SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN), BADAN · PDF fileuji coba akreditasi puskesmas di jatim...

44
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN), BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) Dr. H. FAHRURAZI, M.Kes

Transcript of SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN), BADAN · PDF fileuji coba akreditasi puskesmas di jatim...

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

(SJSN),

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

SOSIAL (BPJS)

DAN

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Dr. H. FAHRURAZI, M.Kes

SJSN adalah:

1. Tatacara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara

2. Merupakan program NEGARA yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. …. untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL UNDANG – UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004

UU NOMOR 40/ 2004 ; SJSN

1.

Azas, tujuan, prinsip SJSN

2.

BPJS

3.

DJSN

4. Kepesertaan

dan Iuran

5.

Program Jaminan Sosial

6. Pengelolaan

Dana Jaminan Sosial

SUBSTANSI :

SJSN diselenggarakan melalui mekanisme ASURANSI SOSIAL yaitu:

suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat WAJIB yang berasal dari IURAN PESERTA guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya

Azas Penyelenggaraan:

1. Kemanusiaan: berkaitan dg martabat

manusia

2. Manfaat: bersifat operasional dg

pengelolaan yg efisien dan efektif

3. Keadilan: bersifat ideal

BERTUJUAN UNTUK MELAKSANAKAN AMANAT

PASAL 28H dan

PASAL 34 (2) Amandemen UUD 1945

• Pasal 28H(1) “..Setiap orang berhak atas

pelayanan kesehatan..”. Rakyat

menginginkan semua orang mampu

memperoleh pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan tanpa memandang kaya-miskin

• Pasal 34 (2). “Negara mengembangkan

jaminan sosial untuk seluruh rakyat..”

Penjabaran langkah menuju

Jaminan/Asuransi Kesehatan Nasional

Mekanisme Penyelenggaraan:

1. ASURANSI SOSIAL – wajib, iuran peserta

2. BANTUAN SOSIAL – Negara wajib

berkontribusi bagi maskin (UU SJSN

menyebutkannya sbg Penerima Bantuan Iuran

- PBI)

3. TABUNGAN WAJIB – program jangka panjang

membentuk dana tabungan

Dirancang Untuk Mengsinkronkan Penyelenggaraan

Berbagai Bentuk Jaminan Sosial Yang Dilaksanakan

Oleh Beberapa Badan Penyelenggara Agar

Memberikan Manfaat Sebesar-besarnya Kepada

Peserta

NASIONAL

PORTABILITAS

EKUITAS

NIRLABA

GOTONG ROYONG &SUBSIDI SILANG

YANKES LINTAS BATAS WILAYAH

KESETARAAN MENDAPAT YANKES

DANA SEMATA-MATA UNTK YANKES

PRINSIP SJSN :

MATERI UNDANG-UNDANG SJSN

1.

Azas, tujuan, prinsip SJSN

2.

BPJS

3.

DJSN

4. Kepesertaan dan Iuran

5.

Program Jaminan Sosial

6. Pengelolaa

n Dana Jaminan Sosial

9

Jenis program jaminan

sosial meliputi:

• Jaminan Kesehatan;

• Jaminan Kec Kerja;

• Jaminan Kematian;

• Jaminan Pensiun; dan

• Jaminan Hari Tua.

(Pasal 18 s.d. Pasal 46)

UU No. 24 / 2011 : BPJS

Jumlah dan Ruang

Lingkup

Bentuk dan Kedudukan

Fungsi dan Tugas

Dewas dan Direksi

Transformasi

10

Jumlah dan Ruang Lingkup

• UU BPJS membentuk 2 (dua) BPJS,

yaitu:

– BPJS Kesehatan; yang

menyelenggarakan program

Jaminan Kesehatan

– BPJS Ketenagakerjaan; Badan yg

menyelenggarakan Jaminan

Pensiun, Hari Tua, Kecelakaan

Kerja, dan Kematian

11

Bentuk dan Kedudukan

• BPJS merupakan Badan Hukum Publik

• BPJS bertanggungjawab langsung kepada

Presiden

Fungsi BPJS

BPJS berfungsi menyelenggarakan

program jaminan sosial.

12

Perpres No 12 Tahun 2013

Tentang

Jaminan Kesehatan

Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

Kepesertaan

Bersifat Wajib

Penerima upah PNS., TNI/POLRI, SWSTA

)

Pekerja dan Pemberi Kerja

Non Penerima Upah (PENSIUN, VETERAN, INVESTOR,

PEMBERI KERJA DLL)

Kelompok/

/Kel/Individu

PBI (ex jamkesmas, PHK lebih

6 bln, Cacat total dll)

Pemerintah

Iuran

PBI = Penerima

Bantuan Iuran

Peserta

1

2

3

CATATAN : JAMPERSAL AKAN BERAKHIR 31 DES 2013

BUMIL YG BUKAN PESERTA PESERTA PBI, PNS DAN JAMSOSTEK HARUS

MASUK PESERTA NO 2

KELOMPOK PESERTA JAMINAN KESEHATAN K

EL

OM

PO

K P

ES

ER

TA

JA

MIN

AN

K

ES

EH

ATA

N

PENERIMA BANTUAN

IURAN (PBI) JK

BUKAN PBI JK

Pekerja Penerima Upah

(PPU)

a. PNS (Pusat & Daerah)

b. Anggota TNI

c. Anggota Polri

d. Pejabat Negara

e. Pegawai Pemerintah Non PNS

f. Pegawai Swasta

g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima upah

Pekerja Bukan Penerima upah

(PBPU)

Pekerja Mandiri

Sektor Informal

Bukan Pekerja (BP)

a. Investor

b. Pemberi Kerja

c. Penerima Pensiun

d. Veteran

e. Perintis Kemerdekaan

f. bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran

• Bagi Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan

• Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan dapat mengikut sertakan anggota keluarga yang lain

BESARAN IURAN NON PBI SARARAN

PESERTA

PROSENTA

SE UPAH

KONTRIBUSI Keterangan

PNS/TNI/POLRI/P

ENSIUNAN

5% 2% OLEH

PNS/TNI/POLRI/PEN

SIUNAN

3% OLEH

PEMERINTAH

DARI GAJI

POKOK DAN

TUNJANGAN

PEKERJA

PENERIMA

UPAH

4,5 %

5%

4% PEMBERI KERJA

DAN 0,5% PEKERJA

PER 1 JULI 2015

4% PEMBERI KERJA

DAN 1% PEKERJA

PEKERJA

BUKAN

PENERIMA

UPAH

NILAI

NOMINAL

1. Rp 25,500,-

2. Rp 42,500,-

3. Rp 59,500,-

1. Ranap kelas

3

2. Ranap kelas

2

3. Ranap kelas

1

16

Peta Jalan Kepesertaan Menuju

Jaminan Kesehatan Semesta (UHC)

20% 50% 75% 100%

20% 50% 75% 100%

10% 30% 50% 70% 100% 100%

`Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018 2019

USAHA BESAR 20% 50% 75% 100%

USAHA SEDANG 20% 50% 75% 100%

USAHA KECIL 10% 30% 50% 70% 100%

USAHA MIKRO 10% 25% 40% 60% 80% 100%

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pengalihan Peserta JPK Jamsostek,

Jamkesmas, Askes PNS, TNI Polri

ke BPJS Kesehatan

Perluasan Peserta di Usaha Besar, Sedang, Kecil & Mikro Penyusuna

n Sisdur

Kepesertaa

n dan

Pengumpul

an Iuran

Pemetaan

Perusahaa

n dan

sosialisasi

Pengukuran kepuasan peserta berkala, tiap 6 bulan

Integrasi Kepesertaan Jamkesda dan Askes komersial

ke BPJS Kesehatan

Pengalihan

Kepesertaan

TNI/POLRI ke

BPJS Kesehatan

Kajian perbaikan manfaat dan pelayanan peserta tiap tahun

Sinkronisasi Data

Kepesertaan: JPK Jamsostek,

Jamkesmas dan Askes

PNS/Sosial -- NIK

Penduduk yang dijamin

di berbagai skema 148,2

jt jiwa

121,6 juta

peserta dikelola

BPJS

Keesehatan 50,07 Juta pst

dikelola oleh

Badan Lain

257,5 juta

peserta (semua

penduduk)

dikelola BPJS

Keesehatan

Tingkat

Kepuasan

Peserta 85%

KEGIATAN:

Pengalihan, Integrasi, Perluasan

B

S

K

73,8 juta belum

jadi peserta

90,4juta belum jadi

peserta

Perpres

Dukungan

Operasional

Kesehatan bagi

TNI Polri

96,4 juta PBI

KEN*=99 juta

17

JENIS, PERAN & TUGAS

FASYANKES PRIMER

PERMENKES 71/ 2013

KETENTUAN UMUM

Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan

perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan

rawat jalan dan rawat inap.

Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya

pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub

spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap

tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan khusus.

Y

A

N

K

E

S

P

E

S

E

R

T

A

JKN

KEWENANGAN PELAYANAN

KESEHATAN

JENIS FASYANKES TINGKAT PERTAMA

• PUSKESMAS ATAU YANG SETARA;

• PRAKTIK DOKTER;

• PRAKTIK DOKTER GIGI;

• KLINIK PRATAMA ATAU YANG SETARA; DAN

• RUMAH SAKIT KELAS D PRATAMA ATAU YANG

SETARA.

Catatan :

Bidan dan Perawat dimungkinkan jadi jejaring pelayanan kesehatan TINGKAT

PERTAMA namun TIDAK menjadi GATE KEEPER. Pelayanan yang diberikan

mengacu pada kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan

PERMENKES, 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN

KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (Ps 2 ( 2)

KEDUDUKAN/POSISI & PERAN FASKES

TINGKAT PERTAMA DI ERA JKN

Penyelenggara pelayanan kesehatan dasar yang

berperan sebagai kontak pertama dan penapis

rujukan sesuai dengan standar pelayanan medik.

GATEKEEPER

Di ERA JKN :

KECUALI GAWAT DARURAT, SEMUA PESERTA HARUS MELALUI FASKES

TINGKAT PERTAMA BARU DAPAT MEMPEROLEH PELAYANAN DI TINGKAT

LANJUT (RS)

KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN PRIMER

Dokter

Spesialis

Mahal Kompetensi

Bidang ilmu kedokteran

Intern

al Med

icine

Ob

s-Gyn

ecolo

gy

Surgery

Pediatrics

Op

hth

almo

logy

Derm

atolo

gy

Etc Kedokteran Dasar

Family Medicine Ib

II

III III

II

I

Spesialis

DK / DU / Dokter PelayananPrimer

Murah

Ia

Sub-Spesialis

SAAT INI GOAL

Dokter yang mampu memenuhi sebagian

besar kebutuhan kesehatan individu dan

keluarga

Marjinalisasi Dokter Pelayanan Primer

Revitalisasi Dokter Pelayanan Primer melalui program

pendidikan dokter

Kondisi ini tidak

mendukung JKN Program pedidikan dokter layanan primer telah

masuk dalam Undang Undang Pendidikan

Kedokteran (UU No.20 Tahun 2013)

PENINGKATAN KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN

PRIMER

1. PEMENUHAN STANDAR &

PEDOMAN PEDOMAN

2. KENDALI MUTU & KENDALI BIAYA

3. KREDENSIALING DAN

REKREDENSIALING ( BPJS)

4. AKREDITASI

5. DOKTER LAYANAN PRIMER

PERLU

PEMENUHAN STANDAR & PEDOMAN

PEDOMAN

PEMBUATAN PEDOMAN (selesai 2013)

1. Panduan Praktik Klinis bagi dokter layanan primer / Standar Pelayanan

Medik

2. Panduan Penatalaksanaan Klinis berdasarkan symton di Pelayanan

Primer

3. Panduan Ketrampilan Klinis di layanan primer

4. Pedoman Pelayanan Dokter di layanan primer

5. Panduan Pelayanan Kesehatan Primer & Sistem Rujukan

( Gatekeeper)

6. Peningkatan Teknis Dokter di layanan Primer

7. Pedoman & Pelaksanaan Audit Medis di layanan primer

8. Pemenuhan sarana & prasarana di seluruh Puskesmas

9. Pedoman & Pelaksanaan Akreditasi Puskesmas & Fasyankes Primer

Lainnya

BUKU PEDOMAN PELAYANAN BAGI DOKTER DI

FASYANKES PRIMER

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

BAGI DOKTER DI

FASYANKES PRIMER

1

3 4

2

Panduan ketrampilan klinis

bagi DOKTER di Fasyankes

Primer

Panduan Penataan klinis

berdasarkan simpton pd layanan

primer

Panduan Pelayanan Dokter

di Fasyankes Primer

Panduan Praktik Klinis

Bagi Dokter di fasyankes primer

sebagai standar pelayanan kedokteran

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

(Perkonsil No 11 Tahun 2012)

27

NO SISTEM TUBUH MANUSIA DAFTAR

PENYAKIT

TINGKAT KEMAMPUAN

1 2 3A 3B 4A

1 Sistem Saraf 73 7 22 18 19 7

2 Psikiatri 52 0 28 21 1 2

3 Indera 104 4 44 30 3 23

4 Respirasi 46 6 11 8 12 9

5 Kardiovaskular 41 7 15 9 9 1

6 GIT 83 6 32 17 9 19

7 Ginjal dan sal. Kemih 40 3 19 6 5 7

8 Reproduksi 99 11 41 16 19 12

9 Endokrin metabolik 33 7 6 4 7 9

10 Hematoimunologi 35 4 14 8 3 6

11 Muskuloskeletal 38 14 13 7 2 2

12 Sist Kulit dan Integumen 79 1 13 13 7 45

13 Forensik dan Medikolegal 13 0 3 7 1 2

TOTAL 736 70 261 164 97 144

KREDENSIALING

DAN AKREDITASI

28

KENDALI MUTU

Pasal 38

(1) Penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya oleh BPJS Kesehatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dilakukan melalui:

a. pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan;

b. pemenuhan standar proses pelayanan kesehatan; dan

c. pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta.

(2) Dalam rangka penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan membentuk tim

kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari unsur organisasi

profesi, akademisi, dan pakar klinis.

(3) Tim kendali mutu dan kendali biaya sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dapat melakukan:

a. sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan

praktik profesi sesuai kompetensi;

b. utilization review dan audit medis; dan/atau

c. pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan.

Pasal 6 (2)

Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas

Kesehatan tingkat pertama juga harus telah terakreditasi.

Permenkes 71/2013

Pasal 41

(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

a. seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama

dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2); dan

b. seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

dikecualikan dari persyaratan sertifikat akreditasi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 huruf b angka 6.

(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan

Menteri ini dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri

ini mulai berlaku.

(3) Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus

menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dalam

jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.

KENDALI MUTU

Kpermenkes 71/2013

KENDALI MUTU

Penerapan sistem kendali mutu pelayanan

secara menyeluruh meliputi :

Pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan,

Memastikan proses pelayanan kesehatan

berjalan sesuai standar yang ditetapkan,

Pemantauan terhadap luaran kesehatan

Peserta.

Aspek keamanan pasien,

Efektifitas tindakan,

Kesesuaian pelayanan dengan kebutuhan

medis pasien

-

-

-

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan dan pengembangan sistem kendali mutu pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 serta penjaminan kendali mutu dan kendali biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 diatur dengan Peraturan Menteri. Perpres 12/13 ( psl 44, ayat 1)

32

2012-2013

2015-2018

20114 PENYUSUNAN PEDOMAN ( NSPK)

AKREDITASI FASYANKKES PRIMER

1. UJI COBA AKREDITASI PUSKESMAS DI JATIM & NTT

2. FINALISASI NSPK AKREDITASI FASYANKES PRIMER

3. REKRUTMEN & TOT SURVEIOR

4. REKRUTMEN & TOT PENDAMPING

5. PENETAPAN KELEMBAGAAN AKREDITAS

6. PENYUSUNAN PMK AKREDITASI FASYANKES PRIMER

AKREDITASI GK PADA FASYANKES PRIMER

(Puskesmas, Klinik, dokter praktik mandiri)

KENDALI MUTU FASYANKES PRIMER DENGAN AKREDITASI

Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus

memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek

keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan

kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya. Perpres 12/13 ( psl 42,

ayat 1)

TARGET AKREDITASI FASYANKES PRIMER

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam bekerja sama dengan BPJS ,

Faskes n tingkat pertama juga harus telah TERAKREDITASI ( pasal 6 (2) Permenkes 71/2013)

33

KRITERIA PENILAIAN KREDENSIALING

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

1. KRITERIA ADMINISTRATIF

Merupakan persyaratan yang wajib untuk bekerjasama

dengan BPJS Kesehatan

2. KRITERIA TEKNIS

Meliputi:

a.Sumber daya manusia;

b.Kelengkapan sarana dan prasarana;

c.Peralatan medis dan obat obatan

d.Lingkup pelayanan; dan

e.Komitmen pelayanan.

PUSKESMAS

• Surat Ijin Operasional;

• Surat Ijin Praktik (SIP) bagi

dokter/drg , Surat Ijin Praktik

Apoteker (SIPA) bagi

Apoteker, Surat Ijin Praktik

atau Surat Ijin Kerja

(SIP/SIK) bagi tenaga

kesehatan lainnya

• Perjanjian kerjasama dengan

jejaring, JIKA Diperlukan

• Surat Pernyataan Kesediaan

mematuhi ketentuan yang

terkait dengan JKN

• sumber daya

manusia;

• sarana dan fasilitas;

• peralatan medis;

• obat-obatan dan

penunjang; dan

• cakupan pelayanan

dan komitmen jaga

mutu.

• Persyaratan Administrasi • Persyaratan Teknis

PERMENKES 71/2013.

PRAKTIK Dr dan PRAKTIK

Drg

• Surat Ijin Praktik;

• Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP);

• Perjanjian kerjasama

dengan Laboratorium

Sederhana, apotek, dan

jejaring lainnya ; dan

• Surat Pernyataan

Kesediaan mematuhi

ketentuan yang terkait

dengan Jaminan

Kesehatan Nasional

• sumber daya

manusia;

• sarana dan fasilitas;

• peralatan medis;

• obat-obatan dan

penunjang; dan

• cakupan pelayanan

dan komitmen jaga

mutu.

• Persyaratan Administrasi • Persyaratan Teknis

PERMENKES 71/2013

BESARAN TARIF

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran

kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama

secara praupaya berdasarkan kapitasi atas

jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas

Kesehatan tingkat pertama (PSL 39 ayat 1,

Perpes No.12/2013).

PEMBAYARAN FASILITAS KESEHATAN

37

• Pelayanan Primer: dokter dan dokter gigi di puskesmas, tempat praktik perorangan, klinik pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan kesehatan

• Pelayanan Sekunder: pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik

• Pelayanan Tersier: pelayanan kesehatan sub spesialistik yangdilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yangmenggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik

Kapitasi

DRG/INA CBG’S

DRG/INA CBG’S

Pola Pembayaran BPJS

39

TARIF KAPITASI

NO JENIS FASILITAS

KESEHATAN TK

PERTAMA

KAPITASI

1 Puskesmas

3000 – 6000

2 RS Pratama/Klinik

Pratama/Dokter

Praktek/Faskes yang

setara

8.000 – 10.000

3 Dokter Gigi Praktek 2.000

40

TARIF RAWAT INAP FASKES TK I ( DI LUAR KAPITASI )

NO JENIS FASILITAS

KESEHATAN

TARIF

1 Puskesmas 100.000

2 RS Pratama

100.000

TARIF PELAYANAN KEBIDANAN DAN NEONATUS

( DI LUAR KAPITASI )

NO PELAYANAN KESEHATAN TARIF

1 Pemeriksaan ANC 25.000

2 Persalinan Normal 600.000

3 Penanganan perdarahan paska keguguran,

persalinan pervaginam dan emergency dasar

750.000

4 Pemeriksaan PNC/neonatus 25.000

5 Pelayanan tindakan paska persalinan (mis

placenta manual)

175.000

6 Pelayanan pra rujukan pd komplikasi kebid &

neonatal

125.000

7 Pelayanan KB pemasangan IUD/Implant dan

Suntik

100.000

15.000

8 Penanganan komplikasi KB paska persalinan 125.000 41

SISTEM RUJUKAN

42

PEL KES YANG ‘UNSTRUCTURED’ KE ‘STRUCTURED’

Tertiary Care

Tertiary

Secondary

Primary Care

Rujukan -

Kewenangan

Gatekeeper

Perlunya Sistem Rujukan

Peserta

Faskes Primer

Rumah Sakit

Rujuk / Rujuk Balik

Emergency

Klaim

BPJS Branch Office

ALUR PELAYANAN KESEHATAN

Kapitasi