SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

21
SISTEM JARINGAN IRIGASI WADUK JATILUHUR Disusun oleh : Natalia Hardi Prastiwi, Nim : 10114702 Pandu Nur Rahman, Nim : 09114745 Timbul Ferianto, Nim : 09114758 Dosen Pengajar : Ismail Djunaedi, Ir, MT.

Transcript of SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

Page 1: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

SISTEM JARINGAN IRIGASI WADUK JATILUHUR

Disusun oleh :

Natalia Hardi Prastiwi, Nim : 10114702

Pandu Nur Rahman, Nim : 09114745

Timbul Ferianto, Nim : 09114758

Dosen Pengajar : Ismail Djunaedi, Ir, MT.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional

Jurusan Teknik Sipil

2010

Page 2: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

KATA PENGANTAR

Memenuhi tugas perkuliahan Irigasi dan Bangunan air, maka kami selaku penulis

membuat makalah dengan judul SISTEM JARINGAN IRIGASI WADUK JATILUHUR.

Dengan tersusunnya makalah ini maka diharapkan makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan memperluas wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang sistem

jaringan irigasi waduk Jatiluhur.

Akhir kata, semoga makalah SISTEM JARINGAN IRIGASI WADUK JATILUHUR

ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khusunya dan bagi pembaca pada umumnya,

terimakasih.

Jakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 3: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

ABSTRAK................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................1

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

2.1 Bendungan......................................................................................................3

2.2 Waduk............................................................................................................4

2.3 Waduk Jatiluhur.............................................................................................5

2.4 Fungsi Irigasi Waduk Jatiluhur......................................................................5

2.5 Permasalahan Sistem Irigasi Waduk Jatiluhur...............................................6

BAB III SIMPULAN................................................................................................1

3.1 Simpulan........................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iv

Page 4: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

ABSTRAK

Makalah SISTEM JARINGAN IRIGASI WADUK JATILUHUR berisikan

latarbelakang dari kebutuhan masyarakat untuk pemenuhan hidup dan peningkatan nilai

ekonomi.

Waduk Jatiluhur merupakan bendungan yang terbuat dari urukan tanah berlapis. Sebelumnya

akan dijelaskan arti dari sebuah bendungan, tipe bendungan dan fungsi dari sebuah

bendungan. Sedangkan Waduk sebagai tempat penyimpanan air.

Waduk Jatiluhur memiliki tiga fungsi utama (pemasok air bagi irigasi ribuan hektare

sawah di Pantura, penyedia air baku ke Jakarta, dan pengendali banjir Citarum

Page 5: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Sungai Citarum Memiliki aliran yang deras

Sungai Citarum merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa

barat. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 6.614 Km2.Berawal dari mata air di

Gunung Wayang, dan bermuara di Tanjung Karawang (269km). Total Area

12.000 Km Persegi dengan populasi yang dilayani 25 Juta (15 Juta Jawa Barat,

10 Juta DKI). Populasi Penduduk sepanjang sungai (DataBPS 2009)

15.303.758 (50% Urban). Curah hujan rata-rata 2.300 mm/tahun.

Saat ini debit air rata-rata 5,7 milyar/m3/th atau 180 m3/detik namun

pada saat tinggi bias mencapai hingga 673,06 m3/detik.

1.1.2 Kebutuhan Akan Perbekalan Air Minum

Ketika itu pelabuhan Tanjung Priok tak pernah disinggahi kapal-kapal

asing, karena tidak cukup air untuk perbekalan kapal-kapal dagang itu.

Sehingga kegiatan ekspor-import dari Tanjung Priok tersendat.

1.1.3 Sebagian Besar Penduduk Adalah Petani Penghasil Beras

Karawang merupakan daerah yang terkenal sebagai daerah penghasil

beras sebagian besar daerahnya merupakan areal persawahaan. Biasanya

untuk pengairan sawah masyarakat mengandalkan musim penghujan.

Page 6: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

1.1.4 Kebutuhan Masyarakat Akan Energi

Masyarakat tentu membutuhkan penerangan dimalam hari maka

dibutuhkan pembangkit untuk energi listrik.

1.1.5 Peningkatan Ekonomi

Setiap orang membutuhkan uang untuk pemenuhan kebutuhan

hidupnya, maka mereka harus berupaya untuk manambah pendapatannya.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah disusun untuk mengetahui pemanfaatan dari sungai

Citarum yang deras serta model jaringan irigasi persawahan pada waduk Jatiluhur,

sehingga bisa dimanfaatkan.

Page 7: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bendungan

2.1.1 Arti Bendungan

Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air

menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga

digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Kebanyakan bendungan juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk

membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

2.1.2 Fungsi Bendungan

Bendungan(dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur

yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah

(lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat

di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui

puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur

kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak

pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang

cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan

membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat

digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka

tanah yang akan diairi.

Page 8: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

2.1.3 Tipe Bendungan

Bendungan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau

ketinggian.

Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau

penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga

hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan

lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri

seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk

semua tujuan di atas.

2.1.3.1 Bendungan Berdasarkan Ukuran

Menurut ketinggian, bendungan besar lebih tinggi dari 15 meter

dan bendungan utama lebih dari 150 m. Sedangkan, bendungan rendah

kurang dari 30 m, bendungan sedang antara 30 - 100 m, dan

bendungan tinggi lebih dari 100 m.

2.1.3.2 Bendungan Sadel

Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel

sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang

sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini

mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai

atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.

2.1.3.3 Bendungan Pengecek

Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang

didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.

Page 9: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

2.1.3.4 Bendungan Kering

Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain

untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air

yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.

2.1.3.5 Bendungan Separuh

Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang

tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah,

di depan bendungan.

2.1.3.6 Bendungan Kayu

Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena

keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi

tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling murah,

semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak

digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di

negara-negara industri. Beberapa bendungan masih dipakai. Kayu juga

bahan dasar yang digunakan berang-berang, sering juga ditambah

lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan berang-berang.

2.2 Waduk

2.2.1 Pengertian Waduk

Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk

berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat

manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu

dialiri air sampai waduk tersebut penuh.

Page 10: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

2.2.2 Fungsi Waduk

Fungsi dari suatu waduk antara lain adalah untuk menampung air dan

untuk pengendalian banjir. Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di

daerah tangkapan air sebagian besar akan mengalir ke sungai-sungai yang

pada akhirnya akan mengalir ke hilir sungai, terkadang mengakibatkan banjir

di kawasan hilir dari sungai tersebut apabila kapasitas tampung bagian hilir

sungai tidak memadai. Dengan dibangunnya bendungan di bagian hulu sungai

maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat dikurangi dan

pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk

berbagai keperluan, antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk

irigasi lahan pertanian, untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain sebagainya.

Dari sudut ekologi, waduk merupakan ekosistem yang terdiri dari

unsur air, kehidupan akuatik dan daratan yang dipengaruhi tinggi rendahnya

muka air.

Selain itu, kehadiran waduk juga akan mempengaruhi iklim mikro dan

keseimbangan ekosistem di sekitarnya. Sedangkan ditinjau dari sudut

keseimbangan tata air, waduk dan danau berperan sebagai reservoir yang

dapat dimanfaatkan airnya untuk keperluan sistem irigasi dan perikanan,

sebagai sumber air baku, sebagai tangkapan air untuk pengendalian banjir,

serta penyuplai air tanah.

2.3 Spillway

2.3.1 Pengertian Spillway

Spillway adalah sebuah lubang besar di dam (bendungan) yang

sebenarnya adalah sebuah metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk

mengalir dari bendungan atau tanggul ke daerah hilir.

Page 11: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

2.3.2 Fungsi Spillway

Spillway atau katup ini membantu mencegah banjir sehingga

ketinggian air tidak melebihi batas yang ditetapkan yang bisa menghancurkan

sebuah bendungan. Hal ini biasanya dilakukan pada saat terjadi banjir. Pada

saat normal, digunakanlah pintu air dam untuk mengeluarkan air secara teratur

untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, suplai air dan sebagainya.

2.3.3 Jenis Spillway

Spillway terletak di atas reservoir (waduk penampungan air).

Bendungan juga mungkin memiliki pintu air dengan katup atau pintu yang

dapat dioperasikan untuk melepaskan arus banjir.

Ada dua jenis spillways: terkendali dan tidak terkendali.

Spillway yang terkendali memiliki struktur mekanik atau gerbang

untuk mengatur laju aliran air. Desain ini memungkinkan untuk

memungkinkan mengatur ketinggian bendungan yang akan digunakan untuk

penyimpanan air sepanjang tahun, dan saat banjir bisa dikeluarkan dengan

membuka satu atau lebih spillways.

Spillway yang tidak terkendali, tidak memiliki pintu, ketika air naik di

atas bibir atau puncak katup yang itu mulai dikeluarkan dari reservoir. Laju

debit dikendalikan hanya dengan kedalaman air dalam reservoir. Semua

volume penyimpanan dalam reservoir di atas puncak Spillway hanya dapat

digunakan untuk penyimpanan sementara air banjir, dan tidak dapat digunakan

sebagai tempat penyimpanan air bersih karena biasanya kosong.

2.4 Waduk Jatiluhur

2.4.1 Sejarah Waduk Jatiluhur

Page 12: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur merupakan bendungan yang terbesar di indonesia

yang dibangun pada sungai Citarum terletak di Kecamatan Jatiluhur,

Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta).

Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,

dengan panjang 1.200 meter dan tinggi tower 114,5 meter dan panorama

danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957

menyerupai gaya bendungan yang terbesar di dunia, yaitu bendungan Aswan

di Mesir, oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia

sebesar 12,9 milyar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di

Indonesia.

2.4.2 Lapisan Dinding Waduk Jatiluhur

Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan tipe urugan berlapis

(Rockfill DAMS Zona DAMS) yaitu bendungan yang dibangun dari hasil

penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan pembentuk bendungan asli

yang terdiri atas beberapa lapisan yaitu lapisan kedap air (water tight layer),

lapisan batu (rock zone shell), lapisan batu teratur (nin-rap) dan lapisan

pengering (filter zones) (soedibyo, 1993) dikutip dari geodesy ITB.

Page 13: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

2.4.3 Bangunan Waduk Jatiluhur

Pemberian nama Luhur, karena di sini terdapat bangunan-bangunan

yang disimbolkan sebagai angka keramat bangsa Indonesia, yaitu 17-8-1945,

di mana pompa hidrolik untuk saluran Tarum Barat berjumlah 17 buah, pilar

pemegang pintu pengatur untuk meneruskan aliran ke daerah Walahar beserta

menaranya berjumlah 8 buah, dan angka 45 ditunjukkan pada pembangunan

pompa-pompa listrik untuk saluran Tarum Timur, agar lebih efisien dan

efektif dibuat miring 45 derajat.

Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya

terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh

setiap tahun, dikelola oleh PT. PLN (Persero).

2.5 Irigasi Persawahan Waduk Jatiluhur

Jaringan Irigasi persawahan diwaduk Jatiluhur menggunakan sistem saluran

terbuka. Air pada waduk yang yang keluar pada spillway dialirkan menggunakan

gorong-gorong menuju areal persawahan.

Aliran air pada gorong-gorong dibagi-bagi menggunakan saluran terbuka atau

lebih sering di sebut dengan got, kemudian air yang mengalir dari saluran tersebutlah

petani mendapatkan air untuk mengairi sawahnya.

Page 14: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

2.6 Tambak Waduk Jatiluhur

Tambak ikan di waduk jatiluhur dibuat mengunakan drum-drum yang

berfungsi sebagai pengapung kerambah dengan sekat yang terbuat dari jarring.

Pemilihan lokasi adalah air yang tenang sehingga ikan dapat berkembang biak dengan

cepat.

Page 15: SISTEM Irigasi Waduk Jatiluhur

BAB III

SIMPULAN

3.1 Simpulan

Berlatar belakang dari derasnya sungai Citarum, maka perlu dimanfaatkan

semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomi.

Waduk Jatiluhur memang memiliki fungsi yang sangat banyak.terutama tiga

fungsi utama (pemasok air bagi irigasi ribuan hektare sawah di Pantura, penyedia air

baku ke Jakarta, dan pengendali banjir Citarum).