SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG): …greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles... ·...

4
1 KELOLA Sendang Factsheet Maret 2018 A r t i k e l Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project MEMBANGUN PENGELOLAAN DATA INFORMASI YANG MUMPUNI DAN INKLUSIF DI SUMATERA SELATAN SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG): Rapat BKPRD dan Launching SITARUNG, Palembang 30 November 2017 K ebijakan desentralisasi pada era otonomi daerah mendorong meningkatnya hak dan wewenang bagi pemerintah daerah untuk mengatur wilayahnya. Salah satu perubahan yang terjadi ialah penataan ruang daerah sebagai kewenangan dasar Pemerintah Daerah Provinsi yang meliputi meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 12 ayat 1. Adanya kebijakan ini mendorong pemerintah daerah untuk mengelola wilayahnya de- ngan baik dan berkelanjutan melalui suatu dokumen perencanaan seperti yang tertuang dalam UU No 26 tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Penyusunan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah oleh pemerintah daerah didukung oleh beberapa faktor, antara lain aktor/pihak pendukung yang solid, data dan informasi yang memadai, dan sistem organisasi perencanaan yang baik. Kebutuhan data dan informasi dalam penyusunan kebijakan Tata Ruang Daerah dirasakan menjadi kebutuhan yang cukup signifikan untuk mendukung pengembangan perencanaan tata ruang daerah yang menjadi landasan perencanaan pembangunan daerah. Sistem Informasi Penataan Ruang (SITARUNG) yang didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang dipergunakan untuk mengum- pulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi keruangan atas suatu area atau wilayah tertentu (Wu dalam Buchori, 2011) dapat berkontribusi dalam pengembangan perencanaan sistem tata ruang daerah di Sumatera Selatan. Pengembangan SITARUNG merupakan bagian dari dukungan proyek Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku (KELOLA Sendang) kepada pemerintah provinsi Sumatera Selatan. Dengan visi pertumbuhan hijau yang sedang diinisiasi oleh pemerintah daerah provinsi Sumatera Selatan, berbagai strategi sedang dikembangkan untuk mencapai cita-cita pertumbuhan hijau di Sumatera Selatan. Cita-cita ini sejalan dengan KELOLA Sendang untuk mewujudkan pengelolaan lanskap berkelanjutan di Sumatera Selatan. Finalisasi struktur dan sistem kelembagaan proyek telah dilakukan dengan bantuan pemerintah provinsi dan institusi terkait, termasuk salah satunya adalah dukungan kepada terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi atau yang lebih dikenal sebagai kebijakan satu peta sebagai turunan dari pemerintah pusat. KELOLA Sendang memberikan dukungan teknis kepada Departemen Pekerjaan Umum untuk memulai Sistem Satu Peta di

Transcript of SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG): …greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles... ·...

Page 1: SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG): …greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles... · sistem kelembagaan yang mendukung Kebijakan Satu Peta. Kebijakan Satu Peta ini juga

1KELOLA Sendang │ Factsheet │ Maret 2018

A r t i k e l

K e m i t r a a n P e n g e l o l a a n L a n s k a p S e m b i l a n g D a n g k u South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project

MEMBANGUN PENGELOLAAN DATA INFORMASI YANG MUMPUNI DAN INKLUSIF DI SUMATERA SELATAN

SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG):

Rapat BKPRD dan Launching SITARUNG, Palembang 30 November 2017

Kebijakan desentralisasi pada era otonomi daerah mendorong meningkatnya hak dan wewenang bagi pemerintah daerah untuk mengatur wilayahnya. Salah

satu perubahan yang terjadi ialah penataan ruang daerah sebagai kewenangan dasar Pemerintah Daerah Provinsi yang meliputi meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 12 ayat 1. Adanya kebijakan ini mendorong pemerintah daerah untuk mengelola wilayahnya de-ngan baik dan berkelanjutan melalui suatu dokumen perencanaan seperti yang tertuang dalam UU No 26 tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Penyusunan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah oleh pemerintah daerah didukung oleh beberapa faktor, antara lain aktor/pihak pendukung yang solid, data dan informasi yang memadai, dan sistem organisasi perencanaan yang baik. Kebutuhan data dan informasi dalam penyusunan kebijakan Tata Ruang Daerah dirasakan menjadi kebutuhan yang cukup signifikan untuk mendukung pengembangan perencanaan tata ruang daerah yang menjadi landasan perencanaan pembangunan daerah. Sistem Informasi Penataan Ruang (SITARUNG) yang didefinisikan seba gai

suatu sistem informasi yang dipergunakan untuk mengum-pulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi keruangan atas suatu area atau wilayah tertentu (Wu dalam Buchori, 2011) dapat berkontribusi dalam pengembangan perencanaan sistem tata ruang daerah di Sumatera Selatan.

Pengembangan SITARUNG merupakan bagian dari dukungan proyek Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku (KELOLA Sendang) kepada pemerintah provinsi Sumatera Selatan. Dengan visi pertumbuhan hijau yang sedang diinisiasi oleh pemerintah daerah provinsi Sumatera Selatan, berbagai strategi sedang dikembangkan untuk mencapai cita-cita pertumbuhan hijau di Sumatera Selatan. Cita-cita ini sejalan dengan KELOLA Sendang untuk mewujudkan pengelolaan lanskap berkelanjutan di Sumatera Selatan. Finalisasi struktur dan sistem kelembagaan proyek telah dilakukan dengan bantuan pemerintah provinsi dan institusi terkait, termasuk salah satunya adalah dukungan kepada terwujudnya pengembangan sistem informasi yang terintegrasi atau yang lebih dikenal sebagai kebijakan satu peta sebagai turunan dari pemerintah pusat. KELOLA Sendang memberikan dukungan teknis kepada Departemen Pekerjaan Umum untuk memulai Sistem Satu Peta di

Page 2: SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG): …greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles... · sistem kelembagaan yang mendukung Kebijakan Satu Peta. Kebijakan Satu Peta ini juga

2 KELOLA Sendang │ Factsheet │ Maret 2018

Sumatera Selatan dengan mengembangkan infrastruktur dan sistem kelembagaan yang mendukung Kebijakan Satu Peta. Kebijakan Satu Peta ini juga yang melandasi proyek KELOLA Sendang untuk mengembangan sistem monitoring dan evaluasi (MER System) dan SITARUNG di Sumatera Selatan.

Dalam konteks pengembangan Sistem Informasi Penataan Ruang (SITARUNG), permasalahan utama di Indonesia adalah belum adanya standar yang jelas, baik data atribut maupun peta, yang dapat dijadikan acuan tunggal dalam kegiatan perencanaan wilayah (Buchori, 2011). Permasalahan standardisasi data ini mendorong adanya inisiatif koordinasi untuk memfasilitasi pencarian, tukarguna, berbagi dan pemanfaatan data (dan informasi spasial) oleh para pengguna data spasial yang dikenal sebagai Infrastruktur Data Spasial (IDS) yang berujung pada kebijakan Sistem Satu Peta (One Map System). Sistem Satu Peta (One Map System) adalah inisiatif yang sedang dibangun untuk menjawab persoalan tersebut dalam penyediaan data instansi pemerintah kepada publik dalam bentuk file atau basis data atau gambar sehingga memungkinkan pengguna menyalin, mengolah dan menggunakan data yang sama (satu data). Pertimbangan penting dalam membangun sistem ini adalah produksi data dan informasi geospasial dapat menggunakan data yang jelas kualitasnya serta menghindari pengelolaan dan pemeliharaan terhadap data yang duplikatif, sehingga data dan informasi memiliki referensi, standar, database, dan geoportal yang sama (Dewantara, 2017).

Dalam lingkup nasional, sistem informasi penataan ruang yang sudah berjalan adalah di Provinsi Papua (SIMTARU PAPUA: http://simtaru.papua.go.id/html/index.php) yang dilak sa-nakan melalui penyediaan basis data dan informasi bidang penataan ruang (termasuk proses pengumpulan, penyimpanan, penganalisisan, pengolahan, dan penyajian data serta informasi). Proses pengelolaan data ini menjadi relevan agar informasi yang ada di dalam SIMTARU menjadi relevan dan memiliki arti bagi para pengguna (Laurini dalam Buchori, 2011). Implementasi SIMTARU di Papua memiliki payung hukum berupa Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur mekanisme pengelolaan data, standar pengoperasian SIMTARU, hak dan kewajiban wali data dari setiap instansi terkait, serta pelatihan kapasitas SDM yang bekerja sebagai pemutakhir data. Oleh sebab itu dalam rangka pembelajaran dalam menentukan mekanisme penyelenggaraan penataan ruang melalui sistem manajemen infomasi, Proyek KELOLA Sendang melakukan ‘learning visit’ atau ‘kunjungan belajar’ oleh Pemprov Sumatera Selatan ke Provinsi Papua pada tanggal 31 Juli sampai dengan 1 Agustus 2017.

Melihat fasilitas SIMTARU di kantor Bappeda Papua

Belajar dari Implementasi di Provinsi Papua ini Proyek KELOLA Sendang bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan mendorong Pemerintahan Daerah Sumatera Selatan mengembangkan sistem informasi penataan ruang (SITARUNG). Inisiatif ini dilakukan untuk mendukung Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, sebagai salah satu bentuk implementasi Perda No. 11 Tahun 2016, tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016-2036. Selain itu Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin kemudian menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor: 301/KPTS/PU.BM.TR/2017 tanggal 21 April 2017 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Provinsi Sumatera Selatan, untuk mengatur penyelenggaraan proses penataan ruang yang sistematis.

Pembentukan BKPRD Provinsi Sumatera Selatan merupakan langkah awal yang strategis karena sesuai dengan Permendagri No 50 tahun 2009 BKPRD memiliki tugas pokok dalam hal perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian tata ruang. Khusus terkait SITARUNG, BKPRD memiliki peranan untuk memberikan rekomendasi mengenai pemanfaatan ruang dan menjaga akuntabilitas publik terhadap para pengguna informasi SITARUNG yang menurut Buchori (2011) terklasifikasi atas empat kelompok pengguna :

1. Para pengambil keputusanPengguna ini ialah para Gubernur, Bupati, atau Walikota yang memiliki otoritas dan tanggung jawab untuk menyusun, menerapkan dan memantau jalannya rencana kewilayahan. Pengguna yang terdapat dalam kelompok ini memerlukan informasi dalam rangka membuat kebijakan strategis dan tindakan. Mereka juga berwenang memberi perintah kepada aktor-aktor yang lain, khususnya “institusi pendukung teknis“ dan “tim perencana dan ahli sistem informasi“, untuk melakukan penelusuran data dan analisis keruangan untuk menghasilkan informasi yang mereka butuhkan.

2. Institusi pendukung teknis

Pengguna ini ialah para dinas (SKPD) dan badan lokal yang bertanggung jawab untuk mendukung tugas-tugas pemerintah daerah dalam menyusun, mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana, seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Kantor Wilayah ATR/BPN, Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, dan lain-lain. Kelompok ini juga berperan sebagai Wali Data yang memiliki kewenangan untuk mengakses sistem, termasuk memperbarui data dan melakukan analisis terkait tugas pokok mereka, tetapi tetap dibawah pengawasan (supervisi) “tim perencana dan ahli sistem informasi”, untuk menghindari adanya benturan kepentingan antar SKPD.

3. Tim perencana dan ahli sistem informasiPengguna ini memiliki tugas dan kewenangan untuk membangun, merawat dan mengevaluasi SITARUNG, melakukan standardisasi data khususnya data spasial dengan standar sistem KUGI (Katalog Unsur Geografi Indonesia) yang merupakan standar BIG (Badan Informasi Geospasial), sekaligus mengkoordinasikannya dengan pengguna lain, mempublikasikan rencana, mengelola informasi yang datang dari masyarakat, dan mengatur hak dan kewenangan semua pengguna SITARUNG. Pengguna ini juga bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang diperlukan oleh pengguna lain dalam proses pengambilan keputusan. Secara

Page 3: SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG): …greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles... · sistem kelembagaan yang mendukung Kebijakan Satu Peta. Kebijakan Satu Peta ini juga

3KELOLA Sendang │ Factsheet │ Maret 2018

keseluruhan kelompok ini berperan sebagai administrator dan superuser yang memiliki hak dan kewenangan tertinggi untuk berinteraksi dengan sistem, baik untuk sistem basis data, sistem operasi dan sistem visualisasi.

4. MasyarakatMasyarakat berperan sebagai pengguna dengan memberikan fasilitasi input pengaduan masyarakat yang dibangun dalam SITARUNG sebagai bentuk keterlibatan publik, transparansi, dan akuntabilitas. Akses masyarakat dimaksudkan agar adanya input, misalnya pengaduan atau pelaporan masyarakat mengenai permasalahan dan penyalahgunaan tata ruang terutama di level tapak. Skema peran serta masyarakat ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 68/2010 tentang bentuk dan tata acara peran masyarakat dalam penataan ruang.

Konsep arsitektur SITARUNG (Buchori, 2011)

Kegiatan Rapat Koordinasi BKPRD di Palembang

Sistem Visualisasi

Internet

PerintahPerintah

Stakeholder dan Masyarakat

InstitusiPendukung Teknis

Tim Perencanadan Ahli Informasi

Sistem Basis Data

Firewall

Pengambil Keputusan

Koordinasi

Sistem Operasi

Pengumpulan Informasi

Terkait sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam pengembangan dan implementasi SITARUNG, Laurini (dalam Buchori, 2011) memberi catatan terhadap lima hal yang harus diperhatikan yaitu; peningkatan keterlibatan masyarakat terhadap perencanaan, penampilan input masyarakat sebagai bentuk peranan, teknik pengumpulan dan penyaringan informasi tapak yang relevan, penyebaran dan diseminasi informasi, dan tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap SITARUNG. Keterlibatan masyarakat dapat ditingkatkan dengan menerapkan sistem android, dimana masyarakat bisa melakukan overlay dengan cara memasukkan koordinat atau lokasi perizinan ke dalam website SITARUNG yang nanti akan dicocokkan dengan pola ruang secara online. Selain itu masyarakat juga dapat memberikan input berupa peta partisipatif skala besar yang memberikan gambaran yang lebih rinci misalnya mengenai hak tanah seperti tanah adat dan ulayat. SITARUNG juga dapat memberikan akses pengaduan langsung kepada masyarakat secara real time terhadap adanya kejadian penyalahgunaan tata ruang ataupun izin yang dapat ditindak lanjuti oleh penegak hukum terkait termasuk KPK.

Implementasi kerangka kerja SITARUNG bukan sekedar membangun suatu aplikasi atau infrastruktur fisik pengelolaan data dan informasi, melainkan membangun suatu sistem pengelolaan data dan informasi terpadu penataan ruang. Pembinaan yang dilakukan pemerintah baik pemerintah provinsi, maupun kabupaten terhadap peningkatan pemahaman dan kapasitas masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No 15 tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, menyebutkan bentuk pembinaan penataan ruang kepada masyarakat dapat dilakukan antara lain melalui pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang dan penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembangunan sistem, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan salah satu tahapan penting dalam SITARUNG. Tantangan yang sering kali muncul pada saat penyusunan dokumen penataan ruang salah satunya adalah minimnya pengelolaan sumber daya manusia untuk fokus mengurusi masalah RTRW dan orang-orang yang berkompeten dalam pembuatan hal ini biasanya tersebar pada OPD lain. Kapasitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh instansi-instansi pemerintah daerah belum merata, untuk dapat menyediakan data dan informasi penataan ruang yang memenuhi standar atau kaidah pengelolaan data dan informasi yang shahih.

Proses identifikasi keahlian dan kapasitas sumber daya manusia diperlukan untuk menentukan spesifikasi dan keahlian yang dibutuhan untuk mendukung pelaksanaan SITARUNG. Setelah teridentifikasi spesifikasi dan pelatihan apa yang dibutuhkan, selanjutnya akan diidentifikasi program-program peningkatan kapasitas apa saja yang pernah dilakukan oleh SDM terkait. SDM disiapkan agar dapat terlibat aktif dalam proses pengelolaan data dan informasi penataan ruang serta menjadi terlatih dalam pengelolaan data dan informasi penataan ruang. Adapun program pelatihan yang diusulkan untuk mendukung pengelolaan data dalam proses penyelenggaraan penataan ruang diantaranya sebagai berikut :

• Pengetahuan dasar GIS dan Remote Sensing• Pelatihan groundchecking• Pengenalan sistem SITARUNG

Page 4: SITARUNG (SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG): …greenpartnership.sumselprov.go.id/userfiles... · sistem kelembagaan yang mendukung Kebijakan Satu Peta. Kebijakan Satu Peta ini juga

4 KELOLA Sendang │ Factsheet │ Maret 2018

• Pelatihan pengelolaan data terkait Perencanaan Penggunaan Lahan, meliputi: identifikasi data, pengumpulan data, peng olahan data dan pembaruan data

Dalam menggunakan kerangka kerja SITARUNG, maka para pemangku kepentingan dapat bekerja sama dalam pembangunan dan implementasi sistem pengelolaan data dan informasi dalam proses penyelenggaraan penataan ruang di tingkat provinsi, yang bersinergi dengan pengelolaan data dan informasi di tingkat kabupaten untuk mendukung sistem perencanaan pembangunan nasional yang terintegrasi, inklusif dan berdasarkan data dan informasi yang shahih dan akurat. Sinergi antara provinsi dan kabupaten ini dilaksanakan melalui :

1. Integrasi kebijakan dan program, termasuk peraturan, pedoman dan kelembagaan guna mendukung pem ba-ngunan dan implementasi sistem pengelolaan data dan informasi penataan ruang di tingkat provinsi,

2. Penerapan standar nasional untuk pengelolaan data dan metadata terkait dengan penataan ruang, termasuk pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpanan agar data dan informasi yang dibutuhkan di dalam proses penataan ruang di tingkat provinsi dapat tersedia secara optimal sesuai dengan kaidah pengelolaan data dan informasi yang shahih, dan

3. Pertukaran data dan metadata terkait penataan ruang melalui sebuah sistem dan infrastruktur lintas sektor yang mandiri yang dapat mempermudah akses para pemangku kepentingan di tingkat kabupaten dan provinsi terhadap data dan informasi penataan ruang

4. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di tingkat provinsi sesuai dengai kebutuhan sistem pengelolaan data dan informasi penataan ruang yang dilakukan melalui pendampingan teknis dan tenaga ahli yang kompeten.

Proyek KELOLA Sendang mengembangkan SITARUNG sebagai perangkat yang dapat mendukung para pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang, pengawasan penataan ruang serta evaluasi tata ruang menuju pengelolaan lanskap secara berkelanjutan. Sistem informasi ini akan bersifat inklusif dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan pihak swasta sebagai aktor dalam pengelolaan ruang lahan.

This Material has been funded by UK aid from the UK Government; However the views express do not necessarily reflect the UK government’s official policies

Pembangunan sistem pengelolaan data informasi penataan ruang dengan menggunakan kerangka kerja SITARUNG ini merupakan suatu bentuk investasi jangka panjang bagi pemerintah daerah dalam menciptakan suatu sistem pengelolaan data dan informasi secara terpadu yang dapat memberikan kemudahan suatu sistem pengelolaan data dan informasi secara terpadu yang dapat memberikan kemudahan bagi para pemangku kepentingan dalam mengakses dan memanfaatkan data dan informasi yang terkini dan shahih, yang dibutuhkan oleh proses-proses penataan ruang. Keberhasilan dari investasi ini ditentukan oleh peran aktif dari seluruh pihak yang terlibat dai dalam proses penataan ruang di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Oleh karena itu komitmen para pihak sangat diperlukan dari perspektif sumber daya untuk mendukung implementasi kerangka kerja SITARUNG secara efektif dan efisien sehingga sistem pengelolaan data dan informasi yang dibangun dapat berkontribusi secara optimal di dalam suatu sistem penataan ruang.

Proyek KELOLA Sendang di Provinsi Sumatera Selatan berharap bahwa Dinas Pekerjaan Umum dapat membuat suatu regulasi pendukung dalam penyelenggaraan penataan ruang yang menggunakan SITARUNG. Selain itu dengan sudah meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia baik dari sisi kuantitas maupun kualitas untuk dapat menyediakan data dan informasi penataan ruang, diharapkan sumberdaya manusia tersebut memiliki tupoksi khusus sebagai pengelola data dan informasi dalam SITARUNG yang memenuhi standar atau kaidah pengelolaan data dan informasi yang shahih.

Source/Author: Bonie Dewantara, Vanesza Anjani, Sigit Prasetyo, Copy edit by: Yessi Dewi Agustina

Referensi

Buchori, Imam. 2011. Konsep Sistem Informasi Untuk Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota di Indonesia. Lab Geomatika dan Komputasi PWK Undip

Dewantara, Bonie. 2017. Kerangka Acuan Belajar (Learning Visit) Pemprov Sumatera Selatan Tentang Penyelenggaraan Sistem Manajemen Informasi Penataan Ruang ke Provinsi Papua. Kelola sendang

Tim KS. 2017. Prosiding Kunjungan Belajar Pemerintah Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Tata Ruang di Provinsi Papua. Kelola Sendang