007 9703 0.007 %

Sumber: Pemerintah Desa Panyocokan

Jumlah Penduduk Miskin

Berdasarkan data perolehan Raskin (Beras untuk masyarakat miskin), maka penerima raskin dari tahun ke tahun mengalami penaikan yang berarti jumlah penduduk miskin semakin meningkat meskipun tidak begitu signifikan. Data jumlah penduduk miskin di Desa Panyocokan pada tahun 2012 s/d 2013 dapat dilihat pada Tabel 3

Jumlah Penduduk Miskin Desa Panyocokan

Tahun Jumlah Jiwa PendudukPenduduk Miskin

(Jiwa)%

2011 646 16,57 %

2012 922

Infrastruktur, Sarana Dan Prasarana

Transportasi

Page 16: SK rkp des 2013

Hampir 90% jalan utama di pedusunan telah mengalami pengerasan dan/atau pengaspalan. Beberapa ruas jalan merupakan jalan kabupaten, tetapi mayoritas merupakan jalan desa atau dusun. Jalan-jalan desa yang belum diaspal ± 1,6 km.

Sarana Pendidikan

No URAIAN JUMLAH GURU JUMLAH MURID KET.

1 TK/RA/PAUD 6 unit 240 orang

2 SD/MI 6 Unit 1440 orang

3 SLTP/ Tsanawiyah 1 unit 360 orang

4 SLTA/ Aliyah 1 unit 120 orang

Jumlah 14 unit 2160 orang

Sarana Kesehatan

No

TENAGA KESEHATAN JUMLAHKETERANGAN

1 MedisDokter Umum - orang

Dokter Spesialis -

2 KeperawatanBidan 1 orang

Perawat -

3Partisipasi Masyarakat

Dukun Bayi 1 orang

Posyandu 23 unit

PUSTU 1 unit

POD -

Desa Siaga 1 unit

Paraji Sunat - orang

Kader Kesehatan 1 orang

Olahraga

No

KLUB OLAHRAGA YANG TERDAFTAR JUMLAHKETERANGAN

1 Klub Sepakbola 21 Grup

2 Klub Bola Voli - Grup

3 Klub Bulutangkis 22 orang

Page 17: SK rkp des 2013

No

KLUB OLAHRAGA YANG TERDAFTAR JUMLAHKETERANGAN

4 Klub Senam Sehat -

5 Klub Pencaksilat 2 Grup

6 Klub Futsal 9 Grup

  Tempat Ibadah

No

JENIS PERIBADATAN JUMLAH KETERANGAN

1 Masjid 22 Unit

2 Mushola 25 unit

3 Langgar 15 Unit

4 Madrasah 23 unit

5 Gereja -

JUMLAH 85 unit

Irigasi

Saluran irigasi primer di Desa Panyocokan  ada 2.465 meter, saluran irigasi sekunder 2500 meter.

Pertanian dan Perkebunan

Di Desa Panyocokan terdapat kelompok tani. Di samping itu ada kelompok P3A yang menangani kelompok pemakai air. Tiap-tiap kelompok mendapat bantuan pupuk, modal usaha benih dll.

Potensi Desa

Desa Panyocokan memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan. Potensi- potensi tersebut dapat dikelompokkan dalam potensi fisik clan potensi non-fisik.

Potensi Fisik

Dari bidang transportasi, merupakan jalan alternatif menuju tempat wisata di Kec. RancabaliLahan persawahan mayoritas merupakan tanah subur yang dapat ditanami padi 2 dan 3 x setahun, merupakan potensi penghasil padi yang produktif dan palawija.Pasokan air irigasi juga tersedia karena desa Panyocokan dialiri oleh sungai Cigadog, yang cukup baik debit airnya. Permasalahannya terletak pada saluran irigasi yang sebagian belum mantap dan perlu rehabilitasi.Kecuali di Dusun I masih mengalami kekurangan air untuk irigasi.Air tanah di desa Panyocokan sangat baik sebagai sumber air minum masyarakat.

Curah hujan sebagai sumber air tanah clan air sungai untuk irigasi sudah memadahi kecuali saat kemarau yang panjang.

Page 18: SK rkp des 2013

Sarana kesehatan

Telah dibangun PUSTU, dan memiliki posyandu di setiap RW dan Desa Siaga. Permasalahannya hanya ada beberapa RW yang belum mempunyai bangunan posyandu karena belum ada untuk tanahnya.

Masjid dan/atau mushola sebagai sarana ibadah sudah tersedia di setiap   dusun, bahkan ada yang lebih dari satu.

Sumber daya manusia cukup tersedia clan relatif murah.

Potensi Non-Fisik

Ciri masyarakat desa Panyocokan yang memiliki semangat kegotong-royongan masih cukup baik, hanya perlu dimotifasi untuk dapat ditingkatkan.

Pendidikan TPA ada di setiap RW walaupun bersifat non-formal.

Lembaga pendidikan Dasar (SD), baik negeri maupun swasta cukup tersedia dan telah memenuhi kebutuhan masyarakat.

Organisasi-organisasi sosial keagamaan masih melaksanakan kegiatan.

Lembaga kemasyarakatan tingkat Desa (LPMD, PKK, Karang Taruna), dan tingkat Dusun (Remaja Islam Masjid (Risma), organisasi olahraga juga masih eksis melaksanakan kegiatan masing-masing, walaupun sebagian dalam kondisi kurang aktif.

Lembaga BPD (badan Permusyawaratan Desa) masih eksis.

Aparatur desa masih aktif melaksanakan roda pemerintahan.

Organisasi atau perkumpulan olahraga seperti sepak bola dan bulu tangkis cukup baik.

Program jimpitan beras atau uang di masing-masing RW mulai berjalan kembali. Uang atau beras yang terkumpul digunakan sebagai sarana pendukung pembangunann RW.

Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan faktor penunjang peranan desa sebagai hinterland,yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi masyarakat kota. Potensi-potensi tersebut perlu terus dikembangkan agar pembangunan desa terus berkesinambungan dan mencapai visi yang diinginkan.

Secara umum, tingkat kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh:

Potensi desa, yang mencakup potensi sumber daya alam, masyarakat desa, dan aparatur desa.

Interaksi antara desa dan kota, antara desa satu dan desa yang lainnya, serta perkembangan sarana trasportasi clan komunikasi antar wilayah.

Lokasi suatu desa terhadap daerah sekitarnya yang lebih maju.

Pemanfaatan Lahan

Pada umumnya, lahan yang terdapat di Desa Panyocokan digunakan secara produktif dan hanya sedikit saja yang tidak dipergunakan. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan Desa Panyocokan memiliki sumber daya alam yang memadai dan siap untuk diolah. Berikut ini Luas Lahan menurut Jenis Penggunaannya :

Page 19: SK rkp des 2013

BAB III VISI dan MISI, TUJUAN dan SASARAN, STRATEGI dan SKALA PRIORITAS

Visi Dan Misi Desa Panyocokan

Visi

Visi adalah gambaran keadaan masa depan yang ingin dicapai oleh organisasi. Visi Desa Panyocokan  akan dapat dicapai dengan pemahaman bahwa pelaksanaan PROPEDES (Program Pembangunan Desa) harus melibatkan semua pihak terkait di desa dan luar desa secara partisipatif, dan dengan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.

Visi Pemerintahan Desa Panyocokan adalah :

“Terwujudnya Masyarakat Desa Panyocokan yang aman, tentram dan sejahtera melalui peningkatan partisifasi masyarakat yang berbasis religius dan berwawasan lingkungan dengan berorientasi pada peningkatan pelayanan kepada warga masyarakat dan kinerja pembangunan Desa “

MisiMisi adalah cara-cara yang dipilih dan disepakati bersama untuk

mewujudkan visi pada satu waktu di masa depan, yang diwujudkan dalam produk clan pelayanan, sehingga dapat mengikuti irama perubahan zaman bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada masa mendatang.

Misi Desa Panyocokan adalah sebagai berikut :1. Mewujudkan kepemerintahan yang baik

No URAIAN LUAS

1 Luas Wilayah 700,199 Ha

2 Sawah Teknis Ha

3 Sawah ½ Teknis - Ha

4 Swah Tadah Hujan - Ha

5 Tanah Kering 53,389 Ha

6 Tanah Basah 167,131 Ha

7 Hutan Rakyat 16 Ha

8 Hutan Negara -. Ha

9 Perkebunan - Ha

Page 20: SK rkp des 2013

2. Memelihara keamanan, ketertiban dan ketaqwaan dalam kehidupan masyarakat

3. Mewujudkan peningkatan dalam menggali potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam

4. Memelihara keseimbangan lingkungan dan pembangunan5. Meningkatkan pelayanan yang prima kepada warga masyarakat

Tujuan Dan Sasaran Pembangunan

Tujuan pembangunan Desa Panyocokan pada tahun 2014 yang merupakan implementasi dari misi adalah sebagai berikut:

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat di dalam area perdesaan yang modern, sehingga dapat dicukupi kebutuhan dasar dengan prioritas meningkatkan kecerdasan dan derajat kesehatan masyarakat yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Meningkatkan pemerataan pembangunan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses penentuan kebijakan;

Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat dan memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan dengan semangat gotong royong untuk menanggulangi kemiskinan;

Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi desa yang berwawasan lingkungan.

Meningkatkan sistem pengawasan yang efektif, menciptakan ketertiban, ketentraman, dan keamanan kehidupan bermasyarakat.

Dengan memperhatikan tujuan tersebut di atas, maka sasaran pembangunan Desa Panyocokan tahun 2014 sebagai berikut:

Tercapainya peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta budi pekerti yang luhur;

Terselenggaranya pengawasan internal (di dalam lingkungan aparatur desa) dan eksternal (dari lembaga desa lainnya dan masyarakat desa);

Infrastruktur semakin baik/meningkat :Jalan desa yang strategis ditingkatkan menjadi jalan kabupaten, Saluran irigasi, Sarana pendidikan, Sarana kesehatan, Rasio KK/rumah, Pelayanan kepada masyarakat bidang kesehatan yaitu mempasilitasi ke rumah Sakit;

Kesenjangan berkurang : Desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi baru (sentra ekonomi atau produksi baru) mulai diciptakan, Infrastruktur perdesaan ditingkatkan;

Kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh meningkat : Angka IPM meningkat, Pemahaman dan Pengamalan ajaran agama meningkat, PMKS turun, Prestasi seni, budaya, pemuda, dan olah raga berkembang;

Lingkungan hidup dan sumber daya alam terkelola dengan baik: Peningkatan kelestarian lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Tingkat kerusakan akibat penggalian turun;

Kapasitas Pemerintah Desa meningkat: Kualitas SDM aparatur (kompetensi, keahlian, keterampilan) meningkat, Efisiensi birokrasi (beban kerja/keuangan) naik;

Page 21: SK rkp des 2013

Peran serta masyarakat dan swasta meningkat : Investasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan naik, Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan dengan semangat gotong royong untuk mengurangi kemiskinan, Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penentuan kebijakan pemerintah desa, Partisipasi Pemilu meningkat;

Pelayanan kepada masyarakat semakin baik : pelayanan publik meningkat, Prestasi akuntabilitas meningkat, Penyerapan aspirasi masyarakat naik;

Keadilan dan penegakan hukum semakin baik : Kriminalitas dan penyakit masyarakat turun, Pelanggaran hukum turun;

Keadilan gender semakin baik : Peningkatan peran perempuan dalam berbagai bidang, Kekerasan terhadap anak dan perempuan menurun;

Tingkat kecukupan pangan : Peningkatan produktivitas padi, peningkatan produksi pertanian lainnya, peningkatan hasil peternakan (ikan dan daging, dsb).

Pengembangan dunia usaha dan koperasi : Peningkatan TDI, IUI, SIUP, TDP, TDG, koperasi berbadan hukum, PMA/PMDN.

Pengembangan industri rumahan : Mengembangkan dan meningkatkan industri rumahan olahan, memberikan pelatihan dan permodalan bagi pengrajin Anyaman Bambu.

Strategi dan Prioritas Desa

Untuk mencapai kesatuan pandang dalam rangka melaksanakan misi yang ditetapkan dalam rangka pencapaian visi, dirumuskan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program. Tujuan adalah penjabaran dari pernyataan misi yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 3-5 tahun. Dengan adanya tujuan, maka fokus kinerja pemerintah daerah dapat lebih dipertajam dan memberikan arah bagi sasaran yang akan dicapai.

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, merupakan hal yang akan dicapai atau dihasilkan oleh pemerintah daerah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Sasaran menggambarkan tindakan-tindakan/aktifitas yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dengan memberikan penekanan terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efisien, efektif dan ekonomis. Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang merupakan rencana yang mencakup upaya-upaya menyeluruh dan terintegrasi untuk mengoperasionalkan tujuan dan sasaran melalui penetapan kebijakan dan program. Kebijakan adalah keputusan yang sifatnya mendasar untuk dipergunakan sebagai landasan bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi pembangunan Desa Nengkelan dapat dikategorikan kedalam tiga strategi pokok yaitu :

mewujudkan Good Governance dan Clean Goverment.

akselerasi peningkatan IPM dengan prioritas regulasi, dan anggaran pada bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatandaya beli masyarakat.

meningkatkan pembangunan yang berfokus di RW.

Kebijakan adalah keputusan yang sifatnya mendasar untuk dipergunakan sebagai landasan bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Program adalah langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan yang merupakan penjabaran dari kebijakan.

Kebijakan untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik.

Page 22: SK rkp des 2013

Kepemerintahan yang baik atau populer dengan istilah good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga domain utama, yaitu pemerintah, sektor swasta dan masyarakat yang memiliki karakteristik, efisien, efektif, partisipatif berlandaskan hukum, adil, demokratis, transparan, respponsif, berorientasi konsesus, kesetaraan, akuntabel dan memiliki visi stratejik. Dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik, peran kepemimpinan yang baik, peran kepemimpinan merupakan faktor yang sangat menentukan. Oleh karena itu, selain pemantapan sistem dan manajemen kepemerintahan juga perlu dimantapkan kepemimpinan yang demokratis, egaliter dan mampu mengedepankan keteladanan. Kebijakan umum dan program yang diperlukan untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik perlu ditunjang kebijakan :kebijakan pengelolaan sumber daya manusia aparatur ;kebijakan peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa ;kebijakan peningkatan kualitas pelayanan publik ;kebijakan peningkatan kapasitas keuangan desa ;kebijakan peningkatan keberdayaan masyarakat dalam pembangunan ;kebijakan pengembangan teknologi dalam pembangunan.Kebijakan untuk Memelihara Stabilitas Kehidupan Masyarakat yang Aman, Tertib, Tentram dan Dinamis.

Keamanan, ketertiban dan ketentraman merupakan kondisi yang diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, dan merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bersama. Kondisi yang aman, tertib dan tentram akan terwujud apabila terdapat kesadaran kolektif dan komitmen dari seluruh stakeholder pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati bersama, yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum.

Terpeliharanya stabilitas kehidupan yang aman, tertib, tentram dan dinamis perlu didukung dengan adanya rasa saling percaya dan harmoni dari seluruh stakeholder pembangunan. Hal tersebut perlu didukung dengan kebijakan umum sebagai berikut :kebijakan peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman instabilitas kehidupan masyarakat ;kebijakan penegakan supremasi hukum dan perlindungan HAM ;

kebijakan peningkatan kesadaran politik masyarakat dan pengembangan tatanan kehidupan politik yang demokratis.Kebijakan untuk Mendukung Meningkatkan Kualitas Sumber Daya ManusiaPeningkatan kualitas sumber daya manusia meliputi pemantapan moral dan mental, peingkatan kemampuan intelektual, keahlian, derajat kesehatan, kemandirian dan kepercayaan diri yang akan bermuara pada peningkatan produktifitas masyarakat.kebijakan peningkatan kualitas pendidikan ;kebijakan peningkatan kapasitas kesadaran hidup sehat dan kualitas kesehatan masyarakat ;kebijakan pemantapan kesetaraan genderkebijakan peningkatan keberdayaan generasi muda dan olahraga.Kebijakan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat

Kemiskinan yang menjadi permasalahan utama pembangunan, didefinisikan sebagai ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi standar minimum kebutuhan hidupnya. Masalah kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tidak adanya pendapatan, tidak adanya kesempatan atau peluang usaha dan tidak adanya kemampuan usaha. Kebijakan untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.kebijakan peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial ;kebijakan peningkatan potensi perekonomian desa berbasis pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan ;kebijakan perbaikan iklim ketenagakerjaan ;

Page 23: SK rkp des 2013

kebijakan pengendalian pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas keluarga.Kebijakan untuk Mewujudkan Kesalehan Sosial Berlandaskan Iman dan Taqwa

Keimanan dan ketaqwaan adalah landasan moral dan etika yang tidak hanya memiliki muatan spiritual, tetapi juga muatan sosial, sehingga pada prakteknya tidak saja ditunjukan dengan ketaatan ritual individu, tetapi juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sosial, sehingga tercipta kesalehan kolektif untuk merajut kehidupan bersama. Kesalehan sosial sebagai perwujudan sifat masyarakat bertaqwa merupakan kesatuan utuh dari pengetahuan, sikap serta nilai-nilai yang mempengaruhi cara berfikir dan bertindak. Dalam persfektif agama, keimanan dan ketaqwaan yang terlefleksikan dalam kesalehan sosial merupakan syarat mutlak bagi tercapainya kesejahteraan.kebijakan peningkatan intensitas pembinaan agama dan kehidupan keagamaan;kebijakan penerapan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan sosial ;kebijakan pengembangan potensi umat ;kebijakan peningkatan kualitas pengamalan kehidupan beragama.Kebijakan untuk Mendukung Upaya Menggali dan Menumbuh kembangkan Budaya Sunda.Budaya Sunda yang sangat kaya dengan nilai-nilai merupakan falsafah hidup yang sangat menentukan sikap dan karakter masyarakat Sunda, agar masyarakat Sunda dapat mengambil peran sentral dalam pembangunan, perlu digali dan dikembangkan nilai-nilai budaya yang baik untuk memotivasi potensi masyarakat. Selain khazanah kebudayaan Sunda yang sangat beragam dapat dijadikan sumber produktifitas yang khas bagi masyarakat dan menjadi kebanggaan daerah.kebijakan peningkatan kesadaran dan kecintaan terhadap budaya Sunda ;kebijakan pengembangan dan pelestarian budaya Sunda ;kebijakan pemantapan ketahanan budaya masyarakat ;

Kebijakan untuk Memelihara Keseimbangan Lingkungandan Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan generasi masa kini, tanpa mengorbankan kepentingan generasi yang akan datang. Seluruh aktifitas pembangunan harus dilandasi oleh tiga pilar pembangunan secara seimbang, yaitu menguntungkan secara ekonomis, diterima secara sosial dan ramah lingkungan.kebijakan meningkatkan daya dukung dan kualitaslingkungan ;

kebijakan menyerasikan pemanfaatan dan pengendalian ruang dalam sistem tata ruang yang terpadu ;kebijakan percepatan pembangunan yang berkelanjutan.Prioritas Desa

Berdasarkan pada kondisi, permasalahan dan potensi Desa Panyocokan, serta memperhatikan prioritas pembangunan Kabupaten Bandung dan Propinsi Jawa Barat serta Nasional, maka prioritas pembangunan Kabupaten Bandung tahun 2014 yaitu :

Peningkatan pemahaman nilai-nilai luhur agama dan budaya serta penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan. Prioritas ini diimplementasikan melalui :

Urusan Sosial

Urusan Kebudayaan

Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas dan kesejahteraan tenaga kependidikan, peningkatan sarana/prasarana pendidikan dan penuntasan

Page 24: SK rkp des 2013

wajar dikdas 9 tahun. Urusan ini diimplementasikan melalui Urusan Pendidikan formal dan non formal.

Peningkatan perekonomian desa, melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat (UMKM), revitalisasi pertanian, pengembangan industri manufaktur dan pengembangan iklim usahayang kondusif. Prioritas ini diimplementasikan melalui:

Urusan Pertanian

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Urusan Ketenagakerjaan

Urusan Penanaman Modal

Urusan Perdagangan

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, melalui peningkatan kesadaran budaya sehat, peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, peningkatan sarana/prasarana kesehatan, dan perbaikan gizi masyarakat. Prioritas ini diimplementasikan melalui :

Urusan Kesehatan

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan, peningkatan keterpaduan pemanfaatan ruang kota dan pusat pertumbuhan, peningkatan gairah investasi serta aktivitas ekonomi lainnya. Prioritas ini diimplementasikan melalui :

Urusan Pekerjaan UmumUrusan Perumahan RakyatUrusan Perencanaan PembangunanUrusan PerhubunganPeningkatan kualitas, daya dukung dan daya tampung lingkungan serta pencegahan dini terhadap bencana. Prioritas ini diimplementasikan melalui :

Urusan Pekerjaan UmumUrusan Penataan RuangUrusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam NegeriUrusan Lingkungan Hidup

Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan profesionalisme, efektivitas dan efisiensi kinerja birokrasi, serta peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan. Prioritas ini diimplementasikan melalui :Urusan PertanahanUrusan Kependudukan dan Catatan SipilUrusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakUrusan SosialUrusan KetenagakerjaanUrusan Kepemudaan dan Olah RagaUrusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam NegeriUrusan Pemerintahan Desa, Administrasi Keuangan Desa, Perangkat dan Kepegawaian Urusan StatistikUrusan KearsipanUrusan Komunikasi dan Informatika

Page 25: SK rkp des 2013

Peningkatan optimalisasi pengawasan dan penegakan hukum berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia dan prinsip keadilan. Prioritas ini diimplementasikan melalui : Urusan Pemerintahan Desa, Administrasi Keuangan Desa, Perangkat dan Kepegawaian Peningkatan kinerja pembangunan desa, melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa, peningkatan keberdayaanmasyarakat desa, pengembangan ekonomi dan pembangunan

BAB IV

PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA TAHUN 2014

Faktor Penentu Program PrioritasKinerja sangat dipengaruhi oleh bagaimana sikap suatu organisasi

(seseorang/pemerintah) menerima sukses atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi (seseorang/pemerintah).

Faktor-faktor keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi dalam rangka pencapaian tujuan dan misi organisasi pemerintahan secara sinergis dan efisien. Dalam menganalisi Lingkungan Strategis dapat dilakukan analisis SWOT (Strengths = Kekuatan, Weaknesses = Kelemahan, Opportunities = Peluang, Threats = Tantangan) Berdasarkan kajian Analisis Lingkungan Internai (ALI) terdapat beberapa hal yang merupakan unsur kekuatan (Strengths), yaitu:Memiliki jumlah penduduk dan angkatan kerja yang relatif banyak;Terjalinnya hubungan yang sinergis antara ulama dan umaro;Memiliki sumber daya alam yang potensial (lahan pertanian, transportasi, air irigasi, air tanah);Memiliki struktur organisasi yang sudah berorientasi kebutuhan organisasi;

Page 26: SK rkp des 2013

Adanya komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan masyarakat; Meningkatnya partisipasi masyarakat.

Adapun yang merupakan unsur kelemahan( Weaknesses) yaitu:kemiskinan dan pengangguran relatif banyak; Rendahnya kemampuan keuangan desa;Kurangnya profesionalisme dan proporsi aparatur pemerintah desa;Kualitas sarana dan prasarana publik yang belum memadai; Belum adanya penerapan e-government;Adanya indikasi penurunan kualitas lingkungan.

Sedangkan berdasarkan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), yang merupakan unsur peluang (Opportunities) adalah:Diberlakukannya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan penjabarannya pada PP No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa.Adanya tawaran kerjasama/kemitraan dari pihak ketiga baik dalam negeri maupun luar negeri (pemerintah, investor, universitas, LSM, dan masyarakat luas);Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi;

Yang merupakan unsur ancaman/ Tantangan (Threats) adalah: Adanya egoisme sektoral;Dampak krisis multi dimensional yang berkepanjangan; Lemahnya koordinasi antar dusun;Persaingan global, tenaga ahli, dan teknologi;

Persaingan kebijakan pengembangan desa (perumahan, jasa, dan perdagangan).

Faktor-faktor Penentu Kunci  Keberhasilan

Ada tiga hal mendasar yang menjadi kata kunci keberhaslian pelaksanaan RKPDesa berkaitan dengan faktor peranan manusia/masyarakat, yaitu:

sharing of power (pembagian kewenangan) Pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah sebagai motor penggerak utama harus diubah karena paradigma semacam itu terbukti menciptakan pola pembangunan yang sentralistis serta menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah. Di samping itu juga mematikan inisiatif dan partisipasi masyarakat.

Distribution of income (pemerataan pendapatan) Selanjutnya keberpihakan pemerintah desa terhadap masyarakat berpenghasilan rendah (miskin) ditempuh melalui pemerataan pendapatan yang diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatanpembangunan yang secara langsung dapat dimanfaatkan oleh kelompok sasaran

Empowering (pemberdayaan dan partisipasi).Dengan bercermin pada kelemahan pola pembangunan sentralistis tersebut di atas maka dirasakan perlu untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan manajemen yang berbasis kebutuhan masyarakat (community-based management approach) untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam mencukupi kebutuhannya sendiri (community self help). Dengan konsep ini bukan berarti bahwa pemerintah melepaskan tanggung-jawabnya tetapi lebih bergeser perannya sebagai fasilitator pembangunan. Selain ke-tiga kunci keberhasilan pelaksanaan RPJM Desa di atas, maka pengelolaan PROPEDES juga harus memiliki Nilai-nilai atau Normanorma berikut ini :

Accountable.

Pengelolaan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Page 27: SK rkp des 2013

Transparant.

pengelolaan kegiatan harus dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat.

Acceptable.

pilihan kegiatan berdasarkan musyawarah sehingga memperoleh dukungan masyarakat.

Sustainable.

pengelolaan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan.

Demokratis.

Dalam arti masyarakat diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat, berbeda pendapat dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa tanggung / jawab.

Pelayanan Prima.

Kepuasan masyarakat merupakan faktor penentu keberhasilan bagi setiap organisasi (pemerintah) untuk tetap dapat diterima oleh masyarakat.

Efektif dan efisien.

Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasiikan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

Partisipatif.

Prinsip pembangunan adalah dari, oleh, dan untukrakyat. Oleh karenanya rakyat harus dilibatkan dalam setiap proses pembangunan yaitu dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada pemeliharaan/pasca konstruksi.

Prioritas Pembangunan

Suatu prioritas pembangunan daerah tahun 2014 pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun 2013 - 2019 dalam tabel berikut:

No Kegiatan Lokasi

1 2 3

1 Pekerjaan Umum

Pembangunan Jalan Gang Tembus RW 22

Rehab Jalan Gang Tiap RT dan RW 22 RW dan 56 RT

Pembangunan TPT Jalan Desa RW 16

Pembangunan TPT jalan Kabupaten RW 06,09,19,22

Pembangunan MCK RW 06

Rehab kantor desa RW 22

Page 28: SK rkp des 2013

Rehab dan Pembangunan Sekolah Dasar

RW 11,22

Hotmix jalan Desa RW 09,16,15,21

Rijit Beton Jalan Kampung RW 08

 TPT Jalan Kampung  RW 08

Kirmier Jalan Desa RW 05,05,22

Pembangunan Lapang Sepak bola RW 22

Hotmix Jalan Kabupaten RW 01,02,06,18,22

TPT Kp. Kadameteng RW 16

Pengecetan TPT dan PUSTU RW 22

2 Sumber Daya Air

TPT Saluran Air Sodong RW 05,22

Pembangunan DI Sadakelir RW 08

Pembangunan Saluran Air Sadakelir RW 19

Pembangunan Pipanisasi dan Bak Penampungan Air Bersih

RW 10,11,12,21

Pembangunan DI sodong RW 19

Pembangunan Tanggul Cilenad RW 11

Pemasangan Piva/Paralon @ 40 in di Saluran air sadakelir

RW 14

3 Penataan Lingkungan / pemukiman

10 Unit Rehab Rumah Tidak layak Huni RW 01,02,05,08,22

 Sarana prasarana RTLH  RW 01,02

4 Peningkatan pendidikan

Honor bagi Guru ngaji RW 01 - 22

Bantuan untuk Paud dan TK RW 07,10,19

Bantuan Pengajian rutin Al-Hidayah Desa Panyocokan

5 Penguatan pemerintahan

Penyediaan kursi dan sound system untuk rapat

Kantor Desa

Pembinaan administrasi untuk Pemerintah dan Lembaga desa

Perangkat Desa

Penyediaan meubelieur untuk Pemerintah dan lembaga desa

Kantor Desa

Penyediaan kursi dan sound system untuk rapat

Kantor Desa

Pembinaan administrasi untuk Pemerintah dan Lembaga desa

Perangkat Desa

Penyediaan meubelieur untuk Pemerintah dan lembaga desa

Kantor Desa

Page 29: SK rkp des 2013

6Peningkatan Kesehatan masyarakat

Bantuan Akseptor KB 22 RW

7 Menunjang kegiatan Ketahanan Pangan

Pengadaan Timbangan Beras 22 RW

8 Penguatan keagamaan

Pembinaan DKM RW 01 s/d RW 22

Operasional MUI Desa Desa Panyocokan

9 Penyusunan propil Desa

Penyusunan Propil tiap RW RW 01 s/d RW 22

10 Bulan Bakti Gotong Royong

Kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong Desa Panyocokan

11 Menunjang Kegiatan Program PKK

Bantuan untuk PKK RW 01 s/d RW 22

12 Kegiatan PHBN

Memperingati HUT RI Desa Panyocokan

13Menunjang Kegiatan layanan komunikasi Impormatika

Desa Panyocokan

Pengadaan Komputer dan internet

14 Turnamen sepak Bola

Kegiatan Turnamen Sepak Bola Anak-anak

RW 01 s/d RW 22

15Pemberdayaan dan Peningkatan Aparatur Desa

Pendidikan dan pelatihan Pemdes Desa Panyocokan

Page 30: SK rkp des 2013

Rencana Pembangunan

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) Tahun 2014 Desa Panyocokan dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu :

Pembangunan Fisik dan Non Fisik.

2. Pembangunan fisik berupa pembangunan infrastruktur, sarana, dan prasarana, pengembangan sarana dan prasarana industri, Pengembangan pariwisata, dan sebagainya.

3. Pembangunan Non-Fisik antara lain: peningkatan SDM, pendidikan Moral/mental, peningkatan kesehatan, olah-raga, dsb.

Rencana Pembangunan Non-FisiK

Peningkatan Pola Pikir

Peningkatan SDM aparatur Desa dan Pelayanan Publik

Sejalan dengan perkembangan zaman dan iptek, maka SDM aparatur desa perlu ditingkatkan kemampuannya. Kemampuan yang mendesak untuk ditingkatkan adalah manajemen pemerintahan, manajemen keuangan, kepemimpinan/leadership, operasional komputer, dsb.

Berkaitan dengan peningkatan pelayanan publik, maka paradigma "aparatur pemerintah/desa adalah pelayan publik, bukan dilayani publik" harus selalu diperbaharui. Prinsip-prinsip human relation dan public relation harus difahami dan diterapkan untuk memberikan kepuasan pelayanan bagi masyarakat. Selain itu juga memberikan pembelajaran dan contoh kepada masyarakat luas tentang bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi yang baik.

Selain untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung-jawab perlu dilaksanakan berbagai upaya reformasi birokrasi publik yang secara garis besar mencakup aspekaspek Rethinking, Revitalisasi, dan Renewal.

Aspek Rethinking (Pemikiran Wang) sangat diperlukan demi terciptanya perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak sesuai dengan tuntutan paradigma baru pemerintahan dan pembangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam reformasi harus ada hijrah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dari pola sentralistik ke desentralisasi, dari pola otoritarian kepada demokratisasi, dari pola lama yang selalu berorientasi dan berpihak kepada pusat menjadi berpihak kepada rakyat; dari pola lama pejabat harus dilayani menjadi harus melayani rakyat. Demikian pula paradigma lama pemerintah sebagai motor penggerak dan pelaku utama pembangunan harus bergeser menjadi fasilitator.

Aspek Revitalisasi sangat diperlukan dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan memacu percepatan pembangunan desa yang diharapkan mampu mendorong dan mewujudkan percepatan kesejahteraan masyarakat.

Sementara aspek Renewal (Pembaharuan) sangat diperlukan dalam pembangunan daerah agar mampu menjawab tuntutan dan tantangan pembangunan yang selalu berkembang dalam era globalisasi.

Page 31: SK rkp des 2013

Perbaikan Regulasi Pemerintahan Desa Organisasi yang baik selalu memiliki regulasi yang baik pula, sehingga jika ingin menjadi pemerintahan yang baik, maka Pemerintah desa Banjarsari harus selalu memperbaiki regulasi regulasi yang dianggap belum baik.

Beberapa regulasi yang perlu diperbaiki dan dijalankan secara konsisten adalah sebagai berikut :Regulasi jam kerja aparatur desa beserta pelaksanaannya.Job description (uraian tugas) untuk masing-masing unit kerja dan personel.Regulasi Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa beserta uraian tugas, wewenang, dan hak-haknya.Regulasi Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) beserta uraian tugas, wewenang, dan hak-haknya.Regulasi Pengajuan proposal pembangunan desa dari masing-masing dusun.Regulasi tentang Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa  Regulasi pemilihan kepala urusan dan staf desa.

Peningkatan Pelayanan KesehatanPelayanan kesehatan ibu dan balita sangat penting, oleh sebab itu dalam

waktu dekat ini di Desa Panyocokan dibangun Posyandu di salah satu RW.Peningkatan Kemampuan Teknis Petani

Peningkatan ini dapat dilakukan dengan penyuluhan-penyuluhan pertanian, baik penyuluhan tentang cara tanam suatu varitas tanaman baru ataupun penyuluhan teknologi pertanian tepat guna, serta pengembangan usaha pertanian agrobisnis tanaman hias.

Pelestarian Penggunaan Bahasa Sunda sebagai Bahasa Ibu

Sesuai dengan Himbauan Kabupaten Bandung bahwa pada setiap hari rabu harus menggunakan Bahasa Sunda maka diusahakan di Nengkelan menggunakan Bahasa sunda sebagai bahasa pengantar dalam setiap kegiatan desa sebagai wujud dari pelestarian budaya Sunda.

Diharapkan dengan himbauan tersebut bahasa Sunda masih dapat dipelihara keberadaannya di masyarakat Bandung.

Rencana Pembangunan FisikDalam penata-laksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) Desa

Panyocokan secara menyeluruh dan terpadu pada dasarnya merupakan penjabaran terhadap prioritas pembangunan yang akan dilakukan serta menyesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Berkaitan dengan ketugasan Satuan Kerja maka program dan kegiatan yang dirumuskan telah diselaraskan dengan fungsi dan sub fungsi yang ada dalam pemerintahan.

Dalam aspek pembiayaan pada program pembangunan fisik, Indikasi rencana program dan kegiatan telah mempertimbangkan berbagai sumber seperti APBdes, APBD Kabupaten (ADD), APBD Propinsi dan APBN, sesuai dengan prediksi terhadap batas kapasitas fiskal.

Lembaga Pelaksanaan PembangunanPelaksana dalam program pembangunan di Desa Panyocokan terdiri dari

TPKD (Tim Pelaksana Kegiatan Desa), Kelompok Masyarakat (Pokmas), Pihak ketiga dan SKPD.

Page 32: SK rkp des 2013

BAB VRANCANGAN KERANGKA EKONOMI DESA

Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Dan  Penanggulangan Kemiskinan

Pembangunan ekonomi kerakyatan pada intinya adalah mengelola seluruh potensi ekonomi yang menguasi hajat hidup orang banyak dengan menerapkan prinsip atau asas ekonomi kerakyatan.

Pemerintah Desa Panyocokan memberikan hak dan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memiliki akses ekonomi secara proporsional dan memperluas usaha ekonomi masyarakat secara kemitraan.

Pengembangan ekonomi perdesaan sejalan dengan pembangunan ekonomi kerakyatan. Pembangunan ekonomi perdesaan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan pendapatan masyarakat dan pengentasan kemiskinan di perdesaan.

Program prioritas pengembangan ekonomi kerakyatan meliputi:

Program Pemberdayaan Usaha Kecil Perdesaan dengan kegiatan berupa penyediaan bantuan permodalan;

Pembangunan pertanian dan perikanan darat dalam arti luas dalam rangka meningkatkan ketersediaan pangan dan meningkatkan pendapatan petani, dan peternak;

Pengembangan dan pemberdayaan koperasi serta pengusaha mikro kecil dan menengah melalui pembinaan pengusaha kecil, pengembangan industri rumahan dan pembangunan prasarana dan sarana ekonomi desa;

Pengembangan potensi dan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam rangka menunjang industri kecil perdesaan.

Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia memegang peranan penting daiam proses pembangunan. Semakin tinggi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) maka semakin mendorong kemajuan suatu desa. Saat ini, peranan SDM lebih menonjol dibandingkan dengan modal fisik dalam proses pembangunan ekonomi.

Dalam PROPEDES, Pemerintah desa Panyocokan memberikan prioritas utama dalam pengembangan SDM setingkat dan sejalan dengan program pengentasan kemiskinan.

Program untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia wilayah perdesaan diprioritaskan pada:Program pengembangan pendidikan;Program peningkatan pelayanan kesehatan;Peningkatan kualitas dan kuantiitas Aparatur Desa dalam memberikan pelayanan masyarakat.Pembinaan generasi muda, seni budaya, pemuda dan olah raga; Program perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja;Pembinaan kehidupan beragama;Pelestarian Adat dan Budaya Sunda.

Page 33: SK rkp des 2013

Pembangungan infrastruktur.Pembangunan infrastruktur diharapkan mampu mendukung prioritas

pembangunan lainnya, khususnya pengembangan ekonomi kerakayatan dan peningkatan kualitas SDM.Program pembangunan infrastruktur pada dasarnya adalah pembangunan sarana clan prasarana yang mampu memberikan pelayanan guna mendukung kegiatan ekonomi produktif, pelayanan sosial, kegiatan sosial kemasyarakatan dan meningkatkan aksesibilitas untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar wilayah.

Program untuk pembangunan infrastruktur wilayah perdesaan adalah: Membuka isolasi dusun yang terisolasi dengan pembangunan jalan jalan perdesaan dan meningkatkan jalan desa menjadi jalan kabupaten;Pembangunan prasarana perekonomian dan pertanian;Pembangunan prasarana pemerintahan desa/kelurahan.

Pengembangan IndustriPengembangan industri menengah dengan potensi menarik investor agar

menanamkan modalnya di Desa Panyocokan, dengan kebutuhan sebagai berikut :adanya promosi atas potensi sumber daya yang ada di wilayah Desa Panyocokan.

Diperlukan regulasi di tingkat pemerintah desa untuk mempermudah investor, termasuk adanya jaminan hukum atas usaha di Panyocokan

Diperlukan upaya yang aktif dari Pemerintah Desa untuk membuka peluang usaha baru yang dapat diminati investor.

Pengembangan industri kecil dengan fokus meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil yang dapat dikelola oleh masyarakat desa Panyocokan antara lain :Pembuatan golok ukir yang berkualitas dan dapat menembus pasar nasional.Pembuatan makanan olahan dari tanaman pangan,seperti rengginang,opak,kue dari ketela dll.Pembuatan bambu corak yang berkualitas dan dapat menembus pasar nasional serta go Internasional.Pelestrian Pembangunan Desa Yang Berwawasan LingkunganPenghijauan pada kawasan rawan longsor; Penataan Irigasi;

BAB VIKEBIJAKAN KEUANGAN DESA

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, desa menjadi pemerintahan yang paling bawah dan dekat dengan masyarakat. .

Page 34: SK rkp des 2013

Ini berarti desa wajib menjalankan pemerintahan dan pembangunannya secara bertanggung jawab dengan melihat kondisi dan potensi wilayahnya.

Sehubungan dengan hal di atas, penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa menjadi tahapan yang sangat krusial dalam memulai roda pemerintahan dan pembangunan setiap tahunnya dalam mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat dengan lebih baik melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan.

Melalui Peraturan Desa Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Nengkelan Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Desa Panyocokan bersama unsur BPD telah menyusun dan menetapkan anggaran untuk Tahun Anggaran 2014. APBDes Tahun 2011 dalam penyusunannya berpedoman kepada Peraturan Kabupaten Bandung Nomor 19 Tahun 2011 tentang Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dilingkungan Kabupaten Bandung.

PENGELOLAAN PENDAPATAN DESA

Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Desa

Intensifikasi dan Ekstensifikasi pendapatan desa diarahkan kepada peningkatan pungutan yang telah ada obyek dan subyeknya, serta penggalian potensi baru atau mencari obyek dan subyek pungutan baru sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai upaya optimalisasi peningkatan pendapatan desa.

Target dan Realisasi Pendapatan Desa

Pada Tahun 2013 Pemerintah Desa Panyocokan menganggarkan pendapatan sebesar Rp. 644.526.360,- dan terealisasi sebesar Rp. 644.526.360 ,- . Kontribusi Pendapatan desa masih didominasi oleh pendapatan yang bersumber dari bantuan Pemerintah Pusat,Propinsi dan Kabupaten dianggarkan sebesar Rp. 644.526.360,- dan terealisasi sebesar Rp. 644.526.360,- atau 100 %, sedangkan Pendapatan Asli Desa yang dianggarkan sebesar Rp.49.000.000 dan terealisasi sebesar Rp.49.000.000 atau 100 % baru dapat memberikan kontribusi sebesar 5 %. Hal ini menunjukan bahwa ketergantungan APBD Kabupaten Bandung kepada Pemerintah Pusat masih sangat besar. Gambaran rincinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESADESA PANYOCOKAN KECAMATAN CIWIDEY

TAHUN ANGGARAN 2014

Page 35: SK rkp des 2013

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Panyocokan Tahun Agggaran 2014 sebagai berikut :

1. Pendapatan Desa ………………………………………. Rp 1.222.000.000 ,-2. Belanja Desa ……………………………………………. Rp 1.222.000.000 ,-

Surplus / (Defisit) Rp ,-3. Pembiayaan Desa ………………………………………. Tahun 2014 :

a. Penerimaan ………………………………………... Rp 1.222.000.000 ,-b. Pengeluaran ……………………………………….. Rp 1.222.000.000 ,-

Pembiayaan netto ………………………

Rp 1.222.000.000 ,-

Sisa lebih pembiayaan Anggaran tahun 2013Berkenaan Rp 0 ,-

Pasal 3

(1) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 2 angka 1 diatas,terdiri dari :a. Pendapatan Asli Desa (PADesa) ..................... Rp 30.000.000 ,-b. Alokasi Dana Perimbangan Desa (ADPD) …….c. Bagi Hasil Pajak Daerah…………………………..d. Bagi Hasil Retribusi Daerah……………………..

RpRpRp

189.549.900 ,-88.129.600,-19.300.200,-

e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi ....

Rp 115.000.000 ,-

f. Bantuan Keuangan dari Pemerintah Kabupaten

Rp 578.220.000 ,-

g. Hibah .............................................................. Rp 41.250.000 ,-h. Sumbangan Pihak Ketiga ............................ Rp 0 ,-

(2) Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini, terdiri dari jenis pendapatan :a. Hasil Usaha Desa/ Bumdes ........................... Rp 0 ,-b. Dari pengelolaan Pasar Desa .......................... Rp 0 ,-c. Hasil pengelolaan tanah kas

desa ....................Rp 90.000.000 ,-

d. Urunan / Pungutan Desa .............................. Rp 10.000.000 ,-e. Dari pengelolaan bangunan

desa ....................Rp 0 ,-

f. Hasil Swadaya dan Pertisifasi Masyarakt……. Rp 0 ,-

g. Hasil Gotong Royong ……………………………… Rp 45.550.300 ,-

h. Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah ….... Rp ,-

Pasal 4

(1) Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 2 angka 2 diatas, terdiri dari :a. Belanja Langsung sejumlah .......................... Rp 429.622.700 ,-

b. Belanja tidak langsung sejumlah ................... Rp 797.377.300 ,-

(2) Belanja langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini, terdiri dari:a. Belanja Pegawai ................................................ Rp 395.074.400 ,-b. Belanja Barang dan Jasa................................ Rp 264.296.000 ,-c. Belanja Modal ................................................... Rp 144.229.600 ,-

d. Belanja sarana produksi …………………......……. Rp 0 ,-

(3) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b pasal ini, terdiri dari:a. Belanja Pegawai ( Perangkat Desa dan

BPD ) .......Rp 350.000.000 ,-

Page 36: SK rkp des 2013

b. Belanja Subsidi………………………………………… Rp 0 ,-c. Belanja Hibah (Pembatasan Hibah) .................... Rp 0 ,-

d. Belanja Bantuan Sosial ……............……………… Rp 53.400.000 ,-e. Belanja Bantuan Keuangan ................................. Rp 5.000.000 ,-f. Belanja Tak Terduga .......................................... Rp 10.000.000 ,-

Pasal 5

(1) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 2 angka 3, terdiri dari:

a. Penerimaan Pembiayaan .....................................

Rp 1.222.000.000 ,-

b. Pengeluaran Pembiayaan ................................... Rp 1.222.000.000 ,-

(2) Penerimaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini mencakup :a. Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) th 2013

sebelumnyaRp 0 ,-

b. Pencairan dana Cadangan .................................. Rp 0 ,-c. Hasil penjualan kekayaan desa yang

dipisahkan.....Rp 0 ,-

d. Penerimaan pinjaman ....................................... Rp 0 ,-(3) Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b pasal

ini mencakup :a. Pembentukan dana Cadangan ............................ Rp 0 ,-b. Penyertaan Modal Desa ...................................... Rp 0 ,-c. Pembayaran Utang ………………………..…............ Rp 0 ,-

BAB VIIP E N U T U P

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di tingkat desa pada dasarnya ditentukan oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan masyarakat desa saling bekerjasama membangun desa. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan pembangunan di desa. Sebaliknya permasalahan dan ketidakpercayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala seluruh komunikasi dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadai.

Diharapkan proses penyusunan RKPDes yang benar-benar partisipatif dan berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat akan mendorong percepatan pembangunan skala desa menuju kemandirian desa. Selain itu dengan akurasi kegiatan yang dapat dengan mudah diakses masyarakat desa, maka diharapkan dalam proses penyusunan APBDes seluruhnya bisa teranggarkan secara proporsional.

Ditetapkan di : PanyocokanPada Tanggal : 2 April 2014

KEPALA DESA PANYOCOKAN

ASEP DADI

Page 37: SK rkp des 2013

NO URAIANTAHUN SEBELUMNYA

TAHUN BERJALAN

1 PENDAPATAN

1.1 Pendapatan Asli Desa Rp. 49.000.000

 Rp 49.000.000

1,1,1 Tanah Kas Desa Rp. 13.000.000

 Rp. 13.000.000

1,1,2 Pungutan/Urunan Desa Rp 7.885.000

 Rp 7.885.000

1,1,2,1 Pungutan Legalisasi Surat Rp 500.000

Rp 500.000

1,1,2,2

1,1,2,3 Dst

1,1,2,2 Pasar Desa

1,1,2,3, Bangunan Desa

1,1,2,3 lain-lain kekayaan milik desa

1,1,2,3, Dst

1,1,3 Hasil swadaya dan Partisipasi Rp 13.000.000 Rp 19.500.000

1,1,3,1 Dst

1,1,4 hasil gotong Royong Rp 13.000.000 Rp 19.500.000

1,1,4,1 Dst Rp 45.000.000

1,1,5lain-lain pendapatan asli yang sah

1,1,5,1 Dst

1,2 Bagi Hasil pajak

1,2,1bagi Hasil pajak Kabupaten/Kota Rp 21.543.708 Rp 34.636.000

1,2,2 Bagi hasil PBB

1,2,3 Dst

Page 38: SK rkp des 2013

1,3 Bagi Hasil Retribusi Dst Rp 15.950.633 Rp 9.300.000

1,3,1 Dst

1,4Bantuan dan Perimbangan Pusat dan Daerah

1,4,1 ADPD Rp 48.724.728 Rp 66.360.000

1,4,2 Dst Rp 110.296.000

1,5Bantuan keuangan propinsi, kabupaten, dan desa lainnya

1,5,1Bantuan Keuangan Pemerintah Pusat (PNPM) Rp 250.000.000 Rp 250.000.000

1,5,1,1Bantuan Keuangan Pemerintah Pusat (Kemenpera) Rp 250.000.000 Rp1.000.000.000

1,5,2 Bantuan Keuangan propinsi

1,5,2,1bantuan Kinerja bagi Aparat Pemerintah desa Rp 15.000.000 Rp 15.000.000

1,5,3Bantuan keuangan pemerintah kabupaten/Kota

1,5,3,1

Dana tambahan penghasilan kepala desa dan perangkat desa Rp 87.240.000 Rp 109.389.400

1,5,3,2 Bantuan Program P4 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000

1,5,3,3 Bantuan Kesekretariatan LPMD Rp 6.000.000 Rp 4.200.000

1,5,3,4Bantuan Operasional RT dan RW Rp 36.660.000 Rp 42.720.000

RT

RW

1,5,3,5 Bantuan Keuangan BUMDES

1,5,3,6Bantuan Kepada Kelompok Tani

1,5,3,7 Bantuan Kepada LINMAS Rp 9.600.000 Rp 2.000.000

Rp1.743.901.400

1,5,4 Bantuan keuangan lainnya

1,5,4,1 dst

1,6 Hibah

1,6,1 Dst

Page 39: SK rkp des 2013

1,7 Sumbangan pihak ke tiga

1,7,1 Sumbangan dari ………………..

1,7,2 Dst

JUMLAH PENDAPATAN Rp 872.719.069 Rp3.577.802.800

2 BELANJA

2,1 Belanja langsung

2,1,1 Belanja Pegawai/Honorarium

2,1,1,1 Penghasilan Kepala Desa Rp 15.000.000 Rp 19.500.000

2,1,1,2 Penghasilan Sekretaris Desa Rp 8.640.000 Rp 11.200.000

2,1,1,3 Penghasilan Kepala seksi Rp 28.800.000 Rp 31.000.000

2,1,1,4 Penghasilan kepala urusan Rp 13.440.000 Rp 15.300.000

2,1,1,5 Penghasilan Kepala dusun Rp 13.920.000 Rp 11.500.000

2,1,1,6 Penghasilan Staf Desa Rp 4.200.000 Rp 6.100.000

2,1,1,7 Penghasilan Ketua BPD Rp 4.560.000 Rp 4.800.000

2,1,1,8 Penghasilan Wk Ketua BPD Rp 3.600.000 Rp 3.600.000

2,1,1,9 Penghasilan Sekretaris BPD Rp 3.600.000 Rp 3.600.000

2,1,1,10 Penghasilan Anggota BPD Rp 24.000.000 Rp 21.600.000

2,1,2 Belanja barang/jas Rp 7.000.000 Rp 7.000.000

2,1,2,1 Belanja Perjalanan dinas Rp 3.000.000 Rp 3.000.000

2,1,2,2 Belanja Bahan material Rp 35.000.000 Rp 35.000.000

2,1,2,3 Dst

2,1,3 Belanja Modal

2,1,3,1 belanja modal tanah

2,1,3,2 Belanja modal jaringan Rp 6.000.000

2,1,3,3Belanja Modal Prasarana pemerintah

2,1,3,4 Gedung kantor Rp 19.260.000 Rp 19.260.000

2,1,3,5 Pembangunan jalan desa

2,1,3,6 Pembangunan jalan gang Rp 30.000.000 Rp 30.000.000

2,1,3,7pembangunan/pemeliharaan irigasi desa

Page 40: SK rkp des 2013

2,1,3,8 Pembangunan saluran air

2,1,3,9 Perbaikan Kualitas Lingkungan Rp 500.000.000 Rp 600.000.000

2,2 Belanja Tidak langsung

2,2,1Belanja pegawai/Penghasilan tetap

2,2,1,1 Penghasilan tetap kepala desa

2,2,1,2Penghasilan tetap Sekretaris Desa

2,2,1,3Penghasilan tetap Kepala urusan

2,2,1,4 Penghasilan tetap Kepala Seksi

2,2,1,5Penghasilan tetap Kepala Dusun

2,1,1 Belanja Pegawai/Honorarium

2,1,1,1 Penghasilan Kepala Desa Rp 1.200.000 Rp 6.400.000

2,1,1,2 Penghasilan Sekretaris Desa Rp 600.000 Rp 3.600.000

2,1,1,3 Penghasilan Kepala seksi Rp 1.680.000 Rp 10.800.000

2,1,1,4 Penghasilan kepala urusan Rp 720.000 Rp 2.700.000

2,1,1,5 Penghasilan Kepala dusun Rp 1.080.000 Rp 1.800.000

2,1,1,6 Penghasilan Staf Desa Rp 720.000 Rp 400.000

2,1,1,7 Penghasilan Ketua BPD

2,1,1,8 Penghasilan Wk Ketua BPD

2,1,1,9 Penghasilan Sekretaris BPD

2,1,1,10 Penghasilan Anggota BPD

2,2,2 Tunjangan bagi aparat

2,2,2,1 Tunjangan Kepala Desa Rp 2.000.000 Rp 2.000.000

2,2,2,2 Tunjangan Sekretaris Desa Rp 1.800.000 Rp 1.800.000

2,2,2,3 Tunjangan Kepala Urusan Rp 2.200.000 Rp 2.200.000

2,2,2,4 Tunjangan Kepala Seksi Rp 4.500.000 Rp 4.500.000

2,2,2,5 Tunjangan Kepala Dusun Rp 3.000.000 Rp 3.000.000

Tunjangan Staf Desa Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

2,2,3Tambahan penghasilan aparat desa

Page 41: SK rkp des 2013

2,2,3,1Tambahan penghasilan Kepala Desa

2,2,3,1Tambahan penghasilan Sekretariat Desa

2,2,3,1Tambahan penghasilan Kepala Urusan

2,2,3,1Tambahan penghasilan Kepala Seksi

2,2,3,1Tambahan penghasilan Kepala Dusun

2,2,4 Tunjangan Ketua BPD

2,2,4,1 Tunjangan Wk. Ketua BPD

2,2,4,2 Tunjangan Sekretaris BPD

2,2,4,3 Tunjangan Anggota BPD

2,2,5 Belanja Subsidi

2,2,5,1 Dst

2,2,6 Belanja Hibah

2,2,6,1 Dst

atk

2,2,7 Belanja bantuan Sosial

2,2,7,1Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2,2,7,2Bantuan Stimulan Kepada Masjid (DKM) Rp 35.000.000 Rp 35.000.000

2,2,7,3Bantuan Stimulan untuk kegiatan sosial Rp 17.000.000 Rp 17.000.000

2,2,7,4 Dst

2,2,8 Bantuan Kesekretariatan LPMD Rp 6.000.000 Rp 4.200.000

2,2,8,1Bantuan Operasional RT dan RW Rp - Rp -

2,2,8,2Bantuan kepada kelompok Tani

2,2,8,3 Bantuan Kepada LINMAS Rp 600.000 Rp 2.000.000

2,2,8,4Belanja Bantuan Keuangan Kepada BUMDES

2,2,8,5 Dst

Page 42: SK rkp des 2013

JUMLAH PENGELUARAN Rp 793.620.000 Rp 927.360.000

PEMBIAYAAN

Penerimaan Pembiayaan

Sisa lebih Perhitungan naggaran tahun sebelumnya

hasil penjualan Kekayaan yang dipisahkan

penerimaan pinjaman

pengeluaran pembiayaan

Pembentukan dana cadangan

Penyertaan modal Desa

Pembayaran utang

JUMLAH PEMBIAYAAN

BAB VIIP E N U T U P

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di tingkat desa pada dasarnya ditentukan oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan masyarakat desa saling bekerjasama membangun desa. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan pembangunan di desa. Sebaliknya permasalahan dan ketidakpercayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala seluruh komunikasi dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadai.

Diharapkan proses penyusunan RKPDes yang benar-benar partisipatif dan berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat akan mendorong percepatan pembangunan skala desa menuju kemandirian desa. Selain itu dengan akurasi kegiatan yang dapat dengan mudah diakses masyarakat desa, maka diharapkan

Page 43: SK rkp des 2013

dalam proses penyusunan APBDes seluruhnya bisa teranggarkan secara proporsional.

Ditetapkan di : PanyocokanPada Tanggal : ……………………….

2014

KEPALA DESA PANYOCOKAN

ASEP DADI