SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM...

22
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 39 BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Aliran uang kartal dari kas titipan BI di Bank Mandiri Gorontalo pada periode laporan menunjukkan net outflow sebesar Rp.48,387 miliar. Sementara itu pada triwulan IV-2012 tidak ditemukan adanya laporan temuan uang palsu di wilayah kerja Provinsi Gorontalo. Di sisi lain, pertumbuhan kliring dan RTGS dari sisi nilai pada periode laporan meningkat masing-masing sebesar 29,88% (q.t.q) dan 11,01% (q.t.q) dibandingkan triwulan sebelumnya. 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Perkembangan transaksi pembayaran tunai dilihat dari aliran uang kartal pada posisi triwulan IV-2012 mengalami net outflow sebesar Rp.48,38 miliar yang berarti jumlah uang yang masuk dalam khasanah kas titipan Bank Indonesia (Rp.764,41 miliar) lebih kecil dibandingkan uang yang keluar dari khasanah kas titipan (Rp.821,80 miliar). Grafik 5.1 menggambarkan hal tersebut. Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.1 Net inflow/outflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan Jika dilihat dari perkembangan bulanan, terjadi posisi net outflow dalam aliran uang kartal di Gorontalo, sebagaimana ditunjukkan oleh Grafik 5.2. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Gorontalo cenderung membelanjakan uangnya pada akhir tahun 2012, sebagaimana kecenderungan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. 5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Penyediaan uang kartal layak edar (ULE) pada posisi triwulan IV-2012, mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat Uang Layak Edar (ULE) sebesar Rp.99,44 miliar menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp.121,02 miliar. Sementara itu, jumlah Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau uang lusuh yang ada dalam kas titipan Bank Indonesia menurun pada triwulan laporan dari Rp.41,35 miliar (posisi triwulan

Transcript of SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM...

Page 1: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 39

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Aliran uang kartal dari kas titipan BI di Bank Mandiri Gorontalo pada periode laporan menunjukkan

net outflow sebesar Rp.48,387 miliar. Sementara itu pada triwulan IV-2012 tidak ditemukan adanya

laporan temuan uang palsu di wilayah kerja Provinsi Gorontalo. Di sisi lain, pertumbuhan kliring dan

RTGS dari sisi nilai pada periode laporan meningkat masing-masing sebesar 29,88% (q.t.q) dan

11,01% (q.t.q) dibandingkan triwulan sebelumnya.

5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW)

Perkembangan transaksi pembayaran tunai dilihat dari aliran uang kartal pada posisi

triwulan IV-2012 mengalami net outflow sebesar Rp.48,38 miliar yang berarti jumlah uang

yang masuk dalam khasanah kas titipan Bank Indonesia (Rp.764,41 miliar) lebih kecil

dibandingkan uang yang keluar dari khasanah kas titipan (Rp.821,80 miliar). Grafik 5.1

menggambarkan hal tersebut.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.1 Net inflow/outflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan

Jika dilihat dari perkembangan bulanan, terjadi posisi net outflow dalam aliran uang

kartal di Gorontalo, sebagaimana ditunjukkan oleh Grafik 5.2. Hal ini mengindikasikan

bahwa masyarakat Gorontalo cenderung membelanjakan uangnya pada akhir tahun 2012,

sebagaimana kecenderungan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR

Penyediaan uang kartal layak edar (ULE) pada posisi triwulan IV-2012, mengalami

penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat Uang Layak Edar (ULE) sebesar

Rp.99,44 miliar menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp.121,02 miliar.

Sementara itu, jumlah Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau uang lusuh yang ada dalam kas

titipan Bank Indonesia menurun pada triwulan laporan dari Rp.41,35 miliar (posisi triwulan

Page 2: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA

III-2012) menjadi Rp.5,85 miliar. Sebagian besar uang layak edar yang ada di bank adalah

nominal pecahan kertas Rp.100.000,00, sementara uang tidak layak edar yang ditemukan

kebanyakan berdenominasi Rp.50.000,00. Penurunan jumlah persediaan Uang Layak Edar

(ULE) pada triwulan laporan disebabkan karena tingginya permintaan masyarakat atas

kebutuhan uang karta di akhir tahun. Tabel 5.1 menunjukkan penyediaan uang kartal di kas

titipan Gorontalo.

Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu)

Sumber : Bank Indonesia

5.1.3 UANG PALSU

Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo

Sumber : Bank Indonesia

Pada triwulan IV-2012 tidak ditemukan adanya laporan temuan uang palsu dari

masyarakat Gorontalo. Hal ini menjadi catatan positif tersendiri, namun demikian hendaknya

terus diwaspadai potensi munculnya peredaran uang palsu.

Page 3: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 41

5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI

5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO

Perputaran warkat kliring non BI dilihat dari pertumbuhan jumlah warkatnya

mengalami penurunan pada triwulan IV-2012 sebesar 2,15% (q.t.q) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat 3,03% (q,t,q). Sementara itu, dari segi pertumbuhan nominalnya

mengalami peningkatan sebesar 11,01% (q.t.q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat mengalami kontraksi sebesar 0.02% (q.t.q). Grafik 5.3 dan 5.4 menunjukkan

perputaran kliring di Gorontalo dan rata-rata perputaran kliring per hari.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari

Sementara itu, persentase rata-rata penolakan cek & bilyet giro kosong per hari dari

sisi jumlah lembaran cek/bilyet giro pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 1,44%,

meningkat dibandingkan triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 0,95%. Di sisi lain,

persentase rata-rata penolakan cek & bilyet giro kosong per hari dilihat dari sisi jumlah

nominal pada triwulan III-2012 meningkat menjadi 1,86% dibandingkan triwulan III-2012

yang tercatat sebesar 0,91%. Grafik 5.5 menunjukkan persentase rata-rata penolakan

cek & bilyet giro kosong per hari dari sisi jumlah lembaran dan nominalnya.

Page 4: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo

5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)

Pada triwulan IV-2012, transaksi yang dilakukan melalui RTGS (dari dan ke

Gorontalo) dari sisi nilai rata-rata tercatat sebesar Rp.846 miliar atau tumbuh sebesar

29,88% (q.t.q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi

sebesar 5,20% (q.t.q). Sementara itu, bila dilihat dari volumenya, rata-rata transaksi RTGS

pada triwulan laporan adalah sebanyak 1730 kali, dengan pertumbuhan sebesar 9,17%

(q.t.q) jauh lebih timggi dibandingkan triwulan III-2012 yang hanya tercatat sebesar 0,74%

(q.t.q). Peningkatan transaksi melalui RTGS pada triwulan IV-2012 ini diperkirakan karena

terjadinya ekspansi aktivitas perdagangan, terutama menjelang akhir tahun 2012.

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.3, selama triwulan IV-2012 terjadi lonjakan transaksi

RTGS yang cukup besar baik dari segi nilai maupun volumenya.

Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo

Sumber : Bank Indonesia

Page 5: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 6 KESEJAHTERAAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 43

BAB 6 : KESEJAHTERAAN

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2012 menunjukkan penurunan

dari 18,75% pada Maret 2011 menjadi 17,33% pada Maret 2012. Sementara itu tingkat

pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,26 persen pada Agustus 2011

menjadi 4,36 persen pada Agustus 2011.

6.1. PENGANGGURAN

Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Agustus

2012 tercatat sebanyak 466.073 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode

Agustus 2011 yang tercatat hanya 465.027 jiwa. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh

meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Agustus 2012 mencapai

445.729 atau naik 0,12% dibanding posisi Agustus 2011 yang tercatat sebanyak 445.210

jiwa. Namun tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami kenaikan dimana

pada bulan Agustus 2012 tercatat sebanyak 4,36%, meningkat dibandingkan TPT posisi

Agustus 2011 yang tercatat 4,26%. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja

mengalami penurunan dari 64,13% menjadi 63,08% yang mungkin dipengaruhi oleh

peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang lebih tinggi (4,88%)

dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja (0,22%) dan pertumbuhan jumlah penduduk

(1,26%).

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

Jika dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor pertanian

nampaknya masih menjadi lapangan usaha sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo

yaitu 168.496 orang (Agustus 2012) atau 37% dari total penduduk yang bekerja. Jumlah

tersebut meningkat 6% jika dibandingkan dengan Agustus 2011. Sektor lainnya dengan

pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa kemasyarakatan

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas 711.683 708.681 717.600 725.153 732.021 738.885

Angkatan Kerja 484.834 456.499 458.579 465.027 471.128 466.073

Bekerja 460.355 432.926 437.459 445.210 448.489 445.729

Tidak Bekerja 24.479 23.573 21.120 19.817 22.639 20.344

Bukan Angkatan Kerja 226.849 252.182 259.021 260.126 260.893 272.812

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 68,12 64,42 63,90 64,13 64,36 63,08

Tingkat Pengangguran Terbuka 5,05 5,16 4,61 4,26 4,81 4,36

Ketenagakerjaan20112010 2012

Page 6: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 6 KESEJAHTERAAN

44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA

yaitu 84.390 jiwa atau sebesar 18,98% dari total tenaga kerja. Tenaga kerja sektor ini

terkontraksi sebesar 7,66% dibandingkan bulan Agustus 2011 seiring dengan melemahnya

kinerja sektor jasa-jasa. Sementara sektor perdagangan pangsanya semakin meningkat

terhadap penyerapan tenaga kerja.

Tabel 6.2.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo

6.2. KEMISKINAN

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga Maret 2012 tercatat sebanyak

186.907 jiwa (17,33% dari jumlah penduduk), mengalami penurunan dibandingkan posisi

Maret 2011 yang tercatat sebanyak 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk).

Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2012 sebesar Rp

203.907 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp16.692 perkapita per

bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2011 yang tercatat sebesar Rp183.637 perkapita

per bulan.

Tabel 6.3.

Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas

6.3. RASIO GINI

Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks

gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan

pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian berdasarkan

strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

Pertanian 194.987 176.974 179.933 158.973 163.806 168.496

Industri 41.393 35.228 40.584 44.015 37.619 37.986

Perdagangan 87.167 71.243 64.022 65.851 61.079 67.142

Jasa Kemasyarakatan 80.668 81.322 87.087 91.393 91.741 84.390

Lainnya 30.790 68.159 65.833 84.978 94.244 87.715

Total 460.355 432.926 437.459 445.210 448.489 445.729

Ketenagakerjaan201220112010

Maret September Maret

Jumlah Penduduk Miskin 198.270 192.396 186.907

Persentase 18,75 18,02 17,33

Garis Kemiskinan Rp187.215 Rp195.685 Rp203.907

Perkotaan Rp194.161 Rp202.305 Rp209.422

Pedesaan Rp183.637 Rp192.274 Rp201.065

Kemiskinan2011 2012

Page 7: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 6 KESEJAHTERAAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 45

tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Fenomena yang menarik

adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40% menengah ke 40% ke

bawah dan 20% teratas.

Tabel 6.4.

Rasio Gini Provinsi Gorontalo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas

6.4. IPM (INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA)

Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo sampai dengan data terakhir

tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01.

Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 65,60 tahun menjadi

66,19 tahun, kenaikan rata-rata lama sekolah menjadi 6,91 tahun dan kenaikan rata-rata

pengeluaran riil dari Rp608,65 ribu menjadi Rp615,94 ribu. Kenaikan upah minimum

provinsi menjadi salah satu pemicu peningkatan yang terjadi pada pengeluaran riil.

Tabel 6.5.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Gorontalo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Terdapat perbedaan angka IPM di provinsi, kota dan kabupaten di Gorontalo, hal ini

disebabkan oleh adanya ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan,

kesehatan dan ketersediaan infrastruktur yang terjadi sejak pemekaran wilayah. Pada tahun

2006 IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71,64 lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional,

sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 67,24.

Page 8: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 6 KESEJAHTERAAN

46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA

Tabel 6.6

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota

Tahun 2006-2007

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Sementara itu arah pembangunan Gorontalo ke depan memfokuskan pada

pembangunan 15 kecamatan ber-IPM terendah dengan menyentuh tiga aspek yakni

pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Adapun 15 kecamatan ber-IPM terendah antara lain :

Kec. Motilango, Pulubala, Telaga Biru, Boliyohuto, Tibawa, Wonosari, Botumoito, Pohuwato,

Patilanggio, Taluditi, Paguat, Tapa, Atinggola, Tolinggula, Anggrek dan Kwandang

Page 9: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 47

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

7.1 OUTLOOK MAKRO EKONOMI REGIONAL

7.1.1 OUTLOOK TAHUNAN

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2013 diperkirakan berada

pada kisaran 7,55-8,05% (y.o.y). Beberapa karakter fundamental ekonomi daerah

diperkirakan mampu mendukung capaian dimaksud.

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan

Konsumsi

Kinerja konsumsi pada tahun 2013 diperkirakan masih menjadi pendorong utama

pertumbuhan ekonomi meskipun dengan magnitude yang lebih rendah dibandingkan tahun

2012. Optimisme pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung oleh kebijakan pemerintah

daerah untuk menaikkan UMP sebesar 40% pada tahun 2013, serta kebijakan pemerintah

pusat untuk menaikkan gaji PNS pada kisaran 7%. Meskipun kenaikan UMP cukup

siginifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya namun kendala di Gorontalo adalah masih

rendahnya perusahaan yang mampu membayar pekerjanya sesuai standard UMP sehingga

kenaikan ini diperkirakan belum berdampak signifikan.

Grafik 7.2 Grafik 7.3 Perkembangan UMP Gorontalo Perkembangan Belanja Pegawai

Page 10: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA

Grafik 7.4 Grafik 7.5 Perkembangan Belanja Rutin Perkembangan Belanja Modal

Dalam APBD 2013, anggaran belanja pegawai tahunan tumbuh 11% lebih rendah

dibandingkan tahun 2012 sebesar 14%. Demikian halnya APBD belanja rutin yang menjadi

komponen konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tahunan 14%, lebih rendah dari

tahun sebelumnya yang tumbuh 19%.

Investasi

Sebagian besar kegiatan investasi di Gorontalo masih ditopang oleh Pemerintah daerah.

Pada tahun 2013 diperkirakan terjadi peningkatan kegiatan investasi di Gorontalo, tercatat

APBD belanja modal dari Pemerintah Prov/Kab/Kota mengalami pertumbuhan tahunan

sebesar 20%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi 0,5%. Investasi

swasta diperkirakan juga memberikan kontribusi pada tahun 2013. Beberapa investasi

bidang infrastruktur dan pertambangan yang telah dilakukan oleh PT Tenaga Listrik

Gorontalo dan PT Gorontalo Mineral melalui persiapan operasi PLTU Molotabu dan

persiapan eksplorasi pertambangan emas di Kab. Bone Bolango.

7.1.2 OUTLOOK TRIWULANAN

Grafik 7.6 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan

Page 11: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 49

Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2013 diperkirakan berkisar 7,5 – 8,0% (y.o.y), hal ini

didukung oleh peningkatan produksi pertanian seiring dengan masuknya musim panen serta

kegiatan kampanye pilkada kota Gorontalo.

Meskipun Gorontalo memasuki musim panen pada triwulan I-2013, beberapa

kendala menyebabkan produksi panen kurang maksimal. Beberapa hal antara lain (i)

permasalahan kelangkaan pasokan urea yang sempat terjadi di bulan Desember 2012, (ii)

bencana banjir di Kab. Gorontalo yang terjadi pada akhir tahun 2012, (iii) terjadinya

serangan hama ulat dan busuk daun pada beberapa sentra produksi pertanian. Sementara

itu produksi sub sektor perikanan juga menurun terkait kondisi cuaca ekstrim yang melanda

perairan Gorontalo.

Namun kinerja konsumsi diperkirakan mampu mempertahankan capaian

pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan I-2013, hasil survei konsumen Bank Indonesia

mencatat bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen berada pada level optimis 143.60. Kegiatan

kampanye Pilkada Kota yang berlangsung selama triwulan I-2013 menjadi salah satu faktor

pendorong pertumbuhan.

Grafik 7.7 Survei Konsumen

Page 12: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA

7.2 OUTLOOK INFLASI

Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo

Grafik 7.8 Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo

Pada triwulan IV-2012, realisasi inflasi tercatat sebesar 5.31% (y.o.y) atau secara

bulanan mengalami inflasi sebesar 0,54%. Terjadinya inflasi secara bulanan pada periode

laporan terutama didorong oleh kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar

0,36% (mtm), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06%

(mtm), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06% (mtm),

kelompok kesehatan 0.02% (mtm) serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

sebesar 0,004% (mtm).

Selanjutnya proyeksi inflasi Gorontalo pada triwulan I-2013 berada pada kisaran

5,46% ± 1% (y.o.y). Tendensi inflasi pada rentang tersebut, diperkirakan karena pengaruh

masuknya musim panen padi, sehingga pasokan beras diperkirakan cukup terjaga. Namun

demikian melihat kondisi cuaca saat ini dan kecenderungan tingginya ombak di laut selama

triwulan I-2013, patut diwaspadai adanya tekanan harga sebagai dampak “langkanya”

komoditas perikanan tangkap seperti ikan ekor kuning, malalugis, serta tude/oci. Disamping

itu harga komoditas bumbu-bumbuan seperti cabe merah, cabe rait, bawang merah dan

bawang putih seringkali berfluktuatif sehingga memicu timbulnya tekanan inflasi volatile

food.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 Tw I

2011 2012 2013

Infl

asi t

ahu

nan

(yo

y) (%

)

Optimis

Pesimis

Inflasi Tahunan

Page 13: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 51

7.3 PROSPEK PERBANKAN

Pada triwulan I-2013, prospek perbankan diperkirakan akan semakin membaik. Hal

ini terlihat dari growth DPK dan kredit industri perbankan yang tumbuh positif pada triwulan

sebelumnya. Pada tahun 2013 perbankan diperkirakan akan semakin ekspansif dalam

menyalurkan kreditnya, namun demikian hendaknya perlu dipikirkan juga strategi

penghimpunan dana yang lebih masif untuk mengimbangi rasio LDR yang pada triwulan

laporan berada pada kisaran 180%.

Terjaganya level BI rate pada kisaran 5,75% diperkirakan akan mempengaruhi

kestabilan tingkat suku bunga perbankan hingga triwulan I-2013. Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) triwulan IV-2012 memperkirakan bahwa pada triwulan I-2013,

perkembangan usaha sektor keuangan relatif stabil dan memiliki saldo bersih positif. Grafik

7.7 memperlihatkan realisasi dan ekepektasi usaha sektor keuangan pada triwulan IV-2012

dan triwulan I-2013 yang terjaga positif.

Sumber: Bank Indonesia Gorontalo

Grafik 7.9 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan

Page 14: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

LAMPIRAN Makro Ekonomi Regional-Inflasi-Perbankan

Page 15: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

1. MAKROEKONOMI REGIONAL

Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN

TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah)

Sisi Permintaan

Sisi Penawaran

Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO

(dalam persen)

Sisi Permintaan

Sisi Penawaran

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

I II III IV I II III IV

Konsumsi 854.851 878.346 902.823 936.311 3.572.330,96 931.154 956.972 970.220 997.601 3.855.945,95

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 535.524 544.339 557.336 565.484 2.202.682,42 568.365 576.142 591.459 595.727 2.331.693,24

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.043 8.357 8.709 8.551 33.659,93 8.858 8.621 9.012 9.130 35.619,54

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 311.284 325.649 336.778 362.277 1.335.988,61 353.931 372.208 369.749 392.744 1.488.633,17

Pembentukan Modal Tetap Bruto 259.373 267.105 277.037 294.431 1.097.945,79 274.486 294.183 300.172 304.361 1.173.202,63

Perubahan Stok (95.096) (113.313) (104.695) (166.998) (480.102,12) (113.913) (150.269) (133.837) (169.045) (567.063,03)

Ekspor Barang dan Jasa 93.093 93.268 97.206 100.874 384.440,51 103.586 107.238 105.929 109.667 426.421,45

Impor Barang dan Jasa 349.473 351.431 364.374 367.879 1.433.157,02 368.581 369.962 380.808 385.537 1.504.887,18

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748 773.976 807.996 796.738 3.141.458,12 826.734 838.162 861.676,41 857.046,92 3.383.619,83

20122012KOMPONEN

20112011

I II III IV I II III IV

1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 885.108,79 237.866,28 230.559,95 241.395,50 225.856,50 935.678,22

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 35.388,08 9.212,82 9.340,39 9.560,64 9.615,89 37.729,73

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 244.617,28 65.464,67 66.523,58 67.869,37 68.119,96 267.977,58

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 18.013,05 4.676,63 4.821,66 4.934,57 5.044,81 19.477,67

5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 284.805,11 74.388,82 76.954,74 79.311,52 80.856,52 311.511,62

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 462.003,43 122.522,55 126.486,03 130.913,07 133.492,22 513.413,87

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 338.495,46 86.867,51 90.391,57 94.508,33 96.136,07 367.903,47

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 278.069,64 72.508,35 75.445,05 77.080,46 78.898,51 303.932,37

9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 594.957,28 153.226,44 157.639,45 156.102,96 159.026,44 625.995,30

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 3.141.458,12 826.734,07 838.162,42 861.676,41 857.046,92 3.383.619,83

20122012SEKTOR

20112011

I II III IV I II III IV

Konsumsi 8,93 4,43 (0,47) (4,73) 1,61 8,93 8,95 7,47 6,55 7,94

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,03 (0,47) (3,80) (8,11) (2,60) 6,13 5,84 6,12 5,35 5,86

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,73 7,81 9,76 9,14 8,87 10,13 3,15 3,48 6,77 5,82

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,83 13,68 5,31 0,75 9,20 13,70 14,30 9,79 8,41 11,43

Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,39 9,35 5,42 2,61 7,35 5,83 10,14 8,35 3,37 6,85

Perubahan Stok 31,67 (4,89) (34,49) (26,87) (17,16) 19,79 32,61 27,83 1,23 18,11

Ekspor Barang dan Jasa (11,19) (15,97) (18,21) 5,40 (10,67) 11,27 14,98 8,97 8,72 10,92

Impor Barang dan Jasa 1,37 (0,33) (1,24) (9,30) (2,63) 5,47 5,27 4,51 4,80 5,01

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,92 7,68 8,39 8,29 6,64 7,57 7,71

2012 (% y.o.y)2012KOMPONEN

2011 (% y.o.y)2011

I II III IV I II III IV

1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 6,17 5,76 5,67 5,72 5,70 5,71

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 6,76 11,57 7,55 2,71 5,23 6,62

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 7,53 13,31 12,20 8,15 5,13 9,55

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 9,06 6,66 8,86 8,27 8,69 8,13

5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 9,57 11,56 9,75 6,33 10,13 9,38

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 12,11 12,56 11,71 10,11 10,29 11,13

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 9,06 7,02 8,15 9,44 10,01 8,69

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,78 7,40 10,43 9,46 9,86 9,30

9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 4,63 7,00 6,41 2,17 5,44 5,22

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 7,68 8,39 8,29 6,64 7,57 7,71

2012 (% y.o.y)2012SEKTOR

2011 (% y.o.y)2011

Page 16: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

2. INFLASI

Tabel 2.A

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

MAR JUNI SEPT DEC

UMUM 134.646 136.066 137.849 139.315

BAHAN MAKANAN 148.727 152.877 156.118 158.937

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 138.256 138.815 142.789 142.756

Daging dan Hasil-hasilnya 119.276 122.951 128.097 128.087

Ikan Segar 178.739 185.229 193.022 172.943

Ikan Diawetkan 150.425 148.043 155.943 154.280

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 133.797 132.963 134.789 134.498

Sayur-sayuran 160.156 146.796 156.161 237.313

Kacang - kacangan 191.541 186.861 214.598 223.439

Buah - buahan 205.322 200.578 211.579 209.527

Bumbu - bumbuan 134.869 167.625 147.740 180.344

Lemak dan Minyak 104.719 105.943 105.146 100.707

Bahan Makanan Lainnya 114.184 114.184 114.619 114.619

MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 145.958 148.474 151.094 152.428

Makanan Jadi 117.794 118.727 119.823 120.042

Minuman yang Tidak Beralkohol 126.976 135.167 140.866 139.570

Tembakau dan Minuman Beralkohol 193.279 194.755 197.682 201.920

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 139.004 137.969 139.210 140.011

Biaya Tempat Tinggal 159.710 157.408 158.858 160.079

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 112.304 112.414 112.687 112.969

Perlengkapan Rumahtangga 111.271 111.713 114.596 114.350

Penyelenggaraan Rumahtangga 117.084 118.435 119.432 120.071

SANDANG 121.973 122.104 123.574 124.357

Sandang Laki-laki 114.348 115.112 116.046 116.982

Sandang Wanita 107.579 106.930 107.275 107.105

Sandang Anak-anak 107.071 108.440 109.568 108.306

Barang Pribadi dan Sandang Lain 193.567 192.443 198.224 203.814

KESEHATAN 122.897 123.187 124.024 128.099

Jasa Kesehatan 134.089 134.089 134.089 144.382

Obat-obatan 123.451 123.548 124.025 126.133

Jasa Perawatan Jasmani 140.874 140.874 140.874 145.278

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 117.220 117.707 119.038 121.843

PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 114.539 114.701 114.884 114.789

Jasa Pendidikan 122.194 122.194 122.194 122.194

Kursus-kursus/Pelatihan 147.678 147.678 147.678 147.678

Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 107.796 108.824 109.461 108.830

Rekreasi 104.719 104.719 104.719 104.736

Olahraga 112.299 112.299 116.022 116.022

TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 107.028 107.585 107.725 108.150

Transpor 114.203 115.048 115.184 115.803

Komunikasi dan Pengiriman 86.863 86.863 86.863 86.863

Sarana dan Penunjang Transpor 115.648 115.648 115.648 116.008

Jasa Keuangan 103.091 103.091 104.192 104.192

Kelompok / Sub kelompok

2012

Page 17: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

2013

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES JAN

Total Inflasi 5.69% 6.51% 5.90% 7.86% 6.25% 5.95% 5.64% 6.37% 5.40% 4.93% 5.43% 5.31% 4.26%

Core Inflation 9.24% 9.35% 9.71% 9.05% 8.91% 8.44% 7.83% 6.60% 5.64% 5.65% 5.51% 5.47% 3.28%

Volatile Food 1.03% 3.02% 1.71% 8.81% 3.78% 3.50% 3.58% 7.48% 6.07% 5.43% 7.03% 6.61% 6.81%

Administered Price 5.36% 5.78% 4.12% 4.00% 4.30% 4.31% 4.09% 4.18% 3.89% 2.68% 2.93% 3.03% 2.69%

Total Inflasi 1.65% 0.70% -0.58% 1.33% -0.59% 0.32% 0.96% 1.54% -1.18% 0.11% 0.41% 0.54% 0.64%

Core Inflation 2.45% 0.65% 0.53% -0.05% -0.01% 0.16% 0.61% 0.45% 0.03% 0.11% 0.20% 0.23% 0.33%

Volatile Food 1.45% 1.12% -2.81% 4.31% -2.07% 0.67% 2.08% 3.62% -3.48% -0.10% 0.81% 1.12% 1.65%

Administered Price 0.19% 0.20% 0.33% 0.09% 0.36% 0.15% 0.12% 0.80% -0.28% 0.43% 0.26% 0.35% -0.14%

Disagregasi

Inflasi Tahunan (yoy)

2012

Inflasi Bulanan (mtm)

Page 18: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

3. PERBANKAN

Tabel 3.A PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO

512,899,839,362 331,220,911,100

838,829,198,981 725,327,855,864

1,713,001,777,802 1,984,232,333,442

431,012,458,287 448,500,170,631

971,273,464,072 933,125,691,677

591,138,464,918 613,047,411,780

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum - Bank Indonesia

Page 19: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

Tabel 3.B PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO

Sumber: Laporan BPR - Bank Indonesia

Page 20: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara

umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi

umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada

sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks

harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya,

inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari

permintaan.

Food Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis

barang-barang makanan.

Administered Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok

barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah,

seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.

Traded Inflation Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori

barang yang dapat diperdagangkan secara international.

Inflation Month to Month Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada

bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya

(inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)

Inflasi Year to Date Inflasi kumulatif merupakan inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks

konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan

pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total

dan disingkat (y-t-d)

Inflasi Year on Year Atau inflasi tahunan adalah Inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks

konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada

bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat

(Y-o-Y)

Inflasi Quarter to Quarter Atau inflasi triwulan adalah inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga

konsumen pada akhir triwulan yang bersangkutan

dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering

disebut (q-t-q)

Page 21: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

PDB dan PDRB Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah

(kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional

bruto)

Pertumbuhan Year on

Year

Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang

mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan

triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga

konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering

disingkat (Y-o-Y)

Pertumbuhan Melambat Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif

namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti

sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas,

merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri

dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan

deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban

otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari

uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah

dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank

sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk

uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank,

kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang

sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann

penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara

pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya

bunga yang harus dibayar.

NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit

bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3),

diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Page 22: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 - bi.go.id · tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup

Restrukturisasi kredit Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha

perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya

yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi,

re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang

mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5

Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang

kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang

yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran

yang dilakukan oleh bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan

uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran

tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow and inflow.

PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari

kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar,

sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat

berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation)

untuk bertransaksi.