Sistem Periodik Unsur New

20
SISTEM PERIODIK UNSUR 1.PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK TRIADE DOBEREINER Johann Wolfgang Dobereiner pada tahun 1829 menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Massa Atom Relatif Unsur Triad Dobereiner Johann Wolfgang Dobereiner Triad Dobereiner HUKUM OKTAF NEWLANDS Hukum oktaf ditemukan oleh A. R. Newlands pada tahun 1864. Newlands mengelompok-kan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur. Kemiripan sifat ditunjukkan oleh unsur

Transcript of Sistem Periodik Unsur New

SISTEM PERIODIK UNSUR

1.PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK

TRIADE DOBEREINER

Johann  Wolfgang Dobereiner pada tahun 1829 menemukan adanya beberapa

kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan

massa atom.

Massa Atom Relatif Unsur Triad Dobereiner

Johann Wolfgang Dobereiner

Triad Dobereiner

HUKUM OKTAF NEWLANDS

Hukum oktaf ditemukan oleh A. R. Newlands pada tahun 1864. Newlands

mengelompok-kan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif  unsur.

Kemiripan  sifat ditunjukkan  oleh  unsur  yang  berseliih satu oktaf yakni unsur ke-1

dan unsur ke-8 serta unsur ke-2 dan unsur ke-9. Daftar unsur yang berhasil

dikelompokkan berdasarkan hukum oktaf oleh Newlands ditunjukkan pada tabel

berikut.

John Newlands

Tabel oktaf Newlands

Hukum  oktaf  Newlands  ternyata  hanya  berlaku  untuk  unsur-unsur dengan 

massa  atom  relatif  sampai 20 (kalsium).  Kemiripan  sifat terlalu dipaksakan

apabila pengelompokan dilanjutkan.

SISTEM PERIODIK MENDELEEV

Dmitri  Ivanovich  Mendeleev  pada  tahun 1869  melakukan pengamatan

terhadap 63 unsur yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur

merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang

secara periodik apabila unsurunsur   disusun   berdasarkan   kenaikan   massa  

atom   relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan

kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga

disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu

lajur yang disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat

pada tabel berikut:

Dmitri Ivanovich Mendeleev

Sistem Periodik Mendeleev

Mendeleev    sengaja    mengosong-kan    beberapa    tempat    untuk

menetapkan  kemiripan  sifat  dalam  golongan.  Beberapa  kotak  juga sengaja 

dikosongkan  karena  Mendeleev  yakin masih  ada  unsur yang belum dikenal

karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai   dengan   ramalan  

Mendeleev   adalah   germanium   yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh

Mendeleev.

SISTEM PERIODIK MOSELEY

Perkembangan  terbaru  mengenai  atom  menjelaskan  bahwa atom  dapat 

terbagi  menjadi  partikel  dasar  atau  partikel  subatom. Atom  selanjutnya 

diketahui  tersusun  oleh  proton,  elektron  dan netron.  Jumlah  proton  merupakan 

sifat  khas  unsur.  Setiap  unsur mempunyai  jumlah  proton  tertentu  yang 

berbeda  dari  unsur  lain. Jumlah proton suatu unsur dinyatakan sebagai nomor

atom.

Henry G. Moseley yang merupakan penemu cara menentukan nomor atom

pada tahun  1914 kembali menemukan bahwa sifat-sifat unsur  merupakan  fungsi 

periodik  nomor  atomnya.  Pengelompokan yang  disusun  oleh  Mendeleev 

merupakan  susunan  yang  berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Penyusunan

telurium dan iodin yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya

ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya.

Henry G. Moseley

1. PENGGOLONGAN UNSUR 2. Penggolongan Unsur-unsur Berdasarkan Perioda dan Golongan

Sistem Periodik yang digunakan sekarang adalah Sistem Periodik Modern dengan posisi mendatar sebagai perioda dan posisi tegak sebagai golongan. Selanjutnya unsur yang telah kita pelajari hanya sampai dengan nomor atom 20 dan menggunakan konfigurasi elektron dari kulit atom yaitu K, L, M, N. Amatilah tabel Sistem Periodik Modern berikut ini!

3. Tabel 8. Sistem Periodik Modern Moseley

4.

Kesimpulan yang dapat Anda peroleh dari tabel tersebut adalah:

1.

2.

3.

4.

Unsur digolongkan menjadi Golongan A (utama) yaitu Golongan IA sampai VIIIA dan Golongan B (transisi) yaitu IB sampai VIIIB dan Lantanida serta Aktinida. Unsur dalam satu golongan ditulis tegak atau vertikal dari atas ke bawahUnsur – unsur logam ada di sebelah kiri sedangkan unsur-unsur nonlogam ada di sebelah kanan dan unsur – unsur yang ada di antaranya merupakan unsur metaloidUnsur logam transisi dibagi dua yaitu unsur logam transisi dalam (Lantanida dan Aktinida) dan unsur logam transisi luar (Golongan IB sampai VIIIB)

5.Perioda (jalur mendatar atau horisontal) dari kiri ke kanan terdiri dari 7 perioda- Perioda 1 disebut periode sangat pendek, hanya terdiri dari 2 unsur- Perioda 2 dan 3 disebut periode pendek, berisi 8 unsur- Perioda 4 dan 5 disebut periode panjang, berisi 18 unsur- Perioda 6 disebut sangat panjang, berisi 32 unsur- Perioda 7 belum terisi seluruhnya sehingga disebut periode belum

LengkapUnsur-unsur digolongkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya

Kita dapat menjabarkan satu persatu penggolongan unsur berdasarkan posisinya dalam Tabel Sistem Periodik. Sebagai contoh kita dapat menggunakan konfigurasi elektron unsur pada jalur horizontal sebagai contoh pada perioda 3!

Tabel 9. Konfigurasi elektron unsur Perioda 3 (Na sampai Ar)

UnsurNo. Atom

Konfigurasi ElektronSubkulit Terakhir

Elektron Valensi

Kulit Terluar

Na 11 1s2 2s2 2p6 3s1 3s1 1 3Mg 12 1s2 2s2 2p6 3s2 3s2 2 3Al 13 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 3s2 3p1 3 3Si 14 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 3s2 3p2 4 3P 15 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 3s2 3p3 5 3S 16 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 3s2 3p4 6 3Cl 17 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 3s2 3p5 7 3Ar 18 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3s2 3p6 8 3

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah Unsur dalam satu jalur horisontal (mendatar) memiliki kesamaan jumlah kulit yang terisi elektron, sedangkan elektron valensinya (elektron pada kulit terluar) akan bertambah dari kiri ke kanan.

Sedangkan konfigurasi elektron unsur pada jalur vertikal (tegak), kita dapat mengambil contoh unsur dalam Golongan IA yang diperlihatkan pada tabel 10.

Tabel 10. Konfigurasi elektron unsur Golongan IA

UnsurNo. Atom

Konfigurasi ElektronSubkulit Terakhir

Elektron Valensi

Kulit Terluar

H 1 1s2 1s1 1 1Li 3 1s2 2s1 2s1 1 2Na 11 1s2 2s2 2p6 3s1 3s1 1 3K 19 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 4s1 1 4Rb 37 1s2 2s2 2p6 3s2 3p64s2 3d10 4p6 5s1 5s1 1 5Cs 55 [Xe] 6s1 6s1 1 6Fr 87 [Rn] 7s1 7s1 1 7

Kesimpulan apa yang dapat diperoleh adalah Unsur dalam satu jalur vertikal (tegak) memiliki kesamaan jumlah elektron valensi pada kulit terluar sedangkan jumlah kulit akan bertambah dari atas ke bawah.

Dengan demikian maka jumlah kulit yang terisi elektron menyatakan perioda sedangkan jumlah elektron valensi menyatakan golongan.

Contoh lain:

Buktikan untuk unsur Belerang (S) dengan nomor atom 16. konfigurasi elektron unsur belerang adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, kulit terluarnya adalah 3, sehingga berada pada baris ke tiga (mendatar) sedangkan elektron valensi pada kulit tersebut adalah 6 yaitu 2 buah pada 3s dan 4 buah pada 3p sehingga pada kolom ke enam. Maka unsur S dalam Sistem Periodik Modern terletak pada periode ke tiga dan golongan VIA.

Golongan Transisi (Golongan B)amatilah tabel 11 berikut ini!

Tabel 11. Konfigurasi elektron unsur transisi

UnsurNo. Atom

Konfigurasi Elektron

Kulit TerluarElektron Valensi

Golongan

Sc 21 [Ar] 3d1 4s2 4 3 IIIBTi 22 [Ar] 3d2 4s2 4 4 IVBV 23 [Ar] 3d3 4s2 4 5 VBCr 24 [Ar] 3d4 4s2 4 6 VIBMn 25 [Ar] 3d5 4s2 4 7 VIIBFe 26 [Ar] 3d6 4s2 4 8 VIIIBCo 27 [Ar] 3d7 4s2 4 9 VIIIBNi 28 [Ar] 3d8 4s2 4 10 VIIIBCu 29 [Ar] 3d9 4s2 4 11 IBZn 30 [Ar] 3d10 4s2 4 12 IB

Berdasarkan tabel 11 ditemukan bahwa unsur transisi memiliki konfigurasi elektron pada subkulit d dan s dan tidak memiliki elektron valensi kurang dari 3.

Contoh lain: Temukan posisi unsur Platina dengan nomor atom 78 pada Sistem Periodik Modern!Caranya :

1. Nomor atom menunjukkan jumlah elektron sebanyak 78, maka konfigurasi elektronnya sekarang menjadi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 4f14 5s2 5p6

5d8 6s2

2. Perhatikan subkulit terakhir yaitu 5d8 6s2!elektron valensinya ada 10, jadi unsur Platina pada golongan VIIIB.

Elektron valensinya terletak pada kulit ke 6 Jadi Platina pada perioda ke 6.

unsur transisi dalam yaitu Aktinida dan Lantanida

Dikatakan unsur transisi dalam karena memiliki sifat yang mirip dengan unsur transisi Aktinium (nomo atom 57) dan unsur transisi Lantanium (nomor atom 89).

Golongan Lantanida akan memiliki sifat menyerupai Lantanium sebagai contoh unsur Ce dengan nomor atom 58 dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3p6 4s2

3d10 4p6 5d2 4d10 5p6 6s2 4f2. Perhatikanlah subkulit terakhir yaitu 6s2 4f2 atau kalau kita urutkan 4f2 6s2. Dengan demikian, Golongan Lantanida hanya memperhatikan subkulit 4f tempat kedudukan elektron valensinya.

Sedangkan Golongan Aktinida Hampir mirip dengan golongan lantanida. Sebagai contoh unsur Thorium (Th) dengan nomor atom 90 konfigurasi elektronnya 54[Xe] 6s2 4f14 5d10 6p6 7s5 5f2 subkulit terakhirnya 5f2 7s5 sehingga Golongan Aktinida memiliki subkulit 5f.

Kesimpulan, Jadi unsur Golongan Utama dan Golongan Transisi ditentukan berdasarkan elektron valensinya sedangkan Golongan Transisi Dalam ditentukan berdasarkan jenis subkulitnya.

Contoh soal:

Tentukanlah posisi (Perioda dan Golongan) unsur berikut dalam Sistem Periodik Modern!

1. Unsur Ba dengan nomor atom 562. Unsur I dengan nomor atom 533. Unsur Mo dengan nomor atom 424. Unsur Au dengan nomor atom 795. Unsur Sm dengan nomor atom 626. Unsur Am dengan nomor atom 95

Penyelesaiannya adalah:1. Unsur Ba Golongan IIA Periode 62. Unsur I Golongan VIIA Periode 53. Unsur Mo Golongan VIB Periode 54. Unsur Au Golongan IB Periode 65. Unsur Sm Golongan Lantanida Periode 66. Unsur Am Golongan Aktinida Periode 7

Penggolongan Unsur Berdasarkan Sub Kulit

Penggolongan Unsur Berdasarkan Jenis SubkulitKita telah mempelajari konfigurasi elektron dengan menggunakannya dalam menentukan golongan dan perioda. Konfigurasi elektron tersebut yang diperhatikan hanya jumlah elektron dan nomor kulit pada kulit terakhir, sedangkan subkulit tidak.

Kesempatan kali akan dipelajari cara mengelompokkan unsur berdasarkan subkulitnya.kita telah mengenal 4 buah jenis subkulit yaitu subkulit s, p, d, dan f. Dengan demikian Sistem Periodik Modern dapat dikelompokkan menjadi blok s, blok p, blok d, dan blok f.

Tabel 12. Hubungan konfigurasi elektron dengan subkulit

UnsurNo. Atom

Konfigurasi ElektronSubkulit Terakhir

Golongan Blok

Li 3 1s2 2s1 2s1 IA sBe 4 1s2 2s2 2s2 IIA sB 5 1s2 2s2 2p1 2s2 2p1 IIIA pC 6 1s2 2s2 2p2 2s2 2p2 IVA pN 7 1s2 2s2 2p3 2s2 2p3 VA pO 8 1s2 2s2 2p4 2s2 2p4 VIA pF 9 1s2 2s2 2p5 2s2 2p5 VIIA pNe 10 1s2 2s2 2p6 2s2 2p6 VIIIA pSc 21 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 3d1 4s2 IIIB dTi 22 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 3d2 4s2 IVB dCr 24 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 3d5 4s1 VIB dMn 25 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5 3d5 4s2 VIIB dFe 26 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 3d6 4s2 VIIIB dCu 29 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 3d10 4s1 IB dZn 30 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 3d10 4s2 IIB dCe 58 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f24f2 6s2 Lantanida f

Tn 90 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10

6p6 7s2 5f2

5f2 6s2 Aktanida f

Perhatikan kolom konfigurasi elektron dan blok. Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit s maka unsur tersebut berada pada blok s. Bila berakhir pada subkulit p maka unsur tersebut pada blok p. Begitu pula halnya dengan blok d, maka elektron terluar pada subkulit d, sedangkan blok f, bila elektron terluar pada subkulit f. Jadi, blok suatu unsur ditentukan oleh orbital terakhir dari konfigurasi elektronnya.

Blok s dimiliki oleh unsur Golongan IA dan Golongan IIA. Blok p dimiliki oleh unsur Golongan IIIA sampai Golongan VIIIA. Blok d dimiliki oleh unsur golongan transisi yaitu Golongan IB sampai Golongan VIIIB. Blok f dimiliki oleh unsur golongan Lantanida dan Aktinida.

Selanjutnya Anda perhatikan kolom blok dan subkulit! Blok s dengan subkulit ns1

dan ns2, blok p dengan subkulit ns2 np1 sampai ns2 np6 dan blok d dengan subkulit (n – 1)d1 ns2 sampai (n – 1)d10 ns2, sedangkan blok f dengan subkulit (n-2)f1 ns2 sampai (n-2)f14 ns2. Dimana n merupakan kulit yang menunjukkan periodanya.

Contoh: Tentukan pada blok apakah unsur Perak (Ag) dengan nomor atom 47!

Penyelesaian:

Buatlah konfigurasi elektron unsur Perak (Ag) dengan nomor atom 47 yaitu 1s2 2s2

2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d9, konfigurasi elektron yang stabil adalah 1s2 2s2 2p6

3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10. Dari konfigurasi elektron tersebut, dapat diketahui subkulit terakhir adalah d sehingga unsur Perak berada pada blok d.

5. PERIODE DALAM SUSUNAN BERKALA

SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor Atom, yaitu dari kiri kekanan dalam satu periode atau dari kiri kekanan dalam satu golongan.1. Jari-jari AtomJari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar.

Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya tarikan intiterhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jariatom.Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.

2.Afinitas ElektronAdalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif

Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA.Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA..Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.Contoh: Cl(g) + e¯ → Cl¯(g) (∆H=-348kj)

3.Energi IonisasiAdalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.EI 1< style="font-style: italic;">bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan .Contoh : 11 Na + energi ionisasi → Na+ + e

4.KeelektronegatifanAdalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa (dalam ikatannya).Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah1.Afinitas elektron semakin kecil2.Jari-jari atom semakin besar3.Energi ionisasi semakin kecil4.Elektronegativitas semakin kecil

Dalam satu perioda dari kiri ke kanan1.Jari-jari atom semakin kecil2. Afinitas elektron semakin besar3. Energi ionisasi semakin besar4. Elektronegativitas semakin besar

Contoh soal:Tentukan unsur mana yang mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar?a. Karbon(nomor atom= 6) dengan Oksigen (nomor atom=8)b. Fluorin (nomor atom=9) dengan Klorin(nomor atom=17)

Jawab

a. Karbon mempunyai konfigurarasi elektron C= 2.4, terletak pada golongan IVA dan periode 2Oksigen mempunyai konfigurasi elektron O=2.6, terletak pada golongan VI A dan periode 2Dalam satu periode keelektronegatifan dari kiri ke kanan semakin besar.Letak O sebelah kanan dari C sehingga keelektronegatifan O lebih besar dari Cb. Fluorin mempunyai konfigurasi elektron F=2.7, terletak pada golongan VII A dan periode 2Klorin mempunyai konfigurasi elektron Cl=2.8.7, terletak pada golongan VII A dan periode 3Dalam satu golongan keelektronegatifan dari atas ke bawah semakin kecil. Letak Cl dibawah F sehingga keelektronegatifan Fluorin lebih besar dari Cl

Jari-Jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar yang ditempati elektron.

Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada jumlah kulit elektron dan muatan inti atom. Makin banyak jumlah kulit elektron maka jari-jari atom semakin panjang, dan bila jumlah kulit atom sama banyak maka yang berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom ialah muatan inti. Semakin banyak muatan inti atom, makin besar gaya tarik inti atom terhadap elektronnya sehingga elektron lebih dekat ke inti. Jadi, semakin banyak muatan inti, maka semakin pendek jari-jari atomnya.

Unsur-unsur yang segolongan, dari atas ke bawah memiliki jari-jari atom yang

semakin besar karena jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak.

Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi, tidaklah berarti mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan letak unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya, elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi, bagi unsur-unsur yang seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil.

Dalam satu golongan, konfigurasi unsur-unsur satu golongan mempunyai jumlah elektron valensi sama dan jumlah kulit bertambah. Akibatnya, jarak elektron valensi dengan inti semakin jauh, sehingga jari-jari atom dalam satu golongan makin ke bawah makin besar. Jadi dapat disimpulkan:1) Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah besar dari atas ke bawah.2) Dalam satu periode, jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan.

Kecenderungan jari-jari atom dalam SPU Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan atom untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom atau ion dalam wujud gas. Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh besarnya nomor atom dan ukuran jari-jari atom. Makin besar jari-jari atom, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Hal itu berarti elektron terluar akan lebih mudah lepas, sehingga energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar makin kecil.Energi ionisasi kecil berarti mudah melepaskan elektron.Energi ionisasi besar berarti sukar melepaskan elektron.Energi ionisasi pertama digunakan oleh suatu atom untuk melepaskan elektron kulit terluar, sedangkan energi ionisasi kedua digunakan oleh suatu

ion (ion +) untuk melepaskan elektronnya yang terikat paling lemah. Untuk mengetahui kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik dapat dilihat pada daftar energi ionisasi pertama unsur-unsur dalam sistem periodik yang harganya sudah dibulatkan dan grafik kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur yang terdapat pada tabel berikut:

Energi ionisasi pertama unsur-unsur dalam sistem periodik unsur (kj/mol)

Hubungan Energi Ionisasi dengan Nomor AtomDari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah makin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.

Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakinkecil.b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.

Penjelasan:Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif (+).

Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi.

Harga Afinitas Elektron Beberapa Unsur (kJ)/mol)Unsur-unsur halogen (Gol. VII A) mempunyai afinitas elektron paling besar/paling negatif yang berarti paling mudah menerima elektron. Kecenderungan afinitas elektron menunjukkan pola yang sama dengan pola kecenderungan energi ionisasi.

Grafik kecenderungan afinitas elektron 20 unsur pertama dalam SPU

Keelektronegatifan

Adalah suatu bilangan yang menyatakan kecenderungan suatu unsur menarik elektron dalam suatu molekul senyawa.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin berkurang.b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin bertambah.

Penjelasan:Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menetukan/membandingkan keelektronegatifan unsur-unsur. Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin besar daya tarik elektron semakin besar energi ionisasi, juga semakin besar (semakin negatif) afinitas elektron.Jadi, suatu unsur (misalnya fluor) yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai keelektronegatifan yang besar.Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung

makin sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah membentuk ion positif.

Skala Elektronegativitas Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Unsur

6. PENYIMPANGAN DARI SIFAT KEPERIODIKAN

Penyimpangan Dari Sifat Keperiodikan

Dalam sistem periodik unsur terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam sifat-sifat keperiodikan. Bentuk dari penyimpangan itu terdapat pada sifat :

a. Energi Ionisasi

Secara umum, keteraturan energi ionisasi dalam sistem periodik adalah

sebagai berikut:

Dalam satu periode, energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan. Hal ini

dikarenakan muatan inti bertambah positif dan jari-jari atom berkurang.

Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti dan elektron terluar semakin

kuat. Akibatnya, energi ionisasi semakin bertambah.

Dalam satu golongan, energi ionisasi berkurang dari atas ke bawah. Hal ini

dikarenakan gaya tarik menarik inti dengan elektron terluar semakin lemah.

Ada penyimpangan dalam keteraturan nilai energi ionisasi di atas. Sebagai

contoh, pada periode 2, terjadi penurunan energi ionisasi dari Be (golongan IIA) ke B

(golongan IIIA) dan dari N (golongan VA) ke O (golongan VIA). Hal ini terkait dengan

kestabilan konfigurasi elektron.

Jumlah elektron yang dapat dipindahkan dari atom netral bisa lebih dari satu.

Oleh karena itu, kita mengenal istilah energi ionisasi pertama, energi ionisasi kedua,

dan seterusnya. Simak hal ini pada pemindahan sejumlah elektron dari atom X

berikut.

Energi ionisasi pertama (IE1) : X(g) + IE1 X+(g) + e –

Energi ionisasi kedua (IE2) : X+(g) + IE2 X2+

(g) + e –

Energi ionisasi ketiga (IE3) : X2+(g) + IE3 X3+

(g) + e –

Energi ionisasi keempat (IE4) : X3+(g) + IE4 X4+

(g) + e –

Harga energi ionisasi pertama lebih kecil dibandingkan harga energi ionisasi

kedua; harga energi ionisasi kedua lebih kecil dibandingkan harga energi ionisasi

ketiga; dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sulit memindahkan

elektron berikutnya karena semakin kuatnya gaya tarik menarik inti dan elektron

berikutnya.