sistem penganggaran negara

15

Transcript of sistem penganggaran negara

Definisi Anggaran Negara Hasil dari perencanaan yang

berupa daftar mengenai bermacam- macam kegiatan

terpadu, baik yang menyangkut penerimaannya maupun pengeluaranya yang

dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu, biasanya adalah satu tahun.

Anggaran Negara dan APBN Anggaran Negara yang diakumulasi dalam

kegiatan satu tahun disebut Anggran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

APBN rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.

APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

Penyusunan dan Pelaksanaan APBN Penyusunan APBN : Pemerintah

mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

Pelaksanaan APBN : Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-

Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.

Lanjut Pelaksanaan APBNBerdasarkan perkembangan, di tengah-tengah

berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami revisi/perubahan.

Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.

Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR.

Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN

Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

STRUKTUR APBN 1. Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.

Lanjut belanja negaraBelanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi

ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi: Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus

2. Pembiayaan:Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan

Perbankan, Privatisasi, serta penyertaan modal negara.

Pembiayaan Luar Negeri, meliputi: Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas

Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri

atas Jatuh Tempo dan Moratorium.

Fungsi APBN Fungsi otorisasi,

Mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada Rakyat.

Fungsi perencanaan,Mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.

Lanjutan Fungsi APBNFungsi pengawasan, berarti anggaran negara

harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.

Lanjutan Fungsi APBNFungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan

anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

Prinsip Penyusunan APBN 1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan

kebutuhan.2. Terarah, terkendali, sesuai dengan

rencana program atau kegiatan.3. Semaksimah mungkin

menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

Azas Penyusunan APBN 1. Kemandirian, yaitu meningkatkan

sumber penerimaan dalam negeri.2. Penghematan atau peningkatan

efesiensi dan produktivitas.3. Penajaman prioritas

pembangunan4. Menitik beratkan pada azas-azas

dan undang-undang negara

Sistem Penganggaran Sistem Penganggaran tradisional sistem penggaran

yang mencurahkan perhatiannya pada pengembangan sistem pengawasan atas pengeluaran dan penerimaan uang.

Sistem penganggaran hasil karya Sistem penganggaran ini menekankan pada kegiatan rutin dan program/proyek yang harus dilaksanakan beserta hasil yang akan dicapai.

Sistem penganggaran akuntabel dan professional:Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan. (UU No. 17/2003/psl 3).

Konsep Penyusunan APBN RI1. Konsep anggaran berimbang

Dimaksudkan sebagai terjadinya perimbangan antara anggaran pengeluaran dengan anggaran penerimaan.

2. Konsep anggaran dinamis adanya peningkatan secara terus -menerus besarnya tabungan pemerintah.

3. Konsep anggaran fungsionalMoney follow fuction (uang mengikuti fungsi dan program kegiatan).