Sistem Trigonaltrigonal

3
Sistem Trigonal Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+. Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas: 1. Hexagonal Scalenohedral Kelas : ke-13, Simetri : 3bar 2/m Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri

description

tri

Transcript of Sistem Trigonaltrigonal

Page 1: Sistem Trigonaltrigonal

Sistem Trigonal

    

 Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.

Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

     Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.

Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

1.   Hexagonal Scalenohedral        Kelas : ke-13, Simetri : 3bar 2/m       Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri       Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain,

tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.       Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o.       Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism, hexagonal prism, hexagonal

dipiramid, dan basal pinakoid.       Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum, hematit, bismuth, antimon,

sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit, dan millerit.

2. Trigonal Trapezohedral        Kelas : ke-12, Simetri : 3 2       Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.

Page 2: Sistem Trigonaltrigonal

       Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.

       Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o.       Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism, ditrigonal prism, trigonal

dipiramid, dan basal pinakoid.       Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.

3. Ditrigonal Pyramidal        Kelas : ke-11, Simetri : 3m       Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri       Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain,

tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.       Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o.       Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal pyramid, trigonal prism,

ditrigonal prism, dan pedion.       Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk didalamnya pyrargyrit, jarosit,

natrojarosit, alunit, dan proustit.

4. Kelas Rhombohedral       Kelas : ke-10, Simetri : 3bar       Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat       Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain,

tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.       Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o.       Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinakoid.       Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit, ilmenit, dioptase, willemit,

dan phenakit.

5. Kelas Trigonal Pyramidal        Kelas : ke-9, Simetri : 3       Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga       Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama satu sama lain,

tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.       Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu c = 90o.       Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.       Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam kelas ini.