Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

20
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Katalis “Katalis (katalisator) adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi kecepatan suatu reaksi, tetapi ia sendiri pada akhir reaksi tak mengalami perubahan kimia. Proses mempengaruhi kecepatan reaksi dengan katalisator ini disebut katalisis” (Bra, E James, Alih bahasa Sukmariah Maun, 2006) “Katalis adalah suatu zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi yang berperan membantu jalannya suatu laju reaksi (memperbesar laju reaksi).” (Suminar, Petruci. 1999) 2.2 Prinsip Dasar Katalis Prinsip dasar dari suatu katalis adalah tetap ikut dalam jalnnya reaksi namun pada kondisi akhir, katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama. alam Sehingga dapat disimpulkan bahwa katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama tanpa menghasilkan bentuk lain (reaksi samping). 2.3 Jenis-jenis Katalis 2.3.1 Katalis homogen Katalis homogen apabila zat-zat yang bereaksi (reaktan) dan katalis yang berada dalam satu fase. 1 | Page

description

Sistem katalis

Transcript of Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Page 1: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Katalis

“Katalis (katalisator) adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi

kecepatan suatu reaksi, tetapi ia sendiri pada akhir reaksi tak mengalami

perubahan kimia. Proses mempengaruhi kecepatan reaksi dengan katalisator ini

disebut katalisis” (Bra, E James, Alih bahasa Sukmariah Maun, 2006)

“Katalis adalah suatu zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi yang

berperan membantu jalannya suatu laju reaksi (memperbesar laju reaksi).”

(Suminar, Petruci. 1999)

2.2 Prinsip Dasar Katalis

Prinsip dasar dari suatu katalis adalah tetap ikut dalam jalnnya reaksi

namun pada kondisi akhir, katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama. alam

Sehingga dapat disimpulkan bahwa katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang

sama tanpa menghasilkan bentuk lain (reaksi samping).

2.3 Jenis-jenis Katalis

2.3.1 Katalis homogen

Katalis homogen apabila zat-zat yang bereaksi (reaktan) dan katalis yang

berada dalam satu fase. Salah satu contohnya adalah ion H3O+ yang mengkatalisi

hidrolisis etil asetat

O H3O+

H2O + CH3C -O2H5 C2H5OH +CH3COOH

Cara kerja dari katalis homogen ini ialah dengan menurunkan energi

pengaktifan dari reaksi, yaitu dengan jalan membentuk senyawa intermediate

dengan reaktan kemudian senyawa ini akan mengurai dengan spontan atau

bereaksi dengan zat lain membentuk hasil akhir yang diinginkan .

1 | P a g e

Page 2: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Jadi, ada beberapa tingkat reaksi menggantikan reaksi sebenarnya.

Sedangkan pada akhir reaksi, akan didapat lagi seperti semula. Dengan jalan

reaksi bertingkat ini, energi pengaktifan akan diperendah sehingga reaksi lebih

cepat.

Misal : ada reaksi A+B D yang mempunyai energi pengaktifan yang

tinggi sehingga reaksi lambat. kita beri katalis C , ada reaksi intermediate A + C

AC yang mempunyai energi pengaktifan rendah sehingga reaksi cepat dan

reaksi diteruskan . AC + B D + C yang juga mempunyai energi pengaktifan

yang rendah sehingga berjalan cepat.

2.3.2 Katalis Heterogen

Katalis heterogen ialah katalis yang membentuk fase terpisah dengan zat-

zat yang bereaksi . Salah satu contohnya adalah MnO2 atau Fe2O3 yang

mempercepat penguraian KClO3. Logam Pt yang mempercepat reaksi .

SO2 + ½ O2 + H2O H2SO4

Oksidasi metil alkohol

Masukan gelembung-gelembung udara sehingga Pt akan mengkatalis reaksi

Cara bekerjanya : Katalis akan mengadsorpsi reaktan menyebabkan

ikatan molekul reaktan longgar energi pengaktifan menjadi lebih rendah

reaksi cepat. Hasil reaksi tak diadsorpsi oleh Pt lepas, dapat bereaksi

seterusnya. Efesiensi katalis diperbesar bila permukaan katalis lebih luas makin

halus katalis, makin besar efisiensinya.

2 | P a g e

Page 3: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

2.4 Cara Kerja Katalis

Suatu katalis bekerja dengan cara menempel pada senyawa tertentu,

kemudian ikut bereaksi dengan senyawa dengan cara menurunkan energy aktivasi

dan mempercepat tumbukan yang pada akhirnya menghasilkan produk. Namun

pada saat reaksi berakhir, katalis akan terlepas dari permukaan produk dalam

bentuk yang sama.

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAKTERI Lactobacillus plantarum DAN

WAKTU

PERENDAMAN PADA PROSES PEMBUATAN TEMPE PROBIOTIK

2.5 Metoda Penelitian

3 | P a g e

Page 4: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

2.6 Data Hasil Pengamatan

2.7 Pembahasan Umum (Sumber : Jurnal)

Judul : Penambahan Konsentrasi Bakteri Lactobacillus Plantarum Dan Waktu

Perendaman Pada Proses Pembuatan Tempe Probiotik.

Berdasarkan data hasil penelitian maka diperoleh 2 bahasan utama yang

harus dijabarkan yakni Pertumbuhan Bakteri Pada Katalis dan Jumlah Bakteri

Kontaminan sebagai akibat dari penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus

Plantarum dan waktu perendaman dengan variabel bebasnya adalah Penambahan

konsentrasi bakteri Lactobacillus Plantarum dan waktu perendaman (1 jam, 3

jam, dan 5 jam), variable tetap atau terikatnya adalah Pertumbuhan bakteri

Lactobacillus Plantarum , serta variable kontrolnya adalah suhu, pH, dan

lingkungan.

4 | P a g e

Page 5: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Cara kerja katalis dalam percobaan kali ini adalah bakteri Lactobacillus

Plantarum dari katalis (ragi) akan menempel pada permukaan kedelai, kemudian

akan berakumulasi dengan bakteri yang sama yang berasal dari kedelai dan

menurunkan pH, lalu menghambat pertumbuhan bakteri E.colli, menurunkan

energy aktivasi, mempercepat tumbukan pada senyawa yang terkandung dalam

kedelai, lalu miselium bakteri akan merekatkan kedelai yang satu dengan kedelai

lainnya sehingga terbentuk warna putih hingga terbentuklah tempe dengan katalis

Lactobacillus Plantarummasih dalam bentuk yang sama.

2.7.1 Pertumbuhan Bakteri Lactobacillus Plantarum

Bakteri Lactobacillus Plantarum adalah salah satu bakteri dari family

bakteri asam laktat (BAL) yang terdapat dalam ragi tempe dan bakteri yang sering

menempel (parasit) pada kedelai. Ragi tempe adalah salah satu contoh dari suatu

katalis yang fungsinya dapat mempercepat jalannya suatu reaksi sehingga biji

kacang kedelai dengan bantuan ragi (katalis) dapat mempercepat reaksi dan

berubah menjadi suatu makanan yang bernama tempe. Bakteri ini dapat tumbuh

pada termofilik yaitu pada suhu 55°-60°. Namun pada suhu ekstrim (pada suhu

terlalu tinggi maupun terlalu rendah) bakteri ini tidak dapat hidup sempurna atau

bisa dikatakan prematur atau dapat hidup namun dalam keadaan lemah dan

berdampak dalam sistem reproduksinya pertumbuhannya).

Pada saat ragi penambahan konsentrasi ragi (penambahan bakteri

Lactobacillus Plantarum) dan penambahan waktu perendaman kedelai maka

jumlah total pertumbuhan bakteri Lactobacillus Plantarum semakin banyak

karena selain media atau lingkungan pertumbuhan bakterinya lembab, jumlah

total bakteri Lactobacillus Plantarum yang terdapat di katalis (ragi) akan bersatu

dan saling berikatan serta saling berakumuliasi dengan bakteri Lactobacillus

Plantarum yang menempel di kedelai pada saat proses perendaman. Pertumbuhan

bakteri ini ditandai dengan adanya bau masam, dan busa pada air rendaman atau

pada permukaan kedelai.

5 | P a g e

Page 6: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Bakteri Lactobacillus Plantarum juga mempunyai kemampuan untuk

menurunkan pH air rendaman kedelai menjadi lebih rendah dari pH awalnya (pH

akhir menjadi 5 (asam)).

Setelah didapatkan data statistik maka dari data tersebut digunakan untuk

mencari pengaruh dari masing-masing faktor terhadap respon yang diinginkan,

untuk mencari pengaruh dari konsentrasi Lactobacillus plantarum, waktu

perendaman serta kombinasi antara konsentrasi Lactobacillus plantarum dan

waktu perendaman. Selanjutnyauntuk menghasilkan Uji Signifikasi perlu dilihat

interaksi antara perlakuan konsentrasi Lactobacillusplantarum dan waktu

perendaman. Hasil nilai signifikansi (0.000) < 0,05

yang berarti bahwa interaksi antara konsentrasi Lactobacillus plantarum dan

waktu perendaman berpengaruh nyata terhadap banyaknya pertumbuhan bakteri.

Tinginya Bakteri Asam Laktat disebabkab oleh beberapa faktor, antara lain

adanya substrat yang ada pada media sehingga bakteri tersebut dapat

berkembangbiak menjadi lebih banyak. Faktor lain yang mungkin yaitu factor

lingkungan, pH, serta suhu (Anonymous, 2008).

Sehingga dapat diperoleh grafik sebagai berikut :

6 | P a g e

Page 7: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Semakin banyak penambahan konsentrasi katalis (ragi) Lactobacillus

Plantarum dan semakin lama waktu perendaman maka total pertumbuhan bakteri

Lactobacillus Plantarum semakin meningkat, hal ini disebabkan bakteri

Lactobacillus Plantarum dari ragi (katalis) akan berakumulasi dengan bakteri

Lactobacillus Plantarum yang berasal dari kedelai sehingga dengan bantuan

media air yang lembab dan waktu perendaman yang semakin lama maka bakteri

akan bereproduksi secara cepat sehingga mengakibatkan jumlah total

pertumbuhan bakteri Lactobacillus Plantarum akan semakin meningkat.

Sebaliknya, semakin sedikit penambahan konsentrasi katalis (ragi)

Lactobacillus Plantarum dan semakin singkat waktu perendaman maka total

pertumbuhan bakteri Lactobacillus Plantarum semakin menurun, hal ini

disebabkan bakteri Lactobacillus Plantarum dari ragi (katalis) akan sedikit

mengalami akumulasi dengan bakteri Lactobacillus Plantarum yang berasal dari

kedelai sehingga dengan bantuan media air yang lembab dan waktu perendaman

yang semakin singkat maka bakteri akan bereproduksi secara lamabat karena

konsentrasi bakteri Lactobacillus Plantarum hanya sedikit sehingga

mengakibatkan jumlah total pertumbuhan bakteri Lactobacillus Plantarum akan

menurun atau sedikit.

2.7.2 Jumlah Bakteri Kontaminan E.Colli

Bakteri Lactobacillus Plantarum mempunyai kemampuan untuk memiliki

ketahanan terhadap kondisi stress seperti pH asam, liafilisasi, suhu, dan etanol.

Bakteri Lactobacillus Plantarum juga mempunyai kemampuan untuk

menghambat pertumbuhan Salmonella infatis, Enterobacter aerogenes,

Ercherichia colli, dan Listeria monocytogenes sehingga penggunaan dan

penambahan konsentrasi bakteri asam laktat (BAL) atau Lactobacillus Plantarum

pada saat perendaman akan dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen

E.colli

7 | P a g e

Page 8: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Hal ini menunjukan semakin banyak penambahan konsentrasi bakteri

asam laktat (BAL) atau Lactobacillus Plantarum maka akan dapat menurunkan

pH air rendaman sehingga total bakteri E.colli menjadi rendah. Menurut Herman

dan Karmini (1996), pengasaman terjadi karena pertumbuhan bakteri penghasil

asam laktat yang disebut Lactobacillus sp. Perendaman kedelai dengan cara

inokulasi Lactobacillus plantarum disamping dapat mencegah kontaminan, juga

mampu menurunkan pH air rendaman karena dapat menghasilkan asam laktat.

Tingginya BAL menjadikan pH biji kedelai turun sehingga memberikan kondisi

yang baik bagi pertumbuhan jamur. Selama proses perendaman pH kedelai akan

turun mencapai 4,5- 5,3 (Oktaviani, 2000). Pada praktikum pH awalnya adalah 6

dan mengalami penurunan pH menjadi 5. Keasaman pH rendah merupakan

substansi yang bersifat toksik bagi bakteri kontaminan, dengan menghasilkan pH

rendah disekelilingnya sehingga memungkinkan beberapa kegiatan metabolik

dapat berjalan secara efektif (Ashenafi and Bushe, 1991). Keasaman sebelum

proses perendaman merupakan salah satu faktor penting untuk membunuh E.colli.

Sehingga dapat diperoleh grafik sebagai berikut :

8 | P a g e

Page 9: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Semakin banyak penambahan konsentrasi katalis (ragi) Lactobacillus

Plantarum dan semakin lama waktu perendama maka jumlah pertumbuhan

bakteri E.Colli akan semakin rendah, hal ini disebabkan karena bakteri

Lactobacillus Plantarum mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.colli

sehingga jumlah total bakteri E.colli akan semakin kecil atau mencapai jumlah

total 0.Sebaliknya semakin sedikit penambahan konsentrasi katalis (ragi)

Lactobacillus Plantarum maka jumlah pertumbuhan bakteri E.colli akan semakin

banyak karena bakteri Lactobacillus Plantarum akan bernilai sedikit dan dan

kalah dengan jumlah bakteri E.colli yang bernilai banyak.

2.7.3 Perlakuan Terbaik

Perlakuan terbaik dari praktikum sederhana “Penambahan Konsentrasi

Bakteri Lactobacillus Plantarum Dan Waktu Perendaman Pada Proses Pembuatan

Tempe Probiotik” adalah bertujuan untuk mendapatkan total Bakteri AsamLaktat

dan total E. coli pada proses perendaman pembuatan tempe probiotik dalam batas

pengaruh penambahan konsentrasi Lactobacillus plantarum dan

waktuperendaman.

Pada pertumbuhan Bakteri Asam Laktat yang terbaik yaitu dengan fungsi

maksimasi artinya waktu dimana pertumbuhan Bakteri Asam Laktat tinggi,

sedangkan bakteriE.colli mempunyai fungsi minimasi. Dan diperoleh data bahwa

perlakuan terbaik didapatkan dengan penambahan konsentrasi katalis (ragi)

Lactobacillus plantarum sebanyak 1,8 gram dan dengan waktu perendaman

selama 5 jam dan dengan bukti tidak terdapatnya bakteri E.coli pada perlakuan ini

dan keadaan seperti ini yang diharapakan dalam penelitian ini. Setelah didapatkan

kombinasi perlakuan terbaik, selanjutnya dilakukan pembuatan penambahan

konsentrasi katalis (ragi) bakteri produk berupatempe probiotik dan

dilakukananalisis meliputi total BAL danjumlah bakteri kontaminan yaituE.colli.

Syarat pada pembuatan produk probiotik didalam produk tersebut minimal

terdapat

Bakteri Asam Laktat sebanyak 106-108 CFU/ml (Suryono, 2003). Selainitu

keberadaan Bakteri Asam Laktatdapat menurunkan pH larutan sehingga dapat

9 | P a g e

Page 10: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

mengurangi kontaminasi, oleh sebab itu penelitian ini menggunakan kombinasi

konsentrasi penambahan bakteri Lactobacillus plantarum dan kombinasi waktu

perendaman sehingga menghasilkan total Bakteri Asam Laktat yang maksimum

dan nilai minimum untuk E. coli. Total Bakteri Asam Laktat merupakan

komponen yang sangat penting yang dapat mempengaruhi kualitas produk

berbasis probiotik.

Pada penelitian ini, jumlah bakteri kontaminan yaitu E.coli merupakan

faktor yang sangat penting pada pembuatan tempe probiotik karena diharapkan

dalam produk yang dihasilkan mempunyai jumlah bakteri kontaminan yaitu E.coli

yang rendah bahkan mencapai 0. Syarat mutu tempe menurut (SNI,1998), yaitu

tempe mempunyai kandungan kontaminan E. coli kurang dari 10 AMP/gram.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri kontaminan (E. coli) adalah

pertumbuhan Bakteri Asam Laktat (BAL)

Semakin tinggi pertumbuhan Bakteri Asam Laktat maka akan menurunkan

pH perendaman sehingga pada kondisi tersebut bakteri kontaminan khususnya

E.coli tidak akan tumbuh dengan baik karena pada kondisi asam bakteri

kontaminan ini tidak dapat hidup dengan baik bahkan mati (Collins,1999).

Menurut Ray (2004), penggunaan asam laktat dengan konsentrasi sebesar 1-2 %

pada pH 5 atau lebih dalam makanan, mampu menghambat pertumbuhan bakteri

positif dan gram negatif. Pada pH di bawah 5, asam laktat yang dihasilkan efektif

dalam mematikan jumlah populasi bakteri gram negative.

Bakteri kontaminan khususnya E. coli merupakan komponen yang penting

padapembuatan semua jenis produk, terutama pada penelitian ini yaitu pembuatan

tempe probiotik karena diharapkan pada produk ini mempunyai total Bakteri

Asam Laktat yang memenuhi standar tempe probiotik dan tidak mempunyai

bakteri kontamian (E.coli)dan parameter dari jumlah E.coli yang baik untuk

dijadikan tempe probiotik adalah 0.

10 | P a g e

Page 11: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Katalis adalahsuatu zat yang dapat mempengaruhi kecepatan suatu reaksi,

tetapi ia sendiri pada akhir reaksi tak mengalami perubahan kimia. Proses

mempengaruhi kecepatan reaksi dengan katalisator ini disebut katalisis

Dengan kombinasi konsentrasi katalis bakteri Lactobacillus plantarum 1,8

gram dan waktu perendaman 5 jam menghasilkan pertumbuhan bakteri

Lactobacillus plantarum yang meningkat dan jumlah pertumbuhan bakteri

kontaminan E.colli yang kecil atau mendekati 0 sehingga dapat dijadikan

sebagai referensi tempe probiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Resnick, Halliday. (1999). Fisika. Erlangga ; Jakarta

Sumiar dan Pertucci, H Ralph. (1999).Kimia Dasar Prinsip dan Terapan

Modern. Erlangga : Jakarta

Bra, E James. (2006). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 2. Bina Rupa

Aksara : Tanggerang

Bra, E James. (2004). Kimia Universitas Jilid 1. Bina Rupa Aksara :

Tanggerang

11 | P a g e

Page 12: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

BERITA ACARA KELOMPOK 2

Jurnal Penelitian

‘Penambahan Konsentrasi Bakteri Lactobacillus plantarum Dan Waktu

Perendaman Pada Proses Pembuatan Tempe’

Pertanyaan Fitri Jueriah

Bagaimana dampak negatif dari penambahan konsentrasi ragi yang meningkat

bagi kesehatan tubuh ?

Jawaban Budi,Panji,Ilvan

Jika konsentrasi ragi diperbanyak pada peda pembuatan tempe dan dikonsumsi

oleh manusia maka akan menambah suasana asam, dan jika ragi diperbanyak

otomatis bakteri yang terkandungnya pun akan semakin banyak dan ini akan

menambah rasa pahit dan membuat tempe busuk karena bakterinya banyak namun

mesianya sedikit. Dan tidak cocok dikonsumsi oleh penderita maag dan kanker

karena mengandung zat anti bakteri dan akan menumbuhkan bakterinya lagi pada

penderita kanker.

Pertanyaan Toni

1. Apakah katalis mempengaruhi kedudukan kesetimbangan sedangkan dalam

pengertiannya sendiri katalis tidak menimbulkan perubahan kimiawi diakhir ?

2. Apakah diakhir produk senyawa yang bertindak sebagai katalis terbentuk lagi

atau tidak?

Jawaban Anita

1. Katalis ini tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi.

2. Pada produk terbentuk lagi bakteri Lactobacillus plantarumyang menempel tapi

bakteri bagusnya karena terdapat banyak bakteri lain yang terkandung didalam

ragi tersebut.

12 | P a g e

Page 13: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

Pertanyaan Abdul Aziz

1. Apakah Lactobacillus plantarummati pada suhu ekstrim (terlalu panas atau

terlalu dingin)?

2.Apakah faktor yang tidak menyebabkan terjadinya pembuatan tempe ?

Jawaban Mita dan Rinrin

1. Lactobacillus plantarumdapat tumbuh pada termofilik yaitu pada suhu 55°-

60°.

Pada suhu tinggi (diatas 60ºC) maka bakteri tidak dapat hidup secara normal

(lemah), reproduksinya tidak berlangsung normal.

Pada suhu rendah (dibawah suhu kamar 37 ºC) maka bakteripun tidak dapat hidup

secara normal (lemah) dan reproduksinyapun tidak berlangsung normal juga.

2. Faktor tidak mengacu pada pembuatan tempe namun mengacu pada

pertumbuhan bakteri pada proses pembuatan tempe.

Pertanyaan Lisma

Pada prosedur pembuatan tempe dimasukan ke plastik dan plastik dilubangi agar

oksigen dapat masuk, namun kenapa harus dibungkus lagi dengan menggunakan

koran dan kenapa penyimpanan tempe tidak boleh ditumpuk ?

Jawaban Dina dan Lissa

Dilubangi agar oksigen dapat masuk, dan ditutupi koran agar tetap pada suhu

kamar, dan penyimpanan tidak boleh ditumpuk karena dapat menyebabkan bakteri

susah berkembang dan akan menyebabkan bakteri mati (busuk).

Pertanyaan Wulan

1. Bagaimana melihat pertumbuhan jamur ?

2. Apakah peran dari bakteri Lactobacillus plantarumdan E.coli dan pengaruhnya

dalam pembuatan tempe ?

Jawaban Arini, Dameria,Fitriyani

1. Dalam melihat pertumbuhan bakteri dapat menggunakan instrumen seperti

MRS yakni suatu media untuk pembentukan bakteri, yang pertama Lactobacillus

13 | P a g e

Page 14: Sistem Katalis Pembahasan Berita Acara

plantarum di inokulasi yakni pembentukan bakteri pada media, di Inkubasi yang

menunjukan adanya bakteri Lactobacillus plantarum.

2. Pada kedelai terdapat Lactobacillus plantarumdan dalam bakteri pun

salahsatunya terkandung bakteri Lactobacillus plantarumyang akan terakumulasi

dan menyebabkan bakteri kontaminasi yaitu E.Coli akan menyusut, sehingga

pembentukan tempe probiotik akn optimal karena yang tersisa dalam tempe

adalah bakteri positif yang baik bagi tubuh.

Pertanyaan Endang

1. dalam proses pertumbuhan bakteri terdapat CPU. Apakah pengertian CPU dan

bagaimana ujinya ?

2. Bagaimana taksonomi dari Lactobacillus plantarum ?

Jawaban Rinrin dan Rima

1. CPU bernilai 106 yang merupakan satuan dari Coloning Per Unit yakni terdapat

dalam analisis mikrobiologi.

2. Kerajaan : Bacteria Familia :

Lactobacillaceae

Divisi : Firmicutes Genus :

Lactobacillus

Kelas : Bacilli

Ordo :Lactobacillales

14 | P a g e