SISTEM PENERIMAAN PETUGAS HAJI PADA KANTOR WILAYAH...
Transcript of SISTEM PENERIMAAN PETUGAS HAJI PADA KANTOR WILAYAH...
SISTEM PENERIMAAN PETUGAS HAJI
PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI BANTEN TAHUN 2018
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Wiwi Wihdatul Aliah
NIM 11140530000054
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440H/2018 M
i
ABSTRAK
Wiwi Wihdatul Aliah. 1114053000054. Sistem Penerimaan
Petugas Haji Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten Tahun 2018. Dibawah Bimbingan Dra. Hj.
Mastanah, M.Si.
Agar penyelenggaraan haji indonesia dapat berjalan aman,
tertib dan lancar dengan menjunjung tinggi asas keadilan,
profesionalitas dan akuntabilitas maka perlu diadakannya
penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah
haji secara terus menerus. Salah satu upaya yang harus dilakukan
adalah melalui penyempurnaan sistem proses penerimaan petugas
haji indonesia. Petugas haji indonesia adalah petugas negara yang
diangkat oleh Menteri Agama dan ditugaskan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah haji.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem
penerimaan petugas haji, apa saja aspek yang dinilai, dan kendala
serta solusi yang dihadapi saat pelaksanaan sistem penerimaan
petugas haji. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh, baik
dari kepustakaan, survei lokasi serta wawancara langsung dengan
pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah sistem penerimaan petugas haji dimulai dari seleksi yang
dilakukan pada tingkat Kabupaten/Kota dilakukan secara manual,
kemudian dilanjut pada tingkat Provinsi dan Pusat yang
dilaksanakan secara online dengan menggunakan sistem
Computer Assisted Tes (CAT) dan seleksi praktek/wawancara.
Adapun yang dimaksud dengan sistem Computer Assisted Tes
(CAT) adalah seleksi rekrutmen petugas haji dengan berbasis
aplikasi.
Kata Kunci: Sistem, Proses Penerimaan, dan Petugas Haji
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, tiada kata terindah yang
terucap dari lisan maupun terbesit dalam hati penulis selain rasa
syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada penulis
sehingga penulis mampu menuangkan kata demi kata untuk
membuat sebuah karya yang bermakna ini dengan baik. Shalawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang
benderang penuh dengan cahaya iman.
Suka dan duka mengiringi proses pembuatan skripsi ini.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas turut
serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa
dorongan moril maupun materil. Dengan kerendahan hati dan
rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed. Ph,D, selaku Wakil Dekan 1 (satu)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Dr. Hj. Raudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan II (dua)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Suhaemi, M.Si, selaku Wakil Dekan III (tiga)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah (MD).
6. Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah (MD).
7. Dra. Hj. Masatanah, M.Si, sebagai dosen pembimbing
skripsi yang sangat banyak membantu dan memberikan
ilmunya kepada penulis ketika berkonsultasi, yang
teramat sangat sabar dalam membimbing dan
mengarahkan penulis, semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala membalas ketulusan beliau, dan semoga Allah
berkahi beliau.
8. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosyah baik Ketua
Sidang, Sekretaris, Penguji I/II, dan Pembimbing.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang selama ini memberikan ilmunya
dengan tulus, semoga ilmunya menjadi berkah untuk
kami dan segala ilmu yang telah diberikan mendapatkan
balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
10. Seluruh Staf Perpustakaan baik Perpustakaan Umum
maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
iv
11. Kedua orangtua penulis yaitu ayahanda Abdurrahman
dan ibunda Maya Sarah, nenek tercinta Hj. Arsah dan
paman tercinta H. Saman Arie Hudi, serta seluruh
keluarga penulis lainnya yang tak pernah berhenti
memberikan doa, nasehat, semangat dan dukungan baik
moril maupun materil kepada penulis.
12. Drs. H. Deni Rusli, M.Si, selaku Kepala Seksi Pembinaan
Haji dan Umrah, N. Makfiyati, S.Ag., M.Sy selaku
anggota dari seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian dan telah membantu memberikan fasilitas,
menerima dan melayani penulis selama melaksanakan
penelitian.
13. Seluruh teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah,
teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Qari
dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, teman-teman Bidikmisi angkatan
2014, teman-teman alumni SDN 03 Ciuyah, teman-teman
alumni SMPN 2 Sajira, teman-teman alumni SMAN 1
Sajira, teman-teman KKN YASSIR 054, dan teman-
teman penghuni kontrakan tercinta Romlah, Hamidah,
Milatul Maptuhah dan lain-lain. Khususnya sahabat
penulis Desi Nuryani, Tiara ‘Adani, Fitri Lutfiana, Eliza
Rahmawati, Eva Lutfia, serta sahabat-sahabat lainnya
yang telah memberikan warna selama menjalankan
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
v
Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan
namanya satu persatu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
memberkahi, memudahkan, dan meridhoi semua aktifitas
kita. Aamiin.
Penulis berharap dan berdoa kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, semoga seluruh pengorbanan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan menjadi
wasilah untuk menuju jannah-Nya. Selanjutnya, penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, namun penulis berharap bahwa skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 29 September 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 7
D. Metodologi Penelitian ......................................... 8
E. Teknis Penulisan .................................................. 14
F. Tinjauan Pustaka ................................................ 14
G. Sistematika Penulisan ......................................... 15
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Sistem ................................................................. 18
1. Pengertian Sistem .......................................... 18
2. Karakteristik Sistem ....................................... 20
3. Klasifikasi Sistem ........................................... 23
B. Proses Penerimaan .............................................. 26
1. Rekrutmen ...................................................... 26
2. Seleksi ............................................................. 37
3. Penempatan .................................................... 46
C. Petugas Haji ........................................................ 49
1. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji ............... 49
2. Petugas yang Menyertai Jamaah ................... 50
vii
BAB III GAMBARAN UMUM KANWIL KEMENTERIAN
AGAMA PROVINSI BANTEN
A. Sejarah Kementerian Agama Provinsi Banten ...... 52
B. Visi dan Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten ..................................................... 58
C. Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten ........................................ 59
D. Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten ........................................ 64
BAB IV ANALISIS SISTEM PENERIMAAN PETUGAS
HAJI KANWIL KEMENTERIAN PROVINSI
BANTEN
A. Sistem Penerimaan Petugas Haji pada Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Banten .................... 67
1. Proses Seleksi Petugas Haji ..... ........................ 73
2. Hasil Seleksi Petugas haji ................................. 86
B. Aspek yang dinilai saat pelaksanaan proses
penerimaan petugas haji pada Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten ......................................... 88
C. Kendala dan Solusi saat pelaksanaan sistem
penerimaan petugas haji pada Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten ......................................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................... 96
B. Saran ..................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 99
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.4 Susunan Panitia Pelaksana .......................................... 83
Tabel 2.4 Daftar Pengawas Ujian................................................ 84
Tabel 3.4 Daftar Penguji ............................................................. 85
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten ....................................... 62
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten ................................................... 63
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji mengamanatkan
perlunya penyempurnaan sistem dan manajemen
penyelenggaraan ibadah haji secara terus menerus agar
penyelenggaraan haji dapat berjalan aman, tertib dan
lancar dengan menjunjung tinggi asas keadilan,
profesionalitas dan akuntabilitas. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk menghasilkan dan terwujudnya
amanat undang-undang tersebut adalah melalui
penyempurnaan sistem penerimaan petugas haji
Indonesia.1
Sistem merupakan kumpulan dari bagian-bagian
yang saling berhubungan dan saling bergantung yang
diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
kesatuan.2 Penerimaan petugas haji merupakan bentuk
seleksi yang dilakukan oleh Kementerian Agama
dalam hal ini Direktorat Penyelenggaraan Haji dan
Umrah untuk mendapatkan petugas haji yang akan
melayani jamaah baik di tanah air, selama dalam
1https://www.tvhaji.net/2017/04/pedoman-rekrutmen-
petugas-haji-indonesia/, diakses tanggal 7 Maret 2018, pada pukul
10. 25 WIB. 2 Stepen P. Robbins, Teori Organisasi. (Penerbit Arcan,
1994) cet, ke-3, h. 11.
2
perjalanan, di Arab Saudi sampai dengan kembalinya
lagi jamaah di tempat domisili. Proses ini merupakan
bagian penting persiapan penyelenggaraan ibadah haji
setiap tahunnya, sehingga rekrutmen harus semakin
tertata dengan baik dan mampu menyediakan petugas
haji yang sebagiannya dapat ditunjuk kembali di masa
operasional haji tahun-tahun selanjutnya sebagai
indikator telah tersedianya sejumlah sumber daya
manusia yang siap melayani jamaah haji.3
Proses penerimaan atau rekrutmen sangatlah
penting karena merupakan proses awal untuk
penyediaan sumber daya manusia dalam hal ini adalah
petugas haji. Dalam proses rekrutmen calon petugas
haji dikumpulkan, kemudian dilanjutkan untuk
mengikuti proses seleksi. Seleksi merupakan proses
mencari informasi mengenai pelamar kemudian
menerapkan siapa yang pantas untuk diterima atau
tidak sebagai petugas haji. Dari proses seleksi
Kementerian Agama mendapatkan sumber daya
manusia yang sesuai dengan kriteria untuk menduduki
posisi tertentu. Proses selanjutnya dalam manajemen
sumber daya manusia adalah penempatan.
Penempatan merupakan proses mendudukkan sumber
daya yang memenuhi syarat untuk posisi tertentu, dan
kemudian melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
3 Juknis Pedoman rekrutmen 2018, diakses pada tanggal 5
Maret 2018, pada pukul 12.45 WIB.
3
deskripsi pekerjaan yang telah diterapkan.4
Dilakukannya sistem penerimaan diharapkan mampu
menghasilkan tenaga kerja dalam hal ini petugas haji
agar memiliki kapasitas dan kapabilitas yang
berpotensi untuk menduduki berbagai jabatan dan
pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi agar
tercapainya sasaran penyelenggaraan ibadah haji yang
aman, tertib dan lancar dengan menjunjung tinggi asas
keadilan, profesionalitas, dan akuntabilitas dengan
prinsip nirlaba.
Pelayanan ibadah haji mencakup tiga hal utama
yaitu jamaah yang terdaftar dan memenuhi syarat
dapat diberangkatkan ke Arab Saudi, jamaah yang
telah berada di Arab Saudi memperoleh akomodasi,
konsumsi, transportasi, dan melaksanakan wukuf,
serta seluruh jamaah haji yang telah menunaikan
ibadah haji dapat dipulangkan ke Tanah Air. Semua
indikator pelayanan tersebut tingkat keberhasilannya
ditentukan oleh kinerja petugas haji, oleh karenanya
diperlukan rekrutmen untuk menentukan tingkat
profesionalitas petugas tersebut, baik dari aspek
administrasi, kompetensi dan juga kapabilitas.5
4 Nila Mardiah, ”Rekrutmen Seleksi dan Penempatan Dalam
Perspektif Islam”, Jurnal Kajian Ekonomi Islam 4, no 2 (2016): 224. 5https://www.tvhaji.net/2017/04/pedoman-rekrutmen-
petugas-haji-indonesia/, diakses tanggal 7 Maret 2018, pada pukul
10. 25 WIB.
4
Sistem penerimaan petugas yang dilakukan oleh
Kementerian Agama harus sesuai dengan syariat,
karena Islam mensyaratkan agar dalam pemilihan
petugas harus berdasarkan pada kemampuan,
keahlian, dan pengalamannya dibidang tersebut. Hal
ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-
Qashas ayat 26:
Artinya: Dan salah seorang dari kedua (perempuan)
itu berkata: "Wahai Ayahku, jadikanlah dia sebagai
pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling
baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita)
ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS.
Al-Qashas:26).6
Selanjutnya dalam hadits Bukhari-6015
Rasulullah Shallaallahu’alaihi wasallam bersabda:
د ثنا محم ثنا هلل بن علي عن حد ثنا فليح بن سليمان حد بن سنان حد
صلى عنه قال قال رسول للا عطاء بن يسار عن أبي هريرة رضي للا
عليه وسلم إذا ضيعت المانة فانتظر اعة قال كيف إضاعتها يا للا الس
قال إذا أسند المر إلى يير أهله فانتظر الساعة رسول للا
6 Al-Qur’an dan Terjemahan Surat Al-Qashas ayat 26
5
Telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin
Sinan) telah menceritakan kepada kami (Fulaih bin
Sulaiman) telah menceritakan kepada kami (Hilal bin
Ali) dari ('Atho' bin yasar) dari (Abu Hurairah)
radhilayyahu'anhu mengatakan; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika amanat
telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi."
Ada seorang sahabat bertanya; 'bagaimana maksud
amanat disia-siakan? ' Nabi menjawab; "Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah
kehancuran itu."
Dari penjelasan ayat dan hadist diatas, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan
sistem penerimaan haruslah dilakukan dengan baik
dan benar agar sesuai dengan syariat yang telah
ditetapkan sehingga dapat menghasilkan manfaat
untuk kepentingan bersama. Petugas haji indonesia
adalah petugas yang diangkat oleh Menteri Agama
yang bertanggungjawab melaksanakan tugas dan
fungsi pelayanan kepada jamaah haji, baik petugas
yang menyertai jamaah haji (kloter) maupun panitia
penyelenggara ibadah haji (non-kloter). Petugas yang
menyertai jamaah adalah petugas yang ditugaskan
melayani dan membimbing jamaah dalam satu
kelompok terbang (kloter) sejak dari embarkasi
sampai ke debarkasi tanah air. Sedangkan panitia
6
penyelenggara ibadah haji (non-kloter) adalah panitia
penyelenggara ibadah haji yang bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan perhajian baik di Pusat,
Arab Saudi dan Embarkasi.7
Proses pelaksanaan rekrutmen tahap awal
dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota, tahap kedua
di tingkat Wilayah Provinsi, dan tahap ketiga di
tingkat Pusat, yang kemudian akan diberikan
pelatihan dan pembekalan bagi petugas yang telah
lulus.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
penulis menuangkan dalam sebuah karya ilmiah
“skripsi” dengan judul “Sistem Penerimaan Petugas
Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten Tahun 2018”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah,
maka penulis membatasi masalah yang dibahas
hanya pada sistem penerimaan petugas haji yang
dilakukan pada tingkat provinsi saja yaitu di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten pada tahun 2018. Adapun proses
penerimaan ini dilaksanakan secara online dengan
menggunakan metode Computer Assisted Test
(CAT).
7 Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, hlm 3
7
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
a. Bagaimana sistem penerimaan petugas haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten tahun 2018.
b. Apa aspek yang dinilai pada pelaksanaan
sistem penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
tahun 2018.
c. Apa kendala dan solusi yang dihadapi saat
pelaksanaan sistem penerimaan petugas haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten tahun 2018.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui bagaimanakah sistem penerimaan
petugas haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten tahun
2018.
b. Mengetahui apa saja aspek yang dinilai pada
pelaksanaan sistem penerimaan petugas haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten tahun 2018.
c. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala dan
solusi yang dihadapi saat pelaksanaan sistem
8
penerimaan pada Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten tahun 2018.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca
khususnya mahasiswa Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, serta dapat berguna
bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan
referensi atau perbandingan bagi studi-studi
mendatang.
b. Praktis
Hasil dari laporan penelitian ini, diharapkan
dapat memberikan masukan dan saran yang
bermanfaat, sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan masukan pemikiran yang bermanfaat
bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten tentang tenaga kerjanya dalam
melakukan proses penerimaan petugas haji agar
sesuai dengan yang diharapkan.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam pembahasan dan pengumpulan data
penelitian skripsi ini, penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
9
deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti
secara statistik atau cara kuantifikasi.8 Penelitian
kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang
diamati.9 Melalui penelitian kualitatif, peneliti
dapat mengenali subjek dan merasakan
pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-
hari.10
Penelitian kualitatif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisa fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
presepsi, dan pemikiran manusia secara individu
maupun kelompok. Penelitian kualitatif
mengungkap situasi sosial tertentu dengan
mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk
oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan
dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari
situasi yang alami.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan
8 Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm.1. 9 R. Bogdan & S.K. Biklen, Qualitative Research For
Education: An Introduction to Theory and Methods (Boston: Ally and
Bacon Inc, 1992), hlm. 21-22. 10
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif
(Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hlm. 21-22.
10
sesuatu hal seperti apa adanya.11
Data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dalam penelitian ini adalah Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
yang didalamnya terdapat pengurus atau
pengelola petugas haji yang dapat dijadikan
sumber informasi dalam penelitian ini.
b. Objek dalam penelitian ini adalah sistem
proses penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Dalam penelitian ini penulis melakukan
penelitian di Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten.
b. Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu
penelitian pada bulan April - September 2018.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data lapangan yang
didapat dari hasil wawancara dan observasi.
Dalam data primer, peneliti atau observer
11
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian,
(Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara
2004), h.23.
11
melakukan sendiri wawancara dan observasi di
lapangan.12
b. Data Sekunder
Data sekunder yakni diperoleh dari
laporan-laporan yang dikeluarkan oleh Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
serta diperoleh dari literatur kepustakaan,
seperti buku-buku, brosur, majalah, koran,
serta sumber lainnya yang memiliki relevansi
dengan masalah penelitian sebagai bahan
penunjang penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian skripsi ini penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
dalam mengumpulkan data-data terkait yang
menunjang penelitian skripsi, diantaranya:
a. Observasi
Observasi didefinisikan sebagai suatu
proses melihat, mengamati, dan mencermati
serta merekam perilaku secara sistematis untuk
suatu tujuan tertentu.13
Observasi adalah kegiatan turun ke
lapangan yaitu ke tempat dimana dilakukannya
12
Ipah Farihah, Buku Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Jakarta: UIN Pres 2006), h. 45. 13
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, Dan Focus
Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), h. 131
12
penelitian skripsi guna mendapatkan data-data
yang dibutuhkan melalui proses pengamatan
dan pencatatan secara cermat dan sistematis.
Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian
dengan cara mengamati langsung terhadap
segala sesuatu yang terkait dengan masalah
proses penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Tahun 2018.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses interaksi
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih dengan tatap muka secara langsung
antara responden atau narasumber atas dasar
ketersediaan dan dalam setting alamiah, di
mana arah pembicaraan mengacu kepada
tujuan yang telah ditetapkan guna memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penelitian. Dalam penelitian ini, wawancara
akan dilakukan kepada pihak Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten terutama
pada bidang yang berkaitan dengan penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan
data yang diperoleh sudah dalam bentuk jadi
atau sudah ada dan tersedia dari pihak Kantor
13
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten,
sebagai pendukung penelitian ini.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data juga merupakan proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterprestasikan.14
Pada
penelitian ini penulis menggunakan teknik
penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis
deskriptif, yaitu suatu teknik penelitian dimana
penulis terlebih dahulu menggambarkan data dan
informasi yang berlandaskan fakta-fakta untuk
dianalisis.
Analisis kualitatif adalah suatu pernyataan
sistematis yang berkaitan dengan seperangkat
proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali
secara empiris.15
Sedangkan analisis deskriptif
artinya memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat, serta karakter yang
khas dari kasus, ataupun status dari individu yang
kemudian dari sifat khas diatas akan dijadikan
suatu hal bersifat umum.16
14
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian
Survei (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), h. 263 15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 14 16
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta; Ghalia Indonesia,
2011), h. 57
14
E. Teknis Penulisan
Adapun teknik penulisan yang dijadikan pedoman
dalam menulis metode penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan buku pedoman penulisan karya ilmiah
(skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, langkah awal
yang penulis tempuh adalah membaca beberapa
penelitian-penelitian terdahulu. Sebelum, penulis
mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya
menjadi suatu karya ilmiah.
Berikut ini adalah penelitian-penelitian yang
pernah dilakukan berkaitan dengan materi yang akan
dibahas, diantaranya skripsi pertama yang berjudul:
“Sistem Rekrutmen Tenaga Kerja Pada Bank
Syariah Mandiri Pusat” yang ditulis oleh Amanda
Harry Budiyatno, Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah,
pada skripsi ini membahas tentang pentingnya peranan
rekrutmen dalam rangka memperoleh tenaga kerja
yang profesional.
Kedua, “Sistem Rekrutmen Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi
pada Direktorat Penyelenggaraan Haji dan
Umrah”, yang ditulis oleh Aulia Ul Ummah,
Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
15
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah. Pada
skripsi ini membahas tentang sistem rekrutmen Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (non kloter) guna
meningkatkan kualitas petugas haji Indonesia.
Ketiga, jurnal yang berjudul “Pengelolaan
Sumber Daya Manusia (Tinjauan Aspek
Rekrutmen dan Seleksi)”, yang ditulis oleh Nanang
Nuryanta. Pada jurnal ini membahas tentang
pentingnya pengelolaan sumber daya manusia yang
harus dilaksanakan secara optimal sehingga kebutuhan
yang menyangkut tujuan individu, perusahaan,
organisasi, atau lembaga dapat tercapai.
Setelah mempelajari dua judul skripsi dan satu
jurnal diatas, penulis tertarik untuk membahas skripsi
dengan judul “Sistem Penerimaan Petugas Haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten Tahun 2018”. Sekilas terlihat
hampir sama dari segi judul besar dengan skripsi yang
menjadi tinjauan pustaka. Namun dalam pembahasan
tentu berbeda, penulis melakukan penelitian yang
menitikberatkan pada sistem penerimaan petugas haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten Tahun 2018.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan dan penulisan
skripsi ini, pokok permasalahan akan dibagi menjadi
lima bab. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
16
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
Kajian Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab ini meliputi Tinjauan Teoritis tentang
Sistem, Proses Penerimaan, dan Petugas Haji
Indonesia.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini menerangkan tentang gambaran umum
mengenai objek penelitian seperti Sejarah
Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi,
serta Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten.
BAB IV ANALISIS SISTEM PENERIMAAN
PETUGAS HAJI PADA KANTOR
WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI BANTEN TAHUN 2018
Bab ini berisi tentang analisis sistem
penerimaan petugas haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten yang
meliputi proses seleksi petugas haji, hasil
seleksi petugas haji, aspek yang dinilai pada
pelaksanaan sistem penerimaan petugas haji,
beserta kendala dan solusi yang dihadapi saat
pelaksanaan sistem penerimaan petugas haji
17
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten Tahun 2018.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi Penutup terdiri dari kesimpulan
berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian,
dan saran-saran dari uraian pembahasan bab
sebelumnya.
18
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Sistem
1. Pengertian Sistem
Dilihat dari segi bahasa (etimologi) kata sistem
berasal dari bahasa yunani “syestema” yang memiliki
dua pengertian. Pertama, sistem merupakan suatu
keseluruhan yang terdiri dari sekian banyak bagian.
Kedua, sistem merupakan hubungan yang berlangsung
diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.
Jadi sistem adalah sebuah himpunan atau komponen
yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan satu keseluruhan.1
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, mengartikan bahwa
sistem merupakan seperangkat unsur yang saling
berkaitan sehingga membentuk suatu sistem.2
Untuk mengetahui lebih luas mengenai pengertian
sistem, penulis mengemukakan pendapat dari
beberapa para ahli mengenai pengertian sistem,
diantaranya sebagai berikut:
1 Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok Teori System, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cetakan ke-7, h. 15. 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 8.
19
a. Raymond MC Leod dalam bukunya yang berjudul
“Sistem Informasi Manajemen” mendefinisikan
bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan. 3
b. Ricard F. Neuschel mendifinisikan bahwa sistem
sebagai urutan-urutan operasi klerikal (tulis
menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di
dalam satu atau lebih departemen yang diterapkan
untuk menjamin penanganan yang seragam dari
transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Adapun
pendekatan yang lebih menekankan pada elemen
atau komponennya, Ricard F. Neuschel
mendifinisikan bahwa sistem sebagai kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.4
c. Menurut Gordon B. Dafis mendefinisikan sistem
adalah bagian-bagian saling berkaitan dan yang
saling beroperasi bersama untuk mencapai
beberapa sasaran dan maksud.5
d. Onong Uchyana Efendi berpendapat bahwa sistem
adalah suatu kebulatan dari sejumlah unsur yang
3 Raymond MC Leod, Sistem Informasi Manajemen,
(Jakarta: PT. Prehalindo, 1996), h. 6. 4 Ricard F. Neuschel, Management by system (Megraw Hill,
1960), hal. 10. 5 Gordon B. Dafis, Kerangka Dasar Sistem Informasi
Manajemen, (Yogyakarta:PPM,1999), Cet. Ke-1, hal. 108.
20
memiliki struktur dimana antara unsur satu dengan
unsur yang lain saling berhubungan, berinteraksi,
dan bergantung yang memiliki tujuan tertentu. 6
Dengan demikian, sistem merupakan kumpulan
dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan
saling bergantung yang diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu kesatuan.
Masyarakat adalah sistem, demikian juga mobil,
tumbuh-tumbuhan, dan tubuh manusia. Mereka
menerima masukan, mengubahnya dan
menghasilkan sebentuk keluaran. 7
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa sistem adalah kombinasi
atas beberapa unsur dan bagian yang bekerja
secara bersama dan melakukan suatu pekerjaan
tertentu guna mencapai tujuan.
2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-
sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa
dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik
yang dimaksud adalah sebagai berikut:8
6 Onong Uchyana Effendi, Human Relation dan Public
Relation, (Bandung: PT. Mandar Maju, 1993), h.2. 7 Stepen P. Robbins. Alih bahasa, Jusuf Udaya, Teori
Organisasi. (Penerbit Arcan, 1994) cet, ke-3, h. 11. 8 Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem
Informasi, (Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2013), h. 3-5.
21
a. Komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen
yang saling berinteraksi, yang artinya saling
bekerjasama membentuk suatu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-
bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai
karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan.
b. Batasan Sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang
membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang
sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang
lingkup dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah
apapun di luar batas dari sistem yang mempunyai
operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan juga merugikan.
Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan
energi dari sistem dan dengan demikian harus
dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar
yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,
22
jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan
hidup dari sistem.
d. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media yang
menghubungkan antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini
kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari
satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
Keluaran dari satu subsistem akan menjadi
masukan untuk subsistem lainnya melalui
penghubung. Dengan penghubung satu subsistem
dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang
dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan dan masukan sinyal.
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan
supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input
adalah energi yang diproses untuk mendapatkan
keluaran dari sistem.
f. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain.
23
g. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian
pengolah atau sistem itu sendiri sebagai
pengolahnya. Pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran,
kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka
sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan
keluaran yang dihasilkan.
3. Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara
satu komponen dengan komponen lainnya. Karena
sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap
kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut.
Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan kedalam
beberapa sudut pandang. Adapun penjelasan lebih
detail dan rinci akan dipaparkan di bawah ini.9
a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan
sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang
berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik. Misalnya, sistem teologi, yaitu sistem
yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara
9 Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem
Informasi, (Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2013), h. 6-8.
24
manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan
sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem
komputer, sistem operasi, sistem penjualan, dan
lain sebagainya.
b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan
sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah
sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat
oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada
kehendak sang pencipta alam). Misalnya sistem
perputaran bumi, sistem pergantian siang dan
malam, sistem kehidupan umat manusia. Sistem
buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia
dengan mesin disebut dengan human-machine
system atau ada yang menyebut dengan man
machine system. Sistem informasi merupakan
contoh man-machine system, karena menyangkut
penggunaan komputer yang berinteraksi dengan
manusia.
c. Sistem di klasifikasikan sebagai sistem tertentu
(deterministic system) dan sistem tak tentu
(probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi
dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat
dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari
sistem dapat diramalkan, sistem komputer adalah
contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya
dapat dipastikan berdasarkan program yang
25
dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang
kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur probabilitas. Sistem
sosial, sistem politik, dan demokrasi merupakan
sistem yang probabilistik atau tak tentu, dalam
sistem politik kondisi masa depannya tidak bisa
diprediksi bahkan dalam waktu beberapa jam saja
sudah berubah, kawan menjadi lawan dan lawan
yang selalu dihujat berubah menjadi kawan dan
didukung habis-habisan.
d. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan
sistem terbuka. Sistem tertutup merupakan sistem
yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja
secara otomatis tapa adanya turut campur tangan
dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup
ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang
benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively
closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-
benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Sistem ini menerima masukan dan
menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau
subsistem yang lain. Karena sifatnya terbuka dan
terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu
sistem harus mempunyai suatu pengendalian yang
baik. Sistem yang harus dirancang sedemikian
26
rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem
tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka
hanya untuk pengaruh yang baik saja.
B. Proses Penerimaan
1. Rekrutmen
a. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen adalah serangkaian proses
penerimaan anggota baru dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Rekrutmen pada hakikatnya
merupakan proses menentukan dan menarik
pelamar yang mampu untuk bekerja dalam suatu
perusahaan. Dalam manajemen sumber daya
manusia, rekrutmen merupakan fungsi operasional
yang pertama. Hal ini semakin jelas menunjukkan
betapa pentingnya masalah rekrutmen. Rekrutmen
adalah suatu proses mencari tenaga kerja atau
karyawan dan mendorong serta memberikan suatu
harapan dari mereka untuk melamar pekerjaan
pada perusahaan.10
Menurut Husein Umar, rekrutmen merupakan
suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya
calon tenaga kerja yang sesuai dengan lowongan
yang tersedia. Sumber-sumber dimana terdapat
10
I Komang Ardana dkk, Manajemen Sumber Daya
Manusia Cetakan Pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 57.
27
calon tenaga kerja dapat mencari melalui
bermacam-macam sumber.11
Menurut Randall S. Schuler dan Susan E.
Jackson (1997) dalam buku karya Nanang
Nuryanta (2008), Rekrutmen antara lain meliputi
upaya pencarian sejumlah calon tenaga kerja yang
memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga
peusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang
paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan
yang ada.
Menurut Handoko T Hani, rekrutmen
berkaitan dengan pencarian dan penarikan
sejumlah tenaga kerja potensial yang akan
diseleksi dan akan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan organisasi. 12
Dari beberapa penjelasan rekrutmen diatas,
maka penulis menyimpulkan bahwa rekrutmen
adalah proses menarik pelamar yang mempunyai
minat dan kualifikasi yang tepat untuk mengisi
posisi atau jabatan tertentu di dalam organisasi.
Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan
berakhir ketika lamaran-lamaran mereka
diserahkan atau dikumpulkan. Hasilnya adalah
11
Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku
Karyawan Paradigma Positvistik dan Berbasis Pemecahan Masalah,
(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2008), Edisi Pertama, hal. 24. 12
Handoko T Hani, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003),
Ediisi Ke-2, h. 240.
28
merupakan sekumpulan pelamar calon karyawan
baru untuk diseleksi dan dipilih.
Manajemen syariah menjelaskan bahwa dalam
Islam, proses rekrutmen seharusnya dilakukan
secara terbuka, adil, jujur, dan jauh dari aspek-
aspek nepotisme. Islam mendorong kita untuk
memperlakukan setiap muslim secara adil. Sebagai
contoh dalam perekrutan, promosi atau keputusan-
keputusan lain dimana seorang manajer harus
menilai seseorang dengan sikap jujur dan adil. Hal
itu merupakan sebuah keharusan, dengan demikian
tidak ada alasan lain seperti nepotisme,
favouritisme, atau kepentingan pribadi dalam
suatu proses rekrutmen.13
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam
surat An-Nisa ayat 58:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
13 Muhammad R Lukman Fauroni , Visi Al-Quran Tentang
Etika Bisnis, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), Edisi 1, h. 174.
29
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-
Nisa:58). 14
Ayat tersebut mengindikasikan adanya suatu
kewajiban bagi para pemimpin untuk mengangkat
individu dalam hal ini tenaga kerja yang paling
kompeten dan layak menempati jabatan tertentu
guna melaksanakan tugas secara efektif dan
efesien.
b. Tujuan Rekrutmen
Rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang
dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi
memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan
sampai mendapatkan calon karyawan yang
diinginkan sesuai dengan jabatan atau lowongan
yang ada. Dengan demikian, tujuan rekrutmen
adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya
sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan
dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan
14
Al-Qur’an dan Terjemahan Surat An-Nisa Ayat 58.
30
akan terjaring calon karyawan dengan kualitas
tertinggi.15
c. Sumber- sumber Rekrutmen
Perencanaan rekrutmen harus dilakukan dengan
memperhatikan sumber tenaga kerja, baik internal
maupun eksternal.
1). Rekrutmen Internal
Sumber internal meliputi karyawan yang
ada sekarang, yang dapat dicalonkan untuk
dipromosikan, dipindah tugaskan atau dirotasi
tugasnya, serta mantan karyawan yang bisa
dipanggil kembali. Untuk melakukan rekrutmen
internal, kegiatan yang populer dan banyak
digunakan di antaranya adalah sebagai berikut:
16
a) Rencana suksesi, merupakan kegiatan yang
difokuskan pada usaha mempersiapkan
pekerja untuk mengisi posisi-posisi
eksekutif.
b) Penawaran terbuka untuk satu jabatan (job
posting), merupakan sistem mencari pekerja
yang berkemampuan tinggi untuk mengisi
jabatan yang kosong, dengan memberikan
15
Veithzal Rivai, dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009), h. 150. 16
Mila Badriyah, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Bandung: Pustaka Setia, 2017), h. 91-93.
31
kesempatan pada semua pekerja yang
berminat. Semua pekerja yang berminat
untuk mengisi jabatan diminta untuk
menyampaikan permohonan untuk
mengikuti seleksi internal.
c) Perbantuan pekerja
Rekrutmen internal dapat dilakukan
melalui perbantuan pekerja untuk jabatan
dari unit kerja lain (pekerja yang ada).
setelah selang beberapa waktu, apabila
pekerja yang diperbantukan merupakan
calon yang cocok atau tepat dan sukses, ia
dapat diangkat untuk mengisi jabatan yang
kosong tersebut. Perbantuan pekerja ini
merupakan sumber tenaga kerja internal
yang penting untuk semua tingkatan jabatan
karena sudah mengenal secara baik
perusahaan tempatnya bekerja. Oleh karena
itu, pembayaran upah serta insentif lainnya
harus sesuai dengan jabatan baru agar
motivasi untuk bekerja secara efektif dan
efesien cukup tinggi.
d) Kelompok pekerja sementara
Kelompok pekerja sementara adalah
sejumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan
diupah menurut keperluan, dengan
memperhitungkan jumlah jam atau hari
32
kerja. Salah satu diantaranya adalah dengan
sistem kontrak, yang akan diakhiri jika masa
kontrak selesai.
e) Promosi dan pemindahan
Rekrutmen yang paling banyak dilakukan
adalah promosi untuk mengisi jabatan yang
bersifat horizontal. Kekosongan pada jabatan
yang lebih tinggi yang diambil dari pekerja
yang jabatannya lebih rendah atau dalam
bentuk memindahkan pekerja dari satu
jabatan ke jabatan yang lain yang sama
jenjangnya. Dengan kata lain, promosi
bersifat vertical, sedangkan pemindahan
bersifat horizontal.
2) Rekrutmen Eksternal
Rekrutmen eksternal adalah proses
mendapatkan tenaga kerja dari pasar tenaga
kerja di luar perusahaan. Sumber rekrutmen
eksternal meliputi individu-individu yang saat
ini bukan merupakan anggota organisasi atau
lembaga. Manfaat terbesar rekrutmen eksternal
adalah jumlah pelamar yang lebih banyak dapat
direkrut. Hal ini tentunya mengarah pada
kelompok pelamar yang lebih besar dan
kompeten daripada yang normalnya dapat
direkrut secara internal. Pelamar dari luar tentu
membawa ide, teknik kerja, metode produksi,
33
atau pelatihan yang baru ke dalam perusahaan,
yang nantinya akan menghasilkan wawasan
baru dalam profitabilitas. Setiap organisasi atau
perusahaan secara periodik memerlukan tenaga
kerja dari pasar tenaga kerja di luar perusahaan.
Pasar tenaga kerja merupakan sumber tenaga
kerja yang sangat bervariasi. Beberapa
bentuknya adalah sebagai berikut:17
a) Hubungan dengan universitas
Universitas atau perguruan tinggi
merupakan lembaga pendidikan yang
bertugas menghasilkan tenaga kerja sesuai
dengan lapangan kerja yang terdapat di
masyarakat. Dengan demikian, universitas
merupakan sumber tenaga kerja yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengisi
jabatan dalam bidang bisnis atau produk lini
dan jabatan penunjangnya.
b) Eksekutif mencari perusahaan
Sering terjadi perusahaan memerlukan
eksekutif senior untuk mengisi jabatan
penting, dengan menawarkan upah atau gaji
yang kompetetif dibandingkan dengan
perusahaan sejenis sebagai pesaingnya.
17
Mila Badriyah, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Bandung: Pustaka Setia, 2017), h. 93-95
34
c) Agen tenaga kerja
Rekrutmen eksternal lainnya dapat
dilakukan melalui agen tenaga kerja yang
memiliki calon dengan berbagai kualifikasi
dan kualitasnya. Untuk itu, perusahaan
hanya menyampaikan karakteristik calon
yang diinginkan. Perusahaan membayar agen
apabila calon yang diajukan disetujui dan
diangkat sebagai eksekutif.
d) Rekrutmen dengan advertensi
Rekrutmen eksternal dapat dilakukan
dengan cara mengadventasikan tenaga kerja
yang diperlukan. Untuk keperluan itu dapat
dipergunakan surat kabar lokal, termasuk
majalah, radio, dan televisi, bahkan melalui
surat yang disampaikan secara langsung
kepada calon.
e) Bentuk eksternal lain
Bentuk lain dari rekrutmen eksternal
yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Teman atau keluarga pekerja dengan
memberikan kesempatan kepada pekerja
untuk mencalonkan seseorang yang
dikenalnya, dengan ketentuan harus
melalui seleksi agar memperoleh tenaga
kerja berkualitas, cara ini disebut juga
35
“rekrutmen dari mulut ke mulut” yang
mungkin merupakan rekrutmen internal dan
mungkin pula bersifat eksternal.
2) Kantor penempatan tenaga kerja di Indonesia
dalam rangka menyalurkan tenaga kerja yang
sangat besar jumlahnya, pemerintah dapat
ikut berperan aktif dalam membantu pencari
kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan
demikian, organisasi dapat meminta bantuan
atau bekerja sama dalam merekrut tenaga
kerja baru melalui daftar tunggu pencari
kerja. Setiap calon dipanggil untuk
mengikuti seleksi agar diperoleh tenaga kerja
yang kompetetif.
3) Balai latihan keterampilan kerja tertentu.
Dari balai ini dapat diperoleh sejumlah calon
yang direkomendasi. Jika jumlahnya
melebihi kebutuhan, dapat dilakukan
penyeleksian melalui proses yang objektif.
4) Organisasi professional yaitu dengan cara
meminta bantuan atau bekerja sama dengan
organisasi professional yang relevan, dalam
usaha merekrut tenaga kerja yang
berkualitas.
36
Keuntungan dan kerugian dari masing-masing
sumber rekrutmen tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Sumber dari dalam (internal): keuntungannya
adalah meningkatkan moral kerja dan
kedisiplinan karyawan karena ada kesempatan
promosi, prilaku dan loyalitas karyawan
semakin besar terhadap perusahaan, biaya
penarikan relatif kecil karena tidak perlu
memasang iklan, waktu penarikan relatif
singkat, orientasi dan induksi tidak diperlukan
lagi, kestabilan karyawan semakin baik.
Adapun kekurangannya adalah kewibawaan
karyawan yang dipromosikan itu kurang, dan
kurang membuka kesempatan sistem kerja baru
dalam perusahaan.18
2. Sumber dari luar (eksternal): keuntungannya
adalah mempunyai ide dan wawasan baru, dan
memperluas asset pengetahuan perusahaan.
Adapun kerugiannya adalah belum dikenal,
mengecewakan orang dalam yang
mengharapkan posisi yang diambilnya,
18
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 42.
37
perlu sosialisasi dan pelatihan tertentu, memakan
waktu yang lebih lama untuk mendapatkannya,
dan mungkin lebih mahal.
2. Seleksi
Proses seleksi merupakan proses pengambilan
keputusan bagi calon pelamar uuntuk diterima atau
ditolak. Banyak pertimbangan yang diperlukan
untuk memilih orang yang tepat. Pedoman pokok
dalam mengadakan seleksi ialah spesifikasi
jabatan, karena dari situlah diketahui kualitas SDM
yang dibutuhkan. 19
a. Pengertian Seleksi
Seleksi (selection) adalah proses memilih
calon karyawan yang memiliki kualifikasi sesuai
dengan persyaratan pekerjaan. Kegiatan seleksi
dilakukan untuk mengurangi sebagian jumlah
pelamar, sehingga diperoleh calon karyawan yang
terbaik.20
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen
SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen
selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah
terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi
19
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari teori ke praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 170. 20
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h. 159.
38
syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat
ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu
perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan
dengan seleksi. Proses seleksi sebagai sarana yang
digunakan dalam memutuskan pelamar mana yang
akan diterima. Prosesnya dimulai ketika pelamar
melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan
penerimaan. Berdasarkan pengertian itu maka
kegiatan seleksi itu mempunyai arti yang sangat
strategis dan penting bagi perusahaan. Apabila
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen SDM secara wajar, maka proses
seleksi akan dapat menghasilkan pilihan karyawan
yang dapat diharapkan kelak memberikan
kontribusi yang positif dan baik.21
Seleksi merupakan kegiatan yang benar-benar
harus disiapkan secara baik melalui proses yang
panjang dan memerlukan biaya yang besar, namun
hasilnya akan dinikmati untuk jangka panjang dan
karyawan tersebut dapat bekerja dengan motivasi
yang tinggi serta berkarya secara maksimal.
Seleksi dilaksanakan tidak saja untuk penerimaan
karyawan baru saja, akan tetapi seleksi ini dapat
pula dilakukan karena untuk
21
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari teori ke praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 170.
39
pengembangan, atau penerimaan karena adanya
peluang jabatan. Untuk memperoleh atau
mendapatkan peluang jabatan tersebut perlu
dilakukan seleksi, sehingga dapat diperoleh SDM
yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Peluang
jabatan ini dapat diisi oleh siapa saja yang ada di
lingkungan perusahaan tersebut yang memenuhi
persyaratan dan kualifikasi tertentu.22
b. Proses dan Tahapan Seleksi
Proses seleksi adalah langkah-langkah yang
harus dilalui oleh para pelamar sampai akhirnya
memperoleh keputusan ia diterima atau ditolak
sebagai karyawan baru. Proses ini berbeda antara
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Proses tersebut pada umumnya meliputi evaluasi
persyaratan, testing, wawancara, dan ujian fisik.
Ada dua konsep penting yang harus diperhatikan
untuk peralatan seleksi ini, yaitu reliabilitas dan
validitas. Realibilitas (dapat dipercaya)
berhubungan dengan konsistensi pengukuran yang
digunakan sepanjang waktu, dan juga
pertimbangan ukuran berapa banyak kesalahan
yang terlihat dalam pengukuran yang terjadi
sekarang. Sedangkan yang dimaksud dengan
validitas adalah skor yang diberikan pada waktu
22 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari teori ke praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h.170-171.
40
tes atau wawancara sesuai dengan kinerja
pekerjaan yang nyata.
Ada beberapa instrumen yang dapat
digunakan dalam seleksi, yaitu:23
a) Surat-Surat Rekomendasi
Pada umumnya surat-surat rekomendasi
tidak berkaitan dengan kinerja pekerjaan
karena semuanya mengandung pujian positif.
Yang perlu diperhatikan bagaimana isi
rekomendasi yang terutama tentang sifat-sifat
orang yang direkomendasikan sebagai bahan
pertimbangan evaluasi.
b) Format (borang) Lamaran
Pada tahap ini perlu format baku formulir
lamaran untuk mempermudah penyeleksi
mendapatkan informasi atau data yang
lengkap dari calon karyawan.
c) Tes Kemampuan
Tes kemampuan adalah alat-alat yang
menilai kesesuaian antara para pelamar
dengan syarat-syarat pekerjaan. Pada tahap ini
dilakukan penilaian terhadap para pelamar
dengan syarat yang telah ditetapkan. Tes ini
ditujukan untuk mendapat tenaga kerja yang
23
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaandari teori ke praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 171-190.
41
sesuai dengan harapan perusahaan. Tes ini
untuk mengukur tingkat kecerdasan
(intelegensi test), kecekatan, kepribadian
(personality test), minat (interest test), bakat
(aptitude test), prestasi (achievement tes) dan
lain-lain. Selain itu, tes berfungsi untuk
meramal berhasil tidaknya pelamar dalam
melaksanakan pekerjaan, reaksi, kepandaian,
potensi dan lain-lain.
d) Tes Potensi Akademik (ability test)
Beraneka macam tes mengukur sejauh
mana kemampuan pelamar mulai dari
kemampuan verbal dan keterampilan kualitatif
sampai pada kecepatan persepsi. Cognitive
ability test mengukur kemampuan potensi
pelamar yang pada area tertentu, misalnya
matematika, intelegensia. Hal ini merupakan
predikator yang sah dari kinerja pekerjaan
yang mempunyai skor tinggi. Dalam cognitive
test diramalkan pelamar akan dapat belajar
lebih banyak dan lebih cepat serta dapat
beradaptasi secara cepat terhadap perubahan
keadaan.
e) Tes Kepribadian
Tes kepribadian (personality test) menaksir
sifat-sifat (traits), karakteriristik pekerjaan
yang cenderung konsisten dan bertahan lama.
42
Tes ini sering dipersoalkaan karena sifat-sifat
adalah subjektif dan tidak dapat dipercaya
serta tidak berkaitan langsung dengan kinerja
pekerjaaan.
f) Tes Psikologi
Tes psikologi dirancang untuk
menganalisis apakah para pelamar mempunyai
etika kerja yang baik, dapat dimotivasi, atau
sebaliknya dapat dikalahkan oleh tantangan-
tantangan pekerjaan. Oleh karena itu, melalui
tes psikologi merupakan alat untuk mengukur
kepribadian atau temperamen, kemampuaan
logika dan pertimbangan, pendapat, kreativitas
serta komponen-komponen kepribadian yang
lainnya.
g) Wawancara
Wawancara merupakan suatu percakapan
mendalam dan formal yang diadakan untuk
mengevaluasi tentang pelamar.
h) Wawancara dengan Supervisor
Tanggung jawab terakhir untuk
keberhasilan pekerja yang baru diterima
terletak pada supervisor yang sering dapat
mengevaluasi kemapuan-kemampuan teknis
pelamar dan dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan
khusus pelamar dengan tepat.
43
i) Evaluasi Medis/Kesehatan
Proses seleksi termasuk pula evaluasi
medis pelamar sebelum keputusan
mempekerjakan karyawan dibuat. Normalnya,
evaluasi tersebut terdiri atas ceklis kesehatan
yang meminta pelamar menunjukkan
informasi kesehatan dan kecelakaan.
j) Peninjauan Pekerjaan yang Realistis
Peninjauan pekerjaan yang realistis artinya
menunjukkan pekerjaan kepada para pegawai
dan format pekerjaan sebelum keputusan
penerimaan dibuat. Hal ini menunjukkan
kepada calon karyawan, jenis pekerjaan,
peralatan, dan kondisi-kondisi kerja yang
dilibatkan.
k) Assessment Center
Assessment center adalah cara penilaian
para karyawan dengan menggunakan tempat
tertentu untuk menguji pelamar dalam suatu
simulasi atas tugas-tugas yang diminta. Para
penyelia menilai kinerja pada simulasi ini dan
membuat kesimpulan menangani kemampuan
dan keterampilan masing-masing pelamar
pada area tertentu, seperti pengorganisasian,
perencanaan, pembuatan keputusan, dan
kepemimpinan.
44
l) Drug Test
Tes ini secara khusus meminta para
pelamar untuk menjalani analisis air seni
sebagai pokok dari prosedur seleksi rutin.
Maksud utama dari tes ini adalah untuk
menghindari pengangkatan karyawan yang
mungkin membuat masalah.
m) Keputusan Penerimaan
Terlepas dari apakah supervisor atau
departemen SDM membuat keputusan
penerimaan, penerimaan (kerja) menandakan
akhir proses seleksi dengan beranggapan
bahwa kandidat menerima tawaran kerja.
c. Sistem seleksi yang efektif
Dalam hal ini perlu disadari bahwa proses
seleksi karyawan baru merupakan kegiatan
penting bagi perusahaan maupun bagi calon
karyawan itu sendiri. Mempertahankan ataupun
mengembankan suatu sistem seleksi yang
menghasilkan karyawan produktif dan mencari
peluang untuk meningkatkan cara kerjanya sangat
penting untuk keberhasilan perusahaan. Sistem
seleksi yang efektif pada dasarnya memiliki tiga
sasaran, yaitu:
a). Keakuratan, artinya kemampuan dari proses
seleksi untuk secara tepat dapat
memprediksikinerja pelamar.
45
b). Keadlilan, artinya memberikan jaminan bahwa
setiap pelamar yang memenuhi persyaratan
diberikan kesempatan yang sama di dalam sistem
seleksi
c). Keyakinan, artinya taraf orang-orang yang
terlibat dalam proses seleksi yakin akan manfaat
yang diperoleh.24
d. Jenis-jenis seleksi
Seleksi merupakan proses untuk mencocokkan
orang-orang dengan kualifikasi yang mereka
miliki. Jenis-jenis seleksi adalah sebagai berikut:25
1) Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi yaitu seleksi berupa
surat-surat yang dimiliki pelamar untuk
menentukan apakah sudah sesuai dengan
persyaratan yang diminta organisasi
perusahaan, antara lain:
a). Ijazah
b). Riwayat Hidup
c).Domisili/keberadaan status yang
bersangkutan
d). Surat Lamaran
e). Sertifikat keahlian
24
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaandari teori ke praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 191. 25
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaandari teori ke praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 192-193.
46
f). Pas foto
g). Copy Identitas (KTP, Pasport, SIM, dan
lain-lain)
h). Pengalaman kerja
i). Umur
j). Jenis kelamin
k). Status Perkawinan
l). Surat Keterangan kesehatan dari dokter
m). Akte Kelahiraan
2). Seleksi secara tertulis, terdiri dari:
a). Tes kecerdasan (Intelegensi test)
b). Tes kepribadian (Personal test)
c). Tes bakat (Aptitude test)
d). Tes minat (Interest test)
e). Tes prestasi (Achievment test)
3). Seleksi tidak tertulis terdiri dari:
a). Wawancara
b). Praktek
c). Kesehatan/Medis
3. Penempatan
a. Pengertian Penempatan
Penempatan adalah penugasan atau penugasan
kembali seorang karyawan kepada pekerjaan
barunya.26
Penempatan (placement) berkaitan
26
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaandari teori ke praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 211.
47
dengan penyesuaian kemampuan dan bakat
seseorang dengan pekerjaan yang akan
dikerjakannya. Suatu tugas manajer yang penting
untuk menempatkan orang sesuai dengan
pekerjaan yang tepat. Seseorang diberikan
pekerjaan sesuai dengan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki
sesuai dengan persyaratan pekerjaan. Kesalahan
dalam menempatkan karyawan pada pekerjaan
yang sesuai akan mendapatkan hasil yang kurang
baik. Ketidaktelitian dalam hal ini bisa berakibat
pada kurangnya semangat kerja yang berdampak
pada rendahnya prestasi kerja, dan tingginya
tingkat turnover dan absensi karyawan.
Keberhasilan dalam penempatan karyawan
akan melibatkan suatu kegiatan penting adalah
seleksi. Berbagai macam atau tahap seleksi yang
dapat dilalui untuk dapat mengetahui kesesuaian
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan calon
karyawan dengan persyaratan pekerjaan. Melalui
tes psikologi dan wawancara serta alat tes lainnya
dapat digunakan sebagai dasar dalam penempatan
karyawan. Oleh karena itu, kedua konsep tersebut
tidak dapat dipisahkan, karena kesalahan dalam
48
seleksi akan dapat menempatkan karyawan pada
posisi yang kurang tepat. 27
b. Jenis Penempatan
Terdapat tiga jenis penting dari penempatan,
yaitu promosi, transfer, dan demosi.
a) Promosi
Promosi terjadi apabila seorang karyawan
dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain yang lebih tinggi dalam hal pembayaran,
tanggung jawab, dan atau level. Dasar
kebijakan promosi pada umumnya berdasarkan
pengalaman kerja, prestasi kerja, dan kecakapan
kerja.
b) Transfer atau rotasi
Transfer adalah seorang karyawan
dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang
tugas lainnya yang tingkatannya hampir sama
baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun
tingkat strukturalnya. Dengan memindahkan
seorang karyawan ke bidang kerja tertentu, para
manajer mungkin dapat melakukan perbaikan
pemanfaatan SDM yang ada.
c) Demosi
Demosi adalah seorang karyawan
dipindahkan dari satu posisi ke posisi lainnya
27
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta:Penerbit Erlangga, 2012), h. 159.
49
yang lebih rendah tingkatannya, baik tingkat gaji,
tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya. Biasanya
karyawan di demosi karena kinerja yang tidak baik, atau
karena ketidaktaatan terhadap disiplin kerja seperti terlalu
sering absen atau tidak hadir.
C. Petugas Haji
Petugas haji Indonesia adalah petugas yang diangkat
oleh Menteri Agama yang bertanggungjawab
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan kepada jamaah
haji, baik petugas yang menyertai jamaah haji (kloter)
maupun Paniltia Penyelenggara Ibadah Haji (Pusat, Arab
Saudi, dan Embarkasi). Jenis petugas haji meliputi
petugas yang menyertai jamaah (TPHI, TPIHI, TKHI,
TPHD dan TKHD) serta Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (Pusat, Arab Saudi, dan Embarkasi). 28
1. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (Non Kloter)
Panitia penyelenggara ibadah haji yang disingkat
PPIH adalah petugas yang diangkat oleh Menteri
Agama untuk melaksanakan tugas pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan terhadap jamaah haji di
Pusat, Embarkasi, dan Arab Saudi.29
PPIH Pusat adalah Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji yang bertanggungjawab dalam memberikan
28
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h.3. 29
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, PetunjukTeknis Penyiapan Petugas Haji Indonesia, 2009, h. 5.
50
pelayanan perhajian yang ditempatkan di Kementerian
Agama Pusat.30
PPIH Arab Saudi adalah petugas haji yang
bertanggungjawab dalam pembinaan, pelayanan
umum, bimbingan ibadah, pelayanan kesehatan serta
perlindungan jamaah haji di Arab Saudi yang
ditugaskan di tiga daerah kerja yaitu: Jeddah, Madinah,
dan Makkah serta Kantor Misi Haji di Jeddah.31
Komposisi petugas ini berasal dari aparat Kementerian
Agama, Kementerian Kesehatan, instansi terkait dan
Tenaga Musiman (Temus). 32
PPIH Embarkasi adalah petugas haji yang
bertanggungjawab pada pembinaan, pelayanan umum,
bimbingan ibadah, pelayanan kesehatan serta
perlindungan jamaah haji pada setiap embarkasi.33
2. Petugas yang menyertai jamaah (Kloter)
Petugas yang menyertai jamaah adalah petugas
yang ditugaskan melayani dan membimbing jamaah
dalam satu kelompok terbang (kloter) sejak dari
embarkasi sampai ke debarkasi tanah air.34
Petugas
yang menyertai jamaah terdiri dari TPHI, TPIHI,
TKHI, TPHD dan TKHD.
30
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h.3. 31
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h.4. 32
Ali Rokhmad, dkk., Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji
(Studi Kasus Haji di dalam Negeri dan di Arab Saudi), (Jakarta: Kementerian
Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2016), h. 65. 33
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h. 4. 34
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h. 3.
51
TPHI adalah petugas yang menyertai jamaah
dalam bidang administrasi dan manajerial sebagai
ketua kloter. TPIHI adalah petugas haji dalam bidang
bimbingan ibadah haji. TKHI adalah petugas haji
dalam bidang pelayanan kesehatan baik dokter atau
perawat.35
TPHD dan TKHD adalah petugas yang ditetapkan
oleh Gubernur atau Bupati/Walikota untuk melayani
jamaah daerah masing-masing. Adapun TPHD dalam
bidang pelayanan umum dan ibadah, sedangkan TKHD
untuk melayani bidang kesehatan.36
Mereka diharapkan
dapat menjadi penghubung antar petugas dan jamaah.
Pelaksanaan rekrutmen petugas haji untuk Tim
Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Kesehatan Haji,
sedangkan untuk pelaksanaan rekrutmen Tim Pemandu
Haji Daerah (TPHD), dan Tim Kesehatan Haji Daerah
(TKHD) dilakukan oleh Pemerintah Provinsi.
35
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h.3. 36
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h.4.
52
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN
A. Sejarah terbentuknya Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal
tersebut tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun dalam kehidupan bernegara. Di lingkungan
masyarakat terlihat terus meningkat kesemarakan dan
kekhidmatan kegiatan keagamaan baik dalam bentuk
ritual, maupun dalam bentuk sosial keagamaan. Semangat
keagamaan tersebut, tercermin pula dalam kehidupan
bernegara yang dapat dijumpai dalam dokumen-dokumen
kenegaraan tentang falsafah negara Pancasila, UUD 1945,
GBHN, dan buku Repelita serta memberi jiwa dan warna
pada pidato-pidato kenegaraan.
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional semangat
keagamaan tersebut menjadi lebih kuat dengan
ditetapkannya asas keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan yang Maha Esa sebagai salah satu asas
pembangunan. Hal ini berarti bahwa segala usaha dan
kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi
landasan spiritual, moral dan etik pembangunan.
53
Secara historis benang merah nafas keagamaan
tersebut dapat ditelusuri sejak abad V Masehi, dengan
berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak Hindu di
Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau
Jawa, antara lain kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat,
dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah. Pada abad
VIII corak agama Budha menjadi salah satu ciri kerajaan
Sriwijaya yang pengaruhnya cukup luas sampai ke Sri
Lanka, Thailand dan India. Pada masa Kerajaan
Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambang
kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan Sriwijaya
juga membangun sekolah tinggi agama Budha di
Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-
Asia Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari
Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih
dahulu beberapa tahun membekali pengetahuan awal di
Palembang sebelum melanjutkannya ke India.
Menurut salah satu sumber Islam mulai memasuki
Indonesia sejak abad VII melalui para pedagang Arab
yang telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan
Indonesia tidak lama setelah Islam berkembang di jazirah
Arab. Agama Islam tersiar secara hampir merata di
seluruh kepulauan nusantara seiring dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam seperti Perlak dan Samudera
Pasai di Aceh, kerajaan Demak, Pajang dan Mataram di
Jawa Tengah, kerajaan Cirebon dan Banten di Jawa Barat,
kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, kerajaan Tidore dan
54
Ternate di Maluku, kerajaan Banjar di Kalimantan, dan
lain-lain.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang
penjajahan Belanda banyak raja dan kalangan bangsawan
yang bangkit menentang penjajah. Mereka tercatat
sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda,
Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien,
Panglima Polim, Sultan Agung Mataram, Imam Bonjol,
Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan
Hasanuddin, Sultan Goa, Sultan Ternate, Pangeran
Antasari, dan lain-lain. Pola pemerintahan kerajaan-
kerajaan tersebut diatas pada umumnya selalu memiliki
dan melaksanakan fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi pemerintahan umum, hal ini tercermin pada
gelar Sampean Dalem Hingkang Sinuhun sebagai
pelaksana fungsi pemerintahan umum.
2. Fungsi pemimpin keagamaan tercermin pada gelar
Sayidin Panatagama Kalifatulah.
3. Fungsi keamanan dan pertahanan, tercermin dalam
gelar raja Senopati Hing Ngalogo.
Pada masa penjajahan Belanda sejak abad XVI sampai
pertengahan abad XX pemerintahan Hindia Belanda juga
mengatur pelayanan kehidupan beragama. Tentu saja
pelayanan keagamaan tersebut tak terlepas dari
kepentingan strategi kolonialisme Belanda. Dr.C. Snuck
Hurgronye, seorang penasehat pemerintah Hindia Belanda
dalam bukunya Nederland en de Islam (Brill, Leiden
55
1911) menyarankan sebagai berikut: Sesungguhnya
menurut prinsip yang tepat, campur tangan pemerintah
dalam bidang agama adalah salah, namun jangan
dilupakan bahwa dalam sistem (tata negara) Islam
terdapat sejumlah permasalahan yang tidak dapat
dipisahkan hubungannya dengan agama yang bagi suatu
pemerintahan yang baik, sama sekali tidak boleh lalai
untuk mengaturnya.
Pokok-pokok kebijaksanaan pemerintah Hindia
Belanda di bidang agama adalah sebagai berikut:
1. Bagi golongan Nasrani dijamin hak hidup dan
kedaulatan organisasi agama dan gereja, tetapi harus
ada izin bagi guru agama, pendeta dan petugas
misi/zending dalam melakukan pekerjaan di suatu
daerah tertentu.
2. Bagi penduduk pribumi yang tidak memeluk agama
Nasrani, semua urusan agama diserahkan pelaksanaan
dan perigawasannya kepada para raja, bupati dan
kepala bumiputera lainnya.
Berdasarkan kebijaksanaan tersebut,
pelaksanaannya secara teknis dikoordinasikan oleh
beberapa instansi di pusat yaitu:
1. Soal peribadatan umum, terutama bagi golongan
Nasrani menjadi wewenang Departement van
Onderwijs en Eeredienst (Departemen Pengajaran
dan Ibadah)
56
2. Soal pengangkatan pejabat agama penduduk
pribumi, soal perkawinan, kemasjidan, haji, dan
lain-lain, menjadi urusan Departement van
Binnenlandsch Bestuur (Departemen Dalam
Negeri).
3. Soal Mahkamah Islam Tinggi atau Hofd voor
Islamietische Zaken menjadi wewenang
Departement van Justitie (Departemen Kehakiman).
Pada masa penjajahan Jepang kondisi tersebut pada
dasarnya tidak berubah. Pemerintah Jepang
membentuk Shumubu, yaitu kantor agama pusat
yang berfungsi sama dengan Kantoor voor
Islamietische Zaken dan mendirikan Shumuka,
kantor agama karesidenan, dengan menempatkan
tokoh pergerakan Islam sebagai pemimpin kantor.
Penempatan tokoh pergerakan Islam tersebut
merupakan strategi Jepang untuk menarik simpati
umat Islam agar mendukung cita-cita
persemakmuran Asia Raya di bawah pimpinan Dai
Nippon.
Secara filosofis, sosio politis dan historis agama
bagi bangsa Indonesia sudah berurat dan berakar
dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para
tokoh dan pemuka agama selalu tampil sebagai
pelopor pergerakan dan perjuangan kemerdekaan
baik melalui partai politik maupun sarana lainnya.
Perjuangan gerakan kemerdekaan tersebut melalui
57
jalan yang panjang sejak jaman kolonial Belanda
sampai kalahnya Jepang pada Perang Dunia ke II.
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Pada masa kemerdekaan kedudukan agama
menjadi lebih kokoh dengan ditetapkannya
Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara dan
UUD 1945. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang
diakui sebagai sumber dari sila-sila lainnya
mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang
sangat religius dan sekaligus memberi makna
rohaniah terhadap kemajuankemajuan yang akan
dicapai. Berdirinya Departemen Agama pada 3
Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi
kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan
karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga
sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi
Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang
agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29
tentang Agama ayat 1, dan 2:
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. Dengan demikian agama
telah menjadi bagian dari sistem kenegaraan
58
sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi
dalam praktek kenegaraan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.1
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Pusat yang ada di daerah Provinsi Banten, dipimpin
oleh seorang kepala kantor yang berada di bawah
dan bertangggungjawab kepada Menteri Agama.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama
Nomor 17 Tahun 2001 Kantor Wilayah Departemen
Agama Provinsi Banten, sehinggga berkedudukan
sebagai unsur pelaksana tugas Pemerintah dalam
mengurus pembangunan, pembinaan, dan pelayanan
keagamaan di wilayah Provinsi Banten.
B. Visi dan Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten adalah: “Terwujudnya Masyarakat Banten yang
Agamis, Mandiri, Maju dan Sejahtera”.
1 Profil Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten,
dokumen dipublikasikan.
59
Untuk mewujudkan visi tersebut, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten menetapkan misis
sebagai berikut:
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan
Pelayanan Administrasi.
2. Mewujudkan Pelayanan, Bimbingan Kehidupan dan
Kerukunan Umat Beragama.
3. Mewujudkan Pelayanan, Pengembangan, Pendidikan
Agama dan Keagamaan.
C. Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten
Susunan organisasi Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Banten berdasarkan Keputusan Menteri Agama
RI Nomor: 13 Tahun 2012 terdiri dari:2
1. Kepala Kantor
2. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahi:
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b. Sub Bagian Ortala dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Hukum dan KUB
d. Sub Bagian Informasi dan Hubungan Masyarakat
e. Sub Bagian Umum
3. Bidang Pendidikan Madrasah, membawahi:
a. Seksi Kurikulum dan Evaluasi
b. Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
c. Seksi Sarana dan Prasarana
2 Profil Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten, dokumen dipublikasikan.
60
d. Seksi Kesiswaan
e. Seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi
Madrasah
4. Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam,
membawahi:
a. Seksi Pend. Agama Islam pada Pend. Anak Usia
Dini dan Pend. Dasar
b. Seksi Pendidikan Agama Islam pada Pendidikan
Menengah
c. Seksi Pendidikan Diniyah dan Alquran
d. Seksi Pondok Pesantren
e. Seksi Sistem Informasi Pendidikan Agama dan
Keagamaan Islam
5. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
membawahi:
a. Seksi Pendaftaran dan Dokumen
b. Seksi Pembinaan Haji dan Umrah
c. Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan
Haji
d. Seksi Pengelola Keuangan Haji
e. Seksi Sistem Informasi Haji
6. Bidang Urais dan Pembinaan Syariah, membawahi:
a. Seksi Kepenghuluan
b. Seksi Pemberdayaan KUA
c. Seksi Kemasjidan
d. Seksi Produk Halal
61
e. Seksi Pembinaan Syariah dan Sistem Informasi
URAIS
7. Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf,
membawahi:
a. Seksi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam
b. Seksi Kemitraan Umat Islam, Publikasi Dakwah
dan HBI
c. Seksi Pengemb. Seni Budaya Islam, Musabaqah
Al-Quran dan Hadist
d. Seksi Pemberdayaan Zakat
e. Seksi Pemberdayaan Wakaf
8. Pembimas Kristen
9. Pembimas Katholik
10. Pembimas Hindu
11. Pembimas Budha
62
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN
Keputusan Menteri Agama RI Nomor: 13 Tahun 2012
Gambar 1.3:
Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
Sumber: Dokumen Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
63
STRUKTUR ORGANISASI
BIDANG PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN
Gambar 2.3:
Struktur Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Sumber: Dokumen Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
KEPALA KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN
DR. H. A. BAZARI SYAM MS., M.PD.I
NIP. 196404031991031004
KEPALA BIDANG
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
Drs. H. UBIK BAEHAQIE., M.Si
NIP. 196404241992031002
KASI PENDAFTARAN DAN DOKUMEN HAJI
H. SEIKO, S.SOS
NIP. 197610122002121003
KASI PEMBINAAN HAJI DAN UMRAH
Drs. H. DENI RUSLI
NIP. 196801241994031002
KASI AKOMODASI TRANSPORTASI DAN PERLENGKAPAN HAJI
H. HUMAEDI HAKIM
NIP. 19705152003121001
KASI PENGELOLAANKEUANGAN HAJI
H. MOKHAMAD APIPI, SE.,M.AB
NIP. 197303232002121001
KASI SISTEM INFORMASI HAJI
Hj. NIA RAHAYU., M.Pd.i
NIP. 196304151991032001
1. NURUL HILMI NIP.195402052011011008
2. H. SUHANDI NIP.196707102002121003
3. MUHYIDDIN ABDUL WASIE NIP. -
1. ASEP AKHMAD FAOZI NIP.197203011998031002
2. N. MAKFIYATI NIP.197401072002122001
3. Hj. E. NURHAYATI, SH NIP.196910141991032001
4. H. IRFAN LIRISFANA, Lc NIP. -
1. H. SUBADRUZAMAN, S.Pd.i
NIP.197803162002121005
2. Hj. RUIYAH RASMAN, S.Pd.i
NIP.197801152002122007
1. ASEP DANI R NIP.197407272008011014
2. Hj. NUKE AULIA MELAWATI, ST NIP.198511292011012010
1. IRFAN HUSNUL HULUQ, SE NIP.197705282002121005
2. KOKO HARMOKO NIP.197911012009011007
64
D. Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Kementerian Agama dalam wilayah Provinsi Banten.
Berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan peraturan
perundangan, tugas pokoknya adalah pelayanan
pemerintah di bidang keagamaan di Provinsi Banten.
1. Tugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten
Tugas pelayanan pemerintah di bidang keagamaan
di Banten tersebut meliputi:
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
urusan agama Islam.
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
penyelenggaraan haji serta pengembangan zakat dan
wakaf .
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
penyelenggaraan pendidikan pada madrasah dan
pendidikan agama Islam pada sekolah umum serta
sekolah luar biasa.
d. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
pendidikan keagamaan dan pondok pesantren.
e. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada
masyarakat dan pemberdayaan masjid.
65
f. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
masyarakat Kristen.
g. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
masyarakat Katolik.
h. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
masyarakat Hindu.
i. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang
masyarakat Buddha.
j. Tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada seluruh satuan organisasi dan
atau satuan kerja di lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten.
2. Fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten
Dalam melaksanakan tugas tersebut juga
menyelenggarakan fungsi, yaitu :
a. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang
pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama
kepada masyarakat di Provinsi Banten.
b. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan masyarakat
Islam, haji dan umrah, pengembangan zakat dan
wakaf, pendidikan agama dan keagamaan pondok
pesantren, pendidikan agama dan keagamaan pada
masyarakat dan pemberdayaan masjid, serta urusan
dan pendidikan agama serta bimbingan masyarakat
Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha sesuai
peraturan perundangan-undangan.
66
c. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan
administrasi dan informasi.
d. Pembinaan kerukunan umat beragama.
e. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan
pengawasan program.
f. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah,
instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam
rangka pelaksanaan tugas Kementerian di Provinsi
Banten.3
3 Profil Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten, dokumen dipublikasikan.
67
BAB IV
ANALISIS SISTEM PENERIMAAN PETUGAS HAJI
PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI BANTEN TAHUN 2018
A. Sistem Penerimaan Petugas Haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun
2018
Pola rekrutmen 2018 mengacu pada Peraturan Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah nomor 78 tahun 2018
tentang pedoman rekrutmen petugas haji Indonesia.
Adapun tata cara rekrutmennya dilaksanakan berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Nomor 104 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis
Rekrutmen Petugas Haji Indonesia Tahun 2018. Sistem
penerimaan yang dijalankan bertujuan untuk mendapatkan
sumber daya manusia dalam hal ini petugas haji yang
professional, akuntabel, dan mempunyai komitmen untuk
memberikan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan
kepada jamaah haji guna tercapainya tujuan dari
penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.
Hal ini sejalan dengan teori sistem yang dikemukakan
oleh Onong uchyana effendi bahwa sistem adalah suatu
kebulatan dari sejumlah unsur yang memiliki struktur
dimana antara unsur satu dengan unsur yang lain saling
berhubungan, berinteraksi, dan bergantung yang memiliki
tujuan tertentu. Dalam hal ini, Kementerian Agama
68
melakukan sistem penerimaan petugas haji dengan suatu
tujuan yaitu mendapatkan petugas haji yang professional,
akuntabel, dan komitmennya dalam memberikan
pelayanan, pembinaan, serta perlindungan kepada jamaah
haji di Arab Saudi.
Sistem penerimaan petugas haji tahun 2018
dilakukan dengan berbagai kegiatan tahapan mulai dari
tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, hingga Pusat untuk
direkrut kemudian diseleksi dan ditempatkan pada posisi
jabatan yang sesuai dengan kemampuannya masing-
masing. Adapun proses seleksi yang dilakukan pada
tingkat Kabupaten/Kota dilakukan secara manual,
kemudian dilanjut pada tingkat Provinsi dan Pusat yang
dilaksanakan secara online dengan menggunakan sistem
Computer Assisted Test (CAT) dan seleksi
praktek/wawancara. Adapun yang dimaksud dengan
sistem Computer Assisted Test (CAT) adalah seleksi
rekrutmen petugas haji dengan berbasis aplikasi dengan
menggunakan android sebagai medianya.
Sistem penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Provinsi Banten dapat dikatakan
sistem karena terdapat karakteristik atau sifat-sifat yang
mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai
suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah:
a. Komponen sistem
Sistem penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
69
memiliki sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
bekerjasa untuk membentuk suatu kesatuan. Adapun
komponen-komponen tersebutadalah sebagai berikut:
1). Objek sistem penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
adalah sebagai berikut:
a).Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
b).Utusan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten yang telah
lulus dari seleksi tahap pertama
c). Ormas Islam
d). Perguruan tinggi Islam
e). Pondok pesantren
2). Metode sistem penerimaan petugas haji pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten. Adapun metode yang digunakan melalui
tiga cara, yaitu:
a). Seleksi administrasi
b). Seleksi Computer Assisted Test (CAT)
c). Tes wawancara/praktek
3). Materi sistem penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Bentuk soal yang diujikan dalam pelaksanaan
seleksi tingkat Kementerian Agama
Kabupaten/Kota adalah dalam bentuk manual
dengan jumlah soal setiap masing-masing bidang
70
tugas 100 soal dengan model jawaban multiple
choice (memilih jawaban yang dianggap benar
pada lembar jawaban). Sedangkan pada tingkat
Wilayah Provinsi dilaksanakan secara online
dengan metode sistem Computer Assisted Test
(CAT), dengan jumlah soal setiap masing-masing
bidang tugas 100 soal dengan model jawaban
multiple choice (memilih jawaban yang dianggap
benar pada lembar jawaban). Dalam hal ini, ada
beberapa materi yang harus calon petugas haji
kuasai diantaranya materi tentang landasan hukum
atau regulasi yang terkait penyelenggaraan haji,
seperti undang-undang, peraturan pemerintah,
aturan-aturan Menteri Agama, hak-hak jamaah,
kewajiban petugas, dan lain sebagainya, ilmu
manasik haji, dan juga fahami sedikit besarnya
bahasa Arab dan Inggris, karena terdapat beberapa
soal yang menggunakan bahasa Arab dan Inggris.
b. Batasan sistem
Batasan sistem pada sistem penerimaan petugas
haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten adalah sumber internal dan eksternal.
Sumber internal meliputi internal Kementerian Agama
Kabupaten/Kota maupun Provinsi (diperuntukkan bagi
yang mengikuti petugas haji TPHI dan PPIH Arab
Saudi). Sumber eksternal meliputi ormas Islam,
perguruan tinggi Islam, pondok pesantren, kepala KUA
71
dan lain sebagainya (diperuntukkan bagi yang
mengikuti petugas haji TPIHI).
c. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar sistem penerimaan petugas haji
meliputi ormas Islam, perguruan tinggi Islam, pondok
pesantren, kepala KUA dan lain sebagainya
(diperuntukkan bagi yang mengikuti petugas haji
TPIHI).
d. Penghubung sistem
Penghubung sistem penerimaan petugas haji pada
Kantor Wilayah Kementerian Provinsi Banten adalah
Media yang digunakan dalam penyampaian sistem
penerimaan petugas haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten adalah media
yang secara tertulis dan tidak tertulis. Adapun media
yang tertulis adalah berupa surat edaran pemberitahuan
tentang sistem penerimaan petugas haji. Sedangkan
media yang tidak tertulis adalah berupa pengumuman
yang disebar luaskan melalui sosial media atau website
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
dan smartphone android sebagai media untuk
melakukan tes dengan sistem Computer Assisted Test
(CAT).
e. Masukan sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan
ke dalam sistem agar sistem tersebut berjalan. Dalam
hal ini masukan sistem yang dimaksud adalah jaringan
72
yang digunakan saat seleksi Computer Assisted Test
(CAT) pada android.
f. Keluaran sistem
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Dalam hal ini keluaran sistem yang dimaksud yaitu
hasil dari pelaksanaan sistem penerimaan petugas haji
berupa nilai-nilai yang dihasilkan para calon petugas
haji setelah melakukan seleksi administrasi, seleksi
Computer Assisted Test (CAT), dan seleksi
wawancara/praktek.
g. Sasaran sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran,
apabila suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka
sistem tidak akan ada dan apabila sistem itu mengenai
sasaran atau tujuan maka sistem tersebut dikatakan
berhasil. Adapun tujuan dari sistem proses penerimaan
petugas haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten adalah untuk menyeleksi calon
petugas haji yang memenuhi kriteria dan harapan
sebagai petugas haji yang handal, bisa bekerja dengan
baik, bisa menjadi petugas yang punya komitmen
untuk melakukan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan kepada jamaah.
73
Berikut adalah proses penerimaan petugas haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten:
1. Proses Penerimaan Petugas Haji
Setelah penulis melakukan penelitian pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten mengenai sistem penerimaan petugas haji,
maka ada beberapa hal yang ingin penulis tuangkan
pada karya ilmiah ini, diantaranya sebagai berikut:
a. Proses Rekrutmen
1). Sumber-sumber penerimaan petugas haji
Menurut Veithizal Rifai, ada beberapa
sumber dalam proses penerimaan yakni meliputi:
sumber internal dan sumber eksternal. Faktanya,
sumber-sumber proses penerimaan petugas haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten pun dilakukan sesuai dengan
teori yang berlaku. Sumber-sumber penerimaan
petugas haji pada Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten :sumber internal meliputi
internal Kementerian Agama Kabupaten/Kota
maupun Provinsi (diperuntukkan bagi yang
mengikuti petugas haji TPHI dan PPIH Arab
Saudi). Sumber eksternal meliputi ormas Islam,
perguruan tinggi Islam, pondok pesantren, kepala
KUA dan lain sebagainya (diperuntukkan bagi
yang mengikuti petugas haji TPIHI).
74
b. Proses Seleksi
1) Pelaksanaan Seleksi di tingkat Kabupaten/Kota
a). Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi adalah seleksi berupa
pengumpulan berkas atau surat-surat yang
dimiliki oleh pelamar dalam hal ini petugas haji
untuk diserahkan kepada pihak panitia proses
penerimaan petugas haji pada Kementerian
Agama Kabupaten/Kota. Penerimaan pendaftaran
calon petugas di tingkat Kabupaten/Kota dan
seleksi administrasi dilaksanakan pada tanggal
20-25 Maret 2018. Berkas-berkas tersebut
kemudian akan dipilih apakah sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan atau tidak. Apabila
berkas-berkas tersebut sesuai, maka calon peserta
berhak mengikuti seleksi tahap pertama dengan
mengikuti ujian tertulis yang diadakan serentak
pada tanggal 29 Maret 2018 pada Kementerian
Agama Kabupaten/Kota masing-masing.
Namun dalam hal ini, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten pun
mengadakan seleksi pada tahap pertama. Seleksi
tingkat Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten merupakan seleksi tahap
pertama untuk diusulkan sebagai peserta seleksi
tahap kedua di tingkat Provinsi, seleksi
administrasi dilaksanakan enam hari mulai
75
tanggal 20-25 Maret 2018 pukul 08.00 sampai
dengan 16.00 di Bidang Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten. Adapun, pengumuman peserta
yang berhak mengikuti tes kompetensi tingkat
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten yaitu pada tanggal 27 Maret 2018.
Kemudian, tes kompetensi tingkat Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
tahap pertama dilaksanakan serentak pada
tanggal 29 Maret 2018 bersamaan dengan
pelaksanaaan tes tertulis di Kementerian Agama
Kabupaten/Kota. Pengumuman peserta yang
berhak mengikuti seleksi tahap kedua pada
tingkat Kementerian Agama Provinsi yaitu
tanggal 09 April 2018.
Berikut adalah beberapa persyaratan peserta
calon petugas haji:1
a. Surat usulan dari pimpinan/atasan unit kerja
masing-masing
b. Foto copy KTP
c. Foto copy ijazah minimal S1
d. Foto copy sertifikat bahasa arab/Inggris
e. Foto copy SK kepangkatan terakhir
1 Kementerian Agama Republik Indonesia, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten, Undangan Mengikuti Seleksi
Calon Petugas Haji (TPHI dan TPIHI) Tahun 1439 H/2018 M,
disebar pada tanggal 13 Maret 2018.
76
f. Surat pernyataan memiliki kondite baik dari
pimpinan/atasan unit kerja masing-masing
g. Surat pernyataan tidak diikuti suami/istri/ anggota
keluarga lain dalam bertugas
h. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter
pemerintah
i. Surat keterangan/piagam sudah berhaji bagi TPIHI
j. Pas photo berwarna ukuran 3x4= 3 lembar dan
4x6= 3 lembar (background putih 80%)
k. Foto copy sertifikat pembimbing manasik haji bagi
yang memiliki.
Adapun persyaratan umum dan khusus bagi
petugas yang menyertai jamaah adalah sebagai
berikut:
1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) adalah
sebagai berikutnya:
a. Warga negara Indonesia
b. Beragama Islam
c. Memiliki identitas diri (KTP) yang sah dan
masih berlaku
d. Pegawai Negeri Kementerian Agama Kantor
Wilayah/Kabupaten/Kota
e. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
dengan Surat keterangan sehat yang dikeluarkan
oleh dokter pemerintah
f. Berusia minimal 25 tahun dan maksimal 57
tahun pada saat mendaftar di tahun berjalan
77
g. Diutamakan berpendidikan S1 bidang agama
dan/atau pendidikan lainnya yang sesuai
h. Diutamakan sudah menunaikan ibadah haji
i. Memahami manasik haji dan alur perjalanan
Haji
j. Memiliki kemampuan menejerial, kordinasi dan
kepemimpinan
k. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau
Inggris.
2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
adalah sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia
b. Beragama Islam
c. Memiliki identitas diri (KTP) yang sah dan
masih berlaku
d. ASN Kementerian Agama Kantor Wilayah
/Kab/Kota dan ASN pada Kementerian Agama
lainnya/Instansi terkait
e. Berusia minimal 30 tahun dan maksimal 65
tahun pada saat mendaftar di tahun berjalan
f. Diutamakan berpendidikan S1 bidang Agama
dan/atau pendidikan lainnya yang sesuai
g. Sudah menunaikan ibadah haji
h. Memiliki kemampuan dibidang bimbingan
ibadah dan manasik haji
i. Diutamakan memiliki sertifikat pembimbing
78
j. Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau
Inggris.
3. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab
Saudi adalah sebagai berikut:
a. Diutamakan pejabat/pegawai Kementerian
Agama dari Bidang Penyelenggaraan Haji dan
Umrah dan seksi Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kabupaten/Kota
b. Warga negara Indonesia
c. Beragama Islam
d. Memiliki identitas diri yang sah dan masih
berlaku
e. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
dengan surat keterangan sehat dari dokter
pemerintah
f. Memiliki kompetensi dan keahlian sesuai
bidang tugas
g. Bersedia untuk tidak melaksanakan haji
h. Tidak sebagai mahram atau dimahrami
i. Memiliki integritas dan komitmen terhadap
tugas
j. Tidak terlibat dalam proses hukum baik pidana
maupun perdata yang sedang berlangsung
k. Dapat membaca Al-Quran dengan baik dan
benar
l. Bagi calon petugas perempuan, tidak dalam
keadaan hamil dan mendapat izin dari suami.
79
2). Pelaksanaan Seleksi di Tingkat Wilayah Provinsi
a). Seleksi Computer Assisted Test (CAT)
Seleksi tertulis di tingkat Wilayah Provinsi
dilaksanakan secara online dengan metode
Computer Assisted Test (CAT) adalah suatu
metode seleksi online dengan alat bantu
(Handpone Android) yang disyaratkan dan
dilaksanakan sebagai pengganti tes tertulis bagi
calon petugas haji pada tahap kedua. Peserta
yang mengikuti seleksi Computers Assisted Test
(CAT) adalah peserta yang lolos pada tahap
pertama di tingkat Kabupaten/Kota maupun
tingkat Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten itu sendiri. Pelaksanaan seleksi
sistem Computers Assisted Test (CAT)
dilaksanakan pada tanggal 12 April 2018
bertempat di Aula Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten. Adapun jumlah peserta
yang mengikuti seleksi Computers Assisted Test
(CAT) adalah 124 peserta yang berasal dari
berbagai Kementerian Agama Kabupaten/Kota
se-Provinsi Banten yang telah dinyatakan lolos
pada tahap pertama.
80
Berikut adalah persiapan yang harus dilakukan
sebelum seleksi Computers Assisted Test (CAT)
dimulai, adalah sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa operating system android berbasis
*lolipop*
b. Pastikan aplikasi Siskohat CAT sudah terinstal di
Handphone (HP) peserta
c. Pastikan Aplikasi Siskohat CAT dengan Versi
terbaru V1.1.0
d. Pastikan paket data masih tersedia dan berlaku
e. Pastikan baterai HP tidak bermasalah dan terisi
penuh (Fully charging)
f. Pastikan signal HP baik dengan cara melihat
indikator pada masing-masing HP dan paket signal
4G atau minimal H+
g. Pastikan ruang penyimpanan HP masih tersisa
minimal 10% dari kapasitas penyimpanan masing-
masing HP
h. Pastikan aplikasi update Operating System tidak
berjalan
i. Pastikan tidak sedang update aplikasi lain
j. Pastikan tidak ada yang akan menghubungi nomor
telepon yang akan digunakan pada saat ujian
berlangsung
k. Pastikan data yang ada dalam sistem benar
terutama pada jenis layanan yang dipilih misalnya
TPHI, TPIHI, Siskohat dan lain-lain
81
l. Jangan panik ketika terjadi permasalahan pada
aplikasi atau handphone, sebaiknya hubungi
petugas seleksi
m. Disarankan membawa power bank yang terisi
penuh.
Berikut adalah persiapan yang harus dilakukan
ketika seleksi CAT dimulai, adalah sebagai berikut:
a. Tetap fokus dan selalu ikuti instruksi dari panitia
b. Memulai dengan basmalah, dan niat karena Allah
Subhanahu waa Ta’alaa
c. Gunakan waktu dengan efektif
d. Baca soal dengan seksama
e. Tinggalkan soal yang dianggap sulit terlebih
dahulu, kemudian cari yang dianggap paling benar
f. Apabila sudah selesai, akan muncul skor dilayar
handphone
g. Tutup dengan hamdalah.
Berikut adalah tahapan dalam pengaplikasian
sistem Computers Assisted Test (CAT ) adalah
sebagai berikut:2
a. Jalankan aplikasi yang telah terinstal
b. Pada tampilan login,masukkan username dan
password seperti yang digunakan pada aplikasi
web
2 Kementerian Agama Republik Indonesia, Direktorat
Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis Rekrutmen
Petugas Haji Indonesia Tahun 2018, diakses pada tanggal 03 Mei
2018, pada pukul 12.45.
82
c. Jika login berhasil, maka akan ditampilkan profil
dari calon petugas
d. Untuk memulai ujian, klik tombol mulai ujian
e. Pada saat memulai ujian, peserta harus
memasukkan token. Token diberikan oleh Panitia
Ujian Kanwil.
f. Klik tombol ok untuk lanjut
g. Jika token sesuai maka peserta akan mendapatkan
soal dengan kode soal tertentu
h. Selanjutnya klik tombol mulai mengerjakan soal
untuk lanjut mengerjakan soal
i. Klik kumpulkan jawaban ujian, kemudian
muncul skor hasil yang diujiankan.
Dalam hal ini, pelaksanaan proses penerimaan
petugas haji pada tingkat Provinsi yaitu pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
dibawahi oleh seksi pembinaan haji dan umrah, yang
diketuai oleh Drs. Deni Rusli, M.Si. Dengan susunan
panitia pelaksana, pengawas ujian, dan penguji pada
rekrutmen petugas haji tingkat Wilayah Provinsi
Banten tahun 2018 adalah sebagai berikut:
83
Tabel 1.4: Susunan Panitia Pelaksana
NO NAMA JABATAN KEDUDUKAN
1 H. Ubik
Baehaqie
Kepala Bidang
Penyelenggaraan
Haji dan Umrah
pada Kantor
Wilayah
Kementerian
Agama Provinsi
Banten
Penanggung
Jawab
2 H. Deni Rusli Kepala Seksi
Pembinaan Haji
dan Umrah
Ketua
3 Nuke Aulia M Penyusun
Laporan
Keuangan
Sekretaris
4 H. Humaedi
Hakim
Kasi Akomodasi,
transportasi, dan
Perlengkapan
Haji
Anggota
5 H
Subadruzaman
Penyusun
Perlengkapan
Haji
Anggota
6 H. Koko
Harmoko
Penyusun
Pengendali BPS
BPIH
Anggota
84
7 H. Suhandi Caraka Anggota
8 Hj. E. Nurhayati Pengevaluasi
Kinerja Petugas
Anggota
Tabel 2.4: Daftar Pengawas Ujian
NO NAMA JABATAN
1 Hj. Nia Rahayu Kasi Sistem Informasi Haji
2 H. Mokhamad
Apipi Kasi Pengelola Keuangan Haji
3 H. Seiko Kasi Pendaftaran dan Dokumen
4 Irfan Lirisfana Pelaksana Bidang PHU
5 Muhyiddin
Abdul W Pelaksana Bidang PHU
b). Seleksi Wawancara/Praktek
Seleksi tidak tertulis ditingkat Wilayah Provinsi
dilaksanakan melalui wawancara atau praktek.
Pelaksanaanya dilakukan setelah peserta seleksi sistem
Computer Assisted Test (CAT) selesai yaitu pada tanggal
12 April 2018 pada pukul 11.00- selesai. Menurut penulis,
materi wawancara terkait sejumlah hal tentang haji pun
dinilai sangat penting bagi calon petugas haji, karena
disana akan terlihat objektivitas dan transparansinya
dalam memilih siapa saja yang layak untuk menjadi
petugas haji yang sesuai dengan yang diharapkan. Karena
ibadah haji berkaitan dengan ritual keagamaan, maka
peserta harus mengikuti tes wawancara. Adapun materi
85
yang diujikan dalam pelaksanaan tes wawancara meliputi
materi tentang baca tulis Al-Quran, manasik haji, aturan-
aturan haji, alur pemberangkatan haji dan lain sebagainya.
Berikut adalah daftar penguji dalam pelaksanaan
seleksi wawancara/praktek pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten.
Tabel 3.4: Daftar Penguji
NO NAMA JABATAN
1 H. Ubik
Baehaqie
Kepala Bidang Penyelenggaraan
Haji dan Umrah pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten
2 H. A M Romly Ketua Umum MUI Prov. Banten
3 H. E Syibli
Sarjaya
Guru Besar pada Universitas
Islam Negeri Sultan Maulana
Hasanuddin Banten
4 H. Suaparman
Usman
Guru Besar pada Universitas
Islam Negeri Sultan Hasanuddin
Banten
Sesuai dengan teori sistem seleksi yang efektif
pelaksanaan proses penerimaan petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten telah
dikatakan memenuhi syarat sebagai sistem seleksi yang
efektif. Sistem seleksi yang efektif pada dasarnya
memiliki tiga sasaran, yaitu: pertama, keakuratan dari
86
proses penerimaan petugas haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten dapat diprediksi
bahwa proses tersebut dapat menghasilkan petugas haji
yang memiliki kinerja sesuai dengan yang diharapkan.
Kedua, keadilan artinya setiap calon petugas haji yang
telah memenuhi persyaratan memilki kesempatan yang
sama untuk mengikuti proses penerimaan petugas haji
yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian
Provinsi Banten. Ketiga, keyakinan artinya orang-orang
yang terlibat memiliki keyakinan yang kuat akan manfaat
yang diperoleh setelah mengikuti dan menjalankan proses
penerimaan petugas haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten.
2. Hasil Seleksi Petugas Haji
a. Penempatan
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Veithzal Rivai bahwa penempatan adalah penugasan
atau penugasan kembali kepada pekerjaan barunya,
maka dalam hal ini calon petugas haji yang telah lulus
seleksi pada tahap pertama dan kedua calon petugas
haji Provinsi Banten ditempatkan pada pekerjaan yang
sesuai dengan bidang yang dipilihnya masing-masing,
seperti Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim
Pembimbing Haji Indonesia (TPIHI) atau Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Hasil proses penerimaan petugas haji dari tingkat
Provinsi di bawa ke pusat pada tanggal 15 April 2018.
87
Supervisi membawa hasil seleksi yang ditandatangani
oleh Panitia dan Kepala Kantor Wilayah untuk petugas
Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) dan Tim
Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) yang
kemudian hasil seleksi tersebut sebagai acuan
pelaksanaan pelatihan petugas. Adapun pelatihan
petugas yang menyertai jamaah (TPHI dan TPIHI), dan
PPIH Arab Saudi pada tanggal 26 Mei- 4 Juni 2018
bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta
Timur.
Pelaksanaan sistem penerimaan petugas haji pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
telah terpilih 55 petugas haji yang terdiri dari 24 Tim
Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 25 Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), dan 6 Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab
Saudi.
Menurut penulis, proses penerimaan petugas haji
tahun 2018 yang dilakukan dengan menggunakan
sistem Computer Assisted Test (CAT) ini sangat baik
sehingga pelaksanaannya lebih objektif dan
transparansi, dalam hal ini seluruh calon peserta
mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi
petugas haji melalui persaingan yang sehat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Melalui proses yang baik dan
tahapan-tahapan yang dilakukan seperti seleksi
administrasi, seleksi dengan sistem Computer Assisted
88
Test (CAT) dan seleksi wawancara/praktek ini maka
terbentuklah calon petugas haji Provinsi Banten yang
profesional, berkompeten dan memiliki komitmen yang
kuat dalam menjalankan tugasnya dengan tambahan
diberikannya pelatihan petugas haji di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dan pemahaman terhadap petugas haji di
Arab Saudi.
B. Aspek yang dinilai pada Pelaksanaan Sistem
Penerimaan Petugas Haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten
Aspek yang dinilai pada pelaksanaan sistem
penerimaan petugas haji terdapat tiga komponen penilaian
yaitu nilai administrasi, nilai test ujian Computers
Assisted Test (CAT), dan nilai wawancara/praktek.
Dengan nilai akhir (total) terdiri dari:
1) Nilai administrasi (Maksimal 30%).
Nilai administrasi diinput di tingkat kota/wilayah,
diinput ke sistem pada saat input/upload hasil seleksi
Kota/Kabupaten. Pada tahap ini menentukan bahwa
apakah peserta berhak atau tidaknya lolos pada tahap
kedua di tingkat Provinsi.
2) Nilai test (Maksimal 40 %).
Nilai tes ini diperoleh dari rekap hasil ujian
Computers Assisted Test (CAT), nilai langsung
ditampilkan pada layar androidnya masing-masing
89
setelah peserta selesai mengisi soal-soal yang
diujiankan.
3) Nilai wawancara/praktek (Maksimal 30%).
Nilai wawancara/praktek diinput oleh Kantor
Wilayah setelah melakukan test wawancara/praktek.
Tahap ini adalah tahap akhir apakah peserta lolos atau
tidaknya menjadi petugas haji. Dengan demikian nilai
maksimal peserta adalah 100.
Dilihat dari tiga komponen penilaian diatas, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten telah
melaksanakan proses penerimaan petugas haji dengan
baik dan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 104 Tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Rekrutmen Petugas Haji
Indonesia Tahun 2018.
C. Kendala dan Solusi yang dihadapi saat Pelaksanaan
Sistem Penerimaan Petugas Haji pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Disini penulis akan menguraikan beberapa kendala
yang umumnya dapat terjadi pada pelaksanaan sistem
Computer Assisted Test (CAT) , adalah sebagai berikut: 3
3 Kementrian Agama Republik Indonesia, Direktorat Jenderal
Penyelenggara Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis Rekrutmen Petugas Haji
Indonesia Tahun 2018, diakses pada tanggal 03 Mei 2018, pada pukul 12.45
90
1. Terjadi system down sehingga seluruh peserta tidak
bisa melakukan akses aplikasi. Apabila hal ini terjadi,
maka yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Melaporkan ke Pusat bahwa seluruh peserta tidak
bisa mengakses
b. Peserta dilarang melakukan action terhadap aplikasi
Siskohat CAT
c. Supervisor terus mencoba bahwa sistem bisa diakses
d. Berkoordinasi terus dengan pusat
e. Apabila sudah lebih dari 1 (satu) jam setelah waktu
pelaksanaan dimungkinkan untuk melakukan test
manual dengan dibuatkan berita acara
f. Apabila masih dibawah 60 menit test bisa
dilanjutkan dengan menggunakan Computer
Assisted Test (CAT).
2. Terjadi jaringan off pada seluruh atau sebagian operator
jaringan. Apabila hal ini terjadi, maka yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Dimungkinkan untuk dapat mengakses wifi yang
disediakan oleh panitia (Kanwil Kemenag Provinsi)
b. Melaporkan ke Pusat bahwa seluruh peserta tidak
bisa mengakses akibat dari operator jaringan
c. Apabila terjadi hanya sebaagian operator seluler
maka bisa menggunakan wifi, dan apabila tidak
memungkinkan dan sudah terjadi lebih dari satu jam
maka dilakukan test manual dengan dibuatkan berita
91
acara bagi peserta yang menggunakan operator yang
bermasalah
d. Peserta dilarang melakukan action terhadap aplikasi
Siskohat CAT
e. Supervisor terus mencoba bahwa sistem bisa diakses
f. Berkoordinasi terus dengan pusat
g. Apabila sudah lebih dari satu jam setelah waktu
pelaksanaan dimungkinkan untuk melakukan test
manual dengan dibuatkan berita acara.
3. Terjadi kesalahan pada jenis tugas (misal TPHI
menjadi Siskohat). Apabila hal ini terjadi, maka yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menghubungi pusat untuk dilakukan update data
b. Peserta bisa melanjutkan test dengan CAT.
4. Lupa password atau User id. Apabila hal ini terjadi,
maka yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menghubungi petugas pusat untuk dilakukan Reset
Password
b. Peserta bisa melanjtkan test dengan CAT.
5. Handphone peserta bermasalah sebelum waktu ujian
berlangsung. Apabila hal ini terjadi, maka yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Peserta dinyatakan diskualifikasi atau
b. Peserta melaksanakan test manual dengan dibuatkan
berita acara atas persetujuan pengawas.
92
6. Terjadi Over Loading pada saat submit jawaban.
Apabila hal ini terjadi, maka yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan restart HP atau Reset mobile data
b. Apabila terjadi lagi peserta didiskualifikasi atau
c. Peserta melaksanakan test manual dengan dibuatkan
berita acara atas persetujuan pengawas.
7. Terdapat panggilan masuk pada saat ujian berlangsung.
Apabila hal ini terjadi, maka yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan peneguran
b. Peserta akan diskualifikasi atas persetujuan
pengawas.
8. Salah menekan tombol sehingga keluar aplikasi
Siskohat CAT. Apabila hal ini terjadi, maka yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Jangan panik
b. Masuk kembali ke dalam aplikasi Siskohat CAT.
9. Terjadi update system operasi nada HP peserta
sehingga mengganggu proses ujian. Apabila hal ini
terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Jangan panik
b. Tunggu sampai dengan selesai
c. Apabila masih ada waktu bisa melanjutkan
d. Apabila tidak menjadi bagian kesalahan peserta.
93
10. Terdapat peserta yang mengaku tidak pandai
menggunakan aplikasi Siskohat CAT atau istilah
“gaptek”.
a. Tidak bisa ditolelir
b. Peserta disdiskualifikasi atas persetujuan pengawas.
11. Paket data internet peserta habis. Apabila hal ini
terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Dimungkinkan untuk mengisi paket data dengan
konsekwuensi akan mengurangi waktu
menyelesaikan soal
b. Atau menjadi bagian kesalahan peserta sehingga
menjadi resiko peserta.
12. Baterai tidak cukup untuk melanjutkan ujian. Apabila
hal ini terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Bisa mengisi dengan menggunakan power bank
b. Tidak diperkenankan mencas HP
c. Atau menjadi bagian kesalahan peserta.
Bapak H. Deni Rusli mengungkapkan pada saat
pelaksanaan sistem Computers Assisted Test (CAT)
berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala,
sistemnya sudah bagus meskipun sistem Computers
Assisted Test (CAT) tersebut baru pertama kali di
lakukan di Banten. Semua yang ikut tes atau yang
daftar satu pun tidak ada yang terkendala dari sistem
maupun jaringan sehingga semua terkoneksi dan
94
handphone android nya bisa online sehingga dapat
mengerjakan soal dengan lancar.4 Hal ini terjadi karena
sebelum dilaksanakan seleksi Computers Assisted Test
(CAT) pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama
melakukan beberapa persiapan yaitu pertama,
memastikan bahwa aplikasi telah dipasang beberapa
hari sebelumnya oleh para peserta. Kemudian untuk
pelaksanaannya pihak Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Banten menyediakan wifi yang
memadai, berikut peserta juga menyediakan paket data
pribadi dengan menggunakan simcard Telkomsel.
Telkomsel adalah jaringan yang dianjurkan oleh pihak
panitia karena sinyalnya sangat mendukung dan pihak
panitiapun telah berkoordinasi dengan pihak Telkomsel
agar pada pelaksaan seleksi Computers Assisted Test
(CAT) ini tidak ada gangguan.
Beberapa hari sebelum pelaksanaan seleksi
Computers Assisted Test (CAT), panitia dan peserta
melakukan uji coba secara serentak. Dari uji coba
tersebut dapat diketahui adanya kendala dari beberapa
peserta yang mengalami kesulitan login dikarenakan
lupa password, solusi yang dilakukan adalah
melakukan reset password dengan bantuan admin
panitia. Sehingga pada pelaksanaanya, sistem
Computers Assisted Test (CAT) dapat dipastikan
4 Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pembinaan Haji
dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, Bapak H
Deni Rusli, 2 Juli 2018.
95
berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala.
Meskipun dalam pelaksanaan sistem Computers
Assisted Test (CAT) ini berjalan dengan lancar, namun
tidak menutup kemungkinan pada pelaksanaan tahun
berikutnya terjadi kendala-kendala yang tidak
diinginkan, oleh sebab itu pihak Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten harus tetap
waspada dan terus bersinergi untuk membuat sistem
proses penerimaan petugas haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten ini terus
mengalami perbaikan disetiap tahunnya.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas, meneliti dan menguraikan
skripsi tentang Sistem Penerimaan Petugas Haji Pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Tahun 2018, maka penulis menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Sistem penerimaan petugas haji dilakukan mulai dari
seleksi tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.
Proses seleksi yang dilakukan pada tingkat
Kabupaten/Kota dilakukan secara manual, kemudian
dilanjut pada tingkat Provinsi dan Pusat yang
dilaksanakan secara online dengan menggunakan
sistem Computer Assisted Tes (CAT) dan seleksi
praktek.
2. Sistem penerimaan secara online dengan menggunakan
sistem Computer Assisted Tes (CAT) menjadi salah
satu cara untuk menjaring petugas-petugas yang
memiliki kompetensi baik dari sisi ibadah maupun dari
sisi regulasi secara transparan dan akuntabel.
3. Sistem penerimaan petugas haji yang dilakukan oleh
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah nomor 78 tahun
2018 tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji
Indonesia tahun 2018. Adapun tata cara rekrutmennya
97
dilaksanakan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 104 Tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Rekrutmen Petugas Haji
Indonesia Tahun 2018.
4. Dalam pelaksanaan sistem penerimaan petugas haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Banten mengalami beberapa kendala. Namun, kendala-
kendala tersebut dapat teratasi dan ada solusi yang
dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten ada
beberapa saran mengenai sistem penerimaan petugas haji,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kepada pengurus Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten, khususnya panitia rekrutmen untuk
terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam hal ini petugas haji agar penyelenggaraan haji
Indonesia khususnya di Provinsi Banten semakin baik
kedepannya.
2. Dalam sistem penerimaan petugas haji ini, tentu
memiliki hambatan-hambatan yang dialami. Oleh
karena itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten kiranya dapat membuka diri dengan
menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak
98
terutama jamaah haji yang telah mendapatkan
pelayanan dari petugas haji di Arab Saudi.
99
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan Surat An-Nisa Ayat 58.
Al-Qur’an dan Terjemahan Surat Al-Qashas ayat 26).
Ardana, I Komang dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia
Cetakan Pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012).
Amirin, Tatang M. Pokok-Pokok Teori System, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2001).
Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
Basyuni, Muhammad M. “Reformasi Manajemen Haji”
(Jakarta: FDK Press), 2008.
Bogdan, R. & Biklen, S.K. Qualitative Research For
Education: An Introduction to Theory and Methods
(Boston: Ally and Bacon Inc, 1992).
Badriyah, Mila. Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Bandung: Pustaka Setia, 2017).
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012).
Bin Ladjamudin, Al-Bahra. Analisis dan Desain Sistem
Informasi, (Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2013).
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Dafis, Gordon B. Kerangka Dasar Sistem Informasi
Manajemen, (Yogyakarta:PPM,1999).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988).
100
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis Penyiapan Petugas
Haji Indonesia, 2009.
Effendi, Onong Uchyana. Human Relation dan Public
Relation, (Bandung: PT. Mandar Maju, 1993).
Farihah, Ipah. Buku Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Jakarta: UIN Pres 2006).
Fauroni, Muhammad R Lukman. Visi Al-Quran Tentang
Etika Bisnis, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002).
Sofyanti, Juniar. Rancang Bangun Sistem Informasi
Penerimaan Karyawan Berbasis WEB, 2014.
Furchan, Arief. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif
(Surabaya: Usaha Nasional, 1992).
Ghony, M. Djunaidi & Almansur, Fauzan. Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2016).
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014).
Hani, Handoko T. Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003),
Edisi Ke-2.
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, Dan Focus
Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015).
Husni, Muhammad Faqih. Kebijakan Pemerintah dan
Wawasan Informasi Haji, (di pos oleh Muhammad
Faqih Husni pada 5 Februari 2014).
101
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian, (Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi
Negara 2004).
Kementerian Agama Republik Indonesia, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten, Undangan
Mengikuti Seleksi Calon Petugas Haji (TPHI dan
TPIHI) Tahun 1439 H/2018 M, disebar pada tanggal
13 Maret 2018.
Leod, Raymond MC. Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta:
PT. Prehalindo, 1996).
Mardiah, Nila. ”Rekrutmen Seleksi dan Penempatan Dalam
Perspektif Islam”, Jurnal Kajian Ekonomi Islam 4, no
2 (2016).
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013).
Nazir, Moh. Metode Penelitian (Jakarta; Ghalia Indonesia,
2011).
Neuschel, Ricard F. Management by system (Megraw Hill,
1960).
Robbins, Stepen P. Alih bahasa, Jusuf Udaya, Teori
Organisasi. (Penerbit Arcan, 1994).
Rokhmad, Ali. Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji
(Studi Kasus Haji di dalam Negeri dan di Arab
Saudi), (Jakarta: Kementerian Agama RI Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2016).
102
Rivai, Veithzal dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009).
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaandari Teori ke praktek, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005).
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian
Survei (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008).
Umar, Husein. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku
Karyawan Paradigma Positvistik dan Berbasis
Pemecahan Masalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008).
Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pembinaan Haji
dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Banten, Bapak H Deni Rusli, 2 Juli 2018.
Internet
https://www.tvhaji.net/2017/04/pedoman-rekrutmen-petugas-
haji-indonesia/. 7 Maret 2018.
Juknis Pedoman rekrutmen 2018, 5 Maret 2018.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Direktorat Jenderal
Penyelenggara Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis
Rekrutmen Petugas Haji Indonesia Tahun 2018, 03
Mei 2018.
Nuryanta, Nanang. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
(Tujuan Aspek Rekrutmen dan Seleksi), Jurnal
Pendidikan Islam el-tarbawi, volume 1, nomor 1
Yogyakarta: Universitas Islam
103
Indonesia.2008.http://jurnal,uii.ac.id/index.php/IPI/art
icle/view/188/177, 7 Januari 2014.
Profil Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten,
dokumen dipublikasikan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Nama Lengkap: Drs. H. Deni, M.Si
Jabatan: Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah
Tanggal dan Tempat: 02 Juli 2018, Kantor Wilayah Kementerian
Agama Povinsi Banten.
Pertanyaan dan Jawaban Penelitian:
Keterangan: T (Tanya), J (Jawab)
1. T: Apa yang dimaksud dengan petugas haji?
J: Petugas haji yaitu petugas yang diangkat oleh Menteri
Agama yang diberi amanah untuk melksanakan tugas
dan fungsi pelayanan kepada jamaah haji, baik itu
petugas yang menyertai jamaah (Kloter) yang terdiri dari
Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing
Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), Tim Kesehatan Haji
Indonesia (TKHI), Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD),
dan Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) dan Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (Non kloter).
2. T: Apa saja komponen yang dinilai pada pelaksanaan
sistem penerimaan petugas haji di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten?
J: Terdapat 3 komponen yang dinilai pada pelaksanaan
sistem penerimaan petugas haji. Yang pertama, seleksi
administrasi, kedua, seleksi tulis dalam hal ini sistem
Computer Assisted Test (CAT), yang ketiga
wawancara/praktek.
3. T: Apa yang dimaksud dengan Sistem Computer
Assisted Test (CAT)?
J: Seleksi rekrutmen petugas haji berbasis aplikasi, yaitu
tes dengan menggunakan handphone android.
4. T: Seperti apa pelaksanaan ujian petugas haji dengan
sistem CAT?
J: Pelaksanaan ujian CAT dilakukan pada tanggal 12 April
2018 di Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten, pelaksanaan ujian petugas haji dengan
sistem CAT adalah pertama peeserta login melalui
aplikasi CAT yang telah diinstal sebelumnya, login
dengan memasukkan username dan password, setelah
login berhasil maka akan ditampilkan profil dari calon
petugas, kemudian memulai ujian dengan mengklik
tombol mulai ujian. Kemudian memasukkan token.
Token diberikan oleh panitia ujian Kantor Wilayah.
Klik tombol ok untuk lanjut. Klik mulai mengerjakan
soal, setelah selesai lalu klik mengumpulkan soal.
Maka hasilnya akan langsung terlihat.
5. T: Maksud dan Tujuan Penggunaan Sistem CAT?
J: Lebih menyeleksi calon petugas yang memenuhi kriteria
dan harapan sebagai petugas yang betul-betul handal,
bisa bekerja dengan baik, bisa menjadi petugas yang
punya komitmen untuk melakukan pelayanan,
pembinaan, dan perlindungan kepada jamaah, karena
seleksi dengan metode CAT ini merupakan bagian dari
spirit azas Undang-undang yang dikatakan harus adil,
professional, dan akuntabilitas. Dan pelaksanaannya
pun lebih transparan.
6. T: Apa kendala yang dihadapi saat pelaksanaan sistem
penerimaan petugas haji?
J: Pada saat pelaksanaan sistem Computers Assisted Test
(CAT) berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala,
sistemnya sudah bagus meskipun sistem CAT tersebut
baru pertama kali di Banten namun dalam
pelaksanaanya hampir sempurna. Semua yang ikut tes
atau yang daftar satu pun tidak ada yang terkendala
dari sistem, sehingga semua masuk dan hapenya bisa
online sehingga dapat menyelesaikan tes dengan
lancar.
Nama Lengkap: N. Makfiyati, S.Ag., M.Sy
Jabatan: Anggota Seksi Pembinaan Haji dan Umrah
Tanggal dan Tempat: 02 Juli 2018, Kantor Wilayah Kementerian
Agama Povinsi Banten.
Pertanyaan dan Jawaban Penelitian:
Keterangan: T (Tanya), J (Jawab)
1. T: Bagaimana proses seleksi petugas haji?
J: Sistem penerimaan petugas haji tahun 2018 dilakukan
dengan berbagai tahapan mulai dari tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi, hingga Pusat. Adapun
proses seleksi yang dilakukan pada tingkat
Kabupaten/Kota dilakukan secara manual, kemudian
dilanjut pada tingkat Provinsi dan Pusat yang
dilaksanakan secara online dengan menggunakan
sistem Computer Assisted Test (CAT) dan seleksi
praktek/wawancara.
2. T: Berapa jumlah petugas haji yang terpilih?
J: TPHI berjumlah 24 orang.
TPIHI berjumlah 25 orang.
PPIH Arab Saudi berjumlah 6 orang.
3. T: Apa aspek yang dinilai pada pelaksanaan sistem
penerimaan petugas haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten?
J: Aspek yang dinilai pada pelaksanaan sistem penerimaan
petugas haji adalah tiga komponen penilaian yaitu nilai
administrasi, nilai test ujian (CAT), dan nilai
wawancara/praktek. Nilai akhir (total) terdiri dari:
1) Nilai administrasi (Maksimal 30). Diinput di tingkat
kota/wilayah, diinput ke sistem pada saat
input/upload hasil seleksi kota/kabupaten.
2) Nilai test (Maksimal 40). Diperoleh dari rekap hasil
ujian CAT.
3) Nilai wawancara/Praktek (Maksimal 30). Diinput
oleh Kanwil setelah melakukan test
wawancara/praktek.
4. T: Siapa yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan
rekrutmen petugas haji?
J: Yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan proses
penerimaan petugas haji adalah bidang
penyelenggaraan ibadah haji seksi pembinaan haji dan
umrah.
Nama-nama Peserta Tes Kompetensi (CAT dan
Praktek/Wawancara) Tingkat Provinsi Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten Tahun 1439 H/2018 M
Kanwil Kementrian Agama Provinsi Banten
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 Wasit Aulawi Kanwil TPHI
2 Asep Dani R Kanwil TPHI
3 H. Nurcholis Ali Kanwil TPHI
4 Nandang Kusyadi Kanwil TPHI
5 Iin Abdul Muin Haq Kanwil TPHI
6 Athaullah Kanwil TPHI
7 H. Raden Syahrizal Kanwil TPIHI
8 H. Iif Miftahul Khoiri Kanwil TPIHI
9 Hj. Ruiyah Rasman Kanwil TPIHI
10 H. Idris Jamroni Kanwil TPIHI
11 H. Rohmatullah Kanwil TPIHI
12 H. Tb. Juwaeni Kanwil TPIHI
13 H. Ahmad Furqon Kanwil TPIHI
14 H. Hafid Rustiawan Kanwil TPIHI
15 H. Abdul Gofur Kanwil TPIHI
16 H. Bahrul Amiq Kanwil TPIHI
17 H. Saifun Nawasi Kanwil TPIHI
18 Asep Akhmad Faozi Kanwil PPIH Pelayanan
Umum
19 Nurul Hilmi Kanwil PPIH Siskohat
20 N. Makfiyati Kanwil PPIH Pelayanan
Umum
Kabupaten Serang
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 H. Sakhrudin Kab.Serang TPIHI
2 Abdurroup Kab.Serang TPIHI
3 H. Baedowi Kab.Serang TPIHI
4 H. Juhri Kab.Serang TPIHI
5 H. Imam Mujahid Kab.Serang TPIHI
6 H. A. Farid Kab.Serang TPIHI
7 Edi Suharja Kab.Serang TPHI
8 H. Maftuh Kab.Serang TPHI
9 Subro Malisi Kab.Serang TPHI
10 Rusdi Kab.Serang TPHI
11 Bambang Salbusi Kab.Serang TPHI
12 Mahbub Junaedi Kab.Serang TPHI
13 Sofiah Kab.Serang PPIH Pelayanan
Umum
Kabupaten Pandeglang
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 Mukti Kab. Pandeglang TPHI
2 Anang Sahroni Kab. Pandeglang TPHI
3 Nana Zulkarnaen Kab. Pandeglang TPHI
4 Ahmad Sujai Kab. Pandeglang TPHI
5 Mohamad Nasir Kab. Pandeglang PPIH Pelayanan
Umum
6 H. Yusuf Kab. Pandeglang TPIHI
7 H. Masnun Kab. Pandeglang TPIHI
8 H. Mucholid Kab. Pandeglang TPIHI
9 H. Sajidin Kab. Pandeglang TPIHI
Kabupaten Lebak
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 Mustopa Kab. Lebak Bimbingan Ibadah
2 Dede Kusmayadi Kab. Lebak PPIH Siskohat
3 Jalaludin Kab. Lebak TPHI
4 Muksin Kab. Lebak TPHI
5 Asep Madhuri Kab. Lebak TPHI
6 Acang Kab. Lebak TPHI
7 Masduki Kab. Lebak TPHI
8 Jahidi Kab. Lebak TPIHI
9 Isak Iskandar Kab. Lebak TPIHI
10 Iding Bai Muizin Kab. Lebak TPIHI
11 Baekandi Kab. Lebak TPIHI
12 Wahyudin Kab. Lebak TPIHI
Kabupaten Tangerang
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 H. Samsudin Kab. Tangerang TPIHI
2 Hj. Nurul Faikah Kab. Tangerang TPIHI
3 H. Sholeh Kab. Tangerang TPIHI
4 H. Muslim Kab. Tangerang TPIHI
5 H. Komar Jaya Kab. Tangerang TPIHI
6 H. Bujaerimi Kab. Tangerang TPIHI
7 H. Munir Kab. Tangerang TPIHI
8 H. Taufik R Kab. Tangerang TPIHI
9 H. Nurul Yakin Kab. Tangerang TPIHI
10 H. Syarani Kab. Tangerang TPIHI
11 Didi Kab. Tangerang TPHI
12 H. Ikhwan Kamil Kab. Tangerang TPHI
13 H. Asep Maman
Kurnia Kab. Tangerang TPHI
14 H. Taufiq Soemanang Kab. Tangerang TPHI
15 Olim Abdurrohim Kab. Tangerang TPHI
16 Ahmad Nawawi Kab. Tangerang TPHI
17 Muhayar Kab. Tangerang TPHI
18 Urip Supriadi Kab. Tangerang TPHI
19 Alkomi Ashari Kab. Tangerang TPHI
20 Supriyatna Kab. Tangerang TPHI
21 Erni Andriyani Kab. Tangerang PPIH Pelayanan
Umum
Kota Tangerang
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 M. Bahtera Yudha Kota Tangerang TPHI
2 Abdul Rohman Kota Tangerang TPHI
3 Khotib Umam
Mauludy Kota Tangerang TPHI
4 Marsudin Kota Tangerang TPHI
5 Iin Sholihin Kota Tangerang TPHI
6 Abdul Rozak Kota Tangerang TPHI
7 Rizki Waludin Kota Tangerang TPHI
8 Agus Salim Kota Tangerang TPHI
9 Maman Supriatna Kota Tangerang TPHI
10 Faisal Sisworo Kota Tangerang TPHI
11 Nurdin Kota Tangerang TPIHI
12 Achmad Hasanudin Kota Tangerang TPIHI
13 Mudini Kota Tangerang TPIHI
14 Uden Supriatna Kota Tangerang TPIHI
15 Abdul Kholiq Rasyidi Kota Tangerang TPIHI
16 Hasan Basri Kota Tangerang TPIHI
17 Zahruddin Kota Tangerang TPIHI
18 Hamid Kota Tangerang TPIHI
19 Dewi Wahyuni Kota Tangerang PPIH Pelayanan
Umum
Kota Cilegon
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 Ifa Yulianty Kota Cillegon PPIH Pelayanan
Umum
2 Hasin Kota Cillegon TPHI
3 Muksin Kota Cillegon TPHI
4 Suhardi Kota Cillegon TPHI
5 Ahmad Riki Hadiansyah Kota Cillegon TPHI
6 Inas Nasrullah Kota Cillegon TPIHI
7 Abas Kota Cillegon TPIHI
8 Titim Fatimah Kota Cillegon TPIHI
9 Ujang Jaenal Mutakin Kota Cillegon TPIHI
Kota Serang
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 Surya Abadi Kota Serang TPHI
2 Obay Baesyuni Kota Serang TPHI
3 Ahmad Fathullah Kota Serang TPHI
4 Basroh Amirudin Kota Serang TPHI
5 Mukhriji Kota Serang TPIHI
6 Roby Syahri Kota Serang TPIHI
7 Ipul Saiful Ma’arif Kota Serang TPIHI
8 Ahmad Sihabudin Kota Serang TPIHI
9 Rini Trihapurwani Kota Serang PPIH Pelayanan
Umum
Kota Tangerang Selatan
NO NAMA UTUSAN JENIS TUGAS
1 M. Edi Suharsongko Kota Tangsel TPHI
2 Zuhdi Kota Tangsel TPHI
3 Asep Ahmad Zaenal
Aripin Kota Tangsel TPHI
4 Tepuri Ali Kota Tangsel TPHI
5 Al Amin Kota Tangsel TPHI
6 Mochammad Arief
Hidayat Kota Tangsel TPHI
7 San Ridwan Maulana Kota Tangsel TPIHI
8 Zaenudin Kota Tangsel TPIHI
9 Ahmad Syarif Hidayat Kota Tangsel TPIHI
10 A. Sihabudin Kota Tangsel TPIHI
11 Astariati Kota Tangsel TPIHI
12 Hijrah Saputra Kota Tangsel PPIH Pelayanan
Umum
REKAP PETUGAS KLOTER (TPHI DAN TPIHI)
JAMAAH CALON HAJI 1439 H / 2018 M
PROVINSI BANTEN
NO NO. PORSI NAMA EMBARKASI KLOTER KETERANGAN
1 7390002479 RIZKI WALUDIN PONO JKG 2 TPHI
2 7390002380 MUDINI SAMAWI MAWI JKG 2 TPIHI
3 7390002441 WASIT AULAWI SANUSI JKG 5 TPHI
4 7390002402 TAUFIK RAHMAN SYARKAWI
JKG 5 TPIHI
5 7390002398 SUBRO MALISI MUKTI JKG 6 TPHI
6 7390002435 ABDURROUP ABDURROZAK SALIM
JKG 6 TPIHI
7 7390002383 AGUS SALIM SYAIFUDDIN JKG 9 TPHI
8 7390002387 SAMSUDIN ABDUL MUKRI JKG 9 TPIHI
9 7390002473 ASEP MAMAN KURNIA JKG 15 TPHI
10 7390002438 SHOLEH YATMO ROJI JKG 15 TPIHI
11 7390002414 SURYA ABADI SYAMSUL BAHRI
JKG 20 TPHI
12 7390002378 MUKHRIJI MARSANI MARSIDIN
JKG 20 TPIHI
13 7390002379 IIN ABDUL MUIN HAQ JKG 21 TPHI
14 7390002391 HAMID MUDIN ROWAH JKG 21 TPIHI
15 7390002408 URIP SUPRIADI DIDI KUSMAYADI
JKG 24 TPHI
16 7390002384 NURUL FAIKAH HALIMI JKG 24 TPIHI
17 7390002426 EDI SUHARJA RADIA JKG 27 TPHI
18 7390002423 FARID ABDUL HAFID JKG 27 TPIHI
19 7390002394 MOCHAMMAD ARIEF HIDAYAT
JKG 29 TPHI
20 7390002381 ADE SIHABUDDIN AKHMAD NUR
JKG 29 TPIHI
21 7390002445 MAMAN SUPRIATMAN SAMIN
JKG 30 TPHI
22 7390002418 UDEN SUPRIATNA ODIK JKG 30 TPIHI
23 7390002454 SUPIYATNA SANTA JAMARI JKG 31 TPHI
24 7390002447 ACHMAD BUJAERIMI MAMUN
JKG 31 TPIHI
25 7390002429 NANA ZULKARNAEN UDIN JKG 34 TPHI
26 7390002450 BAHRUL AMIQ BISRI JKG 34 TPIHI
27 7390002459 ZUHDI MAHMUD MAKJAM JKG 35 TPHI
28 7390002431 HASAN BASRI MUKRI JKG 35 TPIHI
29 7390002390 DIDI HOLIL WIHARTA JKG 36 TPHI
30 7390002396 SYARANI MUHAMMAD DARIS
JKG 36 TPIHI
31 7390002416 OBAY BAESYUNI TEDI SOETIADI
JKG 38 TPHI
32 7390002428 AHMAD SIHABUDIN SALEH JKG 38 TPIHI
33 7390002403 MUKTI ARSALI ARIMIN JKG 41 TPHI
34 7390002453 MUCHOLID MUHAMAD ALI JKG 41 TPIHI
35 7390002411 ASEP DANI ROHENDI JKG 44 TPHI
36 7390002464 SYAHRIZAL ERY ALKASAH JKG 44 TPIHI
37 7390002485 MAFTUH AJMAIN JARMAN JKG 47 TPHI
38 7390002415 TITIM FATIMAH MUCHTAR JKG 47 TPIHI
39 7390002471 ASEP AHMAD ZENAL ARIPIN
JKG 52 TPHI
40 7390002404 INAS NASRULLAH RASIMAN JKG 52 TPIHI
41 7390002468 SUHARDI UDA SARMAWI JKG 53 TPHI
42 7390002442 SAKHRUDIN KURSI SADRAN JKG 53 TPIHI
43 7390002420 JALALUDIN MUSTAHAL IRSYAD
JKG 55 TPHI
44 7390002406 BAEKANDI ARMADI ALMIAN
JKG 55 TPIHI
45 7390002482 AHMAD RIKI HADIANSYAH JKG 58 TPHI
46 7390002421 ROHMATULLAH RUSDI RIFIN
JKG 58 TPIHI
47 7390002434 MASDUKI JAHIR YUSA JKG 61 TPHI
48 7390002410 ISAK ISKANDAR MOHAMAD IDRIS
JKG 61 TPIHI
49 7390002401 ZAENUDIN OTTA ANIRAN JKG 63 TPIHI
SUSUNAN ACARA
PADA PELAKSANAAN SELEKSI CALON PETUGAS HAJI
INDONESIA
DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
TAHUN 1439H/2018M
HARI: KAMIS, 12 APRIL 2018
NO WAKTU *) ACARA KETERANGA
N
1 07.30 -
08.00
Peserta memasuki ruang seleksi Panitia
2 08.00 -
09.00
1. Pembukaan
2. Laporan Ketua Panitia
3. Pembacaan Arahan Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan
Umrah
4. Pengumuman dan Himbauan
5. Tata cara seleksi menggunakan
sistem CAT oleh panitia
pelaksanaan ujian selama 15
menit
6.Simulasi penggunaan handphone
untuk koneksi ke aplikasi CAT
Panitia
Ketua panitia
daerah
Kepala Kantor
Wilayah
Kementerian
Agama Provinsi
Panitia
Panitia
Panitia
3 09.00 -
10.30
10-30 -
11.00
11.00 -
Selesai
Seleksi Kompetensi CAT
Istirahat
Seleksi Wawancara/Praktek
Panitia
Panitia
*) - Waktu yang dibuat acuan adalah Waktu Indonesia Bagian Barat
- Daerah lainnya menyesuaikan
TATA TERTIB
PELAKSANAAN SELEKSI CALON PETUGAS HAJI INDONESIA
DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
TAHUN 1439H/2018M
Bismillahirrahmaanirrahiim
Tata tertib seleksi Calon Petugas Yang Menyertai Jamaah Haji (TPHI dan
TPIHI) dan Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi
Tahun 1439H/2018M:
5. Peserta seleksi tingkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
adalah peserta yang lolos seleksi tingkat Knator Wilayah Kementerian
Agama Kabupaten/Kota dan Unit-unit Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi.
6. Peserta seleksi wajib hadir paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum
acara dimulai dan mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh panitia.
7. Materi seleksi terdiri dari Seleksi Kompetensi CAT (Computer Assisted
Test) dengan menggunakan handphone yang bisa terkoneksi dengan
aplikasi CAT.
8. Waktu mengerjakan seleksi kompetensi/seleksi CAT 90 menit.
9. Selama mengikuti seleksi, peserta wajib:
a. Menjaga ketenangan dan ketertiban.
b. Menjaga kerahasiaan jawaban.
10. Hal yang dilarang peserta ujian:
a. Tidak diperkenankan menggunakan laptop walaupun laptop berbasis
android
b. Tidak diperkenankan membawa hape cadangan
c. Tidak diperkenankan membuka aplikasi lain (seperti google, yahoo dll)
selain aplikasi Siskohat CAT
d. Tidak bertanya selama ujian berlangsung
11. Sanksi:
Bagi peserta seleksi yang melanggar tata tertib akan diberikan sanksi dari
mulai teguran oleh pengawas dampai dengan dibatalkannya sebagai peserta
seleksi oleh panitia
12. Selamat mengerjakan, semoga sukses
Dokumentasi saat wawancara bersama bapak Drs. H. Deni, M.Si dan Ibu N.
Makfiyati, S.Ag., M.Sy pada tanggal 02 Juli 2018 di Bidang Penyelenggaraan
Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.