SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYAKIT SISTEM …repository.amikom.ac.id/files/Naskah Publikasi2.pdf ·...

20
1 SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYAKIT SISTEM TRANSPORTASI TUBUH DENGAN METODE BACKWARD CHAINING Naskah Publikasi diajukan oleh Sherly Adhisty 09.22.1035 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Transcript of SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYAKIT SISTEM …repository.amikom.ac.id/files/Naskah Publikasi2.pdf ·...

1

SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYAKIT SISTEM

TRANSPORTASI TUBUH DENGAN METODE

BACKWARD CHAINING

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Sherly Adhisty

09.22.1035

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

2

3

EXPERT SYSTEM FOR DETECTION OF BODY TRANSPORTATION SYSTEM ILLNES WITH BACKWARD CHAINING METODE

SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYAKIT SISTEM TRANSPORTASI TUBUH

DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

Sherly Adhisty Jurusan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Expert systems are software or computer program that is intended as a provider of

advice and aid in solving problems in a particular field of knowledge. This program acts as a smart consultant or adviser in a certain skill environment. Therefore, the expert system is built not on a specific algorithm, but based on the knowledge base and rule base. One application of expert systems is in the field of health or medical. For the disease - a disease-specific expertise needed medical specialists in these fields to make the diagnosis and examination, so the treatment is done correctly - really precise and accurate. But the problem, until now not been evenly spread of specialist doctors in Indonesia, so that in the area - some areas still lack medical staff, in this particular specialist. To address the problem, needed a system that can perform diagnosis of disease - specific diseases, and may provide a solution regarding appropriate treatment, so it can help paramedics to diagnose diseases more precisely by way of an interactive dialogue about the symptoms - symptoms of the illness by the patient.

In conducting research to obtain information - a description of data needed to obtain a scientific truth. Step - step procedures and techniques used in this research method that is: by collecting literature data by reading books and other information resources in connection with the discussion of issues as a reference in the implementation of activities and report preparation. In this method the authors take data from the archive - archive or document - a document on the agency or agencies involved and the media and the Internet, the authors analyze the data - data that has been obtained previously. The design of the program carried out as a picture and a reference in subsequent program design. Implementation and follow-up activities such as program design implementation. Designs that do include system design, database design and program design grafis.Uji try to ensure that the application is made has been going well as expected.

Preparation of expert systems to detect disease in the human body's transportation system has been successfully completed. The system is able to diagnose diseases that attack the human body transportation by entering symptoms - symptoms that often appear or experienced at the time of consultation. Based on data from the symptoms - symptoms entered by the user, the system will provide the diagnosis of the type of disease the body's transportation system and information about the disease, as well as the level of certainty with the disease and treatment of disease.

Keywords: Information, Expert System, Diagnosis, Risk Assessment, Policy.

4

1. Pendahuluan

Dengan semakin pesatnya perkembangan pemikiran manusia dewasa ini

menyebabkan manusia berusaha membuat sesuatu untuk mempermudah segala aktifitasnya.

Hal ini diiringi dengan kemajuan di bidang teknologi komputer yang sangat pesat. Berbagai

produk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) diproduksi.

Implementasi komputer sudah meliputi berbagai bidang diantaranya pertanian, perkebunan,

industri dan kesehatan.

Sistem pakar adalah perangkat lunak atau program komputer yang ditujukan sebagai

penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang pengetahuan

tertentu. Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau penasihat dalam

suatu lingkungan keahlian tertentu. Oleh karena itu sistem pakar dibangun bukan

berdasarkan algoritma tertentu melainkan berdasarkan basis pengetahuan dan basis aturan.

Salah satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang kesehatan atau medis.

Untuk penyakit – penyakit khusus diperlukan keahlian seorang dokter spesialis dalam bidang

tersebut untuk melakukan diagnosis dan pemerikasaan, sehingga pengobatan yang

dilakukan benar – benar tepat dan akurat. Namun masalahnya, hingga saat ini penyebaran

dokter spesialis belum merata di Indonesia, sehingga di daerah – daerah tertentu masih

kekurangan tenaga medis, dalam hal ini khususnya dokter spesialis.

Untuk menangani masalah tersebut, dibutuhkan suatu sistem yang bisa melakukan

diagnosis terhadap penyakit – penyakit khusus, serta dapat memberikan solusi mengenai

pengobatan yang tepat, sehingga dapat membantu paramedis untuk mendiagnosis penyakit

dengan lebih tepat dengan cara melakukan dialog interaktif mengenai gejala – gejala

penyakit yang diderita oleh pasien.

2. Landasan Teori

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan (artificial intelegence) adalah suatu ilmu yang mempelajari cara

membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Menurut

Jackson dan Raynor pada tahun 1996, istilah kecerdasan buatan mempunyai banyak definisi.

Secara garis besar, kecerdasan buatan terbagi ke dalam dua dasar pemikiran, yaitu

kecerdasan buatan melibatkan pembelajaran proses pemikiran manusia atau disebut dengan

kecerdasan komputasional dan kecerdasan buatan berkaitan dengan representasi dan

duplikasi proses tersebut melalui mesin seperti komputer dan robot atau disebut juga

kecerdasan konvensional.(Turban, 2005)

Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman,

memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas

situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah serta

menyelesaikannya dengan efektif. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu

mesin agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Kecerdasan

5

buatan menawarkan media dan uji teori dari kecerdasan. Teori tersebut dapat dinyatakan

dalam bahasa program komputer diuji dan dibuktikan melalui eksekusi pada komputer.

2.2 Definisi Sistem Pakar

Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud

disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah

yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang

pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan

penatalaksanaan terhadap penyakit tersebut.(Kusrini, 2008)

Sistem pakar adalah program artificial intellegence yang menggabungkan pangkalan

pengetahuan (knowledge base) dengan sistem inferensi. Ini merupakan bagian software

spesialisasi tingkat tinggi yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu

bidang keahlian. Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau

penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan

yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Dengan demikian seorang awam

sekalipun bisa menyadap sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang ia

hadapi. Sistem pakar sungguh merupakan sesuatu yang baru dan masih segar. Ia sangat

inovatif dalam menghimpun dan mengemas pengetahuan. Keampuhannya yang paling utama

terletak pada kemampuan dan penggunaan praktisnya bila di satu tempat tidak ada seorang

pakar dalam suatu bidang ilmu.(Suparman, 1991)

2.2.1 Arsitektur Sistem Pakar

Suatu sistem disebut sebagai sistem pakar jika mempunyai ciri dan karakteristik

tertentu. Hal ini juga harus didukung oleh komponen – komponen sistem pakar yang mampu

menggambarkan tentang ciri dan karakteristik tersebut. Sistem pakar memiliki beberapa

komponen utama, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem pakar

(expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility), dan

mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada satu komponen yang hanya ada

pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility). (Martin dan

Oxman, 1998)

Arsitektur dasar dari sistem pakar dapat dilihat paga Gambar 2.1 (Giarrantano dan

Riley, 1994)

6

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar (Kusrini, 2006)

2.2.1.1 Antarmuka Pengguna

Antarmuka pengguna memberikan fasilitas komunikasi antara pengguna dan sistem,

memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk

membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi. Pada

umumnya, antarmuka pengguna juga berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru ke

dalam basis pengetahuan sistem pakar, menampilkan fasilitas penjelasan sistem dan

memberikan tuntunan penggunaan sistem secara menyeluruh langkah demi langkah

sehingga pengguna mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem.

2.2.1.2 Basis Data Sistem Pakar

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan

penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu

fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan

tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh

faktabaru dari fakta yang telah diketahui. (Arhami, 2005)

BASIS PENGETAHUAN

(ATURAN)

MESIN

MEMORI KERJA

(FAKTA)

AGENDA

FASILITAS AKUISISI

PENGETAHUAN

FASILITAS PENJELASAN

ANTAR MUKA PENGGUNA

7

2.2.1.3 Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam

menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap

ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke

dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis

data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.

2.2.1.4 Mekanisme Inferensi

Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran

dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses

konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu

sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua teknik utama yang digunakan dalam

mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penalaran maju (forward chaining) dan

penalaran mundur (backward chaining).

2.2.1.5 Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari sistem pakar yang memberikan

penjelasan tentang bagaimana program dijalankan, apa yang harus dijelaskan kepada

pemakai tentang suatu masalah, memberikan rekomendasi kepada pemakai,

mengakomodasi kesalahan pemakai dan menjelaskan bagaimana suatu masalah

terjadi.Dalam sistem pakar, fasilitas penjelasan sistem sebaiknya diintegrasikan ke dalam

tabel basis pengetahuan dan basis aturan karena hal ini lebih memudahkan perancangan

sistem.

2.3 Penyakit Darah

2.3.1 Diagnosis

Diagnosis adalah proses yang dilakukan untuk mengenali / mengetahui terdapatnya

keadaan yang tidak wajar / alamiah dan meneliti adanya abnormalitas serta menetapkan

penyebabnya diterapkan untuk membuat rencana perawatan pada suatu penyakit. (marwali

Harahap, 1998)

2.3.2 Darah

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif

sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah

sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksgen, mekanisme pertahanan

tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas 2 komponen utama: (I

Made Bhakta, 2003)

1. Plasma darah: bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan

protein darah.

2. Butir – butir darah (blood corpucless), yang terdiri atas:

a. Eritrosit: sel darah merah (SDM)-red blood cell (RBC)

b. Leukosit: sel darah putih (SDP)-white blood cell (WBC)

8

c. Trombosit: butir pembeku-platelet

2.3.3 Hipotensi

Penyakit Darah Rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana

tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60

mmHg. Sedangkan nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat

badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Namun

demikian beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg

atau bahkan 100/80 mmHg, akan tetapi mereka tidak atau belum atau jarang menampakkan

beberapa keluhan berarti. Sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas

kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang

memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan

berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan

aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan

darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg. Jika keadaan ini terus

berlanjut maka akan memicu timbulnya penyakit baru yaitu anemia.

2.3.4 Anemia

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin

(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah

mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru – paru

dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah

sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat

mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. (Endah, 2010)

2.3.5 Leukimia Limfositik Akut ( LLA )

Leukimia Limfositik Akut (LLA) adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana sel

– sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan

dengan segera akan menggantikan sel – sel normal di dalam sumsum tulang. LLA

merupakan leukimia yang paling sering terjadi pada anak – anak. Leukimia jenis ini

merupakan 25% dari semua jenis kanker yang mengenai anak – anak dibawah umur 15

tahun.

2.3.6 Leukimia Mieloid Akut ( LMA )

Leukimia Mieloid (mielositik, mielogenous, mieloblastik, mielomonositik, LMA) Akut

adalah penyakit yang bisa berakibat fatal, dimana mielosit (yang dalam keadaan normal

berkembang menjadi granulosit) berubah menjadi ganas dan dengan segera akan

menggantikan sel – sel normal di sumsum tulang. Leukimia ini bisa menyerang segala usia,

tetapi paling sering terjadi pada usia dewasa.

2.3.7 Leukimia Limfositik Kronik ( LLK )

Leukimia Limfositik Kronis (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit

(salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah

9

bening. Lebih dari ¾ penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering

menyerang pria. Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di

kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan keduanya mulai

membesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel – sel yang

normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di

dalam darah. Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang.

2.3.8 Leukimia Mielositik Kronik ( LMK )

Leukimia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah suatu penyakit

dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan

sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal. Penyakit ini bisa

mengenai semua kelompok umur, baik pria maupun wanita, tetapi jarang ditemukan pada

anak – anak berumur kurang dari 10 tahun. Sebagian besar granulosit leukemik dihasilkan di

dalam sumsum tulang, tetapi beberapa diantaranya di buat di limpa dan hati. Pada LMK, sel –

selnya terdiri dari sel yang sangat muda sampai sel yang matang. Granulosit leukemik

cenderung menggeser sel – sel normal di dalam sumsum tulang dan sering kali

menyebabkan terbentuknya sejumlah besar jaringan fibrosa yang menggantungkan sumsum

tulang yang normal.

2.4 Teori Pemrograman

2.4.1 Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah program untuk membuat aplikasi berbasis Microsoft Windows

secara cepat dan mudah. Visual Basic menyediakan tool untuk membuat aplikasi yang

sederhana sampai aplikasi kompleks atau rumit baik untuk keperluan pribadi maupun

keperluan perusahaan/instansi dengan sistem yang lebih besar. “Visual” dalam hal ini

merupakan bahasa pemrograman yang menyerahkan berbagai macam desain dengan model

GUI (graphical User Interface). Hanya dengan mengetikkan sedikit kode program, kita sudah

dapat menikmati program dengan tampilan yang menarik. “Basic” menunjukkan bahasa

pemrograman BASIC (biginner all-purpose symbolic instrution code). Visual Basic

dikembangkan dari bahasa BASIC yang ditambah ratusan perintah tambahan, function,

keyword, dan banyak berhubungan langsung dengan GUI Windows.

2.5 Microsoft Access 2007

Microsoft Access merupakan program database yang sudah populer dan banyak

digunakan saat ini. Ini dikarenakan oleh kemudahannya dalam pengolahan berbagai jenis

database serta hasil akhir berupa laporan dengan tampilan dengan desain yang lebih

menarik. Database merupakan sekumpulan data atau informasi yang terdiri atas satu / lebih

tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. (Madcoms, 2007)

Bahkan beberapa lembaga, organisasi, perusahaan dan lain – lain memanfaatkan

Access ini untuk membuat dan mengolah databasenya. Kita dapat membuat sendiri aplikasi

10

database untuk digunakan dalam organisasi, lembaga, perusahaan, dan aplikasi lain,

sehingga menghasilkan aplikasi yang menarik dan profesional.

3. Analisis

3.1 Analisis Sistem

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan

pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Analisis bertujuan

untuk mendapatkan pemahaman secara keseluruhan tentang sistem yang akan kita

kembangkan berdasarkan masukan dari calon pengguna dan beberapa pihak yang

berkepentingan .

Dalam tahap analisis langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi

masalah. Masalah – masalah yang ada merupakan suatu kelemahan, sehingga menghambat

pencapaian tujuan. Dari kelemahan sistem yang ada harus ditindak lanjuti untuk ditemukan

dan dicari pemecahannya agar sistem dapat berjalan dengan baik guna mencapai tujuan

sistem. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sistem pakar antara lain : analisis

masalah, identifikasi kebutuhan, dan spesifikasi sistem. Perancangan sistem terdiri dari basis

pengetahuan, mesin inferensi, perancangan proses, dan perancangan antar muka.

3.1.1 Analisis Masalah

Masalah diagnosa penyakit sistem transportasi tubuh pada manusia dapat

dimasukkan kedalam salah satu cabang ilmu artificial intelligent, yaitu sistem pakar. Pada

permasalahan ini, pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan

sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli penyakit darah ( hematolog ). Dengan kata

lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya

membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem

komputer.

Pada proses ini, sistem akan memberikan daftar berupa fakta – fakta yang telah

disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. User ( pengguna ) akan memilih gejala –

gejalanya, yang kemudian akan diproses oleh sistem sehingga menghasilkan kesimpulan

tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Sistem ini juga memberikan saran

penatalaksanaan dan pencegahan yang bisa dilakukan agar seseorang terhindar dari

berbagai macam penyakit.

3.1.2 Identifikasi Sistem

Sistem pakar yang akan dibuat dapat digunakan oleh pemakai untuk melakukan

diagnosis terhadap penyakit darah yang mungkin diderita. Sedangkan untuk dokter sendiri,

sistem pakar yang dibuat dijadikan bahan masukan dalam pengambilan keputusan untuk

menentukan tindakan medis yang akan diambil. Kemajuan teknologi di bidang komputer yang

sangat pesat, membantu pengembangan dan penerapan di berbagai bidang. Oleh karena

itu, diperlukan suatu sistem yang dapat membantu masyarakat atau pengguana untuk

mendiagnosa penyakit darah yang bisa diderita mulai dari usia balita. Pembuatan sistem

11

pakar ini dapat mengurangi prosentase kesalahan diagnosa dan terjadinya penanganan yang

kurang tepat sehingga dapat mengurangi prosentase kematian.

3.1.3 Spesifikasi Sistem

Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit transportasi tubuh pada manusia

merupakan suatu sistem yang menganalisa data gejala yang dialami pasien untuk

menghasilkan diagnosa jenis penyakit yang diderita. Input dari sistem berupa gejala yang

dialami pasien, update, basis pengetahuan dan basis aturan yang merupakan salah satu

komponen penting dalam sistem pakar yang merupakan fasilitas yang disediakan bagi pakar.

Output dari sistem berupa jenis penyakit darah antara lain : Hipotensi, Anemia, Leukimia

Limfositik Akut, Leukimia Mieloid Akut, Leukimia Limfositik Kronik, dan Leukimia Mielositik

Kronik.

Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada sistem transportasi tubuh pada

manusia ini menggunakan metode inferensi backward chaining yaitu sistem akan menelusuri

gejala – gejala yang diinputkan oleh pemakai untuk mendapatkan hasil diagnosis penyakit

yang diderita.

3.1.4 Representasi Pengetahuan

Sistem pakar untuk membantu mendiagnosa penyakit pada sistem transportasi tubuh

ini, membutuhkan basis pengetahuan dan mesin inferensi untuk mendiagnosa penyakit.

Basis pengetahuan ini berisi fakta – fakta yang dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin

inferensi digunakan untuk menganalisa fakta – fakta yang dimasukkan pengguna sampai

dapat ditentukan suatu kesimpulan.

3.1.5 Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan

menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses

konsultasi antar sistem dan pemakai, mesin inferensi menguji aturan satu demi satu sampai

kondisi aturan itu benar. Sistem pakar, dalam melakukan diagnosis dan memberikan terapi

pada penyakit sistem transportasi tubuh pada manusia ini menggunakan dua metode

inferensi, yaitu runut balik (backward chaining) dan runut maju (forward chaining). Forward

chaining digunakan untuk menguji fakta – fakta yang dimasukkan pengguna dengan aturan

yang telah disimpan dalam sistem satu demi satu hingga dapat diambil suatu kesimpulan.

Jika fakta yang pertama bernilai benar, maka dilakukan pencarian ke fakta berikutnya pada

rule yang sama, tetapi jika ada fakta yang bernilai salah, maka dilakukan pencarian ke rule

yang lain, dimana rule yang dicari adalah rule yang mempunyai fakta bernilai benar yang

sama pada rule sebelumnya.

Langkah – langkah dalam menghasilkan nilai probabilitas bayes suatu penyakit yaitu:

1. Melakukan pengumpulan data penyakit berdasarkan gejala utama.

2. Mengidentifikasi gejala yang dialami penderita dan hasil diagnosa.

12

3. Melakukan proses perhitungan penentuan nilai probabilitas diagnosa penyakit dengan

menggunakan theorema bayes.

Bentuk umum dari Theorema Bayes :

P ( Hi|E ) = P ( E|Hi ) * P ( Hi )

ⁿ∑ P ( E|Hk ) * P ( Hk )

dengan :

P ( Hi|E ) = Probabilitas hipotesis Hi benar jika diberikan evidence E.

P ( E|Hi ) = Probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar.

P ( Hi ) = Probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence

apapun.

n = Jumlah hipotesis yang mungkin.

Jika setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis, muncul satu atau lebih evidence

atau observasi baru, maka :

P ( H|E,e ) = P ( H|E ) * P ( e|E,H )

P ( e|E )

Probabilitas penyakit ( kepastian pakar ) di dapatkan dari perhitungan probabilitas

gejala yang dimiliki oleh masing – masing penyakit. Sebagai salah satu contoh perhitungan

probabilitas penyakit, dapat dilihat pada perhitungan dibawah ( mengacu persamaan 2

theorema bayes ).

Contoh kasus perhitungan probabilitas penyakit :

Seorang penderita penyakit darah memiliki gejala sering pusing ( 0,6 ), sering menguap ( 0,2

), penglihatan berkunang – kunang ( 0,3 ), dan denyut nadi teraba lemah ( 0,2 ). Apabila

seorang penderita mengidap penyakit hipotensi, maka gejala sering pusing penyakit hipotensi

( 0,2 ), sering menguap mengidap penyakit hipotensi ( 0,1 ), penglihatan berkunang – kunang

mengidap penyakit hipotensi ( 0,3 ), dan denyut nadi teraba lemah mengidap penyakit

hipotensi ( 0,4 ).

Probabilitas ( Hipotensi ) :

P ( Hipotensi ) = ( 0,2 * 0,31 ) + ( 0,1 * 0,31 ) + ( 0,3 * 0,31 ) + ( 0, 4 * 0,31 )

0,6 + 0,2 + 0,3 + 0,2

P ( Hipotensi ) = 0,062 + 0,031 + 0,093 + 0,124

1,3

P ( Hipotensi ) = 0,31

1,3

P ( Hipotensi ) = 0,23

13

3.2 Perancangan Sistem

3.2.1 Perancangan Database

Database merupakan bagian dari implementasi sistem pakar yang digunakan untuk

menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis aturan.

3.2.1.1 Entity Relation Diagram

Entity relation diagram yang memperlihatkan entitas – entitas yang terlibat dalam

suatu sistem serta hubungan – hubungan (relasi) antar entitas. Penekanan dalam ERD

adalah tabel – tabel yang mempresentasikan entitas – entitas serta tabel – tabel yang

menunjukkan relasi antar entitas itu sendiri. Entitas yang terlibat dalam sistem pakar untuk

diagnosa penyakit sistem transportasi tubuh ini adalah penyakit, gejala, dan pengobatan.

Dari entitas yang terlibat dapat dibangun suatu diagram hubungan antar entitas,

seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Entyti Relation Diagram

Kd_gejala gejala

gejala

memiliki

probabilitas Kd_gejala

Kd_penyakit

penyakit

penyakit

Kd_penyakit

keterangan

memiliki

Kd_penyakit

Kd_pengobatan

pengobatan

Pakar

Kd_pengobatan Pengobatan

password Id_pakar

Admin

Kd_admin

password

Konsultasi

Kd_pengobatan Kd_penyakit

probabilitas

probabilitas

14

3.2.1.2 Relasi Antar Tabel

Dari entity relation diagram di atas maka relasi antar tabelnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Relasi Antar Tabel

3.2.2 Perancangan Tabel

Dalam suatu aplikasi sebuah program banyak digunakan tabel – tabel untuk

mempermudah pengguna dalam rangka menyimpan sebuah data sesuai dengan yang

diinginkan dan juga dapat didokumentasikan. Adapun rancangan tabel tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Tabel Pakar

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data seorang pakar untuk melakukan

pembukaan akses kepada basis aturan dan basis pengetahuan. Tabel ini berisi id_pakar dan

password pakar.

Primary Key : id_pakar

Jumlah Field : 2

Tabel 3.1 Rancangan Tabel Pakar

Nama Field Type Size Keterangan

Id_pakar Text 50 Identitas Pakar

Password Text 30 Password Pakar

3.2.3 Perancangan Antar Muka (User Interface)

Rancangan antar muka ini dibuat untuk mempermudah user dalam berinteraksi

dengan program ini. Adapun rancangan antar muka program ini sebagai berikut :

15

a. Form Login Utama :

Form ini digunakan untuk memilih menu sistem sesuai kepentingan. Apabila user memilih

menu pakar maka sistem akan menampilkan menu yang sesuai dengan kebutuhan pakar,

sedangkan apabila user memilih menu pengguna maka sistem akan menampilkan kebutuhan

menu sesuai dengan pengguna.

Gambar 3.3 Rancangan Form Login Utama

b. Form Menu Utama Pakar

Apabila pada menu pilihan di form login utama user memilih pakar, maka user bisa

menggunakan semua menu yang terdapat di form menu utama tersebut.

Gambar 3.4 Rancangan Form Menu Utama Pakar

16

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Implementasi program aplikasi "sistem pakar pendeteksian penyakit system

transportasi tubuh dengan metode backward chaining" merupakan tahap paling penting

dimana sistem yang sudah dirancang, di implementasikan untuk menghasilkan pada keadaan

yang sebenarnya. Dari hal ini dapat diketahui apakah sistem yang dihasilkan sesuai dengan

tujuan yang diinginkan atau tidak.

Tahapan perancangan aplikasi telah dikerjakan. mulai dari rancangan system,

rancangan input output, rancangan database dan rancangan antar muka (user interface).

semua rancangan ini digunakan untuk mempermudah dalam penjabaran sistem ke dalam

bahasa pemrograman.

4.1 Implementasi Form Login Utama

Form login merupakan jendela pertama yang akan muncul sebelum masuk ke

program. Ada dua pilihan dalam form login yaitu pakar dan pemakai. Login pakar hanya

dapat diakses oleh pakar dan admin. Sedangkan pada login pemakai, dapat diakses oleh

siapa saja.

Gambar 4.1 Tampilan Form Login Utama

Apabila user memilih login pakar, maka user harus menginputkan username dan

password terlebih dahulu untuk dapat mengakses menu utama.

Gambar 4.2 Tampilan Form Login Pakar

Jika password pada login pakar salah maka akan keluar pesan peringatan:

17

Gambar 4.3 Pesan Kesalahan Password dan User Name

Jika password benar, akan tampil form menu utama pakar. Jika user memilih menu

pemakai dapat langsung menekan tombol login tanpa memasukkan username dan password

sehingga sistem akan menampilkan menu utama yang sesuai dengan kebutuhan pemakai.

4.2 Implementasi Form Menu Utama Untuk Pakar

Apabila pada form login utama tombol pakar yang dipilih, maka system akan

menampilkan menu yang sesuai dengan kebutuhan pakar. Form menu utama untuk pakar

dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Form Menu Utama Untuk Pakar

Dalam form ini terdapat empat menu pilihan yaitu menu basis pengetahuan, menu

basis aturan, menu konsultasi dan keluar. Menu basis pengetahuan untuk menampilkan tiga

sub menu yaitu menu basis pengetahuan untuk data penyakit, gejala dan pengobatan.

Apabila memilih menu basis aturan maka akan menampilkan dua sub menu yaitu basis

aturan untuk gejala dan pengobatan. Apabila memilih menu konsultasi maka system akan

menampilkan form konsultasi. Sedangkan menu keluar untuk keluar dari system.

18

4.3 Implementasi Form Menu Utama Untuk Pemakai

Apabila pada form login utama tombol pemakai yang dipilih, maka system akan

menampilkan menu yang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Menu tersebut dapat dilihat

pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Form Menu Utama Untuk Pemakai

Dalam form ini terdapat dua pilihan menu yaitu menu konsultasi dan keluar. Pada

menu konsultasi maka system akan menampilkan form konsultasi dan menu keluar untuk

keluar dari system.

4.4 Implementasi Form Konsultasi

Pada form ini pemakai diminta untuk memilih gejala pada daftar, sesuai dengan

keadaan yang dialaminya dan berdasarkan data yang telah di sediakan dengan mencentang

pilihan gejala kemudian memasukkannya ke dalam daftar gejala terpilih dengan mengklik

tombol pilih gejalah dan untuk membatalkan centang data yang akan dibatalkan kemudian

klik tombol hapus. Untuk melihat hasil diagnosa dari gejala terpilih, maka klik pada tombol

diagnosa.

Gambar 4.11 Tampilan Form Konsultasi

19

5. Kesimpulan

Dengan diselesaikannya pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi

penyakit sistem transportasi tubuh ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dengan pembuatan aplikasi ini masalah kekurangan tenaga pakar dapat diatasi,

dengan aplikasi sistem pakar ini user diharapkan dapat berinteraksi dengan

sistem seperti halnya ketika berinteraksi dengan pakar.

2. Kompleksnya permasalahan yang timbul dalam diagnosa pada penyakit sistem

transportasi tubuh, bisa ditangani dengan sistem pakar.

3. Mampu memberikan informasi kepada user mengenai penyakit sistem

transportasi tubuh melalui gejala – gejala yang diinputkan user ke sistem sesuai

dengan kondisi yang sedang dialaminya.

4. Dengan adanya pembatasan hak akses yang diterapkan pada sistem, proses

untuk pengolahan basis pengetahuan dan basis aturan hanya dapat dilakukan

oleh pakar.

5.1 Saran

Berdasarkan evaluasi terhadap proses dan hasil dari sistem ini, maka saran – saran

untuk pengembangan selanjutnya dalam bidang ini antara lain:

1. Menggunakan metode lain dalam penyelesaian tingkat kepercayaan bisa menjadi

alternatif pembanding untuk mengetahui metode mana yang paling mendekati

kenyataan tingkat kebenaran.

2. Untuk membuat pengguna tidak cepat bosan, maka perlu ditambahkan fasilitas

multimedia dalam sistem pakar tersebut.

3. Untuk pengembangan selanjutnya, dapat melengkapi data – data tentang penyakit

sistem transportasi tubuh dengan gambar untuk memperjelas informasi.

Aplikasi sistem pakar pendeteksi penyakit transportasi tubuh yang dibuat masih jauh

dari sempurna. Karena seiring dengan bertambahnya pengetahuan seorang pakar dan

berkembangnya gejala penyakit yang di timbulkan oleh suatu penyakit, oleh karena itu

diharapkan perbaikan dan pengembangan yang lebih baik kedepannya nanti.

20

DAFTAR PUSTAKA

Junindar, 2008, Panduan Lengkap Menjadi Programmer Membuat Aplikasi Penjualan

Menggunakan VBNet, Media Kita, Jakarta.

Madcoms, 2007, Mahir dalam 7 Hari Microsoft Office Access 2007, Andi Offset, Yogyakarta.

Suparman, 1991, Mengenal Artificial Intelligent, Andi Offset, Yogyakarta.

Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta.

Kusrini, S.Kom, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta.

Kusrini, M. Kom, 2008, Aplikasi Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta.

Bakta, Prof. Dr. I Made, 2003, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta.

Kusumawardani, Endah, 2010, Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda, Hanggar Kreator,

Yogyakarta.

2009, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Andi Offset, Yogyakarta.