Sistem Tanggap Darurat Kelangkaan Pasokan Minyak
-
Upload
junaedi-st -
Category
Documents
-
view
149 -
download
2
Transcript of Sistem Tanggap Darurat Kelangkaan Pasokan Minyak
1
B A D A N E N E R G I I N T E R N A S I O N A L
2OO8Desember
IEA
Sistem Tanggap KelangkaanPASOKAN MINYAK
2
NEGARA-NEGARA
ANGGOTA IEA
Amerika Serikat
Australia
Austria
Belanda
Belgia
Ceko
Denmark
Finlandia
Hongaria
Inggris
Irlandia
Italia
Jepang
Jerman
Kanada
Korea Selatan
Luksemburg
Norwegia
Perancis
Polandia
Portugal
Selandia Baru
Slowakia
Spanyol
Swedia
Swiss
Turki
Yunani
Negara-negara tersebutadalah anggota OrganisasiKerjasama Ekonomidan Pembangunan (OECD),dimana IEA merupakan lembaga independen yang dibentuk oleh OECD.
Komisi Eropa juga berpartisipasi dalam kegiatan IEA.
IEA merupakan forum energi dari 28 negara-negara industri. Pemerintah negara-negara anggota IEA bersepakat mengambil langkah-langkah bersama untuk mengatasi kelangkaan pasokan minyak bumi. Mereka juga telah setuju untuk berbagi informasi mengenai energi, melakukan koordinasi kebijakan-kebijakan energi dan bekerja sama dalam pengembangan program-program energi yang rasional. Kesepakatan tersebut dicantumkan dalam Perjanjian tentang Program Energi Internasional, suatu kesepakatan yang mendasari terbentuknya IEA pada tahun 1974.
TUJUAN PERJANJIAN
Untuk mengatur dan menyempurnakan sistem-sistem yang diperlukan untuk mengatasi gangguan pasokan minyak bumi.
Untuk mempromosikan kebijakan-kebijakan energi yang tepat dalam kancah global melalui kerjasama dengan negara-negara non-anggota, kalangan industri, dan organisasi-organisasi internasional.
Untuk mengoperasikan sistem informasi pasar minyak internasional yang berkelanjutan.
Untuk memperbaiki struktur pasokan dan permintaan pasar energi dunia, melalui pengembangan sumber energi alternatif dan peningkatan efi siensi penggunaan energi.
Untuk mempromosikan kerjasama internasional tentang teknologi energi.
Untuk membantu pengintegrasian kebijakan lingkungan dan kebijakan energi.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Divisi Kebijakan Darurat dari IEA melalui email ([email protected]).
1
Tanggap darurat terhadap gangguan pasokan minyak bumi merupakan misi utama IEA sejak berdirinya di tahun
1974. Brosur informasi ini menjelaskan proses pengambilan keputusan dari tindakan yang dilakukan secara kolektif oleh IEA; program-program aksi yang
tersedia khususnya penggunaan cadangan penyangga; serta latar belakang sejarah gangguan-gangguan terpenting terhadap pasokan minyak bumi dan langkah-langkah
yang diambil IEA untuk mengatasinya. Brosur ini juga menunjukkan masih diperlukannya kesiapsiagaan untuk menghadapi gangguan pasokan minyak bumi, termasuk semakin pentingnya
keterlibatan negara-negara yang sedang berkembang dan negara-negara yang berada dalam masa peralihan menuju negara industri dalam dialog tentang ketahanan energi.
Mekanisme tanggap darurat IEA dibentuk berdasarkan Perjanjian tentang Program Energi Internasional (Perjanjian PEI) tahun 1974. Perjanjian PEI ini mengharuskan negara anggota IEA untuk mempunyai cadangan penyangga minyak setara dengan setidaknya 90 hari impor minyak bersih (netto) mereka, dan apabila terjadi gangguan serius terhadap pasokan minyak, maka negara-negara anggota harus melepaskan cadangan penyangga, menekan permintaan, beralih ke bahan bakar lainnya, meningkatkan produksi dalam negeri atau jika diperlukan berbagi persediaan minyak bumi yang dimiliki.
Untuk melengkapi mekanisme yang ditetapkan dalam Perjanjian PEI, IEA telah membuat tata cara yang bersifat fl eksibel untuk penggunaan secara bersama cadangan penyangga minyak, upaya-upaya untuk menekan permintaan serta langkah-langkah lain yang dapat diterapkan untuk mengatasi gangguan pasokan minyak.
Langkah-langkah bersama IEA ini dirancang untuk mengurangi dampak negatif dari terjadinya kekurangan pasokan minyak secara mendadak dengan menyediakan tambahan minyak di pasar global melalui berbagai program-program tanggap darurat, yang meliputi peningkatan pasokan dan penurunan permintaan. Meskipun kekurangan pasokan minyak kemungkinan akan mengakibatkan kenaikan harga, namun program-program tanggap darurat bersama IEA tidak dioperasikan berdasarkan harga minyak, karena kenaikan harga minyak dapat disebabkan oleh faktor-faktor selain kurangnya pasokan, dan tujuan program aksi tanggap darurat bersama adalah untuk menanggulangi kelangkaan pasokan minyak secara nyata.
Dialog dan kerjasama yang erat terus diadakan dengan negara-negara konsumen minyak non- anggota IEA, dan langkah-langkah tanggap darurat bersama dilaksanakan berkoordinasi dengan negara-negara produsen minyak utama.
TENTANG TANGGAP DARURAT
IEA
3
DAFTAR ISI
Tentang tanggap darurat IEA 3
Tanggap darurat IEA terhadap 5 gangguan pasokan minyak
Langkah-langkah negara anggota 6 untuk memenuhi aksi tanggap darurat bersama
Cadangan penyangga minyak 7 negara-negara anggota IEA
Cadangan penyangga di negara-negara 8 anggota IEA sejak tahun 1984
Potensi pemakaian kapasitas 9 cadangan penyangga publik
Upaya menekan permintaan dalam 10 tanggap darurat bersama IEA
Kejadian-kejadian utama terganggunya 11 pasokan minyak dunia
Tanggap darurat bersama IEA dalam menghadapi 12 Badai Katrina bulan September 2005
Dialog energi global mengenai kesiagaan darurat 13
Pentingnya kesiagaan darurat berkelanjutan 15
Kesiapsiagaan IEA 17
4
Bila terjadi gangguan pasokan minyak yang kritis, Direktorat Pasar dan Keamanan Energi IEA, akan mengkaji dampak gangguan terhadap pasar minyak serta kemungkinan diperlukannya aksi tanggap darurat bersama IEA.
Pengkajian dampak terhadap pasar minyak mencakup perkiraan tambahan produksi minyak yang dapat disediakan oleh produsen-produsen minyak ke pasar secara cepat, berdasarkan konsultasi dengan pemerintah negara-negara produsen.
Berdasarkan pengkajian ini, Direktur Eksekutif IEA berkonsultasi dengan dan memberikan nasihat kepada Dewan Penyantun IEA (Governing Board IEA) yang terdiri dari pejabat senior bidang energi negara-negara anggota yang memutuskan kebijakan penting yang diambil IEA. Proses konsultasi untuk menentukan potensi diperlukannya suatu tanggap darurat bersama IEA dapat dilakukan dalam waktu 24 jam, jika diperlukan.
Setelah tanggap darurat bersama disepakati, maka setiap negara anggota berpartisipasi dengan melepas minyak dari cadangan penyangga ke pasar, sesuai situasi dan kondisi negaranya. Pangsa pelepasan cadangan penyangga masing-masing negara terhadap total minyak yang diperlukan untuk tanggap darurat umumnya sepadan dengan pangsa negara tersebut terhadap konsumsi total negara-negara anggota IEA.
Dalam proses pengambilan keputusan dan pada tahap pelaksanaanya, ahli-ahli industri, melalui Dewan Penasihat Industri IEA, memberikan saran-saran dan pertimbangan mengenai pasokan/permintaan minyak dan hal-hal yang terkait dengan langkah tanggap darurat.
TANGGAP DARURAT IEA TERHADAP
GANGGUAN PASOKAN MINYAK
5
LANGKAH-LANGKAH NEGARA ANGGOTA UNTUK MEMENUHI AKSI TANGGAP DARURAT BERSAMA
Pemerintah masing-masing negara anggota mempunyai kebebasan memilih cara terbaik untuk meningkatkan jumlah minyak yang tersedia di pasar yang menjadi bagian tanggung jawabnya, dengan melaksanakan paduan langkah-langkah tanggap darurat untuk meningkatkan pasokan dan/atau menurunkan permintaan.
Pelepasan cadangan penyangga adalah bagian utama dari langkah-langkah IEA. Negara-negara anggota diwajibkan untuk menjaga sejumlah cadangan penyangga minyak yang volumenya setara dengan sekurang-kurangnya 90 hari dari volume impor bersih tahun sebelumnya
Negara-negara anggota juga diwajibkan mempunyai program untuk menahan naiknya permintaan minyak, yang dapat dilaksanakan dalam masa krisis untuk menambah pasokan melalui pengurangan konsumsi.
Peningkatan poduksi yang dilakukan dalam waktu singkat dan substitusi bahan bakar merupakan langkah-langkah tambahan yang dapat dilakukan oleh negara-negara anggota untuk meringankan tekanan pada pasar saat terjadi gangguan pasokan. Namun, terbatasnya kemampuan untuk melakukan subtitusi bahan bakar di sektor pembangkitan listrik dan transportasi serta adanya kendala kemampuan peningkatan produksi minyak sekarang ini membuat tindakan tanggap darurat dengan cara ini jarang dapat diterapkan.
6
Menurunkan
permintaan
Meningkatkan
pasokan
Persuasi/kampanye publik
(mis. , )eco-diving carpooling
Administratif/wajib
(mis.mengurangi kecepatan)
Administratif/wajib
(mis.larangan berkendaraan)
Penjualan/lelang
Penjualan/lelang
Pembangkitan listrik pada
instalasi multi bahan bakar
Penggunaan kapasitas
produksi cadangan
Publik
Pemerintah
Pinjam pakai
Pinjam pakai
Badan pengelola
Industri
sukarela/lunak
Wajib tapi fleksibel
Wajib dan ketat
Secara sementara
menggantikan minyak
dengan sumber
energi lain
Penekanan
permintaan
Peningkatan
produksi
Substitusi bahan
bakar
Penurunan volume cadangan
penyangga wajib
Perintah pelepasan cadangan
penyangga ke pasar
Peningkatan produksi
dalam negeri
Penggunaan
cadangan
penyangga
7
Pada akhir Juli 2008, jumlah cadangan penyangga minyak di negara-negara anggota IEA adalah sekitar 4 milyar barel, atau setara dengan volume impor bersih selama 150 hari.
Setiap negara anggota IEA dipersyaratkan untuk menjaga volume cadangan penyangga minyak setara dengan sekurang-kurangnya volume impor bersih selama 90 hari. Akan tetapi dalam memenuhi persyaratan tersebut setiap negara diberikan fl eksibilitas untuk menggunakan minyak mentah dan produk-produk kilangnya. Negara anggota dapat menjamin kewajiban minimum cadangan penyangga tersebut dengan membuat cadangan penyangga yang dimiliki oleh pemerintah dan dioperasikan badan-badan khusus pengelola cadangan penyangga, atau melalui penerapan kewajiban untuk menyimpan cadangan penyangga di industri-industri.
Cadangan penyangga yang dikelola oleh badan-badan khusus pengelola cadangan penyangga atau yang dimiliki langsung oleh pemerintah negara anggota disebut sebagai cadangan penyangga publik. Cadangan penyangga minyak publik, yang secara khusus disimpan untuk tujuan tanggap darurat, jumlahnya mencapai sekitar 1,5 milyar barel pada pertengahan 2008.
Cadangan penyangga industri-industri yang jumlahnya mencapai 2,5 milyar barel adalah merupakan cadangan penyangga yang diadakan untuk memenuhi kewajiban penyediaan cadangan penyangga dari pemerintah dan juga untuk cadangan penyangga bagi kepentingan komersial.
Berhubung persyaratan minimum pengadaan cadangan penyangga negara-negara anggota IEA didasarkan pada jumlah impor bersih, maka negara-negara anggota yang merupakan net eksportir (Kanada, Denmark, dan Norwegia) tidak memiliki kewajiban untuk mengadakan cadangan penyangga.
640580
707
2
PublikPublik IndustriIndustri
Amerika Utara
388
172233
523
Publik Industri
Eropa
17819
384
244
Publik Industri
Pasifik
Produk kilangMinyak bumi, NGL, dan bahan baku Data pada akhir Juli 2008,
dalam juta barel
CADANGAN PENYANGGA MINYAK
NEGARA-NEGARA ANGGOTA IEA
8
CADANGAN PENYANGGA DI
NEGARA-NEGARA ANGGOTA IEA SEJAK TAHUN 1984
Penggunaan cadangan penyangga dalam suatu tindakan aksi bersama yang dilakukan oleh negara-negara anggota IEA dapat meliputi penggunaan cadangan penyangga publik, cadangan penyangga industri, atau kombinasi keduanya, tergantung dari sistem cadangan penyangga dari suatu negara.
Cadangan penyangga publik dapat dilepaskan melalui suatu mekanisme seperti tender atau pinjam pakai. Cadangan penyangga industri yang dibuat untuk memenuhi persyaratan minimum pengadaan cadangan penyangga dapat dimanfaatkan dengan menurunkan kewajiban penyimpanan cadangan penyangga secara temporer.
Kedua model cadangan penyangga tersebut mempunyai kelebihanya masing-masing. Cadangan penyangga yang dikelola oleh industri untuk memenuhi kewajiban penyediaan cadangan penyangga minimum sudah nerupakan bagian daripada rantai pasokan, dan karenanya dapat dengan cepat dilepas ke pasar minyak jika diperlukan pelepasan cadangan penyangga.
Cadangan penyangga publik negara-negara anggota IEA telah berkembang, baik dalam volume maupun dalam pangsanya terhadap jumlah cadangan penyangga secara keseluruhan di negara-negara anggota IEA. Saat ini, hampir 37% dari cadangan penyangga IEA merupakan cadangan penyangga publik. Pada tahun 1984 cadangan publik tersebut hanya sebesar 24%. Peranan cadangan penyangga publik sangat menonjol dalam mengatasi gangguan pasokan, melalui penambahan volume minyak dalam rantai pasokan.
198419851986198719881989199019911992199319941995199619971998199920002001200220032004200520062007
Juli 2008
Jutabarel
Cadanganpenyanggaindustri
Cadanganpenyanggapublik
POTENSI PEMAKAIAN KAPASITAS
CADANGAN PENYANGGA PUBLIK
Walaupun cadangan penyangga publik dan industri tersedia untuk digunakan pada saat dilakukan tindakan tanggap darurat bersama IEA, namun demikian, volume cadangan penyangga publik negara anggota IEA sendiri saja mempunyai kemampuan untuk menyediakan pasokan minyak dalam jumlah yang sangat signifi kan untuk waktu yang cukup lama.
Sebagai contoh, dengan tingkat pemakaian 2 juta barel per hari, cadangan penyangga publik akan mencukupi pemakaian selama 24 bulan. Pada rata-rata pemakaian 4 juta barel per hari, cadangan penyangga publik akan dapat memenuhi kebutuhan selama satu tahun.
Dengan demikian, kemampuan kapasitas cadangan penyangga IEA yang berasal dari cadangan penyangga publik dan cadangan penyangga yang diwajibkan pada industri, cukup memadai dalam jumlah dan kesinambungannya bahkan pada saat mengatasi gangguan pasokan terbesar dalam sejarah kelangkaan pasokan yang pernah terjadi sampai saat ini.
0
12
24
36
48
60
6 5,55 4,54 3,53 2,52 1,51
Jang
ka W
aktu
(bul
an)
laju pelepasan (jt brl/h)
1,5 milyar barel cadangan penyangga publik
9
UPAYA MENEKAN PERMINTAAN DALAM
TANGGAP DARURAT BERSAMA IEA Upaya menekan permintaan merupakan cara lain yang yang dapat dilakukan oleh
negara anggota dalam melaksanakan tanggap darurat bersama IEA. Program untuk menekan permintaan meliputi langkah-langkah sementara yang diambil dalam masa krisis untuk menaikkan pasokan dengan mengurangi konsumsi dalam jangka pendek.
Sektor transportasi mengkonsumsi sekitar 55% dari total konsumsi minyak pada negara-negara anggota IEA dan memberikan peluang paling potensial pengurangan pemakaian melalui upaya-upaya untuk penurunan konsumsi.
Langkah awal adalah dengan menjalankan program-program sukarela yang diterapkan secara lunak, yang dilaksanakan melalui kampanye publik yang sifatnya persuasif. Hal ini dapat efektif dalam masa krisis, jika konsumen memahami perlunya menghemat minyak.
Program-program wajib dapat terdiri dari pembatasan-pembatasan yang diterapkan secara agak ketat seperti penurunan batas kecepatan sampai kepada pembatasan-pembatasan yang dilakukan secara ketat seperti penjatahan bahan bakar.
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6% Jepang / Korea SelatanIEA EropaAmerika Serikat / KanadaAustralia / Selandia Baru
Transi
t:
100%
penu
runan
tarif Tra
nsit:
penin
gkata
n pela
yana
n jasa
Progra
m Beran
gkat
dan P
ulang
Kerja
Bersa
ma/ca
rpooli
ng
(bila
infras
truktu
r terse
dia)
Progra
m telec
ommutin
g
Pemad
atan e
mpat h
ari ke
rja pe
r ming
gu
Laran
gan b
erken
daraa
n
satu-h
ari da
lam-se
puluh
hari
Meneta
pkan
batas
kecep
atan
pada
90 km
/ jam
Progra
m Berke
ndara
an Ra
mah
Lingk
unga
n/Eco
-drivin
g
Sum
ber:
Savi
ng o
il in
a h
urry
, IEA
, 200
5.
Potensi pengurangan konsumsi minyak menurut kebijakanyang diambil dari negara-negara IEA (dalam persentase)
10
KEJADIAN-KEJADIAN UTAMA TERGANGGUNYA
PASOKAN MINYAK DUNIA
Gangguan pasokan minyak terpenting yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir ini terjadi di Timur Tengah, dimana gangguan terbesar terjadi saat meletusnya revolusi Iran tahun 1978.
Belakangan, di awal tahun 2003, pasar minyak mengalami gangguan yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi secara bersamaan, yaitu pemogokan di perusahaan minyak nasional di Venezuela dan pecahnya perang di Irak dan diperparah oleh pemogokan di Nigeria.
Dalam mengkaji perlunya dilakukan suatu langkah tanggap darurat bersama, IEA mempertimbangkan beberapa faktor, bukan hanya besarnya kehilangan pasokan yang disebabkan oleh suatu kejadian. Keputusan yang diambil tergantung pada perkiraan jangka waktu dan tingkat keparahan gangguan pasokan minyak, serta memperhitungkan tambahan pasokan minyak yang dilepas ke pasar oleh negara-negara produsen.
Sejak berdirinya, IEA telah dua kali melepas cadangan penyangga minyak ke pasar melalui tindakan tanggap darurat bersama, yaitu untuk mengatasi dampak Perang Teluk tahun 1991 dan dampak badai yang terjadi di Teluk Meksiko pada tahun 2005.
September 2005
Maret - Des. 2003
Des. 2002 - Maret 2003
Juni - Juli 2001
Agust. 1990 - Jan. 1991
Okt. 1980 - Jan. 1981
Nov. 1978 - April 1979
Okt. 1973 - Maret 1974
Juni - Agust. 1967
Nov. 1956 - Maret 1957
Badai Katrina/Rita
Perang di Irak
Pemogokan di Venezuela
Skorsing ekspor minyak Irak
Invasi Irak ke Kuwait
Pecahnya perang Iran - Irak
Revolusi Iran
Perang Arab - Israil dan embargo minyak Arab
Perang 6 hari
Krisis Suez
1,5
2,3
2,6
2,1
4,3
4,1
5,6
4,3
2,0
2,0
Pengurangan pasokan bruto tertinggi (jt brl/h)
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0
11
12
TANGGAP DARURAT BERSAMA
IEA DALAM MENGHADAPI BADAI KATRINA
BULAN SEPTEMBER 2005
Pada tanggal 2 September 2005, seluruh negara anggota IEA yang jumlahnya pada saat itu 26 negara bersepakat untuk meningkatkan pasokan minyak ke pasar yang jumlahnya setara dengan 60 juta barel melalui kombinasi aksi tanggap darurat, termasuk penggunaan cadangan penyangga darurat, peningkatan produksi dalam negeri dan penekanan permintaan.
Sekitar 29 juta barel minyak diambil dari cadangan penyangga publik. Tambahannya sebesar 23 juta barel disediakan melalui penurunan kewajiban penyimpanan cadangan penyangga yang dikelola industri..
Hampir separo dari volume minyak yang dilepas ke pasar dari pemakaian cadangan penyangga darurat merupakan produk-produk kilang.
Aksi tanggap darurat bersama IEA berhasil memulihkan fungsi pasar melalui penyediaan minyak untuk menurunkan keketatan pasokan dan menurunkan selisih permintaan dan penawaran di pasar minyak.
Penekanan permintaan2%
Meningkatkan produksi minyak mentah11%
Penggunaan cadanganpenyangga industri
39%
Penggunaan cadanganpenyangga publik
48%
Langkah-langkah yang diambil oleh anggota IEA
13
DIALOG ENERGI GLOBAL MENGENAI
KESIAGAAN DARURAT
Seiring dengan pesatnya peningkatan konsumsi minyak negara-negara non anggota IEA, Badan Energi Internasional menggalang kerjasama dan melakukan tukar- menukar informasi mengenai kebijakan langkah-langkah dalam rangka menjaga ketahanan minyak dengan negara-negara besar yang perkembangan ekonominya sedang dalam transisi menjadi negara industri maupun dengan negara-negara yang sedang berkembang, seperti Cina, India, dan negara-negara anggota ASEAN.
IEA melakukan kerjasama tukar-menukar informasi dan pengalaman dalam membuat dan mengelola cadangan penyangga minyak strategis nasional dan berencana untuk mengoordinasi kebijakan tanggap darurat kelangkaan minyak di masa depan.
Latihan simulasi tanggap darurat mengatasi gangguan pasokan minyak telah diselenggarakan dengan peserta dari Cina, India, beberapa negara ASEAN, dan beberapa negara Eropa non-anggota IEA pada tahun 2002, 2004, dan 2008.
IEA juga mengadakan pelatihan statistik minyak dan energi serta tanggap darurat untuk Cina pada tahun 2004 dan 2006, untuk India dan negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2005, dan untuk negara-negara Asia tengah pada tahun 2006.
Selain itu, sejak tahun 2006 pejabat-pejabat tinggi dari Cina dan India berpartisipasi dalam pertemuan komite dan dewan IEA (Rapat Bersama Panitia Kerja untuk Masalah Darurat dan Panitia Kerja untuk Pasar Minyak di Paris; Dewan Penyantun IEA ).
0
5
10
15
20
25
30 2000
2007
2010
2015
2030
Juta
bar
el p
er h
ari
OECD India + Cina
Sum
ber:
WEO
200
8 Re
fere
nce
Scen
ario
, IEA
.
Total impor minyak netto
KENDALAKAPASITAS
TERORISME
KETEGANGANGEOPOLITIK
PENTINGNYA KESIAGAAN
DARURAT BERKELANJUTAN
Meskipun sistem pemasokan pasar minyak telah berubah secara dramatis sejak terjadinya kelangkaaan minyak tahun 1970-an atau yang dikenal dengan “oil shock”, risiko terjadinya gangguan pasokan yang dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi yang signifi kan bagi negara-negara anggota IEA masih sangat tinggi.
Kendala kapasitas, baik dalam produksi maupun pengilangan minyak, memperbesar potensi terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar minyak. Labilnya ketidakseimbangan pasokan dan permintaan menyebabkan hanya suatu penurunan volume pasokan yang relatif kecil sudah dapat menimbulkan dampak yang sangat besar pada pasar minyak. Pertumbuhan konsumsi minyak global yang menambah ketatnya pasar minyak, memperjelas perlunya melakukan investasi untuk perluasan kapasitas.
Ketidakpastian iklim investasi di beberapa negara produsen, yang sering ditunjukan dengan berkembangnya “nasionalisme sumberdaya alam”, kemungkinan akan menghambat pertambahan pasokan di pasar minyak di masa yang akan datang.
Ketegangan-ketegangan geopolitik dan terorisme menciptakan ketidakpastian bagi tersedianya pasokan yang berkelanjutan. Risiko tambahan ini meningkatkan ketidakstabilan pasar yang sudah labil, dimana sumber-sumber pasokan minyak semakin terkumpul pada beberapa negara saja.
Bencana alam, seperti kondisi cuaca ekstrem, dapat mengganggu keseimbangan neraca pasokan dan permintaan, terputusnya pasokan atau menyebabkan melambungnya permintaan.
................Peristiwa yang tak terduga!
BENCANAALAM
KETIDAKPASTIANIKLIM
INVESTASI
Ancaman global untuk ketahanan energi
15
Tanpa adanya pemantauan dan penyempurnaan yang berkelanjutan, cadangan penyangga, prosedur dan langkah-langkah tanggap darurat lain tidak akan memadai dalam mengatasi gangguan pasokan. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa tanggap darurat yang ada efektif, IEA menggunakan beberapa cara:
KESIAPSIAGAAN IEA
Pemantauan pasar: IEA memantau pasar minyak secara terus menerus. Divisi statistik IEA mengumpulkan dan mempublikasikan data minyak bulanan mengenai pasokan, permintaan, neraca dan cadangan operasional, cadangan penyangga untuk negara-negara OECD dan non-OECD untuk digunakan oleh para analis pasar minyak IEA. Hasil utama dari analisis ini adalah Laporan Bulanan Pasar Minyak (Monthly Oil Market Report). Kemampuan analisis yang dimiliki IEA memungkinkan dilakukannya kajian-kajian perkiraan kemungkinan terjadinya gangguan pasokan secara cepat dan dapat memberikan saran-saran tanggap darurat yang dapat diambil oleh negara-negara anggota IEA.
Pengkajian secara berkala sistem tanggap darurat: Sekretariat IEA dan perwakilan negara anggota IEA berpartisipasi dalam tim ahli yang disusun untuk menelaah kesiapan sistem tanggap darurat dari negara anggota IEA. Pada saat pengkajian berkala dilakukan juga penelaahan terhadap prosedur-prosedur dan susunan kelembagaan. Laporan pengkajian dan rekomendasi yang dihasilkan dibahas bersama dengan semua negara anggota.
Pengujian Sistem Tanggap Darurat: Setiap dua tahun, IEA melakukan serangkaian lokakarya dan pengujian untuk melatih dan menguji kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur dan personil-personil sistem tanggap darurat. Negara-negara konsumen minyak utama non- anggota IEA juga diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tujuan pengujian sistem tanggap darurat adalah untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan, menelaah kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ada serta untuk memastikan kesiagaan untuk bertindak secara cepat dan efektif dalam menghadapi gangguan pasokan minyak bumi.
Volume cadangan penyangga minyak IEA: Volume cadangan penyangga minyak setiap negara anggota IEA diaudit setiap bulan untuk memastikan bahwa setiap negara anggota memang memiliki cadangan minyak sejumlah minimal 90 hari dari volume impor bersihnya
17
18
Badan Energi Internasional9 rue de la Fédération, 75739 Paris Cedex 15
© O
ECD/
IEA,
200
9
www.iea.org
Laporan ini aslinya diterbitkan dalam bahasa Inggris. IEA sudah berupaya menjamin bahwa terjemahanBahasa Indonesia ini sudah sesuai dengan teks Inggrisnya, walaupun tetap ada sedikit perbedaan.