SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

176

Click here to load reader

Transcript of SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

Page 1: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG

(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)

BUILDING MAINTENANCE SYSTEM VIEWED FROM

RELIABILITY OF THE BUILDING (CASE STUDY: SIMPLE FLAT RENTAL BUILDINGS IN

CILACAP DISTRICT)

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Gelar Magister Teknik

Disusun oleh:

ROSALINA S 940809109

M A G I S T E R T E K N I K S I P I L K O N S E N T R A S I

TEKNIK REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL P R O G R A M P A S C A S A R J A N A

U N I V E R S I T A S S E B E L A S M A R E T S U R A K A R T A 2 0 11

Page 2: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii  

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG

(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)

Disusun oleh:

ROSALINA S 940809109

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Tim Pembimbing :

Jabatan

Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 196905011995121001

………………

……………

Pembimbing II

Widi Hartono, ST, MT NIP. 197307291999031001

………………

……………

Mengetahui : Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms NIP. 194804221985032001

Page 3: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii  

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI

KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

DI KABUPATEN CILACAP)

Disusun oleh:

ROSALINA S 940809109

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Tesis

Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2011

Dewan Penguji :

Jabatan

Nama Tanda Tangan

Ketua Kusno Adi Sambowo, S.T,M.Sc,Ph.D. NIP. 196910261995031002

………………

Seketaris Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms NIP. 194804221985032001

………………

Penguji I S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 196905011995121001

…….…..…….

Penguji II Widi Hartono, ST, MT NIP. 197307291999031001

……………….

Mengetahui :

Direktur Program

Pascasarjana

Prof. Drs. Suranto, Msc, Phd NIP. 195708201985031004

Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms

NIP. 194804221985032001

Page 4: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv  

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rosalina

NIM : S940908109

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul :

SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG

(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)

Adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, tertulis

dalam tesis tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Rosalina

Page 5: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v  

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari

Keandalan Bangunan Gedung Studi Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa

di Kabupaten Cilacap dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS. Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Ir. Ary Setyawan, M.Sc.(Eng). Sekertaris Program Studi Magister Teknik

Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Pembimbing Akademis.

5. S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Utama.

6. Widhi Hartono, ST, MT, selaku Pembimbing Pendamping.

7. Segenap Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.

8. Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi (PUSBITEK), Badan

Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Kementrian PekerjaanUmum

yang telah memberikan beasiswa pendidikan kepada penulis.

9. Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap, yang telah

memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.

10. Ir. A. Ristiyanto, MT, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah

Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan memberikan ijin Tugas

Belajar bagi penulis.

11. Adi Prabowo, SH, ST, Kepala Bidang Perumahan dan Tata Bangunan Dinas

Cipta Karya Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan

memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.

Page 6: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi  

12. Kepala UPTD Rusunawa Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah

Kabupaten Cilacap dan segenap Staf yang telah telah mendukung penulis dalam

memperoleh data mengenai Rusunawa Cilacap.

13. Suamiku tercinta, Lulu Mardiyanto, ST dan anakku tersayang Lilian Mutiara,

Kedua orangtuaku Imam Suyono dan Eny Nuryanti, yang terus memberikan

doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materiil dalam menyelesaikan

pendidikan ini.

14. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan

Bangunan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang selama ini menjadi

teman seperjuangan.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga tesis ini dapat memberi sumbangan ilmiah bagi civitas akademika,

praktisi di bidang bangunan gedung, dan bermanfaat bagi masyarakat luas pada

umumnya. InsyaAllah, Amin.

Surakarta, Januari 2011

Penulis,

Rosalina

Page 7: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii  

ABSTRAK

Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan pemberlakuan sertifikat laik fungsi (SLF) pada tahun 2010 bagi setiap bangunan gedung publik di kota metro dan besar. SLF juga harus diterapkan paling lambat pada tahun 2020 untuk semua kota sedang dan kecil. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sebagai bangunan publik harus memenuhi SLF. Dalam memenuhi SLF untuk gedung Rusunawa diperlukan suatu sistem pendukung. Sistem tersebut diharapkan dapat memberikan penilaian serta memberikan sistem pemeliharaan dan perbaikan yang menunjang keandalan bangunan gedung Rusunawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem pemeliharaan gedung Rusunawa yang ditinjau dari keandalan bangunan gedung. Obyek yang menjadi studi kasus adalah Gedung A dan D pada kompleks Rusunawa Cilacap.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis diskriptif. Tahapan penelitian dimulai dengan mencari kriteria sistem penilaian keandalan gedung. Acuan yang digunakan adalah kriteria dalam SLF gedung yang disesuaikan dengan kondisi Rusunawa. Setelah dibuat sistem penilaian keandalan kemudian disusun sistem pemeliharaan gedung. Sistem pemeliharaan tersebut berfungsi untuk menunjang keandalan bangunan gedung Rusunawa. Setelah Sistem tersebut tersusun, dibuat sebuah program yang menunjang aplikasi sistem pada obyek studi kasus. Program Penilaian Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa disebut dengan SLF Rusunawa. SLF Rusunawa kemudian diaplikasikan pada obyek studi kasus untuk mengetahui apakah program tersebut sudah dapat memberikan penilaian keandalan gedung dan sudah memberikan sistem pemeliharaan yang sesuai.

Berdasar penelitian, telah berhasil disusun Sistem Penilaian Keandalan dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Sistem tersebut didukung dengan Program yang disebut SLF Rusunawa. Berdasar aplikasi SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian dan sistem pemeliharaan bangunan gedung Rusunawa. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91). Hal tersebut disebabkan kurang andalnya komponen Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan Gedung. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk tidak andal (70,99). Hal tersebut dikarenakan tidak andalnya komponen Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan Gedung.

Kata Kunci: keandalan bangunan gedung, pemeliharaan, rusunawa.

Page 8: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii  

ABSTRACT

In accordance with the mandate of PP 36 of 2005, the Government requires the

implementation of certificate-worthy function (SLF) in 2010 for every public building in metro and large cities. SLF also be applied no later than 2020 for all medium and small cities. Simple flats rental building (Rusunawa) as a public building must fulfill the criteria of SLF. In fulfilling of the SLF of the Building, Rusunawa necessary needs for a building support system. The system is expected to provide an assessment as well as providing maintenance and repair systems that support the reliability of Rusunawa building. The purpose of this research is to create a building maintenance system in terms of reliability of Rusunawa building. The Object of the case study is Building A and D in the complex of Rusunawa Cilacap.

Research conducted using descriptive analysis method. Stages of the research starts from the search criteria for rating the reliability of building systems. The reference used is the criteria in the SLF building and adapted to the conditions of Rusunawa building. After a system of reliability of the building assessment is made, then researchers construct a maintenance system of the building. Maintenance system of the building is functioning to support the reliability of Rusunawa. After the system was ready then researchers create a program that support the application of the system in the object of the case study. Assessment Program Reliability and Maintenance of Building Systems Rusunawa called SLF Rusunawa. SLF Rusunawa applied to the object of the case study. It aims to determine whether the program can provide an assessment of the reliability of the building and already provide an appropriate maintenance system.

Based on the study, researchers have successfully developed a System Reliability Assessment and Maintenance of Rusunawa Building. The system is supported with a program called SLF Rusunawa. The results of the SLF Rusunawa program on Building A of Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is less reliable (76.91). The cause of the lack of reliability is due to the lack reliability of Utilities and Accessibility components of the building. To fulfill of the reliability of Rusunawa, The Building Maintenance System has been created.. The results of the SLF Rusunawa program on Building D of Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is not reliable (70.99). The cause of the unreliability is due to the unreliability of Utilities and Accessibility components of the building. To fulfill the reliability of the building, To fulfill of the reliability of Rusunawa, The Building Maintenance System has been created. Keywords: maintenance, reliability of the building, simple flats rental building.

Page 9: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix  

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung Studi

Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa di Kabupaten Cilacap. Tesis ini

sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Pascasarjana

pada bidang keahlian Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tesis ini mengangkat permasalahan tentang Teknik Pemeliharaan Gedung,

khususnya mengenai Penilaian Keandalan Bangunan Gedung serta Sistem

Pemeliharaan dan Rehabilitasi Bangunan Gedung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap bahwa tesis ini dapat bermanfaat dan

mampu menambah khasanah keilmuan.

Surakarta, Januari 2011

Rosalina

Page 10: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii

PERNYATAAN ORISINALITAS……….…………………………………… iv

UCAPANTERIMA KASIH…………………………………………………… v

ABSTRAK……………………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR…….…………………………………………………... ix

DAFTAR ISI……………………………………………………….…………. x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………… 2

1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………. 3

1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………… 3

1.5. Lingkup Pembahasan………………………………………… 3

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka…………………………………………..... 4

2.2. Landasan Teori………………………………………………. 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian…………………………………………..... 22

3.2. Langkah Penelitian…………………………………………... 24

3.3. Bagan Alir Penelitian………………………………………... 27

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Fisik Obyek Penelitian………………………………… 30

4.2.Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa.. 36

4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………... 59

Page 11: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi  

4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.. 123

4.5. Langkah Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………………………………………………….. 131

4.6. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus…………………………. 138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan…………………………………………………... 158

5.2. Saran………………………………………………………… 159

Daftar Pustaka………………………………………………………………... 160

Lampiran……………………………………………………………………... LA-1

Page 12: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Fungsi Ruang Gedung A……………………………………. 33

Tabel 4.2 Fungsi Ruang Gedung B……………………………………. 34

Tabel 4.3 Fungsi Ruang Gedung C……………………………………. 34

Tabel 4.4 Fungsi Ruang Gedung D……………………………………. 34

Tabel 4.5 Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa………………... 37

Tabel 4.6 Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen Ruang Dalam……………………………………………….. 39

Tabel 4.7 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Dalam (80%)…………. 40

Tabel 4.8 Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen Ruang Luar………………………………………………….. 41

Tabel 4.9 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Luar (20%)…………… 42

Tabel 4.10 Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Bawah……………………………………………… 42

Tabel 4.11 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Bawah (25%)……….. 43

Tabel 4.12 Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Atas………………………………………………... 43

Tabel 4.13 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Atas (60%)…………. 44

Tabel 4.14 Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Pelengkap………………………………………….. 44

Tabel 4.15 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%)…… 45

Tabel 4.16 Analisis Kesesuaian Aspek Utilitas…………………………. 45

Tabel 4.17 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Utilitas ( 100%)……………………………………… 46

Tabel 4.18 Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas……………………. 47

Tabel 4.19 Analisis Kesesuaian Aspek Aksesibilitas…………………… 48

Tabel 4.20 Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Aksesibilitas ( 100%)……………………. 49

Tabel 4.21 Kefungsian Komponen Aksesibilitas……………………….. 50

Tabel 4.22 Analisis Kesesuaian Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan. 53

Tabel 4.23 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa 53

Page 13: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii  

Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan (100%)……………. Tabel 4.24 Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung …………. 54

Tabel 4.25 Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa …………………………………………………… 55

Tabel 4.26  Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung) 58

Tabel 4.27  Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas Total (File Aksesibilitas SLF Gedung) 58

Tabel 4.28  Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File Aksesibilitas SLF Gedung) 58

Tabel 4.29  Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung) 58

Tabel 4.30 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Dalam (80%)……………………………. 60

Tabel 4.31 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Luar (20%)……………………………… 61

Tabel 4.32 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Bawah (25%)…………………………. 62

Tabel 4.33 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Atas (60%)……………………………. 63

Tabel 4.34 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%)………………………. 64

Tabel 4.35 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Utilitas…… 66

Tabel 4.36 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Aksesibilitas…………………………………………………. 68

Tabel 4.37 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota…………………………… 70

Tabel 4.38 Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa……………………………………………………. 72

Tabel 4.39 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………………… 125

Tabel 4.40 Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap……………... 139

Tabel 4.41 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur…………………... 146

Tabel 4.42 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur…………………….. 147

Tabel 4.43 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas……………………… 147

Tabel 4.44 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas……………….. 148

Tabel 4.45 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan…………………………………………………. 149

Tabel 4.46 Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap ………………..………….. 149

Tabel 4.47 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur…………………... 154

Page 14: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv  

Tabel 4.48 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur…………………….. 155

Tabel 4.49 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas……………………… 156

Tabel 4.50 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas………………... 156

Tabel 4.51 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan………………………………………………….

157

Tabel 4.52 Hasil Program SLF Rusunawa Keandalan Total Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap ……………………………. 157

Page 15: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv  

DAFTAR GAMBAR

Gambar.2.1 Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung

(Juwana,2009)…………………………………………….. 9Gambar.2.2 Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung

(Juwana,2009)…………………………………………….. 10Gambar 3.1 Peta Provinsi Jawa Tangah (www. google map. Com)…… 21

Gambar 3.2 Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com)……. 22

Gambar 3.4 Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………………….. 27

Gambar 3.5 Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Rusunawa Cilacap……………………….. 28

Gambar 3.6 Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung…………………………….. 29

Gambar 4.1 Photo Tampak Depan Kompleks Rusunawa Kabupaten Cilacap…………………………………………………….. 31

Gambar 4.2 Photo Tampak Belakang Kompleks Rusunawa Kabupaten Cilacap……………………………………………………. 32

Gambar 4.3 Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap…….. 33

Gambar 4.4 Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa…………………………………………………. 57

Gambar 4.5 Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………… 124

Gambar. 4.6 Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………… 126

Gambar. 4.7 Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………… 131

Gambar 4.8 Form Data Umum Program SLF Rusunawa……………… 132

Gambar 4.9 Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan

Rusunawa ………………………………………………… 133

Gambar 4.10 Form Arsitektur SLF Rusunawa ………………………… 134

Gambar 4.11 Form Kesesuaian Ruang Komponen Arsitektur SLF

Rusunawa………………………………………………….

135

Gambar 4.12 Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen

Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa... 136

Gambar 4.13 Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap……… 138

Gambar 4.14 Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama ……………… 141

Page 16: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi  

Gambar 4.15 Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)………… 142

Gambar 4.16 Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…………… 143

Gambar 4.17 Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…. 143

Gambar 4.18 Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap………. 144

Gambar 4.19 Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…… 144

Gambar 4.20 Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap……. 144

Gambar 4.21 Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap……………. 145

Gambar 4.22 Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama ……………… 150

Gambar 4.23 Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)………… 150

Gambar 4.24 Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…………… 151

Gambar 4.25 Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…. 151

Gambar 4.26 Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap………. 152

Gambar 4.27 Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…… 152

Gambar 4.28 Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap……. 152

Gambar 4.29 Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap……………. 153

Page 17: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Form SLF Gedung………………………………………….. LA-1

Lampiran B Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung A Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap………………………………….

LB-1

Lampiran C Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung D Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap………………………………….

LC-1

Lampiran D Form Tabel Analisis Gedung Rusunawa …………………. LD-1

Lampiran E Form Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa……………………………………………………

LE-1

Page 18: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii  

Page 19: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 2005 pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk

memenuhi kebutuhan prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, Nelayan,

Buruh Migran, dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Program 1000

Tower tersebut merupakan program pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa

atau Rusunawa. Rusunawa yang direncanakan dalam program tersebut memiliki

karakteristik struktur yang hampir sama dengan desain tipikal.

Rusunawa sebagai bangunan publik yang mengakomodir fungsi tempat

tinggal sudah selayaknya diperhatikan keandalan dan kelaikan bangunannya.

Keandalan bangunan diperlukan untuk menjamin keselamatan pengguna bangunan

sedangkan kelaikan bangunan akan menjamin kenyamanan pengguna bangunan.

Selain harus diperhatikan keandalan serta kelaikan bangunan,sebagai

bangunan publik maka pemeliharaan bangunan harus diperhatikan. Pemeliharaan

Bangunan Gedung bertujuan untuk menjaga supaya Bangunan Gedung tersebut bisa

mencapai umur layan yang sudah diperhitungkan.

Bangunan Gedung Rusunawa merupakan gedung bertingkat yang berfungsi

sebagai hunian. Gedung bertingkat harus memiliki keandalan secara arsitektur,

struktur, utilitas, aksesibilitas maupun tata ruang dan lingkungan. Untuk menjamin

terwujudnya bangunan gedung yang andal harus memenuhi persyaratan teknis

administratif bangunan gedung sesuai dengan fungsinya. Diperlukan adanya suatu

pernyataan bahwa bangunan gedung tersebut memang sudak layak untuk digunakan

sesuai dengan fungsinya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung.

Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung telah diterbitkan

sejak 9 Agustus 2007 lalu melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

25/PRT/M/2007 yang bertujuan untuk terwujudnya keandalan bangunan gedung

secara administratif dan teknis. Pedoman tersebut meliputi; kesesuaian Bangunan

Page 20: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Gedung dengan fungsinya serta kesesuaian Bangunan Gedung dengan tata bangunan

dan lingkungan.

Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan

pemberlakuan Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF Gedung) pada tahun 2010 bagi

setiap Bangunan Gedung Publik di kota metro dan besar. SLF Gedung juga harus

diterapkan paling lambat pada tahun 2020 di semua kota sedang dan kecil. Saat ini

hampir semua Bangunan Gedung (BG) belum sesuai dengan kaidah bangunan

konstruksi yang benar seperti yang diatur dalam UU No 20 tahun 2002. Untuk

memenuhi kriteria dalam SLF Gedung tersebut hendaknya Pengelola Bangunan

Gedung Publik harus sudah mempersiapkan diri.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah Sistem Penilaian dan

Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang ditinjau dari Keandalan Bangunan Gedung.

Parameter yang digunakan adalah pemenuhan kriteria SLF Gedung. Hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat mempersiapkan Gedung Rusunawa dan pengelolanya

untuk lebih siap memenuhi kriteria keandalan gedung yang sesuai dengan SLF

Gedung.

1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dalam kajian ini meliputi:

1. Bagaimana Membuat Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa

yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam

SLF Gedung.

2. Bagaimana membuat program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian

dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

3. Bagaimana Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan

Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung

Rusunawa Cilacap.

Page 21: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini meliputi:

1. Memperoleh Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang

menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam SLF.

2. Memperoleh program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian dan

Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

3. Mengetahui Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan

Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung

Rusunawa Cilacap.

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis ; Memberikan tambahan informasi dalam khasanah ilmu

terutama di bidang Penilaian dan Pemeliharaan Gedung serta Keandalan

Bangunan Gedung.

2. Manfaat praktis ; Hasil kajian diharapkan dapat memberi masukan bagi stake

holder yang terkait mengenai Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Bangunan

Gedung Rusunawa yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung.

1.5. Batasan Masalah

1. Bahasan dalam penelitian hanya pada permasalahan kondisi fisik Gedung

dan Administrasi yang berkaitan dengan kondisi fisik saja.

2. Pemeriksaan kondisi struktur gedung melalui kondisi visual dan tidak

dilakukan uji lapangan dan uji laboratorium.

3. Standar keandalan bangunan didasarkan pada keterangan dalam Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat

Laik Fungsi Bangunan Gedung.

4. Bangunan yang menjadi obyek penelitian adalah Gedung Rusunawa

Kabupaten Cilacap.

Page 22: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1.Tinjauan Pustaka Pemeliharaan gedung merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik

atau pengelola gedung untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengguna

gedung. Pemeliharaan gedung merupakan faktor yang penting guna menjaga

keberlanjutan gedung di kemudian hari. Dalam membuat sistem manajemen

pemeliharaan gedung adalah penting untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi

pada gedung tersebut terlebih dahulu. Dalam Penelitian terhadap Gedung Asrama

Kampus Teknik dan Kampus Kedokteran di sebuah universitas di Malaysia diketahui

bahwa pemeliharaan gedung yang ada belum maksimal dan kurang terencana..

(Hardiman, Zakaria, 2009).

Pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung hampir selalu diabaikan walaupun

sudah jelas dinyatakan dalam kontrak. Terkadang kerusakan bangunan tidak segera

mendapat penanganan yang sesuai. Hal itu berpengaruh pada kegagalan bangunan

dan menyebabkan masalah yang lebih serius di kemudian hari. Desain dan pemilihan

material yang sesuai dengan fungsi gedung dan lingkungannya merupakan hal yang

sangat penting. Langkah-langkah preventif perlu diambil dalam rangka

meminimalkan terjadinya ketidak sesuaian dan hal tersebut akan mendukung

pekerjaan pemeliharaan gedung di kemudian hari. Kebijakan pemeliharaan praktis

merupakan sebuah peraturan yang penting dalam pemeliharaan guna

mempertahankan keandalan komponen-komponen gedung. (Sarman, Makinda,

2009).

Penilaian struktur beton perlu dilakukan untuk menjaga keandalan bangunan.

Metode penilaian harus direncanakan secara efektif sehingga tindakan perbaikan

dapat dilakukan dengan tepat. Kondisi setiap komponen penyusun struktur dapat

dijadikan penilaian numeric (dalam angka). Penilaian numeric tersebut dibuat

berdasar kondisi struktur dan efek yang ditimbulkan. Peran masing-masing

komponen dan kerusakannya pada struktur juga menjadi bahan pembobotan evaluasi

Page 23: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

numeric. Salah satu sistem yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi struktur

beton yang rentan terhadap iklim tropis adalah metode Indeks Kondisi (Condition

Indeks/CI). Metode tersebut pertama kali dikembangkan oleh U.S Army corps of

Engineers. Penilaian didasarkan pada kerusakan fisik yang terukur. CI diwakili oleh

peringkat kuantitatif antara 0 dan 100. Indeks berfungsi sebagai pedoman untuk

tindakan perbaikan segera dan evaluasi lebih lanjut. Perhitungan nilai CI merupakan

metode yang cukup dekat dengan nilai pendapat pakar. Sistem penilaian kondisi

dengan metode CI akan memberikan penanganan yang efisien. Metode tersebut telah

digunakan untuk memantau keadaan struktur tepi pantai di Malaysia (Ayop, Zin,

Ismail, 2006).

Dua kota penting yaitu Ibadan dan Lagos diambil sebagai studi kasus dalam

penelitian mengenai penyebab dan solusi yang tepat untuk kerusakan gedung-gedung

yang lazim terjadi di Nigeria. Quesioner-quesioner dicatat untuk mengetahui arsitek

yang dipilih, perancang kota, ahli konstruksi, dan klien dalam area studi kasus dan

juga tinjauan lapangan bertujuan untuk memilih area-area guna melihat kerusakan

yang lazim terjadi pada gedung-gedung tersebut. Data sekunder didapatkan dari

Nigerian Institute of Building (NIOB), dan beberapa media properti. Penelitian

menghasilkan bahwa seluruh partisipan dalam industri konstruksi, meliputi; klien,

arsitek, ahli konstruksi, pejabat setempat (perencana kota), dan kontraktor

berkontribusi terhadap kerusakan gedung dalam dimensi yang berbeda. Selain itu,

negara akan kehilangan sumber daya manusia serta sumber daya material setiap kali

terjadi kegagalan bangunan. Kerusakan yang lazim terdapat pada gedung-gedung

tersebut diantaranya adalah; keretakan dinding, spalling pada dinding, penurunan

pondasi, bucling pada kolom, dll. Profesional yang kompeten dan pengawasan yang

sesuai terhadap kode etik dan standar-standar akan mengurangi dan meminimalkan

permasalahan-permasalahan yang telah d2dentifikasi (Ayininuola, Olalusi, 2004).

Pertambahan jumlah penduduk perkotaan yang cenderung meningkat

menimbulkan permintaan terhadap perumahan. Pemerintah sebagai penanggung

jawab pembangunan berupaya mengatasi, salah satunya dengan penyediaan rumah

susun. Akan tetapi rumah susun yang semula dimaksudkan untuk mengatasi

kekumuhan kawasan secara horizontal tanpa disadari telah mengubah wujud menjadi

kawasan kumuh vertikal. Rusunawa Cengkareng merupakan kawasan rumah susun

Page 24: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sederhana sewa yang dikelola oleh dua lembaga yaitu Pemerintah (Perumnas) dan

lembaga non profit (Yayasan Budha Tzu Chi). Berdasarkan pengamatan, lingkungan

permukiman rumah susun swasta ini dianggap cukup baik. Keberhasilan pengelolaan

lingkungan fisik dan non fisik ini tentunya tidak terlepas dari peran pengelola dan

pelibatan masyarakat penghuni permukiman itu sendiri (Subkhan, 2008).

Berbagai jenis bangunan gedung banyak muncul di kota-kota besar dengan

beragam model berikut kelengkapan fasilitasnya. Tak kalah juga beragam material

juga menempel erat menghiasai seluruh sisi bangunan sehingga nampak indah.

Keindahan memang sangat berarti bagi para perancang bangunan, namun satu hal

yang tidak boleh dilupakan yaitu bagaimana merawat bangunan tersebut.

Berdasarkan meningkatnya keragaman bentuk dan jenis material tersebut kiranya

penting dipikirkan bagaimanakah cara merawatnya sehingga setelah habis umur

ekonomis bangunan tersebut pemenuhan spesifikasi masih dapat dicapai

(Ervianto, 2007).

Sertifikat Laik Fungsi atau SLF merupakan standar keandalan gedung yang

dikeluarkan oleh pemerintah. SLF mulai tahun 2010 akan menjadi dokumen yang

wajib dimiliki setiap bangunan gedung, baik yang baru ataupun yang sudah lama

berdiri. Ketentuan tentang SLF yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2002 ini,

dikeluarkan pemerintah demi memastikan keselamatan pengguna bangunan.

Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung sendiri, telah diterbitkan

sejak 9 Agustus 2007 lalu, melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

25/PRT/M/2007.

Sertifikat akan diberikan oleh tim ahli yang akan segera dibentuk oleh

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). "Sertifikat Laik Fungsi

ini wajib dimiliki oleh pengelola gedung baru. Gedung lama juga wajib memiliki

sertifikat pada saat memperbarui izin lima tahunan ke Pemda. Sertifikat ini

merupakan puncak dari semua perizinan yang ada di pemerintah pusat dan daerah.

Hingga kini, baru 19 pemerintah kabupaten/kota yang sudah memberikan respons

mengenai rencana pemberlakuan sertifikat tersebut, sedangkan 16 Pemda lainnya

tengah membahas bersama legislatif. Pemda yang lebih siap memberlakukan

Sertifikat Laik Fungsi ini terutama daerah perkotaan yang memiliki banyak

bangunan bertingkat (LPJK, 2009 )

Page 25: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Bangunan Gedung

Bangunan Gedung (BG) adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas

dan/atau di dalam tanah dan/atau air. BG berfungsi sebagai tempat manusia

melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,

kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus (Anonim, 2002).

Struktur Bangunan Gedung adalah bagian dari bangunan yang tersusun dari

komponen-komponen yang dapat bekerja sama secara satu kesatuan. Struktur

Bangunan Gedung harus mampu berfungsi menjamin kekakuan, stabilitas,

keselamatan dan kenyamanan bangunan gedung terhadap segala macam beban.

Struktur harus dapat menahan beban terencana maupun beban tak terduga. Struktur

juga harus mampu menahan bahaya lain dari kondisi sekitarnya seperti tanah

longsor, intrusi air laut, gempa, angin kencang, tsunami, dan sebagainya

(Anonim, 2007a).

Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung meliputi persyaratan; Keselamatan,

Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan. Dalam rangka memenuhi kriteria dalam

kaidah keandalan gedung maka pemerintah menerbitkan peraturan mengenai

Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung atau SLF. SLF Bangunan Gedung adalah

sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Untuk bangunan gedung fungsi

khusus SLF Gedung diterbitkan oleh Pemerintah pusat. SLF Gedung berfungsi

untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif

maupun teknis, sebelum pemanfaatannya. SLF Bangunan Gedung dimaksudkan

untuk menjadi acuan bagi pemerintah daerah, khususnya instansi teknis pembina

penyelenggaraan bangunan gedung dalam menetapkan kebijakan operasional

Bangunan Gedung (Anonim, 2007b).

2.2.2. Perencanaan Pemanfaatan Bangunan Gedung

Proses hidup bangunan tidak berhenti saat pemakaian bangunan saja, tetapi

proses pembangunan-pemanfaatan-dan pembongkaran merupakan suatu kesatuan

yang perlu direncanakan dari mulai proses desain. Kriteria-kriteria syarat teknis

maupun administratif harus dipenuhi sebuah gedung baik sebelum maupun setelah

Page 26: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pemanfaatanya. Kriteria teknis administrative gedung berupa; IMB, SLF-1, SLF-n,

PF/PBB, RTB, PB, KT, KI. SLF atau Sertifikat Laik Fungsi Gedung merupakan

suatu tolak ukur dalam penentuan kelaikan gedung sehingga tidak membahayakan

penghuni/pengguna dari gedung. SLF tersebut perlu dikaji secara berkala guna

menjamin keandalan gedung.

Daur hidup bangunan merupakan suatu siklus hidup bangunan yang dimulai

dari proses prakonstruksi, proses konstruksi, hingga pasca konstruksi. Proses Pra

Konstruksi terdiri dari; Pengumpulan data, Analisa, Rancangan Skematik, Konsep

Rancangan, Gambar Prarencana, Pengembangan Rancangan dan Gambar Kerja,

Dokumen Konstruksi, Persiapan Pelelangan. Sedangkan hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam proses Pra Konstruksi tersebut meliputi; Perencanaan Ruang

Mekanikal dan Elektrikal, Aksesibilitas, Orientasi Bangunan, Pemilihan Bahan,

Analisa Resapan Air, Analisa Dampak Lalu Lintas, Pemilihan Perlengkapan/

Peralatan Bangunan, Pengkondisian Udara, Pengolahan Limbah & Air, Instalasi

Listrik & Air, Analisa Dampak Lingkungan.

Proses Konstruksi terdiri dari; Perhitungan volume dan biaya pekerjaan,

Analisa waktu pekerjaan, Analisa kebutuhan tenaga kerja dan peralatan, Mengajukan

penawaran biaya pelaksanaan kegiatan, Pelaksanaan pekerjaan konstruksi,

Melakukan pemeliharaan konstruksi sampai masa serah terima kedua. Sedangkan

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Konstruksi meliputi; Mutu,waktu dan

biaya, Keselamatan Kerja, As Built Drawing, Technical Audit, Konsep Manual

Pemeliharaan.

Proses Pasca Konstruksi terdiri dari; Melakukan pendataan, Perencanaan dan

penjadwalan perawatan dan pemeliharaan, pelaksanaan pekerjaan perawatan dan

pemeliharaan , Membuat laporanperawatan pemeliharaan dan pengoperasian

bangunan gedung. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Pasca

Konstruksi meliputi; Manual pemeliharaan, Pembersihan berkala, Pemeriksaan

berkala, Pemeliharaan berkala, Perawatan berkala, Penggantian suku cadang,

Perbaikan, Renovasi, Latihan penanggulangan bahaya, Latihan evakuasi, Pelaporan,

Peningkatan mutu SDM.

Page 27: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Konsep pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi; Aktivitas

pengelolaan yang terdiri dari pengelolaan harta benda dan pengelolaan lainya.

Sedangkan pengelolaan harta benda terdiri dari pengelolaan pemeliharaan/perawatan

dan pengelolaan properti. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan

dalam Gambar 2.1.

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN

PENCEGAHAN (preventive)

PERBAIKAN (corrective)

LANGSUNG TAK LANGSUNG PENINGKATAN DARURAT

Gambar.2.1. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)

Dalam skema tersebut digambarkan bahwa dalam perawatan dan

pemeliharaan bangunan terdiri dari dua tindakan, yaitu tindakan pencegahan dan

tindakan perbaikan. Dalam tindak pencegahan dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Dalam tindak perbaikan dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas

maupun tindakan darurat yang bersifat sementara.

Tujuan dari pengoperasian dan pemeliharaan gedung merupakan tujuan

bersama dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait. Pihak

terkait merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap kelaikan gedung yang

menjamin keselamatan pengguna,dalam hal ini Pemda (regulator). Tujuan

Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan dalam Gambar 2.2.

Page 28: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Gambar.2.2. Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)

Dalam pengoperasian dan pemeliharaan gedung diharapkan tujuan bersama

dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait (Pemda sebagai

regulator), bisa terakomodir secara keseluruhan.

2.2.3. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung

Dalam sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sesuai dengan

pelatihan SLF tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Perawatan

Bangunan Indonesia,meliputi;

1. Komponen Arsitektural

Komponen Arsitektural terdiri dari Komponen Eksterior Bangunan

dan Komponen Interior Bangunan.

a) Komponen Eksterior meliputi; Dinding luar, Pintu dan jendela luar,

Penutup atap, Listplank dan talang. Kerusakan yang sering dijumpai pada

bangunan diantaranya; Atap bocor, Dinding retak, Dinding

berlumut/berjamur, Pintu jendela rusak/lapuk, Listplank lapuk, Talang

tersumbat/bocor, Cat memudar.

KEINGINAN PEMILIK GEDUNG

• IMAGE • ASET TERPELIHARA • R.O.I • BIAYA EKONOMIS

KEINGINAN PEMAKAI GEDUNG

KEINGINAN PEMDA

TUNTUTAN FASILITAS GEDUNG

• GOOD OPERATED& MAINTAINED

• SPAREPART & MATERIAL STANDARD

• AMAN • AVAILABILITY • NYAMAN • PRESTIGE

• AMAN • AVAILABILITY

PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN GEDUNG

Page 29: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b) Komponen Interior meliputi; Dinding & partisi, Penutup lantai, Langit-

langit, Penutup dinding, Peralatan sanitair, Elemen dekorasi. Kerusakan

yang sering dijumpai pada bangunan diantaranya; Dinding retak, Cat

memudar, Lantai rusak, Langit-langt rusak, Peralatan sanitair

berkapur/berkarat, Peralatan tidak berfungsi.

2. Komponen Struktural

Komponen Struktural meliputi; Kolom dan Dinding geser, Balok dan

plat lantai, Rangka atap/plat atap. Hal-hal buruk yang mempengaruhi

komponen struktural meliputi; Pelaksanaan yang keliru, Pelaksanaan tidak

sesuai dengan spesifikasi teknis, Pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur

baku, Pengaruh bencana alam ataupun kebakaran.

Kerusakan yang sering dijumpai di lapangan diantaranya adalah;

Penurunan pondasi, Pondasi miring, Kerusakan pondasi akibat akar pohon,

Kerusakan pondasi akibat penurunan yang tidak sama (diferensial setlement),

Kerusakan beton akibat cetakan bergeser, Kerusakan beton akibat korosi,

Kerusakan kayu akibat kembang susut maupun makhluk hidup( rayap dan

jamur),(Juwana, 2009).

3. Komponen Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas

Fungsi perawatan adalah untuk; Menjaga unjuk kerja sistem, mesin

dan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada, Memperpanjang umur

kegunaan, Menjamin keselamatan pengguna, Menghemat biaya. Aktifitas

perawatan meliputi; Pemeriksaan, Perbaikan dan Overhaul yang ketiga hal

tersebut merupakan riwayat pemeliharaan.

Tipe pemeliharaan terdiri dari; Pemeliharaan breakdown,

Pemeliharaan preventive, Pemeliharaan corrective, Pemeliharaan predictive.

Dalam pemeliharaan breakdown perbaikan tidak dilakukan sampai sebuah

mesin/peralatan gagal untuk berfungsi. Pemeliharaan preventive merupakan

program pemeliharaan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah

terjadinya kerusakan. Dalam pemeliharaan corrective perawatan yang

dilakukan untuk mengoreksi masalah yang ada. Pemeliharaan predictive

merupakan pencegahan kegagalan peralatan, sistem, melalui pemantauan

kondisi peralatan menggunakan data-data sinyal getaran, infra merah, ultra

Page 30: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sound, oli pelumas, sehingga dapat ditemtukan kebutuhan perawatan

paralatan.

Komponen dalam Perawatan Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas

gedung meliputi;

a) Perawatan sistem penyediaan air bersih

b) Perawatan sistem pembuangan air kotor

c) Perawatan instalasi listrik

d) Perawatan lift

e) Sistem pemadam kebakaran

f) Perawatan AC

(Didik Djoko Susilo, 2009)

4. Komponen Ruang Luar

Komponen tata ruang luar meliputi; Jalan setapak/jalan lingkungan,

Areal parkir, Pertamanan, Pintu gerbang & pagar, Selokan/drainase,

Penerangan luar.

Kerusakan yang sering ditemui pada jalan setapak/jalan lingkungan

dan Arel parkir diantaranya; Permukaan retak, Permukaan bergelombang

atau tidak rata, Permukaan ambelas, Permukaan mencuat, Lapisan luar

terkikis, Rambu-rambu rusak/hilang. Elemen dalam pertamanan meliputi;

Softscape, Hardscape, Landscape, dan Furniture. Hal-hal yang sering

dijumpai adalah; rumput tidak terawat, pohon layu dan tidak subur, taman

penuh kotoran atau sampah, permukaan plaza amblas, permukaan plaza

mencuat, lapisan luar terkikis, tempat sampah dan tempat duduk rusak,

penunjuk arah rusak.

5. Komponen Aksesibilitas

Meliputi jalan masuk, jalan keluar, hubungan hirizontal antar ruang,

hubungan vertikal dalam bangunan gedung dan sarana transportasi vertikal,

serta penyediaan akses evakuasi bagi pengguna bangunan gedung, termasuk

kemudahan mencari, menemukan, dan menggunakan alat pertolongan dalam

keadaan darurat bagi penghunu dan terutama bagi penyandang cacat, lanjut

usia, dan wanita hamil, terutama untuk bangunan gedung pelayanan umum.

Page 31: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6. Sistem Manajemen Tata Graha

Manajemen Tata Graha disebut juga House Keeping merupakan suatu

manajemen perawatan rumah atau gedung yang bertujuan untuk menjaga

kebersihan, keindahan, kesehatan, ketertiban dan keamanan.

Lingkup pekerjaan dalam manajemen tata Graha meliputi;

pemeliharaan eksterior bangunan, Interior bangunan, Perabot dan sanitair,

serta pengendalian hama pengganggu.

Lingkup pelayanan pekerjaan kebersihan dalam sistem manajemen

tata Graha sesuai dengan pelatihan SLF tahun 2009, yang disampaikan oleh

Ketua Badan Sertifikasi Keahlian Himpunan Ahli Perawatan Bangunan

Indonesia meliputi; Pekerjaan rutin, Pekerjaan pembersihan khusus,

Pembersihan umum, Pembersihan harian, Pembersihan segera, Pembersihan

berkala/periodik.

Daftar simak ( “Cheklist”) Perawatan Bangunan, meliputi; Kualitas

udara dalam gedung, Pengendalian debu, Pembersihan lantai, Saluran

pembuangan air, Kelembaban, kebocoran dan limpasan, Kemungkinan

kebakaran dan ledakan, Pencegahan hama (Harahap, 2009).

2.2.4. Persyaratan Bangunan Gedung

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung diperlukan pedoman teknis dan

standar teknis. Pedoman teknis adalah acuan teknis yang merupakan penjabaran lebih

lanjut dari Peraturan Pemerintah ini dalam bentuk ketentuan teknis penyelenggaraan

bangunan gedung Standar teknis adalah standar yang dibakukan sebagai standar tata

cara, standar spesifikasi, dan standar metode uji baik berupa Standar Nasional

Indonesia maupun standar internasional yang diberlakukan dalam penyelenggaraan

bangunan gedung.

2.2.4.1. Persyaratan Administratif

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang

meliputi:

1. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas

tanah,

2. Status kepemilikan bangunan gedung.

Page 32: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Izin mendirikan bangunan gedung

2.2.4.2. Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan

persyaratan keandalan bangunan gedung (UU RI NO. 28 tahun 2002 Tentang

Bangunan Gedung):

1. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas

bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian

dampak lingkungan, meliputi;

a) Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung meliputi

persyaratan keruntukan lokasi, kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas

bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan. Yang

meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan

(KLB), dan Ketinggian Bangunan Gedung (KDH).

b) Persyaratan arsitektur bangunan gedung meliputi persyaratan penampilan

bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan

keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan

adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap

penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.

c) Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku

bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting

terhadap lingkungan.

2. Persyaratan keandalan bangunan gedung adalah kondisi keselamatan,

kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan yang memenuhi persyaratan teknis

oleh kinerja bangunan gedung yang meliputi persyaratan keselamatan,

kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan:

a) Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratan

kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta

kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi

bahaya kebakaran dan bahaya petir

b) Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana meliputi

persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan

bahan bangunan gedung.

Page 33: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c) Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang

gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan,

serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.

d) Persyaratan kemudahan sebagaimana meliputi kemudahan hubungan ke,

dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan

sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung, kemudahan hubungan ke,

dari, dan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas dan

aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang

cacat dan lanjut usia, kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan

gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang

cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat

parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.

2.2.5. Laik fungsi Gedung

2.2.5.1. Pengertian Laik Fungsi Gedung

Yang dimaksud laik fungsi, yaitu berfungsinya seluruh atau sebagian dari

bangunan gedung yang dapat menjamin dipenuhinya persyaratan teknis dan

administrative gedung. Persyaratan laik fungsi meliputi persyaratan tata bangunan,

persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung

sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.

Suatu bangunan gedung dinyatakan laik fungsi apabila telah dilakukan

pengkajian teknis terhadap pemenuhan seluruh persyaratan teknis bangunan gedung,

Pemerintah Daerah mengesahkannya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan

gedung.

Bangunan gedung yang dinyatakan tidak laik fungsi tetapi masih dapat

diperbaiki maka pemilik dan/atau pengguna diberikan kesempatan untuk

memperbaikinya sampai dengan dinyatakan laik fungsi. Jika pemilik tidak mampu

memperbaiki maka dilakukan tindakan penaggulangan. Untuk rumah tinggal apabila

tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki serta membahayakan keselamatan

penghuni atau lingkungan maka bangunan tersebut harus dikosongkan. Apabila

bangunan tersebut membahayakan kepentingan umum, pelaksanaan

pembongkarannya dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Page 34: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2.2.5.2. Persyaratan Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan Gedung

Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diberikan oleh pemerintah

daerah, oleh Pemerintah dan pemerintah provinsi untuk bangunan gedung fungsi

khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan gedung meliputi:

1. Penerbitan SLF untuk pertama kali.

2. Perpanjangan SLF selanjutnya.

SLF bangunan gedung diberikan untuk bangunan gedung yang telah selesai

dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai

syarat untuk dapat dimanfaatkan. Persyaratan penertiban SLF Bangunan Gedung

meliputi:

1. Pemenuhan persyaratan administratif

a) Pemeriksaan pada proses penerbitan SLF bangunan gedung.

b) Pemeriksaan pada proses perpanjangan SLF bangunan gedung.

2. Pemenuhan persyaratan teknis

a) Pemeriksaan dan pengujian pada proses penerbitan SLF bangunan gedung

untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis meliputi:

1) Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen

pelaksanaan konstruksi bangunan gedung termasuk as built drawings,

pedoman pengoperasian dan pemeliharaan/perawatan bangunan

gedung, peralatan serta perlengkapan mekanikal dan elektrikal

bangunan gedung (manual), dan dokumen ikatan kerja.

2) Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk

kriteria keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, pada

struktur, peralatan, dan perlengkapan bangunan gedung, serta

prasarana bangunan gedung pada komponen konstruksi atau peralatan

yang memerlukan data teknis yang akurat

3) Pengujian/test dilakukan sesuai dengan pedoman teknis dan tata cara

pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

b) Pemeriksaan dan pengujian pada proses perpanjangan SLF bangunan

gedung untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis.

Page 35: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Penilaian dalam Laik Fungsi Gedung dibuat dalam suatu Form yang

dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum. Sedangkan masa berlaku SLF pada

bangunan gedung seperti tersebut di atas adalah:

1. Masa berlaku SLF untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal

sederhana dan rumah deret sederhana tidak dibatasi (tidak ada ketentuan

untuk perpanjangan SLF).

2. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah

tinggal tunggal, dan rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai ditetapkan

dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.

3. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah

tinggal tidak sederhana, bangunan gedung lainnya pada umumnya, dan

bangunan gedung tertentu ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

2.2.6. Rumah Susun Sewa

Undang-Undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun atau Rusun

menyebutkan bahwa Rumah Susun adalah: bangunan gedung bertingkat yang

dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang

distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan

merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara

terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian Bersama,

benda bersama, dan tanah bersama.

Rusun sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak

bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah. Memerlukan standar perencanaan

Rusun sebagai dasar pembangunannya. Standar perencanaan Rusun ini diperlukan

agar harga jual/sewa Rusun dapat terjangkau oleh kelompok sasaran yang dituju,

tanpa mengurangi asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, keserasian Rusun

dengan tata bangunan dan lingkungan kota.

Page 36: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2.2.6.1. Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan.

Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:

1) Kepadatan Bangunan

Dalam mengatur kepadatan (intensitas) bangunan diperlukan

perbandingan yang tepat meliputi luas lahan peruntukan, kepadatan bangunan,

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas dasar

bangunan dengan luas lahan/persil, tidak melebihi dari 0.4;

b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah perbandingan antara luas lantai

bangunan dengan luas tanah, tidak kurang dari 1,5;

c. Koefisien Bagian Bersama (KB) adalah perbandingan Bagian Bersama

dengan dengan luas bangunan, tidak kurang dari 0,2.

2) Lokasi

Rusun dibangun di lokasi yang sesuai rencana tata ruang, rencana tata

bangunan dan lingkungan, terjangkau layanan transportasi umum, serta dengan

mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

3) Tata Letak

Tata letak Rusun harus mempertimbangkan keterpaduan bangunan,

lingkungan, kawasan dan ruang, serta dengan memperhatikan faktor-faktor

kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan dan keserasian.

4) Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian

Jarak antar bangunan dan ketinggian ditentukan berdasarkan persyaratan

terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara secara alami,

kenyamanan, serta kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota.

5) Jenis Fungsi Rumah Susun

Jenis fungsi peruntukkan Rusun adalah untuk hunian dan dimungkinkan

dalam satu Rusun/ kawasan Rusun memiliki jenis kombinasi fungsi hunian dan

fungsi usaha.

6) Jenis Fungsi Rumah Susun

Luasan Satuan Rumah Susun Luas sarusun minimum 21 m2, dengan

fungsi utama sebagai ruang tidur/ruang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar

mandi dan dapur.

Page 37: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

7) Kelengkapan Rumah Susun

Rusun harus dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas yang menunjang

kesejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghuni dalam menjalankan kegiatan

sehari-hari.

8) Transportasi Vertikal

a) Rusun bertingkat rendah dengan jumlah lantai maksimum 6 lantai,

menggunakan tangga sebagai transportasi vertikal;

b) Rusun bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 6 lantai, menggunakan

lift sebagai transportasi vertikal. 2.2.7.2. Pengelola Rumah Susun Sederhana

Sewa (Rusunawa)

Dalam Peraturan Pemerintah No.4 tahun 1988 tentang rumah susun disebutkan

mengenai dibentuknya organisasi Unit Pengelola Teknis (UPT) dalam pengelolaan

rumah susun.

Secara umum organisasi UPT dibedakan dalam dua model, yaitu;

1) Model Swakelola, yaitu pengelola operasional merupakan bagian dari

organisasi pemilik atau yang mewakili pemilik rusunawa, yaitu UPT atau

Badan Usaha Milik Negara (BUMN/ BUMD) atau perhimpunan

penghuni/pemilik rusunawa atau perusahaan swasta pengembang rusunawa.

2) Model kerjasama operasional yaitu pengelolaan operasional merupakan pihak

ketiga, terdiri dari konsultan properti, koperasi dan perhimpunan penghuni,

yang bermitra dengan pemilik/yang mewakili pemilik/pemegang hak

pengelolaan aset rusunawa untuk melaksanakan tugas pengelolaan

operasional rusunawa dalam jangka waktu yang ditentukan dan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Stuktur organisasi unit pengelola dapat dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan organisasi dan lingkup pengelolaannya atau setidak-tidaknya

mempunyai bidang-bidang yang mengelola administrasi dan keuangan, teknis

serta persewaan, pemasaran dan pembinaan penghuni yang masing-masing

dipimpin oleh seorang asisten manajer.

Page 38: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2.2.6. Penelitian diskriptif

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya

(Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada

penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.

Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan

antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan

mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping

itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk

mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan

kejadian sekarang. (Hartoto,2009).

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti

berikut:

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan

melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian atau hipotesis.

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan diantaranya;

menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,

mengumpulkan data, dan menganalisis data.

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan

menggunakan teknik statistika yang relevan.

8. Membuat laporan penelitian

Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam

penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu self-report,

studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.

1. Self-Report research

Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan

teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan

dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah

Page 39: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan

penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan

menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya

dengan menggunakan perlengkapan seperti catatan, kamera, dan rekaman.

Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika peneliti

harus menjaring data dari lapangan.

2. Studi Perkembangan (Developmental Study)

Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal

dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi

yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian

peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan

perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik

secara cross-sectional atau logiotudinal.

3. Studi Kelanjutan (Follow-up study)

Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status

responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan.

Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun

evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima suatu program.

Jenis penelitian yang menunjang analisis mengenai Sistem Pemeliharaan

Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung ( Studi Kasus : Rusunawa

Cilacap) adalah penelitian diskriptif. Sedangkan menurut proses pengumpulan data

maka penelitian mengenai Sistem Keandalan bangunan Gedung merupakan Follow-

up study dari SLF Gedung yang sudah ada. Penerapan Sistem yang telah dibuat pada

obyek studi kasus Bangunan Gedung di Kompleks Rusunawa Cilacap memerlukan

teknik observasi secara langsung sehingga termasuk dalam Self-Report research.

Page 40: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.1

Cila

satu

tahu

dan

stud

men

Apl

kea

1. Obyek PObyek

acap yang b

u perwujuda

un 2005. Da

n spesifikasi

di kasus sud

Pengam

ngetahui ap

likasi Siste

andalan Rusu

Lokasi d

Gamb

MET

Penelitian yang menj

berada di pro

an program

alam program

yang tipika

dah cukup me

mbilan Rusun

akah Sistem

m pada O

unawa serta

dari obyek p

bar 3.1. Peta

B

TODOLO

adi peneliti

ovinsi Jawa

m 1000 tow

m tersebut s

al. Dengan m

emberi gamb

nawa Cilaca

m Pemelihar

Obyek penel

Sistem Pem

penelitian dit

Provinsi Jaw

BAB III

OGI PEN

ian adalah

Tengah. Ru

wer yang dic

eluruh Rusu

mengambil R

baran teknis

ap sebagai O

raan Gedung

litian dihara

meliharaan ya

tunjukkan da

wa Tangah (

NELITIA

Kompleks

usunawa Cil

canangkan o

unawa direnc

Rusunawa C

Rusunawa p

Obyek Studi

g Rusunawa

apkan dapa

ang sesuai.

alam gambar

(www. googl

AN

Rusunawa

lacap merup

oleh pemerin

canakan den

Cilacap seba

pada umumn

i juga bertuj

a dapat di a

at memberi

r 3.1. dan 3.2

le map. Com

22

Kabupaten

pakan salah

ntah mulai

ngan desain

agai Obyek

nya.

juan untuk

aplikasikan.

informasi

2.

m)

u

Page 41: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

PETA KABUPATEN CILACAP

LOKASI RUSUNAWA CILACAP

400FT200M

Ket : Key map, Unscale

Gambar 3.2. Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com).

Page 42: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3.2. Langkah Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan metode Analisis

Diskriptif Kuantitatif dengan mengolah data deskriptif dan data kuantitatif. Data

deskriptif berupa; dokumen pendukung, catatan lapangan, foto serta wawancara.

Data kuantitatif berupa; hitungan, angka ukuran, pencatatan yg dikuantifikasikan.

Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tema : Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari Keandalan

Bangunan Gedung, dengan studi kasus Bangunan Gedung pada Kompleks

Rusunawa Cilacap. Komponen yang digunakan sebagai acuan keandalan

Bangunan Gedung diambil berdasar PP 36 tahun 2005 tentang SLF Gedung.

Membuat Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat

penelitian, Lingkup pembahasan. Latar belakang didasarkan pada fakta-fakta di

lapangan, Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah.

2. Melakukan Kajian Pustaka yang mendukung kajian mengenai: “Sistem

Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan bangunan, dengan studi kasus

Bangunan Gedung Rusunawa”.

3. Mengumpulkan data-data fisik dan non fisik berkaitan dengan topik, berupa;

A. Data primer

1) Mendapat Data Teknis dengan mengamati langsung ke lapangan (survey

lapangan) untuk mendapatkan data fisik kondisi existing Gedung

Rusunawa Cilacap. Pengambilan data dilakukan dengan teknik

pencatatan, dokumentasi foto, dan pengukuran. Pengukuran dilakukan

dengan alat bantu meteran untuk menghitung luasan.

2) Melakukan Wawancara dengan pihak-pihak terkait. Pihak terkait terdiri

dari Decision Makers , pada Dinas Teknis Bangunan Gedung.

Wawancara bertujuan untuk verifikasi Sistem Pemeliharaan Gedung

Rusunawa terkait dengan Keandalan Bangunan sesuai SLF (Lampiran

E).

Page 43: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

B. Data sekunder.

1) Data-data dari penelitian terdahulu

2) Form SLF, sesuai dengan UU Bangunan Gedung No.20 th 2002 dan

PP.36 Tahun 2005 yang bersumber dari Kementrian Pekerjaan Umum

(Lampiran A).

3) Rencana Anggaran Biaya Rusunawa Cilacap dan Shop Drawing

Rusunawa Cilacap.

4) Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Regulasi-regulasi yang berkaitan

dengan SLF dan Sistem Pendukung Keandalan Bangunan Gedung.

5) Data-data atau informasi lain mengenai Sistem Pemeliharaan Gedung

yang bisa didapatkan dari buku maupun website. 

4. Melakukan Analisis data;

A. Menganalisis sub komponen di dalam SLF Gedung yang sesuai dengan sub

komponen yang terdapat di dalam Gedung Rusunawa. Analisis dilakukan

dengan langkah :

1) Membandingkan sub komponen yang terdapat pada SLF Gedung dengan

sub komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung Rusunawa. Sub

komponen-sub komponen yang dianalisis merupakan penyusun

komponen utama gedung. Lima komponen utama gedung meliputi

komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata

Ruang dan Bangunan. Perbandingan dilakukan dengan mengisi Tabel

Analisis Kesesuaian Komponen Gedung Rusunawa dengan Komponen

SLF Gedung (Lampiran LD-1).

2) Jika antara sub komponen dalam kelompok komponen SLF Gedung

dengan sub komponen dalam Bangunan Gedung Rusunawa sudah sesuai

maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Seluruh sub komponen

dalam kelompok komponen SLF Gedung beserta bobot nilai dapat

langsung digunakan pada Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

3) Jika terdapat perbedaan komponen maka akan dilakukan pembobotan

ulang. Pembobotan ulang sub komponen yang berpengaruh dilakukan

dengan mendistribusikan bobot sub komponen yang berkurang secara

proporsional dengan system persamaan linier.

Page 44: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan

bangunan sesuai dengan komponen dalam SLF . Tabel digunakan sebagai

acuan tindakan Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa

(Lampiran LD-2).

5) Mengevaluasi Form SLF Gedung.

B. Membuat Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sistem

dibaut dengan langkah sebagai berikut :

1) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung, dengan acuan

studi pustaka mengenai Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan

Gedung Rusunawa ditinjau dari Keandalan Bangunan.

2) Melakukan Wawancara dengan Stake Holder, Ahli dan Praktisi

Perawatan Bangunan Gedung sebagai verifikasi mengenai Sistem yang

telah dibuat (Lampiran E).

C. Membuat Program yang membantu Penilaian serta memberikan Sistem

Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa sesuai dengan

kondisi Gedung.

D. Mengaplikasikan program yang telah dibuat pada obyek studi kasus:

“Bangunan Gedung A dan D pada Kompleks Rusunawa Cilacap” . Dari studi

kasus tersebut diharapkan dapat diketahui apakah program yang telah dibuat

sudah dapat memberikan Penilaian dan Sistem Pemeliharaan Bangunan

Gedung yang sesuai dengan SLF (Lampiran B dan Lampiran C).

5. Membuat kesimpulan dan saran.

Page 45: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3.3. BAGAN ALIR PENELITIAN

Gambar 3.3. Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan gedung Rusunawa

Page 46: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 3.4. Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Rusunawa Cilacap.

Page 47: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

SKEMA AWAL SISTEM PEMELIHARAAN BANGUNAN (BERDASAR

KOMPONEN DALAM SLF

Gambar 3.5. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung

Page 48: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Fisik Obyek Penelitian.

Kabupaten Cilacap secara topografis berada di pesisir pantai sehingga

sebagian warga Cilacap merupakan nelayan. Kondisi nelayan di kabupaten Cilacap

sebagian besar masih sangat memprihatinkan baik secara sosial maupun ekonomi.

Sebagian besar warga nelayan di kabupaten Cilacap masih sangat kesulitan dalam

memperoleh tempat tinggal yang layak, sehingga menumbuhkan slum area ( daerah

kumuh) yang tidak layak secara keamanan maupun kesehatan. Pada tahun 2005

pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk memenuhi kebutuhan

prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, salah satu program tersebut

diperuntukkan bagi para nelayan di Kabupaten Cilacap.

Kompleks Gedung Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Kabupaten

Cilacap dibangun dengan alokasi dana APBN. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut

dibangun dalam 2 tahab. Rusunawa Cilacap Unit I dibangun pada Tahun Anggaran

2006-2007. Rusunawa unit II pada Tahun Anggaran 2007-2008 melalui DIPA Satker

Pelaksanaan Pengembangan Pemukiman Dirjend Cipta Karya Departeman Pekerjaan

Umum. Rusunawa unit I diperuntukkan untuk masyarakat Nelayan sedang unit II

untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Rusunawa Cilacap unit I terdiri dari 2 gedung yang kemudian diberi nama

Gedung A dan Gedung B, sedangkan Rusunawa unit II juga tediri dari 2 gedung

yaitu Gedung C dan Gedung D. Gedung Rusunawa tersebut merupakan gedung

typikal terdiri dari satu lantai dasar dan 3 lantai bangunan. Lantai dasar Gedung

Rusunawa difungsikan sebagai zona kegiatan publik, kantor pengelola ( lantai dasar

gedung A), parkir dan zona kegiatan ekonomi tambahan (toko ). Masing masing

gedung mempunyai fungsi hunian untuk rumah tinggal sewa dengan jumlah hunian

sebanyak 48 hunian pada masing-masing gedung. Jumlah hunian Rusunawa unit I

Page 49: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dengan peruntukan Nelayan sebanyak 96 kamar dengan tingkat hunian sampai saat

ini sudah 100%, sedangkan Rusunawa unit II dengan peruntukan MBR jumlah

hunian 96 hunian dengan tingkat hunian 70 % dengan daftar tunggu sebanyak 35 %.

Gedung Rusunawa Cilacap dikelola oleh Unit pelaksana Teknis (UPT)

Rusunawa. UPT tersebut dibawah Dinas Cipta Karya Kabupaten Cilacap. UPT

bertanggungjawab untuk mengelola Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap secara

administrasi dan bisa menangani pemeliharaan teknis ringan pada Gedung tersebut.

a. Photo Eksisting Kompleks gedung Rusunawa Cilacap

Gambar 4.1. Photo Tampak Depan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

Page 50: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Gambar 4.2. Photo Tampak Belakang Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

b. Lokasi Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.

Rusunawa Cilacap berada di Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap

Selatan Kabupaten Cilacap. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut berbatasan

dengan Jalan Lingkar Selatan di sebelah Timur dan Selatan. Sebelah Utara

berbatasan langsung dengan Sungai Yasa sedangkan sebelah Barat berbatasan

dengan Kantor Perikanan Kelautan Cilacap.

Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap terdiri dari empat bangunan utama

yaitu Gedung A, Gedung B, Gedung C dan Gedung D. Dalam kompleks Gedung

Rusunawa selain bangunan utama juga terdapat bangunan penunjang berupa Rumah

Genset sebanyak 2 unit. Rumah Genset tersebut tiap unitnya direncanakan untuk

mengakomodir kebutuhan listrik cadangan untuk dua unit Bangunan Gedung

Rusunawa.

Gambar 4.3. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

Page 51: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c. Fungsi Ruang

Fungsi ruang dari masing-masing gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.1.

sampai dengan Tabel 4.4.

Tabel 4.1. Fungsi Ruang Gedung A

No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)

1 Kantor Pengelola 1 40 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 280 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) - Total luas 1642

Tabel 4.2. Fungsi Ruang Gedung B

No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)

1 Kantor Pengelola 1 40 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 280 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) - Total luas 1642

Tabel 4.3. Fungsi Ruang Gedung C

No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)

1 Kantor Pengelola - - 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 120 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) 8 160 Total luas 1642

Page 52: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 4.4. Fungsi Ruang Gedung D

No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)

1 Kantor Pengelola - - 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 120 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) 8 160 Total luas 1642

e. Data Umum

1) Nama Bangunan : Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap

2) Alamat / Lokasi : Jl. Lingkar Selatan, Kec. Cilacap Selatan,

Kab. Cilacap, Jawa tengah.

3) Fungsi : Rumah susun sederhana sewa bagi nelayan

dan buruh/masyarakat berpenghasilan rendah.

4) Luas Bangunan : 4buah x 1600 m2= 6400m2.

5) Jumlah Bangunan : 4 ( empat ) buah.

6) Jumlah Lantai : 4 ( empat ) lantai

7) Ketinggian masing-masing lantai ;

a. Tinggi lt.01 : 3.00 m’

b. Tinggi lt.02 : 3.00 m’

c. Tinggi lt.03 : 3.00 m’

d. Tinggi lt.04 : 3.60 m’

8) Struktur Bangunan ;

Merupakan struktur pracetak dengan sistem pemikul momen rangka kolom

dan balok, dengan spesifikasi sebagai berikut;

a. Pondasi : Tiang Pancang

Page 53: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Dimensi kolom : 30x40 cm2

c. Dimensi balok : 30x40 cm2

d. Dimensi balok : 30x50 cm2

e. Tebal plat lantai : 14 cm

f. Dinding : Batako

g. Atap : kuda-kuda beton

h. Penutup atap : genting multi roof

9) Jumlah hunian tiap gedung : 48 hunian.

10) Jumlah hunian total : 192 hunian.

11) Pemilik : Pemkab Cilacap

12) Th.Pembangunan : Tahun 2006-2008

4.2. Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa.

Komponen Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa dibuat dengan

mengacu pada Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF) yang dikeluarkan oleh

Kementrian Pekerjaan Umum (Kementrian PU). Rusunawa memiliki karakteristik

tertentu dengan komponen yang khusus, sehingga perlu dibuat program yang khusus

untuk menilai keandalan bangunan gedung tersebut. Program Penilaian Keandalan

gedung Rusunawa dibuat dengan dasar komponen dari Form SLF, kemudian masing-

masing komponen yang ada dikaji untuk kemudian disesuaikan dengan eksisting

gedung Rusunawa.

Form Penilaian Keandalan Bangunan dalam SLF Gedung memiliki 5

Komponen yang dinilai meliputi; Arsitektur, Struktur Rangka beton dan dinding

pasangan, Utilitas dan proteksi kebakaran, Aksesibilitas, Tata bangunan dan

lingkungan. Kelima Komponen tersebut masing-masing telah memiliki bobot

tertentu sebagai tolak ukur keandalan bangunan gedung seperti yang ditunjukkan

dalam Lampiran LA-2.

Sebagai gedung dengan fungsi khusus maka Gedung Rusunawa memiliki

komponen-komponen tertentu yang sudah ditentukan dalam Daftar Uraian Pekerjaan

Page 54: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang sudah ditetapkan oleh Kementrian P.U dan berlaku sama untuk rencana 1000

tower yang tersebar di seluruh Indonesia. Dartar uraian Pekerjaan tersebut

ditunjukkan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa

no Jenis Pekerjaan Sub Pekerjaan

1 Pekerjaan Persiapan, Prasarana

dan Penunjang

2 Pekerjaan Struktur a) Pekerjaan pondasi

b) Pekerjaan lantai dasar

c) Pekerjaan lantai satu

d) Pekerjaan lantai dua

e) Pekerjaan lantai tiga

f) Pekerjaan ringbalk, enterance dan atap

g) Pekerjaan rooftank

h) Pekerjaan konstruksi atap

3 Pekerjaan Arsitektur;

a) Pekerjaanpasangan dan plesteran

b) Pekerjaan penutup lantai dan

watterprofing

c) Pekerjaan kusen, pintu dan jendela

d) Pekerjaan sanitair

Page 55: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

e) Pekerjaan plafond

f) Pekerjaan enutup atap

g) Pekerjaan pengecatan

4 Pekerjaan Mekanikal &

Elektrikal;

a) Pekerjaan air kotor dan bekas

b) Pekerjaan air bersih

c) Pekerjaan hidrant

d) Pekerjaan penangkal petir

e) Pekerjaan listrik

f) Pekerjaan fire alarm

5 Pekerjaan Luar Bangunan;

a) Pekerjaan pematangan tanah

b) Pekerjaan saluran keliling bangunan

c) Pekerjaan groundtank

Berdasar komponen dalam Form SLF Gedung dan Tabel Daftar Uraian

Pekerjaan Gedung Rusunawa dapat diketahuai kesesuaian dari masing-masing

elemen yang dapat dinilai keandalanya.

Analisis dilakukan pada masing-masing sub komponen penilai yaitu ;

Analisis pada Komponen Arsitektural, Komponen Struktural, Komponen Utilitas dan

Proteksi Kabakaran, Komponen Utilitas serta Komponen Tata Bangunan dan

Lingkungan. Analisis dilakukan dengan membandingkan Komponen yang terdapat

pada Form SLF Gedung dengan komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung

Rusunawa. Perbandingan tersebut akan menunjukkan komponen penilaian serta

pembobotan yang sesuai dengan kondisi Gedung Rusunawa.

Apabila komponen dalam Form SLF sesuai dengan kondisi Gedung

Rusunawa, maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Bobot yang digunakan

pada penilaian gedung Rusunawa dapat langsung menggunakan bobot yang telah ada

dalam Form SLF Gedung.

Apabila komponen dalam Form SLF tidak sesuai dengan kondisi Gedung

Rusunawa maka dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan ulang dilakukan dengan

mendistribusikan bobot sub komponen secara proporsional.

4.2.1. Analisis Komponen Arsitektural

Page 56: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Komponen arsitektural dalam Form SLF meliputi Ruang Dalam dan Ruang

Luar. Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %.

Ruang Dalam pada bangunan gedung Rusunawa meliputi ruang-ruang

hunian/sewa. Sedangkan Ruang luar meliputi; selasar, zona publik.

a. Ruang Dalam (80%)

Gedung Rusunawa merupakan bangunan fungsi khusus, dimana fungsi utama

bangunan adalah sebagai tempat hunian dengan karakteristik utama adalah kamar-

kamar sewa. Penilaian pada Komponen ruang dalam khusus untuk Gedung

Rusunawa disesuaikan dengan komponen di dalam fungsi utama yang meliputi ruang

utama, ruang dapur dan toilet.

Tabel 4.6. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang Dalam.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Kesesuaian penggunaan fungsi 15 √

2 Pelapis muka lantai 10 √

3 Plesteran lantai 10 √

4 Pelapis muka dinding (cat) 10 √

5 Plesteran dinding 10 √

6 Pintu/Jendela 15 √

7 Pelapis muka langit-langit 10 √

Hunian pada Gedung Rusunawa pada rencana maupun pelaksanaan bangunan

menggunakan batako ekspose tanpa plesteran dan langit-langit ekspose tanpa pelapis

sehingga komponen yang terdapat dalam SLF Gedung tidak sesuai dengan

Page 57: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

komponen yang terdapat dalam Gedung Rusunawa sehingga pembobotan ulang perlu

dilakukan.

Pembobotan Ulang

Bobot baru = Bobot lama + ሰpmp疟 㜠泞奴 ᄄne奴 ㈈ ሰpmp疟 ᄸeᴄe ᄄᴄᄸe贃 ሰpmp疟 疟p疟eᄸ能ሰpmp疟 鸟泞奴 ᄄne奴

1. Kesesuaian Penggunaan Fungsi

= 15 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원Ǵ馁7能원7能원7

= 15 + 5

= 20

2. Pelapis muka Lantai

=10 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원7馁7能원7能원7

=10 + 3,3

=13,3

3. Plesteran Lantai

=10 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원7馁7能원7能원7

=10 + 3,3

=13,3

4. Pelapis muka Dinding (cat)

=10 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원7馁7能원7能원7

=10 + 3,4

=13,4

5. Pintu / Jendela

= 15 +弰원7嫩원7邹 ㈈원Ǵ馁7能원7能원7

= 15 + 5

= 20

Jumlah total bobot baru = 20 + 13,3+ 13,3 +13,4 +20

= 80

Page 58: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 4.7. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Dalam (80%).

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Kesesuaian penggunaan fungsi 20

2 Pelapis muka lantai 13,3

3 Plesteran lantai 13,3

4 Pelapis muka dinding (cat) 13,4

5 Pintu/Jendela 20

jumlah 80

b. Ruang Luar (20%)

Tabel 4.8. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang Luar.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Penutup atap 10 √

2 Pelapis muka dinding luar 2.5 √

3 Plesteran muka lantai luar 3 √

4 Plesteran lantai luar 2.5 √

5 Pelapis muka langit-langit luar 2 √

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Pelapis

muka langit-langit luar tidak sesuai dengan kondisi gedung, karena gedung

Rusunawa menggunakan sistem langit-langit ekspose tanpa pelapis. Berdasar analisis

Page 59: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

yang sudah dilakukan maka untuk Komponen Ruang Dalam keseluruhan komponen

belum sesuai dengan Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.

Pembobotan Ulang :

1. Penutup atas

= 10 + 挠 ㈈원7挠7能挠

= 10 + 1,1

= 11,1

2. Pelapis muka dinding luar.

= 2,5 + 挠 ㈈ 挠,Ǵ挠7能挠

= 2,5 + 0,28

= 2,78

3. Plesteran muka lantai luar

= 3 + 挠 ㈈ 脑挠7能挠

= 3 + 0,34

= 3,34

4. Plesteran lantai luar

= 2,5 + 挠 ㈈ 挠,Ǵ挠7能挠

= 2,5 + 0,28

= 2,78

Jumlah total bobot baru = 11,1 + 2,78 + 3,34 +2,78

= 20

Tabel 4.9. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%).

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Penutup atap 11,1

2 Pelapis muka dinding luar 2,78

3 Plesteran muka lantai luar 3,34

Page 60: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4 Plesteran lantai luar 2,78

jumlah 20

4.2.2. Komponen Struktur (Struktur Dinding Pasangan dan beton pracetak).

a. Struktur Bawah

Tabel 4.10. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Bawah.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok

Pondasi

25 √

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang

sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Bawah keseluruhan komponen

sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan ulang.

Tabel 4.11. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Bawah (25%).

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi 25

jumlah 25

b. Struktur Atas

Tabel 4.12. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Atas.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Dinding Pasangan Bata/Batako 30 √

2 Kolom/balok praktis 20 √

Page 61: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3 Slab lantai 4.5 √

4 Slab atap 0.5 √

5 Rangka atap, ikatan angin, gording 5 √

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Slab Atap

tidak sesuai dengan kondisi gedung. Berdasar analisis yang sudah dilakukan maka

untuk Komponen Struktural sub komponen Struktur Pelengkap belum sesuai dengan

Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.

Pembobotan Ulang ;

1. Dinding Pasangan Bata/Batako

= 30 + 7,Ǵ ㈈脑7㱈7能7,Ǵ

= 30 + 0,25

= 30,25

2. Kolom dan Balok praktis

= 20 + 7,Ǵ ㈈挠7㱈7能7,Ǵ

= 20 + 0,17

= 20,17

3. Slab lantai

= 4,5 + 7,Ǵ ㈈恼,Ǵ㱈7能7,Ǵ

= 4,5 + 0,038

= 4,538

4. Rangka atap, ikatan angin, gording

= 5 + 7,Ǵ ㈈Ǵ㱈7能7,Ǵ

= 5 + 0,042

= 5,042

Jumlah total bobot baru = 30,25 + 20,17 + 4,538 + 5,042 = 60

Tabel 4.13. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Atas (60%).

Page 62: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Dinding Pasangan Bata/Batako 30,25

2 Kolom/balok praktis 20,17

3 Slab lantai 4,538

4 Rangka atap,ikatan angin, gording 5,042

jumlah 60

c. Struktur pelengkap

Tabel 4.14. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Pelengkap.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Rangka langit-langit 3 √

2 Penutup langit-langit 2 √

3 tangga 6 √

4 Lantai bawah 4 √

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang

sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Pelengkap keseluruhan

komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan

ulang.

Tabel 4.15. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%).

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Rangka langit-langit 3

2 Penutup langit-langit 2

3 tangga 6

4 Lantai bawah 4

jumlah 15

Page 63: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4.2.4. Komponen Utilitas

Tabel 4.16. Analisis Kesesuaian Komponen Utilitas.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 20 √

2 Transportasi Vertikal 15 √

3 Plambing 15 √

4 Instalasi Listrik 20 √

5 Tata Udara/AC 15 √

6 Instalasi Penangkal Petir 5 √

7 Instalasi Komunikasi 10 √

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Berdasar data

pekerjaan dan kondisi lapangan hunian pada gedung Rusunawa pada umumnya tidak

terdapat Tata Udara/AC dan Instalasi Komunikasi , dan Transportasi Vertikal(Lift)

sehingga dengan perbedaan komponen tersebut maka perlu dilakukan pembobotan

ulang pada Komponen Utilitas.

Pembobotan Ulang :

1. Instalasi Pencegahan Kebakaran

= 20 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ 挠7원77能원Ǵ能원7能원Ǵ

= 20 + 13,4

= 33,4

2. Plumbing

= 15 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ 원Ǵ원77能원Ǵ能원7能원Ǵ

= 15 + 10

= 25

3. Instalasi Listrik

= 20 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ 挠7원77能원Ǵ能원7能원Ǵ

Page 64: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

= 20 + 13,4

= 33,4

4. Instalasi Penangkal Petir

= 5 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ Ǵ원77能원Ǵ能원7能원Ǵ

= 5 + 3,2

= 8,2

Tabel 4.17. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas ( 100%)

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 33,4

2 Plambing 25

3 Instalasi Listrik 33,4

4 Instalasi Penangkal Petir 8,2

jumlah 100

Penilaian Keandalan pada form Utilitas bangunan berdasar pada kondisi

kefungsian komponen Utilitas yang ditunnjukkan dalam Tabel Kondisi Kefungsian

Komponen Utilitas.

Tabel 4.18. Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

1.Instalasi Pencegahan Kebakaran

Pembobotan (dalam %)

1.1 Sist.Alarm Kebak. berfungsi baik/kurang/tidak berfungsi

20

1.2 Sprinkler, berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi 20

1.3 Gas pemadam, berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi

20

1.4 Hidran, kapasitas …………. % 20

1.5 Tabung PAR ……………….% 20

jumlah 100

2.A.Plumbing Air Bersih

Page 65: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2A.1 Supply Air PAM kapasitas ….. % 5

2A.2 Tangki Air Kapasitas ……. % 6

2A.3 Kapasitas Pompa Air …… % 6

2A.4 Kran kondisi ……… % 5

Bag. Komp. Util. lain baik/ kurang/tidak berfungsi

28

2B.1 Kloset kondisi baik ……. % 7

2B.2 Saluran kondisi baik …… % 6

2B.3 Pipa Air hujan kondisi baik ….. % 6

2B.4 Bag. Komp. Util. Sisa lain baik/kurang/tidak berfungsi

31

jumlah 100

3.Instalasi Listrik 3.1 Kabel-kabel kondisi …. % 7 3.2 Lampu-lampu TL kondisi baik …. % 7 3.3 Bag. Komp. Lain baik/ kurang/tidak berfungsi 36 3.4 GENSET, kondisi …. % Bag. Pelengkap kondisi baik/kurang/tidak

berfungsi 50

jumlah 100

No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

4.Instalasi Proteksi Petir

Pembobotan (dalam %)

4.1 Eksternal : berfungsi baik/kurang/tidak berfungsi 50 4.2 Internal : Berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi 50 jumlah 100

4.2.4. Analisis Aksesibilitas Bangunan

Tabel 4.19. Analisis Kesesuaian Komponen Aksesibilitas.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Ukuran Dasar Ruang 15 √

2 Jalur Pedestrian & RAM 15 √

3 Area Parkir 15 √

Page 66: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 10 √

5 Toilet 20 √

6 Pintu 15 √

7 Lift Aksesibilitas 10 √

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Lift Aksesibilitas

merupakan persyaratan bangunan gedung >5lt, dalam Bangunan Gedung Rusunawa

Lift ksesibilitas belum dipersyaratkan, sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.

Pembobotan Ulang :

1. Ukuran Dasar Ruang

= 15 +원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7

= 15 + 1,7

= 16,7

2. Jalur Pedestrian & RAM

= 15 + 원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7

= 15 + 1,7

= 16,7

3. Area Parkir

= 15 + 원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7

= 15 + 1,7

= 16,7

4. Perlengkapan & Peralatan Kontrol

= 10 + 원7 ㈈ 원7원77能원7

= 10 + 1,1

= 11,1

5. Toilet

= 20 + 원7 ㈈ 挠7원77能원7

= 20 + 2,2

= 22,2

Page 67: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

6. Ukuran Dasar Ruang

= 15 + 원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7

= 15 + 1,7

= 16,7

Tabel 4.20. Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

Komponen Aksesibilitas ( 100%).

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Ukuran Dasar Ruang 16,7

2 Jalur Pedestrian & RAM 16,7

3 Area Parkir 16,7

4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 11,1

5 Toilet 22,2

6 Pintu 16,7

jumlah 100

Penilaian Keandalan pada form Aksesibilitas bangunan berdasar pada kondisi

kefungsian komponen Assesibilitas dalam Tabel Kondisi Kefungsian Komponen

Aksesibilitas.

Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas.

No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas 1.Ukuran dasar Ruang

Pembobotan (dalam %)

1.1 Ukuan dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan, kemudahan, kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung

100,00

jumlah 100 2.Jalur Pedestrian & RAM 2.1 Jalur pedestrian (Ada/Tidak) 20 2.2 Kondisi permukaan Stabil 2 Kuat 2 Tahan terhadap cuaca 2 Bertekstur halus tapi tidak licin 2 Ukuran sesuai dengan ketentuan, 2

Page 68: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

120 cm (jalur searah) dan 160 cm (jalur dua arah) Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan benda-

benda yang menghalangi 2

Kemiringan pedestrian maksimum 1:8 2 Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal

120 cm 2

Pencahayaan cukup terang 2 2.3 Drainase jalur pedestrian (Ada/Tidak) 5 Kedalaman kurang dari 1,5 cm 1 Mudah dibersihkan 1 Perletakan tidak jauh dari tepi ram 1 2.4 Tepi pengaman/kanstin/low curb (Ada/Tidak) 5 120 cm untuk jalur searah atau 160 cm untuk jalur dua arah 2 2.5 Jalur Pemandu (Ada/Tidak) 5 Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen

30 tahun 2006 2

Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan 2 2.6 RAM (Ada/Tidak)

-Dalam bangunan -Luar Bangunan

20

Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8

2

Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan). No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

Pembobotan (dalam %)

Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10

2

Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada malam hari

2

Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm

2

Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman) 2 Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm 2 Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak

kursi roda 2

Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga tidak licin

2

Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm 2 Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau

perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8 2

2 Jumlah 100

Page 69: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3.Area Parkir 3.1 Fasilitas parkir kendaraan (Ada/Tidak) 40 Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari

bangunan/fasilitas yang dituju 2

Ditempatkan dekat jalur pedestrian 2 Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya 2 Diberi penandaan khusus 2 Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju

fasilitas lainnya 2

Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir tunggal dan 620 cm untuk parkir ganda 2

Jumlah 3.1. 52 3.Area Parkir 3.2 Daerah Menaik-Turunkan Penumpang (Ada/Tidak) 40 Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang

darI jalan/jalur lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang minimal 600 cm

2

Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang cacat 2

Kemiringan maksimal adalah 1 : 11 2 Diberi penandaan khusus 2 Jumlah 3.2 48 Jumlah 3.1 + 3.2 100

Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan).

No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas 4.Perlengkapan dan Peralatan kontrol

Pembobotan (dalam %)

4.1 Perlengkapan & peralatan kontrol (Ada/Tidak) 40 Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada

pada posisi yang mudah dijangkau 5

Rambu aksesibilitas 5 4.2 Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak) 40 Peringatan berbentuk suara 1 Peringatan berbentuk visual 5 Peringatan berbentuk getaran 4 jumlah 100 Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas

5.Toilet

5.1 Toilet aksesibilitas ( Ada/Tidak) 60 Dilengkapi rambu 5 Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm 5 Terdapat handrail 5 Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh

penca 5

Page 70: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Bahan lantai tidak licin 5 Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika

kondisi darurat 5

Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau 5 Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi 5 jumlah 100 6.Pintu 6.1 Pintu Aksesibilitas (Ada/Tidak) 60 Mudah dibuka oleh penyandang cacat Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm,

khusus rumah sakit wajib min 90 cm 10

Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau perbedaan ketinggian lantai 20

Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau mempunyai tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu otomatis

5

jumlah 100

4.2.5. Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan

Tabel 4.22. Analisis Kesesuaian Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan.

No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak

sesuai 1 Kesesuaian KDB 40 √ 2 Kesesuaian KLB 40 √ 3 Kesesuaian GSB 20 √

Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form

SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang

sudah dilakukan maka untuk Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan

keseluruhan komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan

pembobotan ulang.

Tabel 4.23. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan (100%).

Page 71: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)

1 Kesesuaian KDB 40

2 Kesesuaian KLB 40

3 Kesesuaian GSB 20

jumlah 100

4.2.5. Hasil Analisis Pembobotan Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa sub komponen yang

terdapat pada SLF Gedung tidak terdapat pada Gedung Rusunawa. Perbedaan sub

komponen tersebut menyebabkan perbedaan pembobotan sub komponen. Perbedaan

Pembobotan dalam SLF Gedung dengan Pembobotan Gedung Rusunawa dapat

dilihat dalam Tabel 4.24 dan Tabel 4.25.

Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung.

Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Arsitektur (10%)

Ruang dalam 1 Kesesuaian penggunaan fungsi 1,5 2 Pelapis muka lantai 1 3 Plesteran lantai 1 4 Pelapis muka dinding (cat) 1 5 Plesteran dinding 1 6 Pintu/Jendela 1,5 7 Pelapis muka langit-langit 1

Page 72: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Ruang luar 1 Penutup atap 1 2 Pelapis muka dinding luar 0,25 3 Plesteran muka lantai luar 0,3 4 Plesteran lantai luar 0,25 5 Pelapis muka langit-langit luar 0,2 Struktur (30%)

Struktur bawah 1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi 7,5

Struktur atas 1 Dinding Pasangan Bata/Batako 9 2 Kolom/balok praktis 6 3 Slab lantai 1,35 4 Slab atap 0,15 5 Rangka atap, ikatan angin, gording 1,5 Struktur pelengkap 1 Rangka langit-langit 0,9 2 Penutup langit-langit 0,6 3 tangga 1,8 4 Lantai bawah 1,2 Utilitas (50%) 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 10 2 Transportasi Vertikal 7,5 3 Plambing 7,5 4 Instalasi Listrik 10 5 Tata Udara/AC 7,5 6 Instalasi Penangkal Petir 2,5 7 Instalasi Komunikasi 5 Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung (Lanjutan).

Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Aksesibilitas (5%) 1 Ukuran Dasar Ruang 0,75 2 Jalur Pedestrian & RAM 0,75 3 Area Parkir 0,75 4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 0,5 5 Toilet 1 6 Pintu 0,75 7 Lift Aksesibilitas 0,5 Tata Bangunan & Lingkungan (5%)

1 Kesesuaian KDB 2 2 Kesesuaian KLB 2 3 Kesesuaian GSB 1 jumlah 100

Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa.

Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Arsitektur (10%)

Page 73: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Ruang dalam 1 Kesesuaian penggunaan fungsi 2 2 Pelapis muka lantai 1,33 3 Plesteran lantai 1,33 4 Pelapis muka dinding (cat) 1,34 5 Pintu/Jendela 2

Ruang luar 1 Penutup atap 1,11 2 Pelapis muka dinding luar 0,278 3 Pelapis muka lantai luar 0,334 4 Plesteran lantai luar 0,278 Struktur (30%)

Struktur bawah 1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi

7,5

Struktur atas 1 Dinding Pasangan Bata/Batako 9,075 2 Kolom/balok praktis 6,05 3 Slab lantai 1,36 4 Rangka atap,ikatan angin, gording 1,515 Struktur pelengkap 1 Rangka langit-langit 0,9 2 Penutup langit-langit 0,6 3 tangga 1,8 4 Lantai bawah 1,2 Utilitas (50%) 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 16,7 2 Plambing 12,5 3 Instalasi Listrik 16,7 4 Instalasi Penangkal Petir 4,1 Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Aksesibilitas (5%) 1 Ukuran Dasar Ruang 0,835 2 Jalur Pedestrian & RAM 0,835 3 Area Parkir 0,835 4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 0,555 5 Toilet 1,11 6 Pintu 0,835 Tata Bangunan & Lingkungan (5%)

1 Kesesuaian KDB 2 2 Kesesuaian KLB 2 3 Kesesuaian GSB 1 jumlah 100

Dari tabel 4.24 dan Tabel 4.25 diketahui perbedaan sub komponen meliputi

sub komponen yang berada di dalam komponen; Arsitektural, Struktural dan Utilitas.

Page 74: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Sub komponen yang berada di dalam Komponen Aksesibilitas maupun Tata Ruang

dan Bangunan antara SLF Gedung dengan SLF Rusunawa tidak mengalami

perubahan.Perbedaan sub komponen penyusun gedung tersebut dikarenakan

perbedaan spesifikasi teknis rencana Rusunawa dengan SLF Gedung.

Dari Tabel Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa

dibuat grafik ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Grafik menggambarkan nilai bobot

masing-masing sub komponen terhadap bobot total. Dari grafik ditunjukkan bahwa

nilai tertinggi dipengaruhi faktor Utilitas. Sub Komponen Utilitas yang paling

berpengaruh dalam penilaian adalah Instalasi Listrik ( 16,7 %), Instalasi Pencegahan

Kebakaran (16,7%) dan Plumbing (12,5 %).

Page 75: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 4.4. Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

0 5 10 15 20

Kesesuaian penggunaan fungsi

Pelapis muka lantaiPlesteran lantai

Pelapis muka dinding (cat)Pintu/Jendela

Penutup atapPelapis muka dinding luar

Plesteran muka lantai luarPlesteran lantai luar

Pondasi, Kepala Pondasi, Balok …Dinding Pasangan Bata/Batako

Kolom/balok praktisSlab lantai

Rangka atap,ikatan angin, gordingRangka langit-langit

Penutup langit-langittangga

Lantai bawah

Instalasi Pencegahan KebakaranPlambing

Instalasi ListrikInstalasi Penangkal Petir

Ukuran Dasar RuangJalur Pedestrian & RAM

Area ParkirPerlengkapan & Peralatan Kontrol

Toilet Pintu

Kesesuaian KDBKesesuaian KLB

Kesesuaian GSB

Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa

bobot (%)

Page 76: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

4.2.6. Analisis Evaluasi SLF gedung.

SLF Gedung digunakan sebagai acuan dasar dalam analisis penentuan

komponen dan dasar pembobotan. Dalam analisis ditemukan beberapa evaluasi dan

kritisi untuk Form maupun Program SLF Gedung.

Beberapa evaluasi dan kritisi tersebut antara lain;

1. Program SLF Gedung masih perlu koreksi dan penyempurnaan. Terdapat

ketidak konsekuennya tulisan penilaian pada Komponen Aksesibilitas

Bangunan Gedung. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.26 sampai

dengan Tabel 4.29.

Tabel 4.26. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung).

Andal Kurang Andal Tidak Andal

99-100 90<99 <90

Tabel 4.27. Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas Gedung).

Andal Kurang Andal Tidak Andal

96-100 75<95 <75

Tabel 4.28. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas Gedung).

Andal Kurang Andal Tidak Andal

96-100 75<95 <75

Setelah dianalisis formula penilaian SLF Gedung, maka diketahui

bahwa pada Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung)

KomponenAksesibilitas, seharusnya seperti pada tabel 4.29.

Tabel 4.29. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung).

Andal Kurang Andal Tidak Andal

96-100 75<95 <75

Page 77: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2. Pada SLF Gedung file-file belum terhubung (hyperlink) dengan sistematis.

Hal tersebut membuat pengguna program SLF Gedung menjadi kesulitan.

3. Pada Program SLF Gedung hanya terdapat lembar saran untuk pemeliharaan

gedung. SLF Gedung belum memiliki Sistem Perawatan dan Perbaikan untuk

tiap komponen yang diperiksa. Jika hanya terdapat lembar saran, maka

petunjuk mengenai pemeliharaan bangunan yang harus dilakukan akan sangat

subyektif. Pemberian saran Pemeliharaan dan Perawatan bangunan akan

sangat tergantung pada tingkat pemahaman dan pendidikan pemeriksa.

4. Diperlukan Sistem Perawatan dan Perbaikan Gedung yang jelas demi

keberlangsungan bangunan. Sistem diharapkan dapat memudahkan pengelola

dan pemilik gedung dalam melakukan tindakan selanjutnya. Sistem

Perawatan dan Perbaikan tersebut juga akan lebih memudahkan pemeriksa

dalam memberikan saran yang tepat bagi pemilik gedung.

4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

Analisis sistem pemeliharaan gedung Rusunawa disusun berdasar hasil

komponen yang sudah dianalisis sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi

Analisis Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata Ruang

dan Bangunan.

4.3.1. Analisis Komponen Arsitektural

Komponen arsitektural dalam Form meliputi Ruang Dalam dan Ruang Luar.

Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %.

a. Ruang Dalam (80%)

1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL

1.1.KOMPONEN : RUANG DALAM

Keterangan : A : Andal, kondisi (85%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%) TA: Tidak Andal, kondisi (<75%)

Page 78: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 4.30. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Dalam (80%).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

1.1.1. SUB KOMPONEN: Kesesuaian Penggunaan fungsi A Sesuai Fungsi Tidak ada 1.1.1.a

KA Masih sesuai dengan fungsi Penyesuaian ringan 1.1.1.b

TA Tidak sesuai dengan fungsi Penyesuaian berat 1.1.1.c

1.1.2. SUB KOMPONEN: Pelapis Muka Lantai A Baik Pemeliharaan rutin 1.1.2.a

KA Retak rambut Mengganti Pelapis lantai yg retak

1.1.2.b

TA Belah, pecah Mengganti Pelapis lantai yg belah/pecah

1.1.2.c

1.1.3. SUB KOMPONEN: Plesteran Lantai A Baik Pemeliharaan rutin 1.1.3.a

KA Retak rambut Perbaikan ringan 1.1.3.b

TA Retak, belah, pecah Perbaikan berat 1.1.3.c

1.1.4. SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding A Baik Pemeliharaan rutin 1.1.4.a

KA Buram, terkelupas <10% Perbaikan ringan 1.1.4.b

TA Hilang, tidak tampak Perbaikan berat 1.1.4.c

1.1.5. SUB KOMPONEN: Pintu/Jendela A Berfungsi baik Pemeliharaan rutin 1.1.5.a

KA Masih berfungsi Dilakukan perbaikan/penggantian pd elemen yg rusak.

1.1.5.b

TA Tidak berfungsi Penggantian Pintu/Jendela yg tdk berfungsi.

1.1.5.c

Page 79: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b. Ruang Luar (20%)

1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL

1.1.KOMPONEN : RUANG LUAR

Keterangan :

A : Andal, kondisi (85%-100%)

KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%)

TA: Tidak Andal, kondisi (<75%)

Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

1.2.1.SUB KOMPONEN: Penutup Atap A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.1.a

KA Berlubang Mengganti bagian yang berlubang.

1.2.1.b

TA Berlubang, hancur Mengganti bagian yg berlubang dan hancur.

1.2.1.c

1.2.2.SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding luar (cat). A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.2.a

KA Buram <50% Pengecatan ulang; 1x cat finishing;sesuai warna semula.

1.2.2.b

TA Buram ≥50% Pengecatan ulang; 1x cat dasar, 2x cat finishing.

1.2.2.c

1.2.3.SUB KOMPONEN: Pelapis muka lantai luar (paving). A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.3.a

KA Aus, bergelombang,kasar Perbaikan ringan 1.2.3.b

TA Terbelah,pecah,lepas Perbaikan berat 1.2.3.c

Page 80: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%) (Lanjutan).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

1.2.4.SUB KOMPONEN: Plesteran lantai luar. A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.4.a

KA Retak,terkelupas,berlubang<5%

Perbaikan ringan 1.2.4.b

TA Terbelah,pecah,terkelupas Perbaikan berat 1.2.4.c

4.3.2. Analisis Komponen Struktural

Komponen Struktural dalam Form meliputi Struktur Bawah (25%), Struktur

Atas(60%), dan Struktur Pelengkap (15%).

a. Struktur Bawah (25%)

2. KELOMPOK KOMPONEN : STRUKTURAL

2.1.KOMPONEN : STRUKTUR BAWAH

Keterangan : A : Andal, kondisi (95%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)

Tabel 4.32. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Bawah (25%).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

2.1.1.SUB KOMPONEN: Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi. A Kuat, kaku, stabil. Pemeliharaan rutin 2.1.1.a

KA Kuat, kurang kaku, stabil. Perkuatan pondasi 2.1.1.b

TA Tidak stabil, retak, tidak kuat, pecah.

Perbaikan dan perkuatan pondasi

2.1.1.c

Page 81: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2.2.KOMPONEN : STRUKTUR ATAS

Keterangan :

A : Andal, kondisi (95%-100%)

KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%)

TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)

Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Atas (60%).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

2.2.1.SUB KOMPONEN : Dinding Pasangan A Bahan/dimensi OK Bebas

retak, stabil

Tidak ada. 2.2.1.a

KA Kuat, kaku, retak, lentur kecil

Perbaikan ringan pada dinding.

2.2.1.b

TA Kurang kuat, retak diagonal/ melintang

Perbaikan berat pada dinding.

2.2.1.c

2.2.2.SUB KOMPONEN : Kolom, Balok praktis A Kuat, Kaku, berfungsi baik

Pemeliharaan rutin 2.2.2.a

KA Kuat, kurang kaku, fungsi baik

Perkuatan kekakuan kolom, balok.

2.2.2.b

TA Kurang kuat/kaku, kurang stabil

Perbaikan dan perkuatan kolom, balok.

2.2.2.c

2.2.3.SUB KOMPONEN : Slab lantai A Kuat, kaku, bebas retak,

rata

Pemeliharaan rutin. 2.2.3.a

KA Kuat, kurang kaku, retak halus/bocor

Perkuatan kekakuan slab lantai.

2.2.3.b

TA Retak, bocor, tidak dapat dipakai

Perbaikan dan perkuatan slab lantai.

2.2.3.c

Page 82: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Atas (60%) (Lanjutan).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

2.2.4SUB KOMPONEN : Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording. A Rangka dan tumpuan kuat,

kaku, stabil Pemeliharaan rutin. 2.2.4.a

KA Kuat, kurang kaku, awet, ada lendut

Perbaikan ringan 2.2.4.b

TA Lendut, lapuk, pecah, kropos/ karat

Perbaikan berat 2.2.4.c

2.3.KOMPONEN : STRUKTUR PELENGKAP

Keterangan :

A : Andal, kondisi (95%-100%)

KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%)

TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)

Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

2.3.1. SUB KOMPONEN : Rangka Langit-Langit. A Kuat, kaku, rata. Pemeliharaan rutin 2.3.1.a

KA Kuat, kaku, kurang rata

Perbaikan ringan 2.3.1.b

TA Lendut, lapuk, pecah, tidak rata

Perbaikan berat 2.3.1.c

2.3.2. SUB KOMPONEN : Penutup Langit-Langit. A Bahan/dimensi OK, rata,

kuat

Pemeliharaan rutin 2.3.2.a

KA Rata, kurang mulus, ada retak

Perbaikan ringan. 2.3.2.b

TA Kusam dan retak.rusak tak berfungsi

Perbaikan berat. 2.3.2.c

Page 83: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%) (Lampiran).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

2.3.3.SUB KOMPONEN : Tangga

A Kuat, Kaku, berfungsi baik Pemeliharaan rutin 2.3.3.a

KA Kuat, kurang kaku, fungsi baik

Perkuatan kekakuan tangga.

2.3.3.b

TA Kurang kuat/kaku, kurang stabil

Perbaikan dan perkuatan tangga.

2.3.3.c

2.3.4.SUB KOMPONEN : lantai bawah.

A Kuat, rata, padat, kedap air

Pemeliharaan rutin 2.3.3.a

KA Rata, padat, kedap air, retak-retak

Perbaikan ringan. 2.3.3.b

TA Retak, basah, amblas, tidak rata

Perbaikan berat. 2.3.3.c

Page 84: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4.3.3. Analisis Komponen Utilitas dan Proteksi Kebakaran

1. KELOMPOK KOMPONEN : UTILITAS

Keterangan : A : Andal, kondisi (100%) KA: Kurang Andal, kondisi (95%-<100%) TA: Tidak Andal, kondisi (<95%)

Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas.

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

3.1.SUB KOMPONEN : Instalasi Pencegahan Kebakaran. A Baik , Berfungsi normal

100% Pemeliharaan rutin 3.1.a

KA Baik, Berfungsi 95%-<100%

Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal

3.1.b

TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%

Perbaikan dan reparasi berat pada Instalasi Pencegah kebakaran, penggantian elemen yg rusak sehingga bisa berfungsi normal

3.1.c

3.2.SUB KOMPONEN : Plumbing A Baik , Berfungsi normal

100% Pemeliharaan rutin. 3.2.a

KA Baik, Berfungsi 95%-<100%

Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal

3.2.b

TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%

Perbaikan dan reparasi, penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal

3.2.c

Page 85: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas (Lampiran).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

3.3.SUB KOMPONEN : Instalasi Listrik. A Baik , Berfungsi normal

100% Pemeliharaan rutin 3.3.a

KA Baik, Berfungsi 95%-<100%

Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal

3.3.b

TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%

Perbaikan dan reparasi, penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal

3.3.c

3.4.SUB KOMPONEN : Instalasi Penangkal Petir. A Baik , Berfungsi normal

100% Pemeliharaan rutin 3.4.a

KA Baik, Berfungsi 95%-<100%

Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal

3.4.b

TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%

Perbaikan dan reparasi, penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal

3.4.c

Page 86: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

4.3.4. Analisis Komponen Aksesibilitas Bangunan gedung

4.KELOMPOK KOMPONEN : AKSESIBILITAS

Keterangan : A : Andal, kondisi (95%>-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (75%-=<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (=<75%)

Tabel 4.36. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas.

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

4.1.SUB KOMPONEN : Ukuran dasar ruang.

A Memenuhi Tidak ada 4.1.a

KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas penunjang,sehingga fungsi bisa tercapai.

4.1.b

TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas penunjang,sehingga fungsi bisa tercapai.

4.1.c

4.2.SUB KOMPONEN : Jalur Pedestrian dan RAM. A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.2.a

KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Jalur pedestrian dan RAM

4.2.b

TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Jalur pedestrian dan RAM

4.2.c

4.3.SUB KOMPONEN : Area Parkir A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.3.a

KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Area parkir

4.3.b

TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Area parkir

4.3.c

Page 87: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.36. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas (Lanjutan).

Tingkat Keandalan

Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tindakan Kode

4.4.SUB KOMPONEN : Perlengkapan dan Peralatan Kontrol A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.4.a

KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Perlengkapan dan Peralatan Kontrol

4.4.b

TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Perlengkapan dan Peralatan Kontrol

4.4.c

4.5.SUB KOMPONEN : Toilet A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.5.a

KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Toilet Aksesibilitas

4.5.b

TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Toilet Aksesibilitas

4.5.c

4.6.SUB KOMPONEN : Pintu A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.6.a

KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Pintu Aksesibilitas

4.6.b

TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Pintu Aksesibilitas

4.6.c

Page 88: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

4.3.5. Analisis Komponen Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota

5.KELOMPOK KOMPONEN : KESESUAIAN DOKUMEN RENCANA KOTA

Keterangan :

A : Andal, kondisi (100%)

TA: Tidak Andal, kondisi (0%)

Tabel 4.37. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota.

Tingkat

Keandalan

Identifikasi Keandalan Tindakan

5.1.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Dasar Bangunan

A Sesuai dengan Dokumen Tidak Ada

TA Tidak sesuai Pemeriksaan dokumen lanjutan*

5.2.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Lantai Bangunan

A Sesuai dengan Dokumen Tidak Ada

TA Tidak sesuai Pemeriksaan dokumen lanjutan*

5.3.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Garis Sempadan Bangunan

A Sesuai dengan Dokumen Tidak Ada

TA Tidak sesuai Pemeriksaan dokumen lanjutan*

Keterangan:

1) *) Pemeriksaan dokumen lanjutan diperlukan sebagai langkah

pengambilan kebijakan pada bangunan yang sudah berdiri, tetapi tidak

memenuhi Komponen legalitas.

2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan

antara luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok

peruntukan.

3) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan

antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas persil/ kaveling/

blok peruntukan.

Page 89: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4) Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bebas minimum dari

bidang terluar suatu massa bangunan terhadap :

a) Batas lahan yang dikuasai,

b) Batas tepi sungai/pantai,

c) Antar masa bangunan lainnya, atau

d) Rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa

gas dan sebagainya.

4.3.6. Analisis Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa.

Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa disusun berdasar

referensi :

1) SNI, 2008a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.

2) -----------, 2008b, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.

3) -----------, 2007a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Indonesia.

4) Program Pelatihan Tenaga Ahli Konstruksi (PROTAK), 2009,

Pelatihan Sertifikasi Ahli Perawatan Bangunan Gedung, BPKSDM

Dep.Pekerjaan Umum-LPJK-HAPBI.

5) Literatur penunjang lain yang didapat dari pustaka maupun website.

Page 90: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa.

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTUR

Kesesuaian Penggunaan fungsi

1.1.1.a Tidak dilakukan tindakan karena semua ruang telah difungsikan dan

digunakan sesuai dengan rencana.

1.1.1.b Dilakukan penyesuaian ringan terhadap beberapa ruang (25%-<15%)

yang belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala non

teknis (difungsikan untuk kegiatan lain). Penyesuaian ruang meliputi

penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali.

1.1.1.c Dilakukan penyesuaian berat terhadap beberapa ruang (>25%) yang

belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala teknis ( ruang

tidak layak), ataupun non teknis (difungsikan untuk kegiatan lain).

Penyesuaian ruang meliputi penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali

dan perbaikan ruang sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsinya

kembali.

Pelepis Muka Lantai (Lantai Keramik)

1.1.2.a Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik:

1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya

yaitu: Mesin poles, dry & wet vacuum cleaner, ember, stripping

pad, chemical cleaner, sikat tangan, sponge/tapas, stick mop,

check mesin-mesin harus siap pakai, bila kedapatan ada kabel

yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya

bagi keselamatan.

2. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak dan

benda lain yang berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan

untuk sementara dan ditempatkan kembali apabila pekerjaan telah

selesai dikerjakan. Vacuum/sapu lantai keramik terlebih dahulu

untuk menghilangkan debu

Page 91: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical

cleaner atau yang setara dicampur air (1:20) tunggu ± 5 (lima)

menit, lakukan brushing dengan pad halus.

4. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau

oleh mesin poles, gunakan sikat dorong (sikat tangan/tapas) pakai

sarung tangan karet untuk mencegah kulit tangan terlindung dari

bahan kimia yang digunakan.

5. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran

lantai keramik yang terangkat.

Pel berulang kali, minimal 3 (tiga) kali, bilas dengan air bersih gunakan

stick mop katun.

1.1.2.b. Jika terdapat retak rambut pada lantai keramik (15%-<25%),dilakukan

penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan warna

keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan semen pengisi

nat sesuai warna semula.

1.1.2.c. Jika terdapat belah, pecah pada lantai keramik (>25%):

1. Mengangkat keramik yang belah, pecah dari lantai.

2. Mengecek kondisi dasar lantai; jika lantai bergelombang atau

tidak rata, maka diperbaiki terlebih dahulu sehingga rata.

3. Penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan

warna keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan

semen pengisi nat sesuai warna semula.

Plesteran lantai semen.

1.1.3.a Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen:

1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya

yaitu: Mesin poles, Scrubbing Pad, sikat dorong, sikat tangan,

sarung tangan karet, Wiper Floor, ember, Wet vaccum cleaner,

stick mop, chemical cleaner.

Page 92: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2. Cek mesin-mesin harus siap laik pakai, bila ada kabel yang

terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi

keselamatan.

3. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak yang

berada pada lokasi kerja. Pindahkan untuk sementara tempat

sampah dan asbak tersebut, kembalikan ke tempat semula apabila

pekerjaan telah selesai dikerjakan.

4. Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air (1:20)

dalam ember, vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai semen

dengan cairan pembersih. Bila terdapat noda, gunakan larutan

chemical cleaner kemudian sikatlah dengan mesin poles. Untuk

mengangkat kotoran, vacuum cairan kotoran dengan

menggunakan wet vacuum cleaner.

5. Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan

sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles.

Gunakan sarung tangan karet (hand glove) dan masker untuk

melindungi kulit tangan dan penciuman dari bahan kimia yang

digunakan.

6. Lakukan wet mopping (mengepel basah) untuk mengangkat sisa

kotoran pada permukaan lantai yang tidak rata.

7. Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda-benda,

plin kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin

dioperasikan.

Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, minimal 3

(tiga) kali, kemudian keringkan.

1.1.3.b Jika terjadi retak rambut, maka;

1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak rambut dengan kapi

atau sikat besi.

Page 93: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan

debu sekaligus melakukan pembasahan plesteran.

3. Tutup celah pada lokasi retak rambut dengan semen khusus untuk

pengisi nat keramik lantai.

4. Gosok dengan gerinda sehingga licin.

1.1.3.c Jika terjadi Retak, belah , pecah, hendaknya dilakukan Uji Lapangan dan

Uji Laboratorium dengan Teknisi khusus untuk melakukan tindakan

berikutnya.

Pelapis muka dinding.

1.1.4.a Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat

1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja

selengkapnya yaitu : tangga, rakbol, ember, kain majun, stick mop,

deterjen, tapas, sponge.

2. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak (water

seal) dengan menggunakan kain majun, untuk bagian atas

gunakan tangga atau rakbol. Pembersihan ini untuk daily

maintenance.

3. Bersihkan noda (spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding

bercat minyak, gunakan campuran deterjen dengan air secukupnya

sapukan merata, mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak

menggunakan air akibatnya akan merusak permukaan cat.

4. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu kering dahulu

baru diulang kembali, gunakan sponge dan langsung keringkan

dengan kain majun. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh

kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini dilakukan secara

priodik bulanan.

Page 94: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1. Bersihkan noda (spot & kotoran) yang terdapat pada dinding

bercat minyak (water seal), gunakan larutan washing compound

digosok dengan sponge, kemudian bilas dengan air bersih sampai

larutan tidak tersisa dan biarkan dinding sampai kering kembali.

Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick

mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.

1.1.4.b Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;

1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk

menghilangkan debu dan kotoran yang menempel.

2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan

jenis dan warna semula dengan merk yang sama.

1.1.4.c Jika hilang, tidak tampak ( >25%) dilakukan pengecatan ulang, dengan

cara;

1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi.

2. Lanjutkan dengan pengampelasan .

3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk

menghilangkan kotoran dan debu sekaligus melakukan

pembasahan dinding.

4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x.

5. Dicat dengan cat warna 2x.

Pintu/Jendela alumunium

1.1.5.a Pemeliharaan Kusen Aluminium.

1. Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit

kaca (sealant).

2. Kusen aluminum ”harus dibersihkan” dengan finishing powder

coating setiap 1 (satu) bulan sekali.

3. Pada tempat-tempat yang menghasilkan debu, pembersihan

dilakukan setiap hari.

Page 95: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

4. Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali

dengan sabun cair atau pembersih kaca.

1.1.5.b Jika Pintu/Jendela masih berfungsi, dengan kerusakan pada beberapa

elemen pendukung, seperti grendel, engsel, handel, tangan gareng, maka

dilakukan penggantian pada elemen-elemen yang rusak tersebut.

1.1.5.c Jika Pintu/Jendela tidak berfungsi maka dilakukan penggantian pada

pintu/jendela dan elemen pendukungnya sehingga pintu/ jendela bias

berfungsi lagi.

Penutup Atap

1.2.1.a 1. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang

a) Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4

(empat) tahun sekali

b) Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk

mencegah bocor

c) Ganti karet seal bila rusak

d) Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata

2.Pemeliharaan Atap Genteng Metal

a) Bersihkan secara periodik permukaan atas atap dari kotoran agar

tidak berkarat

b) Lakukan pemeriksaan setiap bulan

c) Bersihkan dengan air dan sikat permukaan atap agar tampilannya

selalu rapi.

3. Pemeliharaan Listpang Kayu

a) Periksa setiap 6 (enam) bulan kondisi listplank.

b) Bersihkan dari kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat

yang lembut dan airan sabun atau deterjen.

c) Bila terdapat retak-retak tutup dengan plamur kayu dan cat

kembali.

Page 96: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

d) Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengerok

sampai habis cat lama yang melekat, ampelas dan cat kembali

dengan cat dasar serta cat penutup khusus untuk kayu.

1.2.1.b Jika atap berlubang , maka dilakukan penggantian pada bagian yang

berlubang sesuai dengan atap semula.

1.2.1.c Jika atap berlubang, hancur maka dilakukan penggantian pada bagian

yang berlubang atau hancur sesuai dengan atap semula; jika diketahui

bahwa penyebab atap hancur ataupun berlubang dikarenakan bahan

penutup atap yang digunakan cepat aus, hancur atau berlubang; maka

dilakukan penggantian seluruh atap dengan penutup atap yang lebih kuat

terhadap cuaca

Pelapis Muka Dinding Luar (Cat eksterior).

1.2.2.a Pengecatan Luar Bangunan

Cat dinding luar bangunan penting untuk penampilan bangunan.

Sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada tembok bangunan setiap 2

(dua) atau 3 (tiga) tahun. Kerusakan cat pada bangunan antara lain:

a. Bila Menggelembung (Blestering), penyebabnya adalah:

1) Pengecatan pada permukaan yang belum kering

2) Pengecatan terkena terik matahari langsung

3) Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran

4) Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak

5) Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air.

Cara perbaikannya :

1) Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan permukaannya dengan kertas ampelas

2) Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata 3) Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas

ampelas hingga permukaan rata, halus & kering 4) Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata

Page 97: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

b. Berbintik (Bittiness), penyebabnya adalah:

1) Debu atau kotoran dari udara atau kuas/alat penyemprot tidak kering sempurna.

2) Adanya bagian2 cairan yg sudah mengering ikut tercampur. Cara perbaikannya adalah:

1) Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna 2) Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus

dan bersihkan 3) Beri lapisan cat baru (yang sudah disaring) sampai permukaan

cukup rata.

c. Retak-retak (Crazing/Cracking), penyebabnya adalah:

1) Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas cat sudah berkurang.

2) Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering. 3) Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata.

Cara perbaikannya :

1) Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan kertas ampelas kemudian bersihkan

2) Beri lapisan cat baru

d. Perubahan Warna (Discoloration) penyebabnya adalah:

1) Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari.

2) Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi dengan garam-garam alkali.

Cara perbaikannya:

1) Pilihlah jenis cat lain.

2) Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar tahan alkali.

e. Sukar mengering (Drying troubles) penyebabnya adalah:

1) Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak baik / kurangnya sinar matahari misalnya udara lembab.

2) Pengecatan pada permukaan yang mengandung lemak (wax polish), minyak atau berdebu.

3) Serangan alkali yang kuat pada bahan pengikat (binder), biasanya pada jenis cat minyak.

Page 98: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Cara perbaikannya :

1) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan biarkan permukaan mengering dan baru dicat ulang dalam keadaan cuaca baik.

2) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan beri lapisan cat yang tahan alkali.

f. Garis-garis bekas kuas (brush marks) penyebabnya adalah:

1) Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering 2) Permukaan cat terlalu kental 3) Pemakaian kuas yang kotor.

Cara perbaikannya: Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan

kertas ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar

dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup.

g. Daya tutup berkurang (Poor opacity) penyebabnya adalah:

1) Cat yang terlalu encer

2) Pengadukan kurang baik

3) Permukaan bahan yang akan dicat terlampau porous

Cara perbaikannya: Encerkan cat sesuai anjuran, aduk cat sehingga

merata

h. Lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging).

Penyebabnya adalah Pengecatan dilakukan tidak merata.

Cara perbaikannya:

1) Biarkan cat mengering dengan baik

2) Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas,

kemudian lakukan pengecatan ulang.

i. Kurang mengkilap daripada seharusnya (Loss of Gloss)

penyebabnya adalah:

1) Pengecatan dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak

atau lilin

2) Pengecatan pada saat cuaca kurang baik/lembab

3) Pengecatan dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai

mengapur.

Page 99: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Cara perbaikannya:

1) Ampelaslah dan ulang pengecatan kayu pada lapisan cat yang

sudah tua/kurang mengkilap

2) Keroklah seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan

pengecatan baru.

1.2.2.b Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;

1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk menghilangkan

debu dan kotoran yang menempel.

2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan

jenis dan warna semula dengan merk yang sama.

1.2.2.c Jika hilang, tidak tampak dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;

1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi.

2. Lanjutkan dengan pengampelasan .

3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk menghilangkan

kotoran dan debu sekaligus melakukan pembasahan dinding.

4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x.

5. Dicat dengan cat warna 2x.

6. Dilihat kode 1.2.2.a, jika terdapat permasalahan dalam teknis

pengecatan ulang.

Pelapis Muka Lantai Luar (paving)

1.2.3.a Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving

1) Sebelum pekerjaaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya

yaitu; mesin poles, ember, sapu lidi, selang air, dust pan, wiper floor,

sikat ijuk bertangkai, deterjen.

2) check mesin harus siap pakai, bila ada kabel yang terkelupas harus

diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.

Page 100: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3) Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi, masukan kedalam kantong

plastik sampah gunakan dust pan. Teknik penyapuan jangan

bertentangan / berlawanan dengan arah angin.

4) Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah-celah pada paving, apabila

sulit penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput Round Up atau

yang setara.

5) Isi kembali celah-celah paving dengan pasir halus gunakan sapu lidi

sampai rata. Apabila keadaanya kurang rata/bergelombang, maka

laporkan pada teknisi.

6) Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli kendaraan dengan

sikat dorong atau mesin poles, gunakan air panas dicampur floor

cleaner atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali

dengan wiper lantai dan stick mop.

7) Arahkan pencucian lantai paving dengan wipper floor dari posisi yang

lebih tinggi ke areal yang rendah, mengarah ke floor drain atau

selokan air. untuk memudahkan pembersihan sisa-sisa kotoran.

1.2.3.b Jika aus, bergelombang, kasar, maka dilakukan perbaikan permukaan

lantai paving, dengan cara;

1. Angkat lantai paving yang aus, bergelombang, kasar.

2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata.

3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang aus

dengan paving baru.

1.2.3.c Jika terbelah, pecah, lepas , maka dilakukan perbaikan permukaan lantai

paving, dengan cara;

1. Angkat lantai paving yang terbelah, pecah, lepas.

2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata.

3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang terbelah,

pecah, lepas dengan paving baru.

Page 101: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Plesteran Lantai Luar

1.2.4.a Pemeliharaan rutin = kode.1.1.3.a

1.2.4.b Jika retak, terkelupas, berlubang < 5 %, maka dilakukan;

1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak, terkelupas, berlubang

dengan kapi atau sikat besi.

2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan debu

sekaligus melakukan pembasahan plesteran.

3. Tutup celah pada lokasi retak, terkelupas, berlubang dengan adukan

semen.

4. Tutup celah pada lokasi terkelupas dan berlubang dengan adukan

semen dan pasir sesuai anjuran teknis dalam SNI.

5. Gosok dengan gerinda sehingga halus.

1.2.4.c Jika terbelah, pecah, terkelupas maka dilakukan;

1. Angkat permukaan plesteran yang terbelah, pecah dan terkelupas.

2. Perbaiki tanah dasar plesteran lantai, dengan meratakan dan

memadatkan tanah dasar.

3. Plester kembali tanah dasar dengan adukan semen dan pasir sesuai

teknis komposisi plesteran lantai dalam SNI tentang Bangunan

Gedung.

4. Gosok dengan gerinda sehingga halus.

Page 102: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2. KOMPONEN: STRUKTURAL

Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi.

2.1.1.a 1.Pemeliharaan Pondasi Bangunan

Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di

atasnya.

Pemeliharaan yang dilakukan:

1) Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan badan pondasi

diusahakan agar bersih dari akar pohon yang dapat merusak

pondasi.

2) Diusahakan agar tidak ada air yang menggenangi badan pondasi.

3) Dasar pondasi harus dijaga dari adanya penurunan yang melebihi

persyaratan yang berlaku.

4) Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga air yang

mengalir di sekitar pondasi tidak mengikis tanah sekitar pondasi

sehingga dasar pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah.

5) Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau siram sekitar

pondasi dengan bahan kimia seperti :

Aldrien, Chlordane, Dieldrin, Heptaclor,Lindane

a) Campurkan dengan air dalam perbandingan 0,5% sampai

dengan 2,0%.

b) Campuran bahan kimia harus dilakukan sesuai ketentuan agar

tidak berdampak pada lingkungan sekitar.

2. Pondasi Menerus Batu kali

Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan

untuk menahan dinding dan beban yang ada di atasnya.

Pemeliharaan yang dilakukan :

1) Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan

dengan baik selama bangunan dioperasikan.

Page 103: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2) Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang

bersifat merusak.

Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak

tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi bangunan.

2.1.1.b Jika kuat, kurang kaku, stabil,maka;

1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

berdasar saran ahli.

2.1.1.c Jika tidak stabil, retak, tidak kuat, pecah, maka;

1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

berdasar saran ahli.

Dinding Pasangan

2.2.1.a Jika bahan/dimensi OK, bebas retak, stabil, maka tidak dilakukan

tindakan.

2.2.1.b Jika dinding kuat, kaku, tetapi terdapat retak dan lentur kecil maka;

1) Bila dinding retak :diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan

disebabkan oleh faktor muai susut plesteran dinding atau akibat

dampak kegagalan struktur bangunan gedung

Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka:

a) Buat celah dengan pahat sepanjang retakan

b) Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (1 PC : 3 Pasir)

c) Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan

bahan yang serupa

d) Bila dinding basah karena saluran air bocor: (Perbaiki saluran

terlebih dahulu)

Page 104: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2) Bila dinding rembes air atau selalu basah:

a) Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.

b) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada

ke arah vertikal.

c) Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang

terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata,

dalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter.

d) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar

kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir).

e) Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.

f) Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal

serupa.Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang

sesuai.

2.2.1.c Jika dinding kurang kuat, retak diagonal/ melintang, maka dilakukan

tindakan;

1. Robohkan dinding yang kurang kuat, retak diagonal/melintang.

2. Bangun kembali dinding dengan material baru dengan spesifikasi

teknis sesuai dengan SNI 03-1728-1989 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.

Kolom, Balok praktis.

2.2.2.a Struktur Bangunan Beton

Pemeliharaan yang dilakukan:

1) Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara

merata

2) Cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada

permukaannya.

Page 105: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3) Untuk bagian tiang bangunan yang rontok karena terkena benturan

benda keras, bersihkan dan buat permukaan tersebut dalam keadaan

kasar, kemudian beri lapisan air semen dan plester kembali dengan

spesi/mortar semen-pasir.

4) Pada retakan plat atau dinding beton dapat digunakan bahan Epoxy

Grouts seperti:

a) Conbextra EP 10 TG untuk injeksi keretakan beton dengan

celah antara 0,25 – 10 mm.

b) Conbextra EP 40 TG mortar grouting untuk mengisi keretan

beton dengan celah antara 10 – 40 mm.

c) Conbextra EP 65 TG mortar grouting untuk mengisi

keretakan beton dengan celah antara 0,25 – 10 mm.

2.2.2.b Jika kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka;

1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

berdasar saran ahli.

Jika terdapat pengelupasan kulit beton; maka Teknik perbaikan yang

dilakukan antara lain;

a. Teknik Patching.

Teknik Patching dilakukan pada bagian yang mengalami

pengelupasan kulit beton tetapi tidak sampai pada tulangan.

· Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan

sisa-sisa partikel yang mudah lepas.

· Kemudian dilakukan Patching dengan menggunakan bahan

material khusus, ( Produk Patching Mortar ).

Page 106: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

b. Teknik Grouthing.

Teknik ini dilakukanpada beton yang mengalami pengelupasan

sampai tulangan terlihat.

· Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan

sisa-sisa partikel yang mudah lepas.

· Kemudian dilakukan Grouthing dengan menggunakan bahan

material khusus, ( Produk Grouthing Mortar).

2.2.2.c Jika kurang kuat, kurang kaku, kurang stabil , maka;

1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium

berdasar saran ahli.

Teknik perbaikan yang dilakukan antara lain;

1. Menggunakan bahan Fiber Reinforced Polymer (FRP) yang

dilakukan dengan cara menempelkannya pada permukaan beton

dengan bantuan perekat epoxy. Perbaikan/perkuatan struktur

dengan bahan ini berupa komposit dengan tulangan external yang

direkatkan pada permukaan beton.

2. Metode steel plat bonding

3. Metode steel & concrete jacketing

4. Menggunakan prategang external.

5. Dll

Slab Lantai

2.2.3.a Jika kuat, kaku, bebas retak, rata, maka pemeliharaan yang perlu

dilakukan adalah;

1. Tidak memberikan beban berlebih pada plat lantai, diluar batas

beban yang dianjurkan, sehingga keretakan plat lantai akibat

beban dapat dihindarkan.

Page 107: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2. Tidak membiarkan air menggenang terlalu lama pada plat lantai

yang tidak didesain sebagai kolam air, genangan air yang terlalu

lama dikhawatirkan akan meresap ke plat lantai melalui kapiler

dalam plat lantai dan dapat memicu terjadinya korosi pada

tulangan plat lantai.

Tidak menaruh zat kimia tertentu yang dapat merusak komposit lantai

maupun tulangan.

2.2.3.b Jika kuat, kurang kaku, retak halus, bocor, maka;

1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui

kondisi teknis plat lantai.

2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji

Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung.

Teknik yang biasa dilakukan untuk mengatasi retak pada plat lantai

diantaranya;

a. Metode Injeksi ( Injection Methode)

i. Injeksi dilakukan pada plat lantai yang mengalami

keretakan dan untuk menutup lubang bekas instalasi lama.

ii. Pertama-tama plat lantai dibersihkan dari debu dan

kotoran ataupun partikel kecil.

iii. Sebelum dilakukan injeksi terlebih dahulu dilakukan

patching untuk menambal bagian-bagian lubang bekas

instalasi listrik yang cukup besar dengan prodak mortar

khusus.

iv. Dilakukan Injeksi untuk menutup dan mengisi keretakan

pada plat lantai tersebut dengan Metode Injection dan

material khusus

b. Dll

Page 108: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2.2.3.c Jika retak, bocor, dan tidak dapat dipakai, maka;

1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui

kondisi teknis plat lantai.

2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji

Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung.

Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording

2.2.4.a Jika rangka dan tumpuan kuat, kaku, stabil maka dilakukan pemeliharaan;

1. Pengecekan sambungan-sambungan pada rangka baja, menjelang

musim hujan.

2. Pengecekan rangka atap, ikatan angin, gording setelah terjadi

angin besar, hujan lebat ataupun gempa bumi.

2.2.4.b Jika kurang kaku, awet(utuh), ada lendut, maka dilakukan;

1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording.

2. Melepas penutup atap terlebih dahulu; jika kondisi lapangan tidak

memungkinkan untuk dilakukan perbaikan melalui bawah rangka

atap/atas langit-langit.

3. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku

atau lendut

4. Pasang kembali penutup atap.

2.2.4.c Jika lendut, lapuk, pecah, tidak rata, maka dilakukan;

1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording.

2. Melepas penutup atap.

3. Penggantian bagian yang lapuk dan pecah.

4. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku

atau lendut.

5. Pasang kembali penutup atap.

Page 109: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Rangka Langit-langit

2.3.1.a Jika bahan/ dimensi OK, kuat, kaku, rata, maka tidak perlu dilakukan

tindakan.

2.3.1.b Jika rangka langit-langit kuat, kaku, namun kurang rata, maka dilakukan

perbaikan dengan langkah sebagai berikut;

1. Lepas penutup langit-langit yang rangka langit-langitnya kurang

rata.

2. Cek penyebab kurang ratanya rangka langit-langit

3. Jika dikarenakan ada bagian rangka langit-langit yang lepas, maka

diperbaiki lagi sambungannya.

4. Jika dikarenakan terdapat bagian rangka langit-langit yang lendut,

namun masih bisa diperbaiki maka lepas bagian yang lendut,

ratakan, kemudian pasang/ sambung kembali dengan bagian

lainnya.

5. Jika terdapat bagian yang pecah ataupun lapuk pada rangka

langit-langit yang menyebabkan langit-langit kurang rata, maka

bagian yang pecah ataupun lapuk tersebut diganti kemudian

pasang kembali dengan bagian lain.

6. Setelah rangka langit-langit semuanya sudah terpasang dan rata,

pasang kembali penutup langit-langit.

2.3.1.c Jika kondisi rangka langit-langit lendut, lapuk, pecah, dan tidak rata;

maka perlu dilakukan perbaikan berat dengan mengganti seluruh

komponen yang mengalami lendut, lapuk dan pecah demi keselamatan

pengguna gedung. Langkah perbaikan;

1. Lepas seluruh penutup langit-langit.

2. Lepas seluruh bagian rangka langit-langit yang lendut, lapuk,

pecah dan tidak rata.

Page 110: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3. Ganti seluruh bagian/ komponen yang lendut, lapuk, pecah, tidak

rata, sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh tim teknis

sesuai standar dalam SNI tentang Bangunan Gedung.

4. Pasang kembali rangka langit-langit sesuai dengan standar teknis

yang telah ditentukan oleh tim teknis sesuai standar dalam SNI

tentang Bangunan Gedung.

5. Pasang kembali penutup langit-langit.

Penutup langit-langit (bahan dasar tripleks)

2.3.2.a Jika bahan/dimensi OK, rata, kuat maka perlu dilakukan pemeliharaan

rutin, meliputi;

Pembersihan langit-langit dari sarang laba-laba dan kotoran / debu elyang

menempel dengan menggunakan sapu langit-langit yang dilakukan setiap

hari.

2.3.2.b Jika rata, tetapi kurang mulus dan terdapat retak,maka;

1. Bersihkan bagian yang retak dengan sikat khusus.

2. Lap dengan roll/lap basah.

3. Keringkan dengan lap kering.

4. Lapisi bagian yang kurang mulus/ retak dengan bahan cat penutup

retak dengan menggunakan kuas.

5. Disarankan untuk penutup langit-langit pada bangunan umum

menggunakan warna dasar putih, dikarenakan cat penutup retak

khusus yang beredar di pasaran sebagian besar memiliki warna

dasar putih.

2.3.2.c Jika kusam dan retak, rusak dan tidak berfungsi maka;

1. Lepas bagian penutup langit-langit yang kusam dan retak, rusak

dan tak berfungsi.

2. Pasang penutup langit-langit yang baru

3. Isi sambungan langit-langit dengan compound.

4. Penutup langit-langit yang sudah terpasang dicat.

Page 111: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tangga

2.3.3.a Kuat, kaku, berfungsi baik; pemeliharaan rutin pada lapisan lantai tangga

meliputi pembersihan harian pada lantai seperti pada kode. 1.1.3.a

2.3.3.b Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan;

1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui

kondisi teknis tangga.

2. Dilakukan perkuatan kekakuan tangga sesuai dengan hasil Uji

Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan

bangunan gedung.

2.3.3.c Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan;

1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui

kondisi teknis tangga.

2. Dilakukan perbaikan dan perkuatan tangga sesuai dengan hasil

Uji Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli

perbaikan bangunan gedung.

Lantai bawah

2.3.4.a Kuat, rata, padat, kedap air, maka pemeliharaan dilakukan pada pelapis

lantai seperti pada kode.1.1.3.a

2.3.4.b Rata, padat, kedap air, retak-retak, maka dilakukan;

1. Menyikat bagian yang retak dengan kappa/ sikat kawat.

2. Membersihkan bagian yang retak dengan rol/lap basah.

3. Mengeringkan dengan lap kering.

4. Mengisi retakan dangan semen khusus penutup retak.

5. Menghaluskan dengan gerinda.

2.3.4.c Retak,basah,amblas, tidak rata, maka dilakukan;

1. Pembersihan bagian yang retak, basah, amblas dan tidak rata.

2. kelupas bagian yang retak, basah, amblas, tidak rata.

Page 112: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3. Dilakukan perbaikan dasar lantai dengan perataan dan pemadatan

tanah.

4. Plester kembali lantai sesuai spesifikasi teknis dalam SNI tentang

Bangunan Gedung.

5. Lapisi dengan watter proofing atau zat kedap air.

3. KOMPONEN : UTILITAS

Instalasi Pencegahan Kebakaran

3.1.a Sistem Pemeliharaan Instalasi Pencegah Kebakaran mencakup

pemeliharaan seluruh Komponen Instalasi Pencegahan Bahaya

Kebakaran*), dengan langkah:

1. Inspeksi/pemeriksaan

adalah untuk verifikasi secara visuil bahwa sistem proteksi kebakaran

dan perlengkapannya tampak dalam kondisi operasi dan bebas dari

kerusakan fisik

2. Pengujian

adalah untuk menjamin operasi otomatik atau manual atas kebutuhan

dan pengiriman kontinyu dari output sistem proteksi kebakaran yang

disyaratkan, dan untuk mendeteksi ketidaksempurnaan sistem proteksi

kebakaran yang tidak tampak pada saat inspeksi

3. pemeliharaan dan juga dokumentasi dan pelaporan termasuk

penyimpanan riwayat catatan (record keeping).

4. Keterangan mengenai peryaratan lebih lanjut terdapat pada Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum nomor : 26/prt/m/2008 tanggal 30

Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi

Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan .

Page 113: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

*)Pemeliharaan Komponen Instalasi Pencegahan Bahaya Kebakaran:

A. Sistem deteksi alarm kebakaran

1. Prosedur uji serah terima, inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan

pemeliharaan berkala harus mengikuti SNI 03-3985-2000 atau

edisi terakhir Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian

sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya

kebakaran pada bangunan gedung.

2. Frekwensi inspeksi/pemeriksaan berkala harus menggunakan

Tabel Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm

kebakaran.

Tabel Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm kebakaran.

no peralatan Serahterima ke 1/ dites kembali

Bulanan kwartal Setengah tahunan

tahunan

1 Alat-alat deteksi

v v

2 Titik Panggil manual

v v

3 Panel control Kebakaran

v v

4 Catu daya v v 5 Alarm

Kebakaran v v v

6 Kabel Instalasi

v v

Page 114: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1. Frekwensi pengujian berkala harus menggunakan Tabel Frekwensi

pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran.

Tabel Frekwensi pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran. no peralatan Serahterima

ke 1/ dites kembali

Bulanan kwartal Setengah tahunan

tahunan

1 Alat-alat deteksi

v v

2 Titik Panggil manual

v v

3 Panel control Kebakaran

v v

4 Catu daya Batere sistem Fire Alarm: Jenis Nickle-Cadmium *) 1. Charger Test (ganti batere bila perlu) 2. Discharged Test (30 menit) 3. Load Voltage Test X X *)sesuai spesifikasi Rusunawa.

v v

5 Alarm Kebakaran

v v

6 Kabel Instalasi v v

B. Sprinkler otomatis

1. Pompa Air. Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan

Pemeliharaan Berkala harus diperiksa, diuji, dan dipelihara, sesuai

ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan, Pengujian, dan

Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Air.

Page 115: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

a) Pompa pemadam kebakaran, penggerak, dan kontrol, harus

dilindungi terhadap kemungkinan terganggunya layanan

akibat ledakan, kebakaran, banjir, gempa, tikus, serangga,

badai, beku, pencurian, dan kondisi ekstrim lainnya.

b) Memelihara dan menjaga agar alat untuk mematikan mesin selalu kembali pada keadaan siap start secara otomatis.

c) Menjaga dan memelihara kondisi motor penggerak :

1).Memelihara Start otomatis dengan memelihara

keberfungsian aki. Kapasitas aki harus sedemikian rupa,

sehingga mampu untuk menghidupkan motor starter 10

kali berturut turut tanpa pengisian kembali.

2).Memelihara Start manual dengan cara engkol apabila

motor tidak besar atau motor starter yang dihidupkan

secara manual. Motor harus dijalankan tiap minggu sekali

selama sekurang-kurangnya 10 menit.

2. Kepala Sprinkler harus dipelihara sebagai berikut:

a) Stok springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan

nominal springkler terpasang dan harus sebagai berikut:

1) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai kurang

dari 300 springkler tidak kurang dari 6 springkler.

2) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai 300

sampai dengan 1000 springkler � tidak kurang dari 12

springkler.

3) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai lebih dari

1000 springkler� tidak kurang dari 24 springkler.

b) Sebuah kunci pas khusus springkler harus disediakan dan

disimpan bersama springkler cadangan untuk digunakan

dalam membongkar dan memasang springkler. Satu kunci

harus disediakan untuk setiap jenis springkler terpasang.

Page 116: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3. kran Uji

Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan Pemeliharaan

Berkala kran Uji pemadam kebakaran harus diperiksa, diuji, dan

dipelihara, sesuai ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan,

Pengujian, dan Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis

Air.

4. Tangki Air

a) Tangki air untuk pemadam kebakaran harus dipisah dengan

tanki air bersih.

b) Mengecek ketinggian air sehingga dapat mengalirkan air

dalam kapasitas dan tekanan cukup pada instalasi pemadam

kebakaran.

c) Mengecek keberfungsian tanda tinggi muka air di dalam

Tanki.

d) Mengecek kapasitas air. e) Air dalam tangki harus selalu diusahakan bersih dan bebas dari

bahan-bahan yang mengendap, tangki harus dibersihkan tiap 3

tahun sekali.

5. Pipa Instalasi.

a) Sistem jenis pipa kering harus dijaga kering setiap saat.

b) Pengering udara dan kompresor udara yang digunakan

bersama dengan sistem jenis pipa kering harus dipelihara

sesuai dengan instruksi manufaktur.

D. Hidran

a) Frekwensi inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan

berkala harus menggunakan Tabel Frekuensi

inspeksi/pemeriksaan berkala.

Page 117: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Tabel Frekuensi inspeksi/pemeriksaan berkala.

komponen aktifitas frekuensi

1. Pompa Air inspeksi Setiap minggu

2. Pipa Instalasi inspeksi Setiap tahun

3. Tangki Penekan Atas/Alat

Kontrol

inspeksi Setiap minggu

4. Hidran Kotak inspeksi 3 bulanan

5. Hidran Pilar inspeksi 3 bulanan

6. Sumber Air inspeksi bulanan

7. Tangki Penampung Air inspeksi bulanan

b) Sambungan slang: setelah setiap pemakaian, semua slang

harus dibersihkan, dibuang airnya dan dikeringkan seluruhnya

sebelum dipasang kembali.

c) Batang operasi (stem) dari katup kontrol jenis OS&Y (outside

screw & yoke) setiap tahun harus diberi pelumas, dan

kemudian ditutup penuh dan dibuka kembali untuk menguji

operasi dan mendistribusikan pelumasnya.

d) Bila tutup sambungan pemadam kebakaran (siamese) tidak ada

pada tempatnya, bagian dalam sambungan pemadam

kebakaran harus diperiksa untuk halangan atau sumbatan.

e) Hidran halaman harus diberi pelumas setiap tahun untuk

menjamin bahwa semua batang, tutup, sumbat dan ulir ada

dalam kondisi operasi yang baik.

f) Kotak slang hidran halaman harus dipelihara setiap tahun

untuk menjamin bahwa semua slang kebakaran dan

kelengkapannya ada dalam kondisi dapat digunakan.

Page 118: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

E. Tabung pemadam api ringan

Terdiri dari dua komponen utama, yaitu;

1. Tabung Gas Tersegel

2.Selang

Pemeliharaan

a) Pemeliharaan harus dilakukan setiap tahun oleh manufaktur,

perusahaan jasa pemeliharaan alat pemadam api ringan, atau oleh

personil yang terlatih.

b) Prosedur pemeliharaan harus termasuk pemeriksaan menyeluruh

dari elemen dasar alat pemadam api ringan seperti berikut:

i. Bagian mekanikal dari semua alat pemadam api ringan.

ii. Media pemadam.

iii. Cara penghembusan media pemadam.

c) Pengisian kembali: semua alat pemadam api ringan yang dapat diisi

kembali, harus diisi kembali setelah setiap penggunaan atau seperti

ditunjukkan oleh hasil inspeksi atau pemeliharaan.

3.1.b Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%-

<100%), maka perlu dilakukan ;

1. Pengecekan seluruh komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran

dan elemen pendukungny (kode.3.1.a).

2. Normalisasi kefungsian Instalasi Pencegahan Kebakaran dan

elemen pendukungnya berdasar investigasi yang dilakukan.

3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.

3.1.c Jikakondisi Instalasi Pencegahan Kebakaran kurang baik, kurang

berfungsi maka;

1. Dicek keseluruhan Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran.

2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Instalasi

Pencegahan Kebakaran.

Page 119: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen

Instalasi Pencegahan Kebakaran.

4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki

5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin

diperbaiki lagi

Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi Instalasi Pencegahan

Kebakaran.Daftar Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran. = Kode

3.1.a *)

Plumbing

3.2.a 1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Plambing dan Pompa

A. Sistem Plambing

1) Ground Reservoir

a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas

atas.

b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaanbatas

bawah.

2) Pompa Air Bersih

Memeriksa indikasi status pompa air bersih.

B. Memeriksa trip alarm pompa air bersih.

1) Roof Tank

a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas

atas.

b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas

bawah.

2) Cabang Utama Pemipaan Air Bersih

a) Memeriksa pengaturan pembukaan dan penutupan aliran pipa air

utama.

b) Memeriksa indikasi aliran air terbuka atau tertutup.

Page 120: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3) Peralatan Utama

a) Pompa Delivery Centrifugal Self Priming.

b) Pompa Hydrophor lantai atap Centrifugal.

c) Top Reservoir Tank .

d) Pressure Water Tank .

e) Pump Pit Submersible Sewage.

f) Pompa Kuras Reservoir Submersible Sewage.

g) Unit Pengolah Limbah.

h) Peralatan Pompa Air Mancur lengkap Instalasi & Asesorisnya

C. Instalasi dan Fixtures

Instalasi Pemipaan lengkap Accessories

1) Pipa GSP.

2) Pipa Cast Iron.

3) Pipa PVC.

D. Sanitary Fixtures pada ruang toilet

1) floordrain.

2) Bak air

3) kran.

4) Kloset jongkok

2. Pemeliharaan Saluran Air Kotor

1) Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran

yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan

yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui

terdapat kebocoran segera tutup kembali.

Cara perbaikannya:

a) Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung

sambungan.

b) Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung.

c) Sambungkan kembali bagian tersebut.

Page 121: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

2) Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari

barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran,

sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.

3) Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran,

beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran

tidak tersumbat.

3. Pemeliharaan Saluran Air Bersih

1) Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran

PVC yang tidak terlindung dari panas matahari.

2) Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau

menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas.

3) Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan

hal:

a) Matikan aliran air dari stop kran yang ada.

b) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut

dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat

(bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan.

c) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.

4. Pemeliharaan Peralatan Sanitair

1) Peralatan sanitair adalah washtafel, bath tub, shower, kloset duduk

dan kloset jongkok.

2) Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih

lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang

terbuat dari metal.

3) Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut.

4) Bilas dengan air bersih.

5) Keringkan dengan kain lap yang bersih.

Page 122: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

5. Pemeliharaan Kran Air

1) Periksa sekurang-kurangnya setiap 2 bulan setiap kran yang ada

2) Kencangkan baut pengikat putaran kran

3) Ganti bila perlu, seal/karet pada batang putar ulir kran

6. Pemeliharan Bak Cuci Piring

1) Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang-

kurangnya setiap hari

2) Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau

deterjen.

3) Jangan menggunakan ampelas/sand paper untuk

membersihkanpermukaan bak cuci.

7. Pemeliharaan Kebersihan Toilet

a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya

yaitu: ember, toilet bowl brush, majun, tapas, stick mop, bowl

cleaner, tissue roll, sabun cair (liquid hand soap), wipper glass,

floor cleaner, lap kaca, hand sprayer.

b. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari

pintu masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas

menuju ke bagian bawah.

c. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak / standing

ashtray yang ada di toilet dengan sempurna.

d. Bersihkan urinoir, wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian

dalam. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin,

setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali.

e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar/dalam

toilet dengan sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan

kembali.

Page 123: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah 2

(dua) minggu dispenser dikosongkan dahulu/cuci bersih baru diisi

kembali dengan sabun cair.

g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena siraman

air.

h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air

pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran.

i. Bersihkan noda-noda pada dinding keramik toilet dengan

menggunakan lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas

kemudian dikeringkan

Bersihkan ember / gayung toilet (kalau ada) secara periodik

mingguan. Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya

dengan floor cleaner.

j. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih / wipper

glass, semprotkan glass cleaner dari dalam bottle sprayer.

k. Pel lantai keramik dengan air bersih dicampur ceramic cleaner (1 :

20), posisi dari dalam menyamping, mundur ke arah pintu keluar.

l. Lakukan general cleaning minimal sebulan sekali, terutama untuk

pembersihan lantai keramik dengan mesin poles, gunakan

scrubbing pad untuk pembersihan nat-nat lantai keramik, handle

pintu dipoles dengan metal polish.

m. Bersihkan keset nomad entrance dengan penghisap debu (vacuum).

Cuci setiap hari sabtu.

n. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan.

8. Komponen Ruang Luar Bangunan Gedung

1) Pemeliharaan Tangki Septik

a. Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik.

b. Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik.

Page 124: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

c. Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6

(enam) bulan sekali.

2) Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar

a. Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 (satu)

tahun sekali.

b. Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan

dari bahan yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar.

c. Berikan lapisan meni setiap 2 (dua) tahun sekali agar seng talang

tetap dapat bertahan dan berfungsi baik.

d. Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat

kembali sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sekali.

e. Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan,

perbaiki dengan melapis dengan bahan yang sama dengan

menggunakan perekat atau lem dengan bahan yang sama

3) Pemeliharaan Floor Drain

a. Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar

mandi / WC

b. Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah

masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan (kamar mandi

atau WC)

c. Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak

d. Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran,

dan bersihkan bila kotor.

3.2.b Jikakondisi Plumbing baik, berfungsi tapi kadang kurang normal (kondisi

95%-<100%) maka, dilakukan perbaikan pada elemen Komponen

Plumbing *)supaya elemen yang keberfungsiannya kurang normal dapat

normal kembali.

Page 125: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

*)KOMPONEN PLUMBING: AIR BERSIH

1.Sumber air dari PAM *) dan Meter Air 2. Sumber Air dari sumur dala, pompa air, alat control, Meter Air *) 3.Tangki Penampung Air 4. Tangki Air Atas : Menara 5. Pompa Penampung air dan alat kontrol 6. Pompa Distribusi dan Tangki Hidrofor dan alat control 7. Listrik untuk Panel Pompa 8. Pompa Instalasi 9. Kran

AIR KOTOR 1. Kloset/ bidet/ Urinoir 2. saluran ke Tangki Septik 3. Kran Air gelontor 4. Tangki Septik 5. Bak cuci, tempat cuci tangan 6. saluran dari Bak cuci ke saluran terbuka 7. Lobang/ saluran pengurasan lantai 8. Pipa Air Hujan

3.2.c Jikakondisi Plumbing kurang baik, kurang berfungsi maka;

1. Dicek keseluruhan Komponen Plumbing

2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Plumbing

3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen

Plumbing

4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki

5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin

diperbaiki lagi

6. Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi plumbing

Daftar Komponen Plumbing = Kode 3.2.b *)KOMPONEN PLUMBING

Page 126: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Instalasi Listrik

3.3.a Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung

meliputi pekerjaan :

1. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu

memperhatikan penghematan energi listrik.

2. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah (TM) dan

tegangan rendah (TR) beserta kelengkapannya *).

3. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap-tiap lantai gedung.

4. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya*).

5. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan

alat infra red investigation.

Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik ditunjukkan dalam

Lampiran Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik danTabel Metode

Pemeliharaan Sistem Listrik.

*) Komponen Utilitas Instalasi Listrik :

A. SUMBER DAYA PLN 1. Panel Tegangan Menengah 2. Trafo 3. Panel Tegangan Tengah 4. Panel Distribusi 5. Lampu TL/ Pijar/ Halogen/ SL 6. Armatur 7. Kabel Instalasi

B. SUMBER DAYA GENSET 1. motor Penggerak 2. Altermator 3. Alat pengisi aki 4. Radiator/ pendingin 5. Kabel Instalasi 6. AMF 7. Daily Tank 8. Panel

Page 127: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

B. SUMBER DAYA GENSET 1. motor Penggerak 2. Altermator 3. Alat pengisi aki 4. Radiator/ pendingin 5. Kabel Instalasi 6. AMF 7. Daily Tank 8. Panel

Tabel Metode Pemeliharaan Sistem Listrik.

NO SUB SISTEM KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN 1 2 3 4

I POWER SUPPLY

A. Transformator (trafo kering)

1. Inspection a. Relay pengaman b. Bushing c. Terminal d. Dudukan transformator e. Kondisi fisik

transformator f. Temperatur

transformator g. Peralatan pengamanan

dan pengukuran h. Temperatur dan kondisi

udara ruangan transformator

i. Koneksi kabel pada terminal bushing dan sistem pentanahan

2. Service

a. Pembersihan bagian luar trafo

b. Penyesuaian temperature dan kondisi udara ruangan transformator

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan

Page 128: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1 2 3 4

II SISTEM DISTRIBUSI

A. Panel Tegangan Menengah

1. Inspection Komponel panel TM (Load Break Switch, Earthing Switch, HRC Fuse, Lightning Arrester, Interlock System, Peralatan pengukuran dan Seluruh peralatan bantunya)

2. Service

a. Pengukuran tahanan pentanahan

b. Pembersihan elektroda pentanahan

c. Pengukuran dan pembersihan tahanan kontak LBS dan Earthing Switch

d. Pengujian interlocking secara elektrikal dan mekanik pada panel TM

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan

B. Panel Distribusi Utama Tegangan Menengah (LVMDP)

a. Rumah Panel 1. Inspection a. Pemeriksaan rumah panel b. Kondisi fisik kabel feeder

dan kabel control c. Terminal kabel, mur dan

baut 2. Service

a. Pembersihan rumah panel b. Perapihan jalur kabel pada

panel c. Pengencangan kabel, mur

dan baut d. Pengecatan ulang

Page 129: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1 2 3 4

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

b. Komponen Peralatan Proteksi

1. Inspection Pemeriksaan komponen peralatan proteksi

2. Service

a. Pembersihan air, kelembaban, debu, dan kotoran

b. Pengujian trip MCCB,& MCB dengan menggunakan Current Injector

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

c. Busbar 1. Inspection a. Pemeriksaan panel-panel

busbar b. Pemeriksaan terminal

kabel dan circuit breaker 2. Service

a. Pembersihan panel-panel busbar dari air, kelembaban, debu dan kotoran

b. Pengencangan terminal kabel dan circuit breaker

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

d.Alat pengukur 1. Inspection a. Pencatatan penunjukan

semua alat ukur setiap jam b. Pencatatan dan pembukuan

kurva beban listrik dari output travo

c. Evaluasi dan penanggulangannya dari hasil pencatatan

d. Pemeriksaan terminal kabel ke meteran

Page 130: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1 2 3 4 2. Service

a. Pengencangan terminal kabel ke meteran

b. Kalibrasi semua alat pengukur pada panel

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

e. Pilot Lamp dan Fuse

1. Inspection a. Fungsi pilot lamp tiap-tiap fase

b. Pemeriksaan terminasi pilot lamp pada panel

2. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan

f. Kabel Feeder Tegangan Menengah

1. Inspection a. Kabel-kabel feeder, rak kabel, sambungan, terminasi dan peralatan bantunya

b. Kondisi fisik kabel feeder 2. Service

a. Pembersihan pada kabel feeder, rak kabel, sambungan, terminasi

b. Perapihan kabel feeder c. Pengukuran tahanan isolasi

dengan megger 3. Penggantian

peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

h. Busduct 1. Inspection Kondisi fisik busduct 2. Service

a. Pembersihan busduct, feeding end, tap-off box, MCCB, MCB, Fuse

b. Pengukuran tahanan isolasi dengan Megger

c. Pengujian MCB/MCCB dalam Tap-off box Busduct

Page 131: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1 2 3 4 3. Penggantian

peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

III BEBAN LISTRIK A. Panel-Panel

Beban

a. MCB dan MCCB

1. Inspection Pemeriksaan kondisi fisik 2. Service

a. Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran b. Pengujian trip MCB dan MCCB dengan menggunakan Current Injector

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan

b. Busbar 1. Inspection a. Pemeriksaan kondisi fisik

Busbar panel-panel beban b. Pemeriksaan terminasi kabel dan circuit breaker

2. Service

a. Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran b. Pengencangan terminasi kabel dan circuit breaker

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

c. Alat pengukur (Metering)

1. Inspection a. Pencatatan penunjukan semua alat ukur (Vmeter, A-Meter, Kwh-meter)

b. Evaluasi hasil pencatatan c. Pemeriksaan terminasi

kabel ke meteran

Page 132: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1 2 3 4 2. Service

a. Pengencangan terminasi kabel, mur dan baut

b. Kalibrasi semua alat ukur

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan

d. Pilot Lamp dan Fuse

1. Inspection a. Fungsi pilot lamp tiap-tiap fase

b. Pemeriksaan terminasi pilot lamp pada panel

2. Service

Pengencangan terminasi pilot lamp di panel

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

B. Sistem Penerangan

1. Inspection a. Pengamatan setiap titik lampu

b. Kondisi Battery Back Up pada lampu emergency

2. Service

a. Pembersihan armature b. Pengukuran intensitas

penerangan dengan Luxmeter

c. Pengujian tahanan isolasi dengan Megger 500 V

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan

C.Sistem Kontrol Penerangan

1. Inspection a. Pemeriksaan dan pengamatan seluruh titik lampu

Page 133: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1 2 3 4 b. Kondisi sistim control

secara keseluruhan (Transmission, terminal, Transformer, Relay, Contact Output Terminal, instalasi dan peralatan bantunya).

2. Service

Pembersihan seluruh sistem control

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan

D. Stop Kontak dan Saklar

1. Inspection Pemeriksaan dan pengamatan fungsi dari seluruh stop kontak dan saklar

2. Service

Pengecekan instalasi dengan Megger 500 V

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian saklar, stop kontak serta peralatan lain bila terjadi kerusakan

E. Under Floor Duct dan/atau Reised Floor System

1. Inspection a. Pemeriksaan dan pengamatan seluruh Service Box dan Junction Box termasuk seluruh Outletnya

b. Pemeriksaan tahanan isolasi stop kontak dalam floor duct/raised floor dengan Megger

2. Service

a. Pembersihan seluruh service box dan junction box

Page 134: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

1 2 3 4 b. Pengujian tahanan isolasi

stop kontak dalam floor duct/raised floor dengan megger

3. Penggantian peralatan dan spare part

a. Penggantian Service Box dan Junction Box serta peralatan lainnya bila terjadi kerusakan

b. Penggantian conduit/kabel bila rusak atau tidak sesuai standar nilai tahanannya

F.Sistem Pertanahan

1. Inspection a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya

b. Pengukuran tahanan pertanahan bila tahanan di atas standar

2. Service

a. Pembersihan elektroda pentanahan

b. Perbaikan tahanan pertanahan bila tahanan di atas standar

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan

G.Sistem Penangkal Petir

1. Inspection a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya

b. Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester

2. Service

a. Pembersihan elektroda pentanahan

b. Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan

Page 135: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3.3.b Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%-

<100%), maka perlu dilakukan ;

1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a).

2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang

dilakukan.

3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.

3.3.c Jika kondisi kurang baik, kurang berfungsi (kondisi <95), maka perlu

dilakukan ;

1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a).

2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang

dilakukan.

3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.

4. Mengganti elemen yang rusak.

5. Mengecek kembali seluruh kefungsian elemen setelah reparasi.

Instalasi Penangkal Petir

3.4.a Pemeliharaan instalasi proteksi petir eksternal, meliputi ; 1. Kepala Penangkal Petir 2. Hantaran Pem-bumi-an 3. Elektroda Pem-bumi-an

Pemeliharaan instalasi proteksi petir ,meliputi; 1. Arester Tegangan Lebih 2. Stri Pengikat Ekuipotensial 3. Hantaran Pem-bumi-an 4. Elektroda Pem-bumi-an

Sistem Penangkal Petir; 1. Inspection

a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya b. Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester

2. Service a. Pembersihan elektroda pentanahan b. Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar

Page 136: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

3. Penggantian peralatan dan spare part

Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan

3.4.b Jika kondisi baik, berfungsi 95%-<100%, maka dilakukan pemenuhan

fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a

3.4.c Jika kondisi baik, kurang berfungsi <95% , maka dilakukan pemenuhan

fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a sehingga fungsi

bias berjalan normal.

4. KOMPONEN AKSESIBILITAS

Ukuran Dasar Ruang

41.a Jika ukuran dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan, kemudahan,

kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (99%-

100%) maka tidak dilakukan tindakan.

4.1.b Jika ukuran dasar ruang kurang memenuhi asas keselamatan, kemudahan,

kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (75%-

100%) maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi

dapat tercapai.

4.1.c Jika ukuran dasar ruang tidak memenuhi asas keselamatan, kemudahan,

kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (<75%)

maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi dapat

tercapai.

Jalur Pedestrian dan RAM

4.2.a A. Pemeliharaan Jalur Pedestrian:

1. Pemeliharaan Kondisi permukaan agar tetap: · Stabil · Kuat · Tahan terhadap cuaca · Bertekstur halus tapi tidak licin · Ukuran sesuai dengan ketentuan, 120 cm (jalur searah) dan 160 cm (jalur dua arah)

Page 137: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

· Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan benda-benda

yang menghalangi

· Kemiringan pedestrian maksimum 1:8

· Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal 120 cm

· Pencahayaan cukup terang

2. Pemeliharaan Drainase jalur pedestrian.

· Menjaga Kedalaman kurang dari 1,5 cm

· Mudah dibersihkan

· Perletakan tidak jauh dari tepi ram

3. Pemeliharaan Tepi pengaman/kanstin/low curb 120 cm untuk jalur

searah atau 160 cm untuk jalur dua arah

4. Pemeliharaan Jalur Pemandu

· Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen 30

tahun 2006

· Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan

B. Pemeliharaan RAM

-Dalam bangunan -Luar Bangunan 1. Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan

tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8 2. Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6º atau perbandingan

tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10 3. Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada malam hari 4. Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang dengan

ketinggian 65-80 cm 5. Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman) 6. Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm 7. Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak kursi roda 8. Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga tidak

licin 9. Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm

Page 138: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8

4.2.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.2.a

4.2.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.2.a

Area Parkir

4.3.a Pemeliharaan Fasilitas parkir kendaraan meliputi,; 1. Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari bangunan/fasilitas

yang dituju 2. Ditempatkan dekat jalur pedestrian 3. Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya 4. Diberi penandaan khusus 5. Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju fasilitas

lainnya 6. Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir tunggal dan

620 cm untukparkir ganda. Pemeliharaan Daerah Menaik-Turunkan Penumpang : 1. Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang dari jalur

lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang minimal 600 cm 2. Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang cacat 3. Kemiringan maksimal adalah 1 : 11 4. Diberi penandaan khusus

4.3.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.3.a

4.3.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.3.a

Perlengkapan dan Peralatan Kontrol

4.4.a Pemeliharaan Perlengkapan & peralatan kontrol ; 1. Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada pada

posisi yang mudah dijangkau 2. Rambu aksesibilitas 3. Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak) 4. Peringatan berbentuk suara 5. Peringatan berbentuk visual 6. Peringatan berbentuk getaran

Page 139: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).

KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

4.4.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai

komponen dalam kode 4.4.a

4.4.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai

komponen dalam kode 4.4.a

Toilet Aksesibilitas

4.5.a Pemeliharaan Toilet aksesibilitas ; 1. Dilengkapi rambu 2. Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm 3. Terdapat handrail 4. Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh penca 5. Bahan lantai tidak licin 6. Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika kondisi

darurat 7. Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau 8. Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi

4.5.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai

komponen dalam kode 4.5.a

4.5.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai

komponen dalam kode 4.5.a

Pintu Aksesibilitas

4.6.a Pemeliharaan Pintu Aksesibilitas ; 1. Mudah dibuka oleh penyandang cacat 2. Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm, khusus

rumah sakit wajib min 90 cm 3. Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau perbedaan

ketinggian lantai 4. Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau mempunyai

tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu otomatis 4.6.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai

komponen dalam kode 4.6.a

4.6.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai

komponen dalam kode 4.6.a

.

Page 140: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

4.3.7. Analisis Hasil Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

Untuk mengetahui apakah Sistem Pemeliharaan Gedung yang dibuat sudah

dapat menunjang Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa maka dilakukan

wawancara. Responden wawancara meliputi Decision Makers , pada Dinas Teknis

Bangunan Gedung. Decision Makers yang dimaksud adalah pejabat di lingkungan

Dinas Teknis Bangunan Gedung (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang). Sampel

wawancara sebanyak 5 pejabat yang membidangi kebijakan dalam bangunan gedung.

Wawancara dilakukan langsung oleh peneliti pada tanggal 17 dan 18 januari

2011 ( hasil wawancara dalam Lampiran E). Berdasarkan wawancara yang telah

dilakukan, berikut ini diberikan ulasan berdasarkan point-point yang ditanyakan.

1. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung yang disusun sudah dapat

menunjang keandalan Bangunan Gedung Rusunawa. Keseluruhan

responden menyatakan setuju terhadap Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan

yang disusun. Mereka berpendapat bahwa Sistem tersebut juga sudah dapat

memberi gambaran mengenai tindakan yang perlu dilakukan untuk

menunjang keandalan gedung.

2. Sebagian responden memberi tambahan masukan mengenai Sistem

Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sebagian lagi merasa

sudah cukup dan tidak ada masukan tambahan.

3. Masukan tambahan dari responden, adalah bahwa :

1) Sistem yang dibuat selalu mengacu pada SNI dan Pedoman /Peraturan

pemerintah mengenai Bangunan Gedung yang terbaru.

2) Sistem diharapkan selalu sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan tentang bangunan gedung.

Terkait dengan masukan pada poin 3, maka Sistem Pemeliharaan dan

Perbaikan Gedung Rusunawa yang disusun perlu direview setiap beberapa tahun

sekali. Review tersebut bertujuan agar Sistem yang dibuat sesuai dengan

perkembangan peraturan tentang bangunan gedung dan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Page 141: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa bertujuan untuk

memudahkan penilaian kondisi keandalan Gedung Rusunawa serta menentukan

tindakan atau Sistem Pemeliharaan yang tepat untuk Gedung Rusunawa. Program

Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa disusun berdasar Program SLF Gedung

yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum kemudian disesuaikan dengan

kondisi khusus Gedung Rusunawa.

Program disusun berdasar data yang telah diolah dalam analisis komponen

SLF Gedung yang telah disesuaikan dengan kondisi Gedung Rusunawa. Program

yang dibuat diharapkan akan memudahkan penilaian keandalan dan penentuan sistem

pemeliharaan yang tepat bagi bangunan Gedung Rusunawa. Program dibuat sesuai

Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan yang dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Program yang digunakan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel

2007. Alasan menggunakan aplikasi program tersebut adalah bahwa Program

tersebut sudah sangat familiar, Softwarenya mudah di dapat dan di download,

penggunaan aplikasi program cukup mudah.

Program Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa dan Pemeliharaan Gedung

Rusunawa disebut dengan program Sertifikasi Laik Fungsi Gedung Rusunawa (SLF

Rusunawa). Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa terdiri dari 5 (lima)

Komponen yang ditinjau yaitu Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas,

Aksesibilitas dan Tata Bangunan & Lingkungan. Pada 5 Komponen tersebut,

masing-masing Komponen terdiri dari beberapa sub komponen penyusun. Tiap-tiap

Komponen dan Sub Komponen akan ditinjau keandalannya dan dibuat Sistem

Pemeliharaan yang sesuai. Sistem tersebut dijelaskan dalam Tabel 4.39. Bagan Alir

pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ditunjukkan dalam

Gambar 4.6.

Page 142: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

SKEMA SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG RUSUNAWA.

Gambar 4.4.1. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Page 143: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Tabel 4.39

Page 144: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Gambar. 4.6. Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung

Rusunawa.

Page 145: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Langkah Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa adalah

sebagai berikut ;

1) Buat File dengan Microsoft ffice Excel 2007 dengan nama ; FORM SLF

RUSUNAWA

2) Pada Sheet 1, buat dokumen isian mengenai Data Umum Gedung Rusunawa.

Data Umum Bangunan Gedung Rusunawa berisi data umum Gedung

Rusunawa yang akan diperiksa kondisi keandalannya dan diberikan solusi

sistem pemeliharaan.

3) Pada Sheet berikutnya dibuat dokumen Form Keandalan dan Sistem

Pemeliharaan Gedung Total. Form ini berisi keandalan total dari masing-

masing komponen gedung Rusunawa.

4) Buat File baru untuk tiap komponen Gedung Rusunawa dengan Microsoft

Office Excel 2007. Beri nama File sesuai komponen Gedung Rusunawa

dengan nama ; ARSITEKTUR, STRUKTUR, UTILITAS, AKSESIBILITAS,

TATA RUANG & BANGUNAN.

5) Pada Sheet 1 dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen Arsitektur Total yang

berisi total nilai keandalan Arsitektur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam

komponen Arsitektur.

6) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen tiap sub

komponen Arsitektur yaitu dokumen Arsitektur Sub Komponen Ruang

Dalam dan Dokumen Arsitektur Sub komponen Ruang Luar. Tiap-tiap

dokumen dalam sub komponen berisi :

a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Arsitektur.

b) Penilaian keandalan sub.komponen Arsitektur.

c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur

serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.

7) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen berisi

Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur.

8) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Arsitektur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung

Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Arsitektur yang sesuai.

Page 146: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

9) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Arsitektur ke dalam

dokumen Arsitektur Total.

10) Hyperlink dokumen Arsitektur Total pada File ARSITEKTUR ke dalam

dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File

SLF Gedung Rusunawa

11) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur

selesai.

12) Pada Sheet 1 dalam File STRUKTUR, buat dokumen Struktur Total yang

berisi total nilai keandalan Struktur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam

komponen Struktur.

13) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen tiap sub

komponen Struktur yaitu dokumen Struktur Sub Komponen Struktur Bawah,

Sub Komponen Struktur Atas dan Dokumen Struktur Sub komponen

Struktur Pelengkap. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen berisi :

a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Struktur.

b) Penilaian keandalan sub.komponen Struktur.

c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur

serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.

14) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen berisi Sistem

Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur.

15) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Struktur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa

yang berada di tiap Sheet sub komponen Struktur yang sesuai.

16) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Struktur ke dalam

dokumen Struktur Total.

17) Hyperlink dokumen Struktur Total pada File STRUKTUR ke dalam dokumen

Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF

Gedung Rusunawa

18) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur

selesai.

Page 147: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

19) Pada Sheet 1 dalam File UTILITAS, buat dokumen Utilitas Total yang berisi

total nilai keandalan Utilitas dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam

komponen Utilitas.

20) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen tiap sub

komponen Utilitas. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen Utilitas berisi :

a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Utilitas.

b) Penilaian keandalan sub.komponen Utilitas.

c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas

serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.

21) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen berisi Sistem

Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas.

22) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Utilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa

yang berada di tiap Sheet sub komponen Utilitas yang sesuai.

23) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Utilitas ke dalam

dokumen Utilitas Total.

24) Hyperlink dokumen Utilitas Total pada File UTILITAS ke dalam dokumen

Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF

Gedung Rusunawa

25) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas

selesai.

26) Pada Sheet 1 dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen Aksesibilitas Total

yang berisi total nilai keandalan Aksesibilitas dan nilai tiap-tiap

sub.komponen dalam komponen Aksesibilitas.

27) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen tiap sub

komponen Aksesibilitas. Beri nama berdasar sub komponen. Tiap-tiap

dokumen dalam sub komponen Aksesibilitas berisi :

a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Aksesibilitas.

b) Penilaian keandalan sub.komponen Aksesibilitas.

c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen

Aksesibilitas serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.

Page 148: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

28) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen berisi

Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas.

29) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

Komponen Aksesibilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung

Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Aksesibilitas yang sesuai.

30) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Aksesibilitas ke dalam

dokumen Aksesibilitas Total.

31) Hyperlink dokumen Aksesibilitas Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam

dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File

SLF Gedung Rusunawa.

32) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen

Aksesibilitas selesai.

33) Pada Sheet 1 dalam File TATA RUANG & BANGUNAN, buat dokumen

Tata Ruang dan Bangunan Total yang berisi total nilai keandalan Tata Ruang

& Bangunan serta nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Tata uang

& Bangunan. Dokumen Tata Ruang & Bangunan berisi:

a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Tata Ruang

& Bangunan.

b) Penilaian keandalan sub.komponen Tata Ruang & Bangunan.

c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata

Ruang & Bangunan.

d) Hyperlink dokumen Tata Ruang & Bangunan.

34) Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam dokumen Form Keandalan dan

Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa.

35) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata

Ruang & Bangunan selesai.

36) Setelah seluruh File Komponen dalam Sistem Pemeliharaan Gedung

Rusunawa, yaitu File ARSITEKTUR, STRUKTUR, UTILITAS,

AKSESIBILITAS, dan TATA RUANG & BANGUNAN terhubung dengan

File SLF Gedung Rusunawa maka nilai keandalan Total Bangunan Gedung

Rusunawa yang dinilai akan diketahui.

37) Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Selesai.

Page 149: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

4.5. Langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung

Rusunawa

Gambar. 4.7. Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

Page 150: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ( SLF Rusunawa)

diaplikasikan dengan Program Microsoft Office Excel. Langkah pengisian program

adalah sebagai berikut;

1. Buka File dengan nama : “FORM SLF RUSUNAWA Microsoft Office

Excel”.

2. Buka Sheet ; “DATA UMUM”, Masukkan data-data yang diperlukan pada

Tabel, setelah selesai klik icon SLF RUSUNAWA yang berada di bawah

Tabel seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.8.

Gambar 4.8. Form Data Umum Program SLF Rusunawa

KLIK

Page 151: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

3. Setelah “Klik icon SLF RUSUNAWA” maka akan muncul Sheet Form

Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam

Gambar 4.9. (Contoh Form pada kondisi penilaian gedung = ANDAL).

Dalam Sheet ini tidak ada data yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi

keandalan total Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian

Gedung Rusunawa, “klik” salah satu icon dalam komponen gedung, misalnya

berurutan dari icon ARSITEKTUR.

Gambar 4.9. Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan Rusunawa

Page 152: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

4. Setelah “Klik icon ARSITEKTUR” maka akan muncul Sheet Arsitektur Total

seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.10. Dalam Sheet ini tidak ada data

yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen

Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian,

“klik” salah satu icon dalam sub komponen ARSITEKTUR misalnya

berurutan dari icon “Kesesuaian Penggunaan Fungsi”.

4.10. Form Arsitektur SLF Rusunawa

Page 153: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

5. Setelah “Klik icon Kesesuaian Penggunaan Fungsi” maka akan muncul Sheet

Kesesuaian Penggunaan Fungsi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar

4.11. Dalam Sheet ini hanya kolom (2) dan kolom (3) saja yang diisi. Isi

berdasar survey lapangan. Kolom lain tidak perlu diisi karena sudah

merupakan formula dari program. Setelah selesai mengisi kolom (2) dan

kolom (3), maka akan diketahui hasil penilaian keandalan sub komponen

Kesesuaian Penggunaan fungsi. Pada Tabel tingkat keandalan bangunan

terdapat Tindakan /Sistem pemeliharaan Bangunan yang ditunjukkan dalam

KODE. Klik kode yang sesuai dengan kondisi untuk mengetahui Sistem

Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang direkomendasikan seperti dalam

Gambar 4.12.

Gambar 4.11. Form Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa

Page 154: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Gambar 4.12. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen Kesesuaian

Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa

6. Setelah selesai menilai tingkat keandalan sub komponen Kesesuaian

Penggunaan Fungsi serta memperoleh rekomendasi tindakan, klik icon

ARSITEKTUR untuk kembali menilai keandalan serta memperoleh

rekomendasi tindakan pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen

Arsitektur.

7. Setelah “Klik icon ARSITEKTUR” maka akan muncul Sheet Arsitektur Total

seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam Sheet ini tidak ada data

yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen

Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian

lanjutan, “klik” sub komponen ARSITEKTUR selanjutnya dengan cara yang

sama dengen sub komponen Kesesuaian Penggunaan Fungsi.

8. Setelah seluruh sub komponen dalam komponen Arsitektur terisi, maka akan

diperoleh nilai Arsitektur Total. Setelah diperoleh nilai Arsitektur Total, klik

icon SLF RUSUNAWA, maka Sheet akan kembali ke Sheet Form Keandalan

Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.

Nilai dari keandalan Arsitektur Total akan terakumulasi secara otomatis

dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan.

Page 155: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

9. Lanjutkan penilaian lanjutan ke komponen berikutnya, dengan klik icon

STRUKTURAL, lakukan sesuai langkah dalam komponen Arsitektural (no 4

s/d no.8) , kemudian lanjutkan lagi ke icon UTILITAS, icon

AKSESIBILITAS, dan icon KESESUAIAN PENGGUNAAN FUNGSI.

10. Setelah semua komponen dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem

Pemeliharaan terisi maka secara otomatis akan diketahui keandalan total

Gedung Rusunawa yang ditinjau serta system pemeliharaan yang

direkomendasikan.

11. Selesai.

12. Contoh lengkap pengisian Program SLF Rusunawa ditunjukkan dengan studi

kasus Gedung Rusunawa Cilacap dalam Lampiran B dan Lampiran C.

Page 156: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

4.6. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus.

Analisis dilakukan dengan cara tinjauan lapangan langsung ke obyek

studi kasus yaitu Rusunawa Cilacap. Sebagai data pendukung dilakukan

dokumentasi berupa foto-foto obyek. Gedung Rusunawa Cilacap. Gedung

Rusunawa Cilacap yang akan ditinjau dan dinilai dalam Kompleks Bangunan

Gedung Rusunawa Cilacap adalah Gedung A dan Gedung D, ditunjukkan dalam

Gambar 4.13., sedangkan spesifikasi Gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.30.

Gambar 4.13. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap

Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap.

NO Pekerjaan Detai Pekerjaan

1 Pekerjaan Struktur

1.1 Pondasi

Pondasi Struktur Tiang Pancang

Pondasi menerus Batu kali

1.2 Kolom, Balok, Plat lantai

Kolom Struktur Beton pra cetak

Balok struktur Beton pra cetak

Plat Lantai Beton pra cetak

1.3 Tangga

Tangga Beton pra cetak

Page 157: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

1.4 Atap

Atap tritisan Lt.02/03:

· Rangka atap kayu kruing

· Gording kayu kruing · Papan listplank kayu

Atap Lt.04 :

· Rangka atap beton pra cetak

· Gording baja profil C

· Papan listplank kayu

2 Pekerjaan Arsitektur

2.1. Dinding

Dinding Pasangan Bataco

Plesteran dinding bataco exterior/ terluar

bangunan

2.2 Lantai

Pasangan keramik km/wc hunian dan km/wc umum Pasangan keramik r.selasar dan Mushala Screed lantai, acian pada interior zona hunian dan lantai dasar

Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan).

NO Pekerjaan Detai Pekerjaan

2.3 Kusen,Pintu,jendela

Kusen alumunium

Pintu panil alumunium

Jendela rangka alumunium panil kaca

2.4 Sanitair

Sanitair hunian closet jongkok, shower

Meja dapur beton dilapis keramik termasuk kitchen zink

2.5 Plfond dan Penutup atap

Page 158: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Rangka plafond kayu kruing

Pelapis plafond tripleks

Penutup atap genting metal

3 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

3.1 Pekerjaan air kotor dan

bekas :

Pemipaan air kotor bahan pvc

Pemipaan air bekas bahan pvc

Septictank Kap 10 m3 dan peresapan

3.2 Pekerjaan air bersih :

Pengadaan dan pemasangan pompa tekan

Pipa air bersih bahan GIP Medium A

(Pipa distribusi Rooftank, Distribusi ke

hunian, Rooftank)

3.3 Pekerjaan Hidrant

Pengadaan pompa elektrik

Pengadaan dan pemasangan Box Hydrant

Pengadaan dan pemasangan Hydrant Pilar

Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan).

NO Pekerjaan Detai Pekerjaan

Pengadaan dan pemasangan Pompa Jocky Pipa air bersih bahan GIP Medium A Pressure Tank Pondasi pompa dan Pressure tank

3.4 Pengadaan pemadam api ringan Fire Extinguisher

3.5 Pekerjaan Penangkal Petir

3.6 Pekerjaan Listrik Pemasangan MDP PLN

Page 159: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Almari KWH meter Pengadaan dan pemasangan LVMDP Pengadaan dan pemasangan MDP I & II Pemasangan panel sekering box Pemasangan panel penerangan Pemasangan panel pompa transfer

4 Pekerjaan Luar Bangunan

4.1 Pekerjaan Pematangan tanah

4.2 Pekerjaan saluran keliling bangunan

Saluran terbuka U 20 cm pada areal keliling bangunan Pasangan bak control uk 30x30cm, t=35 cm

4.3 Pekerjaan Groundtank

4.4 Pekerjaan Rumah Pompa 4.5 Pekerjaan Genset

4.7.1. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung A Rusunawa.

A. Data Fisik Gedung A Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.

Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan

denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan

kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop

Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.14 sampai dengan Gambar 4.21.

Page 160: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Gambar 4.7.2. Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama

Gambar 4.7.3. Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)

Page 161: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Gambar 4.16. Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Gambar 4.17. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Page 162: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Gambar 4.18. Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.19. Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.20. Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

Page 163: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Gambar 4.21. Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap

B. Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

adalah sebagai berikut;

1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan

Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form

dalam Lampiran B.

2. Mengisi form dalam komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas dan

Aksesibilitas dengan bantuan;

a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual.

b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.

c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.

3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah

diisi sesuai dengan kondisi Gedung A Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam

Lampiran B.

Page 164: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd A.

Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. A dengan

Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut;

1. Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%).

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Arsitektural Gedung A memiliki nilai keandalan 96,97 %.

Tingkat keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan

komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan.

Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan

komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan

dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel

4.41.

Tabel 4.41. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur. NO Komponen Arsitektural Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)

2 Nilai Keandalan 96,97 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 1.1.1.b, 1.1.2.a, 1.1.3.a, 1.1.4.b, 1.1.5.a,

1.2.1.a, 1.2.2.a, 1.2.3.a, 1.2.4.a,

2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%).

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Struktural Gedung A memiliki nilai keandalan 99,77 %. Tingkat

keandalan komponen Struktur termasuk ANDAL.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan

komponen Struktural adalah tindakan pemeliharaan. Sistem Perawatan dan

Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan komponen pada tiap sub

komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen

Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.42.

Page 165: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Tabel 4.42. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa

Cilacap Komponen Struktur.

NO Komponen Struktur Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(85%> -95%), TIDAK ANDAL (<85%)

2 Nilai Keandalan 99,77 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a,

2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a

3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%).

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Utilitas Gedung A memiliki nilai keandalan 58,756 %. Kondisi

Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen

Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas.

Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub

komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan

komponen Utilitas adalah tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan

Perbaikan ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub

komponen Utilitas. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen

utilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.43.

Tabel 4.43. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas. NO Komponen Utilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(100%),

KURANG ANDAL(85%-99%), TIDAK ANDAL (<85%)

2 Nilai Keandalan 58,756 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c

Page 166: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%)

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Aksesibilitas Gedung A memiliki nilai keandalan 58,00 %.

Kondisi Aksesibilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan

komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub

komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub

komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk

tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum

tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan

komponen Aksesibilitas Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah

tindakan perbaikan ringan dan tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan

dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub

komponen Aksesibilitas. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa

komponen Aksesibilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.44.

Tabel 4.44. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas. NO Komponen Aksesibilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)

2 Nilai Keandalan 58,00 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c,

5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai

keandalan 100 % .Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan gedung

dinyatakan ANDAL.

Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih

terkait dengan langkah pengambilan kebijakan. Untuk gedung dengan tingkat

keandalan 100% tidak perlu dilakukan tindakan. Kesimpulan dari program

Page 167: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan ditunjukkan

dalam Tabel 4.45.

Tabel 4.45. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. NO Komponen Tata

Bangunan& Lingkungan Komponen

1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)

2 Nilai Keandalan 100 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Tidak Ada

6. Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total

Gedung A memiliki nilai keandalan 76,91 %. Kondisi Total gedung

dinyatakan KURANG ANDAL.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan Total

Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan

Perbaikan Berat. Sistem pemeliharaan dan Perbaikan ditunjukkan dalam

KODE Pemeliharaan komponen di tiap sub komponen bangunan.

Kesimpulan dari program SLF Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel

4.46.

Tabel 4.46. Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap.

NO Keandalan Total Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)

2 Nilai Keandalan Total : 76,91 % 1) Arsitektur (9,70) :Andal 2) Struktur (29,93) 3) Utilitas (29,38) 4) Aksesibilitas (2,90) 5) Tata Bangunan&Lingkungan (5)

3 Tingkat Keandalan KURANG ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Sesuai KODE pada masing-masing

komponen dan sub komponen.

Page 168: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

4.7.2. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung D Rusunawa

serta Kuisioner Pendukung Penilaian.

A. Data Fisik Gedung D Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.

Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan

denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan

kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop

Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.22. sampai dengan Gambar 4.29.

Gambar 4.22. Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)

Gambar 4.23. Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama

Page 169: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Gambar 4.24. Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Gambar 4.25. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Sumber : DCKKP Kab.Cilacap

Gambar 4.26. Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.27. Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.28. Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

Gambar 4.29. Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap

B. Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa

adalah sebagai berikut;

1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan

Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form

dalam Lampiran C.

2. Mengisi form dalam komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas dan

Aksesibilitas dengan bantuan;

a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual.

Page 170: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.

c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.

3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah

diisi sesuai dengan kondisi Gedung D Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam

Lampiran C.

C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd D.

Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. D dengan

Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut;

1. Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%).

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Arsitektural Gedung D memiliki nilai keandalan 90,66 %. Tingkat

keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan

komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan.

Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan

komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan

dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel

4.47.

Tabel 4.47. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur.

NO Komponen Arsitektur Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)

2 Nilai Keandalan 90,66 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 1.1.1.b, 1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.1.5.a,

1.2.1.a, 1.2.2.c, 1.2.3.a, 1.2.4.a,

Page 171: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%).

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Struktural Gedung D memiliki nilai keandalan 99,50 %. Tingkat

keandalan komponen termasuk ANDAL.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan

komponen Struktural Gedung D adalah tindakan pemeliharaan. Sistem

Pemeliharaan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan

komponen pada tiap sub komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF

Rusunawa komponen Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.48.

Tabel 4.48. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur.

NO Komponen Struktur Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(85%> -95%), TIDAK ANDAL (<85%)

2 Nilai Keandalan 99,50 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a,

2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a

3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%).

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Utilitas Gedung D memiliki nilai keandalan 49,222 %. Kondisi

Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen

Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas.

Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub

komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan

komponen Utilitas Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah

tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan

dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub komponen Utilitas.

Page 172: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen utilitas ditunjukkan

dalam Tabel 4.49.

Tabel 4.49. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas.

NO Komponen Utilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(100%),

KURANG ANDAL(85%-99%), TIDAK ANDAL (<85%)

2 Nilai Keandalan 61,15 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c

4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%)

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Aksesibilitas Gedung D memiliki nilai keandalan 49,20 %.

Kondisi Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan

komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub

komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub

komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk

tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum

tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan

komponen Aksesibilitas Gedung D adalah tindakan perbaikan ringan dan

tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan

dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub komponen Aksesibilitas.

Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen Aksesibilitas

ditunjukkan dalam Tabel 4.50.

Tabel 4.50. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas.

NO Komponen Aksesibilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(75%> -95%), T

Page 173: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

IDAK ANDAL (<75%) 2 Nilai Keandalan 49,20 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c,

5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi

komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai

keandalan 100 %. Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung

dinyatakan ANDAL.

Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih

terkait dengan langkah pengambilan kebijakan, sehingga untuk gedung

dengan tingkat keandalan 100%, tidak perlu dilakukan tindakan. Kesimpulan

dari program SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan

ditunjukkan dalam Tabel 4.51.

Tabel 4.51. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. NO Komponen Tata

Bangunan&Lingkungan Komponen

1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)

2 Nilai Keandalan 100 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Tidak Ada

6. Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total

Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total

Gedung A memiliki nilai keandalan 70,99 % . Kondisi Total gedung dinyatakan

TIDAK ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan

Total Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan

Perbaikan Berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE

Pemeliharaan pada tiap sub komponen bangunan. Kesimpulan dari program SLF

Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel 4.52.

Page 174: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Tabel 4.52. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Total.

NO Keandalan Total Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),

KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)

2 Nilai Keandalan Total : 70,99 % · Arsitektur (9, 07) · Struktur (29,85) · Utilitas (24,61) · Aksesibilitas (2,46) · Tata Bangunan&Lingkungan (5)

3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Sesuai KODE pada masing-masing

komponen dan sub komponen.

Page 175: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.

1. Telah diperoleh Sistem Penilaian Gedung Rusunawa yang menunjang

keandalan bangunan gedung. Sistem dibuat dengan mengevaluasi kriteria

SLF Gedung (Arsitektur, Struktur, Utilitas, Aksesibilitas, Tata Ruang dan

Bangunan) dengan komponen penyusun Gedung Rusunawa. Berdasar analisis

yang telah dilakukan diketahui terdapat perbedaan sub komponen pada

kriteria Arsitektur, Struktur dan Utilitas sehingga dilakukan pembobotan

ulang.

2. Telah disusun Sistem Pemeliharaan Gedung yang menunjang Sistem

Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa. Sistem Pemeliharaan dan

Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa disusun berdasar SNI dan Pedoman

tentang Bangunan Gedung.

3. Telah diperoleh Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa (SLF

Rusunawa) dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007.

Program yang dibuat merupakan alat bantu yang memudahkan operasional

sistem.

4. Hasil aplikasi Program SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan

bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian Keandalan dan

Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.

5. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa Cilacap

menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91).

Hal tersebut disebabkan karena kurang andalnya sub komponen pada

komponen Arsitektur, Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan

telah dibuat Kode Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung pada

program (Arsitektur: 1.1.4.b, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.4.c, Aksesibilitas: 4.2.c,

4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c) .

Page 176: SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

6. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap

menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk tidak andal (70,99).

Hal tersebut karena tidak andalnya sub komponen pada komponen Arsitektur,

Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan telah dibuat Kode

Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung dalam program (Arsitektur:

1.1.b, 1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.2.2.c, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c,

Aksesibilitas: 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c).

7. Berdasar evaluasi terhadap SLF Gedung diketahui bahwa SLF Gedung masih

memiliki kekurangan dan memerlukan penyempurnaan. Kekurangan tersebut

diantaranya terdapat kesalahan nilai keandalan untuk komponen Aksesibilitas

Total. Hiperlink file masih perlu penyempurnaan dan belum terdapat standar

saran untuk tindakan perawatan dan perbaikan gedung. Pada penilaian

keandalan struktur masih subyektif.

5.2. Saran Beberapa hal yang belum dilakukan dalam penelitian ini bisa dilanjutkan

dalam penelitian berikutnya, diantaranya;

1. Perlu dilakukan evaluasi dan kajian yang lebih mendalam mengenai kriteria

penilaian dalam SLF Gedung, khususnya pada Komponen Struktural.

2. Perlu dilakukan chek dan pembaharuan secara periodik mengenai Sistem

Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa berdasar

perkembangan Ilmu dan Teknologi.

3. Sistem dapat dikembangkan dengan aplikasi Software lain yang lebih

komunikatif dan fleksibel.

4. Sistem penilaian dalam penelitian ini menggunakan pengamatan visual

dengan alat bantu sederhana. Untuk lebih mengetahui kondisi gedung secara

khusus maka dapat dikembangkan penilaian dengan metode dan peralatan

yang lebih spesifik.