Sistem Mata Pencaharian

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti etnografi selalu tertarik dengan mata pencaharian suatu suku bangsa, karena suatu mata pencaharian berhubungan erat dengan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian suku bangsa yang masih tradisional umumnya berupa berburu dan meramu, berladang, beternak, menangkap ikan, bertani menetap (pertanian tadah hujan maupun yang sudah menggunakan irigasi). Selain memperhatikan sistem produksi, antropolog juga memperhatikan distribusi modal, tenaga kerja dan distribusi produksi. Penelitian antropologi pada sektor industri dan perdagangan terbatas kepada aspek kehidupan masyarakatnya, bukan pada aktivitas ekonominya. Agar kehidupan masyarakat tetap aman dan tertib, maka perlu diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga kesatuan dan persatuan tetap terpelihara. Aturan tersebut dapat berupa aturan dalam keluarga, aturan tentang kekerabatan, pemerintahan dan adat istiadat lainnya yang mengatur hubungan antar sesama anggota 1

Transcript of Sistem Mata Pencaharian

Page 1: Sistem Mata Pencaharian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peneliti etnografi selalu tertarik dengan mata pencaharian suatu suku

bangsa, karena suatu mata pencaharian berhubungan erat dengan usaha manusia

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian suku bangsa yang masih

tradisional umumnya berupa berburu dan meramu, berladang, beternak,

menangkap ikan, bertani menetap (pertanian tadah hujan maupun yang sudah

menggunakan irigasi). Selain memperhatikan sistem produksi, antropolog juga

memperhatikan distribusi modal, tenaga kerja dan distribusi produksi. Penelitian

antropologi pada sektor industri dan perdagangan terbatas kepada aspek

kehidupan masyarakatnya, bukan pada aktivitas ekonominya. Agar kehidupan

masyarakat tetap aman dan tertib, maka perlu diorganisir dan diatur sedemikian

rupa sehingga kesatuan dan persatuan tetap terpelihara. Aturan tersebut dapat

berupa aturan dalam keluarga, aturan tentang kekerabatan, pemerintahan dan adat

istiadat lainnya yang mengatur hubungan antar sesama anggota masyarakat.

Dalam menguraikan suku bangsa, para antropolog tertarik pada organisasi dan

susunan masyarakat, pembagian kerja, berbagai bentuk kerjasama (gotong

royong), hubungan dan sikap antaranggota masyarakat terutama yang muda ke

yang lebih tua, antara rakyat dengan pemimpinnya, atau sebaliknya, sanksi

sosial, sistem kekuasaan, lapisan-lapisan sosial dan sebagainya.

1

Page 2: Sistem Mata Pencaharian

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apa definisi sistem pencaharian hidup ?

2. Bagaimana perkembangan manusia dalam sistem pencaharian hidup ?

3. Bagaimana mata pencaharian masyarakat Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan tujuan penulisan

makalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui definisi sistem pencaharian hidup

2. Untuk mengetahui perkembangan manusia dalam sistem pencaharian hidup

3. Untuk mengetahui mata pencaharian masyarakat Indonesia

2

Page 3: Sistem Mata Pencaharian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Pencaharian Hidup

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga karangan

Poerwandarminta, sistem mata pencaharian terdiri dari dua unsur kata yaitu,

Sistem dan Mata pencaharian.

Pengertian sistem ada tiga yaitu:

1. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja bersama-sama untuk

melakukan sesuatu, urat saraf dalam tubuh-pemerintahan.

2. Sekelompok dari pendapatan, peristiwa, kepercayaan. Yang disusun dan diatur

baik-baik-filsafat

3. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, pengajaran bahasa

Sedangkan mata pencaharian yaitu, pekerjaan yang menjadi pokok

penghidupan (sumbu atau pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang dikerjakan

untuk biaya sehari-hari, misalnya pencaharian penduduk desa itu bertani. Dengan

kata lain sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok

orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan

menjadi pokok penghidupan baginya.

Untuk menunjang hidupnya setiap masyarakat pasti memiliki mata

pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata

pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku

bangsa minangkabau yang tersebar di berbagai pelosok tanah air banyak

berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan madura banyak yang

ahli dalam hal pelayaran tradisional. Begitu pula suku-suku bangsa lainnya ada

yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri.

3

Page 4: Sistem Mata Pencaharian

2.2 Perkembangan Manusia dalam Sistem Pencaharian Hidup

Pada masa kehidupan manusia prasejarah yang mempunyai pola

pemikiran sangat sederhana dimana kegiatannya sebatas berburu dan meramu

makanan, dalam berburu dan meramu inipun, ada faktor-faktor yang sangat

mempengaruhinya yaitu, faktor iklim, kesuburan tanah, keadaan binatang buruan

dan lain sebagainya sebagai pendukung kegiatan mereka. Mata pencaharian

tingkat selanjutnya sebagai usaha pemajuan otak manusia adalah bercocok tanam

tingkat sederhana. Dimasa ini manusia telah memasuki taraf kehidupan yang

lebih baik, dimana pengenalan sistem bercocok tanam tingkat sederhana ini akan

sangat mempengaruhi budaya dan peradaban tingkat lanjut karena manusia pada

masa ini hidupnya sudah mulai menetap, dengan menempati rumah-rumah dan

mulai menggunakan barang-barang masih sederhana untuk menunjang

kehidupannya. Ada pengaruh lain yang sangat dirasakan saat mengubah struktur

dari mata pencaharian itu sendiri yaitu disaat kebutuhan manusia semakin

meningkat maka berkaitan dengan penggunaan alat juga akan meningkat pula

yang disesuaikan dengan keperluannya. Selain itu pada masa bercocok tanam,

manusia pada zaman itu juga sudah mulai mengenal mata pencaharian

sampingan seperti, beternak dan berkebun.

Dengan pola pemikiran yang lebih maju, maka manusia mulai berfikir

untuk mencari alat penukar barang, artinya apa ? Sesuatu itu menjadi bernilai

apabila kita memerlukannya. Kelajutan dari ini maka dikenalkanlah sebuah

sistem sebagai penunjangnya yaitu sistem barter, yaitu barang tertentu ditukar

dengan barang yang mungkin nilainya bisa lebih besar atau sebaliknya lebih

kecil, karena kecendrungan dua sisi inilah maka manusia akan kembali

memikirkan sistem barter, karena dirasa berat sebelah apabila nilainya tidak

sesuai, maka kembali berkembang sistem tukar-menukar dengan menggunakan

standar uang. Lalu dimana tempat terjadinya tukar-menukar tersebut, pada

mulanya masih sebatas individu atau antar individu, meningkat dari individu

dengan komunitas, sampai antar komunitas. Disinilah muncul istilah pasar

4

Page 5: Sistem Mata Pencaharian

sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli.

2.3 Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia

Mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana biasanya

sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam,

contohnya pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sementara itu, mata

pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati

sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan

sumber daya alam seperti jasa, transportasi, dan pariwisata. Beberapa pola

kegiatan ekonomi penduduk di Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan

lahan.

2.3.1 Pertanian

Pertanian merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan

tanaman pangan. Masyarakat agraris mengandalkan sektor pertanian sebagai

mata pencaharian utamanya. Berdasarkan bentuknya, pertanian dapat dibedakan

sebagai berikut :

A. Persawahan

Persawahan merupakan pertanian tetap (tidak berpindah) yang

menggunakan lahan basah yang diairi secara teratur. Tanaman yang biasanya

ditanam pada persawahan adalah padi. Berdasarkan cara pengairannya,

persawahan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1. Persawahan irigasi, yakni persawahan yang menggu-nakan sistem

pengairan tetap dan teratur dengan membangun saluran pengairan yang

mengambil sumber air dari sungai atau danau atau dikenal dengan istilah

irigasi.

2. Persawahan lebak yaitu persawahan yang berada di kanan kiri sungai-

sungai yang besar. Sistem pengairannya mengandalkan air sungai yang

ada.

3. Persawahan tadah hujan, yakni persawahan yang sistem pengairannya

5

Page 6: Sistem Mata Pencaharian

mengandalkan air hujan atau tergantung pada curah hujan. Pada musim

kemarau, biasanya lahan ditanami tanaman-tanaman palawija.

4. Persawahan pasang-surut, yakni persawahan yang sistem pengairannya

memanfaatkan air muara atau rawa yang pasang. Oleh karena itu,

persawahan ini biasanya ditemukan di kawasan pantai atau sungai besar

yang landai dan memiliki lahan pasang surut.

B. Tegalan

Selain persawahan, usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan

tanaman pangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan lahan kering

yang disebut dengan tegalan. Tegalan berlokasi pada lahan yang tetap, tidak

berpindah-pindah. Tanaman-tanaman yang ditanam pada tegalan biasanya

lebih beragam dibandingkan ladang.

C. Perladangan

Selain dilakukan secara menetap, pertanian juga bisa dilakukan secara

berpindah-pindah yang disebut dengan perladangan. Perladangan merupakan

usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dengan cara

berpindah-pindah (nomaden) untuk mencari lahan-lahan kosong yang

bertanah subur. Lahan yang digunakan dalam perladangan biasanya

merupakan lahan kering. Selain berpindah-pindah, pertanian ladang juga

belum mengenal sistem irigasi, pengolahan tanah, dan pemupukan.

Perladangan biasanya dilakukan penduduk dengan cara membabat pepohonan

pada lahan yang ada di hutan dan kemudian ditanami dengan tanaman-

tanaman tertentu. Tanaman yang biasa ditanam di ladang antara lain tanaman-

tanaman palawija, padi huma, umbi-umbian, dan lainnya. Perladangan kurang

baik bagi kelestarian hutan, bila berlangsung secara terus-menerus dapat

membuat hutan menjadi gundul sehingga tanah mudah terkena erosi. Sistem

pertanian ladang atau petani nomaden banyak dijumpai di daerah-daerah yang

masih mempunyai kawasan hutan yang luas seperti Kalimantan, Sumatra, dan

Papua.

6

Page 7: Sistem Mata Pencaharian

2.3.2 Perkebunan

Tanaman yang ditanam pada perkebunan tidak terbatas pada tanaman

pangan utama, namun berbagai jenis tanaman pangan tambahan semacam buah-

buahan dan sayur-sayuran. Beberapa jenis tanaman yang diperlukan dalam

industri juga biasanya ditanam di perkebunan, misalnya kapas, kelapa sawit,

tembakau, dan sebagainya. Perkebunan dapat dijalankan pada lahan yang sempit

seperti pekarangan rumah maupun luas yang memerlukan modal besar.

2.3.3 Peternakan

Usaha pembudidayaan hewan-hewan darat yang diperlukan oleh manusia,

baik untuk dikonsumsi, maupun untuk tujuan lainnya disebut peternakan. Faktor-

faktor yang mendorong usaha peternakan di Indonesia antara lain sebagai berikut

:

- Mempunyai padang rumput yang luas.

- Iklimnya cocok untuk persyaratan hidup ternak.

- Memperluas lapangan kerja di bidang peternakan.

- Dapat diambil bermacam-macam manfaat, seperti dimanfaatkan tenaganya,

daging, kulit, susu, dan kotorannya untuk pupuk pertanian.

Peternakan biasanya merupakan mata pencaharian sampingan dari

penduduk yang menjalankan usaha pertanian. Berdasarkan jenis hewan yang

diternakkan, peternakan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni peternakan

hewan besar, peternakan hewan kecil, dan peternakan hewan unggas.

A. Peternakan Hewan Besar

Peternakan jenis ini membudidayakan hewan-hewan bertubuh besar,

seperti sapi, kuda, dan kerbau. Ternak hewan-hewan bertubuh besar diambil

manfaatnya dalam bentuk susu, daging, kulit, dan tenaganya sebagai alat

transportasi. Selain itu, kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk alamiah

yang diperlukan dalam usaha pertanian dan perkebunan.

B. Peternakan Hewan Kecil

Peternakan hewan kecil membudidayakan hewan-hewan bertubuh kecil,

7

Page 8: Sistem Mata Pencaharian

seperti babi, kambing, domba, kelinci, dan lainnya. Manfaat beternak hewan-

hewan kecil adalah untuk diambil susu, daging, dan kulitnya.

C. Peternakan Hewan Unggas

Ayam, bebek, angsa, itik, dan puyuh merupakan beberapa contoh hewan

unggas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Manfaat beternak

hewan-hewan unggas adalah untuk diambil daging, telur, bulu, atau sebagai

penghibur untuk dinikmati suara atau keindahannya.

2.3.4 Perikanan

Negara kita kaya akan potensi perikanan. Selain memiliki laut yang luas

dan garis pantai yang panjang, Indonesia juga memiliki sumber air darat yang

melimpah. Semua potensi tersebut dapat digunakan untuk mendukung sektor

perikanan.Berdasarkan jenis perairannya, usaha perikanan dapat dibedakan

sebagai berikut.

A. Perikanan Darat

Perikanan darat merupakan usaha pembudidayaan atau penangkapan ikan

yang dilakukan di daratan. Pembudidayaan perikanan darat dapat dilakukan di

tambak, keramba, kolam, empang, dan lainnya. Perikanan darat dibedakan

menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Perikanan air payau, dilakukan di tepi-tepi pantai yang datar dalam

bentuk tambak atau empang. Jenis ikan yang diusahakan adalah udang

dan bandeng.

2. Perikanan air tawar, meliputi perikanan di sawah, kolam, danau, sungai,

dan keramba. Jenis-jenis ikan yang diusahakan adalah ikan mas, nila, lele,

gurami.

B. Perikanan Laut

Usaha pembudidayaan atau penangkapan hewan-hewan laut disebut

dengan perikanan laut. Penangkapan hewan-hewan laut biasanya dilakukan

oleh penduduk yang tinggal di kawasan pesisir. Nelayan biasanya menangkap

hewan-hewan laut di kawasan laut-laut dangkal atau zona neritik. Secara

8

Page 9: Sistem Mata Pencaharian

tradisional, para nelayan biasanya menggunakan perahu-perahu kecil.

Penangkapan besar-besaran biasanya menggunakan perahu motor yang besar.

Jenis peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan sangat beragam,

misalnya pancing, jala, jaring, sero, dan lainnya. Potensi perikanan laut

Indonesia sangat besar, karena hampir 60% wilayah Indonesia merupakan

perairan laut. Jenis ikan yang dihasilkan antara lain tongkol, cucut, biawak,

dan tuna. Pusat perikanan laut di Indonesia adalah :

1. Bagan Siapi-api (Riau) merupakan pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.

2. Cilacap dan Tegal (Jawa Tengah)

3. Muncar (Banyuwangi, Jawa Timur)

4. Airtembaga (Sulawesi Utara).

Hasil penangkapan ikan, baik perikanan darat atau laut perlu diawetkan

agar dapat bertahan lama. Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain

pendinginan, penggaraman, pemindangan, pengasapan, dan pengalengan.

2.3.5 Kehutanan

Lebih dari 50% kawasan darat di Indonesia adalah hutan. Hutan

merupakan kawasan yang ditumbuhi beragam jenis pohon. Di kawasan hutan,

biasanya tinggal berbagai jenis binatang yang menggantungkan kehidupannya

pada hasil-hasil hutan. Sebagai negara yang berada di lintang khatulistiwa,

Indonesia memiliki banyak hutan karena curah hujan yang tinggi. Hutan di

Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.

A. Berdasarkan Asalnya atau Terjadinya Hutan

1. Hutan alami, yaitu hutan yang tumbuh secara almiah, contoh: hutan rimba.

2. Hutan buatan, yaitu hutan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk diambil

hasil kayunya untuk industri. Contoh: hutan karet dan hutan jati.

B. Berdasarkan Jenis Tanamannya

1. Hutan homogen, yaitu hutan yang hanya terdiri atas satu jenis tanaman

saja. Contoh: hutan jati dan hutan pinus.

2. Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam jenis

9

Page 10: Sistem Mata Pencaharian

tanaman, biasanya merupakan hutan alami.

C. Berdasarkan Fungsi atau Manfaatnya

1. Hutan produksi, yaitu hutan yang ditanam untuk dimanfaatkan kayunya,

getahnya, dan sebagainya. Contoh hutan jati, hutan pinus, dan hutan

karet.

2. Hutan lindung, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi tanah dari

erosi dan untuk konservasi hutan. Hutan ini banyak dijumpai di

pegunungan atau lereng-lereng bukit.

3. Hutan suaka, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi jenis

tumbuhan (cagar alam) dan jenis hewan tertentu (suaka margasatwa).

Contoh: Kebun Raya Bogor dan Ujung Kulon (badak bercula satu).

4. Hutan wisata, yaitu hutan yang difungsikan untuk wisata dan rekreasi.

Secara umum fungsi dan manfaat hutan dapat dikelompokkan menjadi

empat yaitu sebagai berikut :

- Fungsi hidrologis yaitu dapat menyimpan cadangan air.

- Fungsi ekonomis yaitu dapat diambil hasilnya untuk kegiatan produksi

sehingga mendatangkan devisa bagi negara.

- Fungsi klimatologis yaitu dapat mengatur cuaca atau iklim dan

menyegarkan udara.

- Fungsi orologis yaitu untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

Oleh karena begitu pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan, maka

kelestariannya perlu dijaga dari kerusakan, baik dari kebakaran hutan dan

penebangan hutan secara liar (ilegal logging).

2.3.6 Pertambangan

Pertambangan dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan

mengolah sumber daya alam yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi

sebagian kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan tidak terbatas pada upaya

penggalian dan pengambilan saja, namun juga meliputi upaya-upaya pengolahan

sumber daya tersebut untuk dijadikan barang setengah jadi sebagai bahan dasar

10

Page 11: Sistem Mata Pencaharian

industri.Secara garis besar barang tambang dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu sebagai berikut.

A. Berdasarkan manfaat atau kegunaannya, barang tambang dapat dibedakan ke

dalam tiga golongan :

1. Golongan A, yaitu barang tambang strategis dan penting untuk

perekonomian negara. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, bijih

besi, tembaga, dan nikel.

2. Golongan B, yaitu barang tambang yang vital dan penting bagi kehidupan

orang banyak atau penting untuk hajat hidup orang banyak. Contohnya

emas, perak, belerang, fosfat, dan mangan.

3. Golongan C, yaitu barang tambang yang secara langsung digunakan untuk

bahan keperluan industri. Contohnya batu gamping, kaolin, marmer, gips,

dan batu apung.

B. Berdasarkan bentuknya, barang tambang dikelompokkan sebagai berikut :

1. Barang tambang berbentuk energi, yaitu barang tambang yang dapat

menghasilkan tenaga atau energi yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, dan uranium.

2. Barang tambang berbentuk mineral logam. Contohnya timah, tembaga,

bijih besi, emas, perak, dan nikel.

3. Barang tambang berbentuk mineral bukan logam. Contohnya intan,

belerang, gamping, marmer, pasir kwarsa, dan fosfat.

Selain dari pengelompokan di atas, barang tambang dapat dikelompokkan

berdasarkan bahan asal pembentukannya yaitu mineral organik dan mineral

anorganik. Mineral organik yaitu mineral yang berasal dari sisa makhluk hidup

misalnya gas alam, minyak bumi, dan batubara. Mineral anorganik yaitu mineral

yang berasal dari sisa-sisa bahan anorganik misalnya kaolin, batu, pasir kwarsa,

yodium.

Untuk mendapatkan barang tambang yang masih terdapat di alam perlu

dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah eksplorasi, yaitu melakukan

11

Page 12: Sistem Mata Pencaharian

kegiatan penyelidikan dan penelitian pada suatu daerah yang diperkirakan

mengandung barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya adalah eksploitasi,

yaitu tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di dalam bumi.

Wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun begitu,

belum semua potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal.

2.3.7 Perindustrian

Perindustrian merupakan usaha manusia untuk mengubah bahan mentah

atau barang setengah jadi menjadi barang jadi. Bidang perindustrian merupakan

bidang pencaharian yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia berupaya untuk

terus mendorong bidang perindustrian agar lebih maju sehingga dapat

menampung banyak tenaga kerja. Berdasarkan besaran proses produksinya,

industri dapat digolongkan menjadi industri kecil, industri menengah, dan

industri besar.

A. Industri Kecil

Industri kecil merupakan kegiatan industri dalam skala terbatas. Jenis

industri ini biasanya berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya pun

terbatas dan teknologi yang digunakan dalam industri ini tidak terlalu

kompleks. Contohnya antara lain rumah batik, pembuatan makanan ringan,

pembuatan anyam-anyaman, dan sebagainya.

B. Industri Menengah

Industri menengah merupakan kegiatan industri yang tidak berbasis pada

rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya lebih banyak dari industri kecil dan

teknologi yang digunakan dalam industri ini sudah mulai melibatkan mesin-

mesin dalam jumlah terbatas. Contohnya antara lain industri percetakan,

konfeksi, dan penggergajian kayu.

C. Industri Besar

Industri besar kegiatannya dalam skala besar. Jenis industri ini

memerlukan modal besar, dengan jumlah tenaga kerja sangat banyak, dan

12

Page 13: Sistem Mata Pencaharian

teknologi yang digunakan sangat kompleks yaitu melibatkan mesin-mesin

berukuran besar dalam jumlah banyak. Contoh industri besar adalah

pembuatan mobil, pesawat terbang, dan pengolahan besi.

2.3.8 Pariwisata

Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan dengan tujuan rekreasi.

Mata pencaharian di sektor pariwisata beragam jenisnya, antara lain berupa

penjualan jasa sebagai pemandu (guide), penyedia penginapan (akomodasi),

hingga agen perjalanan. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak

kawasan dan potensi pariwisata. Keindahan alam Indonesia sangat terkenal

hingga ke berbagai negara. Namun, masih sedikit penduduk Indonesia yang

bekerja di bidang pariwisata.

2.3.9 Transportasi dan Jasa

Jasa merupakan usaha manusia untuk membantu manusia lainnya dalam

mencapai atau melaksanakan sesuatu. Sementara itu, transportasi merupakan

kegiatan pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Pencaharian penduduk dalam bidang ini pun sangat beragam. Bidang jasa dan

transportasi terutama menjadi pilihan pencaharian masyarakat perkotaan.

Beberapa contohnya antara lain adalah pekerjaan sebagai penerjemah,

penyewaan barang, pengemudi, pilot, masinis, dan sebagainya.

2.3.10 Perdagangan

Perdagangan dilakukan untuk menyalurkan dan memasarkan barang jadi

dari produsen kekonsumen. Perdagangan diperlukan karena adanya perbedaan

jumlah barang atau komoditi tertentu antara suatu kawasan dengan kawasan lain.

Berdasarkan besaran dan jenis barang, perdagangan dapat dikelompokkan

menjadi perdagangan kecil, perdagangan menengah, dan perdagangan besar.

Perdagangan kecil, kegiatannya berupa penyaluran barang langsung kepada

pembeli (eceran). Perdagangan menengah kegiatannya berupa penyaluran barang

dari pedagang besar pada pedagang kecil sehingga tidak melibatkan konsumen.

Perdagangan besar kegiatan melibatkan produsen barang atau pemilik barang

13

Page 14: Sistem Mata Pencaharian

dalam jumlah besar dengan para pedagang menengah.

Untuk menunjang kehidupan, setiap masyarakat pasti memiliki mata

pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata

pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku

bangsa minangkabau yang tersebar diberbagai pelosok tanah air banyak berusaha

di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan Madura banyak yang ahli dalam

hal pelayaran tradisional. Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Begitu

pula suku-suku bangsa lainnya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada

yang bergerak dibidang industri.

Adapun s istem mata pencaharian tradisional, adalah sistem-sistem yang

bersifat tradisional terutama terhadap kebudayaan suatu suku bangsa. Secara

tradisional Koentjaraningrat mengklasifikasikan mata pencarian manusia, terdiri

dari :

A. Berburu dan Meramu

Perburuan atau berburu adalah praktek mengejar, menangkap, atau

membunuh hewan liar untuk dimakan, rekreasi, perdagangan, atau

memanfaatkan hasil produknya (seperti kulit, susu, daging dan lain-lain).

Berburu dan meramu merupakan suatu mata pencaharian manusia yang paling

tua, tetapi masa sekarang sebagian besar manusia beralih ke mata pencaharian

lain. Suku-suku bangsa yang berburu dan meramu hanya tinggal sedikit,

namun para ahli antropologi masih tetap perhatian terhadap suatu bentuk mata

pencaharian tersebut, untuk dapat menganalisa azas masyarakat dan

kebudayaan manusia secara historikal.

Dalam hal ini para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap

soal-soal, seperti hak rakyat dan milik atas wilayah berburu, sumber-sumber

air, perangkap-perangkap, alat transportasi, dan lain-lain Para antropolog juga

menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti susunan kelompok manusia serta

hubungan antara mereka dalam hal berburu. Masalah bantuan tenaga dalam

14

Page 15: Sistem Mata Pencaharian

pemburuan, masalah kepemimpinan dalam aktivitas berburu, dan sebagainya.

B. Beternak

Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu

hal penting mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negara,

berternak merupakan suatu seni tersendiri. Di negara-negara tertentu

mempunyai hukum yang tegas mengenai perlakuan terhadap binatang ternak.

Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai

dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin

berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal

menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan

kambing yang semula hanya diambil dagingnya, mulai dimanfaatkan susu dan

kulitnya. Setelah itu, manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil

kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah.

Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.

Beternak secara tradisional merupakan suatu mata pencaharian pokok

yang dikerjakan dengan cara besar-besaran. Sepanjang sejarah, suku-suku

bangsa peternak menunjukan sifat-sifat agresif. Hal ini karena mereka secara

terus menerus harus menjaga keamanan binatang ternak mereka terhadap

serangan atau pencurian. Bangsa-bangsa peternak biasanya hidup

mengembara sepanjang musim semi dan musim panas. Dimana mereka

berkemah di jalan pada malam hari. Dalam musim dingin mereka menetap di

suatu desa induk yang tetap. Dalam hal mempelajari masyarakat peternak,

ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah seperti

tanah peternakan dan modal, tenaga kerja, produksi dan teknologi produksi,

dan lain-lain.

C. Bercocok Tanam di Ladang

Merupakan suatu bentuk mata pencaharian manusia yang lambat laun

akan hilang karena diganti dengan bercocok tanam menetap. Para ahli

antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal tanah dan modal,

15

Page 16: Sistem Mata Pencaharian

susunan kelompok manusia serta hubungan antara mereka dalam berladang,

teknologi dan cara-cara produksi, masalah pembagian, distribusi dan

penjualan hasil-hasil ladang.

D. Menangkap ikan

Manusia zaman purba yang kebetulan hidup di dekat sungai, danau, atau

laut, telah memanfaatkan sumber daya alam untuk keperluan hidupnya. Dalam

mempelajari suatu masyarakat yang berdasarkan mata pencaharian mencari

ikan. Para ahli antropologi menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti,

sumber alam, dan modal, tenaga kerja, teknologi produksi dan konsumsi

distribusi dan pemasaran. Sumber alam dan modal, menyangkut hal-hal

seperti hak terhadap daerah-daerah tertentu dalam sungai, danau atau pantai

dan soal yang menyangkut hak atas tempat berlabuh perahu. Hal yang

terpenting dalam soal modal adalah hak milik atas alat-alat menangkap ikan,

jerat, jala dan hak milik perahu dan alat-alat berlayar. Soal tenaga kerja,

menyangkut seperti usaha gotong royong dan cara-cara mengerahkan tenaga

untuk menangkap ikan bersama-sama. Soal teknologi produksi menyangkut

banyak hal, misalnya cara menangkap ikan, memelihara alat-alat perikanan

dan lain-lain. Soal distribusi dan pemasaran, menyangkut hal-hal yang ada

hubungannya dengan cara pengawetan ikan dan penjualan serta

pendistribusian kepada tengkulak atau pasar-pasar ikan.

E. Bercocok Tanam Menetap dengan Irigasi.

Bercocok tanam menetap dengan irigasi pertama muncul di beberapa

daerah di dunia yang terletak di daerah perairan sungai-sungai besar, karena

sangat subur tanahnya. Banyak suku bangsa yang melakukan bercocok tanam

di lading, sekarang mulai berubah menjadi petani menetap. Perubahan ini

dikarenakan penduduk mencapai kepadatan yang tinggi. Hal ini dapat

dimengerti karena bercocok tanam diladang banyak memerlukan tanah bagi

setiap keluarga. Ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-

masalah yang berkaitan dengan bercocok tanam menetap, yaitu masalah tanah

16

Page 17: Sistem Mata Pencaharian

dan modal, tenaga kerja, teknologi, konsumsi, distribusi, dan pemasaran.

Kehidupan manusia berkembang dengan cepat karena berbagai proses

perpindahan budaya (hampir tidak ada lagi kebudayaan suatu suku bangsa yang

murni). Karena itu sistem mata pencarian hidup pun berkembang dengan pesat,

walaupun perkembangan ini tidak terjadi secara bersamaan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di dalam kehidupan sehari hari, suatu masyarakat terdapat berbagai

macam kebudyaan, termasuk mata pencaharian mereka. Hal ini karena keadaan

sosial dan geografi mereka yang berbeda-beda, sehingga harus disesuaikan

dengan kondisi keadaan masyarakat itu sendiri, agar mereka dapat bertahan

memenuhi kebutuhan hidup. Hal yang demikian terjadi dengan otomatis karena

penyesuaian mereka secara perlahan lahan hingga membentuk suatu kebiasaan

yang terus di jalani pada dirinya dan masyarakat sekitarnya serta pada keturunan

mereka. Dengan demikian suatu mata pencaharian di dalam suatu masyarakat itu

ada akibat dari keadaan sosial dan geografi dari masyarakat secara umum.

17

Page 18: Sistem Mata Pencaharian

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id

http://id.wikipedia.org

http://www.nandalawi.co.cc/2011/03/mata-pencaharian-penduduk-indonesia.htl

http://akhiru.wordpress.com/2013/02/11/sistem-ekonomi-sistem-mata-

pencaharian-hidup/

http://www.coretanku.web.id/2012/06/sistem-mata-pencaharian.html#.Uod-

qzfClQk

18