Siti hasanah tugas bioreproduksi "AMENOREA"
-
Author
hasanahelshiradzy-uhibbuummialwaystogether -
Category
Documents
-
view
1.969 -
download
3
Embed Size (px)
Transcript of Siti hasanah tugas bioreproduksi "AMENOREA"
1. KASUS BIOREPRODUKSI AMENOREA Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bioreproduksi Di Susun Oleh Nama : Siti Hasanah Npm :201141500117 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2014 2. i DAFTAR ISI Cover DAFTAR ISI........................................................................................................................ i BAB I.................................................................................................................................. ii PENDAHULUAN .............................................................................................................. ii 1.1. Latar belakang..................................................................................................... ii 1.2. Rumusan masalah .............................................................................................. iii 1.3. Tujuan ................................................................................................................ iii BAB II................................................................................................................................. 1 PEMBAHASAN................................................................................................................. 1 2.1 Definisi................................................................................................................ 1 2.2. Penyebab amenorea ............................................................................................ 1 2.3. Tanda dan gejala amenorea................................................................................. 3 2.4 Pencegahan amenorea......................................................................................... 3 2.5 Contoh kasus....................................................................................................... 7 BAB III ............................................................................................................................. 10 PENUTUP ........................................................................................................................ 10 3.1. kesimpulan............................................................................................................ 10 3.2. saran...................................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 1 3. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta fsiologisnya. Beberapa kejadian dari gangguan reproduksi yang dialami oleh masyarakat salahsatunya yang sering terjadi yaitu amenore. Amenore adalah keadaan dimana haid berhenti atau tidak ada haid. Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore sekunder terjadi apabila seorang wanita pernah mengalami haid namun haid itu menjadi berhenti. Amenore sekunder dapat terjadi karena beberapa penyebab. Keadaan yang paling sering menyebabkan amenore sekunder yaitu kehamilan, kendati keadaan ini dapat pula terjadi karena perubahan dalam pekerjaan, iklim atau lingkungan, atau mungkin merupakan gejala suatu penyakit. Sedangkan amonera primer keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Dari kebanyakan kasus, amonera primer dan amenorea sekunder adalah gangguan kesehatan reproduksi yang sering terjadi. Keadaan ini memerlukan penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya serta untuk segera memberikan penanganan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil kasus ini. 4. iii 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah : 1. Apakah pengertian amonera ? 2. Bagaimana amonera dapat terjadi pada wanita ? 3. Apa penyebab dari amonera ? 4. Bagaimana cara mengatasi amonera ? 1.3. Tujuan Berdasarkan seluruh permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah : a. Tujuan umum Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi amenorea sekunder menggunakan manajemen kebidanan menurut Hellen Varney (1997), sehingga meningkatkan derajat kesehatan wanita. b. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui kesenjangan teori. b. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioreproduksi. 5. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus- hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu: 1. Amenorea primer Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 2.5% wanita usia reproduksi. Hal ini biasanya ciri seksual sekundernya tidak berkembang. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan duktus Muller, seperti tidak ada uterus, septum vagina transversal, atau himen imperforata. 2. Amenorea sekunder Amenorea sekunder adalah keadaan dimana seorang wanita pernah mengalami haid namun haid itu menjadi berhenti atau tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea (jumlah darah menstruasi sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 5%. 2.2.Penyebab amenorea Beberapa penyebab amenorea primer dan sekunder yaitu : 1. Penyebab tersering dari amenorea primer adalah: Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur 6. 2 Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal Gambar 1. Himen Imperforata 2. Penyebab amenorea sekunder Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah: Stress dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman Kadar hormone prolaktin di dalam tubuh cukup tinggi (hiperprolaktinemia). 7. 3 Gambar 2. Komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur 2.3.Tanda dan gejala amenorea Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa : a) Tidak mengalami haid selama 6 bulan atau lebih. b) Sakit kepala. c) Galaktore. d) Peningkatan atau penurunan berat badan. e) Vagina kering. f) Hirsutisme. g) Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan (disebabkan oleh tumorpituitari). 2.4 Pencegahan amenorea 1. Menghindari aktifitas yang terlalu berat Terlalu lelah merupakan salah satu penyebab utama terlambatnya proses siklus haid. Hal inikarena tubuh 8. 4 membutuhkan sejumlah energi untuk meneruskan proses menstruasi secara teratur. Ketika jumlah energi habis karena adanya aktifitas yang berat, maka haid tidak datang tepat pada waktunya. Ketika siklus tidak lancar maka Sindrom pra menstruasi datang mengancam. Untuk itu hindari kelelahan berlebihan. Tubuh setiap orang memiliki ambang lelah yang berbeda beda, tergantung dari ketahanan stamina tubuh seseorang. Stamina dapat dilatih dengan olahraga secara teratur. Untuk memulai, cobalah jogging 15 menit dahulu, kemudian dilatih hingga 30 menit. 2. Menghindari stres Di atas batang otak manusia, terdapat satu struktur yang disebut hipotalamus. Hipotalamus memiliki beberapa fungsi dan yang terpenting adalah menghubungkan sistem saraf dengan kelenjar endokrin melalui kelenjar hipofisis atau pituitasi. Hipotalamus mengatur berbagai tingkatan hormon, termasuk hormon- hormon reproduksi wanita, yaitu esterogen dan progesteron. Bila seorang wanita berada pada tekanan mental ekstrim seperti stres, maka produksi esterogen dan progesteronnya akan terganggu. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur. Sama dengan stamina, ambang stres setiap orang juga berbeda- beda tergantung dari ketahanan jiwanya. Ketahanan jiwa berhubungan dengan tubuh yang sehat. Oleh karena itu, dengan melatih tubuh berolahraga teratur, tubuh akan menjadi lebih segar dan memiliki stamina yang baik sehingga tidak mudah terserang stres. 3. Asupan gizi yang cukup Asupan nutrisi tepat untuk kebutuhan gizi tubuh sangat diperlukan. Karena status kualitas dari asupan nutrisi dan gizi mempengaruhi kinerja kelenjar hipotalamus yang memiliki 9. 5 peran mengendalikan kelancaran siklus haid yang ada. Hindari minuman bersoda, minuman keras apalagi rokok. Mulailah dengan menjaga pola makan yang berkualitas. Yang penting bukan kuantitasnya, tapi kualitas nutrisi yang ada di setiap makanan atau minuman. Mulailah mengonsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan segar, sayur, gandum dan tinggalkan junk food dan makanan berlemak.Hindari juga konsumsi obat- obatan termasuk yang dijual bebas,Hindari merokok, obat- obatan terlarang, dan alkohol. 4. Pemeriksaan Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (saluran reproduksi, indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim dan penyebab susunan saraf pusat) melalui pemeriksaan USG, histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). a. Saluran reproduksi Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil) Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina 10. 6 berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan X- linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak) Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim. b. Gangguan Indung Telur a) Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual b) Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40 11. 7 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses autoimun c) Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal. c. Gangguan susunan saraf Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan penyebabnya Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikiater. 2.5 Contoh kasus Tanggal 29 Oktober 2012 pukul 12.00 WIB, Ny.K dengan G1P1A0 umur 33 tahun mengeluh tidak haid sudah 5 bulan. Ibu mengatakan selama memakai KB suntik pil menstruasi masih lancar setelah tidak KB 6 bulan menstruasi lancar setelah itu 5 bulan terakhir tidak menstruasi. Hasil PP test negatif. Anak pertamanya sudah berusia 7 tahun lahir spontan di Bidan dengan berat 3200 gr. Menstruasi terakhir tanggal 25 Juni 2012. Hasil 12. 8 pemeriksaan : tekanan darah 110 /80 mmHg, Nadi : 84 x/menit, R : 20 x/ menit, S : 36,60 C. Hasil USG tidak tampak gambaran. Tidak ada masa di dalam uterus. Berdasar dari kasus tersebut dalam hal ini bidan melakukan tindakan sesuai dengan langkah varney seperti : 1. Bidan mengumpulkan data hasil anamnesa dan pemeriksaan (fisik, ginekologi dan penunjang) kepada ibu. 2. Selanjutnya bidan mengidentifikasi diagnosis atau masalah dan kebutuhan ibu berdasar data yang telah dikumpulkan. 3. Bidan juga mengantisipasi adanya masalah potensial yang dapat terjadi. 4. Setelah itu bidan menetapkan kebutuhan tindakan segera dan berkonsultasi dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi ibu. 5. Bidan menyusun rencana asuhan yang diperlukan ibu seperti : a. Memberitahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan b. Memberikan motivasi / penkes ibu memenuhi kebutuhan nutrisi yang baik bagi ibu serta dukungan psikologis c. Memberikan motivasi pada ibu untuk lebih banyak berolahraga d. Kolaborasi dengan Dr. Obsgyn diberikan terapi : regumen 1x1, vitamin B 3 x 1, vitamin C 3 x 1 untuk membantu memulihkan kesuburan dan cara meminum obat yang benar sesuai dengan obat yang dianjurkan diatas sehingga ibu meminum obatnya e. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol kembali / ke poliklinik 10 hari lagi setelah obat habis 6. Bidan selanjutnya melaksanakan rencana asuhan yang diperlukan ibu sesuai dengan rencana asuhan yang telah ditetapkan. 13. 9 7. Bidan mengevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan sudah efektif ataukah belum. Dari kasus ibu di atas, kami menyimpulkan ibu mengalami amenorea sekunder. Amenorea sekunder merupakan keadaan dimana seorang wanita pernah mengalami haid namun haid itu menjadi berhenti. Penatalaksanaan yang harus dilakukan ibu diberi support dan dianjurkan untuk lebih banyak berolahraga supaya peredaran darahnya lancar sehingga menstruasi dapat berjalan teratur setiap bulan. Selain itu ibu juga di beri vitamin untuk membantu menyuburkan. Karena vitamin C yang memiliki manfaat berperan aktif dalam sintesis berbagai hormon seksual dan hormon kesuburan penting bagi manusia yaitu, hormon androgen, estrogen, dan progesteron.Selain itu vitamin C juga berperan penting dalam menjaga kesuburan khususnya pria. Asupan vitamin C yang cukup akan meningkatkan jumlah dan kualitas sperma. Asupan vitamin C yang cukup juga akan memperlancara peredaran darah ke seluruh tubuh termasuk ke organ seksual manusia. Vitamin C juga membantu meningkatkan gairah seksual dan juga membantu memicu tubuh untuk mengeluarkan lubrikan(cairan) seks agar tidak timbul nyeri ketika berhubungan.Vitamin B6 membantu dalam menjaga keseimbangan hormon estrogen dan progesteron, hormon penting bagi kesehatan seksual dan reproduksi manusia. 14. 10 BAB III PENUTUP 3.1. kesimpulan Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Salah satu gangguan dalam reproduksi yaitu Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, sehingga membuatnya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya. Faktor yang menyebabkan amenorea dapat disebabkan karena dua hal, yang pertama faktor internal dan juga eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi dari dalam organ reproduksi wanita, misalnya gangguan indung telur, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi dari luar individu wanita tersebut. Misalnya, depresi, stress, dan lain sebagainya. 3.2. saran Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan- kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila para pembaca dan dosen pembimbing menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswa/i Universitas Indraprasta PGRI. Akhirnya hanya kepada ALLAH jualah kami memohon dan berdoa. 15. DAFTAR PUSTAKA Heffner,LJ.2006. At a Glance SISTEM REPRODUKSI edisi kedua.Jakarta: Erlangga. Hillegas, Kathleen B. 2005. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan. Dalam PATOFISIOLOGI : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Alih bahasa : Brahm U. Pendit, dkk. Jakarta : EGC www.google.com medicastore.com/penyakit/563/Amenore_tidak_menstruasi