Sistem Keamanan Pada Sebuah Pintu Berbasis Mikrokontroller AT89S51
-
Upload
andre-gunawan -
Category
Documents
-
view
3.975 -
download
18
Transcript of Sistem Keamanan Pada Sebuah Pintu Berbasis Mikrokontroller AT89S51
i
LAPORAN PROYEK AKHIR
SISTEM KEAMANAN PADA SEBUAH PINTU
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
Diajukan untuk memenuhi
Persyaratan Kelulusan Program Diploma Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Disusun oleh :
ANDRE GUNAWAN
05/184321/NT/10755
PROGRAM DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
ii
LAPORAN PROYEK AKHIR
SISTEM KEAMANAN PADA SEBUAH PINTU
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
Disusun oleh :
ANDRE GUNAWAN
05/184321/NT/10755
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Ketua Program Diploma Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Ir. Lukman Subekti, M.T. NIP. 132 052 395
Dosen Pembimbing
Ir. Lukman Subekti, M.T. NIP. 132 052 395
iii
LAPORAN PROYEK AKHIR
SISTEM KEAMANAN PADA SEBUAH PINTU
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
Telah diuji dan dipertahankan dihadapan tim penguji
Serta dinyatakan lulus pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 21 Juli 2008
Pukul : 15:00 WIB
Tempat : Ruang Sidang II
Progam Diploma Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta
Tim Penguji,
1. Ketua Penguji Ma’un Budiyanto, S.T, M.T.
NIP. 132 232 018
4. Anggota Penguji
Hidayat Nur Isnianto, S.T. NIP. 132 302 693
3. Penguji Utama
Alif Subardono, S.T, M.T. NIP. 132 302 681
2. Sekretaris Penguji
Ir. Rizal NIP. 131 766 568
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Proyek Akhir ini aku persembahkan untuk :
Kedua orang tua-ku yang telah memberikan semangat, doa, dan berbagai
macam nasehat serta selalu sabar walau terkadang aku sering
merepotkan
Kakak dan adik-ku : Mardalena, Yuni, Devi, dan Rachmah terima kasih
telah memperhatikan aku selama ini
Keponakan-ku Dzacky yang telah membangkitkan semangat-ku untuk
segera menyelesaikan Proyek Akhir ini
Almamater-ku...
HIDUP MAHASISWA !!!
v
Motto
Positive Thinking Before do Something
Jangan menyerah sebelum berperang, karena kita tidak tahu apa yang akan
terjadi di akhir perjuangan nanti. Begitu juga dengan proyek akhir, jangan takut
untuk melakukan hal yang baru dalam hidup ini, kegagalan adalah suatu
keberhasilan yang tertunda, anggap aja kegagalan itu sebagai tantangan, ga ada
yang sempurna di dunia ini, keberhasilan pasti dibayangi oleh kegagalan, hanya
Atheis yang mudah berputus asa.
Terus berkarya bagi negeri tercinta ini, tetep keren dan tetep asyik (kaya
saya ^_^), Stop Global Warming! And Go Green!.
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek akhir
Sistem Keamanan Pada Sebuah Pintu Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
Proyek akhir merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Diploma Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada dan merupakan
syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Ahli madya. Proyek akhir akan
memberikan manfaat bagi mahasiswa, diantaranya mahasiswa dapat menemukan
langsung permasalahan saat membuat alat tersebut.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan Proyek Akhir ini maupun dalam penyusunan
laporannya, di antaranya :
1. Bapak dan Ibu-ku yang telah memberikan dukungan, semangat,
do’a, nasehat, dan sangat sabar dalam menghadapi-ku, aku
bangga pada kalian.
2. Kakak dan adik-ku : Mardalena, Yuni, Devi, dan Rachmah
terimakasih telah memperhatikan-ku selama ini.
3. Keponakan-ku Dzacky yang memberikan semangat untuk
segera menyelesaikan Proyek Akhir ini.
4. Bapak Ir. Lukman Subekti, M.T selaku Ketua Program Diploma
Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada dan sekaligus sebagai
dosen pembimbing, terimakasih atas bimbingan-nya.
vii
5. Bung Evan terimakasih banyak atas ilmu mikrokontroler-nya,
dan sekali lagi terimakasih telah meluangkan waktu untuk
mengajari penulis mikrokontroler.
6. Bung Aji MAPADEGAMA terimakasih atas tips dan trik
profesional-nya dalam menggunakan berbagai alat untuk
membuat hardware dari proyek akhir ini.
7. Temen-temen-ku yang ganteng dan cantik : Ginanjar, Irjason,
Wiwit, Abdi, Redha, Aji Budianto, Marlin, Mas Feryonika, Baja
0’6, Reza 0’6, Restu 0’6, Kiky 0’6, Akbar 0’6 (kapan-kapan
ngenet gratis ya Bar…), Chulis 0’6, Andika X-KHMTE
(makasih ya udah ngijinin pake ruangan-nya, lumayan tinggal
gratis…), Wendy 0’6 (insyaf wen…stop maksiat!), Arif gendut
0’7, Alvi, Ajeng (thank u jeng udah mau bantu, makasih ya),
Inez, Ana, yang terakhir… Indah, semuanya makasih yach…
8. Temen kost, Azmi thank u for everything.
9. Temen lama-ku : Feriza Lukman (Maneh), Yanuardi (Abe),
Mukhlas, Eko, Ali si item hahaha… dan Yohanes, terimakasih
atas dukungan-nya, terimakasih juga telah memantau
perkembangan proyek akhir ini, kalian memang top! markotop
dan sip! markosip pokoknya asyiklah…hihihi…thank u bro!.
10. Temen-temen di laboratorium teknik ketenagaan : Mas Eko,
Mas Sabar, Pak Slamet, terimakasih.
11. Temen seperjuangan di perang Vietnam, Danang Kreebo.
viii
12. Temen yang selalu menyusahkan, Irpan, dan Fauzan (ga kok
becanda…kalian temen yang ok, thank u yach!).
13. Sriwijaya FC Fans Club : Robby, Parizal, dan Sapta makasih ya
atas saran mekaniknya, kapan-kapan nonton bola bareng lagi.
14. Buat Ly, makasih ya say…^_^
15. Nia anak UNSRI makasih ya do’a-nya.
16. Mba penjual komponen elektronika di Sinar lama, cieeee…..
17. Seluruh civitas akademika Program Diploma Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada.
18. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyusunan laporan-laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
rekan-rekan yang membacanya.
Yogyakarta, Juni 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
PRAKATA ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................. 3
1.4 Metodelogi Pelaksanaan Proyek Akhir ........................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI ............................................................................ 6
2.1 Pengertian sistem Keamanan .......................................................... 6
2.2 Microcontroller ............................................................................... 6
2.2.1 Microcontroller AT89S51 ...................................................... 8
2.2.2 Konfigurasi Pin ...................................................................... 9
2.2.3 Block Diagram Microcontroller AT89S51 ............................. 12
x
2.2.4 Organisasi Memory ................................................................ 13
2.2.5 Register .................................................................................. 15
2.2.6 Mode Pengalamatan ............................................................... 16
2.2.7 Timer ...................................................................................... 17
2.2.8 Interupsi ................................................................................. 18
2.2.9 Osilator ................................................................................... 19
2.3 Sensor Infra Merah .......................................................................... 20
2.3.1 LED Infra Merah .................................................................... 20
2.3.2 Modul Penerima Infra Merah IRM8510 ................................ 21
2.4 Catu Daya (power Supply) .............................................................. 22
2.4.1 Transformator ......................................................................... 24
2.4.2 Dioda ...................................................................................... 25
2.4.3 Kapasitor ................................................................................ 28
2.4.4 IC Regulator ........................................................................... 30
2.4.4.1 Regulator LM7805 ........................................................... 31
2.4.4.2 Regulator LM7809 ........................................................... 31
2.5 LCD LCM1602A ............................................................................ 31
2.6 Driver Motor (L293) ....................................................................... 33
2.7 Motor DC ........................................................................................ 35
2.8 Limit Switch ..................................................................................... 37
2.9 Switch .............................................................................................. 37
BAB III PEMBUATAN ALAT ................................................................ 38
3.1 Blok Diagram Sistem ...................................................................... 38
xi
3.2 Gambaran Sisetm secara Umum ..................................................... 39
3.3 Pembuatan Perangkat Keras ............................................................ 39
3.3.1 Pembuatan Bagian Mekanik .................................................. 39
3.3.2 Pembuatan Bagian Elektrik .................................................... 42
3.3.2.1 Sistem Keamanan Pada Sebuah Pintu Dengan AT89S51 42
3.3.2.2 Rangkaian Catu Daya (Power Supply) ............................. 43
3.3.2.3 Remote Control ................................................................ 45
3.3.2.4 Penerima Infra Merah ...................................................... 46
3.3.2.5 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 .................... 48
3.3.2.6 LCD (Liquid Crystal Display) LCM1602A ..................... 49
3.3.2.7 Driver Motor L293D ........................................................ 50
3.3.2.8 Limit Switch ...................................................................... 51
3.3.2.9 Switch ............................................................................... 52
3.3.2.10 Motor DC ....................................................................... 53
3.3.2.10.1 Motor DC 1 .............................................................. 53
3.3.2.10.2 Motor DC 2 .............................................................. 54
3.4 Perancangan Perangkat Lunak ........................................................ 55
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 65
4.1 Pendahuluan .................................................................................... 65
4.2 Pengujian Rangkaian Pengendali (Remote Control) ....................... 66
4.2.1 Pengujian LED Infra Merah ...................................................... 66
4.2.2 Pencarian Data Remote ............................................................. 67
4.2.3 Pengujian Konsumsi Daya (baterai)
xii
Pada Rangkaian Remote Control .............................................. 72
4.3 Pengujian Rangkaian Penerima ...................................................... 73
4.3.1 Pengujian Tegangan Keluaran Penerima Infra merah .............. 73
4.4 Pengujian Driver Motor DC L293 .................................................. 74
4.5 Pengujian Catu Daya ....................................................................... 75
4.6 Pengujian Pemakaian Alat .............................................................. 79
4.7 Pengujian Jangkauan Remote Control ............................................ 82
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 84
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 84
5.2 Saran ................................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 86
LAMPIRAN ............................................................................................... 87
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konfigurasi pin IC AT89S51 ................................................ 9
Gambar 2.2 Block Diagram Microcontroller AT89S51 ........................... 12
Gambar 2.3 Peta Memori Internal AT89S51............................................ 14
Gambar 2.4 Rangkaian Osilator ................................................................ 20
Gambar 2.5 Simbol LED .......................................................................... 21
Gambar 2.6 Diagram kotak modul penerima infra merah ......................... 21
Gambar 2.7 Diagram Kotak Catu Daya..................................................... 22
Gambar 2.8 Rangkaian Sederhana Penyearah Gelombang Penuh ............ 23
Gambar 2.9 Rangkaian Kapasitor dengan Regulator ................................ 23
Gambar 2.10 Transformator ...................................................................... 24
Gambar 2.11 Simbol dan Struktur Dioda .................................................. 25
Gambar 2.12 Forward Bias Diode ............................................................ 26
Gambar 2.13Reverse Bias Diode ............................................................... 27
Gambar 2.14 Grafik Arus Dioda ............................................................... 27
Gambar 2.15 Struktur Kapasitor ................................................................ 28
Gambar 2.16 Kapasitor Elektrolit (Kapasitor Polar) ................................. 29
Gambar 2.17 Kapasitor Non Polar ............................................................ 29
Gambar 2.18 Bentuk Fisik IC LM 78XX .................................................. 30
Gambar 2.19 Penerapan Regulator Tegangan Tetap LM 78XX ............... 31
Gambar 2.20 Diagram kotak LCD LCM1602A ...................................... 33
Gambar 2.21 Konfigurasi Pin Driver Motor L293 .................................... 34
xiv
Gambar 2.22 Rangkaian Driver Motor .................................................... 35
Gambar 2.23 Gaya Lorentz ....................................................................... 36
Gambar 2.24 Diagram Garis Limit Switch ................................................ 37
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem ............................................................. 38
Gambar 3.2 Pintu Tampak Depan ............................................................. 40
Gambar 3.3 Mekanik Penggerak Pintu ...................................................... 40
Gambar 3.4 Mekanik Pintu ........................................................................ 41
Gambar 3.5 Sistem Keamanan Pada Sebuah Pintu Dengan AT89S51 ..... 42
Gambar 3.6 Power Supply Schematic........................................................ 44
Gambar 3.7 Rangkaian catu daya pada remote control ............................. 46
Gambar 3.8 Rangkaian IRM8510 .............................................................. 46
Gambar 3.9 Sinyal Keluaran Modul Penerima Infra Merah ..................... 47
Gambar 3.10 Bentuk Fisik IRM8510 ........................................................ 48
Gambar 3.11 Rangkaian clock internal...................................................... 49
Gambar 3.12 Rangkaian Minimum Sistem AT89S51 ............................... 49
Gambar 3.13 Rangkaian LCD ................................................................... 50
Gambar 3.14 Rangkaian Driver Motor DC ............................................... 50
Gambar 3.15 Instalasi Limit Switch ........................................................... 51
Gambar 3.16 Instalasi Switch .................................................................... 52
Gambar 3.17 Central Lock ........................................................................ 54
Gambar 3.18 Mekanik motor DC 2 ........................................................... 55
Gambar 4.1 (a) Remote Control, (b) Rangkaian Penerima,
(c) LCD, (d) Pintu ................................................................. 66
xv
Gambar 4.2 Pengujian LED infra merah ................................................... 67
Gambar 4.3 Rangkaian Pencarian Data remote ......................................... 71
Gambar 4.4 Bentuk Glombang Remote Sony Pada Tombol 1 .................. 67
Gambar 4.5 Pembacaan Data Remote
Berdasarkan Bentuk Gelombang.......................................... 72
Gambar 4.6 Titik Pengukuran Tegangan Keluaran
Penerima Infra Merah ........................................................... 73
Gambar 4.7 Tampilan LCD Kondisi Awal ................................................ 80
Gambar 4.8 Tampilan LCD Pada Saat Password Dimasukkan ................. 80
Gambar 4.9 Tampilan LCD Saat Kondisi Pintu Terbuka .......................... 81
Gambar 4.10 Tampilan LCD Saat Kondisi Pintu Tertutup ....................... 81
Gambar 4.11 Tampilan LCD Saat terjadi Kesalahan Password ............... 82
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port 1 ................................................................. 10
Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port 3 ............................................................. 10
Tabel 2.2 Register TCON ........................................................................... 17
Tabel 2.3 Register Kontrol TMOD ............................................................. 18
Tabel 2.4 Kombinasi mode operasi timer 0 dan 1 ..................................... 18
Tabel 2.5 Alamat vektor pelayanan interupsi ............................................. 19
Tabel 2.6 Register IE ................................................................................. 19
Tabel 2.7 Karakteristik modul penerima infra merah IRM8510 ................ 21
Tabel 4.1 Data Tombol Remote Control .................................................... 71
Tabel 4.2 Pengujian Driver Motor L293 Pada Motor DC 1...................... 75
Tabel 4.3 Pengujian Driver Motor L293 Pada Motor DC 2....................... 75
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Catu Daya ..................................................... 76
Tabel 4.5 Karateristik tegangan regulator LM78XX ................................. 78
Tabel 4.6 Pengujian jangkauan remote control .......................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bermanfaat dalam
mempermudah segala macam aktivitas dan pekerjaan manusia. Pada umumnya manusia
atau konsumen tertarik dengan teknologi karena dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan
yang dilakukannya, misalnya alat yang dapat mengontrol suatu benda dari jarak jauh
atau sistem pengamanan pada sebuah pintu berupa password agar barang berharga atau
berkas-berkas penting didalamnya tidak dapat dimasuki dengan mudah oleh orang lain,
selain dirinya dan kerabat dekatnya.
Peralatan elektronika yang digunakan untuk mengendalikan suatu benda, atau
sistem pengamanan pada suatu ruangan banyak menggunakan microprocessor sebagai
otak yang mengendalikan seluruh proses, microprocessor tersebut lebih dikenal dengan
sebutan microcontroller, yang bekerja sesuai dengan apa yang terprogram didalamnya.
Pada saat ini microcontroller tidak hanya digunakan di universitas sebagai bahan
penelitian tetapi banyak juga digunakan oleh industri sebagai sistem pengendali untuk
membantu proses produksi. Seiring berkembangnya zaman, teknologi maju dengan
pesat sehingga banyak orang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk diterapakan
dalam kehidupan rumah tangga membantu kegiatan mereka sehari-hari.
Dalam kehidupan manusia, keamanan adalah hal yang sangat penting karena
menyangkut privasi kebutuhan hidupnya. Untuk mengamankan sesuatu barang yang
1
2
berharga dalam suatu ruangan, manusia menggunakan subuah kunci manual agar
barang berharga miliknya dapat selalu terjaga, namun kunci manual tidaklah cukup
untuk mengamankan barang berharga karena memiliki suatu kelemahan. Untuk
menanggulangi kelemahan pada kunci manual (konvensional) diciptakanlah kunci
digital sebagai alternatif mengatasi kelemahan tersebut sebagai sistem keamanan. Kunci
digital dapat digunakan di rumah, kantor, brankas, maupun kendaraan. Kunci digital
adalah kunci yang memakai nomor pin (personal identification number) sebagai
password untuk membuka dan menutup kunci, keypad digunakan untuk memasukkan
nomor pin berupa password yang memberikan instruksi pada microcontroller agar dapat
membuka dan menutup kunci.
Dari latar belakang tersebut, penulis ingin mengembangkan kunci digital dengan
menggunakan pin ke sistem keamanan pada suatu ruangan berupa sebuah pintu, yang
dapat membuka dan menutup sekaligus mengunci pintu via infra red dengan
menggunakan password. Untuk mengaplikasikan sistem pengontrolan sebuah pintu
dengan menggunakan password ini digunakan microcontroller. Microcontroller yang
digunakan adalah AT89S51 sebagai pengendali utama semua rangkaian.
1.2 Tujuan
Pembuatan proyek akhir ini bertujuan untuk :
1. Menerapkan microcontroller AT89S51 sebagai pengendali sistem keamanan
pada sebuah pintu.
2. Membuat suatu sistem keamanan pada sebuah pintu dengan menggunakan
password sebagai kunci digitalnya.
3
3. Memanfaatkan remote control (keypad) pemancar sinar infra merah sebagai
alat yang berfungsi memasukkan nomor pin berupa password yang dapat
membuka dan menutup pintu.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan proyek akhir ini penulis akan memberikan batasan-batasan
permasalahan antara lain sebagai berikut :
1. Pengendali utama sistem keamanan pada sebuah pintu dengan menggunakan
password ini adalah microcontroller AT89S51.
2. Pada proyek akhir ini, untuk membuka dan menutup sebuah pintu penulis
menggunakan keypad pada remote control sebagai alat yang berfungsi
memasukkan nomor pin berupa password.
3. Pemrograman perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan proyek
akhir ini menggunakan Basic Compiler.
4. Sumber tegangan yang digunakan untuk mengaktifkan alat ini menggunakan
sumber dari PLN, sehingga apabila listrik padam alat ini tidak dapat
digunakan.
1.4 Metodelogi Pelaksanaan Proyek Akhir
Dalam pelaksanaan pembuatan proyek akhir ini, penulis menggunakan beberapa
metode penelitian, yaitu :
1. Studi literatur dan referensi, yaitu mempelajari buku-buku dan juga makalah-
makalah dari internet yang berhubungan dengan microcontroller.
4
2. Studi konsultasi, yaitu berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing
ataupun orang-orang yang berkompeten dalam bidang microcontroller.
3. Metode pembuatan hardware, yaitu menetapkan seperti apa rangkaian
elektronik dan mekanik yang akan dipakai dalam pembuatan proyek akhir
ini.
4. Metode pembuatan software, yaitu membuat suatu program yang akan
digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini dari diagram alir yang
kemudian diimplementasikan ke bahasa pemrograman.
5. Studi praktik, yaitu menerapkan teori yang telah diperoleh dari literatur dan
konsultasi dengan mempraktikannya di laboratorium, melakukan percobaan
dan penelitian untuk mendapatkan data-data dengan spesifikasi yang
diinginkan.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan proyek akhir ini, penulis menggunakan sistematika
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, tujuan, batasan
masalah, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini menjelaskan dasar teori dan penjelasan tentang komponen-
komponen yang digunakan dalam perancangan alat yang dibuat.
5
BAB III PEMBUATAN ALAT
Bab ini menjelaskan proses pembuatan alat, mulai dari pembuatan skema
rangkaian, perangkat keras, dan perangkat lunak yang dibuat.
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan pengujian alat, sistem kerja dari alat yang
dibuat dan juga pembahasan tentang semua hasil dari proyek akhir ini.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran, sehingga tugas
akhir ini dapat dikembangkan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang referensi-referensi yang telah dipakai oleh penulis sebagai
acuan dan penunjang serta parameter yang mendukung penyelesaian
masalah ini baik secara praktis maupun teoritis.
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Sistem Keamanan
Sistem keamanan adalah suatu sistem yang digunakan untuk
mengamankan sesuatu hal yang dianggap penting dan berharga, dapat berbentuk
benda ataupun program. Dalam sebuah program, sistem keamanan dapat berupa
password yang berfungsi sebagai kata sandi untuk melanjutkan intruksi
berikutnya. Password adalah susunan karakter atau pin (personal identification
number) yang berperan sebagai security guard untuk mengamankan sesuatu.
2.2 Microcontroller
Microcontroller adalah sebuah sistem microprocessor lengkap yang
terkandung dalam sebuah chip. Microcontroller berbeda dari microprocessor
serba guna yang digunakan didalam sebuah PC (Program Counter), karena dalam
sebuah microcontroller umumnya telah berisi komponen-komponen pendukung,
seperti : processor, memory, dan I/O. Microcontroller merupakan perkembangan
dari microprocessor yang merupakan suatu untai terintegrasi (IC) atau chip yang
bekerja berdasar program dan dirancang secara khusus untuk aplikasi sistem
kendali atau monitoring. Dalam sebuah chip microcontroller telah terintegrasi
memory, CPU dan I/O baik serial maupun paralel. Hal tersebut membuat
microcontroller dapat langsung dibuat sistem dengan menambahkan sedikit
peripheral lain. Sifat microcontroller yang mampu diprogram (programmable)
6
7
menyebabkan microcontroller mempunyai kemampuan aplikasi yang sangat luas.
Microcontroller yang digunakan pada penelitian ini yaitu AT89S51.
Prinsip kerja dari microcontroller adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan nilai yang berada pada register program counter,
microcontroller mengambil data pada ROM dengan alamat
sebagaimana yang tertera pada register program counter. Selanjutnya
isi dari register program counter ditambah dengan satu (Increment)
secara otomatis. Data yang diambil pada ROM merupakan urutan
instruksi program yang telah dibuat dan diisikan sebelumnya oleh
pengguna.
2. Instruksi yang diambil tersebut diolah dan dijalankan oleh
microcontroller. Proses pengerjaan bergantung pada jenis instruksi,
bisa membaca, mengubah nilai-nilai pada register, RAM, isi port, atau
melakukan pembacaan dan dilanjutkan dengan pengubahan data.
3. Program counter telah berubah nilainya (baik karena penambahan
secara otomatis sebagaimana dijelaskan pada langkah 1 di atas atau
karena pengubahan data pada langkah 2). Selanjutnya yang dilakukan
microcontroller adalah mengulang kembali siklus ini pada langkah 1,
demikian seterusnya hingga catu daya dimatikan.
Pada dasarnya cara kerja microcontroller sangat tergantung pada urutan
instruksi yang dijalankannya, yaitu program yang ditulis dalam ROM,
microcontroller bertugas untuk membagi kerja dari sistem yang ditambahkan
berdasarkan cara kerja sistem tersebut. Sehingga walaupun telah ditambahkan
8
sistem atau proses yang lain, sistem yang ada sebelumnya tetap bisa melakukan
proses sebagaimana mestinya yang diatur dengan microcontroller.
2.2.1 Microcontroller AT89S51
AT89S51 sering disebut sebagai flash microcontroller karena ROM
internal yang digunakan adalah EEROM (Electrically Erasable ROM) dengan
kapasitas memori ROM 4 KB (internal), fasilitas inilah yang digunakan untuk
menyimpan program ke microcontroller. Penggunaan IC AT89S51 memiliki
beberapa keuntungan dan keunggulan, antara lain komponen hardware eksternal
yang lebih sedikit, kemudahan dalam pemrograman, dan hemat dari segi biaya. IC
AT 89S51 memiliki program internal yang mudah untuk dihapus dan diprogram
kembali secara berulang – ulang.
Microcontroller AT89S51 memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Kompatibel dengan semua produk MCS-51.
b. 4 KB ISP downloadble flash memory (sampai 1000 kali tulis-hapus).
c. 3 level program memory lock.
d. 128 Byte RAM internal.
e. 32 programable I/O yang dapat dipakai semua.
f. 2 buah Timer/Counter 16 bit.
g. Flexible ISP programing (Byte dan page mode).
h. Frekuensi kerja 0 sampai 33 MHz.
i. Tegangan operasi 4,0 Volt sampai 5,5 Volt.
9
2.2.2 Konfigurasi Pin
Microcontroller AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 buah dan umumnya
dikemas dalam DIP (Dual Inline Package). Konfigurasi pin microcontroller
AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Konfigurasi pin IC AT89S51.
Masing-masing pin microcontroller AT89S51 mempunyai kegunaan
sebagai berikut:
1. Port 0 (pin 32 – pin 39)
Port 0 merupakan port paralel 8 bit dua arah (bi-directional) yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Port 0 juga memultipleks
alamat dan data jika digunakan untuk mengakses memory eksternal.
2. Port 1 (pin 1 – pin 8)
Port 1 merupakan 8 bit port I/O bidirectional (dua arah) yang
dilengkapi dengan pull-up internal. Pada port 1 terdapat pin MISO,
MOSI, SCK, fungsinya ditunjukkan pada Tabel 2.1.
10
Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port 1.
Pin Alternatif Functions
P1.5 MOSI (used in-sistem programming) P1.6 MISO (used in-sistem programming) P1.7 SCK (used in-sistem programming)
3. Port 2 (pin 21 – pin 28)
Merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O
dengan lebar 8 bit. Fungsi lainnya adalah sebagai high byte address
bus, port ini akan mengirim byte alamat jika digunakan untuk
mengakses memory eksternal.
4. Port 3 (pin 10 – pin 17)
Port ini mempunyai karakteristik yang sama dengan port 1 dan port 2.
Perbedaan port 3 dari port yang lain adalah port 3 mempunyai fungsi
alternatif yang dapat dipakai untuk I/O tujuan umum. Fungsi alternatif
tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port 3.
Pin Alternatif Functions
P3.0 RXD (serial input port)
P3.1 TXD (serial output port)
P3.2 INT 0 (external interrupt 0)
P3.3 INT 1 (external interrupt 1)
P3.4 T0 (timer 0 external input)
P3.5 T1 (timer 1 external input)
P3.6 WR (external data memory write strobe)
P3.7 RD (external data memory read strobe)
11
5. Reset (pin 9)
Pin ini berfungsi sebagai masukan untuk melakukan reset terhadap
microcontroller, dan jika RST bernilai high selama minimal 2 siklus
mesin, maka nilai internal register akan kembali seperti awal.
6. ALE/PROG (pin 30)
Address Latch Enable digunakan untuk menahan alamat memory
eksternal selama pelaksanaan instruksi, sinyal keluaran ALE berfungsi
untuk demultiplexing bus data dan alamat. Jika port 0 digunakan
sebagai bus data dan bus Byte rendah alamat, ALE mengunci alamat
ke register luar selama setengah pertama siklus memory. Selanjutnya
selama setengah kedua siklus memory, jalur-jalur port 0 disediakan
untuk data masukan atau data keluaran ketika perpindahan data sedang
dilakukan.
7. PSEN (pin 29)
Program Store Enable (PSEN), merupakan sinyal kendali yang
memperbolehkan program memory eksternal masuk ke dalam bus
selama proses pengambilan instruksi.
8. EA/VPP (pin 31)
Untuk eksekusi program dari memori luar maka kaki ini harus diberi
tegangan rendah. Jika EA=1 maka microcontroller akan melaksanakan
instruksi dari ROM internal. Jika EA=0 maka microcontroller akan
melaksanakan instruksi dari ROM eksternal.
12
9. XTAIL1 (pin 19)
Sebagai masukan untuk kristal osilator.
10. XTAIL2 (pin 18)
Sebagai keluaran untuk kristal osilator.
11. VCC (pin 40)
Pada kaki ini berfungsi sebagai tempat sumber tegangan.
12. GND (pin 20)
Pada kaki ini berfungsi sebagai pentanahan (ground).
2.2.3 Block Diagram Microcontroller AT89S51
Block Diagram Microcontroller AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 2.2
berikut ini :
Gambar 2.2 Block Diagram Microcontroller AT89S51.
13
2.2.4 Organisasi Memory
Program-program dan data-data pada komputer maupun microcontroller
disimpan pada memory. Memory yang diakses oleh processor ini terdiri dari RAM
dan ROM. Biasanya microcontroller mengimplementasikan pembagian ruang
memory untuk data dan untuk program. ROM biasanya berisi program untuk
mengendalikan kerja microcontroller, dan RAM biasanya berisi data yang akan
dieksekusi oleh microcontroller.
Memory program pada microcontroller hanya bisa dibaca saja, karena
manggunakan ROM (read only memory) yang tidak memerlukan proses penulisan
ke memory saat program berjalan. Terdapat memory program yang bisa diakses
langsung hingga 64 KB, program memory eksternal tersebut dapat diakses melalui
sinyal Program Store Enable (PSEN).
Memory program microcontroller adalah memory yang digunakan untuk
menyimpan program aktual pada microcontroller. Panjang memory maksimal
mencapai 64 KB dengan memory internal sebesar 4 KB. Dimungkinkan untuk
menggunakan internal 4 KB memory chip dan 64 KB diluar memory chip.
Memory data menempati suatu ruang alamat yang terpisah dari memory
program. Memory eksternal dapat diakses secara langsung hingga 64 KB dalam
ruang memory data eksternal. CPU akan memberikan sinyal baca dan tulis,
RDdan WR. AT89S51 memiliki memory data internal sebanyak 128 Byte.
Memory internal terbagi menjadi :
1. Register banks
AT89S51 memiliki 8 register R (R0-R7) dengan 4 banks register yang
terdiri dari bank 0, bank 1, bank 2, dan bank 3. Bank yang aktif dapat
14
dipilih dengan mengubah select bit register bank pada program status
word.
2. Bit addressable RAM
Bit addressable RAM berfungsi sebagai tempat penyimpanan data
yang akan dieksekusi maupun hasil eksekusi, yang memiliki
keistimewaan dapat diakses secara bit per bit. Pengalamatan per bit ini
akan mempermudah eksekusi pada operasi bit.
3. General purpose RAM
General purpose RAM mempunyai fungsi yang sama dengan bit
addressable RAM, tetapi hanya dapat diakses secara Byte per Byte.
4. Special Function Register (SFR)
Special function register mencakup port-port, timer, stack pointer, bit-
bit kontrol dan status, accumulator, register B dan lain-lain.
Peta memory internal AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Peta Memori Internal AT89S51.
15
2.2.5 Register
Microcontroller AT89S51 memiliki beberapa register antara lain:
1. Register A dan B
Register A atau akumulator merupakan register umum untuk
mengakumulasikan hasil dari instruksi-instruksi. Akumulator memiliki
lebar 8 bit dan merupakan register yang paling sering dipakai. Register B
beralamat di F0H, merupakan register penampung 8 bit tetapi terbatas
hanya untuk instruksi perkalian (MUL) dan perintah pembagian (DIV).
2. Register R
AT89S51 memiliki 8 buah register R (R0-R7) yang tersimpan dalam 4
buah bank. Penggunaan register R pada bank diatur oleh register PSW.
3. DPTR, PC dan SP
DPTR (Data Pointer) merupakan register 16 bit untuk menyimpan alamat
pointer. Ukuran 16 bit terdiri dari dua register yaitu DPL( Data Pointer
Low Byte) ber-alamat di 82H dan DPH ( Data Pointer High Byte) ber-
alamat di 83H. DPTR digunakan untuk perintah-perintah pengaksesan
memori eksternal yang mempunyai lebar alamat 16 bit.
PC (Program Counter) adalah register 2 Byte yang memberitahukan
dimana instruksi selanjutnya akan dilaksanakan. Register PC tidak dapat
diubah nilainya secara langsung dengan perintah MOV. Nilai PC akan
berubah oleh perintah-perintah yang berhubungan dengan lompatan.
SP (Stack Pointer) adalah penunjuk stack yang memiliki alamat di 81H
merupakan register 8 bit yang menunjukkan dimana harga berikutnya yang
akan diambil dari stack. Jika suatu nilai telah dimasukkan kedalam stack,
16
microcontroller AT89S51 pertama-tama akan menambah nilai SP
kemudian akan menyimpan nilai tersebut pada alamat memory yang
sesuai. Kemudian jika suatu harga diambil dari stack, maka
microcontroller AT89S51 akan mengambil harga dari stack dan kemudian
mengurangi nilai SP tersebut. Nilai default untuk SP adalah 07H.
2.2.6 Mode Pengalamatan
Mode pengalaman AT89S51 terdiri dari:
1. Immediate Addressing
Pengalamatan segera adalah pengalamatan dengan memberikan nilai atau
harga yang akan disimpan ke dalam memory secara langsung.
2. Direct Addressing
Pengalamatan langsung merupakan pengalamatan yang mengambil nilai
yang disimpan dalam memory secara langsung dari lokasi memory yang
lain.
3. Indirect Addressing
Pengalamatan tidak langsung digunakan untuk mengakses 128 Byte RAM
internal. Pengalamatan ini memanfaatkan register-register penunjuk seperti
R0-R7 dan DPTR, serta menggunakan simbol @ untuk menunjukkan isi
dari alamat lokasi memory yang ditunjukkan oleh suatu register penunjuk.
4. External Direct
Pengalamatan yang digunakan untuk mengakses memory eksternal yang
berfungsi seperti pengalamatan langsung. Pengalamatan ini menggunakan
instruksi movx.
17
5. External Indirect
External Indirect digunakan untuk mengakses RAM eksternal dan
menggunakan bentuk dari pengalamatan tidak langsung. Pengalamatan
pada mode ini juga menggunakan instruksi movx.
2.2.7 Timer
Microcontroller AT89S51 mempunyai dua buah timer (pewaktu) 16 bit,
masing-masing timer 0 dan timer 1. Kedua pewaktu ini dapat difungsikan sebagai
pewaktu dan sebagai pencacah.
Konfigurasi kedua pewaktu ini digunakan register kendali TMOD dan
TCON. Register kendali TCON merupakan register yang dapat diakses per bit
yang digunakan untuk mengaktifkan dan mematikan pewaktu, menentukan jenis
interupsi eksternal pewaktu dan untuk menandakan adanya overflow flag. Kedua
register ini digunakan untuk menentukan mode operasi dari timer 0 dan timer 1.
Konfigurasi dari register TCON terlampir pada tabel 2.2, sedangkan untuk register
kontrol TMOD pada tabel 2.3.
Tabel 2.2 Register TCON.
Nama Bit Fungsi
TF1 TCON.7 Timer 1 overflow flag
TR1 TCON.6 Mengaktifkan timer 1
TF0 TCON.5 Timer 0 overflow flag
TR0 TCON.4 Mengaktifkan timer 0
IE1 TCON.3 Interupsi 1 edge flag eksternal
IT1 TCON.2 Tipe interupsi 1 bit kendali
IE0 TCON.1 Interupsi 0 edge flag eksternal
IT0 TCON.0 Tipe interupsi 0 bit kendali
18
Tabel 2.3 Register Kontrol TMOD
Timer 1 Timer 0
GATE C/T M1 M0 GATE C/T M1 M0
GATE jika di set, pewaktu hanya akan bekerja jika INT1 (P3.3) berlogika-
1. Jika bit ini dinolkan, pewaktu hanya akan bekerja jika TR1 = 1. C/T, pemilih
fungsi pewaktu/pencacah ( 1 = pencacah).
Tabel 2.4 Kombinasi mode operasi timer 0 dan 1.
M1 M0 Mode Operasi
0 0 0 Pewaktu 13 bit
0 1 1 Pewaktu / pencacah 16 bit
1 0 2 Pewaktu auto reload 8 bit
1 1 3 Pewaktu terbagi
2.2.8 Interupsi
Interupsi adalah suatu kejadian yang akan menghentikan sementara
jalannya program yang sedang berjalan untuk menjalankan suatu subrutin
interupsi tertentu. Setelah selesai dikerjakan maka program yang dihentikan tadi
akan dilanjutkan kembali secara normal.
Setiap interupsi memiliki alamat vektor pelayanan interupsi yang tetap
seperti diperlihatkan pada tabel 2.5. Setelah layanan interupsi pada alamat vektor
tertentu selesai dikerjakan, untuk kembali ke program semula digunakan perintah
RETI.
19
Tabel 2.5 Alamat vektor pelayanan interupsi.
Interupsi Flag Alamat vektor
Eksternal 0 IE0 0003H
Timer 0 TF0 000BH
Eksternal 1 IE1 0013H
Timer 1 TF1 001BH
Serial R1/T1 0023H
Konfigurasi interupsi dilakukan dengan menggunakan register IE
(interrupt enable) pada SFR.
Tabel 2.6 Register IE.
Bit Nama Alamat Keterangan
7 EA AFH global interrupt
6 - AEH tidak ada
5 - ADH tidak ada
4 ES ACH mengaktifkan interupsi serial
3 ET1 ABH mengaktifkan interupsi timer 1
2 EX1 AAH mengaktifkan interupsi eksternal 1
1 ET0 A9H mengaktifkan interupsi timer 0
0 EX0 A8H mengaktifkan interupsi eksternal 0
2.2.9 Osilator
Osilator On-Chip AT89S51 sangat penting dalam menentukan siklus
mesin dari AT89S51. Osilator ini dibangkitkan oleh kristal ataupun dari TTL
(Transitor Transistor Logic) luar. Semakin besar frekuensi yang dipakai oleh
osilator on-chip ini semakin cepat siklus mesin dari AT89S51 berarti semakin
cepat pula kemampuan AT89S51 mengeksekusi suatu program.
Kristal 12 MHz dan kapasitor C1 dan C2 membentuk rangkaian osilator
pembangkit frekuensi kerja AT89S51, rangkaian ini merupakan rangkaian baku,
artinya bentuk rangkaian osilator ini selalu seperti ini untuk semua rangkaian
20
AT89S51, kecuali untuk keperluan yang lain nilai kristalnya saja yang mungkin
berbeda. Range nilai kristal yang dapat digunakan pada AT 89S51 adalah dari 3
MHz sampai 33 MHz. Dalam penerapannya, nilai kristal yang digunakan akan
mempengaruhi kecepatan siklus kerja dari microcontroller. Rangkaian osilator
ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Rangkaian Osilator.
2.3 Sensor Infra merah
Rangkaian sensor infra merah menggunakan LED infra merah sebagai
pemancar dan modul penerima infra merah sebagai penerima.
2.3.1 LED Infra merah
Light Emitting Diode (LED) infra merah suatu semikonduktor atau dioda
yang mampu memancarkan cahaya infra merah bila mendapat tegangan maju.
Prinsip kerja dari LED sama dengan dioda yang biasa ditemui. Dioda biasa saat
dibias maju akan menghasilkan energi yang diradiasikan menjadi panas,
sedangkan energi yang dihasilkan LED infra merah diradiasikan menjadi cahaya
infra merah yang tidak tampak oleh mata. Dioda biasanya dibuat dari silikon
sedangkan LED infra merah dibuat dari gallium, arsenic, atau phosporus. Simbol
LED ditunjukkan pada Gambar 2.5.
21
inf rared LED
Gambar 2.5 Simbol LED.
2.3.2 Modul Penerima Infra merah IRM8510
Modul penerima infra merah IRM8510 berfungsi untuk menerima
masukan data dari remote control. Modul penerima ini terintegrasi dari dioda infra
merah, tapis, dan penguat sinyal. Komponen ini dapat menghilangkan sinyal
pembawa (carrier) yang termodulasi bersama sinyal infra merah, sehingga sinyal
keluarannya dapat didekodekan langsung oleh Mikrokontroler. Diagram Kotak
dari modul penerima infra merah IRM8510 dapat ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Diagram kotak modul penerima infra merah.
Karakteristik dari Modul penerima infra merah IRM8510 ditunjukkan
pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Karakteristik modul penerima infra merah IRM8510.
PARAMETER Unit Min. Typ. Max.
Arus Catu (Icc) mA - 2.5 5
Panjang Gelombang puncak (λP) nm - 940 -
22
Frekuensi Modulasi (fo) KHz - 37.9 -
Tegangan Keluaran Level Tinggi (VOH) V 4.2 5.0 -
Tegangan Keluaran Level Rendah (VOL) V - 0.2 .25
Lebar Pulsa Keluaran Level Tinggi (Twh) µS 540 600 660
Lebar Pulsa Keluaran Level Rendah (Twl) µS 540 600 660
Jarak Terima (L) m 15 - -
Sudut Pengontrolan (∆Θ) deg - ±55 -
2.4 Catu Daya (Power Supply)
Catu daya merupakan piranti penyedia daya suatu rangkaian elektronis.
Sumber energi listrik dari PLN merupakan arus listrik bolak-balik (AC),
sedangkan perangkat keras dalam proyek akhir ini membutuhkan arus listrik
searah (DC) yang nilainya konstan. Untuk itu diperlukan suatu tahapan proses
yang secara umum.
Gambar 2.7 Diagram Kotak Catu Daya.
Untuk mendapatkan supply tegangan DC, dibutuhkan rangkaian penyearah
(rectifier) yang mempunyai fungsi untuk mengkonversi arus listrik AC menjadi
arus listrik DC sehingga pada hasil akhirnya akan menghasilkan tegangan DC.
Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan
23
transformator dengan center tap (CT), bentuk rangkaian penyearah gelombang penuh
dengan menggunakan transformator CT ditunjukkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Rangkaian Sederhana Penyearah Gelombang Penuh.
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa
yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator
sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan
gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya
untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini
sudah cukup memadai, agar lebih sempurna lagi rangkaian power supply penyearah
gelombang penuh ini dipasang komponen kapasitor dan IC regulator sebelum
terhubung ke beban,yang mempunyai fungsi sebagai filter dan penstabil tegangan.
Gambar 2.9 Rangkaian Kapasitor dengan Regulator.
24
2.4.1 Transformator
Transformator (atau yang lebih dikenal dengan nama trafo) adalah suatu
alat elektronik yang memindahkan energi dari satu sirkuit elektronik ke sirkuit
lainnya melalui pasangan magnet. Biasanya dipakai untuk mengubah tegangan
listrik dari tinggi ke rendah dan berarti juga mengubah arus listrik dari rendah ke
tinggi.. Dalam bidang elektronika transformator digunakan antara lain sebagai
gandengan impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan suatu
rangkaian dari rangkaian yang lain, untuk menghambat arus searah sambil tetap
melakukan arus bolak-balik.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan
menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Transformator daya.
2. Transformator distribusi.
3. Transformator pengukuran, yang terdiri dari transformator arus dan
transformator tegangan.
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan induksi elektromagnet yang
menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder.
Gambar 2.10 Transformator.
25
2.4.2 Dioda
Dioda adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penyearah. Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, diode
bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan
tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku
sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif
sedangkan katode mendapatkan tegangan positif). Kondisi tersebut terjadi hanya
pada diode ideal-konseptual. Pada diode faktual, perlu tegangan lebih besar dari
0,7 V (untuk diode yang terbuat dari bahan silikon) pada anode terhadap katode
agar diode dapat menghantarkan arus listrik. Tegangan sebesar 0,7 V ini disebut
sebagai tegangan halang (barrier voltage).Simbol dan struktur dioda ditunjukkan
pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Simbol dan Struktur Dioda.
Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda.
Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya
26
ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari
sisi positif ke sisi negatif.
Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :
1. Dioda germanium.
2. Dioda silikon.
3. Dioda selenium.
4. Dioda zener.
5. Dioda cahaya (LED).
Pada sisi positif dioda banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima
elektron sedangkan di sisi negatif dioda banyak terdapat elektron-elektron yang
siap untuk bebas. Jika dioda diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan
potensial sisi positif lebih besar dari sisi nrgatif, maka elektron dari sisi negatif
akan tergerak untuk mengisi hole di sisi positif. Kalau elektron mengisi hole disisi
positif, maka akan terbentuk hole pada sisi negatif, karena tertinggal elektron. Ini
disebut aliran hole dari positif menuju negatif (forward bias), Kalau
menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari
sisi positif ke sisi negatif.
Gambar 2.12 Forward Bias Diode.
Sebaliknya jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi negatif mendapat polaritas tegangan
27
lebih besar dari sisi positif, maka tidak akan terjadi perpindahan elektron atau
aliran hole dari positif ke negatif maupun sebaliknya., karena baik hole dan
elektron masing-masing tertarik ke arah kutub berlawanan, bahkan lapisan deplesi
(depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
Gambar 2.13Reverse Bias Diode.
Grafik arus dioda ditunjukkan pada gambar 2.14 sebagai berikut:
Gambar 2.14 Grafik Arus Dioda.
28
2.4.3 Kapasitor
Kapasitor (kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan
dengan huruf “C” adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik
sementara atau tidak bersifat permanen, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Satuan kapasitor disebut Farad
(F). 1 Farad = 9 x 1011 2cm yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Gambar 2.15 Struktur Kapasitor.
29
Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi :
1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah).
2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco).
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah).
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis
dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan
polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya
sebesar 100µF25v yang artinya kapasitor/kondensator tersebut memiliki nilai
kapasitansi 100 µF dengan tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar
25 volt.
Gambar 2.16 Kapasitor Elektrolit (Kapasitor Polar).
Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua)
atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka, satuannya adalah pF (pico
farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan
kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali.
Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3
= 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya.
Gambar 2.17 Kapasitor Non Polar.
30
IN
1 2 3
OU
TG
ND
Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian adalah :
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang
lain (Power Supply).
2. Sebagai filter dalam rangkaian Power Supply.
3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna.
4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.
5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar.
2.4.4 IC Regulator
Catu daya yang baik selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan
pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan
tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya.
Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya
hubung singkat pada beban.
Gambar 2.18 Bentuk Fisik IC LM 78XX.
Tipe regulator LM78XX adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan
tiga terminal, yaitu terminal Vin, GND dan Vout. Regulator tegangan LM 78XX
dirancang sebagai regulator tegangan tetap, meskipun demikian dapat juga
keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan
komponen eksternal.
31
Cara pemasangan dari penerapan regulator tegangan tetap LM 78XX pada
catu daya ditunjukkan pada Gambar 2.19.
Gambar 2.19 Penerapan Regulator Tegangan Tetap LM 78XX.
2.4.4.1 Regulator LM7805
Regulator seri LM7805 mempunyai karateristik sebagai berikut:
a. Menstabilkan tegangan searah positif dengan masukan dari +7,5 volt
sampai +20 volt DC.
b. Tegangan keluaran +5 volt DC teregulasi.
c. Arus keluaran antara 5mA - 1A.
2.4.4.2 Regulator LM7809
Regulator seri LM7809 mempunyai karateristik sebagai berikut:
a. Menstabilkan tegangan searah positif dengan masukan dari +11,5 volt
sampai +21 volt DC.
b. Tegangan keluaran +9 volt DC teregulasi
c. Arus keluaran antara 5mA - 1A.
2.5 LCD LCM1602A
LCD Display dengan seri LCM1602A merupakan jenis LCD Display yang
mampu menampilkan 16 karakter dan terdiri dari 2 baris. Jenis LCD yang dipakai
Output
+C1
2200uF
+C2
10uF
Input
LM78xx1
2
3VIN
GN
D
VOUT
32
adalah jenis STN – Positive – Transflective, dengan warna karakter hitam dan
warna background display hijau.
Fungsi masing-masing pin LCD LCM1602A adalah sebagai berikut:
1. Pin 1 (Vss) berfungsi sebagai ground tegangan
2. Pin 2 (Vdd) berfungsi untuk pen-suplay tegangan LCD Controller
3. Pin 3 (Vo) dihubungkan dengan catu daya untuk power supply LCD
Panel 16 karakter x 2 baris, dalam hal ini tegangan sebelumnya
diberikan resistor variabel (trimpot) untuk pengaturan kecerahan LCD
Panel.
4. Pin 4 (RS) untuk pemilihan jenis register, jika bernilai 1 maka untuk
menampilkan karakter, jika 0 maka untuk memberikan kode instruksi
5. Pin 5 (R/W) untuk pemilihan operasi baca atau tulis, jika bernilai 1
maka akan dijalankan operasi baca, sedang jika bernilai 0 maka akan
dijalankan operasi tulis.
6. Pin 6 (E) berfungsi untuk enable terhadap data yang masuk.
7. Pin 7-14 (DB0 – DB7) sebagai masukan/keluaran data 8 bit.
8. Pin 15, 16 (LEDA, LEDK) berfungsi pensuplai LED cahaya
background.
33
Diagram Kotak LCD LCM1602A dapat dilihat pada Gambar 2.22.
Gambar 2.20 Diagram kotak LCD LCM1602A.
2.6 Driver Motor (L293)
Driver motor digunakan untuk mengontrol arah putaran dan kecepatan
motor dc yang merupakan penggerak utama dari rangkaian proyek akhir ini. IC
driver motor L293 yang didalamnya terdapat rangkaian H-Bridge akan
mengontrol putaran motor sesuai data masukan digital yang berasal dari
mikrokontroler AT89S51, dan pada IC L293 ini juga terdapat pin untuk
pengaturan aplikasi PWM (Pulse Width Modulator) yang akan mengatur
kecepatan motor dc yang dikendalikannya.
L293 memiliki rangkaian dual H-Bridge, sehingga mampu mengendalikan
dua buah motor DC sekalaigus. Konfigurasi pin driver motor L293 ditunjukkan
Gambar 2.22.
34
Gambar 2.21 Konfigurasi Pin Driver Motor L293.
Karakteristik dari driver motor L293 adalah :
1. Tegangan operasi supply smpai dengan 36 Volt.
2. Total arus DC sampai dengan 1A.
3. Tegangan saturasi rendah.
4. Tegangan logic ”0” sampai dengan 1,5 Volt.
5. Memiliki dua Enable input.
Fungsi dari tiap-tiap pin driver motor L293 adalah sebagai berikut
1. Output 1 dan Output 2 (pin 3 dan pin 6)
Pin ini merupakan output untuk bridge A.
2. Vs (pin 8)
Merupakan pin supply tegangan untuk output.
3. Input 1 dan Input 2 (pin 2 dan pin 7)
Pin ini digunakan untuk mengontrol bridge A.
4. Enable 1 dan Enable 2 (pin 1 dan pin 9)
35
Pin ini berfungsi untuk mengaktifkan dan me-nonaktifkan bridge A
dan bridge B.
5. Ground (pin 4, 5, 12, dan 13)
Berfungsi sebagai grounding rangkaian driver.
6. Vss (pin 16)
Pin ini berfungsi sebagai supply logic untuk driver.
7. Input 3 dan Input 4 (pin 10 dan 15)
Berfungsi sebagai masukan pada bridge B.
8. Output 3 dan Output 4 (11 dan 14)
Merupakan pin output untuk bridge B.
Rangkaian driver motor L293 ditunjukkan pada Gambar 2.22.
Gambar 2.22 Rangkaian Driver Motor.
2.7 Motor DC
Motor DC memiliki dua bagian dasar yaitu rotor dan stator, rotor adalah
bagian yang berputar, sedangkan bagian yang statis disebut stator. Motor DC
bekerja berdasarkan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan. Semakin
besar arus yang melewati kumparan motor, makin cepat putaran motor. Arah
36
putaran motor dapat dikendalikan dengan mengatur arah arus yang melalui
kumparan.
Gambar 2.23 Gaya Lorentz.
Arah putaran motor dapat dikendalikan dengan mengatur arah arus yang
melalui kumparan. Hukum gaya Lorentz menyatakan arus yang mengalir melalui
konduktor jika ditempatkan dalam medan magnet akan menghasilkan gaya (F)
yang tegak lurus dengan arah arus(I), dan tegak lurus dengan arah flux (B). Arah
gaya (F) ditentukan dengan aturan tangan kanan, jari yang dikepalkan
menunjukan arah flux sedangkan ibu jari menunjukan arah resultan gaya yang
dihasilkan.
Dalam penggunaan motor dc ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu torsi, kecepatan, daya dan energi. Torsi adalah kemampuan motor untuk
memutar atau disebut juga dengan gaya putar diberi satuan newton-meter (Nm).
Torsi merupakan gaya dikalikan jarak. Jika pada sebuah roda diameter
semakin besar, maka torsipun semakin besar disisi lain jarak tempuh satu putaran
roda akan menempuh jarak yang lebih besar. Hal ini akan menyebabkan kondisi
dimana torsi menjadi tinggi dengan kecepatan rendah atau sebaliknya torsi rendah
dengan kecepatan tinggi. Dalam kaitannya dengan motor listrik, kita perlu
37
membedakan antara daya listrik dengan daya mekanik. Daya listrik adalah satuan
listrik yang digunakan oleh motor sedangkan daya mekanik adalah daya yang
dihasilkan oleh motor, unit satuan dari daya listrik dan daya mekanik adalah watt
tapi satuan horsepower (hp) masih sering digunakan untuk mengukur daya
mekanik.
2.8 Limit Switch
Limit switch adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik pada suatu rangkaian,berdasarkan struktur mekanik
dari limit switch itu sendiri. Limit switch memiliki tiga buah terminal, yaitu :
central terminal, normally close (NC) terminal, dan normally open (NO)
terminal.
Gambar 2.24 Diagram Garis Limit Switch.
Sesuai dengan namanya, limit switch digunakan untuk membatasi kerja
dari suatu alat yang sedang beroperasi. Terminal NC, NO dan central dapat
digunakan untuk memutuskan aliran listrik pada suatu rangkaian atau sebaliknya.
2.9 Switch
Switch atau saklar adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan
menghubungkan arus listrik pada rangkaian. Switch banyak digunakan sebagai
tombol ON dan OFF untuk mengaktifkan dan me-non aktifkan beban
38
BAB III
PEMBUATAN ALAT
3.1 Blok Diagram Sistem
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem.
Sistem keamanan pada sebuah pintu ini terdiri dari pemancar infra merah
sebagai pengirim data, penerima infra merah sebagai penerima data,
mikrokontroler AT89S51 sebagai sistem yang mengendalikan semua proses, LCD
Mikrokontroler
AT89S51
Penerima
Infra Merah
LCD 16x2
Limit Switch 1
Limit Switch 2
Pemancar
Infra Merah
Catu Daya
5 volt
Baterai 3 Volt
Switch
38
Motor 1
Motor 2
Driver Motor
Catu Daya
9 volt
39
16x2 sebagai penampil, dan driver motor L293D. Secara keseluruhan sistem ini
terdiri dari masukan, proses, dan keluaran.
3.2 Gambaran Sistem Secara Umum
Cara kerja dari alat ini dimulai dari penekanan keypad pada remote control
yang memancarkan infra merah untuk mengirim data ke rangkaian penerima infra
merah yang terhubung ke mikrokontroler, kemudian mikrokontroler
menginisialisasi data tersebut dan menampilkannya ke LCD, apabila data tersebut
sesuai dengan apa yang terprogram pada mikrokontroler sebelumnya maka
mikrokontroler akan melanjutkan proses untuk menggerakkan motor DC melalui
driver motor, apabila data tidak sesuai, mikrokontroler akan memberi intruksi
mengulang ke penekanan keypad. Motor DC yang digerakkan ada 2 buah, kedua
motor dc tersebut bekerja secara bergantian sesuai dengan urutannya, untuk
membatasi gerak dari kedua motor DC tersebut dipasang 2 buah limit switch
dikedua sisi pintu agar motor dapat bekerja secara bergantian. Intinya adalah
untuk membuka dan menutup pintu sekaligus menguncinya memerlukan
password yang datanya dikirim oleh pemancar infra merah.
3.3 Pembuatan Perangkat Keras
Perancangan hardware sistem keamanan pada sebuah pintu berbasis
mikrokontroler AT89S51 terdiri dari 2 bagian yaitu bagian mekanik dan elektrik.
3.3.1 Pembuatan Bagian Mekanik
Perancangan sistem keamanan pada sebuah pintu ini memiliki design
mekanik yang sederhana antara bagian mekanik maupun elektrik agar sistem
40
keamanan pada sebuah pintu ini dapat diprogram dan dijalankan sesuai dengan
yang diharapkan.
Gambar 3.2 Pintu Tampak Depan
Material yang digunakan untuk membuat rangka sistem keamanan pada
sebuah pintu ini menggunakan bahan dasar dari kayu dengan ketebalan 2 cm dan
pintunya terbuat dari akrilik setebal 3 mm.
Pintu pada alat ini digerakkan oleh motor DC, design-nya ditunjukkan
oleh Gambar 3.3 sebagai berikut :
Gambar 3.3 Mekanik Penggerak Pintu.
Roda Pintu
Motor DC
Belt
Gear Motor
Gear Roda
41
Kedua buah gear digunakan untuk menggerakkan pintu agar dapat
berfungsi membuka dan menutup pintu, sedangkan belt berfungsi sebagai
penghubung yang menghubungkan gear motor dengan gear roda agar arah
putaran motor dan roda menjadi satu tujuan. Roda pada pintu ini berjenis pulley,
yaitu roda yang memiliki celah pada bagian tengah, celah tersebut digunakan
sebagai tempat untuk jalur roda. Bentuk mekanik sistem keamanan pada sebuah
pintu secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 3.4 sebagai berikut :
Gambar 3.4 Mekanik Pintu.
Pintu pada rangkaian proyek akhir ini memiliki dua buah jalur untuk
bergerak membuka dan menutup pintu, yaitu jalur pada bagian atas dan jalur pada
bagian bawah, jalur pada bagian atas berfungsi untuk menahan pintu agar tetap
seimbang pada saat pintu tersebut bergerak, bahan yang digunakan dalam
pembuatan jalur bagian atas ini terbuat dari akrilik setebal 1 cm yang pada bagian
tengahnya dibuat celah selebar 3 mm sebagai tempat untuk memasukkan pintu,
sedangkan jalur pada bagian bawah digunakan untuk jalur roda, bahan yang
42
digunakan dalam pembuatan jalur bagian bawah ini terbuat selongsong besi
berdiameter 3 mm.
3.3.2 Pembuatan Bagian Elektrik
3.3.2.1 Sistem Keamanan Pada Sebuah Pintu Dengan AT89S51
Pada modul kendali utama ini dibuat terintegrasi antara mikrokontroler
AT89S51, penampil LCD, limit switch, switch, modul penerima infra merah, dan
driver motor. Sistem keamanan pada sebuah pintu dengan AT89S51 ditunjukkan
Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Sistem Keamanan Pada Sebuah Pintu Dengan AT89S51.
43
3.3.2.2 Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Sistem keamanan pada sebuah pintu berbasis mikrokontroler AT89S51 ini
memerlukan tegangan DC untuk beroprasi, sehingga diperlukan rangkaian
rectifier (penyearah) untuk merubah tegangan AC menjadi DC, rangkaian
penyearahnya menggunakan dioda. Sumber tegangan dari PLN adalah 220 V
dengan arus bolak-balik, oleh karena itu diperlukan transformator step-down
untuk menurunkan tegangannya kerena rangakaian pada proyek akhir ini hanya
membutuhkan tegangan maksimal 9 V DC. Rangkaian proyek akhir ini
memanfaatkan IC regulator LM7805 dan LM7809 sebagai penyedia dayanya.
Penggunaan IC regulator LM7805 dan LM7809 dimaksudkan agar out-put dari
rangkaian power supply ini memiliki tegangan yang stabil, LM7805 akan
menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5 V dan LM7809 akan menghasilkan
tegangan keluaran sebesar 9 V, LM7805 digunakan untuk pemberi tegangan pada
LCD 16x2 karakter, driver motor L293 sebagai sumber tegangan logik-nya, dan
digunakan juga untuk modul penerima infra merah, sedangkan LM7809
digunakan untuk pemberi tegangan pada mikrokontroler (rangkaian
mikrokontroler dilengkapi dengan regulator LM7805), motor DC 1 (motor
penggerak kunci/central lock) dan motor DC 2 (motor penggerak pintu). Gambar
schematic rangkaian power supply ditunjukkan oleh Gambar 3.6.
44
Gambar 3.6 Power Supply Schematic.
Transformator yang digunakan untuk rangkaian ini adalah transformator
step-down dengan jenis centre tap yang memiliki dua buah tegangan yang
nilainya sama di kumparan sekundernya dan ct bertindak sebagai ground,
transformator ini memiliki kapasitas arus sebesar 2 A yang akan digunakan untuk
mengoprasikan masing-masing komponen, walaupun sumber tegangan berasal
dari satu transformator tetapi pemasangan IC regulator di terminal out-put
transformatornya dibuat berbeda, hal ini digunakan untuk memaksimalkan kerja
dari masing-masing IC regulator, apabila terlalu banyak percabangan untuk
pembagian tegangan dalam satu rangkaian yang menggunakan dua buah IC
regulator, maka arus yang masuk dan melewati percabangan akan terbagi dua,
sehingga dikhawatirkan IC regulator akan menerima arus yang tidak sesuai
45
dengan kebutuhan beban yang dipasang, akibatnya beban tidak dapat beroperasi
sebagaimana mestinya.
Pemasangan kapasitor pada rangkaian power supply ini digunakan sebagai
penapis (filter) untuk menapis riak gelombang keluaran (ripple) dari penyearah
agar lebih halus sehingga mendekati bentuk gelombang DC murni.. nilai kapasitor
yang dipasang pada rangkaian regulator LM7805 adalah 2200 uF/25 V, sedangkan
untuk rangkaian regulator LM7809 adalah 1000 uF/25 V.
Rangkaian regulator dengan IC LM78XX dapat bekerja apabila tegangan
masukannya lebih besar dari tegangan keluaran regulatornya, untuk perbedaan
tegangan masukan terhadap tegangan keluarannya direkomendasikan di dalam
datasheet komponen tersebut. Pemakaian heatshink (aluminium pendingin) pada
rangkaian regulator yang dialiri arus besar sangat baik untuk digunakan, karena
heatshink dapat meredam panas berlebih, sehingga IC regulator LM78XX
menjadi awet. Di dalam datasheet dijelaskan, IC regulator LM78XX dapat
dilewati arus mencapai 1 A.
3.3.2.3 Remote Control
Remote control pada alat ini berfungsi mengirimkan data yang akan
diproses oleh mikrokontroler untuk melanjutkan intruksi selanjutnya. Remote
control terdiri dari keypad matrik, catu daya, dan rangkaian pemancar infra
merah, data yang dikirimkan oleh remote ini berupa nomor pin (personal
indentification number) yang digunakan sebagai password untuk membuka dan
menutup pintu sekaligus menguncinya. Remote control infra merah bergerak
dengan menggunakan media cahaya untuk perambatannya, gelombang cahaya ini
46
berada pada spektrum infra merah, di mana secara fisik komunikasinya dilakukan
oleh LED infra merah yang berfungsi sebagai transmitter dan modul penerima
infra merah sebagai receiver, hal ini disebut dengan encoding system.
Catu daya yang digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian
remote control ini menggunakan 2 buah baterai AA 1,5 V yang dirangkai secara
seri, sehingga tegangan totalnya ± 3 volt. Catu daya ini mensuplai tegangan
rangkaian pemancar. Rangkaian catu daya yang digunakan pada rangkaian remote
control dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Rangkaian catu daya pada remote control.
3.3.2.4 Penerima Infra Merah
Sensor penerima infra merah yang digunakan adalah modul penerima infra
merah IRM8510. Rangkaian IRM8510 ditunjukkan Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Rangkaian IRM8510.
BT1
1,5V
3V
BT2
1,5V
47
Dari rangkaian penerima IRM8510 dapat dijelaskan bahwa cahaya infra
merah diterima oleh photodiode, kemudian sinyal yang masuk ke rangkaian
amplifier dikuatkan untuk diproses kembali, setelah dikuatkan, sinyal tersebut
akan dibatasi kecepatan transfer datanya oleh rangkaian limitter dan data yang
masuk ke rangkaian BPF (Band Pass Frequency) akan diatur frekuensi
keluarannya, apabila frekuensi telah sesuai, data analog dari sinyal tersebut diubah
menjadi data digital oleh rangkaian demodulation dan data digital tersebut diatur
kembali oleh rangkaian wave form arrangement sebelum dikeluarkan.
Sensor ini berfungsi menerima sinyal infra merah yang dipancarkan oleh
remote control. Pada dasarnya, data yang dikirimkan oleh remote control disertai
frekuensi pembawa. Hal ini dimaksudkan agar data dapat ditransmisikan untuk
mencapai jarak yang lebih jauh. Sinyal high yang dikirimkan oleh remote control
ditumpangkan pada pembawa = 38 kHz sehingga di dalam pulsa high tersebut
terdapat pulsa-pulsa kecil dengan frekuensi yang lebih tinggi. Komponen ini akan
menghilangkan sinyal pembawa (frekuensi carrier) sehingga hanya tersisa pulsa
data saja yang sudah sesuai dengan level TTL 5V dan bisa langsung diolah oleh
mikrokontroller. Sinyal yang dihasilkan oleh modul penerima infra merah
ditunjukkan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Sinyal Keluaran Modul Penerima Infra Merah.
48
Bila ada sinyal pembawa (carrier) dari pemancar maka keluaran dari
modul penerima infra merah akan rendah (‘0’ = 0V) dan bila tidak ada sinyal
pembawa, maka keluaran akan tinggi (‘1’ = 5V).
Bentuk fisik IRM8510 ditunjukkan Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Bentuk Fisik IRM8510.
3.3.2.5 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51
Sistem minimum Mikrokontroler AT89S51 digunakan sebagai pengolah
dan sekaligus sebagai unit penyimpan program. Mikrokontroler AT89S51 ini
memiliki 4 buah port yang dapat difungsikan sebagai port-port alternatif,
sehingga perangkat-perangkat yang akan dikendalikan dapat langsung
dihubungkan dengan port-port tersebut.
Rangkaian ini terdiri dari IC AT89S51, rangkaian auto reset dan rangkaian
clock internal, dilengkapi juga catu daya yang terpisah dan selain ada 4 port yaitu
port 0 sampai port 3.
Rangkaian clock internal digunakan untuk membangkitkan clock.
Rangkaian clock internal seperti terlihat pada Gambar 3.11.
49
Gambar 3.11 Rangkaian clock internal.
Gambar 3.12 Rangkaian Minimum Sistem AT89S51.
Tombol reset pada rangkaian mikrokontroler AT89S51 berfungsi untuk
mengembalikan keadan sistem pada posisi default, reset akan aktif apabila terjadi
hubung singkat pada pin reset itu sendiri.
3.3.2.6 LCD (Liquid Crystal Display) LMB162A
LCD LMB162A berfungsi sebagai penampil untuk menampilkan angka
pada saat konfigurasi password, kondisi kunci terbuka atau tertutup dan perintah-
perintah lainnya yang berhubungan dengan password dan kunci. Dalam pembuatan
50
antarmuka antara LCD dan mikrokontroler digunakan metode pengalamatan 4-bit
data. Alasan utama menggunakan metode ini adalah kesederhanaan proses dalam
program. Adapun peran utama LCD hanya difungsikan dalam kondisi tulis, jadi pada
LCD kaki R/W selalu dalam kondisi low. Pemberian resistor variabel, digunakan
untuk mengatur kontras tampilan. Detail dari rangkaian antarmuka disajikan dalam
Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Rangkaian LCD.
3.3.2.7 Driver Motor (L293D)
Driver motor digunakan untuk mengontrol arah putaran motor yang
merupakan penggerak utama alat ini. IC driver motor L293D yang didalamnya
terdapat rangkaian H-Bridge akan mengontrol putaran motor sesuai data masukan
digital yang berasal dari mikrokontroler AT89S51. Rangkaian driver motor dc ini
dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14 Rangkaian Driver Motor DC.
51
Port – port yang digunakan pada IC L293D sesuai dengan gambar
rangkaian driver motor adalah sebagai berikut :
1. Port1A dan Port4A, merupakan port masukkan data digital yang berasal
dari mikrokontroler AT89S51, data ini yang menentukan arah putaran
motor DC yang dikendalikan oleh driver motor L293D.
2. Port 1,2 EN dan Port 3,4 EN, merupakan port masukkan yang digunakan
untuk men-enable putaran motor DC yang dikendalikan, dan dari pin ini
juga dapat diaplikasikan pengaturan kecepatan motor DC dengan
gelombang PWM (Pulse Widht Modulation).
3. Port 1Y dan 2Y, pin yang disediakan untuk disambungkan dengan motor
DC yang pertama.
4. Port 3Y dan 4Y, pin yang disediakan untuk disambungkan dengan motor
DC yang kedua.
3.3.2.8 Limit Switch
Pada rangkaian ini limit switch berfungsi sebagai pembatas gerak dari
motor DC 2 sebagai penggerak pintu, selain itu limit switch juga berfungsi
sebagai indikator yang memberikan informasi keadaan pintu, pintu dalam keadaan
tertutup atau terbuka dapat diketahui melalui LCD. Jalur instalasi limit switch
ditunjukkan pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15 Instalasi Limit Switch.
52
Dari gambar instalasi limit switch maka cara kerja rangkaian sebagai
berikut, apabila tuas dari limit switch ditekan maka terminal NO (Normaly Open)
akan terhubung ke port mikro dan dibaca oleh mikrokontroler untuk diproses dan
ditampilkan ke LCD.
3.3.2.9 Switch
Switch adalah suatu alat yang digunakan untuk memutus dan
menyambungkan arus listrik. Pada rangkaian sistem keamanan pada sebuah pintu
berbasis mikokontroler ini switch berfungsi sebagai tombol untuk membuka dan
menutup pintu, tombol switch merupakan alat alternatif yang digunakan untuk
membuka dan menutup pintu pada rangkaian ini. Switch diletakkan di dalam
ruangan dan ditempat yang hanya diketahui oleh pemilik remote control, switch
ini dibuat untuk mempermudah user (pengguna) dalam membuka dan menutup
pintu pada saat berada didalam ruangan, sehingga pengguna yang berada didalam
ruangan tidak perlu memasukkan password untuk membuka dan menutup pintu.
Gambar 3.16 menjelaskan intalasi switch pada rangkaian ini.
Gambar 3.16 Instalasi Switch.
53
3.3.2.10 Motor DC
Motor DC adalah suatu alat yang memanfaatkan energi listrik menjadi
energi mekanik berupa putaran pada poros. Untuk rangkaian sistem keamanan
pada sebuah pintu berbasis mikrokontroler AT89S51 dibutuhkan 2 buah motor
DC dalam mengoprasikan sistem ini, motor DC tersebut diberi label dengan
motor DC1 dan motor DC 2.
3.3.2.10.1 Motor DC 1
Motor DC 1 adalah motor DC yang digunakan sebagai kunci pada pintu,
motor DC 1 lebih dikenal dengan sebutan central lock, yang biasa digunakan
sebagai kunci pintu pada kendaraan bermotor. Motor DC 1 memiliki rangkaian
mekanik tersendiri yang berada satu box dalam rangkaian motor itu sendiri, motor
DC 1 bekerja menggerakkan mekanik apabila diberi tegangan pada masukkannya,
untuk membuka dan menutup pintu motor DC 1 dikontrol oleh driver motor yang
dibalik polaritasnya berdasarkan kebutuhan yang diinginkan. Cara kerja motor DC
1 apabila pintu dalam posisi tertup dan terkunci, untuk membuka kuncinya motor
DC 1 tersebut akan menarik mundur tuas yang dihubungkan ke selongsong besi
sehingga kunci dari pintu terbuka, dan sebaliknya apabila pintu dalam posisi tidak
terkunci untuk menguncinya motor DC 1 mendapat supply tegangan dari driver
motor dengan polaritas yang berbeda dari sebelumnya, maka motor DC 1 tersebut
akan bergerak dan mendorong maju tuas pengunci, sehingga pintu akan terkunci.
Motor DC 1 memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Tegangan maksimal 12 Volt dan tegangan minimal 5 V.
54
2. Kabel berwarna hijau dan biru merupakan masukkan motor DC 1, yang
merupakan tempat untuk membalik polaritas tegangan.
Gambar motor DC 1/central lock dijelaskan pada Gambar 3.17 sebagai
berikut :
Gambar 3.17 Central Lock.
Masukkan motor DC 1 terhubung dengan pin 2 dan pin 7 pada driver
motor L293D, melalui driver motor L293D central lock di kendalikan oleh
mikrokontroler yang terhubung ke port P1.5 dan port P1.4 sesuai dengan cara
kerja alat ini.
3.3.2.10.2 Motor DC 2
Motor DC 2 pada rangkaian ini digunakan sebagai penggerak pintu, gerak
dari motor DC 2 ini dibatasi oleh kedua buah limit switch, apabila motor DC 2
menyentuh tuas dari limit switch maka motor DC 2 akan berhenti, yang
menandakan bahwa tugasnya telah selesai dalam menggerakkan pintu dan proses
selanjutnya dilakukan oleh rangkaian yang lain. Motor DC 2 dikendalikan oleh
driver motor L293D di pin 10 dan pin 15 yang terhubung ke mikrokontroler di
port P1.7 dan port P1.6. Gerak dari motor DC 2 berupa putaran poros yang
55
berputar searah dengan jarum jam ataupun sebaliknya berlawanan dengan jarum
jam, motor DC 2 terhubung ke gear yang digunakan untuk mnggerakkan roda
pada pintu dengan media belt, mekanik motor DC 2 sebagai penggerak pintu di
tunjukkan Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Mekanik motor DC 2.
Motor Dc 2 memiliki spesifikasi sebagi berikut :
1. Tegangan maksimal 12 Volt dan tegangan minimal 5 Volt.
2. Kecepatan putaran poros dengan tegangan maksimal sebesr 185 rpm.
3.4 Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak berbasis mikrokontroler dimulai dengan
perancangan perangkat keras, kemudian dilakukan penyusunan perangkat lunak
yang mengendalikan peralatan tersebut. Bahasa pemrograman yang digunakan
pada proyek akhir ini ialah bahasa Basic Compiler. Proses pemrograman
mikrokontroler diawali dengan menulis program sumber (source code). Source
code kemudian di-compile dan akan menghasilkan kode-kode yang dapat
dimengerti oleh mikrokontroler (format *.hex). Untuk memudahkan dalam
pembuatan program maka perlu dibuat flowchart sebagai berikut.
56
Flowchart membuka dari luar :
Mulai
Inisialisasi LCD, Timer
Baca data
Password = 12345
Buka pintu
Limit switch buka = 1
Motor DC 2 berhenti
Saklar tutup ditekan
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
A
Ya
57
Flowchart membuka dari dalam :
Pintu tertutup
Limit switch tutup = 1
Motor DC 1 mengunci
Selesai
Tidak
Ya
Mulai
Baca tombol
Tombol = 1
Ya
Tidak
A
A
58
Buka pintu
Limit switch buka = 1
Baca tombol enter remote control
Enter = 1
Pintu tertutup
Limit switch tutup =1
Motor DC mengunci
Selesai
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
A Ya
Ya
59
Berikut ini listing program sistem keamanan pada sebuah pintu berbasis
mikrokontroler AT89S51.
‘========================================================== $regfile = "reg51.dat" 'register AT89C51 $crystal = 11059200 'deklarasi cristal Config Lcdpin = Pin , Db4 = P2.3 , Db5 = P2.2 , Db6 = P2.1 , Db7 = P2.0 , E = P2.4 , Rs = P2.5 'konfigurasi LCD Config Timer0 = Timer , Gate = Internal , Mode = 2 'konfigurasi timer Th0 = 0 'Th di nolkan Set Tcon.0 'set timer Set Tcon.2 'set timer On Timer0 Timer_0_int 'sub rutin interupsi timer On Int0 Int0_int 'sub rutin external Enable Interrupts 'aktifkan interupsi Enable Timer0 'aktifkan interupsi timer Enable Int0 'aktifkan interupsi external Start Timer0 'start the timer 'deklarasi variabel Dim New_ir_command As Bit Dim Infra_count As Byte Dim Infra_count_old As Byte Dim Infra_command As Word Dim Segb1 As Byte Dim Kar As String * 1 Dim Pass As String * 5 Dim Segbit1 As Bit Dim N As Byte Dim Segw1 As Word Dim Segb2 As Byte , I As Byte Dim Password As String * 5 Dim Cetak As String * 5 Dim Status As Byte '========================================================== 'menonaktifkan interupsi Disable Interrupts '========================================================== 'alias pin mikro
60
A1 Alias P1.5 B1 Alias P1.4 A2 Alias P1.7 B2 Alias P1.6 Tombol Alias P3.0 '========================================================== 'menonaktifkan pin A1 = 0 B1 = 0 A2 = 0 B2 = 0 Wait 1 '========================================================== Limit1 Alias P1.0 Limit2 Alias P1.1 'Menutup Pintu Cls If Limit1 = 1 Then Gosub Tutup_pintu '========================================================== 'Deklarasi konstanta New_ir_command = 0 Pass = "" Password = "12345" Cetak = "" I = 0 '========================================================== Cls Locate 1 , 1 Lcd "Pintu Tertutup" Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD:" Enable Interrupts 'tutup pintu dari dalam Ide: If Tombol = 0 Then Waitms 40 If Tombol = 0 Then If Status = 0 Then Disable Interrupts Gosub Buka_pintu Else If Status = 1 Then Disable Interrupts Gosub Tutup_pintu End If
61
End If End If End If '========================================================== If New_ir_command = 0 Then Goto Ide Infra_count_old = 0 Segw1 = Infra_command ' ambil data remote Disable Interrupts Kar = "" 'Tampilkan angka remote Select Case Segw1 Case 2056 : Kar = "1" Case 2072 : Kar = "2" Case 2088 : Kar = "3" Case 2104 : Kar = "4" Case 2120 : Kar = "5" Case 2136 : Kar = "6" Case 2152 : Kar = "7" Case 2168 : Kar = "8" Case 2184 : Kar = "9" Case 2100 : Kar = "0" End Select '========================================================== 'menampilkan password If Status = 0 Then If Kar <> "" Then If I = 5 Then I = 0 Pass = "" Cetak = "" Locate 2 , 10 Lcd " " End If Pass = Pass + Kar Cetak = Cetak + "*" I = I + 1 Locate 2 , 10 Lcd Cetak Waitms 500 End If End If '========================================================== 'membuka pintu dengan password If Segw1 = 2520 Then If Status = 0 Then If Pass = Password Then
62
Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD COCOK" Gosub Buka_pintu Else Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD SALAH" End If Else Gosub Tutup_pintu End If Pass = "" Cetak = "" I = 0 Wait 2 Locate 2 , 10 Lcd " " End If Enable Interrupts '========================================================= Goto Ide 'Sub rutin tutup Pintu Tutup_pintu: Cls Do A2 = 0 B2 = 1 If Limit1 = 0 Then Waitms 40 If Limit1 = 0 Then Goto Selesai1 End If Loop Selesai1: A2 = 0 B2 = 0 Wait 1 Gosub Ngunci Cls Status = 0 Locate 1 , 1 Lcd "Pintu Tertutup" Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD:" Enable Interrupts 'enable the use of interrupts Return '========================================================== 'Sub rutin buka pintu
63
Buka_pintu: Cls Gosub Buka_kunci Do A2 = 1 B2 = 0 If Limit2 = 0 Then Waitms 40 If Limit2 = 0 Then Goto Selesai2 End If Loop Selesai2: A2 = 0 B2 = 0 Wait 1 Cls Locate 1 , 1 Lcd "Pintu terbuka" Status = 1 Enable Interrupts 'enable the use of interrupts Return Buka_kunci: A1 = 0 B1 = 1 Waitms 500 A1 = 0 B1 = 0 Wait 1 Return '========================================================== 'Sub rutin ngunci Ngunci: A1 = 1 B1 = 0 Waitms 500 A1 = 0 B1 = 0 Wait 1 Return '========================================================== 'Sub rutin interupsi timer Timer_0_int: If Infra_count < 150 Then Incr Infra_count New_ir_command = 0 Else
64
New_ir_command = 0 If Infra_count_old <> 0 Then New_ir_command = 1 End If End If Timer_0_int_end: Return '========================================================== 'Sub rutin Interupsi Ekternal Int0_int: If Infra_count = 150 Then Infra_count = 0 'start receive (Infra_count=0) New_ir_command = 0 Infra_count_old = 0 Infra_command = 0 N = 0 End If Segb1 = Infra_count - Infra_count_old If Segb1 > 5 Then Set Infra_command.15 Else Reset Infra_command.15 Infra_count_old = Infra_count Shift Infra_command , Right Incr N Int0_int_end: Return End '==========================================================
BAB IV
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.
Secara garis besar terdapat dua hal yang diujikan yaitu pengujian terhadap bagian
pengendali (remote control) dan bagian yang dikendalikan. Dari kedua pengujian
tersebut dapat diketahui kelemahan dan kekurangan yang masih terdapat pada
alat, sehingga hasil perancangan perangkat keras (hardware) maupun perangkat
lunak (software) dapat lebih disempurnakan untuk tujuan dan pemanfaatan secara
nyata.
Dalam sistem keamanan pada sebuah pintu berbasis mikrokontroler
AT89S51 dengan menggunakan remote control infra merah ini, fitur-fitur yang
dimiliki yaitu :
1. Sistem memiliki password yang digunakan untuk melakukan instruksi
membuka dan menutup pintu sekaligus mnguncinya.
2. Digit password yang digunakan untuk dapat membuka kunci terdiri
dari 5 digit. Dan setiap digit-nya dapat dikonfigurasi dari angka 0
sampai 9.
3. Memiliki penampil LCD untuk menampilkan digit password, status
(terkunci/terbuka) dan tampilan ”password salah” apabila user
melakukan kesalahan dalam memasukkan password.
65
66
4. Untuk keamanan sistem password yang ditampilkan ke LCD berupa
tanda ” * ”.
Bentuk fisik dari sistem keamanan pada sebuah pintu berbasis
mikrokontroler AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 (a) Remote Control, (b) Rangkaian Penerima, (c) LCD, (d) Pintu.
4.2 Pengujian Rangkaian Pengendali (Remote Control)
Pengujian pada remote control ditujukan agar perangkat lunak dan
perangkat keras dapat bekerja dengan benar untuk mengirimkan data sesuai
dengan tombol yang ditekan dan dapat diterima oleh rangkaian penerima. Remote
control yang digunakan adalah remote control jenis sony.
4.2.1 Pengujian LED Infra merah.
LED infra merah digunakan untuk menghasilkan gelombang infra merah
sebagai media transmisi data. Infra merah adalah frekuensi radiasi yang bekerja di
67
bawah tingkat sensitivitas mata manusia. Pengujian terhadap LED ini tidak sama
dengan LED biasa karena nyala LED tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Untuk melakukan pengujian nyala atau tidaknya LED infra merah digunakan
kamera digital. Pada layar kamera dapat dilihat nyala LED infra merah yaitu
berupa sinar merah ketika tombol pada remote control ditekan. Pengujian LED
infra merah ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Pengujian LED infra merah.
4.2.2 Pencarian Data Remote
Pada saat penekanan tombol, remote sony mengirimkan data dengan
frekuensi tertentu, data tersebut merupakan data dari masing-masing tombol,
sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan untuk menginisialisasi setiap tombol
pada rangkaian remote sony. Alat yang digunakan untuk menampilkan data pada
remote sony adalah :
1. Mikrokontroler AT89S51, sebagai pengendali semua proses.
2. Remote sony, sebagai pemancar.
3. IRM8510, sebagai penerima infra merah.
4. LCD, sebagai penampil data dari remote sony.
68
Output dari rangkaian penerima infra merah dihubungkan ke port P3.2
pada mikrokontroler dan rangkaian LCD terhubung pada port P2.0-P2.5. Gambar
rangkaian pencarian data remote ditunjukkan Gambar 4..3.
Gambar 4..3 Rangkaian Pencarian Data remote.
Untuk menampilkan data pada remote sony dibutuhkan program sebagai
berikut :
$regfile = "reg51.dat" 'register AT89C51 $crystal = 11059200 'deklarasi crital Config Lcdpin = Pin , Db4 = P2.3 , Db5 = P2.2 , Db6 = P2.1 , Db7 = P2.0 , E = P2.4 , Rs = P2.5 'konfigurasi LCD Config Timer0 = Timer , Gate = Internal , Mode = 2 'konfigurasi timer
69
Th0 = 0 'Th di nolkan Set Tcon.0 'set timer Set Tcon.2 'set timer On Timer0 Timer_0_int 'sub rutin interupsi timer On Int0 Int0_int 'sub rutin external Enable Interrupts 'aktifkan interupsi Enable Timer0 'aktifkan interupsi timer Enable Int0 'aktifkan interupsi external Start Timer0 'start the timer 'deklarasi variabel Dim New_ir_command As Bit Dim Infra_count As Byte Dim Infra_count_old As Byte Dim Infra_command As Word Dim Segb1 As Byte Dim Kar As String * 1 Dim Pass As String * 5 Dim Segbit1 As Bit Dim N As Byte Dim Segw1 As Word Dim Segb2 As Byte , I As Byte Dim Cetak As String * 5 Dim Status As Byte 'menonaktifkan interupsi Disable Interrupts Wait 1 'Deklarasi konstanta New_ir_command = 0 I = 0 Enable Interrupts Ide: If New_ir_command = 0 Then Goto Ide Infra_count_old = 0 Segw1 = Infra_command ' ambil data remote Disable Interrupts Kar = "" Lcd Segw1 Enable Interrupts '========================================================== Goto Ide 'Sub rutin interupsi timer
70
Timer_0_int: If Infra_count < 150 Then Incr Infra_count New_ir_command = 0 Else New_ir_command = 0 If Infra_count_old <> 0 Then New_ir_command = 1 End If End If Timer_0_int_end: Return 'Sub rutin Interupsi Ekternal Int0_int: If Infra_count = 150 Then Infra_count = 0 'start receive (Infra_count=0) New_ir_command = 0 Infra_count_old = 0 Infra_command = 0 N = 0 End If Segb1 = Infra_count - Infra_count_old If Segb1 > 5 Then Set Infra_command.15 Else Reset Infra_command.15 Infra_count_old = Infra_count Shift Infra_command , Right Incr N Int0_int_end: Return End
Dengan menggunakan program pencarian data pada remote, maka didapat
data dari remote sony berupa digit decimal yang mewakili setiap tombol, data
tersebut digunakan untuk menampilkan karakter yang akan digunakan dalam
pembuatan password.
Data decimal yang tertampil pada LCD terdiri dari 4 digit, data tersebut
kemudian difungsikan untuk menampilkan karakter setiap tombol yang di tekan.
71
Nilai data pada remote TV Sony yang telah diubah ke dalam bentuk
hexadecimal ditunjukkan oleh Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Tombol Remote Control.
Tombol Kode Hexa Kode Biner 1 808h 100000001000 2 818h 100000011000 3 828h 100000101000 4 838h 100000111000 5 848h 100001001000 6 858h 100001011000 7 868h 100001101000 8 878h 100001111000 9 888h 100010001000 0 898h 100010011000
-/-- 9D8h 100111011000
Bentuk gelombang yang ditampilkan oleh remote sony melalui osiloskop
pada saat menekan tombol 1 ditunjukkan oleh Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Bentuk Glombang Remote Sony Pada Tombol 1.
Dari bentuk gelombang yang tertampil pada osiloskop, pemancar infra
merah menghasilkan sinyal pembawa dan data. Data yang tertampil pada
osiloskop sama dengan data yang ditampilkan oleh LCD pada program pencarian
Data Remote Header
72
data remote. Pembacaan data penekanan tombol 1 yang tertampil pada osiloskop
dijelaskan oleh Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Pembacaan Data Remote Berdasarkan Bentuk Gelombang.
Gelombang yang dikirimkan oleh pemancar infra merah terdiri dari header
dan data, nilai data tersebut dapat dilihat perbedaannya dari lebar pulsa yang
tertampil, lebar pulsa 2,4 ms diwakili oleh logika ”1” sedangkan lebar pulsa 1,2
ms diwakili oleh logika”0”. Sehingga dari penekanan tombol 1 diperoleh data 12
bit dalam bentuk digit biner dengan nilai 100000001000, dan apabila
dikonversikan ke dalam decimal adalah 2056.
Pada dasarnya remote control berfungsi untuk menghasilkan pulsa remote
control dengan format header, data kode (data tombol) dan stop bit. Pulsa ini
ditransmisikan dengan frekuensi pembawa = 38 kHz melalui gelombang infra
merah yang dihasilkan oleh LED infra merah.
4.2.3 Pengujian Konsumsi Daya (baterai) Pada Rangkaian Remote Control
Catu daya yang digunakan pada rangkaian remote control ini berasal dari 2
buah baterai AA 1,5 V yang dirangkai secara seri, sehingga tegangan totalnya
3,14V.
73
4.3 Pengujian Rangkaian Penerima
Pengujian dalam hal ini adalah penanganan gangguan (pengecekan
terhadap jalur PCB dan pengkabelan) ditujukan untuk menghindari kerusakan
komponen dalam sistem karena hubung singkat atau jalur yang terputus.
4.3.1. Pengujian Tegangan Keluaran Penerima Infra merah.
Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan pada keluaran modul
penerima infra merah pada saat menerima sinyal infra merah dari pemancar, dan
pada saat tidak menerima sinyal infra merah dari pemancar (saat normal). Titik
pengamatan yang diukur ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Titik Pengukuran Tegangan Keluaran Penerima Infra Merah.
Setelah dilakukan pengukuran tegangan keluaran pada modul penerima
didapatkan data sebagai berikut :
1. Tegangan pada saat menerima sinyal infra merah : 0,2 volt.
2. Tegangan pada saat tidak menerima sinyal infra merah : 4,96 volt.
Titik Pengukuran
74
Dari hasil pengukuran dapat diambil kesimpulan bahwa pada saat tidak
ada sinyal, keluaran penerima infra merah adalah ’1’ (4,96V), apabila menerima
sinyal, keluaran penerima infra merah langsung berubah menjadi ’0’(0,2V).
Tegangan 0,2 Volt dan 4,96 Volt dapat dikonversikan langsung ke sinyal digital
level low (0 volt) dan level high (5 volt) sehingga dapat dihubungkan langsung ke
pin mikrokontroler tanpa diperlukan rangkaian penguat sinyal (amplifier).
Sinyal yang dipancarkan oleh remote control dimodulasi dengan frekuensi
pembawa 38 KHz. Pada saat diterima oleh penerima infra merah sinyal pembawa
tersebut dihilangkan sehingga yang tersisa pulsa data saja yang bisa langsung
diolah oleh mikrokontroler untuk membuka/mengunci pintu.
4.4 Pengujian Driver Motor DC L293
Pengujian ini dilakukan dengan memberikan sinyal logika ’0’ dan logika
’1’ pada driver L293 yang berfungsi untuk menggerakkan motor DC 1 dan 2 maka
mikrokontroler harus memberikan logika ‘0’ dan ’1’ pada input driver motor
sesuai dengan gerak yang diinginkan. Input driver motor (input 1 dan 2) untuk
menggerakkan motor DC 1 (central lock) terhubung ke pin P1.4 dan P1.5
mikrokontroler sedangkan input 3 dan 4 pada driver motor terhubung ke pin P1.6
dan P1.7 mikrokontroler. Dari hasil pengujian didapatkan data seperti ditunjukkan
oleh Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
75
Tabel 4.2 Pengujian Driver Motor L293 Pada Motor DC 1.
Pin Enable Pin Masukan Arah Putaran Motor
H Input 1 = 0
Input 2 = 1
Motor berputar ke kiri
(buka kunci)
H Input 1 = 1
Input 2 =0
Motor berputar ke
kanan (mengunci)
H Input 1 = 0
Input 2 = 0 Motor tidak berputar
H Input 1 = 1
Input 2 = 1 Motor tidak berputar
Tabel 4.3 Pengujian Driver Motor L293 Pada Motor DC 2.
Pin Enable Pin Masukan Arah PutaranMotor
H Input 3 = 0
Input 4 = 1
Motor berputar ke
kiri (tutup pintu)
H Input 3 = 1
Input 4 =0
Motor berputar ke
kanan (buka pintu)
H Input 3 = 0
Input 4 = 0 Motor tidak berputar
H Input 3 = 1
Input 4 = 1 Motor tidak berputar
76
Dari hasil pengujian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa driver motor
DC berfungsi dengan baik, karena dapat mengendalikan arah putaran motor
dengan cara memberikan logika yang berbeda pada P1.4, P1.5, P1.6, dan P1.7
sehingga dapat digunakan untuk menggerakkan motor DC 2 sebagai penggerak
pintu dan motor DC 1 sebagai mekanik kunci.
4.5 Pengujian Catu Daya
Catu daya merupakan bagian yang penting dalam sistem ini. Kegunaan
catu daya pada sistem yaitu : tegangan 5 V digunakan sebagai sumber tegangan
LCD, penerima infra merah, power logik driver motor, sedangkan tegangan 9 V
digunakan untuk mikrokontroler (rangkaian mikrokontroler dilengkapi dengan
rangkaian regulator 5 V), motor DC 1, dan motor DC 2. Untuk menyuplai
tegangan +5 V DC digunakan IC 7805, dan tegangan +9 V DC digunakan IC
7809.
Dari masing-masing regulator telah diukur untuk mengetahui optimalisasi
pemakaian tegangan catu, yaitu IC 7809 seharusnya menghasilkan tegangan 9
Volt secara konstan, namun dalam pengukuran didapat hasil 8,6 Volt, IC 7805
memiliki hasil di bawah nilai teoritisnya sekitar 4,9 volt dari yang seharusnya 5
volt, dan IC Table 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Catu Daya.
IC Regulator Teoritis Pengukuran Unit
7809 9,0 8,6 Volt
7805 5,0 4,9 Volt
77
Hasil pengujian menunjukkan perbedaan besar tegangan keluaran antara
nilai teoritis dan terukur. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan, nilainya tidak murni. Selain itu,
tegangan jala-jala listrik yang digunakan tidak stabil.
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai persen error (%error) dari
pengukuran rangkaian catu daya sebagai berikut:
Nilai error untuk IC 7809 :
Nilai error untuk IC 7805 :
Dari perhitungan % error diatas, kesalahan tegangan output untuk +9 V
sebesar 4,4 % dan +5V sebesar 2 %. Hal ini masih dapat diabaikan, karena nilai
kesalahannya tidak melebihi nilai toleransi (5%) sesuai dengan data sheet.
Dari data sheet dapat diketahui berapa arus dan tegangan yang dikeluarkan
oleh IC regulator berdasarkan serinya. Karakteristik masing-masing IC
berdasarkan data sheet ditunjukkan pada Tabel 4.5.
………(4.1)
78
Tabel 4.5 Karateristik tegangan regulator LM78XX.
Tipe I Out (A) V out (V)
78xxC 78Lxx 78Mxx Min Max
7805 1 0,1 0,5 4,75 5,25
7806 1 0,1 0,5 5,7 6,3
7812 1 0,1 0,5 11,4 12,6
Pengujian arus pada power supply dilakukan dalam keadaan berbeban dan
tanpa beban. Pada saat berbeban dan pintu dalam kondisi terbuka, arus yang
terukur pada power supply 5 V sebesar 0.16 A dengan beban LCD, modul
penerima infra merah, dan driver motor L293D, sedangkan arus yang terukur di
power supply 9 V ketika tombol enter belum ditekan sebesar 0,06 A (karena
mencatu mikrokontroler), begitu tombol enter ditekan arus yang terukur sebesar
0.22 A dan naik kembali sebesar 0.6 A.
Dari pengukuran arus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Arus beban pada power supply 5 V sebesar 0.16 A.
2. Arus beban power supply 9 V dengan beban mikrokontroler sebesar 0.06 A.
3. Arus beban power supply 9 V dengan beban mikrokontroler dan motor DC 2
sebesar 0.22 A.
4. Arus beban power supply 9 V dengan beban mikrokontroler dan motor DC 1
sebesar 0.6 A
79
Maka dari kesimpulan, I total (arus total) = I (5 V) + I (9 V)
I (5 V) arus beban terukur sebesar 0.16 A.
I (9 V) pada saat tombol enter belum ditekan = 0.06 A.
I (9 V) pada saat tombol enter ditekan dan motor DC 2 bergerak = 0.22 A.
Maka I motor DC 2 = 0.22 – 0.06 = 0,16 A.
I (9 V) pada saat motor DC 1 bergerak = 0,6 A.
Maka I motor DC 1 = 0.6 – 0.06 = 0,54 A.
I total beban keseluruhan = 0,16 + 0.06 + 0,16 + 0,54 = 0.92 A.
Dari perhitungan arus beban keseluruhan didapat nilai arus total sebesar
0.92 A, jika dibandingkan dengan label yang tertulis pada transformator yaitu 2 A
(2 A mempunyai arti bahwa : diameter kawat atau luas penampang yang
digunakan pada trafo tersebut mampu dialiri arus sebesar 2 A) berarti arus beban
keseluruhan tidak melebihi arus yang mengalir pada rangkaian, sehingga
rangkaian power supply tidak mengalami drop tegangan, namun pemasangan
heatsink sangat diperlukan untuk mengurangi panas berlebih karena IC regulator
LM 7805 dan LM7809 bekerja secara maksimal.
Pada saat pengukuran arus tanpa beban, arus yang terukur pada output
masing-masing ractifier pada power supply sebesar 0.02 A, dari hasil pengukuran
arus berbeban dan tanpa beban ditarik kesimpulan I berbeban > daripada I tanpa
beban.
4.6 Pengujian Pemakaian Alat
Pada saat pertama kali dihubungkan ke sumber tegangan, mekanik motor
DC 1/central lock berada dalam keadaan mengunci dan pintu tertutup, pada layar
80
LCD baris pertama tampil tulisan “Pintu Tertutup” dibaris kedua tampil tulisan
“PASSWORD:”. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 4.7 sebagai berikut.
Gambar 4.7 Tampilan LCD Kondisi Awal.
Apabila user ingin memasuki ruangan terlebih dahulu harus memasukkan
password berupa pin melalui remote control. Password terdiri dari 5 digit, yaitu
12345, untuk keamanan sistem, LCD akan menampilkan kode bintang “ * “ dari
kelima digit password tersebut.
Gambar 4.8 Tampilan LCD Pada Saat Password Dimasukkan..
Untuk eksekusi password, ditekan tombol ” -/-- ”, maka motor DC
1/central lock akan menarik tuas pengunci, dan motor DC 2 sebagai penggerak
pintu akan bergerak membukakan pintu, apabila motor DC 2 menekan tuas dari
limit switch maka motor DC 2 akan berhenti bergerak, limit switch akan
memberikan indikasi ke mikrokontroler tentang kondisi pintu, dan LCD akan
menampilkan keadaan pintu ”Pintu terbuka”. Tampilan LCD pada saat kondisi
pintu terbuka dijelaskan oleh Gambar 4.9 sebagai berikut.
81
Gambar 4.9 Tampilan LCD Saat Kondisi Pintu Terbuka.
Untuk menutup pintu kembali, user menggunakan switch/tombol sebagai
alat alternatif selain remote control, yang berfungsi untuk mengontrol sistem dari
dalam ruangan. Setelah pintu tertutup maka LCD akan menampilkan kondisi pintu
” Pintu tertutup ”.Tampilan LCD saat kondisi pintu tertutup dijelaskan oleh
Gambar 4.10.
Gambar 4.10. Tampilan LCD Saat Kondisi Pintu Tertutup.
Switch dapat digunakan untuk membuka dan menutup pintu sekaligus
mnguncinya dari dalam ruangan, karena prinsip kerja dari switch tergantung dari
kondisi pintu. Apabila user telah keluar meninggalkan ruangan, untuk menutup
pintu sekaligus menguncinya user cukup menekan tombol eksekusi atau tombol
enter ” -/-- ”.
Apabila terjadi kesalahan dalam memasukkan password maka LCD akan
menampilkan kesalahan tersebut, dan memberi intruksi untuk memasukkan
password kembali. Tampilan LCD apabila terjadi kesalahan dalam memasukkan
password dijelaskan oleh Gambar 4.11.
82
Gambar 4.11 Tampilan LCD Saat terjadi Kesalahan Password.
4.7 Pengujian Jangkauan Remote Control
Pengujian dilakukan dengan menekan tombol pada remote control pada
jarak dan sudut tertentu terhadap penerima infra merah. Hasil pengujian dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Pengujian jangkauan remote control.
Jarak (m)
Sudut (derajat)
0° 10° 20° 30° 40°
1 √ √ √ √ -
2 √ √ √ √ -
3 √ √ √ - -
4 √ √ √ - -
5 √ √ √ - -
6 √ √ - - -
7 √ - - - -
8 - - - - -
Sudut 0 derajat adalah sudut pada saat remote control ditekan dengan
posisi pemancar infra merah tepat mengarah ke modul penerima infra merah.
83
Sudut selain 0 derajat adalah sudut pergesaran antara pemancar infra merah
dengan penerima infra merah.
Tanda ( √ ) menandakan bahwa sinyal yang dipancarkan oleh remote
control dapat diterima oleh penerima infra merah. Sedangkan tanda ( - )
menandakan bahwa penerima infra merah tidak bisa menerima sinyal yang
dipancarkan oleh remote control.
Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jangkauan maksimum sinyal yang
dapat diterima oleh penerima infra merah sejauh 7 m dan sudut pergeseran
maksimum sebesar 30 derajat. Hasil tersebut dipengaruhi beberapa faktor,
diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan baik itu LED infra
merah maupun modul penerima infra merah.
84
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembuatan dan pengujian yang dilakukan dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Remote Control infra merah dapat mengirim data ke modul penerima infra
merah dengan jarak maximum sejauh 8 meter.
2. Perancangan perangkat lunak (software) mengacu pada diagram alir (flow
chart), dan perangkat lunak telah dapat mengendalikan sistem dan bekerja
sesuai rencana.
3. Pemakain regulator pada catu daya untuk menstabilkan output tegangan dari
transformator.
4. Alat ini dapat diaplikasikan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri,
contohnya: pintu garasi, pintu ruang operasi pada rumah sakit, tempat
menyimpan barang sita-an pada kantor polisi.
5.2 Saran
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk mencapai hasil yang lebih
baik. Beberapa pengembangan yang dimungkinkan adalah :
1. Untuk aplikasinya, selain penggunaan sumber tegangan listrik (catu daya)
dari PLN, bisa digunakan accu atau baterai sehingga ketika listrik padam,
sistem akan tetap menyala atau bekerja.
84
85
2. Selain infra merah, untuk pengembangan alat dapat juga menggunakan
kendali jarak jauh dengan memanfaatkan fasilitas sms pada handphone, dan
bluetooth.
3. Memodivikasi mekanik pada bagian penggerak motor, dengan cara
mengganti bahan dasar pembuatan gear dan belt-.nya yang sebelumnya
terbuat dari pelastik diganti dengan bahan logam, sehingga alat ini menjadi
lebih kokoh dan dapat dijual dipasaran.
4. Driver motor dapat diganti dengan menggunakan L298 untuk kebutuhan
arus yang lebih besar sehingga dapat menggunakan motor dengan torsi yang
lebih besar.
86
DAFTAR PUSTAKA
Lukman, Feriza, 2008, Laporan Proyek Akhir Pengendalian Robot Line Tracer
Dengan Sistem PID Kontroler, Diploma Teknik Elektro UGM, Yogyakarta.
Putra, Eko Afgianto, 2003, Belajar Mikrokontroler, Gava Media, Yogyakarta.
Syukri, Alvi, 2008, Laporan Proyek Akhir Kunci Otomatis, Diploma Taknik
Elektro UGM, Yogyakarta.
Zuhal, 1991, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, Bandung.
http://www.datasheetcatalog.com
http://www.delta-electronic.com/Design/Software/Software.htm
http://txfm.blogspot.com/search/label/Mikrokontroler
http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitor
http://id.wikipedia.org/wiki/Infrared
http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_cahaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Remote
http://www.sbprojects.com/knowledge/ir/ir.htm
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2009/04/basic-compiler-untuk-avr/
http://www.total.or.id/info.php?kk=Basic%20Compiler
http://elkaubisa.blogspot.com/2008/02/menggunakan-bahasa-basic-untuk-
at89xx.html
http://elkaubisa.blogspot.com/search/label/Tutorial%20BASCOM-8051
86
BIODATA PENULIS
Nama : Andre Gunawan
NIM : 05/184321/NT/10755
Konsentrasi : Teknik Ketenagaan
e-mail : [email protected]
Judul Proyek Akhir : Sistem Keamanan Pada sebuah Pintu Berbasis
Mikrokontroler AT89S51
Riwayat Pendidikan
TK Elektrina Palembang : 1992-1993
SD Negeri 13 Palembang : 1993-1999
SLTP Negeri 5 Palembang : 1999-2002
SMK Negeri 2 Palembang : 2002-2005
Diploma Teknik Elektro UGM : 2005-2009
PROGRAM PENCARIAN DATA REMOTE
$regfile = "reg51.dat" 'register AT89C51 $crystal = 11059200 'deklarasi crital Config Lcdpin = Pin , Db4 = P2.3 , Db5 = P2.2 , Db6 = P2.1 , Db7 = P2.0 , E = P2.4 , Rs = P2.5 'konfigurasi LCD Config Timer0 = Timer , Gate = Internal , Mode = 2 'konfigurasi timer Th0 = 0 'Th di nolkan Set Tcon.0 'set timer Set Tcon.2 'set timer On Timer0 Timer_0_int 'sub rutin interupsi timer On Int0 Int0_int 'sub rutin external Enable Interrupts 'aktifkan interupsi Enable Timer0 'aktifkan interupsi timer Enable Int0 'aktifkan interupsi external Start Timer0 'start the timer 'deklarasi variabel Dim New_ir_command As Bit Dim Infra_count As Byte Dim Infra_count_old As Byte Dim Infra_command As Word Dim Segb1 As Byte Dim Kar As String * 1 Dim Pass As String * 5 Dim Segbit1 As Bit Dim N As Byte Dim Segw1 As Word Dim Segb2 As Byte , I As Byte Dim Password As String * 5 Dim Cetak As String * 5 Dim Status As Byte 'menonaktifkan interupsi Disable Interrupts Wait 1 'Deklarasi konstanta New_ir_command = 0 Pass = "" Password = ""
Cetak = "" I = 0 Enable Interrupts Ide: If New_ir_command = 0 Then Goto Ide Infra_count_old = 0 Segw1 = Infra_command ' ambil data remote Disable Interrupts Kar = "" Lcd Segw1 Enable Interrupts '========================================================== Goto Ide 'Sub rutin interupsi timer Timer_0_int: If Infra_count < 150 Then Incr Infra_count New_ir_command = 0 Else New_ir_command = 0 If Infra_count_old <> 0 Then New_ir_command = 1 End If End If Timer_0_int_end: Return 'Sub rutin Interupsi Ekternal Int0_int: If Infra_count = 150 Then Infra_count = 0 'start receive (Infra_count=0) New_ir_command = 0 Infra_count_old = 0 Infra_command = 0 N = 0 End If Segb1 = Infra_count - Infra_count_old If Segb1 > 5 Then Set Infra_command.15 Else Reset Infra_command.15 Infra_count_old = Infra_count Shift Infra_command , Right Incr N Int0_int_end: Return End
PROGRAM SISTEM KEAMANAN PADA SEBUAH PINTU
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
$regfile = "reg51.dat" 'register AT89C51 $crystal = 11059200 'deklarasi cristal Config Lcdpin = Pin , Db4 = P2.3 , Db5 = P2.2 , Db6 = P2.1 , Db7 = P2.0 , E = P2.4 , Rs = P2.5 'konfigurasi LCD Config Timer0 = Timer , Gate = Internal , Mode = 2 'konfigurasi timer Th0 = 0 'Th di nolkan Set Tcon.0 'set timer Set Tcon.2 'set timer On Timer0 Timer_0_int 'sub rutin interupsi timer On Int0 Int0_int 'sub rutin external Enable Interrupts 'aktifkan interupsi Enable Timer0 'aktifkan interupsi timer Enable Int0 'aktifkan interupsi external Start Timer0 'start the timer 'deklarasi variabel Dim New_ir_command As Bit Dim Infra_count As Byte Dim Infra_count_old As Byte Dim Infra_command As Word Dim Segb1 As Byte Dim Kar As String * 1 Dim Pass As String * 5 Dim Segbit1 As Bit Dim N As Byte Dim Segw1 As Word Dim Segb2 As Byte , I As Byte Dim Password As String * 5 Dim Cetak As String * 5 Dim Status As Byte '========================================================== 'menonaktifkan interupsi Disable Interrupts '========================================================== 'alias pin mikro A1 Alias P1.5 B1 Alias P1.4
A2 Alias P1.7 B2 Alias P1.6 Tombol Alias P3.0 '========================================================== 'menonaktifkan pin A1 = 0 B1 = 0 A2 = 0 B2 = 0 Wait 1 '========================================================== Limit1 Alias P1.0 Limit2 Alias P1.1 'Menutup Pintu Cls If Limit1 = 1 Then Gosub Tutup_pintu '========================================================== 'Deklarasi konstanta New_ir_command = 0 Pass = "" Password = "12345" Cetak = "" I = 0 '========================================================== Cls Locate 1 , 1 Lcd "Pintu Tertutup" Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD:" Enable Interrupts 'tutup pintu dari dalam Ide: If Tombol = 0 Then Waitms 40 If Tombol = 0 Then If Status = 0 Then Disable Interrupts Gosub Buka_pintu Else If Status = 1 Then Disable Interrupts Gosub Tutup_pintu
End If End If End If End If '========================================================== If New_ir_command = 0 Then Goto Ide Infra_count_old = 0 Segw1 = Infra_command ' ambil data remote Disable Interrupts Kar = "" 'Tampilkan angka remote Select Case Segw1 Case 2056 : Kar = "1" Case 2072 : Kar = "2" Case 2088 : Kar = "3" Case 2104 : Kar = "4" Case 2120 : Kar = "5" Case 2136 : Kar = "6" Case 2152 : Kar = "7" Case 2168 : Kar = "8" Case 2184 : Kar = "9" Case 2200 : Kar = "0" End Select '========================================================== 'menampilkan password If Status = 0 Then If Kar <> "" Then If I = 5 Then I = 0 Pass = "" Cetak = "" Locate 2 , 10 Lcd " " End If Pass = Pass + Kar Cetak = Cetak + "*" I = I + 1 Locate 2 , 10 Lcd Cetak Waitms 500 End If End If '==========================================================
'membuka pintu dengan password If Segw1 = 2520 Then If Status = 0 Then If Pass = Password Then Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD COCOK" Gosub Buka_pintu Else Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD SALAH" End If Else Gosub Tutup_pintu End If Pass = "" Cetak = "" I = 0 Wait 2 Locate 2 , 10 Lcd " " End If Enable Interrupts '========================================================== Goto Ide 'Sub rutin tutup Pintu Tutup_pintu: Cls Do A2 = 0 B2 = 1 If Limit1 = 0 Then Waitms 40 If Limit1 = 0 Then Goto Selesai1 End If Loop Selesai1: A2 = 0 B2 = 0 Wait 1 Gosub Ngunci Cls Status = 0 Locate 1 , 1
Lcd "Pintu Tertutup" Locate 2 , 1 Lcd "PASSWORD:" Enable Interrupts 'enable the use of interrupts Return '========================================================== 'Sub rutin buka pintu Buka_pintu: Cls Gosub Buka_kunci Do A2 = 1 B2 = 0 If Limit2 = 0 Then Waitms 40 If Limit2 = 0 Then Goto Selesai2 End If Loop Selesai2: A2 = 0 B2 = 0 Wait 1 Cls Locate 1 , 1 Lcd "Pintu terbuka" Status = 1 Enable Interrupts 'enable the use of interrupts Return Buka_kunci: A1 = 0 B1 = 1 Waitms 500 A1 = 0 B1 = 0 Wait 1 Return '========================================================== 'Sub rutin ngunci Ngunci: A1 = 1 B1 = 0
Waitms 500 A1 = 0 B1 = 0 Wait 1 Return '========================================================== 'Sub rutin interupsi timer Timer_0_int: If Infra_count < 150 Then Incr Infra_count New_ir_command = 0 Else New_ir_command = 0 If Infra_count_old <> 0 Then New_ir_command = 1 End If End If Timer_0_int_end: Return '========================================================== 'Sub rutin Interupsi Ekternal Int0_int: If Infra_count = 150 Then Infra_count = 0 'start receive (Infra_count=0) New_ir_command = 0 Infra_count_old = 0 Infra_command = 0 N = 0 End If Segb1 = Infra_count - Infra_count_old If Segb1 > 5 Then Set Infra_command.15 Else Reset Infra_command.15 Infra_count_old = Infra_count Shift Infra_command , Right Incr N Int0_int_end: Return End '==========================================================