Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Transcript of Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat
Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan
Full Factorial (Studi Kasus: Dinas Lingkungan Hidup Jakarta)
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Kewajiban Studi Strata Satu
(S1) Program Studi Sistem Informasi
Disusun Oleh:
Ibnu Yahya Saputra
NIM: 1113093000132
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M/ 1440 H
Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat
Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan
Full Factorial (Studi Kasus: Dinas Lingkungan Hidup Jakarta)
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Kewajiban Studi Strata Satu
(S1) Program Studi Sistem Informasi
Disusun Oleh:
Ibnu Yahya Saputra
NIM: 1113093000132
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M/ 1440 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LEMBAR UJIAN
iv
LEMBAR PERNYATAAN
vi
ABSTRAK
Ibnu Yahya Saputra – 1113093000132. Sistem Pendukung Keputusan
Rekomendasi Pemilihan kandidat Promosi Jabatan Struktural (Studi Kasus: Dinas
Lingkungan Hidup Jakarta) di bawah bimbingan oleh Meinarini Catur Utami dan
Nuryasin.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung
jawab terhadap pengelolaan sampah di daerah DKI Jakarta memiliki peranan penting untuk
meningkatkan kinerja, produktivitas, dan profesionalisme pegawai dalam bekerja. Jabatan
struktural merupakan posisi yang berhubungan dengan tugas, wewenang, dan tanggung
jawab pada suatu instansi pemerintahan. Pelaksanaan promosi jabatan yang dimaksudkan
untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai agar mau berkerja dengan baik sesuai dengan
yang dikehendaki oleh dinas guna meningkatkan produktivitas kerja dan keberhasilan
dalam mencapai sasarannya. Untuk itu diperlukan suatu sistem penunjang keputusan yang
dapat memberikan rekomendasi promosi jabatan struktural terbaik berdasarkan kriteria
atau persyaratan yang ada. Dalam penelitian ini, sistem dibangun menggunakan metode
fuzzy logic untuk menentukan tingkat kepentingan kriteria dan metode full factorial untuk
menentukan alternatif terbaiknya. Penelitian ini menghasilkan sistem yang dapat
memberikan rekomendasi kepada pihak DLH DKI Jakarta dalam mengambil keputusan
terkait pemilihan kandidat promosi jabatan struktural dengan melihat nilai terbaik dari
setiap alternatif yang ada.
Kata kunci: Promosi Jabatan Struktual, Sistem Penunjang Keputusan, Fuzzy Logic, Full
Factorial, Rapid Application Development, Unified Modelling Language.
V Bab + 187 halaman + Daftar Pustaka + Lampiran
Pustaka: (2000;2017)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Bismillahirrahmaanirrahiim, puji beserta syukur peneliti panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabat yang telah berjuang dalam memberikan petunjuk kepada umat
manusia, dan semoga di akhir zaman nanti kita mendapatkan syafa’at dari beliau,
aamiin.
Penelitian skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan program sarjana (S-1) pada program studi Sistem Informasi,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi
Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode
Fuzzy Logic dan Full Factorial (Studi Kasus: Dinas Lingkungan Hidup
Jakarta)”. Dalam proses penyusunan skripsi ini tentu tidak luput dari berbagai
macam hambatan, namun berkat kesungguhan hati, bantuan, bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat teratasi.
Tanpa bantuan dari berbagai pihak tentunya proses penyusunan laporan ini akan
sangat sulit untuk diselesaikan penulis. Oleh karena itu, peneliti ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
viii
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M. Env. Stud. selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, Ph. D selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
dan Ibu Nida’ul Hasanati, MMSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Meinairini Catur Utami, MT selaku Dosen Pembimbing I yang selalu sabar
dan telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan,
ilmu, motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Nuryasin, M. Kom selaku Dosen Pembimbing II yang selalu sabar dan
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, ilmu,
motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan
ilmu selama peneliti duduk di bangku perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu selaku orang tua yang telah membesarkan peneliti dengan penuh
kasih sayang dan tiada letih dalam mendidik, menyayangi, memberikan
dukungan, semangat serta doa yang tak terputus sehingga mendorong diri
penulis untuk selalu memberikan yang terbaik untuk mereka.
7. Teman-teman angkatan Sistem Informasi 2013 yang telah memberikan
dukungan, ilmu, do’a, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Sukses
selalu untuk kalian semua.
ix
8. Dan seluruh pihak-pihak yang terkait dan banyak berjasa dalam proses
penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun
tidak mengurangi rasa terima kasih peneliti sedikit pun.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala
kekurangan tersebut. Hanya ucapan terima kasih dan do’a yang dapat penulis
berikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan serta melimpahkan berkah dan
rahmat-Nya kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti selama ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu, serta bagi yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Februari 2020
Ibnu Yahya Saputra
NIM: 1113093000132
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... ii
LEMBAR UJIAN ............................................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................xvi
BAB I .................................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 10
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................................... 10
1.4. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 11
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 11
1.6. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 12
1.7. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 13
1.8. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 13
1.9. Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 14
1.10. Sistematika Penulisan ................................................................................. 15
BAB II .............................................................................................................................. 17
2.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan ............................................... 17
2.1.1. Pengertian Keputusan ............................................................................. 17
2.1.2. Kualitas Keputusan ................................................................................. 18
2.1.3. Pengertian Sistem Penunjang Keputusan ............................................. 20
2.1.4. Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan ........................................ 22
2.1.5. Komponen Sistem Penunjang Keputusan ............................................. 24
2.1.6. Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan .......................................... 28
2.1.7. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ................................................... 28
xi
2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi ..................................................................... 30
2.2.1. Pengertian Sistem .................................................................................... 30
2.2.2. Karakteristik Sistem ............................................................................... 32
2.2.3. Pengertian Informasi .............................................................................. 34
2.2.4. Pengertian Sistem Informasi .................................................................. 36
2.3. Analisis dan Perancangan Sistem .................................................................. 37
2.3.1. Pengertian Analisis Sistem ..................................................................... 37
2.3.2. Pengertian Perancangan Sistem............................................................. 38
2.4. Konsep Promosi Jabatan ................................................................................ 39
2.4.1. Pengertian Promosi Jabatan .................................................................. 39
2.4.2. Dimensi dan Indikator Promosi Jabatan .............................................. 41
2.4.3. Tujuan dan Manfaat Promosi Jabatan ................................................. 42
2.4.4. Jenis-Jenis Promosi Jabatan .................................................................. 43
2.4.5. Prosedur Promosi .................................................................................... 45
2.4.6. Hambatan Dalam Pelaksanaan Promosi ............................................... 46
2.5. Fuzzy Logic ....................................................................................................... 49
2.5.1. Konsep Awal Fuzzy Logic ....................................................................... 49
2.5.2. Variable Linguistic ................................................................................... 52
2.5.3. Fungsi Keanggotaan ................................................................................ 52
2.5.4. Fuzzifikasi ................................................................................................ 53
2.5.5. Defuzzifikasi ............................................................................................. 54
2.6. Optimasi ........................................................................................................... 55
2.6.1. Langkah-Langkah Optimasi .................................................................. 55
2.6.2. Fungsi dan Variable Optimasi ................................................................. 56
2.6.3. Relative Value ........................................................................................... 57
2.6.4. Back Propagation .................................................................................... 58
2.7. Metode Optimasi Full Factorial ..................................................................... 59
2.8. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi .............................................. 61
2.8.1. RAD (Rapid Application Develoment) .................................................. 62
2.9. Unified Modeling Language (UML) .............................................................. 66
2.9.1. Diagram-Diagram UML ......................................................................... 67
2.10. Konsep Basis Data ....................................................................................... 73
2.10.1. Basis Data (Database) ............................................................................. 73
xii
2.10.2. Data Base Management System (DBMS) .............................................. 76
2.11. Sistem Berbasis Web ................................................................................... 77
2.11.1. Hyper Text Mark-up Language (HTML) ............................................. 78
2.11.2. Cascading Style Sheet (CSS) .................................................................. 78
2.11.3. Bahasa Pemrograman PHP .................................................................... 79
2.11.4. XAMPP dan PHP MyUnit Lain ............................................................. 80
2.11.5. Database MySQL .................................................................................... 81
2.12. Pengujian Sistem ......................................................................................... 83
2.12.1. Black Box Testing .................................................................................... 83
2.12.2. Kelebihan dan Kekurangan Black Box Testing .................................... 84
BAB III ............................................................................................................................. 86
3.1. Metodologi ....................................................................................................... 86
3.2. Analisis Awal ................................................................................................... 87
3.3. Pengumpulan Data .......................................................................................... 87
3.3.1. Studi Kepustakaan .................................................................................. 88
3.3.2. Metode Observasi .................................................................................... 88
3.3.3. Metode Wawancara ................................................................................ 89
3.3.4. Studi Literatur ......................................................................................... 90
3.4. Pengembangan Sistem .................................................................................... 92
3.4.1. Tahapan Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) .............. 93
3.4.2. Tahapan Perancangan (Workshop Design) .......................................... 94
3.4.3. Tahap Implementasi (Implementation) ................................................. 95
3.5. Pelaporan ......................................................................................................... 96
BAB IV ............................................................................................................................. 97
4.1. Gambaran Umum ........................................................................................... 97
4.1.1. Profil Organisasi ...................................................................................... 97
4.1.2. Visi dan Misi ............................................................................................ 98
4.1.3. Struktur Organisasi ................................................................................ 99
4.2. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat) ............................... 100
4.2.1. Analisis Sistem Berjalan ....................................................................... 100
4.2.2. Kelemahan Sistem Berjalan ................................................................. 101
4.2.3. Analisis Sistem Usulan .......................................................................... 102
4.3. Analisis Kriteria SPK.................................................................................... 103
xiii
4.4. Workshop Design .......................................................................................... 109
4.4.1. Alur Tahapan Pengambilan Keputusan .............................................. 109
4.4.2. Fungsi Keanggotaan (Membership Functions) .................................... 111
4.4.3. Sekenario Penilaian ............................................................................... 115
4.5. Design Proses ................................................................................................. 144
4.6. Desain Database............................................................................................. 161
4.7. Desain Interface ............................................................................................. 171
4.8. Implementasi Sistem ..................................................................................... 175
4.8.1. Pemrograman ........................................................................................ 175
4.8.2. Uji Coba Aplikasi .................................................................................. 176
BAB V ............................................................................................................................. 178
5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 178
5.2. Saran ............................................................................................................... 179
DAFTAR PUSAKA ....................................................................................................... 180
LAMPIRAN - LAMPIRAN .......................................................................................... 184
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Karakteristik DSS (Turban, Aronson, & Liang, 2007) ............................... 22
Gambar 2. 2 Komponen SPK (Sauter, 2010) .................................................................. 25
Gambar 2. 3 Subsistem Manajemen Data (Turban, Aronson, & Liang, 2007) ............... 26
Gambar 2. 4 Daur Hidup Sistem (Sutabri, 2012) ............................................................ 31
Gambar 2. 5 Karakteristik Sistem (Mulyanto, 2009) ....................................................... 32
Gambar 2. 6 Definisi Sistem Informasi (Mulyanto, 2009) .............................................. 37
Gambar 2. 7 Algoritma Tahapan Fuzzy Logic (Utama, 2017) ........................................ 50
Gambar 2. 8 Contoh Fungsi Keanggotaan (Utama, Lazuardi, Qadrya, Caroline, &
Renanda, 2017). ................................................................................................................ 53
Gambar 2. 9 Siklus RAD (Kendall & Kendall, 2010) ..................................................... 64
Gambar 2. 10 Proses Pengembangan dalam UML (Kendall & Kendall, 2008) .............. 67
Gambar 2. 11 Contoh Use Case Diagram (Whitten & Bentley, 2007) ............................ 68
Gambar 2. 12 Contoh Class Diagram (Whitten & Bentley, 2007) .................................. 71
Gambar 2. 13 Contoh Sequence Diagram (Whitten & Bentley, 2007) ........................... 72
Gambar 2. 14 Contoh Activity Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011) ............................. 73 Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian ................................................................................. 96 Gambar 4. 1 Logo Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta .............................................. 97
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta ....................... 99
Gambar 4. 3 Sistem Berjalan ......................................................................................... 100
Gambar 4. 4 Sistem Usulan ........................................................................................... 102
Gambar 4. 5 Alur Tahapan Pengambilan Keputusan .................................................... 109
Gambar 4. 6 Membership Function Kriteria .................................................................. 112
Gambar 4. 7 Use Case Diagram Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan
Struktural ......................................................................................................................... 146
Gambar 4. 8 Activity Diagram Login ............................................................................ 152
Gambar 4. 9 Activity Diagram Mengolah Data PNS .................................................... 153
Gambar 4. 10 Activity Diagram Mengolah Data User .................................................. 154
Gambar 4. 11 Activity Diagram Pemilihan Kandidat PNS ........................................... 155
Gambar 4. 12 Activity Diagram Validasi ...................................................................... 156
Gambar 4. 13 Activity Diagram Laporan ...................................................................... 157
Gambar 4. 14 Activity Diagram Logout ........................................................................ 158
Gambar 4. 15 Sequence Diagram Login ........................................................................ 161
Gambar 4. 16 Sequence Diagram Mengolah Data PNS ................................................ 162
Gambar 4. 17 Sequence Diagram Mengolah Data User ................................................ 163
Gambar 4. 18 Sequence Diagram Pemilihan Kandidat PNS ......................................... 164
Gambar 4. 19 Sequence Diagram Validasi .................................................................... 165
Gambar 4. 20 Sequence Diagram Laporan .................................................................... 166
Gambar 4. 21 Sequence Diagram Logout ...................................................................... 166
Gambar 4. 22 Class Diagram ......................................................................................... 159
xv
Gambar 4. 23 Mapping Cardinality ............................................................................... 160
Gambar 4. 24 Design Interface Halaman Login Untuk Semua Aktor ........................... 172
Gambar 4. 25 Design Interface Halaman Pemilihan Kandidat Untuk Kasubag Pegawaian
......................................................................................................................................... 172
Gambar 4. 26 Design Interface Halaman Data DUK Pegawai untuk aktor Jabatan
Pelaksana Umum ............................................................................................................. 173
Gambar 4. 27 Design Interface Halaman form Data DUK Pegawai untuk aktor Jabatan
Pelaksana Umum ............................................................................................................. 173
Gambar 4. 28 Design Interface Halama Validasi untuk aktor Sekretaris ...................... 174
Gambar 4. 29 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Kepala Dinas .............. 174
Gambar 4. 30 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Jabatan Pelaksana Umum
......................................................................................................................................... 175
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13 Tahun
2002 ..................................................................................................................................... 2 Tabel 3. 1 Studi Literatur Sejenis ..................................................................................... 90 Tabel 4. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13 Tahun
2002 ................................................................................................................................. 115
Tabel 4. 2 Data Parameter Masa Kerja ........................................................................... 118
Tabel 4. 3 Data Parameter Pendidikan ........................................................................... 122
Tabel 4. 4 Data Parameter Pengalaman Kerja Dalam Jabatan ....................................... 125
Tabel 4. 5 Data Parameter Diklat Penjenjangan ............................................................. 129
Tabel 4. 6 Data Parameter Umur .................................................................................... 131
Tabel 4. 7 Data Parameter DP-3 ..................................................................................... 135
Tabel 4. 8 Data Parameter Penghargaan Sebagai Pegawai Teladan ............................... 138
Tabel 4. 9 Data Semua Parameter .................................................................................. 141
Tabel 4. 10 Data Nilai Penilaian Semua Parameter ........................................................ 142
Tabel 4. 11 Data Hasil Nilai Semua Parameter .............................................................. 143
Tabel 4. 12 Identifikasi Aktor......................................................................................... 145
Tabel 4. 13 Identifikasi Use Case ................................................................................... 145
Tabel 4. 14 Narasi Use Case Login ................................................................................ 147
Tabel 4. 15 Narasi Use Case Mengolah Data PNS ......................................................... 147
Tabel 4. 16 Narasi Use Case Data User .......................................................................... 148
Tabel 4. 17 Narasi Use Case Pemilihan Kandidat PNS .................................................. 149
Tabel 4. 18 Narasi Use Case Validasi ............................................................................ 150
Tabel 4. 19 Narasi Use Case Laporan ............................................................................ 151
Tabel 4. 20 Narasi Use Case Logout .............................................................................. 151
Tabel 4. 21 Spesifikasi Database Tabel User ................................................................. 167
Tabel 4. 22 Spesifikasi Database Tabel Data PNS ......................................................... 168
Tabel 4. 23 Spesifikasi Database Tabel User Role ......................................................... 168
Tabel 4. 24 Spesifikasi Database Tabel Kepangkatan .................................................... 169
Tabel 4. 25 Spesifikasi Database Tabel Hasil SPK ........................................................ 169
Tabel 4. 26 Hasil Uji Coba Sistem dengan Black-Box Testing...................................... 176
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Promosi kenaikan jabatan struktural adalah kegiatan untuk
meningkatkan kinerja, produktifitas, dan profesionalisme pegawai dalam
bekerja. Jabatan struktural merupakan posisi yang berhubungan dengan
jabatan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada suatu instansi
pemerintahan. Jabatan struktural merupakan posisi manajerial dalam
struktur organisasi yang ranking jabatannya ditentukan oleh tingkat eselon
(Wijayanto, 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun
2000 Pasal 1 tentang pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan
struktural, yang dimaksud dengan jabatan struktural adalah suatu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
seorang pegawai negeri sipil dalam rangka memimpin suatu satuan
organisasi Negara. Jadi, jabatan struktural akan lebih banyak pada fungsi-
fungsi administratif, manajerial dan kepimpinan yang diperlukan dalam
proses pengambil keputusan.
2
Tabel 1. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13
Tahun 2002
Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
100 tahun 2000 tentang pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan
struktural, dalam era globalisasi yang sarat dengan tantangan,
persaingan,dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk
mencapai efektifitas dan efesiensi dalam penyelenggaraan tugas
pemerintahan, tidak ada alternatif kecuali peningkatan kualitas
profesionalisme pegawai negeri sipil yang memiliki keunggulan kompetitif
dan memegang teguh etika birokrasi dalam memberikan pelayanan yang
sesuai dengan tingkat kepuasan dan keinginan masyarakat. Untuk
menciptakan sosok pegawai negeri sipil yang dimaksud, maka dipandang
perlu menetapkan kembali norma pengangkatan pegawai negeri sipil dalam
jabatan struktural secara sistematik dan terukur mampu menampilkan sosok
pejabat struktural yang professional sekaligus berfungsi sebagai pemersatu
serta perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tetap
memperhatikan perkembangan dan intensitas tuntutan keterbukaan,
3
demokratisasi, perlindungan hak asasi manusia dan lingkungan hidup.
Untuk mencapai obyektifitas dan keadilan dalam pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural,
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini juga menerapkan nilai-nilai
impersonal, keterbukaan dan penetapan persyaratan jabatan yang terukur
bagi pegawai negeri sipil. Sehingga jelas sudah menjadi kewajiban
pemerintah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada
masyarakat melalui aparatur-aparatur pemerintah yang handal dan
professional dibidangnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pak Iwan selaku Staff
Kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta proses promosi jabatan
struktural belum menggunakan komputerisasi dalam membuat usulan
dalam pemilihan kandidat promosi jabatan struktural, dimana dalam
membuat usulan kandidat dengan memapping didasarkan atas 6
pertimbangan. Pertama dilihat dari DUK (Daftar Urut Keangkatan) dilihat
angkatan tertinggi ke bawah syarat minimal Eselon IVa. Kedua pegawai
memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1/Sarjana. Ketiga pendidikan dan
pelatihan yang dijalanin untuk melihat kompetensi pegawai berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Keempat kinerjanya sebagai staff bagaimana
dalam penilaian kinerja pegawai yang bersangkutan apa memenuhi syarat
apa tidak untuk dapat dipertimbangkan dalam promosi jabatan struktural.
Kelima rekomendasi dari atas yaitu pegawai yang ditunjuk dari atas
4
langsung dan Keenam yaitu masa kerja (senioritas) yaitu makin lama masa
kerja pegawai menjadi pertimbangan dalam menentukan promosi karena
makin banyak pengalaman kerja yang dimiliki. Tetapi senioritas dan
rekomendasi dari atasan itu tidak bisa menjamin objektivitas dan
kualitasnya maka perlu adanya syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
dipromosikan.
Dinas Lingkungan Hidup Jakarta adalah instansi yang bergerak di
bidang lingkungan hidup. Dalam promosi jabatan struktural, instansi masih
menggunakan metode sederhana yaitu masih manual dalam mengolah data
pegawainya. Karenanya penilaian harus dibandingkan 1 persatu, birokrasi
yang panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan dalam
pelaksanaan promosi jabatan struktural memang masih sangat rentan akan
intervensi, jika pelaksanan promosi jabatan masih sangat rentan terhadap
intervensi maka akan sangat sulit untuk mewujudkan pegawai yang
mempunyai kompeten, handal dan professional dibidangnya. Untuk
mewujudkan pegawai yang kompeten, handal dan professional harus
menggunakan sistem merit. Sistem merit dalam pasal 1 nomor 22
didefinisikan sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Menurut Sudrajat
(2014) sistem penilaian dalam jabatan struktural belum sepenuhnya berbasis
pada merit sistem, sehingga penilaian yang berikan kepada Baperjakat
5
sering sekali tidak didasarkan pada alat ukur yang distandarisasi sehingga
penilaiannya menjadi subyektif dan sarat intervensi. Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah alat ukur untuk menstandarisasikan penilaianan promosi
jabatan struktural menjadi objektif tanpa adanya intervensi dalam
mengambil sebuah keputusan.
Dalam upaya untuk mewujudkan instansi pemerintahan yang
berkualitas, setiap 1 tahun sekali Kepegawaian Dinas Lingkugan Hidup
Jakarta melakukan evaluasi promosi jabatan struktural pegawai negeri sipil.
Kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta telah berupaya dalam
memberikan keputusan terbaik dalam promosi jabatan struktural pegawai
negeri sipil sesuai kriteria yang ditentukan. Mekanisme pengambilan
keputusan kegiatan promosi jabatan struktural di Dinas Lingkungan Hidup
Jakarta pada umumnya dilakukan dengan pertimbangan dari kriteria-kriteria
pegawai yang sesuai sebelum menentukan rekomendasi promosi jabatan
struktural. Dalam memilih kriteria pegawai yang diinginkan, terkadang
Kepala Subbagian Kepegawaian kurang mengetahui kemampuan dan
karakteristik pegawai yang sebenarnya. Kesamaran dan ketidaktepatan dari
pertimbangan kriteria oleh Kepala Subbagian Kepegawaian tersebut dapat
dituangkan dalam konsep logika fuzzy yang mampu menangani kriteria-
kriteria yang bersifat samar. Pada fuzzy terdapat nilai yang precise (tepat,
pasti atau disebut dengan crisp input), yang kemudian harus diubah menjadi
sebuah nilai fuzzy, melalui proses fuzzifikasi. Kemudian, melalui proses
defuzzifikasi, akan kembali mendapatkan sebuah nilai pasti, atau disebut
6
crisp ouput (Zadeh, 1994). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi
kandidat terbaik dari sejumlah pegawai yang berhak menduduki jabatan
struktural berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan, seperti yang
dijelaskan oleh Utama (2017) bahwa keputusan yang baik adalah sebuah
keputusan yang dibuat melalui proses perhitungan akurat dan melibatkan
berbagai macam kriteria keputusan tersebut, sehingga keputusan tersebut
dapat dipertanggungjawabkan secara saintis, logis, dan objektif.
Pengertian sistem pendukung keputusan (SPK) menurut Daihani
(2001), sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi
berbasis komputer yang melakukan pendekatan untuk menghasilkan
berbagai alternatif keputusan untuk membantu pihak tertentu dalam
menangani permasalahan dengan menggunakan data dan model. Sistem
pendukung keputusan (SPK) atau decision support system (DSS) dapat
digunakan untuk membantu Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dalam
mengambil keputusan untuk merekomendasikan promosi jabatan struktural.
SPK yang dilakukan dengan membandingkan beberapa kriteria dan
beberapa alternatif dapat menggunakan metode Fuzzy Logic. Secara
definitif, fuzzy logic dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk membuat
penggunaan bahasa alamiah dalam logika. Bagaimana yang bisa
mengkonversi bahasa alamiah manusia (yang bersifat bias) menjadi sebuah
nilai pasti sehingga menemukan alternatif solusi yang optimal. Selain itu
untuk mencari nilai terbaik dari alternatif nilai yang ada, dengan cara
mengecek semua kemungkinan atau alternatif solusinya dapat
7
menggunakan metode Full Factorial. Dengan menggunakan Full Factorial,
bahwa nilai terbaik dari alternatif yang ada pasti dapat dipastikan hanya saja
metode ini lemah dan tidak efektif dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, penelitian mengenai rekomendasi pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural dirasa layak dilakukan, Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah keputusan yang baik
serta dapat dipertanggungjawabkan dalam merekomendasikan pemilihan
kandidat jabatan struktural di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta. Untuk itu
diperlukan suatu sistem penunjang keputusan untuk membantu
Kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dalam merekomendasikan
pemilihan kandidat promosi jabatan struktural berdasarkan kriteria atau
parameter-parameter yang ditentukan.
Pada penelitian sejenis sebelumnya, Yusuf Wahyudi, Suwarni,
Andayani, (2013) melakukan penelitian tentang sistem pendukung
keputusan pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural pada
Badan Kepegewaian Daerah Provinsi Bengkulu dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighting (SAW) yang merupakan salah satu
metode “Multiple Attribute Decision Making” (MADM). Konsep dasar
metode SAW adalah mencari perjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif pada setiap atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968).
Metode ini digunakan untuk pengolahan data pegawai dan mempermudah
dalam pengambilan keputusan untuk kenaikan jabatan pegawai
dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bengkulu. Berdasarkan
8
hasil pengujian sistem melakukan uji terhadap tampilan program, uji
terhadap pencarian data, uji terhadap sistem perhitungan penilaian dan
pemahaman terhadap sistem. Kemudian Ria Astriratma, Retantyo Wardoyo,
Aina Musdholifah., (2017) yang juga melakukan penelitian tentang sistem
pendukung keputusan rekomendasi pemilihan kandidat struktural pada
Pemeritahan Kota Tarakan dengan menggunakan metode Profile Matching
yang merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen SDM
dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang
diperlukan oleh suatu jabatan kompetensi/kemampuan tersebut haruslah
dapat dipenuhi oleh pemegang/calon pemegang jabatan. Metode ini
digunakan untuk membantu proses rekomendasi pemilihan kandidat pejabat
struktural di lingkungan pemerintahan kota tarakan sesuai dengan
kemampuan bidang yang dibutuhkan dalam suatu jabatan. Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai profil kandidat, dan
jumlah subkriteria yang digunakan untuk kriteria jabatan, dapat
mempengaruhi kedekatan kandidat dengan jabatan yang tersedia dan
penggunaan metode profile matching untuk kasus yang menganggap bahwa
nilai tertinggi adalah nilai terbaik mengharuskan nilai ideal yang digunakan
merupakan nilai maksimum agar tidak terjadi ekspektasi yang melebihi nilai
ideal. Selain itu terkait dalam pemilihan kandidat promosi jabatan
struktural, Herman, Awang Harsa Kridalaksana, Zainal Arifin, (2016)
melakukan penelitian mengenai sistem pendukung keputusan promosi
jabatan struktural eselon II.B pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
9
Kutai Timur dengan menggunakan metode Promethee yang merupakan
suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multi kriteria.
Adapun pengertian Promethee adalah salah satu metode yang menggunakan
prinsip outranking untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan
untuk menerapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan
kriteria yang ditetapkan (Novaliendry, 2009). Metode ini digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan penentuan alternatif
terbaik dalam promosi jabatan struktural, Hasil penelitian ini adalah bahwa
metode promethee dapat diterapkan pada sistem pendukung keputusan
untuk pemilihan promosi jabatan struktural Eselon IIb, dimana diharapkan
dapat mengatasi permasalahan dalam pengambilan keputusan untuk
memilih calon pejabat dengan kemampuan dan kriteria yang diinginkan
instansi.
Dalam penelitian ini, untuk mengatasi masalah rekomendasi
pemilihan kandidat promosi jabatan struktural diatas maka diperlukan
teknologi komputer dengan menggunakan sistem pendukung keputusan.
Pengambilan keputusan ini adalah salah satu cara untuk menentukan
pemilihan kandidat pegawai, ada beberapa metode yang digunakan Fuzzy
Logic adalah metode mencari alternatif terbaik dari beberapa alternatif
dengan kriteria tertentu. Proses dari Fuzzy Logic adalah menentukan bobot
nilai setiap atribut dan kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan.
Untuk optimasi dilakukan dengan metode Full Factorial adalah suatu
metode optimasi untuk mencari nilai terbaik, dengan cara membandingkan
10
semua alternatif pilihan yang ada dan dilakukan perangkingan dari yang
terbesar ke yang terkecil. Dan penelitian ini akan dilakukan di Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Adapun judul penelitian yang diangkat
adalah “Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat
Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full
Factorial”.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang sudah
diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian kandidat promosi jabatan struktural, dalam pelaksanaannya
masih rentan akan intervensi dikarenakan sering sekali tidak didasarkan
alat ukur yang distandarisasi yang sesuai dalam Pasal 72 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
2. Proses pemilihan kandidat promosi jabatan struktural yang selama ini
terjadi semua hasil penilaiannya harus dibandingkan satu persatu,
sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan calon
kandidat.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem pendukung keputusan
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural berdasarkan
parameter-parameter yang ada.
11
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, untuk memperjelas tahap penelitian yang
sesuai dengan judul, penulis memberikan batasan masalah. Adapun batasan
masalahnya sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukam untuk menentukan dan memodelkan kriteria
dalam rekomendasi pemilihan kandidat jabatan struktural secara
optimal.
2. Fokus penelitian ini dititik beratkan hanya pada promosi jabatan
struktural Pegawai Negeri Sipil di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.
3. Penelitian ini dilakukan di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang
beralamatkan di Jl. Mandala V No.67, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta
Timur 13640, DKI Jakarta, khususnya pada bidang Kepegawaian.
4. Secara Metodologi, Penelitian ini menggunakan metode fuzzy logic
sebagai metode pembobotan nilai parameter-parameter terkait dalam
proses jabatan struktural dan metode full factorial sebagai metode
optimasi.
5. Serta pembuatan dashboard hasil optimasi dalam bentuk web-based
dengan bahasa programan PHP dan MySQL sebagai databasenya.
6. Sumber data berasal dari Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan
sistem penunjang keputusan yang dapat membantu dalam
12
merekomendasikan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural di Dinas
Lingkungan Hidup Jakarta, sedangkan tujuan khususnya yaitu:
1. Mengidentifikasi kriteria apa saja yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan rekomendasi pemilihan kandidat promosi
jabatan struktural.
2. Mengidentifikasi roadmap sistem berjalan dalam proses pengambilan
keputusan rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Memberi gambaran umum tentang implementasi sistem penunjang
keputusan yang digunakan untuk menentukan kandidat promosi
kenaikan jabatan struktural.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk membantu memberikan
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural Pegawai
Negeri Sipil dan memberikan keputusan yang tepat serta memberikan
informasi alternatif dalam penentuan pemberian promosi jabatan
struktural Pegawai Negeri Sipil.
13
1.7. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah dan metode apa
saja yang digunakan selama melakukan penelitian. Secara umum penelitian
skripsi ini dilakukan dalam dua tahapan utama.
1.8. Metode Pengumpulan Data
Dilihat dari teknik pengumpulan data bisa dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.
a. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data atau obyek-obyek yang ada pada
perusahaan atau organisasi dengan mengatamati secara sistematik tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir,
2011).
b. Studi Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan
wawancara (Nazir, 2011).
c. Studi Pustaka
Mengumpulkan dan mempelajari literatur dari berbagai sumber baik
media cetak atapun media elektronik yang akan menjadi acuan dalam
membangun sistem pendukung keputusan.
14
d. Studi Literatur
Studi literatur merupakan studi kepustakaan penelitian sejenis guna
mendapatkan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
1.9. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan yang digunakan adalah rapid application
development (RAD) yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut (Kendall
& Kendall, 2010):
a. Fase Perencanaan Syarat
1) Penentuan variabel atau parameter-parameter terkait dengan
penelitian.
2) Mengumpulkan data-data penelitian dari berbagai sumber.
3) Pemodelan design alur proses yang berjalan.
4) Pemodelan fuzzy logic dan optimasi full factorial.
b. Fase Workshop desain (perancangan dan konstruksi)
1) Perancangan design proses, database dan interface
c. Fase Implementasi
1) Pemrograman
2) Pengujian sistem
Pendekatan model yang digunakan adalah unified modelling
language (UML). Yang mana mendefinisikan diagram-diagram antara lain
use case, activity diagram, sequence diagram, class diagram, component
diagram, dan deployment diagram (Booch, et al., 2007).
15
1.10. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan, pembahasan terbagi dalam lima bab
dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup dan batasan
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang berhubungan
dengan Sistem Penunjang Keputusan, Fuzzy Logic, Promosi Jabatan
Struktural, Optimasi, Full Factorial, UML, RAD, pemrograman
yang digunakan (PHP), Database MySQL.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan medote-metode yang digunakan penulis
dalam melakukan pengumpulan data dan perancangan sistem yang
digunakan selama penelitian. Penjelasan yang terkait merupakan
tahap dan kegiatan dalam penelitian selama berlangsung, dan
penulisan laporan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil analisis kebutuhan sistem
penunjang keputusan beserta langkah-langkah perancangan sistem
penunjang keputusan yang akan dibuat.
16
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang dibuat penulis dan saran
yang diusulkan untuk pengembangan lebih lanjut agar mendapatkan
hasil yang lebih baik.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan
2.1.1. Pengertian Keputusan
Keputusan adalah kegiatan memilih suatu strategi atau
tindakan dalam memecahkan permasalahan, memberikan solusi dan
untuk mencapai suatu tujuan dari beberapa tujuan (Kusrini, 2007).
Menurut James A.F. Stoner menyatakan bahwa keputusan ialah
suatu pemilihan diantara alternatif-alternatif. Dalam definisi ini
mengandung tiga pengertian, yaitu:
1. Ada pilihan yang berdasarkan logika atau pertimbangan.
2. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang
terbaik.
3. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu membantu
mencapai tujuan tersebut.
Terdapat beberapa jenis keputusan menurut Kenneth C.
Laudon dan Jane P. Laudon (2012) dalam buku Management
Information System: Managing the Digital Firm diantaranya:
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan yang berulang atau rutin, serta terdapat prosedur
yang jelas dalam penyelesainnya.
2. Keputusan Semi Terstruktur
18
Keputusan tengah-tengah antara terstruktur dan tidak terstruktur
sebagian dari keputusan memiliki jawaban yang jelas dan
terdapat prosedur penyelesainnya.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan yang menyediakan penilaian, evaluasi, dan visi untuk
menyelesaikan masalah, keputusan – keputusan tersebut
penting, tidak teratur dan tidak ada prosedur pasti dalam
pembuatan keputusannya.
Untuk mencapai sebuah keputusan yang baik perlu
melakukan proses perhitungan yang akurat dan melibatkan
parameter yang mendukung keputusan sehingga keputusan yang
diambil dapat dipertanggungjawabkan secara logis, saintis dan
objektif terstruktur.
2.1.2. Kualitas Keputusan
Menurut Jain dan Lim (2010) dalam Utama (2017),
keputusan yang berkualitas bisa dilihat dari beberapa faktor
diantaranya:
1. Bingkai yang Sesuai (Appropriate frame)
Dalam membuat keputusan harus disesuaikan dengan tujuan dan
batasan permasalahannya.
2. Kreatif (Creative)
19
Kreatif dalam membuat keputusan maksudnya adalah
menampilkan lebih dari satu jenis alternatif keputusan agar bisa
dibandingkan dan ditentukan keputusan mana yang paling tepat.
3. Bermakna (Meaningful)
Keputusan yang dibuat harus bermakna, memiliki keterkaitan
antara komponen data dan informasinya.
4. Bernilai Jelas (Clear Value)
Keputusan harus memiliki kejelasan, tidak bermakna ganda atau
bias. Diperlukan kuantifikasi dan optimasi untuk memperjelas
keputusan.
5. Pembuatan alasan logis benar (Logically correct reasoning)
Proses pengambilan keputusan harus dapat ditelusuri kembali,
nalar, dan logis.
6. Bertanggungjawab Atas Aksi (Commitment to action)
Keputusan yang dihasilkan memang benar-benar diperlukan
untuk menyelesaikan permasalahan dan ketika di implementasi
keputusan tersebut harus mampu dipertanggungjawabkan.
Proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 fase yaitu
(Sauter, 2010):
a. Intellegence
Proses pencarian kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan
keputusan. Proses yang terjadi pada fase ini adalah menemukan
20
masalah, klasifikasi masalah, peguraian masalah, kepemilikan
masalah.
b. Design
Proses pembuatan, pengembangan, dan menganalisis hal-hal
yang mungkin untuk dilakukan. Termasuk pemahaman masalah
dan pengecekan solusi yang layak. Penentuan model yang dari
masalah yang dirancang, di tes dan divalidasi. Proses design
terdiri dari komponen model, struktur model, mengevaluasi
kriteria, pengembangan penyediaan alternatif, prediksi hasil,
pengukuran hasil, skenario.
c. Choice
Pemilihan dari materi-materi yang tersedia, mana yang akan
dikerjakan. Pendekatan untuk pencarian pilihan ada dua yaitu
teknis analitis menggunakan perumusan matematis dan
algoritma yaitu langkah demi langkah.
2.1.3. Pengertian Sistem Penunjang Keputusan
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau dalam bahasa
inggris adalah Decision Support System (DSS) merupakan sebuah
sistem untuk memilih salah satu jenis keputusan dari berbagai jenis
alternatif keputusan yang ada dengan menggunakan model-model
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah
bersifat terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur, dan
mencapai suatu target atau aksi tertentu yang harus dilakukan.
21
Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam
pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer
dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya
maka sistem tersebut harus sederhana, mudah untuk dikontrol,
mudah beradaptasi, lengkap pada hal-hal yang penting, dan mudah
untuk digunakan.
Sistem pendukung keputusan adalah pengembangan dari
Sistem Informasi Manajemen Terkomputerisasi yang dirancang
sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif bagi pemakainya. Sifat
interaktif memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam
proses pengambilan keputusan guna membentuk kerangka
keputusan yang bersifat fleksibel (Indriyani dan Humdiana, 2005).
Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan diantaranya adalah banyak
pilihan/alternatif, ada kendala atau syarat, mengikuti suatu
pola/model baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, banyak
input/variable, ada faktor resiko, dibutuhkan kecepatan, ketepatan
dan keakuratan.
Pengambil keputusan harus bersifat reaktif, bisa menghadapi
perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi Sistem
Pendukung Keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem
Pendukung Keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna
bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau
menyusun kembali elemen dasar. Sistem Pendukung Keputusan
22
juga fleksibel dalam hal ini bisa di modifikasi untuk memecahkan
masalah lain yang sejenis.
Sauter (2010) mengatakan jika sistem pendukung keputusan
paling bermanfaat pada saat tidak diketahui secara pasti informasi
yang perlu disediakan, menggunakan model apa, dan bahkan
kemungkinan kriteria paling tepat. Atau dengan kata lain sebelum
sebuah keputusan dibuat adalah saat sistem pendukung keputusan
paling berguna.
2.1.4. Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan
Karakteristik dan kapabilitas merupakan kunci dari Sistem
Pendukung Keputusan (Turban, Aronson, & Liang, 2007). Berikut
ini adalah beberapa karakteristik DSS atau SPK yang ditunjukan
pada gambar 2.1.
Gambar 2. 1 Karakteristik DSS (Turban, Aronson, & Liang, 2007)
23
1. DSS mendukung pengambilan keputusan pada situasi semi
terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan
manusia dan informasi terkomputerisasi.
2. Mendukung pengambilan keputusan di berbagai tingkat
manajemen yang berbeda mulai dari pemimpin utama hingga
manajer lapangan.
3. Pengambilan keputusan bisa dilakukan oleh individu dan juga
grup. Untuk masalah yang kompleks dan organisasional perlu
melibatkan keputusan orang-orang yang ada dalam sebuah grup.
Sedangkan masalah yang strukturnya lebih sederhana hanya
membutuhkan keterlibatan beberapa individu yang terkait
langsung.
4. DSS menyediakan dukungan pada pengambilan keputusan yang
berurutan dan berkaitan.
5. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan
yaitu intelligence, design, choice dan implementation.
6. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan
style yang berbeda-beda.
7. DSS bisa beradaptasi sepanjang masa dan fleksibel sehingga
user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan,
mengubah atau mengatur kembali elemen-elemen dasar.
8. DSS mudah untuk digunakan, userfriendly, menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan bersifat interaktif.
24
9. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan
keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas) lebih daripada
efisiensi yang diperoleh (biaya membuat keputusan).
10. Pengambil keputusan memiliki kontrol yang menyeluruh
terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan masalah.
11. DSS mengarah pada pembelajaran. Yaitu mengarah pada
kebutuhan baru dan peyempurnaan sistem yang mengarah pada
pembelajaran tambahan, dan pengembangan peningkatan DSS
secara berkelanjutan.
12. User harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.
Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user
tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di
bidang Information System.
13. DSS biasanya menggunakan berbagai model dalam
menganalisis keputusan dan memberikan pandangan serta
pelajaran baru.
14. DSS dilengkapi dengan komponen knowledge yang memberikan
solusi efisien dan efektif dari berbagai masalah.
2.1.5. Komponen Sistem Penunjang Keputusan
Diperlukan beberapa komponen agar keputusan yang
diambil sesuai dengan yang diharapkan. Komponen SPK seperti
pada gambar 2.2 diantaranya
25
Gambar 2. 2 Komponen SPK (Sauter, 2010)
1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data mencakup database yang berisi data
dan informasi (parameter dan nilai) yang relevan untuk suatu
kondisi yang dikelola oleh sistem manajemen basisdata.
Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen seperti
DSS Database, Database management system, Data directory,
query facility dan digambarkan pada gambar 2.3
26
Gambar 2. 3 Subsistem Manajemen Data (Turban, Aronson, & Liang, 2007)
Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data
diantaranya adalah (Hasan, 2002):
a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data
melalui pengambilan dan ekstraksi data.
b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara mudah
dan cepat
c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai
dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa
yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan
pengurangan.
d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga
pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan
personil.
e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
2. Subsistem Manajemen Model
27
Model menjadi sebuah domain atau aturan yang ada dalam
perhitungan antara parameter dengan nilai-nilai agar dapat dipahami
dan direplika. Kemampuan yang dimiliki manajemen basis model
meliputi:
a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat
dan mudah.
b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-
model keputusan.
c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi
manajemen yang analog dan manajemen basis data (seperti
mekanisme menyimpan, membuat dialog, mengubungkan dan
mengakses model).
3. Subsistem Manajemen Interface
Interface berfungsi sebagai alat interaksi diantara sistem keputusan
dengan pengguna yang memiliki wewenang penuh untuk
mengambil keputusan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK
untuk mendukung interaksi pemakai/sistem meliputi:
a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya interaksi,
sehingga interface harus mudah digunakan oleh pemakai.
b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan
berbagai peralatan masukan.
c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi
format dan peralatan keluaran.
28
2.1.6. Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan
Keuntungan SPK diantaranya adalah:
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah-masalah yang
kompleks.
2. Memiliki respon yang cepat dalam kondisi yang berubah-ubah.
3. Mampu menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Memberikan pandangan dan pembelajaran baru.
5. Memfasilitasi komunikasi.
6. Meningkatan kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat biaya.
8. Keputusan lebih tepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat
bekerja lebih singkat.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
2.1.7. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan
Menurut Kusrini (2007) tujuan sistem pendukung keputusan
diantaranya:
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
2. Memberikan dukungan pertimbangan untuk manajer tetapi tidak
menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer.
29
4. Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para
pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi
(mencari, menyimpan, dan mengirimkan data) secara cepat
dengan biaya yang rendah karena data disimpan dalam database.
5. Peningkatan produktivitas dan menghemat biaya karena
membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para
pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa
mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para
anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang berbeda-beda
(menghemat biaya perjalanan).
6. Kualitas komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang
dibuat. Semakin banyak data yang diakses makin banyak juga
alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa dilakukan
dengan cepat dan pandangan dari para pakar yang berjarak jauh
bisa dihimpun dengan cepat dan biaya yang rendah. Keahlian
bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer
melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para
pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks,
memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai
berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua
kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
7. Berdaya saing manajemen dam pemberdayaan sumber daya
perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambil
30
keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada
harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk,
dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering
dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan
struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi
pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan
signifikan dengan cara memperolehkan seseorang untuk
membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka
memiliki pengetahuan yang kurang.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan
penyimpanan, otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas
untuk memproses dan menyimpan informasi dengan cara yang
bebas dari kesalahan.
2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1. Pengertian Sistem
Terdapat berbagai macam pengertian sistem menurut para
ahli. Menurut Whitten dan Bentley, sistem merupakan kumpulan
dari berbagai bagian yang saling terhubung yang bekerja bersama-
sama untuk mencapai beberapa hasil (Whitten & Bentley, 2007).
Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu sebagai suatu kesatuan (Mulyanto, 2009).
31
Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu
(Sutabri, 2012). Sistem terdiri dari beberapa unsur, dimana unsur-
unsur ini terdiri lagi dari subsistem yang lebih kecil.
Gambar 2. 4 Daur Hidup Sistem (Sutabri, 2012)
Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem tersebut merupakan
bagian dari sistem yang berkaitan. Seperti siklus hidup yang
evolusioner terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang
lainnya yang terjalin pada unsur-unsur sistem. Sifat dari unsur-unsur
tersebut memiliki keunikan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
sistem.
32
2.2.2. Karakteristik Sistem
Gambar 2. 5 Karakteristik Sistem (Mulyanto, 2009)
Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu
komponen atau elemen (component)¸ batas sistem (boundary),
lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface),
masukan (input), pengolah (process), keluaran (output), sasaran
(objective) atau tujuan (goal), dengan penjelasan lebih lanjut sebagai
berikut (Mulyanto, 2009):
a. Komponen Sistem (components)
Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi
berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem
lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Apabila suatu sisten nerupakan sakah satu dari komponen sistem
lain yang lebih besar, maka akn disebut dengan subsistem,
33
sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah
lingkungannya.
b. Batas Sistem (boundary)
Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu
sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau
kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem
juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem (environment).
Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang
dapat memengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang
menguntungkan ataupun yang merugikan.
d. Penghubung Sistem (interface).
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara
satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung
inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari
masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya
penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi
dengan subsistem yang lain membentuk suatu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Masukan sistem adalah proses yang dimasukan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input)
34
dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah
proses yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi,
sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk
mendapatkan keluaran.
f. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran
dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau
hanya sebagai sisa pembuangan.
g. Pengolah Sistem (Process)
Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan
perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang
diinginkan.
h. Sasaran Sistem (Objective).
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuannya.
2.2.3. Pengertian Informasi
Menurut Mulyanto (2009), pada bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi
yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Informasi juga
35
merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang
berhubungan menjadi sebuah kesimpulan.
Selain itu, menurut Tata Sutabri (2005) informasi adalah
data yang telah di klasifikasi atau diolah ataupun juga diinterpretasi
yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Sehingga dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa informasi merupakan data hasil pemrosesasn yang memiliki
value bagi penggunanya.
Adapun menurut Mulyanto (2009) kualitas dari informasi
ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu:
1. Akurasi (accuracy)
Sebuah informasi harus akurat, informasi bisa dikatakan akurat
apabia informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas
dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2. Tepat Waktu (timeliness)
Artinya informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan
data, tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat
tidak akan mempunyai nilai yang baik.
3. Relevansi (relevancy)
36
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya.
Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi
pemakainya.
2.2.4. Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah Sekumpulan sub-sub sistem yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu
kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian yang
satu dengan bagian yang lainya dengan cara tertentu untuk
melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input)
berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan
menghasilkan keluaran (output), berupa informasi sebagai dasar
pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata
yang dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa
mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan
strategis organisasi, dengan memenfaatkan berbagai sumber daya
yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan
(Sutanta, 2011).
Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk
menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu
organisasi (Kenneth dan Jane, 2008).
37
Sistem Informasi adalah suatu komponen yang yang terdiri
dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi
untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009). Dimana definisi dari
sistem informasi dapat diilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 2. 6 Definisi Sistem Informasi (Mulyanto, 2009)
2.3. Analisis dan Perancangan Sistem
2.3.1. Pengertian Analisis Sistem
Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang
sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus,
dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi
dalam sistem yang baru (Soetam Rizky, 2011).
Menurut McLeod (2001), analisa sistem adalah penelitian
suatu sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem
baru atau diperbaharui.
38
Analisis sistem adalah memeriksa sebuah masalah yang ada
yang akan diselesaikan oleh perusahan dengan menggunkan sistem
informasi sistem informasi. Analisis sistem mencakup beberapa
langkah yang harus dilakukan menurut Laundon (1998) yaitu:
1. Menentukan masalah.
2. Mengidentifikasikan penyebab dari masalah tersebut.
3. Menentukan pemecahan masalahnya.
4. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
2.3.2. Pengertian Perancangan Sistem
Setelah tahapan analisis maka dilanjutkan dengan tahapan
perancangan sistem. Perancangan sistem ini merupakan perbaikan
dari sistem sebelumnya yang telah dianalisis untuk memperbaiki
masalah-masalah yang terdapat dalam sistem yang sudah ada
sebelumnya.
Perencanaan Sistem adalah sebuah teknik pemecahan
masalah yang saling melengkapi (dengan Analisis Sistem) yang
merangkai kembali bagian-bagian relatif pada sistem yang
diperbaiki. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan dan
perubahan bagian-bagian relatif pada sistem aslinya (Soetam Rizky,
2011).
39
Menurut Pressman (2010), perancangan sistem adalah
langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau
sistem. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat
lunak.
Perancangan sistem adalah sebuah teknik pemecahan
masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang
merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah
sistem yang lengkap. Hal ini meliputi penambahan, penghapusan,
dan perubahan bagian – bagian relative pada sistem aslinya
(awalnya) (Whitten et al, 2004).
Dari definisi-definisi sebelumnya, penulis mengambil
kesimpulan bahwa perancangan sistem merupakan proses
menyelesaikan masalah dengan menerjemahkan kebutuhan
pengguna pada sebuah sistem untuk menunjang pembuatan atau
pengembangan sistem baru.
2.4. Konsep Promosi Jabatan
2.4.1. Pengertian Promosi Jabatan
Menurut Hasibuan dalam Pasaribu Eva Solita dan Iskandar
(2015), Promosi Jabatan adalah perpindahan yang memperbesar
authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi
didalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan
40
penghasilan semakin besar. Tujuan untuk dilaksanakannya promosi
jabatan dalam suatu organisasi yaitu:
1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang
semakin besar kepada pegawai yang berprestasi kerja tinggi.
2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi,
meningkatnya status sosial dan penghasilan.
3. Untuk merangsang pegawai/karyawan untuk lebih gairah
bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar kinerjanya.
4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian.
5. Memperbaiki status pegawai/karyawan.
Maka dari itu penilaian terhadap promosi yang akan
dilakukan haruslah dilakukan dengan efektif agar dapat diterima
semua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan. Karena Unsrat
merupakan perguruan tinggi negeri maka pegawai yang akan
diberikan promosi jabatan memiliki syarat mutlak yaitu berstatus
Aparatur Sipil Negara (ASN). Dan berikut ini adalah bahan
pertimbangan yang dijadikan syarat ataupun instruksi untuk
melakukan promosi jabatan yang telah diatur oleh pemerintah yaitu:
1. Undang-undang No. 5 tahun 2014, tentang Aparatur Sipil
Negara.
2. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 13 tahun
2002, tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Peraturan
41
Pemerintah No. 100 tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.
3. Surat Edaran Menpan No. 16 tahun 2012, Tata Cara Pengisian
Jabatan Struktural yang Lowong secara Terbuka di Lingkungan
Instansi Pemerintah.
2.4.2. Dimensi dan Indikator Promosi Jabatan
Menurut Simamora (2010) komponen dari promosi jabatan
adalah sebagai berikut:
1. Kesempatan
Promosi jabatan di perusahaan harus memperhatikan kesesuaian
antara latar belakang pendidikan dengan persyaratan jabatan
yang ditetapkan oleh manajemen.
2. Kemampuan
Promosi jabatan di perusahaan harus dilakukan dengan
mempertimbangkan pengalaman kerja dengan turut
mempertimbangkan kreatifitas karyawan dalam bekerja.
3. Keadilan
Perusahaan harus melaksanakan promosi jabatan secara adil
dengan memperhatikan kompetensi karyawan dan
mempertimbangkan kinerja karyawan.
4. Prosedur
Promosi jabatan di perusahaan harus memiliki prosedur
pelaksanaan yang baku dan dilakukan sesuai dengan prosedur.
42
2.4.3. Tujuan dan Manfaat Promosi Jabatan
Menurut Fathoni dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Sumber Daya Manusia terdapat beberapa tujuan dari diadakannya
promosi. Adapun tujuan-tujuan promosi tersebut adalah (Fathoni,
2006: 136):
1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang
semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.
2. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai
dalam organisasi karena timbulnya lowongan berantai.
3. Untuk yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,
kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin
meningkat sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.
4. Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya
kesempatan promosi merupakan daya pendorong, serta
perangsang bagi pelamar-pelamar untuk memasukan
lamarannya.
5. Promosi akan memperbaiki status karyawan dan karyawan
sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa
percobaannya.
6. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti.
Agar jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan
lainnya.
43
Pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan juga sesuai dengan kebutuhan organisasi
dan juga sesuai dengan keinginan pegawai dapat menghasilkan
berbagai manfaat. Manfaat yang diharapkan oleh organisasi dengan
mempromosikan karyawan adalah berubahnya pola sikap karyawan
kearah yang lebih positif. Hal ini terlihat dari (Gouzali Saydam: 552-
553)
a. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.
b. Meningkatkan displin kerja.
c. Terwujudnya iklim kerja yang menyenangkan.
d. Miningkatkan produktifitas kerja.
2.4.4. Jenis-Jenis Promosi Jabatan
Menurut Hasibuan (2003: 128), terdapat 4 jenis promosi
jabatan, yaitu promosi sementara, promosi tetap, promosi kecil, dan
promosi kering.
1. Promosi Sementara
Promosi sementara atau dikenal dengan Temporary Promotion
merupakan suatu bentuk promosi yang dilaksanakan untuk
jangka waktu sementara. Jenis promosi ini biasanya digunakan
apabila organisasi harus mengisi suatu jabatan yang kosong
untuk sementara waktu karena pejabat yang bersangkutan
sedang sakit, cuti, mengikuti pendidikan atau dengan alasan-
44
alasan lain. Untuk mengisi kekosongan tersebut maka salah
seorang pegawai diangkat untuk sementara guna melaksanakan
tugas-tugas jabatan yang bersangkutan. Apabila pejabat yang
sebenarnya telah kembali, maka pegawai yang diangkat
sementara tersebut kembali ke jabatan semula. Dalam promosi
sementara ini biasanya tidak diikuti dengan perubahan dalam
gaji pegawai yang bersangkutan.
2. Promosi Tetap
Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan yang lebih
tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk
dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap.
3. Promosi Kecil
Promosi kecil atau dikenal dengan Small Scale Promotion
merupakan perubahan posisi jabatan pegawai dimana jabatan
tesebut tidak membutuhkan keterampilan atau persyaratan
jabatan yang tinggi dan bertujuan untuk meningkatkan
kecakapan pegawai yang bersangkutan. Dalam jenis ini,
wewenang dan tanggung jawab serta gaji pegawai tersebut tidak
mengalami perubahan.
4. Promosi Kering
Promosi kering Dry Promotion merupakan perubahan posisi
pegawai ke jabatan yang lebih tinggi dimana sifat dan tanggung
45
jawab serta prestise pegawai tersebut meningkat, tetapi kenaikan
ini tidak menaikan gaji.
2.4.5. Prosedur Promosi
Prosedur pelaksanaan promosi menurut Siswanto (2002:
263), adalah:
1. Promosi dari dalam perusahaan
Merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan
menduduki jabatan manajer pada suatu hierarki perusahaan di
antara jajaran tenaga kerja yang ada.
2. Prosedur melalui prosedur pencalonan
Pencalonan oleh manajemen adalah proses penunjang guna
mengajukan bawahan tertentu untuk dipromosikan tidak dapat
disangsikan bahwa prosedur inilah yang paling luas digunakan
dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan
dipromosikan.
3. Promosi melalui prosedur seleksi
Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi tenaga kerja
adalah melalui proses seleksi. Biasanya proses seleksi bagi
perusahaan-perusahaan besar menggunakan berbagai jenis ujian
psikologis untuk tujuan ini. Cara lain sebenarnya kurang
mendapatkan tanggapan positif dari para tenaga kerja karena
prosedur dianggap terlalu berbelit-belit, akibatnya banyak waktu
dan tenaga yang terbuang dengan sia-sia.
46
2.4.6. Hambatan Dalam Pelaksanaan Promosi
Seringkali terdapat jurang lebar antara teori dan praktik pada
saat seseorang terpilih untuk promosi. Kriteria rasional seperti
senioritas dan prestasi kerja yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat
terlempar oleh faktor-faktor tidak resmi. Menurut Simamora (1996:
590), faktor-faktor yang tidak resmi ini antara lain adalah:
a. Karateristik pribadi, peraturan-peraturan perundangan-
perundangan biasanya melarang segala bentuk diskriminasi
dalam semua ketentuan dan kondisi pekerjaan berdasarkan usia,
ras, warna kulit, agama dan jenis kelamin. Tetapi tidak semua
organisasi mempraktikkan peraturan tersebut. Karateristik
kepribadian tertentu dari kandidat dapat membantu maupun
merintangi kemajuan ke level organisasi yang lebih tinggi,
warna kulit, jenis kelamin, agama dapat menciptakan hambatan
buatan dan tidak terucapkan untuk promosi.
b. Nepotisme, Nepotisme diartikan sebagai menunjukan
favoritisme atau perlindungan terhadap sanak keluarga.
Nepotisme adalah illegal kecuali jika nepotisme secara
merugikan berdampak terhadap kelas karyawan yang dilindungi.
Meskipun demikian, nepotisme tersebar luas dalam promosi
karyawan yang tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan-
pekerjaan.
47
c. Faktor sosial, keanggotaan dalam klub atau partai politik
tertentu, lulusan dari universitas tertentu, dan partisipasi dalam
olahraga yang baik (biasanya olahraga golf) merupakan faktor
kuat untuk mendapatkan promosi dalam beberapa organisasi
khususnya pada level manajemen yang lebih tinggi dan staf.
d. Persahabatan, dalam organisasi dari semua bentuk dan ukuran,
ikatan informal yang kuat diciptakan antara anggota-anggota
dengan minat, ide, nilai, kepercayaan, dan sikap yang sama satu
sama lainnya. Sebagai akibatnya, ikatan informal seperti itu
antara pengambil keputusan dan kandidat promosional dapat
menjadi faktor signifikan dalam memutuskan siapa yang akan
mendapatkan promosi dan siapa yang tidak.
Pelaksanaan program promosi mempunyai pengaruh
positif dan pengaruh negatif terhadap para pegawai. Promosi
berpengaruh positif apabila promosi itu dilaksanakan secara objektif
atas dasar persaingan yang sehat, sehingga para pegawai termotivasi
untuk maju, mengembangkan bakat, kemampuan dan karirnya
sesuai dengan batas-batas tertentu. Promosi berpengaruh negatif
apabila (Wursanto, 1992: 72-73)
1. Promosi dilakukan tidak secara objektif. Hal ini akan
mengakibatkan timbulnya:
a. Pertentangan antara pegawai.
b. Pertentangan antara atasan dengan bawahan.
48
c. Suasana kerja yang tidak harmonis.
d. Sikap saling mencurigai.
e. Semangat kerja, disiplin dan loyalitas yang rendah.
2. Ada pegawai yang terlalu berambisi untuk memperoleh promosi.
Seperti yang telah diutarakan diatas, pegawai semacam ini
biasanya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan promosi,
bahkan cara yang dapat merugikan pihak lain. Dengan kata lain
promosi berpengaruh negatif apabila promosi dilakukan atas
dasar persaingan yang tidak sehat.
Sementara itu, Nitisetimoto (1991: 146) mengemukakan
beberapa efek sampingan yang mungkin timbul di dalam
melaksanakan promosi, terutama promosi dari dalam. Efek-efek
sampingan tersebut antara lain adalah:
a. Kesalahan dalam promosi
Meskipun kita sudah mengusahakan ketentuan yang tegas
dan jelas tentang syarat-syarat promosi dan berusaha
melaksanakan sebaik-baiknya, tapi kemungkinan
kekeliruhan dapat saja terjadi. Faktor-faktor subyektif dalam
penilaian siapa yang perlu dipromosikan sering terjadi,
apabila calon-calon yang akan dipromosikan tersebut pandai
mendekati atasannya. Di sini kemungkinan pertimbangan
bakat dan kemampuan dapat terkalahkan.
49
b. Rasa iri hati
Meskipun perusahaan tersebut dalam melaksanakan promosi
telah melaksanakan dengan subyektif, tetapi kemungkinan
hal ini tetap dirasakan oleh karyawan lain yang kebetulan
belum mendapatkan kesempatan sebagai tindakan yang
tidak/kurang obyektif. Hal ini sudah barang tentu akan dapat
menimbulkan rasa iri hati dengan segala akibatnya.
c. Pelaksanaan promosi yang dipaksakan
Mungkin karyawan yang dipilih untuk dipromosikan adalah
merupakan pilihan yang tepat, meskipun demikian
kemungkinan karyawan tersebut belum dapat memenuhi
syarat-syarat untuk dipromosi meskipun secara minimal. Hal
ini dapat menyebabkan tugas-tugas dan pekerjaan yang
dibebankan akan kurang berhasil.
2.5. Fuzzy Logic
2.5.1. Konsep Awal Fuzzy Logic
Fuzzy logic atau logika bias dikenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh
Universitas California, Berkeley pada tahun 1965. Fuzzy logic
merupakan konsep, teknik atau metode untuk mengatasi penilaian
terhadap hal yang memiliki ketidakpastian, ketidakjelasan, dan
ambiguitas dari tanggapan manusia, penilaian subjektif untuk
berbagai situasi dan permasalahan di dunia nyata (Zadeh, 1965).
Dari perspektif ini, fuzzy logic adalah metode untuk menentukan
50
kapasitas manusia dalam hal ketepatan penalaran atau perkiraan
penalaran. Sebuah penalaran yang juga merupakan kemampuan
manusia dalam menterjemahkan alasan yang tidak pasti (perkiraan)
dan menyimpulkannya. Dalam fuzzy logic, semua truth atau
kebenaran adalah parsial atau perkiraan. Alasan ini juga disebut
penalaran interpolative, dimana proses interpolasi antara the binary
extremes of true dan false diwakili oleh kemampuan fuzzy logic
untuk merangkum perkiraan truth (Ross, 2010).
Gambar 2. 7 Algoritma Tahapan Fuzzy Logic (Utama, 2017)
Gambar 2.7 adalah algoritma yang digunakan dalam proses
fuzzy logic. Diawali dengan mengidentifikasi problem serta
keputusan apa yang akan dibuat atau dicapai. Menentukan dan
mengumpulkan data yang menjadi inputan (crisp input) kemudian
dikonversi ke himpunan fuzzy dengan menggunakan bahasa fuzzy
51
variable (variable linguistic). Selanjutnya membuat fungsi
keanggotaan (membership function) untuk proses fuzification yang
mempresentasikan variable linguistic untuk dipetakan ke dalam
degree of the truth. Mengkonversi data output ke nilai non-fuzzy
(defuzzifikasi).
Menurut Zadeh (1996) dua konsep dalam logika fuzzy
memainkan peran utama dalam aplikasi. Yang pertama adalah
variabel linguistic yaitu, variabel yang nilainya adalah kata-kata
atau kalimat dalam bahasa sintetik alami atau sindrom. Yang lain
adalah fuzzy if-then rule, yang mana konsekuensinya adalah
proposisi yang mengandung variabel linguistik. Dalam hal ini,
logika fuzzy merupakan sebuah kemampuan luar biasa berdasarkan
pikiran manusia untuk merangkum data dan fokus pada informasi
keputusan yang relevan.
Fuzzy logic merupakan sebuah cara yang efektif dan akurat
untuk mendeskripsikan presepsi manusia terhadap persoalan
pengambilan keputusan. Sebagian besar situasi tidaklah 100 persen
benar atau salah. Ada banyak batasan dan masalah pengambilan
keputusan yang tidak dapat dengan mudah dimasukan ke dalam
situasi tepat benar-salah oleh model matematis; atau jika dapat
dideskripsikan dalam cara ini, tetap bukan merupakan cara yang
terbaik untuk melakukannya.
52
2.5.2. Variable Linguistic
Variable Linguistic adalah sebuah konsep dalam logika
fuzzy yang berperan memanfaatkan toleransi terhadap
ketidakjelasan. Variabel linguistik merupakan variabel input atau
output dari sistem yang nilainya berupa kata-kata atau kalimat dari
bahasa alami, bukan numerik nilai. Di dalam variabel linguistic
terdapat himpunan fuzzy (fuzzy set) yang merupakan suatu grup
yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu
variable fuzzy. Konsep himpunan fuzzy adalah fondasi untuk
analisis dimana ada ketidakjelasan (Zadeh, 1965). Contohnya adalah
suhu yang mempresentasikan temperature sebuah ruangan yang
memiliki himpunan fuzzy yaitu terlalu dingin, dingin, hangat, panas,
terlalu panas. Contoh lain misalnya, usia adalah variabel linguistik
jika nilai-nilai linguistiknya mengenai seberapa muda, tua, maupun
mengenai setengah baya, sangat tua, tidak sangat muda, dan
sebagainya. Sebuah variabel linguistik ditafsirkan sebagai label dari
himpunan fuzzy yang ditandai dengan fungsi keanggotaan
(membership function) (Zadeh, 1996).
2.5.3. Fungsi Keanggotaan
Tujuan utama digunakannya fuzzy adalah untuk
merepresentasikan penilaian pakar dalam menanggapi beberapa
alternatif solusi yang dikemukakan pada penelitian. Fungsi
keanggotaan digunakan untuk menentukan crisp awal melalui
53
fuzzifikasi. Contoh fungsi keanggotaan dengan kriteria Low,
Middle, dan High dapat dilihat pada Gambar 2.8 dengan suatu kurva
yang menunjukkan pemetaan titik- titik input data kedalam nilai
keanggotaannya (derajat keanggotaan) yang memiliki interval
antara 0 sampai 1 (degree of trust).
Gambar 2. 8 Contoh Fungsi Keanggotaan (Utama, Lazuardi, Qadrya, Caroline, &
Renanda, 2017).
2.5.4. Fuzzifikasi
Fuzzifikasi adalah proses pembuatan kuantitas crisp fuzzy.
Cara melakukannya hanya dengan mengakui bahwa banyak dari
jumlah yang dianggap sebagai crisp dan deterministik (model
simulasi yang tidak memiliki variabel random dalam inputnya)
sebenarnya tidak deterministik sama sekali, karena mengandung
ketidakpastian. Jika bentuk ketidakpastian yang terjadi timbul
karena ketidaktepatan, ambiguitas, atau ketidakjelasan, maka
variabel tersebut mungkin fuzzy (samar) dan dapat diwakili oleh
fungsi keanggotaan (Ross, 2010). Terdapat banyak sekali metode
untuk menerapkan fuzzifikasi, salah satunya yaitu metode linear
interpolation. Interpolation berarti menentukan kurva yang
54
melewati garis fungsi. Nilai yang mencapai garis fungsi dapat
diketahui menjadi nilai pada titik tertentu. Fungsi menyatakan
kemungkinan yang paling sederhana tapi bukan konstanta, disebut
fungsi linier. Ketika menggunakan fungsi linier untuk interpolasi,
didapatkanlah linear interpolation (Kreinovich et al. 2015).
Perhitungan menggunakan metode linear interpolation dapat
menggunakan persamaan (Levy, 2010) seperti pada equation (2.1).
Untuk melakukan interpolasi linier maka harus diketahui dua data.
Jika diketahui nilai (X1, Y1) dan (X2, Y2) maka kita dapat
menentukan harga Y di antara kedua data tersebut untuk nilai X yang
didapat dari pakar, melalui fungsi keanggotaan.
𝑌 =(𝑋−𝑋1)(𝑌2−𝑌1)
(𝑋2−𝑋1)+ 𝑌1… … … (2.1)
2.5.5. Defuzzifikasi
Defuzzifikasi mengkonversi kualitas fuzzy untuk kulitas yang
tepat, sama seperti fuzzifikasi yaitu konversi dari jumlah yang tepat
untuk kualitas fuzzy. Pada dasarnya defuzzifikasi menggabungkan
nilai crisp yang sebelumnya difuzzifikasikan (Ross, 2010).
Weighted mean merupakan salah satu metode yang dipergunakan
dalam proses defuzzifikasi. Biasanya terbatas output simetris fungsi
keanggotaan (Ross, 2010). Perhitungan menggunakan metode
weighted mean dapat menggunakan persamaan (2.2). Dimana, x ̅
55
adalah weighted mean, X_i adalah nilai data ke-i, W_i adalah bobot
data ke-i dan n adalah jumlah data.
�̅�∑ 𝒘𝒊𝒙𝒊
𝒏𝒊=𝟏
∑ 𝒘𝒊𝒏𝒊=𝟏
… … … (2.2)
2.6. Optimasi
Optimasi adalah prinsip matematika yang berkaitan dengan
menemukan fungsi minimum dan maksimum, dari subjek-subjek yang
memungkinan menyesuaikan dengan batasan-batasan yang ada secara
optimal (Utama, 2017). Optimasi merupakan sebuah proses pencarian
kondisi yang memberikan nilai optimal sebuah fungsi. Sebuah kondisi
secara spesifik dapat digambarkan oleh parameter-parameter tertentu. Atau
secara lebih umum, optimasi adalah sebuah cara untuk menemukan solusi
terbaik dari sebuah permasalahan, (Foulds, 2012) dalam (Utama, 2017).
2.6.1. Langkah-Langkah Optimasi
Dalam proses optimasi terdapat beberapa langkah yang
dilakukan untuk mendefinisikan masalah-masalah dalam
pengambilan keputusan (Utama, 2017) yaitu:
1. Mendapatkan Inti Penting dari Definisi Suatu Masalah
Mengidentifikasi suatu masalah untuk mendapatkan
uncontrollable factors dan controllable input, dimana
uncontrollable factors adalah variabel-variabel yang
mempengaruhi faktor-faktor dari suatu masalah (random
variables). Sedangkan controllable inputs adalah variabel-
56
variabel yang dijadikan indikator-indikator dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan (decision variables).
2. Membuat Model Matematika (Skenario Penilaian)
Membuat dan merencanakan model matematika untuk
menyelesaikan fungsi dan batasan dari suatu masalah yang
terkait dalam pengambilan keputusan (skenario penilaian).
Dimana skenario penilaian berfungsi sebagai proses penilaian
dari kriteria-kriteria yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan.
3. Menyelesaikan Masalah
Menyesuaikan algoritma terbaik dalam proses penyelesaian
masalah secara optimal dari suatu masalah yang telah
dimodelkan.
4. Implementasi Penyelesaian Masalah
Mengaplikasikan atau mengimplementasikan hasil dari solusi-
solusi yang telah didapatkan dalam proses penyelesaian
masalah.
2.6.2. Fungsi dan Variable Optimasi
Fungsi-fungsi dan variabel yang digunakan dalam proses
optimasi sehingga menghasilkan hasil-hasil alternatif pilihan terbaik
yang terkait dalam pengambilan keputusan dengan atau tanpa
batasan. Menggunakan fungsi berikut (Utama,2016):
57
𝒇(𝒙𝟏, 𝒙𝟐, 𝒙𝟑, 𝒙𝟒, 𝒙𝟓, 𝒙𝟔) = 𝒂𝒙𝟏 + 𝒃𝒙𝟐 + 𝒄𝒙𝟑 + 𝒅𝒙𝟒 + 𝒆𝒙𝟓 +
𝒖𝒙𝟔… … … (2.3)
Keterangan:
𝒇(𝒙) = Nilai Total Penilaian
(𝒙𝟏, 𝒙𝟐, … , 𝒙𝟔) = Nilai Bobot Crisp Output setiap kriteria yang
didapatkan berdasarkan hasil membership functions
(𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆, 𝒖) = Nilai Koefisien yang didapatkan dari
perhitungan Relative Value (RV).
2.6.3. Relative Value
Dalam pengambilan keputusan, relative value digunakan untuk
menentukan decision index (DI) atau bobot penilaian yang dimiliki oleh
kriteria-kriteria terkait dalam penyelesaian masalah pengambilan
keputusan. Sehingga fungsi relative value digunakan sebagai bobot
penilaian prioritas kriteria-kriteria dalam proses skenario penilaian.
Menggunakan fungsi sebagai berikut (Utama, 2017):
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥, =
𝑉𝑚𝑖𝑛
𝑉𝑐 … … … … (2.4)
Keterangan:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = Nilai Bobot Penilaian.
𝑉𝑐 = Nilai yang ditentukan dari setiap data.
𝑉𝑚𝑎𝑥 = Nilai terbesar dari data yang ada.
58
𝑉𝑚𝑖𝑛 = Nilai terkecil dari data yang ada.
2.6.4. Back Propagation
Menurut Sri kusumadewi dalam bukunya “Artifical Intelligence”
(2003, h. 236) Backpropagation merupakan algoritma pembelajaran
yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak
lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-
neuron yang ada pada lapisan tersembunyinya. Backpropagation
merupakan algoritma yang sangat baik dalam menangani masalah
pengenalan pola-pola kompleks, dan juga sangat populer.
Istilah backpropagation atau “propagasi balik” atau “penyiaran
kembali” diambil dari cara kerja jaringan ini, yaitu bahwa gradien error
unit-unit tersembunyi diturunkan dari penyiaran kembali error-error
yang diasosiasikan dengan unit-unit output. Nama lain dari propagasi
balik adalah aturan delta yang digeneralisasi (generalized delta rule)
Algoritma backpropagation menggunakan error output untuk
mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk
mendapatkan error ini, tahap perambatan maju (forward propagation)
harus dikerjakan terlebih dahulu. Pada saat perambatan maju, neuron-
neuron diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid, yaitu:
Arsitektur jaringan backpropagation seperti terlihat pada Gambar 2.9
59
Gambar 2. 9 Arsitektur jaringan backpropagation (Artificial Intelligence, Teknik
dan Aplikasinya)
2.7. Metode Optimasi Full Factorial
Optimasi adalah sebuah proses pencarian kondisi yang memberikan
nilai optimal sebuah fungsi (Utama D. r., 2017). Metode optimasi full
factorial ini awalnya merupakan metode sampling di dunia statistik.
Dimana, metode ini digunakan untuk mengambil sampel dalam jenis
populasi yang kecil. Karena, prinsip dasar dari metode sampling ini adalah
melakukan pengambilan sampel untuk semua populasi yang ada. Jenis
metode sampling ini pun akhirnya digunakan untuk mencari nilai terbaik
dari alternatif nilai yang ada (optimasi), dengan cara mengecek semua
kemungkinan/alternatif solusinya (Utama D. r., 2017). Metode full factorial
memiliki keuntungan yaitu kesimpulan yang didapat lebih akurat karena
setiap kombinasi faktor diujicobakan. Tetapi kelemahannya adalah
memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar (Kemala, 2012). Selain itu,
metode ini lemah dan tidak efektif untuk jumlah alternatif solusi yang
60
banyak (atau bahkan tak terhingga). Algoritma optimasi menggunakan
metode full factorial ini adalah sebagai berikut (Utama, 2017):
Procedure FullFactorial (kriterias)
Begin
<…variables definition…>
//inisiasi nilai awal
Para <-- lowBo
bestVal <-- -999999999999999
//looping untuk full factorial
While (maxVal=false)
//mendapat nilai fungsi tujuan
//bandingkan dengan bestVal
curVal <-- objFunction (para)
If (curVal > bestVal)
bestVal <-- curVal
End if
Para <-- nextIndexpara
//cek semua kriteria
maxVal <-- maxValCheck (para)
End While
//terakhir, mendapat nilai fungsi tujuan
//bandingkan dengan nilai bestVal
curVal <-- objFunction(para)
if (curVal > bestVal)
61
bestVal <-- curVal
End if
End
Pada algoritma ini, inisiasi awal harus dilakukan untuk memberikan
nilai awal (lowBo) pada indeks kriteria (para) dan nilai variabel bestVal.
Jika proses optimasi dilakukan untuk mencari nilai optimal terkecil
(minimal), maka buatlah nilai inisiasi untuk variabel best sebuah nilai yang
sangat besar, agar proses komparasi pertama (curVal < bestVal) akan
terpenuhi, dimana yang merupakan nilai dari nilai fungsi tujuan untuk
kriteria berindeks pertama (objFunction(para)). Sedangkan untuk proses
optimasi mencari nilai optimal terbesar (maksimal), maka buatlah nilai
inisial untuk variabel bestVal sebuah nilai yang sangat kecil agar proses
perbandingan pertama (curVal > bestVal) akan terpenuhi. Di dalam metode
optimasi full factorial ini, semua nilai pada populasi alternatif solusi akan
dicek satu per satu, dibandingkan dengan nilai variabel bestVal.
2.8. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi pengembangan sistem berarti pendekatan yang
digunakan dalam menerapkan SDLC, sehingga kurang tepat dikatakan
apabila SDLC merupakan suatu metodologi. Terdapat tiga kelas dalam
metodologi pengembangan sistem, yaitu Structured Design, Rapid
Application Development dan Agile Development (Dennis et al., 2012).
Dalam pembukaan sebuah jurnal yang diterbitkan oleh (Department of
Health and Human Services-USA, 2005), Metodologi pengembangan
62
sistem mengacu pada kerangka kerja yang digunakan untuk merencanakan,
mengontrol, dan menyusun proses pengembangan sistem informasi. Setiap
metodologi memiliki kelemahan dan kekurangan, sebuah metodologi bisa
digunakan untuk semua jenis projek, mereka memiliki tempat terbaiknya
masing-masing. Metodologi ini diciptakan dan memiliki karakteristik yang
berbeda karena memang diciptakan khusus untuk menyelesaikan masalah
yang berbeda-beda juga, sesuai dengan karakteristik metodologi tersebut.
2.8.1. RAD (Rapid Application Develoment)
Rapid Application Development (RAD) adalah strategi
pengembangan sistem yang menekankan pada kecepatan
pembangunan melalui keterlibatan pengguna secara cepat, berulang,
pembangunan bertahap dari serangkaian prototype sebuah sistem
yang berkembang menjadi sebuah sistem akhir atau dalam bentuk
versi (Whitten, Bentley, & Dittman, 2007).
Dengan mengikuti kemajuan ekonomi yang lebih cepat
secara umum, menuntut pengembangan aplikasi dilakukan secara
cepat juga. Pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode
RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat dan
melibatkan pengguna sistem dalam proses analisis, perancangan dan
konstruksi. Pemaparan konsep yang lebih spesifik lagi dijelaskan
oleh Pressman (2005) dalam bukunya, “Software Engineering: A
Practition’s Approach”. Ia mengatakan bahwa RAD adalah proses
model perangkat lunak inkremental yang menekankan siklus
63
pengembangan yang singkat. Model RAD adalah sebuah adaptasi
“kecepatan tinggi” dari model waterfall, di mana perkembangan
pesat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis
komponen.
Jika tiap-tiap kebutuhan dan batasan ruang lingkup projek
telah diketahui dengan baik, proses RAD memungkinkan tim
pengembang untuk menciptakan sebuah “sistem yang berfungsi
penuh” dalam jangka waktu yang sangat singkat. Dari penjelasan
Pressman (2012) ini, satu perhatian khusus mengenai metodologi
RAD dapat diketahui, yakni implementasi metode RAD akan
berjalan maksimal jika pengembang aplikasi telah merumuskan
kebutuhan dan ruang lingkup pengembangan aplikasi dengan baik.
Sedangkan menurut Kendall (2010), RAD adalah suatu
pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang
mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat
lunak. RAD bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya
diperlukan dalam siklus hidup pengembangan sistem tradisional
antara perancangan dan penerapan suatu sistem informasi. Pada
akhirnya, RAD sama-sama berusaha memenuhi syarat-syarat bisnis
yang berubah secara cepat.
64
Gambar 2. 10 Siklus RAD (Kendall & Kendall, 2010)
Menurut Kendall (2010), terdapat tiga fase dalam RAD yang
melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian,
perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut adalah
requirements planning (perencanaan syarat-syarat), RAD design
workshop (workshop desain RAD), dan implementation
(implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall
(2010), berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari
tiap-tiap fase pengembangan aplikasi:
1. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta
untuk mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang
ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini
adalah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun
teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari
65
sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).
2. RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang
bisa digambarkan sebagai workshop. Tahap ini merupakan
tahapan perancangan arsitektur sistem, dari hasil perumusan
masalah, tujuan, syarat, dan kebutuhan menjadi acuan dalam
pembangunan arsitektur sistem. Workshop desain ini dapat
dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi
yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD,
pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis
memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon
pengguna. Adapun yang harus dirancang pada tahap workshop
design antara lain;
3. Desain Proses
Rancangan ini meliputi apa saja proses dan apa saja akivitas
yang terjadi pada sistem, kemudian juga menentukan interaksi
apa saja yang terlibat, perancangan ini dapat menggunakan use
case diagram, activity diagram, sequence diagram dan yang
lain.
4. Desain Basis Data
Merancang data dan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh
sistem, berikut klasifikasinya dan hubungan antar data tersebut.
66
Dapat dirancang menggunakan class diagram maupun entity
relationship diagram (ERD).
5. Desain Antar Muka
Merancang elemen-elemen yang menunjang dan menjadi
jembatan interaksi antara pengguna dan sistem untuk itu tahap
ini membutuhkan kerjasama dengan pengguna.
6. Implementasi (Implementation)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para
pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-
aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-
aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring,
sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan
kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).
2.9. Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu
yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek.
Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang
memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi
mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan
mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan
rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
67
Unifield Modelling Language (UML) adalah notasi yang lengkap
untuk membuat visualisasi model suatu sistem (Yasin, 2012)
Gambar 2. 11 Proses Pengembangan dalam UML (Kendall & Kendall, 2008)
2.9.1. Diagram-Diagram UML
1. Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan
interaksi antar sistem dengan sistem eksternal dan pengguna.
Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa saja yang
akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna
mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten, 2004).
Use Case Diagram merupakan pemodelan untuk behavior
sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan
sebuah interaksi antara satu atau lebih actor dengan sistem informasi
yang akan dibuat. Syarat penamaan use case adalah nama
didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal
68
utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan
use case (Rosa A.S, 2011).
Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di
luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi
walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor
belum tentu merupakan orang.
Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau
aktor.
Gambar 2. 12 Contoh Use Case Diagram (Whitten & Bentley, 2007)
Berikut adalah legenda use case diagram beserta keterangan-
keterangan mengenai use case diagram:
Komponen Nama komponen Keterangan
Actor
Sebuah peran yang dapat
dimainkan oleh pengguna
dalam interaksinya dengan
system.
Actor 1
Use Case 1
Use Case 2
Use Case 3
Actor 2
Actor 3
System
69
Use case
Serangkaian scenario yang
digabungkan bersama-sama
oleh tujuan umum pengguna
<<include>> (merupakan stereotype)
Menunjukkan bahwa sebuah
usecase adalah bagian dari
use case yang lain
<<extend>>
(merupakan stereotype)
Digunakan untuk membuat
use case baru dengan
menambahkan langkah-
langkah pada use case yang
sudah ada.
2. Class Diagram
Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun
sistem. Kelas memiliki atribut dan operasi atau metode. Atribut
adalah variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
Sedangkan operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang
dimiliki oleh suatu kelas (Rosa A.S, 2011).
Class diagram gambar grafis mengenai struktur obyek statis
dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas obyek yang
menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas obyek
tersebut (Whitten et al, 2004). Fitur-fitur yang terdapat dalam
class adalah:
a. Atribut
70
Atribuat adalah rincian suatu class, misalnya warna motor
dan sebagainya. Atribut bisa sederhana (integer, floating-
point dan sebagainya) dan bisa juga kompleks.
b. Operasi (Operational)
Operasi adalah suatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class
atau yang dapat dilakukan oleh class lain terhadap sebuah
class.
c. Metode (Methods)
Metode adalah implementasi proses. Tiap class
mengimplementasikan operasinya dengan menurunkan dari
super class. Jika suatu class tidak memiliki implementasi
operasi, maka mau tidak mau harus menurunkan dari super
class nya dan operasinya dinyatakan sebagai abstract.
d. Class Abstract
Class Abstract adalah class yang menyediakan operasi tanpa
merinci implementasinya. Class Abstract bermanfaat untuk
menidentifikasi fungsi antar objek. Karena tanpa
implementasi, class abstract harus menjadi sub class.
e. Hubungan (Relationships)
Hubungan berfungsi untuk melihat mekanisme suatu sistem
71
Gambar 2. 13 Contoh Class Diagram (Whitten & Bentley, 2007)
3. Sequence Diagram
Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun
dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi
dengan use case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi
tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu
didalam use case. Tipe diagram ini sebaiknya digunakan di awal
tahap desain atau analisis karena kesederhanaannya dan mudah
untuk dimengerti (Suhendar, 2002)
Customer
customerName: stringaddress: stringemail: stringcreditCardInfo: stringshippingInfo: string
+registeri()+login()+updateProfile()
User
userId: stringpassword: stringloginStatus: string
verifyLogin(): bool
Administrator
adminName: stringemail: string
+updateCatalog(): boolShipping Info
shippingId: intshippingType: stringshippingCost(): intshippingRegionId: int
+updateShippingInfo() Order Details
orderId: int
productId: intproductName: stringquantity: intunitCost: float
+calcPrice()
subTotal: float
Orders
orderId: intdateCreated: stringdateShipped: stringcustomerName: stringcustomerId: string
+placeOrder()
status: stringshippingId: string
Shopping Cart
cartId: intproductID: intquantity: intdateAdded: int
+addCartItem()+updateQuantity()+viewCartDetail()+checkOut()
1
0..*0..*
1
1
1
1
1-memberName
72
Gambar 2. 14 Contoh Sequence Diagram (Whitten & Bentley, 2007)
4. Activity Diagram
Activity diagram adalah sebuah tipe dari work flow diagram
yang mendeskripsikan aktifitas user dan tahapan – tahapan
pengerjaannya secara sekuensial (Satzinger, Jackson, & Burd,
2010). Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem
bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat
dilakukan oleh sistem (A.S & Shalahuddin, 2011). Gambar 2.10
menunjukan contoh penggunaan dari activity diagram.
Form
Admin:Admin ControllerHalaman
Website Database
1: Menampilkan form login()2: Mengisi username dan
password()
3: Validasi data()
4: Pesan kesalahan()
5: Ambil data()
6: Cek data login()
7: login OK()
8: Tampil halaman utama()
9: Kelola data()
10: Kembali halaman utama()
11: Logout()
73
Gambar 2. 15 Contoh Activity Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011)
2.10. Konsep Basis Data
2.10.1. Basis Data (Database)
Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis
kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat
bersarang atau berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi
fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia
(pegawai, siswa, pembeli, pelanggan) barang, hewan, peristiwa,
keadaan dan sebagainya, yang diwujudkan dalam bentuk angka,
huruf simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya
Sedangkan Jogiyanto menuturkan dalam bukunya yang
berjudul Pengenalan Komputer, basis data adalah kumpulan dari
kata yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan
di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang
74
penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam
menyediakan informasi bagi para pemakai (Jogiyanto, 2005).
Database merupakan kumpulan file yang saling
berhubungan. Tetapi, database tidak hanya kumpulan file. Record
di dalam tiap file harus dapat dihubungkan dengan record di dalam
file lain (Whitten et al, 2007).
Dalam manajemen database relational terdapat komponen
utama dalam konsep database (Whitten et al, 2007):
1. Field adalah unit terkecil data yang disimpan dalam database.
Unit terkecil data yang disimpan dalam database:
a. Primary Key, yaitu field yang unik dan mengidentifikasi satu
record.
b. Secondary Key, yaitu field yang mengidentifikasi sebuah
record atau bagian dari beberapa record yang terkait.
c. Foreign Key, yaitu field yang menunjuk beberapa record
pada file lain
d. Descriptive Key, yaitu Non-Key field.
2. Record adalah kumpulan field yang diatur dalam format yang
predetermined (telah ditentukan).
a. Fixed-length record structures
Sebagian besar teknologi database memaksakan struktur
record fixed length, dalam artian setiap instance record
75
mempunyai field yang sama, jumlah field yang sama, dan
ukuran logika yang sama. Akan tetapi, beberapa sistem
database akan mengkompresi field-field dan nilai-nilai yang
tidak digunakan untuk menghemat ruang penyimpanan disk.
b. Variable-length record structures
Memperbolehkan record-record pada file yang sama
memiliki length yang berbeda.
3. File dan table adalah kumpulan semua kejadian dari struktur
record yang ditentukan. Tipe-tipe dari file yaitu:
a. File induk atau master adalah file penting dalam sistem dan
akan tetap ada selama siklus hidup sistem informasi
berputar.
b. File transaksi adalah file yang digunakan untuk merekam
data dari suatu transaksi yang terjadi
c. File laporan adalah file yang berisi sistem informasi yang
akan ditampilkan.
d. File sejarah adalah file yang berisi data masa lalu yang sudah
tidak aktif lagi.
e. File pelindung adalah salinan dari file-file yang masih aktif
di database pada saat tertentu yang digunakan bila file
database rusak
f. File kerja adalah suatu proses program secara sementara karena
memori komputer tidak mencukupi
76
Sedangkan tabel adalah suatu kesatuan unit dari row atau
record dengan atribut-atributnya (column).
2.10.2. Data Base Management System (DBMS)
Manajemen basis data (DBMS atau Database Management
System) sangat berguna bagi suatu sistem berbasis komputer, bahkan
dapat dikatakan menjadi tulang punggung bagi sistem tersebut.
Menurut Hoffer et al DBMS memungkinkan penyimpanan,
pencarian, pengolahan, dan modifiSeksi data bisnis dengan cepat,
aman dan efisien (Sarosa, 2009).
Tujuan utama DBMS adalah menyediakan lingkungan yang
nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari
basisdata. DBMS berperan memberi abstraksi data tingkat tinggi ke
pemakai. Sedangkan tujuan lain dari DBMS menurut Hariyanto
(2004) antara lain:
1. Menghindari redudansi dan inkonsistensi data.
2. Menghindari kesulitan pengaksesan data.
3. Menghindari isolasi data.
4. Menghindari terjadinya anomali pengaksesan konkuren.
5. Menghindari masalah-masalah keamanan.
6. Menghindari masalah-masalah integritas.
77
2.11. Sistem Berbasis Web
Menurut Turban et al (2005), website adalah tempat penyimpanan
suatu file hypermedia yang diidentifikasi oleh suatu alamat yang unik.
Website merupakan fasilitas hiperteks untuk menampilkan data
berupa teks, gambar, suara, animasi, dan data multimedia lainnya.
Penggolongan website berdasarkan isinya (website contents) terdiri dari
dua jenis yaitu (Wahana: 2006):
1. Web Statis
Web statis adalah web yang berisi atau menampilkan informasi-
informasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengguna
tidak dapat berinteraksi dengan web tersebut. Pada web statis,
pengguna hanya dapat melihat isi dokumen pada halaman web dan
apabila diklik akan berpindah ke halaman web yang lain. Interaksi
pengguna hanya terbatas pada melihat informasi yang ditampilkan,
tetapi tidak dapat mengolah informasi. Web statis biasanya berupa
Hypertext Markup Languange (HTML) yang ditulis pada editor teks
dan disimpan dalam bentuk .html atau .htm.
2. Web Dinamis
Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat
berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan
penggunan untuk berinteraksi menggunakan form sehingga dapat
mengolah informasi yang ditampilkan. Web dinamis bersifat interaktif,
tidak kaku, dan terlihat lebih indah. Web dinamis biasanya berupa Page
78
Hypertext Preprocessor (PHP) yang membuat halaman web HTML
menjadi dinamis. HTML yang digabung dengan script PHP akan
menghasilkan tampilan web yang dinamis, indah, dan interaktif.
2.11.1. Hyper Text Mark-up Language (HTML)
Ariona (2013:10) menjelaskan bahwa HTML adalah
kependekan dari Hyper Text Markup Language. Artinya adalah
bahasa markup (penanda) berbasis text atau bisa juga disebut sebagai
formatting language (bahasa untuk memformat), Jadi sudah jelas
bahwa HTML bukanlah bahasa pemrograman, melainkan bahasa
markup/formatting.
Fungsi utama HTML lebih fokus kepada menggambarkan
struktur halaman web, mulai bagaimana susunan elemen pada
halaman hingga data meta apa saja yang dimuat. Dahulu HTML juga
menentukan tampilan halaman, namun tugas itu sekarang sudah
diserahkan pada Cascading Style Sheet (CSS). Saat ini HTML sudah
mencapai versi HTML5.
2.11.2. Cascading Style Sheet (CSS)
Menurut Ariona (2013:58), CSS adalah kependekan dari
Cascading Style Sheet, berfungsi untuk mempercantik penampilan
HTML atau menentukan bagaimana elemen HTML ditampilkan,
seperti menentukan posisi, merubah warna teks atau background
dan lain sebagainya.
79
Saat ini CSS sudah mencapai versi CSS3, dimana fungsinya
sudah menjadi lebih meluas dengan menambah dukungan terhadap
animasi dan transisi elemen. Selain itu dengan dukungan CSS3,
sebuah halaman web juga dapat dibuat berjalan secara responsif.
Dalam CSS dikenal adanya sebutan selector, yang berfungsi
untuk mendefinisikan dan menjelaskan bagian elemen mana yang
akan dimanipulasi tampilannya oleh CSS, secara umum terdapat
beberapa jenis selector.
1. Tag = sebuah tag HTML dapat dijadikan sebuah selector
Contoh: input { }
2. Id = sebuah elemen biasanya memiliki atribut Id yang dapat
dijadikan sebuah selector
Contoh: #siteTitle { }
3. Class = elemen yang memiliki atribut class juga dapat
digunakan sebagai selector
Contoh: navbar { }
2.11.3. Bahasa Pemrograman PHP
Menurut Suprianto (2008) mengemukakan pendapatnya
mengenai PHP yaitu PHP tergolong ke dalam bahasa pemrograman
yang berbasis server (serverside scripting) yang berarti semua script
PHP diletakkan di server dan diterjemahkan oleh web server terlebih
dahulu, kemudian hasil terjemahannya dikirim ke browser client.
80
PHP tergolong perangkat lunak open source yang diatur
dalam aturan GPL (General Purpose License) yang sangat cocok
dikembangkan dalam lingkungan web, karena PHP dapat dilekatkan
pada script HTML atau sebaliknya
Banyak kelebihan yang dimiliki oleh PHP, bahasa
pemograman ini dapat dijalankan di berbagai macam operating
system misalnya Windows, LINUX dan Mac OS. Selain Apache,
PHP juga mendukung beberapa web server lain seperti, Microsoft
IIS, Caudium, PWS dan lain-lain.
PHP dapat memanfaatkan database untuk menghasilkan
halaman web yang dinamis. Sistem management database yang
sering digunakan bersama dengan PHP adalah Microsoft Access,
Interbase, dBase, PostgresSQL dan lain-lain. Sering
perkembangannya, PHP versi 5 mendukung semua ekstensi terbaru
MySQL, pengembangan web server dengan SOAP dan REST, serta
ratusan peningkatan lainnya dibandingkan dengan versi-versi
sebelumnya.
2.11.4. XAMPP dan PHP MyUnit Lain
Singkatan XAMPP menurut Suprianto (2008) adalah X
(empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP. XAMPP
merupakan perangkat lunak yang dapat di download secara gratis.
XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak
ke dalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat Apache
81
(Web Server), MySQL (database), PHP (serverside scripting), Perl,
FTP Server, PHP MyUnit Lain dan berbagai pustaka bantuan
lainnya.
Dengan XAMPP kita juga dapat memulai membangun
sistem informasi sekolah, daftar mata pelajaran, profile sekolah,
kegiatan sekolah, pengumuman sekolah dan lain-lain. Dengan kata
lain XAMPP merupakan salah satu peralatan pondasi dasar dalam
membangun aplikasi berbasis web menggunakan bahasa
pemograman PHP dan database MySQL.
Pengertian PHP MyUnit Lain menurut Suprianto (2008)
adalah salah satu pengolah data MySQL yang berbasis web yang
berada dalam menu XAMPP, PHP MyUnit Lain memberikan
kemudahan dalam pengoperasiannya dan hampir semua web hosting
menyediakan PHP MyUnit Lain untuk para penyewa virtual house.
2.11.5. Database MySQL
Hidayatullah dan Kawistara (2014:180) menyatakan
MySQL adalah salah satu aplikasi DBMS yang sudah sangat banyak
digunakan oleh para pemrogram aplikasi web. Kelebihan dari
MySQL adalah gratis, handal, selalu di update dan banyak sekali
forum yang memfasilitasi para pengguna jika memiliki kendala.
Pada dasarnya, MySQL adalah salah satu database server
yang paling banyak digunakan, terutama dalam aplikasi web.
Database server adalah media persediaan dan pelayanan basis data,
82
pada database server inilah terjadi penyimpanan dan perekaman
data.
Untuk dapat berinteraksi dengan MySQL, harus
menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang disebut
Structured Query Language (SQL), sehingga dalam MySQL
perintah disebut dengan query. Secara umum perintah SQL
dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Data Definition Language (DDL)
Merupakan query atau perintah untuk mendefinisikan atau
menjelaskan sebuah struktur dalam database, baik itu
pembuatan basis data, pembuatan tabel, atau pendefinisian
atribut/field. Ada beberapa query yang sering dijalankan dalam
DDL:
a. CREATE = query untuk membuat basis data atau tabel baru
b. ALTER = untuk mengubah struktur pada sebuah table
c. DROP = untuk menghapus keseluruhan tabel atau basis data
2. Data Manipulation Language (DML)
Merupakan query yang berfungsi untuk memanajemen data atau
record pada tabel, berikut beberapa query yang sering
digunakan:
a. INSERT = untuk menyisipkan baris data pada sebuah table
b. UPDATE = untuk memperbarui data pada baris di sebuah
table
83
c. DELETE = untuk menghapus baris data (record) pada table
MySQL secara default tidak memiliki DBMS berbasis GUI
seperti Microsoft Access, namun kita dapat menggunakan DBMS
seperti PHP MyUnit Lain untuk mempermudah memanajemen basis
data yang menggunakan MySQL. PHP MyUnit Lain merupakan
DBMS berbasis web sehingga perlu dijalankan lewat browser, tetapi
ada juga aplikasi DBMS lain berbasis desktop seperti SQLite atau
SQLyog.
2.12. Pengujian Sistem
Sebuah perangkat lunak sering mengandung kesalahan (error) pada
proses-proses tertentu pada saat perangkat lunak sudah berada ditangan
user. Error pada perangkat lunak sering disebut dengan bug. Untuk
menghindari banyaknya bug maka diperlukan adanya pengujian perangkat
lunak sebelum perangkat lunak sepenuhnya diserahkan kepada pelanggan
atau selama perangkat lunak masih terus dikembangkan (A.S &
Shalahuddin, 2011).
2.12.1. Black Box Testing
Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi
spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program.
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi,
masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan (A.S & Shalahuddin, 2011). Pengujian
kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat
84
mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat
untuk melakukan pengujian kotak hitam harus dibuat dengan kasus
benar dan kasus salah, misalkan untuk kasus proses login maka
kasus uji yang dibuat adalah:
1. Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi
(password) yang benar.
2. Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi
(password) yang salah, misalnya nama pemakai benar tapi kata
sandi salah, atau sebaliknya, atau keduanya salah.
2.12.2. Kelebihan dan Kekurangan Black Box Testing
Berikut adalah kelebihan dari jenis testing ini adalah (Rizky,
2011):
1. Anggota tim tester tidak harus memiliki kemampuan teknik di
bidang pemrograman.
2. Kesalahan atau bug seringkali ditemukan oleh komponen tester
yang berasal dari pengguna.
3. Hasil black-box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun
kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat
lunak.
4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white-
box testing.
85
Sedangkan kekurangan dalam menggunakan black-box
testing yaitu Tester tidak yakin sepenuhnya atas perangkat lunak
yang telah diuji.
86
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi
Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang
perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Bagian
metodologi penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan langkah-langkah
penelitian dan metode apa saja yang dipergunakan (Gambar 3.1). Tahapan
pertama yaitu analisis awal. Tujuan dari analisis awal ialah mengidentifikasi
permasalahan yang terkait dalam pengambilan keputusan, informasi dan
data pendukung yang menunjang penelitian, faktor pembuat keputusan,
menentukan parameter atau variable yang terkait, menentukan alternatif
keputusan yang digunakan, dan fokus terhadap teori-teori model keputusan.
Analisis awal dilakukan dengan pengumpulan data yang terdiri dari studi
kepustakaan, studi literatur, observasi dan wawancara.
Tahap selanjutnya adalah pengembangan sistem. Tahapan ini
dilakukan dengan menggunakan metode berorientasi objek (untuk gaya
desainnya) dan pengembangan sistem dengan RAD yang terbagi ke dalam
3 tahap yaitu fase perencanaan syarat-syarat, workshop design, dan
implementasi. Sedangkan notasi pemodelannya menggunakan pemodelan
UML. Tahap implementasi terdiri dari dua tahap, yaitu pembangunan sistem
(coding) dan tahap pengujian sistem dengan menggunakan Verification
87
Validation. Tahap terakhir adalah laporan dan dokumentasi, yaitu dengan
menghasilkan output yang berbentuk laporan penelitian dan prototype
sistem penunjang keputusan untuk rekomendasi pemilihan kandidat
promosi jabatan struktural yang telah berhasil dikembangkan.
3.2. Analisis Awal
Tahap analisis awal ini dimulai dengan mengumpulkan sumber
penelitian sejenis dari journal, ebook, edocument, buku, artikel internet dan
hasil wawancara. Selanjutnya menentukan tujuan sistem pendukung
keputusan untuk rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan
struktural di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, menentukan siapa saja
stakeholder yang terlibat, dan menentukan variable dan metode perhitungan
yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Semua sumber penelitian
akan di-review, dan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.
3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan agar penulis bisa memperoleh data
yang diperlukan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara
langsung dari sumber penelitian atau dari instansi yang menjadi objek
penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara. Sedangkan data
sekunder untuk penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan terlebih
dahulu teori atau studi literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang
sedang diteliti.
88
3.3.1. Studi Kepustakaan
Untuk melakukan suatu penelitian, dibutuhkan referensi
sebagai landasan dan acuan yang akan dilakukan dalam sebuah
penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 17 referensi yang berasal
dari 10 artikel dari jurnal nasional, 4 buku dan 3 e-document. Hasil
dari studi pustaka yang telah dilakukan diantaranya adalah
menentukan variable yang digunakan dalam sistem pendukung
keputusan yaitu kepangkatan, usia, pendidikan, diklat, DP3 (Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan), pengalaman kerja dalam jabatan,
penghargaan pegawai teladan, dan masa kerja serta penjelasan
mengenai metode fuzzy logic dan full factorial.
3.3.2. Metode Observasi
Penulis melakukan pengambilan data awal di Dinas
Lingkungan Hidup pada bulan Maret 2019 menghasilkan temuan
diantaranya, mengetahui bagaimana proses dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP) promosi jabatan struktural di Dinas
Lingkungan Hidup Jakarta, mengetahui proses e-kinerja sistem, dan
juga mengetahui standar-standar atau kriteria yang harus dipenuhi
dalam merekomendasikan kandidat jabatan struktural yang terdapat
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun
2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Struktural.
89
3.3.3. Metode Wawancara
Setelah tahap observasi, peneliti kemudian melakukan
wawancara dengan beberapa expert judgment untuk memperkuat
hipotesis maupun mengklarifikasi data-data yang telah peneliti
kumpulkan pada saat tahap observasi. Pada penelitian ini,
wawancara yang pertama dilakukan dengan mewawancarai
penanggung jawab di Kepegawaian yaitu Bapak Arif, dan beberapa
staf yaitu Bapak Iwan, dan Ibu Anya pada bulan Maret 2019, yang
bertempat di Dinas Lingkungan Hidup tepatnya di ruang
Kepegawaian. Tujuan dari wawancara ini mendapatkan data-data
yang dibutuhkan dalam analisa dan perancangan sistem.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis
mendapatkan informasi mengenai:
a. Informasi mengenai proses jabatan struktural yang sedang
berjalan di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.
b. Informasi mengenai hal yang menjadi pertimbangan dalam
merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural.
c. Informasi masalah yang ditemui dalam merekomendasikan
kandidat promosi jabatan struktural.
d. Informasi peraturan perundang-undangan mengenai pengakatan
pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural dan hal-hal lainnya
yang terkait dengan proses promosi jabatan struktural khususnya
dalam proses rekomedasi kandidat promosi jabatan struktural.
90
Wawancara lainnya sekaligus meminta pendapat pakar
melalui kuesioner:
1. Wawancara dengan Bapak Iwan yang merupakan staff di Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta, serta sebagai pakar untuk
memenuhi syarat expert judgment.
2. Wawancara dengan Bapak Arif sebagai penanggung jawab di
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
3.3.4. Studi Literatur
Tabel 3. 1 Studi Literatur Sejenis
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Mya Riska
Fitriyani, (2017)
Sistem Pendukung
Keputusan Untuk
Kenaikan Jabatan
Aparatur Sipil Negara
Struktural Pada
Badan Pengelola
Keuangan Dan Aset
Daerah (BPKAD)
Kabupaten Lampung
Tengah Dengan
Metode Simple
Additive Weighting
Penelitian yang menggunakan metode
Simple Addtive Weighting (SAW) ini
bertujuan untuk memberikan alternatif
keputusan menentukan suatu pegawai
dapat dikatakan untuk naik jabatan
berdasarkan dengan ketentuan instansi
terkait dan beberapa kriteria. Proses
menentukan promosi jabatan pada
penelitian ini dengan cara mengetahui
fungsionalitas yang harus ada pada sistem
dan pengolahan data manual. Metode
Simple Additive Weighting (SAW)
digunakan untuk mencari penjumlah
terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternatif dari semua atribut untuk
menghasilkan keputusan siapakah pegawai
yang akan dinaikan jabatannya. Dan hasil
dari penelitian ini adalah Eko Sunarto
menghasilkan nilai keputusan yaitu 0,94,
maka akan dinaikan jabatannya.
2. Herman, Awang
Harsa
Kridalaksana, dan
Zainal Arifin,
(2016)
Sistem Penunjang
Keputusan Promosi
Jabatan Struktural
Eselon II.B
Menggunakan
Metode Promethee
(Studi Kasus: Badan
Kepegawaian Daerah
Penelitian ini menggunakan salah satu
metode Sistem Penunjang Keputusan yaitu
Promethee, metode ini dapat membantu
dalam memilih calon Pejabat baru karena
semua hasil tes harus dibandingkan satu-
persatu, sehingga dibutuhkan waktu yang
lama untuk menentukan calon Pejabat.
Proses penilaian calon Pejabat dengan
metode Promethee untuk penentuan urutan
atau prioritas dalam analisis multikriteria
91
Kabupaten Kutai
Timur)
atau MCDM (Multi Criterion Decision
Making). Nilai hubungan outranking
berdasarkan pertimbangan dominasi
masing-masing kriteria. Dan hasil
penelitian ini berdasarkan perhitungan
menggunakan metode Promethee, maka
didapatkan nilai net flow sebesar
0.14583333333333 untuk rekomendasi
3. Suriani, (2013) Sistem Pendukung
Keputusan Kenaikan
Jabatan Pegawai Pada
Dinas Pendidikan
Dan Pengajaran
Menggunakan
Metode Pencocokan
Profil.
Penelitian yang bertujuan untuk membantu
dalam proses kenaikan jabatan dan
perencanaan karir pada instansi hanya
didasarkan pada faktor tertentu ini
menggunakan metode pencocokan profil.
Metode pencocokan profil digunakan
untuk menyeleksi kandidat terbaik dari
sejumlah pegawai yang ada untuk
menduduki jabatan yang tersedia. Data
alternatif pada penelitian ini ditentukan
DIKTI dan aspek-aspek personal dari
pegawai. Dan hasil penelitian ini
berdasarkan perhitungan penentuan hasil
akhir/ranking.
4 Martina K.E.T.
Dundu, Steven R.
Sentinuwo,
Agustinus
Jacobus, (2016)
Implementasi AHP
Sistem Penunjang
Keputusan Promosi
Jabatan Di
Universitas Sam
Ratulangi
Penelitian yang menggunakan metode
AHP (Analytical Hierarchy Process) ini
bertujuan untuk menghasilkan sebuah
ranking yang didapat dari membanding
setiap kriteria dan juga alternatif dalam hal
calon yang akan diberikan promosi jabatan.
Proses perbandingan berpasangan
alternatif dilakukan untuk setiap kriteria
dengan tujuan mendapatkan nilai eigen
vector dari setiap alternatif pada setiap
kriteria. Dan hasil penelitian ini
perdasarkan perhitungan, alternatif yang
mendapatkan nilai paling tinggi adalah
alternatif yang paling direkomendasikan
untuk diberi promosi jabatan. A01, A06,
A04, A07, A05, dan A03 berturut-turut
dalam prioritas. Hasil dari aplikasi ini
sudah diuji dengan perhitungan manual
dan tidak ditemukan selisih yang artinya
sudah sesuai.
5 Ria Astriratma,
Retantyo
Wardoyo, dan
Aina
Musdholifah,
(2017)
Sistem Pendukung
Keputusan
Rekomendasi
Kandidat Pejabat
Struktural
Menggunakan
Metode Profile
Matching (Studi
Kasus: Pemerintahan
Kota Tarakan)
Penelitian yang menggunakan metode
Profile Matching ini bertujuan untuk dapat
menggabungkan basis data yang tersedia
dengan model penilaian untuk
mendapatkan profil calon yang cocok
dengan profil jabatan yang lowong
diperlukan untuk menunjang kinerja yang
lebih objektif. Penerapan metode profile
matching dalam membangun sistem
pendukung keputusan diharapkan dapat
membantu proses rekomendasi pemilihan
92
kandidat pejabat struktural. Dan hasil
penelitian ini berdasarkan hasil
perhitungan nilai total. Bahwa perubahan
nilai profil kandidat, dan jumlah subkriteria
yang digunakan untuk kriteria jabatan,
dapat mempengaruhi kedekatan kandidat
dengan jabatan yang tersedia.
6 Ibnu Yahya
Saputra (2020)
Sistem Pendukung
Keputusan
Rekomendasi
Pemilihan Kandidat
Promosi Jabatan
Struktural
Menggunakan
Metode Fuzzy Logic
dan Full Factorial
(Studi Kasus: Dinas
Lingkungan Hidup
Jakarta)
Penelitian yang menggunakan metode
fuzzy logic dan full factorial ini bertujuan
untuk meningkatkan motivasi kerja
pegawai agar mau berkerja dengan baik
sesuai dengan yang dikehendaki oleh dinas
guna meningkatkan produktivitas kerja,
keberhasilan dalam mencapai sasarannya
dan untuk memberikan alternatif
keputusan dalam memilih kandidat
promosi jabatan sturktural. Penerapan
metode fuzzy logic untuk membangun
sistem pendukung keputusan karena selain
membantu mengubah nilai bias, fuzzy logic
juga lebih fokus ke nilai setiap parameter
bukan perbandingan antar parameter dan
metode full factorial untuk menentukan
alternatif terbaiknya.
3.4. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dilakukan untuk menemukan logika
perancangan (proses bisnis) pada sistem yang akan dibuat dan melihat
kontruksi seperti apa yang akan diterapkan pada sistem dan menilai serta
mengevaluasi keakuratan sistem. Dalam melakukan pengembangan sistem
pada penelitian ini, metode pengembangan sistem yang digunakan adalah
rapid application development (RAD), dan dalam melakukan analisis dan
perancangan sistem pendekatan yang digunakan adalah berorientasi objek
dan bahasa permodelan yang digunakan adalah dengan unified modeling
language (UML). Versi UML yang digunakan adalah 2.5.1. Secara teknis
perancangan diagram dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft
93
Office Visio 2007. Adapun tahapan dalam RAD antara lain perencanaan
kebutuhan (requirements planning), perancangan (workshop design), dan
implementasi (implementation). Pemilihan RAD dilakukan karena
pengembangan dan pembangunan aplikasi yang pendek, singkat, cepat dan
mudah menyesuaikan diri secara fleksibel terhadap kebutuhan karena
keterlibatan langsung pengguna akhir dari sistem.
3.4.1. Tahapan Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi permasalahan
lalu menentukan tujuan, dan syarat-syarat untuk mencapai tujuan
tersebut. Poin penting perencanaan yang perlu dibuat dalam
pembuatan desain sistem penunjang keputusan rekomendasi
pemilihan kandidat promosi jabatan struktural diantaranya sebagai
berikut:
1. Penentuan variable atau parameter-parameter dalam proses
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural di
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
2. Menentukan Pakar yang akan memberikan penilaian (expert
judgment) terkait dengan proses rekomendasi pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural.
3. Pemodelan pengambilan keputusan dengan menggunakan fuzzy
logic dan Full Factorial.
94
3.4.2. Tahapan Perancangan (Workshop Design)
Tahapan ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya
yaitu tahap analisis. Pada tahap ini, analisis yang telah didapatkan
akan dibuat rancangannya. Sekaligus membuat rancangan
pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy logic
dan Full Factorial. Dengan membuat rancangannya bisa dilihat
gambaran arsitektur sistem yang akan dibuat nantinya. Proses ini
disebut sebagai pemodelan, dan menggunakan alat bantu pemodelan
yaitu UML dengan tahapan:
a. Desain Proses
Desain proses terdiri dari pembuatan use case diagram, activity
diagram, sequence diagram, dan class diagram. Pembuatan use
case diagram dilaksanakan untuk menggambarkan tingkah laku
dari sistem yang akan dibuat. Activity diagram menunjukkan
urutan kegiatan yang terjadi di dalam sistem. Sequence diagram
akan menggambarkan interaksi di antara objek-objek. Class
diagram menggambarkan struktur kelas dari suatu sistem dan
hubungan antar tiap kelas.
b. Desain Database
Dalam desain database Mapping database dibuat untuk
menggambarkan hubungan antar tabel yang terdapat pada
database akan di jelaskan spesifikasi database, peneliti akan
menggambarkan spesifikasi dari database yang dibuat.
95
c. Desain Interface
Dalam tahapan ini, akan dibuat desain antarmuka yang
sesederhana dan seefisien mungkin sehingga memudahkan
pengguna untuk berinteraksi dengan sistem.
3.4.3. Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap ini merupakan tahap pembangunan sistem
berdasarkan dari hasil analisis dan perancangan yang telah
dilakukan. Dari hasil perancangan yang telah dibuat akan
direalisasikan menjadi sebuah aplikasi yang nantinya akan bisa
digunakan. Adapun proses yang harus dilakukan pada tahap ini
adalah:
a. Pemrograman (coding)
Dalam tahapan koding ini peneliti akan melakukan proses
menuliskan kode-kode dengan menggunakan bahasa
pemrograman tertentu. Sehingga aplikasi yang sudah dirancang
dapat diaplikasikan dan dapat dijalankan. Pada penelitian ini
coding menggunakan bahasa pemrograman PHP karena sistem
yang dibangun berbasis website dengan DBMS menggunakan
MySQL.
b. Pengujian (testing).
Dalam tahapan ini peneliti akan menguji aplikasi yang telah
dibuat dengan menggunakan metode pengujian Verification
Validation. Apabila sistem sudah menghasilkan output yang
96
sesuai dengan tujuan yang telah dibuat, berarti sistem telah lolos
pengujian tersebut.
3.5. Pelaporan
Tahapan pelaporan merupakan tahapan akhir dari serangkaian
tahapan besar yang sebelumnya telah dilakukan. Dimana, pada tahapan ini
hasil akhirnya adalah laporan hasil dari penelitian yang dilakukan, yang
disebut dengan laporan skripsi. Kaidah penulisan sitasi sumber-sumber
referensi dalam laporan mengikuti APA (American Psychological
Association) style edisi revisi ke-6.
Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian
97
97
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Profil Organisasi
Dinas Lingkungan Hidup merupakan unsur pelaksana
penyelenggara urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup, yang
terbentuk sejak tahun 2017 dengan Peraturan Gubernur Nomor 284
Tahun 2016. Dinas Lingkungan Hidup merupakan hasil peleburan
antara Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah dengan Dinas
Kebersihan. Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan
Lingkungan Hidup. Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas
melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
pengelolaan kebersihan. Dinas Lingkungan Hidup melakukan
pelayanan dalam hal: Penerbitan izin lingkungan dan SPPL,
Rekomendasi AMDAL dan UKL/UPL, Pembinaan Bengkel
Pelaksana Uji Emisi, dan retribusi sampah.
Gambar 4. 1 Logo Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
98
4.1.2. Visi dan Misi
A. Visi
Jakarta Baru, Kota Modern Yang Bersih Dengan Masyarakat
Berbudaya Bersih Dan Pelayanan Publik Yang Prima.
B. Misi
1. Menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi yang
efektif dan efisien serta ramah lingkungan dengan melibatkan
peran serta masyarakat dan swasta.
2. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang memiliki
kesadaran dalam memelihara kebersihan kota.
3. Meningkatkan manajemen pelayanan kebersihan dengan
menerapkan prinsip-prinsip GOOD GOVERNANCE.
99
4.1.3. Struktur Organisasi
Berikut merupakan struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
100
4.2. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)
4.2.1. Analisis Sistem Berjalan
Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak terkait,
maka dapat digambarkan sistem yang berjalan dalam rekomendasi
pemilihan kandidat promosi jabatan struktural di Dinas Lingkungan
Hidup DKI Jakarta.
Gambar 4. 3 Sistem Berjalan
Berdasarkan sistem berjalan tersebut maka dapat dijelaskan
uraian sebagai berikut:
1. Sekertaris memeriksa dan meneliti data pegawai yang diusulkan
dalam jabatan struktural yang sudah di mapping oleh Kasubag.
Draf Usulan
1. Memeriksa, meneliti data
pegawai yang diusulkan
Sekretaris
2.Mengkonsep dan
mengolah pegawai yang
diusulkan
Kepala Subbagian Kepegawaian
Jabatan Pelaksana Umum
3. M
emb
uat su
rat usu
lan
pro
mosi p
egaw
ai
4.
Men
eru
skan
su
rat
usu
lan p
rom
osi
peg
awai
Kepala Dinas
5. M
enan
datan
gan
i
surat u
sulan
pro
mo
si
peg
awai
6. Mengirim surat usulan
promosi ke BKD
Baperjakat
7. Mengikuti Baperjakat
8. Mengarsipkan promosi
usulan
BKD
101
2. Draf usulan diserahkan kepada Kasubag untuk mengonsep dan
mengolah pegawai yang akan diusulkan dalam jabatan
struktural.
3. Lalu, Jabatan Pelaksana Umum menerima draf usulan dan
mengkeluarkan surat data pegawai yang memenuhi kriteria.
4. Draf usulan diserahkan kembali kepada Kepala Subbagian
Kepegawaian untuk meneruskan surat usulan promosi pegawai
untuk kelengkapan paraf Kasubag Kepegawaian.
5. Lalu, diserahkan kepada Kepala Dinas untuk menandatangani
surat usulan promosi pegawai.
6. Setelah itu, mengirim surat usulan promosi ke BKD
7. Lalu, Kepala Dinas mengikuti Baperjakat
8. Setelah dari sidang baperjakat Kasubag mengarsipkan promosi
usulan pegawai yang telah disetujui.
4.2.2. Kelemahan Sistem Berjalan
1. Pelaksanaan promosi jabatan struktural Dinas Lingkungan
Hidup masih sangat rentan akan intervensi, dikarenakan tidak
menerapkan sistem merit.
2. Proses dapat menjadi lebih lama saat meminta rekomendasi,
apabila yang bersangkutan tidak ada dikantor.
3. Perlu penentuan prioritas promosi pegawai struktural dari
banyaknya pegawai yang akan di promosikan.
102
4.2.3. Analisis Sistem Usulan
Aplikasi
Kepala Dinas
Database Kepala Subbagian KepegawaianSekretaris
Jabatan Pelaksana Umum
1. Input data pegawai yang
diusulkan
2. Melihat daftar rekomendasi dan input DUK Pegawai
3. Optimizing, Validasi
4. Melihat Laporan rekomendasi promosi
jabatan struktural, Validasi
Gambar 4. 4 Sistem Usulan
Berdasarkan sistem berjalan tersebut maka dapat dijelaskan
uraian sebagai berikut:
1. Kasubag, input dan mengolah data pegawai yang akan
diusulkan.
2. Jabatan Pelaksana Umum, melihat daftar pegawai yang
diusulkan dan menginput DUK pegawai.
3. Sekretaris, Mengoptimasi data pegawai dan melihat data-data
rekomendasi promosi jabatan struktural yang telah di validasi
oleh sistem.
103
4. Kepala Dinas, melihat laporan rekomendasi promosi jabatan
struktural, dan menentukan pegawai yang akan di promosikan
jabatannya.
4.3. Analisis Kriteria SPK
Kriteria yang digunakan di dalam rekomendasi pemilihan kandidat
promosi jabatan struktural berasal dari beberapa referensi jurnal dan juga
mempertimbangkan peraturan-peraturan yang ada pada Peraturan Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 131 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Gubernur Nomor 82 Tahun 2003 Tentang
Persyaratan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
Di Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta. Berikut ini adalah 8 Kriteria terpilih yang digunakan di dalam
merekomendasikan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.
1. Kepangkatan
Kepangkatan merupakan salah satu faktor penting dalam
merekomendasikan suatu kandidat promosi jabatan struktural, Hal ini
berdasarkan pada Peraturan Gubenur Tentang Perubahan Atas
Keputusan Gubenur Nomor 82 Tahun 2003 Tentang Persyaratan
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Pasal
8 yang menyebutkan bahwa serendah-rendahnya menduduki pangkat 1
tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan.
Himpunan fuzzynya adalah tingkat kepangkatan yang dimiliki PNS.
104
Contoh: Kepangkatan yang akan menjadi kandidat promosi jabatan
struktural = {Eselon I, Eselon II, Eselon III, Eselon IV}.
2. Masa Kerja
Dalam penelitian Mya Rizka Fitriyani (2017) salah satu faktor dalam
merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah Masa
Kerja. Untuk menghindari apabila ada dua orang atau lebih pegawai
Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan
struktural semuanya memiliki pangkat yang sama. Dalam hal ini, untuk
menentukan salah seorang diantara dua orang atau lebih calon tersebut
digunakan faktor senioritas dalam kepangkatan, yaitu PNS yang
mempuyai masa kerja yang paling lama dalam pangkat tersebut
diprioritaskan.
Himpunan fuzzynya adalah melihat berapa lama masa kerja pegawai
pada eselon terakhir.
Contoh: Masa Kerja waktu paling lama dalam kepangkatan = { > 4
Tahun, < 4 Tahun, 4 Tahun }
3. Pendidikan
Dalam penelitian Mya Rizka Fitriyani (2017) salah satu kriteria dalam
merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah
Pendidikan. Dalam hal ini tingkat pendidikan pada dasarnya akan
mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatannya secara profesional,
khususnya dalam upaya penerapan kerangka teori, analisis, maupun
pelaksanaan tugas dalam jabatannya.
105
Hal ini juga diperjelas dalam Keputusan Gubenur Provinsi Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Bagian Kelima Tata
Cara Penilaian Pasal 10 yang menyebutkan bahwa salah satu unsur-
unsur persyaratan yaitu Pendidikan.
Himpunan fuzzynya adalah Semakin rendah pendidikan pegawai maka
untuk proses promosi jabatan struktural juga sulit.
Contoh: pendidikan terakhir yang dimiliki PNS = {SMA,
SMK/kejuruan, Akademi/Bekeleroat, Sarjana (S1), Pasca sarjana (S2),
Doktor (S3)}
4. Pengalaman Kerja Dalam Jabatan
Pengalaman Kerja menjadi salah satu kriteria dalam merekomendasikan
kandidat promosi jabatan struktural adalah pengalaman kerja. Hal ini
berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Bagian Kelima Tata Cara Penilaian Pasal
10 yang menyebutkan bahwa salah satu unsur-unsur persyaratan yaitu
Pengalaman Jabatan. Dengan hal ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan apabila terdapat beberapa calon pejabat struktural, maka
pegawai yang memiliki pengalaman lebih banyak dan memiliki korelasi
jabatan dengan jabatan yang akan diisi, lebih layak untuk dapat
dipertimbangkan.
Himpuan fuzzynya adalah Semakin sedikit pengalaman kerja dalam
jabatan maka untuk proses promosi jabatan struktural akan sulit.
106
Contoh: Riyawat pengalaman kerja dalam jabatan = {Belum pernah,
Pernah 1 tingkat, Pernah setingkat, Menduduki 2 tingkat, Menduduki 1
tingkat }
5. Diklat
Diklat merupakan pendidikan yang harus diikuti oleh PNS yang telah
atau akan diangkat dalam jabatan struktural. Hal ini berdasarkan pada
Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor
82 Tahun 2003 Pasal 12 yang menyebutkan bahwa PNS yang diangkat
dalam jabatan struktural belum mengikuti dan lulus pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan struktural wajib
mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan selambat-
lambatnya 12 bulan sejak yang bersangkutan dilantik.
Himpunan fuzzynya adalah diklat apa yang pernah di ikuti pegawai
bersangkutan, jika dia memiliki keahlian yang berguna untuk proses
kerja maka menjadi pertimbangan terhadap proses kenaikan pangkat
dan jabatan.
Contoh: diklat yang pernah di ikuti PNS = {Belum pernah mengikuti,
Diklatpim Tk. IV, Diklatpim Tk. III, Diklatpim Tk. II, Diklatpim Tk. I,
Tamat mengikuti Lemhanas}
107
6. Umur
Dalam penelitian Odi Anggreawan Widodo (2017) salah satu kriteria
dalam merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah
usia. Dalam hal ini menentukan prioritas dari aspek usia harus
mempertimbangkan faktor pengembangan dan kesempatan yang lebih
luas bagi PNS dalam melaksanakan suatu jabatan struktural. Dengan
demikian yang bersangkutan memiliki cukup waktu untuk menyusun
dan melaksanakan rencana kerja, serta mengevaluasi hasil kerjanya
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Gubenur Provinsi Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Pasal 5.
Himpunan fuzzynya adalah Jarak angka usia PNS yang bersangkutan.
Contoh: Jarak usia PNS = {25 tahun – 35 tahun}
7. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
Penilaian prestasi kerja/Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)
pada dasarnya adalah penilaian dari atasan langsungnya terhadap
pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, dan
digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk dapat diangkat
ke dalam jabatan yang lebih tinggi. Hal ini berdasarkan pada Keputusan
Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun
2003 Pasal 5 yang menyebutkan bahwa pengangkatan PNS dalam
jabatan struktural di lingkungan pemerintahan provinsi daerah khusus
Ibu Kota Jakarta dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan sistem
prestasi kerja dan karier. Dengan hal ini dalam DP-3 membuat unsur-
108
unsur yang dinilai yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.
Himpunan fuzzynya adalah dinilai sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir.
Contoh:
- Nilai jangka waktu = {Sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat
kurang}
8. Penghargaan Pegawai Teladan
Penghargaan pegawai teladan merupakan salah satu kriteria alam
merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural. Hal ini
berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Bagian Kelima Tata Cara Penilaian Pasal
10 yang menyebutkan bahwa salah satu unsur-unsur persyaratan yaitu
penghargaan pegawai teladan.
Himpunan fuzzynya adalah tingkat penghargaan pegawai teladan,
dimana semakin tinggi tingkatnya maka prioritas untuk proses promosi
jabatan akan lebih unggul.
Contoh: tingkat penghargaan pegawai teladan = {Belum pernah
mendapatkan penghargaan, Pegawai teladan tingkat daerah, Pegawai
teladan tingkat nasional}
109
4.4. Workshop Design
4.4.1. Alur Tahapan Pengambilan Keputusan
Gambar 4. 5 Alur Tahapan Pengambilan Keputusan
Pada tahapan pertama dalam proses rekomendasi kandidat
pegawai adalah penentuan pegawai yang ingin dipilih, dalam tahap
110
ini tentunya sudah ada pegawai yang terinput, karena data pegawai
merupakan objek dari proses pengambilan keputusan tersebut.
Dalam penentuan pegawai yang ingin dipilih, Kepala Subbagian
Kepegawaian harus memasukan pegawai yang ingin dipilih terlebih
dahulu, menentukan pegawai berdasarkan dari syarat pengangkatan
PNS jabatan struktural.
Setelah itu akan dilakukan proses Skenario Penilaian yang
bertujuan untuk mendapatkan nilai bobot penilaian dari setiap data
pegawai yang ada berdasarkan kriteria dan ketentuan-ketentuan
yang ada. Tahap ini akan dijelaskan lebih detail dalam pembahasan
Skenario Penilaian.
Tahap selanjutnya adalah mengecek seluruh data pegawai
yang dipilih untuk mengetahui apakah ada data pegawai yang
kondisi tidak berstatus eselon. Jika ada data pegawai yang
kondisinya tidak berstatus eselon maka data tersebut akan
dieliminasi, karena jika pegawai tersebut tidak berstatus PNS maka
hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan yang ada pada Keputusan
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 82 Tahun
2003 Tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural.
Setelah itu, semua data pegawai yang tersisa akan dihitung
untuk mencari total penilaiannya berdasarkan kriteria dan
ketentuan-ketentuan yang ada. Dan setelah didapatkan total
111
penilaian setiap data pegawai yang ada tahap yang terakhir adalah
menampilkan data pegawai dengan nilai yang tertinggi dengan
menggunakan metode full factorial.
4.4.2. Fungsi Keanggotaan (Membership Functions)
Fungsi Keanggotaan (Membership Functions) ditentukan
berdasarkan penilaian kriteria-kriteria terkait dalam proses
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural yang
diberikan oleh para ahli di bidangnya (Expert Judgments). Hasil dari
fungsi keanggotan akan dilakukan perhitungan dengan pembobotan
nilai dari skenario penilaian berdasarkan masing-masing kriteria dan
mempengaruhi dalam hasil pengambilan keputusan. Hasil fungsi
keanggotaan dari expert judgments untuk kriteria-kriteria terkait
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural yaitu,
sebagai berikut:
Diketahui:
Skala: Penting = 60-100, Cukup Penting = 20-80, Tidak
Penting = 0-40
Crisp Value Input = nilai kepentingan kriteria yang diberikan
oleh expert judgments
Crisp Value Output = nilai kepentingan kriteria yang telah
melalui proses fuzzifikasi/defuzzifikasi.
112
Gambar 4. 6 Membership Function Kriteria
1. Kriteria: Kepangkatan
CV Input Kepangkatan = 100 1P
CV Ouput Kepangkatan = (1 x 100) = 100
2. Kriteria: Masa Kerja
CV Input Masa Kerja = 90 1P
CV Output Masa Kerja = (1 x 90) = 90
3. Kriteria: Pendidikan
CV Input Pendidikan = 80 1P
CV Output Pendidikan = (1 x 80) = 80
4. Kriteria: Pengalaman Kerja
CV Input Pengalaman Kerja = 70 0.3CP dan 0.7P
CV Output Pengalaman Kerja = (0.3 x 60) + (0.7 x 80) = 74
5. Kriteria: Diklat
CV Input Diklat = 60 0.7CP dan 0.3CP
CV Output Diklat = (0.7 x 80) + (0.3 x 60) = 74
113
6. Kriteria: Umur
CV Input Umur = 50 1CP
CV Output Umur = (0.7 x 20) + (0.3 x 40) = 26
7. Kriteria: DP3
CV Input DP3 = 30 0.3CP dan 0.7TP
CV Output DP3 = (0.3 x 40) + (0.7 x 20) = 26
8. Kriteria: Penghargaan
CV Input Penghargaan = 30 0.3CP dan 0.7TP
CV Output Penghargaan = (0.3 x 40) + (0.7 x 20) = 26
Hasil Membership Functions:
Crisp Value Output kriteria Kepangkatan = 100
Crisp Value Output kriteria Masa Kerja = 90
Crisp Value Output kriteria Pendidikan = 80
Crisp Value Output kriteria Pengalaman Kerja = 74
Crisp Value Output kriteria Diklat = 74
Crisp Value Output kriteria Umur = 50
Crisp Value Output kriteria DP3 = 26
Crisp Value Output kriteria Penghargaan = 26
Dari hasil diatas total Crisp Value Output dari semua kriteria
= 520, sehingga bisa didapat nilai Bobot Crisp Value Output setiap
kriteria yaitu:
114
𝑥𝑛 =𝑐𝑛
∑ 𝑐𝑛𝑛𝑖=1
… … … … (4.1)
Keterangan:
𝑥𝑛 = Nilai Bobot Crisp Output setiap kriteria
𝑐𝑛 = Nilai Crisp Output setiap kriteria
∑ 𝑐𝑛𝑛𝑖=1 = Jumlah total keseluruhan Nilai Crisp Output
1. 𝑥1 =100
520 = 0,192
2. 𝑥2 =90
520 = 0,173
3. 𝑥3 =80
520 = 0,153
4. 𝑥4 =74
520 = 0,142
5. 𝑥5 =74
520 = 0,142
6. 𝑥6 =50
520 = 0,097
7. 𝑥7 =26
520 = 0,05
8. 𝑥8 =26
520 = 0,05
Dengan:
𝑥1 = Kepangkatan
𝑥2 = Masa Kerja
𝑥3 = Pendidikan
𝑥4 = Pengalaman Kerja
𝑥5 = Diklat
115
𝑥6 = Umur
𝑥7 = DP3
𝑥8 = Penghargaan
4.4.3. Sekenario Penilaian
a. Kriteria Kepangkatan
Kriteria kepangkatan merupakan kriteria paling penting yang
mempengaruhi proses rekomendasi promosi jabatan struktural,
untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural sesorang Pegawai
Negeri Sipil harus memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan.
Hal ini dijelaskan berdasarkan pada Peraturan Gubenur Tentang
Perubahan Atas Keputusan Gubenur Nomor 82 Tahun 2003 Tentang
Persyaratan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta Pasal 8 yang menyebutkan bahwa serendah-rendahnya
menduduki pangkat 1 tingkat di bawah jenjang pangkat yang
ditentukan. Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural dari yang
tertinggi sampai dengan yang terendah, adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13
Tahun 2002
116
Kemungkinan Kepangkatan yang digunakan dalam proses
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural
disesuaikan dengan kepangkatan dan jabatan struktural yang
lowong. Dimana jabatan struktural setiap kepangkatan menentukan
kuota jabatan struktural dalam proses rekomendasi pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural. Dengan demikian proses
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural akan
menyesuaikan bedasarkan jabatan struktural mana saja yang
menjadi prioritas utama dalam proses rekomendasi pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural.
b. Kriteria Masa Kerja
Dalam penelitian Mya Rizka Fitriyani (2017) salah satu faktor dalam
merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah
Masa Kerja. Untuk menghindari apabila ada dua orang atau lebih
pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat untuk diangkat
dalam jabatan struktural semuanya memiliki pangkat yang sama.
Dalam hal ini, untuk menentukan salah seorang diantara dua orang
atau lebih calon tersebut digunakan faktor senioritas dalam
kepangkatan, yaitu PNS yang mempunyai masa kerja yang paling
lama dalam pangkat tersebut diprioritaskan. Hal ini dijelaskan
berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000
117
Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 yang menyebutkan bahwa
pejabat pembina kepegawaian daerah perlu memperhatikan faktor
senioritas dalam kepangkatan, sebagaimana yang dimaksud Syarat
pengangkatan, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai masa
kerja yang paling lama dalam kepangkatan tersebut diprioritaskan.
Sehingga Penilaian setiap data yang ada berdasarkan parameter
umur menggunakan rumus:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥 (4.2)
dengan:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = Bobot Penilaian
𝑉𝑐 = Nilai yang ditentukan dari setiap data
𝑉𝑚𝑎𝑥 = Nilai terbesar dari data yang ada
Contoh: Data PNS diklasifikasikan berdasarkan masa kerja dan
tingkat kepentingannya, dimana bobot penilaian yang digunakan
adalah dalam rentang nilai 0-1, dengan syarat:
Jika Masa Kerja yang ada pada data PNS adalah > 4 tahun
maka nilai data PNS tersebut = 1
Jika Masa Kerja yang ada pada data PNS adalah 4 tahun
maka nilai data PNS = 0,5
Jika Masa Kerja yang ada pada data PNS adalah < 4 tahun
maka nilai data PNS tersebut = 0
118
Dengan ketentuan:
Jika nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan
prioritas utama yang akan dijadikan kandidat pemilihan
promosi jabatan struktural berdasarkan kriteria Masa Kerja.
Jika nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai PNS tersebut
dibandingkan dengan nilai PNS lainnya dan yang
mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan
prioritas utama yang akan dijadikan kandidat pemilihan
promosi jabatan struktural berdasarkan kriteria Masa Kerja.
Tabel 4. 2 Data Parameter Masa Kerja
No. Nama PNS Masa Kerja Nilai Bobot Penilaian
[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu 4 Tahun 0.5
2 Fatur < 4 Tahun 0
3 Rama > 4 Tahun 1
4 Aldy 4 Tahun 0.5
5 Metha > 4 Tahun 1
Dari data table 4.2 dapat ditentukan bobot Penilaian setiap kandidat
bedasarkan parameter Masa Kerja, didapatkan nilai ValueMax Masa
Kerja yang bernilai 1, Sehingga setiap data bisa dihitung sebagai
berikut:
1) Ibnu
Dik: 𝑉𝑐 = 0.5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
119
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,5
1 = 0,5 maka Bobot
Penilaian PNS berdasarkan parameter masa kerja adalah 0,5.
2) Fatur
Dik: 𝑉𝑐 = 0 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0
1 = 0 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter masa kerja adalah 0.
3) Rama
Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
1
1 = 1 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter masa kerja adalah 1.
(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada).
Sehinga bisa diambil kesimpulan, PNS Metha dijadikan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural berdasarkan parameter Masa Kerja dengan mempunyai
nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Ibnu dan Fatur mempunyai nilai
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 Ibnu dan Fatur dibandingkan sehingga
didapat nilai Ibnu = 0.5 dan nilai PNS Fatur = 0. Dengan demikian,
120
PNS Ibnu didahulukan sebagai prioritas dalam proses rekomendasi
kandidat promosi jabatam struktural berdasarkan parameter Masa
Kerja daripada PNS Fatur karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Ibnu lebih
mendekati 1.
c. Pendidikan
Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah,
Masa Kerja dibedakan beberapa tingkat. Menurut Keputusan
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003
tentang Karier Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural pasal
2, 3, dan 4. PNS dibedakan jadi beberapa tingkat yaitu:
a) SMA
b) SMK/Kejuruan
c) Akademi/Bakeleroat
d) S1
e) S2
f) S3
Dimana tingkat-tingkat PNS tersebut memiliki perbedaan dalam
bentuk akademik, pengetahuan, prestasi dan berbagai kebijakan
karier dalam jabatan struktural yang ada, serta karakteristik lainnya.
Sehingga penilaian data yang ada berdasarkan parameter Pendidikan
menggunakan Persamaan 4.2
121
Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan Pendidikan dan tingkat
kepentingannya, dimana bobot penilaian yang digunakan adalah
dalam rentang nilai 0-1, dengan syarat:
Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah S3 maka nilai
data PNS tersebut = 1
Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah S2 maka nilai
data PNS tersebut = 0.8
Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah S1 maka nilai
data PNS tersebut = 0.6
Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah
Akademi/Bekeleroat maka nilai data PNS tersebut = 0.4
Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah SMK/Kejuruan
maka nilai data PNS tersebut = 0.2
Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah SMA maka nilai
data PNS tersebut = 0
Dengan ketentuan:
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupukan priorotas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural.
122
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut
dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang
mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas
dalam rekomendasi kandidat jabatan struktural.
Tabel 4. 3 Data Parameter Pendidikan
Dari data Tabel 4.3 dapat ditentukan Bobot Penilaian setiap PNS
berdasarkan parameter Pendidikan, didapatkan nilai 𝑉𝑚𝑎𝑥
Pendidikan S3 yang bernilai 1, sehingga setiap data bisa dihitung
sebagai berikut:
1) Ibnu
Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
1
1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS
berdasarkan parameter pendidikan adalah 1.
2) Rama
Dik: 𝑉𝑐 = 0.8 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
No. Nama PNS Pendidikan Bobot Penilaian
[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu S3 1
2 Fatur SMA 0
3 Rama S2 0.8
4 Aldy Akademi/Belekeroat 0.4
5 Metha S1 0.6
123
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,8
1 = 0,8 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter pendidikan adalah 0,8.
3) Metha
Dik: 𝑉𝑐 = 0.6 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,6
1 = 0,6 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter pendidikan adalah 0,6.
(Dan Seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)
Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Ibnu dijadikan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural berdasarkan parameter Pendidikan dengan mempunyai
nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Andy dan PNS Metha mempunyai
nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Andy dan PNS Metha
dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Andy = 0,8 dan nilai
PNS Metha = 0,6. Dengan demikian, PNS Andy didahulukan
sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi
jabatan struktural berdasarkan parameter Pendidikan daripada PNS
Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Andy lebih mendekati 1.
d. Parameter Pengalaman Kerja Dalam Jabatan
124
Pengalaman kerja dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural.
Apabila terdapat beberapa calon pejabat struktural, maka pegawai
yang memiliki pengalaman lebih banyak dan memiliki korelasi
jabatan dengan jabatan yang akan diisi, lebih layak untuk dapat
dipertimbangkan. Serta hal ini diperjelas berdasarkan Keputusan
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003
tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural pasal 8
sebagaimana yang dimaksud dalam 5, menyebutkan salah satu
faktor yang perlu diperhatikan yaitu, pengalaman yang dimiliki.
Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan pengalaman kerja,
dimana bobot penilaian yang digunakan adalah dalam rentang nilai
0 – 1, dengan syarat:
Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah
menduduki 1 tingkat maka nilai data PNS tersebut = 1
Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah
menduduki 2 tingkat maka nilai data PNS tersebut = 0,75
Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah pernah
setingkat maka nilai data PNS tersebut = 0,5
Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah pernah 1
tingkat maka nilai data PNS tersebut = 0,2
Jika pengalaman kerja yangka ada pada data PNS adalah belum
pernah maka nilai data PNS tersebut = 0
125
Dengan ketentuan:
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural.
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut
dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang
mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas
dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural.
Tabel 4. 4 Data Parameter Pengalaman Kerja Dalam Jabatan
Dari data Tabel 4.4 dapat ditentukan Bobot Penilaian setiap PNS
berdasarkan parameter pengalaman kerja dalam jabatan, didapatkan
nilai 𝑉𝑚𝑎𝑥 adalah menduduki 1 tingkat yang bernilai 1, sehingga
setiap data bisa dihitung sebagai berikut:
1) Ibnu
Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
No. Nama PNS Pengalaman Kerja Bobot Penilaian
[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu Menduduki 1 Tingkat 1
2 Fatur Pernah 1 Tingkat 0,25
3 Rama Belum Pernah 0
4 Aldy Menduduki 2 Tingkat 0,75
5 Metha Pernah Setingkat 0,5
126
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
1
1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS
berdasarkan parameter pengalaman kerja adalah 1.
2) Aldy
Dik: 𝑉𝑐 = 0,75 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,75
1 = 0,75 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter pengalaman kerja adalah 0,75.
3) Metha
Dik: 𝑉𝑐 = 0,5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,5
1 = 0,5 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter pengalaman kerja adalah 0,5.
(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)
Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Ibnu dijadikan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural berdasarkan parameter Pengalaman kerja dalam jabatan
dengan mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥= 1. Sedangkan PNS Aldy dan PNS
Metha mempunyai nilai Rv_max < 1, maka nilai Rv_max PNS Aldy
dan PNS Metha dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Aldy
= 0,75 dan nilai PNS Metha = 0,5. Dengan demikian, PNS Aldy
127
didahulukan sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat
promosi jabatan struktural berdasarkan parameter Pengalaman kerja
dalam jabatan daripada PNS Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Aldy
lebih mendekati 1.
e. Diklat
Diklat merupakan pendidikan yang harus diikuti oleh Pegawai
Negeri Sipil yang telah atau akan diangkat dalam jabatan struktural.
Dalam hal demikian maka kepada Pegawai Negeri Sipil yang akan
diangkat dalam jabatan struktural untuk pertama kali atau setingkat
lebih tinggi wajib dipertimbangkan terlebih dahulu setelah
memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan. Serta hal ini
diperjelas berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 tentang Persyaratan Pengangkatan
Dalam Jabatan Struktural pasal 12 Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat dalam jabatan struktural belum mengikuti dan lulus
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkat
jabatan struktural wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan selambat-lambatnya 12 bulan sejak yang
bersangkutan dilantik, diklat penjenjangan dibedakan jadi beberapa
tingkat yaitu:
a) Belum Mengikuti
b) Diklatpim Tk. IV
c) Diklatpim Tk. III
128
d) Diklatpim Tk. II
e) Diklatpim Tk. I
f) Tamat Lemhanas
Sehingga penilaian data yang ada berdasarkan parameter diklat
menggunakan Persamaan 4.2.
Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan diklat yang diikuti
PNS, dimana bobot penilaian yang digunakan adalah dalam rentang
nilai antara 0-1, dengan syarat:
Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Tamat Lemhanas
maka nilai data PNS tersebut = 1
Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk. I maka
nilai data PNS tersebut = 0,8
Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk. II maka
nilai data PNS tersebut = 0.6
Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk.III
maka nilai data PNS tersebut = 0,4
Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk, IV
maka nilai data PNS tersebut = 0,2
Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Belum Mengikuti
maka nilai data PNS tersebut = 0
Dengan ketentuan:
129
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural.
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut
dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang
mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas
dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural.
Tabel 4. 5 Data Parameter Diklat
Dari data Tabel 4.5 dapat ditentukan Bobot Penilaian setiap PNS
berdasarkan parameter diklat, didapatkan nilai 𝑉𝑚𝑎𝑥 adalah Tamat
Lemhanas yang bernilai 1, sehingga setiap data bisa dihitung sebagai
berikut:
1) Fatur
Dik: 𝑉𝑐 = 0,8 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,8
1 = 0,8 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter diklat adalah 0,8.
No. Nama PNS Diklat Bobot Penilaian
[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu Diklatpim Tk. III 0,4
2 Fatur Diklatpim Tk. I 0,8
3 Rama Tamat Lemhanas 1
4 Aldy Diklatpim Tk. II 0,6
5 Metha Belum Mengikuti 0
130
2) Aldy
Dik: 𝑉𝑐 = 0,6 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,6
1 = 0,6 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter diklat adalah 0,6.
3) Rama
Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
1
1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS
berdasarkan parameter diklat adalah 1.
(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada).
Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Rama dijadikan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural berdasarkan parameter Diklat dalam jabatan dengan
mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Fatur dan PNS Aldy
mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur dan PNS
Aldy dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Fatur = 0,8 dan
nilai PNS Aldy = 0,6. Dengan demikian, PNS Fatur didahulukan
sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi
jabatan struktural berdasarkan parameter Diklat dalam jabatan
131
daripada PNS Aldy, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur lebih mendekati
1.
f. Parameter Umur
Dalam hal ini menentukan prioritas dari aspek umur harus
mempertimbangkan faktor pengembangan dan kesempatan yang
lebih luas bagi PNS dalam melaksanakan suatu jabatan struktural.
Menurut Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 82 Tahun 2003 tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam
Jabatan Struktural tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam Jabatan
Struktural sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 menyebutkan
bahwa salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah usia. Dengan
demikian penilaian data yang ada berdasarkan parameter umur
menggunakan Persamaan 4.2.
Contoh: Data umur berdasarkan umur PNS, Dimana rentang umur
PNS = 25 Tahun – 35 Tahun dan bobot penilaian yang digunakan
mempunyai nilai antara 0 – 1, dengan ketentuan:
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan prioritas
utama dalam proses rekomendasi promosi jabatan struktural.
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut
dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang
mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas
dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural.
Tabel 4. 6 Data Parameter Umur
132
1) Metha
Dik: 𝑉𝑐 = 30 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 35
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
30
35 = 0,86 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter umur adalah 0,86.
2) Fatur
Dik: 𝑉𝑐 = 33 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
33
35 = 0,94 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter umur adalah 0,94.
3) Aldy
Dik: 𝑉𝑐 = 35 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 35
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
35
35 = 1 maka Bobot Penilaian PNS
berdasarkan parameter diklat penjenjangan adalah 1.
No. Nama PNS Umur Bobot Penilaian
[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu 25 0,71
2 Fatur 33 0,94
3 Rama 27 0,77
4 Aldy 35 1
5 Metha 30 0,86
133
(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)
Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Aldy dijadikan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural berdasarkan parameter Umur dalam jabatan dengan
mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Fatur dan PNS Metha
mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur dan PNS
Metha dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Fatur = 0,94
dan nilai PNS Metha = 0,86. Dengan demikian, PNS Fatur
didahulukan sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat
promosi jabatan struktural berdasarkan parameter Umur dalam
jabatan daripada PNS Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur lebih
mendekati 1.
4) DP3
Penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pada dasarnya adalah
penilaian dari atas langsungnya terhadap pelaksanaan pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dan digunakan sebagai
salah satu dasiar pertimbangan untuk dapat diangkat ke dalam
jabatan yang lebih tinggi. Dalam DP-3 memuat unsur-unsur
yang dinilai yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Hal
ini berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Pasal 6 yang
134
menyebutkan bahwa semua unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Suriani (2013) mengklasifikasi nilai DP-3 terhadap PNS
menjadi 5 kategori, yaitu jika DP-3 yang ada pada data PNS
adalah 76 – 80 maka termasuk kategori sangat kurang, jika DP-
3 yang ada pada data PNS adalah 81 – 85 maka termasuk
kategori kurang, jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah 86 –
90 maka termasuk kategori cukup, jika DP-3 yang ada pada data
PNS adalah 91 – 95 maka termasuk kategori baik, dan jika DP-
3 yang ada pada data PNS adalah 96 – 100 maka termasuk
kategori sangat baik. Penilaian setiap data yang ada berdasarkan
parameter DP-3 dengan menggunakan Persamaan 4.2.
Contoh: Data PNS diklasifikasikan berdasarkan DP-3 dan
tingkat kepentingannya, dimana bobot penilainan yang
digunakan adalah dalam rentang nilai antara 0 – 1, dengan
syarat:
Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah sangat baik, maka
nilai data PNS tersebut = 1
Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah baik, maka nilai
data PNS tersebut = 0,75
Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah cukup, maka nilai
data PNS tersebut = 0,5
135
Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah kurang, maka nilai
data PNS tersebut = 0,25
Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah sangat kurang,
maka nilai data PNS tersebut = 0
Dengan syarat:
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan
prioritas utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi
jabatan struktural.
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut
dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang
mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan
prioritas dalam rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural.
Tabel 4. 7 Data Parameter DP-3
1) Rama
Dik: 𝑉𝑐 = 0,75 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
No. Nama PNS DP-3 Bobot Penilaian
[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu Sangat Baik 1
2 Fatur Cukup 0,5
3 Rama Baik 0,75
4 Aldy Kurang 0,25
5 Metha Sangat Kurang 0
136
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,75
1 = 0,75 maka Bobot
Penilaian PNS berdasarkan parameter DP-3 adalah 0,75.
2) Fatur
Dik: 𝑉𝑐 = 0,5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,5
1 = 0,5 maka Bobot
Penilaian PNS berdasarkan parameter DP-3 adalah 0,5.
3) Ibnu
Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
1
1 = 1 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter DP-3 adalah 1.
(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada).
Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Ibnu dijadikan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural berdasarkan parameter DP-3 dalam jabatan dengan
mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Rama dan PNS Fatur
mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Rama dan PNS
Fatur dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Rama = 0,75 dan
nilai PNS Fatur = 0,5. Dengan demikian, PNS Rama didahulukan
137
sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi
jabatan struktural berdasarkan parameter DP-3 dalam jabatan
daripada PNS Fatur, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Rama lebih mendekati
1.
g. Parameter Penghargaan
Penghargaan sebagai pegawai teladan haruslah seseorang pegawai
yang mempunyai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan efesien. Hal
ini berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Pasal 18 tentang Tata Cara
Penilaian menyebutkan penilaian calon yang diangkat dalam
jabatan, salah satunya yaitu Penghargaan. Sehingga penilaian data
yang ada berdasarkan parameter penghargaan sebagai pegawai
teladan menggunakan Persamaan 4.2.
Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan penghargaan sebagai
pegawai teladan, dimana bobot penilaian yang digunakan adalah
dalam rentang nilai antara 0-1 , dengan syarat:
Jika penghargaan sebagai pegawai teladan yang ada pada
data PNS adalah Tingkat Nasional, maka nilai data PNS
tersebut = 1
138
Jika penghargaan sebagai pegawai teladan yang ada pada
data PNS adalah Tingkat Daerah, maka nilai data PNS
tersebut = 0,5
Jika penghargaan sebagai pegawai teladan yang ada pada
data PNS adalah Belum Pernah, maka nilai data PNS
tersebut = 0
Dengan ketentuan:
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan
prioritas utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi
jabatan struktural
Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut
dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang
mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan
prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi
jabatan struktural.
Tabel 4. 8 Data Parameter Penghargaan Sebagai Pegawai Teladan
1) Ibnu
Dik: 𝑉𝑐 = 0,5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
No. Nama PNS Penghargaan Bobot Penilaian
[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu Tingkat Daerah 0,5
2 Fatur Belum Pernah 0
3 Rama Tingkat Daerah 0,5
4 Aldy Tingkat Nasional 1
5 Metha Belum Pernah 0
139
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0,5
1 = 0,5 maka Bobot Penilaian
PNS berdasarkan parameter Penghargaan adalah 0,5.
2) Aldy
Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
1
1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS
berdasarkan parameter DP-3 adalah 1.
3) Metha
Dik: 𝑉𝑐 = 0 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1
Jawab:
𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc
𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =
0
1 = 0 maka Bobot Penilaian PNS
berdasarkan parameter DP-3 adalah 0.
(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)
Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Aldy dijadikan prioritas
utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural berdasarkan parameter Penghargaan sebagai pegawai
teladan dalam jabatan dengan mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1.
Sedangkan PNS Ibnu dan PNS Metha mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1,
maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Ibnu dan PNS Metha dibandingkan sehingga
140
didapatkan nilai PNS Ibnu = 0,5 dan nilai PNS Metha = 0. Dengan
demikian, PNS Ibnu didahulukan sebagai prioritas dalam proses
rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural berdasarkan
parameter penghargaan sebagai pegawai teladan dalam jabatan
daripada PNS Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Ibnu lebih mendekati
1.
141
Rumus Perhitungan Optimasi Promosi Jabatan Struktural Berdasarkan Parameter – Parameter yang ada yaitu:
𝒇(𝒙)
Contoh: Data PNS berdasarkan parameter – parameter yang ada dengan ketentuan – ketentuannya.
Tabel 4. 9 Data Semua Parameter
No. Nama
PNS Masa Kerja Pendidikan
Pengalaman
Kerja Diklat Penjenjangan Umur
DP-3
Pengharga
an
𝑓(𝑥)
Total
Penilaian
1 Ibnu 4 Tahun S3 1 Tingkat Diklatpim Tk, III 25 Sangat
Baik
Tingkat
Daerah
2 Fatur < 4 Tahun SMA Pernah 1
Tingkat
Diklatpim Tk. I 33 Cukup Belum
Pernah
3 Rama > 4 Tahun S2 Belum Pernah Tamat Lemhanas 27 Baik Tingkat
Daerah
4 Aldy 4 Tahun Akademi/Belekeroat 2 Tingkat Diklatpim Tk. II 35 Kurang Tingkat
Nasional
5 Metha > 4 Tahun S1 Pernah
Setingkat
Belum Mengikuti 30 Sangat
Kurang
Belum
Pernah
Dari data-data di atas didapatkan 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 (bobot nilai) dari setiap parameter-parameter yang ada berdasarkan ketentuan-ketentuannya,
sehingga dapat ditampilkan sebagai berikut:
142
Tabel 4. 10 Data Nilai Penilaian Semua Parameter
No. Nama PNS Masa Kerja Pendidikan Pengalaman
Kerja
Diklat
Penjenjangan Umur
DP-3
Penghargaan 𝑓(𝑥)
Total
Penilaian
Nilai Bobot Penilaian [𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu 0,5 1 1 0,4 0,71 1 0,5
2 Fatur 0 0 0,25 0,8 0,94 0,5 0
3 Rama 1 0,8 0 1 0,77 0,75 0,5
4 Aldy 0,5 0,4 0,75 0,6 1 0,25 1
5 Metha 1 0,6 0,5 0 0,86 0 0
Setelah mendapatkan Nilai Bobot Penilaian masing-masing parameter, maka bisa mendapatkan Total Penilaian
setiap data PNS dengan Rumus yang ada yaitu:
𝒇(𝒙𝟏, 𝒙𝟐, 𝒙𝟑, 𝒙𝟒, 𝒙𝟓, 𝒙𝟔, 𝒙𝟕) = 𝒂𝒙𝟏 + 𝒃𝒙𝟐 + 𝒄𝒙𝟑 + 𝒅𝒙𝟒 + 𝒆𝒙𝟓 + 𝒖𝒙𝟔 + 𝒗𝒙𝟕 (4.3) dengan:
𝒇(𝒙) = Nilai Total Penilaian
𝒙𝟏, 𝒙𝟐, … , 𝒙𝟕 = Nilai Bobot Crisp Output setiap parameter yang didapatkan berdasarkan hasil membership functions
𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆, 𝒖, 𝒗 = Nilai Koefisien yang didapatkan dari perhitungan Relative Value (RV)
Nilai Bobot Crisp Value Output Parameter dicari menggunakan Persamaan 4.1.
141
Hasil Membership Functions:
Crisp Value Output kriteria Kepangkatan = 100
Crisp Value Output kriteria Masa Kerja = 90
Crisp Value Output kriteria Pendidikan = 80
Crisp Value Output kriteria Pengalaman Kerja = 74
Crisp Value Output kriteria Diklat = 74
Crisp Value Output kriteria Umur = 50
Crisp Value Output kriteria DP3 = 26
Crisp Value Output kriteria Penghargaan = 26
Dari hasil total Crisp Value Output dari semua parameter = 520, sehingga bisa didapat nilai bobot Crisp Value
Output setiap parameter yaitu:
1. 𝑥1 =100
520 = 0,192
2. 𝑥2 =90
520 = 0,173
142
3. 𝑥3 =80
520 = 0,153
4. 𝑥4 =74
520 = 0,142
5. 𝑥5 =74
520 = 0,142
6. 𝑥6 =50
520 = 0,097
7. 𝑥7 =26
520 = 0,05
8. 𝑥8 =26
520 = 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan penilaian secara keseluruh didapatkan total penilaian dari setiap data berdasarkan parameter – parameter
dan ketentuan – ketentuannya, sehingga dapat ditampilkan sebagai berikut:
143
Tabel 4. 11 Data Hasil Nilai Semua Parameter
No. Nama PNS Masa Kerja Pendidikan Pengalaman
Kerja
Diklat
Penjenjangan Umur
DP-3
Penghargaan 𝑓(𝑥)
Total
Penilaian
Nilai Bobot Penilaian [𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐
𝑉𝑚𝑎𝑥]
1 Ibnu 0,5 1 1 0,4 0,71 1 0,5 0,583
2 Fatur 0 0 0,25 0,8 0,94 0,5 0 0,265
3 Rama 1 0,8 0 1 0,77 0,75 0,5 0,574
4 Aldy 0,5 0,4 0,75 0,6 1 0,25 1 0,5
5 Metha 1 0,6 0,5 0 0,86 0 0 0.418
144
Dari hasil perhitungan Tabel 4.11 didapatkan bahwa PNS Ibnu
memiliki total penilaian tertinggi dari PNS lainnya. Sehingga PNS Ibnu
diprioritaskan dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural, kemudian dari data yang tersisa dilakukan proses penyajian data
menggunakan metode Full Factorial untuk mencari data yang memiliki total
penilaian terbesar. Metode ini bermaksud untuk mengecek semua
kemungkinan (satu per satu) dari alternatif keputusan yang ada. Dan
berdasarkan total penilaian yang ada maka PNS Ibnu dipilih untuk dijadikan
kandidat promosi jabatan struktural karena PNS Ibnu memiliki total
penilaian yang lebih besar daripada PNS kandidat lainnya.
4.5. Design Proses
Pada tahap sebelumnya telah didefinisikan data yang dibutuhkan,
data ini kemudian di transformasikan untuk mendapat aliran informasi yang
mungkin diperlukan untuk mengimplementasikan fungsi sistem. Peneliti
menggunakan tools UML, di mana terdiri atas use case diagram, activity
diagram, sequence diagram dan class diagram.
a. Use Case Diagram
Sebelum membuat use case, terlebih dahulu penulis melakukan
proses identifikasi jenis pengguna sistem untuk menentukan aktor apa
saja yang dapat berinteraksi langsung dengan sistem.
145
Tabel 4. 12 Identifikasi Aktor
No Aktor Keterangan
1. Kasubag Pegawaian Aktor yang memiliki hak akses untuk melakukan proses
milih kandidat promosi jabatan struktural.
2. Jabatan Pelaksana
Umum
Aktor yang memiliki hak akses untuk mengelola data PNS
(menambah, mengedit, dan menghapus)
3 Sekretaris Aktor yang memiliki hak akses untuk mengecek kandidat
PNS dan menvalidasi hasil pemilihan kandidat PNS
4 Kepala Dinas Aktor yang memiliki hak akses untuk melihat laporan
3. Admin Aktor yang memiliki hak akses untuk mengelola data user
(menambah, mengedit, dan menghapus)
Setelah mengidentifikasi aktor, selanjutnya penulis
mengidentifikasi use case untuk menentukan fungsi apa saja yang ada
di dalam sebuah sistem dan aktor mana yang berhak menggunakan
fungsi-fungsi tersebut. Kemudian dari hasil proses identifikasi use case,
bisa digambarkan use case diagram untuk sistem yang bisa dilihat pada
gambar 4.6.
Tabel 4. 13 Identifikasi Use Case
No Use Case Keterangan Aktor
1. Login
Use Case ini menggambarkan proses
pengecekan hak akses untuk masuk kedalam
sistem
Kasubag
Pegawaian, Jabatan
Pelaksana Umum,
Sekretaris, Kepala
Dinas, Admin
2. Mengelola
Data PNS
Use Case ini menggambarkan proses untuk
menambahkan, mengedit ataupun menghapus
data PNS
Jabatan Pelaksana
Umum
3. Mengelola
Data User
Use Case ini menggambarkan proses untuk
menambahkan, mengedit ataupun menghapus
data user
Admin
4. Pemilihan
Kandidat PNS
Use Case ini menggambarkan proses pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural.
Kasubag
Pegawaian
146
5. Expert
Judgment
Use Case ini menggambarkan hasil penilaian
oleh Expert terhadap kriteria-kriteria dalam
proses rekomendasi kandidat promosi jabatan
struktural.
-
6. Validasi
Use Case ini menggambarkan proses validasi
untuk menyatakan hasil pemilihan kandidat
PNS telah valid, sehingga data hasil pemilihan
kandidat PNS dapat masuk kedalam laporan.
Sekretaris
7. Laporan
Use Case ini menggambarkan proses melihat
laporan hasil pemilihan rekomendasi kandidat
promosi jabatan struktural.
Kepala Dinas
8. Logout Use Case ini menggambarkan proses keluar
sistem dan menghapus session
Kasubag
Pegawaian, Jabatan
Pelaksana Umum,
Sekretaris, Kepala
Dinas, Admin
Gambar 4. 7 Use Case Diagram Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi
Jabatan Struktural
147
Untuk mengetahui lebih detail mengenai masing-masing use case
yang ada pada Rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural,
peneliti akan menjelaskannya dalam narasi use case sebagai berikut:
1. Narasi Use Case Login
Tabel 4. 14 Narasi Use Case Login
Nama Use Case Login
Id Use Case 01
Aktor Kasubag Pegawaian, Jabatan Pelaksana Umum, Sekretaris, Kepala Dinas,
Admin
Deksripsi Use case ini digunakan untuk dapat masuk ke dalam sistem penunjang
keputusan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.
Kondisi Awal Aktor mengakses sistem
Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin masuk ke dalam sistem
Aksi Aktor Respon Sistem
1. Buka sistem 2. Menampilkan halaman login
3. Masukan username dan
password
4. Klik tombol login 5. Mengecek username dan password
6. Menampilkan halaman utama sistem
penunjang keputusan pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural.
Skenario Alternatif Jika username dan password salah maka akan menampilkan pesan
kesalahan dan menampilkan halaman login
Kesimpulan Masukan username serta password dan klik tombol login untuk masuk
kedalam system
Kondisi Akhir Sistem berhasil diakses ke menu utama sesuai level user
2. Narasi Use Case Mengolah Data PNS
Tabel 4. 15 Narasi Use Case Mengolah Data PNS
Nama Use Case Mengelola Data PNS
148
Id Use Case 02
Aktor Jabatan Pelaksana Umum
Deksripsi Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola data PNS seperti
menambah, mengedit, dan menghapus data PNS
Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem
Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin mengelola (menambah,
mengedit, dan menghapus) data lahan dalam database sistem.
Aksi Aktor Respon Sistem
1. Pilih menu data PNS 2. Menampilkan pilihan
kepangkatan
3. Pilih kepangkatan 4. Menampilkan data PNS
5. Klik tombol tambah data 6. Menampilkan form data PNS
7. Mengisi form data PNS
8. Klik tombol simpan 9. Menampilkan pesan data berhasil
disimpan
10. Menampilkan halaman data PNS
Skenario Alternatif
5.a. Jika klik tombol edit
5.b. Jika klik tombol hapus
6.a. Sistem menampilkan form edit data PNS
6.b. Sistem menampilkan pesan data berhasil dihapus dan kembali ke
halaman data PNS
9.a. Jika data gagal disimpan ke dalam database maka akan muncul pesan
kesalahan.
Kesimpulan Klik tombol simpan untuk menyimpan data, tombol edit untuk edit data,
dan tombol delete untuk menghapus data.
Kondisi Akhir Seluruh data lahan berhasil ditambahkan dalam database
3. Narasi Use Case Data User
Tabel 4. 16 Narasi Use Case Data User
Nama Use Case Mengelola Data User
Id Use Case 03
Aktor Admin
Deksripsi Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola data user seperti
menambah, mengedit, dan menghapus data user
Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem
149
Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin mengelola (menambah,
mengedit, dan menghapus) data user dalam database sistem.
Aksi Aktor Respon Sistem
1. Pilih menu user 2. Menampilkan halaman data user
3. Klik tombol tambah user 4. Menampilkan form data user
5. Mengisi form data user
6. Klik tombol simpan 7. Menampilkan pesan data berhasil
disimpan
8. Menampilkan halaman data user
Skenario Alternatif
3.a. Jika klik tombol edit
3.b. Jika klik tombol hapus
4.a. Sistem menampilkan form edit data user
4.b. Sistem menampilkan pesan data berhasil dihapus dan kembali ke
halaman data user
7.a. Jika data gagal disimpan ke dalam database maka akan muncul pesan
kesalahan.
Kesimpulan Klik tombol simpan untuk menyimpan data, tombol edit untuk edit data,
dan tombol delete untuk menghapus data.
Kondisi Akhir Seluruh data user berhasil ditambahkan dalam database
4. Narasi Use Case Pemilihan Kandidat PNS
Tabel 4. 17 Narasi Use Case Pemilihan Kandidat PNS
Nama Use Case Pemilihan kandidat PNS
Id Use Case 04
Aktor Kasubag Pegawaian
Deksripsi Use case ini digunakan untuk melakukan proses pemilihan kandidat PNS
dalam pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.
Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem
Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin melakukan proses pemilihan
kandidat PNS untuk promosi jabatan struktural.
Aksi Aktor Respon Sistem
1. Pilih menu pemilihan
kandidat PNS 2. Menampilkan pilihan kepangkatan
3. Pilih kepangkatan 4. Menampilkan tabel data PNS
150
5. Memilih kandidat PNS
6. Klik tombol proses 7. Menampilkan hasil proses
perhitungan
Skenario Alternatif
7.a. Sistem akan menampilkan pesan kesalahan jika jumlah PNS yang
diminta tidak sesuai dengan jumlah kandidat promosi jabatan
struktural yang ada atau tidak sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
Kesimpulan Klik tombol proses untuk melakukan proses perhitungan SPK
Kondisi Akhir Sistem menampilkan data hasil perhitungan SPK
5. Narasi Use Case Validasi
Tabel 4. 18 Narasi Use Case Validasi
Nama Use Case Validasi
Id Use Case 05
Aktor Sekretaris
Deksripsi Use case ini digunakan untuk melakukan proses validasi hasil pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural.
Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem dan melakukan proses pemilihan kandidat
promosi jabatan struktural.
Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin menyetujui hasil proses
perhitungan SPK
Aksi Aktor Respon Sistem
1. Pilih menu validasi
kandidat PNS 2. Menampilkan pilihan kepangkatan
3. Pilih kepangkatan 4. Menampilkan hasil proses
perhitungan
5. Memeriksa dan meneliti
data PNS yang diusulkan
6. Klik validasi 7. Data berhasil disimpan ke dalam
database dan masuk kedalam laporan.
Skenario Alternatif -
Kesimpulan Klik tombol validasi untuk menyetujui hasil proses perhitungan SPK
Kondisi Akhir Sistem menghasilkan laporan hasil pemilihan kandidat promosi jabatan
struktural
151
6. Narasi Use Case Laporan
Tabel 4. 19 Narasi Use Case Laporan
Nama Use Case Laporan
Id Use Case 06
Aktor Kepala Dinas
Deksripsi Use case ini menggambarkan tentang cara untuk melihat laporan hasil
pemilihan kandidat promosi jabatan struktural
Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem
Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin melihat hasil laporan
Aksi Aktor Respon Sistem
1. Pilih menu laporan
2. Pilih kepangkatan
3. Menampilkan laporan hasil
pemilihan kandidat promosi jabatan
struktural
4. Klik tombol PDF 5. Mengunduh laporan dalam bentuk
Skenario Alternatif -
Kesimpulan Klik tombol PDF untuk mengunduh laporan
Kondisi Akhir Sistem menghasilkan laporan akhir pemilihan kandidat promosi jabatan
struktural
7. Narasi Use Case Logout
Tabel 4. 20 Narasi Use Case Logout
Nama Use Case Logout
Id Use Case 07
Aktor Kasubag Pegawaian, Jabatan Pelaksana Umum, Sekretaris, Kepala Dinas,
Admin
Deksripsi Use case ini menggambarkan tentang cara bagaimana keluar dari sistem
Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem
Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin keluar dari sistem
152
Skenario Normal
Aksi Aktor Respon Sistem
1. Klik logout 2. Melakukan proses logout
3. Keluar dari sistem
4. Menampilkan halaman login
Skenario Alternatif -
Kesimpulan Klik logout untuk keluar sistem
Kondisi Akhir User berhasil logout dan sistem menampilkan halaman login
b. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan alur kerja (work flow) atau
aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Activity diagram
untuk perancangan sistem adalah sebagai berikut:
1. Activity Diagram Login
Gambar 4. 8 Activity Diagram Login
153
2. Activity Diagram Mengolah Data PNS
Gambar 4. 9 Activity Diagram Mengolah Data PNS
154
3. Activity Diagram Mengolah Data User
Gambar 4. 10 Activity Diagram Mengolah Data User
155
4. Activity Diagram Pemilihan Kandidat PNS
Gambar 4. 11 Activity Diagram Pemilihan Kandidat PNS
156
5. Activity Diagram Validasi
Gambar 4. 12 Activity Diagram Validasi
157
6. Activity Diagram Laporan
Gambar 4. 13 Activity Diagram Laporan
158
7. Activity Diagram Logout
Gambar 4. 14 Activity Diagram Logout
c. Class Diagram
Dalam pemodelan terstruktur akan dilakukan kegiatan
mendesain sebuah class diagram. Setelah mendapatkan daftar obyek
yang disusulkan, obyek-obyek ini dijadikan acuan untuk pemodelan
terstruktur class diagram. Class diagram pada menggambarkan
keadaan struktural suatu sistem.
159
Gambar 4. 15 Class Diagram
Gambar 4.22 merupakan class diagram yang ada pada
sistem penunjang keputusan rekomendasi pemilihan kandidat
promosi jabatan struktural terdiri atas 7 class yaitu DataPNS, Full
Factorial, Fuzzy Logic, HasilSPK, Kepangkatan, User, User Role.
160
d. Mapping Cardinallity
Mapping cardinality ini bertujuan untuk mempermudah
peneliti dalam merancang database Sistem Penunjang Keputusan
Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan Struktural.
Tabel dibuat senormal mungkin untuk memudahkan dalam
pembuatan database. Gambar 4.23 merupakan gambar mapping
cardinality pada Sistem Penunjang Keputusan Rekomendasi
Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan Struktural.
Gambar 4. 16 Mapping Cardinality
161
4.6. Desain Database
a. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use
case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang
dikirimkan dan diterima antar objek. Sequence diagram untuk
perancangan sistem adalah sebagai berikut:
1. Sequence Diagram Login
Gambar 4. 17 Sequence Diagram Login
162
2. Sequence Diagram Mengolah Data PNS
Gambar 4. 18 Sequence Diagram Mengolah Data PNS
163
3. Sequence Diagram Mengolah Data User
Gambar 4. 19 Sequence Diagram Mengolah Data User
164
4. Sequence Diagram Pemilihan Kandidat PNS
Gambar 4. 20 Sequence Diagram Pemilihan Kandidat PNS
165
5. Sequence Diagram Validasi
Gambar 4. 21 Sequence Diagram Validasi
166
6. Sequence Diagram Laporan
Gambar 4. 22 Sequence Diagram Laporan
7. Sequence Diagram Logout
Gambar 4. 23 Sequence Diagram Logout
167
b. Spesifikasi Database
Setelah melakukan mapping cardinality pada tahap ini penulis
akan menjelaskan mengenai struktur database yang ada pada Sistem
Penunjang Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi
Jabatan Struktural.
1. Tabel User
Nama: User
Primary Key: id_user
Foreign Key: id_level
Tabel 4. 21 Spesifikasi Database Tabel User
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 id_user Integer 11 Primary key
2 Nama Varchar 250 Nama user
3 Password Varchar 250 Password user untuk login
5 Id_level Integer 11 Foreign Key
2. Tabel Pegawai
Nama: Pegawai
Primary Key: Nip
Foreign Key: Id_Pendidikan, Id_Diklat, Id_Pengalaman,
Id_Penghargaan
168
Tabel 4. 22 Spesifikasi Database Tabel Pegawai
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 Nip Integer 11 No Induk Pegewaian
2 Nama Varchar 250 Nama PNS
3 Eselon Varchar 250 Kepangkatan PNS
4 Umur Integer 11 Umur PNS
5 Id_Pendidikan Imteger 11 Pendidikan PNS
6 Id_Diklat Integer 11 Diklat Penjenjangan PNS
7 Masa_Kerja Varchar 250 Masa Kerja PNS
8 Id_Pengalaman Integer 11 Pengalaman kerja dalam jabatan
9 DP3 Varchar 250 Penilaian dalam pekerjaan
10 Id_Penghargaan Integer 11 Penghargaan yang dimiliki
3. Tabel User Level
Nama: M_Level
Primary Key: id_level
Foreign Key: -
Tabel 4. 23 Spesifikasi Database Tabel User Level
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 id_level Integer 11 Primary key
2 Level_User Varchar 250
Jabatan user (Kasubag Pegawaian,
Jabatan Pelaksana Umum, Sekretaris,
Kepala Dinas, Admin)
4. Tabel Data Jabatan
Nama: Kepangkatan
Primary Key: id_jabatan
Foreign Key: -
169
Tabel 4. 24 Spesifikasi Database Tabel Data Jabatan
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 Id_jabatan Integer 11 Primary key
2 Jabatan Varchar 250 Nama Jabatan
3 Status Integer 11 Status Approval
4 Eselon_min Varchar 250 Pangkat Eselon
5. Tabel Hasil SPK
Nama: HasilSPK
Primary Key: id_hasil
Foreign Key: id_jabatan
Tabel 4. 25 Spesifikasi Database Tabel Hasil SPK
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 id_hasil Integer 11 Primary key
2 Nip Varchar 250 No Induk Pegawaian
3 Nilai Float - Hasil perhitungan spk
4 Urutan Inreger 11 Hasil posisi spk
5 Id_jabatan Integer 11 Foreign key
6. Tabel Master Diklat
Nama: M_Diklat
Primary_Key: Id_Diklat
Foreign_Key: -
170
Tabel 4. 26 Spesifikasi Database Tabel Master Diklat
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 Id_Diklat Integer 11 Primary key
2 Diklat Varchar 250 Diklat Pegawai
3 Nilai_Diklat Float - Hasil perhitungan scenario penilainan
7. Tabel Master Pendidikan
Nama: M_Pendidikan
Primary Key: Id_Pendidikan
Foreign Key: -
Tabel 4. 27 Spesifikasi Database Tabel Master Pendidikan
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 Id_Pendidikan Integer 11 Primary key
2 Pendidikan Varchar 250 Pendidikan Pegawai
3 Nilai_Pendidikan Float - Hasil perhitungan scenario penilaian
8. Tabel Master Pengalaman
Nama: M_Pengalaman
Primary Key: Id_Pengalaman
Foreign Key: -
Tabel 4. 28 Spesifikasi Database Tabel Master Pengalaman
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 Id_Pengalaman Integer 11 Primary key
2 Pengalaman Varchar 250 Pengalaman Jabatan Pegawai
3 Nilai_Pengalaman Float - Hasil perhitungan scenario penilaian
171
9. Tabel Master Penghargaan
Nama: M_Penghargaan
Primary Key: Id_Penghargaan
Foreign Key: -
Tabel 4. 29 Spesifikasi Database Tabel Master Penghargaan
No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan
1 Id_Penghargaan Integer 11 Primary key
2 Penghargaan Varchar 250 Pengalaman Jabatan Pegawai
3 Nilai_Penghargaan Float - Hasil perhitungan scenario penilaian
4.7. Desain Interface
Dalam bagian ini, akan dijabarkan desain interface dari sistem
penunjang keputusan rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan
struktural yang akan dilihat oleh user yang terlibat langsung dengan sistem.
1. Kasubag Pegawaian
Kasubag Pegawaian seorang aktor yang memiliki hak akses untuk
melakukan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural. Berikut
merupakan desain antar muka sistem untuk aktor Kasubag Pegawaian:
172
Gambar 4. 24 Design Interface Halaman Login Untuk Semua Aktor
Gambar 4. 25 Design Interface Halaman Pemilihan Kandidat Untuk Kasubag
Pegawaian
2. Jabatan Pelaksana Umum
Jabatan Pelaksana Umum merupakan seorang aktor yang memiliki hak
akses untuk mengelola data DUK pegawai seperti tambah, edit, dan
hapus data DUK pegawai. Berikut merupakan desain antar muka sistem
untuk aktor Jabatan Pelaksana Umum.
173
Gambar 4. 26 Design Interface Halaman Data DUK Pegawai untuk aktor Jabatan
Pelaksana Umum
Gambar 4. 27 Design Interface Halaman form Data DUK Pegawai untuk aktor
Jabatan Pelaksana Umum
3. Sekretaris
Sekretaris merupakan seorang aktor yang memiliki hak akses untuk
validasi kandidat. Berikut merupakan desain antar muka sistem untuk
aktor sekretaris.
174
Gambar 4. 28 Design Interface Halama Validasi untuk aktor Sekretaris
4. Kepala Dinas
Kepala Dinas merupakan seorang aktor yang memiliki hak akses untuk
melihat laporan. Berikut merupakan desain antar muka sistem untuk
aktor Kepala Dinas.
Gambar 4. 29 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Kepala Dinas
175
5. Admin
Admin merupakan seorang aktor yang memiliki hak akses untuk
mengelola data user. Berikut merupakan desain antar muka sistem untuk
aktor Admin:
Gambar 4. 30 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Admin
4.8. Implementasi Sistem
4.8.1. Pemrograman
Tahap pemrograman adalah tahap di mana semua yang telah
digambarkan kemudian dibuat menggunakan bahasa pemrograman. Sistem
Penunjang Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan
Struktural dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Hypertext
Preprocessor (PHP).
Lalu menggunakan XAMPP version 3.2.1 yang mempermudah
dalam menginstall modul PHP, Apache dan MySQL. XAMPP dilengkapi
dengan berbagai fasilitas lain yang memberikan kemudahan dalam
176
mengembangkan situs web berbasis PHP. Sedangkan untuk database
menggunakan MySQL. Perangkat ini bermanfaat untuk mengelola data
dengan cara yang sangat fleksibel dan cepat. Beberapa aktivitas yang dapat
didukung oleh MySQL adalah menyimpan data ke dalam tabel, manghapus
data dalam tabel, mengubah data dalam tabel, mengambil data yang
tersimpan dalam tabel, memungkinkan untuk memilih data tertentu yang
diambil, memungkinkan untuk melakukan pengaturan hak akses terhadap
data.
4.8.2. Uji Coba Aplikasi
Setelah sistem sudah selesai dibangun, maka tahap berikutnya
adalah pengujian sistem menggunakan black box testing, yaitu melakukan
test-case terhadap aplikasi dengan menggunakan tabel pengujian dengan
cara memasukkan data ke dalam sistem dan melihat hasil keluarannya
(output) apakah telah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4. 26 Hasil Uji Coba Sistem dengan Black-Box Testing
No. Rancangan Input-Output Hasil yang Diharapkan Hasil
1 Login sistem Sistem akan menampilkan halaman
login sistem Sesuai
2 Login dengan username dan password
benar
Sistem akan menampilkan menu
utama/ halaman utama Sesuai
3 Login dengan username/password
salah
Sistem akan menampilkan pesan
kesalahan dan kembali ke halaman
login
Sesuai
4 Klik menu home Sistem akan menampilkan menu
utama/ halaman utama Sesuai
5 Klik menu data duk Sistem akan menampilkan halaman
mengelola data duk Sesuai
6 Klik add button pada menu data duk Sistem akan menampilkan halaman
form tambah data duk Sesuai
177
No. Rancangan Input-Output Hasil yang Diharapkan Hasil
7
Klik save button pada submenu
tambah data duk dengan kondisi data
yang diinput lengkap
Sistem akan menyimpan data duk
ke database Sesuai
8
Klik save button pada submenu
tambah data duk dengan kondisi data
yang diinput tidak lengkap
Sistem akan menampilkan pesan
kesalahan dan tetap berada pada
form data duk
Sesuai
9 Klik edit button pada menu data duk Sistem akan menampilkan halaman
form edit data duk Sesuai
10
Klik save button pada submenu edit
data duk dengan kondisi data yang
diinput lengkap
Sistem akan menyimpan data duk
ke database Sesuai
11
Klik save button pada submenu edit
data duk dengan kondisi data yang
diinput tidak lengkap
Sistem akan menampilkan pesan
kesalahan dan tetap berada pada
form edit data duk
Sesuai
12 Klik delete button pada menu data duk Sistem akan menghapus data duk
yang dipilih Sesuai
13 Klik menu manajemen user Sistem akan menampilkan halaman
mengelola data user Sesuai
14 Klik add button pada menu
manajemen user
Sistem akan menampilkan halaman
form tambah data user Sesuai
15
Klik save button pada submenu
tambah data user dengan kondisi data
yang diinput lengkap
Sistem akan menyimpan data user
ke database Sesuai
16
Klik save button pada submenu
tambah data user dengan kondisi data
yang diinput tidak lengkap
Sistem akan menampilkan pesan
kesalahan dan tetap berada pada
form data user
Sesuai
17 Klik edit button pada menu
manajemen user
Sistem akan menampilkan halaman
form edit data user Sesuai
18 Klik save button pada submenu edit
data user
Sistem akan menyimpan data user
ke database Sesuai
19
Klik save button pada submenu
tambah data user dengan kondisi data
yang diinput tidak lengkap
Sistem akan menampilkan pesan
kesalahan dan tetap berada pada
form edit data user
Sesuai
20 Klik delete button pada menu
manajemen user
Sistem akan menghapus data user
yang dipilih Sesuai
21 Klik menu pemilihan kandidat PNS Sistem akan menampilkan halaman
pemilihan kandidat PNS Sesuai
22 Klik process button pada menu
pemilihan kandidat PNS
Sistem akan menampilkan hasil
proses perhitungan Sesuai
23 Klik validasi pada menu pemilihan
kandidat PNS
Sistem akan menyimpan hasil
perhitungan dan masuk ke laporan Sesuai
24 Klik menu laporan Sistem akan menampilkan halaman
laporan Sesuai
25 Klik print button pada menu laporan Sistem akan menampilkan data
laporan dan siap untuk dicetak Sesuai
26 Klik menu logout kemudian klik Ok Sistem akan menampilkan halaman
login dan mengakhiri session php Sesuai
27
Klik menu logout kemudian klik
Cancel
Sistem tetap menampilkan halaman
sebelumnya dan user tetap berada
didalam sistem
Sesuai
178
BAB V
Penutup
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem yang dapat membantu dalam
pemilihan kandidat untuk membantu Dinas Lingkungan Hidup DKI
Jakarta terkait promosi jabatan struktural berdasarkan data DUK (Daftar
Urut Kepegawaian) dan juga berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan.
2. Dalam penelitian ini terdapat 8 kriteria yang digunakan, yaitu
kepangkatan, masa kerja, pendidikan, pengalaman kerja, diklat, umur,
DP3, penghargaan. Kriteria tersebut didapatkan dari hasil observasi
langsung di tempat penelitian, wawancara dengan narasumber, dan juga
dokumentasi seperti persyaratan pengangkatan pegawai negeri sipil
dalam jabatan struktural, jurnal-jurnal terkait pemilihan jabatan
struktural.
179
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang telah dikemukakan, maka
diajukan beberapa saran untuk penelitian berikutnya, yaitu:
1. Sistem penunjang keputusan ini dapat dikembangkan lagi dengan
menggunakan metode lainnya guna memberikan nilai perbandingan
hasil keputusan, misalnya menggunakan AHP, Profile Matching, dan
metode optimasi seperti Simulated Annealing, Hill Climbing
Optimization, dan yang lainnya.
2. Sistem penunjang keputusan ini nantinya dapat dikembangkan lagi
dengan menambahkan kriteria yang lebih beragam dan spesifik,
sehingga dapat memperkuat hasil pengambilan keputusan dalam
rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.
3. Data-data yang dibutuhkan harus dimasukkan ke dalam sistem dengan
teliti agar tercapainya tujuan yang diinginkan dari hasil sistem
pendukung keputusan sebagai alat bantu rekomendasi pemilihan
kandidat promosi jabatan struktural di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.
180
DAFTAR PUSAKA
Agus Mulyanto. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Abdurrahmat, Fathoni. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Rineka Cipta.
Bambang Hariyanto, (2004), Sistem Manajemen Basis Data, Informatika,
Bandung.
Daihani, D.U, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media
Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Dennis, A., Wixom, B. H., & Tegarden, D. (2012). System Analysis & Design with
UML Version 2.0, an Object Oriented Approach (4th Edition). USA: John Wiley &
Sons, Inc.
Dodit Suprianto. 2008. Buku Pintar Pemrograman PHP. OASE Media. Bandung.
Hidayatullah. Priyanto, Kawistara. Jauhari K., Pemograman Web, Bandung:
Informatika, 2014
Eva Solita Pasaribu dan Iskandar. 2015. Sistem Pendukung Keputusan Promosi
Jabatan Karyawan Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus
Pada PT. Selular Global Net Medan. Sumatera Utara: STMIK Royal Kisaran Henry
Simamora, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gramedia, Jakarta.
E. Sutanta, Basis Data dalam Tinjauan Konseptual, Yogyakarta: Andi, 2011.
Gouzali. Saydam. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Human Resource)
Suatu Pendekatan Mikro. Jakarta: Djanbatan
Hasan, I. (2002). Pokok- Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
181
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Bumi Aksara
Humdiana dan Indriyani, Evi. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Jogiyanto, H.M., 2005, Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, ANDI, Yogyakarta
Kendall, K.E., Kendall, J.E. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Edisi 5.
Diterjemahkan oleh: Thamir Abdul Hafedh. Jakarta: PT Indeks.
Kemala, A. (2012). Design of Experiments Sebagai Salah Satu Pendekatan
Peningkatan Kualitas Produk Di Industri Manufaktur. Tersedia pada:
https://anindithakemala.wordpress.com/2012/03/27/design-of-experiments-
sebagai-salah-satu-pendekatan-peningkatan-kualitas-produk-di-industri-
manufaktur/ diakses pada bulan Januari 2018
Kendall, K.E., Kendall, J.E. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Edisi 5.
Diterjemahkan oleh: Thamir Abdul Hafedh. Jakarta: PT Indeks.
Kreinovich, V., Quijas, J., Gallardo, E., Lopes, C. D. S., & Kosheleva, O. (2015).
Simple linear interpolation explains all usual choices in fuzzy techniques:
membership functions, t-norms, t-c onorms, and defuzzification. Departmental
Technical Reports (CS), 992.
Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:
Andi.
Kusumadewi, S., 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Levy, D. (2010). Introduction to numerical analysis. Centre for Scientific
Computation and Mathematical Modelling, University of Maryland.
182
Laudon, Kenneth C., dan Jane P. Laudon, (2012). Management System: Managing
the Digital Firm Twelfth Edition. New Jersey: Prentice Hall
Munawar. (2005), Pemodelan Visual dengan UML, Graha Ilmu, Yogyakarta, 17-
100.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 131 Tahun
2008 Tentang Persyaratan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural Di LIngkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Pressman, R.S. (2010), Software Engineering : a practitioner’s approach,
McGraw-Hill, New York, 68.
Raymond McLeod,Jr. 2001. Sistem Informasi Edisi 7 Jilid 2. Prenhallindo. Jakarta
Rizky Soetam, Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak, Jakarta: Prestasi Pustaka,
2011.
Rizky, S. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Prestasi
Pustaka Publisher.
Rosa, & Shalahuddin. (2016). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Informatika.
Ross, T. J. (2010). Fuzzy Logic with Engineering Aplications, Third Edition. USA:
John Wiley & Sons.
Sauter, V L. 2010. Decision Support Systems For Business Inteligence Second
Edition. John Wiley and Sons Inc. Publication. New Jersey.
183
Sudrajat, Tedi (2014). Eksistensi Kebijakan Pengisian Jabatan Struktural Dalam
Kerangka Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Berbasis Merit.Jurnal
Kebijakan dan Manajemen PNS, Volume 8 Nomor 1 Juni.
Suhendar, A., dan Gunadi H., 2002, Visual Modelling Menggunakan UML dan
Relational Rose, Informatika, Bandung
Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: ALFABETA)
Tata Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta
Turban, E., Aronson, J. E., & Liang, T.-P. (2007). Decision Support Systems and
Business Intelligence. Decision Support and Business Intelligence Systems, 7/E, 1–
35. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Utama, D. N. (2017). Sistem Penunjang Keputusan: Filosofi, Teori dan
Implementasi. Yogyakarta: Garudhawaca.
Utama, D. N., Lazuardi, L. I., Qadrya, H. A., Caroline, B. M., Renanda, T., & Sari,
A. P. (2017). Worth eat: An intelligent application for restaurant recommendation
based on customer preference (Case study: Five types of restaurant in Tangerang
Selatan region, Indonesia). 2017 5th International Conference on Information and
Communication Technology, ICoIC7 2017, (May).
https://doi.org/10.1109/ICoICT.2017.8074654
Whitten, J. L., & Lonnie D. Bentley. (2007). Systems Analysis and Design Methods.
McGraw-Hill. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Wijayanto. 2009. Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat, dan Prospek
Pemberantsan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Zadeh, L.A. (1996). Fuzzy logic = computing with words. IEEE Transactions of
Fuzzy Systems, vol.4 no.2, pp.103-111.
184
LAMPIRAN - LAMPIRAN
185
Lampiran 1: Surat Bimbingan Skripsi
186
Lampiran 2: Surat Permohonan Data/Riset
187
Lampiran 3: Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data
188
Lampiran 4: Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Narasumber : Bapak Iwan
Tempat: : Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Divisi : Kepegawaian
Hari, tanggal : Rabu, 27 Maret 2019
Pukul : 10.00 - selesai
1. Bagaimana proses menentukan kandidat promosi jabatan struktural?
Jawab: Kita mapping dlu, kitakan ada DUK (Daftar urut Kepegawaian) di
lihat dari pangkat tertinggi ke bawah syarat minimal eselon 4 kan pangkat
3B, cuma kalau 3C belum banyak kita sortir 3C dlu ke atas kita lihat
pendidikannya apa dan diklat yang pernah di ikuti apa saja itu ada poinnya,
plus kebijakan dari atas langsung seperti lihat hasil kinerja dia jadi staff
bagaimana bagus apa tidak ada penilaiannya juga
2. Berapa orang untuk jadi kandidat promosi jabatan struktural?
Jawab: Minimal itu 3 orang, jadi 1 yang di usulkan 2 pendamping biasanya
3. Kriteria - kriteria penilaian apa saja untuk menentukan promosi jabatan
struktural?
Jawab: Pertama tuh pangkat, pendidikan, diklat, sama rekomendasi dari atas
langsung tapi yang keempat tidak terlalu wajib ya, karena kasusnya
fiktif/subjectif, ini saja yang ditanya di BKD itu
4. Kapan promosi jabatan struktural dilaksanakan?
Jawab: kita gak tentu ya, kita paling setahun ada evaluasi maxsimal orang
didalam posisi itu 5 tahun dia harus geser
5. Bagaimana kasubag dalam menentukan kandidat promosi jabatan
struktural?
Jawab: Berdasarkan tes kompetensi dan menanyai pns di lingkungan
kerjanya seperti apa.
189
Lampiran 5: Form Penilaian Expert Judgment
190
191
Lampiran 6: Source Code Aplikasi
Source Code Aplikasi
Pegawai.php <?php
class Pegawai extends
CI_Controller {
function __construct(){
parent::__construct();
$this->load-
>model('Pegawai_model','mod
el');
$this->load-
>model('Master_model','mast
er');
cek_login();}
function dummy(){
$dt = array();
for($x=1;$x<=200;$x++){
$nip =
$x.strtotime(date('Y-m-d
H:i:s'));
$nama = "Pegawai ".$x;
$umur = mt_rand(20,60);
$golongan = $this->db-
>query("SELECT golongan
FROM m_pangkat ORDER BY
RAND() lIMIT 1 ")->row();
$golongan = $golongan-
>golongan;
$id_diklat = mt_rand(1,6);
$id_pendidikan =
mt_rand(1,6);
$masa_kerja =
mt_rand(1,20);
$id_pengalaman =
mt_rand(1,5);
$id_penghargaan =
mt_rand(1,3);
$dp3 = mt_rand(60,100);
$dt[] = array(
'nip' => $nip,
'nama' => $nama,
'umur' => $umur,
'golongan' => $golongan,
'id_pendidikan' =>
$id_pendidikan,
'id_diklat' => $id_diklat,
'masa_kerja' =>
$masa_kerja,
'id_pengalaman' =>
$id_pengalaman,
'dp3' => $dp3,
'id_penghargaan' =>
$id_penghargaan);}
$this->db-
>insert_batch('pegawai',
$dt);}
public function index(){
$data['title'] = "Data
Pegawai PNS";
$date = date('Y-m-d');
$data['pangkat'] = $this-
>master->pangkat();
$data['pendidikan'] =
$this->master-
>pendidikan();
$data['pengalaman'] =
$this->master-
>pengalaman();
$data['diklat'] = $this-
>master->diklat();
$data['penghargaan'] =
$this->master-
>penghargaan();
$data['template'] =
"pages/pegawai/index";
$data['js_under'] =
"pages/pegawai/js_index";
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
public function
ajax_list(){
$this->load->helper('url');
$list = $this->model-
>get_datatables();
$data = array();
$no = $_POST['start'];
foreach ($list as $person){
$no++;
$row = array();
192
$row[] = $no;
$row[] = $person->nip;
$row[] = $person->nama;
$row[] = $person->umur;
$row[] = $person-
>golongan." ".$person-
>pangkat;
$row[] = $person->diklat;
$row[] =$person>masa_kerja;
$row[] = $person-
>pengalaman;
$row[] = $person->dp3;
$row[] = $person-
>penghargaan;
$row[] = '<a class="btn
btn-sm btn-primary"
href="javascript:void(0)"
title="Edit"
onclick="edit_person('."'".
$person->nip."'".')"><i
class="glyphicon glyphicon-
pencil"></i> Edit</a>';
$rowaa ='<a class="btn btn-
sm btn-danger"
href="javascript:void(0)"
title="Hapus"
onclick="delete_person('."'
".$person->nip."'".')"><i
class="glyphicon glyphicon-
trash"></i> Delete</a>';
$data[] = $row; }
$output = array(
"draw" => $_POST['draw'],
"recordsTotal" => $this-
>model->count_all(),
"recordsFiltered" => $this-
>model->count_filtered(),
"data" => $data,);
json format
echo json_encode($output);}
public function
ajax_edit($id) {
$data = $this->model-
>get_by_id($id);
echo json_encode($data);}
public function ajax_add(){
$id_status = 1;
$data['status'] = TRUE;
if($data['status'] ===
FALSE){
echo json_encode($data);
exit();}
$data = array(
'nip' => $this->input-
>post('nip'),
'nama' => $this->input-
>post('nama'),
'umur' => $this->input-
>post('umur'),
'golongan' => $this->input-
>post('golongan'),
'id_pendidikan' => $this-
>input-
>post('id_pendidikan'),
'id_diklat' => $this-
>input->post('id_diklat'),
'masa_kerja' => $this-
>input->post('masa_kerja'),
'id_pengalaman' => $this-
>input-
>post('id_pengalaman'),
'dp3' => $this->input-
>post('dp3'),
'id_penghargaan' => $this-
>input-
>post('id_penghargaan'));
$insert = $this->model-
>save($data);
echo
json_encode(array("status"
=> TRUE));}
public function
ajax_update(){
$data = array(
'nama' => $this->input-
>post('nama'),
'umur' => $this->input-
>post('umur'),
'golongan' => $this->input-
>post('golongan'),
'id_pendidikan' => $this-
>input-
>post('id_pendidikan'),
193
'id_diklat' => $this-
>input->post('id_diklat'),
'masa_kerja' => $this-
>input->post('masa_kerja'),
'id_pengalaman' => $this-
>input>post('id_pengalaman'
),
'dp3' => $this->input-
>post('dp3'),
'id_penghargaan' => $this-
>input-
>post('id_penghargaan'));
$this->model-
>update(array('nip' =>
$this->input->post('nip')),
$data);
Echojson_encode(array("stat
us" => TRUE)); }
public function
ajax_delete($id) {
$person = $this->model-
>get_by_id($id);
$this->model-
>delete_by_id($id);
echojson_encode(array("stat
us" => TRUE));
}
Pemilihan.php class Pemilihan extends
CI_Controller {
function __construct(){
parent::__construct();
$this->load-
>model('Pemilihan_model','m
odel');
$this->load-
>model('Pegawai_model','peg
awai');
$this->load-
>model('Master_model','mast
er');
cek_login();
}
public function index(){
$data['title'] = "Data
Kenaikan Jabatan Pegawai";
$date = date('Y-m-d');
$data['template'] =
"pages/pemilihan/index";
$data['js_under'] =
"pages/pemilihan/js_index";
$this->load-
>view('dashboard',$data); }
function add(){
$data['title'] = 'Pemilihan
Kenaikan Jabatan Pegawai';
$data['template'] =
'pages/pemilihan/add';
$data['golongan'] = $this-
>master->pangkat();
$data['pegawai'] = $this-
>pegawai->get_all();
$data['js_under'] =
'pages/pemilihan/js_add';
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
function proses(){
$jabatan= $this->input-
>post('jabatan');
$golongan_min = $this-
>input-
>post('golongan_min');
$ins = $this->db-
>insert('data_jabatan',arra
y('jabatan' =>
$jabatan,'golongan_min' =>
$golongan_min,'status' =>
1));
if($ins){
$id_jabatan = $this->db-
>insert_id();
$nip = $this->input-
>post('nip');
$dt = [];
foreach($nip as $k => $v){
$dt[] = array(
'nip' => $v,
'id_jabatan' =>
$id_jabatan); }
$a = $this->db-
>insert_batch('hasil_dss',$
dt);
if($a){
194
alert('Berhasil Masukan
Data','info');
redirect('pemilihan');
}
}
}
function dss($id){
$data['data'] = $this-
>model->get_by_id($id);
$data['pegawai'] = $this-
>model->get_pegawai($id);
$data['template'] =
'pages/pemilihan/dss1';
$this->load-
>view('dashboard',$data);
}
function prosesdss($id){
$data['data'] = $this-
>model->get_dss($id);
$data['hasilakhir'] =
$this->model->akhir($id);
$data['template'] =
'pages/pemilihan/dss2';
$this->load-
>view('dashboard',$data);
}
function validasi($id){
$data['data'] = $this-
>model->get_by_id($id);
$data['pegawai'] = $this-
>model->akhir($id);
$data['template'] =
'pages/pemilihan/validasi';
$this->load-
>view('dashboard',$data);
}
function approval(){
$aksi = $_GET['aksi'];
$id_jabatan =
$_GET['id_jabatan'];
if($aksi == 'approve'){
$dt = array(
'id_jabatan' =>
$id_jabatan,
'status' => 3
);
alert('Proses Approve
Berhasil','info');
}else{
$dt = array(
'id_jabatan' =>
$id_jabatan,
'status' => 4);
alert('Proses Reject
Berhasil ','danger');
}
$this->db-
>update('data_jabatan',$dt,
array('id_jabatan' =>
$id_jabatan));
redirect('pemilihan/validas
i/'.$id_jabatan); }
public function
ajax_list(){
$this->load->helper('url');
$list = $this->model-
>get_datatables();
$data = array();
$no = $_POST['start'];
foreach ($list as $person){
$no++;
$row = array();
$row[] = $no;
$row[] = $person->jabatan;
if($person->status == 1){
$row[] = 'Belum Selesai';
}else if($person->status ==
2){$row[] = 'Sudah
Dilakukan Perhitungan DSS';
}else if($person->status ==
3){ $row[] = 'Tervalidasi';
}else if($person->status ==
4){ $row[] = 'Ditolak'; }
$row[] = $person-
>golongan_min;
if($_SESSION['id_level'] ==
1){ $row[] = '
<a class="btn btn-sm btn-
primary"
href="'.base_url().'pemilih
an/dss/'.$person-
>id_jabatan.'"><i
195
class="glyphicon glyphicon-
pencil"></i> Proses DSS</a>
=<a class="btn btn-sm btn-
danger"
href="'.base_url().'pemilih
an/edit/'.$person-
>id_jabatan.'"><i
class="glyphicon glyphicon-
pencil"></i> Edit</a>';
}else{
if($person->status == 2){
$row[] =‘
<a class="btn btn-sm btn-
primary"
href="'.base_url().'pemilih
an/validasi/'.$person-
>id_jabatan.'"> Validasi
Data</a>';
}else{
$row[] = '-';
}}
$data[] = $row;
$output = array(
"draw" => $_POST['draw'],
"recordsTotal" => $this-
>model->count_all(),
"recordsFiltered" => $this-
>model->count_filtered(),
"data" => $data,
); echo
json_encode($output);}
Validasi.php <?php
class Validasi extends
CI_Controller {
function __construct(){
parent::__construct();
$this->load-
>model('Pemilihan_model','m
odel');
$this->load-
>model('Pegawai_model','peg
awai');
$this->load-
>model('Master_model','mast
er'); cek_login();
}
public function index(){
$data['title'] = "Data
Kenaikan Jabatan Pegawai";
$date = date('Y-m-d');
$data['template'] =
"pages/pemilihan/index";
$data['js_under'] =
"pages/pemilihan/js_index";
$this->load-
>view('dashboard',$data); }
function add(){
$data['title'] = 'Pemilihan
Kenaikan Jabatan Pegawai';
$data['template'] =
'pages/pemilihan/add';
$data['golongan'] = $this-
>master->pangkat();
$data['pegawai'] = $this-
>pegawai->get_all();
$data['js_under'] =
'pages/pemilihan/js_add';
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
function proses(){
$jabatan= $this->input-
>post('jabatan');
$golongan_min = $this-
>input-
>post('golongan_min');
$ins = $this->db-
>insert('data_jabatan',arra
y('jabatan' =>
$jabatan,'golongan_min' =>
$golongan_min,'status' =>
1));
if($ins){
$id_jabatan = $this->db-
>insert_id();
$nip = $this->input-
>post('nip');
$dt = [];
foreach($nip as $k => $v){
$dt[] = array(
'nip' => $v,
'id_jabatan' => $id_jabatan
);
196
}
$a = $this->db-
>insert_batch('hasil_dss',$
dt);
if($a){
alert('Berhasil Masukan
Data','info');
redirect('pemilihan'); }
}
}
function dss($id){
$data['data'] = $this-
>model->get_by_id($id);
$data['pegawai'] = $this-
>model->get_pegawai($id);
$data['template'] =
'pages/pemilihan/dss1';
$this->load-
>view('dashboard',$data); }
function prosesdss($id){
$data['data'] = $this-
>model->get_dss($id);
$data['hasilakhir'] =
$this->model->akhir($id);
$data['template'] =
'pages/pemilihan/dss2';
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
public function
ajax_list(){
$this->load->helper('url');
$list = $this->model-
>get_datatables();
$data = array();
$no = $_POST['start'];
foreach ($list as
$person){$no++;
$row = array();
$row[] = $no;
$row[] = $person->jabatan;
if($person->status == 1){
$row[] = 'Belum Selesai';
}else if($person->status ==
2){ $row[] = 'Sudah
Dilakukan Perhitungan DSS';
}else if($person->status ==
3){
$row[] = 'Tervalidasi';
}$row[] = $person-
>golongan_min;
$row[] = ‘<a class="btn
btn-sm btn-primary"
href="'.base_url().'pemilih
an/dss/'.$person-
>id_jabatan.'"><i
class="glyphicon glyphicon-
pencil"></i> Proses DSS</a>
<a class="btn btn-sm btn-
primary"
href="'.base_url().'pemilih
an/detail/'.$person-
>id_jabatan.'"><i
class="glyphicon glyphicon-
pencil"></i> Detail</a>
<a class="btn btn-sm btn-
danger"
href="'.base_url().'pemilih
an/edit/'.$person-
>id_jabatan.'"><i
class="glyphicon glyphicon-
pencil"></i> Edit</a>';
$data[] = $row; }
$output = array(
"draw" => $_POST['draw'],
"recordsTotal" => $this-
>model->count_all(),
"recordsFiltered" => $this-
>model->count_filtered(),
"data" => $data,);
json format
echo json_encode($output);
}
Laporan.php <?php
class Laporan extends
CI_Controller {
function __construct(){
parent::__construct();
$this->load-
>model('Laporan_model','mod
el');
$this->load-
>model('Pegawai_model','peg
awai');
197
$this->load-
>model('Master_model','mast
er');
cek_login();
}
public function index(){
$data['title'] = "Data
Kenaikan Jabatan Pegawai";
$date = date('Y-m-d');
$data['template'] =
"pages/laporan/index";
$data['js_under'] =
"pages/laporan/js_index";
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
function add(){
$data['title'] = 'Pemilihan
Kenaikan Jabatan Pegawai';
$data['template'] =
'pages/pemilihan/add';
$data['golongan'] = $this-
>master->pangkat();
$data['pegawai'] = $this-
>pegawai->get_all();
$data['js_under'] =
'pages/pemilihan/js_add';
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
function proses(){
$jabatan= $this->input-
>post('jabatan');
$golongan_min = $this-
>input>post('golongan_min')
;
$ins = $this->db-
>insert('data_jabatan',arra
y('jabatan' =>
$jabatan,'golongan_min' =>
$golongan_min,'status' =>
1));
if($ins){
$id_jabatan = $this->db-
$nip = $this->input-
>post('nip');
$dt = [];
foreach($nip as $k => $v){
$dt[] = array(
'nip' => $v,
'id_jabatan' => $id_jabatan
);
}
$a = $this->db-
>insert_batch('hasil_dss',$
dt);
if($a){
alert('Berhasil Masukan
Data','info');
redirect('pemilihan');
}
}
}
function dss($id){
$data['data'] = $this-
>model->get_by_id($id);
$data['pegawai'] = $this-
>model->get_pegawai($id);
$data['template'] =
'pages/pemilihan/dss1';
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
User.php <?php
class Users extends
CI_Controller {
function __construct(){
parent::__construct();
$this->load-
>model('User_model','model'
cek_login();
}
public function index(){
$data['title'] = "Data
User";
$data['template'] =
"pages/users/index";
$data['level'] = $this->db-
>get('m_level')->result();
$data['js_under'] =
"pages/users/js_index";
$this->load-
>view('dashboard',$data);}
198
public function ajax_list(
$this->load->helper('url');
$list = $this->model-
>get_datatables();
$data = array();
$no = $_POST['start'];
foreach ($list as $person)
{
$no++;
$row = array();
$row[] = $no;
$row[] =
$person->username;
$row[] = $person-
>level_user;
for action
$row[] = '<a class="btn
btn-sm btn-primary"
href="javascript:void(0)"
title="Edit"
onclick="edit_person('."'".
$person->id_user."'".')"><i
class="glyphicon glyphicon-
pencil"></i> Edit</a>
<a class="btn btn-sm btn-
danger"
href="javascript:void(0)"
title="Hapus"
onclick="delete_person('."'
".$person-
>id_user."'".')"><i
class="glyphicon glyphicon-
trash"></i> Hapus </a>';
$data[] = $row; }
$output = array(
"draw" => $_POST['draw'],
"recordsTotal" => $this-
>model->count_all(),
"recordsFiltered" => $this-
>model->count_filtered(),
"data" => $data,);
echo json_encode($output);}
public function
ajax_edit($id) {
$data = $this->model-
>get_by_id($id);
echo json_encode($data);
}
public function ajax_add(){
$id_status = 1;
$data['status'] = TRUE;
if($data['status'] ===
FALSE){ echo
json_encode($data);
exit();}
$data = array(
'username' => $this->input-
>post('username'),
'password' => md5($this-
>input->post('password')),
'id_level' => $this->input-
>post('id_level'));
$insert = $this->model-
>save($data);
echojson_encode(array("stat
us" => TRUE));}
public function
ajax_update(){
if(@$_POST['password'] !=
''){
$data = array(
'username' => $this->input-
>post('username'),
'password' => md5($this-
>input->post('password')),
'id_level' => $this->input-
>post('id_level'));
}else{
$data = array(
'username' => $this->input-
>post('username'),
'id_level' => $this->input-
>post('id_level'));
}
$this->model-
>update(array('id_user' =>
$this->input-
>post('id_user')), $data);
echojson_encode(array("stat
us" => TRUE)); }
public function
ajax_delete($id)
{
199
$person = $this->model-
>get_by_id($id);
$this->model-
>delete_by_id($id);
echojson_encode(array("stat
us" => TRUE)); }
}