SK D OSOKA

8
Skenario Kasus An. Maria, 12 tahun, didiagnosis menderita faringitis akibat infeksi bakteri. Maria diberikan suntikan penilisin intra muskuler. Lima menit kemudian, dia mengalami respiratory distress dan terdengar wheezing. Kulitnya dingin dan pucat, takikardi dan tekanan darah 70/20 mmHg. Dokter segera mendiagnosis Maria mengalami reaksi anafilaktik terhadap penisilin, dan segera diinjeksi epineprin subkutan. Identifikasi Masalah 1. An. Maria, 12 tahun, didiagnosis menderita faringitis akibat infeksi bakteridan diberikan suntikan penisilin intra muskuler. 2. Maria mengalami respiratory distress dan wheezing. 3. Kulitnya dingin dan pucat, takikardi dan tekanan darah 70/20 mmHg 4. Maria mengalami reaksi anafilaktik terhadap penisilin dan segera diinjeksi epineprin subkutan. Analisis Masalah 1. An. Maria, 12 tahun, didiagnosis menderita faringitis akibat infeksi bakteridan diberikan suntikan penisilin intra muskuler. a) Bagaimana gambaran anatomi faring dan fungsinya ? Jawab : Faring terletak dibelakang cavum nasi, mulut dan laring. Bagian dalam Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu : nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx.

description

sdsd

Transcript of SK D OSOKA

Skenario KasusAn. Maria, 12 tahun, didiagnosis menderita faringitis akibat infeksi bakteri. Maria diberikan suntikan penilisin intra muskuler. Lima menit kemudian, dia mengalami respiratory distress dan terdengar wheezing. Kulitnya dingin dan pucat, takikardi dan tekanan darah 70/20 mmHg. Dokter segera mendiagnosis Maria mengalami reaksi anafilaktik terhadap penisilin, dan segera diinjeksi epineprin subkutan.

Identifikasi Masalah 1. An. Maria, 12 tahun, didiagnosis menderita faringitis akibat infeksi bakteridan diberikan suntikan penisilin intra muskuler.2. Maria mengalami respiratory distress dan wheezing.3. Kulitnya dingin dan pucat, takikardi dan tekanan darah 70/20 mmHg4. Maria mengalami reaksi anafilaktik terhadap penisilin dan segera diinjeksi epineprin subkutan.Analisis Masalah1. An. Maria, 12 tahun, didiagnosis menderita faringitis akibat infeksi bakteridan diberikan suntikan penisilin intra muskuler.a) Bagaimana gambaran anatomi faring dan fungsinya ?Jawab :Faring terletak dibelakang cavum nasi, mulut dan laring. Bagian dalam Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu : nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx. nasopharynx terletak dibelakang rongga hidung diatas palatum molle, oropharynx terletak dabelakang cavum oris dan tyerbentang dari palatum molle sampai kepinggir atas epiglotis, sedangkan laryngopharynx terletak dibelakang aditus larynges dan permukaan posterior larynx dan terbentang dari pinggir atas epiglottis sampai pinggir bawah cricoidea.Faring adalah rongga di belakang tenggorokan, yang berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Pada sistem pencernaan, faring berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan esophagus yakni untuk jalan makanan, sedangkan pada sistem pernapasan, faring berfungsi sebagai pemberi akses antara saluran hidung dan trakea yakni untuk udara

b) Apa hubungan infeksi bakteri dengan terjadinya faringitis ?Jawab : Seperti yang kita ketahui bahwa faringitis pada kasus ini disebabkan oleh bakteri yang dimana bakteri ini akan menyerang c) Bagaiman mekanisme kerja, target kerja, cara pemberian dan efek samping obat penisilin ?Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk mensintesis dinding sel mikroba. Terhadapa mikroba yang sensitive penisilin akan menghasilkan efek bakterisid.Mekanisme kerja antibiotic betalaktam dapat dirnigkas dengan urutan sebagai berikut :1) Obat bergabung dengan penicillin-binding protein (PBPs) pada kuman2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu3) Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel.

Target kerja:1) Absorpsi 2) Distribusi 3) Biotransformasi dan ekskresiEfek samping : Efek yang sering adalah (1% pasien) diare, urtikaria, nausea, dan superinfeksi dri Candidiasis. Efek yang jarang (0.11% pasien) adalah demam, muntah, dermatitis, angiodema atau kolitis pseudomembarnosus Alergi terhadap antibiotika beta-laktam dapat terjadi pada 10% pasien. 0.01% dapat menderita anafilaksis.

d) Bagaimana cara pemberian obat-obatan kedalam tubuh manusia ?Jawab:a. Oral Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut. Keuntungannya relatif aman, praktis, ekonomis. Kerugiannya timbul efek lambat; tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif. b. Sublingual Cara penggunaannya, obat ditaruh dibawah lidahc. Inhalasi Penggunaannya dengan cara disemprot (ke mulut). Misal obat asma. d. Rektal Cara penggunaannya melalui dubur atau anus. Tujuannya mempercepat kerja obat serta sifatnya lokal dan sistemik. e. Pervaginam Bentuknya hampir sama dengan obat rektal, dimasukkan ke vagina, langsung ke pusat sasar. Misal untuk keputihan atau jamur. f. Parentral Digunakan tanpa melalui mulut, atau dapat dikatakan obat dimasukkan di dalam tubuh selain saluran cerna. g. Topikal/lokal Obat yang sifatnya lokal. Misal tetes mata, tetes telinga, salep. h. Suntikan Diberikan bila obat tidak diabsorpsi di saluran cerna serta dibutuhkan kerja cepat.Terbagi menjadi intravena, intramuscular, intratrakea, intauterin dan intramamari.

2. Lima menit kemudian, Maria mengalami respiratory distress dan wheezing.a) Faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya respiratory distress dan wheezing? (keterkaitan sistem saraf otonom terhadap sistem respirasi)Jawab :1. adanya brokokontriksi 2. Keluarnya cairan kejaringan b) Bagaimana mekanisme terjadinya respiratory distress dan wheezing pada kasus ink i back Jawab : Pada saat alergen memasuki tubuh, maka alergen tersebut akan bereaksi dengan antibody ( IgE) adanya reaksi tersebut akan merangsang sel basofil dalam darah, dan sel mast pada jaringan, untuk melepaskan mediator peradangan, misalnya Histamin, kemudian produksi histamine yang berlebih ini akan mengambil alih kerja dari neurotransmitter saraf simpatis (adrenalin) . dimana reseptor dari neurotransmitter adrenalin terdiri dari alfa 1,2 dan beta 1,2,3. Blokade dari histamine tadi mengakibatkan efek dari adrenalin tersebut tidak bekerja.misalnya pada reseptor Beta 2, yang mempengaruhi relaksasi dari brongkus, sehingga bronkus akan mengalami bronkokontriksi -> respiratory distress dan wheezing d reseptor a adrenergic . histamine tadi akan memblokade reseptor alfa 1 & 2, beta 1,2,3. ; dimana alfa 1 akan meningkatkan otot polos pada vaskuler dan TD meningkat , terjadi relaksasi vesira seminalis . alfa 2 akan terjadi fedback relaksasi. Dan beta 1 terjadi peningkatan kontraksi jantung, beta 2 relaksasi bronkus, beta 3 lipolisis lemak. ,maka untuk mengatasi hal tersebut diinjeksikanlah efinefrin untuk menekan kerja dari histamine.

3. Kulitnya dingin dan pucat, takikardi dan tekanan darah 70/20 mmHga) Apa interprestasi dari tekanan darah 70/20 mmHg ?Jawab :An. Maria mengalami syok, karena tekanan darah turun jauh dibawah normal, dan jarak sistol dan diastole lebih dari 40 mmHgb) Bagaimana mekanisme terjadinya berbagai gejala diatas ? (keterkaitan sistem saraf otonom terhadap sisitem kardiovaskuler) Jawab : (vasokonstriksi perifer) saraf otonom Takikardi (pompa cepat) dilakukan untuk memenuhi kebutuhan organ vital (lihat kasus diatas). Hipotensi aliran darah kurang kerja jantung meningkat stroke volume meningkat cardiac out put meningkat takikardi Kekurangan oksigen mempengaruhi sistem saraf otonom (cari lagi ngapo biso mak ini) mengeluarkan zat ? menyebabkan vasokonstriksi pada perifer menyebabkan takikardi

4. Maria mengalami reaksi anafilaktik terhadap penisilin dan segera diinjeksi epineprin subkutan.a) Bagaiman mekanisme kerja, target kerja, cara pemberian, efek samping dari epineprin ?Jawab : Mekanisme:Meningkatnya CAMP dalam sel mast dan basofil sehingga menghambat terjadinya degranulasi serta pelepasan histamin dan mediator lainnya. Selain itu drenalin mempunyai kempuan memperbaiki kontraktilitas otot jantung, pembuluh darah perifer dan otot polos bronkus. Menyebabkan adrenalin menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri dan memicu denyut dan kontraksi jantung, menimbulkan tekanan darah tinggi dan berakhir dalam waktu pendek.Target kerja: 1. AbsorbsiPada penyuntikan subkutan absorbsi lambat karena vasokontriksi local dapat dipercepat dengan memijat tempat suntikan.2. Biotransformasi dan ekskresiEpi stabil dalam darah degradasi epi terutama terjadi dalam hati yang banyak mengandung enzim COMT dan MAO, tetapi jaringan lain juga dapat merusak zat ini. Sebagian besar epi mengalami biotransformasi, mula-mula oleh COMT dan MAO, kemudian terjadi oksidasi, reduksi, dan konjugasi.Efek samping: Dosis kecil : Gelisah, nyeri kepala, tremor, dan palpitasi.Dosis besar : akan terjadi pendarahan otak karena terjadi peningkatan darah yang hebat.b. Bagaimana cara pemberian epinefrin yang aman ?Jawab:Pemberian yang aman yaitu melalui subkutan dengan dosis yang telah ditentukan karena absorbsi yang lebih cepat terjadi dengan penyuntikan IM atau subkutan. Jika diberikan melalui oral, epinefrin tidak mencapai dosis terapi karena sebagian besar rusak oleh enzim COMT dan MAO yang banyak terdapat pada dinding usus dan hati. c. bHipotesisAn. Maria 12 tahun mengalami syok anafilaktik akibat injeksi penisilin

An. Maria, perempuan 12 tahun mengalami faringitis dan diinjeksi penisilin di IMKerangka konsep

Epinefrin subkutanReaksi dengan reseptor alfa 1 & 2, serta beta 1,2 dan 3Syok anafilaktikTakikardi,kulit pucat & dingin serta hipotensiRespiratory distress dan wheezingMenurunkan permeabilitas pembuluh darahbronkokontriksiTubuh melepaskan reaksi antigen-antibodiSel mast dan sel basofil pada jaringan yang rusak Memproduksi histamine berlebihanReaksi anafilaktik