Sistem Monitoring Level Cairan Dalam Tanki Berbasis Mikrokontroler Dan LabVIEW
-
Upload
komang-putra -
Category
Documents
-
view
58 -
download
7
description
Transcript of Sistem Monitoring Level Cairan Dalam Tanki Berbasis Mikrokontroler Dan LabVIEW
I. PENDAHULUAN
Industri-industri yang bergerak di bidang petrokimia,
minyak, dan gas membutuhkan pengendalian proses-proses
yang ada untuk mengoptimalkan output yang diinginkan.
Beberapa besaran penting yang menjadi salah satu parameter
penting di antaranya level cairan dalam tanki-tanki proses.
Tanki-tanki yang besar menjadi penghalang untuk
pendeteksian oleh user ketika terjadi kesalahan, oleh karena
itu user membutuhkan sistem monitoring tanki berbasis
komputer yang lebih mudah untuk dimonitor.
Untuk mengetahui ketinggian cairan dapat menggunakan
beberapa sensor, dalam hal ini penulis menggunakan sensor
resistivity-strip yang berubah nilai resistansinya seiring
perubahan ketinggian cairan.
Pengukuran digital saat ini banyak digunakan karena lebih
mudah untuk maintenance-nya dan juga lebih mudah
penggunaan oleh user itu sendiri. Mikrokontroler menjadi
salah satu chip yang sangat digemari baik di dunia
pendidikan, riset, maupun industri. Mikrokontroler memiliki
beberapa mode pin input dan output seperti ADC, serial
kominikasi, timer, dan counter.
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki dua karakter
prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan
sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal
analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang
waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan
dalam sample per second (SPS). Resolusi ADC menentukan
ketelitian nilai hasil konversi ADC. Prinsip kerja ADC adalah
mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang
merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan
referensi. ADC pada mikrokontroler memiliki resolusi bit
dari 8 s.d. 12 bit dan AREF dapat diatur oleh user, sedangkan
AVCC sebesar 5 VDC.
USART merupakan komunikasi yang memiliki
fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan
transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan
modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur
USART. USART memungkinkan transmisi data baik secara
syncrhronous maupun asyncrhronous, sehingga dengan
memiliki USART pasti kompatibel dengan UART.
Pada ATMega 8535, secara umum pengaturan mode
syncrhronous maupun asyncrhronous adalah sama.
Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja. Jika
pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral
memiliki sumber clock sendiri, maka pada mode
syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan
secara bersama-sama. Dengan demikian, secara hardware
untuk mode asyncrhronous hanya membutuhkan dua pin
yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous
harus tiga pin yaitu TXD, RXD dan XCK.
Baud rate komunikasi dapat diatur hingga 115200, akan
tetapi yang biasa digunakan sebesar 9600. Serial komunikasi
yang biasa digunakan yaitu 8 bit 1-stop no-parity.
Komunikasi mikrokontroler dapat diatur sesuai keinginan
user apakah hanya menjadi receiver, transmitter, ataupun
keduanya. Receiver, mikrokontroler menerima data dari PC
atau device lain, sedangkan transmitter mikrokontroler
mengirim data ke PC atau device lain.
Gambar 1. Resistivity-Strip Sensor
Sistem Monitoring Level Cairan dalam Tanki
Berbasis Mikrokontroler dan LabVIEW Abdurrahman Hawary
Departemen Fisika, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia [email protected]
Abstrak — Dunia industri sangat membutuhkan pengendalian proses yang berjalan di dalamnya. Seperti di industri pertrokimia, minyak,
dan gas banyak tanki-tanki besar yang menampung berbagai cairan-cairan tertentu. Proses pengendalian pun membutuhkan parameter-
parameter input yang ada di dalam tanki tersebut. Salah satu parameter penting yaitu level cairan dalam tanki. Tanki yang besar dan tidak
dapat langsung diketahui user, oleh karena itu dibutuhkan sistem monitoring level cairan secara visual. Salah satunya menggunakan prinsip
interfacing antara user dengan sistem monitoring level cairan tersebut. Dengan bantuan sensor level dan instrumentasi virtual maka
permasalahan tersebut dapat diatasi. Sistem monitoring level cairan dalam tanki ini menggunakan sensor resistivity-strip dengan perubahan
resistansi terhadap ketinggian dan akan dikonversi dan dikuatkan dengan rangkaian penguat menggunakan zero-span dengan mengatur batas
keluaran output tegangan sensor sebesar 0 s.d. 5 V sehingga dari perubahan parameter ketinggian dikonversi ke perubahan tegangan yang
dapat terbaca di ADC mikrokontroler ATMega 8535. Komunikasi mikrokontroler dengan PC menggunakan serial USART dengan mode
Asynchronous. Pada LabVIEW digunakan juga block VISA Serial Configuration untuk menerima dan kemudian membaca masukan dari
mikrokontroler. Mikrokontroler hanya mengambil data ADC dari tegangan keluaran sistem sensor level, sedangkan untuk penghitungan
konversi nilai ADC ke tegangan dan tegangan ke ketinggian cairan dilakukan di LabVIEW menggunakan block diagram tertentu.
Penghitungan menggunakan formula dengan persamaan linier yang diambil dari pengambilan data ketika proses kalibrasi sistem. Data
pengukuran akan divisualisasikan dalam indikator tanki di LabVIEW dan data pengukuran dapat disimpan dalam bentuk file Ms. Excel
“.xls”.
Kata Kunci — Monitoring Level Cairan, Interfacing, Resistivity-Strip, ADC, USART, ATMega 8535, LabVIEW
Gambar 2. Instrumentasi Amplifier dengan Zero-Span
LabVIEW adalah bahasa pemrograman komputer grafik
yang menggunakan ikon-ikon sebagai pengganti teks dalam
membuat aplikasi. LabVIEW merupakan pemrograman
aliran data di mana aliran data menentukan ekseskusi dari
program. Program LabVIEW disebut dengan Virtual
Instrument atau VI karena beberapa tampilan dan operasi
pada program LabVIEW menyerupai suatu instrumen seperti
osiloskop ataupun multimeter. Setiap VI menggunakan
fungsi-fungsi yang memanipulasi input dari user interface.
Pada LabVIEW juga dapat ditampilkan parameter input
berupa parameter control, sedangkan output berupa
parameter indikator. Grafik dan chart pada LabVIEW
digunakan untuk menampilkan plot data dalam bentuk grafik.
Grafik dan chart berbeda dalam menampilkan dan
memerbaharui data. VI dengan grafik selalu menampilkan
data dalam bentuk array dan memplot data dalam bentuk
grafik sama dengan spreadsheet. Sedangkan chart, data yang
baru langsung ditampilkan pada display.
Gambar 3. Komunikasi Serial menggunakan VISA Serial
Configuration
Gambar 4. Pembacaan nilai ADC dan Konversi String ke
Integer menggunakan VISA Read dan Scan from String
II. MATERIAL DAN METODE
Sistem monitoring level cairan dalam tanki ini
menggunakan sensor resistivity-strip yang menganalogikan
prinsip kerja buka-tutup resleting yang ketika bola penggerak
naik maka resletting hambatan akan berada pada kondisi
tertutup. Resistivity-strip ini nilai hambatannya akan berubah
seiring kenaikan posisi bola. Sensitivitas dari sensor
resistivity-strip ini adalah sebesar 0.034 kΩ/cm.
Rangkaian pengkonversi hambatan dari sensor resistivity-
strip menjadi tegangan yang dapat dibaca mikrokontroler
digunakan dan dihubungkan dengan rangkaian instrumentasi
amplifier. Rangkaian pengkonversi hambatan menjadi
tegangan adalah rangkaian pembagi tegangan yang
menggunakan Operational Amplifier (Op-Amp) TL084 dan
menggunakan sumber tegangan VCC sebesar +12 VDC. Arus
yang melalui sensor resistivity-strip ini adalah sebesar 0.080
mA. Dalam rangkaian pengkonversi hambatan ke tegangan
ini sensor resistivity-strip ini berfungsi sebagai rangkaian
pembagi teganan yang output tegangannya akan langsung
masuk salah satu kaki instrumentasi amplifer.
Rangkaian instrumentasi amplifier ini digunakan sebagai
penguat yang dapat diatur besar penguatannya. Pengaturan
zero-span sangat berguna pada sistem monitoring sensor ini.
Penulis menggunakan pengaturan zero (VR2) untuk
menentukan nilai tegangan yang dihasilkan rangkaian ketika
kondisi bola indikator berada di level cairan terbawah (posisi
awal “0”). Pada ketinggian awal nilai tegangan output dari
sistem sensor level tersebut adalah sebesar 0.026 V.
Sedangkan pengaturan span (VR1) digunakan untuk
menentukan besaran output penguatan yang diinginkan, akan
tetapi output tidak akan lebih besar daripada VCC yang
diberikan karena akan terjadi saturasi. Batas maksimal
tegangan output pada level maksimum adalah sekitar 5 V agar
sistem sensor level ini dapat membaca dengan range 0 s.d. 5
V agar dapat digunakan dalam pengkonversian nilai tegangan
ke nilai ADC pada pembacaan ADC di mikrokontroler.
Sebagai contoh pada ketinggian 56 cm nilai tegangan output
sistem sensor level adalah sebesar 4.493 V.
Dari data ketinggian dengan tegangan yang dihasilkan
sistem sensor didapatkan hubungan antara tegangan dengan
ketinggian cairan. Dengan y adalah tegangan (dalam Volt)
dan x adalah ketinggian (dalam cm) yaitu sebagai berikut.
003.0082.0 xy
Mikrokontroler akan membaca tegangan melalui PIN
ADC, dalam hal ini hanya digunakan PIN ADC.0. Mode yang
digunakan pada PIN ADC adalah ADC free running dengan
referensi tegangan dari tegangan AVCC sebesar 5 V.
Resolusi bit ADC mikrokontroler ATMega 8535 adalah 10
bit (1024) resolusi yang cukup tinggi dan tegangan terkecil
dapat terbaca sekitar 0.005 V.
Mikrokontroler akan mengirimkan data ke PC
menggunakan komunikasi serial USART dengan mode
asynchronous 8 bit 1-stop no-parity dengan baud rate 9600.
Komunikasi pada PC menggunakan LabVIEW dengan block
diagram VISA Serial Configuration yang sebelumnya
dilakukan pemilihan device komunikasi di Visa Source
Name. Data serial akan dibaca menggunakan block diagram
VISA Read yang menghasilkan nilai string data ADC.
Nilai string dari ADC akan discan ke integer menggunakan
block Scan from String. Setelah discan, nilai integer ADC
akan dikonversi ke tegangan melalui block Formula yang
berisi persamaan berikut ini.
5*)1024/(ADCVolt
Nilai tegangan ini juga akan ditampilkan dalam bentuk
numeric indikator dan waveform chart untuk melihat
perubahan data secara jelas.
Nilai tegangan yang didapat kemudian dikonversi lagi
menjadi data ketinggian dengan persamaan berikut ini.
0374.0)*469.12 VoltLevel
Persamaan ini didapat dari persamaan ketika kalibrasi sensor
level. Nilai ketinggian ini ditampilkan dalam bentuk numerik
indikator dan tank indikator agar didapat data yang jelas dan
divisualisasikan seperti kondisi real dalam tanki.
Data pengukuran tegangan sensor, ketinggian cairan, dan
iterasi data akan ditampilkan dalam format table pengukuran
menggunakan block build table dan table tersebut dapat
disimpan dalam bentuk file Ms. Excel.
III. HASIL
Pengukuran yang dilakukan oleh ADC mikrokontroler
tidak berbeda jauh (error kecil) dengan pengukuran yang
dilakukan dengan menggunakan multimeter. ADC 10 bit
sangat baik untuk resolusi sehingga data yang didapatkan
lebih detail. Komunikasi menggunakan USART cukup baik
dan harus dipastikan driver downloader kompatibel serta
driver serial dengan LabVIEW harus sudah terinstall. Data
yang ditampilkan pada indikator, chart maupun table sama.
Visualisasi kondisi tanki dengan menggunakan block tank
indikator sangat baik.
Gambar 5. Penghitungan dan indikator pada LabVIEW
(Konversi ADC ke Tegangan dan Tegangan ke Level)
Gambar 6. Penyimpanan data ke Ms. Excel
IV. PEMBAHASAN
Error pada pengukuran tegangan sensor didapatkan pada
proses kalibrasi tegangan terhadap sensor, pengukuran
ketinggian tidak terlalu presisi sehingga menimbulkan error.
Pada proses kalibrasi, air di dalam tanki tidak tenang (datar)
sehingga untuk mengukur tegangan dari sistem sensor level
sedikit lebih susah karena tegangan terus berubah-ubah
sehingga dipilih tegangan tertinggi yang muncul selama
pengukuran beberapa detik untuk ketinggian yang sama.
Untuk konversi data tegangan ke nilai ADC sangat baik
dan dengan resolusi ADC yang cukup (10 bit) data tegangan
yang terbaca semakin jelas sehingga berdampak pada
konversi data dari tegangan ke ketinggian cairan.
Karena proses penghitungan terjadi di LabVIEW,
mikrokontroler hanya mengakuisisi data ADC saja, error
yang ditimbulkan oleh kesalahan penghitungan sangat sedikit
dan dapat ditoleransi.
V. KESIMPULAN
Sistem monitoring level cairan dalam tanki dapat dibuat
dengan menggunakan perangkat keras dan lunak seperti
resistivity-strip sensor, instrumentasi amplifier,
mikrokontroler ATMega 8535, dan LabVIEW.
Mikrokontroler membaca nilai tegangan dari sensor melalui
PIN ADC dengan resolusi 10 bit dan berkomunikasi dengan
PC (LabVIEW) melalui komunikasi serial (VISA Serial
Configuration pada LabVIEW). Tampilan indikator tanki,
indikator numeric, table, dan chart memudahkan user dalam
proses interface dengan sistem.
REFERENSI
[1] Derenzo S., Practical Interfacing in The Laboratory, New York: Cambridge University Press, 2003.
[2] Jerome J., Virtual Instrumentation Using LabVIEW, New Delhi: PHI
Learning Private Limited, 2010.
[3] Resistivity-strip, “Metritape”. 28 Dec. 2014.
< http://www.jowa-usa.com/Metritape>
[4] “ATMega 8535 data sheet,” ATMEL [5] Serial communication using AVR Microcontroller USART. 28 Dec
2014.
<http://www.engineersgarage.com/embedded/avr-microcontroller-projects/serial-communication-atmega16-usart>
Abdurrahman Hawary adalah seorang
mahasiswa Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam jurusan Fisika
dengan mengambil konsentrasi Sistem
dan Instrumentasi Fisika Universitas
Indonesia. Hawary lahir di Depok
tanggal 27 Juli tahun 1993.