SJSN Solusi Wujud Indonesia Sehat - PB PAPDI · PDF fileSidang pleno pertama sudah dimulai ......

12
Highlight KOPAPDI XV Medan Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: DR. Dr. Aru. W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. lndra Marki, SpPD, FINASIM; Dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD *Koresponden: Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, Cabang Semarang, Cabang Padang, Cabang Manado, Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng, Cabang Palu, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulteng *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Anindya Yustikasari *Alamat: PB PAPDI, Gedung ICB Bumiputera, Ground Floor 2B, Jl. Probolinggo No. 18, Gondangdia, Menteng, Jakarta 10350. Telp. (021) 2300818, Fax. (021) 2300588, 2300755; SMS 085695785909; Email: [email protected]; Website: www.pbpapdi.org 13 Desember 2012 SJSN Solusi Wujud Indonesia Sehat Profil DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP Besar Dengan KEBERSAMAAN SJSN Solusi Wujud Indonesia Sehat Profil DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP: Besar Dengan KEBERSAMAAN

Transcript of SJSN Solusi Wujud Indonesia Sehat - PB PAPDI · PDF fileSidang pleno pertama sudah dimulai ......

Highlight KOPAPDI XV Medan

Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: DR. Dr. Aru. W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. lndra Marki, SpPD, FINASIM;Dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD *Koresponden: Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, CabangSemarang, Cabang Padang, Cabang Manado, Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng, CabangPalu, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang MalukuUtara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulteng *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Anindya Yustikasari *Alamat: PB PAPDI, GedungICB Bumiputera, Ground Floor 2B, Jl. Probolinggo No. 18, Gondangdia, Menteng, Jakarta 10350. Telp. (021) 2300818, Fax. (021) 2300588, 2300755; SMS 085695785909; Email: [email protected]; Website: www.pbpapdi.org

13 Desember 2012

SJSN Solusi Wujud Indonesia SehatProfil DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP

Besar Dengan KEBERSAMAAN

SJSN Solusi Wujud Indonesia SehatProfil DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP:

Besar Dengan KEBERSAMAAN

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

2 13 Desember 2012

Horas!

Jumpa kembali sejawat internis. Hari ini kita mulaimelaksanakan kegiatan KOngres Nasional PAPDIXV di Medan setelah secara resmi dibuka oleh

Menteri Kesehatan RI Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, cqdiwakili Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Dr.Supriyantoro, SpP, MARS.

Ada beberapa catatan yang diberikan Menkes kePAPDI di antaranya tentang keselamatan ibu hamil,penanggulangan HIV/AIDS, penyebaran dokter spesialispenyakit dalam, peran serta PAPDI di dalam SJSN, danpeningkatan kualitas internis melalui up date keilmuandengan penggunaan teknologi telemedicine.

Kegiatan simposium yang berjalan di hari pertamasudah dipenuhi peserta kongres. Begitu pula denganstand pameran. Sidang pleno pertama sudah dimulaidengan dihadiri oleh 36 cabang.

Selamat mengikuti KOPAPDI XV Medan.

BIDANGHUMASPUBLIKASIDANMEDIA

Redaksi Menerima Masukan, SaranHubungi Amril 08158358554, 081287068835

Dibuka Bursa Calon Ketua

OM IBTERNIZ

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

313 Desember 2012

Perhelatan Akbar Kongres NasionalPerhimpunan Dokter Spesialis Pe-nyakit Dalam Indonesia (KOPAP-DI) XV akhirnya resmi dibuka pada

Rabu, 12 Desember 2012 kemarin pukul12.00, di Hotel JW. Marriot, Medan, Suma-tera Utara. Sayangnya, Menteri Kesehat-an Republik Indonesia, Dr. Nafsiah Mboi,Sp.A, MPH, yang dijadwalkan akan mem-buka Kongres dan memukul gong pembu-kaan tak dapat hadir secara langsung. Na-mun demikian, Menteri tetap menyampai-kan sambutan pembukaannya melalui vi-deo yang kemudian diputar di acaraKongres.

Dalam sambutan tersebut Menkes me-nyatakan apresiasinya atas tema Kongresyang mengusung topik “55 Tahun PeranProfesional PAPDI, Menapak Era Globali-sasi di Tengah Masyarakat Indonesia danKedokteran Universal. Tema ini, menurutMenkes, relevan dengan misi pembangun-an kesehatan 2010 – 2014 yang ingin me-wujudkan visi masyarakat sehat yangmandiri dan berkeahlian, juga relevan de-ngan upaya kemenkes dalam meningkat-kan daya saing sumber daya manusia ke-sehatan dan daya saing pelayanan kese-hatan di tingkal global.

Menkes juga mengingatkan akan dimu-lainya era globalisasi dan liberalisasi mela-lui diberlakukannya AFTA pada 2015 danPerdagangan Bebas Se-Asia Pasific pada2020. Sehingga dia berharap PAPDI dapatturut mengambil langkah-langkah yangperlu dalam memperkuat kompetensi danprofesionalisme pelayanan agar mampubersaing dengan dokter asing dengan se-lalu mengupadate diri seuasi dengan ilmuperkembangan kedokteran demi menjagakepercayaan masyarakat terhadap ke-mampuan dokter Indonesia.

Sejalan dengan prioritas pembangunankesehatan 2010-2014 agar pelayanan ke-sehatan dapat terdistribusi secara menyu-ruh ke seluruh wilayah di tanah air, ia jugaberharap PAPDP sebagai organisasi pro-

fesi dapat mendorong anggotanya untukbersedia dan merasa bangga di rumahsakit-rumah sakit di daerah. “Pengabdiantersebut hendaknya tidak hanya di kotabesar saja, tapi juga kota kecil serta terusmembantu pendidikan dokter umum mela-lui pendidikan kedokteran berkelanjutan diwilayah kerja masing-masing,” ungkapnya.

Menkes juga mengharapkan peran ak-tif PAPDI dalam mensukseskan targetMDGs ke-5 terkait upaya mengurangi ke-matian ibu hamil dan melahirkan sertaMDGs ke-6 terkait pengendalian dan upa-ya menurunkan infeksi baru HIV. Upayapengendalian hendaknya dilakukan seca-ra total, intensif, komprehensift dan ter-koordinasi. Tidak hanya melalui upaya ku-ratif, tapi juga preventif dan promotif, se-hingga angka penularan dan kematian da-pat diturunkan, serta dapat membantu me-nurunkan serta menghilangkan stigma ne-gatif terhadap HIV/AIDS. Upaya pena-nganan penyakit tidak menulat yang kianhari kian meningkat, juga tetap perlu dita-ngani secara konprehesif, terorganisir, danterkoordinasi. “Selain itu, PAPDI juga da-pat terus memperkuat kerjasama denganpemerintah sector terkait, untuk memper-

luas cakupan penderita yang dilayani danmeningkatkan mutu pelayanan termasukaspek kenyamanan,” harap Menkes.

Karena tidak dapat hadir secara lang-sung, maka pemukukan gong pembukaandiwakilkan pada Jenderal Bina Upaya Ke-sehatan dari Kemenkes, Dr. Supriantoro,SpP, MARS, yang didampingi oleh Pelak-

sana Tugas Gubernur Sumatera Utara Hj.Gatot Pujo Nugroho, ST, Ketua Umum PBIDI, Dr. Zaenal Abidin, MH.Kes, KetuaUmum PB PAPDI, Dr. Aru W. Sudoyo,SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, dan Ke-tua PAPDI Cabang Sumatera Utara, Prof.DR. Dr. Harun Alrasyid, SpPD, FINASIM,SpGK. Dalam pembukaan ini juga diku-mandangkan lagu MARS PAPDI, dan turutdiramaikan dengan traditional dance per-formance.

Dalam sambutannya yang pertama ka-li, Ketua PAPDI Cabang Sumatera Utarasekaligus Ketua Umum KOPAPDI XV,Prof. Dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD,SpGK, menyampaikan bahwa kegiatankongres kali ini telah didhadiri oleh ribuanorang dari seluruh anggota PAPDI di ca-bang di Indonesia. Dan bahwa selainagenda organisasi dan sidang organisasi,kongres juga menghelat beragam kegiat-an ilmiah yang menghadirkan 120 mode-rator dan keynot speaker, dengan total 17symposium, serta 500 makalah ilmiahyang dikirimkan oleh berbagai cabangPAPDI di mana tertinggi datang dariPAPDI Cabang DI Yogyakarta yang dis-usul oleh tuan rumah. (HI)

Opening KOPAPDI XV

Menkes SampaikanSambutan Melalui Video

Sambutan Menkes Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH melalui rekaman video.

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

4 13 Desember 2012

Program pelayanan kesehatan diIndonesia cukup banyak. Caranyajuga beragam. Sayangnya, berba-gai pelayanan kesehatan itu be-

lum dapat menyentuh masyarakat secaramenyeluruh. Untuk itu, pemerintah me-luncurkan program Sistem Jaminan So-sial Nasional (SJSN) yang memberi pe-layanan kesehatan berkesinambungan.Tujuannya untuk mewujudkan IndonesiaSehat.

”SJSN dimulai 2014 yang dijalankansecara bertahap hingga 2019 menda-tang. SJSN menjadi solusi mewujudkansolidaritas sosial dalam penyediaan pem-biayaan kesehatan yang berkesinam-bungan, teralokasi secara adil, dan ter-manfaatkan secara berhasil guna untukmenjamin terselenggaranya pembangu-nan kesehatan,” ucap Direktur BinaUpaya Kesehatan Kementrian KesehatanRI, Dr Chairul Radjab Nasution SpPD,KGEH, FINASIM, FACP, Mkes saat sim-posium menjelang Konferensi NasionalPerhimpunan Dokter Spesialis PenyakitDalam Indonesia XV (KOPAPDI-XV) diHotel Grand Aston Medan, Rabu 12Desember 2012 kemarin.

”Pada 2019 nanti, diharapkan tidakakan ada lagi masyarakat yang tidakmemiliki jaminan sosial. Rumah sakit jugatidak boleh menolak masyarakat untuk

berobat. SJSN diharapkan merubah ta-tanan untuk lebih menjadi konprehensif,”ujar Direktur Utama Rumah Sakit HajiJakarta tersebut.

Menurutnya, pelaksanaan SJSN me-rupakan kelanjutan dari sistem jaminankesehatan masyarakat yang sudah dibu-at pemerintah. Hanya saja, pengelolaanSJSN lebih sistematis di seluruh Indo-nesia. ”Dengan diberlakukannya SJSN,seluruh warga akan dijamin pelayanan

kesehatan. Pemerintah membayar iuranpremi untuk warga miskin, sementara pe-kerja informal yang gajinya tidak tetap,masih dalam pengkajian,” jelas alumnusBrevet Spesialis Penyakit Dalam FK UI1991 tersebut.

Terkait pendanaan SJSN, tuturnya,setiap warga Indonesia berkewajibanmembayar iuran bermodel premi, kecualibagi warga miskin. Pasalnya, wargamiskin masuk menjadi penerima bantuaniuran (PBI) yang akan dibayar oleh pe-merintah.

Program SJSN ini juga membuat PTAskes transformasi menjadi Badan Pe-nyelenggara Jaminan Sosial. ”Badan Pe-nyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) me-miliki fungsi mengelola iuran yang dida-pat dari masyarakat agar penggunaannyabisa efektif dan efisien. Iuran itu tidak ha-nya digunakan untuk biaya pengobatan,

tetapi juga untuk melengkapi infrastrukturkesehatan di Indonesia,” kata Chairulyang merupakan lulusan Health ServicesMangement Royal MIT, Australia, 2001.

Sejauh ini pemerintah telah menyiap-kan dana awal sebesar Rp 25 triliun. Da-na ini merupakan investasi sektor kese-hatan masyarakat di seluruh pelosok ta-nah air agar mendapat kepastian kese-hatannya.

Meskipun Jamkesnas akan menjaminkesehatan masyarakat, kata Dr Chairul,pemerintah pusat maupun pemerintahdaerah tetap memiliki kewajiban meng-anggarkan biaya kesehatan untuk pro-gram yang lebih penting yakni menjagaagar masyarakat tidak jatuh sakit dan se-lalu sehat. ”Untuk mewujudkannya tentumembutuhkan biaya tersendiri dan upayayang cukup substansial. Iuran yang akandibayar warga nanti rencananya sebesarRp22.200 perorang setiap bulan, tetapiangka itu belum ditetapkan karena masihakan dikaji berapa besaran yang ideal,”paparnya.

Jaminan kesehatan selama ini, tuturDr Chairul, selalu mengalami masalahantara lain, belum semuanya penduduktercakup menjadi peserta. Selain itu,kurang singkron dan kurang terintegrasi-nya kepesertaan masyarakat. Pengelo-laannya juga kurang optimal. Bahkan,belum semua jaminan kesehatan dapatmemenuhi kebutuhan medis. Kondisi inidiperparah dengan struktur kelembagaanyang belum konsisten menjalankan visimisi, diakibatkan lemahnya koordinasidan monitoring jaminan kesehatan. ”Pe-nerapan SJSN diharapkan mampu men-gatasi semua masalah itu,” tukas peraihgelar Magister Kesehatan Rumah Sakitdari UGM tahun 2000 tersebut.

Hal penting yang harus dipahami paramedis, sebut Dr Chairul, yakni terkait UUNomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN danUU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS.Dalam kedua undang-undang itu dijabar-kan bahwa BPJS wajib membayar danakesehatan masyarakat paling lama 15hari. Untuk itu, fungsi rumah sakit dan

Dr Chairul Radjab Nasution SpPD, KGEH, FINASIM, FACP, Mkes:

SJSN Solusi Wujud Indonesia Sehat

Dr Chairul Radjab Nasution SpPD, KGEH, FINASIM, FACP

Puskesmas harus ditingkatkan denganmenempatkan tenaga medis terpadu.”Penanganan pasien dilakukan secarakolektif, profesional dan memberikanedukasi kesehatan kepada pasien,” jelasChairul seraya menjabarkan bahwa di se-tiap rumah sakit diharapkan memiliki te-naga medis yang praktik bersama daridokter berbagai spesialis.

Hal urgen dalam menyongsong sjSNbidang kesehatan pada 2014 mendatang,yakni antara lain mempersiapkan Faskes,sistem rujukan dan infrastruktur. Selain itupembiayaan, transformasi kelembagaandan program. Kemudian regulasi, kefar-masian dan juga alat-alat kesehatan. Se-lanjutnya mempersiapkan SDM, capacitybuilding dan sosialisasi serta advokasi.

Menyinggung sistem rujukan, Dr Chai-rul memaparkan, diawali dengan pe-nguatan pelayanan primer. Kemudian pe-layanan sekunder dan tertier. ”Semua pe-nguatan pelayanan itu sangat erat kaitan-nya dengan mekanisme merujuk pasienuntuk mewujudkan pelayanan kesehatanprima,” paparnya seraya menjabarkanjenis-jenis penguatan pelayanan itu.

Lebih lanjut Dr Chairul menjelaskan,para dokter mesti menjaga mutu layananmedis yang mencakup standar pelayananmedis, audit medis dan peningkatan mutuberkesinambungan. ”Semuanya terang-kum melalui Clinical Pathways, yang me-rupakan kombinasi dari Clinical Gover-mance dan Sistem Pembiayaan Case-mix,” tukasnya.

Di akhir simposium, Dr Chairul meng-himbau semua anggota PAPDI untukmempersiapkan diri dalam menghadapipenerapan pelaksanaan SJSN. ”Mari se-

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

mua anggota PAPDI mempersiapkan diridengan meningkatkan pelayanan primadan profesionalitas kerja,” imbaunya.

Simposium yang dipandu Dr SallyAman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM itu

Kongres Nasional PerhimpunanDokter Spesialis Penyakit DalamIndonesia (KOPAPDI) XV-Medanadalah event tiga tahunan yang

menjadi perhelatan terbesar organisasiprofesi Perhimpunan Dokter Spesialis Pe-nyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Selainmemilih calon ketua umum pengurus besaryang baru, event juga menggelar berbagaiagenda strategis organisasi, serta berbagaikegiatan dalam rangka update penge-tahuan dapa para anggota seperti halnyamelalui simposium. Salah satu simposiumyang digelar adalah simposium padaRabu, 12 Desember 2012, di Grand Aston

Hotel, tentang kardiologi dengan fokuspenanganan pada Sindrom Koroner Akut.

Dalam simposium ini, tiga speakeryang pakar di bidang kardiologi, Dr. SallyAman Nasution, SpPD, KKV, FINASIM,Dr.Refli Hasan, SpPD, SpJP(K),FIHA, danIdrus Alwi, SpPD, K-KV., FINASIM, FACC,FESC, FAPSIC. Dalam kesempatan terse-but dr. Sally menyampaikan materinya ten-tang Peran Anti Koagulan pada SindromKoroner Akut, sedang Dr. Refli dan Dr.Idrus masing-masing menyampaikan ten-tang Peranan Anti Platelet Pada SindromKoroner Akut dan Terapi RevaskuleriasaiPada Sindrom Koroner Akut.

513 Desember 2012

juga menampilkan pembicara dari IkatanDokter Indonesia (IDI) Dr Zaenal AbidinMH Kes. Dalam paparannya, Dr Zaenallebih menyoroti persiapan dalam meng-hadapi penerapan sistem internasionalyang menjadikan dunia medis bagian dariindustri. Kondisi ini akan memaksa duniamedis sedikit demi sedikit meninggalkankemanusiaan. ”Sesuai dengan 9 butir ke-wenangan IDI yang terkait dengan UUpraktik dokter, diharapkan tetap memberi-kan sistem pelayanan kesehatan yangberkeadilan sosial. Hal ini didukung de-ngan sistem kesehatan nasional yang bi-sa berintegrasi dengan SJSN,” paparnya.

Ia juga menyarankan agar para dokteryang tergabung dalam IDI dapat memban-gun usaha bersama dalam bentuk kope-rasi. Tujuannya adalah selain dapat mem-bantu sesama anggota, juga dapat mela-hirkan rumah sakit yang mandiri. (HI)

Dr. Chairul Radjab dengan Ketua IDI Dr. Zaenal Abidin, MH.Kes.

Update Penanganan Sindrom Koroner Akut Di KOPAPDI XV Medan

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

6 13 Desember 2012

”PAPDI berpotensimenjadi perhimpunan

yang kuat, denganjumlah spesialis dan

penyebarannyadi seluruh Indonesia.”

Kongres Nasional PAPDI (KOPAP-DI) tahun 2006 di Palembang,resmi mengangkat DR. Dr. Aru WSudoyo, SpPD, K-HOM,

FINASIM, FACP menjadi Ketua UmumPB PAPDI periode 2006-2009. Sejak itu,sebuah tanggung jawab besar jatuh ketangan pria kelahiran Washington DC, 29Juni 1951 dengan memimpin sebuahorganisasi profesi beranggotakan lebihdari 2.506 internis yang tersebar di selu-ruh Indonesia.

Dengan besarnya jumlah anggotaPAPDI, langkah pertama yang dilakukanDr. Aru adalah konsolidasi anggota. Iamengunjungi cabang-cabang PAPDI didaerah untuk membuat ikatan yang soliddi tubuh PAPDI. Dan ia punya alasan kuat

untuk melakukan hal itu.Saat KOPAPDI di Palembang, ia me-

nanyakan kepada cabang, bagaimanaPAPDI di mata mereka. ”Ternyata jawab-annya adalah, ”PAPDI adalah Jakarta,kami ikut saja”,” ujarnya mengisahkan.Kalimat itu mengusik lulusan FKUI 1976ini bahwa yang harus diprioritaskan seba-gai Ketua Umum PAPDI, adalah mem-buat seluruh anggota PAPDI merasa ikutmemiliki organisasi ini. PAPDI bukanlahJakarta. PAPDI milik ahli penyakit dalamdi seluruh nusantara, yang akan menen-tukan kekuatan organisasi ini.

Ia pun menyambangi daerah untukmensosialisasikan visi dan misi PAPDI.Dalam satu bulan, 2-3 kali Dr. Aru danpengurus PAPDI melakukan roadshow

dan kegiatan ilmiah di daerah. ”Malam-nya kami berkumpul dengan para pim-pinan cabang tersebut, kemudian berbi-cara dari hati ke hati mengenai masalahdi daerah dan memberi informasi tentangapa yang terjadi di pusat,” ujar Dr. Arumenggambarkan yang ia lakukan.

Apa yang dilakukan dalam kepemim-pinan Dr. Aru membekas pada pengurusPAPDI cabang. Seorang pengurus ca-bang di wilayah Indonesia Timur, dalamsebuah kesempatan pernah melontarkanbahwa apa yang dilakukan Dr. Aru mem-buat cabang merasa diperhatikan olehpusat. Meski demikian, Dr. Aru menampikjika yang ia kerjakan adalah sesuatu yangistimewa. ”Yang dilakukan tidak banyaksebenarnya, karena intinya adalah silatu-

DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP

Besar Dengan KEBERSAMAAN

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

713 Desember 2012

rahmi PB dan cabang, yang dilakukan didaerah.”

Pria ini mengatakan, ia justru menda-patkan hal-hal yang luar biasa dari setiapjengkal perjalanannya. Interaksinya de-ngan dokter internis dari daerah yangberbeda memberi kesan tersendiri bagi-nya. ”Saya mendapat kehormatan untukbisa ikut dalam situasi sosio budaya ber-bagai daerah. Sesuatu yang mungkintidak bisa saya dapatkan jika tidak menja-di ketua PAPDI,” ujarnya.

Totalitas yang dilakukan Dr. Aru mem-buatnya kembali terpilih menjadi ketuaPAPDI untuk kedua kalinya, yaitu untukperiode 2009-2012. Ia mengatakan, bah-wa yang dilakukannya selama ini adalahkerja tim. ”Saya tekankan, ini bukan pe-kerjaan satu orang.”

Bersama timnya pula, Dr. Aru ber-upaya membuat General Internis, exist dinegeri ini. ”Ini didasarkan atas suatu ke-prihatinan, bahwa bidang spesialisasi inisedang mengalami fragmentasi menjadibidang-bidang subspesialis,” ujarnya.

Menurutnya, memang dibutuhkanorang-orang ahli dalam bidang yangrelatif sempit karenaperkembangan ilmumembutuhkan orang-orang yang berkecim-pung dan berdedikasi dibidangnya. Namun meli-hat kebutuhan masyara-kat dan rakyat, makaIndonesia masih mem-butuhkan spesialis pe-nyakit dalam umum.

Dalam situasi yanglebih makro, ia meng-gambarkan apa yangterjadi di negara luar.”Beberapa negara, se-perti Australia atau Ame-rika, sudah sulit mencaripenyakit dalam umum.Pasien ditangani olehsubspesialisasi terkaitpenyakitnya, akibatnyabeban asuransi menjadimahal. Oleh karena itu,negara-negara tersebutberupaya keras untukmengembalikan peranpenyakit dalam umum,”ujarnya panjang lebar.

Rakyat Indonesia saat ini belum sam-pai ke taraf untuk dilayani sub spesialis.”Masyarakat kita belum cukup kaya jikasemua dokter sub spesialis. Bahkan dinegara kaya pun, situasi ini berupaya di-ubah. Di sini, penyakit dalam umum me-nangani dulu, jika diperlukan baru konsul.Itu yang paling prinsip,” ujar Dr. Aru.”Oleh karena itu general internis harusmenjadi sebuah profesi yang dibangga-kan yang mampu melayani masyarakatbanyak.”

Apa yang dipaparkan Dr. Aru, lebih di-dasarkan pada pengalaman panjang se-bagai ahli medis. Perjalanan ke berbagaidaerah di Indonesia sebagai KetuaPAPDI, semakin kuat mendorong Dr. Aruuntuk melakukan upaya agar penyakitdalam umum diberi tempat yang pentingdibanding subspesialis dalam kontekspelayanan kesehatan untuk rakyat.

Menjalankan tugas ke berbagai dae-rah yang dilakukan Dr. Aru, seperti me-ngulang siklus hidupnya ketika ia masihkecil, sebagai seorang anak korps diplo-mat Indonesia yang harus berkeliling keberbagai negara tempat ayahnya bertu-

gas. Perjalanan itu, juga memberinya ke-sempatan untuk mengenal berbagaibangsa di dunia. Apakah sebagai anakdiplomat, ia juga mendapat keuntunganuntuk lebih memiliki kemampuan berko-munikasi dengan orang lain? ”Tidak,” iamenukas dengan cepat. ”Justru seharus-nya anak dokter yang seperti itu.” Profesidokter, menurutnya, yang harus lebih me-miliki kemampuan tersebut dibandingprofesi lainnya.

Tapi bukan soal komunikasi yang dulumembuatnya masuk fakultas kedokteran.Ia menyebut sebagai ‘pilihan’ ketika iaditerima di ITB dan FKUI. Nyatanya, pilih-annya tepat. Ia menjalani profesinya pe-nuh kesungguhan hati dengan berbagaikonsekuensinya, meski kini, misalnya, iahanya memiliki sisa waktu yang minimaluntuk dirinya.

Dokter Aru mengaku saat ini ia hampirtidak memiliki waktu luang dengan kesi-bukan baik sebagai staf pengajar diFKUI/RSCM, dokter, maupun di organisa-si. Ia tertawa ketika ditanyakan, bagaima-na prakteknya sebagai dokter, denganseringnya melakukan perjalanan PAPDI.

”Kalau ditanya, pastiada sekian persen yanghilang. Tapi, bukan soalitu,” ujarnya.

Beberapa waktu kedepan, Dr. Aru tidak lagimenjabat sebagai Ke-tua PAPDI. AD/ARTPAPDI tidak memperke-nankan seseorang dipi-lih menjadi ketua umumuntuk ke-tiga kalinya.Meski demikian, Dr. Arumengatakan akan siapmelakukan berbagai haluntuk PAPDI. ”Saya te-tap ada ikatan denganPAPDI,” ujarnya. Ia ber-harap, aktivitas danwarna PAPDI sepertisaat ini tetap dilanjut-kan oleh kepemimpinanselanjutnya. Padaakhirnya PAPDI tetapakan menjadi perhim-punan yang solid dandiperhitungkan olehbanyak pihak. BravoPAPDI. (HI)

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

8 13 Desember 2012

Bersamaan dengan Kongres Nasio-nal Perhimpunan Dokter SpesialisPenyakit Dalam Indonesia (KOPA-PDI) XV di Medan, diselenggara-

kan pertemuan Asean Federation of Inter-nal Medicine (AFIM). Meeting yang dilaku-kan pada Selasa (11/12) malam dihadirioleh Dr. Oscar T. Cabahug (President, Phi-lippine College of Physicians), Prof. AlanNg Wei Keong (President, The College ofPhysician of Singapore), Prof. Dato’ Amin-uddin Ahmad (President, The College ofPhysicians of Malaysia), dan Dr. Priscilla B.Caguioa (Vice-President, Philippine Colle-ge of Physicians). Sementara dari tuan

rumah Indonesia DR. Dr. Aru W. Sudoyo,SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP sebagaiKetua PAPDI, Prof. DR. Dr. Harun AlrasyidDamanik, SpPD, SpGK, Dr. dr. Sally AmanNasution, SpPD, K-KV, FINASIM; Dr. Bam-bang Setyohadi, SpPD, K-R, dan beberapadokter ahli penyakit dalam dari Medan.Sayang, Dr. Kriang Tungsanga, PresidentThe Royal College of Physicians ofThailand yang sedianya akan hadir ternya-ta tidak dapat datang ke Medan. SecretaryGeneral International Society of InternalMedicine, Hans Peter Kohler turut hadir diawal acara untuk memberi dukungan ter-hadap meeting tersebut.

Dengan Medan sebagai kota hostAFIM, DR. Aru menyambut tamu-tamunyadengan memberikan kain ulos yang lang-sung disampirkan ke bahu para sejawat

manca negara tersebut. ”Dengan pem-berian ulos ini adalah lambang untukmenyambut Anda sebagai bagian dari ke-luarga,” ujar DR. Aru. Para tamu, nampaksenang dengan tenunan tradisional batakitu, dan tetap mengenakannya sepanjangacara untuk menghalau rasa dingin diruang ber-AC.

Meski suasana dingin, namun meetingyang dimulai pukul 19.30 tersebut mem-bicarakan topik yang hangat mengenaikiprah dokter penyakit dalam di kawasanASEAN. Menjelang AFTA mendorong dok-ter-dokter berkepentingan untuk mem-bicarakan harmonisasi yang menyangkut

profesi ahli medis. ”Perjanjian AFTA bisamenjadi kelemahan sekaligus peluang,”ujar DR. Aru dalam pertemuan tersebut.”Harmonisasi standarisasi menjadi halpenting untuk dibahas bersama.”

Dr. Oscar T. Cabahug dari Filipina me-ngatakan, yang harus dilakukan oleh ne-gara-negara ASEAN adalah membentukworking group dengan anggota masing-masing negara. Working group ini menurutCabahug sebaiknya dibuat menjadi groupformal. ”Setiap tahun harus dibuat forumpertemuan dan untuk memastikan konti-nuitas program, ketua dan wakil incum-bent dari organisasi profesi penyakit dalamtiap negara harus diundang dalam kon-vensi tahunan tersebut,” ujar Dr. Cabahug.Ia mengatakan, setiap negara juga harusmerumuskan cara pandangnya mengenai

harmonisasi dan bagaimana mewujud-kannya.

Prof. Dato’ Aminuddin Ahmad dari Ma-laysia menyambut baik usulan pertemuantahunan dan menggarisbawahi mengenaikontinuitas program, terutama ketika terja-di pergantian kepemimpinan di organisasipenyakit dalam.

Prof. Alan Ng Wei Keong tidak me-mungkiri bahwa banyak yang harus dibi-carakan dengan perbedaan sistem tiapnegara dalam menghasilkan ahli penyakitdalam. ”Mungkin kalau Malaysia dan Si-ngapore sistemnya tidak terlalu banyakberbeda,” ujarnya.

Media untuk meneruskanpembicaraan disepakati bisamelalui email, skype, atauteknologi lain, sebelum di-adakan meeting selanjutnyapada bulan April di Thailand.

Beberapa point pentingyang akan dibahas menujuASEAN Mutual RecognitionArrangement (MRA) untukMedical Practitioner adalahproses akreditasi, certifiengarm, monitoring, residencytraining curriculum and licen-sure exam. Hal lain yang jugadipastikan akan memiliki ba-

nyak halangan saat dimulai adalah me-ngenai opening of residency training pro-gram untuk warga negara ASEAN, dan ke-mungkinan lulusan luar negeri untuk me-nempuh ujian diploma di sebuah negara.

Selain point-point di atas masih terda-pat banyak hal yang memerlukan pem-bicaraan antar negara ASEAN seperti ker-jasama pengembangan guideline praktikklinik, atau kolaborasi di berbagai masalahkesehatan.

Harmonisasi ASEAN mau tidak mauakan terlaksana dalam waktu yang tidaklama lagi. Seluruh elemen, termasukPAPDI harus bersiap agar sejajar dan di-perhitungkan oleh negara tetangga. Se-perti yang dikatakan Dr. Aru, ”Sekali pintudibuka maka kita tidak dapat menutupnyakembali.” (HI)

AFIM Meeting Menuju Harmonisasi ASEAN

”Sekali pintu dibuka,maka kita tidakdapat menutupnyakembali.”

Para peserta pertemuan AFIM.

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

ing untuk menjaga kesehatan di usia tua,maka mengadopsi praktik hidup sehatsepanjang usia adalah hal yang samapenting.

Sistem pelayanan kesehatan, menurutKohler harus dibuat dan terutama dida-nai. ”Pemerintah atau departemen kese-hatan berperan penting di sini,” ujarKohler.

Alasan kedua, mengapa generalinternist begitu penting adalah adanyapenyakit multimorbiditas yang juga umumterjadi pada usia tua. ”Multimorbiditasdicirikan oleh interaksi kompleks co-exist-ing disease dan pendekatan medis yangberfokus pada penyakit tunggal tidakcukup,” ujarnya. Oleh karena itu, sistempelayanan kesehatan yang terfragmen-tasi tidak cocok untuk pasien multimor-biditas.

Internis memainkan peranan pentingdi pelayanan kesehatan sebagai titik awalkonsultasi untuk pasien. Pelayananprimer adalah tulang punggung sistempelayanan kesehatan. Internis memilikiperan penting dalam pelayanan kese-hatan dan merupakan jawaban terkaitcost-effective. ”Inilah yang kita butuhkan,”ujar Kohler.

Namun, masih ada setumpuk masalahyang dihadapi. Yang pertama adalahkurangnya general internist di layananprimer. ”Banyak negara mengalami halini, dan saya yakin Indonesia juga meng-hadapi masalah ini,” ujarnya. Kekuranganinternis umum juga terjadi di rumah sakit.Masalah lain adalah fragmentasi pela-yanan pasien seperti subspesialis yangsemakin bertambah.

Ia mengatakan agar sistem yang men-empatkan internis sebagai tulang pung-gung berjalan baik, harus diupayakankarir sebagai general internist yang atrak-tif. Satu lagi dikatakan Kohler, ”Pertum-buhan subspesialis baru mesti dipertim-bangkan kembali.” (HI)

913 Desember 2012

”General Internist are needed!”ujar Hans P. Kohler, MD,FACP di hadapan para peser-ta Kongres Nasional Perhim-

punan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indo-nesia (KOPAPDI) di Medan pada Rabu(12/12) lalu.

Kohler yang merupakan SecretaryGeneral Interational Society of InternalMedicine (ISIM) tegas mengatakan haltersebut didasari berbagai alasan. Yangpertama menurutnya adalah bertambah-nya proporsi penduduk usia tua akibatangka harapan hidup yang semakin ting-gi dan menurunnya tingkat kelahiran.”Tahun 2050, satu dari empat pendudukakan berusia di atas 60 tahun,” ujarnyamengutip data WHO. Ketika akses kepelayanan kesehatan primer sangat pent-

Peran PentingInternis Umum

Sistem pelayanan kese-hatan yang terfragmen-tasi tidak cocok dengankebutuhan pasien multi-

morbiditas.

Hans P. Kohler, MD, FACP

Satu persatu para internis memasu-ki Ballroom Aryaduta Hotel. Meskiagak sedikit lelah, namun merekatampak sumringah. Bagai pejuang

45, dokter-dokter spesialis penyakit da-lam itu begitu bersemangat mengikuti si-dang pleno Konfrensi Nasional Perhim-punan Dokter Spesialis Penyakit DalamIndonesia (PAPDI) ke-XV Medan.

Pembukaan sidang pleno pembahas-an tata tertib konferensi seyogyanya di-gelar pukul 13.15, namun tertunda sam-pai pukul 14.45 WIB. Penyebabnya kare-na bus peserta yang mengikuti kegiatandi Hotel JW Marriott terjebak macet akibataksi buruh yang menuntut kenaikan UMP.

Sidang KOPAPDI XV dibuka setelahProf. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC menge-tuk palu. Kemudian peserta menyanyikanlagu kebangsaan Indonesia Raya disusulMars PAPDI. Setelah itu, Prof. Idrusmelanjutkan kegiatan pemilihan pimpinansidang, sesuai pasal 7 Anggaran Dasardan pasal 5 Anggaran Rumah TanggaPAPDI tentang susunan kepengurusan.

Pemilihan pimpinan sidang digelar se-cara demokratis. Para peserta dimintamengusulkan nama pimpinan sidang.Dari usulan peserta, terpilih Dr. BambangSetyohadi, SpPD, K-R, FINASIM Prof.DR. Dr. Ruli Rusli, SpPD, K-GH,FINASIM dan Prof. DR. Dr. Syamsu,SpPD, K-AI, FINASIM. Sedangkan sekre-

taris pimpinan sidang terpilih Dr. Mardian-to, SpPD, K-EMD, DR. Dr. Zulkhair AliSpPD, K-GH, FINASIM.

Setelah itu, pimpinan sidang memper-silahkan Ketua Umum PB PAPDI 2009-2012, DR. Dr. Aru W. Sudoyo SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP menyampaikanlaporan pertanggung jawaban.

Dr. Aru menyampaikan berbagai per-kembangan PB PAPDI selama dua perio-de kepemimpinannya, 2006-2009, 2009-2012. Untuk periode 2006-2009, terjadipenambahan 10 cabang. Sedangkan pe-riode 2009-2012, bertambah 2 cabang.”Alhamdulillah, sekarang sudah ada 36cabang PAPDI yang tersebar di semuaprovinsi NKRI,” ujarnya.

Ia juga memaparkan sejumlah pro-gram yang telah dilaksanakan. Selainkonsolidasi, juga dilakukan sistem kaderi-sasi anggota baru. Kemudian membuatprogram database anggota dan melaku-kan report database anggota PAPDI per-cabang, Konsultan, FINASIM dan seba-gainya. ”Jumlah anggota PAPDI seluruhIndonesia per 1 Desember 2012 yakni2.553 dokter dengan jumlah Konsultansebanyak 557 dokter. Sedangkan anggo-ta yang telah meraih gelar FINASIM se-banyak 935 dokter,” tutur Dr Aru.

PB PAPDI juga mengembangkan sis-tem informasi secara online. Melalui web-site www.pbpapdi.org, seluruh anggotadapat mengakses segala informasi terkait

organisasi dan berbagai keilmuan per-kembangan dunia medis.

”Sebagai wajib pajak, PB PAPDI ber-upaya untuk taat dalam mengikuti pera-turan perundang-undangan yang ditetap-kan oleh Direktorat Jenderal Pajak, De-partemen Keuangan Republik Indonesia.Hal-hal yang dilakukan dalam hal perpa-jakan adalah membuat laporan pajak ma-sa dan laporan pajak tahunan. Selain itu,memotong dan memungut pajak sesuaidengan peraturan perpajakan,” tukasnyaseraya menyebut PB PAPDI telah memi-liki NPWP.

Hal lain yang telah dilakukan PBPAPDI yakni mendaftarkan logo PAPDIke Kementerian Hukum dan HAM denganregisterasi No: 049684 pada tanggal 31Desember 2010. Sedangkan Hak PatenLogo tersebut masih menunggu dariMenkum-HAM.

Untuk peningkatan SDM, PB PAPDIsecara kontiniu melaksanakan pendidik-an, penelitian dan pelayanan kesehatan.Pelaksanaan pendidikan berupa pening-katan pengetahuan dalam bentuk semi-nar/simposium, kursus/pelatihan, danberbagai program ilmiah lainnya.

Laporan pertanggungjawaban yangdisampaikan Dr Aru itu sangat rinci dandetail dari semua sektor kegiatan PBPAPDI. Laporan itu diterima oleh semuaanggota PAPDI yang memiliki hak suara.

(HI)

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

10 13 Desember 2012

PAPDI Berkibar di Seluruh Provinsi

Peserta sidang pleno Konfrensi Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) ke-XV Medan

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

Dalam usianya yang sudah ke-55tahun, PAPDI telah menunjukkanberbagai kiprahnya dalam duniakedokteran dan kesehatan di ta-

nah air. Kiprah ini tidak hanya ditunjukkanmelalui wujudnya sebagai sebuah organi-sasi profesi, melainkan juga ditorehkanoleh para anggotanya melalui berbagaipencapaian dan penghargaan yang dibe-rikan oleh lembaga maupun organisasilebih tinggi seperti Kementrian Kesehatandan Ikatan Dokter Indonesia. Diantarakiprah ini seperti ditunjukkan oleh tigaanggota PAPDI Prof. DR. Dr. ZubairiDjoerban, SpPD, KHOM, Prof. DR. Dr.Ali Ghanie, SpPD, KKV dan Dr. Pranawa,SpPD, KGH, FINASIM.

Zubairi mendapat penghargaan seba-gai dokter terbaik 2012 oleh KementrianKesehatan RI, Prof. sedang Ali Ghaniememperoleh gelar sebagai Dokter Terpuji2012 dari Ikatan Dokter Indonesia. Pra-nawa menunjukkan pencapaian kiprah-nya di level organisasi lebih tinggi dengan

terpilih ia sebagai ketua Majelis Pengem-bangan Pelayanan Keprofesian (MPPK)Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Muk-tamar Makassar, November lalu. Bahkanketua MPPK sebelumnya pun juga di-pegang oleh anggota PAPDI yang kini di-nobatkan sebagai dokter terbaik versi Ke-menkes tadi, yakni Prof. DR. Dr. ZubairiDjoerban, SpPD, KHOM.

Bagi Zubairi, terpilihnya dirinya seba-gai Dokter Terbaik adalah anugerah yangia syukuri. Namun baginya menjadi dok-ter, bukanlah semata untuk mencaripenghargaan. Dokter harus berpegangpada tujuan dasarnya sebagai pengobat.Karena itu, harus menempatkan kepen-tingan pasien di nomor satu.

Meskipun cita-cita masa kecilnya ke-cilnya adalah ingin menjadi pilot, namunia mengaku sama sekali tak merasa me-nyesal, takdir membawanya menjadi se-orang dokter untuk memenuhi harapanibunya. ”Ini adalah anugerah luar biasabagi saya untuk bisa menolong dan bela-

jar berempati serta memahami perasaanorang,” ujarnya. Meski ia tidak memung-kiri turut mendapat rejeki dengan jalan itu,namun ia juga bersyukur dengan rejeki itupula ia merasa mampu beramal lebih ba-nyak. Ia juga menyukai dunia dokter kare-na adanya rasa kesejawatan yang sangatkuat.

Hal yang sama juga dirasakan oleh AliGhanie. Meskipun ia mengaku memang-ku beban yang berat, namun terpilihnyadirinya sebagai Dokter Terpuji dari IDIjuga membuatnya bangga. “Tentunya

bangga atas apresiasi ini, tapi menyan-dang predikat ini juga bukanlah hal mu-dah untuk bagaimana terus bisa bersikapsesuai standar kode etik kedokteran,”ujar Ali.

Jika kedua internis di atas mencapaipenghargaan, maka apa yang ditunjuk-kan oleh Pranawa adalah upaya kepedu-lian tak kenal henti terhadap dunia kepro-fesian kedokteran yang dijalaninya. Bah-kan Pranawa pasti akan sangat berse-mangat ketika diajak berbincang tentangtopik ini. Tak heran jika organisasi kepro-fesian dokter tertinggi di Indonesia IDI,mendaulatnya sebagai ketua MPPK,sebuah majelis yang baginya menjadisemacam roh bagi organisasi profesidokter, dimana harus menangani perihalbagaimana menjalankan profesi dokter,bagaimana standar-standar profesi padamasing-masing bidang ilmu tadi sampaipada organisasi yang mengelola bidangilmu tersebut. (HI)

1113 Desember 2012

3 Kiprah Dokter Internis Dalam Kancah DuniaKedokteran Indonesia

Prof. DR. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM Prof. DR. Dr. Ali Ghanie, SpPD, KKV Dr. Pranawa, SpPD, KGH, FINASIM.

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

12 13 Desember 2012

HARI/TANGGAL/JAM STADION MINI FISIP 1 FISIP 2

RABU 12 DESEMBER 201207.00 – 08.15 MEDAN VS BANDUNG MAKASAR VS PALEMBANG PADANG VS YOGYAKARTA16.45 – 18.00 MEDAN VS SURAKARTA MAKASAR VS ACEH PADANG VS SURABAYA

KAMIS 13 DESEMBER 201207.00 – 08.15 SURAKARTA VS BANDUNG ACEH VS PALEMBANG SURABAYA VS YOGYAKARTA08.15 – 09.30 MANADO VS JAKARTA ------------------------- -------------------------16.45 – 18.00 SEMIFINAL: JUARA SEMIFINAL: JUARA -------------------------

GRUP A VS GRUP B GRUP C VS GRUP D

JUMAT 14 DESEMBER 201207.00 – 08.15 FINAL JUARA 3-4 ------------------------- -------------------------16.45 – 18.00 FINAL JUARA 1-2 ------------------------- -------------------------

Pembukaan Kompetisi KOPAPDI XV