Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

34
SISTEM KOLOID Bagus Raditya Elizabeth Hotmaulitua Hana Rotua Selvi Prabudewa Sebayang Ruth Prima Basana Hutagaol

description

Rangkuman Sistem Koloid Lengkap

Transcript of Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Page 1: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

SISTEM KOLOIDBagus Raditya

Elizabeth HotmaulituaHana Rotua Selvi

Prabudewa SebayangRuth Prima Basana Hutagaol

Page 2: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

SISTEM KOLOID

Page 3: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

SISTEM KOLOID

Page 4: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi

dengan ukuran tertentu dalam medium

pendispersi. Zat yang didispersikan disebut

fase terdispersi, sedangkan medium yang

digunakan untuk mendispersikan disebut

medium pendispersi.

Sistem Koloid, berkaitan erat dengan

kehidupan sehari-hari. Cairan tubuh seperti

darah, adalah sistem koloid. Bahan makanan,

seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem

koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan

kosmetik, dan tanah pertanian, juga

merupakan sistem koloid

Page 5: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Sistem dispersi :

Dipersi Molekuler (larutan)

Disperi kasar (suspensi)

Dispersi halus (koloid)

Page 6: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Larutan bersifat kontinu dan merupakan

sistem satu fase (homogen). Ukuran

partikelnya < 1 nm (1 nm = 10-9 m). Larutan

bersifat stabil (tidak memisah) dan tidak

dapat disaring. Contohnya, campuran gula

dalam air dan diperoleh larutan gula.

Larutan

Sejati

< 1 nm

Page 7: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Suspensi bersifat heterogen, tidak

kontinu, sehinggga merupakan

sistem 2 fase. Ukuran suspensi >100

nm. Suspensi dapat dipisahkan

dengan penyaringan. Contohnya,

campuran tepung terigu dengan air.

Walaupun campuran ini diaduk,

lambat laun tepung terigu akan

memisah.

Suspensi

> 100 nm

Page 8: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Koloid adalah suatu campuran yang

keadaannya terletak antara larutan

dan suspensi (campuran kasar).

Koloid merupakan sistem heterogen,

di mana suatu zat “didispersikan”

ke dalam suatu media yang

homogen. Dimana ukuran partikel

dari koloid berkisar antara 1 s.d 100

nm

Koloid

1 s.d. 100 nm

Page 9: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Page 10: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

PENGELOMPOKAN KOLOID

Page 11: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

FASE

TERDISPERSI

FASE

PENDISPERSINAMA CONTOH

Padat

SolPadat

Padat

Cair

Cair

Cair

Gas

Gas

Aerosol padatGas

Cair

Padat

Gas

Cair

Padat

Cair

Padat

Sol padat

Aerosol cair

Emulsi

Emulsi padat

Buih

Buih padat

Asap, debu di udara

Sol emas, sol belerang,

tinta, cat

Jelly, mutiara, opal

Susu, santan, minyak ikan

Kabut dan awan

Gelas berwarna, intan

hitam

Buih sabun, krim kocok

Karet busa, batu apung

Page 12: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Sol adalah Sistem Koloid dari partikel padatyang terdispersi dalam zat cair. Koloid jenissol banyak ditemukan dalam kehidupansehari-hari maupun Industri

Contoh : air sungai, sol sabun, sel detergent, sol kanji, tinta tulis dan cat

Sol

Air sungai dan Air Kanji adalah Sol

Page 13: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Aerosol adalahsistem Koloid daripartikel padat ataucair yang terdispersidalam gas.

Produk yang dibuatdalam bentuk aerosol antara lain semprotrambut, cat semprot, parfum dan obatnyamuk.

Aerosol

Obat anti nyamuk

semprot merupakan

aerosol

Page 14: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Emulsi adalah sistem koloiddari zat cair yang terdispersidalam zat cair. Syaratterjadinya emulsi adalh keduajenis zat cair tidak salingmelarutkan. Untuk membentukemulsi diperlukan emulgator.

Air dan minyak diperlukansuatu sabun atau detergent sebagi emulgator. Sedangkansusu emulgatornya adalahkasein

Emulsi

Susu adalah emulsi antara

air dengan lemak dan

kasein sebagai emulgator

Page 15: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Buih adalah sistem Koloid darigas yang terdispersi dalam zatcair, untuk menstabilkan buihdiperlukan pembuih berupasabun atau detergent .

Buih dapat dibuat dengansuatu gas kedalam zat cairyang mengandung pembuih

Buih

Buih sabun

Page 16: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Gel adalah koloid setengah kaku. Gel dapat terbentukdari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsimedium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agakpadat

Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun dan gel silika

Gel

Bahan KosmetikMayonaise

Page 17: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

SIFAT-SIFAT KOLOID

Page 18: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Gerak Brown,

Gerak zig-zag ataugerak acak pada koloiddisebut gerak Brown, sesuai dengan namapenemunya seorang ahliBiologi Robert Brown. Makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium pendispersi meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid, karena bergerak terus-menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya grafitasi sehingga tidak mengendap.

Page 19: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Cahaya

Larutan

Layar

Cahaya

Larutan

Layar

Larutan sejati

meneruskan

cahaya, berkas

cahaya tidak

kelihatan

Sistem koloid

menghamburkan

cahaya, berkas

cahaya kelihatan

Lintasan

sinar

Efek Tyndall, Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

Efek Tyndall merupakan salah satu cara yang sederhana untuk mengetahui suatu dispersi itu merupakan koloid atau bukan

CONTOH: sorot lampu padamalam yang berkabut, sorotlampu proyektor dalam gedungbioskop yang berasap/berdebu, dan berkas sinar matagarimelalui celah daun pohon-pohonpada pagi hari yang berkabut.

Page 20: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Adsorbsi• Sifat adsorbsi : penyerapan terhadap partikel atau ion

atau senyawa yang lain sehingga partikel koloidbermuatan.

• Contoh :Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannyamenyerap ion H+.

Fe(OH)3H+

H+

H+

H+

H+Cl- Cl-

Cl-

Cl-

Cl-

Page 21: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Elektroforesa,

Peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektroda positif). sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif) sehingga elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.

(+) (-)-----------

Kutub ( - )Kutub ( + )

Koloid yang bermuatan

negatif menuju kutub positip

Page 22: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

KOAGULASIKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloidyang bermuatan positif akan digumpalkan di katode. Koagulasikoloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif, sedangkankoloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3-

3-

3-

3-

3-

+

++

+

++

+++

+

++

+ ++

+

+

+

++

++

+

++

+

Sol Fe(OH)3 dikelilingi

ion Cl-

Sol Fe(OH)3

dikelilingi ion PO43-

Page 23: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Beberapa contoh koagulasi :

1.Pembentukan delta di muara sungai

2.Karet dalam lateks dengan

menambahkan asam format

3.Lumpur koloidal dalam air sungai dapat

digumpalkan dengan menambahkan tawas

4.Asap dan debu dari pabrik dapat

digumpalkan dengan alat koagulasi listrik

dari Cottrel

+

-

+

Zat padat yang diendapkan

Gas-gas

bebas asap

Gas-gas

buangan

yang

berasap

Cottrel

Page 24: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Koloid liofil

Koloid Liofil yaitu koloid yang senang cairan (bahasa Yunani lyo = cairan ; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorbsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid.

Jika medium pendispersinya air maka disebut dengan hidrofil (senang air). Contoh koloid liofil adalah sabun, detergen,kanji, protein dan agar-agar.

Agar-agar termasuk

Koloid Liofil

Page 25: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Koloid liofob

Koloid Liofob yaitu koloid yang benci cairan (phobia = benci).

Partikel koloid tidak mengadsorbsi molekul cairan. Jika mediumnya air maka disebut dengan hidrofob (benci air).

Contoh koloid hidrofob: sol belerang, sol Besi (III) Hidroksida atau Fe(OH)3, dan beberapa sol logam

Sol Fe(OH)3 termasuk Koloid

Liofob

Page 26: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Perbedaan Sol Hidrofil dansol Hidrofob

• Sol hidrofil– Efek tyndall lemah– Stabil– Bersifat reversibel– Terdiri atas zat organik– Mengadsorbsi mediumnya– Viskositas lebih besar

dari mediumnya– Dapat dibuat dengan

konsentrasi relatif besar– Tidak mudah digumpal

dengan penambahanelektrolit

– Ex : Sabun, agar2, kanji.

• Sol Hidrofob– Efek tyndall lebih jelas– Kurang stabil– Tidak reversibel– Terdiri dari zat anorganik– Tidak mengadsorbsi

mediumnya– Viskositas hampir sama

dengan medium– Hanya stabil pada

konsentrasi kecil– mudah digumpal dengan

penambahan elektrolit– Ex : Sol belerang, sol logam.

Page 27: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Koloid pelindung• Koloid pelindung : suatu koloid yang ditambahkan pada

koloid lain agar diperoleh koloid yang stabil, tapi tidakmenyebabkan koagulasi karena melapisi partikel koloidsehingga melindungi muatan koloid.

• Koloid pembungkus akan membungkus partikel zat

terdispersi sehingga tidak dapat lagi mengelompok.

• Contoh :

1. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk

mencegah pembentukkan kristal besar es atau gula

2. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan

suatu koloid pelindung.

3. Zat-zat pengelmusi, seperti sabun dan detergen, juga

tergolong koloid pelindung

Page 28: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Dialisis• Dialisis : proses penghilangan ion ion yang menganggu

kestabilan koloid dengan cara penyaringan

• Contoh : proses pemisahan

hasil metabolisme dari darah oleh ginjal

+

++

+--

-

Air masuk

Air keluar dengan ion

-+

Koloid

Ion- ion

Page 29: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Sistem KoloidPengolahan air bersih

Desinfeksi

Koagulasi

Penyaringan

Adsorbsi

Skema proses pengolahan air bersih

Page 30: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Proses pengolahan air

DesinfeksiKoagulasi Penyaringan Adsorbsi

Page 31: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

KOAGULASI

• Air sungai di endapkanlumpurnya lalu tambahkan tawas/ Al2(SO4)3 dan gas klorin / kaporit.

• Fungsi tawas : menggumpalkanlumpur koloid sehingga mudahdisaring

Membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorbsi zatpencemar dan mengendapkannya

• fungsi kaporit : pembasmi kuman

Page 32: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Penyaringan

• Air disaring dengan saringanyang terdiri dari lapisankerikil dan pasir

adsorpsidesinfeksi

Page 33: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Proses Adsorbsi

• Penyerapan dilakukan olehAl(OH)3 dan karbon aktif

• Fungsi karbon aktif yaitumenghilangkan bau, warna, rasa, dan zat-zat kimia.

Page 34: Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta

Proses Disenfeksi

Air yang sudah cukup bersihditambahkan kapur untukmenaikkan Ph dan gas Klorin gunamematikan hama