Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

225
Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full Factorial (Studi Kasus: Dinas Lingkungan Hidup Jakarta) Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Kewajiban Studi Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi Disusun Oleh: Ibnu Yahya Saputra NIM: 1113093000132 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/ 1440 H

Transcript of Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

Page 1: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat

Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan

Full Factorial (Studi Kasus: Dinas Lingkungan Hidup Jakarta)

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Kewajiban Studi Strata Satu

(S1) Program Studi Sistem Informasi

Disusun Oleh:

Ibnu Yahya Saputra

NIM: 1113093000132

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1440 H

Page 2: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat

Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan

Full Factorial (Studi Kasus: Dinas Lingkungan Hidup Jakarta)

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Kewajiban Studi Strata Satu

(S1) Program Studi Sistem Informasi

Disusun Oleh:

Ibnu Yahya Saputra

NIM: 1113093000132

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1440 H

Page 3: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

iii

LEMBAR UJIAN

Page 5: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Page 6: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

vi

ABSTRAK

Ibnu Yahya Saputra – 1113093000132. Sistem Pendukung Keputusan

Rekomendasi Pemilihan kandidat Promosi Jabatan Struktural (Studi Kasus: Dinas

Lingkungan Hidup Jakarta) di bawah bimbingan oleh Meinarini Catur Utami dan

Nuryasin.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung

jawab terhadap pengelolaan sampah di daerah DKI Jakarta memiliki peranan penting untuk

meningkatkan kinerja, produktivitas, dan profesionalisme pegawai dalam bekerja. Jabatan

struktural merupakan posisi yang berhubungan dengan tugas, wewenang, dan tanggung

jawab pada suatu instansi pemerintahan. Pelaksanaan promosi jabatan yang dimaksudkan

untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai agar mau berkerja dengan baik sesuai dengan

yang dikehendaki oleh dinas guna meningkatkan produktivitas kerja dan keberhasilan

dalam mencapai sasarannya. Untuk itu diperlukan suatu sistem penunjang keputusan yang

dapat memberikan rekomendasi promosi jabatan struktural terbaik berdasarkan kriteria

atau persyaratan yang ada. Dalam penelitian ini, sistem dibangun menggunakan metode

fuzzy logic untuk menentukan tingkat kepentingan kriteria dan metode full factorial untuk

menentukan alternatif terbaiknya. Penelitian ini menghasilkan sistem yang dapat

memberikan rekomendasi kepada pihak DLH DKI Jakarta dalam mengambil keputusan

terkait pemilihan kandidat promosi jabatan struktural dengan melihat nilai terbaik dari

setiap alternatif yang ada.

Kata kunci: Promosi Jabatan Struktual, Sistem Penunjang Keputusan, Fuzzy Logic, Full

Factorial, Rapid Application Development, Unified Modelling Language.

V Bab + 187 halaman + Daftar Pustaka + Lampiran

Pustaka: (2000;2017)

Page 7: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Bismillahirrahmaanirrahiim, puji beserta syukur peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga

senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

para sahabat yang telah berjuang dalam memberikan petunjuk kepada umat

manusia, dan semoga di akhir zaman nanti kita mendapatkan syafa’at dari beliau,

aamiin.

Penelitian skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan program sarjana (S-1) pada program studi Sistem Informasi,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi

Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode

Fuzzy Logic dan Full Factorial (Studi Kasus: Dinas Lingkungan Hidup

Jakarta)”. Dalam proses penyusunan skripsi ini tentu tidak luput dari berbagai

macam hambatan, namun berkat kesungguhan hati, bantuan, bimbingan, serta

dukungan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat teratasi.

Tanpa bantuan dari berbagai pihak tentunya proses penyusunan laporan ini akan

sangat sulit untuk diselesaikan penulis. Oleh karena itu, peneliti ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

Page 8: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

viii

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M. Env. Stud. selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, Ph. D selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

dan Ibu Nida’ul Hasanati, MMSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Meinairini Catur Utami, MT selaku Dosen Pembimbing I yang selalu sabar

dan telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan,

ilmu, motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Nuryasin, M. Kom selaku Dosen Pembimbing II yang selalu sabar dan

telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, ilmu,

motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan

ilmu selama peneliti duduk di bangku perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu selaku orang tua yang telah membesarkan peneliti dengan penuh

kasih sayang dan tiada letih dalam mendidik, menyayangi, memberikan

dukungan, semangat serta doa yang tak terputus sehingga mendorong diri

penulis untuk selalu memberikan yang terbaik untuk mereka.

7. Teman-teman angkatan Sistem Informasi 2013 yang telah memberikan

dukungan, ilmu, do’a, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Sukses

selalu untuk kalian semua.

Page 9: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

ix

8. Dan seluruh pihak-pihak yang terkait dan banyak berjasa dalam proses

penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun

tidak mengurangi rasa terima kasih peneliti sedikit pun.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan, wawasan, dan

pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala

kekurangan tersebut. Hanya ucapan terima kasih dan do’a yang dapat penulis

berikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan serta melimpahkan berkah dan

rahmat-Nya kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti selama ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan

ilmu, serta bagi yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Februari 2020

Ibnu Yahya Saputra

NIM: 1113093000132

Page 10: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... ii

LEMBAR UJIAN ............................................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................xvi

BAB I .................................................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 10

1.3. Rumusan Masalah ........................................................................................... 10

1.4. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 11

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 11

1.6. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 12

1.7. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 13

1.8. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 13

1.9. Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 14

1.10. Sistematika Penulisan ................................................................................. 15

BAB II .............................................................................................................................. 17

2.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan ............................................... 17

2.1.1. Pengertian Keputusan ............................................................................. 17

2.1.2. Kualitas Keputusan ................................................................................. 18

2.1.3. Pengertian Sistem Penunjang Keputusan ............................................. 20

2.1.4. Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan ........................................ 22

2.1.5. Komponen Sistem Penunjang Keputusan ............................................. 24

2.1.6. Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan .......................................... 28

2.1.7. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ................................................... 28

Page 11: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

xi

2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi ..................................................................... 30

2.2.1. Pengertian Sistem .................................................................................... 30

2.2.2. Karakteristik Sistem ............................................................................... 32

2.2.3. Pengertian Informasi .............................................................................. 34

2.2.4. Pengertian Sistem Informasi .................................................................. 36

2.3. Analisis dan Perancangan Sistem .................................................................. 37

2.3.1. Pengertian Analisis Sistem ..................................................................... 37

2.3.2. Pengertian Perancangan Sistem............................................................. 38

2.4. Konsep Promosi Jabatan ................................................................................ 39

2.4.1. Pengertian Promosi Jabatan .................................................................. 39

2.4.2. Dimensi dan Indikator Promosi Jabatan .............................................. 41

2.4.3. Tujuan dan Manfaat Promosi Jabatan ................................................. 42

2.4.4. Jenis-Jenis Promosi Jabatan .................................................................. 43

2.4.5. Prosedur Promosi .................................................................................... 45

2.4.6. Hambatan Dalam Pelaksanaan Promosi ............................................... 46

2.5. Fuzzy Logic ....................................................................................................... 49

2.5.1. Konsep Awal Fuzzy Logic ....................................................................... 49

2.5.2. Variable Linguistic ................................................................................... 52

2.5.3. Fungsi Keanggotaan ................................................................................ 52

2.5.4. Fuzzifikasi ................................................................................................ 53

2.5.5. Defuzzifikasi ............................................................................................. 54

2.6. Optimasi ........................................................................................................... 55

2.6.1. Langkah-Langkah Optimasi .................................................................. 55

2.6.2. Fungsi dan Variable Optimasi ................................................................. 56

2.6.3. Relative Value ........................................................................................... 57

2.6.4. Back Propagation .................................................................................... 58

2.7. Metode Optimasi Full Factorial ..................................................................... 59

2.8. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi .............................................. 61

2.8.1. RAD (Rapid Application Develoment) .................................................. 62

2.9. Unified Modeling Language (UML) .............................................................. 66

2.9.1. Diagram-Diagram UML ......................................................................... 67

2.10. Konsep Basis Data ....................................................................................... 73

2.10.1. Basis Data (Database) ............................................................................. 73

Page 12: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

xii

2.10.2. Data Base Management System (DBMS) .............................................. 76

2.11. Sistem Berbasis Web ................................................................................... 77

2.11.1. Hyper Text Mark-up Language (HTML) ............................................. 78

2.11.2. Cascading Style Sheet (CSS) .................................................................. 78

2.11.3. Bahasa Pemrograman PHP .................................................................... 79

2.11.4. XAMPP dan PHP MyUnit Lain ............................................................. 80

2.11.5. Database MySQL .................................................................................... 81

2.12. Pengujian Sistem ......................................................................................... 83

2.12.1. Black Box Testing .................................................................................... 83

2.12.2. Kelebihan dan Kekurangan Black Box Testing .................................... 84

BAB III ............................................................................................................................. 86

3.1. Metodologi ....................................................................................................... 86

3.2. Analisis Awal ................................................................................................... 87

3.3. Pengumpulan Data .......................................................................................... 87

3.3.1. Studi Kepustakaan .................................................................................. 88

3.3.2. Metode Observasi .................................................................................... 88

3.3.3. Metode Wawancara ................................................................................ 89

3.3.4. Studi Literatur ......................................................................................... 90

3.4. Pengembangan Sistem .................................................................................... 92

3.4.1. Tahapan Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) .............. 93

3.4.2. Tahapan Perancangan (Workshop Design) .......................................... 94

3.4.3. Tahap Implementasi (Implementation) ................................................. 95

3.5. Pelaporan ......................................................................................................... 96

BAB IV ............................................................................................................................. 97

4.1. Gambaran Umum ........................................................................................... 97

4.1.1. Profil Organisasi ...................................................................................... 97

4.1.2. Visi dan Misi ............................................................................................ 98

4.1.3. Struktur Organisasi ................................................................................ 99

4.2. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat) ............................... 100

4.2.1. Analisis Sistem Berjalan ....................................................................... 100

4.2.2. Kelemahan Sistem Berjalan ................................................................. 101

4.2.3. Analisis Sistem Usulan .......................................................................... 102

4.3. Analisis Kriteria SPK.................................................................................... 103

Page 13: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

xiii

4.4. Workshop Design .......................................................................................... 109

4.4.1. Alur Tahapan Pengambilan Keputusan .............................................. 109

4.4.2. Fungsi Keanggotaan (Membership Functions) .................................... 111

4.4.3. Sekenario Penilaian ............................................................................... 115

4.5. Design Proses ................................................................................................. 144

4.6. Desain Database............................................................................................. 161

4.7. Desain Interface ............................................................................................. 171

4.8. Implementasi Sistem ..................................................................................... 175

4.8.1. Pemrograman ........................................................................................ 175

4.8.2. Uji Coba Aplikasi .................................................................................. 176

BAB V ............................................................................................................................. 178

5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 178

5.2. Saran ............................................................................................................... 179

DAFTAR PUSAKA ....................................................................................................... 180

LAMPIRAN - LAMPIRAN .......................................................................................... 184

Page 14: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Karakteristik DSS (Turban, Aronson, & Liang, 2007) ............................... 22

Gambar 2. 2 Komponen SPK (Sauter, 2010) .................................................................. 25

Gambar 2. 3 Subsistem Manajemen Data (Turban, Aronson, & Liang, 2007) ............... 26

Gambar 2. 4 Daur Hidup Sistem (Sutabri, 2012) ............................................................ 31

Gambar 2. 5 Karakteristik Sistem (Mulyanto, 2009) ....................................................... 32

Gambar 2. 6 Definisi Sistem Informasi (Mulyanto, 2009) .............................................. 37

Gambar 2. 7 Algoritma Tahapan Fuzzy Logic (Utama, 2017) ........................................ 50

Gambar 2. 8 Contoh Fungsi Keanggotaan (Utama, Lazuardi, Qadrya, Caroline, &

Renanda, 2017). ................................................................................................................ 53

Gambar 2. 9 Siklus RAD (Kendall & Kendall, 2010) ..................................................... 64

Gambar 2. 10 Proses Pengembangan dalam UML (Kendall & Kendall, 2008) .............. 67

Gambar 2. 11 Contoh Use Case Diagram (Whitten & Bentley, 2007) ............................ 68

Gambar 2. 12 Contoh Class Diagram (Whitten & Bentley, 2007) .................................. 71

Gambar 2. 13 Contoh Sequence Diagram (Whitten & Bentley, 2007) ........................... 72

Gambar 2. 14 Contoh Activity Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011) ............................. 73 Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian ................................................................................. 96 Gambar 4. 1 Logo Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta .............................................. 97

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta ....................... 99

Gambar 4. 3 Sistem Berjalan ......................................................................................... 100

Gambar 4. 4 Sistem Usulan ........................................................................................... 102

Gambar 4. 5 Alur Tahapan Pengambilan Keputusan .................................................... 109

Gambar 4. 6 Membership Function Kriteria .................................................................. 112

Gambar 4. 7 Use Case Diagram Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan

Struktural ......................................................................................................................... 146

Gambar 4. 8 Activity Diagram Login ............................................................................ 152

Gambar 4. 9 Activity Diagram Mengolah Data PNS .................................................... 153

Gambar 4. 10 Activity Diagram Mengolah Data User .................................................. 154

Gambar 4. 11 Activity Diagram Pemilihan Kandidat PNS ........................................... 155

Gambar 4. 12 Activity Diagram Validasi ...................................................................... 156

Gambar 4. 13 Activity Diagram Laporan ...................................................................... 157

Gambar 4. 14 Activity Diagram Logout ........................................................................ 158

Gambar 4. 15 Sequence Diagram Login ........................................................................ 161

Gambar 4. 16 Sequence Diagram Mengolah Data PNS ................................................ 162

Gambar 4. 17 Sequence Diagram Mengolah Data User ................................................ 163

Gambar 4. 18 Sequence Diagram Pemilihan Kandidat PNS ......................................... 164

Gambar 4. 19 Sequence Diagram Validasi .................................................................... 165

Gambar 4. 20 Sequence Diagram Laporan .................................................................... 166

Gambar 4. 21 Sequence Diagram Logout ...................................................................... 166

Gambar 4. 22 Class Diagram ......................................................................................... 159

Page 15: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

xv

Gambar 4. 23 Mapping Cardinality ............................................................................... 160

Gambar 4. 24 Design Interface Halaman Login Untuk Semua Aktor ........................... 172

Gambar 4. 25 Design Interface Halaman Pemilihan Kandidat Untuk Kasubag Pegawaian

......................................................................................................................................... 172

Gambar 4. 26 Design Interface Halaman Data DUK Pegawai untuk aktor Jabatan

Pelaksana Umum ............................................................................................................. 173

Gambar 4. 27 Design Interface Halaman form Data DUK Pegawai untuk aktor Jabatan

Pelaksana Umum ............................................................................................................. 173

Gambar 4. 28 Design Interface Halama Validasi untuk aktor Sekretaris ...................... 174

Gambar 4. 29 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Kepala Dinas .............. 174

Gambar 4. 30 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Jabatan Pelaksana Umum

......................................................................................................................................... 175

Page 16: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13 Tahun

2002 ..................................................................................................................................... 2 Tabel 3. 1 Studi Literatur Sejenis ..................................................................................... 90 Tabel 4. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13 Tahun

2002 ................................................................................................................................. 115

Tabel 4. 2 Data Parameter Masa Kerja ........................................................................... 118

Tabel 4. 3 Data Parameter Pendidikan ........................................................................... 122

Tabel 4. 4 Data Parameter Pengalaman Kerja Dalam Jabatan ....................................... 125

Tabel 4. 5 Data Parameter Diklat Penjenjangan ............................................................. 129

Tabel 4. 6 Data Parameter Umur .................................................................................... 131

Tabel 4. 7 Data Parameter DP-3 ..................................................................................... 135

Tabel 4. 8 Data Parameter Penghargaan Sebagai Pegawai Teladan ............................... 138

Tabel 4. 9 Data Semua Parameter .................................................................................. 141

Tabel 4. 10 Data Nilai Penilaian Semua Parameter ........................................................ 142

Tabel 4. 11 Data Hasil Nilai Semua Parameter .............................................................. 143

Tabel 4. 12 Identifikasi Aktor......................................................................................... 145

Tabel 4. 13 Identifikasi Use Case ................................................................................... 145

Tabel 4. 14 Narasi Use Case Login ................................................................................ 147

Tabel 4. 15 Narasi Use Case Mengolah Data PNS ......................................................... 147

Tabel 4. 16 Narasi Use Case Data User .......................................................................... 148

Tabel 4. 17 Narasi Use Case Pemilihan Kandidat PNS .................................................. 149

Tabel 4. 18 Narasi Use Case Validasi ............................................................................ 150

Tabel 4. 19 Narasi Use Case Laporan ............................................................................ 151

Tabel 4. 20 Narasi Use Case Logout .............................................................................. 151

Tabel 4. 21 Spesifikasi Database Tabel User ................................................................. 167

Tabel 4. 22 Spesifikasi Database Tabel Data PNS ......................................................... 168

Tabel 4. 23 Spesifikasi Database Tabel User Role ......................................................... 168

Tabel 4. 24 Spesifikasi Database Tabel Kepangkatan .................................................... 169

Tabel 4. 25 Spesifikasi Database Tabel Hasil SPK ........................................................ 169

Tabel 4. 26 Hasil Uji Coba Sistem dengan Black-Box Testing...................................... 176

Page 17: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Page 18: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Promosi kenaikan jabatan struktural adalah kegiatan untuk

meningkatkan kinerja, produktifitas, dan profesionalisme pegawai dalam

bekerja. Jabatan struktural merupakan posisi yang berhubungan dengan

jabatan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada suatu instansi

pemerintahan. Jabatan struktural merupakan posisi manajerial dalam

struktur organisasi yang ranking jabatannya ditentukan oleh tingkat eselon

(Wijayanto, 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun

2000 Pasal 1 tentang pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan

struktural, yang dimaksud dengan jabatan struktural adalah suatu

kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak

seorang pegawai negeri sipil dalam rangka memimpin suatu satuan

organisasi Negara. Jadi, jabatan struktural akan lebih banyak pada fungsi-

fungsi administratif, manajerial dan kepimpinan yang diperlukan dalam

proses pengambil keputusan.

Page 19: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

2

Tabel 1. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13

Tahun 2002

Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

100 tahun 2000 tentang pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan

struktural, dalam era globalisasi yang sarat dengan tantangan,

persaingan,dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk

mencapai efektifitas dan efesiensi dalam penyelenggaraan tugas

pemerintahan, tidak ada alternatif kecuali peningkatan kualitas

profesionalisme pegawai negeri sipil yang memiliki keunggulan kompetitif

dan memegang teguh etika birokrasi dalam memberikan pelayanan yang

sesuai dengan tingkat kepuasan dan keinginan masyarakat. Untuk

menciptakan sosok pegawai negeri sipil yang dimaksud, maka dipandang

perlu menetapkan kembali norma pengangkatan pegawai negeri sipil dalam

jabatan struktural secara sistematik dan terukur mampu menampilkan sosok

pejabat struktural yang professional sekaligus berfungsi sebagai pemersatu

serta perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tetap

memperhatikan perkembangan dan intensitas tuntutan keterbukaan,

Page 20: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

3

demokratisasi, perlindungan hak asasi manusia dan lingkungan hidup.

Untuk mencapai obyektifitas dan keadilan dalam pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural,

ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini juga menerapkan nilai-nilai

impersonal, keterbukaan dan penetapan persyaratan jabatan yang terukur

bagi pegawai negeri sipil. Sehingga jelas sudah menjadi kewajiban

pemerintah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada

masyarakat melalui aparatur-aparatur pemerintah yang handal dan

professional dibidangnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pak Iwan selaku Staff

Kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta proses promosi jabatan

struktural belum menggunakan komputerisasi dalam membuat usulan

dalam pemilihan kandidat promosi jabatan struktural, dimana dalam

membuat usulan kandidat dengan memapping didasarkan atas 6

pertimbangan. Pertama dilihat dari DUK (Daftar Urut Keangkatan) dilihat

angkatan tertinggi ke bawah syarat minimal Eselon IVa. Kedua pegawai

memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1/Sarjana. Ketiga pendidikan dan

pelatihan yang dijalanin untuk melihat kompetensi pegawai berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatannya. Keempat kinerjanya sebagai staff bagaimana

dalam penilaian kinerja pegawai yang bersangkutan apa memenuhi syarat

apa tidak untuk dapat dipertimbangkan dalam promosi jabatan struktural.

Kelima rekomendasi dari atas yaitu pegawai yang ditunjuk dari atas

Page 21: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

4

langsung dan Keenam yaitu masa kerja (senioritas) yaitu makin lama masa

kerja pegawai menjadi pertimbangan dalam menentukan promosi karena

makin banyak pengalaman kerja yang dimiliki. Tetapi senioritas dan

rekomendasi dari atasan itu tidak bisa menjamin objektivitas dan

kualitasnya maka perlu adanya syarat yang harus dipenuhi untuk dapat

dipromosikan.

Dinas Lingkungan Hidup Jakarta adalah instansi yang bergerak di

bidang lingkungan hidup. Dalam promosi jabatan struktural, instansi masih

menggunakan metode sederhana yaitu masih manual dalam mengolah data

pegawainya. Karenanya penilaian harus dibandingkan 1 persatu, birokrasi

yang panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan dalam

pelaksanaan promosi jabatan struktural memang masih sangat rentan akan

intervensi, jika pelaksanan promosi jabatan masih sangat rentan terhadap

intervensi maka akan sangat sulit untuk mewujudkan pegawai yang

mempunyai kompeten, handal dan professional dibidangnya. Untuk

mewujudkan pegawai yang kompeten, handal dan professional harus

menggunakan sistem merit. Sistem merit dalam pasal 1 nomor 22

didefinisikan sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan

pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa

membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis

kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Menurut Sudrajat

(2014) sistem penilaian dalam jabatan struktural belum sepenuhnya berbasis

pada merit sistem, sehingga penilaian yang berikan kepada Baperjakat

Page 22: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

5

sering sekali tidak didasarkan pada alat ukur yang distandarisasi sehingga

penilaiannya menjadi subyektif dan sarat intervensi. Oleh karena itu

dibutuhkan sebuah alat ukur untuk menstandarisasikan penilaianan promosi

jabatan struktural menjadi objektif tanpa adanya intervensi dalam

mengambil sebuah keputusan.

Dalam upaya untuk mewujudkan instansi pemerintahan yang

berkualitas, setiap 1 tahun sekali Kepegawaian Dinas Lingkugan Hidup

Jakarta melakukan evaluasi promosi jabatan struktural pegawai negeri sipil.

Kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta telah berupaya dalam

memberikan keputusan terbaik dalam promosi jabatan struktural pegawai

negeri sipil sesuai kriteria yang ditentukan. Mekanisme pengambilan

keputusan kegiatan promosi jabatan struktural di Dinas Lingkungan Hidup

Jakarta pada umumnya dilakukan dengan pertimbangan dari kriteria-kriteria

pegawai yang sesuai sebelum menentukan rekomendasi promosi jabatan

struktural. Dalam memilih kriteria pegawai yang diinginkan, terkadang

Kepala Subbagian Kepegawaian kurang mengetahui kemampuan dan

karakteristik pegawai yang sebenarnya. Kesamaran dan ketidaktepatan dari

pertimbangan kriteria oleh Kepala Subbagian Kepegawaian tersebut dapat

dituangkan dalam konsep logika fuzzy yang mampu menangani kriteria-

kriteria yang bersifat samar. Pada fuzzy terdapat nilai yang precise (tepat,

pasti atau disebut dengan crisp input), yang kemudian harus diubah menjadi

sebuah nilai fuzzy, melalui proses fuzzifikasi. Kemudian, melalui proses

defuzzifikasi, akan kembali mendapatkan sebuah nilai pasti, atau disebut

Page 23: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

6

crisp ouput (Zadeh, 1994). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi

kandidat terbaik dari sejumlah pegawai yang berhak menduduki jabatan

struktural berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan, seperti yang

dijelaskan oleh Utama (2017) bahwa keputusan yang baik adalah sebuah

keputusan yang dibuat melalui proses perhitungan akurat dan melibatkan

berbagai macam kriteria keputusan tersebut, sehingga keputusan tersebut

dapat dipertanggungjawabkan secara saintis, logis, dan objektif.

Pengertian sistem pendukung keputusan (SPK) menurut Daihani

(2001), sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi

berbasis komputer yang melakukan pendekatan untuk menghasilkan

berbagai alternatif keputusan untuk membantu pihak tertentu dalam

menangani permasalahan dengan menggunakan data dan model. Sistem

pendukung keputusan (SPK) atau decision support system (DSS) dapat

digunakan untuk membantu Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dalam

mengambil keputusan untuk merekomendasikan promosi jabatan struktural.

SPK yang dilakukan dengan membandingkan beberapa kriteria dan

beberapa alternatif dapat menggunakan metode Fuzzy Logic. Secara

definitif, fuzzy logic dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk membuat

penggunaan bahasa alamiah dalam logika. Bagaimana yang bisa

mengkonversi bahasa alamiah manusia (yang bersifat bias) menjadi sebuah

nilai pasti sehingga menemukan alternatif solusi yang optimal. Selain itu

untuk mencari nilai terbaik dari alternatif nilai yang ada, dengan cara

mengecek semua kemungkinan atau alternatif solusinya dapat

Page 24: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

7

menggunakan metode Full Factorial. Dengan menggunakan Full Factorial,

bahwa nilai terbaik dari alternatif yang ada pasti dapat dipastikan hanya saja

metode ini lemah dan tidak efektif dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, penelitian mengenai rekomendasi pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural dirasa layak dilakukan, Dengan adanya

penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah keputusan yang baik

serta dapat dipertanggungjawabkan dalam merekomendasikan pemilihan

kandidat jabatan struktural di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta. Untuk itu

diperlukan suatu sistem penunjang keputusan untuk membantu

Kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dalam merekomendasikan

pemilihan kandidat promosi jabatan struktural berdasarkan kriteria atau

parameter-parameter yang ditentukan.

Pada penelitian sejenis sebelumnya, Yusuf Wahyudi, Suwarni,

Andayani, (2013) melakukan penelitian tentang sistem pendukung

keputusan pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural pada

Badan Kepegewaian Daerah Provinsi Bengkulu dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighting (SAW) yang merupakan salah satu

metode “Multiple Attribute Decision Making” (MADM). Konsep dasar

metode SAW adalah mencari perjumlahan terbobot dari rating kinerja pada

setiap alternatif pada setiap atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968).

Metode ini digunakan untuk pengolahan data pegawai dan mempermudah

dalam pengambilan keputusan untuk kenaikan jabatan pegawai

dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bengkulu. Berdasarkan

Page 25: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

8

hasil pengujian sistem melakukan uji terhadap tampilan program, uji

terhadap pencarian data, uji terhadap sistem perhitungan penilaian dan

pemahaman terhadap sistem. Kemudian Ria Astriratma, Retantyo Wardoyo,

Aina Musdholifah., (2017) yang juga melakukan penelitian tentang sistem

pendukung keputusan rekomendasi pemilihan kandidat struktural pada

Pemeritahan Kota Tarakan dengan menggunakan metode Profile Matching

yang merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen SDM

dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang

diperlukan oleh suatu jabatan kompetensi/kemampuan tersebut haruslah

dapat dipenuhi oleh pemegang/calon pemegang jabatan. Metode ini

digunakan untuk membantu proses rekomendasi pemilihan kandidat pejabat

struktural di lingkungan pemerintahan kota tarakan sesuai dengan

kemampuan bidang yang dibutuhkan dalam suatu jabatan. Hasil dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai profil kandidat, dan

jumlah subkriteria yang digunakan untuk kriteria jabatan, dapat

mempengaruhi kedekatan kandidat dengan jabatan yang tersedia dan

penggunaan metode profile matching untuk kasus yang menganggap bahwa

nilai tertinggi adalah nilai terbaik mengharuskan nilai ideal yang digunakan

merupakan nilai maksimum agar tidak terjadi ekspektasi yang melebihi nilai

ideal. Selain itu terkait dalam pemilihan kandidat promosi jabatan

struktural, Herman, Awang Harsa Kridalaksana, Zainal Arifin, (2016)

melakukan penelitian mengenai sistem pendukung keputusan promosi

jabatan struktural eselon II.B pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Page 26: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

9

Kutai Timur dengan menggunakan metode Promethee yang merupakan

suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multi kriteria.

Adapun pengertian Promethee adalah salah satu metode yang menggunakan

prinsip outranking untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan

untuk menerapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan

kriteria yang ditetapkan (Novaliendry, 2009). Metode ini digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan penentuan alternatif

terbaik dalam promosi jabatan struktural, Hasil penelitian ini adalah bahwa

metode promethee dapat diterapkan pada sistem pendukung keputusan

untuk pemilihan promosi jabatan struktural Eselon IIb, dimana diharapkan

dapat mengatasi permasalahan dalam pengambilan keputusan untuk

memilih calon pejabat dengan kemampuan dan kriteria yang diinginkan

instansi.

Dalam penelitian ini, untuk mengatasi masalah rekomendasi

pemilihan kandidat promosi jabatan struktural diatas maka diperlukan

teknologi komputer dengan menggunakan sistem pendukung keputusan.

Pengambilan keputusan ini adalah salah satu cara untuk menentukan

pemilihan kandidat pegawai, ada beberapa metode yang digunakan Fuzzy

Logic adalah metode mencari alternatif terbaik dari beberapa alternatif

dengan kriteria tertentu. Proses dari Fuzzy Logic adalah menentukan bobot

nilai setiap atribut dan kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan.

Untuk optimasi dilakukan dengan metode Full Factorial adalah suatu

metode optimasi untuk mencari nilai terbaik, dengan cara membandingkan

Page 27: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

10

semua alternatif pilihan yang ada dan dilakukan perangkingan dari yang

terbesar ke yang terkecil. Dan penelitian ini akan dilakukan di Dinas

Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Adapun judul penelitian yang diangkat

adalah “Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat

Promosi Jabatan Struktural Menggunakan Metode Fuzzy Logic dan Full

Factorial”.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang sudah

diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

1. Penilaian kandidat promosi jabatan struktural, dalam pelaksanaannya

masih rentan akan intervensi dikarenakan sering sekali tidak didasarkan

alat ukur yang distandarisasi yang sesuai dalam Pasal 72 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

2. Proses pemilihan kandidat promosi jabatan struktural yang selama ini

terjadi semua hasil penilaiannya harus dibandingkan satu persatu,

sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan calon

kandidat.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem pendukung keputusan

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural berdasarkan

parameter-parameter yang ada.

Page 28: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

11

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk memperjelas tahap penelitian yang

sesuai dengan judul, penulis memberikan batasan masalah. Adapun batasan

masalahnya sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukam untuk menentukan dan memodelkan kriteria

dalam rekomendasi pemilihan kandidat jabatan struktural secara

optimal.

2. Fokus penelitian ini dititik beratkan hanya pada promosi jabatan

struktural Pegawai Negeri Sipil di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

3. Penelitian ini dilakukan di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang

beralamatkan di Jl. Mandala V No.67, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta

Timur 13640, DKI Jakarta, khususnya pada bidang Kepegawaian.

4. Secara Metodologi, Penelitian ini menggunakan metode fuzzy logic

sebagai metode pembobotan nilai parameter-parameter terkait dalam

proses jabatan struktural dan metode full factorial sebagai metode

optimasi.

5. Serta pembuatan dashboard hasil optimasi dalam bentuk web-based

dengan bahasa programan PHP dan MySQL sebagai databasenya.

6. Sumber data berasal dari Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan kegiatan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan

umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan

sistem penunjang keputusan yang dapat membantu dalam

Page 29: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

12

merekomendasikan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural di Dinas

Lingkungan Hidup Jakarta, sedangkan tujuan khususnya yaitu:

1. Mengidentifikasi kriteria apa saja yang dapat digunakan dalam proses

pengambilan keputusan rekomendasi pemilihan kandidat promosi

jabatan struktural.

2. Mengidentifikasi roadmap sistem berjalan dalam proses pengambilan

keputusan rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Memberi gambaran umum tentang implementasi sistem penunjang

keputusan yang digunakan untuk menentukan kandidat promosi

kenaikan jabatan struktural.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk membantu memberikan

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural Pegawai

Negeri Sipil dan memberikan keputusan yang tepat serta memberikan

informasi alternatif dalam penentuan pemberian promosi jabatan

struktural Pegawai Negeri Sipil.

Page 30: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

13

1.7. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah dan metode apa

saja yang digunakan selama melakukan penelitian. Secara umum penelitian

skripsi ini dilakukan dalam dua tahapan utama.

1.8. Metode Pengumpulan Data

Dilihat dari teknik pengumpulan data bisa dilakukan dengan

wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.

a. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data atau obyek-obyek yang ada pada

perusahaan atau organisasi dengan mengatamati secara sistematik tanpa

ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir,

2011).

b. Studi Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan

wawancara (Nazir, 2011).

c. Studi Pustaka

Mengumpulkan dan mempelajari literatur dari berbagai sumber baik

media cetak atapun media elektronik yang akan menjadi acuan dalam

membangun sistem pendukung keputusan.

Page 31: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

14

d. Studi Literatur

Studi literatur merupakan studi kepustakaan penelitian sejenis guna

mendapatkan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

1.9. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan yang digunakan adalah rapid application

development (RAD) yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut (Kendall

& Kendall, 2010):

a. Fase Perencanaan Syarat

1) Penentuan variabel atau parameter-parameter terkait dengan

penelitian.

2) Mengumpulkan data-data penelitian dari berbagai sumber.

3) Pemodelan design alur proses yang berjalan.

4) Pemodelan fuzzy logic dan optimasi full factorial.

b. Fase Workshop desain (perancangan dan konstruksi)

1) Perancangan design proses, database dan interface

c. Fase Implementasi

1) Pemrograman

2) Pengujian sistem

Pendekatan model yang digunakan adalah unified modelling

language (UML). Yang mana mendefinisikan diagram-diagram antara lain

use case, activity diagram, sequence diagram, class diagram, component

diagram, dan deployment diagram (Booch, et al., 2007).

Page 32: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

15

1.10. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan, pembahasan terbagi dalam lima bab

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup dan batasan

penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang berhubungan

dengan Sistem Penunjang Keputusan, Fuzzy Logic, Promosi Jabatan

Struktural, Optimasi, Full Factorial, UML, RAD, pemrograman

yang digunakan (PHP), Database MySQL.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan medote-metode yang digunakan penulis

dalam melakukan pengumpulan data dan perancangan sistem yang

digunakan selama penelitian. Penjelasan yang terkait merupakan

tahap dan kegiatan dalam penelitian selama berlangsung, dan

penulisan laporan.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil analisis kebutuhan sistem

penunjang keputusan beserta langkah-langkah perancangan sistem

penunjang keputusan yang akan dibuat.

Page 33: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

16

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang dibuat penulis dan saran

yang diusulkan untuk pengembangan lebih lanjut agar mendapatkan

hasil yang lebih baik.

Page 34: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Page 35: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan

2.1.1. Pengertian Keputusan

Keputusan adalah kegiatan memilih suatu strategi atau

tindakan dalam memecahkan permasalahan, memberikan solusi dan

untuk mencapai suatu tujuan dari beberapa tujuan (Kusrini, 2007).

Menurut James A.F. Stoner menyatakan bahwa keputusan ialah

suatu pemilihan diantara alternatif-alternatif. Dalam definisi ini

mengandung tiga pengertian, yaitu:

1. Ada pilihan yang berdasarkan logika atau pertimbangan.

2. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang

terbaik.

3. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu membantu

mencapai tujuan tersebut.

Terdapat beberapa jenis keputusan menurut Kenneth C.

Laudon dan Jane P. Laudon (2012) dalam buku Management

Information System: Managing the Digital Firm diantaranya:

1. Keputusan Terstruktur

Keputusan yang berulang atau rutin, serta terdapat prosedur

yang jelas dalam penyelesainnya.

2. Keputusan Semi Terstruktur

Page 36: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

18

Keputusan tengah-tengah antara terstruktur dan tidak terstruktur

sebagian dari keputusan memiliki jawaban yang jelas dan

terdapat prosedur penyelesainnya.

3. Keputusan Tidak Terstruktur

Keputusan yang menyediakan penilaian, evaluasi, dan visi untuk

menyelesaikan masalah, keputusan – keputusan tersebut

penting, tidak teratur dan tidak ada prosedur pasti dalam

pembuatan keputusannya.

Untuk mencapai sebuah keputusan yang baik perlu

melakukan proses perhitungan yang akurat dan melibatkan

parameter yang mendukung keputusan sehingga keputusan yang

diambil dapat dipertanggungjawabkan secara logis, saintis dan

objektif terstruktur.

2.1.2. Kualitas Keputusan

Menurut Jain dan Lim (2010) dalam Utama (2017),

keputusan yang berkualitas bisa dilihat dari beberapa faktor

diantaranya:

1. Bingkai yang Sesuai (Appropriate frame)

Dalam membuat keputusan harus disesuaikan dengan tujuan dan

batasan permasalahannya.

2. Kreatif (Creative)

Page 37: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

19

Kreatif dalam membuat keputusan maksudnya adalah

menampilkan lebih dari satu jenis alternatif keputusan agar bisa

dibandingkan dan ditentukan keputusan mana yang paling tepat.

3. Bermakna (Meaningful)

Keputusan yang dibuat harus bermakna, memiliki keterkaitan

antara komponen data dan informasinya.

4. Bernilai Jelas (Clear Value)

Keputusan harus memiliki kejelasan, tidak bermakna ganda atau

bias. Diperlukan kuantifikasi dan optimasi untuk memperjelas

keputusan.

5. Pembuatan alasan logis benar (Logically correct reasoning)

Proses pengambilan keputusan harus dapat ditelusuri kembali,

nalar, dan logis.

6. Bertanggungjawab Atas Aksi (Commitment to action)

Keputusan yang dihasilkan memang benar-benar diperlukan

untuk menyelesaikan permasalahan dan ketika di implementasi

keputusan tersebut harus mampu dipertanggungjawabkan.

Proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 fase yaitu

(Sauter, 2010):

a. Intellegence

Proses pencarian kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan

keputusan. Proses yang terjadi pada fase ini adalah menemukan

Page 38: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

20

masalah, klasifikasi masalah, peguraian masalah, kepemilikan

masalah.

b. Design

Proses pembuatan, pengembangan, dan menganalisis hal-hal

yang mungkin untuk dilakukan. Termasuk pemahaman masalah

dan pengecekan solusi yang layak. Penentuan model yang dari

masalah yang dirancang, di tes dan divalidasi. Proses design

terdiri dari komponen model, struktur model, mengevaluasi

kriteria, pengembangan penyediaan alternatif, prediksi hasil,

pengukuran hasil, skenario.

c. Choice

Pemilihan dari materi-materi yang tersedia, mana yang akan

dikerjakan. Pendekatan untuk pencarian pilihan ada dua yaitu

teknis analitis menggunakan perumusan matematis dan

algoritma yaitu langkah demi langkah.

2.1.3. Pengertian Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau dalam bahasa

inggris adalah Decision Support System (DSS) merupakan sebuah

sistem untuk memilih salah satu jenis keputusan dari berbagai jenis

alternatif keputusan yang ada dengan menggunakan model-model

pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah

bersifat terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur, dan

mencapai suatu target atau aksi tertentu yang harus dilakukan.

Page 39: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

21

Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam

pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer

dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya

maka sistem tersebut harus sederhana, mudah untuk dikontrol,

mudah beradaptasi, lengkap pada hal-hal yang penting, dan mudah

untuk digunakan.

Sistem pendukung keputusan adalah pengembangan dari

Sistem Informasi Manajemen Terkomputerisasi yang dirancang

sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif bagi pemakainya. Sifat

interaktif memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam

proses pengambilan keputusan guna membentuk kerangka

keputusan yang bersifat fleksibel (Indriyani dan Humdiana, 2005).

Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan diantaranya adalah banyak

pilihan/alternatif, ada kendala atau syarat, mengikuti suatu

pola/model baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, banyak

input/variable, ada faktor resiko, dibutuhkan kecepatan, ketepatan

dan keakuratan.

Pengambil keputusan harus bersifat reaktif, bisa menghadapi

perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi Sistem

Pendukung Keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem

Pendukung Keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna

bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau

menyusun kembali elemen dasar. Sistem Pendukung Keputusan

Page 40: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

22

juga fleksibel dalam hal ini bisa di modifikasi untuk memecahkan

masalah lain yang sejenis.

Sauter (2010) mengatakan jika sistem pendukung keputusan

paling bermanfaat pada saat tidak diketahui secara pasti informasi

yang perlu disediakan, menggunakan model apa, dan bahkan

kemungkinan kriteria paling tepat. Atau dengan kata lain sebelum

sebuah keputusan dibuat adalah saat sistem pendukung keputusan

paling berguna.

2.1.4. Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan

Karakteristik dan kapabilitas merupakan kunci dari Sistem

Pendukung Keputusan (Turban, Aronson, & Liang, 2007). Berikut

ini adalah beberapa karakteristik DSS atau SPK yang ditunjukan

pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Karakteristik DSS (Turban, Aronson, & Liang, 2007)

Page 41: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

23

1. DSS mendukung pengambilan keputusan pada situasi semi

terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan

manusia dan informasi terkomputerisasi.

2. Mendukung pengambilan keputusan di berbagai tingkat

manajemen yang berbeda mulai dari pemimpin utama hingga

manajer lapangan.

3. Pengambilan keputusan bisa dilakukan oleh individu dan juga

grup. Untuk masalah yang kompleks dan organisasional perlu

melibatkan keputusan orang-orang yang ada dalam sebuah grup.

Sedangkan masalah yang strukturnya lebih sederhana hanya

membutuhkan keterlibatan beberapa individu yang terkait

langsung.

4. DSS menyediakan dukungan pada pengambilan keputusan yang

berurutan dan berkaitan.

5. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan

yaitu intelligence, design, choice dan implementation.

6. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan

style yang berbeda-beda.

7. DSS bisa beradaptasi sepanjang masa dan fleksibel sehingga

user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan,

mengubah atau mengatur kembali elemen-elemen dasar.

8. DSS mudah untuk digunakan, userfriendly, menggunakan

bahasa yang mudah dipahami dan bersifat interaktif.

Page 42: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

24

9. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan

keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas) lebih daripada

efisiensi yang diperoleh (biaya membuat keputusan).

10. Pengambil keputusan memiliki kontrol yang menyeluruh

terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam

menyelesaikan masalah.

11. DSS mengarah pada pembelajaran. Yaitu mengarah pada

kebutuhan baru dan peyempurnaan sistem yang mengarah pada

pembelajaran tambahan, dan pengembangan peningkatan DSS

secara berkelanjutan.

12. User harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.

Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user

tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di

bidang Information System.

13. DSS biasanya menggunakan berbagai model dalam

menganalisis keputusan dan memberikan pandangan serta

pelajaran baru.

14. DSS dilengkapi dengan komponen knowledge yang memberikan

solusi efisien dan efektif dari berbagai masalah.

2.1.5. Komponen Sistem Penunjang Keputusan

Diperlukan beberapa komponen agar keputusan yang

diambil sesuai dengan yang diharapkan. Komponen SPK seperti

pada gambar 2.2 diantaranya

Page 43: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

25

Gambar 2. 2 Komponen SPK (Sauter, 2010)

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data mencakup database yang berisi data

dan informasi (parameter dan nilai) yang relevan untuk suatu

kondisi yang dikelola oleh sistem manajemen basisdata.

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen seperti

DSS Database, Database management system, Data directory,

query facility dan digambarkan pada gambar 2.3

Page 44: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

26

Gambar 2. 3 Subsistem Manajemen Data (Turban, Aronson, & Liang, 2007)

Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data

diantaranya adalah (Hasan, 2002):

a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data

melalui pengambilan dan ekstraksi data.

b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara mudah

dan cepat

c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai

dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa

yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan

pengurangan.

d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga

pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan

personil.

e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2. Subsistem Manajemen Model

Page 45: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

27

Model menjadi sebuah domain atau aturan yang ada dalam

perhitungan antara parameter dengan nilai-nilai agar dapat dipahami

dan direplika. Kemampuan yang dimiliki manajemen basis model

meliputi:

a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat

dan mudah.

b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-

model keputusan.

c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi

manajemen yang analog dan manajemen basis data (seperti

mekanisme menyimpan, membuat dialog, mengubungkan dan

mengakses model).

3. Subsistem Manajemen Interface

Interface berfungsi sebagai alat interaksi diantara sistem keputusan

dengan pengguna yang memiliki wewenang penuh untuk

mengambil keputusan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK

untuk mendukung interaksi pemakai/sistem meliputi:

a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya interaksi,

sehingga interface harus mudah digunakan oleh pemakai.

b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan

berbagai peralatan masukan.

c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi

format dan peralatan keluaran.

Page 46: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

28

2.1.6. Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan

Keuntungan SPK diantaranya adalah:

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah-masalah yang

kompleks.

2. Memiliki respon yang cepat dalam kondisi yang berubah-ubah.

3. Mampu menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada

konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.

4. Memberikan pandangan dan pembelajaran baru.

5. Memfasilitasi komunikasi.

6. Meningkatan kontrol manajemen dan kinerja.

7. Menghemat biaya.

8. Keputusan lebih tepat.

9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat

bekerja lebih singkat.

10. Meningkatkan produktivitas analisis.

2.1.7. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan

Menurut Kusrini (2007) tujuan sistem pendukung keputusan

diantaranya:

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan.

2. Memberikan dukungan pertimbangan untuk manajer tetapi tidak

menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer.

Page 47: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

29

4. Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para

pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi

(mencari, menyimpan, dan mengirimkan data) secara cepat

dengan biaya yang rendah karena data disimpan dalam database.

5. Peningkatan produktivitas dan menghemat biaya karena

membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para

pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa

mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para

anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang berbeda-beda

(menghemat biaya perjalanan).

6. Kualitas komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang

dibuat. Semakin banyak data yang diakses makin banyak juga

alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa dilakukan

dengan cepat dan pandangan dari para pakar yang berjarak jauh

bisa dihimpun dengan cepat dan biaya yang rendah. Keahlian

bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer

melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para

pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks,

memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai

berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua

kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.

7. Berdaya saing manajemen dam pemberdayaan sumber daya

perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambil

Page 48: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

30

keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada

harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk,

dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering

dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan

struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi

pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan

signifikan dengan cara memperolehkan seseorang untuk

membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka

memiliki pengetahuan yang kurang.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan

penyimpanan, otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas

untuk memproses dan menyimpan informasi dengan cara yang

bebas dari kesalahan.

2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1. Pengertian Sistem

Terdapat berbagai macam pengertian sistem menurut para

ahli. Menurut Whitten dan Bentley, sistem merupakan kumpulan

dari berbagai bagian yang saling terhubung yang bekerja bersama-

sama untuk mencapai beberapa hasil (Whitten & Bentley, 2007).

Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari

elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu sebagai suatu kesatuan (Mulyanto, 2009).

Page 49: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

31

Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau

himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir,

saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu

(Sutabri, 2012). Sistem terdiri dari beberapa unsur, dimana unsur-

unsur ini terdiri lagi dari subsistem yang lebih kecil.

Gambar 2. 4 Daur Hidup Sistem (Sutabri, 2012)

Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem tersebut merupakan

bagian dari sistem yang berkaitan. Seperti siklus hidup yang

evolusioner terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang

lainnya yang terjalin pada unsur-unsur sistem. Sifat dari unsur-unsur

tersebut memiliki keunikan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

sistem.

Page 50: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

32

2.2.2. Karakteristik Sistem

Gambar 2. 5 Karakteristik Sistem (Mulyanto, 2009)

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu

komponen atau elemen (component)¸ batas sistem (boundary),

lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface),

masukan (input), pengolah (process), keluaran (output), sasaran

(objective) atau tujuan (goal), dengan penjelasan lebih lanjut sebagai

berikut (Mulyanto, 2009):

a. Komponen Sistem (components)

Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi

berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem

lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang

saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Apabila suatu sisten nerupakan sakah satu dari komponen sistem

lain yang lebih besar, maka akn disebut dengan subsistem,

Page 51: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

33

sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah

lingkungannya.

b. Batas Sistem (boundary)

Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu

sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau

kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu

sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem

juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem (environment).

Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang

dapat memengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang

menguntungkan ataupun yang merugikan.

d. Penghubung Sistem (interface).

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara

satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung

inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari

masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya

penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi

dengan subsistem yang lain membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Masukan sistem adalah proses yang dimasukan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input)

Page 52: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

34

dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah

proses yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi,

sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk

mendapatkan keluaran.

f. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran

dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau

hanya sebagai sisa pembuangan.

g. Pengolah Sistem (Process)

Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan

perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang

diinginkan.

h. Sasaran Sistem (Objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuannya.

2.2.3. Pengertian Informasi

Menurut Mulyanto (2009), pada bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, informasi adalah data yang

diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi

yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Informasi juga

Page 53: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

35

merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang

berhubungan menjadi sebuah kesimpulan.

Selain itu, menurut Tata Sutabri (2005) informasi adalah

data yang telah di klasifikasi atau diolah ataupun juga diinterpretasi

yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Sehingga dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa informasi merupakan data hasil pemrosesasn yang memiliki

value bagi penggunanya.

Adapun menurut Mulyanto (2009) kualitas dari informasi

ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu:

1. Akurasi (accuracy)

Sebuah informasi harus akurat, informasi bisa dikatakan akurat

apabia informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas

dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan

maksudnya.

2. Tepat Waktu (timeliness)

Artinya informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan

data, tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat

tidak akan mempunyai nilai yang baik.

3. Relevansi (relevancy)

Page 54: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

36

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya.

Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi

pemakainya.

2.2.4. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah Sekumpulan sub-sub sistem yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu

kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian yang

satu dengan bagian yang lainya dengan cara tertentu untuk

melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input)

berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan

menghasilkan keluaran (output), berupa informasi sebagai dasar

pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata

yang dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa

mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan

strategis organisasi, dengan memenfaatkan berbagai sumber daya

yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan

(Sutanta, 2011).

Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai

sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan,

memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk

menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu

organisasi (Kenneth dan Jane, 2008).

Page 55: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

37

Sistem Informasi adalah suatu komponen yang yang terdiri

dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang

memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi

untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009). Dimana definisi dari

sistem informasi dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

Gambar 2. 6 Definisi Sistem Informasi (Mulyanto, 2009)

2.3. Analisis dan Perancangan Sistem

2.3.1. Pengertian Analisis Sistem

Analisis Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang

sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus,

dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi

dalam sistem yang baru (Soetam Rizky, 2011).

Menurut McLeod (2001), analisa sistem adalah penelitian

suatu sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem

baru atau diperbaharui.

Page 56: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

38

Analisis sistem adalah memeriksa sebuah masalah yang ada

yang akan diselesaikan oleh perusahan dengan menggunkan sistem

informasi sistem informasi. Analisis sistem mencakup beberapa

langkah yang harus dilakukan menurut Laundon (1998) yaitu:

1. Menentukan masalah.

2. Mengidentifikasikan penyebab dari masalah tersebut.

3. Menentukan pemecahan masalahnya.

4. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan

untuk memecahkan masalah tersebut.

2.3.2. Pengertian Perancangan Sistem

Setelah tahapan analisis maka dilanjutkan dengan tahapan

perancangan sistem. Perancangan sistem ini merupakan perbaikan

dari sistem sebelumnya yang telah dianalisis untuk memperbaiki

masalah-masalah yang terdapat dalam sistem yang sudah ada

sebelumnya.

Perencanaan Sistem adalah sebuah teknik pemecahan

masalah yang saling melengkapi (dengan Analisis Sistem) yang

merangkai kembali bagian-bagian relatif pada sistem yang

diperbaiki. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan dan

perubahan bagian-bagian relatif pada sistem aslinya (Soetam Rizky,

2011).

Page 57: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

39

Menurut Pressman (2010), perancangan sistem adalah

langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau

sistem. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat

lunak.

Perancangan sistem adalah sebuah teknik pemecahan

masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang

merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah

sistem yang lengkap. Hal ini meliputi penambahan, penghapusan,

dan perubahan bagian – bagian relative pada sistem aslinya

(awalnya) (Whitten et al, 2004).

Dari definisi-definisi sebelumnya, penulis mengambil

kesimpulan bahwa perancangan sistem merupakan proses

menyelesaikan masalah dengan menerjemahkan kebutuhan

pengguna pada sebuah sistem untuk menunjang pembuatan atau

pengembangan sistem baru.

2.4. Konsep Promosi Jabatan

2.4.1. Pengertian Promosi Jabatan

Menurut Hasibuan dalam Pasaribu Eva Solita dan Iskandar

(2015), Promosi Jabatan adalah perpindahan yang memperbesar

authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi

didalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan

Page 58: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

40

penghasilan semakin besar. Tujuan untuk dilaksanakannya promosi

jabatan dalam suatu organisasi yaitu:

1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang

semakin besar kepada pegawai yang berprestasi kerja tinggi.

2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi,

meningkatnya status sosial dan penghasilan.

3. Untuk merangsang pegawai/karyawan untuk lebih gairah

bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar kinerjanya.

4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian.

5. Memperbaiki status pegawai/karyawan.

Maka dari itu penilaian terhadap promosi yang akan

dilakukan haruslah dilakukan dengan efektif agar dapat diterima

semua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan. Karena Unsrat

merupakan perguruan tinggi negeri maka pegawai yang akan

diberikan promosi jabatan memiliki syarat mutlak yaitu berstatus

Aparatur Sipil Negara (ASN). Dan berikut ini adalah bahan

pertimbangan yang dijadikan syarat ataupun instruksi untuk

melakukan promosi jabatan yang telah diatur oleh pemerintah yaitu:

1. Undang-undang No. 5 tahun 2014, tentang Aparatur Sipil

Negara.

2. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 13 tahun

2002, tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Peraturan

Page 59: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

41

Pemerintah No. 100 tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai

Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.

3. Surat Edaran Menpan No. 16 tahun 2012, Tata Cara Pengisian

Jabatan Struktural yang Lowong secara Terbuka di Lingkungan

Instansi Pemerintah.

2.4.2. Dimensi dan Indikator Promosi Jabatan

Menurut Simamora (2010) komponen dari promosi jabatan

adalah sebagai berikut:

1. Kesempatan

Promosi jabatan di perusahaan harus memperhatikan kesesuaian

antara latar belakang pendidikan dengan persyaratan jabatan

yang ditetapkan oleh manajemen.

2. Kemampuan

Promosi jabatan di perusahaan harus dilakukan dengan

mempertimbangkan pengalaman kerja dengan turut

mempertimbangkan kreatifitas karyawan dalam bekerja.

3. Keadilan

Perusahaan harus melaksanakan promosi jabatan secara adil

dengan memperhatikan kompetensi karyawan dan

mempertimbangkan kinerja karyawan.

4. Prosedur

Promosi jabatan di perusahaan harus memiliki prosedur

pelaksanaan yang baku dan dilakukan sesuai dengan prosedur.

Page 60: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

42

2.4.3. Tujuan dan Manfaat Promosi Jabatan

Menurut Fathoni dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Sumber Daya Manusia terdapat beberapa tujuan dari diadakannya

promosi. Adapun tujuan-tujuan promosi tersebut adalah (Fathoni,

2006: 136):

1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang

semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.

2. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai

dalam organisasi karena timbulnya lowongan berantai.

3. Untuk yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,

kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin

meningkat sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.

4. Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya

kesempatan promosi merupakan daya pendorong, serta

perangsang bagi pelamar-pelamar untuk memasukan

lamarannya.

5. Promosi akan memperbaiki status karyawan dan karyawan

sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa

percobaannya.

6. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti.

Agar jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan

lainnya.

Page 61: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

43

Pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan sesuai dengan

kebutuhan organisasi dan juga sesuai dengan kebutuhan organisasi

dan juga sesuai dengan keinginan pegawai dapat menghasilkan

berbagai manfaat. Manfaat yang diharapkan oleh organisasi dengan

mempromosikan karyawan adalah berubahnya pola sikap karyawan

kearah yang lebih positif. Hal ini terlihat dari (Gouzali Saydam: 552-

553)

a. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.

b. Meningkatkan displin kerja.

c. Terwujudnya iklim kerja yang menyenangkan.

d. Miningkatkan produktifitas kerja.

2.4.4. Jenis-Jenis Promosi Jabatan

Menurut Hasibuan (2003: 128), terdapat 4 jenis promosi

jabatan, yaitu promosi sementara, promosi tetap, promosi kecil, dan

promosi kering.

1. Promosi Sementara

Promosi sementara atau dikenal dengan Temporary Promotion

merupakan suatu bentuk promosi yang dilaksanakan untuk

jangka waktu sementara. Jenis promosi ini biasanya digunakan

apabila organisasi harus mengisi suatu jabatan yang kosong

untuk sementara waktu karena pejabat yang bersangkutan

sedang sakit, cuti, mengikuti pendidikan atau dengan alasan-

Page 62: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

44

alasan lain. Untuk mengisi kekosongan tersebut maka salah

seorang pegawai diangkat untuk sementara guna melaksanakan

tugas-tugas jabatan yang bersangkutan. Apabila pejabat yang

sebenarnya telah kembali, maka pegawai yang diangkat

sementara tersebut kembali ke jabatan semula. Dalam promosi

sementara ini biasanya tidak diikuti dengan perubahan dalam

gaji pegawai yang bersangkutan.

2. Promosi Tetap

Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan yang lebih

tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk

dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap.

3. Promosi Kecil

Promosi kecil atau dikenal dengan Small Scale Promotion

merupakan perubahan posisi jabatan pegawai dimana jabatan

tesebut tidak membutuhkan keterampilan atau persyaratan

jabatan yang tinggi dan bertujuan untuk meningkatkan

kecakapan pegawai yang bersangkutan. Dalam jenis ini,

wewenang dan tanggung jawab serta gaji pegawai tersebut tidak

mengalami perubahan.

4. Promosi Kering

Promosi kering Dry Promotion merupakan perubahan posisi

pegawai ke jabatan yang lebih tinggi dimana sifat dan tanggung

Page 63: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

45

jawab serta prestise pegawai tersebut meningkat, tetapi kenaikan

ini tidak menaikan gaji.

2.4.5. Prosedur Promosi

Prosedur pelaksanaan promosi menurut Siswanto (2002:

263), adalah:

1. Promosi dari dalam perusahaan

Merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan

menduduki jabatan manajer pada suatu hierarki perusahaan di

antara jajaran tenaga kerja yang ada.

2. Prosedur melalui prosedur pencalonan

Pencalonan oleh manajemen adalah proses penunjang guna

mengajukan bawahan tertentu untuk dipromosikan tidak dapat

disangsikan bahwa prosedur inilah yang paling luas digunakan

dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan

dipromosikan.

3. Promosi melalui prosedur seleksi

Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi tenaga kerja

adalah melalui proses seleksi. Biasanya proses seleksi bagi

perusahaan-perusahaan besar menggunakan berbagai jenis ujian

psikologis untuk tujuan ini. Cara lain sebenarnya kurang

mendapatkan tanggapan positif dari para tenaga kerja karena

prosedur dianggap terlalu berbelit-belit, akibatnya banyak waktu

dan tenaga yang terbuang dengan sia-sia.

Page 64: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

46

2.4.6. Hambatan Dalam Pelaksanaan Promosi

Seringkali terdapat jurang lebar antara teori dan praktik pada

saat seseorang terpilih untuk promosi. Kriteria rasional seperti

senioritas dan prestasi kerja yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat

terlempar oleh faktor-faktor tidak resmi. Menurut Simamora (1996:

590), faktor-faktor yang tidak resmi ini antara lain adalah:

a. Karateristik pribadi, peraturan-peraturan perundangan-

perundangan biasanya melarang segala bentuk diskriminasi

dalam semua ketentuan dan kondisi pekerjaan berdasarkan usia,

ras, warna kulit, agama dan jenis kelamin. Tetapi tidak semua

organisasi mempraktikkan peraturan tersebut. Karateristik

kepribadian tertentu dari kandidat dapat membantu maupun

merintangi kemajuan ke level organisasi yang lebih tinggi,

warna kulit, jenis kelamin, agama dapat menciptakan hambatan

buatan dan tidak terucapkan untuk promosi.

b. Nepotisme, Nepotisme diartikan sebagai menunjukan

favoritisme atau perlindungan terhadap sanak keluarga.

Nepotisme adalah illegal kecuali jika nepotisme secara

merugikan berdampak terhadap kelas karyawan yang dilindungi.

Meskipun demikian, nepotisme tersebar luas dalam promosi

karyawan yang tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan-

pekerjaan.

Page 65: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

47

c. Faktor sosial, keanggotaan dalam klub atau partai politik

tertentu, lulusan dari universitas tertentu, dan partisipasi dalam

olahraga yang baik (biasanya olahraga golf) merupakan faktor

kuat untuk mendapatkan promosi dalam beberapa organisasi

khususnya pada level manajemen yang lebih tinggi dan staf.

d. Persahabatan, dalam organisasi dari semua bentuk dan ukuran,

ikatan informal yang kuat diciptakan antara anggota-anggota

dengan minat, ide, nilai, kepercayaan, dan sikap yang sama satu

sama lainnya. Sebagai akibatnya, ikatan informal seperti itu

antara pengambil keputusan dan kandidat promosional dapat

menjadi faktor signifikan dalam memutuskan siapa yang akan

mendapatkan promosi dan siapa yang tidak.

Pelaksanaan program promosi mempunyai pengaruh

positif dan pengaruh negatif terhadap para pegawai. Promosi

berpengaruh positif apabila promosi itu dilaksanakan secara objektif

atas dasar persaingan yang sehat, sehingga para pegawai termotivasi

untuk maju, mengembangkan bakat, kemampuan dan karirnya

sesuai dengan batas-batas tertentu. Promosi berpengaruh negatif

apabila (Wursanto, 1992: 72-73)

1. Promosi dilakukan tidak secara objektif. Hal ini akan

mengakibatkan timbulnya:

a. Pertentangan antara pegawai.

b. Pertentangan antara atasan dengan bawahan.

Page 66: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

48

c. Suasana kerja yang tidak harmonis.

d. Sikap saling mencurigai.

e. Semangat kerja, disiplin dan loyalitas yang rendah.

2. Ada pegawai yang terlalu berambisi untuk memperoleh promosi.

Seperti yang telah diutarakan diatas, pegawai semacam ini

biasanya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan promosi,

bahkan cara yang dapat merugikan pihak lain. Dengan kata lain

promosi berpengaruh negatif apabila promosi dilakukan atas

dasar persaingan yang tidak sehat.

Sementara itu, Nitisetimoto (1991: 146) mengemukakan

beberapa efek sampingan yang mungkin timbul di dalam

melaksanakan promosi, terutama promosi dari dalam. Efek-efek

sampingan tersebut antara lain adalah:

a. Kesalahan dalam promosi

Meskipun kita sudah mengusahakan ketentuan yang tegas

dan jelas tentang syarat-syarat promosi dan berusaha

melaksanakan sebaik-baiknya, tapi kemungkinan

kekeliruhan dapat saja terjadi. Faktor-faktor subyektif dalam

penilaian siapa yang perlu dipromosikan sering terjadi,

apabila calon-calon yang akan dipromosikan tersebut pandai

mendekati atasannya. Di sini kemungkinan pertimbangan

bakat dan kemampuan dapat terkalahkan.

Page 67: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

49

b. Rasa iri hati

Meskipun perusahaan tersebut dalam melaksanakan promosi

telah melaksanakan dengan subyektif, tetapi kemungkinan

hal ini tetap dirasakan oleh karyawan lain yang kebetulan

belum mendapatkan kesempatan sebagai tindakan yang

tidak/kurang obyektif. Hal ini sudah barang tentu akan dapat

menimbulkan rasa iri hati dengan segala akibatnya.

c. Pelaksanaan promosi yang dipaksakan

Mungkin karyawan yang dipilih untuk dipromosikan adalah

merupakan pilihan yang tepat, meskipun demikian

kemungkinan karyawan tersebut belum dapat memenuhi

syarat-syarat untuk dipromosi meskipun secara minimal. Hal

ini dapat menyebabkan tugas-tugas dan pekerjaan yang

dibebankan akan kurang berhasil.

2.5. Fuzzy Logic

2.5.1. Konsep Awal Fuzzy Logic

Fuzzy logic atau logika bias dikenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh

Universitas California, Berkeley pada tahun 1965. Fuzzy logic

merupakan konsep, teknik atau metode untuk mengatasi penilaian

terhadap hal yang memiliki ketidakpastian, ketidakjelasan, dan

ambiguitas dari tanggapan manusia, penilaian subjektif untuk

berbagai situasi dan permasalahan di dunia nyata (Zadeh, 1965).

Dari perspektif ini, fuzzy logic adalah metode untuk menentukan

Page 68: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

50

kapasitas manusia dalam hal ketepatan penalaran atau perkiraan

penalaran. Sebuah penalaran yang juga merupakan kemampuan

manusia dalam menterjemahkan alasan yang tidak pasti (perkiraan)

dan menyimpulkannya. Dalam fuzzy logic, semua truth atau

kebenaran adalah parsial atau perkiraan. Alasan ini juga disebut

penalaran interpolative, dimana proses interpolasi antara the binary

extremes of true dan false diwakili oleh kemampuan fuzzy logic

untuk merangkum perkiraan truth (Ross, 2010).

Gambar 2. 7 Algoritma Tahapan Fuzzy Logic (Utama, 2017)

Gambar 2.7 adalah algoritma yang digunakan dalam proses

fuzzy logic. Diawali dengan mengidentifikasi problem serta

keputusan apa yang akan dibuat atau dicapai. Menentukan dan

mengumpulkan data yang menjadi inputan (crisp input) kemudian

dikonversi ke himpunan fuzzy dengan menggunakan bahasa fuzzy

Page 69: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

51

variable (variable linguistic). Selanjutnya membuat fungsi

keanggotaan (membership function) untuk proses fuzification yang

mempresentasikan variable linguistic untuk dipetakan ke dalam

degree of the truth. Mengkonversi data output ke nilai non-fuzzy

(defuzzifikasi).

Menurut Zadeh (1996) dua konsep dalam logika fuzzy

memainkan peran utama dalam aplikasi. Yang pertama adalah

variabel linguistic yaitu, variabel yang nilainya adalah kata-kata

atau kalimat dalam bahasa sintetik alami atau sindrom. Yang lain

adalah fuzzy if-then rule, yang mana konsekuensinya adalah

proposisi yang mengandung variabel linguistik. Dalam hal ini,

logika fuzzy merupakan sebuah kemampuan luar biasa berdasarkan

pikiran manusia untuk merangkum data dan fokus pada informasi

keputusan yang relevan.

Fuzzy logic merupakan sebuah cara yang efektif dan akurat

untuk mendeskripsikan presepsi manusia terhadap persoalan

pengambilan keputusan. Sebagian besar situasi tidaklah 100 persen

benar atau salah. Ada banyak batasan dan masalah pengambilan

keputusan yang tidak dapat dengan mudah dimasukan ke dalam

situasi tepat benar-salah oleh model matematis; atau jika dapat

dideskripsikan dalam cara ini, tetap bukan merupakan cara yang

terbaik untuk melakukannya.

Page 70: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

52

2.5.2. Variable Linguistic

Variable Linguistic adalah sebuah konsep dalam logika

fuzzy yang berperan memanfaatkan toleransi terhadap

ketidakjelasan. Variabel linguistik merupakan variabel input atau

output dari sistem yang nilainya berupa kata-kata atau kalimat dari

bahasa alami, bukan numerik nilai. Di dalam variabel linguistic

terdapat himpunan fuzzy (fuzzy set) yang merupakan suatu grup

yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu

variable fuzzy. Konsep himpunan fuzzy adalah fondasi untuk

analisis dimana ada ketidakjelasan (Zadeh, 1965). Contohnya adalah

suhu yang mempresentasikan temperature sebuah ruangan yang

memiliki himpunan fuzzy yaitu terlalu dingin, dingin, hangat, panas,

terlalu panas. Contoh lain misalnya, usia adalah variabel linguistik

jika nilai-nilai linguistiknya mengenai seberapa muda, tua, maupun

mengenai setengah baya, sangat tua, tidak sangat muda, dan

sebagainya. Sebuah variabel linguistik ditafsirkan sebagai label dari

himpunan fuzzy yang ditandai dengan fungsi keanggotaan

(membership function) (Zadeh, 1996).

2.5.3. Fungsi Keanggotaan

Tujuan utama digunakannya fuzzy adalah untuk

merepresentasikan penilaian pakar dalam menanggapi beberapa

alternatif solusi yang dikemukakan pada penelitian. Fungsi

keanggotaan digunakan untuk menentukan crisp awal melalui

Page 71: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

53

fuzzifikasi. Contoh fungsi keanggotaan dengan kriteria Low,

Middle, dan High dapat dilihat pada Gambar 2.8 dengan suatu kurva

yang menunjukkan pemetaan titik- titik input data kedalam nilai

keanggotaannya (derajat keanggotaan) yang memiliki interval

antara 0 sampai 1 (degree of trust).

Gambar 2. 8 Contoh Fungsi Keanggotaan (Utama, Lazuardi, Qadrya, Caroline, &

Renanda, 2017).

2.5.4. Fuzzifikasi

Fuzzifikasi adalah proses pembuatan kuantitas crisp fuzzy.

Cara melakukannya hanya dengan mengakui bahwa banyak dari

jumlah yang dianggap sebagai crisp dan deterministik (model

simulasi yang tidak memiliki variabel random dalam inputnya)

sebenarnya tidak deterministik sama sekali, karena mengandung

ketidakpastian. Jika bentuk ketidakpastian yang terjadi timbul

karena ketidaktepatan, ambiguitas, atau ketidakjelasan, maka

variabel tersebut mungkin fuzzy (samar) dan dapat diwakili oleh

fungsi keanggotaan (Ross, 2010). Terdapat banyak sekali metode

untuk menerapkan fuzzifikasi, salah satunya yaitu metode linear

interpolation. Interpolation berarti menentukan kurva yang

Page 72: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

54

melewati garis fungsi. Nilai yang mencapai garis fungsi dapat

diketahui menjadi nilai pada titik tertentu. Fungsi menyatakan

kemungkinan yang paling sederhana tapi bukan konstanta, disebut

fungsi linier. Ketika menggunakan fungsi linier untuk interpolasi,

didapatkanlah linear interpolation (Kreinovich et al. 2015).

Perhitungan menggunakan metode linear interpolation dapat

menggunakan persamaan (Levy, 2010) seperti pada equation (2.1).

Untuk melakukan interpolasi linier maka harus diketahui dua data.

Jika diketahui nilai (X1, Y1) dan (X2, Y2) maka kita dapat

menentukan harga Y di antara kedua data tersebut untuk nilai X yang

didapat dari pakar, melalui fungsi keanggotaan.

𝑌 =(𝑋−𝑋1)(𝑌2−𝑌1)

(𝑋2−𝑋1)+ 𝑌1… … … (2.1)

2.5.5. Defuzzifikasi

Defuzzifikasi mengkonversi kualitas fuzzy untuk kulitas yang

tepat, sama seperti fuzzifikasi yaitu konversi dari jumlah yang tepat

untuk kualitas fuzzy. Pada dasarnya defuzzifikasi menggabungkan

nilai crisp yang sebelumnya difuzzifikasikan (Ross, 2010).

Weighted mean merupakan salah satu metode yang dipergunakan

dalam proses defuzzifikasi. Biasanya terbatas output simetris fungsi

keanggotaan (Ross, 2010). Perhitungan menggunakan metode

weighted mean dapat menggunakan persamaan (2.2). Dimana, x ̅

Page 73: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

55

adalah weighted mean, X_i adalah nilai data ke-i, W_i adalah bobot

data ke-i dan n adalah jumlah data.

�̅�∑ 𝒘𝒊𝒙𝒊

𝒏𝒊=𝟏

∑ 𝒘𝒊𝒏𝒊=𝟏

… … … (2.2)

2.6. Optimasi

Optimasi adalah prinsip matematika yang berkaitan dengan

menemukan fungsi minimum dan maksimum, dari subjek-subjek yang

memungkinan menyesuaikan dengan batasan-batasan yang ada secara

optimal (Utama, 2017). Optimasi merupakan sebuah proses pencarian

kondisi yang memberikan nilai optimal sebuah fungsi. Sebuah kondisi

secara spesifik dapat digambarkan oleh parameter-parameter tertentu. Atau

secara lebih umum, optimasi adalah sebuah cara untuk menemukan solusi

terbaik dari sebuah permasalahan, (Foulds, 2012) dalam (Utama, 2017).

2.6.1. Langkah-Langkah Optimasi

Dalam proses optimasi terdapat beberapa langkah yang

dilakukan untuk mendefinisikan masalah-masalah dalam

pengambilan keputusan (Utama, 2017) yaitu:

1. Mendapatkan Inti Penting dari Definisi Suatu Masalah

Mengidentifikasi suatu masalah untuk mendapatkan

uncontrollable factors dan controllable input, dimana

uncontrollable factors adalah variabel-variabel yang

mempengaruhi faktor-faktor dari suatu masalah (random

variables). Sedangkan controllable inputs adalah variabel-

Page 74: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

56

variabel yang dijadikan indikator-indikator dalam

mempengaruhi pengambilan keputusan (decision variables).

2. Membuat Model Matematika (Skenario Penilaian)

Membuat dan merencanakan model matematika untuk

menyelesaikan fungsi dan batasan dari suatu masalah yang

terkait dalam pengambilan keputusan (skenario penilaian).

Dimana skenario penilaian berfungsi sebagai proses penilaian

dari kriteria-kriteria yang mempengaruhi proses pengambilan

keputusan.

3. Menyelesaikan Masalah

Menyesuaikan algoritma terbaik dalam proses penyelesaian

masalah secara optimal dari suatu masalah yang telah

dimodelkan.

4. Implementasi Penyelesaian Masalah

Mengaplikasikan atau mengimplementasikan hasil dari solusi-

solusi yang telah didapatkan dalam proses penyelesaian

masalah.

2.6.2. Fungsi dan Variable Optimasi

Fungsi-fungsi dan variabel yang digunakan dalam proses

optimasi sehingga menghasilkan hasil-hasil alternatif pilihan terbaik

yang terkait dalam pengambilan keputusan dengan atau tanpa

batasan. Menggunakan fungsi berikut (Utama,2016):

Page 75: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

57

𝒇(𝒙𝟏, 𝒙𝟐, 𝒙𝟑, 𝒙𝟒, 𝒙𝟓, 𝒙𝟔) = 𝒂𝒙𝟏 + 𝒃𝒙𝟐 + 𝒄𝒙𝟑 + 𝒅𝒙𝟒 + 𝒆𝒙𝟓 +

𝒖𝒙𝟔… … … (2.3)

Keterangan:

𝒇(𝒙) = Nilai Total Penilaian

(𝒙𝟏, 𝒙𝟐, … , 𝒙𝟔) = Nilai Bobot Crisp Output setiap kriteria yang

didapatkan berdasarkan hasil membership functions

(𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆, 𝒖) = Nilai Koefisien yang didapatkan dari

perhitungan Relative Value (RV).

2.6.3. Relative Value

Dalam pengambilan keputusan, relative value digunakan untuk

menentukan decision index (DI) atau bobot penilaian yang dimiliki oleh

kriteria-kriteria terkait dalam penyelesaian masalah pengambilan

keputusan. Sehingga fungsi relative value digunakan sebagai bobot

penilaian prioritas kriteria-kriteria dalam proses skenario penilaian.

Menggunakan fungsi sebagai berikut (Utama, 2017):

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥, =

𝑉𝑚𝑖𝑛

𝑉𝑐 … … … … (2.4)

Keterangan:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = Nilai Bobot Penilaian.

𝑉𝑐 = Nilai yang ditentukan dari setiap data.

𝑉𝑚𝑎𝑥 = Nilai terbesar dari data yang ada.

Page 76: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

58

𝑉𝑚𝑖𝑛 = Nilai terkecil dari data yang ada.

2.6.4. Back Propagation

Menurut Sri kusumadewi dalam bukunya “Artifical Intelligence”

(2003, h. 236) Backpropagation merupakan algoritma pembelajaran

yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak

lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-

neuron yang ada pada lapisan tersembunyinya. Backpropagation

merupakan algoritma yang sangat baik dalam menangani masalah

pengenalan pola-pola kompleks, dan juga sangat populer.

Istilah backpropagation atau “propagasi balik” atau “penyiaran

kembali” diambil dari cara kerja jaringan ini, yaitu bahwa gradien error

unit-unit tersembunyi diturunkan dari penyiaran kembali error-error

yang diasosiasikan dengan unit-unit output. Nama lain dari propagasi

balik adalah aturan delta yang digeneralisasi (generalized delta rule)

Algoritma backpropagation menggunakan error output untuk

mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk

mendapatkan error ini, tahap perambatan maju (forward propagation)

harus dikerjakan terlebih dahulu. Pada saat perambatan maju, neuron-

neuron diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid, yaitu:

Arsitektur jaringan backpropagation seperti terlihat pada Gambar 2.9

Page 77: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

59

Gambar 2. 9 Arsitektur jaringan backpropagation (Artificial Intelligence, Teknik

dan Aplikasinya)

2.7. Metode Optimasi Full Factorial

Optimasi adalah sebuah proses pencarian kondisi yang memberikan

nilai optimal sebuah fungsi (Utama D. r., 2017). Metode optimasi full

factorial ini awalnya merupakan metode sampling di dunia statistik.

Dimana, metode ini digunakan untuk mengambil sampel dalam jenis

populasi yang kecil. Karena, prinsip dasar dari metode sampling ini adalah

melakukan pengambilan sampel untuk semua populasi yang ada. Jenis

metode sampling ini pun akhirnya digunakan untuk mencari nilai terbaik

dari alternatif nilai yang ada (optimasi), dengan cara mengecek semua

kemungkinan/alternatif solusinya (Utama D. r., 2017). Metode full factorial

memiliki keuntungan yaitu kesimpulan yang didapat lebih akurat karena

setiap kombinasi faktor diujicobakan. Tetapi kelemahannya adalah

memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar (Kemala, 2012). Selain itu,

metode ini lemah dan tidak efektif untuk jumlah alternatif solusi yang

Page 78: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

60

banyak (atau bahkan tak terhingga). Algoritma optimasi menggunakan

metode full factorial ini adalah sebagai berikut (Utama, 2017):

Procedure FullFactorial (kriterias)

Begin

<…variables definition…>

//inisiasi nilai awal

Para <-- lowBo

bestVal <-- -999999999999999

//looping untuk full factorial

While (maxVal=false)

//mendapat nilai fungsi tujuan

//bandingkan dengan bestVal

curVal <-- objFunction (para)

If (curVal > bestVal)

bestVal <-- curVal

End if

Para <-- nextIndexpara

//cek semua kriteria

maxVal <-- maxValCheck (para)

End While

//terakhir, mendapat nilai fungsi tujuan

//bandingkan dengan nilai bestVal

curVal <-- objFunction(para)

if (curVal > bestVal)

Page 79: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

61

bestVal <-- curVal

End if

End

Pada algoritma ini, inisiasi awal harus dilakukan untuk memberikan

nilai awal (lowBo) pada indeks kriteria (para) dan nilai variabel bestVal.

Jika proses optimasi dilakukan untuk mencari nilai optimal terkecil

(minimal), maka buatlah nilai inisiasi untuk variabel best sebuah nilai yang

sangat besar, agar proses komparasi pertama (curVal < bestVal) akan

terpenuhi, dimana yang merupakan nilai dari nilai fungsi tujuan untuk

kriteria berindeks pertama (objFunction(para)). Sedangkan untuk proses

optimasi mencari nilai optimal terbesar (maksimal), maka buatlah nilai

inisial untuk variabel bestVal sebuah nilai yang sangat kecil agar proses

perbandingan pertama (curVal > bestVal) akan terpenuhi. Di dalam metode

optimasi full factorial ini, semua nilai pada populasi alternatif solusi akan

dicek satu per satu, dibandingkan dengan nilai variabel bestVal.

2.8. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Metodologi pengembangan sistem berarti pendekatan yang

digunakan dalam menerapkan SDLC, sehingga kurang tepat dikatakan

apabila SDLC merupakan suatu metodologi. Terdapat tiga kelas dalam

metodologi pengembangan sistem, yaitu Structured Design, Rapid

Application Development dan Agile Development (Dennis et al., 2012).

Dalam pembukaan sebuah jurnal yang diterbitkan oleh (Department of

Health and Human Services-USA, 2005), Metodologi pengembangan

Page 80: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

62

sistem mengacu pada kerangka kerja yang digunakan untuk merencanakan,

mengontrol, dan menyusun proses pengembangan sistem informasi. Setiap

metodologi memiliki kelemahan dan kekurangan, sebuah metodologi bisa

digunakan untuk semua jenis projek, mereka memiliki tempat terbaiknya

masing-masing. Metodologi ini diciptakan dan memiliki karakteristik yang

berbeda karena memang diciptakan khusus untuk menyelesaikan masalah

yang berbeda-beda juga, sesuai dengan karakteristik metodologi tersebut.

2.8.1. RAD (Rapid Application Develoment)

Rapid Application Development (RAD) adalah strategi

pengembangan sistem yang menekankan pada kecepatan

pembangunan melalui keterlibatan pengguna secara cepat, berulang,

pembangunan bertahap dari serangkaian prototype sebuah sistem

yang berkembang menjadi sebuah sistem akhir atau dalam bentuk

versi (Whitten, Bentley, & Dittman, 2007).

Dengan mengikuti kemajuan ekonomi yang lebih cepat

secara umum, menuntut pengembangan aplikasi dilakukan secara

cepat juga. Pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode

RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat dan

melibatkan pengguna sistem dalam proses analisis, perancangan dan

konstruksi. Pemaparan konsep yang lebih spesifik lagi dijelaskan

oleh Pressman (2005) dalam bukunya, “Software Engineering: A

Practition’s Approach”. Ia mengatakan bahwa RAD adalah proses

model perangkat lunak inkremental yang menekankan siklus

Page 81: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

63

pengembangan yang singkat. Model RAD adalah sebuah adaptasi

“kecepatan tinggi” dari model waterfall, di mana perkembangan

pesat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis

komponen.

Jika tiap-tiap kebutuhan dan batasan ruang lingkup projek

telah diketahui dengan baik, proses RAD memungkinkan tim

pengembang untuk menciptakan sebuah “sistem yang berfungsi

penuh” dalam jangka waktu yang sangat singkat. Dari penjelasan

Pressman (2012) ini, satu perhatian khusus mengenai metodologi

RAD dapat diketahui, yakni implementasi metode RAD akan

berjalan maksimal jika pengembang aplikasi telah merumuskan

kebutuhan dan ruang lingkup pengembangan aplikasi dengan baik.

Sedangkan menurut Kendall (2010), RAD adalah suatu

pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang

mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat

lunak. RAD bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya

diperlukan dalam siklus hidup pengembangan sistem tradisional

antara perancangan dan penerapan suatu sistem informasi. Pada

akhirnya, RAD sama-sama berusaha memenuhi syarat-syarat bisnis

yang berubah secara cepat.

Page 82: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

64

Gambar 2. 10 Siklus RAD (Kendall & Kendall, 2010)

Menurut Kendall (2010), terdapat tiga fase dalam RAD yang

melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian,

perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut adalah

requirements planning (perencanaan syarat-syarat), RAD design

workshop (workshop desain RAD), dan implementation

(implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall

(2010), berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari

tiap-tiap fase pengembangan aplikasi:

1. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta

untuk mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang

ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini

adalah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun

teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari

Page 83: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

65

sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya

pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).

2. RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang

bisa digambarkan sebagai workshop. Tahap ini merupakan

tahapan perancangan arsitektur sistem, dari hasil perumusan

masalah, tujuan, syarat, dan kebutuhan menjadi acuan dalam

pembangunan arsitektur sistem. Workshop desain ini dapat

dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi

yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD,

pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis

memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon

pengguna. Adapun yang harus dirancang pada tahap workshop

design antara lain;

3. Desain Proses

Rancangan ini meliputi apa saja proses dan apa saja akivitas

yang terjadi pada sistem, kemudian juga menentukan interaksi

apa saja yang terlibat, perancangan ini dapat menggunakan use

case diagram, activity diagram, sequence diagram dan yang

lain.

4. Desain Basis Data

Merancang data dan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh

sistem, berikut klasifikasinya dan hubungan antar data tersebut.

Page 84: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

66

Dapat dirancang menggunakan class diagram maupun entity

relationship diagram (ERD).

5. Desain Antar Muka

Merancang elemen-elemen yang menunjang dan menjadi

jembatan interaksi antara pengguna dan sistem untuk itu tahap

ini membutuhkan kerjasama dengan pengguna.

6. Implementasi (Implementation)

Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para

pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-

aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-

aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring,

sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan

kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).

2.9. Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu

yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek.

Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang

memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi

mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan

mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan

rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).

Page 85: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

67

Unifield Modelling Language (UML) adalah notasi yang lengkap

untuk membuat visualisasi model suatu sistem (Yasin, 2012)

Gambar 2. 11 Proses Pengembangan dalam UML (Kendall & Kendall, 2008)

2.9.1. Diagram-Diagram UML

1. Use Case Diagram

Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan

interaksi antar sistem dengan sistem eksternal dan pengguna.

Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa saja yang

akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna

mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten, 2004).

Use Case Diagram merupakan pemodelan untuk behavior

sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan

sebuah interaksi antara satu atau lebih actor dengan sistem informasi

yang akan dibuat. Syarat penamaan use case adalah nama

didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal

Page 86: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

68

utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan

use case (Rosa A.S, 2011).

Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang

berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di

luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi

walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor

belum tentu merupakan orang.

Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem

sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau

aktor.

Gambar 2. 12 Contoh Use Case Diagram (Whitten & Bentley, 2007)

Berikut adalah legenda use case diagram beserta keterangan-

keterangan mengenai use case diagram:

Komponen Nama komponen Keterangan

Actor

Sebuah peran yang dapat

dimainkan oleh pengguna

dalam interaksinya dengan

system.

Actor 1

Use Case 1

Use Case 2

Use Case 3

Actor 2

Actor 3

System

Page 87: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

69

Use case

Serangkaian scenario yang

digabungkan bersama-sama

oleh tujuan umum pengguna

<<include>> (merupakan stereotype)

Menunjukkan bahwa sebuah

usecase adalah bagian dari

use case yang lain

<<extend>>

(merupakan stereotype)

Digunakan untuk membuat

use case baru dengan

menambahkan langkah-

langkah pada use case yang

sudah ada.

2. Class Diagram

Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi

pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun

sistem. Kelas memiliki atribut dan operasi atau metode. Atribut

adalah variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.

Sedangkan operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang

dimiliki oleh suatu kelas (Rosa A.S, 2011).

Class diagram gambar grafis mengenai struktur obyek statis

dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas obyek yang

menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas obyek

tersebut (Whitten et al, 2004). Fitur-fitur yang terdapat dalam

class adalah:

a. Atribut

Page 88: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

70

Atribuat adalah rincian suatu class, misalnya warna motor

dan sebagainya. Atribut bisa sederhana (integer, floating-

point dan sebagainya) dan bisa juga kompleks.

b. Operasi (Operational)

Operasi adalah suatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class

atau yang dapat dilakukan oleh class lain terhadap sebuah

class.

c. Metode (Methods)

Metode adalah implementasi proses. Tiap class

mengimplementasikan operasinya dengan menurunkan dari

super class. Jika suatu class tidak memiliki implementasi

operasi, maka mau tidak mau harus menurunkan dari super

class nya dan operasinya dinyatakan sebagai abstract.

d. Class Abstract

Class Abstract adalah class yang menyediakan operasi tanpa

merinci implementasinya. Class Abstract bermanfaat untuk

menidentifikasi fungsi antar objek. Karena tanpa

implementasi, class abstract harus menjadi sub class.

e. Hubungan (Relationships)

Hubungan berfungsi untuk melihat mekanisme suatu sistem

Page 89: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

71

Gambar 2. 13 Contoh Class Diagram (Whitten & Bentley, 2007)

3. Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun

dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi

dengan use case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi

tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu

didalam use case. Tipe diagram ini sebaiknya digunakan di awal

tahap desain atau analisis karena kesederhanaannya dan mudah

untuk dimengerti (Suhendar, 2002)

Customer

customerName: stringaddress: stringemail: stringcreditCardInfo: stringshippingInfo: string

+registeri()+login()+updateProfile()

User

userId: stringpassword: stringloginStatus: string

verifyLogin(): bool

Administrator

adminName: stringemail: string

+updateCatalog(): boolShipping Info

shippingId: intshippingType: stringshippingCost(): intshippingRegionId: int

+updateShippingInfo() Order Details

orderId: int

productId: intproductName: stringquantity: intunitCost: float

+calcPrice()

subTotal: float

Orders

orderId: intdateCreated: stringdateShipped: stringcustomerName: stringcustomerId: string

+placeOrder()

status: stringshippingId: string

Shopping Cart

cartId: intproductID: intquantity: intdateAdded: int

+addCartItem()+updateQuantity()+viewCartDetail()+checkOut()

1

0..*0..*

1

1

1

1

1-memberName

Page 90: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

72

Gambar 2. 14 Contoh Sequence Diagram (Whitten & Bentley, 2007)

4. Activity Diagram

Activity diagram adalah sebuah tipe dari work flow diagram

yang mendeskripsikan aktifitas user dan tahapan – tahapan

pengerjaannya secara sekuensial (Satzinger, Jackson, & Burd,

2010). Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem

bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat

dilakukan oleh sistem (A.S & Shalahuddin, 2011). Gambar 2.10

menunjukan contoh penggunaan dari activity diagram.

Form

Admin:Admin ControllerHalaman

Website Database

1: Menampilkan form login()2: Mengisi username dan

password()

3: Validasi data()

4: Pesan kesalahan()

5: Ambil data()

6: Cek data login()

7: login OK()

8: Tampil halaman utama()

9: Kelola data()

10: Kembali halaman utama()

11: Logout()

Page 91: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

73

Gambar 2. 15 Contoh Activity Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011)

2.10. Konsep Basis Data

2.10.1. Basis Data (Database)

Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis

kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat

bersarang atau berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi

fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia

(pegawai, siswa, pembeli, pelanggan) barang, hewan, peristiwa,

keadaan dan sebagainya, yang diwujudkan dalam bentuk angka,

huruf simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya

Sedangkan Jogiyanto menuturkan dalam bukunya yang

berjudul Pengenalan Komputer, basis data adalah kumpulan dari

kata yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan

di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang

Page 92: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

74

penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam

menyediakan informasi bagi para pemakai (Jogiyanto, 2005).

Database merupakan kumpulan file yang saling

berhubungan. Tetapi, database tidak hanya kumpulan file. Record

di dalam tiap file harus dapat dihubungkan dengan record di dalam

file lain (Whitten et al, 2007).

Dalam manajemen database relational terdapat komponen

utama dalam konsep database (Whitten et al, 2007):

1. Field adalah unit terkecil data yang disimpan dalam database.

Unit terkecil data yang disimpan dalam database:

a. Primary Key, yaitu field yang unik dan mengidentifikasi satu

record.

b. Secondary Key, yaitu field yang mengidentifikasi sebuah

record atau bagian dari beberapa record yang terkait.

c. Foreign Key, yaitu field yang menunjuk beberapa record

pada file lain

d. Descriptive Key, yaitu Non-Key field.

2. Record adalah kumpulan field yang diatur dalam format yang

predetermined (telah ditentukan).

a. Fixed-length record structures

Sebagian besar teknologi database memaksakan struktur

record fixed length, dalam artian setiap instance record

Page 93: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

75

mempunyai field yang sama, jumlah field yang sama, dan

ukuran logika yang sama. Akan tetapi, beberapa sistem

database akan mengkompresi field-field dan nilai-nilai yang

tidak digunakan untuk menghemat ruang penyimpanan disk.

b. Variable-length record structures

Memperbolehkan record-record pada file yang sama

memiliki length yang berbeda.

3. File dan table adalah kumpulan semua kejadian dari struktur

record yang ditentukan. Tipe-tipe dari file yaitu:

a. File induk atau master adalah file penting dalam sistem dan

akan tetap ada selama siklus hidup sistem informasi

berputar.

b. File transaksi adalah file yang digunakan untuk merekam

data dari suatu transaksi yang terjadi

c. File laporan adalah file yang berisi sistem informasi yang

akan ditampilkan.

d. File sejarah adalah file yang berisi data masa lalu yang sudah

tidak aktif lagi.

e. File pelindung adalah salinan dari file-file yang masih aktif

di database pada saat tertentu yang digunakan bila file

database rusak

f. File kerja adalah suatu proses program secara sementara karena

memori komputer tidak mencukupi

Page 94: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

76

Sedangkan tabel adalah suatu kesatuan unit dari row atau

record dengan atribut-atributnya (column).

2.10.2. Data Base Management System (DBMS)

Manajemen basis data (DBMS atau Database Management

System) sangat berguna bagi suatu sistem berbasis komputer, bahkan

dapat dikatakan menjadi tulang punggung bagi sistem tersebut.

Menurut Hoffer et al DBMS memungkinkan penyimpanan,

pencarian, pengolahan, dan modifiSeksi data bisnis dengan cepat,

aman dan efisien (Sarosa, 2009).

Tujuan utama DBMS adalah menyediakan lingkungan yang

nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari

basisdata. DBMS berperan memberi abstraksi data tingkat tinggi ke

pemakai. Sedangkan tujuan lain dari DBMS menurut Hariyanto

(2004) antara lain:

1. Menghindari redudansi dan inkonsistensi data.

2. Menghindari kesulitan pengaksesan data.

3. Menghindari isolasi data.

4. Menghindari terjadinya anomali pengaksesan konkuren.

5. Menghindari masalah-masalah keamanan.

6. Menghindari masalah-masalah integritas.

Page 95: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

77

2.11. Sistem Berbasis Web

Menurut Turban et al (2005), website adalah tempat penyimpanan

suatu file hypermedia yang diidentifikasi oleh suatu alamat yang unik.

Website merupakan fasilitas hiperteks untuk menampilkan data

berupa teks, gambar, suara, animasi, dan data multimedia lainnya.

Penggolongan website berdasarkan isinya (website contents) terdiri dari

dua jenis yaitu (Wahana: 2006):

1. Web Statis

Web statis adalah web yang berisi atau menampilkan informasi-

informasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengguna

tidak dapat berinteraksi dengan web tersebut. Pada web statis,

pengguna hanya dapat melihat isi dokumen pada halaman web dan

apabila diklik akan berpindah ke halaman web yang lain. Interaksi

pengguna hanya terbatas pada melihat informasi yang ditampilkan,

tetapi tidak dapat mengolah informasi. Web statis biasanya berupa

Hypertext Markup Languange (HTML) yang ditulis pada editor teks

dan disimpan dalam bentuk .html atau .htm.

2. Web Dinamis

Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat

berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan

penggunan untuk berinteraksi menggunakan form sehingga dapat

mengolah informasi yang ditampilkan. Web dinamis bersifat interaktif,

tidak kaku, dan terlihat lebih indah. Web dinamis biasanya berupa Page

Page 96: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

78

Hypertext Preprocessor (PHP) yang membuat halaman web HTML

menjadi dinamis. HTML yang digabung dengan script PHP akan

menghasilkan tampilan web yang dinamis, indah, dan interaktif.

2.11.1. Hyper Text Mark-up Language (HTML)

Ariona (2013:10) menjelaskan bahwa HTML adalah

kependekan dari Hyper Text Markup Language. Artinya adalah

bahasa markup (penanda) berbasis text atau bisa juga disebut sebagai

formatting language (bahasa untuk memformat), Jadi sudah jelas

bahwa HTML bukanlah bahasa pemrograman, melainkan bahasa

markup/formatting.

Fungsi utama HTML lebih fokus kepada menggambarkan

struktur halaman web, mulai bagaimana susunan elemen pada

halaman hingga data meta apa saja yang dimuat. Dahulu HTML juga

menentukan tampilan halaman, namun tugas itu sekarang sudah

diserahkan pada Cascading Style Sheet (CSS). Saat ini HTML sudah

mencapai versi HTML5.

2.11.2. Cascading Style Sheet (CSS)

Menurut Ariona (2013:58), CSS adalah kependekan dari

Cascading Style Sheet, berfungsi untuk mempercantik penampilan

HTML atau menentukan bagaimana elemen HTML ditampilkan,

seperti menentukan posisi, merubah warna teks atau background

dan lain sebagainya.

Page 97: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

79

Saat ini CSS sudah mencapai versi CSS3, dimana fungsinya

sudah menjadi lebih meluas dengan menambah dukungan terhadap

animasi dan transisi elemen. Selain itu dengan dukungan CSS3,

sebuah halaman web juga dapat dibuat berjalan secara responsif.

Dalam CSS dikenal adanya sebutan selector, yang berfungsi

untuk mendefinisikan dan menjelaskan bagian elemen mana yang

akan dimanipulasi tampilannya oleh CSS, secara umum terdapat

beberapa jenis selector.

1. Tag = sebuah tag HTML dapat dijadikan sebuah selector

Contoh: input { }

2. Id = sebuah elemen biasanya memiliki atribut Id yang dapat

dijadikan sebuah selector

Contoh: #siteTitle { }

3. Class = elemen yang memiliki atribut class juga dapat

digunakan sebagai selector

Contoh: navbar { }

2.11.3. Bahasa Pemrograman PHP

Menurut Suprianto (2008) mengemukakan pendapatnya

mengenai PHP yaitu PHP tergolong ke dalam bahasa pemrograman

yang berbasis server (serverside scripting) yang berarti semua script

PHP diletakkan di server dan diterjemahkan oleh web server terlebih

dahulu, kemudian hasil terjemahannya dikirim ke browser client.

Page 98: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

80

PHP tergolong perangkat lunak open source yang diatur

dalam aturan GPL (General Purpose License) yang sangat cocok

dikembangkan dalam lingkungan web, karena PHP dapat dilekatkan

pada script HTML atau sebaliknya

Banyak kelebihan yang dimiliki oleh PHP, bahasa

pemograman ini dapat dijalankan di berbagai macam operating

system misalnya Windows, LINUX dan Mac OS. Selain Apache,

PHP juga mendukung beberapa web server lain seperti, Microsoft

IIS, Caudium, PWS dan lain-lain.

PHP dapat memanfaatkan database untuk menghasilkan

halaman web yang dinamis. Sistem management database yang

sering digunakan bersama dengan PHP adalah Microsoft Access,

Interbase, dBase, PostgresSQL dan lain-lain. Sering

perkembangannya, PHP versi 5 mendukung semua ekstensi terbaru

MySQL, pengembangan web server dengan SOAP dan REST, serta

ratusan peningkatan lainnya dibandingkan dengan versi-versi

sebelumnya.

2.11.4. XAMPP dan PHP MyUnit Lain

Singkatan XAMPP menurut Suprianto (2008) adalah X

(empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP. XAMPP

merupakan perangkat lunak yang dapat di download secara gratis.

XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak

ke dalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat Apache

Page 99: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

81

(Web Server), MySQL (database), PHP (serverside scripting), Perl,

FTP Server, PHP MyUnit Lain dan berbagai pustaka bantuan

lainnya.

Dengan XAMPP kita juga dapat memulai membangun

sistem informasi sekolah, daftar mata pelajaran, profile sekolah,

kegiatan sekolah, pengumuman sekolah dan lain-lain. Dengan kata

lain XAMPP merupakan salah satu peralatan pondasi dasar dalam

membangun aplikasi berbasis web menggunakan bahasa

pemograman PHP dan database MySQL.

Pengertian PHP MyUnit Lain menurut Suprianto (2008)

adalah salah satu pengolah data MySQL yang berbasis web yang

berada dalam menu XAMPP, PHP MyUnit Lain memberikan

kemudahan dalam pengoperasiannya dan hampir semua web hosting

menyediakan PHP MyUnit Lain untuk para penyewa virtual house.

2.11.5. Database MySQL

Hidayatullah dan Kawistara (2014:180) menyatakan

MySQL adalah salah satu aplikasi DBMS yang sudah sangat banyak

digunakan oleh para pemrogram aplikasi web. Kelebihan dari

MySQL adalah gratis, handal, selalu di update dan banyak sekali

forum yang memfasilitasi para pengguna jika memiliki kendala.

Pada dasarnya, MySQL adalah salah satu database server

yang paling banyak digunakan, terutama dalam aplikasi web.

Database server adalah media persediaan dan pelayanan basis data,

Page 100: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

82

pada database server inilah terjadi penyimpanan dan perekaman

data.

Untuk dapat berinteraksi dengan MySQL, harus

menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang disebut

Structured Query Language (SQL), sehingga dalam MySQL

perintah disebut dengan query. Secara umum perintah SQL

dibedakan menjadi beberapa jenis:

1. Data Definition Language (DDL)

Merupakan query atau perintah untuk mendefinisikan atau

menjelaskan sebuah struktur dalam database, baik itu

pembuatan basis data, pembuatan tabel, atau pendefinisian

atribut/field. Ada beberapa query yang sering dijalankan dalam

DDL:

a. CREATE = query untuk membuat basis data atau tabel baru

b. ALTER = untuk mengubah struktur pada sebuah table

c. DROP = untuk menghapus keseluruhan tabel atau basis data

2. Data Manipulation Language (DML)

Merupakan query yang berfungsi untuk memanajemen data atau

record pada tabel, berikut beberapa query yang sering

digunakan:

a. INSERT = untuk menyisipkan baris data pada sebuah table

b. UPDATE = untuk memperbarui data pada baris di sebuah

table

Page 101: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

83

c. DELETE = untuk menghapus baris data (record) pada table

MySQL secara default tidak memiliki DBMS berbasis GUI

seperti Microsoft Access, namun kita dapat menggunakan DBMS

seperti PHP MyUnit Lain untuk mempermudah memanajemen basis

data yang menggunakan MySQL. PHP MyUnit Lain merupakan

DBMS berbasis web sehingga perlu dijalankan lewat browser, tetapi

ada juga aplikasi DBMS lain berbasis desktop seperti SQLite atau

SQLyog.

2.12. Pengujian Sistem

Sebuah perangkat lunak sering mengandung kesalahan (error) pada

proses-proses tertentu pada saat perangkat lunak sudah berada ditangan

user. Error pada perangkat lunak sering disebut dengan bug. Untuk

menghindari banyaknya bug maka diperlukan adanya pengujian perangkat

lunak sebelum perangkat lunak sepenuhnya diserahkan kepada pelanggan

atau selama perangkat lunak masih terus dikembangkan (A.S &

Shalahuddin, 2011).

2.12.1. Black Box Testing

Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi

spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program.

Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi,

masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan

spesifikasi yang dibutuhkan (A.S & Shalahuddin, 2011). Pengujian

kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat

Page 102: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

84

mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah

sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat

untuk melakukan pengujian kotak hitam harus dibuat dengan kasus

benar dan kasus salah, misalkan untuk kasus proses login maka

kasus uji yang dibuat adalah:

1. Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi

(password) yang benar.

2. Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi

(password) yang salah, misalnya nama pemakai benar tapi kata

sandi salah, atau sebaliknya, atau keduanya salah.

2.12.2. Kelebihan dan Kekurangan Black Box Testing

Berikut adalah kelebihan dari jenis testing ini adalah (Rizky,

2011):

1. Anggota tim tester tidak harus memiliki kemampuan teknik di

bidang pemrograman.

2. Kesalahan atau bug seringkali ditemukan oleh komponen tester

yang berasal dari pengguna.

3. Hasil black-box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun

kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat

lunak.

4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white-

box testing.

Page 103: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

85

Sedangkan kekurangan dalam menggunakan black-box

testing yaitu Tester tidak yakin sepenuhnya atas perangkat lunak

yang telah diuji.

Page 104: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Page 105: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

86

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi

Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang

perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Bagian

metodologi penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan langkah-langkah

penelitian dan metode apa saja yang dipergunakan (Gambar 3.1). Tahapan

pertama yaitu analisis awal. Tujuan dari analisis awal ialah mengidentifikasi

permasalahan yang terkait dalam pengambilan keputusan, informasi dan

data pendukung yang menunjang penelitian, faktor pembuat keputusan,

menentukan parameter atau variable yang terkait, menentukan alternatif

keputusan yang digunakan, dan fokus terhadap teori-teori model keputusan.

Analisis awal dilakukan dengan pengumpulan data yang terdiri dari studi

kepustakaan, studi literatur, observasi dan wawancara.

Tahap selanjutnya adalah pengembangan sistem. Tahapan ini

dilakukan dengan menggunakan metode berorientasi objek (untuk gaya

desainnya) dan pengembangan sistem dengan RAD yang terbagi ke dalam

3 tahap yaitu fase perencanaan syarat-syarat, workshop design, dan

implementasi. Sedangkan notasi pemodelannya menggunakan pemodelan

UML. Tahap implementasi terdiri dari dua tahap, yaitu pembangunan sistem

(coding) dan tahap pengujian sistem dengan menggunakan Verification

Page 106: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

87

Validation. Tahap terakhir adalah laporan dan dokumentasi, yaitu dengan

menghasilkan output yang berbentuk laporan penelitian dan prototype

sistem penunjang keputusan untuk rekomendasi pemilihan kandidat

promosi jabatan struktural yang telah berhasil dikembangkan.

3.2. Analisis Awal

Tahap analisis awal ini dimulai dengan mengumpulkan sumber

penelitian sejenis dari journal, ebook, edocument, buku, artikel internet dan

hasil wawancara. Selanjutnya menentukan tujuan sistem pendukung

keputusan untuk rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan

struktural di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, menentukan siapa saja

stakeholder yang terlibat, dan menentukan variable dan metode perhitungan

yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Semua sumber penelitian

akan di-review, dan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan agar penulis bisa memperoleh data

yang diperlukan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh secara

langsung dari sumber penelitian atau dari instansi yang menjadi objek

penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara. Sedangkan data

sekunder untuk penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan terlebih

dahulu teori atau studi literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang

sedang diteliti.

Page 107: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

88

3.3.1. Studi Kepustakaan

Untuk melakukan suatu penelitian, dibutuhkan referensi

sebagai landasan dan acuan yang akan dilakukan dalam sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 17 referensi yang berasal

dari 10 artikel dari jurnal nasional, 4 buku dan 3 e-document. Hasil

dari studi pustaka yang telah dilakukan diantaranya adalah

menentukan variable yang digunakan dalam sistem pendukung

keputusan yaitu kepangkatan, usia, pendidikan, diklat, DP3 (Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan), pengalaman kerja dalam jabatan,

penghargaan pegawai teladan, dan masa kerja serta penjelasan

mengenai metode fuzzy logic dan full factorial.

3.3.2. Metode Observasi

Penulis melakukan pengambilan data awal di Dinas

Lingkungan Hidup pada bulan Maret 2019 menghasilkan temuan

diantaranya, mengetahui bagaimana proses dalam Standar

Operasional Prosedur (SOP) promosi jabatan struktural di Dinas

Lingkungan Hidup Jakarta, mengetahui proses e-kinerja sistem, dan

juga mengetahui standar-standar atau kriteria yang harus dipenuhi

dalam merekomendasikan kandidat jabatan struktural yang terdapat

pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun

2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan

Struktural.

Page 108: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

89

3.3.3. Metode Wawancara

Setelah tahap observasi, peneliti kemudian melakukan

wawancara dengan beberapa expert judgment untuk memperkuat

hipotesis maupun mengklarifikasi data-data yang telah peneliti

kumpulkan pada saat tahap observasi. Pada penelitian ini,

wawancara yang pertama dilakukan dengan mewawancarai

penanggung jawab di Kepegawaian yaitu Bapak Arif, dan beberapa

staf yaitu Bapak Iwan, dan Ibu Anya pada bulan Maret 2019, yang

bertempat di Dinas Lingkungan Hidup tepatnya di ruang

Kepegawaian. Tujuan dari wawancara ini mendapatkan data-data

yang dibutuhkan dalam analisa dan perancangan sistem.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis

mendapatkan informasi mengenai:

a. Informasi mengenai proses jabatan struktural yang sedang

berjalan di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

b. Informasi mengenai hal yang menjadi pertimbangan dalam

merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural.

c. Informasi masalah yang ditemui dalam merekomendasikan

kandidat promosi jabatan struktural.

d. Informasi peraturan perundang-undangan mengenai pengakatan

pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural dan hal-hal lainnya

yang terkait dengan proses promosi jabatan struktural khususnya

dalam proses rekomedasi kandidat promosi jabatan struktural.

Page 109: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

90

Wawancara lainnya sekaligus meminta pendapat pakar

melalui kuesioner:

1. Wawancara dengan Bapak Iwan yang merupakan staff di Dinas

Lingkungan Hidup DKI Jakarta, serta sebagai pakar untuk

memenuhi syarat expert judgment.

2. Wawancara dengan Bapak Arif sebagai penanggung jawab di

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

3.3.4. Studi Literatur

Tabel 3. 1 Studi Literatur Sejenis

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Mya Riska

Fitriyani, (2017)

Sistem Pendukung

Keputusan Untuk

Kenaikan Jabatan

Aparatur Sipil Negara

Struktural Pada

Badan Pengelola

Keuangan Dan Aset

Daerah (BPKAD)

Kabupaten Lampung

Tengah Dengan

Metode Simple

Additive Weighting

Penelitian yang menggunakan metode

Simple Addtive Weighting (SAW) ini

bertujuan untuk memberikan alternatif

keputusan menentukan suatu pegawai

dapat dikatakan untuk naik jabatan

berdasarkan dengan ketentuan instansi

terkait dan beberapa kriteria. Proses

menentukan promosi jabatan pada

penelitian ini dengan cara mengetahui

fungsionalitas yang harus ada pada sistem

dan pengolahan data manual. Metode

Simple Additive Weighting (SAW)

digunakan untuk mencari penjumlah

terbobot dari rating kinerja pada setiap

alternatif dari semua atribut untuk

menghasilkan keputusan siapakah pegawai

yang akan dinaikan jabatannya. Dan hasil

dari penelitian ini adalah Eko Sunarto

menghasilkan nilai keputusan yaitu 0,94,

maka akan dinaikan jabatannya.

2. Herman, Awang

Harsa

Kridalaksana, dan

Zainal Arifin,

(2016)

Sistem Penunjang

Keputusan Promosi

Jabatan Struktural

Eselon II.B

Menggunakan

Metode Promethee

(Studi Kasus: Badan

Kepegawaian Daerah

Penelitian ini menggunakan salah satu

metode Sistem Penunjang Keputusan yaitu

Promethee, metode ini dapat membantu

dalam memilih calon Pejabat baru karena

semua hasil tes harus dibandingkan satu-

persatu, sehingga dibutuhkan waktu yang

lama untuk menentukan calon Pejabat.

Proses penilaian calon Pejabat dengan

metode Promethee untuk penentuan urutan

atau prioritas dalam analisis multikriteria

Page 110: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

91

Kabupaten Kutai

Timur)

atau MCDM (Multi Criterion Decision

Making). Nilai hubungan outranking

berdasarkan pertimbangan dominasi

masing-masing kriteria. Dan hasil

penelitian ini berdasarkan perhitungan

menggunakan metode Promethee, maka

didapatkan nilai net flow sebesar

0.14583333333333 untuk rekomendasi

3. Suriani, (2013) Sistem Pendukung

Keputusan Kenaikan

Jabatan Pegawai Pada

Dinas Pendidikan

Dan Pengajaran

Menggunakan

Metode Pencocokan

Profil.

Penelitian yang bertujuan untuk membantu

dalam proses kenaikan jabatan dan

perencanaan karir pada instansi hanya

didasarkan pada faktor tertentu ini

menggunakan metode pencocokan profil.

Metode pencocokan profil digunakan

untuk menyeleksi kandidat terbaik dari

sejumlah pegawai yang ada untuk

menduduki jabatan yang tersedia. Data

alternatif pada penelitian ini ditentukan

DIKTI dan aspek-aspek personal dari

pegawai. Dan hasil penelitian ini

berdasarkan perhitungan penentuan hasil

akhir/ranking.

4 Martina K.E.T.

Dundu, Steven R.

Sentinuwo,

Agustinus

Jacobus, (2016)

Implementasi AHP

Sistem Penunjang

Keputusan Promosi

Jabatan Di

Universitas Sam

Ratulangi

Penelitian yang menggunakan metode

AHP (Analytical Hierarchy Process) ini

bertujuan untuk menghasilkan sebuah

ranking yang didapat dari membanding

setiap kriteria dan juga alternatif dalam hal

calon yang akan diberikan promosi jabatan.

Proses perbandingan berpasangan

alternatif dilakukan untuk setiap kriteria

dengan tujuan mendapatkan nilai eigen

vector dari setiap alternatif pada setiap

kriteria. Dan hasil penelitian ini

perdasarkan perhitungan, alternatif yang

mendapatkan nilai paling tinggi adalah

alternatif yang paling direkomendasikan

untuk diberi promosi jabatan. A01, A06,

A04, A07, A05, dan A03 berturut-turut

dalam prioritas. Hasil dari aplikasi ini

sudah diuji dengan perhitungan manual

dan tidak ditemukan selisih yang artinya

sudah sesuai.

5 Ria Astriratma,

Retantyo

Wardoyo, dan

Aina

Musdholifah,

(2017)

Sistem Pendukung

Keputusan

Rekomendasi

Kandidat Pejabat

Struktural

Menggunakan

Metode Profile

Matching (Studi

Kasus: Pemerintahan

Kota Tarakan)

Penelitian yang menggunakan metode

Profile Matching ini bertujuan untuk dapat

menggabungkan basis data yang tersedia

dengan model penilaian untuk

mendapatkan profil calon yang cocok

dengan profil jabatan yang lowong

diperlukan untuk menunjang kinerja yang

lebih objektif. Penerapan metode profile

matching dalam membangun sistem

pendukung keputusan diharapkan dapat

membantu proses rekomendasi pemilihan

Page 111: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

92

kandidat pejabat struktural. Dan hasil

penelitian ini berdasarkan hasil

perhitungan nilai total. Bahwa perubahan

nilai profil kandidat, dan jumlah subkriteria

yang digunakan untuk kriteria jabatan,

dapat mempengaruhi kedekatan kandidat

dengan jabatan yang tersedia.

6 Ibnu Yahya

Saputra (2020)

Sistem Pendukung

Keputusan

Rekomendasi

Pemilihan Kandidat

Promosi Jabatan

Struktural

Menggunakan

Metode Fuzzy Logic

dan Full Factorial

(Studi Kasus: Dinas

Lingkungan Hidup

Jakarta)

Penelitian yang menggunakan metode

fuzzy logic dan full factorial ini bertujuan

untuk meningkatkan motivasi kerja

pegawai agar mau berkerja dengan baik

sesuai dengan yang dikehendaki oleh dinas

guna meningkatkan produktivitas kerja,

keberhasilan dalam mencapai sasarannya

dan untuk memberikan alternatif

keputusan dalam memilih kandidat

promosi jabatan sturktural. Penerapan

metode fuzzy logic untuk membangun

sistem pendukung keputusan karena selain

membantu mengubah nilai bias, fuzzy logic

juga lebih fokus ke nilai setiap parameter

bukan perbandingan antar parameter dan

metode full factorial untuk menentukan

alternatif terbaiknya.

3.4. Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dilakukan untuk menemukan logika

perancangan (proses bisnis) pada sistem yang akan dibuat dan melihat

kontruksi seperti apa yang akan diterapkan pada sistem dan menilai serta

mengevaluasi keakuratan sistem. Dalam melakukan pengembangan sistem

pada penelitian ini, metode pengembangan sistem yang digunakan adalah

rapid application development (RAD), dan dalam melakukan analisis dan

perancangan sistem pendekatan yang digunakan adalah berorientasi objek

dan bahasa permodelan yang digunakan adalah dengan unified modeling

language (UML). Versi UML yang digunakan adalah 2.5.1. Secara teknis

perancangan diagram dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft

Page 112: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

93

Office Visio 2007. Adapun tahapan dalam RAD antara lain perencanaan

kebutuhan (requirements planning), perancangan (workshop design), dan

implementasi (implementation). Pemilihan RAD dilakukan karena

pengembangan dan pembangunan aplikasi yang pendek, singkat, cepat dan

mudah menyesuaikan diri secara fleksibel terhadap kebutuhan karena

keterlibatan langsung pengguna akhir dari sistem.

3.4.1. Tahapan Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi permasalahan

lalu menentukan tujuan, dan syarat-syarat untuk mencapai tujuan

tersebut. Poin penting perencanaan yang perlu dibuat dalam

pembuatan desain sistem penunjang keputusan rekomendasi

pemilihan kandidat promosi jabatan struktural diantaranya sebagai

berikut:

1. Penentuan variable atau parameter-parameter dalam proses

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural di

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

2. Menentukan Pakar yang akan memberikan penilaian (expert

judgment) terkait dengan proses rekomendasi pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural.

3. Pemodelan pengambilan keputusan dengan menggunakan fuzzy

logic dan Full Factorial.

Page 113: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

94

3.4.2. Tahapan Perancangan (Workshop Design)

Tahapan ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya

yaitu tahap analisis. Pada tahap ini, analisis yang telah didapatkan

akan dibuat rancangannya. Sekaligus membuat rancangan

pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy logic

dan Full Factorial. Dengan membuat rancangannya bisa dilihat

gambaran arsitektur sistem yang akan dibuat nantinya. Proses ini

disebut sebagai pemodelan, dan menggunakan alat bantu pemodelan

yaitu UML dengan tahapan:

a. Desain Proses

Desain proses terdiri dari pembuatan use case diagram, activity

diagram, sequence diagram, dan class diagram. Pembuatan use

case diagram dilaksanakan untuk menggambarkan tingkah laku

dari sistem yang akan dibuat. Activity diagram menunjukkan

urutan kegiatan yang terjadi di dalam sistem. Sequence diagram

akan menggambarkan interaksi di antara objek-objek. Class

diagram menggambarkan struktur kelas dari suatu sistem dan

hubungan antar tiap kelas.

b. Desain Database

Dalam desain database Mapping database dibuat untuk

menggambarkan hubungan antar tabel yang terdapat pada

database akan di jelaskan spesifikasi database, peneliti akan

menggambarkan spesifikasi dari database yang dibuat.

Page 114: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

95

c. Desain Interface

Dalam tahapan ini, akan dibuat desain antarmuka yang

sesederhana dan seefisien mungkin sehingga memudahkan

pengguna untuk berinteraksi dengan sistem.

3.4.3. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap ini merupakan tahap pembangunan sistem

berdasarkan dari hasil analisis dan perancangan yang telah

dilakukan. Dari hasil perancangan yang telah dibuat akan

direalisasikan menjadi sebuah aplikasi yang nantinya akan bisa

digunakan. Adapun proses yang harus dilakukan pada tahap ini

adalah:

a. Pemrograman (coding)

Dalam tahapan koding ini peneliti akan melakukan proses

menuliskan kode-kode dengan menggunakan bahasa

pemrograman tertentu. Sehingga aplikasi yang sudah dirancang

dapat diaplikasikan dan dapat dijalankan. Pada penelitian ini

coding menggunakan bahasa pemrograman PHP karena sistem

yang dibangun berbasis website dengan DBMS menggunakan

MySQL.

b. Pengujian (testing).

Dalam tahapan ini peneliti akan menguji aplikasi yang telah

dibuat dengan menggunakan metode pengujian Verification

Validation. Apabila sistem sudah menghasilkan output yang

Page 115: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

96

sesuai dengan tujuan yang telah dibuat, berarti sistem telah lolos

pengujian tersebut.

3.5. Pelaporan

Tahapan pelaporan merupakan tahapan akhir dari serangkaian

tahapan besar yang sebelumnya telah dilakukan. Dimana, pada tahapan ini

hasil akhirnya adalah laporan hasil dari penelitian yang dilakukan, yang

disebut dengan laporan skripsi. Kaidah penulisan sitasi sumber-sumber

referensi dalam laporan mengikuti APA (American Psychological

Association) style edisi revisi ke-6.

Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian

Page 116: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

97

Page 117: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Page 118: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

97

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Profil Organisasi

Dinas Lingkungan Hidup merupakan unsur pelaksana

penyelenggara urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup, yang

terbentuk sejak tahun 2017 dengan Peraturan Gubernur Nomor 284

Tahun 2016. Dinas Lingkungan Hidup merupakan hasil peleburan

antara Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah dengan Dinas

Kebersihan. Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan

Lingkungan Hidup. Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas

melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta

pengelolaan kebersihan. Dinas Lingkungan Hidup melakukan

pelayanan dalam hal: Penerbitan izin lingkungan dan SPPL,

Rekomendasi AMDAL dan UKL/UPL, Pembinaan Bengkel

Pelaksana Uji Emisi, dan retribusi sampah.

Gambar 4. 1 Logo Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta

Page 119: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

98

4.1.2. Visi dan Misi

A. Visi

Jakarta Baru, Kota Modern Yang Bersih Dengan Masyarakat

Berbudaya Bersih Dan Pelayanan Publik Yang Prima.

B. Misi

1. Menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi yang

efektif dan efisien serta ramah lingkungan dengan melibatkan

peran serta masyarakat dan swasta.

2. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang memiliki

kesadaran dalam memelihara kebersihan kota.

3. Meningkatkan manajemen pelayanan kebersihan dengan

menerapkan prinsip-prinsip GOOD GOVERNANCE.

Page 120: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

99

4.1.3. Struktur Organisasi

Berikut merupakan struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta

Page 121: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

100

4.2. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)

4.2.1. Analisis Sistem Berjalan

Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak terkait,

maka dapat digambarkan sistem yang berjalan dalam rekomendasi

pemilihan kandidat promosi jabatan struktural di Dinas Lingkungan

Hidup DKI Jakarta.

Gambar 4. 3 Sistem Berjalan

Berdasarkan sistem berjalan tersebut maka dapat dijelaskan

uraian sebagai berikut:

1. Sekertaris memeriksa dan meneliti data pegawai yang diusulkan

dalam jabatan struktural yang sudah di mapping oleh Kasubag.

Draf Usulan

1. Memeriksa, meneliti data

pegawai yang diusulkan

Sekretaris

2.Mengkonsep dan

mengolah pegawai yang

diusulkan

Kepala Subbagian Kepegawaian

Jabatan Pelaksana Umum

3. M

emb

uat su

rat usu

lan

pro

mosi p

egaw

ai

4.

Men

eru

skan

su

rat

usu

lan p

rom

osi

peg

awai

Kepala Dinas

5. M

enan

datan

gan

i

surat u

sulan

pro

mo

si

peg

awai

6. Mengirim surat usulan

promosi ke BKD

Baperjakat

7. Mengikuti Baperjakat

8. Mengarsipkan promosi

usulan

BKD

Page 122: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

101

2. Draf usulan diserahkan kepada Kasubag untuk mengonsep dan

mengolah pegawai yang akan diusulkan dalam jabatan

struktural.

3. Lalu, Jabatan Pelaksana Umum menerima draf usulan dan

mengkeluarkan surat data pegawai yang memenuhi kriteria.

4. Draf usulan diserahkan kembali kepada Kepala Subbagian

Kepegawaian untuk meneruskan surat usulan promosi pegawai

untuk kelengkapan paraf Kasubag Kepegawaian.

5. Lalu, diserahkan kepada Kepala Dinas untuk menandatangani

surat usulan promosi pegawai.

6. Setelah itu, mengirim surat usulan promosi ke BKD

7. Lalu, Kepala Dinas mengikuti Baperjakat

8. Setelah dari sidang baperjakat Kasubag mengarsipkan promosi

usulan pegawai yang telah disetujui.

4.2.2. Kelemahan Sistem Berjalan

1. Pelaksanaan promosi jabatan struktural Dinas Lingkungan

Hidup masih sangat rentan akan intervensi, dikarenakan tidak

menerapkan sistem merit.

2. Proses dapat menjadi lebih lama saat meminta rekomendasi,

apabila yang bersangkutan tidak ada dikantor.

3. Perlu penentuan prioritas promosi pegawai struktural dari

banyaknya pegawai yang akan di promosikan.

Page 123: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

102

4.2.3. Analisis Sistem Usulan

Aplikasi

Kepala Dinas

Database Kepala Subbagian KepegawaianSekretaris

Jabatan Pelaksana Umum

1. Input data pegawai yang

diusulkan

2. Melihat daftar rekomendasi dan input DUK Pegawai

3. Optimizing, Validasi

4. Melihat Laporan rekomendasi promosi

jabatan struktural, Validasi

Gambar 4. 4 Sistem Usulan

Berdasarkan sistem berjalan tersebut maka dapat dijelaskan

uraian sebagai berikut:

1. Kasubag, input dan mengolah data pegawai yang akan

diusulkan.

2. Jabatan Pelaksana Umum, melihat daftar pegawai yang

diusulkan dan menginput DUK pegawai.

3. Sekretaris, Mengoptimasi data pegawai dan melihat data-data

rekomendasi promosi jabatan struktural yang telah di validasi

oleh sistem.

Page 124: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

103

4. Kepala Dinas, melihat laporan rekomendasi promosi jabatan

struktural, dan menentukan pegawai yang akan di promosikan

jabatannya.

4.3. Analisis Kriteria SPK

Kriteria yang digunakan di dalam rekomendasi pemilihan kandidat

promosi jabatan struktural berasal dari beberapa referensi jurnal dan juga

mempertimbangkan peraturan-peraturan yang ada pada Peraturan Gubernur

Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 131 Tahun 2008 Tentang

Perubahan Atas Keputusan Gubernur Nomor 82 Tahun 2003 Tentang

Persyaratan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural

Di Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota

Jakarta. Berikut ini adalah 8 Kriteria terpilih yang digunakan di dalam

merekomendasikan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.

1. Kepangkatan

Kepangkatan merupakan salah satu faktor penting dalam

merekomendasikan suatu kandidat promosi jabatan struktural, Hal ini

berdasarkan pada Peraturan Gubenur Tentang Perubahan Atas

Keputusan Gubenur Nomor 82 Tahun 2003 Tentang Persyaratan

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Pasal

8 yang menyebutkan bahwa serendah-rendahnya menduduki pangkat 1

tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan.

Himpunan fuzzynya adalah tingkat kepangkatan yang dimiliki PNS.

Page 125: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

104

Contoh: Kepangkatan yang akan menjadi kandidat promosi jabatan

struktural = {Eselon I, Eselon II, Eselon III, Eselon IV}.

2. Masa Kerja

Dalam penelitian Mya Rizka Fitriyani (2017) salah satu faktor dalam

merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah Masa

Kerja. Untuk menghindari apabila ada dua orang atau lebih pegawai

Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan

struktural semuanya memiliki pangkat yang sama. Dalam hal ini, untuk

menentukan salah seorang diantara dua orang atau lebih calon tersebut

digunakan faktor senioritas dalam kepangkatan, yaitu PNS yang

mempuyai masa kerja yang paling lama dalam pangkat tersebut

diprioritaskan.

Himpunan fuzzynya adalah melihat berapa lama masa kerja pegawai

pada eselon terakhir.

Contoh: Masa Kerja waktu paling lama dalam kepangkatan = { > 4

Tahun, < 4 Tahun, 4 Tahun }

3. Pendidikan

Dalam penelitian Mya Rizka Fitriyani (2017) salah satu kriteria dalam

merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah

Pendidikan. Dalam hal ini tingkat pendidikan pada dasarnya akan

mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatannya secara profesional,

khususnya dalam upaya penerapan kerangka teori, analisis, maupun

pelaksanaan tugas dalam jabatannya.

Page 126: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

105

Hal ini juga diperjelas dalam Keputusan Gubenur Provinsi Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Bagian Kelima Tata

Cara Penilaian Pasal 10 yang menyebutkan bahwa salah satu unsur-

unsur persyaratan yaitu Pendidikan.

Himpunan fuzzynya adalah Semakin rendah pendidikan pegawai maka

untuk proses promosi jabatan struktural juga sulit.

Contoh: pendidikan terakhir yang dimiliki PNS = {SMA,

SMK/kejuruan, Akademi/Bekeleroat, Sarjana (S1), Pasca sarjana (S2),

Doktor (S3)}

4. Pengalaman Kerja Dalam Jabatan

Pengalaman Kerja menjadi salah satu kriteria dalam merekomendasikan

kandidat promosi jabatan struktural adalah pengalaman kerja. Hal ini

berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota

Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Bagian Kelima Tata Cara Penilaian Pasal

10 yang menyebutkan bahwa salah satu unsur-unsur persyaratan yaitu

Pengalaman Jabatan. Dengan hal ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan apabila terdapat beberapa calon pejabat struktural, maka

pegawai yang memiliki pengalaman lebih banyak dan memiliki korelasi

jabatan dengan jabatan yang akan diisi, lebih layak untuk dapat

dipertimbangkan.

Himpuan fuzzynya adalah Semakin sedikit pengalaman kerja dalam

jabatan maka untuk proses promosi jabatan struktural akan sulit.

Page 127: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

106

Contoh: Riyawat pengalaman kerja dalam jabatan = {Belum pernah,

Pernah 1 tingkat, Pernah setingkat, Menduduki 2 tingkat, Menduduki 1

tingkat }

5. Diklat

Diklat merupakan pendidikan yang harus diikuti oleh PNS yang telah

atau akan diangkat dalam jabatan struktural. Hal ini berdasarkan pada

Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor

82 Tahun 2003 Pasal 12 yang menyebutkan bahwa PNS yang diangkat

dalam jabatan struktural belum mengikuti dan lulus pendidikan dan

pelatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan struktural wajib

mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan selambat-

lambatnya 12 bulan sejak yang bersangkutan dilantik.

Himpunan fuzzynya adalah diklat apa yang pernah di ikuti pegawai

bersangkutan, jika dia memiliki keahlian yang berguna untuk proses

kerja maka menjadi pertimbangan terhadap proses kenaikan pangkat

dan jabatan.

Contoh: diklat yang pernah di ikuti PNS = {Belum pernah mengikuti,

Diklatpim Tk. IV, Diklatpim Tk. III, Diklatpim Tk. II, Diklatpim Tk. I,

Tamat mengikuti Lemhanas}

Page 128: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

107

6. Umur

Dalam penelitian Odi Anggreawan Widodo (2017) salah satu kriteria

dalam merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah

usia. Dalam hal ini menentukan prioritas dari aspek usia harus

mempertimbangkan faktor pengembangan dan kesempatan yang lebih

luas bagi PNS dalam melaksanakan suatu jabatan struktural. Dengan

demikian yang bersangkutan memiliki cukup waktu untuk menyusun

dan melaksanakan rencana kerja, serta mengevaluasi hasil kerjanya

sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Gubenur Provinsi Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Pasal 5.

Himpunan fuzzynya adalah Jarak angka usia PNS yang bersangkutan.

Contoh: Jarak usia PNS = {25 tahun – 35 tahun}

7. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

Penilaian prestasi kerja/Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)

pada dasarnya adalah penilaian dari atasan langsungnya terhadap

pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, dan

digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk dapat diangkat

ke dalam jabatan yang lebih tinggi. Hal ini berdasarkan pada Keputusan

Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun

2003 Pasal 5 yang menyebutkan bahwa pengangkatan PNS dalam

jabatan struktural di lingkungan pemerintahan provinsi daerah khusus

Ibu Kota Jakarta dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan sistem

prestasi kerja dan karier. Dengan hal ini dalam DP-3 membuat unsur-

Page 129: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

108

unsur yang dinilai yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab,

ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.

Himpunan fuzzynya adalah dinilai sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir.

Contoh:

- Nilai jangka waktu = {Sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat

kurang}

8. Penghargaan Pegawai Teladan

Penghargaan pegawai teladan merupakan salah satu kriteria alam

merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural. Hal ini

berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota

Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Bagian Kelima Tata Cara Penilaian Pasal

10 yang menyebutkan bahwa salah satu unsur-unsur persyaratan yaitu

penghargaan pegawai teladan.

Himpunan fuzzynya adalah tingkat penghargaan pegawai teladan,

dimana semakin tinggi tingkatnya maka prioritas untuk proses promosi

jabatan akan lebih unggul.

Contoh: tingkat penghargaan pegawai teladan = {Belum pernah

mendapatkan penghargaan, Pegawai teladan tingkat daerah, Pegawai

teladan tingkat nasional}

Page 130: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

109

4.4. Workshop Design

4.4.1. Alur Tahapan Pengambilan Keputusan

Gambar 4. 5 Alur Tahapan Pengambilan Keputusan

Pada tahapan pertama dalam proses rekomendasi kandidat

pegawai adalah penentuan pegawai yang ingin dipilih, dalam tahap

Page 131: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

110

ini tentunya sudah ada pegawai yang terinput, karena data pegawai

merupakan objek dari proses pengambilan keputusan tersebut.

Dalam penentuan pegawai yang ingin dipilih, Kepala Subbagian

Kepegawaian harus memasukan pegawai yang ingin dipilih terlebih

dahulu, menentukan pegawai berdasarkan dari syarat pengangkatan

PNS jabatan struktural.

Setelah itu akan dilakukan proses Skenario Penilaian yang

bertujuan untuk mendapatkan nilai bobot penilaian dari setiap data

pegawai yang ada berdasarkan kriteria dan ketentuan-ketentuan

yang ada. Tahap ini akan dijelaskan lebih detail dalam pembahasan

Skenario Penilaian.

Tahap selanjutnya adalah mengecek seluruh data pegawai

yang dipilih untuk mengetahui apakah ada data pegawai yang

kondisi tidak berstatus eselon. Jika ada data pegawai yang

kondisinya tidak berstatus eselon maka data tersebut akan

dieliminasi, karena jika pegawai tersebut tidak berstatus PNS maka

hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan yang ada pada Keputusan

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 82 Tahun

2003 Tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural.

Setelah itu, semua data pegawai yang tersisa akan dihitung

untuk mencari total penilaiannya berdasarkan kriteria dan

ketentuan-ketentuan yang ada. Dan setelah didapatkan total

Page 132: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

111

penilaian setiap data pegawai yang ada tahap yang terakhir adalah

menampilkan data pegawai dengan nilai yang tertinggi dengan

menggunakan metode full factorial.

4.4.2. Fungsi Keanggotaan (Membership Functions)

Fungsi Keanggotaan (Membership Functions) ditentukan

berdasarkan penilaian kriteria-kriteria terkait dalam proses

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural yang

diberikan oleh para ahli di bidangnya (Expert Judgments). Hasil dari

fungsi keanggotan akan dilakukan perhitungan dengan pembobotan

nilai dari skenario penilaian berdasarkan masing-masing kriteria dan

mempengaruhi dalam hasil pengambilan keputusan. Hasil fungsi

keanggotaan dari expert judgments untuk kriteria-kriteria terkait

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural yaitu,

sebagai berikut:

Diketahui:

Skala: Penting = 60-100, Cukup Penting = 20-80, Tidak

Penting = 0-40

Crisp Value Input = nilai kepentingan kriteria yang diberikan

oleh expert judgments

Crisp Value Output = nilai kepentingan kriteria yang telah

melalui proses fuzzifikasi/defuzzifikasi.

Page 133: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

112

Gambar 4. 6 Membership Function Kriteria

1. Kriteria: Kepangkatan

CV Input Kepangkatan = 100 1P

CV Ouput Kepangkatan = (1 x 100) = 100

2. Kriteria: Masa Kerja

CV Input Masa Kerja = 90 1P

CV Output Masa Kerja = (1 x 90) = 90

3. Kriteria: Pendidikan

CV Input Pendidikan = 80 1P

CV Output Pendidikan = (1 x 80) = 80

4. Kriteria: Pengalaman Kerja

CV Input Pengalaman Kerja = 70 0.3CP dan 0.7P

CV Output Pengalaman Kerja = (0.3 x 60) + (0.7 x 80) = 74

5. Kriteria: Diklat

CV Input Diklat = 60 0.7CP dan 0.3CP

CV Output Diklat = (0.7 x 80) + (0.3 x 60) = 74

Page 134: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

113

6. Kriteria: Umur

CV Input Umur = 50 1CP

CV Output Umur = (0.7 x 20) + (0.3 x 40) = 26

7. Kriteria: DP3

CV Input DP3 = 30 0.3CP dan 0.7TP

CV Output DP3 = (0.3 x 40) + (0.7 x 20) = 26

8. Kriteria: Penghargaan

CV Input Penghargaan = 30 0.3CP dan 0.7TP

CV Output Penghargaan = (0.3 x 40) + (0.7 x 20) = 26

Hasil Membership Functions:

Crisp Value Output kriteria Kepangkatan = 100

Crisp Value Output kriteria Masa Kerja = 90

Crisp Value Output kriteria Pendidikan = 80

Crisp Value Output kriteria Pengalaman Kerja = 74

Crisp Value Output kriteria Diklat = 74

Crisp Value Output kriteria Umur = 50

Crisp Value Output kriteria DP3 = 26

Crisp Value Output kriteria Penghargaan = 26

Dari hasil diatas total Crisp Value Output dari semua kriteria

= 520, sehingga bisa didapat nilai Bobot Crisp Value Output setiap

kriteria yaitu:

Page 135: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

114

𝑥𝑛 =𝑐𝑛

∑ 𝑐𝑛𝑛𝑖=1

… … … … (4.1)

Keterangan:

𝑥𝑛 = Nilai Bobot Crisp Output setiap kriteria

𝑐𝑛 = Nilai Crisp Output setiap kriteria

∑ 𝑐𝑛𝑛𝑖=1 = Jumlah total keseluruhan Nilai Crisp Output

1. 𝑥1 =100

520 = 0,192

2. 𝑥2 =90

520 = 0,173

3. 𝑥3 =80

520 = 0,153

4. 𝑥4 =74

520 = 0,142

5. 𝑥5 =74

520 = 0,142

6. 𝑥6 =50

520 = 0,097

7. 𝑥7 =26

520 = 0,05

8. 𝑥8 =26

520 = 0,05

Dengan:

𝑥1 = Kepangkatan

𝑥2 = Masa Kerja

𝑥3 = Pendidikan

𝑥4 = Pengalaman Kerja

𝑥5 = Diklat

Page 136: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

115

𝑥6 = Umur

𝑥7 = DP3

𝑥8 = Penghargaan

4.4.3. Sekenario Penilaian

a. Kriteria Kepangkatan

Kriteria kepangkatan merupakan kriteria paling penting yang

mempengaruhi proses rekomendasi promosi jabatan struktural,

untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural sesorang Pegawai

Negeri Sipil harus memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan.

Hal ini dijelaskan berdasarkan pada Peraturan Gubenur Tentang

Perubahan Atas Keputusan Gubenur Nomor 82 Tahun 2003 Tentang

Persyaratan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan

Struktural Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu

Kota Jakarta Pasal 8 yang menyebutkan bahwa serendah-rendahnya

menduduki pangkat 1 tingkat di bawah jenjang pangkat yang

ditentukan. Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural dari yang

tertinggi sampai dengan yang terendah, adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13

Tahun 2002

Page 137: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

116

Kemungkinan Kepangkatan yang digunakan dalam proses

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural

disesuaikan dengan kepangkatan dan jabatan struktural yang

lowong. Dimana jabatan struktural setiap kepangkatan menentukan

kuota jabatan struktural dalam proses rekomendasi pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural. Dengan demikian proses

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural akan

menyesuaikan bedasarkan jabatan struktural mana saja yang

menjadi prioritas utama dalam proses rekomendasi pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural.

b. Kriteria Masa Kerja

Dalam penelitian Mya Rizka Fitriyani (2017) salah satu faktor dalam

merekomendasikan kandidat promosi jabatan struktural adalah

Masa Kerja. Untuk menghindari apabila ada dua orang atau lebih

pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat untuk diangkat

dalam jabatan struktural semuanya memiliki pangkat yang sama.

Dalam hal ini, untuk menentukan salah seorang diantara dua orang

atau lebih calon tersebut digunakan faktor senioritas dalam

kepangkatan, yaitu PNS yang mempunyai masa kerja yang paling

lama dalam pangkat tersebut diprioritaskan. Hal ini dijelaskan

berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000

Page 138: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

117

Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan

Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 yang menyebutkan bahwa

pejabat pembina kepegawaian daerah perlu memperhatikan faktor

senioritas dalam kepangkatan, sebagaimana yang dimaksud Syarat

pengangkatan, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai masa

kerja yang paling lama dalam kepangkatan tersebut diprioritaskan.

Sehingga Penilaian setiap data yang ada berdasarkan parameter

umur menggunakan rumus:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥 (4.2)

dengan:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = Bobot Penilaian

𝑉𝑐 = Nilai yang ditentukan dari setiap data

𝑉𝑚𝑎𝑥 = Nilai terbesar dari data yang ada

Contoh: Data PNS diklasifikasikan berdasarkan masa kerja dan

tingkat kepentingannya, dimana bobot penilaian yang digunakan

adalah dalam rentang nilai 0-1, dengan syarat:

Jika Masa Kerja yang ada pada data PNS adalah > 4 tahun

maka nilai data PNS tersebut = 1

Jika Masa Kerja yang ada pada data PNS adalah 4 tahun

maka nilai data PNS = 0,5

Jika Masa Kerja yang ada pada data PNS adalah < 4 tahun

maka nilai data PNS tersebut = 0

Page 139: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

118

Dengan ketentuan:

Jika nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan

prioritas utama yang akan dijadikan kandidat pemilihan

promosi jabatan struktural berdasarkan kriteria Masa Kerja.

Jika nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai PNS tersebut

dibandingkan dengan nilai PNS lainnya dan yang

mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan

prioritas utama yang akan dijadikan kandidat pemilihan

promosi jabatan struktural berdasarkan kriteria Masa Kerja.

Tabel 4. 2 Data Parameter Masa Kerja

No. Nama PNS Masa Kerja Nilai Bobot Penilaian

[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu 4 Tahun 0.5

2 Fatur < 4 Tahun 0

3 Rama > 4 Tahun 1

4 Aldy 4 Tahun 0.5

5 Metha > 4 Tahun 1

Dari data table 4.2 dapat ditentukan bobot Penilaian setiap kandidat

bedasarkan parameter Masa Kerja, didapatkan nilai ValueMax Masa

Kerja yang bernilai 1, Sehingga setiap data bisa dihitung sebagai

berikut:

1) Ibnu

Dik: 𝑉𝑐 = 0.5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Page 140: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

119

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,5

1 = 0,5 maka Bobot

Penilaian PNS berdasarkan parameter masa kerja adalah 0,5.

2) Fatur

Dik: 𝑉𝑐 = 0 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0

1 = 0 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter masa kerja adalah 0.

3) Rama

Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

1

1 = 1 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter masa kerja adalah 1.

(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada).

Sehinga bisa diambil kesimpulan, PNS Metha dijadikan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural berdasarkan parameter Masa Kerja dengan mempunyai

nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Ibnu dan Fatur mempunyai nilai

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 Ibnu dan Fatur dibandingkan sehingga

didapat nilai Ibnu = 0.5 dan nilai PNS Fatur = 0. Dengan demikian,

Page 141: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

120

PNS Ibnu didahulukan sebagai prioritas dalam proses rekomendasi

kandidat promosi jabatam struktural berdasarkan parameter Masa

Kerja daripada PNS Fatur karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Ibnu lebih

mendekati 1.

c. Pendidikan

Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah,

Masa Kerja dibedakan beberapa tingkat. Menurut Keputusan

Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003

tentang Karier Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural pasal

2, 3, dan 4. PNS dibedakan jadi beberapa tingkat yaitu:

a) SMA

b) SMK/Kejuruan

c) Akademi/Bakeleroat

d) S1

e) S2

f) S3

Dimana tingkat-tingkat PNS tersebut memiliki perbedaan dalam

bentuk akademik, pengetahuan, prestasi dan berbagai kebijakan

karier dalam jabatan struktural yang ada, serta karakteristik lainnya.

Sehingga penilaian data yang ada berdasarkan parameter Pendidikan

menggunakan Persamaan 4.2

Page 142: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

121

Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan Pendidikan dan tingkat

kepentingannya, dimana bobot penilaian yang digunakan adalah

dalam rentang nilai 0-1, dengan syarat:

Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah S3 maka nilai

data PNS tersebut = 1

Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah S2 maka nilai

data PNS tersebut = 0.8

Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah S1 maka nilai

data PNS tersebut = 0.6

Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah

Akademi/Bekeleroat maka nilai data PNS tersebut = 0.4

Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah SMK/Kejuruan

maka nilai data PNS tersebut = 0.2

Jika Pendidikan yang ada pada data PNS adalah SMA maka nilai

data PNS tersebut = 0

Dengan ketentuan:

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupukan priorotas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural.

Page 143: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

122

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut

dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang

mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas

dalam rekomendasi kandidat jabatan struktural.

Tabel 4. 3 Data Parameter Pendidikan

Dari data Tabel 4.3 dapat ditentukan Bobot Penilaian setiap PNS

berdasarkan parameter Pendidikan, didapatkan nilai 𝑉𝑚𝑎𝑥

Pendidikan S3 yang bernilai 1, sehingga setiap data bisa dihitung

sebagai berikut:

1) Ibnu

Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

1

1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS

berdasarkan parameter pendidikan adalah 1.

2) Rama

Dik: 𝑉𝑐 = 0.8 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

No. Nama PNS Pendidikan Bobot Penilaian

[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu S3 1

2 Fatur SMA 0

3 Rama S2 0.8

4 Aldy Akademi/Belekeroat 0.4

5 Metha S1 0.6

Page 144: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

123

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,8

1 = 0,8 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter pendidikan adalah 0,8.

3) Metha

Dik: 𝑉𝑐 = 0.6 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,6

1 = 0,6 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter pendidikan adalah 0,6.

(Dan Seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)

Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Ibnu dijadikan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural berdasarkan parameter Pendidikan dengan mempunyai

nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Andy dan PNS Metha mempunyai

nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Andy dan PNS Metha

dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Andy = 0,8 dan nilai

PNS Metha = 0,6. Dengan demikian, PNS Andy didahulukan

sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi

jabatan struktural berdasarkan parameter Pendidikan daripada PNS

Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Andy lebih mendekati 1.

d. Parameter Pengalaman Kerja Dalam Jabatan

Page 145: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

124

Pengalaman kerja dijadikan bahan pertimbangan dalam

pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural.

Apabila terdapat beberapa calon pejabat struktural, maka pegawai

yang memiliki pengalaman lebih banyak dan memiliki korelasi

jabatan dengan jabatan yang akan diisi, lebih layak untuk dapat

dipertimbangkan. Serta hal ini diperjelas berdasarkan Keputusan

Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003

tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural pasal 8

sebagaimana yang dimaksud dalam 5, menyebutkan salah satu

faktor yang perlu diperhatikan yaitu, pengalaman yang dimiliki.

Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan pengalaman kerja,

dimana bobot penilaian yang digunakan adalah dalam rentang nilai

0 – 1, dengan syarat:

Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah

menduduki 1 tingkat maka nilai data PNS tersebut = 1

Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah

menduduki 2 tingkat maka nilai data PNS tersebut = 0,75

Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah pernah

setingkat maka nilai data PNS tersebut = 0,5

Jika pengalaman kerja yang ada pada data PNS adalah pernah 1

tingkat maka nilai data PNS tersebut = 0,2

Jika pengalaman kerja yangka ada pada data PNS adalah belum

pernah maka nilai data PNS tersebut = 0

Page 146: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

125

Dengan ketentuan:

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural.

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut

dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang

mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas

dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural.

Tabel 4. 4 Data Parameter Pengalaman Kerja Dalam Jabatan

Dari data Tabel 4.4 dapat ditentukan Bobot Penilaian setiap PNS

berdasarkan parameter pengalaman kerja dalam jabatan, didapatkan

nilai 𝑉𝑚𝑎𝑥 adalah menduduki 1 tingkat yang bernilai 1, sehingga

setiap data bisa dihitung sebagai berikut:

1) Ibnu

Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

No. Nama PNS Pengalaman Kerja Bobot Penilaian

[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu Menduduki 1 Tingkat 1

2 Fatur Pernah 1 Tingkat 0,25

3 Rama Belum Pernah 0

4 Aldy Menduduki 2 Tingkat 0,75

5 Metha Pernah Setingkat 0,5

Page 147: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

126

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

1

1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS

berdasarkan parameter pengalaman kerja adalah 1.

2) Aldy

Dik: 𝑉𝑐 = 0,75 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,75

1 = 0,75 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter pengalaman kerja adalah 0,75.

3) Metha

Dik: 𝑉𝑐 = 0,5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,5

1 = 0,5 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter pengalaman kerja adalah 0,5.

(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)

Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Ibnu dijadikan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural berdasarkan parameter Pengalaman kerja dalam jabatan

dengan mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥= 1. Sedangkan PNS Aldy dan PNS

Metha mempunyai nilai Rv_max < 1, maka nilai Rv_max PNS Aldy

dan PNS Metha dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Aldy

= 0,75 dan nilai PNS Metha = 0,5. Dengan demikian, PNS Aldy

Page 148: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

127

didahulukan sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat

promosi jabatan struktural berdasarkan parameter Pengalaman kerja

dalam jabatan daripada PNS Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Aldy

lebih mendekati 1.

e. Diklat

Diklat merupakan pendidikan yang harus diikuti oleh Pegawai

Negeri Sipil yang telah atau akan diangkat dalam jabatan struktural.

Dalam hal demikian maka kepada Pegawai Negeri Sipil yang akan

diangkat dalam jabatan struktural untuk pertama kali atau setingkat

lebih tinggi wajib dipertimbangkan terlebih dahulu setelah

memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan. Serta hal ini

diperjelas berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 tentang Persyaratan Pengangkatan

Dalam Jabatan Struktural pasal 12 Pegawai Negeri Sipil yang

diangkat dalam jabatan struktural belum mengikuti dan lulus

pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkat

jabatan struktural wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan

pelatihan kepemimpinan selambat-lambatnya 12 bulan sejak yang

bersangkutan dilantik, diklat penjenjangan dibedakan jadi beberapa

tingkat yaitu:

a) Belum Mengikuti

b) Diklatpim Tk. IV

c) Diklatpim Tk. III

Page 149: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

128

d) Diklatpim Tk. II

e) Diklatpim Tk. I

f) Tamat Lemhanas

Sehingga penilaian data yang ada berdasarkan parameter diklat

menggunakan Persamaan 4.2.

Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan diklat yang diikuti

PNS, dimana bobot penilaian yang digunakan adalah dalam rentang

nilai antara 0-1, dengan syarat:

Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Tamat Lemhanas

maka nilai data PNS tersebut = 1

Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk. I maka

nilai data PNS tersebut = 0,8

Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk. II maka

nilai data PNS tersebut = 0.6

Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk.III

maka nilai data PNS tersebut = 0,4

Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Diklatpim Tk, IV

maka nilai data PNS tersebut = 0,2

Jika diklat yang ada pada data PNS adalah Belum Mengikuti

maka nilai data PNS tersebut = 0

Dengan ketentuan:

Page 150: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

129

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural.

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut

dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang

mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas

dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural.

Tabel 4. 5 Data Parameter Diklat

Dari data Tabel 4.5 dapat ditentukan Bobot Penilaian setiap PNS

berdasarkan parameter diklat, didapatkan nilai 𝑉𝑚𝑎𝑥 adalah Tamat

Lemhanas yang bernilai 1, sehingga setiap data bisa dihitung sebagai

berikut:

1) Fatur

Dik: 𝑉𝑐 = 0,8 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,8

1 = 0,8 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter diklat adalah 0,8.

No. Nama PNS Diklat Bobot Penilaian

[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu Diklatpim Tk. III 0,4

2 Fatur Diklatpim Tk. I 0,8

3 Rama Tamat Lemhanas 1

4 Aldy Diklatpim Tk. II 0,6

5 Metha Belum Mengikuti 0

Page 151: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

130

2) Aldy

Dik: 𝑉𝑐 = 0,6 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,6

1 = 0,6 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter diklat adalah 0,6.

3) Rama

Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

1

1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS

berdasarkan parameter diklat adalah 1.

(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada).

Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Rama dijadikan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural berdasarkan parameter Diklat dalam jabatan dengan

mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Fatur dan PNS Aldy

mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur dan PNS

Aldy dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Fatur = 0,8 dan

nilai PNS Aldy = 0,6. Dengan demikian, PNS Fatur didahulukan

sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi

jabatan struktural berdasarkan parameter Diklat dalam jabatan

Page 152: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

131

daripada PNS Aldy, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur lebih mendekati

1.

f. Parameter Umur

Dalam hal ini menentukan prioritas dari aspek umur harus

mempertimbangkan faktor pengembangan dan kesempatan yang

lebih luas bagi PNS dalam melaksanakan suatu jabatan struktural.

Menurut Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 82 Tahun 2003 tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam

Jabatan Struktural tentang Persyaratan Pengangkatan Dalam Jabatan

Struktural sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 menyebutkan

bahwa salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah usia. Dengan

demikian penilaian data yang ada berdasarkan parameter umur

menggunakan Persamaan 4.2.

Contoh: Data umur berdasarkan umur PNS, Dimana rentang umur

PNS = 25 Tahun – 35 Tahun dan bobot penilaian yang digunakan

mempunyai nilai antara 0 – 1, dengan ketentuan:

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan prioritas

utama dalam proses rekomendasi promosi jabatan struktural.

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut

dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang

mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan prioritas

dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural.

Tabel 4. 6 Data Parameter Umur

Page 153: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

132

1) Metha

Dik: 𝑉𝑐 = 30 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 35

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

30

35 = 0,86 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter umur adalah 0,86.

2) Fatur

Dik: 𝑉𝑐 = 33 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

33

35 = 0,94 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter umur adalah 0,94.

3) Aldy

Dik: 𝑉𝑐 = 35 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 35

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

35

35 = 1 maka Bobot Penilaian PNS

berdasarkan parameter diklat penjenjangan adalah 1.

No. Nama PNS Umur Bobot Penilaian

[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu 25 0,71

2 Fatur 33 0,94

3 Rama 27 0,77

4 Aldy 35 1

5 Metha 30 0,86

Page 154: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

133

(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)

Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Aldy dijadikan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural berdasarkan parameter Umur dalam jabatan dengan

mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Fatur dan PNS Metha

mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur dan PNS

Metha dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Fatur = 0,94

dan nilai PNS Metha = 0,86. Dengan demikian, PNS Fatur

didahulukan sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat

promosi jabatan struktural berdasarkan parameter Umur dalam

jabatan daripada PNS Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Fatur lebih

mendekati 1.

4) DP3

Penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pada dasarnya adalah

penilaian dari atas langsungnya terhadap pelaksanaan pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dan digunakan sebagai

salah satu dasiar pertimbangan untuk dapat diangkat ke dalam

jabatan yang lebih tinggi. Dalam DP-3 memuat unsur-unsur

yang dinilai yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,

ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Hal

ini berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Pasal 6 yang

Page 155: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

134

menyebutkan bahwa semua unsur penilaian prestasi kerja

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Suriani (2013) mengklasifikasi nilai DP-3 terhadap PNS

menjadi 5 kategori, yaitu jika DP-3 yang ada pada data PNS

adalah 76 – 80 maka termasuk kategori sangat kurang, jika DP-

3 yang ada pada data PNS adalah 81 – 85 maka termasuk

kategori kurang, jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah 86 –

90 maka termasuk kategori cukup, jika DP-3 yang ada pada data

PNS adalah 91 – 95 maka termasuk kategori baik, dan jika DP-

3 yang ada pada data PNS adalah 96 – 100 maka termasuk

kategori sangat baik. Penilaian setiap data yang ada berdasarkan

parameter DP-3 dengan menggunakan Persamaan 4.2.

Contoh: Data PNS diklasifikasikan berdasarkan DP-3 dan

tingkat kepentingannya, dimana bobot penilainan yang

digunakan adalah dalam rentang nilai antara 0 – 1, dengan

syarat:

Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah sangat baik, maka

nilai data PNS tersebut = 1

Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah baik, maka nilai

data PNS tersebut = 0,75

Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah cukup, maka nilai

data PNS tersebut = 0,5

Page 156: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

135

Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah kurang, maka nilai

data PNS tersebut = 0,25

Jika DP-3 yang ada pada data PNS adalah sangat kurang,

maka nilai data PNS tersebut = 0

Dengan syarat:

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan

prioritas utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi

jabatan struktural.

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut

dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang

mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan

prioritas dalam rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural.

Tabel 4. 7 Data Parameter DP-3

1) Rama

Dik: 𝑉𝑐 = 0,75 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

No. Nama PNS DP-3 Bobot Penilaian

[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu Sangat Baik 1

2 Fatur Cukup 0,5

3 Rama Baik 0,75

4 Aldy Kurang 0,25

5 Metha Sangat Kurang 0

Page 157: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

136

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,75

1 = 0,75 maka Bobot

Penilaian PNS berdasarkan parameter DP-3 adalah 0,75.

2) Fatur

Dik: 𝑉𝑐 = 0,5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,5

1 = 0,5 maka Bobot

Penilaian PNS berdasarkan parameter DP-3 adalah 0,5.

3) Ibnu

Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

1

1 = 1 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter DP-3 adalah 1.

(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada).

Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Ibnu dijadikan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural berdasarkan parameter DP-3 dalam jabatan dengan

mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1. Sedangkan PNS Rama dan PNS Fatur

mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Rama dan PNS

Fatur dibandingkan sehingga didapatkan nilai PNS Rama = 0,75 dan

nilai PNS Fatur = 0,5. Dengan demikian, PNS Rama didahulukan

Page 158: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

137

sebagai prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi

jabatan struktural berdasarkan parameter DP-3 dalam jabatan

daripada PNS Fatur, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Rama lebih mendekati

1.

g. Parameter Penghargaan

Penghargaan sebagai pegawai teladan haruslah seseorang pegawai

yang mempunyai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki

seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan,

dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas

jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat

melaksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan efesien. Hal

ini berdasarkan pada Keputusan Gubenur Provinsi Daerah Khusus

Ibu Kota Jakarta Nomor 82 Tahun 2003 Pasal 18 tentang Tata Cara

Penilaian menyebutkan penilaian calon yang diangkat dalam

jabatan, salah satunya yaitu Penghargaan. Sehingga penilaian data

yang ada berdasarkan parameter penghargaan sebagai pegawai

teladan menggunakan Persamaan 4.2.

Contoh: Data PNS diklasifikasi berdasarkan penghargaan sebagai

pegawai teladan, dimana bobot penilaian yang digunakan adalah

dalam rentang nilai antara 0-1 , dengan syarat:

Jika penghargaan sebagai pegawai teladan yang ada pada

data PNS adalah Tingkat Nasional, maka nilai data PNS

tersebut = 1

Page 159: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

138

Jika penghargaan sebagai pegawai teladan yang ada pada

data PNS adalah Tingkat Daerah, maka nilai data PNS

tersebut = 0,5

Jika penghargaan sebagai pegawai teladan yang ada pada

data PNS adalah Belum Pernah, maka nilai data PNS

tersebut = 0

Dengan ketentuan:

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1, maka PNS tersebut merupakan

prioritas utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi

jabatan struktural

Jika Nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1, maka bobot penilaian PNS tersebut

dibandingkan dengan bobot penilaian PNS lainnya, dan yang

mendekati nilai 1 maka PNS tersebut yang dijadikan

prioritas dalam proses rekomendasi kandidat promosi

jabatan struktural.

Tabel 4. 8 Data Parameter Penghargaan Sebagai Pegawai Teladan

1) Ibnu

Dik: 𝑉𝑐 = 0,5 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

No. Nama PNS Penghargaan Bobot Penilaian

[𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu Tingkat Daerah 0,5

2 Fatur Belum Pernah 0

3 Rama Tingkat Daerah 0,5

4 Aldy Tingkat Nasional 1

5 Metha Belum Pernah 0

Page 160: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

139

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0,5

1 = 0,5 maka Bobot Penilaian

PNS berdasarkan parameter Penghargaan adalah 0,5.

2) Aldy

Dik: 𝑉𝑐 = 1 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

1

1 = 1 maka Bobot Penilaian PNS

berdasarkan parameter DP-3 adalah 1.

3) Metha

Dik: 𝑉𝑐 = 0 Dit: 𝑣𝑚𝑎𝑥 … ?

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 1

Jawab:

𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =Vc

𝑉𝑀𝑎𝑥 , 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =

0

1 = 0 maka Bobot Penilaian PNS

berdasarkan parameter DP-3 adalah 0.

(Dan seterusnya ditentukan sesuai data yang ada)

Sehingga bisa diambil kesimpulan, PNS Aldy dijadikan prioritas

utama dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural berdasarkan parameter Penghargaan sebagai pegawai

teladan dalam jabatan dengan mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 = 1.

Sedangkan PNS Ibnu dan PNS Metha mempunyai nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 < 1,

maka nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Ibnu dan PNS Metha dibandingkan sehingga

Page 161: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

140

didapatkan nilai PNS Ibnu = 0,5 dan nilai PNS Metha = 0. Dengan

demikian, PNS Ibnu didahulukan sebagai prioritas dalam proses

rekomendasi kandidat promosi jabatan struktural berdasarkan

parameter penghargaan sebagai pegawai teladan dalam jabatan

daripada PNS Metha, karena nilai 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 PNS Ibnu lebih mendekati

1.

Page 162: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

141

Rumus Perhitungan Optimasi Promosi Jabatan Struktural Berdasarkan Parameter – Parameter yang ada yaitu:

𝒇(𝒙)

Contoh: Data PNS berdasarkan parameter – parameter yang ada dengan ketentuan – ketentuannya.

Tabel 4. 9 Data Semua Parameter

No. Nama

PNS Masa Kerja Pendidikan

Pengalaman

Kerja Diklat Penjenjangan Umur

DP-3

Pengharga

an

𝑓(𝑥)

Total

Penilaian

1 Ibnu 4 Tahun S3 1 Tingkat Diklatpim Tk, III 25 Sangat

Baik

Tingkat

Daerah

2 Fatur < 4 Tahun SMA Pernah 1

Tingkat

Diklatpim Tk. I 33 Cukup Belum

Pernah

3 Rama > 4 Tahun S2 Belum Pernah Tamat Lemhanas 27 Baik Tingkat

Daerah

4 Aldy 4 Tahun Akademi/Belekeroat 2 Tingkat Diklatpim Tk. II 35 Kurang Tingkat

Nasional

5 Metha > 4 Tahun S1 Pernah

Setingkat

Belum Mengikuti 30 Sangat

Kurang

Belum

Pernah

Dari data-data di atas didapatkan 𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 (bobot nilai) dari setiap parameter-parameter yang ada berdasarkan ketentuan-ketentuannya,

sehingga dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 163: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

142

Tabel 4. 10 Data Nilai Penilaian Semua Parameter

No. Nama PNS Masa Kerja Pendidikan Pengalaman

Kerja

Diklat

Penjenjangan Umur

DP-3

Penghargaan 𝑓(𝑥)

Total

Penilaian

Nilai Bobot Penilaian [𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu 0,5 1 1 0,4 0,71 1 0,5

2 Fatur 0 0 0,25 0,8 0,94 0,5 0

3 Rama 1 0,8 0 1 0,77 0,75 0,5

4 Aldy 0,5 0,4 0,75 0,6 1 0,25 1

5 Metha 1 0,6 0,5 0 0,86 0 0

Setelah mendapatkan Nilai Bobot Penilaian masing-masing parameter, maka bisa mendapatkan Total Penilaian

setiap data PNS dengan Rumus yang ada yaitu:

𝒇(𝒙𝟏, 𝒙𝟐, 𝒙𝟑, 𝒙𝟒, 𝒙𝟓, 𝒙𝟔, 𝒙𝟕) = 𝒂𝒙𝟏 + 𝒃𝒙𝟐 + 𝒄𝒙𝟑 + 𝒅𝒙𝟒 + 𝒆𝒙𝟓 + 𝒖𝒙𝟔 + 𝒗𝒙𝟕 (4.3) dengan:

𝒇(𝒙) = Nilai Total Penilaian

𝒙𝟏, 𝒙𝟐, … , 𝒙𝟕 = Nilai Bobot Crisp Output setiap parameter yang didapatkan berdasarkan hasil membership functions

𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆, 𝒖, 𝒗 = Nilai Koefisien yang didapatkan dari perhitungan Relative Value (RV)

Nilai Bobot Crisp Value Output Parameter dicari menggunakan Persamaan 4.1.

Page 164: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

141

Hasil Membership Functions:

Crisp Value Output kriteria Kepangkatan = 100

Crisp Value Output kriteria Masa Kerja = 90

Crisp Value Output kriteria Pendidikan = 80

Crisp Value Output kriteria Pengalaman Kerja = 74

Crisp Value Output kriteria Diklat = 74

Crisp Value Output kriteria Umur = 50

Crisp Value Output kriteria DP3 = 26

Crisp Value Output kriteria Penghargaan = 26

Dari hasil total Crisp Value Output dari semua parameter = 520, sehingga bisa didapat nilai bobot Crisp Value

Output setiap parameter yaitu:

1. 𝑥1 =100

520 = 0,192

2. 𝑥2 =90

520 = 0,173

Page 165: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

142

3. 𝑥3 =80

520 = 0,153

4. 𝑥4 =74

520 = 0,142

5. 𝑥5 =74

520 = 0,142

6. 𝑥6 =50

520 = 0,097

7. 𝑥7 =26

520 = 0,05

8. 𝑥8 =26

520 = 0,05

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian secara keseluruh didapatkan total penilaian dari setiap data berdasarkan parameter – parameter

dan ketentuan – ketentuannya, sehingga dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 166: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

143

Tabel 4. 11 Data Hasil Nilai Semua Parameter

No. Nama PNS Masa Kerja Pendidikan Pengalaman

Kerja

Diklat

Penjenjangan Umur

DP-3

Penghargaan 𝑓(𝑥)

Total

Penilaian

Nilai Bobot Penilaian [𝑅𝑣𝑚𝑎𝑥 =𝑉𝑐

𝑉𝑚𝑎𝑥]

1 Ibnu 0,5 1 1 0,4 0,71 1 0,5 0,583

2 Fatur 0 0 0,25 0,8 0,94 0,5 0 0,265

3 Rama 1 0,8 0 1 0,77 0,75 0,5 0,574

4 Aldy 0,5 0,4 0,75 0,6 1 0,25 1 0,5

5 Metha 1 0,6 0,5 0 0,86 0 0 0.418

Page 167: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

144

Dari hasil perhitungan Tabel 4.11 didapatkan bahwa PNS Ibnu

memiliki total penilaian tertinggi dari PNS lainnya. Sehingga PNS Ibnu

diprioritaskan dalam proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural, kemudian dari data yang tersisa dilakukan proses penyajian data

menggunakan metode Full Factorial untuk mencari data yang memiliki total

penilaian terbesar. Metode ini bermaksud untuk mengecek semua

kemungkinan (satu per satu) dari alternatif keputusan yang ada. Dan

berdasarkan total penilaian yang ada maka PNS Ibnu dipilih untuk dijadikan

kandidat promosi jabatan struktural karena PNS Ibnu memiliki total

penilaian yang lebih besar daripada PNS kandidat lainnya.

4.5. Design Proses

Pada tahap sebelumnya telah didefinisikan data yang dibutuhkan,

data ini kemudian di transformasikan untuk mendapat aliran informasi yang

mungkin diperlukan untuk mengimplementasikan fungsi sistem. Peneliti

menggunakan tools UML, di mana terdiri atas use case diagram, activity

diagram, sequence diagram dan class diagram.

a. Use Case Diagram

Sebelum membuat use case, terlebih dahulu penulis melakukan

proses identifikasi jenis pengguna sistem untuk menentukan aktor apa

saja yang dapat berinteraksi langsung dengan sistem.

Page 168: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

145

Tabel 4. 12 Identifikasi Aktor

No Aktor Keterangan

1. Kasubag Pegawaian Aktor yang memiliki hak akses untuk melakukan proses

milih kandidat promosi jabatan struktural.

2. Jabatan Pelaksana

Umum

Aktor yang memiliki hak akses untuk mengelola data PNS

(menambah, mengedit, dan menghapus)

3 Sekretaris Aktor yang memiliki hak akses untuk mengecek kandidat

PNS dan menvalidasi hasil pemilihan kandidat PNS

4 Kepala Dinas Aktor yang memiliki hak akses untuk melihat laporan

3. Admin Aktor yang memiliki hak akses untuk mengelola data user

(menambah, mengedit, dan menghapus)

Setelah mengidentifikasi aktor, selanjutnya penulis

mengidentifikasi use case untuk menentukan fungsi apa saja yang ada

di dalam sebuah sistem dan aktor mana yang berhak menggunakan

fungsi-fungsi tersebut. Kemudian dari hasil proses identifikasi use case,

bisa digambarkan use case diagram untuk sistem yang bisa dilihat pada

gambar 4.6.

Tabel 4. 13 Identifikasi Use Case

No Use Case Keterangan Aktor

1. Login

Use Case ini menggambarkan proses

pengecekan hak akses untuk masuk kedalam

sistem

Kasubag

Pegawaian, Jabatan

Pelaksana Umum,

Sekretaris, Kepala

Dinas, Admin

2. Mengelola

Data PNS

Use Case ini menggambarkan proses untuk

menambahkan, mengedit ataupun menghapus

data PNS

Jabatan Pelaksana

Umum

3. Mengelola

Data User

Use Case ini menggambarkan proses untuk

menambahkan, mengedit ataupun menghapus

data user

Admin

4. Pemilihan

Kandidat PNS

Use Case ini menggambarkan proses pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural.

Kasubag

Pegawaian

Page 169: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

146

5. Expert

Judgment

Use Case ini menggambarkan hasil penilaian

oleh Expert terhadap kriteria-kriteria dalam

proses rekomendasi kandidat promosi jabatan

struktural.

-

6. Validasi

Use Case ini menggambarkan proses validasi

untuk menyatakan hasil pemilihan kandidat

PNS telah valid, sehingga data hasil pemilihan

kandidat PNS dapat masuk kedalam laporan.

Sekretaris

7. Laporan

Use Case ini menggambarkan proses melihat

laporan hasil pemilihan rekomendasi kandidat

promosi jabatan struktural.

Kepala Dinas

8. Logout Use Case ini menggambarkan proses keluar

sistem dan menghapus session

Kasubag

Pegawaian, Jabatan

Pelaksana Umum,

Sekretaris, Kepala

Dinas, Admin

Gambar 4. 7 Use Case Diagram Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi

Jabatan Struktural

Page 170: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

147

Untuk mengetahui lebih detail mengenai masing-masing use case

yang ada pada Rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural,

peneliti akan menjelaskannya dalam narasi use case sebagai berikut:

1. Narasi Use Case Login

Tabel 4. 14 Narasi Use Case Login

Nama Use Case Login

Id Use Case 01

Aktor Kasubag Pegawaian, Jabatan Pelaksana Umum, Sekretaris, Kepala Dinas,

Admin

Deksripsi Use case ini digunakan untuk dapat masuk ke dalam sistem penunjang

keputusan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.

Kondisi Awal Aktor mengakses sistem

Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin masuk ke dalam sistem

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Buka sistem 2. Menampilkan halaman login

3. Masukan username dan

password

4. Klik tombol login 5. Mengecek username dan password

6. Menampilkan halaman utama sistem

penunjang keputusan pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural.

Skenario Alternatif Jika username dan password salah maka akan menampilkan pesan

kesalahan dan menampilkan halaman login

Kesimpulan Masukan username serta password dan klik tombol login untuk masuk

kedalam system

Kondisi Akhir Sistem berhasil diakses ke menu utama sesuai level user

2. Narasi Use Case Mengolah Data PNS

Tabel 4. 15 Narasi Use Case Mengolah Data PNS

Nama Use Case Mengelola Data PNS

Page 171: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

148

Id Use Case 02

Aktor Jabatan Pelaksana Umum

Deksripsi Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola data PNS seperti

menambah, mengedit, dan menghapus data PNS

Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem

Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin mengelola (menambah,

mengedit, dan menghapus) data lahan dalam database sistem.

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Pilih menu data PNS 2. Menampilkan pilihan

kepangkatan

3. Pilih kepangkatan 4. Menampilkan data PNS

5. Klik tombol tambah data 6. Menampilkan form data PNS

7. Mengisi form data PNS

8. Klik tombol simpan 9. Menampilkan pesan data berhasil

disimpan

10. Menampilkan halaman data PNS

Skenario Alternatif

5.a. Jika klik tombol edit

5.b. Jika klik tombol hapus

6.a. Sistem menampilkan form edit data PNS

6.b. Sistem menampilkan pesan data berhasil dihapus dan kembali ke

halaman data PNS

9.a. Jika data gagal disimpan ke dalam database maka akan muncul pesan

kesalahan.

Kesimpulan Klik tombol simpan untuk menyimpan data, tombol edit untuk edit data,

dan tombol delete untuk menghapus data.

Kondisi Akhir Seluruh data lahan berhasil ditambahkan dalam database

3. Narasi Use Case Data User

Tabel 4. 16 Narasi Use Case Data User

Nama Use Case Mengelola Data User

Id Use Case 03

Aktor Admin

Deksripsi Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola data user seperti

menambah, mengedit, dan menghapus data user

Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem

Page 172: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

149

Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin mengelola (menambah,

mengedit, dan menghapus) data user dalam database sistem.

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Pilih menu user 2. Menampilkan halaman data user

3. Klik tombol tambah user 4. Menampilkan form data user

5. Mengisi form data user

6. Klik tombol simpan 7. Menampilkan pesan data berhasil

disimpan

8. Menampilkan halaman data user

Skenario Alternatif

3.a. Jika klik tombol edit

3.b. Jika klik tombol hapus

4.a. Sistem menampilkan form edit data user

4.b. Sistem menampilkan pesan data berhasil dihapus dan kembali ke

halaman data user

7.a. Jika data gagal disimpan ke dalam database maka akan muncul pesan

kesalahan.

Kesimpulan Klik tombol simpan untuk menyimpan data, tombol edit untuk edit data,

dan tombol delete untuk menghapus data.

Kondisi Akhir Seluruh data user berhasil ditambahkan dalam database

4. Narasi Use Case Pemilihan Kandidat PNS

Tabel 4. 17 Narasi Use Case Pemilihan Kandidat PNS

Nama Use Case Pemilihan kandidat PNS

Id Use Case 04

Aktor Kasubag Pegawaian

Deksripsi Use case ini digunakan untuk melakukan proses pemilihan kandidat PNS

dalam pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.

Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem

Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin melakukan proses pemilihan

kandidat PNS untuk promosi jabatan struktural.

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Pilih menu pemilihan

kandidat PNS 2. Menampilkan pilihan kepangkatan

3. Pilih kepangkatan 4. Menampilkan tabel data PNS

Page 173: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

150

5. Memilih kandidat PNS

6. Klik tombol proses 7. Menampilkan hasil proses

perhitungan

Skenario Alternatif

7.a. Sistem akan menampilkan pesan kesalahan jika jumlah PNS yang

diminta tidak sesuai dengan jumlah kandidat promosi jabatan

struktural yang ada atau tidak sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan

Kesimpulan Klik tombol proses untuk melakukan proses perhitungan SPK

Kondisi Akhir Sistem menampilkan data hasil perhitungan SPK

5. Narasi Use Case Validasi

Tabel 4. 18 Narasi Use Case Validasi

Nama Use Case Validasi

Id Use Case 05

Aktor Sekretaris

Deksripsi Use case ini digunakan untuk melakukan proses validasi hasil pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural.

Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem dan melakukan proses pemilihan kandidat

promosi jabatan struktural.

Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin menyetujui hasil proses

perhitungan SPK

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Pilih menu validasi

kandidat PNS 2. Menampilkan pilihan kepangkatan

3. Pilih kepangkatan 4. Menampilkan hasil proses

perhitungan

5. Memeriksa dan meneliti

data PNS yang diusulkan

6. Klik validasi 7. Data berhasil disimpan ke dalam

database dan masuk kedalam laporan.

Skenario Alternatif -

Kesimpulan Klik tombol validasi untuk menyetujui hasil proses perhitungan SPK

Kondisi Akhir Sistem menghasilkan laporan hasil pemilihan kandidat promosi jabatan

struktural

Page 174: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

151

6. Narasi Use Case Laporan

Tabel 4. 19 Narasi Use Case Laporan

Nama Use Case Laporan

Id Use Case 06

Aktor Kepala Dinas

Deksripsi Use case ini menggambarkan tentang cara untuk melihat laporan hasil

pemilihan kandidat promosi jabatan struktural

Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem

Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin melihat hasil laporan

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Pilih menu laporan

2. Pilih kepangkatan

3. Menampilkan laporan hasil

pemilihan kandidat promosi jabatan

struktural

4. Klik tombol PDF 5. Mengunduh laporan dalam bentuk

PDF

Skenario Alternatif -

Kesimpulan Klik tombol PDF untuk mengunduh laporan

Kondisi Akhir Sistem menghasilkan laporan akhir pemilihan kandidat promosi jabatan

struktural

7. Narasi Use Case Logout

Tabel 4. 20 Narasi Use Case Logout

Nama Use Case Logout

Id Use Case 07

Aktor Kasubag Pegawaian, Jabatan Pelaksana Umum, Sekretaris, Kepala Dinas,

Admin

Deksripsi Use case ini menggambarkan tentang cara bagaimana keluar dari sistem

Kondisi Awal Aktor sudah login ke sistem

Trigger Use case ini dilakukan ketika aktor ingin keluar dari sistem

Page 175: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

152

Skenario Normal

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Klik logout 2. Melakukan proses logout

3. Keluar dari sistem

4. Menampilkan halaman login

Skenario Alternatif -

Kesimpulan Klik logout untuk keluar sistem

Kondisi Akhir User berhasil logout dan sistem menampilkan halaman login

b. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan alur kerja (work flow) atau

aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Activity diagram

untuk perancangan sistem adalah sebagai berikut:

1. Activity Diagram Login

Gambar 4. 8 Activity Diagram Login

Page 176: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

153

2. Activity Diagram Mengolah Data PNS

Gambar 4. 9 Activity Diagram Mengolah Data PNS

Page 177: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

154

3. Activity Diagram Mengolah Data User

Gambar 4. 10 Activity Diagram Mengolah Data User

Page 178: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

155

4. Activity Diagram Pemilihan Kandidat PNS

Gambar 4. 11 Activity Diagram Pemilihan Kandidat PNS

Page 179: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

156

5. Activity Diagram Validasi

Gambar 4. 12 Activity Diagram Validasi

Page 180: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

157

6. Activity Diagram Laporan

Gambar 4. 13 Activity Diagram Laporan

Page 181: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

158

7. Activity Diagram Logout

Gambar 4. 14 Activity Diagram Logout

c. Class Diagram

Dalam pemodelan terstruktur akan dilakukan kegiatan

mendesain sebuah class diagram. Setelah mendapatkan daftar obyek

yang disusulkan, obyek-obyek ini dijadikan acuan untuk pemodelan

terstruktur class diagram. Class diagram pada menggambarkan

keadaan struktural suatu sistem.

Page 182: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

159

Gambar 4. 15 Class Diagram

Gambar 4.22 merupakan class diagram yang ada pada

sistem penunjang keputusan rekomendasi pemilihan kandidat

promosi jabatan struktural terdiri atas 7 class yaitu DataPNS, Full

Factorial, Fuzzy Logic, HasilSPK, Kepangkatan, User, User Role.

Page 183: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

160

d. Mapping Cardinallity

Mapping cardinality ini bertujuan untuk mempermudah

peneliti dalam merancang database Sistem Penunjang Keputusan

Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan Struktural.

Tabel dibuat senormal mungkin untuk memudahkan dalam

pembuatan database. Gambar 4.23 merupakan gambar mapping

cardinality pada Sistem Penunjang Keputusan Rekomendasi

Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan Struktural.

Gambar 4. 16 Mapping Cardinality

Page 184: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

161

4.6. Desain Database

a. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use

case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang

dikirimkan dan diterima antar objek. Sequence diagram untuk

perancangan sistem adalah sebagai berikut:

1. Sequence Diagram Login

Gambar 4. 17 Sequence Diagram Login

Page 185: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

162

2. Sequence Diagram Mengolah Data PNS

Gambar 4. 18 Sequence Diagram Mengolah Data PNS

Page 186: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

163

3. Sequence Diagram Mengolah Data User

Gambar 4. 19 Sequence Diagram Mengolah Data User

Page 187: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

164

4. Sequence Diagram Pemilihan Kandidat PNS

Gambar 4. 20 Sequence Diagram Pemilihan Kandidat PNS

Page 188: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

165

5. Sequence Diagram Validasi

Gambar 4. 21 Sequence Diagram Validasi

Page 189: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

166

6. Sequence Diagram Laporan

Gambar 4. 22 Sequence Diagram Laporan

7. Sequence Diagram Logout

Gambar 4. 23 Sequence Diagram Logout

Page 190: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

167

b. Spesifikasi Database

Setelah melakukan mapping cardinality pada tahap ini penulis

akan menjelaskan mengenai struktur database yang ada pada Sistem

Penunjang Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi

Jabatan Struktural.

1. Tabel User

Nama: User

Primary Key: id_user

Foreign Key: id_level

Tabel 4. 21 Spesifikasi Database Tabel User

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 id_user Integer 11 Primary key

2 Nama Varchar 250 Nama user

3 Password Varchar 250 Password user untuk login

5 Id_level Integer 11 Foreign Key

2. Tabel Pegawai

Nama: Pegawai

Primary Key: Nip

Foreign Key: Id_Pendidikan, Id_Diklat, Id_Pengalaman,

Id_Penghargaan

Page 191: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

168

Tabel 4. 22 Spesifikasi Database Tabel Pegawai

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Nip Integer 11 No Induk Pegewaian

2 Nama Varchar 250 Nama PNS

3 Eselon Varchar 250 Kepangkatan PNS

4 Umur Integer 11 Umur PNS

5 Id_Pendidikan Imteger 11 Pendidikan PNS

6 Id_Diklat Integer 11 Diklat Penjenjangan PNS

7 Masa_Kerja Varchar 250 Masa Kerja PNS

8 Id_Pengalaman Integer 11 Pengalaman kerja dalam jabatan

9 DP3 Varchar 250 Penilaian dalam pekerjaan

10 Id_Penghargaan Integer 11 Penghargaan yang dimiliki

3. Tabel User Level

Nama: M_Level

Primary Key: id_level

Foreign Key: -

Tabel 4. 23 Spesifikasi Database Tabel User Level

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 id_level Integer 11 Primary key

2 Level_User Varchar 250

Jabatan user (Kasubag Pegawaian,

Jabatan Pelaksana Umum, Sekretaris,

Kepala Dinas, Admin)

4. Tabel Data Jabatan

Nama: Kepangkatan

Primary Key: id_jabatan

Foreign Key: -

Page 192: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

169

Tabel 4. 24 Spesifikasi Database Tabel Data Jabatan

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Id_jabatan Integer 11 Primary key

2 Jabatan Varchar 250 Nama Jabatan

3 Status Integer 11 Status Approval

4 Eselon_min Varchar 250 Pangkat Eselon

5. Tabel Hasil SPK

Nama: HasilSPK

Primary Key: id_hasil

Foreign Key: id_jabatan

Tabel 4. 25 Spesifikasi Database Tabel Hasil SPK

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 id_hasil Integer 11 Primary key

2 Nip Varchar 250 No Induk Pegawaian

3 Nilai Float - Hasil perhitungan spk

4 Urutan Inreger 11 Hasil posisi spk

5 Id_jabatan Integer 11 Foreign key

6. Tabel Master Diklat

Nama: M_Diklat

Primary_Key: Id_Diklat

Foreign_Key: -

Page 193: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

170

Tabel 4. 26 Spesifikasi Database Tabel Master Diklat

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Id_Diklat Integer 11 Primary key

2 Diklat Varchar 250 Diklat Pegawai

3 Nilai_Diklat Float - Hasil perhitungan scenario penilainan

7. Tabel Master Pendidikan

Nama: M_Pendidikan

Primary Key: Id_Pendidikan

Foreign Key: -

Tabel 4. 27 Spesifikasi Database Tabel Master Pendidikan

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Id_Pendidikan Integer 11 Primary key

2 Pendidikan Varchar 250 Pendidikan Pegawai

3 Nilai_Pendidikan Float - Hasil perhitungan scenario penilaian

8. Tabel Master Pengalaman

Nama: M_Pengalaman

Primary Key: Id_Pengalaman

Foreign Key: -

Tabel 4. 28 Spesifikasi Database Tabel Master Pengalaman

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Id_Pengalaman Integer 11 Primary key

2 Pengalaman Varchar 250 Pengalaman Jabatan Pegawai

3 Nilai_Pengalaman Float - Hasil perhitungan scenario penilaian

Page 194: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

171

9. Tabel Master Penghargaan

Nama: M_Penghargaan

Primary Key: Id_Penghargaan

Foreign Key: -

Tabel 4. 29 Spesifikasi Database Tabel Master Penghargaan

No Nama Tabel Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Id_Penghargaan Integer 11 Primary key

2 Penghargaan Varchar 250 Pengalaman Jabatan Pegawai

3 Nilai_Penghargaan Float - Hasil perhitungan scenario penilaian

4.7. Desain Interface

Dalam bagian ini, akan dijabarkan desain interface dari sistem

penunjang keputusan rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan

struktural yang akan dilihat oleh user yang terlibat langsung dengan sistem.

1. Kasubag Pegawaian

Kasubag Pegawaian seorang aktor yang memiliki hak akses untuk

melakukan pemilihan kandidat promosi jabatan struktural. Berikut

merupakan desain antar muka sistem untuk aktor Kasubag Pegawaian:

Page 195: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

172

Gambar 4. 24 Design Interface Halaman Login Untuk Semua Aktor

Gambar 4. 25 Design Interface Halaman Pemilihan Kandidat Untuk Kasubag

Pegawaian

2. Jabatan Pelaksana Umum

Jabatan Pelaksana Umum merupakan seorang aktor yang memiliki hak

akses untuk mengelola data DUK pegawai seperti tambah, edit, dan

hapus data DUK pegawai. Berikut merupakan desain antar muka sistem

untuk aktor Jabatan Pelaksana Umum.

Page 196: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

173

Gambar 4. 26 Design Interface Halaman Data DUK Pegawai untuk aktor Jabatan

Pelaksana Umum

Gambar 4. 27 Design Interface Halaman form Data DUK Pegawai untuk aktor

Jabatan Pelaksana Umum

3. Sekretaris

Sekretaris merupakan seorang aktor yang memiliki hak akses untuk

validasi kandidat. Berikut merupakan desain antar muka sistem untuk

aktor sekretaris.

Page 197: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

174

Gambar 4. 28 Design Interface Halama Validasi untuk aktor Sekretaris

4. Kepala Dinas

Kepala Dinas merupakan seorang aktor yang memiliki hak akses untuk

melihat laporan. Berikut merupakan desain antar muka sistem untuk

aktor Kepala Dinas.

Gambar 4. 29 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Kepala Dinas

Page 198: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

175

5. Admin

Admin merupakan seorang aktor yang memiliki hak akses untuk

mengelola data user. Berikut merupakan desain antar muka sistem untuk

aktor Admin:

Gambar 4. 30 Design Interface Halaman Laporan untuk aktor Admin

4.8. Implementasi Sistem

4.8.1. Pemrograman

Tahap pemrograman adalah tahap di mana semua yang telah

digambarkan kemudian dibuat menggunakan bahasa pemrograman. Sistem

Penunjang Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat Promosi Jabatan

Struktural dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Hypertext

Preprocessor (PHP).

Lalu menggunakan XAMPP version 3.2.1 yang mempermudah

dalam menginstall modul PHP, Apache dan MySQL. XAMPP dilengkapi

dengan berbagai fasilitas lain yang memberikan kemudahan dalam

Page 199: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

176

mengembangkan situs web berbasis PHP. Sedangkan untuk database

menggunakan MySQL. Perangkat ini bermanfaat untuk mengelola data

dengan cara yang sangat fleksibel dan cepat. Beberapa aktivitas yang dapat

didukung oleh MySQL adalah menyimpan data ke dalam tabel, manghapus

data dalam tabel, mengubah data dalam tabel, mengambil data yang

tersimpan dalam tabel, memungkinkan untuk memilih data tertentu yang

diambil, memungkinkan untuk melakukan pengaturan hak akses terhadap

data.

4.8.2. Uji Coba Aplikasi

Setelah sistem sudah selesai dibangun, maka tahap berikutnya

adalah pengujian sistem menggunakan black box testing, yaitu melakukan

test-case terhadap aplikasi dengan menggunakan tabel pengujian dengan

cara memasukkan data ke dalam sistem dan melihat hasil keluarannya

(output) apakah telah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hasilnya dapat

dilihat pada tabel 4.26.

Tabel 4. 26 Hasil Uji Coba Sistem dengan Black-Box Testing

No. Rancangan Input-Output Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Login sistem Sistem akan menampilkan halaman

login sistem Sesuai

2 Login dengan username dan password

benar

Sistem akan menampilkan menu

utama/ halaman utama Sesuai

3 Login dengan username/password

salah

Sistem akan menampilkan pesan

kesalahan dan kembali ke halaman

login

Sesuai

4 Klik menu home Sistem akan menampilkan menu

utama/ halaman utama Sesuai

5 Klik menu data duk Sistem akan menampilkan halaman

mengelola data duk Sesuai

6 Klik add button pada menu data duk Sistem akan menampilkan halaman

form tambah data duk Sesuai

Page 200: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

177

No. Rancangan Input-Output Hasil yang Diharapkan Hasil

7

Klik save button pada submenu

tambah data duk dengan kondisi data

yang diinput lengkap

Sistem akan menyimpan data duk

ke database Sesuai

8

Klik save button pada submenu

tambah data duk dengan kondisi data

yang diinput tidak lengkap

Sistem akan menampilkan pesan

kesalahan dan tetap berada pada

form data duk

Sesuai

9 Klik edit button pada menu data duk Sistem akan menampilkan halaman

form edit data duk Sesuai

10

Klik save button pada submenu edit

data duk dengan kondisi data yang

diinput lengkap

Sistem akan menyimpan data duk

ke database Sesuai

11

Klik save button pada submenu edit

data duk dengan kondisi data yang

diinput tidak lengkap

Sistem akan menampilkan pesan

kesalahan dan tetap berada pada

form edit data duk

Sesuai

12 Klik delete button pada menu data duk Sistem akan menghapus data duk

yang dipilih Sesuai

13 Klik menu manajemen user Sistem akan menampilkan halaman

mengelola data user Sesuai

14 Klik add button pada menu

manajemen user

Sistem akan menampilkan halaman

form tambah data user Sesuai

15

Klik save button pada submenu

tambah data user dengan kondisi data

yang diinput lengkap

Sistem akan menyimpan data user

ke database Sesuai

16

Klik save button pada submenu

tambah data user dengan kondisi data

yang diinput tidak lengkap

Sistem akan menampilkan pesan

kesalahan dan tetap berada pada

form data user

Sesuai

17 Klik edit button pada menu

manajemen user

Sistem akan menampilkan halaman

form edit data user Sesuai

18 Klik save button pada submenu edit

data user

Sistem akan menyimpan data user

ke database Sesuai

19

Klik save button pada submenu

tambah data user dengan kondisi data

yang diinput tidak lengkap

Sistem akan menampilkan pesan

kesalahan dan tetap berada pada

form edit data user

Sesuai

20 Klik delete button pada menu

manajemen user

Sistem akan menghapus data user

yang dipilih Sesuai

21 Klik menu pemilihan kandidat PNS Sistem akan menampilkan halaman

pemilihan kandidat PNS Sesuai

22 Klik process button pada menu

pemilihan kandidat PNS

Sistem akan menampilkan hasil

proses perhitungan Sesuai

23 Klik validasi pada menu pemilihan

kandidat PNS

Sistem akan menyimpan hasil

perhitungan dan masuk ke laporan Sesuai

24 Klik menu laporan Sistem akan menampilkan halaman

laporan Sesuai

25 Klik print button pada menu laporan Sistem akan menampilkan data

laporan dan siap untuk dicetak Sesuai

26 Klik menu logout kemudian klik Ok Sistem akan menampilkan halaman

login dan mengakhiri session php Sesuai

27

Klik menu logout kemudian klik

Cancel

Sistem tetap menampilkan halaman

sebelumnya dan user tetap berada

didalam sistem

Sesuai

Page 201: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Page 202: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

178

BAB V

Penutup

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem yang dapat membantu dalam

pemilihan kandidat untuk membantu Dinas Lingkungan Hidup DKI

Jakarta terkait promosi jabatan struktural berdasarkan data DUK (Daftar

Urut Kepegawaian) dan juga berdasarkan ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkan.

2. Dalam penelitian ini terdapat 8 kriteria yang digunakan, yaitu

kepangkatan, masa kerja, pendidikan, pengalaman kerja, diklat, umur,

DP3, penghargaan. Kriteria tersebut didapatkan dari hasil observasi

langsung di tempat penelitian, wawancara dengan narasumber, dan juga

dokumentasi seperti persyaratan pengangkatan pegawai negeri sipil

dalam jabatan struktural, jurnal-jurnal terkait pemilihan jabatan

struktural.

Page 203: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

179

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang telah dikemukakan, maka

diajukan beberapa saran untuk penelitian berikutnya, yaitu:

1. Sistem penunjang keputusan ini dapat dikembangkan lagi dengan

menggunakan metode lainnya guna memberikan nilai perbandingan

hasil keputusan, misalnya menggunakan AHP, Profile Matching, dan

metode optimasi seperti Simulated Annealing, Hill Climbing

Optimization, dan yang lainnya.

2. Sistem penunjang keputusan ini nantinya dapat dikembangkan lagi

dengan menambahkan kriteria yang lebih beragam dan spesifik,

sehingga dapat memperkuat hasil pengambilan keputusan dalam

rekomendasi pemilihan kandidat promosi jabatan struktural.

3. Data-data yang dibutuhkan harus dimasukkan ke dalam sistem dengan

teliti agar tercapainya tujuan yang diinginkan dari hasil sistem

pendukung keputusan sebagai alat bantu rekomendasi pemilihan

kandidat promosi jabatan struktural di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

Page 204: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...
Page 205: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

180

DAFTAR PUSAKA

Agus Mulyanto. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta

Abdurrahmat, Fathoni. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:

Rineka Cipta.

Bambang Hariyanto, (2004), Sistem Manajemen Basis Data, Informatika,

Bandung.

Daihani, D.U, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media

Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Dennis, A., Wixom, B. H., & Tegarden, D. (2012). System Analysis & Design with

UML Version 2.0, an Object Oriented Approach (4th Edition). USA: John Wiley &

Sons, Inc.

Dodit Suprianto. 2008. Buku Pintar Pemrograman PHP. OASE Media. Bandung.

Hidayatullah. Priyanto, Kawistara. Jauhari K., Pemograman Web, Bandung:

Informatika, 2014

Eva Solita Pasaribu dan Iskandar. 2015. Sistem Pendukung Keputusan Promosi

Jabatan Karyawan Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus

Pada PT. Selular Global Net Medan. Sumatera Utara: STMIK Royal Kisaran Henry

Simamora, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gramedia, Jakarta.

E. Sutanta, Basis Data dalam Tinjauan Konseptual, Yogyakarta: Andi, 2011.

Gouzali. Saydam. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Human Resource)

Suatu Pendekatan Mikro. Jakarta: Djanbatan

Hasan, I. (2002). Pokok- Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Page 206: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

181

Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.

Jakarta: Bumi Aksara

Humdiana dan Indriyani, Evi. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Jogiyanto, H.M., 2005, Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, ANDI, Yogyakarta

Kendall, K.E., Kendall, J.E. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Edisi 5.

Diterjemahkan oleh: Thamir Abdul Hafedh. Jakarta: PT Indeks.

Kemala, A. (2012). Design of Experiments Sebagai Salah Satu Pendekatan

Peningkatan Kualitas Produk Di Industri Manufaktur. Tersedia pada:

https://anindithakemala.wordpress.com/2012/03/27/design-of-experiments-

sebagai-salah-satu-pendekatan-peningkatan-kualitas-produk-di-industri-

manufaktur/ diakses pada bulan Januari 2018

Kendall, K.E., Kendall, J.E. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Edisi 5.

Diterjemahkan oleh: Thamir Abdul Hafedh. Jakarta: PT Indeks.

Kreinovich, V., Quijas, J., Gallardo, E., Lopes, C. D. S., & Kosheleva, O. (2015).

Simple linear interpolation explains all usual choices in fuzzy techniques:

membership functions, t-norms, t-c onorms, and defuzzification. Departmental

Technical Reports (CS), 992.

Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:

Andi.

Kusumadewi, S., 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Levy, D. (2010). Introduction to numerical analysis. Centre for Scientific

Computation and Mathematical Modelling, University of Maryland.

Page 207: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

182

Laudon, Kenneth C., dan Jane P. Laudon, (2012). Management System: Managing

the Digital Firm Twelfth Edition. New Jersey: Prentice Hall

Munawar. (2005), Pemodelan Visual dengan UML, Graha Ilmu, Yogyakarta, 17-

100.

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai

Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 131 Tahun

2008 Tentang Persyaratan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan

Struktural Di LIngkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

Pressman, R.S. (2010), Software Engineering : a practitioner’s approach,

McGraw-Hill, New York, 68.

Raymond McLeod,Jr. 2001. Sistem Informasi Edisi 7 Jilid 2. Prenhallindo. Jakarta

Rizky Soetam, Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak, Jakarta: Prestasi Pustaka,

2011.

Rizky, S. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Prestasi

Pustaka Publisher.

Rosa, & Shalahuddin. (2016). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan

Berorientasi Objek. Informatika.

Ross, T. J. (2010). Fuzzy Logic with Engineering Aplications, Third Edition. USA:

John Wiley & Sons.

Sauter, V L. 2010. Decision Support Systems For Business Inteligence Second

Edition. John Wiley and Sons Inc. Publication. New Jersey.

Page 208: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

183

Sudrajat, Tedi (2014). Eksistensi Kebijakan Pengisian Jabatan Struktural Dalam

Kerangka Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Berbasis Merit.Jurnal

Kebijakan dan Manajemen PNS, Volume 8 Nomor 1 Juni.

Suhendar, A., dan Gunadi H., 2002, Visual Modelling Menggunakan UML dan

Relational Rose, Informatika, Bandung

Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

(Bandung: ALFABETA)

Tata Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta

Turban, E., Aronson, J. E., & Liang, T.-P. (2007). Decision Support Systems and

Business Intelligence. Decision Support and Business Intelligence Systems, 7/E, 1–

35. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Utama, D. N. (2017). Sistem Penunjang Keputusan: Filosofi, Teori dan

Implementasi. Yogyakarta: Garudhawaca.

Utama, D. N., Lazuardi, L. I., Qadrya, H. A., Caroline, B. M., Renanda, T., & Sari,

A. P. (2017). Worth eat: An intelligent application for restaurant recommendation

based on customer preference (Case study: Five types of restaurant in Tangerang

Selatan region, Indonesia). 2017 5th International Conference on Information and

Communication Technology, ICoIC7 2017, (May).

https://doi.org/10.1109/ICoICT.2017.8074654

Whitten, J. L., & Lonnie D. Bentley. (2007). Systems Analysis and Design Methods.

McGraw-Hill. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2

Wijayanto. 2009. Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat, dan Prospek

Pemberantsan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Zadeh, L.A. (1996). Fuzzy logic = computing with words. IEEE Transactions of

Fuzzy Systems, vol.4 no.2, pp.103-111.

Page 209: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

184

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 210: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

185

Lampiran 1: Surat Bimbingan Skripsi

Page 211: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

186

Lampiran 2: Surat Permohonan Data/Riset

Page 212: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

187

Lampiran 3: Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data

Page 213: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

188

Lampiran 4: Hasil Wawancara

Hasil Wawancara

Narasumber : Bapak Iwan

Tempat: : Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta

Divisi : Kepegawaian

Hari, tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Pukul : 10.00 - selesai

1. Bagaimana proses menentukan kandidat promosi jabatan struktural?

Jawab: Kita mapping dlu, kitakan ada DUK (Daftar urut Kepegawaian) di

lihat dari pangkat tertinggi ke bawah syarat minimal eselon 4 kan pangkat

3B, cuma kalau 3C belum banyak kita sortir 3C dlu ke atas kita lihat

pendidikannya apa dan diklat yang pernah di ikuti apa saja itu ada poinnya,

plus kebijakan dari atas langsung seperti lihat hasil kinerja dia jadi staff

bagaimana bagus apa tidak ada penilaiannya juga

2. Berapa orang untuk jadi kandidat promosi jabatan struktural?

Jawab: Minimal itu 3 orang, jadi 1 yang di usulkan 2 pendamping biasanya

3. Kriteria - kriteria penilaian apa saja untuk menentukan promosi jabatan

struktural?

Jawab: Pertama tuh pangkat, pendidikan, diklat, sama rekomendasi dari atas

langsung tapi yang keempat tidak terlalu wajib ya, karena kasusnya

fiktif/subjectif, ini saja yang ditanya di BKD itu

4. Kapan promosi jabatan struktural dilaksanakan?

Jawab: kita gak tentu ya, kita paling setahun ada evaluasi maxsimal orang

didalam posisi itu 5 tahun dia harus geser

5. Bagaimana kasubag dalam menentukan kandidat promosi jabatan

struktural?

Jawab: Berdasarkan tes kompetensi dan menanyai pns di lingkungan

kerjanya seperti apa.

Page 214: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

189

Lampiran 5: Form Penilaian Expert Judgment

Page 215: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

190

Page 216: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

191

Lampiran 6: Source Code Aplikasi

Source Code Aplikasi

Pegawai.php <?php

class Pegawai extends

CI_Controller {

function __construct(){

parent::__construct();

$this->load-

>model('Pegawai_model','mod

el');

$this->load-

>model('Master_model','mast

er');

cek_login();}

function dummy(){

$dt = array();

for($x=1;$x<=200;$x++){

$nip =

$x.strtotime(date('Y-m-d

H:i:s'));

$nama = "Pegawai ".$x;

$umur = mt_rand(20,60);

$golongan = $this->db-

>query("SELECT golongan

FROM m_pangkat ORDER BY

RAND() lIMIT 1 ")->row();

$golongan = $golongan-

>golongan;

$id_diklat = mt_rand(1,6);

$id_pendidikan =

mt_rand(1,6);

$masa_kerja =

mt_rand(1,20);

$id_pengalaman =

mt_rand(1,5);

$id_penghargaan =

mt_rand(1,3);

$dp3 = mt_rand(60,100);

$dt[] = array(

'nip' => $nip,

'nama' => $nama,

'umur' => $umur,

'golongan' => $golongan,

'id_pendidikan' =>

$id_pendidikan,

'id_diklat' => $id_diklat,

'masa_kerja' =>

$masa_kerja,

'id_pengalaman' =>

$id_pengalaman,

'dp3' => $dp3,

'id_penghargaan' =>

$id_penghargaan);}

$this->db-

>insert_batch('pegawai',

$dt);}

public function index(){

$data['title'] = "Data

Pegawai PNS";

$date = date('Y-m-d');

$data['pangkat'] = $this-

>master->pangkat();

$data['pendidikan'] =

$this->master-

>pendidikan();

$data['pengalaman'] =

$this->master-

>pengalaman();

$data['diklat'] = $this-

>master->diklat();

$data['penghargaan'] =

$this->master-

>penghargaan();

$data['template'] =

"pages/pegawai/index";

$data['js_under'] =

"pages/pegawai/js_index";

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

public function

ajax_list(){

$this->load->helper('url');

$list = $this->model-

>get_datatables();

$data = array();

$no = $_POST['start'];

foreach ($list as $person){

$no++;

$row = array();

Page 217: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

192

$row[] = $no;

$row[] = $person->nip;

$row[] = $person->nama;

$row[] = $person->umur;

$row[] = $person-

>golongan." ".$person-

>pangkat;

$row[] = $person->diklat;

$row[] =$person>masa_kerja;

$row[] = $person-

>pengalaman;

$row[] = $person->dp3;

$row[] = $person-

>penghargaan;

$row[] = '<a class="btn

btn-sm btn-primary"

href="javascript:void(0)"

title="Edit"

onclick="edit_person('."'".

$person->nip."'".')"><i

class="glyphicon glyphicon-

pencil"></i> Edit</a>';

$rowaa ='<a class="btn btn-

sm btn-danger"

href="javascript:void(0)"

title="Hapus"

onclick="delete_person('."'

".$person->nip."'".')"><i

class="glyphicon glyphicon-

trash"></i> Delete</a>';

$data[] = $row; }

$output = array(

"draw" => $_POST['draw'],

"recordsTotal" => $this-

>model->count_all(),

"recordsFiltered" => $this-

>model->count_filtered(),

"data" => $data,);

json format

echo json_encode($output);}

public function

ajax_edit($id) {

$data = $this->model-

>get_by_id($id);

echo json_encode($data);}

public function ajax_add(){

$id_status = 1;

$data['status'] = TRUE;

if($data['status'] ===

FALSE){

echo json_encode($data);

exit();}

$data = array(

'nip' => $this->input-

>post('nip'),

'nama' => $this->input-

>post('nama'),

'umur' => $this->input-

>post('umur'),

'golongan' => $this->input-

>post('golongan'),

'id_pendidikan' => $this-

>input-

>post('id_pendidikan'),

'id_diklat' => $this-

>input->post('id_diklat'),

'masa_kerja' => $this-

>input->post('masa_kerja'),

'id_pengalaman' => $this-

>input-

>post('id_pengalaman'),

'dp3' => $this->input-

>post('dp3'),

'id_penghargaan' => $this-

>input-

>post('id_penghargaan'));

$insert = $this->model-

>save($data);

echo

json_encode(array("status"

=> TRUE));}

public function

ajax_update(){

$data = array(

'nama' => $this->input-

>post('nama'),

'umur' => $this->input-

>post('umur'),

'golongan' => $this->input-

>post('golongan'),

'id_pendidikan' => $this-

>input-

>post('id_pendidikan'),

Page 218: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

193

'id_diklat' => $this-

>input->post('id_diklat'),

'masa_kerja' => $this-

>input->post('masa_kerja'),

'id_pengalaman' => $this-

>input>post('id_pengalaman'

),

'dp3' => $this->input-

>post('dp3'),

'id_penghargaan' => $this-

>input-

>post('id_penghargaan'));

$this->model-

>update(array('nip' =>

$this->input->post('nip')),

$data);

Echojson_encode(array("stat

us" => TRUE)); }

public function

ajax_delete($id) {

$person = $this->model-

>get_by_id($id);

$this->model-

>delete_by_id($id);

echojson_encode(array("stat

us" => TRUE));

}

Pemilihan.php class Pemilihan extends

CI_Controller {

function __construct(){

parent::__construct();

$this->load-

>model('Pemilihan_model','m

odel');

$this->load-

>model('Pegawai_model','peg

awai');

$this->load-

>model('Master_model','mast

er');

cek_login();

}

public function index(){

$data['title'] = "Data

Kenaikan Jabatan Pegawai";

$date = date('Y-m-d');

$data['template'] =

"pages/pemilihan/index";

$data['js_under'] =

"pages/pemilihan/js_index";

$this->load-

>view('dashboard',$data); }

function add(){

$data['title'] = 'Pemilihan

Kenaikan Jabatan Pegawai';

$data['template'] =

'pages/pemilihan/add';

$data['golongan'] = $this-

>master->pangkat();

$data['pegawai'] = $this-

>pegawai->get_all();

$data['js_under'] =

'pages/pemilihan/js_add';

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

function proses(){

$jabatan= $this->input-

>post('jabatan');

$golongan_min = $this-

>input-

>post('golongan_min');

$ins = $this->db-

>insert('data_jabatan',arra

y('jabatan' =>

$jabatan,'golongan_min' =>

$golongan_min,'status' =>

1));

if($ins){

$id_jabatan = $this->db-

>insert_id();

$nip = $this->input-

>post('nip');

$dt = [];

foreach($nip as $k => $v){

$dt[] = array(

'nip' => $v,

'id_jabatan' =>

$id_jabatan); }

$a = $this->db-

>insert_batch('hasil_dss',$

dt);

if($a){

Page 219: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

194

alert('Berhasil Masukan

Data','info');

redirect('pemilihan');

}

}

}

function dss($id){

$data['data'] = $this-

>model->get_by_id($id);

$data['pegawai'] = $this-

>model->get_pegawai($id);

$data['template'] =

'pages/pemilihan/dss1';

$this->load-

>view('dashboard',$data);

}

function prosesdss($id){

$data['data'] = $this-

>model->get_dss($id);

$data['hasilakhir'] =

$this->model->akhir($id);

$data['template'] =

'pages/pemilihan/dss2';

$this->load-

>view('dashboard',$data);

}

function validasi($id){

$data['data'] = $this-

>model->get_by_id($id);

$data['pegawai'] = $this-

>model->akhir($id);

$data['template'] =

'pages/pemilihan/validasi';

$this->load-

>view('dashboard',$data);

}

function approval(){

$aksi = $_GET['aksi'];

$id_jabatan =

$_GET['id_jabatan'];

if($aksi == 'approve'){

$dt = array(

'id_jabatan' =>

$id_jabatan,

'status' => 3

);

alert('Proses Approve

Berhasil','info');

}else{

$dt = array(

'id_jabatan' =>

$id_jabatan,

'status' => 4);

alert('Proses Reject

Berhasil ','danger');

}

$this->db-

>update('data_jabatan',$dt,

array('id_jabatan' =>

$id_jabatan));

redirect('pemilihan/validas

i/'.$id_jabatan); }

public function

ajax_list(){

$this->load->helper('url');

$list = $this->model-

>get_datatables();

$data = array();

$no = $_POST['start'];

foreach ($list as $person){

$no++;

$row = array();

$row[] = $no;

$row[] = $person->jabatan;

if($person->status == 1){

$row[] = 'Belum Selesai';

}else if($person->status ==

2){$row[] = 'Sudah

Dilakukan Perhitungan DSS';

}else if($person->status ==

3){ $row[] = 'Tervalidasi';

}else if($person->status ==

4){ $row[] = 'Ditolak'; }

$row[] = $person-

>golongan_min;

if($_SESSION['id_level'] ==

1){ $row[] = '

<a class="btn btn-sm btn-

primary"

href="'.base_url().'pemilih

an/dss/'.$person-

>id_jabatan.'"><i

Page 220: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

195

class="glyphicon glyphicon-

pencil"></i> Proses DSS</a>

=<a class="btn btn-sm btn-

danger"

href="'.base_url().'pemilih

an/edit/'.$person-

>id_jabatan.'"><i

class="glyphicon glyphicon-

pencil"></i> Edit</a>';

}else{

if($person->status == 2){

$row[] =‘

<a class="btn btn-sm btn-

primary"

href="'.base_url().'pemilih

an/validasi/'.$person-

>id_jabatan.'"> Validasi

Data</a>';

}else{

$row[] = '-';

}}

$data[] = $row;

$output = array(

"draw" => $_POST['draw'],

"recordsTotal" => $this-

>model->count_all(),

"recordsFiltered" => $this-

>model->count_filtered(),

"data" => $data,

); echo

json_encode($output);}

Validasi.php <?php

class Validasi extends

CI_Controller {

function __construct(){

parent::__construct();

$this->load-

>model('Pemilihan_model','m

odel');

$this->load-

>model('Pegawai_model','peg

awai');

$this->load-

>model('Master_model','mast

er'); cek_login();

}

public function index(){

$data['title'] = "Data

Kenaikan Jabatan Pegawai";

$date = date('Y-m-d');

$data['template'] =

"pages/pemilihan/index";

$data['js_under'] =

"pages/pemilihan/js_index";

$this->load-

>view('dashboard',$data); }

function add(){

$data['title'] = 'Pemilihan

Kenaikan Jabatan Pegawai';

$data['template'] =

'pages/pemilihan/add';

$data['golongan'] = $this-

>master->pangkat();

$data['pegawai'] = $this-

>pegawai->get_all();

$data['js_under'] =

'pages/pemilihan/js_add';

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

function proses(){

$jabatan= $this->input-

>post('jabatan');

$golongan_min = $this-

>input-

>post('golongan_min');

$ins = $this->db-

>insert('data_jabatan',arra

y('jabatan' =>

$jabatan,'golongan_min' =>

$golongan_min,'status' =>

1));

if($ins){

$id_jabatan = $this->db-

>insert_id();

$nip = $this->input-

>post('nip');

$dt = [];

foreach($nip as $k => $v){

$dt[] = array(

'nip' => $v,

'id_jabatan' => $id_jabatan

);

Page 221: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

196

}

$a = $this->db-

>insert_batch('hasil_dss',$

dt);

if($a){

alert('Berhasil Masukan

Data','info');

redirect('pemilihan'); }

}

}

function dss($id){

$data['data'] = $this-

>model->get_by_id($id);

$data['pegawai'] = $this-

>model->get_pegawai($id);

$data['template'] =

'pages/pemilihan/dss1';

$this->load-

>view('dashboard',$data); }

function prosesdss($id){

$data['data'] = $this-

>model->get_dss($id);

$data['hasilakhir'] =

$this->model->akhir($id);

$data['template'] =

'pages/pemilihan/dss2';

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

public function

ajax_list(){

$this->load->helper('url');

$list = $this->model-

>get_datatables();

$data = array();

$no = $_POST['start'];

foreach ($list as

$person){$no++;

$row = array();

$row[] = $no;

$row[] = $person->jabatan;

if($person->status == 1){

$row[] = 'Belum Selesai';

}else if($person->status ==

2){ $row[] = 'Sudah

Dilakukan Perhitungan DSS';

}else if($person->status ==

3){

$row[] = 'Tervalidasi';

}$row[] = $person-

>golongan_min;

$row[] = ‘<a class="btn

btn-sm btn-primary"

href="'.base_url().'pemilih

an/dss/'.$person-

>id_jabatan.'"><i

class="glyphicon glyphicon-

pencil"></i> Proses DSS</a>

<a class="btn btn-sm btn-

primary"

href="'.base_url().'pemilih

an/detail/'.$person-

>id_jabatan.'"><i

class="glyphicon glyphicon-

pencil"></i> Detail</a>

<a class="btn btn-sm btn-

danger"

href="'.base_url().'pemilih

an/edit/'.$person-

>id_jabatan.'"><i

class="glyphicon glyphicon-

pencil"></i> Edit</a>';

$data[] = $row; }

$output = array(

"draw" => $_POST['draw'],

"recordsTotal" => $this-

>model->count_all(),

"recordsFiltered" => $this-

>model->count_filtered(),

"data" => $data,);

json format

echo json_encode($output);

}

Laporan.php <?php

class Laporan extends

CI_Controller {

function __construct(){

parent::__construct();

$this->load-

>model('Laporan_model','mod

el');

$this->load-

>model('Pegawai_model','peg

awai');

Page 222: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

197

$this->load-

>model('Master_model','mast

er');

cek_login();

}

public function index(){

$data['title'] = "Data

Kenaikan Jabatan Pegawai";

$date = date('Y-m-d');

$data['template'] =

"pages/laporan/index";

$data['js_under'] =

"pages/laporan/js_index";

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

function add(){

$data['title'] = 'Pemilihan

Kenaikan Jabatan Pegawai';

$data['template'] =

'pages/pemilihan/add';

$data['golongan'] = $this-

>master->pangkat();

$data['pegawai'] = $this-

>pegawai->get_all();

$data['js_under'] =

'pages/pemilihan/js_add';

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

function proses(){

$jabatan= $this->input-

>post('jabatan');

$golongan_min = $this-

>input>post('golongan_min')

;

$ins = $this->db-

>insert('data_jabatan',arra

y('jabatan' =>

$jabatan,'golongan_min' =>

$golongan_min,'status' =>

1));

if($ins){

$id_jabatan = $this->db-

$nip = $this->input-

>post('nip');

$dt = [];

foreach($nip as $k => $v){

$dt[] = array(

'nip' => $v,

'id_jabatan' => $id_jabatan

);

}

$a = $this->db-

>insert_batch('hasil_dss',$

dt);

if($a){

alert('Berhasil Masukan

Data','info');

redirect('pemilihan');

}

}

}

function dss($id){

$data['data'] = $this-

>model->get_by_id($id);

$data['pegawai'] = $this-

>model->get_pegawai($id);

$data['template'] =

'pages/pemilihan/dss1';

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

User.php <?php

class Users extends

CI_Controller {

function __construct(){

parent::__construct();

$this->load-

>model('User_model','model'

cek_login();

}

public function index(){

$data['title'] = "Data

User";

$data['template'] =

"pages/users/index";

$data['level'] = $this->db-

>get('m_level')->result();

$data['js_under'] =

"pages/users/js_index";

$this->load-

>view('dashboard',$data);}

Page 223: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

198

public function ajax_list(

$this->load->helper('url');

$list = $this->model-

>get_datatables();

$data = array();

$no = $_POST['start'];

foreach ($list as $person)

{

$no++;

$row = array();

$row[] = $no;

$row[] =

$person->username;

$row[] = $person-

>level_user;

for action

$row[] = '<a class="btn

btn-sm btn-primary"

href="javascript:void(0)"

title="Edit"

onclick="edit_person('."'".

$person->id_user."'".')"><i

class="glyphicon glyphicon-

pencil"></i> Edit</a>

<a class="btn btn-sm btn-

danger"

href="javascript:void(0)"

title="Hapus"

onclick="delete_person('."'

".$person-

>id_user."'".')"><i

class="glyphicon glyphicon-

trash"></i> Hapus </a>';

$data[] = $row; }

$output = array(

"draw" => $_POST['draw'],

"recordsTotal" => $this-

>model->count_all(),

"recordsFiltered" => $this-

>model->count_filtered(),

"data" => $data,);

echo json_encode($output);}

public function

ajax_edit($id) {

$data = $this->model-

>get_by_id($id);

echo json_encode($data);

}

public function ajax_add(){

$id_status = 1;

$data['status'] = TRUE;

if($data['status'] ===

FALSE){ echo

json_encode($data);

exit();}

$data = array(

'username' => $this->input-

>post('username'),

'password' => md5($this-

>input->post('password')),

'id_level' => $this->input-

>post('id_level'));

$insert = $this->model-

>save($data);

echojson_encode(array("stat

us" => TRUE));}

public function

ajax_update(){

if(@$_POST['password'] !=

''){

$data = array(

'username' => $this->input-

>post('username'),

'password' => md5($this-

>input->post('password')),

'id_level' => $this->input-

>post('id_level'));

}else{

$data = array(

'username' => $this->input-

>post('username'),

'id_level' => $this->input-

>post('id_level'));

}

$this->model-

>update(array('id_user' =>

$this->input-

>post('id_user')), $data);

echojson_encode(array("stat

us" => TRUE)); }

public function

ajax_delete($id)

{

Page 224: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...

199

$person = $this->model-

>get_by_id($id);

$this->model-

>delete_by_id($id);

echojson_encode(array("stat

us" => TRUE)); }

}

Page 225: Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Kandidat ...