Sistem Pengaman Elektris Pada Generator PLTGU PT P (1)

144
 PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK DIVISI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (1 JULI 2008 S/D31 JULI 2008) KERJA PRAKTEK SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS PADA GENERATOR PLTGU PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK NALENDRA PERMANA NRP 2205100081 (1) DANIEL PRAHARA EKA RAMADHANI NRP 2205100087 (1) EKO PRASETYO NRP 2205100092 (1) DOSEN PEMBIMBING IR. SJAMSJUL ANAM, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2008

description

Sistem Pengaman Elektris pada Generator PLTGU PT P (1)

Transcript of Sistem Pengaman Elektris Pada Generator PLTGU PT P (1)

  • PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK DIVISI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (1 JULI 2008 S/D31 JULI 2008) KERJA PRAKTEK

    SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS PADA GENERATOR PLTGU PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK NALENDRA PERMANA NRP 2205100081 (1) DANIEL PRAHARA EKA RAMADHANI NRP 2205100087 (1) EKO PRASETYO NRP 2205100092 (1) DOSEN PEMBIMBING IR. SJAMSJUL ANAM, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2008

  • PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK DIVISI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (1 JULI 2008 S/D31 JULI 2008) KERJA PRAKTEK

    SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS PADA GENERATOR PLTGU PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK NALENDRA PERMANA NRP 2205100081 (1) DANIEL PRAHARA EKA RAMADHANI NRP 2205100087 (1) EKO PRASETYO NRP 2205100092 (1) DOSEN PEMBIMBING Ir. SJAMSJUL ANAM, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2008

  • (Halaman ini sengaja dikosongkan)

    iv

  • Sistem Pengaman Elektris Pada Generator PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

    KERJA PRAKTEK

    Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan kurikulum

    Fakultas Teknologi Industri Program Sarjana Pada

    Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Menyetujui : Dosen Pembimbing

    Ir. Sjamsjul Anam, MT NIP. 131 918 686

    Mengetahui :

    Ketua,

    ( Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.) NIP.131 918 688

    SURABAYA OKTOBER, 2008

  • (Halaman ini sengaja dikosongkan)

    vi

  • Sistem Pengaman Elektris Pada Generator PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

    Tempat Pengesahan : Gresik Tanggal : Oktober 2008

    Mentor,

    Ir. Agus Sulijantoko NIP. 5777047

    Penanggung Jawab,

    Akhmad Sujudi, ST NIP. 5779004

  • (Halaman ini sengaja dikosongkan)

    viii

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

    rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil Kerja

    Praktek di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik Divisi Operasional

    PLTGU.

    Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus

    dipenuhi untuk menyelesaikan program studi Strata-1 pada jurusan

    Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember Surabaya. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat melihat

    langsung kegiatan-kegiatan dan peralatan-peralatan dalam bidang teknik

    sistem tenaga dan menghubungkannya dengan teori yang telah diperoleh

    dalam perkuliahan.

    Tak lupa kami sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih

    kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan

    kerja praktek dan menyusun laporan ini sehingga dapat terselesaikan

    dengan baik, khususnya kepada :

    1. Bapak Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. selaku Ketua Jurusan

    Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Instintut Teknologi

    Sepuluh Nopember Surabaya.

    2. Bapak Ir. Soedibjo, MM selaku Ketua Sie Kerja Praktek Jurusan

    Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Instintut Teknologi

    Sepuluh Nopember Surabaya.

    3. Bapak Ir. Sjamsjul Anam, MT selaku dosen pembimbing kerja

    praktek kami.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 x

    4. Bapak Ir. Agus Sulijantoko selaku mentor kerja praktek kami di PT

    PJB Unit Pembangkitan Gresik.

    5. Bapak Akhmad Sujudi, ST selaku penanggung jawab yang telah

    membantu kelancaran proses kerja praktek kami di PT PJB Unit

    Pembangkitan Gresik.

    6. Bapak Suprapto Supardi, bapak Moch. Saleh, bapak Hari Susanto,

    bapak Ph Choirul Anam, bapak Eko Rusmadi, bapak Suyando Kadi,

    dan bapak Slamet Hartono yang telah membimbing kami selama

    kerja praktek.

    7. Bapak Sidiq, dan seluruh pegawai di PT PJB Unit Pembangkitan

    Gresik Divisi Operasional PLTGU, yang bersedia meluangkan waktu

    dan membagi ilmunya dengan kami.

    8. Seluruh rekan rekan bidang studi Teknik Sistem Tenaga dan rekan-

    rekan e-45 yang selalu membantu dan membagi waktu bersama

    kami.

    9. Pak Sugeng yang tidak bosan-bosan mengurus proses administrasi.

    10. Segenap keluarga yang telah memberikan semangat dan doa restu.

    11. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya laporan

    Kerja Praktek ini.

    Kami menyadari akan adanya kekurangan-kekurangan dalam

    penulisan laporan ini karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan

    kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran membangun dari

    semua pihak agar dapat lebih baik di masa yang akan datang.Akhirnya

    kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

    Surabaya, Agustus 2008

    Penyusun

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xi

    DAFTAR ISI

    Cover Luar ..................................................................................... i

    Cover Dalam .................................................................................. iii

    Halaman Pengesahan Jurusan ........................................................ v

    Halaman Pengesahan Instansi ........................................................ vii

    Kata Pengantar ............................................................................... ix

    Daftar Isi ........................................................................................ xi

    Daftar Gambar ............................................................................... xv

    Daftar Tabel ................................................................................... xix

    I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

    1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................. 3

    1.3 Tujuan Kerja Praktek ............................................................... 4

    1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 4

    1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 4

    1.4 Batasan Penulisan .................................................................... 5

    1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 5

    1.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 6

    II. PROFIL PT PEMBANGKITAN JAWA BALI (PJB) UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

    2.1 Nama perusahaan ..................................................................... 9

    2.2 Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan ......................................... 9

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xii

    2.3 Lokasi Perusahaan .................................................................... 10

    2.4 Sejarah Perusahaan ................................................................. 10

    2.5 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 13

    2.6 Spesifikasi Teknis PLTGU Gresik .......................................... 25

    2.6.1 Komponen Mekanis dan Elektris ................................ 28

    2.6.2 Proses Pembangkitan Listrik PLTGU ........................ 41

    III. SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS GENERATOR PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

    3.1 Klasifikasi Gangguan Pada Generator ...................................... 45

    3.2.1 Gangguan Listrik .......................................................... 45

    3.2.2 Gangguan Mekanis ....................................................... 48

    3.2.3 Gangguan Sistem ......................................................... 49

    3.2 Klasifikasi Relay Pengaman Elektris Generator ....................... 52

    IV. APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS GENERATOR

    PADA PLTGU GRESIK

    4.1 Peralatan Pengaman Elektris Generator ................................ 67

    4.1.1 Generator Solid State Overvoltage Protection .......... 69

    4.1.2 Stator Earth Fault Protection 100% .......................... 71

    4.1.3 Stator Earth Fault Protection 80% ............................ 73

    4.1.4 Generator Reverse Power Protection ........................ 77

    4.1.5 Rotor Earth Fault Protection ..................................... 79

    4.1.6 Generator Negative Phase Sequence Protection ....... 80

    4.1.7 Generator Solid State Differential Protection ........... 82

    4.1.8 Generator Definite Time Overcurrent Protection ..... 84

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xiii

    4.1.9 Generator Solid State Frequency Protection ............. 86

    4.1.10 Generator Out of Step Protection .............................. 88

    4.1.11 Generator Impedance Protection ............................... 90

    4.1.12 Generator Loss of Field Protection ........................... 91

    4.2 Peralatan Pendukung Pengaman Elektris Generator ............. 92

    4.2.1 Power Supply ............................................................ 92

    4.2.2 Potential Transformer ................................................ 94

    4.2.3 Current Transformer .................................................. 95

    4.2.4 Circuit Breaker ........................................................... 96

    4.2.5 Disconnecting Switch ................................................ 98

    4.2.6 Tripping Matrix ......................................................... 100

    4.2.7 Trip Relay Sub System .............................................. 102

    V. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ............................................................................. 105

    5.2 Saran ........................................................................................ 107

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xiv

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.l Lokasi PT PJB UP Gresik ..................................... 10

    Gambar 2.2 Diagram Struktur Organisasi PT PJB UPGresik .. 14

    Gambar 2.3 Area PLTGU Gresik ............................................. 26

    Gambar 2.4 Single Line Diagram PT PJB UP Gresik .............. 27

    Gambar 2.5 Komplek Turbin Gas ............................................. 28

    Gambar 2.6 Inlet Guide Vanes ................................................. 29

    Gambar 2.7 Compressor .......................................................... 30

    Gambar 2.8 Heat Recovery Steam Generator .......................... 33

    Gambar 2.9 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit

    150 kV .................................................................. 38

    Gambar 2.10 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit

    500 kV .................................................................. 39

    Gambar 2.11 Skema Pembangkitan PLTGU ............................. 44

    Gambar 3.l Gangguan Stator Hubung Singkat 3 Fasa ............. 46

    Gambar 3.2 Gangguan Stator Hubung Singkat 2 Fasa ............. 46

    Gambar 3.3 Gangguan Stator Hubung Singkat 1 Fasa ............. 47

    ke Tanah

    Gambar 3.4 Penempatan Peralatan Pengaman Elektris

    pada Generator ...................................................... 52

    Gambar 3.5 Single Line Diagram Rele Tegangan Lebih

    pada Generator ...................................................... 54

    Gambar 3.6 Single Line Diagram Rele Gangguan Stator

    Hubung Tanah ...................................................... 56

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xvi

    Gambar 3.7 Single Line Diagram Rele Gangguan Stator

    Hubung Tanah Terbatas ....................................... 56

    Gambar 3.8 Single Line Diagram Rele Daya Balik ................. 58

    Gambar 3.9 Single Line Diagram Rele Gangguan Rotor

    Hubung Tanah ....................................................... 59

    Gambar 3.10 Single Line Diagram Rele Diferensial .................. 61

    Gambar 3.11 Single Line Diagram Rele Arus Lebih ................. 62

    Gambar 3.12 Single Line Diagram Rele Impedansi ................... 64

    Gambar 3.13 Diagram Rele Kehilangan Medan Penguat

    Rotor ..................................................................... 65

    Gambar 3.14 Single Line Diagram Rele Kehilangan

    Sinkronisasi .......................................................... 66

    Gambar 4.1 Single Line Diagram Sistem Pengaman

    Elektris Generator pada PLTGU Gresik ............... 68

    Gambar 4.2 Siemens 7RE2110/59G ......................................... 70

    Gambar 4.3 Siemens 7UE2210/64G-1 ..................................... 72

    Gambar 4.4 Siemens RE2610/64G-2 ........................................ 74

    Gambar 4.5 Rangkaian Pengaman Stator Hubung Tanah

    Siemens 7RE2610/64G-2 ...................................... 75

    Gambar 4.6 Rangkaian Ekivalen pada Transformator

    Pentanahan ............................................................ 75

    Gambar 4.7 Siemens 7RM3410/32G ........................................ 78

    Gambar 4.8 Siemens 7UU22 10/64F ....................................... 80

    Gambar 4.9 Siemens 7US22/24G ............................................ 82

    Gambar 4.10 Siemens 7UD2110/87G ........................................ 83

    Gambar 4.11 Siemens 7SJ3110/50-51E ..................................... 85

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xvii

    Gambar 4.12 Siemens 7RP2310/81G ......................................... 87

    Gambar 4.13 Siemens 7VM3110/78G ....................................... 89

    Gambar 4.14 Siemens 7SV11 ..................................................... 93

    Gambar 4.15 Potential Transformer Pengukuran 150kV .......... 95

    Gambar 4.16 Current Transformer Pengukuran 150kV ............ 96

    Gambar 4.17 SF6 Circuit Breaker 500 kV ............................... 98

    Gambar 4.18 Disconnecting Switch 150 kV Pada GI PLTU .... 99

    Gambar 4.19 Siemens 7TA21 ................................................... 100

    Gambar 4.20 Alamat Rele Pengaman pada Tripping Matrix ... 101

    Gambar 4.21 Siemens 7UW13 .................................................. 102

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xviii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 xix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.l Kapasitas Daya PT PJB UP Gresik ...................... 12

    Tabel 2.2 Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik

    untuk setiap blok turbin gas .................................. 32

    Tabel 2.3 Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik

    untuk setiap blok turbin uap ................................. 36

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran dari tujuan nasional Indonesia adalah mencapai

    suatu struktur ekonomi yang mantap dan seimbang, ditunjang oleh

    kekuatan dan kemampuan yang tangguh dari sektor pertanian,

    perkembangan sektor industri yang kokoh, ditambah stabilitas nasional

    yang mantap dan dinamis.

    Sejalan dengan usaha untuk mengembangkan sektor industri yang

    kokoh maka perlu diciptakan suatu keseimbangan antara dunia

    pendidikan dan industri untuk menghasilkan sarjana yang memiliki

    pemahaman dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan

    teknologi dan bidang-bidang penerapannya. Dengan kemampuan

    akademis yang handal dan keterampilan aplikasi di bidang industri yang

    cukup, tenaga-tenaga kerja itu nantinya bisa mengembangkan kreativitas

    dan penalaran untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam

    pembangunan industri Indonesia.

    Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini cukup pesat.

    Sehubungan dengan hal itu perguruan tinggi sebagai tempat untuk

    menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkepribadian

    mandiri, dan memiliki kemampuan intelektual yang baik merasa

    terpanggil untuk semakin meningkatkan mutu outputnya. Ditinjau dari

    kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara komunal,

    maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 2

    peranan yang penting dalam kemajuan bangsa sekaligus mempengaruhi

    keberhasilan pembangunan masyarakat yang mandiri. Pengembangan

    IPTEK berfungsi sebagai sarana percepatan peningkatan sumber daya

    manusia, perluasan kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat

    bangsa sekaligus peningkatan kesejahteraan rakyat, pengarah proses

    pembaharuan, serta peningkatan produktifitas.

    Konsep pengembangan IPTEK dibangun oleh dua pihak yang

    saling berkaitan, yakni praktisi lapangan di dunia industri dan akademisi

    di kalangan pendidikan khususnya perguruan tinggi. Pembangunan di

    bidang pendidikan dilaksanakan seiring dengan pengembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi, dengan mengaplikasikan suatu sistem

    pendidikan nasional dalam rangka peningkatan kemampuan sumber

    daya manusia (SDM) nasional dalam berbagai bidang. Pendidikan

    tinggi sebagai bagian dari pendidikan nasional dibina dan dikembangkan

    guna mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM yang memiliki

    kemampuan akademis dan profesi sekaligus tanggap terhadap kebutuhan

    pembangunan dan pengembangan IPTEK sehingga dapat dijadikan

    bekal dalam menjalankan fungsi pengabdian masyarakat.

    Pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi dilaksanakan

    melalui kegiatan belajar mengajar secara akademis, penelitian, dan

    pengabdian masyarakat.

    Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan

    ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur

    komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, industri, instansi

    pemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan

    penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 3

    ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi dan penggunaan ilmu di dunia

    industri.

    Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut

    Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya adalah salah satu perguruan

    tinggi negeri dengan sasaran pengembangan dan penggunaan proses

    industri, unit operasi, dan perancangan dalam skala besar sistem elektrik

    serta otomasi industri secara elektrik. Mahasiswa Teknik Elektro FTI-

    ITS sebagai bagian dari sumber daya manusia Indonesia secara khusus

    disiapkan untuk menjadi design engineer, project engineer, process

    engineer, peneliti dan pendidik.

    Untuk mencapai tujuan diatas maka Jurusan Teknik Elektro,

    Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Surabaya menjembatani mahasiswanya untuk melaksanakan kerja

    praktek sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian)

    yang telah dipelajari di bangku kuliah. Dalam kesempatan ini kami

    selaku mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya melaksanakan kerja

    praktek di PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Gresik

    Divisi Operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).

    Materi yang kami soroti dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah

    mengenai sistem pengaman elektris pada generator PLTGU PT PJB Unit

    Pembangkitan Gresik.

    1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan selama satu bulan mulai

    tanggal 1 Juli hingga 31 Juli 2008 di PT Pembangkitan Jawa Bali

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 4

    (PJB) Unit Pembangkitan Gresik Divisi Operasional Pembangkit

    Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).

    1.3 Tujuan Kerja Praktek Tujuan pelaksanaan kerja praktek:

    1.3.1 Tujuan Umum 1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas, dan terarah

    antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna

    outputnya.

    2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam

    memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.

    3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan

    memahami aplikasi ilmu yang dipelajarinya dalam perkuliahan

    di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan

    berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.

    4. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sistem kerja di

    dunia industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan

    masalah secara utuh.

    5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif dan

    dinamis yang lebih berwawasan bagi mahasiswa dalam dunia

    perindustrian.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Guna memenuhi Sistem Kredit Semester (SKS) sebagai

    persyaratan administrasi akademis di Jurusan Teknik Elektro

    Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 5

    1.4 Batasan Penulisan Dalam penulisan ini akan dibahas tentang Penggunaan

    sistem pengaman elektris pada generator PLTGU Gresik. Aplikasi

    sistem pengaman elektris pada generator PLTGU Gresik meliputi :

    1. Pembahasan peralatan pengaman elektris generator.

    2. Instrumen - instrumen pendukung pada sistem

    pengaman elektris.

    1.5 Sistematika Penulisan Di dalam penyusunan laporan Praktek Kerja ini,

    sistematika penyusunan yang digunakan adalah sebagai berikut :

    o Bab I : Pendahuluan Membahas tentang latar belakang, tujuan Praktek

    Kerja, batasan masalah, sistematika penulisan dan

    metode pengumpulan data.

    o Bab II : Profil PT PJB Unit Pembangkitan Gresik. Membahas tentang filosofi, visi, misi, sejarah singkat,

    letak geografis, struktur organisasi , serta spesifikasi

    teknis pembangkit tenaga listrik pada PT

    Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan

    Gresik.

    o Bab III : Sistem Pengaman Elektris Generator Pada Pembangkit Tenaga Listrik

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 6

    Membahas tentang teori mengenai gangguan pada

    sistem tenaga listrik dan teori yang menunjang

    operasional sistem pengaman elektris generator pada

    pembangkit tenaga listrik.

    o Bab IV : Aplikasi Sistem Pengaman Elektris Generator pada PLTGU Gresik

    Berisi tentang teori operasional Sistem Pengaman

    Elektris Generator dan fungsi Sistem Pengaman

    Elektris Generator

    o Bab V : Penutup Berisi kesimpulan dan saran terhadap sistem

    pengaman elektris generator pada PLTGU Gresik.

    o Bab VI : Lampiran Berisi lampiran-lampiran sebagai data penunjang

    laporan

    1.6 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja ini metode yang

    dipakai dalam mengumpulkan data meliputi :

    1. Studi literature mengenai definisi, fungsi dan cara

    kerja dari sistem pengaman elektris generator beserta

    alat pendukungnya.

    2. Pengumpulan data di PT Pembangkitan Jawa Bali

    (PJB) Unit Pembangkitan Gresik melalui:

    Wawancara Observasi lapangan

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 7

    Melakukan analisa prinsip kerja Mengambil kesimpulan dari analisis yang telah

    dihasilkan.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 8

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 9

    BAB II

    PROFIL PT PEMBANGKITAN JAWA BALI (PJB) UNIT

    PEMBANGKITAN GRESIK

    2.1 Nama Perusahaan

    PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), Unit Pembangkitan Gresik.

    2.2 Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan

    Dalam melaksanakan usahanya PT PJB UP Gresik mengusung

    filosofi Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sasaran yang

    hendak dicapai dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai asset penting

    bagi perusahaan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam

    mengelola perusahaan, komitmen tersebut merupakan aspek yang harus

    selalu dijaga. Dalam menjaga komitmen tersebut PT PJB UP Gresik

    memiliki visi :

    Menguasai pangsa pasar di Indonesia Menjadi perusahaan kelas dunia Memiliki SDM yang profesional Peduli lingkungan

    Sedangkan misi yang diusung PT PJB UP Gresik dalam

    menjalankan bisnisnya adalah :

    Menjadi perusahaan yang dinamis Memberikan hasil yang terbaik kepada pemegang saham,

    pegawai, pelanggan, pemasok, pemerintah dan masyarakat

    serta lingkugannya.

    Memenuhi tuntutan pasar

  • 2.3 Lokasi Perusahaan

    Unit Pembangkitan Gresik merupakan salah satu unit

    pembangkit tenaga listrik milik PT PJB yang terletak di provinsi Jawa

    Timur. Unit Pembangkitan ini berlokasi di kota Gresik, kira-kira 20 km

    arah barat laut kota Surabaya, tepatnya di desa Sidorukun, Jl. Harun

    Tohir no.1 Gresik, Jawa Timur. Total luas wilayah dimana PT PJB UP

    Gesik berada mencapai kurang lebih 78 Ha, termasuk wilayah

    pembuangan lumpur dan luas bangunan. Batas area yang menjadi lokasi

    PT PJB UP Gresik adalah :

    Utara : Kantor PT. Pertamina Persero Timur : Selat Madura Selatan : Bengkel Swabina Graha, Selat Madura Barat : Jl. Harun Tohir

    Gambar 2.1 Lokasi PT PJB UP Gresik

    2.4 Sejarah Perusahaan

    Unit Pembangkitan Gresik terbentuk berdasarkan surat

    keputusan Direksi PLN No.030.K/023/ DIR/1980, tanggal 15 Maret

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 10

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 11

    1980. UP Gresik merupakan unit kerja yang dikelola oleh PT. PLN

    (Persero) PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian Timur dan

    Bali (PLN Kitlur JBT) yg dikenal dgn sebutan Sektor Gresik dengan

    kapasitas 700 MW (PLTU dan PLTG).

    Berdasarkan surat keputusan Dirut PLN Pusat

    No.006.K/023/DIR/1992 tanggal 4 Februari 1992 terbentuk lagi Sektor

    Gresik Baru dengan kapasitas 1578 MW (PLTGU) dengan lokasi di

    dalam area Sektor Gresik.

    Berdasarkan surat keputusan Dirut PLN PJB II

    No.023.K/023/DIR/1996 tanggal 14 Juni 1996 tentang penggabungan

    unit pelaksana Pembangkitan Sektor Gresik dan Sektor Gresik Baru,

    maka UP Gresik diubah strukturnya menjadi PT.PLN PJB II Sektor

    Gresik.

    Pada tanggal 30 Mei 1997 Dirut PT.PLN PJB II mengeluarkan

    surat keputusan No.021/023/DIR/1997 tentang perubahan sebutan

    Sektor menjadi Unit Pembangkitan.

    Pada tanggal 24 Juni 1997 Dirut PT PLN PJB II mengeluarkan

    surat keputusan No.024A.K/023/DIR/1997 tentang pemisahan fungsi

    pemeliharaan dan fungsi operasi pada PT PLN PJB II Unit

    Pembangkitan Gresik.

    Sampai Saat ini Unit Pembangkitan Gresik bertanggung jawab

    atas 3 macam mesin pembangkit tenaga listrik, yaitu :

    1. Pembangkitan Listrik Tenaga Gas (PLTG) kapasitas 80,4

    MW.

    2. Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) kapasitas 600

    MW.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 12

    3. Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) kapasitas

    1575 MW

    Total kapasitas daya yang mampu dibangkitkan PT PJB UP

    Gresik mencapai 2255 MW dan diperoleh dari 21 generator termal

    yang dimiliki. PT PJB UP Gresik mampu memproduksi energi listrik

    sebesar 12.814 GWh per tahun yang kemudian disalurkan melalui

    Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV dan Saluran

    Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa-

    Bali. Secara teknis pembagian unit generator yang berada di bawah

    wewenang PT PJB UP Gresik adalah :

    Tabel 2.1 Kapasitas daya PT PJB UP Gresik

    Pembangkit

    Listrik

    Unit

    Kapasitas

    (MW)

    Bahan

    Bakar

    Mulai

    Beroperasi

    Pada

    PLTU Gresik 1 1 1x100 MFO/Gas 31-08-1981

    PLTU Gresik 2 1x100 MFO/Gas 14-11-1981

    PLTU Gresik 3 1x200 MFO/Gas 15-03-1988

    PLTU Gresik 4 1x200 MFO/Gas 01-07-1988

    PLTU Gresik 600

    PLTG Gresik 1 1 1x20,1 HSD/Gas 07-06-1978

    PLTG Gresik 2 2 1x20,1 HSD/Gas 09-06-1978

    PLTG Gilitimur 1 1 1x20,1 HSD 22-10-1999

    PLTG Gilitimur 2 2 1x20,1 HSD 04-11-1999

    PLTG Gresik 80,4

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 13

    GT

    11, 12,

    13

    3x112 PLTGU Gresik

    Blok 1

    ST 10 1x189

    Gas/HSD 10-04-1993

    GT

    21, 22,

    23

    3x112 PLTGU Gresik

    Blok 2

    ST 20 1x189

    Gas/HSD 05-08-1993

    GT

    31, 32,

    33

    3x112 PLTGU Gresik

    Blok 3

    ST 30 1x189

    Gas 30-11-1993

    PLTGU Gresik 1575

    2.5 Struktur Organisasi Perusahaan

    Sejak 2 Januari 1998 struktur organisasi PT PJB UP Gresik

    telah mengalami berbagai perubahan mengikuti perkembangan

    organisasi, yaitu perubahan PJB II menjadi PT PJB yang fleksibel dan

    dinamis sehingga mampu menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis

    yang selalu berubah. Perubahan mendasar dari PT PJB UP Gresik adalah

    dipisahkannya unit pemeliharaan dan unit operasi. Pemisahan ini

    membuat unit pembangkit menjadi organisasi yang lean and clean dan

    hanya mengoperasikan pembangkit untuk menghasilkan energi listrik.

    Secara garis besar struktur organisasi yang berlaku pada unit-unit kerja

    yang terdapat di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik dapat dilihat pada

    ilustrasi berikut :

  • Manajer

    KepatuhanPF

    Pemeliharaan

    Engineering Keuangan Umum

    SDMKimia dan LK3

    Operasi

    Gambar 2.2 Diagram Struktur Organisasi PT PJB UPGresik

    1. Sumber Daya Manusia SDM merupakan asset yang sangat penting bagi perushaan.

    PJB mempunyai SDM yang berkualifikasi dan menjadi asset yang

    penting bagi perusahaan. Pelatihan-pelatihan telah diadakan untuk

    meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dari SDM seiring

    dengan kebutuhan perusahaan. Dengan dukungan dari 395

    pegawai, UP Gresik telah menunjukkan pencapaian-pencapaian

    dalam kegiatan operasinya. Tugas bagian ini adalah menyiapkan

    kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi seluruh sumber

    daya manusia unit pembangkitan berdasarkan konsep optimasi biaya

    dan jumlah tenaga kerja.

    2. Kepatuhan Bagian kepatuhan dipimpin oleh seorang deputi manajer keuangan

    yang bertugas :

    a. Melakukan uji kepatuhan atas setiap rancangan kebijakan

    dalam RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan), RKAP

    (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta Tata Kelola

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 14

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 15

    Unit sebagaimana tersurat dalam Uraian Tugas Pokok Unit,

    Program Kerja, Strategi, Sasaran, Prosedur, kaidah hukum,

    Peraturan dan Bisnis Proses, terhadap standar maupun potensial

    resiko;.

    b. Melakukan uji kepatuhan terhadap batasan kewenangan dalam

    pengelolaan usaha maupun pengadaan barang dan jasa

    berdasarkan check list yang dikembangkan oleh Bidang

    Kepatuhan.

    c. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan (post review) secara

    berkala atas pelaksanaan hasil uji kepatuhan, khususnya

    kepatuhan terhadap perintah dan larangan, antara lain

    sebagaimana tertulis dalam SOP (Standing Operation

    Prosedure).

    d. Melakukan uji kepatuhan terhadap aktivitas usaha non core.

    e. Bekerja secara independent sehingga mampu mengungkapkan

    pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesi, dengan tidak

    memihak terhadap kepentingan pihak lain yang tidak sesuai

    dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan

    prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan Unit.

    f. Menetapkan langkah-langkah, antara lain menyiapkan prosedur

    kepatuhan (compliance procedure) pada setiap satuan kerja,

    menyesuaikan pedoman intern unit terhadap setiap perubahan

    ketentuan yang bertaku di perusahaan dan menyiapkan proses

    pengambilan keputusan oleh manajemen.

    g. Memberikan saran, masukan serta rekornendasi kepada

    manajemen untuk penyerripurnaan system dan prosedur kerja

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 16

    di Unit', maupun langkan-langkah antisipatif terhadap dampak

    yang signifikan terhadap operasi Unit, rnaupun dampak tingkat

    kesehatan Unit atau yang potensial menimbutkan

    permasalahan.

    h. Membuat laporan dan rekomendasi secara berkala sehingga

    informasi yang dibutuhkan semua manajemen untuk evaluasi

    kerja dan pembuatan keputu^an dapat tersedia dengan cepat

    dan akurat.

    i. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

    3. Keuangan Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang

    menyangkut kondisi keuangan pada kas perusahaan. Bagian ini

    terdiri dari unit anggaran dan keuangan serta unit akuntansi.

    Bagian keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan yang

    bertugas :

    a. Melaksanakan penyusunan anggaran tahunan untuk dijadikan

    bahan acuan penggunaan keuangan Unit Pembangkitan.

    b. Mengelola administrasi keuangan Unit Pembangkitan sehingga

    berjalan sesuai dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip

    mengenai keuangan

    c. Menganalisa dan membuat laporan realisasi keuangan,

    sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

    mengadakan kebijakan penggunaan keuangan selanjutnya.

    d. Melakukan penilaian investasi Unit Pembangkitan ntuk

    digunakan sebagai bahan acuan penilaian terhadap

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 17

    peningkatan kinerja/keuntungan Unit Pembangkitan secara

    keseluruhan.

    e. Mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses

    audit yang komprehensif sesuai dengan kaidah-kaidah yang

    berlaku, untuk mendukung kemampuan perusahaan mencapai

    hasil kinerja operasional yang maksimum.

    f. Memberikan saran-saran perbaikan untuk memastikan semua

    kebijakan dan ketentuan diiaksanakan sebagaimana mestinya

    sesuai dengan standard atau ketentuan yang berlaku.

    g. Mengkoordinasikan pembuatan laporan audit secara berkala

    sehingga informasi audit yang dibutuhkan semua pihak

    untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan dapat tersedia

    dengan cepat dan akurat.

    h. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

    pengambilan keputusan lebih lanjut.

    i. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

    4. Umum Secara umum bagian umum bertanggung jawab atas segala hal

    yang menyangkut kegiatan rutinitas yang terjadi pada

    penyelenggaraan perusahaan. Bagian umum dipimpin oleh seorang

    deputi manajer keuangan yang bertugas :

    a. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan, dan rumah tangga

    perkantoran untuk memperlancar kinerja Unit Pembangkitan.

    b. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi Anggaran

    Biaya Administrasi.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 18

    c. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk mtmbina hubungar,

    serta "community development" dengan stakeholder sehingga

    menciptakan citra yang baik tentang perusahaan serfa

    menunjang kinerja unit dan perusahaan.

    d. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang

    bisnis inti Unit Pembangkitan.

    e. Menyelenggarakan kegiatan pengadaan material berdasarkan

    permintaan fungsi Inventory Control serta pengadaan jasa

    berdasarkan permintaan fungs Perencanaan dan Pengendalian

    Pemeliharaan untuk mendukung Pemeliharaan Rutin serta

    kebutuhan material Non Instalasi lainnya.

    f. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan

    dengan baik sehingga terciptanya lingkungan kerja yang aman

    dan kondusif bagi karyawan.

    g. Menyelenggarakan kegiatan proses administrasi gudang serta

    material handling-nya untuk semua material Milik Unit

    Pembangkitan.

    h. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

    pengambilan keputusan lebih lanjut.

    i. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

    5. Engineering Bagian engineering merupakan bagian yang bertanggung jawab

    atas pelaksanaan segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat

    teknis yang dilakukan terhadap unit pembangkit tenaga listrik dan

    unit-unit pendukungnya. Bagian keuangan dipimpin oleh seorang

    deputi manajer engineering yang bertugas :

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 19

    a. Mengevaluasi penyelenggarakan O&M pusat pembangkitan

    tenaga listrik beserta instalasi pendukungnya.

    b. Merencartakan resources (expert O&M, referensi, waktu,

    tempat) untuk kegiatan FAILURE DEFENCE yang meliputi:

    Audit (assesment) dan prioritisasi pemeliharaan peraiatan unit pembangkit (SERP).

    Failure Mode and Effect Analisys (FMEA). Root Cause Failure Analisys (RCFA). Failure Defence Task (FDT) Task Execution

    c. Sebagai moderator dan memfasilitasi kegiatan FAILURE

    DEFENCE peraiatan Unit Pembangkit.

    d. Merekomendasikan kegiatan task execution (CONTINOUS

    IMPROVEMENT beserta KPI-nya berupa:

    Perbaikan SOP / IK bidang O&MPenambahan JOP/ IK bidang O&M.

    Perubahan design dari peraiatan & proses produksiPenambahan/ pengurangan task preventive

    maintenance.

    Penambahan task predictive maintenancePerbaikan kompetensi personil O&M.

    Perbaikan kualitas & kuantitas ketersediaan material O&M.

    Over Haul cycle extention peraiatan pembangkit. Life extention peratatan pembangkit, termasuk analisis

    COST BENEFIT

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 20

    Proses eksekusi dari rekomendasi tersebut, tetap menjadi

    kewenangan dari Deputy Manajer Operasi dan Deputy

    Manajer Pemeliharaan dengan jajaran fungsi-fungsi

    dibawahnya.

    e. Mengevaluasi implementasi task execution yang

    direkomendasikan.

    f. Melaksanakan kegiatan FAILURE DEFENCE untuk

    mengembangkan dan memperbaiki task execution yang belum

    berhasil.

    g. Menggunakan laporan keberhasilan / kegagalan implementasi

    task execution sebagai bahan analisa serta program

    pengembangan secara berkesinambungan (proses siklus

    review dan inovasi).

    h. Melakukan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan

    untuk keperluan analisa pemeliharaan iebih lanjut.

    i. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

    pengambilan keputusan Iebih lanjut.

    j. Merencanakan dan menyusun program Condition Base

    Monitoring peralatan utama, mengevaluasi dan membuat

    "work package" program pemeliharaan serta memberikan

    rekomendasi.

    k. Merencanakan dan menyusun dan monitoring implementasi

    sistem owner, technology owner dan knowledge owner

    sehingga sistem berjalan optimal serta Iebih menjamin

    tercapainya kinerja unit pembangkitan yang Iebih baik.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 21

    l. Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi penyiapan

    kebutuhan sistem informasi guna memenuhi kebutuhan

    "sistem inforrnasi manajemen" yang tepat, akurat serta real

    time" sehingga menunjang kebutuhan informasi dalam

    pengambilan keputusan serta pemamtauan kinerja unit

    pembangkitan.

    m. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

    6. Operasi Untuk meningkatkan tingkat kompetifitas perusahaan melalui

    peningkatan produktifitas berkesinambungan pada unit

    pembangkit, PJB telah menjadwalkan program-program utama

    yang terintegrasi sebagai Good Governance Plan. Ada 9 program

    utama yang telah disetujui untuk diterapkan, yaitu :

    a. Rencana Pembangkitan

    b. Rencana Peningkatan Reliabilitas

    c. Perencanaan dan Kontrol Kerja

    d. Manajemen Bahan Baku

    e. Balance Scorecard

    f. Manajemen Outage

    g. Manajemen Resiko

    h. Manajemen Kualitas

    i. Kultur Kerja

    7. Pemeliharaan Bagian pemeliharaan bertanggung jawab atas segala hal yang

    menyangkut pemeliharaan seluruh asset perusahaan secara teknis.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 22

    Analisis spesialis bertanggung jawab untuk menganalisa segala

    kemungkinan yang menyangkut pemeliharaan pada seluruh aset

    teknis dalam pembangkitan tenaga listrik. Rendal pemeliharaan

    bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeliharaan terhadap

    seluruh asset teknis dalam pembangkitan tenaga listrik yang dibagi

    atas asset PLTU, PLTG, dan PLTGU. Pada masing-masing asset

    tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kapasitas pemeliharaan, yaitu

    [5]:

    Pemeliharaan Preventif Merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegahan atas

    kemungkinan kerusakan yang mungkin terjadi, hal ini bersifat

    berkala dan terjadwal. Pada pembangkit tenaga listrik dibagi

    menjadi 2 macam pemeliharaan, yaitu [6]:

    a. Turbine Inspection

    Dilakukan setiap dua tahun sekali dengan lama waktu

    perawatan maksimal satu bulan.

    b. Serious / Major Inspection

    Dilakukan setiap empat sampai lima tahun sekali dengan

    lama waktu perawatan maksimal 40 hari.

    Pemeliharaan Prediktif Merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegahan kerusakan

    pada bagian yang telah diketahui mengalami penurunan

    kemampuan.

    Pemeliharaan Korektif Merupakan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap

    kerusakan pada bagian yang telah mengalami penurunan

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 23

    kemampuan akibat tidak bekerjanya suatu bagian secara

    normal.

    Bagian inventary control dan cataloger bertugas atas inventarisasi

    dan recording seluruh pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan

    oleh unit pemeliharaan. Sistem Informasi terpadu dibuat dan

    digunakan untuk memudahkan perusahaan dalam melaksanakan

    pemeliharaan asset teknis yang dimiliki, terutama untuk membantu

    dalam mengorganisasidan mengetahui karakteristik asset

    berdasarkan pemeliharaan yang telah dilakukan terdahulu.

    8. Kimia dan LK3 Sejalan dengan visi perusahaan tentang lingkungan, PT PJB UP

    Gresik menjadi pionir perusahaan ramah lingkungan (green

    company) yang memberikan dampak-dampak positif terhadap

    lingkungan sekitar seperti yang ditujukkan dengan

    penyelenggaraan program pengembangan masyarakat (community

    development program).

    Instalasi pengolahan limbah pada PT PJB UP Gresik dilengkapi

    dengan pengontrol emisi udara dan air sebagai berikut :

    1. Cerobong tinggi pada setiap unit, untuk membuang gas buang

    dengan baik.

    2. Instalasi air limbah, untuk mengolah air limbah sebelum

    dibuang ke lingkungan (sungai dan laut), air bekas pakai

    diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (Waste Water

    Treatment Plant).

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 24

    3. Pemisah minyak, untuk memisahkan minyak dari air limbah

    yang berasal dari area bunker minyak.

    4. Saluran masuk dan keluar kondenser dengan panjang mencapai

    1 kilometer untuk mengurangi temperatur dari air limbah

    kondenser.

    Oleh karena itu, PT PJB UP Gresik bertanggung jawab terhadap

    manajemen lingkungan dan pengawasan polusi seperti yang

    dijabarkan sbb :

    1. Mengoptimalkan pemakaian gas alam pada setiap unit

    pembangkit.

    2. Menjaga kelesatarian tanaman yang berada di sekitar unit

    pembangkit.

    3. Menanami lahan-lahan yang kosong disekitar pembangkit

    dengan tanaman sehingga tercipta lingkungan yang indah dan

    hijau

    Selain itu, PT PJB UP Gresik juga melakukan program

    pengembangan masyarakat yang melingkupi bidang sosial,

    ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan keselamatan sebagai bentuk

    perhatian terhadap masyarakat sekitar.

    Penghargaan mengenai Lingkungan dan Kesehatan

    Keselamatan Kerja (LK3) dari Pemerintah kepada UP. Gresik

    adalah berupa Lomba Penerapan K3 th. 1997, Zero Accident th

    1997 ~ 2003, Melaksanakan K3 tanpa kecelakaan Kerja Th. 1998,

    Bendera Emas SMK3 th 1999 & 2001.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 25

    2.6 Spesifikasi Teknis PLTGU Gresik

    Unit Pembangkitan Gresik memiliki total daya terpasang

    sebesar 2255 MW, unit ini mampu memproduksi listrik rata-rata 10.859

    GWh tiap tahunnya dan disalurkan melalui Jaringan Transmisi

    Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Jaringan Transmisi Tegangan

    Tinggi 150 kV. Unit Pembangkitan Gresik Terdiri atas beberapa

    pembangkit termal yaitu 3 unit PLTG, 4 unit PLTU, dan 3 unit PLTGU.

    Blok 1 PLTGU Gresik mulai beroperasi pada 10 April 1993, blok 2

    mulai beroperasi pada 5 Agustus 1993, dan blok 3 pada 30 Nopember

    1993 [4].

    Kapasitas total Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

    (PLTGU) Gresik dapat mencapai 1575 MW. PLTGU Gresik blok 1 dan

    blok 2 dapat menggunakan dua macam bahan bakar yaitu HSD (High

    Speed Diesel Oil) yang dipasok oleh PERTAMINA dan gas alam yang

    dipasok langsung dari lapangan gas milik HESS dan KODECO yang

    disalurkan melalui pipa bawah laut dari wilayah Madura utara. Kedua

    bahan bakar ini digunakan secara bergantian sesuai dengan tingkat

    ketersediaan bahan bakar. Sedangkan PLTGU Gresik blok 3 didesain

    hanya dapat menggunakan bahan bakar gas alam saja yang dipasok oleh

    pemasok yang sama dengan blok 1 dan blok2 [4].

    Spesifikasi umum PLTGU Gresik untuk setiap blok

    pembangkit adalah:

    a. Turbin : 4 Unit

    Turbin gas : 3 Unit Turbin uap : 1 Unit

    b. HRSG : 3 unit

  • c. Generator : 4 Unit

    Turbin gas : 3 x 112MW Turbin uap : 1 x 189MW

    Gambar 2.3 Area PLTGU Gresik [4]

    PLTGU Gresik belum dapat bekerja secara maksimal sesuai

    dengan kapasitasnya apabila pasokan bahan bakar utama yaitu berupa

    gas alam masih kurang atau belum dapat memenuhi kebutuhan optimal

    PLTGU. Output PLTGU Gresik ketika menggunakan bahan bakar HSD

    akan lebih kecil daripada ketika menggunakan bahan bakar gas alam.

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 26

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 27

    Gam

    bar

    2.4

    Sing

    le L

    ine

    Dia

    gram

    PT

    PJB

    UP

    Gre

    sik

  • 2.6.1 Komponen Mekanis dan Elektris

    2.6.1.1 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas

    a. Turbin Gas Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik

    dimana untuk setiap blok memiliki 3 unit turbin gas.

    Prinsip kerja dari turbin gas adalah energi panas hasil

    pembakaran didalam combustor diubah menjadi energi

    gerak / mekanik dalam bentuk putaran. Energi mekanik

    tersebut digunakan untuk menggerakkan prime mover

    generator sinkron kecepatan tinggi yang terkopel satu

    poros. Turbin gas yang terdapat dalam pembangkit tenaga

    listrik ini memiliki 4 tingkat, adapun putaran yang dapat

    dihasilkan oleh masing-masing turbin tersebut dapat

    mencapai kecepatan putaran 3000rpm.

    Gambar 2.5 Komplek Turbin Gas

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 28

  • b. Inlet Air Filter Inlet air filter adalah peralatan yang berfungsi untuk

    menyaring udara dari lingkungan sekitar yang akan

    dimasukkan kedalam turbin gas.

    c. Inlet Guide Vanes (IGV)

    Gambar 2.6 Inlet Guide Vanes

    Inlet Guide Vanes (IGV) merupakan sudu diam pertama,

    posisinya terpasang pada sisi masuk dari kompresor. IGV

    berfungsi untuk mengatur jumlah aliran udara yang akan

    masuk ke dalam kompresor. IGV dapat menambah

    kemampuan akselerasi pada saat terjadi start dan mencegah

    rotor mengalami surge dan stall.

    d. Compressor Compressor adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk

    menekan udara yang masuk pada ruang pembakaran, hal

    ini dilakukan agar udara nantinya memiliki rasio tekanan

    yang tinggi. Jumlah tingkatan compressor yang terdapat

    pada turbin gas di PLTGU Gresik adalah sebanyak 17

    tingkat.

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 29

  • Gambar 2.7 Compressor

    e. Combustor Combustor adalah tempat terjadinya proses pembakaran.

    Combustor basket pada unit pembangkit turbin gas Gresik

    ada 18 buah, dimana antara combustor basket yang satu

    dengan combustor lainnya dihubungkan dengan cross

    flame tube (sebagai media perambatan panas). Pada

    combustor no 8 dan 9 dipasang igniters / spark plugs,

    yang berfungsi untuk menyulut panas di ruang

    pembakaran. Igniters adalah dua elektroda (serupa dengan

    busi) yang mendapat suplai tegangan AC dari

    transformator igniters. Pada saat penyalaan (ignition),

    igniters didorong masuk ke combuster dan suplai listrik

    on sehingga mengeluarkan percikan api (busur api).

    Setelah beberapa detik (sekitar 20 detik) pasok listrik putus

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 30

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 31

    dan igniters akan padam, igniters ditarik keluar dari

    combustion chamber. Pada combustor basket no 17 dan 18

    diletakkan flame detector. Flame detector berfungsi untuk

    mendeteksi pembakaran pada combustor, alat ini bekerja

    secara automatis mendeteksi api, apabila pada combustor

    ke 17 dan 18 terdeteksi tidak terjadi pembakaran maka

    dipastikan tidak terjadi pembakaran sempurna pada

    combuster basket yang lain dan akan terjadi trip (stop

    proses).

    f. Pre-mix Fuel Nozzle Pre-mix Fuel Nozzle berfungsi mengatur suplai bahan

    bakar yang disemprotkan ke ruang pembakar (combustor

    chamber) terdiri dari pilot nozzle dan main nozzle. Pilot

    nozzle berfungsi untuk menjaga kestabilan nyala api

    menggunakan 5% dari bahan bakar gas atau 10% dari

    bahan bakar minyak. Pada PLTGU Gresik menggunakan

    tipe dual nozzle yang bisa mengatur penggunaan dua jenis

    bahan bakar (gas dan minyak).

    g. Generator Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah

    energi mekanik menjadi energi listrik. Pada PLTGU Gresik

    untuk setiap blok pembangkit listrik terdapat 3 unit

    generator berpenggerak turbin gas dengan kapasitas daya

    masing-masing 112 MW. Generator yang digunakan

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 32

    adalah generator sinkron kutub silindris (non salient pole)

    dengan dua buah kutub dan dijaga pada putaran 3000 rpm.

    Tabel 2.2 Spesifikasi teknis generator pada PLTGU

    Gresik untuk setiap blok turbin gas

    Turbin Turbin Gas

    Tipe Siemens TLRI

    108/36

    Daya Output 153,75 MVA

    Tegangan Output 10,55% kV

    Arus Output 8454-SI

    Cos 0,8

    Frekuensi 50 Hz

    Sambungan YY

    Jumlah Fasa 3

    h. Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Secara umum HRSG atau Heat Recovery Steam Generator

    berfungsi sebagai alat untuk memanaskan air hingga

    menjadi uap dengan menggunakan gas sisa dari hasil

    pembakaran gas pada PLTG, dimana uap ini yang

    memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi akan

    digunakan untuk memutar turbin pada pembangkit listrik

    tenaga uap.

  • Gambar 2.8 Heat Recovery Steam Generator

    Beberapa komponen yang membangun HRSG, yaitu:

    a. Preheater Merupakan alat pemanas bagi air yang berasal dari

    condensate water tank, yang akan dialirkan menuju

    daerator. Preheater berfungsi sebagai pemanas awal untuk

    menaikkan suhu air agar tidak terjadi perubahan suhu yang

    drastis pada saat air menuju pemanasan tahap selanjutnya

    karena hal itu bisa merusak komponen-komponen pipa

    akibat thermal stress. Preheater terletak paling atas dari

    HRSG.

    b. Economizer

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 33

    Fungsi dari economizer adalah sebagai pemanasan air

    pengisi yang berasal dari feed water pump dengan

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 34

    memanfaatkan energi panas gas buang dari turbin gas yang

    dilewatkan pada cerobong HRSG untuk memanaskan air

    yang nantinya akan menjadi uap. Hasil pemanasan pada

    economizer akan dialirkan menuju steam drum.

    c. Steam Drum Berfungsi memisahkan air dan uap dari hasil pemanasan

    pada economizer. Pada PLTGU Gresik sirkulasi uap dan

    air menggunakan sistem natural circulation, yaitu

    sirkulasi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Uap

    basah yang memiliki massa lebih ringan dari air akan

    bergerak ke atas dan disalurkan ke superheater sedangkan

    yang masih berwujud air akan turun ke evaporator.

    d. Evaporator Sebagai tempat pemanasan air dari steam drum hingga

    menjadi uap. Uap yang dihasilkan akan disalurkan kembali

    ke steam drum.

    e. Superheater Terletak pada bagian bawah dari HRSG dan dibuat dari

    pipa-pipa yang disusun secara paralel, berfungsi

    menaikkan suhu uap air menjadi lebih panas. Pada

    superheater ini uap air yang masuk masih bersifat basah

    dan dalam pemanasan tahap akhir keluarannya berupa uap

    air kering. Hal ini bertujuan agar tidak merusak komponen

    turbin uap. Pada bagian ini terdiri atas dua tingkat yaitu 1st

    superheater dan 2nd superheater.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 35

    2.6.1.2 Unit Pembangkit Turbin Uap

    a. Steam Turbin Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik

    dimana untuk setiap blok memiliki 1 unit turbin uap.

    Prinsip kerja dari turbin uap adalah energi panas gas buang

    PLTG diubah menjadi energi gerak / mekanik dalam

    bentuk putaran. Energi mekanik tersebut digunakan untuk

    menggerakkan prime mover generator sinkron kecepatan

    tinggi yang terkopel satu poros. Turbin uap yang terdapat

    dalam pembangkit tenaga listrik ini memiliki 2 bagian,

    yaitu turbin tekanan rendah dan turbin tekanan tinggi.

    Adapun putaran yang dapat dihasilkan oleh turbin tersebut

    dapat mencapai kecepatan putaran 3000rpm

    b. Generator Sama halnya pada generator turbin gas, generator pada

    turbin uap berfungsi sebagai alat untuk mengubah energi

    mekanik yang dilakukan oleh turbin menjadi energi listik.

    Uap yang dihasilkan dari HRSG setelah melalui

    superheater akan menggerakkan turbin, kemudian gerakan

    turbin akan memutar generator. Pada PLTGU Gresik untuk

    setiap blok terdapat 1 unit generator berpenggerak turbin

    uap dengan kapasitas daya masing-masing 189 MW.

    Generator yang digunakan adalah generator sinkron kutub

    silindris (non salient pole) dengan dua buah kutub dan

    dijaga pada putaran 3000 rpm.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 36

    Tabel 2.3 Spesifikasi teknis generator pada PLTGU

    Gresik untuk setiap blok turbin uap

    Turbin Turbin Uap

    Tipe Siemens THRI

    100/42

    Daya Output 251,75 MVA

    Tegangan Output 15,755% kV

    Arus Output 9228-SI

    Cos 0,8

    Frekuensi 50 Hz

    Sambungan YY

    Jumlah Fasa 3

    2.6.1.3 Unit Gardu Induk Pembangkit

    a. Gardu Induk Pembangkit 150 kV Unit gardu induk pembangkit 150 kV pada PLTGU Gresik

    merupakan unit gardu induk pasangan dalam yang

    berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dengan tegangan

    150 kV. Bahan isolasi yang digunakan oleh peralatan yang

    terdapat pada gardu induk ini adalah gas SF6. Unit ini

    merupakan unit Gardu Induk Tanpa Operator (GITO)

    dimana semua proses yang terjadi pada gardu induk dapat

    dimonitor dan dikontrol melalui unit P3B di masing-

    masing wilayah atau CCR yang terdapat di PLTGU. Unit

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 37

    gardu induk ini terhubung secara langsung dengan gardu

    induk Tandes melalui saluran transmisi udara 150 kV yang

    berjumlah dua unit. Unit pembangkit yang menyalurkan

    daya output-nya langsung melalui gardu induk ini adalah

    PLTGU blok 1 yang terdiri dari GT1.1, GT1.2, GT1.3, dan

    ST 1.0. Output daya yang disalurkan pada gardu induk ini

    juga disalurkan kepada gardu induk pembangkit 500 kV

    melalui sebuah transformator step up 150 kV/500 kV dan

    juga disalurkan untuk pemakaian sendiri melalui sebuah

    transformator step down 150 kV/6 kV.

    b. Gardu Induk Pembangkit 500 kV Unit gardu induk pembangkit 500 kV pada PLTGU Gresik

    merupakan unit gardu induk pasangan dalam yang

    berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dengan tegangan

    500 kV. Bahan isolasi yang digunakan oleh peralatan pada

    gardu induk ini adalah gas SF6. Unit ini merupakan unit

    Gardu Induk Tanpa Operator (GITO) dimana semua proses

    yang terjadi pada gardu induk dapat dimonitor dan

    dikontrol melalui unit P3B di masing-masing wilayah atau

    CCR yang terdapat di PLTGU. Unit gardu induk ini

    terhubung secara langsung dengan gardu induk Krian

    melalui saluran transmisi udara 500 kV yang berjumlah

    dua unit. Unit pembangkit yang menyalurkan daya output-

    nya langsung melalui gardu induk ini adalah PLTGU blok

    2 yang terdiri dari GT2.1, GT2.2, GT2.3, dan ST 2.0 serta

  • PLTGU blok 3 yang terdiri dari GT3.1, GT3.2, GT3.3, dan

    ST 3.0.

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 38

    Gam

    bar 2.9 Single Line D

    iagram G

    ardu Induk Pembangkit 150 kV

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 39

    Gam

    bar

    2..1

    0 Si

    ngle

    Lin

    e D

    iagr

    am G

    ardu

    Indu

    k Pe

    mba

    ngki

    t 500

    kV

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 40

    2.6.1.4 Unit Pendukung Water Intake

    Berfungsi sebagai saluran air pendingin utama Condenser dan

    juga sebagai saluran masuk air laut yang akan diolah menjadi

    air tawar untuk kepentingan pembangkitan tenaga listrik pada

    PLTGU.

    Desalination Plant Merupakan kumpulan peralatan yang digunakan untuk

    mengolah air laut menjadi air tawar.

    Demineralized Plant Merupakan kumpulan peralatan yang berfungusi untuk

    menghilangkan kadar-kadar mineral dari air laut yang telah

    dijadikan air tawar pada desalination plant.

    Make Up Water Tank dan Raw Water Tank Berfungsi sebagai wadah penampungan air dari hasil pegolahan

    air dari air laut (asin) menjadi air tawar yang mana kandungan

    mineralnya sudah di hilangkan.

    Waste Water Treatment Berfungsi untuk mengolah limbah air yang berasal dari proses

    yang terdapat pada unit PLTGU, dimana pH (toleransi pH

    yang ditentukan adalah 6,5-8) dan zat-zat kimia lainnya yang

    berbahaya di netralkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke

    laut.

    Hidrogen Plant

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 41

    Pendinginan pada generator sangat diperlukan. Pada generator

    milik PT PJB Unit Pembangkitan PLTGU Gresik

    menggunakan gas hidrogen sebagai pendingannya, untuk itulah

    dibangun hidrogen plant yang berfungsi sebagai tempat untuk

    memproduksi gas hidrogen.

    2.6.2 Proses Pembangkitan Listrik PLTGU Pengoperasian pembangkit PLTGU Gresik pada

    kondisi normal dikenal dengan istilah operasi 3-3-1. Operasi

    3-3-1 (merupakan pengoperasian di PLTGU Gresik pada saat

    daya maksimal) adalah pengoperasian dengan tiga (3)

    pembangkit turbin gas, tiga (3) HRSG, dan satu (1) pembangkit

    turbin uap.

    Proses produksi tenaga listrik secara garis besar di PT

    PJB Unit Pembangkitan PLTGU Gresik dibagi menjadi dua

    proses pembangkitan yaitu:

    1. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) a. Gas alam yang dipasok langsung dari lapangan gas

    HESS dan KODECO dijadikan sebagai bahan bakar

    utama selain minyak. Pada PLTGU dikenal istilah

    segitiga pembakaran dimana mencakup udara, bahan

    bakar (gas dan minyak) dan suhu. Proses pembakaran

    terjadi di combuster, disini akan terjadi peningkatan

    tekanan dan suhu.

    b. Semburan gas panas hasil pembakaran digunakan

    untuk memutar turbin gas.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 42

    c. Putaran turbin gas dimanfaatkan untuk memutar

    generator.

    d. Putaran generator menghasilkan listrik dengan

    tegangan 10,5 kV yang kemudian dinaikkan menjadi

    tegangan 150 kV dan 500 kV dan disalurkan kepada

    pelanggan melalui saluran transmisi.

    2. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) a. Gas buang hasil pembakaran dari PLTG yang

    memiliki suhu sangat tinggi ( 500 deg C) dapat

    langsung dibuang jika PLTU tidak dioperasikan

    melalui by pass stack. Namun karena pengoperasian

    saat ini menggunakan turbin uap maka gas buang

    disalurkan ke HRSG (Heat Recovery Steam

    Generator). HRSG digunakan untuk menguapkan air.

    b. Di dalam siklus yang terjadi dalam pemanas HRSG,

    pada air yang akan diuapkan diinjeksikan bahan kimia

    sebagai berikut:

    1. Hydrazine, diinjeksikan ke condensate dan

    daerator untuk menghilangkan kandungan

    dissolved oxygen yang mungkin terdapat di dalam

    air.

    2. Ammonia, diinjeksiken ke condensate untuk

    mengontrol pH air selama start up, pada kondisi

    ini air mulai diuapkan.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 43

    3. Phosphate, diinjeksikan ke dalam boiler drum

    dengan tujuan untuk menghilangkan komponen

    hardness dan mengontrol pH uap air yang

    terdapat di dalam boiler.

    c. Uap air bertekanan yang merupakan hasil pemanasan

    air digunakan untuk memutar steam turbin. Uap air

    yang bertekanan tinggi dialirkan pada high pressure

    steam turbine, dan uap air yang bertekanan rendah

    dialirkan pada low pressure steam turbine.

    d. Kondensasi merupakan proses pendinginan terhadap

    uap air yang telah digunakan untuk memutar steam

    turbine. Kondensasi terjadi di dalam kondensor dan

    pendingin yang digunakan adalah air laut yang telah

    dinetralkan.

    e. Putaran generator yang terkopel dengan steam turbine

    menghasilkan listrik dengan tegangan 15,7 kV yang

    kemudian dinaikkan menjadi tegangan 150 kV dan

    500 kV yang kemudian disalurkan kepada pelanggan

    melalui saluran transmisi.

    Pengoperasian pembangkitan di PLTGU Gresik dilakukan

    secara otomatis, dimana semua peralatan dikontrol dari satu

    ruang yang disebut sebagai Command and Control Room

    (CCR), namun pengamatan secara manual tetap dilakukan oleh

    3 orang pengamat untuk setiap blok PLTGU.

  • Gambar 2.11 Skema Pembangkitan PLTGU [4]

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 44

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 45

    BAB III

    SSIISSTTEEMM PPEENNGGAAMMAANN EELLEEKKTTRRIISS GGEENNEERRAATTOORR PPAADDAA

    PPEEMMBBAANNGGKKIITT TTEENNAAGGAA LLIISSTTRRIIKK

    Dalam melaksanakan pembangkitan, penyaluran, dan distribusi

    tenaga listrik, gangguan tidak dapat dihindari. Gangguan kebanyakan

    merupakan hubungan singkat satu fasa atau antar fasa. Hubungan

    singkat ini semacam ini menimbulkan arus yang besar yang dapat

    merusak peralatan, termasuk generator.

    3.1 Klasifikasi Gangguan Pada Generator

    Secara teknis, terdapat beberapa macam gangguan yang

    mungkin terjadi pada generator pembangkit tenaga listrik. Gangguan

    pada generator pembangkit tenaga listrik tersebut dapat diklasifikasikan

    seperti berikut ini :

    3.1.1 Gangguan Listrik (Electrical Fault) a. Stator Hubung Singkat Tiga Fasa

    Salah satu penyebab fatal kerusakan pada bagian stator

    generator adalah arus lebih. Terjadinya arus lebih pada

    stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat

    terjadinya hubung singkat tiga fasa. Gangguan ini dapat

    mengakibatkan overheat yang akan merusak isolasi belitan,

    bahkan hingga dapat merusak belitan itu sendiri. Arus lebih

    yang ditimbulkan dapat mencapai 5% arus nominal [11].

  • Gambar 3.1 Gangguan Stator Hubung Singkat 3 Fasa

    b. Stator Hubung Singkat Dua Fasa Gangguan hubung singkat dua fasa lebih berbahaya daripada

    gangguan hubung singkat tiga fasa, karena disamping akan

    menimbulkan kersakan pada belitan maka akan timbul pula

    fibrasi pada kumparan stator. Kerusaksan lain yang timbul

    adalah pada poros dan kopling turbin akibat adanya momen

    putar yang besar. Arus lebih yang ditimbulkan dapat

    mencapai 25% arus nominal [11]. Gangguan hubung singkat

    dua fasa juga ada yang disertai hubung singkat ke tanah,

    namun arus gangguan yang dihasilkan memiliki nilai yang

    hampir sama dengan hubung singkat dua fasa tanpa hubung

    singkat ke tanah.

    Gambar 3.2 Gangguan Stator Hubung Singkat 2 Fasa

    c. Stator Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Kerusakan akibat gangguan hubung singkat dua fasa masih

    dapat diperbaiki dengan menyambung atau mengganti

    sebagian konduktor, tetapi kerusakan laminasi besi (iron

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 46

  • lamination) akibat gangguan satu fasa ke tanah yang

    menimbulkan overheat akan merusak isolasi dan inti besi

    yang sangat serius. Arus lebih yang ditimbulkan dapat

    mencapai 70% arus nominal [11].

    Gambar 3.3 Gangguan Stator Hubung Singkat 1 Fasa

    ke Tanah

    d. Rotor Hubung Tanah Pada rotor yang ungrounded, apabila salah satu sisi

    terhubung dengan tanah, maka belum akan menimbulkan

    masalah. Tetapi apabila sisi lain juaga terhubung ke tanah,

    sementara sisi lainnya tetap terhubung ke tanah, maka akan

    terjadi kehilangan arus pada belitan yang terhubung singkat

    melalui tanah. Akibat ketidakseimbangan fluksi yang

    terjadi, timbul fibrasi yang berlebihan dan dapat merusak

    rotor secara fatal.

    e. Kehilangan Medan Penguat Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin

    naik dan berfungsinya generator sebagai generator induksi

    karenak kehilangan kecepatan sinkronnya. Kondisi ini akan

    berakibat overheat pada rotor dan pasak (slot wedger) akibat

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 47

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 48

    induksi yang bersirkulasi pada rotor. Adapun kehilangan

    medan penguat dapat disebabkan oleh :

    a. Jatuhnya (trip) saklar penguat.

    b. Hubng singkat pada belitan penguat.

    c. Kerusakan kontak sikat arang pada penguat.

    d. Kerusakan sistem Automatic Voltage Regulator (AVR).

    f. Tegangan Tembus Tegangan lebih yang melampaui batas maksimum yang

    diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) desain

    isolasi yang akhirnya akan menimbulkan hubung singkat

    antar belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh

    putaran lebih atau kerusakan pada pengaturan AVR.

    3.1.2 Gangguan Mekanis (Mechancal Fault) a. Generator Berfungsi Sebagai Motor

    Generator berfungsi sebagai motor atau motoring adalah

    peristiwa berubahnya fungsi generator menjadi motor

    akibat dari adanya daya balik (reverse power). Daya balik

    terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukan dari prime

    mover. Dampak kerusakan akibat motoring adalah lebih

    kepada penggerak itu sendiri. Pada turbin uap peristiwa

    motoring akan mengakibatkan overheat pada sudu-sudunya

    dan ketidak stabilan pada turbin gas.

    b. Pemanasan Lebih Setempat Pemanasan lebih setempat pada bagian stator dapat

    dimungkinkan oleh :

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 49

    a. Kerusakan pararel.

    b. Kerusakan bagian tertentu di dalam generator seperti

    pasak stator (stator wedges), terminal ujung belitan, dll.

    c. Kesalahan Pararel Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat

    sinkron tidak terpenuhi dapat mengakibatkan kerusakan

    pada bagian poros dan kopling generator dan penggerak

    utamanya karena terjadi momen putar. Kemungkinan

    kerusakan lain yang timbul adalah kerusakan PMT dan

    kerusakan kumparan stator akibat adanya kenaikan

    tegangan sesaat.

    d. Gangguan Pendingin Stator Gangguan pada pendingin stator akan menyebabkan

    overheat pada stator. Apabila suhu belitan melebihi batasan

    ratingnya, akan terjadi kerusakan belitan yang

    mengakibatkan kegagalan isolasi dan kebakaran.

    3.1.3 Gangguan Sistem (System Fault) a. Frekuensi Operasi Tidak Normal (Abnormal Frequency

    Operation)

    Perubahan frekuensi keluar dari batas normal di sistem

    akan berakibat pada ketidakstabilan turbin generator.

    Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh

    hilangnya daya masukan dari unit pembangkit lain dalam

    sistem sehingga terjadi kekurangan pasokan daya pada

    sistem.

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 50

    b. Lepas Sinkron (Out of Synchronous) Adanya gangguan pada sistem akibat perubahan beban

    secara mendadak, switching, hubung singkat, dan peristiwa

    lain yang cukup besar serta menimbulkan ketidakstabilan

    pada sistem. Apabila peristiwa itu cukup dan melampaui

    batas kestabilan, maka generator akan kehilangan kondisi

    pararel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang

    tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi keluar dari yang

    seharusnya sehingga akan menimbulkan terjadinya stress

    pada belitan generator, gaya putar berfluktuasi dan

    resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi

    ini generator harus dilepas dari sistem.

    c. Pengaman Cadangan (Backup Protection) Kegagalan fungsi di depan generator pada saat terjadi

    gangguan di sistem akan menyebabkan gangguan masuk

    dan dirasakan oleh generator, untuk itu diperlukan

    pemasangan pengaman cadangan.

    d. Arus Beban Kumparan Tidak Seimbang (Unbalanced Armature Curent)

    Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem atau adanya

    gangguan satu fasa pada sistem yang menyebabkan beban

    pada generator tidak seimbang dan menyebabkan arus

    urutan negatif. Arus urutan negatif yang melebihi rating

    akan menginduksi arus medan berfrekuensi rangkap dengan

    arah berlawanan putaran rotor dan akan menginduksikan

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 51

    arus pada rotor yang akan menyebabkan adanya pemanasan

    lebih dan kerusakan pada rotor.

    Sistem pengaman Elektris Generator merupakan suatu alat yang

    digunakan untuk melindungi generator dari gangguan elektris, baik yang

    ditimbulkan dari luar generator (sebagai contoh, gangguan hubungan

    singkat pada jaringan transmisi, gangguan pada main transformers, dan

    pembebanan berlebih) maupun dari internal generator (sebagai contoh,

    rotor hubungan ketanah, hilangnya eksitasi generator, kenaikan suhu

    secara berlebih pada stator, dan fluks magnetik berlebih pada stator).

    Gangguan ini dapat dikenali dengan menggunakan suatu

    perangkat bernama rele. Rele ini berperan sebagai sensing element,

    comparison element, dan control element [11]. Peran rele ini adalah

    berfungsi untuk [11]:

    Membunyikan alarm dan menutup rangkaian trip dari pemutus rangkaian untuk membebaskan peralatan dari

    gangguan yang terjadi.

    Melokalisir akibat dari gangguan untuk mengurangi potensi kerusakan.

    Membebaskan peralatan yang tidak bekerja normal untuk mencegah kerusakan peralatan.

    Segera membaskan bagian yang terganggu. Memberikan petunjuk atau indikasi dari lokasi serta jenis

    gangguan

    Penggunaan rele merupakan penghematan 0.5% himgga 2% harga peralatan yang diamankan.

  • 3.2 Klasifikasi Rele Pengaman Elektris Generator

    Terdapat beberapa macam rele yang umum

    digunakan sebagai pengaman elektris pada generator. Adapun

    penempatan peralatan pengaman elektris pada generator

    adalah sebagai berikut [10]:

    Gambar 3.4 Penempatan Peralatan Pengaman Elektris

    pada Generator [11]

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 52

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 53

    Jenis rele yang umum digunakan pada sistem

    pengaman elektris generator yang memiliki rating daya output

    yang cukup besar adalah :

    1. Rele Tegangan Lebih (Overvoltage Relay) Pada generator yang besar umumnya menggunakan

    sistem pentanahan netral melalui transformator dengan tahanan

    di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini dimaksudkan untuk

    mendapatkan nilai impedansi yang tinggi sehingga dapat

    membatasi arus hubung singkat agar tidak menimbulkan

    bahaya kerusakan pada belitan dan saat terjadi gangguan

    hubung singkat stator ke tanah.

    Arus hubung singkat yang terjadi di sekitar titik netral

    relatif kecil sehinga sulit untuk dideteksi oleh rele differensial.

    Dengan dipasang transformator tegangan, arus yang kecil

    tersebut akan mengalir dan menginduksikan tegangan pada sisi

    sekunder transformator. Untuk mengatasi hal tersebut

    digunakan rele pendeteksi tegangan lebih yang dipasang pada

    sisi sekunder transformator tegangan.

    Tegangan yang muncul pada sisi sekunder

    transformator tegangan akan membuat rele tegangan berada

    pada kondisi mendeteksi apabila perubahan tegangan melebihi

    nilai settingnya dan generator akan trip.

    Rangkaian ini sangat baik karena dapat membatasi

    aliran arus nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi

  • hubung singkat fasa ke tanah di sisi tegangan tinggi

    transformator tegangan.

    Akan tetapi karena efek kapasitansi pada kedua belitan

    transformator dapat menyebabkan adanya arus bocor urutan nol

    yang dapat mengaktifkan rele tegangan lebih di sisi netral

    generator. Dengan demikian rele tegangan lebih yang dipasang

    harus mempunyai waktu tunda yang dapat dikoordinasikan

    dengan rele di luar generator. Adapun penyebab overvoltage

    adalah sebagai berikut:

    Kegagalan AVR. Kesalahan operasi sistem eksitasi. Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara

    manual.

    Pemisahan generator dari sistem saat islanding. Adapun single line diagram rele gangguan tegangan

    lebih adalah sebagai berikut :

    Gambar 3.5 Single Line Diagram Rele Tegangan Lebih

    pada Generator [2]

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 54

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 55

    2. Rele Gangguan Stator Hubung Tanah (Stator Earth Fault Relay)

    Ganguan hubungan tanah adalah gangguan yang

    paling banyak terjadi. Arus gangguan hubung tanah yang

    terjadi belum tentu cukup besar untuk dapat mengoperasikan

    rele arus lebih. Oleh sebab itu, harus ada rele arus hubung

    tanah yang harus dapat mendeteksi arus urutan nol, karena

    setiap gangguan hunung tanah menghasilkan arus urutan nol.

    Rele gangguan tanah ini dipasang pada sirkuit stator

    seperti umumnya rele hubung tanah pada sirkuit 3 fasa yaitu

    dengan menjumlah melalui transformator arus ke 3 fasa yang

    ada. Jika tidak terdapat gangguan hubung tanah jumlah ini

    sama dengan 0, tapi jika terdapat gangguan hubung tanah maka

    jumlah ini tidak sama dengan 0 lalu rele akan bekerja.

    Rele ini akan mendeteksi gangguan hubung tanah

    yang terjadi pada sirkuit yang terhubung dengan sirkuit stator

    dari generator. Untuk membatasi pendeteksian gangguan

    hubung tanah yang terjadi pada stator generator saja dipakai

    rele hubung tanah terbatas, dimana jumlah arus deri 3 fasa

    tersebut dijumlah lagi dengan arus yang dideteksi

    transformator arus pada konduktor pentanahan titik netral

    generator.

    Rele hubung tanah terbatas sesungguhnya merupakan

    rele diferensial khusus yang dirangkai untuk mendeteksi

    gangguan stator hubung tanah. Adapun single line diagram rele

    gangguan stator hubung tanah adalah sebagai berikut :

  • Gambar 3.6 Single Line Diagram Rele Gangguan Stator

    Hubung Tanah [11]

    Sedangkan single line diagram rele gangguan stator

    hubung tanah terbatas adalah sebagai berikut :

    Gambar 3.7 Single Line Diagram Rele Gangguan Stator

    Hubung Tanah Terbatas [9]

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 56

  • Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 57

    3. Rele Daya Balik (Reverse Power Relay) Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran

    daya balik aktif yang masuk pada generator. Berubahnya aliran

    daya aktif pada arah generator akan membuat generator

    menjadi motor, dikenal sebagai peristiwa motoring. Pengaruh

    ini disebabkan oleh pengaruh rendahnya input daya dari prime

    mover.

    Bila daya input ini tidak dapat mengatasi rugi-rugi

    daya yang ada maka kekurangan daya dapat diperoleh dengan

    menyerap daya aktif dari jaringan. Selama penguatan masih

    ada maka aliran daya aktif generator sama halnya dengan saat

    generator bekerja sebagai motor, sehingga daya aktif masuk ke

    generator dan daya reaktif dapat masuk atau keluar dari

    generator.

    Peristiwa motoring ini dapat juga menimbulkan

    kerusakan lebih parah pada turbin ketika aliran uap berhenti.

    Temperatur sudu-sudu akan naik akibat rugi gesekan turbin

    dengan udara. Untuk itu di dalam turbin gas dan uap dilengkapi

    sensor aliran dan temperatur yang dapat memberikan pesan

    pada rele untuk trip. Akan tetapi pada generator juga dipasng

    rele daya balik yang berfungsi sebagai cadangan bila pengaman

    di turbin gagal bekerja. Adapun single line diagram rele daya

    balik adalah sebagai berikut :

  • Gambar 3.8 Single Line Diagram Rele Daya Balik [11]

    Pada gambar tersebut, apabila terjadi gangguan pada

    F1, maka rele akan men-trip CB2, apabila gangguan terjadi

    pada F2, maka rele tidak akan men-trip CB2 karena arah aliran

    arus yng terbalik dari kanan ke kiri.

    4. Rele Gangguan Rotor Hubung Tanah (Rotor Earth Fault Relay )

    Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung

    singkat antara konduktor rotor dengan badan rotor dimana

    dapat menimbulkan distorsi medan magnet yang dihasilkan

    rotor dan selanjutnya dapat menimbulakn getaran (vibrasi)

    berlebihan dalam generator. Oleh karena itu, hal ini harus

    dihentikan oleh rele rotor hubung tanah. Karena sirkuit rotor

    adalah sirkuit arus searah, maka rele rotor hubung tanah pada

    prinsipnya merupakan rele arus lebih untuk arus searah.

    Adapun single line diagram rele gangguan rotor hubung tanah

    adalah sebagai berikut :

    Laporan Kerja Praktek Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2008 58

  • Gambar 3.9 Single Line Diagram Rele Gangguan Rotor

    Hubung Tanah [11]

    Pada gambar di atas, ketika tidak ada gangguan maka

    arus simetri, {Ir = Ia+Ib+Ic =0}, namun ketika terjadi

    gangguan hubung singkat ke tanah, maka arus menjadi tak

    simetri {Ir = Ia+Ib+Ic = 3Iao}, sehingga terdapat arus yang

    mengalir pada rele dan membuat rele mendeteksi gangguan.

    5. Rele Fasa Urutan Negatif (Negative Phase Sequence Relay) Arus yang tidak seimbang pada stator akan

    menimbulkan arus urutan negatif dalam stator. Arus urutan

    negatif ini akan menimbulkan medan magnet yang berlawanan

    arah terhadap rotor dan menghasilkan arus putar eddy. Pada

    permukaan rotor, arus pusar ini akan menimbulkan panas yang

    pada akhirnya dapat menyebabkan overheat. Efek pemanasan

    yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kerusaka pada struktur

    bagian-b