Sistem Transportasi Nasional - · PDF fileUndang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu...

115

Transcript of Sistem Transportasi Nasional - · PDF fileUndang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu...

Sistem Transportasi Nasional

iSistranas 2005

MENTERI PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR: KM. 49 TAHUN 2005

TENTANG

SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL(SISTRANAS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN,

Menimbang: a. bahwa transportasi sebagai urat nadi kehidupanekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, danpolitik mempunyai perwujudan wawasan nusantara,memperkokoh ketahanan, dan mempererat hubunganantar bangsa dalam usaha mencapai tujuan yangsama berdasarkan Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945, dan dengan adanya perubahanparadigma sistem pemerintahan denganditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah serta tuntutan arusglobalisasi akan mengubah tatanan pengaturan dibidang transportasi yang bersifat sentralistik kedesentralistik dan dari sifat dominasi pemerintah kepadamekanisme pasar, dipandang perlu menyempurnakanKeputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun1997 tentang Sistem Transportasi Nasional;

b. bahwa dalam rangka memantapkan perencanaandan mewujudkan jaringan transportasi nasional yangefektif dan efisien, perlu dilakukan pendekatan

Sistem Transportasi Nasional

ii Sistranas 2005

kesisteman dalam satu kesatuan Sistem TransportasiNasional;

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a danhuruf b, perlu menetapkan Sistem TransportasiNasional dengan Peraturan Menteri Perhubungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentangPerkeretaapian (Lembaran Negara Tahun 1992Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3480);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentangPenerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentangPelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4437);

6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentangKedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi danTata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANGSISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS)

Pasal 1

Sistem Transportasai Nasional (Sistranas) sebagaimana ditetapkandalam lampiran Peraturan Menteri Perhubungan ini merupakan tatanan

Sistem Transportasi Nasional

iiiSistranas 2005

transportasi yang terorganisasi secara kesisteman untuk dijadikansebagai pedoman dan landasan dalam perencanaan, pembangunan,penyelenggaraan transportasi guna mampu mewujudkan penyediaanjasa transportasi guna mampu mewujudkan penyediaan jasatransportasi yang efektif dan efisien.

Pasal 2

Sistranas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 disusun secara terpadudan diwujudkan dalam :

a. Tataran Transportasi Nasional (Tatranas);

b. Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil);

c. Tataran Transportasi Lokal (Tatralok);

Pasal 3

Tatranas, Tatrawil dan Tatralok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2huruf (a), (b) dan (c) ditetapkan sebagai berikut:

a. Tatranas ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;

b. Tatrawil ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi;

c. Tatralok ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 4

Pengembangan Sistranas dilakukan secara berkesinambungan, konsistendan terpadu baik intra maupun antar moda, dengan sektorpembangunan lainnya serta memperhatikan eksistensi PemerintahDaerah Provinsi, Kabupaten dan Kota, sesuai dengan kebutuhan danperkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 5

Dokumen Sistranas yang merupakan Lampiran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1, merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

Dengan ditetapkan keputusan ini, Keputusan Menteri PerhubunganNomor 15 Tahun 1997 tentang Sistranas dinyatakan tidak berlaku lagi.

Sistem Transportasi Nasional

iv Sistranas 2005

Pasal 7

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTAPada tanggal : 12 Agustus 2005

MENTERI PERHUBUNGAN

ttd

M. HATTA RAJASA

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada :1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;3. Sekretaris Negara;4. Menteri Keuangan;5. Menteri Hukum dan HAM;6. Menteri Pertahanan;7. Menteri dalam Negeri;8. Menteri Pekerjaan Umum;9. Menteri Negara Lingkungan Hidup;10. Menteri Negara BUMN;11. Para Gubernur seluruh Indonesia;12. Sekjen, Irjen, Para Dirjen dan Para Kabadan di lingkungan Dephub;13. Para Bupati dan Walikota seluruh indonesia;14. Para Kepala Dinas Perhubungan Propinsi seluruh Indonesia;15. Para Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Sistem Transportasi Nasional

vSistranas 2005

Lampiran Peraturan Menteri PerhubunganNomor : KM. 49 TAHUN 2005Tanggal : 12 AGUSTUS 2005

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................1

A. Latar Belakang......................................................1

B. Maksud dan Tujuan...............................................1

C. Pengertian ...........................................................2

D. Sistematika Penulisan..............................................2

BAB II POLA DASAR SISTRANAS........................................3

A. Umum................................................................3

B. Konsepsi .............................................................3

1. Definisi Sistranas................................................3

2. Landasan Sistranas.............................................3

3. Asas Sistranas..................................................5

4. Tujuan Sistranas................................................5

5. Sasaran Sistranas...............................................5

6. Fungsi Sistranas ................................................7

7. Pola Pikir Sistranas..............................................8

C. Tatanan Transportasi...............................................14

1. Struktur Ruang................................................14

2. Tataran Transportasi........................................16

3. Jaringan Transportasi.........................................17

Sistem Transportasi Nasional

vi Sistranas 2005

BAB III KONDISI TRANSPORTASI SAAT INI DANMASA MENDATANG...............................................35

A. Umum ..............................................................35

B. Kondisi Saat Ini....................................................35

1. Kinerja Transportasi..........................................35

2. Moda Transportasi...........................................42

C. Kondisi yang Diharapkan Masa Mendatang ................48

1. Kinerja Transportasi..........................................48

2. Moda Transportasi............................................51

D. Lingkungan Strategis, Peluang dan Kendala...............58

1. Lingkungan Strategis.........................................58

2. Peluang .........................................................58

3. Kendala.........................................................60

E. Identifikasi Masalah...............................................61

1. Jaringan Prasarana dan Pelayanan.......................61

2. Keselamatan dan Keamanan Transportasi ...........61

3. Pengusahaan Transportasi.................................62

4. Sumber Daya Manusia serta Iptek......................62

5. Lingkungan Hidup dan Energi..............................62

6. Dana Pembangunan Transportasi..........................62

7. Administrasi Negara di Sektor Transportasi............62

BAB IV KEBIJAKAN UMUM SISTRANAS ............................63

A. Umum..............................................................63

B. Kebijakan Sistranas...............................................63

1. Meningkatnya Pelayanan TransportasiNasional ........................................................64

Sistem Transportasi Nasional

viiSistranas 2005

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan ......................64

b. Peningkatan Keterpaduan PengembanganTatranas, Tatrawil dan Tatralok........................64

c. Peningkatan Peranan Sektor TransportasiTerhadapPengembangan dan PeningkatanDaya Saing Sektor Lain ................................64

d. Peningkatan dan Pengembangan SektorTransportasi Sebagai Urat Nadi Penyelengga-raan Sistem Logistik Nasional ............................65

e. Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD,Swasta dan Koperasi ...................................65

f. Perawatan Prasarana Transportasi..................67

g. Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang Ada .........67

h. Keterpaduan Antarmoda...............................67

i. Pengembangan Kapasitas Transportasii ............68

j. Peningkatan Pelayanan pada Daerah Tertinggal.....68

k. Peningkatan Pelayanan untuk KelompokMasyarakat Tertentu ...................................69

l. Peningkatan Pelayanan pada KeadaanDarurat .....................................................69

2. Meningkatnya Keselamatan dan KeamananTransportasi ..................................................70

a. Peningkatan Keselamatan Transportasi ...........70

b. Peningkatan Keamanan Transportasi...............72

3. Meningkatnya Pembinaan PengusahaanTransportasi ..................................................72

a. Peningkatan Efisiensi dan Daya Saing ..............72

b. Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi ..........72

c. Peningkatan Kompetisi Moda Transportasi.........73

Sistem Transportasi Nasional

viii Sistranas 2005

d. Peningkatan Standardisasi Pelayanan danTeknologi ...................................................73

e. Peningkatan Penerimaan dan PenguranganSubsidi ......................................................73

f. Peningkatan Aksesibilitas Perusahaan NasionalTransportasi ke Luar Negeri............................74

g. Peningkatan Produktivitas dan EfisiensiPerusahaan Jasa Transportasi.........................75

h. Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).......75

4. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusiaserta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ................75

a. Peningkatan Inovasi Melalui Penelitian danPengembangan ..........................................75

b. Pengembangan Pendidikan dan PelatihanTransportasi...............................................76

c. Peningkatan Kepedulian Masyarakat TerhadapPeraturan Perundangan Transportasi ..............77

5. Meningkatnya Pemeliharaan dan PeningkatanKualitas Lingkungan Hidup Serta PenghematanPenggunaan Energi...........................................77

a. Peningkatan Proteksi Kualitas Lingkungan..........77

b. Peningkatan Kesadaran Terhadap AncamanTumpahan Minyak.......................................77

c. Peningkatan Konservasi Energi........................78

d. Penghematan Penggunaan Ruang...................79

6. Meningkatnya Penyediaan Dana PembangunanTransportasi...................................................79

a. Peningkatan Penerimaan dari Pemakai JasaTransportasi...............................................79

b. Peningkatan Anggaran PembangunanNasional dan Daerah ...................................79

Sistem Transportasi Nasional

ixSistranas 2005

c. Peningkatan Partisipasi Swasta dan Koperasi......80

d. Pemanfaatan Hibah/Bantuan Luar Negeriuntuk Program-program Tertentu......................80

7. Meningkatnya Kualitas Administrasi Negara diSektor Transportasi..........................................81

a. Penerapan Manajemen Modern......................81

b. Pengembangan Data dan PerencanaanTransportasi...............................................81

c. Peningkatan Struktur Organisasi......................82

d. Peningkatan Sumber Daya Manusia..................82

e. Peningkatan Sistem Pemotivasian.....................83

f. Peningkatan Sistem Pengawasan ...................83

BAB V ARAH PERWUJUDAN SISTRANAS .........................85

A. Umum ..............................................................85

B. Pola Dasar Tataran Transportasi.............................85

1. Fungsi ..........................................................85

2. Keterpaduan Tatanan ......................................86

3. Proses Penyusunan dan Penetapan.....................86

4. Pembinaan ....................................................87

5. Kebijakan ......................................................88

6. Simpul dan Ruang Lalu Lintas .............................88

7. Sistematika Penulisan Dokumen ...........................90

C. Arah Perwujudan Jaringan .....................................90

1. Transportasi Antarmoda/Multimoda .....................90

2. Transportasi Jalan.............................................91

3. Transportasi Kereta Api.....................................94

4. Transportasi Sungai dan Danau..........................95

Sistem Transportasi Nasional

x Sistranas 2005

5. Transportasi Penyeberangan..............................96

6. Transportasi Laut .............................................98

7. Transportasi Udara ...........................................100

8. Transportasi Pipa..............................................101

BAB VI PENUTUP ...........................................................103

Pendahuluan

1Sistranas 2005

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh perantransportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosialbudaya, dan pertahanan-keamanan. Pembangunan sektortransportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi nasionalyang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secaraefektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkandinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barangserta jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukungpengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasionalyang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa danbernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.

Perwujudan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien,menghadapi berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungandengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis seperti otonomidaerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan jasatransportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup serta adanyaketerbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut,sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan disempurnakandengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, sehinggaterwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antar dan intramoda transportasi, dalam rangka memenuhi kebutuhanpembangunan, tuntutan masyarakat serta perdagangan nasionaldan internasional dengan memperhatikan kehandalan serta kelaikansarana dan prasarana transportasi.

B. Maksud dan Tujuan

Dokumen Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dimaksudkansebagai pedoman pengaturan dan pembangunan transportasi,dengan tujuan agar dicapai penyelenggaraan transportasi nasionalyang efektif dan efisien.

Sistem Transportasi Nasional

2 Sistranas 2005

C. Pengertian

1. Pelayanan transportasi adalah jasa yang dihasilkan oleh penyediajasa transportasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasatransportasi.

2. Jaringan pelayanan transportasi adalah susunan rute-rute pelayanantransportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan.

3. Jaringan prasarana transportasi adalah serangkaian simpul yangdihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satukesatuan.

4. Ruang lalu lintas adalah suatu ruang gerak sarana transportasiyang dilengkapi dengan fasilitas untuk mendukung keselamatandan kelancaran transportasi.

5. Simpul transportasi adalah suatu tempat yang berfungsi untukkegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkardan memuat barang, mengatur perjalanan serta tempatperpindahan intramoda dan antarmoda.

6. Transportasi antarmoda adalah transportasi penumpang danatau barang yang menggunakan lebih dari satu modatransportasi dalam satu perjalanan yang berkesinambungan.

7. Transportasi multimoda adalah transportasi barang denganmenggunakan paling sedikit 2 (dua) moda transportasi yangberbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan DokumenTransportasi Multimoda dari suatu tempat barang diterima olehoperator transportasi multimoda ke suatu tempat yangditentukan untuk penerimaan barang tersebut.

D. Sistematika Penulisan

Penulisan dokumen Sistranas disusun dalam 6 bab dengan tataurut sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUANBAB II POLA DASAR SISTRANASBAB III KONDISI SISTRANAS SAAT INI DAN MASA MENDATANGBAB IV KEBIJAKAN UMUM SISTRANASBAB V ARAH PERWUJUDAN SISTRANASBAB VI PENUTUP

Pola Dasar Sistranas

3Sistranas 2005

BAB IIPOLA DASAR SISTRANAS

A. Umum

Sistranas disusun dengan landasan Pancasila, Undang-Undang Dasar1945, Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, undang-undangdi bidang transportasi dan peraturan perundangan terkait lainnya.Perumusan Sistranas tersebut juga memanfaatkan peluang danmemperhatikan kendala lingkup internasional, regional dan nasional,baik dari sisi regulator, operator, pengguna jasa, maupun dari sisimasyarakat, dengan sasaran terwujudnya penyelenggaraantransportasi yang efektif dan efisien.

B. Konsepsi

1. Definisi Sistranas

Sistranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secarakesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi keretaapi, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan,transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa,yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecualipipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunakdan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasatransportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayaniperpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembangsecara dinamis.

2. Landasan Sistranas

Sistranas diselenggarakan berdasarkan landasan idiil Pancasila,landasan konstitusional UUD 1945, landasan visional WawasanNusantara, landasan konsepsional Ketahanan Nasional, landasanoperasional peraturan perundangan di bidang transportasi sertaperaturan perundangan lain yang terkait.

Sistem Transportasi Nasional

4 Sistranas 2005

a. Pancasila

Dalam menunjang pemerataan pembangunan nasional,utamanya seperti yang tersirat dalam sila kelima Pancasilayaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, makapembangunan diarahkan untuk peningkatan taraf hidupmasyarakat yang berkeadilan, antara lain melalui pemerataanpelayanan jasa transportasi.

b. Undang-Undang Dasar 1945

Pada hakekatnya tujuan nasional yang tercantum di dalamUUD 1945 adalah untuk mencapai cita-cita nasional yaitunegara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur,antara lain melalui penataan sistem transportasi.

c. Wawasan Nusantara

Merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesiamengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakanpersatuan bangsa dalam kebhinekaan dan kesatuan wilayahdalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,yang perlu didukung sistem transportasi sebagai urat nadikehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dankeamanan.

d. Ketahanan Nasional

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan pedomanuntuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yangmengandung kemampuan mengembangkan kekuatannasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanansecara seimbang, serasi, dan selaras, dalam seluruh aspekkehidupan nasional, dimana peranan transportasi sangatpenting.

e. Undang-Undang di Bidang Transportasi dan PeraturanPerundangan Terkait

Arah dan kebijakan pembangunan transportasi dilakukansecara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab,mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan hidup,serta keterpaduan antarsektor dan subsektor denganmemperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.

Pola Dasar Sistranas

5Sistranas 2005

3. Asas Sistranas

Sistranas diselenggarakan berdasarkan asas keimanan danketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, asas manfaat,asas adil dan merata, asas usaha bersama, asas keseimbangan,asas kepentingan umum, asas kesadaran hukum, asaskemandirian, dan asas keterpaduan.

4. Tujuan Sistranas

Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektifdan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkandinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia,barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasionalyang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembanganwilayah, dan lebih memantapkan perkembangan kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangkaperwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubunganinternasional.

5. Sasaran Sistranas

Sasaran Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraantransportasi yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat,aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancardan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau,tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publikrendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasinasional.

Selamat, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasidari kecelakaan akibat faktor internal transportasi. Keadaantersebut dapat diukur antara lain berdasarkan perbandinganantara jumlah kejadian kecelakaan terhadap jumlah pergerakankendaraan dan jumlah penumpang dan atau barang.

Aksesibilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanantransportasi dapat menjangkau seluas mungkin wilayah nasionaldalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan ketahanannasional. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain denganperbandingan antara panjang dan kapasitas jaringan transportasidengan luas wilayah yang dilayani.

Sistem Transportasi Nasional

6 Sistranas 2005

Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda danantarmoda dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yangmeliputi pembangunan, pembinaan dan penyelenggaraannyasehingga lebih efektif dan efisien.

Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa kapasitas saranadan prasarana transportasi cukup tersedia untuk memenuhipermintaan pengguna jasa.

Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikatorsesuai dengan karakteristik masing-masing moda, antara lainperbandingan jumlah sarana transportasi dengan jumlahpenduduk pengguna transportasi, antara sarana dan prasarana,antara penumpang-kilometer atau ton-kilometer dengankapasitas yang tersedia.

Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyaijadwal waktu keberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaanini dapat diukur antara lain dengan jumlah sarana transportasiberjadwal terhadap seluruh sarana transportasi yang beroperasi.

Lancar dan cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yangsingkat dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaantersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain kecepatankendaraan per satuan waktu.

Mudah dicapai, dalam arti bahwa pelayanan menuju kendaraandan dari kendaraan ke tempat tujuan mudah dicapai olehpengguna jasa melalui informasi yang jelas, kemudahanmendapatkan tiket, dan kemudahan alih kendaraan. Keadaantersebut dapat diukur antara lain melalui indikator waktu danbiaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan ke saranatransportasi atau sebaliknya.

Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasidilakukan dengan jadwal yang tepat, baik saat keberangkatanmaupun kedatangan, sehingga masyarakat dapat merencanakanperjalanan dengan pasti. Keadaan tersebut dapat diukur antaralain dengan jumlah pemberangkatan dan kedatangan yang tepatwaktu terhadap jumlah sarana transportasi berangkat dan datang.

Nyaman, dalam arti terwujudnya ketenangan dan kenikmatanbagi penumpang selama berada dalam sarana transportasi.Keadaan tersebut dapat diukur dari ketersediaan dan kualitasfasilitas terhadap standarnya.

Pola Dasar Sistranas

7Sistranas 2005

Tarif terjangkau, dalam arti terwujudnya penyediaan jasatransportasi yang sesuai dengan daya beli masyarakat menurutkelasnya, dengan tetap memperhatikan berkembangnyakemampuan penyedia jasa transportasi. Keadaan tersebut dapatdiukur berdasarkan indikator perbandingan antara pengeluaran rata-rata masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan transportasiterhadap pendapatan.

Tertib, dalam arti pengoperasian sarana transportasi sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan normaatau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Keadaan tersebutdapat diukur berdasarkan indikator antara lain perbandinganjumlah pelanggaran dengan jumlah perjalanan.

Aman, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dariakibat faktor eksternal transportasi baik berupa gangguan alam,gangguan manusia, maupun gangguan lainnya. Keadaantersebut dapat diukur antara lain berdasarkan perbandinganantara jumlah terjadinya gangguan dengan jumlah perjalanan.

Polusi rendah, dalam arti polusi yang ditimbulkan saranatransportasi baik polusi gas buang, air, suara, maupun polusigetaran serendah mungkin. Keadaan ini dapat diukur antaralain dengan perbandingan antara tingkat polusi yang terjaditerhadap ambang batas polusi yang telah ditetapkan.

Efisien, dalam arti mampu memberikan manfaat yang maksimaldengan pengorbanan tertentu yang harus ditanggung olehpemerintah, operator, masyarakat dan lingkungan, ataumemberikan manfaat tertentu dengan pengorbanan minimum.Keadaan ini dapat diukur antara lain berdasarkan perbandinganmanfaat dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkanutilisasi merupakan tingkat penggunaan kapasitas sistemtransportasi yang dapat dinyatakan dengan indikator sepertifaktor muat penumpang, faktor muat barang dan tingkatpenggunaan sarana dan prasarana.

6. Fungsi Sistranas

Sesuai dengan perannya sebagai urat nadi kehidupan politik,ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan-keamanan, Sistranasmempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang danpendorong.

Sistem Transportasi Nasional

8 Sistranas 2005

Sebagai unsur penunjang, Sistranas berfungsi menyediakan jasatransportasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhansektor lain, sekaligus juga berfungsi ikut menggerakkan dinamikapembangunan nasional serta sebagai industri jasa yang dapatmemberikan nilai tambah.

Sebagai unsur pendorong, Sistranas berfungsi menyediakan jasatransportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah terisolasidengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya,sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis.

7. Pola Pikir Sistranas

Pola pikir konsepsi Sistranas dalam rangka mencapai tujuannyasebagaimana disajikan pada Gambar 1, meliputi masukan, modatransportasi, jaringan transportasi, penyelenggara transportasi,landasan pemikiran, trigatra, lingkungan strategis, lingkunganmasyarakat, visi dan misi, kebijakan, pelayanan, kepuasan penggunajasa, dan ketahanan nasional, dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Masukan

Masukan yang berpengaruh baik terhadap proses maupunkeluaran dari kegiatan transportasi antara lain meliputi ilmupengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia, dana,sumber daya energi, dan manajemen/administrasi negara.

Penguasaan teknologi akan mampu memaksimalkankemampuan transportasi dalam memenuhi kebutuhanmobilitas manusia dan barang serta tuntutan peningkatankualitas pelayanan. Penerapan teknologi maju akanmenciptakan efisiensi dan semakin memperkuat daya saingnasional dalam perdagangan internasional. Penerapanteknologi tersebut tetap memperhatikan wawasan lingkungan,hemat energi, dan pengutamaan produksi dalam negeri.

Sumber daya manusia, yang terdiri dari aparat pemerintah,awak sarana, dan penyedia jasa transportasi, merupakansalah satu modal dasar pembangunan transportasi yangperlu dikembangkan. Peningkatan keterampilan dan kualifikasisumber daya manusia melalui peningkatan pendidikan danpelatihan serta disiplin akan lebih menjamin keselamatandan keamanan serta mutu pelayanan transportasi.

Pola Dasar Sistranas

9Sistranas 2005

GAMB

AR 1

: POL

A PI

KIR

KONS

EPSI

SIS

TRAN

AS

JARI

NGAN

PRAS

ARAN

APE

LAYA

NAN

PENY

ELEN

GGAR

A

UPT

PEM

ERIN

TAH

BUM

NBU

MD

BUM

SKO

PERA

SIPE

RORA

NGAN

LAND

ASAN

PEM

IKIR

AN

PANC

ASIL

AUU

D 19

45W

AWAS

AN N

USAN

TARA

KETA

HANA

N NA

SION

ALUU

TER

KAIT

KETA

HANA

NNA

SION

AL

YANG

TA

NGGU

H

PENG

GUNA

JASA

(USE

R)PE

LAYA

NAN

TRAN

SPOR

TASI

EFEK

TIF

DAN

EFIS

IEN

TRIG

ATRA

GEOG

RAFI

KEPE

NDUD

UKAN

SUM

BER

DAYA

AL

AM

REGU

LATO

RVI

SI &

MIS

I

KEBI

JAKA

NST

RATE

GIUP

AYA

MODA

TR

ANSP

ORTA

SIMA

SUKA

N

MAN

AJEM

EN D

AN

IPTE

KSU

MBE

R DA

YA

MAN

USIA

ENER

GIDA

NA

ADM

INIS

TRAS

I

LING

KUNG

AN S

TRAT

EGIS

INTE

RNAS

.RE

GION

ALNA

SION

AL

LING

KUNG

AN

MASY

ARAK

AT

PELU

ANG

&KE

NDAL

A

JALA

NKE

RETA

API

PENY

EBER

ANGA

NLA

UTUD

ARA

PIPA

SUNG

AI D

AN D

ANAU

TRAN

SPOR

TASI

PEM

ERIN

TAH

(OPE

RATO

R)

KEPU

ASAN

Sistem Transportasi Nasional

10 Sistranas 2005

Pembangunan transportasi secara berkelanjutan perludidukung dengan tersedianya dana yang cukup, melaluisumber pendanaan yang dikaji secara cermat, sepertipendapatan usaha, pajak, dan sebagainya.

Kegiatan transportasi membutuhkan energi yang cukupdominan dalam penyelengaraannya. Diversifikasi sumberdaya energi perlu dilakukan untuk kesinambungan operasionaltransportasi melalui penggunaan teknologi sarana danprasarana transportasi yang hemat energi sekaligus dapatmengurangi pencemaran lingkungan.

Sistranas harus dikelola melalui manajemen dan administrasiyang baik, sesuai dengan kriteria good governance.

b. Moda Transportasi

Jaringan transportasi dapat dibentuk oleh moda transportasijalan, kereta api, sungai dan danau, penyeberangan, laut,udara, dan pipa. Masing-masing moda memiliki karakteristikteknis yang berbeda, pemanfaatannya disesuaikan dengankondisi geografis daerah layanan.

Moda transportasi jalan mempunyai karakteristik utama yaknifleksibel, dan mampu memberikan pelayanan dari pintu kepintu. Moda transportasi kereta api memiliki keunggulan yaitudaya angkut tinggi, polusi rendah, keselamatan tinggi, danhemat bahan bakar. Moda transportasi sungai dan danaumempunyai karakteristik kecepatan rendah dan murah dengantingkat polusi rendah. Moda transportasi penyeberanganmempunyai karakteristik mampu mengangkut penumpangdan kendaraan dalam jumlah besar serta kecepatan relatifrendah dengan tingkat polusi rendah.

Moda transportasi laut mempunyai karakteristik mampumengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar,kecepatan rendah dan jarak jauh dengan tingkat polusirendah.

Moda transportasi udara mempunyai karakteristik kecepatantinggi dan dapat melakukan penetrasi sampai ke seluruhwilayah yang tidak bisa dijangkau oleh moda transportasi lain.

Moda transportasi pipa tidak digunakan untuk transportasiumum, sifat pelayanannya terbatas hanya untuk angkutan

Pola Dasar Sistranas

11Sistranas 2005

komoditas curah cair dan gas, dengan sifat pergerakanhanya satu arah.

c. Jaringan transportasi

Jaringan transportasi terdiri dari jaringan prasarana danjaringan pelayanan. Jaringan prasarana terdiri dari simpuldan ruang lalu lintas.

Keterpaduan jaringan prasarana moda-moda transportasimendukung penyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda dalam penyediaan pelayanan angkutan yangberkesinambungan. Simpul transportasi merupakan media alihmuat yang mempunyai peran yang sangat penting dalammewujudkan keterpaduan dan kesinambungan pelayananangkutan. Jaringan pelayanan transportasi antarmoda/multimoda meliputi pelayanan angkutan penumpang dan/atau barang.

Jaringan prasarana transportasi jalan terdiri dari simpul,yang berwujud terminal penumpang dan terminal barang,dan ruang lalu lintas yang berupa ruas jalan yang ditentukanhirarkinya menurut peranannya. Jaringan pelayananangkutan umum meliputi pelayanan angkutan orang danatau barang.

Jaringan prasarana transportasi kereta api terdiri dari simpulyang berwujud stasiun, dan ruang lalu lintas yang berupajalur kereta api. Jaringan pelayanan transportasi kereta apimeliputi jaringan pelayanan angkutan orang dan atau barang.

Jaringan prasarana transportasi sungai dan danau terdiridari simpul yang berwujud pelabuhan sungai dan danau,dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Jaringanpelayanan transportasi sungai dan danau meliputi jaringanpelayanan angkutan orang dan atau barang.

Jaringan prasarana transportasi penyeberangan terdiri darisimpul yang berwujud pelabuhan penyeberangan, dan ruanglalu lintas yang berwujud alur penyeberangan. Jaringanpelayanan transportasi penyeberangan disebut lintaspenyeberangan.

Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yangberwujud pelabuhan laut, dan ruang lalu lintas yang berwujud

Sistem Transportasi Nasional

12 Sistranas 2005

alur pelayaran. Jaringan pelayanan transportasi laut dibedakanmenurut hirarki dan sifat pelayanannya.

Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandarudara sebagai simpul, dan ruang lalu-lintas udara. Jaringanpelayanan transportasi udara terdiri dari rute penerbangandalam negeri dan rute penerbangan luar negeri.

Jaringan transportasi pipa terdiri dari jaringan utama, jaringanpengumpan, dan jaringan distribusi. Jaringan transportasipipa dibangun oleh industri tertentu sebagai alat transportasiyang penggunaannya khusus untuk kepentingan industritersebut. Jaringan transportasi pipa tidak dapat dipisahkanantara jaringan prasarana dan jaringan pelayanannya.

d. Penyelenggara Transportasi

Penyelenggara transportasi adalah pemerintah, unitpelaksana teknis (UPT) yang dibentuk pemerintah, badanusaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah(BUMD), badan usaha milik swasta (BUMS), koperasi, danperorangan.

e. Landasan Pemikiran

Landasan pemikiran yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945,Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan UU terkait,merupakan komponen penting yang menjadi landasan danacuan dalam perumusan kebijakan, strategi dan upayapenyelenggaraan transportasi nasional.

f. Trigatra

Penyediaan dan pengembangan transportasi padahakekatnya harus dilakukan dengan memperhatikanketerkaitannya dengan trigatra, yakni gatra geografi, sumberdaya alam, dan kependudukan.

Penyelenggaraan transportasi dilaksanakan denganmemperhatikan kondisi geografi Indonesia yang terdiri daridaratan dan perairan dengan pulau-pulau yang ada didalamnya. Transportasi harus dapat menjangkau seluruhpelosok tanah air dan terjangkau oleh masyarakat banyak.

Sumber daya alam, dalam bentuk sumber bahan makanan,sumber energi, bahan mineral, flora, serta fauna,

Pola Dasar Sistranas

13Sistranas 2005

memerlukan sarana dan prasarana transportasi agar dapatdieksplorasi, dieksploitasi, diproduksi, dan didistribusikanataupun diperdagangkan agar manfaatnya secara optimaldapat dinikmati oleh rakyat.

Jumlah, persebaran penduduk, tingkat pertumbuhan,struktur, tingkat kesejahteraan, dan kualitas sumber dayamanusia, merupakan masalah dan sekaligus potensi yangharus dipecahkan dan dilayani oleh sistem transportasinasional khususnya melalui peningkatan mobilitas penduduk.

g. Lingkungan Strategis

Perumusan kebijakan, strategi dan upaya pembangunanSistranas juga dipengaruhi lingkungan strategis baik lingkupinternasional, regional maupun nasional yang manifestasinyaberupa peluang dan kendala.

h. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat mempunyai peranan penting dalam menjagakeamanan sarana dan prasarana transportasi, agar tidakdirusak ataupun diganggu dengan alasan apapun. Kerusakanfasilitas publik akan berdampak luas terhadap pengguna jasa.

i. Visi dan Misi

Visi Sistranas merupakan keadaan transportasi yangdiinginkan di masa mendatang.

Misi merupakan upaya untuk mewujudkan visi Sistranas danacuan dalam merumuskan kebijakan Sistranas.

j. Kebijakan

Kebijakan, strategi, dan upaya dalam perwujudan Sistranasharus dalam satu lintas proses yang mengalir dalam rangkapemanfaatan masukan menuju tercapainya keluaran berupapelayanan, dengan mempertimbangkan peluang dan kendalayang ada. Dengan demikian kebijakan, strategi dan upaya,harus memperhatikan semua elemen yang membentukSistranas dalam rangka menghasilkan pelayanan yangkuantitas dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhanpengguna jasa.

Sistem Transportasi Nasional

14 Sistranas 2005

k. Pelayanan

Inti dari Sistranas adalah pemanfaatan semua sumberdaya secara optimal dan terorganisasi dalam rangkapenyelenggaraan kegiatan transportasi untuk semua lapisanmasyarakat pada semua wilayah. Hal ini berarti bahwamuara dari pelaksanaan kegiatan transportasi adalahterwujudnya pelayanan yang efektif dan efisien.

l. Kepuasan Pengguna Jasa

Pelayanan transportasi yang efektif dan efisien akanmenghasilkan kepuasan bagi pengguna jasa (user) yangpada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan.

m. Ketahanan Nasional yang Tangguh

Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, sebagaiakibat dari pelayanan transportasi yang efektif dan efisien,akan dapat mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh.

C. Tatanan Transportasi

1. Struktur Ruang

Struktur ruang wilayah nasional antara lain meliputi sistem pusatpermukiman nasional dan jaringan transportasi nasional. Sistempusat permukiman nasional adalah tatanan pusat-pusatpelayanan ekonomi, pusat-pusat pelayanan pemerintahan danatau pusat-pusat pelayanan jasa, yang terorganisasi secarakesisteman, terdiri dari pusat kegiatan nasional (PKN), pusatkegiatan wilayah (PKW), dan pusat kegiatan lokal (PKL) untukmelayani kawasan permukiman, kawasan perkotaan dan wilayahsekitarnya.

Sistem pusat permukiman nasional meliputi pusat permukimanperkotaan dan pusat permukiman perdesaan.

Pusat permukiman perkotaan terdiri atas pusat kegiatan nasional,pusat kegiatan wilayah, dan pusat kegiatan lokal.

Pusat kegiatan nasional adalah kawasan perkotaan yangmemenuhi salah satu atau semua kriteria sebagai berikut:

a. berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatanekspor-impor atau pintu gerbang ke kawasan internasional;

Pola Dasar Sistranas

15Sistranas 2005

b. berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industridan jasa-jasa berskala nasional atau yang melayani beberapaprovinsi;

c. berpotensi atau berfungsi sebagai simpul utama transportasiskala nasional atau melayani beberapa provinsi;

d. berpotensi atau berfungsi sebagai pusat utama pelayananlintas batas antarnegara di kawasan perbatasan.

Pusat kegiatan wilayah adalah kawasan perkotaan yangmemenuhi salah satu atau semua kriteria sebagai berikut:

a. berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industridan jasa-jasa yang melayani beberapa kabupaten;

b. berpotensi atau berfungsi sebagai simpul transportasi yangmelayani beberapa kabupaten;

c. berpotensi atau berfungsi sebagai simpul kedua kegiatanekspor-impor mendukung PKN.

Pusat kegiatan lokal adalah kawasan perkotaan yang memenuhisalah satu atau semua kriteria sebagai berikut:

a. berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industridan jasa-jasa yang melayani satu kabupaten atau beberapakecamatan;

b. berpotensi atau berfungsi sebagai simpul transportasi yangmelayani satu kabupaten atau beberapa kecamatan.

Pusat permukiman perdesaan merupakan desa yangmempunyai potensi cepat berkembang dan dapat meningkatkanperkembangan desa sekitarnya, serta dapat melayaniperkembangan berbagai usaha dan atau kegiatan danpermukiman masyarakat di desa tersebut dan desa-desasekitarnya.

Sistem pusat permukiman nasional merupakan salah satufaktor utama yang dipertimbangkan dalam pengembanganSistranas. Sistranas saling berinteraksi dengan pengembanganwilayah, termasuk pertumbuhan ekonomi, sosial-budaya, politik,dan pertahanan-keamanan nasional.

Sistem Transportasi Nasional

16 Sistranas 2005

2. Tataran Transportasi

Sistranas diwujudkan dalam tiga tataran, yaitu tataran transportasinasional (Tatranas), tataran transportasi wilayah (Tatrawil), dantataran transportasi lokal (Tatralok).

a. Tatranas

Tatranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasisecara kesisteman, terdiri dari transportasi jalan, transportasikereta api, transportasi sungai dan danau, transportasipenyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dantransportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari saranadan prasarana, yang saling berinteraksi dengan dukunganperangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatusistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien,yang berfungsi melayani perpindahan orang dan ataubarang antarsimpul atau kota nasional, dan dari simpulatau kota nasional ke luar negeri atau sebaliknya.

b. Tatrawil

Tatrawil adalah tatanan transportasi yang terorganisasisecara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasikereta api, transportasi sungai dan danau, transportasipenyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dantransportasi pipa yang masing-masing terdiri dari saranadan prasarana yang saling berinteraksi dengan dukunganperangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatusistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien,berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barangantarsimpul atau kota wilayah, dan dari simpul atau kotawilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya.

c. Tatralok

Tatralok adalah tatanan transportasi yang terorganisasisecara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasikereta api, transportasi sungai dan danau, transportasipenyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dantransportasi pipa yang masing-masing terdiri dari sarana danprasarana yang saling berinteraksi dengan dukunganperangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatusistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien,

Pola Dasar Sistranas

17Sistranas 2005

berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barangantarsimpul atau kota lokal, dan dari simpul atau kota lokalke simpul atau kota wilayah, dan simpul atau kota nasionalterdekat atau sebaliknya, serta dalam kawasan perkotaandan perdesaan.

Kota Nasional adalah kota-kota pusat pemerintahan, kota-kotapintu gerbang nasional, kota-kota pusat kegiatan ekonominasional, dan kota-kota yang memiliki dampak strategis terhadapkegiatan nasional, yang memenuhi kriteria PKN.

Simpul transportasi nasional adalah simpul yang melayanipergerakan yang bersifat nasional, atau antarprovinsi dan atauantarnegara.

Kota Wilayah adalah kota-kota yang memiliki keterkaitan denganbeberapa kabupaten dalam satu provinsi, kota gerbang wilayah,kota-kota pusat kegiatan ekonomi wilayah dan kota-kota yangmemiliki dampak strategis terhadap pengembangan wilayahprovinsi, yang memenuhi kriteria PKW.

Simpul transportasi wilayah adalah simpul yang melayanipergerakan yang bersifat wilayah atau antarkabupaten/kota danregional.

Kota Lokal adalah kota-kota yang memiliki keterkaitan denganbeberapa kecamatan dalam satu kabupaten, kota gerbang lokal,kota-kota pusat kegiatan ekonomi lokal dan kota-kota yangmemiliki dampak strategis terhadap pengembangan kabupaten/kota, yang memenuhi kriteria PKL.

Simpul transportasi lokal adalah simpul yang melayani pergerakanyang bersifat lokal atau dalam kabupaten/kota serta kecamatan/perdesaan.

3. Jaringan Transportasi

a. Transportasi Antarmoda

1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi antarmoda adalahpelayanan transportasi antarmoda perkotaan,transportasi antarmoda antarkota, dan transportasiantarmoda luar negeri.

Sistem Transportasi Nasional

18 Sistranas 2005

2) Jaringan Prasarana

Keterpaduan jaringan prasarana transportasi antarmodadiwujudkan dalam bentuk interkoneksi antarfasilitas dalamterminal transportasi antarmoda, yaitu simpul transportasiyang berfungsi sebagai titik temu antarmoda transportasiyang terlibat, yang memfasilitasi kegiatan alih muat, yangdari aspek tatanan fasilitas, fungsional, dan operasional,mampu memberikan pelayanan antarmoda secaraberkesinambungan.

b. Transportasi Jalan

1) Jaringan Pelayanan

Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umumdikelompokkan menurut wilayah pelayanan, operasipelayanan, dan perannya.

Menurut wilayah pelayanannya, angkutan penumpangdengan kendaraan umum, terdiri dari angkutan lintasbatas negara, angkutan antarkota antarprovinsi,angkutan kota, angkutan perdesaan, angkutanperbatasan, angkutan khusus, angkutan taksi,angkutan sewa, angkutan pariwisata dan angkutanlingkungan.

Menurut sifat operasi pelayanannya, angkutanpenumpang dengan kendaraan umum di atas dapatdilaksanakan dalam trayek dan tidak dalam trayek.

Angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayekyaitu :

a) Angkutan lintas batas negara, angkutan dari satukota ke kota lain yang melewati lintas batas negaradengan menggunakan mobil bus umum yang terkaitdalam trayek;

b) Angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP), angkutandari satu kota ke kota lain yang melalui antardaerahkabupaten/kota yang melalui lebih dari satu daerahprovinsi dengan menggunakan mobil bus umum yangterikat dalam trayek;

Pola Dasar Sistranas

19Sistranas 2005

c) Angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP), angkutandari satu kota ke kota lain yang melalui antardaerahkabupaten/kota dalam satu daerah provinsi denganmenggunakan mobil bus umum yang terikat dalamtrayek;

d) Angkutan kota, angkutan dari satu tempat ke tempatlain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukotakabupaten atau dalam Daerah Khusus IbukotaJakarta dengan menggunakan mobil bus umum ataumobil penumpang umum yang terikat dalam trayek;

e) Angkutan perdesaan, angkutan dari satu tempat ketempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidaktermasuk dalam trayek kota yang berada padawilayah ibukota kabupaten dengan mempergunakanmobil bus umum atau mobil penumpang umum yangterikat dalam trayek;

f ) Angkutan perbatasan, angkutan kota atau angkutanperdesaan yang memasuki wilayah kecamatan yangberbatasan langsung pada kabupaten atau kotalainnya baik yang melalui satu provinsi maupun lebihdari satu provinsi;

g) Angkutan khusus, angkutan yang mempunyai asaldan/atau tujuan tetap, yang melayani antarjemputpenumpang umum, antarjemput karyawan,permukiman, dan simpul yang berbeda.

Sedangkan untuk angkutan orang dengan kendaraanumum tidak dalam trayek yaitu :

a) Angkutan taksi, angkutan dengan menggunakanmobil penumpang umum yang diberi tanda khususdan dilengkapi dengan argometer yang melayaniangkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasiterbatas;

b) Angkutan sewa, angkutan dengan menggunakanmobil penumpang umum yang melayani angkutandari pintu ke pintu dengan atau tanpa pengemudi,dalam wilayah operasi yang tidak terbatas;

Sistem Transportasi Nasional

20 Sistranas 2005

c) Angkutan pariwisata, angkutan dengan menggunaknbis umum yang dilengkapi dengan tanda-tandakhusus untuk keperluan pariwisata atau keperluanlain di luar pelayanan angkutan dalam trayek, sepertiuntuk keperluan keluarga dan sosial lainnya;

d) Angkutan lingkungan, angkutan dengan menggunakanmobil penumpang yang dioperasikan dalam wilayahoperasi terbatas pada kawasan tertentu.

Pelayanan angkutan barang dengan kendaraan umumtidak dibatasi wilayah pelayanannya. Demi keselamatan,keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas danangkutan jalan dapat ditetapkan jaringan lintas untukmobil barang tertentu, baik kendaraan umum maupunkendaraan bukan umum. Dengan ditetapkan jaringanlintas untuk mobil barang yang bersangkutan, maka mobilbarang dimaksud hanya diijinkan melalui lintasannya,misalnya mobil barang pengangkut petikemas, mobilbarang pengangkut bahan berbahaya dan beracun, danmobil barang pengangkut alat berat.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi jalan terdiri dari simpulyang berwujud terminal penumpang dan terminal barang,dan ruang lalu lintas. Terminal penumpang menurutwilayah pelayanannya dikelompokkan menjadi:

a) terminal penumpang tipe A, berfungsi melayanikendaraan umum untuk angkutan lintas batasnegara, angkutan antar kota antarprovinsi, antarkotadalam provinsi, angkutan kota, dan angkutanperdesaan;

b) terminal penumpang tipe B, berfungsi melayanikendaraan umum untuk angkutan antarkota dalamprovinsi, angkutan kota, dan angkutan perdesaan;

c) terminal penumpang tipe C, berfungsi melayanikendaraan umum untuk angkutan perdesaan.

Selanjutnya masing-masing tipe tersebut dapat dibagidalam beberapa kelas sesuai dengan kapasitas terminaldan volume kendaraan umum yang dilayani.

Pola Dasar Sistranas

21Sistranas 2005

Terminal barang dapat pula dikelompokkan menurutfungsi pelayanan penyebaran/distribusi menjadi :

a) Terminal utama, berfungsi melayani penyebaranantarpusat kegiatan nasional, dari pusat kegiatanwilayah ke pusat kegiatan nasional, serta perpindahanantarmoda;

b) Terminal penumpang, berfungsi melayani penyebaranantarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan lokalke pusat kegiatan wilayah;

c) Terminal lokal, berfungsi melayani penyebaranantarpusat kegiatan lokal.

Jaringan jalan terdiri atas jaringan jalan primer dan jaringanjalan sekunder. Jaringan jalan primer, merupakan jaringanjalan dengan peranan pelayanan distribusi barang danjasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkatnasional, dengan menghubungkan semua simpul jasadistribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. SedangkanJaringan jalan sekunder, merupakan jaringan jalan denganperanan pelayanan distribusi barang dan jasa untukmasyarakat di dalam kawasan perkotaan.

Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintas dan angkutanjalan, jalan umum dibedakan atas fungsi jalan arteri,kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan arteri, merupakanjalan umum yang berfungsi melayani angkutan utamadengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-ratatinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdayaguna. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yangberfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagidengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalanlokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayaniangkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat,kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuktidak dibatasi. Jalan lingkungan, merupakan jalan umumyang berfungsi melayani angkutan lingkungan denganciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Pembagian setiap ruas jalan pada jaringan jalan primerterdiri dari :

Sistem Transportasi Nasional

22 Sistranas 2005

a) jalan arteri primer, menghubungkan secara berdayaguna antarpusat kegiatan nasional, atau antara pusatkegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah;

b) jalan kolektor primer, menghubungkan secara berdayaguna antarpusat kegiatan wilayah, atau menghubungkanantara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatanlokal;

c) jalan lokal primer, menghubungkan secara berdayaguna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatanlingkungan atau pusat kegiatan wilayah dengan pusatkegiatan lingkungan atau pusat kegiatan lokal denganpusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal denganpusat kegiatan lingkungan, dan antarpusat kegiatanlingkungan.

d) jalan lingkungan primer, menghubungkan antarpusatkegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan didalam lingkungan kawasan perdesaan.

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalamjalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota,dan jalan desa.

Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektordalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkanantaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, sertajalan tol.

Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistemjaringan jalan primer yang menghubungkan ibukotaprovinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atauantaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistemjaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasionaldan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukotakabupaten dengan ibukota kecamatan, atau antaribukotakecamatan, ibukota kabupaten dengan PKL, antar-PKL,serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunderdalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringanjalan sekunder yang menghubungkan antarpusat

Pola Dasar Sistranas

23Sistranas 2005

pelayanan dalam kota, menghubungkan pusatpelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil,serta menghubungkan antarpusat permukiman yangberada di dalam kota.

Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkankawasan dan atau antarpermukiman di dalam desa,serta jalan lingkungan.

Jalan dibagi dalam beberapa kelas didasarkan padakebutuhan transportasi, pemilihan moda transportasiyang sesuai karakteristik masing-masing moda,perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatansumbu terberat kendaraan bermotor, serta konstruksijalan. Pembagian kelas jalan dimaksud, meliputi jalankelas I, kelas II, kelas III A, kelas III B, dan kelas III C.

Dilihat dari aspek pengusahaannya, jalan umumdikelompokkan menjadi jalan tol yang kepada pemakainyadikenakan pungutan dan merupakan alternatif dari jalanumum yang ada, dan jalan bukan tol.

c. Transportasi Kereta Api

1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi kereta api dibedakanmenjadi jaringan pelayanan transportasi kereta apiantarkota dan perkotaan. Jaringan pelayanan angkutanantarkota terdiri atas:

a) lintas utama berfungsi melayani angkutan jarak jauhatau sedang yang menghubungkan antarstasiun, danberfungsi sebagai pengumpul yang ditetapkan untukmelayani lintas utama;

b) lintas cabang berfungsi melayani angkutan jaraksedang atau dekat yang menghubungkan antarastasiun yang berfungsi sebagai pengumpan denganstasiun yang berfungsi sebagai pengumpul atauantarstasiun yang berfungsi sebagai pengumpanyang ditetapkan untuk melayani lintas cabang.

Menurut sifat barang yang diangkut, pengangkutanbarang dengan kereta api dikelompokkan menjadi:

Sistem Transportasi Nasional

24 Sistranas 2005

a) angkutan barang dengan cara umum: pelayananangkutan untuk berbagai jenis barang yang dilayanidengan menggunakan gerbong atau kereta bagasidengan syarat-syarat umum angkutan barang;

b) angkutan barang dengan cara khusus: pelayananangkutan hanya untuk sejenis komoditi tertentudengan menggunakan gerbong atau kereta bagasidengan syarat-syarat khusus, seperti angkutanpupuk, minyak, batu bara, hewan dan lain sebagainya.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi kereta api terdiri darisimpul yang berwujud stasiun, dan ruang lalu lintas.Stasiun mempunyai fungsi yang sama dengan simpulmoda transportasi lainnya yaitu sebagai tempat untukmenaikkan dan menurunkan penumpang, memuat danmembongkar barang, mengatur perjalanan kereta api,serta perpindahan intramoda dan atau antarmoda.Stasiun dapat dikelompokkan menurut:

a) Fungsinya, dapat dibedakan menjadi stasiunpenumpang dan stasiun barang. Stasiun penumpangpada umumnya dapat juga berfungsi untuk melayaniangkutan barang namun bersifat terbatas, sedangkanstasiun barang hanya khusus melayani angkutanbarang. Stasiun tersebut dapat dibagi menjadi stasiunpengumpul dan pengumpan serta dalam beberapakelas sesuai dengan lokasi kebutuhan operasional,dan pengusahaannya.

b) Pengelolaannya, dikelompokkan menjadi stasiunumum dan stasiun khusus. Stasiun umum adalahstasiun yang digunakan untuk melayani kepentinganumum baik untuk angkutan penumpang maupunbarang, sedangkan stasiun khusus adalah stasiunyang dimiliki/dikuasai badan usaha tertentu yanghanya digunakan untuk menunjang kegiatan yangbersangkutan.

Ruang lalu lintas pada transportasi kereta api berupajalur kereta api yang diperuntukkan bagi geraklokomotif, kereta dan gerbong. Jalur kereta api dimaksud

Pola Dasar Sistranas

25Sistranas 2005

dapat dikelompokkan menurut kepemilikan danpenyelenggaraannya. Menurut kepemilikan danpenyelenggaraannya, jalur kereta api dikelompokkanmenjadi jalur kereta api umum dan jalur kereta apikhusus. Jalur kereta api umum adalah jalur kereta apiyang digunakan untuk melayani kepentingan umum baikuntuk angkutan penumpang maupun barang, sedangkanjalur kereta api khusus adalah jalur kereta api yangdigunakan secara khusus oleh badan usaha tertentuuntuk kepentingan sendiri.

d. Transportasi Sungai dan Danau

1) Jaringan Pelayanan

Pelayanan transportasi sungai dan danau untuk angkutanpenumpang dan barang dilakukan dalam trayek tetapteratur, dan trayek tidak tetap dan tidak teratur.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi sungai dan danau terdiridari simpul yang berwujud pelabuhan sungai dan danau,dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran.

Pelabuhan sungai dan danau menurut peran danfungsinya terdiri dari pelabuhan sungai dan danau yangmelayani angkutan antarprovinsi, pelabuhan sungai dandanau yang melayani angkutan antarkabupaten/kotadalam provinsi, serta pelabuhan sungai dan danau yangmelayani angkutan dalam kabupaten/kota.

e. Transportasi Penyeberangan

1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan penyeberangan, yang disebut lintaspenyeberangan, menurut fungsinya terdiri dari: lintaspenyeberangan antarnegara, yaitu yang menghubungkansimpul pada jaringan jalan dan atau jaringan jalur keretaapi antarnegara; lintas penyeberangan antarprovinsi, yaituyang menghubungkan simpul pada jaringan jalan danatau jaringan jalur kereta api antarprovinsi; lintaspenyeberangan antarkabupaten/kota dalam provinsi, yaitu

Sistem Transportasi Nasional

26 Sistranas 2005

yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan danatau jaringan jalur kereta api antarkabupaten/kota dalamprovinsi; lintas penyeberangan dalam kabupaten/kota,yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalandan atau jaringan jalur kereta api dalam kabupaten/kota.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi penyeberangan terdiridari simpul yang berwujud pelabuhan penyeberangandan ruang lalu lintas yang berwujud alur penyeberangan.Hirarki pelabuhan penyeberangan berdasarkan peran danfungsinya dikelompokkan menjadi :

a) pelabuhan penyeberangan lintas provinsi dan antarnegara, yaitu pelabuhan penyeberangan yangmelayani lintas provinsi dan antarnegara;

b) pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota,yaitu pelabuhan penyeberangan yang melayani lintaskabupaten/kota;

c) pelabuhan penyeberangan lintas dalam kabupaten,yaitu pelabuhan penyeberangan yang melayani lintasdalam kabupaten/kota.

f. Transportasi Laut

1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi laut berupa trayekdibedakan menurut kegiatan dan sifat pelayanannya.

Berdasarkan kegiatannya, jaringan (trayek) transportasilaut terdiri dari jaringan trayek transportasi laut dalamnegeri dan jaringan trayek transportasi laut luar negeri.

Selanjutnya jaringan trayek transportasi laut dalam negeriterdiri dari:

a) jaringan trayek transportasi laut utama yangmenghubungkan antarpelabuhan yang berfungsisebagai pusat akumulasi dan distribusi;

b) jaringan trayek transportasi laut pengumpan yaituyang menghubungkan pelabuhan yang berfungsisebagai pusat akumulasi dan distribusi dengan

Pola Dasar Sistranas

27Sistranas 2005

pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai pusatakumulasi dan distribusi. Disamping itu, trayek ini jugamenghubungkan pelabuhan-pelabuhan yang bukanberfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi;

Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi laut sebagaiship follow the trade dan ship promote the trade, jaringantrayek transportasi laut dibagi menjadi pelayanankomersial dan nonkomersial (perintis).

Jaringan trayek transportasi laut tersebut di atasditetapkan dengan memperhatikan pengembangan pusatindustri, perdagangan dan pariwisata, pengembangandaerah, keterpaduan intra dan antarmoda transportasi.

Berdasarkan sifat pelayanannya jaringan pelayanantransportasi laut terdiri atas:

a) jaringan pelayanan transportasi laut tetap dan teraturyaitu jaringan pelayanan dengan trayek dan jadwalyang telah ditetapkan;

b) jaringan pelayanan transportasi laut tidak tetap dantidak teratur yaitu jaringan pelayanan dengan trayekdan jadwal yang tidak ditetapkan.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpulyang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu lintas yangberwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakanberdasarkan peran, fungsi dan klasifikasi serta jenis.Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas:

a) pelabuhan umum yang digunakan untuk melayanikepentingan umum perdagangan luar negeri dandalam negeri sesuai ketetapan pemerintah danmempunyai fasilitas karantina, imigrasi, bea cukai,penjagaan dan penyelamatan;

b) pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayanikepentingan sendiri guna menunjang kegiatantertentu.

Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiridari :

Sistem Transportasi Nasional

28 Sistranas 2005

a) pelabuhan internasional hub (utama primer) adalahpelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsimelayani kegiatan dan alih muat penumpang danbarang internasional dalam volume besar karenakedekatan dengan pasar dan jalur pelayaraninternasional serta berdekatan dengan jalur lautkepulauan Indonesia;

b) pelabuhan internasional (utama sekunder) adalahpelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsimelayani kegiatan dan alih muat penumpang danbarang nasional dalam volume yang relatif besarkarena kedekatan dengan jalur pelayaran nasionaldan internasional serta mempunyai jarak tertentudengan pelabuhan internasional lainnya;

c) pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhanutama memiliki peran dan fungsi melayani kegiatandan alih muat penumpang dan barang nasional danbisa menangani semi kontainer dengan volumebongkar sedang dengan memperhatikan kebijakanpemerintah dalam pemerataan pembangunannasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah,mempunyai jarak tertentu dengan jalur/rute lintaspelayaran nasional dan antarpulau serta dekat denganpusat pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kotadan kawasan pertumbuhan nasional.

d) pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan primeryang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan danalih muat angkutan laut dalam jumlah kecil danjangkauan pelayanan antarkabupaten/kota sertamerupakan pengumpan kepada pelabuhan utama;

e) pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpansekunder yang berfungsi khususnya untuk melayanikegiatan angkutan laut dalam jumlah kecil danjangkauan pelayanannya antarkecamatan dalamkabupaten/kota serta merupakan pengumpankepada pelabuhan utama dan pelabuhan regional.

Berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan khusus yangbersifat nasional, terdiri dari pelabuhan khusus nasional/internasional yang melayani kegiatan bongkar muat

Pola Dasar Sistranas

29Sistranas 2005

barang berbahaya dan beracun (B3) dengan lingkuppelayanan yang bersifat lintas provinsi dan internasional.

Berdasarkan jangkauan pelayarannya pelabuhan dapatditetapkan sebagai pelabuhan yang terbuka dan tidakterbuka untuk perdagangan luar negeri.

Penyelenggaraan pelabuhan umum dapat dibedakan ataspelabuhan umum yang diselenggarakan oleh pemerintahpusat dan atau penyelenggaraannya dilimpahkan padaBUMN, dan pelabuhan umum yang diselenggarakan olehpemerintah provinsi dan kabupaten/kota dan atau yangpenyelenggaraannya dilimpahkan pada BUMD.

Ruang lalu lintas laut (seaways) adalah bagian dari ruangperairan yang ditetapkan untuk melayani kapal laut yangberlayar atau berolah gerak pada satu lokasi/pelabuhanatau dari suatu lokasi/pelabuhan menuju ke lokasi/pelabuhan lainnya melalui arah dan posisi tertentu.

Alur pelayaran adalah bagian dari ruang lalu lintas lautyang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman,lebar dan hambatan pelayaran lainnya dianggap amanuntuk dilayari. Alur pelayaran dicantumkan dalam petalaut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan olehinstansi yang berwenang.

Berdasarkan fungsi ruang lalu lintas laut dikelompokkanatas:

a) ruang lalu lintas laut dimana pada lokasi tersebutinstruksi secara positif diberikan dari pemandu (seatraffic controller) kepada nakhoda, contoh: alur masukpelabuhan, daerah labuh/anchorage area, kolampelabuhan, daerah bandar dan sebagainya;

b) ruang lalu lintas laut dimana pada lokasi tersebuthanya diberikan informasi tentang lalu lintas yangdiperlukan meliputi antara lain informasi tentang cuaca,kedalaman, pasang surut, arus, gelombang dan lain-lain.

Alur pelayaran terdiri dari alur pelayaran internasionaldan alur pelayaran dalam negeri serta alur lautkepulauan, untuk perlintasan yang sifatnya terus-

Sistem Transportasi Nasional

30 Sistranas 2005

menerus, langsung dan secepatnya bagi kapal asingyang melalui perairan Indonesia (innoncent passages),seperti Selat Lombok-Selat Makassar, Selat Sunda-SelatKarimata, Laut Sawu-Laut Banda-Laut Maluku, LautTimor-Laut Banda-Laut Maluku, yang ditetapkandengan memperhatikan faktor-faktor pertahanankeamanan, keselamatan berlayar, rute yang biasanyadigunakan untuk pelayaran internasional, tata ruangkelautan, konservasi sumber daya alam dan lingkungan,dan jaringan kabel/pipa dasar laut serta rekomendasiorganisasi internasional yang berwenang.

g. Transportasi Udara

1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi udara merupakankumpulan rute penerbangan yang melayani kegiatantransportasi udara dengan jadwal dan frekuensi yangsudah tertentu.

Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangandibagi menjadi rute penerbangan dalam negeri danrute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangandalam negeri dan luar negeri merupakan suatukesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasidarat dan laut.

Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbanganterdiri atas rute penerbangan utama, pengumpan danperintis.

a) rute utama yaitu rute yang menghubungkanantarbandar udara pusat penyebaran.

b) rute pengumpan yaitu rute yang menghubungkanantara bandar udara pusat penyebaran denganbandar udara yang bukan pusat penyebaran, dan/atau antarbandar udara bukan pusat penyebaran;

c) rute perintis yaitu rute yang menghubungkan bandarudara bukan pusat penyebaran dengan bandar udarabukan pusat penyebaran yang terletak pada daerahterisolasi/tertinggal.

Pola Dasar Sistranas

31Sistranas 2005

Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi udara sebagaiship follow the trade dan ship promote the trade, jaringanpelayanan transportasi udara dibagi menjadi pelayanankomersial dan non komersial (perintis).

Kegiatan transportasi udara terdiri atas: angkutan udaraniaga yaitu angkutan udara untuk umum dengan menarikbayaran, dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatanangkutan udara untuk memenuhi kebutuhan sendiri dankegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara.Sebagai tulang punggung transportasi udara adalahangkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjangadalah angkutan udara niaga tidak berjadwal, sedangpelengkap adalah angkutan udara bukan niaga.

Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rutepenerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luarnegeri secara tetap dan teratur, sedangkan kegiatanangkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat padarute penerbangan yang tetap dan teratur.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandarudara, yang berfungsi sebagai simpul, dan ruang udarayang berfungsi sebagai ruang lalu lintas udara.

Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi,penggunaan, klasifikasi, status dan penyelenggaraannyaserta kegiatannya.

Berdasarkan hirarki fungsinya bandar udara dikelompokkanmenjadi bandar udara pusat penyebaran dan bandarudara bukan pusat penyebaran.

Berdasarkan penggunaannya, bandar udara dikelompokkanmenjadi:

a) bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutanudara ke/dari luar negeri;

b) bandar udara yang tidak terbuka untuk melayaniangkutan udara ke/dari luar negeri.

Berdasarkan statusnya, bandar udara dikelompokkanmenjadi :

Sistem Transportasi Nasional

32 Sistranas 2005

a) bandar udara umum yang digunakan untuk melayanikepentingan umum;

b) bandar udara khusus yang digunakan untuk melayanikepentingan sendiri guna menunjang kegiatantertentu.

Berdasarkan penyelenggaraannya bandar udaradibedakan atas:

a) bandar udara umum yang diselenggarakan olehpemerintah, pemerintah provinsi, pemerintahkabupaten/kota atau badan usaha kebandar-udaraan. Badan usaha kebandarudaraan dapatmengikutsertakan pemerintah provinsi, pemerintahkabupaten/ kota dan badan hukum Indonesiamelalui kerja sama, namun kerja sama denganpemerintah provinsi dan atau kabupaten/kota haruskerja sama menyeluruh.

b) bandar udara khusus yang diselenggarakan olehpemerintah, pemerintah provinsi, pemerintahkabupaten/kota dan badan hukum Indonesia.

Berdasarkan kegiatannya bandar udara terdiri dari bandarudara yang melayani kegiatan :

a) pendaratan dan lepas landas pesawat udara untukmelayani kegiatan angkutan udara;

b) pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayaniangkutan udara.

Bandar udara untuk pendaratan dan lepas landashelikopter untuk melayani kepentingan angkutan udaradisebut heliport, helipad, dan helideck.

Berdasarkan fungsinya ruang udara dikelompokkan atas:

a) controlled airspace yaitu ruang udara yang ditetapkanbatas-batasnya, yang didalamnya diberikan instruksisecara positif dari pemandu (air traffic controller)kepada penerbang (contoh: control area, approachcontrol area, aerodrome control area);

Pola Dasar Sistranas

33Sistranas 2005

b) uncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas udara yangdi dalamnya hanya diberikan informasi tentang lalulintas yang diperlukan (essential traffic information).

Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakanprinsip jarak terpendek untuk memperoleh biaya terendahdengan tetap memperhatikan aspek keselamatanpenerbangan.

h. Transportasi Pipa

Jaringan transportasi pipa terdiri atas :

1) Jaringan transportasi pipa lokal untuk menunjang prosesproduksi dan distribusi di daerah industri;

2) Jaringan transportasi pipa regional yang berfungsi sebagaipendukung proses produksi dan distribusi di dalamprovinsi;

3) Jaringan transportasi pipa nasional dan antar negara yangberfungsi sebagai pendukung proses produksi dandistribusi lintas provinsi dan lintas batas negara.

Didalam penggelaran jaringan pipa harus memperhatikanpersyaratan keamanan, keselamatan dan kelestarianlingkungan.

Sistem Transportasi Nasional

34 Sistranas 2005

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

35Sistranas 2005

BAB IIIKONDISI TRANSPORTASI SAAT INI

DAN MASA MENDATANG

A. Umum

Kondisi transportasi saat ini merupakan salah satu modal dasardalam mewujudkan transportasi yang efektif dan efisien. Kondisitransportasi digambarkan melalui penilaian kinerja setiap moda antaralain kapasitas prasarana, tarif, kelancaran, tingkat ketertiban,keamanan, dan pelayanan transportasi.

Kondisi transportasi yang akan datang ditinjau dari harapanmasyarakat, operator, dan pemerintah dinyatakan dalamketerpaduan moda serta penyelenggaraan masing-masing modatransportasi yang efektif dan efisien.

Dalam rangka mewujudkan kondisi transportasi yang diharapkanperlu memperhatikan perubahan lingkungan strategis, peluang dankendala, serta permasalahan pada aspek jaringan, keselamatan,pengusahaan, sumber daya manusia dan Iptek, lingkungan hidupdan energi, dan pendanaan.

Transportasi nasional yang efektif dan efisien diharapkan mampumendukung terwujudnya ketahanan nasional yang tangguh danWawasan Nusantara.

B. Kondisi Saat Ini

1. Kinerja Transportasi

a. Keselamatan

Tingkat keselamatan transportasi jalan relatif masih rendah,terlihat pada angka kecelakaan yang masih tinggi, yangumumnya disebabkan oleh faktor manusia. Demikian jugapada kereta api tingkat keselamatan relatif masih rendah,terlihat masih seringnya terjadi kecelakaan pada

Sistem Transportasi Nasional

36 Sistranas 2005

persimpangan sebidang, meskipun terjadi kecenderunganpenurunan kecelakaan secara keseluruhan.

Tingkat keselamatan transportasi sungai dan danau relatifrendah, hal ini tidak terlepas dari kondisi sarana yang sudahtua serta peralatan navigasi yang relatif masih kurang. Selainitu kondisi keamanan dan keselamatan transportasi laut relatifrendah dengan masih terjadinya kecelakaan di alur pelayarandan perompakan terhadap kapal-kapal di perairan Indone-sia dan di selat Malaka. Tingkat keselamatan transportasiudara relatif tinggi meskipun pergerakan penerbangandomestik dan internasional dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan cukup tinggi.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas transportasi jalan di Pulau Sumatra, Jawa danBali relatif sudah lebih baik dibandingkan dengan aksesibilitasdi pulau lainnya, yang disebabkan karena masih kurangnyajaringan pelayanan dan jaringan prasarana. Demikian jugapelayanan pada kereta api hanya ada di Pulau Jawa dansebagian daerah di Pulau Sumatra. Jaringan prasaranatransportasi sungai dan danau terdapat di Pulau Sumatera,Kalimantan dan Papua. Jaringan penyeberangan yangtersedia saat ini mencapai 185 lintas penyeberangan. Jaringanprasarana transportasi laut berupa pelabuhan laut sebanyak2.113 pelabuhan. Aksesibilitas pelabuhan laut diukur dariperbandingan jumlah pelabuhan dengan luas wilayahnasional, setiap pelabuhan rata-rata melayani 910 km2,setiap pelabuhan umum rata-rata melayani 2.930,7 km2,dan setiap pelabuhan laut yang terbuka bagi perdaganganluar negeri rata-rata melayani 13.733 km2 wilayah nasional.Jumlah bandar udara saat ini sebanyak 187 unit. Aksesibilitasbandar udara diukur dari perbandingan jumlah bandar udaradengan luas wilayah nasional, setiap bandar udaramempunyai cakupan wilayah pelayanan 10.118,8 km2.

c. Keterpaduan

Keterpaduan jaringan prasarana dan pelayanan transportasisaat ini belum sepenuhnya terwujud, antara lain dapat dilihatdari pelayanan angkutan penumpang umum antara modayang satu dengan moda lainnya menyebabkan masyarakat

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

37Sistranas 2005

yang melakukan perjalanan beberapa kali berganti kendaraandan belum dapat dilayani oleh angkutan terusan. Selain ituperpindahan intramoda baik dalam kota, maupun antar kotabelum dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Demikianjuga keterpaduan dalam jaringan prasarana sepertipelabuhan, terminal bandar udara dan pengaturan jadwalmasih belum memuaskan.

d. Kapasitas

Kapasitas sarana transportasi jalan dalam pelayananpenumpang relatif mencukupi terutama pada wilayah PulauSumatera, Jawa dan Bali, namun kapasitas lalu lintaskendaraan dengan prasarana jalan terutama di kota-kotabesar belum seimbang. Transportasi kereta api perkotaandalam pelayanan penumpang masih kurang mencukupi,sedangkan kapasitas kereta api antar kota telah mencukupi.

Pada transportasi penyeberangan kapasitas dermaga relatifmencukupi, namun pada beberapa pelabuhan penyeberangansudah mencapai titik optimum, seperti pelabuhan Merak danBakauheni. Kapasitas kapal penyeberangan dalam pelayananpenumpang secara nasional relatif mencukupi.

Demikian juga pada transportasi laut, kapasitas pelabuhanrelatif mencukupi, namun pada beberapa pelabuhan telahmencapai titik optimal, seperti Tanjung Priok dan TanjungPerak. Kapasitas alur pelayaran secara umum relatifmencukupi, namun beberapa alur pelayaran memilikikepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, seperti Selat Malakadan Selat Sunda.

Hal yang sama pada transportasi udara, kapasitas tempatduduk yang tersedia untuk penerbangan berjadwal domestikdan internasional relatif mencukupi, demikian juga untukkapasitas barang pada angkutan udara berjadwal domestikdan internasional.

e. Teratur

Pada transportasi jalan, ketidakteraturan pelayanan masihsering terjadi, yang disebabkan tingginya volume lalulintaspada ruas-ruas tertentu khususnya di perkotaan. Keteraturanpelayanan kereta api pada umumnya sudah baik.

Sistem Transportasi Nasional

38 Sistranas 2005

Pelayanan transportasi sungai dan danau dilaksanakandengan tidak berjadwal. Sedang transportasi penyeberanganjadwalnya telah ditetapkan namun belum seluruhnya dapatdipenuhi. Hal ini tidak terlepas dari tingginya tingkat pemakaiandermaga terutama pada lintasan padat.

Pada transportasi laut, keteraturan pelayanan kapal telahditetapkan namun belum seluruhnya terlaksana secarateratur, disamping banyaknya kapal yang melayani secaratramper.

Keteraturan pada transportasi udara secara umum relatifbaik dengan tingkat on time performance (OTP) rata-ratadi atas 85%.

f. Lancar dan Cepat

Kelancaran lalulintas jalan masih relatif kurang. Hal ini tidakterlepas dari terbatasnya daya dukung dan kondisipermukaan jalan serta rendahnya disiplin pemakai jalanterutama di perkotaan dan kota besar. Kelancaran lalulintasdi perkotaan khususnya pada jam-jam sibuk hanya dapatdicapai dengan kecepatan 20 – 30 km/jam. Pada transportasisungai dan danau, kelancaran arus lalu lintas pada alurpelayaran masih rendah, yang tidak terlepas dari kondisisarana kapal sungai dan bercampurnya berbagai angkutanbarang industri. Lalulintas angkutan penyeberangan relatiflancar. Kecepatan kapal penyeberangan sebagian besarkurang dari 15 knot, dengan jarak pelayaran relatif jauh.Pada beberapa lintas penyeberangan yang padat, karenatingkat pemakaian dermaganya sangat tinggi menyebabkankelancaran arus lalulintas sering terhambat. Pada transportasilaut dan udara kelancaran arus lalulintas relatif lebih baik.

g. Mudah Dicapai

Kemudahan untuk melakukan perjalanan pada umumnyasudah memadai, namun masih perlu peningkatan, sepertiinformasi jadwal keberangkatan, lokasi penjualan tiket, dantersedianya kendaraan terusan, terutama dirasakan bagicalon penumpang kereta api, angkutan penyeberangan, lautdan udara.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

39Sistranas 2005

h. Tepat Waktu

Jadwal waktu kedatangan dan keberangkatan bus, keretaapi, dan kapal penyeberangan serta kapal laut telahditetapkan dalam satu time table, akan tetapi belum dapatdilaksanakan sepenuhnya. Sedangkan pada transportasiudara relatif dapat dipenuhi.

i. Nyaman

Kenyamanan pelayanan angkutan umum perkotaan masihjauh dari yang diharapkan, baik untuk transportasi jalanmaupun kereta api. Sedang kenyamanan pada transportasikereta api antar kota, transportasi sungai dan penyeberanganrelatif baik. Berbagai alternatif pelayanan telah tersedia padabeberapa lintasan kereta api sesuai dengan daya belimasyarakat, namun tingkat ketersediaan fasilitas pelayanandi stasiun kereta api masih terbatas. Kenyamanan pelayanandi atas kapal laut relatif baik, namun fasilitas di pelabuhanmasih perlu ditingkatkan. Sedang kenyamanan padatransportasi udara relatif memuaskan baik dilihat dari alternatifpelayanan dan ketersediaan fasilitas.

j. Tarif Terjangkau

Tarif angkutan umum perkotaan dan kereta api relatifterjangkau oleh masyarakat. Tarif angkutan umum perkotaandiberlakukan dengan sistem tarif datar (flat fare), namununtuk angkutan umum antarkota diterapkan tarif berdasarkanjarak. Tarif angkutan penyeberangan ditetapkan olehpemerintah dan relatif terjangkau masyarakat. Angkutanperintis memperoleh subsidi atau PSO.

Pada transportasi laut, bila dilihat dari besaran tarif jasapelabuhan di Indonesia relatif lebih murah dibandingkandengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia danPhilipina. Namun dilihat dari kinerja pelayanan yang relatiflebih rendah sehingga total biaya jasa pelabuhan yangdikeluarkan oleh pengguna jasa menjadi lebih besar dibandingpelabuhan tersebut di atas. Tarif penumpang transportasilaut yang ditetapkan oleh pemerintah relatif terjangkau, tarifangkutan barang sesuai dengan mekanisme pasar.

Sistem Transportasi Nasional

40 Sistranas 2005

Pada transportasi udara, pemerintah hanya menetapkantarif dasar dan tarif batas atas untuk tarif penumpang dalamnegeri kelas ekonomi, sedangkan tarif batas bawahdiserahkan kepada mekanisme pasar.

k. Tertib

Tingkat ketertiban berlalulintas pada transportasi jalan masihsangat memprihatinkan, terlihat dari masih sering terjadinyapelanggaran terhadap rambu dan peraturan lalulintas. Padatransportasi laut, tingkat ketertiban berlalulintas masih perluditingkatkan, terutama pada saat keluar masuknya kapaldan barang di pelabuhan.

l. Aman

Keamanan transportasi jalan masih relatif rendah, terlihatdari masih terjadi tindak kekerasan, perampokan danpungutan liar di terminal dan di atas kendaraan. Disampingitu, gangguan terhadap perjalanan kereta api sepertipelemparan dan kehilangan barang dalam perjalanan jugamasih terjadi. Keamanan alur pelayaran transportasipenyeberangan relatif memadai, namun di lingkungan ter-minal dan dermaga masih rendah, terlihat dari banyaknyapraktek calo dan kejadian kriminalitas.

Tingkat keamanan pada transportasi laut di Indonesia relatifrendah dimana pada alur pelayaran masih sering terjadiperompakan kapal. Disamping itu juga sering terjadiperusakan lingkungan, imigran gelap, pelanggaran integritasperairan teritorial, tindakan terorisme dan penyelundupan,sehingga Indonesia masih tergolong sebagai negara denganperairan tidak aman. Tingkat keamanan pesawat udara danpenumpang di bandar udara relatif tinggi. Tetapi keamanandalam pelayanan bagasi masih kurang memadai, dilihat darimasih banyaknya penumpang yang mengalami kehilanganbarang (bagasi).

m. Polusi Rendah

Polusi udara yang ditimbulkan transportasi jalan sangat tinggi.Demikian juga limbah minyak diperairan akibat buangan kapaldan kebisingan yang timbul di sekitar bandar udara belumsepenuhnya dapat diatasi.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

41Sistranas 2005

n. Efisien

Efisiensi penggunaan sarana angkutan penumpang antarkota relatif rendah atau berada di bawah faktor muat titikimpas. Sementara untuk angkutan barang, tingkatpenggunaan kendaraan rendah. Keadaan ini disebabkankarena tingginya tingkat persaingan dalam angkutan dansebagian pengusaha kurang menguasai manajemenangkutan yang baik.

Utilisasi penggunaan sarana kereta api untuk angkutanpenumpang antar kota dilihat dari faktor muat penumpang-km relatif rendah. Tingkat efisiensi penggunaan sarana keretaapi penumpang lebih tinggi di Pulau Jawa dibandingkan dengandi Pulau Sumatera. Sedangkan tingkat efisiensi penggunaankereta api barang di Pulau Sumatera lebih tinggi dibandingkandengan di Pulau Jawa

Faktor muat kapal penyeberangan antar provinsi untukangkutan penumpang relatif rendah, rata-rata 34,7%.Sedangkan faktor muat angkutan kendaraan rata-rata73,9%, namun beberapa lintasan sudah mencapai lebih dari85%, seperti pada lintas Merak–Bakauheni dan Ketapang–Gilimanuk.

Efisiensi penyelenggaraan pelabuhan di Indonesia relatifrendah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai pelabuhan yangdiusahakan hanya beberapa saja yang memberikankeuntungan, sedangkan pelabuhan yang tidak diusahakanselalu rugi. Namun beberapa segmen usaha antara laindermaga, lapangan penumpukan peti kemas, containercrane di beberapa pelabuhan utama seperti Tanjung Priok,Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Emas dan Makassar telahmenunjukkan efisiensi yang cukup tinggi. Utilisasipengoperasian armada nasional untuk angkutan barangmasih rendah sehingga tidak mampu bersaing dengan ar-mada asing. Faktor muat armada angkutan barang berkisarantara 40% sampai dengan 90% untuk angkutan dalamnegeri, dan 90% sampai dengan 100% untuk angkutanluar negeri.

Utilisasi penggunaan prasarana bandar udara sudah relatiftinggi, seperti pada Bandar Udara Soekarno-Hatta, Polonia,Juanda, dan Ngurah Rai. Utilisasi armada niaga penerbangan

Sistem Transportasi Nasional

42 Sistranas 2005

domestik relatif tinggi dengan faktor muat penumpang rata-rata kurang lebih 80%, sedangkan utilisasi penggunaan ruanguntuk barang relatif rendah dengan faktor muat barang(cargo) kurang lebih 46%. Adapun utilisasi penggunaantempat duduk dan ruang barang untuk penerbangan luarnegeri berjadwal belum optimal, dengan faktor muatpenumpang kurang lebih 65% dan barang sekitar 48%.

2. Moda Transportasi

a. Transportasi Antarmoda/Multimoda

1) Pada dasarnya kesinambungan pelayanan penumpangintra dan antarmoda transportasi telah terwujud namunbelum didukung dengan manajemen pelayanan yangterpadu dan tiket tunggal.

2) Pelayanan transportasi barang antarmoda dan multimodasudah berkembang namun penerapan dokumen tunggaldan operator transportasi multimoda masih terbatas.

3) Jaringan pelayanan transportasi antarmoda perkotaanuntuk angkutan penumpang belum dapat diwujudkan.

4) Jaringan pelayanan transportasi antarmoda/multimodadalam negeri masih terbatas pada angkutan barangdalam kemasan kecil dan dalam skala pengiriman yangterbatas.

5) Jaringan pelayanan transportasi antarmoda/multimodauntuk penumpang dan barang luar negeri sudah mulaiberkembang.

6) Keterpaduan jaringan prasarana transportasi padaumumnya masih terbatas antara transportasi jalandengan transportasi sungai dan danau, penyeberangan,laut, dan udara.

7) Keterpaduan jaringan prasarana kereta api denganpelabuhan laut masih terbatas pada pelabuhan-pelabuhandi Pulau Jawa.

8) Tata letak fasilitas alih muat pada beberapa simpultransportasi masih belum dapat sepenuhnya mendukungkelancaran dan kemudahan kegiatan alih moda.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

43Sistranas 2005

9) Sumber daya manusia di bidang transportasi antarmoda/multimoda masih terbatas.

10) Peraturan perundangan yang ada belum cukup mengaturpenyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda.

11) Fungsi pembinaan transportasi antarmoda/multimodabelum dilaksanakan secara utuh dalam satu bentukkelembagaan.

b. Transportasi Perkotaan

1) Belum ada landasan hukum yang dapat digunakansebagai acuan untuk merencanakan transportasiperkotaan, keterpaduan transportasi perkotaan belumsepenuhnya terwujud, transportasi umum masih belumsepenuhnya dikembangkan untuk mengatasipermasalahan angkutan.

2) Kapasitas jaringan transportasi kota/perkotaan masihsangat terbatas, peningkatan jumlah pergerakan sertakualitas pelayanan tidak sebanding denganpengembangan jaringan.

3) Pengembangan transportasi dihadapkan padaketerbatasan lahan, jaringan transportasi masalperkotaan khususnya kereta api masih sangat terbatasbelum sepenuhnya keunggulan komparatif kereta apidikembangkan untuk mengatasi transportasi kota/perkotaan.

4) Transportasi perkotaan masih belum sepenuhnya di kelolaoleh kualitas sumberdaya yang memadai, norma,standar, acuan dan pedoman yang belum cukup tersedia.

5) Perhatian atas kondisi serta pengembangan sistemtransportasi masal masih terbatas, tingkat pelayananangkutan umum masih rendah, trayek angkutan banyakberimpit dan dilayani dengan kendaraan yang sudahberumur tua.

6) Lalulintas kota/perkotaan banyak diwarnai dengankemacetan lalulintas, yang disebabkan oleh keterbatasanjaringan serta tingkat disiplin berlalulintas.

Sistem Transportasi Nasional

44 Sistranas 2005

c. Transportasi Jalan

1) Jaringan jalan masih sangat terbatas, dan pemanfaatansepenuhnya sesuai dengan fungsi, kelas dan perananjalan.

2) Angkutan umum transportasi jalan masih belumsepenuhnya di kelola oleh kualitas sumberdaya yangmemadai, norma, standar, acuan dan pedoman belumsepenuhnya tersedia khususnya yang terkait dengansistem manajemen, operasi dan pemeliharaan saranatransportasi.

3) Jalan mempunyai keunggulan komparatif dalammenjangkau daerah terpencil dan terisolir, namun jaringanjalan masih belum sepenuhnya menjangkau seluruhdaerah terisolir dan terpencil.

4) Telah dikembangkan jaringan jalan bebas hambatan(jalan tol), namun jaringan jalan tol masih sangat terbataskonsepsi jalan bebas hambatan masih belumsepenuhnya di kembangkan.

5) Jaringan transportasi jalan masih diorientasikan padapengembangan jaringan jalan pada daratan, jaringanjalan belum dikembangkan lanjud dalam sistemtransportasi gugus pulau/kepulauan

d. Transportasi Kereta Api

1) Transportasi kereta api sudah sangat dibutuhkan danmembutuhkan dana investasi yang sangat besar,namun dalam pengembangannya dihadapkan padapermasalahan ketersediaan dana pemerintah sertarendahnya investasi swasta.

2) PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan perkeretaapian, pengembanganperkeretaapian oleh perusahaan swasta masihdihadapkan oleh beberapa kendala, landasan hukum yangada belum sepenuhnya dapat mendorong peningkatanperan swasta.

3) Jaringan transportasi kereta api masih sangat terbatas,jalur kereta api hanya ada di Pulau Jawa dan PulauSumatra, pada tahun mendatang jaringan jalur kereta

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

45Sistranas 2005

api sudah perlu dikembangkan untuk mengatasipeningkatan permintaan.

4) Jaringan transportasi masih sangat terbatas, sehinggaseluruh potensi jaringan termasuh jalur kereta api perludioptimalkan khususnya dalam melayani masyarakatyang mempunyai daya beli rendah.

e. Transportasi Sungai dan Danau

1) Transportasi sungai dan danau belum sepenuhnyadilengkapi dengan peraturan perundangan yangmemadai.

2) Prasarana sungai dan danau belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi, data daninformasi alur sungai sangat terbatas.

3) Investasi pada transportasi sungai danau masih sangatterbatas, jumlah kapal sungai dan danau masih sangatterbatas, dan banyak kapal sudah berumur tua.

4) Tingkat pelayanan angkutan sungai dan danau masihrendah, trayek sebagian besar tidak diatur dan padaruas-ruas tertentu alur sungai terjadi kepadatan dankemacetan lalulintas, tingkat keselamatan masih rendah,jumlah rambu dan sarana navigasi masih sangat terbatas.

5) Jaringan transportasi masih sangat terbatas, sehinggaseluruh potensi jaringan termasuk transportasi sungaidanau perlu dioptimalkan khususnya dalam melayanimasyarakat yang mempunyai daya beli rendah.

6) Penyelenggaraan angkutan sungai belum diselenggarakanoleh sumberdaya manusia yang mempunyai kompetensidalam manajemen dan operasi angkutan sungai dandanau, standar, norma, kriteria dan acuan masih belumtersedia lengkap.

f. Transportasi Penyeberangan

1) Telah dikembangkan konsep poros utara-selatan danlintas penghubung poros, namun pengembangantransportasi penyeberangan belum sepenuhnyadiarahkan sebagai salah satu moda alat pemersatu NKRI,menghubungkan seluruh pulau-pulau di Indonesia.

Sistem Transportasi Nasional

46 Sistranas 2005

2) Jaringan transportasi masih sangat terbatas, sehinggaseluruh potensi jaringan termasuk angkutanpenyeberangan perlu dioptimalkan khususnya dalammelayani masyarakat yang mempunyai daya beli rendah.

3) Peran swasta dalam angkutan penyeberangan sudahcukup tinggi, namun masih terbatas pada lintas padatdan komersial, sehingga perlu dikembangkan sistem tarifdan sistem subsidi yang dapat mendorong peningkatanperan swasta dalam penyelenggaraan angkutan padadaerah terisolir dan terpencil.

4) Sarana kapal penyeberangan masih belum sesuai denganperkembangan jumlah permintaan dan kualitaspelayanan, operasi dan pemeliharaan belum sepenuhnyamengacu pada standar dan pedoman yang ada.

5) Jaringan lintas masih terbatas, tingkat pelayanantransportasi penyeberangan masih relatif rendahkhususnya tingkat kenyamanan dan keamanan danketeraturan terhadap jadwal.

g. Transportasi Laut

1) Keterpaduan pelayanan intra dan antarmoda di setiappelabuhan belum sepenuhnya terlaksana, sehinggaperpindahan barang dan penumpang kurang efektif danefisien.

2) Perencanaan kebutuhan sarana dan prasaranatransportasi laut belum efektif, sehingga penyediaankapasitas sarana dan prasarana transportasi laut untukmemenuhi kebutuhan belum serasi dan seimbang.

3) Belum terbentuknya tarif yang dapat menutupi biayapelayanan (cost recovery) dengan tingkat efisiensi yangrendah.

4) Pelayanan pada daerah tertinggal, terisolir dan kawasanperbatasan melalui subsidi angkutan perintis atau melaluiskema public service obligation (PSO) belum terwujud.

5) Penggunaan sarana dan prasarana transportasi lautmasih belum optimal dengan tingkat efisiensi rendah,sehingga armada nasional belum mampu bersaingdengan armada asing.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

47Sistranas 2005

6) Ketertiban pelayanan dan pengoperasian sarana danprasarana masih relatif rendah. Masyarakat pemakaijasa transportasi, operator (penyelenggara) danpengawas (regulator) belum mematuhi secara penuhketentuan peraturan perundang-undangan.

7) Sarana dan prasarana keselamatan pelayaran sesuaiketentuan internasional baik di alur laut kepulauan Indo-nesia (ALKI) maupun di alur pelayaran lainnya belumcukup dalam mendukung keselamatan pelayaran dankelancaran angkutan laut.

8) Pelayanan kapal, barang dan penumpang di pelabuhanrelatif belum lancar sebagai salah satu upaya menekanekonomi biaya tinggi.

9) Keamanan di pelabuhan, di kapal dan di laut sesuaiketentuan international belum sepenuhnya terwujud.

10) Kemudahan masyarakat dan penyelenggara angkutanlaut memperoleh informasi mengenai transportasi lautmelalui media cetak, booklet, internet, dan lain lain belumsepenuhnya terwujud.

11) Ketepatan waktu berangkat dan tiba sesuai denganjadwal yang ditetapkan belum terwujud sehingga belumdapat membantu masyarakat merencanakan kegiatannyadengan tepat.

12) Kenyamanan selama dalam perjalanan dan di pelabuhanrelatif belum terwujud.

13) Peran transportasi laut dalam negeri melalui penegakanazas cabotage belum terwujud sepenuhnya.

14)Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia di subsektortransportasi laut sesuai dengan perkembangan teknologidan ketentuan internasional belum serasi dan seimbang.

15) Peran kelembagaan dalam mendukung terwujudnyapenyelenggaraan transportasi laut belum efektif dan efisien.

h. Transportasi Udara

1) Kapasitas dan produksi transportasi udara sudah sesuaidengan spesifikasi pesawat udara, namun masih perluditingkatkan guna mengantisipasi naiknya permintaan.

Sistem Transportasi Nasional

48 Sistranas 2005

2) Jaringan pelayanan transportasi udara sudahberkembang melalui kebijakan deregulasi tarif danrelaksasi perijinan, namun perlu dievaluasi secara berkalauntuk mengantisipasi perubahan yang terjadi.

3) Kondisi keselamatan penerbangan saat ini relatifmemadai, namun berbagai peralatan penunjang operasikeamanan dan keselamatan penerbangan masih perludisesuaikan dengan standar nasional dan internasional.

4) Peran kelembagaan saat ini dinilai sudah memadai namundalam menghadapi penyelenggaraan transportasi udarayang semakin kompleks di masa depan maka perankelembagaan masih perlu disesuaikan.

5) Sumber daya manusia saat ini sudah relatif memadai,namun masih memerlukan pengembangan dalamkeahlian tertentu, terutama dalam mengantisipasiperkembangan teknologi penerbangan.

6) Peraturan perundang-undangan saat ini belum dapatsepenuhnya mengakomodasi berbagai perkembanganyang ada.

7) Telah dicapai beberapa perjanjian udara dengan negaramitra, namun masih perlu dilakukan evaluasi denganmemperhatikan situasi perkembangan pasar global dankesiapan perusahaan penerbangan nasional.

8) Pelayanan angkutan perintis masih memerlukan subsidiuntuk menghubungkan daerah-daerah yang masih belumdapat dilayani oleh moda transportasi lainnya.

C. Kondisi yang Diharapkan

1. Kinerja

a. Keselamatan

Meningkatnya tingkat keselamatan transportasi jalan dankereta api terutama pada perlintasan sebidang yang masihsering terjadi kecelakaan, transportasi laut terutama padaalur pelayaran kapal-kapal di Selat Malaka, dan transportasiudara sehubungan dengan meningkatnya lalulintaspenerbangan.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

49Sistranas 2005

b. Aksesibilitas

Meningkatnya aksesibilitas jaringan pelayanan dan jaringanprasarana transportasi jalan, terutama di Pulau Sumatra,Jawa, Bali Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, KepulauanMaluku dan Papua, transportasi kereta api di lintas utaraPulau Jawa dan sebagian di Pulau Sumatra, transportasisungai dan danau di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua,transportasi penyeberangan, transportasi laut khususnyauntuk pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri,dan transportasi udara terutama untuk daerah-daerah yangbelum ada moda transportasi lainnya.

c. Keterpaduan

Meningkatnya keterpaduan jaringan pelayanan dan jaringanprasarana angkutan umum antara moda yang satu denganmoda lainnya sehingga dapat diwujudkan pelayanantransportasi yang terpadu.

d. Kapasitas

Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasijalan dalam pelayanan distribusi penumpang terutama padawilayah Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, transportasi keretaapi dengan pembangunan jalur ganda dan pengembangansistem persinyalan dan pengembangan dermagapenyeberangan.

Pada transportasi laut terjadi peningkatan armada, fasilitaspelabuhan dan petikemas pada beberapa pelabuhan utamaseperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak, serta kapasitasalur pelayaran terutama yang memiliki kepadatan lalulintascukup tinggi seperti Selat Malaka dan Selat Sunda.

Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasiudara untuk angkutan penumpang berjadwal domestik daninternasional, serta tersedianya angkutan udara khusus untukcargo.

e. Teratur

Meningkatnya keteraturan jadwal kedatangan dankeberangkatan pada angkutan jalan, angkutan kereta api,angkutan sungai dan danau, transportasi laut, dan transportasiudara, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Sistem Transportasi Nasional

50 Sistranas 2005

f. Lancar dan Cepat

Meningkatnya kelancaran dan kecepatan arus lalulintas jalanterutama pada angkutan perkotaan di kota-kota besar,transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan,transportasi laut terutama aksesibilitas ke pelabuhan, dantransportasi udara khususnya pelayanan di terminal bandarudara.

g. Kemudahan

Meningkatnya kemudahan untuk melakukan perjalanandengan didukung adanya informasi jadwal kedatangan dankeberangkatan, penjualan tiket, kendaraan terusan dan alihmoda, khusus untuk transportasi laut tersedia juga informasiruang muatan kapal.

h. Tepat Waktu

Meningkatnya ketepatan waktu kedatangan dankeberangkatan bus, kereta api, kapal sungai dan danau,kapal penyeberangan, kapal laut dan pesawat udara, sesuaidengan jadwal yang telah ditetapkan.

i. Nyaman

Meningkatnya kenyamanan pelayanan angkutan umumperkotaan, transportasi kereta api antarkota, transportasipenyeberangan, transportasi laut, dan transportasi udara.

j. Tarif Terjangkau

Meningkatnya keterjangkauan tarif angkutan umumperkotaan, transportasi kereta api, transportasipenyeberangan, transportasi laut, dan transportasi udara.

k. Tertib

Meningkatnya ketertiban berlalulintas pada transportasi jalankhususnya angkutan perkotaaan sehingga pelanggaranterhadap rambu dan peraturan lalulintas di jalan dapatdiminimalisasi.

l. Aman

Meningkatnya keamanan transportasi jalan, kereta api, danpenyeberangan, terutama di terminal dan di atas kendaraan,

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

51Sistranas 2005

sehingga tindak kriminal terhadap pengguna jasa dapatdiminimalisasi.

Meningkatnya keamanan pada pelayanan transportasi lautdi Indonesia, terutama pada alur pelayaran sibuk sepertiSelat Malaka sehingga kejadian perompakan dapat ditekandan sesuai dengan penerapan International Shipping andPort Security (ISPS) Code.

Meningkatnya kemampuan keamanan bandar udara sebagaipintu pencegahan tindak kriminalitas internasional.

m. Polusi Rendah

Menurunnya tingkat polusi udara yang ditimbulkan olehtransportasi jalan khususnya di wilayah perkotaan, tingkatpolusi limbah minyak di perairan akibat buangan kapal, sertatingkat kebisingan di sekitar kawasan bandar udara.

n. Efisien

Meningkatnya penggunaan sarana dan prasarana angkutanpenumpang antar kota, transportasi kereta api antar kota,faktor muat kapal penyeberangan, efisiensi penyelenggaraanpelabuhan dan pengoperasian armada nasional sehinggamampu bersaing dengan armada asing.

2. Moda Transportasi

a. Transportasi Antarmoda/Multimoda

1) Terwujudnya pelayanan transportasi antarmodapenumpang perkotaan dengan tiket tunggal, peningkatanpelayanan transportasi penumpang dan atau barangantarmoda/multimoda dalam negeri dan luar negeri;

2) Terwujudnya tatanan fasilitas alih muat di simpultransportasi yang mampu mendukung kelancarankegiatan alih moda;

3) Meningkatnya keterpaduan jaringan pelayanantransportasi antarmoda/multimoda utamanya padasimpul-simpul transportasi penyeberangan, laut, danudara, untuk mendukung pelayanan transportasiantarmoda/ multimoda yang efektif dan efisien.

Sistem Transportasi Nasional

52 Sistranas 2005

4) Meningkatnya kuantitas dan kualitas sumber dayamanusia di bidang transportasi antarmoda/multimoda.

5) Terwujudnya peraturan perundangan di bidangtransportasi antarmoda/ multimoda.

6) Terwujudnya kelembagaan untuk pembinaanpenyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda.

b. Transportasi perkotaan

1) Meningkatnya keterpaduan pelayanan angkutan umumperkotaan baik intra maupun antarmoda, khususnyapengembangan simpul bandar udara dan pelabuhan lautsebagai tempat alih muat.

2) Meningkatnya pengembangan transportasi masalperkotaan sebagai salah satu akselerasi pengurangankepadatan dan kemacetan lalulintas di kota besar maupunmetropolitan.

3) Meningkatnya ketertiban berlalu lintas guna menjaminkelancaran lalulintas khususnya pada transportasiperkotaan.

4) Meningkatnya kenyamanan dan keamanan pelayananangkutan umum perkotaan sebagai salah satu upayamendorong pengguna kendaraan pribadi beralih keangkutan umum.

5) Meningkatnya perhatian dan keberpihakan kepadaangkutan umum perkotaan khususnya aspekkeselamatan sebagai akibat dari kurang disiplinnyapengemudi angkutan umum.

6) Meningkatnya aksesibilitas angkutan perkotaankhususnya di kota-kota besar, seperti Medan, Jakarta,Surabaya, Bandung, Makasar, dan lainnya, gunamemenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan.

7) Meningkatnya kapasitas jaringan transportasi perkotaan,baik jaringan jalan dan jalan rel, khususnya di kota besardan metropolitan.

8) Meningkatnya jaringan prasarana guna mengantisipasimeningkatnya permintaan pelayanan angkutan umumperkotaan.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

53Sistranas 2005

c. Transportasi Jalan

1) Berkembangnya jaringan jalan lintas pada masing-masingpulau yang menghubungkan seluruh kawasan, pusatpermukiman dan simpul-simpul transportasi.

2) Terwujudnya standar prasarana dan sarana transportasijalan sesuai dengan perkembangan kawasan dan kota.

3) Berkembangnya transportasi antar pulau sebagai bagiandari jaringan jalan, khususnya yang dapat diseberangidalam waktu yang relatif pendek dan merupakankesatuan angkutan transportasi jalan, melalui angkutanpenyeberangan.

4) Meningkatnya keterkaitan dan hubungan pulau-pulaumelalui pembangunan jembatan antarpulau sesuaidengan kebutuhan.

5) Meningkatnya fungsi jalan baik jaringan arteri primermaupun jaringan kolektor primer dan jalan lintas, denganmemperhatikan perkiraan arus penumpang dan barangantarkawasan, antarkota, antara kawasan dan kota,dan antarpulau.

6) Berkembangnya jalan bebas hambatan (jalan tol)khususnya untuk mengoptimalkan fungsi transportasijalan.

7) Terwujudnya sistem tarif serta subsidi angkutan.

8) Berkembangnya transportasi di daerah terpencil,marginal, terbelakang, terisolir dan kawasan perbatasanmelalui angkutan perintis atau skema public serviceobligation (PSO).

d. Transportasi Kereta Api

1) Berkembangnya jaringan transportasi kereta api denganmemperhatikan perkiraan arus penumpang dan barang,kapasitas lintas, dan kondisi jaringan transportasi keretaapi yang ada;

2) Berkembangnya jaringan transportasi kereta apidilaksanakan untuk mewujudkan jaringan lintas keretaapi di Sumatra, lintas Sumatra-Jawa serta angkutanbarang di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi;

Sistem Transportasi Nasional

54 Sistranas 2005

3) Berkembangnya jaringan transportasi kereta api di PulauJawa dititikberatkan pada pengembangan rel jalur gandasecara bertahap. Pengembangan jaringan transportasikereta api di kota-kota besar dititikberatkan pada jaringantransportasi kereta api untuk angkutan massal tidaksebidang dengan jaringan transportasi jalan dan khususdi Jakarta akan dibangun jaringan transportasi keretaapi bawah tanah.

4) Rasionalnya pemberian subsidi melalui skema publicservice obligation (PSO), sebagai salah satu upaya untukmemberikan pelayanan kepada segmen masyarakatberdaya-beli rendah.

e. Transportasi Sungai dan Danau

1) Terwujudnya keterpaduan pelayanan intramodatransportasi sungai dan danau secara nasional. Diperkotaan, pelayanan transportasi sungai dan danauterpadu dengan transportasi jalan. Sedangkan untukangkutan antarkota, pelayanan transportasi sungai dandanau terpadu dengan transportasi jalan antarkota dantransportasi laut.

2) Meningkatnya kapasitas sarana transportasi sungai dandanau disesuaikan dengan perkembangan pembangunanjaringan transportasi jalan.

3) Maksimalnya penggunaan sarana transportasi sungai dandanau, khususnya dilihat dari faktor muat serta produksiangkutan.

4) Tersedianya sarana bantu navigasi dan peralatan navigasiyang memadai pada setiap alur pelayaran sungai.

5) Meningkatnya kelancaran arus lalulintas pada alurpelayaran sungai khususnya dengan memperhatikankondisi dan jenis kapal sungai serta bercampurnyaberbagai pelayanan.

6) Meningkatnya jumlah dan kapasitas pelabuhan sungaisesuai kebutuhan.

7) Meningkatnya keamanan dan keselamatan transportasisungai dan danau, khususnya melalui pemeliharaansarana dan rambu-rambu navigasi.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

55Sistranas 2005

8) Meningkatnya keteraturan pelayanan dan ketepatanjadwal kedatangan dan keberangkatan armadatransportasi sungai dan danau sesuai dengan jadwalyang telah ditetapkan.

9) Meningkatnya kualitas kenyamanan penumpangtransportasi sungai dan danau sesuai dengan tarif dandaya beli masyarakat.

10) Meningkatnya pelayanan pada daerah tertinggal danterisolir melalui subsidi angkutan perintis atau publicservice obligation (PSO).

f. Transportasi Penyeberangan

1) Meningkatnya kapasitas transportasi penyeberangandalam pelayanan distribusi penumpang dan barangsecara nasional sesuai dengan tingkat kebutuhan.

2) Tersedianya pelayanan pada daerah tertinggal, terpencil,terisolir dan daerah perbatasan yang disubsidi melaluiangkutan perintis atau melalui skema public serviceobligation (PSO).

3) Meningkatnya ketepatan jadwal pelayanan dilihat darikesesuaian kedatangan dan keberangkatan kapal denganjadwal.

4) Meningkatnya kelancaran arus lalulintas transportasipenyeberangan serta tingkat pemakaian dermaga.

5) Meningkatnya keselamatan transportasi penyeberangansesuai dengan standar nasional dan internasional.

6) Meningkatnya keamanan pelayaran transportasipenyeberangan baik di dalam kapal, lingkunganterminal, dan dermaga.

7) Meningkatnya kenyamanan penumpang transportasipenyeberangan selama dalam perjalanan.

8) Meningkatnya aksesibilitas pelabuhan penyeberangan.

g. Transportasi Laut

1) Meningkatnya keterpaduan pelayanan intramoda danantarmoda/ multimoda di setiap pelabuhan, sehinggaperpindahan barang dan penumpang akan semakinefektif dan efisien.

Sistem Transportasi Nasional

56 Sistranas 2005

2) Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasilaut untuk memenuhi kebutuhan melalui efektivitasperencanaan kebutuhan sarana dan prasarana transportasilaut.

3) Terbentuknya tarif yang dapat menutupi biaya pelayanan(cost recovery) dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

4) Meningkatnya pelayanan pada daerah tertinggal, terisolirdan kawasan perbatasan melalui subsidi angkutan perintisatau melalui skema public service obligation (PSO).

5) Meningkatnya efisiensi dalam rangka optimalisasipenggunaan sarana dan prasarana transportasi laut,sehingga armada nasional mampu bersaing denganarmada asing.

6) Meningkatnya ketertiban pelayanan dan pengoperasiansarana dan prasarana. Masyarakat pemakai jasa transportasi,operator (penyelenggara) dan pengawas (regulator) semakinmematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

7) Meningkatnya kecukupan sarana dan prasaranakeselamatan pelayaran sesuai ketentuan internasionalbaik di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) maupun dialur pelayaran lainnya dalam mendukung keselamatanpelayaran dan kelancaran angkutan laut.

8) Meningkatnya kelancaran pelayanan kapal dan barang dipelabuhan, sehingga dapat menekan ekonomi biaya tinggi.

9) Meningkatnya keamanan di pelabuhan, di kapal dan dilaut sesuai ketentuan internasional.

10)Meningkatnya kemudahan masyarakat dan penyelenggaraangkutan laut memperoleh informasi melalui media cetak,booklet, internet, dan lain lain.

11)Meningkatnya ketepatan waktu berangkat dan tiba sesuaidengan jadwal yang ditetapkan sehingga dapat membantumasyarakat merencanakan kegiatannya dengan tepat.

12)Meningkatnya kenyamanan selama dalam perjalanandan di pelabuhan.

13)Meningkatnya peran transportasi laut dalam negeri melaluipenegakan azas cabotage.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

57Sistranas 2005

14)Meningkatnya kuantitas dan kualitas sumber dayamanusia di subsektor transportasi laut sesuai denganperkembangan teknologi dan ketentuan internasional.

15) Meningkatnya peran kelembagaan dalam mendukungterwujudnya penyelenggaraan transportasi laut yangefektif dan efisien.

h. Transportasi Udara

1) Meningkatnya kapasitas dan produksi transportasi udarasesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi pesawat udara.

2) Meningkatnya jaringan pelayanan transportasi udaramelalui pembebasan dalam penetapan daerah operasi,pemilihan rute, kapasitas dan tarif (kecuali perintis),sehingga terwujudnya mekanisme pasar yang didukungoleh kelayakan investasi.

3) Meningkatnya keselamatan penerbangan dan peralatanpenunjang operasi keamanan dan keselamatanpenerbangan sesuai dengan standar nasional daninternasional.

4) Meningkatnya peran kelembagaan dalam mendukungterwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yangefektif dan efisien.

5) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia sesuaidengan perkembangan teknologi penerbangan untukmemenuhi standar nasional dan internasional.

6) Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangandan diratifikasinya konvensi internasional yangmengakomodasi berbagai perkembangan yang ada.

7) Meningkatnya manfaat kebijakan liberalisasi melalui revisidan peninjauan kembali terhadap hasil–hasil perjanjianudara dengan negara mitra wicara, serta terwujudnyaaliansi dan bentuk kerja sama lain dengan prinsip salingmenguntungkan.

8) Meningkatnya pelayanan pada daerah terbelakang,terpencil, terisolir, dan daerah perbatasan melalui subsidiangkutan perintis atau melalui skema public serviceobligation (PSO).

Sistem Transportasi Nasional

58 Sistranas 2005

D. Lingkungan Strategis, Peluang dan Kendala

1. Lingkungan Strategis

Kegiatan transportasi tidak lepas dari pengaruh berbagaiperkembangan lingkungan strategis yang terjadi di sekitarnya.

Kualitas dan kuantitas penyelenggaraan transportasi dipengaruhiantara lain oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,kebijakan pemerintah, kegiatan perekonomian dan perdagangan,serta kerja sama internasional. Perkembangan teknologitransportasi dan informasi mampu meningkatkan efektivitas danefisiensi penyelenggaraan transportasi.

Penyelenggaraan transportasi nasional dipengaruhi olehkesepakatan internasional di bidang perekonomian, baik dalambentuk kerja sama subregional, regional, maupun internasional.Kerja sama tersebut pada dasarnya menyepakati liberalisasiperdagangan/ekonomi, termasuk membuka persaingan dibidang industri jasa, khususnya pengusahaan transportasi.

Sejalan dengan itu, maka pemerintah telah mengambil berbagaikebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja ekonominasional di sektor industri, perdagangan, perbankan dankeuangan. Pengembangan transportasi nasional dituntut dapatmenciptakan iklim yang kondusif untuk mendorong sertamendukung pengembangan sektor-sektor tersebut.

Perkembangan lingkungan strategis yang diperkirakan dapatmenimbulkan kendala dalam pembangunan transportasi nasionalperlu ditemukenali dan selanjutnya ditetapkan strategipemecahannya. Sementara lingkungan strategis yang dapatmenunjang pengembangan transportasi nasional perludimanfaatkan seoptimal mungkin.

Dampak lingkungan strategis terhadap penyelenggaraantransportasi, tidak dapat diabaikan, tetapi harus diperhatikan dandicermati. Apabila tidak diperhatikan, maka lingkungan strategistersebut dapat menjadi faktor negatif bagi penyelenggaraantransportasi.

2. Peluang

Peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan bagi pembangunantransportasi di masa yang akan datang dapat ditemukenali antaralain:

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

59Sistranas 2005

a. Makin luasnya jalinan kerja sama antara perusahaantransportasi nasional dengan perusahaan asing bertarafinternasional dalam rangka melayani permintaan transportasidari dan ke Indonesia.

b. Kerja sama bilateral dan multilateral yang semakin baik dandinamis dapat meningkatkan investasi dan penguasaan Iptek.

c. Semakin terbuka luas kesempatan untuk meningkatkankemampuan sumber daya manusia sektor transportasimelalui pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri.

d. Kerja sama Association of South East Asia Nations (ASEAN)dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dalam bidanginvestasi dan perdagangan semakin berkembang pesat.

e. Telah terbentuk forum kerja sama ekonomi sub-regionalseperti Brunei Darussalam – Indonesia – Malaysia – PhilipinaEast Asia Growth Area (BIMP-EAGA), Indonesia – Malaysia– Thailand Growth Triangle (IMT-GT), Australia – IndonesiaDevelopment Area (AIDA). Hal ini akan membuka peluangmuatan.

f. Deregulasi di bidang ekonomi membuka peluang bagi duniausaha untuk mengembangkan kegiatan dengan semangatpersaingan. Deregulasi ini diharapkan dapat mendorongberlakunya mekanisme pasar dalam berbagai kegiatantransaksi ekonomi sehingga peran pemerintah dalampengelolaan berbagai sarana dan prasarana transportasimenjadi dapat dikurangi.

g. Kondisi ekonomi dan politik nasional yang semakin membaikakan meningkatkan kepercayaan investor.

h. Meningkatnya kegiatan ekonomi sebagai hasil pembangunan,mengakibatkan meningkatnya mobilitas orang dan barang,sehingga akan mendorong pertumbuhan sektor transportasi.

i. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap jasatransportasi, akan lebih menjamin pengembalian biayainvestasi, pemeliharaan dan operasi sarana dan prasaranatransportasi.

j. Kemajuan industri sarana dan prasarana transportasi dalamnegeri, lebih memungkinkan peningkatan kapasitas pelayananyang sesuai permintaan.

Sistem Transportasi Nasional

60 Sistranas 2005

k. Undang-undang otonomi daerah beserta peraturan pelaksa-naannya akan meningkatkan kegiatan nasional di berbagaidaerah, sehingga meningkatkan pergerakan barang dan orang.

l. Reformasi kebijakan nasional di sektor ekonomi dan industrimemungkinkan meningkatnya peran swasta dan masyarakatdalam penyediaan dana investasi yang dibutuhkan, baik sebagaipenanaman dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modalasing (PMA).

m. Meningkatnya peran serta swasta dan masyarakat akanmemperluas jangkauan pelayanan dengan kualitas yangmakin baik.

3. KendalaDi samping peluang-peluang tersebut di atas, dalam pembangunansistem transportasi pada masa mendatang harus memperhitungkankendala-kendala antara lain:

a. Adanya hambatan kelembagaan, kurang mendukungperkembangan sistem transportasi antarmoda/multimoda.

b. Penyerahan urusan bidang transportasi kepada daerah sesuaiketentuan memungkinkan timbulnya pengkotakan pelayanantransportasi jika tidak disertai dengan adanya kesamaanpersepsi dan prioritas kepentingan.

c. Wilayah kepulauan yang luas memerlukan investasi besardalam pembangunan transportasi.

d. Krisis multidimensi yang melanda Indonesia mengakibatkaninvestasi khususnya di bidang transportasi masih rendah.

e. Terbatasnya kemampuan dalam penggunaan teknologi majupada pelayanan transportasi karena terbatasnya dana dansumber daya manusia yang berkualitas.

f. Pola kerja sama operasional diantara sesama perusahaanmultinasional dalam bentuk aliansi strategis mengakibatkankesempatan meraih muatan menjadi lebih sempit dan sulit.

g. Manajemen pengelolaan kegiatan transportasi masihmenghadapi kendala dalam bentuk terbatasnya SDM yangberkualitas dan profesional. Karena lemahnya manajemenpengelolaan ini, maka kemampuan perusahaan untukmengembangkan prasarana dan sarana transportasi menjaditerbatas.

Kondisi Transportasi Saat Ini dan Masa Mendatang

61Sistranas 2005

h. Makin meningkatnya kecenderungan pemakaian mobil pribadidi kota besar karena kurang memadainya pelayananangkutan umum dan pembangunan jalan tol.

i. Kurangnya keterpaduan antar dan intramoda mengakibatkanpelayanan dari pintu-ke-pintu belum optimal dan tingginyabiaya transportasi.

j. Pengaturan di bidang transportasi belum sepenuhnya dapatmenciptakan iklim perusahaan yang kondusif. Masih terdapatketentuan yang tidak mendukung atau bertentangan denganupaya pengembangan prasarana dan sarana transportasinasional.

k. Kurang tersedianya sarana transportasi, khususnya untukpelayanan transportasi udara yang sangat diperlukan untukpelayanan daerah terpencil dengan intensitas permintaanyang kecil.

E. Identifikasi Masalah

1. Jaringan Prasarana dan Pelayanan

a. Jaringan prasarana dan pelayanan transportasi masih belummencukupi dan merata di seluruh wilayah khususnya padadaerah terpencil dan daerah tertinggal.

b. Pengembangan transportasi antara moda satu denganmoda yang lain belum sepenuhnya terpadu.

c. Pengembangan transportasi antarwilayah belum terpadu.

d. Penggunaan fasilitas transportasi kurang optimal.

e. Jaringan pelayanan untuk kelompok masyarakat tertentuseperti penyandang cacat dan lanjut usia belum mendapatkanperhatian yang memadai.

2. Keselamatan dan Keamanan Transportasi

a. Tingkat keselamatan dan keamanan transportasi masih cukupmemprihatinkan baik untuk penumpang maupun barang.

b. Peran transportasi dalam mendukung keamanan nasional,pencegahan penyelundupan, pemberantasan obat terlarangdan pencegahan terorisme masih belum optimal.

Sistem Transportasi Nasional

62 Sistranas 2005

3. Pengusahaan Transportasi

a. Pengusaha nasional transportasi belum mampu bersaing dilingkup internasional dan regional.

b. Masih banyak perijinan dan regulasi transportasi yang kurangkondusif bagi dunia usaha transportasi.

c. Masih banyak perangkat atau komponen sarana danprasarana transportasi belum memenuhi standarkeselamatan dan keamanan.

4. Sumber Daya Manusia serta IPTEK

a. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia transportasi masih belum efektif.

b. Penguasaan teknologi transportasi dan pengembanganinovasi melalui penelitian dan pengembangan transportasimasih belum memadai.

5. Lingkungan Hidup dan Energi

a. Tingkat pencemaran lingkungan hidup yang diakibatkan olehkegiatan transportasi masih cukup tinggi.

b. Penggunaan ruang untuk kegiatan transportasi masih belumefisien.

c. Pengembangan sarana transportasi yang hemat energimasih belum maksimal.

6. Dana Pembangunan Transportasi

a. Kemampuan pemerintah dalam penyediaan danapembangunan transportasi masih terbatas.

b. Partisipasi swasta dalam operasi dan pembangunan fasilitastransportasi belum optimal.

7. Administrasi Negara di Sektor Transportasi

a. Manajemen pemerintahan dalam bidang transportasi belumoptimal.

b. Peran kelembagaan belum sepenuhnya sesuai denganperubahan peranan pemerintah dalam pembangunantransportasi.

Kebijakan Umum Sistranas

63Sistranas 2005

BAB IVKEBIJAKAN UMUM SISTRANAS

A. Umum

Indonesia merupakan negara kepulauan mempunyai karakteristikyang berbeda dengan negara lain, sebagai benua maritim dalamarti laut tidak dipandang sebagai pemisah tetapi justru sebagaimedia penyatu antarpulau-pulau yang ada. Untuk itu diperlukansuatu sistem transportasi yang mampu mewujudkan Indonesiadalam satu kesatuan ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi danpertahanan keamanan dalam rangka mewujudkan WawasanNusantara.

Sistranas diorientasikan untuk mewujudkan Wawasan Nusantaradalam wadah negara Indonesia sebagai benua maritim. Sistranasdalam perumusan dan pengembangannya berpedoman pada visidan misi.

Visi Sistranas adalah terwujudnya kuantitas dan kualitas penyediaanserta layanan jasa transportasi yang efektif dan efisien.

Misi Sistranas adalah :

1. Menyediakan prasarana dan sarana transportasi yang handaldan berkemampuan tinggi serta memenuhi standar nasionaldan internasional.

2. Meningkatkan daya saing industri jasa transportasi nasional dipasar global sehingga dapat memberikan nilai tambah bagiekonomi nasional.

3. Memberdayakan masyarakat, dunia usaha dan pemerintahdalam rangka penyelenggaraan transportasi yang efektif danefisien.

4. Meningkatkan peran transportasi dalam mempercepat lajupertumbuhan pembangunan nasional.

5. Memperkuat posisi untuk memperjuangkan kepentingan negaradan bangsa dalam pergaulan dan percaturan internasional.

Sistem Transportasi Nasional

64 Sistranas 2005

Dalam mewujudkan visi dan misi Sistranas, dirumuskan berbagaikebijakan sebagai pedoman perumusan strategi dan upaya.

B. Kebijakan Sistranas

1. Meningkatnya Pelayanan Transportasi Nasional

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan

1) Meningkatkan kualitas jasa transportasi meliputi selamat,aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur,lancar dan cepat, mudah, tepat waktu, nyaman, tarifterjangkau, tertib, aman, polusi rendah dan efisien,utamanya transportasi umum (public transport).

2) Menyempurnakan berbagai informasi untuk kelancarantransportasi khususnya di bandara, pelabuhan dan terminal.

3) Meningkatkan pelayanan transportasi internasional dalamrangka mengantisipasi perkembangan globalisasi khususnyauntuk mendapatkan akses ke jaringan perdaganganinternasional.

b. Peningkatan Keterpaduan Pengembangan Tatranas,Tatrawil dan Tatralok

1) Memperjelas dan mengharmonisasikan peran masing-masing instansi pemerintah baik di pusat maupun didaerah yang terlibat di bidang pengaturan, administrasidan penegakan hukum, berdasarkan azas dekonsentrasidan desentralisasi.

2) Menentukan bentuk koordinasi dan konsultasi termasukmekanisme hubungan kerja antarinstansi pemerintah baikdi pusat, daerah, penyelenggara dan pemakai jasatransportasi.

3) Meningkatkan keterpaduan perencanaan antarapemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintahkabupaten/kota dalam berbagai aspek.

c. Peningkatan Peranan Sektor Transportasi TerhadapPengembangan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Lain

1) Melakukan penelitian terhadap sentra produksi sektorlain serta asal tujuan pergerakannya, sehingga dapat

Kebijakan Umum Sistranas

65Sistranas 2005

diantisipasi kebutuhan pelayanan transportasi. Sebaliknyainformasi dini pembangunan sektor lain yangmembutuhkan dukungan transportasi disampaikan keinstitusi yang bertanggung jawab di bidang transportasi.

2) Melakukan pengkajian kandungan biaya transportasidalam harga jual produksi sektor lain dalam rangkaefisiensi.

3) Menyelenggarakan angkutan perintis untuk daerah-daerah dimana produksi sektor lain belum dapat bersaingkarena masalah transportasi.

d. Peningkatan dan Pengembangan Sektor TransportasiSebagai Urat Nadi Penyelenggaraan Sistem LogistikNasional

1) Meneliti surplus dan defisit komoditas yang dihasilkanserta dibutuhkan masing-masing daerah, dalam rangkamemprediksi pola pergerakan barang guna mengantisipasikebutuhan transportasi.

2) Meningkatkan pelayanan angkutan dari dan ke pusatperdagangan dan pergudangan barang-barang strategis.

3) Mendorong profesionalisme dan keterpaduan berbagaipihak dalam mata rantai sistem logistik nasional,khususnya perusahaan transportasi agar lebih efektifdan efisien.

e. Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta danKoperasi

1) Mendorong koperasi dan swasta dalam menyediakanjasa transportasi baik sarana maupun prasarana.

2) Rasionalisasi peran pemerintah dalam penyediaan jasatransportasi di bidang:a) operasi belum dapat dilakukan secara komersial;b) sektor swasta belum cukup berkembang;c) pelayanan transportasi umum massal.

3) Memantau dan menganalisis prospek dan implikasiprivatisasi seluruh atau sebagian pelayanan jasatransportasi tertentu yang pada saat ini dilakukan olehBUMN dan BUMD.

Sistem Transportasi Nasional

66 Sistranas 2005

4) Memberi kesempatan pada sektor swasta dan koperasidalam tender terbuka untuk pelayanan perintis melaluiberbagai kemudahan, seperti kontrak jangka panjang,proteksi monopoli suatu pelayanan sampai jangka waktutertentu sehingga memperoleh keuntungan yang wajar.

5) Meningkatkan peranan BUMN dan BUMD

a) Tanggung jawab pelayanan dan fasilitas transportasiyang pada saat ini dikelola pemerintah diserahkansecara bertahap kepada BUMN dan BUMD.

b) Menata kembali status/bentuk usaha, skala dan sifatoperasi BUMN dan BUMD sesuai perkembangankeadaan.

c) Memberikan pengarahan yang lebih jelas mengenaimisi dan tujuan BUMN dan BUMD, sehingga dapatditentukan rincian target kinerja jangka pendek danmenengah berdasarkan rencana strategis (corpo-rate plan) yang merefleksikan strategi dan kebijakanpemerintah.

6) Pengaturan pengusahaan industri jasa transportasi

a) Menata dan menyederhanakan perijinan industri jasatransportasi dengan tujuan:

(1) melindungi kepentingan pengguna jasa;

(2) menjamin terpenuhinya persyaratan keselamatanyang cukup;

(3) melindungi prasarana umum;

(4) kelestarian fungsi lingkungan;

(5) mencegah dominasi swasta tunggal secaraberlebihan.

b) Memberikan kemudahan untuk mengelola jasatransportasi sebagai bagian dari usaha pokoknya(own-account transport), seperti pada usahapertambangan, industri, pertanian dan sebagainya.

c) Penyederhanaan perijinan untuk pelayanan dari pintuke pintu/antarmoda.

Kebijakan Umum Sistranas

67Sistranas 2005

f. Perawatan Prasarana Transportasi

1) Memberikan prioritas pada perawatan prasaranatransportasi yang masih dibutuhkan dalam bentukrehabilitasi dan perawatan preventif.

2) Menyempurnakan pedoman teknis, standar teknis, desainprasarana transportasi sebagai pedoman perawatan bagisegenap instansi yang terlibat.

g. Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang Ada

1) Penggunaan manajemen transportasi, teknis transportasidan lalu lintas untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas.

2) Memberikan insentif bagi penggunaan fasilitas transportasiyang efektif dan efisien.

3) Pemilihan teknologi tambahan untuk meningkatkanproduktivitas fasilitas transportasi yang ada.

4) Meningkatkan penggunaan teknik penjadwalan danpengendalian canggih dalam menggunakan berbagaifasilitas transportasi.

5) Menerapkan sistem tarif khusus pada saat lalulintaspuncak untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasaranadan sarana.

6) Standardisasi seluruh peralatan transportasi meliputisarana, prasarana, dan fasilitas penunjang yangdiperuntukkan bagi penyelenggaraan jasa transportasisesuai dengan ketentuan yang berlaku baik nasionalmaupun internasional.

h. Keterpaduan Antarmoda

1) Menciptakan iklim yang kondusif bagi pemerintah pusat,pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kotadalam memadukan sistem transportasi yang bersifatnasional, wilayah dan lokal serta prioritas pendanaannya.

2) Memperkuat kemitraan antara swasta, pemerintah,BUMN, BUMD, dan koperasi dalam rangka menemu-kenali, merencanakan, mendesain dan membangunfasilitas alih muat antarmoda transportasi.

Sistem Transportasi Nasional

68 Sistranas 2005

i. Pengembangan Kapasitas Transportasi1) Mendorong pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/

kota, BUMN, BUMD, koperasi, dan swasta untukmeningkatkan pelayanan transportasi pada daerah yangmasih rendah tingkat aksesibilitasnya.

2) Perencanaan peruntukan lahan untuk pengembangankapasitas transportasi di masa mendatang.

3) Meningkatkan kinerja transportasi yang diarahkan untukpenyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda,melalui evaluasi secara menyeluruh dan berkesinambungan.

4) Penetapan kriteria investasi bagi proyek-proyekpembangunan yang dibiayai dari dana pemerintah.

5) Menentukan klasifikasi prioritas pembangunan sarana danprasarana transportasi yang dapat memberikan manfaatganda.

6) Rencana pengembangan dan program pendanaan yangdipersiapkan oleh pemerintah dan BUMN/BUMD di sektortransportasi agar memperhitungkan biaya operasi danperawatan.

7) Di dalam mengalokasikan sumber investasi, prioritasdiberikan pada penyelesaian pembangunan yang sedangberjalan, dan pada pemasangan/penggunaan fasilitasyang sudah tersedia. Pembangunan dengan investasicukup besar ditinjau ulang secara teratur danpelaksanaannya dapat ditunda jika ternyata permintaanyang timbul di bawah perkiraan sebelumnya.

8) Mengembangkan kriteria dan prosedur secara jelas dalammempersiapkan dan memprioritaskan usulan investasipemerintah untuk pelayanan keperintisan.

9) Mengupayakan penggunaan sarana transportasi yangdibuat atau dirakit di dalam negeri.

j. Peningkatan Pelayanan Pada Daerah Tertinggal1) Meningkatkan alokasi investasi pemerintah di pedesaan,

daerah tertinggal, daerah terpencil dan perbatasan.

2) Mendorong pihak swasta meningkatkan investasinyauntuk membangun sarana dan prasarana transportasidi daerah tertinggal melalui pemberian insentif khusus.

Kebijakan Umum Sistranas

69Sistranas 2005

3) Mempertajam skala prioritas anggaran pemerintah untukfasilitas transportasi bagi daerah yang relatif belumberkembang.

k. Peningkatan Pelayanan untuk Kelompok MasyarakatTertentu

1) Meningkatkan pelayanan, khususnya bagi penyandangcacat dan lanjut usia dalam penyediaan fasilitas denganmemperhatikan keselamatan dan kenyamanannya.

2) Membantu perusahaan transportasi umum dalammempersiapkan program dan rencana pengadaanfasilitas transportasi yang sesuai dengan penumpangpenyandang cacat dan lanjut usia.

l. Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat

1) Menyiapkan contingency plan dalam mengantisipasiterjadinya keadaan darurat agar penyelenggaraan fungsitransportasi tetap dapat berlangsung. Keadaan darurattersebut antara lain dapat terjadi karena:

a) Adanya bencana alam.

b) Terjadinya kerusuhan atau konflik horizontal di suatudaerah/ wilayah.

c) Terjadinya pemogokan masal.

d) Terjadinya peningkatan volume lalu lintas secarasignifikan pada hari-hari besar seperti Hari Lebaran,Natal dan Liburan Sekolah.

e) Terjadinya krisis multidimensi yang berpengaruhterhadap kemampuan penyelenggaraan fungsitransportasi.

2) Pelaksanaan contingency plan dapat dilakukan melalui :

a) Memobilisasi sarana transportasi milik negara sepertimilik TNI, Polri, instansi pemerintah, milik BUMN/BUMDdan swasta.

b) Mengoperasikan angkutan perkotaan ke luar kotapada saat terjadinya lalulintas puncak.

c) Re-routing jaringan pelayanan transportasi.

Sistem Transportasi Nasional

70 Sistranas 2005

2. Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi

a. Peningkatan Keselamatan Transportasi

1) Meningkatkan keselamatan transportasi

a) Mewujudkan tingkat keselamatan transportasi yangtinggi.

b) Penemukenalan potensi permasalahan keselamatandan penyebabnya dilakukan dengan cara memperbaikiterus menerus sistem pelaporan yang menyangkutkeakurasian data maupun informasi yang berkaitandengan gejala kecenderungan penyimpangan.

c) Melakukan tinjau ulang (safety audit) untuk setiapdesain baru sarana transportasi dalam usahamendeteksi kemungkinan adanya permasalahanmengenai keselamatan, dan melakukan studi khususuntuk fasilitas dan sarana yang sudah ada apabilaterjadi masalah yang dianggap serius mengenaikeselamatan dan kecelakaan.

d) Mengusahakan secara terus menerus agarpemerintah, lembaga penegak hukum dan sektorswasta melakukan koordinasi dan mengalokasikanlebih besar sumber dananya untuk bidangkeselamatan, termasuk kesadaran masyarakat,penegak hukum dan pelatihan tenaga kerja sektorpemerintah dan swasta yang terkait denganpeningkatan keselamatan.

e) Penyelenggaraan transportasi harus memenuhipersyaratan kelaikan, keselamatan, keamanan dantata tertib lalulintas dengan memperhatikan peraturanperundangan dan konvensi-konvensi internasionalyang berlaku dan yang telah diratifikasi.

f ) Mengupayakan secara maksimal peningkatankesadaran masyarakat dan awak kendaraan,menyeleksi dan menguji awak serta menegakkanhukum bagi pelanggarnya.

g) Mengurangi resiko kecelakaan bagi tenaga kerja disektor transportasi.

Kebijakan Umum Sistranas

71Sistranas 2005

h) Meningkatkan liputan, kuantitas dan kualitas data/informasi meteorologi dan geofisika khususnya untukkegiatan pelayaran dan penerbangan.

i) Meningkatkan kemampuan pencarian danpenyelamatan kecelakaan pelayaran danpenerbangan.

j) Setiap penyedia jasa (operator) transportasidiwajibkan menutup asuransi untuk menanggungresiko keselamatan penumpang dan barang yangdiangkut.

k) Meningkatkan pemberdayaan fungsi jembatantimbang sebagai alat pengendali muatan berlebihyang dapat berakibat pada kerusakan jalan dankeselamatan lalu lintas.

2) Meningkatnya Keselamatan Transportasi BarangBerbahaya dan Beracun (B3)

a) Penemukenalan permasalahan keselamatan yangpotensial dengan cara melakukan pengumpulan datakeselamatan secara berkesinambungan besertaanalisisnya mengenai barang yang diangkut olehseluruh moda transportasi secara teratur.

b) Mengembangkan regulasi, menegakkan hukummengenai barang berbahaya dan beracun secaraefektif dalam kaitannya dengan bahan, teknologi danresiko keselamatan bagi seluruh moda transportasi.

c) Mengembangkan kebutuhan pendidikan danpelatihan penanganan barang berbahaya danberacun dalam sistem transportasi, meliputikepatuhan terhadap peraturan, kesadaran,penghindaran dan pengurangan bahaya.

d) Mengimplementasikan standar dan konvensiinternasional untuk penanganan barang berbahayadan beracun melalui berbagai moda transportasisecara maksimal dan konsisten dengan aturankeselamatan, dalam rangka memberi kemudahanpada perdagangan luar negeri dan mempertahankantingkat kompetisi barang Indonesia di pasaran dunia.

Sistem Transportasi Nasional

72 Sistranas 2005

b. Peningkatan Keamanan Transportasi

1) Meningkatkan keamanan transportasi dalam mendukungpertahanan keamanan nasional.

a) Merencanakan seluruh fasilitas transportasi sejauhmungkin sesuai dan dapat digunakan untukmendukung penyelenggaraan pertahanan keamanannegara.

b) Melakukan kerja sama untuk menemukenali danmempersiapkan kebutuhan transportasi dalam halterjadinya bencana alam dan kecelakaan lainnya.

2) Meningkatkan keamanan transportasi dalam mendukungpemberantasan obat terlarang.

a) Meningkatkan kemampuan pencegahan masuknyaobat terlarang melalui pelabuhan, bandara dan jalan.

b) Melakukan koordinasi untuk mencegah pergerakanobat terlarang di dalam negeri.

3) Meningkatkan keamanan transportasi untuk mencegahterorisme.

a) Menerapkan alat deteksi bahan peledak generasi baruyang peka untuk mendeteksi dan menggagalkan aksiterorisme.

b) Melakukan kerja sama guna menganalisis danmemperbaiki fasilitas keamanan terhadap aksi teroris,pembajak dan kriminal lainnya.

c) Menerapkan standar dan konvensi internasional untukmeningkatkan keamanan transportasi.

3. Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan Transportasi

a. Peningkatan Efisiensi dan Daya saing

1) Menerapkan prinsip mekanisme pasar untukmeningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan.

2) Menetapkan persyaratan ijin usaha berdasarkan kualitas.

b. Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi

1) Menghilangkan atau menyederhanakan secara bertahapperijinan usaha yang bermasalah.

Kebijakan Umum Sistranas

73Sistranas 2005

2) Menyederhanakan dan mengklasifikasi prosedur untukmendapatkan ijin.

3) Menegakkan seluruh peraturan khususnya aspekkeselamatan, perlindungan hak pemakai jasa, prasaranaumum dan lingkungan secara efektif, melalui penerapanhukum sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

c. Peningkatan Kompetisi Moda Transportasi

1) Menetapkan pedoman tentang pemilihan moda yangtepat.

2) Menetapkan arah kebijakan kompetisi pada modatransportasi.

d. Peningkatan Standardisasi Pelayanan dan Teknologi

1) Meningkatkan kerja sama dalam merumuskanstandardisasi fasilitas/ peralatan, sistem dan prosedur,serta dokumen dan pertukaran data elektronik.

2) Mengupayakan harmonisasi peraturan perundanganmengenai pertanggungan kehilangan dan kerusakanbarang.

3) Menerapkan standar kebisingan pesawat.

e. Peningkatan Penerimaan dan Pengurangan Subsidi

1) Meninjau ulang bentuk subsidi finansial dan ekonomi,yang menyebabkan kompetisi yang kurang sehat dikalangan penyelenggara jasa transportasi.

2) Membatasi pemberian subsidi silang antar kategorijasa transportasi, terutama jika diperkirakan akanmengakibatkan penggunaan sumber secara tidak efisien.

3) Mengupayakan peningkatan pendapatan pemerintah daripemakai jasa transportasi dalam rangka pengurangansubsidi.

4) Membebankan biaya terhadap pengguna fasilitastransportasi secara proporsional sesuai dengan dampakyang diakibatkannya dan manfaat yang diterimanya.

5) Mengijinkan pengirim dan pengangkut barang melakukannegosiasi untuk menentukan biaya transportasi tanpaadanya pengaturan dan campur tangan pemerintah,

Sistem Transportasi Nasional

74 Sistranas 2005

kecuali untuk pelayanan perintis dan keadaan khususyang ditunjukkan oleh ketidaksempurnaan pasar yangdapat menimbulkan distorsi harga yang tidak diinginkan.

6) Menganjurkan pengusaha agar mempublikasikan ongkos/harga pelayanan transportasi yang ditawarkan,mendaftarkan/melaporkan besarnya ongkos/hargatersebut ke instansi pemerintah yang berwenang, dantetap mentaati ketentuan tersebut sampai tarif barudipublikasikan, serta memperkenalkan struktur tarif yangdidesain untuk menggunakan kapasitas yang tersediasecara lebih efektif (misalnya ongkos/harga yangbervariasi pada waktu-waktu dalam hari atau pada hari-hari dalam minggu dan sebagainya).

7) Memberikan otonomi kepada BUMN, BUMD danperusahaan swasta yang bergerak di bidang transportasiuntuk menetapkan tarif transportasi penumpangnonekonomi.

f. Peningkatan Aksesibilitas Perusahaan NasionalTransportasi ke Luar Negeri

1) Menegakkan azas cabotage dimana transportasi dalamnegeri pada dasarnya diselenggarakan oleh warganegara/Badan Hukum Indonesia dengan armada yangterregistrasi Indonesia.

2) Menghilangkan hambatan yang menyebabkanpergerakan barang dan penumpang dari dan ke Indo-nesia kurang efisien, termasuk tarif dan persyaratan lainyang menghambat di bidang perdagangan dantransportasi.

3) Meningkatkan aliansi perusahaan nasional denganperusahaan asing.

4) Melakukan proteksi terhadap perusahaan transportasinasional yang menghadapi praktek diskriminasi dan tidakadil dari negara lain.

5) Meningkatkan pertukaran teknologi antarnegara denganpenekanan pada pengembangan pasar produk fasilitastransportasi Indonesia ke luar negeri dalam rangkameningkatkan daya saing.

Kebijakan Umum Sistranas

75Sistranas 2005

6) Menemukenali produk teknologi Indonesia dan luar negeriyang menguntungkan bagi perusahaan transportasidalam negeri dalam rangka meningkatkan daya sainginternasional.

g. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi PerusahaanJasa Transportasi

1) Meningkatkan lingkungan kerja yang harmonis di dalamusaha jasa transportasi dan menjamin keselamatanpekerja di tempat kerja.

2) Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan jasatransportasi dan pihak swasta lain, universitas sertalembaga pendidikan lain untuk mengembangkan pro-gram khusus untuk melatih tenaga kerja di sektortransportasi di semua tingkatan.

3) Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan jasatransportasi untuk menemukenali kebutuhan tenaga kerjatransportasi di masa mendatang serta mengembangkansistem tenaga kerja, termasuk wanita dan penyandangcacat.

4) Memperbaiki sistem pengembangan tenaga kerjatermasuk pengadaan dan pelatihan untuk posisi tertentu,seperti pengendalian lalulintas transportasi udara, teknisi,dan pembinaan keselamatan transportasi.

h. Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Mengarahkan BUMN untuk meningkatkan kinerja pelayanandan kinerja finansial perusahaan secara proporsional dalammengemban misinya sebagai pelayan publik (public services),penyedia prasarana dan sekaligus sebagai entitas bisnis.

4. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia, sertaIlmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Peningkatan Inovasi Melalui Penelitian danPengembangan

1) Meningkatkan anggaran sektor transportasi dalam bidangpenelitian dan pengembangan, secara terkoordinasimeningkatkan kerja sama dengan perusahaan swasta,masyarakat, akademis, pemerintah provinsi, pemerintahkabupaten/kota dan lembaga penelitian lain.

Sistem Transportasi Nasional

76 Sistranas 2005

2) Melakukan penelitian secara menyeluruh terhadap SDMtransportasi, termasuk penyebab masalah keletihan/kelelahan, serta kemungkinan perubahan desain danoperasional yang dapat menghilangkan atau mengurangimasalah tersebut.

3) Melakukan secara terus menerus penelitian perbaikandesain dan operasi dari sistem transportasi yang adasaat ini.

4) Menyediakan dana yang cukup untuk penelitian sistemtransportasi dan teknologi baru serta menilai tingkatkelayakannya.

5) Mengupayakan agar hambatan regulasi dankelembagaan tidak menghalangi penerapan teknologibaru sementara prosedur dibuat untuk menjamin tingkatkeselamatan yang lebih baik.

6) Mengembangkan suatu penelitian transportasi secaranasional melalui kerja sama dengan universitas danlembaga penelitian nasional.

7) Mengembangkan kerja sama yang aktif dengan lembagapenelitian internasional dalam rangka inovasi dalam sistemtransportasi.

8) Mengupayakan agar data transportasi, hasil penelitian,informasi teknologi dan inovasi dalam bidang transportasitersedia bagi peneliti, perusahaan jasa transportasi danbagi berbagai tingkat pemerintahan.

9) Meningkatkan penerapan teknologi baru yang sesuai sertameningkatkan kesadaran dan minat dalam kegiatanpenelitian dan pengembangan.

b. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Transportasi

1) Meningkatkan kesadaran bahwa transportasi itumerupakan suatu karier yang potensial.

2) Mengembangkan program pemerintah dan perguruantinggi di bidang pendidikan dan pelatihan transportasi.

3) Memaksimalkan penggunaan potensi lembaga pelatihandan pendidikan transportasi yang ada.

Kebijakan Umum Sistranas

77Sistranas 2005

4) Meningkatkan program kerja sama antara pemerintahdan perguruan tinggi serta sektor swasta untukmelakukan tukar menukar pengetahuan dan inovasi dibidang transportasi.

c. Peningkatan Kepedulian Masyarakat TerhadapPeraturan Perundangan Transportasi

5. Meningkatnya Pemeliharaan dan Kualitas LingkunganHidup Serta Penghematan Penggunaan Energi

a. Peningkatan Proteksi Kualitas Lingkungan

1) Menyusun dan menerapkan peraturan perundangan,nasional dan internasional, tentang pencemaranlingkungan hidup yang diakibatkan oleh penyelenggaraantransportasi.

2) Berpartisipasi dalam riset nasional dan internasionaltentang isu lingkungan hidup dikaitkan dengantransportasi, seperti perubahan iklim global.

3) Meningkatkan kerja sama antara pemerintah pusat danpemerintah daerah agar tata guna lahan disesuaikandengan pengembangan transportasi.

4) Mengupayakan agar desain dan pembangunan fasilitastransportasi harmonis dengan lingkungan alam, sosialbudaya dan estetika.

5) Mengembangkan sistem dan prosedur baku untukmengevaluasi dampak pembangunan transportasiterhadap lingkungan kehidupan.

6) Memberlakukan ketentuan internasional secara bertahaptentang polusi yang disebabkan oleh penyelenggaraantransportasi.

7) Memberlakukan sanksi yang sepadan (menjerakan) bagipelanggaran, termasuk keharusan bertanggung jawabatas ganti rugi terhadap kerusakan lingkungan.

b. Peningkatan Kesadaran Terhadap AncamanTumpahan Minyak

1) Mengembangkan suatu sistem dan prosedur untukmengatasi terjadinya tumpahan minyak di perairan.

Sistem Transportasi Nasional

78 Sistranas 2005

2) Menerapkan suatu upaya untuk mencegah tumpahanminyak, dan keharusan bertanggung jawab atas gantirugi terhadap terjadinya kerusakan termasuk sumberdaya alam yang diakibatkannya.

3) Mengembangkan desain kapal tanker yang layak dilihatdari aspek teknis, ekonomi dan keselamatan.

4) Menetapkan peraturan agar pengangkutan minyakmentah dan hasilnya dalam keadaan selamat, termasukpertimbangan desain kapal, keharusan melalui jalurpelayaran tertentu, operasi bongkar muat khususnyadikaitkan dengan teknologi dan perubahan pola pelayaran.

c. Peningkatan Konservasi Energi

1) Mengkoordinasikan kebijakan program sektor energidengan sektor transportasi.

2) Mengembangkan secara terus menerus saranatransportasi yang lebih hemat bahan bakar, khususnyauntuk moda transportasi jalan, dengan :

a) meningkatkan bimbingan dan penyuluhan konservasienergi dengan penyebarluasan informasi dan pelatihankonservasi energi sektor transportasi;

b) memasukkan konservasi energi sebagai salah satupertimbangan dalam pemilihan sistem/modatransportasi;

c) menentukan standar sarana transportasi yangekonomis dan hemat energi;

d) mewajibkan audit energi bagi perusahaan transportasiyang jumlah energinya di atas skala tertentu;

e) meningkatkan manajemen transportasi yang hematenergi terutama transportasi perkotaan;

f ) mengembangkan pemakaian energi alternatif, dengantujuan selain untuk konservasi juga untuk menurunkanpencemaran karena gas buang, antara lain pemakaianbahan bakargas (BBG) pada kendaraan bermotor.

3) Meningkatkan penggunaan sepeda dan kendaraan tidakbermotor lainnya, mendorong perencana dan ahli teknikuntuk mengakomodasi kebutuhan pengendara sepeda,

Kebijakan Umum Sistranas

79Sistranas 2005

kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki dalam desainfasilitas transportasi di kota dan pinggiran kota.

d. Penghematan Penggunaan Ruang

1) Mengupayakan penggunaan lahan yang relatif kurangproduktif untuk pembangunan prasarana transportasi.

2) Pada wilayah tertentu mempertimbangkan prioritaspenggunaan transportasi air untuk menghematpenggunaan lahan.

3) Mengupayakan pengembangan transportasi pipa.

6. Meningkatnya Penyediaan Dana PembangunanTransportasi

a. Peningkatan Penerimaan dari Pemakai JasaTransportasi

1) Mengutamakan penggunaan pendapatan dari sektortransportasi untuk pembangunan sektor transportasi.

2) Mengupayakan pengguna jasa transportasi mau (will-ingness to pay) dan mampu (ability to pay) membayarjasa transportasi yang digunakan.

3) Mengupayakan tingkat pengembalian investasipenyelenggaraan prasarana dan jasa transportasi secarabertahap sesuai perkembangan ekonomi nasional.

a) Pada prinsipnya, penerimaan di sektor transportasiyang dibayarkan kepada pemerintah adalah untukmemperoleh kembali investasi pemerintah padaprasarana dan sarana (cost recovery).

b) Menetapkan struktur harga yang tepat bagi pemakaijasa untuk mengembalikan biaya prasaranatransportasi yang tidak ditetapkan tarifnya secaralangsung. Struktur harga tersebut diharapkan dapat:(1) menjamin bahwa kelompok pemakai jasa yang

berbeda setidak-tidaknya dapat menutup biayaprasarana yang diperuntukkan pada mereka;

(2) mendorong kelompok penyedia jasa agarmembuat keputusan investasi dan operasi yangekonomis dalam rangka memperbaiki efisiensiseluruh sistem transportasi;

Sistem Transportasi Nasional

80 Sistranas 2005

(3) memudahkan administrasi dan mencegahtimbulnya pembayaran di bawah tarif yangberlaku.

c) Menetapkan tarif penggunaan beberapa jenis termi-nal transportasi umum yang disediakan oleh BUMN/BUMD atau pemerintah sesuai dengan perhitunganbiaya. Manfaat penetapan tarif yang sesuai denganperhitungan biaya tersebut adalah untuk:

(1) Mendorong pemakai jasa agar membuatkeputusan operasi dan investasi kearah perbaikanefisiensi ekonomi secara keseluruhan (sepertiunitisasi muatan);

(2) Meningkatkan penggunaan kapasitas yangtersedia secara lebih efektif.

d) Menghilangkan berbagai biaya yang dibebankan kepadapemakai jasa untuk fasilitas dan pelayanan yang tidakdiperlukan atau fasilitas dan pelayanan yang sebenarnyatidak pernah diberikan.

e) Penetapan tarif jasa transportasi yang bersifat komersialdiserahkan pada mekanisme pasar, sedangkan tarif jasatransportasi nonkomersial seperti transportasi perintis,transportasi kota, dan lain-lain, ditetapkan ataskemampuan membayar dari pemakai jasa transportasi.

f ) Meminimalkan penghindaran terhadap kewajibanpembayaran untuk penggunaan jasa transportasi.

b. Peningkatan Anggaran Pembangunan Nasional danDaerah

1) Memberikan prioritas anggaran yang lebih tinggi kepadasektor transportasi secara nasional.

2) Mendorong pemerintah daerah guna meningkatkanpendapatan yang akan digunakan untuk fasilitastransportasi, seperti tol, retribusi jalan dan terminal, sejauhtidak mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, dan sesuaidengan peraturan perundangan yang berlaku.

3) Mendorong pemerintah daerah untuk melakukan inovasisumber keuangan guna membiayai fasilitas transportasiseperti kerjasama dengan pihak swasta, memanfaatkan

Kebijakan Umum Sistranas

81Sistranas 2005

nilai tambah pada lahan atau usaha dengan adanyafasilitas transportasi dan sesuai dengan peraturanperundangan yang berlaku.

c. Peningkatan Partisipasi Swasta dan Koperasi

1) Meminimalkan hambatan peraturan perundang-undanganterhadap partisipasi swasta dan koperasi dalam halpemilikan, perencanaan, pembiayaan, pembangunan,perawatan dan pengelolaan sarana dan prasaranatransportasi.

2) Mendorong pemerintah daerah untuk menghilangkan danmengurangi hambatan investasi swasta dan koperasi disektor transportasi.

3) Meningkatkan partisipasi swasta dan koperasi di sektortransportasi termasuk di bidang pelayanan masyarakat,seperti kereta api penumpang kecepatan tinggi dantransportasi masal perkotaan.

4) Mendorong inisiatif bersama antara swasta danpemerintah untuk pembiayaan operasi dan fasilitastransportasi.

5) Menyederhanakan perijinan yang masih dirasa perlu.

d. Pemanfaatan Hibah/Bantuan Luar Negeri untukProgram-Program Tertentu

7. Meningkatnya Kualitas Administrasi Negara di SektorTransportasi

a. Penerapan Manajemen Modern

1) Meningkatkan sistem otomatisasi perkantoran dan sisteminformasi manajemen untuk mendukung pengambilankebijakan.

2) Menerapkan manajemen modern berbasis teknologiinformasi yang andal secara konsekuen untukmemberikan kepuasan pelanggan yang optimal.

b. Pengembangan Data dan Perencanaan Transportasi

1) Menyempurnakan data base dan informasi yangberkaitan dengan perencanaan transportasi danpengambilan keputusan.

Sistem Transportasi Nasional

82 Sistranas 2005

2) Merumuskan kebutuhan informasi transportasi nasional,termasuk arus barang dan penumpang domestik daninternasional, keadaan, tingkat penggunaan, kinerjamasing-masing moda transportasi dan lain-lain.

3) Mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan data yangberkaitan dengan transportasi dan sistem informasiantara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintahkabupaten/kota, dan perusahaan jasa transportasiserta mengembangkan standar pengumpulan dantabulasi data seluruh moda transportasi dan penggunajasa transportasi.

4) Mengumpulkan dan mendistribusikan data dan informasimengenai kualitas pelayanan transportasi seperti kinerjaketepatan waktu dan produktivitas untuk meningkatkankesadaran tentang keadaan pelayanan dan upayaperbaikannya.

5) Mengevaluasi dan melaporkan secara teratur keadaansistem transportasi, termasuk perkiraan utilisasi danpermintaan masa mendatang untuk seluruh modatransportasi serta suatu penilaian keadaan dan kinerjamasing-masing moda transportasi.

6) Meningkatkan fungsi perencanaan strategis transportasijangka panjang sebagai suatu kerangka untuk proposalperaturan perundangan, program dan anggaran.

7) Meningkatkan keterpaduan perencanaan antarsektor,antarsubsektor, antarpusat dan daerah.

c. Peningkatan Struktur Organisasi

1) Menyempurnakan secara terus menerus perankelembagaan sesuai perubahan peranan pemerintahdalam pembangunan sektor transportasi.

2) Menyempurnakan secara terus menerus uraian tugas,tata hubungan kerja, pedoman kerja, petunjukpelaksanaan dan tata cara kerja di lingkungan pemerintah.

d. Peningkatan Sumber Daya Manusia

1) Melaksanakan pengembangan sumber daya manusiasektor transportasi yang mencakup aparat pemerintah,penyedia dan pengguna jasa atau masyarakat lainnya.

Kebijakan Umum Sistranas

83Sistranas 2005

2) Meningkatkan kompetensi aparat pemerintah yangmembidangi transportasi melalui kursus di bidangperencanaan transportasi, kursus di bidang manajemenkepegawaian, analisis manajemen dan peraturanperundang-undangan.

3) Mengembangkan jabatan fungsional untuk pekerjaanyang membutuhkan spesialisasi.

4) Menyeimbangkan komposisi kepegawaian menurutgolongan, kualitas pendidikan, keahlian, dan keterampilan

5) Meningkatkan kualitas SDM melalui pengadaan secaraselektif dan penempatan pada unit kerja sesuaikebutuhan berdasarkan analisis jabatan.

6) Melaksanakan kegiatan pertukaran pegawai dengannegara lain dalam usaha membuka wawasan yang lebihluas.

7) Meningkatkan profesionalisme penyedia jasa transportasi(operator) dalam memberikan pelayanan transportasi.

8) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian baik penggunajasa maupun masyarakat terhadap peraturanperundangan di bidang transportasi yang berlaku.

e. Peningkatan Sistem Pemotivasian

1) Secara terus menerus meningkatkan kesejahteraanpegawai baik yang bersifat moril maupun material.

2) Menciptakan pola karier serta Diklat penunjangnya untukmemberikan pola pembinaan pegawai yang lebihtransparan dan lebih pasti.

3) Meningkatkan peranan koperasi dalam menunjangkesejahteraan pegawai.

4) Meningkatkan peranan organisasi pegawai negeri dalampembinaan di luar kedinasan.

f. Peningkatan Sistem Pengawasan

1) Meningkatkan pelaksanaan pengawasan danmempercepat penuntasan tindak lanjut hasilpengawasan.

Sistem Transportasi Nasional

84 Sistranas 2005

2) Meningkatkan pembinaan pegawai dalam rangkaperwujudan manusia berkualitas di lingkungan pemerintah,khususnya peningkatan penyuluhan kepada pejabatpimpinan setiap unit kerja untuk menguasai/menerapkanperaturan perundangan yang berlaku.

3) Meningkatkan sosialisasi peraturan perundangan dankonvensi internasional bagi seluruh stakeholder (aparatpemerintah pusat dan daerah, operator, serta penggunajasa dan masyarakat pada umumnya).

4) Meningkatkan penegakan hukum serta penerapanreward and penalty secara nyata dan taat asas.

Arah Perwujudan Sistranas

85Sistranas 2005

BAB VARAH PERWUJUDAN SISTRANAS

A. Umum

Sistranas merupakan tatanan transportasi yang terorganisasisecara kesisteman yang dijadikan sebagai pedoman penyusunanperaturan pembangunan transportasi jangka menengah danjangka panjang agar dapat menghasilkan pelayanan transportasiyang efektif dan efisien. Perwujudan sistem transportasi nasionaltersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan yang berkembangsecara dinamis. Penyelenggaraan transportasi memperhatikanperkembangan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lainkebijakan otonomi daerah, perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, kegiatan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan,dan kerja sama internasional.

Pengembangan transportasi nasional diorientasikan pada upayapenyeimbangan antara permintaan jasa transportasi denganpenyediaan jaringan prasarana dan pelayanan transportasi.Pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan dilakukanpada masing-masing tataran dengan memperhatikan aspekkomersial dan aspek keperintisan, aspek keselamatan, keunggulanmasing-masing moda transportasi sesuai dengan kondisi geografi,kependudukan, dan sumber daya alam, yang diarahkan untukmengintegrasikan dan mengkombinasikan moda yang ada, baiktransportasi jalan, kereta api, sungai dan danau, penyeberangan,laut, dan udara, maupun pipa, sesuai dengan potensi wilayah.

B. Pola Dasar Tataran Transportasi

1. Fungsi

Tatranas berfungsi sebagai pedoman untuk pengembanganjaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasiperpindahan orang dan/atau barang antarsimpul atau kotanasional dan dari simpul atau kota nasional ke luar negeri atausebaliknya.

Sistem Transportasi Nasional

86 Sistranas 2005

Tatrawil berfungsi sebagai pedoman untuk pengembanganjaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasiperpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kotawilayah dan dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kotanasional atau sebaliknya.

Tatralok berfungsi sebagai pedoman untuk pengembanganjaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasiperpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota lokal,dan dari simpul atau kota lokal ke simpul atau kota wilayah, dansimpul atau kota nasional terdekat atau sebaliknya, serta dalamkawasan perkotaan dan perdesaan.

2. Keterpaduan Tatanan

a. Keterpaduan Sistem

Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok sebagai perwujudanSistranas, merupakan tatanan transportasi yang terorganisasisecara kesisteman dan masing-masing tataran mempunyaikarakteristik fungsional yang saling terkait antarmoda danantarwilayah, berinteraksi membentuk sistem pelayanantransportasi.

b. Interaksi Sistem

Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok berinteraksi secara sistemikpada setiap tahapan perumusan dan perwujudan tiaptataran transportasi, dalam menyediakan pelayanantransportasi yang efektif dan efisien.

c. Dimensi waktu

Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok disusun dalam horizon danperiode waktu sampai dengan 20 tahun, serta diadakan kajiulang sekurang-kurangnya satu kali periode 5 tahun.

3. Proses Penyusunan dan Penetapan

Pemerintah pusat menyusun Tatranas, pemerintah provinsimenyusun Tatrawil dan pemerintah kabupaten/kota menyusunTatralok sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan wilayahmasing-masing, dengan mengakomodasi dan menyeimbangkanberbagai kepentingan yang ada, melalui koordinasi dan sinkronisasisasaran dan program antarwilayah dan antarsektor.

Arah Perwujudan Sistranas

87Sistranas 2005

Seluruh stakeholder termasuk pakar, operator, serta unsurmasyarakat, berperan aktif dalam perumusan konsep Tatranas,Tatrawil, dan Tatralok pada tiap tahapan penting dalam penyusunan.

Koordinasi antarinstansi dilaksanakan secara berkala pada setiaptahapan penyusunan.

Sistranas ditetapkan melalui peraturan menteri, Tatranasditetapkan melalui peraturan menteri, Tatrawil ditetapkan melaluiperaturan daerah provinsi setelah dikonsultasikan denganmenteri, dan Tatralok ditetapkan melalui peraturan daerahkabupaten/kota setelah dikonsultasikan dengan gubernur.

4. Pembinaan

Dalam rangka melaksanakan pembinaan Sistranas pemerintahpusat mempunyai wewenang :

a. Menetapkan pola dasar Sistranas;

b. Menetapkan kondisi Sistranas di masa mendatang;

c. Menetapkan kebijakan umum Sistranas;

d. Menetapkan arah perwujudan jaringan transportasi.

Dalam rangka melaksanakan pembinaan Tatranas, pemerintahpusat mempunyai wewenang :

a. Menetapkan kebijakan dan strategi pengembangan jaringantransportasi Tatranas 20 tahun mendatang;

b. Menetapkan arah pengembangan jaringan transportasiTatranas 20 tahun mendatang.

Dalam rangka melaksanakan pembinaan Tatrawil, pemerintahprovinsi diberi wewenang untuk :

a. Menetapkan kebijakan dan strategi pengembangan jaringantransportasi Tatrawil 20 tahun mendatang;

b. Menetapkan pengembangan transportasi Tatrawil 20 tahunmendatang.

Dalam rangka melaksanakan pembinaan transportasi padaTatralok, pemerintah kabupaten/kota diberi wewenang untuk :

a. Menetapkan kebijakan dan strategi pengembangan jaringantransportasi pada Tatralok kabupaten/kota 20 tahunmendatang;

Sistem Transportasi Nasional

88 Sistranas 2005

b. Menetapkan pengembangan transportasi pada Tatralokkabupaten/kota 20 tahun mendatang.

5. Kebijakan

Pedoman pokok kebijakan Tatranas, Tatrawil, dan Tatraloksebagai berikut:

a. Peningkatan Pelayanan Transportasi Nasional;

b. Pembinaan Keselamatan dan Keamanan Transportasi;

c. Pembinaan Pengusahaan Transportasi;

d. Peningkatan Kualitas SDM dan Iptek;

e. Pemeliharaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan HidupSerta Penghematan Penggunaan Energi;

f. Peningkatan Penyediaan Dana Pembangunan Transportasi;

g. Peningkatan Kualitas Administrasi Negara di SektorTransportasi.

6. Simpul dan Ruang Lalu Lintas

a. Simpul dan ruang lalulintas transportasi pada Tatranas

1) Transportasi jalan dengan simpul berupa terminalpenumpang tipe A dan terminal angkutan barang utamajaringan jalan nasional.

2) Transportasi kereta api dengan simpul berupa stasiunpenumpang dan stasiun barang pengumpul dan jaringanpelayanan lintas utama antarkota.

3) Transportasi sungai dan danau dengan simpul pelabuhanutama dan jaringan trayek tetap dan teratur utama.

4) Transportasi penyeberangan dengan simpul berupapelabuhan penyeberangan lintas provinsi dan antarnegaradan jaringan pelayanan angkutan penumpang danbarang lintas penyeberangan antarnegara dan lintaspenyeberangan antarprovinsi.

5) Transportasi laut dengan simpul berupa pelabuhan umuminternasional hub, internasional, dan nasional, pelabuhankhusus nasional/internasional, dan jaringan trayek luarnegeri, trayek utama dalam negeri dan trayek perintis

Arah Perwujudan Sistranas

89Sistranas 2005

dengan dukungan sarana dan prasarana keselamatanpelayaran.

6) Transportasi udara dengan simpul berupa bandar udarapusat penyebaran dan jaringan pelayanan rute utama.

7) Transportasi pipa dengan simpul berupa pelayanan lintasprovinsi dan lintas batas negara.

b. Simpul dan ruang lalu lintas transportasi pada Tatrawil

1) Transportasi jalan dengan simpul berupa terminalpenumpang tipe B dan terminal angkutan barangpengumpan serta jaringan jalan provinsi

2) Transportasi kereta api dengan simpul berupa stasiunpenumpang dan stasiun barang pengumpan dan jaringanlintas cabang

3) Transportasi sungai dan danau dengan simpul pelabuhanpengumpul dan jaringan trayek tetap dan teraturpengumpan

4) Transportasi penyeberangan dengan simpul berupapelabuhan penyeberangan lintas provinsi dan antarkotadan jaringan pelayanan angkutan penumpang danbarang lintas penyeberangan antarprovinsi dan lintaspenyeberangan antarkabupaten/kota

5) Transportasi laut dengan simpul berupa pelabuhan umumregional, pelabuhan khusus regional, jaringan dan trayekdalam negeri, trayek pengumpan dalam negeri, dantrayek perintis dengan dukungan sarana dan prasaranakeselamatan pelayaran

6) Transportasi udara dengan simpul berupa bandar udarabukan pusat penyebaran dengan klasifikasi C dan jaringanpelayanan rute pengumpan.

7) Transportasi pipa dengan simpul berupa pelayanan lintasprovinsi (regional).

c. Simpul dan ruang lalulintas transportasi pada Tatralok

1) Transportasi jalan dengan simpul berupa terminalpenumpang tipe C dan terminal angkutan barang lokalserta jaringan jalan kabupaten dan jalan kota.

Sistem Transportasi Nasional

90 Sistranas 2005

2) Transportasi kereta api dengan simpul berupa stasiunpenumpang dan stasiun barang pengumpan dan jaringanlintas angkutan kota.

3) Transportasi sungai dan danau dengan simpul pelabuhanlokal dan jaringan trayek dalam kabupaten/kota.

4) Transportasi penyeberangan dengan simpul berupapelabuhan penyeberangan lintas dalam kabupaten/kota dan jaringan pelayanan angkutan penumpangdan barang lintas penyeberangan dalam kabupaten/kota.

5) Transportasi laut dengan simpul berupa pelabuhan umumlokal, pelabuhan khusus lokal, jaringan dan trayekpengumpan dalam kabupaten/kota.

6) Transportasi udara dengan simpul berupa bandar udarabukan pusat penyebaran dengan klasifikasi A dan B,serta jaringan pelayanan dalam kabupaten/kota.

7) Transportasi pipa dengan simpul berupa pelayanan dalamkabupaten/kota (pelayanan lokal).

7. Sistematika Penulisan Dokumen

Dokumen Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok disusun dengansistematika yang sekurang-kurangnya memuat: Pendahuluan,Kondisi saat ini dan masa mendatang; Arah Pengembanganjaringan Transportasi; dan Penutup.

C. Arah Perwujudan Jaringan

1. Transportasi Antarmoda/Multimoda

a. Jaringan Pelayanan

Pengembangan pelayanan transportasi antarmoda/multimoda yang mampu memberikan pelayanan yangberkesinambungan, tepat waktu, dan dapat memberikanpelayanan dari pintu ke pintu di dalam operasionalisasinyaperlu ada kesesuaian antarsarana dan fasilitas yang adapada prasarana moda-moda transportasi yang terlibat,kesetaraan tingkat pelayanan sesuai dengan standar yangdibakukan, sinkronisasi dan keterpaduan jadwal pelayanan,

Arah Perwujudan Sistranas

91Sistranas 2005

efektivitas dan efisiensi aktivitas alih moda, didukung dengansistem pelayanan tiket dan dokumen angkutan sertateknologi informasi yang memadai.

Jaringan pelayanan transportasi antarmoda memberikanpelayanan untuk angkutan penumpang dan/atau barang,sedangkan transportasi multimoda memberikan pelayananangkutan barang yang dilaksanakan oleh satu operatortransportasi multimoda dengan dokumen tunggal.

Jaringan pelayanan transportasi antarmoda/multimodadiwujudkan melalui keterpaduan antartrayek/lintas/ruteangkutan jalan, kereta api, sungai dan danau,penyeberangan, laut dan udara, dengan memperhatikankeunggulan moda berdasarkan kesesuaian teknologi dankarakteristik wilayah layanan, serta lintas tataran transportasibaik dalam Tatranas, Tatrawil, maupun Tatralok.

b. Jaringan Prasarana

Pengembangan jaringan prasarana transportasi antarmodauntuk penumpang dan atau barang, dilakukan denganmemperhatikan keunggulan masing-masing modatransportasi, didasarkan pada konsep pengkombinasianantara moda utama yang memberikan pelayanan padajalur utama, moda pengumpan, dan moda lanjutan yangmemberikan pelayanan pada jalur pengumpan dandistribusi.

Keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana transportasidalam penyelenggaraan transportasi antarmoda/multimodayang efektif dan efisien diwujudkan dalam bentukinterkoneksi pada simpul transportasi yang berfungsi sebagaititik temu yang memfasilitasi alih moda yang dapat disebutsebagai terminal antarmoda (intermodal terminal). Termi-nal antarmoda dari aspek tatanan fasilitas, fungsional danoperasional harus mampu memberikan pelayanan menerusyang tidak putus antarmoda yang terlibat.

2. Transportasi Jalan

a. Jaringan Pelayanan

Jaringan jalan nasional diwujudkan dengan memperhatikanarah kebijakan transportasi nasional khususnya keunggulan

Sistem Transportasi Nasional

92 Sistranas 2005

komparatif moda, keterpaduan antar dan intramoda, sertadengan memperhatikan pola pergerakan orang dan barangsehingga terwujud jaringan transportasi tataran nasional yangefektif dan efisien. Keterpaduan antar dan intramodatransportasi diwujudkan melalui pengembangan jaringan jalankhususnya jaringan jalan dalam pulau untuk pulau–pulau besar.

Jaringan pelayanan angkutan umum jalan diwujudkan dalamtrayek tetap, dan trayek tidak tetap.

Jaringan angkutan umum dalam trayek tetap antarkotaantarpropinsi diwujudkan guna menghubungkan simpul dankota nasional, dilaksanakan dengan memperhatikan arahkebijakan transportasi nasional, khususnya keunggulankomparatif moda, keterpaduan antar dan intramoda, sertadengan memperhatikan pola pergerakan orang dan barangsehingga terwujud jaringan transportasi tataran nasional yangefektif dan efisien.

Jaringan jalan propinsi diwujudkan dengan memperhatikanarah kebijakan transportasi nasional dan wilayah propinsikhususnya keunggulan komparatif moda, keterpaduan antardan intramoda, serta dengan memperhatikan pola pergerakanorang dan barang dalam wilayah propinsi sehingga terwujudjaringan transportasi tataran wilayah yang efektif dan efisien.

Jaringan angkutan umum dalam trayek tetap antar kotadalam propinsi diwujudkan guna menghubungkan simpul dankota wilayah, dilaksanakan dengan memperhatikan arahkebijakan transportasi nasional, kebijakan transportasi diwilayah khususnya keunggulan komparatif moda,keterpaduan antar dan intramoda, serta denganmemperhatikan pola pergerakan orang dengan angkutanumum dalam propinsi sehingga terwujud jaringan transportasitataran nasional yang efektif dan efisien.

Jaringan jalan kabupaten/kota diwujudkan denganmemperhatikan arah kebijakan transportasi wilayah dankabupaten/kota khususnya keunggulan komparatif moda,keterpaduan antar dan intramoda, serta denganmemperhatikan pola pergerakan orang dan barang dalamkabupaten/kota sehingga terwujud jaringan transportasitataran kabupaten/kota yang efektif dan efisien.

Arah Perwujudan Sistranas

93Sistranas 2005

Jaringan angkutan umum dalam trayek tetap kota/perkotaandan desa diwujudkan guna menghubungkan simpul dan kotalokal, dilaksanakan dengan memperhatikan arah kebijakantransportasi wilayah dan kabupaten/kota khususnya keunggulankomparatif moda, keterpaduan antar dan intramoda, sertadengan memperhatikan pola pergerakan orang denganangkutan umum kabupaten/kota sehingga terwujud jaringantransportasi tataran lokal yang efektif dan efisien.

Angkutan sewa dan taksi diwujudkan dengan memperhatikankebutuhan angkutan sewa dan taksi yang terintegrasi danbersinergi dengan total kebutuhan nasional, wilayah maupunkabupaten/kota.

b. Jaringan Prasarana

Pengembangan jaringan jalan diarahkan untuk memadukandan mengintegrasikan serta mewujudkan keterpaduanpelayanan antar dan intramoda. Jaringan prasarana yangberupa ruang lalu lintas transportasi jalan yaitu jaringan jalanprimer dan jaringan jalan sekunder. Menurut statusnya jalanumum dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi,jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Pada Tatranas,jaringan jalan nasional berupa jalan arteri dan jalan kolektordalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkanibukota provinsi dan jalan strategis nasional serta jalan tol,yang diupayakan tersedia dalam kondisi baik dan lancar,sesuai dengan kondisi geografinya.

Pengembangan jaringan jalan propinsi diwujudkan dalamjalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yangmenghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/ kota, dan jalan strategisprovinsi sesuai dengan kondisi geografinya.

Pengembangan jaringan jalan kabupaten/kota dan desadiwujudkan dalam jalan lokal dalam sistem jaringan jalanprimer yang menghubungkan ibukota kabupaten denganibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukotakabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatanlokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunderdalam wilayah kabupaten dan jalan strategis kabupatensesuai dengan kondisi geografinya.

Sistem Transportasi Nasional

94 Sistranas 2005

Jaringan terminal penumpang angkutan jalan diwujudkandengan memperhatikan peran, fungsi serta kelas terminalsesuai dengan pola, jumlah serta kualitas pergerakanpenumpang. Pengembangan jaringan terminal barangdilakukan secara bertahap dengan memperhatikan polapergerakan, jumlah serta jenis barang.

Simpul transportasi jalan pada Tatranas yaitu terminal tipeA, terminal tipe B pada Tatrawil, terminal tipe C pada Tatralokkabupaten/kota diupayakan terpadu dalam suatu sistemtransportasi jalan.

3. Transportasi Kereta Api

a. Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi kereta api diwujudkan dalamjaringan pelayanan transportasi kereta api antarkota, sertajaringan pelayanan transportasi kereta api perkotaan.

Jaringan transportasi kereta api antarkota diwujudkan dalambentuk jaringan lintas utama dan lintas cabang, menghubungkanantarsimpul dan kota nasional, dilaksanakan denganmemperhatikan arah kebijakan transportasi nasional,kebijakan transportasi di wilayah khususnya keunggulankomparatif moda, keterpaduan antar dan intramoda, sertadengan memperhatikan pola pergerakan orang dan barangsehingga terwujud jaringan transportasi tataran nasional yangefektif dan efisien.

Jaringan transportasi kereta api kota/perkotaan diwujudkanguna menghubungkan antarsimpul dan kota lokal denganmemperhatikan arah kebijakan transportasi kota/perkotaankhususnya keunggulan komparatif moda, keterpaduan antardan intramoda, serta dengan memperhatikan pola pergerakanorang dan barang dalam kota/perkotaan sehingga terwujudjaringan transportasi yang efektif dan efisien di wilayah kota/perkotaan.

b. Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana perkeretaapian diwujudkan denganmemperhatikan arah kebijakan transportasi nasionalkhususnya keunggulan komparatif moda, keterpaduan antardan intramoda, serta dengan memperhatikan pola

Arah Perwujudan Sistranas

95Sistranas 2005

pergerakan orang dan barang sehingga terwujud jaringantransportasi yang efektif dan efisien pada tiap tataran.

Simpul dalam transportasi kereta api adalah stasiundiwujudkan secara bertahap dengan memperhatikan perandan fungsinya dalam jaringan pelayanan dan prasarana jalanrel sesuai dengan kondisi ekonomi-sosial-budaya sertadidukung oleh analisa kelayakan teknis dan ekonomi.

4. Transportasi Sungai dan Danau

a. Jaringan Pelayanan

Pengembangan jaringan pelayanan dilaksanakan denganmemperhatikan arah pengembangan transportasi sertaperan dan fungsi angkutan sehingga terwujud jaringantransportasi sungai dan danau yang mampu mendukungpertumbuhan wilayah khususnya ekonomi sekaligusmenjangkau daerah terpencil dan pedalaman.

Pengembangan angkutan sungai dan danau antarkabupaten/ kota diwujudkan dalam trayek tetap teratur,dan trayek tidak tetap dan tidak teratur denganmemperhatikan arah kebijakan transportasi nasional,kebijakan transportasi di wilayah khususnya arahpengembangan jaringan jalan propinsi, keunggulankomparatif moda, keterpaduan antar dan intramoda, denganmemperhatikan pola pergerakan orang dan barang sehinggaterwujud jaringan transportasi tataran wilayah propinsi yangefektif dan efisien.

Pengembangan angkutan sungai dan danau dalamkabupaten diwujudkan dalam trayek tetap teratur, dan trayektidak tetap dan tidak teratur dengan memperhatikan arahkebijakan transportasi wilayah, kebijakan transportasi lokalkhususnya arah pengembangan jaringan jalan kabupaten/kota, keunggulan komparatif moda, keterpaduan antar danintramoda, dengan memperhatikan pola pergerakan orangdan barang sehingga terwujud jaringan transportasi tataranlokal yang efektif dan efisien.

b. Jaringan Prasarana

Pelabuhan sungai dan danau menurut peran dan fungsinyaterdiri dari pelabuhan sungai dan danau yang melayani

Sistem Transportasi Nasional

96 Sistranas 2005

angkutan antarprovinsi, pelabuhan sungai dan danau yangmelayani angkutan antarkabupaten/kota dalam provinsi,serta pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutandalam kabupaten/kota.

Pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutanantarkabupaten/kota diwujudkan dengan memperhatikanperan dan fungsi pelabuhan dalam kerangka transportasiterpadu di wilayah propinsi sesuai dengan kondisi ekonomi-sosial-budaya wilayah propinsi serta didukung oleh analisakelayakan teknis dan ekonomi.

Pelabuhan sungai yang melayani angkutan dalamkabupaten/kota diwujudkan dengan memperhatikan perandan fungsi pelabuhan dalam kerangka transportasi terpadudi wilayah kabupaten/kota sesuai dengan kondisi ekonomi-sosial-budaya wilayah kabupaten/ kota serta didukung olehanalisa kelayakan teknis dan ekonomi.

5. Transportasi Penyeberangan

a. Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan diselenggarakan (dilaksanakan) denganmemperhatikan arah pengembangan transportasi khususnyajaringan pelayanan jalan serta peran dan fungsi lintaspenyeberang sehingga terwujud jaringan transportasipenyeberangan yang mampu mendukung pertumbuhanwilayah khususnya ekonomi sekaligus menjangkau daerahterpencil dan pedalaman.

Jaringan pelayanan nasional diarahkan untuk mewujudkanporos nasional jaringan pelayanan nasional meliputi SabukUtara, Tengah, Selatan dan Penghubung Poros (Sabuk Utara-Selatan). Pengembangan jaringan pelayanan wilayah danlokal diarahkan untuk mewujudkan transportasi terpadudiwilayah propinsi dan lokal sesuai dengan kondisi ekonomi-sosial-budaya wilayah.

Jaringan lintas penyeberangan antarnegara dan antarprovinsidiwujudkan dengan memperhatikan kebijakan nasionaltransportasi, keunggulan komaratif moda, keterpaduan antardan intramoda serta arah pengembangan jaringan jalannasional.

Arah Perwujudan Sistranas

97Sistranas 2005

Pengembangan lintas penyeberangan antarkabupaten/kotadiwujudkan dengan memperhatikan arah kebijakantransportasi nasional, kebijakan transportasi diwilayahkhususnya arah pengembangan jaringan jalan propinsi,keunggulan komparatif moda, keterpaduan antar danintramoda.

Pengembangan lintas penyeberangan dalam kabupatendiwujudkan dengan memperhatikan arah kebijakantransportasi wilayah, kebijakan transportasi lokal khususnyaarah pengembangan jaringan jalan kabupaten/kota,keunggulan komparatif moda, keterpaduan antar danintramoda.

b. Jaringan Prasarana

Pelabuhan penyeberangan dikelompokkan dalam pelabuhanpenyeberangan lintas provinsi dan antarnegara, pelabuhanpenyeberangan lintas kabupaten/ kota, serta pelabuhanpenyeberangan lintas dalam kabupaten.

Pengembangan pelabuhan penyeberangan diwujudkansecara bertahap dengan memperhatikan peran dan fungsipelabuhan serta kualitas permintaan. Peran dan fungsipelabuhan dilaksanakan melalui analisa permintaan yangdidekati dengan menganalisa luas wilayah serta kondisi sosialbudaya dimana pelabuhan penyeberangan akan dibangun,dan penawaran yang menggambarkan fasilitas pelabuhanpenyeberangan yang akan disediakan guna memenuhipermintaan pada tahun rencana.

Pengembangan pelabuhan penyeberangan lintas provinsi danantar negara diwujudkan dengan memperhatikan peran danfungsi pelabuhan dalam poros nasional jaringan pelayananpenyeberangan Sabuk Utara, Tengah, Selatan danPenghubung Poros (Sabuk Utara-Selatan) serta didukungoleh analisa kelayakan teknis dan ekonomi.

Pengembangan pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota diwujudkan dengan memperhatikan peran dan fungsipelabuhan dalam kerangka transportasi terpadu di wilayahpropinsi sesuai dengan kondisi ekonomi-sosial-budaya wilayahpropinsi serta didukung oleh analisa kelayakan teknis danekonomi.

Sistem Transportasi Nasional

98 Sistranas 2005

Pengembangan pelabuhan penyeberangan dalamkabupaten/kota diwujudkan dengan memperhatikan perandan fungsi pelabuhan dalam kerangka transportasi terpadudi wilayah kabupaten/kota sesuai dengan kondisi ekonomi-sosial-budaya wilayah kabupaten/kota serta didukung olehanalisa kelayakan teknis dan ekonomi.

6. Transportasi Laut

a. Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi laut pada Tatranas yaitutrayek luar negeri dan trayek utama dalam negeri diarahkanmampu melayani antarpelabuhan hub internasional,internasional dan nasional secara langsung. Trayek luarnegeri menghubungkan pelabuhan dalam negeri denganluar negeri sedangkan trayek utama dalam negerimenghubungkan antarpelabuhan yang berfungsi sebagaipusat akumulasi dan distribusi. Jaringan pelayanan padaTatrawil merupakan trayek pengumpul yang mampumemberi aksesibilitas dari pelabuhan regional. Jaringanpelayanan transportasi laut pada Tatralok yaitu trayek dalamnegeri yang berfungsi sebagai pengumpan yang mampumelayani pergerakan orang dan barang dari daerahkecamatan dan daerah tertinggal.

b. Jaringan Prasarana

Ruang lalu lintas transportasi laut pada Tatranas yaitu alurlaut dan alur masuk pelabuhan yang dapat dilayari olehkapal trayek luar negeri dan trayek utama dalam negeri.Pada Tatrawil yaitu alur laut yang menjadi penghubung antarpelabuhan regional dalam suatu provinsi dan penghubungnantara pelabuhan regional dengan pelabuhan utama (trunkport) maupun alur masuk pelabuhan regional. Pada TataranLokal merupakan alur laut yang secara teknis dapat dilayaridalam suatu kabupaten/kota, serta alur laut yangmenghubungkan pelabuhan lokal dengan pelabuhan utamadan pelabuhan regional.

Disamping itu untuk kepentingan lintas damai (innocent pas-sage) maka ditetapkan alur laut (sea lanes) kepulauanIndonesia (ALKI I s.d. ALKI III) dengan peraturan tersendiri

Arah Perwujudan Sistranas

99Sistranas 2005

agar memudahkan kapal asing secara terus-menerus,langsung dan secepatnya melalui perairan Indonesia yangtelah ditentukan.

Mengingat luasnya wilayah perairan Indonesia, maka dimasa yang akan datang perlu strategi pengembangansimpul pelabuhan yang dapat dikelompokkan ke dalampelabuhan internasional hub, internasional, nasional, regionaldan lokal.

Pada Tatranas pelabuhan internasional hub perludikembangkan pada lokasi yang secara geografis strategismemungkinkan untuk dikembangkan khususnya dalamkaitan sebagai pelabuhan transhipment internasional baikdi Kawasan Indonesia Barat maupun di Kawasan Indone-sia Timur. Disamping itu simpul berupa pelabuhaninternasional dan nasional perlu dikembangkan padabeberapa lokasi yang mampu berperan sebagai pusatdistribusi dan transhipment barang maupun penumpanginternasional. Pengembangan pelabuhan internasionaltersebar di beberapa lokasi seperti di Sumatera, pantaiutara Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NusaTenggara, Maluku dan Irian. Simpul berupa pelabuhannasional yang berperan sebagai tempat transhipmentpenumpang dan barang nasional dan mampu menanganisemi kontainer, perlu dikembangkan pada lokasi yangberpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah danpemerataan pembagunan nasional.

Pada Tatrawil, perlu dikembangkan pelabuhan regional sebagaipelabuhan pengumpan pada pelabuhan internasional hub,pelabuhan internasional, pelabuhan nasional.

Pada Tatralok, perlu dikembangkan pelabuhan lokalsebagai pelabuhan pengumpan pelabuhan internasionalhub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional,pelabuhan regional dan sebagai tempat pelayananpenumpang untuk daerah terpencil, terisolasi, perbatasan,dan daerah terbatas yang hanya didukung oleh modatransportasi laut.

Sistem Transportasi Nasional

100 Sistranas 2005

7. Transportasi Udara

a. Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi udara berupa jaringanpenerbangan yang meliputi penerbangan luar negeri danpenerbangan dalam negeri dengan pengelompokanberdasarkan rute utama, rute pengumpan, dan rute perintis.

Jaringan pelayanan transportasi udara pada Tatranas yaiturute utama yang menghubungkan antarbandar udara pusatpenyebaran dalam negeri dan atau internasional secaralangsung. Jaringan pelayanan transportasi udara padaTatrawil yaitu rute pengumpan yang menghubungkan bandarudara pusat penyebaran dengan bandar udara bukan pusatpenyebaran, atau antara bandar udara bukan pusatpenyebaran. Sedangkan jaringan pelayanan transportasiudara pada Tatralok yaitu rute yang melayani bandar udarapada daerah terpencil/terisolasi/tertinggal yang dilayani olehangkutan udara komersial dan atau nonkomersial (perintis).

b. Jaringan Prasarana

Ruang lalulintas transportasi udara yaitu ruang udara yangdapat dilalui oleh semua penerbangan dari setiap tatarantransportasi, perlu ditata pemanfaatannya untuk lalulintaspenerbangan nasional dan internasional.

Simpul transportasi udara pada Tatranas dan Tatrawil berupabandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayananprimer, sekunder dan tersier, perlu ada di setiap ibukotaprovinsi dan secara selektif dapat dikembangkan untukmampu melayani pesawat berbadan lebar. Simpul transportasiudara pada Tatralok yaitu bandar udara bukan pusatpenyebaran yang melayani angkutan udara komersial danatau nonkomersial (perintis).

Perwujudan jaringan prasarana transportasi udara padaTatranas berupa bandar udara pusat penyebaran denganskala pelayanan primer, sekunder, dan tersier dengan lingkuppelayanan nasional dan internasional.

Perwujudan jaringan prasarana transportasi udara pada Tatrawilberupa bandar udara pusat penyebaran dengan skalapelayanan sekunder dan bandar udara pusat penyebaran

Arah Perwujudan Sistranas

101Sistranas 2005

dengan skala pelayanan tersier, dengan lingkup pelayananbeberapa provinsi dan atau beberapa kabupaten/kota dalamsatu provinsi dan terhubungkan dengan bandar udara pusatpenyebaran dengan skala pelayanan primer dan bandar udarapusat penyebaran dengan skala pelayanan sekunder.

Perwujudan jaringan prasarana transportasi udara padaTatralok berupa bandar udara bukan pusat penyebaran yangtidak mempunyai daerah cakupan.

8. Transportasi Pipa

a. Jaringan pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi pipa pada Tatranas yaitujaringan pipa yang menghubungkan antarpusat produksi disatu provinsi dengan pusat distribusi di provinsi lainnya, baikmelalui darat maupun melalui laut antarpusat produksi danpusat distribusi ke pusat distribusi dalam provinsi lainnya,baik melalui darat maupun melalui laut pada Tatrawil danantarpusat produksi dan pusat distribusi ke pusat distribusilainnya dalam kabupaten/kota baik melalui darat maupunmelalui laut pada Tatralok.

b. Jaringan Prasarana

Jaringan transportasi pipa dikembangkan sesuai denganperkembangan industri yang memerlukannya, dan dapatdikembangkan antara pulau atau negara lain dengan PulauJawa Madura untuk gas, BBM, dan lain sebagainya, sepertipipa dari Singapura dan Gresik, dari pusat penyulingan kepusat distribusi guna memenuhi kebutuhan industri danrumah tangga perkotaan.

Sistem Transportasi Nasional

102 Sistranas 2005

Penutup

103Sistranas 2005

BAB VIPENUTUP

Kebutuhan jasa transportasi dari waktu ke waktu terus meningkat sejalandengan tuntutan perkembangan pembangunan dan lingkungan strategis,sehingga kemampuan antisipasi terhadap permintaan jasa transportasipada setiap tataran perlu terus ditingkatkan.

Dengan Sistranas akan semakin membulatkan keyakinan dan tekadpenyelenggara jasa transportasi dalam menjabarkan rencana strategispembangunan sektor transportasi jangka panjang, sehingga akan lebihmenghayati hakekat dan peranan jasa transportasi sebagai urat nadipembangunan nasional.

Berhasilnya pelaksanaan Sistranas tergantung pada sumber dayamanusia yakni partisipasi seluruh anggota masyarakat, sektor ekonomidan nonekonomi atau bidang pembangunan yang lain serta pada sikapmental, semangat, ketaatan dan disiplin aparatur Perhubungan padasetiap jajaran baik di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, sehinggadiharapkan Sistranas dilaksanakan secara konsekuen dan penuhtanggung jawab.

MENTERI PERHUBUNGAN,

ttd

M. HATTA RAJASA

Sistem Transportasi Nasional

104 Sistranas 2005