SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA -...

54
1 TATAP MUKA VII SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA http://nov4d3wi.wordpress.com/2010/06/10/rumen-sapi/ Proses Pencernaan Sapi Pakan adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada produktifitas ternak dan kemampuan produksinya. Prosentasenya cukup besar, hampir 60% produktifitas ternak tergantung dari kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan, 30 % karena faktor genetik dan 10 % adalah faktor teknik pemeliharaan , kesehatan dan iklim. Sedangkan salah satu pengaruh faktor genetik adalah alat-alat pencernaanya. Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia dari pakan, selama berada di dalam alat pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks, dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Proses pencernaan pakan pada ternak ruminansia terdiri dari 1. Pencernaan Mekanis, dilakukan di dalam mulut. 2. Pencernaan Fermentatif, dilakukan oleh mikroba daalam rumen. 3. Pencernaan Hidrolisis, dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan Proses pengolahan pakan dilakukan dengan cara memamah biak (ruminasi). Pakan berserat (hijauan) akan disimpan sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakan

Transcript of SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA -...

Page 1: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

1

TATAP MUKA VII

SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA

http://nov4d3wi.wordpress.com/2010/06/10/rumen-sapi/

Proses Pencernaan Sapi

Pakan adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada produktifitas ternak dan kemampuan

produksinya. Prosentasenya cukup besar, hampir 60% produktifitas ternak tergantung dari

kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan, 30 % karena faktor genetik dan 10 % adalah

faktor teknik pemeliharaan , kesehatan dan iklim.

Sedangkan salah satu pengaruh faktor genetik adalah alat-alat pencernaanya. Pencernaan

adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia dari pakan, selama berada di dalam alat

pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks,

dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.

Proses pencernaan pakan pada ternak ruminansia terdiri dari

1. Pencernaan Mekanis, dilakukan di dalam mulut.

2. Pencernaan Fermentatif, dilakukan oleh mikroba daalam rumen.

3. Pencernaan Hidrolisis, dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan

Proses pengolahan pakan dilakukan dengan cara memamah biak (ruminasi). Pakan berserat

(hijauan) akan disimpan sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakan

Page 2: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

2

akan ditarik kembali ke mulut (proses regurgitasi),untuk dikunyah (proses remastikasi).

Selanjutnya pakan akan ditelan (proses redeglutasi)., untuk dicerna oleh enzim-enzim mikroba

rumen.

Di dalam perut, pakan akan diolah di 4 kompartemen perut, yaitu :

1. Retikulum (perut jala).

2. Rumen (perut beludru).

3. Omasum (perut buku,tersusun dari +/- 100 lipatan ).

4. Abomasum (perut/lambung sejati,karena baik anatomis maupun fisiologisnya sama

dengan lambung non-ruminansia).

Alat pencernaan sapi ini , berkembang dalam 3 fase sesuai dengan umur sapi yaitu :

Fase Non Ruminansi. Fase ini terjadi pada pedet yang baru lahir. Volume retikulo-rumen

pada pedet yang baru lahir hanya sekitar 30% dari total kapasitas total perut dan rumennya

masih belum berfungsi. Oleh sebab itu, pada fase ini Nutrisi didapat hanya dari susu yang

berasal dari induknya. Proses pengolahanya pun langsung ke omasum (tanpa melewati

rumen), melalui suatu saluran yang disebut esophagial groove. Saluran ini menghubungkan

esophagus dan reticular omasal orifice.

Fase Transisi. Fase ini terjadi pada pedet yang telah berusia 2 minggu. Pada usia ini pedet

akan mulai belajar memakan pakan kasar (hijauan). Secara bertahap rumen juga berkembang,

lebih cepat dari pada kompartemen perut yang lain. Pada fase ini pula mikroba mulai dan

rumen mulai berfungsi sebagai tempat fermentasi karbohidrat.

Fase Ruminansia. Fase ini terjadi pada pedet yang telah berumur 6 minggu. Alat pencernaan

mulai berkembang menuju kesempurnaan, hingga komposisi rumen mencapai 81%, retikulum

3%, omasum 7%, dan abomasum 9% dari volume total perut.

Page 3: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

3

Proses Pencernaan di Mulut

Setelah masuk kedalam mulut sapi, pakan akan diolah secara mekanis (dihancurkan) oleh gigi.

Kemudian pakan akan bercampur dengan saliva (air liur), yang disekresikan oleh 3 pasang

glandula saliva, yaitu glandula parotid yang terletak di depan telinga, glandula submandibularis

(sumbaxillaris) yang terletak pada rahang bawah, dan glandula sublingualis yang terletak

dibawah lidah.

Kandungan Saliva terdiri dari air sebanyak 99% airdan 1% sisanya terdiri atas mucin, garam-

garam anorganik, dan lisozim kompleks. Saliva pada sapi juga mengandung urea, fosfor (P),

dan natrium (Na) yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Tetapi Saliva pada sapi tidak

mengandung enzim -amilase yang dapat membantu proses pencernaan. Fungsi saliva adalah

untuk :

1. Membasahi pakan agar mudah ditelan

2. Menjaga pH rumen agar tidak naik atau turun terlalu tajam, hal ini terjadi karena saliva

memiliki sifat buffer (penyangga) dari bikarbinat yang terkandung didalamnya.

Page 4: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

4

Pencernaan pada ternak dimulai dari mulut yang di dalamnya terdapat gigi geligi, yaitu :

1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli

rumput.

2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lobar.

3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.

Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut,

faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang-

kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.

Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:

3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang atas

M P C I I C P M Jenis gigi

3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah

I = insisivus = gigi seri

C = kaninus = gigi taring

P = premolar = geraham depan

M = molar = geraham belakang

Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak

mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak

dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat,

yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.

Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada

sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding

tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.

Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung

mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah

kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.

Page 5: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

5

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum

dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas

rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari

bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.

Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara

bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi

selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari

rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk

menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan

kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk

diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan

bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang

sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh

enzim.

Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi

asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat

rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber

protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam

amino esensial seperti pada manusia.

Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi

untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri

terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak

seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut

lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.

Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang

kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.

Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Kotoran

yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi

oleh kelinci.

Page 6: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

6

Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.

Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya

berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan

cepat.

Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi

oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).

Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa

menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat

digunakan sebagai sumber energi alternatif.

Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme

bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan

diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).

Sumber: http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor Pendamping/Praweda/Biologi/0066%

20Bio%202-5d.htm

Sistem Pencernaan Ruminansia

Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan

selama berada di dalam alat pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia

relatif lebih kompleks dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.

Perut ternak ruminansia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu retikulum (perut jala), rumen (perut

beludru), omasum (perut bulu), dan abomasum (perut sejati). Dalam studi fisiologi ternak

ruminasia, rumen dan retikulum sering dipandang sebagai organ tunggal dengan sebutan

retikulo-rumen. Omasum disebut sebagai perut buku karena tersusun dari lipatan sebanyak

sekitar 100 lembar. Fungsi omasum belum terungkap dengan jelas, tetapi pada organ tersebut

terjadi penyerapan air, amonia, asam lemak terbang dan elektrolit. Pada organ ini dilaporkan

juga menghasilkan amonia dan mungkin asam lemak terbang (Frances dan Siddon, 1993).

Termasuk organ pencernaan bagian belakang lambung adalah sekum, kolon dan rektum. Pada

pencernaan bagian belakang tersebut juga terjadi aktivitas fermentasi. Namun belum banyak

informasi yang terungkap tentang peranan fermentasi pada organ tersebut, yang terletak

setelah organ penyerapan utama. Proses pencernaan pada ternak ruminansia dapat terjadi

Page 7: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

7

secara mekanis di mulut, fermentatif oleh mikroba rumen dan secara hidrolis oleh enzim-enzim

pencernaan.

Pada sistem pencernaan ternak ruminasia terdapat suatu proses yangdisebut memamah biak

(ruminasi). Pakan berserat (hijauan) yang dimakanditahan untuk sementara di dalam rumen.

Pada saat hewan beristirahat, pakanyang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut

(proses regurgitasi),untuk dikunyah kembali (proses remastikasi), kemudian pakan ditelan

kembali(proses redeglutasi). Selanjutnya pakan tersebut dicerna lagi oleh enzim-enzimmikroba

rumen. Kontraksi retikulorumen yang terkoordinasi dalam rangkaianproses tersebut

bermanfaat pula untuk pengadukan digesta inokulasi danpenyerapan nutrien. Selain itu

kontraksi retikulorumen juga bermanfaat untukpergerakan digesta meninggalkan retikulorumen

melalui retikulo-omasal orifice(Tilman et al. 1982).

Di dalam rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya.Mikroba rumen

dapat dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa danfungi (Czerkawski, 1986).

Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangatbermanfaat bagi pencernaan pakan serat, karena

dia membentuk koloni padajaringan selulosa pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus

dinding seltanaman sehingga pakan lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen.

Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yangdigunakan, karena sulit

mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya.Kebalikannya protozoa diklasifikasikan

berdasarkan morfologinya sebab mudahdilihat berdasarkan penyebaran silianya. Beberapa

jenis bakteri yang dilaporkanoleh Hungate (1966) adalah : (a) bakteri pencerna selulosa

(Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus,

Butyrifibriofibrisolvens), (b) bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens,Bakteroides

ruminocola, Ruminococcus sp), (c) bakteri pencerna pati(Bakteroides ammylophilus,

Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica, (d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii,

Lactobasilus ruminus), (e) bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus

licheniformis).

Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichs yang mempunyai silia

hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yangfermentabel, sedangkan

Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulutumumnya merombak karbohidrat yang lebih

sulit dicerna (Arora, 1989).

Page 8: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

8

Rumen merupakan bagian sistem pencernaan pada ternak ruminansia. Pada rumen terjadi

pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan fermentatif

memerlukan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan

selulosa dan hemiselulosa yang tinggi. Sedangkan pencernaan hidrolitik memerlukan bantuan

enzim dari sistem pencernaan hewan itu sendiri dalam mencerna pakan.

Lambung pada ternak ruminansia dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu :

1. Retikulum

Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware stomach. Retikulum

berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding

penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan,

sehingga partikel pakan menjadi tercampur.

2. Rumen

Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi yang tinggi

dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga abdominal

bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut dikarenakan

pada permukaan rumen terdapat papilla. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan

secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat mikroba dengan jumlah

bermilyar-milyar.

3. Omasum

Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku.

Derajat Keasaman (pH) omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan

abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice. Fungsi omaso

abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke

omasum.

4. Abomasum

Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Derajat keasaman (pH) pada

abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Permukaan abomasums dilapisi

oleh mukosa yang berfungsi untuk melindungi dinding sel agar tidak tercerna oleh

enzim yang dihasilkan oleh abomasum (Priyono, 2009).

Page 9: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

9

Rumen Sapi

Perut ruminansia terdiri atas retikulum, rumen, omasum dan abomasum. Volume rumen pada

ternak sapi dapat mencapai 100 liter atau lebih dan untuk domba berkisar 10 liter. Isi rumen

yang merupakan limbah rumah potong hewan bila tidak ditangani dengan baik dapat

mencemari lingkungan, sebaliknya isi rumen berpotensi sebagai feed additive. Menurut Gohl

(1981) isi rumen dapat mencapai 8-10% dari berat sapi atau kerbau yang dipuasakan sebelum

dipotong. Jovanovic dan Cuperlovic (1977) menyatakan mikrobia rumen dapat meningkatkan

nilai gizi bahan makanan karena adanya enzim yang dihasilkan oleh mikroba sehingga akan

meningkatkan daya cerna.

Kualitas isi rumen dipengaruhi oleh jenis makanan, mikrobia rumen dan lamanya makanan

dalam rumen. (Barnet dan Nair, 1961). Menurut Jovanovic dan Cuperlvic (1977) kualitas isi

rumen tidak begitu bervariasi antara hewan yang dipotong dari berbagai tempat, sebab hewan

dipuasakan terlebih dahulu sehingga adanya variasi dari ransum akan teratasi.

Di dalam rumen, organisme akan memfermentasi karbohidrat yang spesifik dengan

menggunakan enzim untuk mendegradasi substrat sebagai sumber energi. Church (1979)

menyatakan bahwa cairan rumen mengandung enzim -amilase, galaktosidase, hemisellulase,

sellulase dan xilanaseenzim yang aktif pada xilan dan arabinosa. Enzim proteolitik dan

selulolitik juga terdeteksi pada level yang tinggi. Enzim protease terdistribusi berturut-turut

sebesar 37,7 ; 22,1 dan 40,2% dan amilase 51,6; 18,2 dan 30,2% pada cairan rumen, partikel

pakan dan keseluruhan rumen. Tingkat degradasi perlakuan penambahan enzim cairan rumen

Page 10: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

10

dengan aktivitas enzim selulase 2,43 IU/g pada substrat onggok, gaplek, bungkil kelapa, jeram

padi dan dedak berturut-turut sebesar 89,9; 85,89; 83,97 ; 72,79 dan 67,81% (Murni,2003).

Sumber Pustaka :

Priyono, 2009. Rumen Pada Ternak Ruminansia URL : http://priyonoscience.blogspot.com/2009/05/rumen-pada-ternak-ruminansia.html) (25/04/2010)

Gohl, BO. 1981. Tropical Feed. Food and Agriculture Organization of The United Nation, Rome.

Jovanovic, M. Cuperlvic M. 1977. Nutritive Value Of Rumen Content For Oogastric. Anim Feed Sci and Tech 2:351-360.

Murni, S. 2003. Aktivitas Enzim Cairan Rumen Pada Bebrapa Bahan Pakan Dan Pengaruhna Terhadap Performans Broiler Yang Diberi Ransum Berbahan Baku Singkong. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Barnet A.F.G, and Matoba T. Nair, B.M. 1961. Reaction in Rumen. Edward Arnold. Pub. Ltd. London.

KANDUNGAN ZAT RUMEN SAPI

http://anang-pasi.blogspot.com/2010/07/kandungan-zat-rumen-sapi.html

Isi rumen merupakan salah satu limbah rumah potong hewan yang belum dimanfaatkan secara

optimal bahkan ada yang dibuang begitu saja sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.

Limbah ini sebenarnya sangat potensial bila dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak karena

isi rumen disamping merupakan bahan pakan yang belum tercerna juga terdapat organisme

rumen yang merupakan sumber vitamin B.

Kandungan zat makanan yang terdapat pada isi rumen sapi meliputi: air (8,8%), protein kasar

(9,63%), lemak (1,81%), serat kasar (24,60%), BETN (38,40%), Abu (16,76%), kalsium

(1,22%) dan posfor (0,29%) dan pada domba meliputi: air (8,28%), protein kasar (14,41%),

lemak (3,59%), serat kasar (24,38%), Abu (16,37%), kalsium (0,68%) dan posfor (1,08%)

(Suhermiyati, 1984). Widodo (2002) menyatakan zat makanan yang terkandung dalam rumen

meliputi protein sebesar 8,86%, lemak 2,60%, serat kasar 28,78%, fosfor 0,55%, abu 18,54%

dan air 10,92%. Berdasarkan komposisi zat yang terkandung didalamnya maka isi rumen

Page 11: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

11

dalam batas tertentu tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bila dijadikan bahan

pencampur ransum berbagai ternak.

Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) terdapat populasi

mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa.

Konsentrasi bakteri sekitar 10 pangkat 9 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi

sekitar 10 pangkat 5 - 10 pangkat 6 setiap cc isi rumen (Tillman, 1991). Beberapa jenis

bakteri/mikroba yang terdapat dalam isi rumen adalah (a) bakteri/mikroba lipolitik, (b)

bakteri/mikroba pembentuk asam, (c) bakteri/mikroba amilolitik, (d) bakteri/mikroba selulolitik,

(e) bakteri/mikroba proteolitik Sutrisno dkk, 1994)

Jumlah mikroba di dalam isi rumen sapi bervariasi meliputi: mikroba proteolitik 2,5 x 10

pangkat 9 sel/gram isi rumen, mikroba selulolitik 8,1 x 10 pangkat 4 sel/gram isi rumen,

amilolitik 4,9 x 10 pangkat 9 sel/gram isi, mikroba pembentuk asam 5,6 x 10 pangkat 9

sel/gram isi, mikroba lipolitik 2,1 x 10 pangkat 10 sel/gram isi dan fungi lipolitik 1,7 x 10

pangkat 3 sel/gram isi (Sutrisno dkk, 1994). Mikroorganisme tersebut mencerna pati, gula,

lemak, protein dan nitrogen bukan proein untuk membentuk mikrobial dan vitamin B.

Berdasarkan hasil penelitian Sanjaya (1995), penggunaan isi rumen sapi sampai 12% mampu

meningkatkan pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan ayam pedaging dan mampu

menekan konversi pakan ayam pedaging.

Daftar acuan:

Sanjaya, L. 1995. Pengaruh Isi Rumen Sapi Terhadap PBB, Konsumsi, Konversi Terhadap Ayam Pedaging. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Suhermiyati, S. 1984. “Pengujian Cobaan Bahan Limbah RPH dan Ragi Makanan Ternak serta Kombinasinya dalam Ransum Ayam Pedaging”. Thesis Fakulta Peternakan IPB, Bogor.

Sutrisno,C.L et al. 1994. Proceeding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan Pengolahan dan Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian Ternak. Ciawi.

Tillman,Allen D dkk. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta, Gajah Mada University Press.

Widodo, W. 2002. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Fakultas Peternakan-Perikanan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Page 12: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

12

Proses Pencernaan di Retikulum

http://ternak-ruminansia.blogspot.com/2010/09/proses-pencernaan-di-retikulum.html

Setelah pakan sapi diolah di rumen, makan prosesnya akan diteruskan ke retikulum. Retikulum

berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding

penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga

partikel pakan akan tercampur.

Retikulum sendiri berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau jala, oleh sebab

itu reticulum disebut juga sebagai perut jala atau hardware stomach. Pada dinding retikulum

terdapat papillae yang membentuk alur/garis-garis yang saling berhubungan sehingga

berbentuk seperti sarang lebah. Secara fisik, tidak terdapat batas yang jelas antara retikulum

dengan rumen sehingga kedua kompartemen tersebut sering disebut satu bagian, yaitu

retikulo rumen atau rumino-retikulum.

Di bagian reticulum, makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar

(disebut bolus). Bolus ini nantinya dapat ditarik lagi ke mulut untuk dimamah yang kedua

kalinya.

Page 13: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

13

Proses Pencernaan di Omasum

http://duniasapi.com/id/edufarming/1136-proses-pencernaan-di-omasum.html

Fungsi omasum pada proses pencernaan pakan

memang belum terungkap dengan jelas, tetapi pada organ tersebut terjadi penyerapan air,

amonia, asam lemak terbang dan elektrolit. Pada organ ini dilaporkan juga menghasilkan

amonia dan mungkin asam lemak terbang(Frances dan Siddon, 1993).

Omasum disebut sebagai perut buku karena permukaan dinding omasum berlipat-lipat dan

kasar, jumlah lipatan ini sekitar 100 lembar. Selain itu, pada Omasum juga terdapat 5 lamina

(daun) yang mempunyai duri (spike). Semakin mendekati abomasum, ukuran duri semakin

kecil. Fungsi lamina adalah menyaring partikel digesta yang akan masuk ke abomasum.

Partikel digesta yang masih terlalu besar akan dikembalikan ke retikulum. Selanjutnya, partikel

digesta tersebut akan mengalami regurgitasi (dikeluarkan kembali ke mulut) dan remastikasi

(dikunyah lagi).

Pada omasum juga terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan

bolus. Bolus ini nantinya akan diteruskan ke abomasum.

Pencernaan ternak non ruminansia

Ternak Babi

Sistem pencernaan babi terdiri dari mulut, esofagus, lambung, duodenum, ileum, sekum,

rektum dan anus. Babi mengambil makanan pakan, mengunyah, dan menyampurkannya

dengan air liur (saliva) sebelum menelan. Saliva berfungsi sebagai pelumas. Perbedaannya

pada babi saliva mengandung enzim yang mulai memecahkan bahan pakan menjadi unsur-

Page 14: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

14

unsur penyusunnya. Babi tidak terjadi proses memamah biak sebab seluruh bahan pakan telah

dikunyah halus sebelum ditelan.

Pakan yang ditelan bergerak menuju esofagus kemudian masuk ke dalam lambung. Lambung

pada babi juga berfungsi sebagai alat penampung bahan yang sudah tercerna. Volume

lambung seekor babi hanyalah sekitar 8 liter.

Usus halus terdiri dari duedenum, jejunum, dan illeum adalah tempat terjadinya penyerapan

atau absorpsi yang utama dari zat-zat pakan hasil pencernaan. Bahan-bahan pakan yang tidak

tercerna dan tidak diserap bergerak dari usus halus menuju ke caecum dan ke usus besar. Di

bagian usus besar komponen air diserap kembai dan sisa yang tertinggal dari proses

pencernaan dikeluarkan melalui anus.

Tabel 1. Perbandingan kapasitas beberapa bagian saluran pencernaan dari berbagai jenis ternak (liter)

Bagian saluran pencernaan Jenis Ternak

Kuda Sapi Babi

Rumen , reticulum, omasum - 200 -

Lambung 17.6 15.4 7.7

Usus kecil 66 68.4 9.9

Sekum 82.5 9.9 1.1

Kolon dan rectum 15.4 28.6 8.8

Jumlah 181.5 342.1 27.5

pH lambung babi segera setelah mati yaitu 4.2 – 5.2 yang lebih stabil. Caecum merupakan

suatu kantung buntu. Colon terdiri dari bagian-bagian yang naik , mendatar dan turun. Bagian

yang turun berakhir direktum dan anus. Caecum mempunyai bantuk besar yang panjangnya

kurang lebih 1,25 m dan kapasitas volumenya kurangn lebih 20-30 liter (60% dari jumlah

volume seluruh alat-alat pencernaan). Caecum dan colon mempunyai fungsi seperti rumen

pada ruminan yaitu tempat fermentasi serat kasar dan karbohidrat oleh mikroorganisme. Kolon

besar mempunyai panjang kurang lebih 3-3,7 m, diemeter rata-ratanya 225 cm dan kapasitas

Page 15: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

15

volumenya kurang lebih dua kali caecum. Kolon kecil panjangnya sekitar 3,5 meter dan

mempunyai diameter 7,5-10 cm. Colon merupakan tempat penyerapan air yang utama.

SISTEM PENCERNAAN KUDA

Kuda merupakan ternak Non ruminansia. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan enzimatik

terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif. Kuda memiliki

kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan proses

fermentatif di bagian caecum. Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran

kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian belakang. Alat

pencernaan adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan penerimaan, pencernaan

bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau metabolisme. Berikut penjelasan secara

umum maupun khusus dari alat dan fungsi pencernaan kuda :

1. Rongga Mulut (mouth)

Mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu

mengambil pakan, pengunyahan secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva. Di

dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu lidah, gigi, dan saliva. Lidah

merupakan alat pencernaan mekanik. Kuda dapat menyeleksi pakan yang dimakan

dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap pada lidah dan terbanyak terdapat di

daerah dorsum lidah dibandingkan bagian lain dengan cara merasakan pakan yang

dimakan. Gigi adalah organ pelengkap yang secara mekanik relative kuat untuk memulai

proses pencernaan. Gigi juga digunakan untuk menentukan umur umur dengan melihat :

penyembulan (erupsi), pergantian sementara, bentuk dan dan derajat keausan gigi. Saliva

kuda mengandung elektrolit utama yaitu Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta tidak

atau sedikit sekali mengandung amylase. Saliva dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar yaitu

kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva berfungsi sebagai

pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan dengan adanya mucin, mengatur temperatur

rongga mulut, pelindung mukosa mulut dan detoksikasi.

2. Pharynx dan Esofagus

Pharynx adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus mempunyai panjang

kira-kira 50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak terjadi pencernaan yang berarti.

Page 16: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

16

3. Lambung

Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak

ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas

saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak semurna

dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi bakteri relati

rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar 30menit, dan hasil proses

fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.

4. Pankreas

Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu

konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari endokrin dan

eksokrin.

5. Usus Kecil

Usus kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak serta

tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah 30%.dari seluruh

kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga bagian yaitu: duodenum,

jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil kecil adalah proses pencernaan

enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah peptidase, dipeptidase, amylase, dan lipase.

6. Usus Besar

Usus besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki kapasitas 60%

dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1) tempat fermentasi dengan

hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K, 3) Tempat utama mencerna neutral

detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari lambung dengan adanya Veilonella gazagones

akan dirubah menjadi VFA.

Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat

dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga hanya sekitar

25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke usus kecil atau

dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat utama penyerapan air

kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang sebagai feses dari 95 % pakan

yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam.

Page 17: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

17

http://haydarz.wordpress.com/category/sistem-pencernaan-kuda/

Organ Pencernaan Kelinci

Kelinci memiliki sistem pencernaan yang amat rumit, dan mereka tidak dapat mencerna semua

makanan dengan cara yang sama. Sebagai contoh, mereka dapat mencerna fruktosa (zat gula

pada buah-buahan) dengan sangat baik, namun kemampuan untuk mencerna gula jenis lain

sangat rendah, karenanya permen dan kue-kue manis dapat membuat kelinci menjadi sangat

sakit. Hal ini disebabkan karena gula dan zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus

halus kelinci akan menumpuk di cecum, dan memancing bertambahnya bakteri produsen racun

yang menyebabkan banyak penyakit pada kelinci.

Kelinci sangat payah dalam hal mencerna selulosa (Fraga 1990) hal ini merupakan paradoks

bagi hewan pemakan tumbuhan. Daya cerna yang lemah terhadap serat dan kecepatan

pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua partikel yang sulit dicerna menyebabkan kelinci

membutuhkan jumlah makanan yang besar (Sakaguchi 1992).

Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi. Ketika

seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kira-kira 300 kali dan mencampurkannya dengan

liurnya. Ketika makanan sudah terasa halus, kelinci akan menelan makanan melewati

kerongkongan dan makanan akan berpindah ke lambung, disana kontraksi otot akan meremas

dan memutar makanan, memisahkan partikel-partikel dan mencampurkan mereka dengan

cairan lambung.

Page 18: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

18

Namun fungsi utama lambung sendiri sebagai organ penyimpanan dan sterilisasi sebelum

makanan dipindah ke usus halus. Bagian penting dari pencernaan baru akan dimulai di usus

halus, dimana asam lambung dineutralisir dan enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur

dengan makanan. Enzim ini penting untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein,

lemak dan vitamin. Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap,

namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat dicerna dengan baik (termasuk kulit pohon

yang sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada di pellet mereka) akan disingkirkan.

Mungkin anda berpikir, partikel yang besar akan tersangkut dalam organ pencernaan

sedangkan yang kecil akan keluar dengan mudah? Tidak. Justru sebaliknya. Partikel-partikel

tidak tercerna yang kecil-kecil serta jenis makanan lain yang terdeteksi sebagai tidak dapat

dicerna, akan dikirim ke cecum untuk difermentasi, namun partikel besar akan dengan cepat

dibuang ke usus besar dan dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk kotoran yang bundar-bundar.

Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua jenis gula, sari-sari makanan

dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus. Setiap 3 sampai 8 jam cecum akan

berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk kembali ke usus besar,

dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir, dan berpindah ke anus. Sisa-sisa ini akan

menjadi kotoran yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-kecil yang disebut “cecothropes”

atau “cecal pills”. Untungnya, proses ini lebih sering terjadi dimalam hari. Kelinci biasanya akan

memakan cecothropesnya kembali langsung dari anus untuk mencerna kembali sari-sari

makanan yang tidak tercerna tadi dan menerima nutrisi yang lebih banyak. Meski terlihat

sangat menjijikan, proses ini sangat penting bagi pencernaan kelinci dan menjaga agar

kelincimu tetap sehat!

Page 19: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

19

Sedangkan partikel-partikel besar dari serat yang tidak tercerna yang dibuang ke usus besar

akan membentuk kotoran keras berbentuk bundar (fecal pills). Cecal pills berbentuk anggur

dan sedikit basah karena terbentuk dari sisa-sisa makanan dan partikel serat kecil (gbr. kiri).

Fecal pills berbentuk bulat dan keras karena terbentuk dari serat kasar dan dibuang secara

melingkar (gbr. kanan). Maka, ketika fecal pills ini terlihat lembek (apalagi berair) hal itu dapat

berarti terdapat kondisi tidak normal dalam pencernaan kelinci

http://kelinci-kelinci.blogspot.com/

Sistem Digesti

Kelinci termasuk pseudoruminant yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat kasar

dengan baik. Kelinci memfermentasikan pakan di coecum yang kurang lebih 50% dari seluruh

kapasitas saluran pencernaannya (Sarwono, 2001).

Menurut Blakely dan Bade (1991), sistem pencernaan kelinci merupakan sistem pencernaan

yang sederhana dengan coecum dan usus yang besar. Hal ini memungkinkan kelinci dapat

memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan sejenisnya. Bahan-bahan itu dicerna oleh

bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kelinci

mempunyai sifat coprophagy yaitu memakan feses yang sudah dikeluarkan. Feses ini berwarna

hijau muda dan lembek. Hal ini terjadi karena konstruksi saluran pencernaannnya sehingga

memungkinkan kelinci untuk memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran

bagian bawah atau yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang

berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecah selulose/serat menjadi energi yang

berguna.

Page 20: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

20

Urutan sistem digesti kelinci adalah sebagai berikut :

Mulut. Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikasi

bertujuan untuk memecah pakan agar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan

mencampurnya dengan saliva yang mengandung enzim amilase yang mengubah pati menjadi

maltosa agar mudah ditelan (Kamal, 1982).

Oesophagus. Merupakan lanjutan dari pharing dan masuk ke dalam cavum abdominale dan

bermuara pada bagian ventriculus (Anonimous, 1990).

Ventriculus. Lambung kelinci disebut juga ventrikulus yang terdiri dari tiga bagian yaitu

bagian awal (kardia), bagian tengah (fundus) dan bagian akhir (pilorus). Ventrikulus berfungsi

sebagai tempat penyimpanan pakan dan tempat terjadinya proses pencernaan dimana dinding

lambung mensekresikan getah lambung yang terdiri dari air, garam anorganik, mucus, HCl,

pepsinogen dan faktor intrinsik yang penting untuk efisiensi absorbsi vitamin B12. Keasaman

getah lambung bervariasi sesuai dengan macam makanannya. Pada umumnya sekitar 0,1N

atau ber-pH lebih kurang dari 2 (Kamal, 1982).

Usus halus. Terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Kelenjar branner menghasilkan getah

duodenum dan disekresikan ke dalam duodenum melalui vili-vili dan getah ini bersifat basa.

Getah pankreas yang dihasilkan disekresikan ke dalam duodenum melalui ductus pancreaticus.

Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum dan illeum di sebelah caudal ventriculus dan

berfungsi sebagai tempat absorbsi makanan (Kamal, 1982).

Coecum. Berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Dalam coecum

makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakuakan oleh bakteri yang

menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat (Aminudin, 1986).

Intestinum crassum. Colon berjalan ke arah caudal diagonal menyilang coecum. Di sini

terdapat ascenden dan colon transverasum, colon descenden dan colon sigmoideum yang

belum jelas (Aminudin, 1986).

Rectum. Rectum merupakan kelanjutan dari colon dan membentuk feses. Rektum berakhir

sebagai anus (Aminudin, 1986).

Page 21: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

21

Anus. Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa makanan yang

tidak tercerna. Cairan dari tractus digestivus, sel-sel epitel usus, mikroorganisme, garam

organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar melalui anus (Kamal, 1982).

MAKANAN KELINCI

1. Rumput

Rumput adalah bagian yang paling penting dari makanan kelinci. Anda juga bisa

memberikan Timothy Hay (rumput kering jenis Timothy, banyak dijual di pet shop

terkemuka). Namun, jika tidak ada Timothy hay, rumput yang biasa tumbuh di pekarangan

rumah pun bisa diberikan untuk kelinci, selama tidak mengandung obat-obatan atau

pestisida.

Rumput sangat penting untuk memenuhi kebutuhan serat kelinci, sehingga mencegah

terjadinya penyumbatan di saluran cerna. Rumput juga sehat untuk pertumbuhan gigi

kelinci karena harus dikunyah. Gigi kelinci tumbuh terus menerus, dan mengunyah akan

menjaga gigi tetap tajam sehingga pertumbuhan gigi tidak terlalu cepat. Pertumbuhan gigi

kelinci yang terlalu cepat akan membuat kelinci merasa tidak nyaman saat makan, bahkan

bisa menimbulkan luka dan infeksi di rongga mulut. Selain itu, rumput juga dapat membuat

kelinci merasa kenyang sehingga dia tidak menggigit-gigit barang-barang yang ada di

dekatnya, misalnya kabel computer, kaki meja, dll. Berikan rumput sebanyak mungkin

(tidak terbatas), tetapi sesuaikan agar rumput habis dalam waktu 1-2 hari. Taruh rumput di

kotak pasir dan ganti setiap 1-2 hari sekali. Kelinci suka buang air sambil

mengunyah. Kelinci dapat diberikan rumput segera setelah disapih induknya.

2. Sayur-sayuran

Sayur-sayuran menyediakan lebih banyak nutrisi dan air untuk kelinci anda. Tetapi, ingatlah

bahwa beberapa jenis sayuran dapat membuat tinja kelinci lebih lunak, bahkan mebuat

kelinci diare. Karena itu, cobalah memberikan jenis sayuran baru sedikit saja, dan

tambahkan porsinya jika tidak terjadi apapun pada kelinci anda. Selain itu, pastikan untuk

mencuci sayur-sayuran tersebut sebelum diberikan pada kelinci dan sisakan sedikit air

(jangan dikeringkan) untuk kelinci anda. Berikan kelinci anda bermacam-macam jenis

sayuran (2-3 macam setiap hari). Kelinci memiliki jumlah ujung saraf perasa yang jauh

Page 22: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

22

lebih banyak dari manusia dan seperti manusia, kelinci juga menikmati

makanannya. Selada dapat diberikan, tetapi hanya varietas yang berdaun hijau tua yang

mengandung cukup nutrisi. Hindari selada bonggol dan salad dressing!

Di bawah ini adalah jenis-jenis sayuran yang dapat diberikan pada kelinci anda , dan

kandungan kalsiumnya per cangkir sayuran (makin rendah kadar kalsiumnya, makin baik)

Daun bit (46 mg)

Brokoli (42 mg)

Wortel dan daunnya (30 mg)

Daun lobak (105 mg)

Selada air (40 mg)

Daun dandelion (103 mg)

Daun kubis (94 mg)

Selada romaine (20 mg)

Selada bokor (38 mg)

Daun mustard (58 mg)

Peterseli & seledri (78 mg)

Daun paprika (6 mg)

Radijs dan daunnya (28 mg)

Daun ketumbar

Daun chicory (180 mg)

Daun kacang-kacangan (kedelai, kacang merah, kacang tanah, kacang panjang)

Daun jagung dan daun pembungkus jagung

Daun ubi jalar dan umbinya

Daun petai

Kangkung (sedikit saja)

Daun dan tangkai apel

Tomat (sedikit saja)

Kelinci juga suka rempah-rempah seperti daun mint, kemangi, rosemary, daun adas, dll dalam

jumlah kecil.

Yang tidak boleh diberikan untuk kelinci:

Kacang-kacangan -- semua jenis kacang-kacangan tidak boleh diberikan untuk kelinci.

Selain itu, acang-kacangan yang telah dikeringkan bisa menyumbat saluran

pencernaan

Bit

Kol (bisa membuat kembung)

Page 23: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

23

Daun /biji/tanaman kopi dan teh

Jagung (2x seminggu masih diperbolehkan, tetapi jangan tiap hari karena bisa

menyebabkan diare). Jagung kering juga dapat menyumbat saluran cerna.

Kacang hijau

Bawang (bawang merah, bawang Bombay, bawang putih)

Kacang tanah, kenari, macadamia, dll

Kacang polong (kacang polong kering dapat menyumbat saluran cerna)

Rebung

Bayam (mengandung kadar kalsium oksalat yang tinggi)

Sayuran yang dicampur dalam bungkusan (banyak yang mengandung bayam)

Sawi (segala jenis sawi: sawi hijau, sawi putih, dll)

Kentang

Terong

Daun tomat

3. Buah-buahan

Buah-buahan adalah cemilan yang paling baik untuk kelinci, dan di bawah ini adalah daftar

buah-buahan yang aman dikonsumsi oleh kelinci. Hindari cemilan manusia seperti sereal,

kacang-kacangan, roti (roti panggang tanpa mentega/toast sangat baik untuk kelinci),

cokelat dan biji-bijian seperti crackers, pasta atau "rabbit treat" yang mengandung kadar

biji-bijian, jagung dan gula yang tinggi yang banyak dijual di pet shop.

Buah-buahan yang berserat tinggi sangat baik, dan sebaiknya diberikan dalam potongan-

potongan kecil sebagai cemilan. Tingginya kadar gula dapat mengganggu keseimbangan

mikroorganisme di caecum, jadi cobalah berikan buah-buahan yang disebut dibawah ini

dalam jumlah yang terbatas:

Apel (jangan berikan bijinya-bijinya beracun)

Pear

Kesemek (peach)

Papaya

Stroberi

Raspberi

Pisang

Anggur (singkirkan bijinya)

Nanas

Coba berikan tangkai apel sebagai bahan kunyahan kelinci... kelinci suka mengunyah

dan tangkai apel aman. Banyak kayu beracun untuk kelinci, jadi berhati-hatilah!

Page 24: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

24

4. PELET KELINCI

Pellet adalah butiran-butiran penuh nutrisi untuk memberi makan dengan mudah dan

mempercepat pertumbuhan. Pellet sebenarnya dibuat untuk kelinci yang diproduksi secara

komersil (diambil daging, bulu, atau untuk laboratorium), dan bukan untuk kelinci

peliharaan. Mengapa pellet tidak dianjurkan? Pellet mengandung kalori yang tinggi ---

kelinci anda dapat menjadi gemuk. Kelinci akan lebih suka memakan pellet (karena lebih

mudah dikunyah dan rasanya enak) daripada rumput, yang dapat memperlambat proses

pencernaan dan menimbulkan penyakit saluran cerna. Pellet tidak memberikan kunyahan

yang cukup, dan tidak baik untuk pertumbuhan gigi kelinci. Kelinci hanya memerlukan

beberapa kali kunyahan untuk menghancurkan pellet. Konsistensi pellet yang kering tidak

menyediakan cukup cairan yang sangat penting untuk kesehatan ginjal kelinci. Saat ini,

telah diproduksi pellet yang bermutu baik; pellet yang terbuat dari rumput Timothy jauh

lebih baik daripada pellet yang terbuat dari rumput Alfalfa, karena rumput alfalfa memiliki

kalori yang tinggi. Pellet tidak boleh menjadi makanan utama bagi kelinci peliharaan. Pellet

tidak boleh diberikan terus-menerus! Pellet dapat diberikan untuk kelinci yang sedang

dalam masa penyembuhan yang harus menambah berat badannya. Pellet yang terbuat dari

rumput alfalfa boleh diberikan pada masa ini. Pellet tidak boleh diberikan bersamaan

dengan cemilan, kecuali jika anda sedang membujuk kelinci anda untuk makan; tetapi coba

berikan juga sayur-sayuran dan rumput.

5. AIR

Kelinci membutuhkan banyak air bersih agar tetap sehat. Ada mitos yang beredar bahwa

kelinci tidak membutuhkan air, tapi mitos ini salah besar. Kelinci rumahan memerlukan

air. Mangkuk berdasar tebal atau botol minum kelinci (dapat dibeli di pet shop dan

swalayan besar) dapat digunakan untuk tempat minum kelinci. Pilihlah mangkuk yang tidak

mudah dijatuhkan oleh kelinci. Ganti air setiap 1-2 kali sehari. Kelinci yang memakan

sayuran segar yang telah dibilas terlebih dahulu akan minum lebih sedikit, tetapi jangan

pernah menyingkirkan air dari kelinci anda. Air bersih harus tersedia setiap saat. Air seni

kelinci dapat berubah warna, tergantung pada makanan yang dimakannya dan pigmen

Page 25: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

25

pada tanaman tersebut. Warna kuning sampai kemerahan dapat ditemukan pada air seni.

Air seni yang berwarna putih dapat disebabkan karena kelebihan kalsium.

6. CEMILAN KELINCI

Cemilan kelinci dapat berupa buah - buahan (segar maupun kering), umbi - umbian

(wortel, ubi jalar, radijs) dan cemilan buatan pabrik yang tdapat dibeli di petshop. Untuk

mengetahui lebih jelas tentang cemilan kelinci, silakan klik "cemilan" di navigation bar.

http://indorabitfans.tripod.com

Non-Ruminant Digestion

People, pigs and poultry have developed a non-ruminant system of digesting food. They each

have a single stomach compartment (unlike the 4 chambered stomach of ruminants). The non-

ruminants can be further subdivided into those who have similar digestive tracts to humans

(i.e. the pig) or more specialized digestive tracts (i.e. poultry).

Like people a pig has a mouth with teeth, which it uses to grind food up and mix with saliva

before swallowing. The mixture of saliva and feed passes down the esophagus into the

stomach. The mixture at this point has begun to breakdown or be digested by the enzymes in

the saliva. Once in the stomach there is stimulation for the secretion of gastric juices from the

stomach's lining. The ph in the stomach is low due to the presence of acids. Therefore

although some additional breakdown of the food occurs the passing of the partially digested

food into the small intestine is important for complete digestion.

The small intestine maintains a more alkaline environment, which is useful in digestion. The

digestive enzymes some of which were excreted in the stomach and others in the small

intestines can now work. Bile is also added to help the digest of fats by the gall bladder in this

part of the digestive tract. The goal of the relatively long small intestines (compared to other

parts of the digestive tract) is to break large feed particles into the tiniest components, which

can then be absorbed thru the intestinal wall (villi).

After passing thru the small intestines the food reaches the large intestines where water is

absorbed. The remaining products are waste and are excreted via the rectum.

Page 26: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

26

Poultry have a slightly modified version of the digestive tract described above. The first

important change is in the mouth. Poultry have a beak but do not use teeth. They mix the food

with saliva but virtually no mastication (breaking of food particles into smaller pieces) occurs in

the mouth.

Once a bird swallows its food it passes down the esophagus a short distance to a large pouch.

This pouch called a crop is a kind of storage area in the bird's digestive tract. It is here that

saliva begins to work at breaking down the food. The food is next moved downward to the

proventiculus. It is still like the crop a portion of the esophagus, but it is also sometimes

referred to as the glandular stomach. This name comes from its role in introducing hydrochloric

acid and digestive enzymes to the food.

The Digestive Tract of the Pig

J.P. Rowan, K.L. Durrance, G.E. Combs and L.Z. Fisher2

http://edis.ifas.ufl.edu/an012

The pig has a digestive system which is classified as monogastric or nonruminant. Humans

also have this type of digestive system. They have one stomach (mono=one,

gastric=stomach). The monogastric differs from that of a polygastric or ruminant digestive

system found in cattle and sheep. These animals have one stomach broken into four

compartments. Due to the differences in the digestive systems, cattle can utilize different types

of feeds than pigs. Cattle and sheep can live on hay and pasture, while pigs must eat grains

that can be digested more easily.

Digestion is the break-down of food occurring along the digestive tract. The digestive tract may

be thought of as a long tube through which food passes. As food passes through the digestive

tract, it is broken down into smaller and smaller units. These small units of food are absorbed

as nutrients or pass out of the body as urine and feces.

The digestive tract of the pig has five main parts: the mouth, esophagus, stomach, and small

and large intestines ( Figure 1). The following discussion explains how each part digests

nutrients.

Page 27: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

27

Figure 1.

The mouth is where food enters the digestive tract and where mechanical breakdown of food

begins ( Figure 2). The teeth chew and grind food into smaller pieces. Saliva , produced in the

mouth, acts to soften and moisten the small food particles. Saliva also contains an enzyme

which starts the digestion of starch. The tongue helps by pushing the food toward the

esophagus .

Figure 2.

The esophagus is a tube which carries the food from the mouth to the stomach. A series of

muscle contractions push the food toward the stomach. Swallowing is the first of these

contractions. At the end of the esophagus is the cardiac valve, which prevents food from

passing from the stomach back into the esophagus.

The stomach is the next part of the digestive tract (Figure 3). It is a reaction chamber where

chemicals are added to the food. Certain cells along the stomach wall secrete hydrochloric acid

and enzymes. These chemicals help break down food into small particles of carbohydrates ,

protein , and fats . Some particles are absorbed from the stomach into the bloodstream.

Other particles which the stomach cannot absorb pass on to the small intestine through the

pyloric valve .

Figure 3.

Page 28: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

28

The small intestine is a complex tube which lies in a spiral, allowing it to fit in a small space

(Figure 4). Its wall has many tiny finger-like projections known as villi , which increase the

absorptive area of the intestine. The cells along the small intestine's wall produce enzymes that

aid digestion and absorb digested foods.

Figure 4.

At the first section of the small intestine (called the duodenum ) secretions from the liver and

pancreas are added. Secretions from the liver are stored in the gall bladder and pass into the

intestine through the bile duct. These bile secretions aid in the digestion of fats.

Digestive juices from the pancreas pass through the pancreatic duct into the small intestine.

These secretions contain enzymes that are vital to the digestion of fats, carbohydrates, and

proteins.

Most food nutrients are absorbed in the second and third parts of the small intestine, called the

jejunum and the ileum . Undigested nutrients and secretions pass on to the large intestine

through the ileocecal valve.

A "blind gut" or cecum is located at the beginning of the large intestine (Figure 5). In most

animals, the cecum has little function. However, in animals such as the horse and rabbit, the

cecum is very important in the digestion of fibrous feeds.

Figure 5.

The last major part of the digestive tract, the large intestine, is shorter, but larger in diameter

than the small intestine. Its main function is the absorption of water. The large intestine is a

Page 29: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

29

reservoir for waste materials that make up the feces. Some digestion takes place in the large

intestine. Mucous is added to the remaining food in the large intestine, which acts as a

lubricant to make passage easier. Muscle contractions push food through the intestines. The

terminal portion of the large intestine is called the rectum .

The anus is an opening through which undigested food passes out of the body. Food that

enters the mouth and is not digested or absorbed as it passes down the digestive tract is

excreted through the anus as feces.

This was a general discussion of the digestive tract of the pig. The tract acts to digest and

absorb nutrients necessary for maintenance of cells and growth. Efficient absorption of

nutrients depends on each segment of the digestive system functioning to its maximum

capacity.

Figure 6 gives a summary of the digestive system of the pig. You may wish to test your

knowledge by identifying the parts in Figure 7.

Figure 6.

Figure 7.

References are listed at the end of this publication. You can get additional information by

referring to a farm animal anatomy book.

References

1. Advanced Livestock Science Manual, University of Illinois at Urbana, Champaign

Cooperative Extension Service.

2. Swine Technology, Farm Science Services, Extension Bulletin 536, January, 1975

(Rev'd), Cooperative Extension Service, Michigan State University.

Page 30: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

30

Glossary

1. Anus - the last part of the digestive tract through which undigested food passes out of

the body

2. Bile - a secretion of the liver which aids in the digestion of fats

3. Bile Duct - a duct which carries bile from the gall bladder to the small intestine

4. Cardiac Valve - a valve which prevents food from passing from the stomach back up

into the esophagus

5. Carbohydrates - the main nutrients which supply energy to the body (starch and

cellulose)

6. Cecum - a "blind gut" located between the ileum and the large intestine

7. Duodenum - the first section of the small intestine

8. Enzymes - substances that speed up chemical reactions within the body

9. Esophagus - a tube which carries food from the mouth to the stomach

10. Fats - energy nutrients which supply 2.25 times as much energy as carbohydrates.

11. Gall Bladder - a sac-like structure which serves as a storage compartment for bile

12. Ileocecal Valve - the valve separating the ileum and the cecum

13. Ileum - the terminal portion of the small intestine

14. Jejunum - the intermediate or middle portion of the small intestine

15. Liver - a gland in the body which performs a number of functions including the

secretion of bile

16. Monogastric - having only one stomach (non-ruminant)

17. Pancreas - a gland which secretes digestive juices necessary for the digestion of fats,

carbohydrates, and proteins.

18. Pancreatic Duct - a duct which carries secretions of the pancreas to the small

intestine

19. Polygastric - having more than one stomach (ruminants)

20. Pyloric Valve - the valve separating the stomach and the small intestine

21. Proteins - the nutrients which supply the building materials from which body tissue

and many body regulators are made

22. Rectum - the terminal portion of the large intestine

23. Saliva - an enzyme secreted from the mouth which begins carbohydrate digestion

Page 31: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

31

24. Villi - tiny finger-like projections located along the wall of the small intestine which aid

in food absorption

Footnotes

1. This document is AS23, one of a series of the Animal Science Department, Florida

Cooperative Extension Service, Institute of Food and Agricultural Sciences, University of

Florida. Original publication date March 1997. Reviewed June 2003. Visit the EDIS Web Site

at http://edis.ifas.ufl.edu.

2. J.P. Rowan is an Extension Agent - Agriculture, 4-H, Suwannee County; K.L. Durrance is

Professor, Animal Science Department; G.E. Combs is Professor, Animal Science

Department, and L.Z. Fisher is Visiting Extension Agent, 4-H Department, Cooperative

Extension Service, Institute of Food and Agricultural Sciences, University of Florida,

Gainesville, 32611. Reviewed by Joel Brendemuhl and Robert O. Myer, December, 1996.

Animal Structure & Function

The digestive system

The digestive system is one of the body's major organ systems. All animals - with the

exception of some endoparasites such as tapeworms - have a digestive system. In this section

we're going to look at digestion in ruminants, and compare their guts with those of other, non-

ruminant, mammals.

What is the rumen?

The rumen underpins much of our agricultural industry. Without this stomach chamber, cows

and other ruminants would be much less efficient at turning grass into milk, meat and wool. A

cow's rumen has a capacity of up to 95 litres and contains billions of bacteria and other

microbes. These microbes produce the enzymes that digest cellulose into sugars and fatty

acids for their hosts to use. A less desirable by-product is the potent greenhouse gas,

methane: a single cow can produce up to 280 litres of methane a day.

Page 32: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

32

The rumen is one of four stomach compartments found in ruminants. Ruminants are animals

such as cattle, sheep, goats and deer. (In comparison, animals such as pigs, dogs and horses

have only a single stomach compartment and are called nonruminants, or

monogastric animals.) The rumen allows grazing animals to digest cellulose, a very common

carbohydrate in plants.

Cow's digestive tract, viewed from left side. Image from Nickel et al. 1973

Three of the four ruminant stomach compartments make up the forestomach. These three

compartments – the rumen, reticulum, and omasum – are an extension of the lower

oesophagus. The rumen, the first of the forestomach chambers, stores and processes plant

material. It can be a very large structure indeed: in large ruminants, the rumen may store up

to 95 litres of undigested food (Brooker et al. 2008). The rumen holds plant material until it

has been broken down, releasing volatile fatty acids, and fermentation of protein and

carbohydrates has begun.

Relative size of ruminant stomach chambers. Image from Nickel et al. 1973

Page 33: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

33

Why is the rumen so big? Because most plants, especially grasses, have a high cellulose

content. A cellulose molecule is a polymer, made up of a long chain of subunits called simple

sugars, or monosaccharides. Vertebrate animals lack the enzyme, called cellulase, needed to

break down cellulose and release these sugars. Instead, they use symbiotic anaerobic

bacteria that do possess the enzyme cellulase. Huge numbers of these bacteria are present in

the rumen and the reticulum: with each gram of rumen fluid contains 10 - 50 billion bacteria.

The ruminant digestive system is a very efficient adaptation for extracting as much energy as

possible from a high cellulose diet. Because food is held in a ruminant’s gut for a relatively long

time, symbiotic bacteria are able to grow and release nutrient sources that are not otherwise

available to vertebrates.

How does ruminant digestion work?

Ruminant digestion begins when a cow swallows a mouthful of plants. The food is partially

chewed and mixed into a bolus with saliva, before being swallowed and passing down the

oesophagus into the rumen. When ruminants are grazing they tend to swallow their food

quickly, with only minimal mastication. When the animal is resting after grazing, it regurgitates

this partially chewed food, rechews it, and then swallows it again (This process is know as

“chewing the cud”, or rumination.) Depending on the amount of fibre in their food, cattle may

spend between 3 – 6 hours per day chewing their cud (Lofgreen et al 1957).

The ruminant digestive system

Page 34: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

34

The ruminant digestive tract (University of Minnesota, 1996)

The Oesophagus

The oesophagus is a muscular tube that connects the mouth with the forestomach. Food

passes down the oesophagus by contraction of the muscles in the walls that push the food

along in a series of waves called peristalsis. The ruminant oesophagus is also capable of

reversed peristalsis or antiperistalsis. This allows food to be easily regurgitated from the rumen

and chewed.

The reticulorumen

The reticulorumen is composed of the rumen and the reticulum. The reticulorumen is partially

separated from the rumen by the reticular fold, which allows mixing between the two

compartments. The contents of the reticulorumen are mixed by contractions of the

reticulorumen wall. The mixing recirculates undigested material preventing the rumen

becoming clogged and distributing symbiotic bacteria throughout the ingested material. The

reticulorumen becomes colonized by symbiotic bacteria in the first week after birth. The

bacteria help to break down the food and release nutrients by a fermentation process.

The omasum

When food has been broken down enough, it passes from the reticulorumen through the

reticulo-omasal orifice to the omasum. The omasum wall is highly folded, giving a large surface

area which allows for the efficient absorption of water and salts released from the partially

digested food. The omasum also acts as a type of pump, moving the food from the

reticulorumen to the true stomach, the abomasum, where acid digestion takes place.

Page 35: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

35

Section through cow's stomach, viewed from the front. Note the highly folded wall of the

omasum. Image from Nickel et al. 1973.

The abomasum

Unlike a ruminant's three forestomachs, the abomasum is a 'secretory stomach'. This means

that cells in the abomasum wall produce enzymes and hydrochloric acid which hydrolyse

proteins in the food and also in the microbes mixed in with the food. Hydrolysis breaks the

proteins into smaller sub-units (e.g. dipeptides and amino acids), ready for further digestion

and absorption in the small intestine.

Because ruminants eat such large amounts of plant material, there is an almost continuous

flow of food through the abomasum. In comparison, activity in the stomach of monogastric

animals generally has a circadian rhythm associated with food intake (Djikstra, 2005).

Cow's stomach viewed from the right-hand side. Image from Nickel et al. 1973

The small intestine

The small intestine is an elongated tube running from the abomasum to the large intestine. In

ruminants, the small intestine is about 20 times longer than the length of the animal - so a cow

two metres in length would have a small intestine 40 metres long!

A large proportion of the digestion and absorption of nutrients and water occurs in the small

intestine. Enzymes in the small intestine break nutrient molecules down into their building

blocks. Carbohydrates are broken down to simple sugars (monosaccharides), fats into fatty

acids and monoglycerides, nucleic acids into nucleotides and proteins into amino acids. Some

Page 36: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

36

of these enzymes are on the surfaces of intestinal cells, while others are secreted into the small

intestine, primarily from the liver and pancreas.

The small intestine has three regions: the duodenum, the jejunum and the ileum. Partially

digested food passes from the duodenum along the small intestine by way of peristaltic muscle

contractions that start at the part where the abomasum is joined to the duodenum.

Duodenum

The liver and pancreas both secrete materials through ducts into the duodenum. The common

bile duct carries bile salts, a greenish fluid that is manufactured in the liver, stored in the gall

bladder (the ruminant gall bladder does very little to concentrate the bile), and released into

the duodenum to digest fats. The main pancreatic duct carries digestive secretions, which are

rich in enzymes and bicarbonate. The bicarbonate neutralises acid from the stomach, which

would otherwise inactivate many of the duodenum's digestive enzymes.

Jejunum

The lining of the jejunum is specialised for the absorption of carbohydrates and proteins. Its

inner surface is covered in finger-like projections called villi, which increase the surface

area available to absorb nutrients from the gut contents. The villi in the jejunum are much

longer than in the duodenum or ileum. The epithelial cells which line these villi possess even

larger numbers of microvilli, known collectively as the brush border. The combination of villi

and microvilli increases the surface area of the small intestine, increasing the chance of a food

particle encountering a digestive enzyme and being absorbed across the epithelium and into

the blood stream.

Nutrients can cross the intestine wall by either passive or active transport. In passive transport

molecules diffuse into the intestinal cells down a concentration gradient (i.e. they move from a

region where they are in high concentration to an area of low concentration.) The sugar xylose

enters the blood by passive transport. Active transport requires energy. Amino acides, small

peptides, vitamins, and most glucose are moved across the intestine lining by active transport.

Once nutrients have moved through the epithelial cells, they are taken up by either capillaries

or lacteals and then transported around the body.

Page 37: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

37

Ileum

The ileum's main function is absorption of vitamin B12, bile salts and whatever nutrients that

were not absorbed by the jejunum. At the point where the ileum joins the large intestine there

is a valve, called the ileocaecal valve, which prevents materials flowing back into the small

intestine.

The caecum

The caecum is a pouch connected to the large intestine and the ileum. It is separated from the

ileum by the ileocaecal valve, and is considered to be the beginning of the large intestine. In

herbivores the caecum is greatly enlarged and serves as a storage organ that permits bacteria

and other microbes time to further digest cellulose. Partially digested food enters the caecum

through the ileoacecal valve, which is normally closed. The valve occasionally opens to allow

food material in. As there is only one opening to the caecum, digesta must move in and out to

the caecum through the same opening.

The large intestine

In addition to the caecum the large intestine is made up of the ascending colon, transverse

colon, sigmoid colon, rectum, and anus. Much of the large intestine comprises the colon, which

is shorter in length but larger in diameter than the small intestine. The colon is involved in the

active transport of sodium, and absorption of water by osmosis, from the digested material

that it contains. It also provides an environment for bacteria to grow and reproduce. These

symbiotic bacteria produce important vitamins such as vitamin K, thiamine, and riboflavin,

required by the animal for proper growth and health. Finally, the large intestine eliminates

wastes. Undigested and unabsorbed food, as well as other body wastes, leave the intestine in

the form of faeces, via the rectum & anus.

Mycotoxins and rumen function

It's important for the rumen to function effectively as this results in maximal digestion and

absorption of nutrients from the animal's feed, and this in turn maximises production of milk,

meat and wool.

Grass is often infected with a range of fungi (called endophytes because they live within the

plant's tissues). Some of these fungi produce a range of toxic chemicals, or mycotoxins, which

Page 38: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

38

can affect the animals that eat the infected grass. Some of these chemicals protect plants from

insect attack and have little effect on ruminants, while others have marked effects on

ruminants and other herbivores. A research group based at the University of Waikato has

studied the impact of mycotoxins on rumen function.

The team looked specifically at the mycotoxins that result in muscle tremors - such toxins are

called 'tremorgens'. Tremorgens result in the condition called 'ryegrass staggers', because the

increased excitability of skeletal muscle causes animals to stagger when they move. These

toxins can both excite and inhibit smooth muscle contractions. Because the wall of the rumen

contains smooth muscle tissue, tremorgens have the potential to upset normal rumen function.

The rumen and the reticulum normally undergo regular rhythmic contractions, which constantly

mix and stir the contents of both stomach chambers. These contractions are controlled by the

release of a neurotransmitter chemical called acetylcholine. The research team (McLeay et al.

1999) studied the impact of several different tremorgens on acetylcholine release, & thus on

contraction of the muscles in the reticulum and rumen.

Effect of ergovaline on reticulum contractions.

They found that at least some of the mycotoxins they tested disrupted muscle contractions in

the rumen and reticulum. This disruption was sometimes severe and lasted up to 12 hours.

They concluded that "severe disruption of digestion may occur in animals grazing endophyte-

infected pasture" (McLeay et al. 1999), affecting both milk/meat production and the animals'

health. The endophytic fungi also produce another set of compounts - the ergots (similar to

Page 39: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

39

adrenalin) that increase body temperature, induce heat stress, and cause marked effects on

contractions of the rumen and reticulum (as shown in the above image). This mycotoxin may

cause scours (diarrhoea) in affected animals.

Ruminant ecophysiology

Ruminant animals range in size from 10-600 kg i.e. they are in the mid size-range of vertebrate

animals. Why are there no ruminants with mass <10kg? Smaller animals have higher energy

requirements per unit of body weight. The small body size means that their small guts would

not be able to cope with the high retention times and throughput of a ruminant digestive

system. In comparison, large nonruminants such as giraffes and elephants have comparatively

lower energy requirements than ruminants per unit of body weight. Therefore, they are able to

extract enough energy from plants without the need for rumination. These non-ruminant

herbivores have a somewhat different digestive anatomy. The three forestomach chambers are

absent, replaced with a single secretory stomach, and plant material is fermented in the

caecum and large intestine. This process is known as hindgut fermentation.

Monogastric digestion

Humans, horse, dogs and rabbits all have monogastric digestion – they have a single stomach

chamber. Animals with monogastric digestion are still able to digest some of the cellulose in

their diet, by way of symbiotic gut bacteria. However, their ability to extract energy from

cellulose digestion is less efficient than in ruminants. Monogastric animals have evolved a

number of behavioural and anatomical adaptations that improve their ability to use plants as a

food source.

Hindgut fermenters

Horses, rabbits, rodents and other herbivores use cellulose and other fermentable plant

material in much the same way as ruminants. However, as they only have a single stomach

compartment, fermentation and digestion of cellulose primarily occurs in the large intestine and

cecum.

Page 40: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

40

Digestive tract anatomy of hindgut fermenters

The stomach and small intestine of hindgut fermenters are similar in form and function to other

non-ruminant herbivores. Food passes down the oesophagus and into the stomach (which does

much the same job as the ruminant abomasums). However, monogastric species do not

regurgitate their cud so all mastication occurs when food is taken into the mouth. Acid and

enzymatic digestion begins in the stomach, and then partially digested food moves from the

stomach into the small intestine where further breakdown and absorption of nutrients occurs.

Like the ruminant system, the small intestine empties its contents into the caecum through the

ileocecal orifice.

However, unlike other monogastric herbivores, the caecum and large intestine of hindgut

fermenters is very large and anatomically complex. The caecum and colon in much the same

way as the reticulorumen of ruminant animals; slowing down the throughput of food and

allowing time for the fermentation of cellulose and other plant material by symbiotic bacteria.

Food leaves the caecum through an opening called the cecocolic orifice and moves into the

ascending colon. Here regular muscle contractions in the colon wall efficiently mix the digested

food and allow absorption of water, salts and the nutrients produced through fermentation.

Food moves only slowly through the colon – in horses it takes 2-3 days to pass the length of

the colon. The lower colon absorbs water and concentrates waste material before this is

egested as faeces through the rectum.

Scientists believe that hind-gut fermentation is comparatively less efficient than rumination

when it comes to extracting nutrients from cellulose-rich plant material. This has driven the

evolution of a number of behavioural and physical adaptations in monogastric animals that

maximise the energy they extract from their high-fibre diets.

Adaptations to high fibre diets

Horses

Horses lose a lot of the proteins produced by microbes living in their colons. This is because

there is no opportunity for the animal to absorb many of the amino acids that the microbes

generate. To compensate for this, horses consume comparatively more food than ruminant

Page 41: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

41

animals (Duncan et al. 1990). This is helped by the fact food travels faster through a horse's

digestive system than it does through a cow's gut..

Rabbits & Hares

Rabbits and hares (lagomorphs) are all small animals and have a high metabolic rate. This

means that they need to obtain energy from their food quickly, eating little and often. Rather

than retaining food in the gut for long periods of time, lagomorphs have evolved another

process to allow them to extract more nutrients from their food. Plant material is digested in

the caecum by symbiotic bacteria. This produces volatile fatty acids, which are absorbed

through the lining of the caecum and provide approximately 30% of the animal's energy needs.

The caecum contents then pass through the large intestine and are egested as caecal pellets -

which are promptly eaten by the animal as they leave the anus! (This process is called

caecotrophy, and usually happens while the animal is in its burrow.) The pellets pass through

the digestive system a second time, allowing more nutrients to be extracted, and the

remaining undigested material leaves the body as normal faecal pellets.

Rodents and omnivores

Many rodents are either partly or wholly herbivorous. Their generally small size means that

they have high metabolic energy requirements but little physical capacity for retentive

digestion of vegetative matter. Therefore, ingestion of plant material is generally restricted to

high energy sections of the plant such as fruit, nectar and pollen or seeds; or to sections that

are more easily digestible such as growing tips, seedlings and flowers. This selectivity is also

practiced by omnivorous animals such as bears, pigs, possums and humans.

Human digestive system

An adult human's digestive tract is approximately 6.5 meters long and consists of the pharynx,

oesophagus, stomach, small intestine and large intestine. Digestion in humans is similar to that

of other monogastric animals. However, unlike most herbivorous animals, humans have a

relatively small caecum with a vermiform appendix. The appendix is a blind-ended tube

connected to the caecum near the point where the small intestine joins the large intestine. The

appendix appears to be a vestigial structure, reduced in size and function when compared to

the same structure in other animals. One explanation for this is that the human appendix was

Page 42: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

42

once much larger and served a similar function to the caecum of hind gut fermenters. Over

time, the diets of early humans changed to include more meat and less high-fibre plant

material. This meant that there was no selective advantage in having a large appendix (and in

fact there would be an energy cost in maintaining it), and individuals with a smaller appendix

became more common over time . Modern humans would have difficulty extracting enough

nutrients if they were restricted to a diet similar to that of ruminant animals. While we are

encouraged to eat a diet high in vegetables and fruit, that diet is generally restricted to easy-

to-digest material that is relatively low in cellulose: fruit, flowers and new stems and leaves. In

other words, our diet is restricted by our inability to extract sufficient nutrients from high-

cellulose plant material.

References

Brooker R.J., Widmaier E.P., Graham L.E. & Stiling P.D. 2008: Biology. McGraw-Hill. New York.

Nickel, R., Schummer, A., & Seiferle, E. (1973) The Viscera of the Domestic Mammals. Verlag

Paul Parey, Berlin.

Dijkstra J. 2005: Quantitative Aspects of Ruminant Digestion and Metabolism (2nd Edition).

CABI Publishing. Wallingford.

Duncan P., Foose T.J., Gordon I.J., Gakahu C.G. & Lloyd M. 1990: Comparative nutrient

extraction from forages by grazing bovids and equids: a test of the nutritional model of

equid/bovid competition and coexistence. Oecologia 84: 411-418.

Lofgreen G.P., Meyer J.H. & Hull J.L. 1957: Behavior patterns of sheep and cattle being fed

pasture or soilage. Journal of Animal Science 16: 773-780.

L.M. McLeay, B.L. Smith & S.C. Munday-Finch (1999) Tremorgenic mycotoxins paxilline,

penitrem and lolitrem B, the non-tremorgenic 31-epilolitrem B and electromyographic

activity of the reticulum and rumen of sheep. Research in Veterinary Science 66: 119-

127.

Page 43: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

43

RUMINANT DIGESTION

D P Visser Department of Agriculture: Livestock Improvement Schemes

INTRODUCTION

Ruminant species occupy an important niche in modern agriculture because of their unique

ability to digest certain foodstuffs, especially roughages, efficiently. In future, the direct

demands for grain by human beings will make efficient utilization of roughages increasingly

important. A basic understanding of ruminant digestion is essential for good management and

sound nutrition of beef cattle.

THE RUMINANT DIGESTIVE SYSTEM

The fact that the ruminant can convert roughages, unsuitable for man, into useful products is

normally taken for granted. What enables them to achieve this? The ruminant has three

preliminary compartments in its digestive tract before the true stomach, or abomasum. These

are the reticulum, rumen, and omasum. The rumen, and reticulum are not completely

separated, but have different functions.

Reticulum

The reticulum is a flask-shaped compartment with a "honeycomb" appearance. It moves

ingested food (ingesta) into the rumen and the omasum. The reticulum also causes the

regurgitation of ingesta during rumination, and acts as a collection compartment for foreign

objects.

Rumen

The rumen is a large fermentation chamber (in adult cattle its volume is about 125 litres)

which has a very high population of micro-organisms, mainly bacteria, but also protozoa.

It is because the bacteria secrete the enzymes necessary for cellulose degradation that

ruminants are able to utilize roughage. The rumen has a textured surface, lined with

projections (up to 1 cm long), termed rumen papillae. The rumen, along with the omasum,

Page 44: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

44

absorb the by-products of bacterial fermentation. These by-products are volatile fatty acids

(VFAs).

Omasum

The omasum, or "manyplies", contains numerous laminae (tissue leaves) that help grind

ingesta. These folds assist in the removal of fluid from the ingesta on their way to the

abomasum.

Abomasum

This compartment corresponds to the stomach of the non-ruminant, and is termed the true

stomach. It secretes the gastric juices which aid in digestion. The pH of the abomasum is

normally in the range of 2,0 to 2,5. This low pH facilitates initial protein breakdown, and kills

the bacteria which have spilled over from the rumen.

Ruminants differ from monogastric animals in the following important ways :

They have no upper canine teeth, or incisors, and have long, thick and rough tongues.

They ruminate. Chewing the cud helps reduce feed particle size, and mixes saliva into

the feed.

The ruminant digestive system includes a fermentation chamber, called the rumen. The

rumen contains micro-organisms which serve some important functions: they make it

possible for ruminants to digest fibre (especially those in roughages) and they

synthesize nutrients (such as B complex vitamins), and also essential amino acids which

become available to the animal when the micro-organisms die, and are digested.

The ruminant represents a classic example of symbiotic association between

mammal and micro-organism.

STOMACH OF THE NEWBORN CALF

Calves, at birth, are not functional ruminants. At birth, the rumen is very small, and the fourth

stomach (or abomasum) is by far the largest of the compartments. Digestion in the young calf

is more like that of a simple-stomached animal than that of a ruminant, and it takes

approximately three to four months before the calves can be considered actual ruminants.

Page 45: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

45

RUMINANT DIGESTION

Digestion of carbohydrates

Plant tissues contain about 75 per cent carbohydrates of one kind or another, and provide the

primary source of energy for both the ruminal organisms, and the host animal.

In ruminants the major part of all carbohydrates, including the complex carbohydrates such as

cellulose and hemi-cellulose, is digested by bacterial action in the rumen.

During microbial digestion an appreciable amount of methane gas is produced. Approximately

6 to 7% of the food energy of the ruminant is lost as methane.

The main end-products of carbohydrate digestion are volatile fatty acids. Of these, acetic acid

forms the major proportion, followed in declining order by propionic, butyric, and valeric acids.

The VFAs are absorbed into the bloodstream through the rumen wall, and constitute 66 to

75% of the energy derived from the feed. Carbohydrates, such as sugars and starches, that

escape ruminal digestion are digested in the abomasum, and the end-products are absorbed

through the small intestine.

Digestion of protein

Dietary protein, like dietary carbohydrates, is fermented by rumen microbes. The majority of

true protein, and non-protein nitrogen (NPN), entering the rumen is broken down to ammonia,

which bacteria require for synthesizing their own body protein. Ammonia is most efficiently

incorporated into bacterial protein when the diet is rich in soluble carbohydrates, particularly

starch. Ammonia, in excess of that used by the micro-organisms, is absorbed through the

rumen wall into the blood, carried to the liver, and converted to urea, the greater part is

excreted in the urine. Some urea is returned to the rumen via the saliva, and also directly

through the rumen wall.

The undegraded true protein fraction, plus the microbial protein, passes from the rumen to the

abomasum, where it is digested, and absorbed into the bloodstream through the walls of the

small intestine.

Page 46: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

46

DIGESTIVE DISORDERS

Since different substances are digested by different classes of bacteria, provision must be

made to allow a new population of bacteria to establish itself when changes are made in the

ration. Changing the composition of a ration, therefore, should be made gradually and it may

take up to six weeks for the ruminal organisms to adapt to a change in diet.

A large number of digestive disorders can occur in ruminants. Only three of the more important

disorders will be discussed:

BLOAT

Bloat, to which all ruminants are subject, can be of the frothy or the free gas type, and can be

either acute or chronic. The term bloat is generally used to describe any condition caused by

an excessive accumulation of gas in the rumen.

Frothy bloat (Pasture bloat)

Plant-induced bloat is usually of a frothy kind, the gas in the rumen being trapped in a stable

foam which cannot be eructated by belching.

The daily production of gas, principally carbon dioxide, and methane, is about 800 litres in

adult cattle. Frothy bloat occurs when the rate of foam formation is greater than the rate of

foam breakdown, and this process is maintained for some time. The foam persists, and

accumulates, causing an increase in the volume of ruminal digesta. This makes it difficult for

the animal to clear digesta from the entrance of the oesophagus (the cardia). Clearance of the

cardia is necessary for eructation (belching), but eructation is not stimulated, because the foam

also induces a swallowing reflex. The characteristic abnormal distention of the rumen, a

marked bulging of the left flank, results from the trapping of the gas in the foam.

Frothy bloat does not result from a simple mechanism, but the main factors to consider are the

plant and the animal factors.

Plant factors

Some legumes (clover and lucerne, especially) have high bloat potentials, whereas other

legumes very seldom cause bloat. The dangerous phase of forages for causing bloat is

considered to be the young, fast-growing, leafy phase.

Page 47: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

47

Animal factors

The susceptibility to bloat is believed to be inherited, and greedy feeders are more prone to

bloat. The effects of saliva on bloat cannot be overlooked. The type of feed affects saliva flow.

Roughage increases it and grain decreases it. Roughage also stimulates rumen motility, and

belching efficiency.

Production losses due to bloat include :

Losses due to death, and therefore a financial loss.

Cost of protein supplements if legumes are not utilized.

Expense of veterinary treatment, and labour.

Practical considerations to prevent bloat :

Much can be done to prevent bloat, e.g. roughage, especially dry hay, should be fed

before, or during, the grazing of lush, immature legume pasture. This will reduce the

risk of bloat occurring. The dry roughage stimulates salivation, and sufficient saliva will

help prevent bloat.

Veterinary recommendations to inhibit foam formation, or gas formation, should be

followed.

Animals suffering consistently from bloat should be tested for TB, because TB can be

the fundamental cause of recurrent bloat.

Treatment of bloat

An anti-foaming agent has to be introduced into the rumen to break the froth. Any suitable

vegetable oil can be used for this purpose in an emergency, if the commercial pharmaceutical

preparations containing recognized anti-foaming agents are not available.

Genuine turpentine, at a rate of 1 ml/kg body mass, administered by mouth, is a well-known

treatment, and probably causes the froth to break.

Remember that bloat is due not so much to excessive gas production but rather to

the failure to eructate.

Page 48: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

48

Free gas bloat

Acute bloat, caused by free gas, results primarily when the normal gases of rumen

fermentation are trapped due to oesophageal obstruction. The only way to relieve this

condition is to remove the obstruction, or in the case of emergencies, to relieve the pressure

by use of a trocar.

Metabolic disorders

Metabolic disorders such as urea poisoning, and acidosis, often cause bloat in cattle.

Urea Poisoning

Urea, and other NPN compounds, are very useful compounds, especially in winter licks.

However, when improperly fed and formulated, urea can be deadly poisonous.

The toxicity of urea, and other NPN compounds, is caused by excessive levels of ammonia in

the blood. Urea reaching the rumen is rapidly converted to ammonia. When large amounts of

urea are consumed over short periods, the microbes cannot utilize the ammonia for synthesis

of microbial protein as rapidly as it is produced. The quantity of ammonia (NH3) absorbed by

the ruminant is greatly influenced by both the concentration of ammonia in the rumen fluid,

and the pH of the rumen fluid.

Absorption is more rapid when the rumen fluid is alkaline (pH>7). Rumen fluid is not as well

buffered against an increase in pH as against a decrease. Since the chemical structure of

ammonia is alkaline, increasing concentrations of ammonia elevates the pH, and increases its

absorption across the rumen wall. Absorbed ammonia is converted to urea in the liver.

Symptoms of urea poisoning are :

Animal becomes uneasy, and nervous.

Excessive amounts of saliva are secreted.

Defaecation, and urination, are frequent.

Animal struggles violently, and bellows.

Bloat often occurs.

Tetany (painful muscular cramps caused by intense and repeated nervous stimuli), and

death occur.

Page 49: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

49

Important practical considerations in the use of NPN :

Animals unadapted to urea are most susceptible to urea poisoning

The amount of urea fed should be increased slowly over a period of at least three

weeks.

Animals showing a definite demand for salt should be allowed only limited access to a

lick containing urea.

Diets composed primarily of poor-quality roughage often do not provide enough readily-

fermentable carbohydrates for efficient urea utilization.

Fasting, or a relatively empty rumen at the time urea is fed, increases the probability of

toxicity, because the microbes are not able to utilize the rapidly-formed ammonia.

Restricted water intake reduces rumen fluid volume, and increases ammonia absorption

by the animal.

Urea toxicity is often associated with improper feed-mixing, and/or the composition of a

ration or lick containing urea.

Rations, and licks containing urea, should be fed under cover (protected from the rain).

Therefore:

Including urea in a ration or lick for cattle should be done with the utmost care, and

consideration.

Generally, supplemental urea should not exceed more than 1% of the total ration.

Daily intake of 0,2 g urea/kg body mass of the animal should not be exceeded.

Special attention must be devoted to supplying readily-fermentable carbohydrates.

Urea poisoning can be successfully treated with vinegar. Depending on the size of the

animal, five litres of diluted vinegar (i.e. 1 part vinegar to 4 parts water) is normally

dosed to the animal via a stomach tube. The treatment can be repeated six to 12 hours

later if necessary.

Acidosis

The production of short-chain fatty acids in the rumen is directly related to the various types,

and number, of bacteria and protozoa that make up the rumen microbial population. The

organisms, in turn, are primarily determined by the types of feedstuffs fed to the ruminant.

Page 50: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

50

Some types of bacteria, and protozoa, can digest cellulose and hemi-cellulose, but not starch.

Others can digest starch, but not cellulose and hemi-cellulose, and some can utilize both, with

a preference for one over the other.

When the ration is changed from predominantly a roughage to a grain ration, the population

shifts towards more starch-digesters. Starch-digesting bacteria produce more propionic acid

relative to acetic acid, than do cellulose-digesters. Grain consists mostly of starch, which is

rapidly digested. Therefore a change to a high grain-content ration will result in a rapid

increase in rumen acidity, due to the rapid production of short-chain fatty acids. During this

sudden change of the ration to large amounts of grain, the starch-digesting bacteria,

Streptococcus ovis, increase rapidly, and 80 to 85% of the acid produced by this species is

lactic acid. At the same time, the rumen pH falls considerably, to approximately 5, and lower,

and there is a tremendous increase in histamine that could lead to laminitis.

Small quantities of lactic acid are normally efficiently converted to propionic acid, but when

excessive quantities of lactic acid are produced they accumulate in the rumen, and eventually

are absorbed via the rumen wall into the bloodstream.

The outcome of such a high lactic acid level in the bloodstream normally results in one or more

of the following conditions :

Rumen stasis (the digestive function of the rumen comes to a standstill)

A major shift in the population of rumen microbes.

Dehydration.

Liver abscesses.

Bloat.

Rumenitis, and damage to the rumen villae.

Damage to the mucosal tissue of the rumen.

Cattle go off their feed, become weak, and appear depressed.

Increased heart and respiratory rate.

Laminitis.

When cattle in feedlots become adapted to high grain-content rations, a new microbial balance

develops in which the proportion of Streptococcus ovis is not high, and in which other species

Page 51: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

51

predominate. Cellulose, and hemi-cellulose are digested more slowly than are starch, and

soluble carbohydrates, resulting in a lower total concentration of acids at any one time.

THUS: One can switch rather rapidly from a grain to a roughage ration, but NOT

from a roughage to a grain ration.

Important practical considerations

Inefficient management skills on the farm or feedlot are the main cause of acidosis (for

example, when the door of the feed shed is left open, or unattended.)

Strict control over rations should be exercised, especially when switching from

roughage, veld or pastures, to grain or complete rations. Changes to a grain ration

should be made gradually, over a period of at least three weeks.

Some breeds, notably the Bos indicus breeds, seem to be more susceptible to acidosis

than others.

Acidosis seems to appear more often during the summer months.

If a severe case of acidosis is experienced, a veterinarian should be called immediately.

Mild cases of acidosis can be treated by dosing with :

o 300 g of magnesium oxide powder

o 800 g of activated charcoal dissolved in 5 litres of water

If no improvement is seen within 12 hours, a veterinarian must be consulted.

CONCLUSION

The ruminant is a unique animal in many ways. A working knowledge of the ruminant's

digestive tract is essential for making intelligent feeding decisions. The slow and gradual

introduction of the ruminant to a specific ration is an absolute pre-requisite for

proper and efficient rumen functions.

http://agriculture.kzntl.gov.za/portal/AgricPublications/ProductionGuidelines/DairyinginKwaZulu

Natal/RuminantDigestion/tabid/247/Default.aspx

Page 52: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

52

Bakteri Rumen Sapi untuk Pertanian Organik

Oleh : Saepudin | 31-Jan-2010, 21:43:29 WIB

KabarIndonesia - Bakteri Rumen Sapi adalah hasil pengembangan bakteri mikrobia yang

bersumber dari rumen sapi, dengan teknis pengembangan secara sederhana dan murah.

Bakteri ini sangat membantu peningkatan petani dalam pengembangan pertanian yang

berwawasan pada pelestarian kesuburan tanah dan sumber daya alam.

Bakteri Rumen Sapi terdiri dari kumpulan beberapa mikro organisme yang sangat bermanfaat

dalam proses pengolahan pupuk kandang, kompos, pupuk organik cair, dan sekaligus mampu

memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan memberi kehidupan di dalam tanah.

Mikroorganisme yang terdapat di dalam Bakteri Rumen Sapi dapat meningkatkan fermentasi

limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan unsur hara untuk tanaman, serta

menekan aktifitas serangga, hama dan mikroorganisme patogen.

1. Cara Kerja Bakteri Rumen Sapi :

Menekan pertumbuhan patogen tanah

Mempercepat fermentasi pupuk, sampah organik dan urine

Meningkatkan senyawa organik dalam tanah

Meningkatkan nitrogen

Meningkatkan aktifitas mikroorganisme di dalam tanah

Menekan kebutuhan pupuk dan pestisida kimia

2. Keunggulan Bakteri Rumen Sapi

Dapat dibuat sendiri

Bahan tersedia dan mudah didapatkan

Peralatan cukup sederhana

Sangat berguna bagi petani

Dua tahapan pengembangan Bakteri Rumen Sapi yaitu :

1. Pembuatan Induk Bakteri

a. Bahan yang digunakan :

Rumen sapi : 5 kg

Tetes tebu : 1 ltr

Page 53: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

53

Bekatul halus : 2 kg

Air matang : 7 ltr

b. Cara Pembuatan :

Katul diserilkan dengan cara dikukus/ dipanaskan

Masukkan air, tetes, katul dalam gentong plastik dan diaduk selama 10

menit hingga larutan menjadi homogen

Tutup dengan plastik rapat

Pada hari ke-4 , 5, dan 6 hasilnya diamati (perhatikan warna, bau, dan

temuan lain)

Pada hari ke-7 dilakukan penyaringan dan didapatkan induk Bakteri Rumen

Sapi.

Induk bakteri ini bisa dikembangkan lebih banyak lagi atau untuk

pengolahan pupuk organik (padat dan cair), fermentasi pakan ternak

(jerami, janggel jagung, dll).

2. Pengembangan Bakteri

a. Bahan yang digunakan :

Induk Bakteri Rumen Sapi : 1 ltr

Tetes tebu : 1 ltr

Bekatul steril : 3 kg

Terasi : 2 ons

Air matang : 10 ltr

b. Cara Pengembangan :

Masukkan air matang, tetes tebu, katul, trasi yang sudah dihaluskan dan

induk bakteri mikrobia ke dalam gentong plastik

Aduk ramuan tersebut selama 10 menit (homogen)

Tutup rapat-rapat dengan plastik

Pada hari ke-4 dibuka, kemudian diaduk selama 10 menit

Tutup kembali dan dalam penutupan diberi lubang untuk sirkulasi udara

Pengadukan ini dilakukan selama 5 hari dan setiap penutupan harus diberi

lubang udara

Page 54: SISTEM PENCERNAAN RUMINANSIA - …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/VII... · Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri

54

Pada hari kesembilan dan kesepuluh Bakteri Rumen Sapi sudah jadi dan siap

untuk digunakan sebagai sarana dan pendukung pertanian organik yang

berwawasan pada pelestarian kesuburan tanah dan peningkatan produksi

Bakteri Rumen Sapi mampu bertahan hidup selama 6 bulan antara lain:

Lumbricus (bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, serta ragi).

Sumber: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/