Sistem Syaraf Pada Vertebrata

70
Sistem Syaraf Pada Vertebrata Perbedaan perkembangan otak pada beberapa hewan vertebrate 1. Ikan (pisces) Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang lebih baik sebab otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan dan pusat pergerakan. 2. Amfibi Sebagai contoh adalah katak , Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian otak kecilnya tidak begitu berkembang. 3. Reptilia Bangsa reptile umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih besar dan memanjang kearah depan. 4. Burung (Aves)

description

-

Transcript of Sistem Syaraf Pada Vertebrata

Sistem Syaraf Pada Vertebrata

Perbedaan perkembangan otak pada beberapa hewan vertebrate

1. Ikan (pisces)

Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang

lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu

menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki

keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang

lebih baik sebab otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan

dan pusat pergerakan.

2. Amfibi

Sebagai contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya

oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian

otak kecilnya tidak begitu berkembang.

3. Reptilia

Bangsa reptile umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu

bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih

besar dan memanjang kearah depan.

4. Burung (Aves)

Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki

keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki

ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan

burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak

kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.

5. Mamalia

Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari

perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya

berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan

mamalia.

http://mjumani.blogspot.com/2009/07/sistem-syaraf-pada-vertebrata.html

Kamis, 18 Maret 2010

Sistem Saraf pada Vertebrata

di 06:54 Diposkan oleh Amin Tabin 0 komentar

Pada dasarnya sistem saraf vertebrata mirip dengan manusia, karena sama-sama

mempunyai sistem saraf pusat. Perbedaanya terletak pada tingkat kesempurnaanya

(tingkat perkembangannya). Hewan-hewan bertulang belakang memiliki otak yang dapat

dibedakan atas 3 bagian :

(1) Otak depan

- Tumbuh menjadi otak besar dan lobus olfaktorius.

- Otak besar untuk belajar dan gerakan yang disadari.

- Lobus olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.

(2) Otak tengah, berfungsi sebagai lobus penglihatan.

(3) Otak belakang

- Atap otak belakang menebal membentuk otak kecil (cerebellum) yang berfungsi untuk

keseimbangan dan koordinasi gerakan.

- Dasar otak belakang membentuk sumsum penghubung (medula oblongata) sebagai

pusat pengatur denyut jantung, pembuluh darah dan gerakan pernapasan.

1. Sistem saraf pada ikan

- Otak besar dan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihatan. Kedua otak ini tidak

berkembang dengan baik.

- Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat sisi. Otak kecil berkembang

dengan baik.

2. Sistem saraf pada amphibi

- Bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak tengah sebagai pusat

penglihatan.

- Otak besar berhubungan dengan indra pencium dan otak kecil hanya merupakan

lengkung mendatar yang menuju ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan

baik.

3. Sistem saraf pada reptil

- Otak besar berkembang dengan baik, sebagai pusat saraf pembau. Otak besar ini meluas

sehingga menutupi otak tengah. Bagian lainnya kurang berkembang.

4. Sistem saraf pada burung

- Otak burung telah berkembang cukup baik. Otak besar dan otak kecilnya berukuran

relatif besar. Permukaan otak besar tidak berlipat.

- Otak tengah berbentuk gelembung, berkembang dengan baik dan merupakan pusat saraf

penglihat.

- Otak kecil permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu menampung sel saraf dalam

jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai pusat pengatur keseimbangan burung pada waktu

terbang.

5. Sistem saraf pada mamalia

Pada mamalia seluruh bagian otaknya berkembang dengan baik dan sempurna.

Permukaan otak besar dan otak kecilnya berlipat-lipat, sehingga dapat menampung lebih

banyak neuron. Di antara vertebrata, mamalia memiliki perkembangan otak yang paling

baik.

Kirimkan Ini lewat Email

http://amintabin.blogspot.com/2010/03/sistem-saraf-pada-vertebrata.html

vertebrate nervous system

In vertebrates, as in mollusc's and arthropods, nervous tissue is concentrated at the

anterior (front) end of the body, forming the brain. The vertebrate nervous system is

characterized by this well-marked centralization and by the presence of large amounts of

nerve tissue, by the actions of which the typical vertebrate behavior patterns are

controlled.

While some parts of the brain are concerned with receiving signals from receptor organs,

such as eyes and ears, and with sending signals to effector organs (muscles or glands),

other parts are not directly concerned with receiving or sending signals and are not linked

with any particular region of the body. These areas of the brain can overrule the rest of

the nervous system and so regulate the actions of the animal. In other words, these

regions are responsible for the intelligence of the animal, for its awareness of its

surroundings, and for the powers of learning. These association centers are more highly

developed in mammals and birds than in other animals, and especially so in humans,

apes, and cetaceans.

Central nervous system

The central nervous system, consisting of the brain and spinal cord, is hollow and situated

above (dorsal to) the gut. This contrasts with the solid ventral nerve cord of the

invertebrates. The vertebrate nerve cord and brain contain a liquid – cerebrospinal fluid –

which itself contains mineral salts and traces of protein and sugar. The fluid helps to

support the nervous tissue and probably plays some part in its nutrition.

Primitive vertebrate nervous system

The basic vertebrate pattern is shown by the lampreys and hagfishes which are the most

primitive living vertebrates. The nerve fibers in these animals, however, are not covered

by the myelin sheath (a fatty insulating layer) found in all higher vertebrates. This means

that nervous conduction is slow and the complex nervous connections found in higher

forms are impossible in these early vertebrates.

Forebrain

The front part of the brain is concerned with smell – the olfactory sense. Nerves from the

olfactory organ run into the thickened walls of the brain which are enlarged to form the

olfactory lobes or cerebral hemispheres. Smell appears to be the only function of this

region in lampreys. Behind the hemispheres is the thalamus, which completes the

forebrain. The thalamus receives a few sensory nerves and carries the pituitary gland on

its under surface. The pineal eye arises on the dorsal side and reaches to the surface of the

head. It is sensitive to light in the lamprey but much reduced in higher vertebrates.

Midbrain

The midbrain, behind the thalamus, deals with the sense of sight. Its walls are expanded

to form the optic lobes. Nerves pass from the midbrain region to the minor nerves of the

spinal cord and it is through these that the animal is able to act upon the signals it

receives from the eyes. This system can therefore be termed an elementary association

center or center of intelligence.

Hindbrain

The hindbrain consists of the cerebellum and the medulla oblongata. The former is

concerned with the regulation of balance and movement and is not well developed in

lampreys which spend much of their time attached to rocks or to fish by means of a large

sucker (oral sucker) round the mouth. The medulla oblongata passes directly into the

spinal cord. It is concerned with the senses of taste and hearing and also with control of

the pumping movement of the gills. The pressure sensing system of the lateral line also

has its center in the medulla. The large size of the medulla in lampreys is due to the

importance of the oral sucker. They are connected by a large nerve. Taste and hearing are

not well developed. The roof of the brain is well supplied with blood vessels (the choroid

plexus.

Spinal cord and spinal nerves

The spinal cord is uniformly gray in color with the nerve cell bodies lying close to the

central canal. Connections with other cells are made around the outside of this gray

matter in what corresponds to the white matter of higher vertebrates. The roots of the

spinal nerves do not join just outside the spinal cord as they do in other vertebrates. These

spinal nerves extend as the peripheral nervous system (the network of nerves spreading

throughout the body). The peripheral system acts in much the same way as that of the

invertebrates, sending and receiving impulses to and from the central nervous system.

Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang

tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris

indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan

homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling

rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling

terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja utama

dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.

Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat

dan sistem saraf tepi.

Daftar isi

 [sembunyikan] 

1 Struktur

o 1.1 Neuron

o 1.2 Sel Glial

2 Penghantaran rangsang

3 Referensi

[sunting] Struktur

[sunting] Neuron

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Neuron

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti

sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.

Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi

mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson

biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut

saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin

yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan

sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin.

Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang

tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran

impuls.

[sunting] Sel Glial

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam

neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendroglia,mikroglia, dan makroglia .

[sunting] Penghantaran rangsang

Semua sel dalam tubuh manusia memiliki muatan listrik yang terpolarisasi, dengan kata

lain terjadi perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu membran sel,

tidak terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam

membran ini disebut potensial membran. Informasi yang diterima oleh Indra akan

diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls. Impuls tersebut berupa tegangan listrik.

Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson suatu neuron sebelum dihantarkan ke

neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti itu terus hingga mencapai otak, dimana

impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju organ atau indra

yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui mekanisme pengiriman

impuls yang sama.

Membran hewan memiliki potensial istirahat sekitar -50 mV s/d -90 mV, potensial

istirahat adalah potensial yang dipertahankan oleh membran selama tidak ada rangsangan

pada sel. Datangnya stimulus akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan

hiperpolarisasi pada membran sel, hal tersebut menyebabkan terjadinya potensial kerja.

Potensial kerja adalah perubahan tiba-tiba pada potensial membran karena datangnya

rangsang. Pada saat potensial kerja terjadi, potensial membran mengalami depolarisasi

dari potensial istrahatnya (-70 mV) berubah menjadi +40 mV. Akson vertebrata

umumnya memiliki selubung mielin. Selubung mielin terdiri dari 80% lipid dan 20%

protein, menjadikannya bersifat dielektrik atau penghambat aliran listrik dan hal ini

menyebabkan potensial kerja tidak dapat terbentuk pada selubung mielin; tetapi bagian

dari akson bernama nodus Ranvier tidak diselubungi oleh mielin. Penghantaran rangsang

pada akson bermielin dilakukan dengan mekanisme hantaran saltatori, yaitu potensial

kerja dihantarkan dengan "melompat" dari satu nodus ke nodus lainnya hingga mencapai

sinapsis.

Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama sinapsis, neuron yang

mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan menerima rangsang

disebut neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang

didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran

rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin

(ACh), adrenalin dan noradrenalin. Ketika rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari

neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke

membrannya. Neurotransmitter kemudian dilepaskan melalui proses eksositosis. Pada

ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein reseptor mengikat molekul neurotransmitter

dan merespon dengan membuka saluran ion pada membran akson yang kemudian

mengubah potensial membran (depolarisasi atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan

potensial kerja pada neuron pasca-sinapsis. Ketika impuls dari neuron pra-sinaps berhenti

neurotransmitter yang telah ada akan didegradasi. Molekul terdegradasi tersebut

kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui proses endositosis.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf

System Saraf Pusat

Posted: 2 Maret 2010 in Anatomi

3

Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian dari sistem saraf yang mengkoordinasi kegiatan

dari semua bagian tubuh hewan bilaterian-yaitu, semua hewan multiseluler kecuali

simetris radial spons dan binatang seperti ubur-ubur. Pada vertebrata, sistem saraf pusat

yang ditutupi dalam meninges. Ini berisi sebagian besar sistem saraf dan terdiri dari otak

dan sumsum tulang belakang. Bersama-sama dengan sistem saraf perifer memiliki peran

fundamental dalam kontrol perilaku. SSP adalah yang terkandung dalam dorsal rongga,

dengan otak di dalam rongga tengkorak dan tulang belakang di rongga tulang belakang.

Otak dilindungi oleh tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh

tulang belakang.

Perkembangan

Selama perkembangan awal embrio vertebrata, sebuah alur longitudinal pada pelat saraf

secara bertahap memperdalam sebagai pegunungan di kedua sisi alur (saraf lipatan)

menjadi tinggi, dan akhirnya bertemu, mengubah alur ke dalam tabung tertutup, pada

dinding yang ectodermal rudimen membentuk sistem saraf. Tabung ini awalnya

membedakan menjadi tiga vesikel (kantong): yang prosencephalon di depan,

mesencephalon, dan, antara mesencephalon dan saraf tulang belakang, yang

rhombencephalon. (Oleh enam minggu dalam embrio manusia) yang prosencephalon

kemudian dibagi lebih lanjut ke telencephalon dan diencephalon; dan membagi

rhombencephalon ke metencephalon dan myelencephalon.

Sebagai vertebrata tumbuh, membedakan vesikula ini masih lebih lanjut. The

telencephalon berdiferensiasi menjadi, antara lain, para striatum, hippocampus dan

neokorteks, dan rongga menjadi yang pertama dan kedua ventrikel. Diencephalon

elaborasi termasuk subthalamus, hipotalamus, talamus dan epithalamus, dan bentuk

rongga ventrikel ketiga. The tectum, pretectum, otak gagang bunga dan mengembangkan

struktur lain dari mesencephalon, dan rongga mesencephalic tumbuh ke dalam saluran

(serebral saluran air). The metencephalon menjadi, antara lain, jembatan dan serebelum,

maka bentuk myelencephalon medula oblongata, dan rongga mereka berkembang

menjadi ventrikel keempat.

Brain regions of a 4 week old human embryo

Central

nervous

system

Brain

Prosencephalon

Telencephalon

Rhinencephalon, Amygdala,

Hippocampus, Neocortex, Basal

ganglia, Lateral ventricles

Diencephalon

Epithalamus, Thalamus,

Hypothalamus, Subthalamus, Pituitary

gland, Pineal gland, Third ventricle

Brain stem

MesencephalonTectum, Cerebral peduncle, Pretectum,

Mesencephalic duct

Rhombencephalon

MetencephalonPons,

Cerebellum

MyelencephalonMedulla

oblongata

Spinal cord

Evolusi

Planaria, anggota filum Platyhelminthes (cacing pipih), memiliki paling sederhana, jelas

penggambaran dari suatu sistem saraf menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf

perifer (PNS). otak primitif mereka, yang terdiri 2 melebur anterior ganglia, dan tali saraf

longitudinal membentuk SSP; pada proyeksi lateral membentuk saraf PNS. Sebuah studi

molekuler menemukan bahwa lebih dari 95% dari 116 gen yang terlibat dalam sistem

syaraf planaria, yang meliputi gen yang terkait dengan SSP, juga ada pada manusia. 

Seperti planaria, vertebrata memiliki SSP dan PNS berbeda, walaupun lebih kompleks

daripada planaria.

Pola dasar dari SSP sangat kekal sepanjang spesies vertebrata yang berbeda dan selama

evolusi. Tren utama yang dapat diamati adalah terhadap telencephalisation progresif:

yang telencephalon reptil hanya merupakan lampiran penciuman besar bola lampu,

sedangkan pada mamalia itu membuat sebagian besar volume SSP. Dalam otak manusia,

yang telencephalon mencakup sebagian besar diencephalon dan mesencephalon.

Memang, studi allometric ukuran otak di antara spesies yang berbeda menunjukkan

kesinambungan yang mencolok dari tikus untuk ikan paus, dan memungkinkan kita untuk

melengkapi pengetahuan tentang evolusi dari SSP yang diperoleh melalui endocasts

tengkorak.

1. Brain; 2. Central nervous system; 3. Spinal cord.

Mamalia – yang muncul dalam catatan fosil pertama setelah ikan, amfibi, dan reptil –

adalah satu-satunya vertebrata untuk memiliki evolusioner baru-baru ini, bagian terluar

dari korteks serebral dikenal sebagai neokorteks. neokorteks dari Monotremata (bebek –

billed platypus dan beberapa jenis berduri anteaters) dan marsupial (seperti kangguru,

koala, opossums, wombat, dan setan Tasmania) kekurangan convolutions – gyri dan sulci

– ditemukan di neokorteks kebanyakan plasenta mamalia (eutherians). Dalam plasenta

mamalia, ukuran dan kompleksitas dari neokorteks meningkat dari waktu ke waktu.

Daerah neokorteks tikus hanya sekitar 1 / 100 bahwa kera, dan kera hanya sekitar 1 / 10

bahwa manusia. Selain itu, tikus convolutions kekurangan dalam neokorteks (mungkin

juga karena tikus kecil mamalia), sedangkan kucing memiliki tingkat moderat

convolutions, dan manusia telah cukup luas convolutions.

Penyakit Pada Sistem Saraf Pusat

Ada banyak sistem saraf pusat penyakit, termasuk infeksi pada sistem saraf pusat seperti

ensefalitis dan polio, neurodegenerative penyakit seperti penyakit Alzheimer dan

amyotrophic lateral sclerosis, penyakit autoimun dan inflamasi seperti multiple sclerosis

atau diseminata akut Encephalomyelitis, dan kelainan genetik seperti Krabbe penyakit,

penyakit Huntington, atau adrenoleukodystrophy. Terakhir, neoplasma sistem saraf pusat

dapat menyebabkan penyakit parah, dan, ketika ganas, dapat memiliki tingkat kematian

sangat tinggi.

http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/system-saraf-pusat/

Sistem Saraf

Sel Saraf 

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.

Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf

mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor.

Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali

rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau

organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.

SEL SARAF

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan

pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Struktur Sel Saraf

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya

terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua

macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).

Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf,

sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari

badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat

panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

Gbr. Akson yang diperbesar

Gbr. Struktur Sel Saraf

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut

saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin

yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah

sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran

plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan

memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier,

yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel

saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

1. Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf

pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson

dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

2. Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau

kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf

motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan

akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

3. Sel saraf intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di

dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel

saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem

saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf

asosiasi lainnya.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung

dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion

atau simpul saraf.

Gbr. Struktur ganglion gabungan fari badan sel saraf

Mekanisme Penghantar Impuls

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan

sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. 1. Penghantaran

Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut

saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar

dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian

luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan

(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik

sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.

Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart

120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh

impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).

Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria

dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan

impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang

maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat

menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada

impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan

sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam

sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi

neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan

sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang

membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka

vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan

melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat

kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.

Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh

tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang

terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel

pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada

reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah

melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang

dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot

terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-

sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama

dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Gbr. Lokasi, anatomi, dan cara kerja sinapsis

Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan

penghantaran impuls oleh saraf.

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa

disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari

reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian

hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang

harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap

rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi

tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks

misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari

reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,

diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim

tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan

pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila

saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau

mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf

penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme

jalannya impuls pada lutut yang dipukul

Sistem Saraf Pusat Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang

belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan

fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas

tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini

terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya

terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran

araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari

bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan

permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta

mengangkut bahan sisa metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam

sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya

berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan

bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa

materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah

(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan

jembatan varol.

a. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang

berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan

pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan

kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks

serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang

terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau

merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor

dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat

kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian

yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan

pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat

penglihatan terdapat di bagian belakang.

Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah

terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata

seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya

3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara

sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau

berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan

kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum

tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju

ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak

jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan

sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,

dan berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,

sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang

terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk

dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral

menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi

konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya

ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.

Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat

saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak

merupakan saluran asenden dan yang membawa

impuls yang berupa perintah dari otak merupakan

saluran desenden.

Gbr. Penampang melintang sumsum

tulang belakang

Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf

otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,

sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain

denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar

dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum

tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Gambar 2

Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang

melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus

membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka

nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling

penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan

asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang

saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf

ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3

buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian

leher, bahu, dan diafragma.

b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari

sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat

beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga

membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf

pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada

posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang

belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra

ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang

panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem

saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya

ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik

mengecilkan pupil

menstimulasi aliran ludah

memperlambat denyut jantung

membesarkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar

pencernaan

mengerutkan kantung kemih

memperbesar pupil

menghambat aliran ludah

mempercepat denyut jantung

mengecilkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar

pencernaan

menghambat kontraksi kandung

kemih

http://biologiklaten.wordpress.com/bab-20-sist-koord-pada-hewan-manusia-xi/

1.   Sistem saraf pada Invertebrata

a. Sistem saraf pada Protozoa

Protoza misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf tetapi mempunyai kepekaan

terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut, misalnya

rangsangan yang berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsanganya kuat, protozoa

menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah akan mendekat. Pada paramecium terdapat

fibril yang peka terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk mengatur gerakan

silianya.

  Gambar 9.1. Sistem Koordinasi Amuba

b. Sistem saraf pada Coelenterata

Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf masih

tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga disebut saraf

jala (jaring saraf).

 c. Sistem saraf pada Echinodermata

 

Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang

melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan.

Gambar 9.2. Sistem Koordinasi bintang laut

d. Sistem saraf pada Serangga

Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, berupa

sistem saraf tangga tali. pada belalang sistem saraf pusat tersusun atas kelompok-

kelompok badan sel saraf yang disebut ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu

atau lebih tali-tali saraf. Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik

dan akson motorik ke dan dari ganglia. (jamak dari ganglion).

Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang.

Ada 3 macam ganglion :

1). Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.

2). Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris

rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).

3). Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada,

perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion

ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. pada serangga terdapat 2 benang

saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu

dengan ganglion yang lain.

Pada serangga kelenjar endokrin lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan dan

metamorfosis. Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan eksoskeletonnya

secara berkala. Proses pergantian kulit ini disebut molting. Molting terjadi sampai

stadium dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting adalah hormon ekdison.

Hormon ini dihasilkan dari kerja sama kelenjar protorasik yang terletak di dalam dada

dan hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga menghasilkan hormon yang

mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon ini berfungsi

menghambat proses metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang cukup akan membuat

ekdison merangsang pertumbuhan larva. Namun, jika sekresi hormon ini berkurang maka

ekdison akan merangsang perkembangan pupa.

 

 Gambar 9.2. Sistem Koordinasi serangga

e. Sistem saraf pada Cacing

Susunan sistem saraf pada cacing berupa sistem tangga tali. Planaria, yang termasuk

golongan cacing pipih memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf

pusat Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini berukuran kecil.

Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah posterior, masing-

masing saraf tersebut berada di daerah lateral tubuh cacing, keduanya dihubungkan oleh

saraf penghubung. Saraf yang juga tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk

merespon cahaya. Apabila cacing pipih terkena sinar, otak akan memerintahkan cacing

bergerak ke tempat gelap, misalnya di bagian bawah batu.

 Gambar 9.1. Sistem Koordinasi Planaria dan Hirudinea

Berbeda dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron yang

lebih banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan saraf

ventral yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat interneuron

yang mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen.

2.   Sistem saraf pada Vertebrata

Perbedaan perkembangan otak pada beberapa hewan vertebrata

a. Ikan (pisces)

Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang

lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu

menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki

keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang

lebih baik sebab otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan

dan pusat pergerakan.

b. Katak ( Amfibi )

Sebagai contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya

oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian

otak kecilnya tidak begitu berkembang.

c. Reptilia

Bangsa reptil umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu

bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih

besar dan memanjang kearah depan.

d. Burung (Aves)

Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki

keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki

ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan

burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak

kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.

e. Mamalia

Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari

perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya

berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan

mamalia.

3. Sistem Koordinasi pada Manusia

a. Sistem Syaraf

Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu

antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita

terdapat suatu sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem

koordinasi yang berpusat pada satu organ yaitu otak

Organ Penyusun Sistem Saraf

Fungsi sistem saraf:

-          Penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indra

-          Pengatur respon terhadap rangsangan

-          Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja

sesuai fungsinya

Sel Saraf (neuron)

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf.

Sel saraf terdiri atas 3 bagian utama:

-          Badan sel

-          Dendrit

-          neurit

Badan sel

Di dalam badan sel terdapat:

-          Sitoplasma

-          Nukleus (inti sel)

-          Nukleous (anak inti sel)

Dendrit

Merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek, dengan ujung yang bercabang-cabang]

Berfungsi meneruskan rangsang (impuls) saraf menuju badan sal saraf

Neurit (akson)

Merupakan serabut saraf berupa tonjolan sitoplasma yang panjang

Berfungsi meneruskan impuls sarah dari badan sel yang satu ke badan sel yang lain

Neurit dilindungi oleh selubung mielin (isolator). Selubung mielin disusun dari sel-sel

Schwann yang memberi makan neurit dan membantu regenerasi neurit

Di dalam neurit terdapat benang-benang halus neurofibril

Gambar 9.3. sel-saraf

Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi menjadi 3 macam, yaitu:

-          Neuron sensorik (sel saraf indra)

-          Neuron motorik

-          Neuron intermediete

1. Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,

yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf

sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

2. Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau

kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf

motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson

saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

3. Sel saraf intermediete

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam

sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori

atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf

intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung

dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion

atau simpul saraf.

Penggolongan Sistem Saraf

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Saraf pusat dilindungi

oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid dan piamater. Diantara arachnoid

dengan piamater terdapat ruang subarachnoid yang berisikan cairan serebrospinal yang

berfungsi sebagai pelindung/peredam dari benturan.

1. Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah

(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan

jembatan varol.

a. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang

berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan

pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan

kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks

serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang

terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau

merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor

dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat

kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian

yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan

pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat

penglihatan terdapat di bagian belakang.

Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah

terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata

seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya

3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara

sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau

berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan

kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju

ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak

jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan

sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,

dan berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,

sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang

terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk

dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral

menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi

konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya

ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk

saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden

dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang

1. Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf

otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,

sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain

denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar

dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum

tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

 

2. Sistem Koordinasi pada Manusia

Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu

antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita

terdapat suatu sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem

koordinasi yang berpusat pada satu organ yaitu otak

Organ Penyusun Sistem Saraf

Fungsi sistem saraf:

-          Penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indra

-          Pengatur respon terhadap rangsangan

-          Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja

sesuai fungsinya

Sel Saraf (neuron)

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf.

Sel saraf terdiri atas 3 bagian utama:

-          Badan sel

-          Dendrit

-          neurit

Badan sel

Di dalam badan sel terdapat:

-          Sitoplasma

-          Nukleus (inti sel)

-          Nukleous (anak inti sel)

Dendrit

Merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek, dengan ujung yang bercabang-cabang]

Berfungsi meneruskan rangsang (impuls) saraf menuju badan sal saraf

Neurit (akson)

Merupakan serabut saraf berupa tonjolan sitoplasma yang panjang

Berfungsi meneruskan impuls sarah dari badan sel yang satu ke badan sel yang lain

Neurit dilindungi oleh selubung mielin (isolator). Selubung mielin disusun dari sel-sel

Schwann yang memberi makan neurit dan membantu regenerasi neurit

Di dalam neurit terdapat benang-benang halus neurofibril

Gambar 9.3. sel-saraf

Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi menjadi 3 macam, yaitu:

-          Neuron sensorik (sel saraf indra)

-          Neuron motorik

-          Neuron intermediete

1. Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,

yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf

sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

2. Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau

kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf

motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson

saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

3. Sel saraf intermediete

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam

sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori

atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf

intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung

dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion

atau simpul saraf.

Penggolongan Sistem Saraf

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Saraf pusat dilindungi

oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid dan piamater. Diantara arachnoid

dengan piamater terdapat ruang subarachnoid yang berisikan cairan serebrospinal yang

berfungsi sebagai pelindung/peredam dari benturan.

1. Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah

(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan

jembatan varol.

a. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang

berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan

pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan

kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks

serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang

terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau

merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor

dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat

kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian

yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan

pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat

penglihatan terdapat di bagian belakang.

Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah

terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata

seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya

3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara

sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau

berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan

kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju

ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak

jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan

sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,

dan berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,

sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang

terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk

dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral

menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi

konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya

ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk

saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden

dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang

1. Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf

otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,

sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain

denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar

dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum

tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

Gambar 2

Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang

melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus

membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka

nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling

penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan

asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang

saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf

ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3

buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian

    leher, bahu, dan diafragma.

b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari

sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat

beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga

membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf

pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada

posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang

belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra

ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang

panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem

saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya

ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik

mengecilkan pupil

menstimulasi aliran ludah

memperlambat denyut jantung

membesarkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar

pencernaan

memperbesar pupil

menghambat aliran ludah

mempercepat denyut jantung

mengecilkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar

pencernaan

mengerutkan kantung kemih menghambat kontraksi kandung

kemih

http://eksg3sco.blogspot.com/2011/03/biologi-kls-xi.html

Wednesday, December 1, 2010

Sistem Saraf yang Terdapat Pada Reptil

5:33 AM  eri tirtayasa  No comments

Reptil memiliki otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2

lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di

bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan

hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke

somit-somit (ruasprimer)tubuh.

Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.

1. Otak (ensefalon)

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:

a. Otak besar (serebrum)

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan

kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks

serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang

terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau

merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor

dan sensorik.

b. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah

terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata

seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

c. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara

sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau

berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

d. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan

kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

e. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju

ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak

jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan

sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks

yang lain.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang

terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk

dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral

menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi

konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya

ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf

membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan

saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan

saluran desenden.

Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf

otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,

sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain

denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar

dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum

tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori

2. Lima pasang saraf motor

3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang

melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus

membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka

nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling

penting.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari

sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat

beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga

membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf

pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada

posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang

belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra

ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang

panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf

simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).

http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2010/12/sistem-saraf-yang-terdapat-pada-reptil.html

Sistem Saraf Pada Manusia

Bagian Sel Saraf Manusia

Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian: badan

sel saraf, serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson). Badan sel saraf

terdiri dari sitoplasma, butir-butir Nissl dan inti sel.

 

Serabut saraf dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan

bercabang banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti

oleh seludang myelin berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara

sel-sel Schwan terdapat celah yang disebut nodus Ranvier.

Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:

1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju

ke badan sel saraf.

2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.

3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel

saraf menuju ke luar badan sel saraf.

4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung

dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju

sel saraf lainnya.

http://devoav1997.webnode.com/news/sistem-saraf-pada-manusia-/

encephalon, adalah sentral supervisori dari sistem syaraf. Walaupun otak kadang disebut

sebagai pusat supervisori dari sistem syaraf sentral vertebrata, istilah yang sama juga

dapat digunakan untuk sistem syaraf sentral pada invertebrata. Pada kebanyakan hewan,

otak terletak pada kepala.

Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh

homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu

tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan,

pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan

melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik

yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan

keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut

neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi

sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya,

vetebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milliar neuron.

Kebiasaan – Kebiasaan yang dapat merusak otak kita :

1. Tidak Sarapan Pagi.

Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula darah yang rendah,

yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi kurang.

2. Makan Terlalu Banyak.

Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat mengerasnya

pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam pembuluh darah.

Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.

3. Merokok.

Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak secara cepat, serta

dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.

4. Mengkonsumsi gula terlalu banyak.

Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya penyerapan protein

dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu

perkembangan otak

5. Polusi Udara.

Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Menghirup udara yang

berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan efisiensi otak.

6. Kurang Tidur.

Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya.

Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel otak.

7. Menutup kepala saat tidur.

Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi zat karbondioksida

dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada otak.

8. Menggunakan pikiran saat sakit.

Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran kita saat sedang sakit

dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak serta dapat merusak otak.

9. Kurang menstimulasi pikiran.

Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya stimulasi pada

otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak kita.

10. Jarang berkomunikasi.

Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak.

Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi

akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih.

dapet dari :

http://y7else.wordpress.com/2008/07/09/apa-aja-yang-ngerusak-otakmu/

1. protozoa

2. porifera

3. coelentrata

4. platyhelminthes

5. nemathelminthes

6. annelida

7. molusca

8. arthropoda

9. echinodermata