sistem integumen
-
Upload
princess-nyaa -
Category
Documents
-
view
40 -
download
4
description
Transcript of sistem integumen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar,
meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus
campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1
juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas
penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai
beberapa negara maju seperti Amerika Serikat.
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya
menyerang anak umur di bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa
menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak
terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada
waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi
penyakit ini.
Campak mudah sekali menular dan sering terjadi komplikasi yang serius.
Hampir semua anak dibawah 5 tahun di Negara berkembang akan terserang
penyakit ini, sedangkan di Negara maju biasanya menyerang anak usia remaja
atau dewasa muda yang tidak terlindung oleh imunisasi. Penularan campak
berlangsung sangat cepat melalui menyebar melalui kontak langsung dengan
penderita, perantara udara, batuk atau bersin dan kotoran manusia. Penularan
terjadi pada fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.
Penyakit campak lebih sering menyerang anak-anak, hal ini disebabkan
daya tahan tubuh anak lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Penyakit campak
dinilai berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi, kerusakan otak dan
kematian.
Penyakit campak sebetulnya tidak berakibat fatal apabila menyerang anak-
anak yang sehat dan bergizi baik. Tetapi apabila di Negara di mana anak yang
1
menderita kurang gizi sangat banyak, campak merupakan penyakit yang
berakibat fatal. Untuk itu sangat perlu diadakan tindakan pencegahan. Salah satu
tindakan yang dinilai paling efektif adalah dengan cara imunisasi.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penyakit campak.
2. Untuk mengetahui WOC campak.
3. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan penyakit campak.
4. Untuk mengetahui Legal etik keperawatan pada penyakit campak
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi tentang penyakit campak.
2. Dapat mengetahui tentang WOC campak.
3. Dapat mengetahui Asuhan Keperawatan.
4. Dapat mengetahui Legal etik keperawatan penyakit campak
2
BAB II
KONSEP PENYAKIT
2.1 Definisi
Penyakit Campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa
latin dan measles.
Campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan
berbentuk mukolo paplular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas
38 derajat celcius atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk pilek dan
mata merah (WHO).
Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang di tandai dengan tiga stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi ( ilmu kesehatan anak 2:624 ).
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai
dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium
konvalesensi. Penulran terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan
pasien. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola.
2.2 Klasifikasi
Pada klasifikasi campak ini di kelompokan menjadi 3 yaitu :
1. campak dengan komplikasi berat apabkla di temukan adanya tanda
bahaya umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka
pada daerah mulut yang da;lam dan luas serta adanya tanda umum
campakl seperti adanya ruam kemerahan di kulit yan menyeluruh,
adanya batuk, pilek atau mata merah.
2. Klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau mulut
apabila di temukan tandah mata bernanah serta luka di mulut
3. Klasifikasi campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak di
sertai tanda klasifikasi di atas.
3
2.3 Patofisiologi
Infeksi campak berdasarkan klasifikasi infeksi adalah jenis infeksi
stadium lambat dan infeksi umum (sistemik) berdasarkan klasifikasi
biologic. Interaksi sel hospes virus jenis ini merupakan jenis yang dapat
atau tidak dapat menyebabkan kematian sel. Namun demikian pelepasan
virus ekstraseluler terjadi pada kejadian terkait membran dan virus
dilepaskan kedalam cairan ekstraseluler melalui proses “perkuncupan”
(budding)pada permukaan sel. Pada infeksi umum (sistemik), gambaran
penyakit tampaknya tidak berkaitan dengan penyebaran virus dan
kematian sel, tetapi ditambah beberapa- beberapa manisfestasi yang
mungkin di sebabkan karena hiprsensitivitas misalnya bintik-bintik merah.
Terjadinya eksudat yang serous dan proliferasi sel monukleus dan
beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler adalah sebagai reaksi
terhadap virus kelainan ini terdapat pada kulit selaput lendir nasofaring
bronkus dan konjungtiva.
Ada sejumlah pertanyaan imunilogis dan bioligis menarik yang
belum terjawab berkenaan dengan campak apa yang menimbulkan
ruam/bintik-bintik merah? Mengapa ruam selalu mulai dikepala kemudian
menyebar kebawah mengapa perjalanan ruam tetap yaitu macula menyatu
dan menghilang?
Imunoflouresens dan mikroskop electron menunjukkan atigen
campak maupun partikel virus dalam lesi eksantematosa. Namun
mekanisme yang tepat atau yang secara langsung membawa pada lesi kulit
seseorang yang terdiri dari ruam rubeola belum diketahui. Kemungkinan
termasuk, kerusakan sel hospes yang disebabkan oleh virus, radang akut
dlam responnya terhadap adanya virus atau kerusakan yang disebabkan
oleh virus yang keduanya, terjadi pengikatan antibody campakatau
interaksi limfosit tersensitisasi dengan virus utuh atau antigen virus residu
4
dengan hasil kerusakan imun, dan kombinasi dari kedua atau lebih deretan
kejadian patogenik ini.
Urutan urutan penyebaran ruam ditubuh yang yang tetap mungkin
karena mekanisme imunologis. Bukti untuk ini adalah bila gamaglobulin
diberikan pada hospes yang rentan terpapar, intensitas penyakit dapat
dilemahkan, tetapi tanda tanda umum yang sama ada seperti pada subyek
yang sepenuhnya rentan. Hal ini menunjukkan bahwa tempat dan
penyebaran ruam lebih ditentukan oleh system imun seluler pada system
imun humoral.
Kondisi ini juga menggambarkan peran penting antibody dalam
proteksi terhadap campak. Proteksi sangat berkolerasi dengan adanya
antibody serum. Pemberian globulin serum dapat mengubah kepaparan
inveksi yang didapat secara ilmiah. Walaupun peran system imun seluler
dalam proteksi terhadap perolehan campak belum dapat diketahui,
imunitas seluler agaknya merupakan kunci dalam pelenyapan virus
campak dari hospes. Anak anak yang hipogamoglobulinemia tetapi dengan
imunitas seluler utuh dapat sembuh dari campak. Sebaiknya anak-anak
dengan gangguan imunitas seluler sukar sembuh bila mendapat infeksi
campak.
Manisfestasi Klinis
Masa tunas 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang
dibagi dalam 3 stadium.
1. Stadium kataral (prodromal) berlangsung 4-5 hari. Gejala
menyerupai influenza, yaitu demam, malaise, batuk, fotofobia,
konjungtivitis, dan koriza. Gejala khas (patognomonik) adalah
timbulnya bercak koplik menjelang akhir stadium kataral dan 24
jam sebelum timbul enantem. Bercak Koplik berarna putih kelabu,
sebesar ujung jarum, dikelilingi oleh eritema, dan berlokalisasi di
mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah.
5
2. Stadium erupsi gejala pada stadium kataral bertambah dan timbul
enantem di palatum durum dan palatum mole. Kemudian terjadi
ruam eritematosa yang berbentuk macula papula disertai
meningkatnya suhu badan. Ruam mula-mula timbul di belakang
telinga di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan bagian
belakang bawah. Dapat terjadi perdarahan ringan, rasa gatal, dan
muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga
dan menghilang sesuai urutan terjadinya. Dapat terjadi pembesaran
kelenjar getah bening mandibula dan leher bagian belakang,
splenomegali, diare, dan muntah. Variasi lain adalah black measles,
yaitu mobile yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung,
dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalesensi. Gejala-gelaja pada stadium kataral mulai
menghilang, erupsi kulit berkurang dan meninggalkan bekas dikulit
berupa hiperpigmentasi dan kult bersisik yang bersifat patognomik.
2.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan morbili :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan batas normal dengan cara pemberian
kompres dingin
2. Pemberian cairan yang adekuat
3. Pemberian nutrisi yang cukup kalori
4. Perawatan isolasi
5. Perawatan kulit
6. Penatalaksanaan medis dalam pemberian obat simtomatis, seperti
antiseptic. Apabila dengan malnutrisi berikan vitamin A 200.00 KI dan
mengatasi penyulit yang lain dengan pemberian obat yang sesuai. (alimul)
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Identifikasi agens infeksius sangat penting untuk mencegah
pajanan terhadap individu yang rentan. Perawat yang berada pada
lingkungan asuhan ambulasi, pusat asuhan anak, dan sekolah sering
menjadi orang yang pertama kali melihat tanda-tanda penyakit menular,
separti ruam atau sakit tenggorokan. Perawat harus bekerja dengan indeks
kecurigaan yang tinggi mengenai penyakit dimasa kanak-kanak yang
umum terjadi agar dapat mengidentifikasi kasus infeksi yang berpotensi
muncul dan mengenali penyakit mana yang memerlukan intervensi medis.
Salah satu contoh adalah keluhan sakit tenggorokan yang sering terjadi.
Meskipun sebagian besar gejala yang terjadi adalah gejala infeksi virus
ringan, gejala tersebut dapat juga menandakan difteria atau infeksi
streptokokus, seperti demam scarlet. Meskipun sebagian besar gejala yang
terjadi adalah gejala infeksi virus ringan, gejala tersebut dapat juga
menandakan digteria atau infeksi streptokokus, seperti demam scarlet
masing masing kondisi bacterial ini memerlukan penatalaksanaan medis
yang tepat untuk mencegah dampak yang serius.
Pengkajian berikut sangat membantu dalam pengidentifikasi penyakit
menular yang berpotensi terjadi
1. Baru saja terpajan dengan kasus yang di ketahui
2. Gejala prodomal(gejala yang muncul antara manisfastasi awal
penyakit dan sindrom klinisnya yang jelas) atau bukti gejala
konstisional seperti demam atau ruam
3. Riwayat imunisasi
4. Riwayat menderita penyakit
7
Karena imunisasi tersedia untuk beberapa penyakit dan karena hampir
setiap kasus serangan memberikan imunitas seumur hidup kemungkinan
banyak agen infeksius yang dapat dihilangkan berdasarkan criteria tersebut
3.2 Diagnosa
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
2. Nyeri yang berhubungan dengan lesi kulit,malaise
3. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fakor mekanik
(misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka)
5. Ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan volume cairan secara aktif.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau
mencerna nutrisi oleh karena factor biologis, psikologis atau
ekonomi.
3.3 Intervensi
Diagnosa : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
Kriteria Hasil NOC :
- Gangguan citra tubuh berkurang yang dibutuhkan oleh selalu
menunjukkan adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian
psikososial : perubahan hidup, citra tubuh positif, tidak mengalami
keterlambatan dalam perkembangan anak dan harga diri positif.
Intervensi NIC :
- Kaji dan dokumen tasi verbal dan nonverbal pasien, terhadap tubuh
pasien
8
Diagnosa : Nyeri yang berhubungan dengan lesi kulit,malaise
Criteria Hasil NOC :
- Menunjukkan tingkat nyeri yang dibuktikan oleh indikator sebagai
berikut : ekspresi wajah, merintih dan menangis
Intervensi NIC :
- Pemberian analgesic menggunakan agen-agen farmakologi untuk
mengurangi atau menghilangkan nyeri
- Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan
yang dapat diterima oleh pasien
Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
Kriteria Hasil NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam pasien menunjukkan :
Suhu tubuh dalam batas normal dengan kreiteria hasil:
- Suhu 36 – 37 C
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing merasa nyaman.
Intervensi NIC :
- Monitor suhu sesering mungkin
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tekanan darah, nadi dan RR
- Monitor penurunan tingkat kesadaran
- Monitor intake dan output
- Berikan anti piretik
- Kelola Antibiotik:
- Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- Tingkatkan sirkulasi udara
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
9
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membran mukosa)
Diagnosa : Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fakor mekanik
(misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka)
Kriteria Hasil NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Wound Healing : primer dan sekunder
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. kerusakan integritas kulit
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya sedera berulang
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
- Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
Intervensi NIC:
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
- Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Monitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
10
- Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
Diagnosa : Ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan volume cairan secara aktif.
Kriteria Hasil NOC :
- Keseimbangan elektrolit dan non elektrolit dalam kompartemen
instrasel serta ekstrasel tubuh.
Intervensi NIC:
- Meningkatkan keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi
akibat kadar elektrolit serum yang tidak normal atau di luar harapan.
- Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat
kadar cairan yang tidak normal atau diluar harapan.
- Penentuan cairan mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mengatur keseimbangan cairan.
Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhantubuh Berhubungan
dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena
factor biologis, psikologis atau ekonomi.
Kriteria Hasil NOC :
a. status gizi : kecukupan gizi
b. status gizi : makanan dan intake fluid
c. kontrol berat : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 nutrisi
kurang teratasi dengan indikator:
o Albumin serum
o Pre albumin serum
o Hematokrit
o Hemoglobin
11
o Total iron binding capacity
o Jumlah limfosit
Intervensi NIC:
Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
- Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
- Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
- Monitor mual dan muntah
- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor intake nuntrisi
- Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan
seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
- Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
12
3.4 Pendidikan kesehatan terpilih
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KESEHATAN
JudulPenelitian : MORBILI (CAMPAK)
Sasaran : Para Mahasiswa Studi S1 Keperawatan Semester 5-B
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya.
Hari / Tanggal : Rabu / 19 November 2014
Waktu : 10:00 WIB
Tempat : Gedung F, Ruangan F-307, UniversitasMuhammadiyah
Surabaya
Penyuluh : TIM
- Dewi Trisnawati
- Ma’wanah
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit campak
2. Tujuan Khusus
Setalah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 × 60
menit mengerti tentang
- Pengertian campak
- Tanda dan gejala campak
- Penularan campak
- Pengertian Imunisasi campak
- Pemberian vitamin A pada anak
- Manfaat pemberian Vitamin A pada anak
13
B. Materi
- Pengertian campak
- Tanda dan gejala campak
- Penularan campak
- Pengertian Imunisasi campak
- Pemberian vitamin A pada anak
- Manfaat pemberian Vitamin A pada anak
C. Metode Pelaksanaan : Ceramah dan Tanya Jawab
D. Media : Leaflet dan LCD
E. Evaluasi Pertanyaan :
- Pengertian campak
- Tanda dan gejala campak
- Penularan campak
- Pengertian Imunisasi
- Pemberian vitamin A pada anak
- Manfaat pemberian Vitamin A pada anak
F. Materi dan daftar peserta penyuluhan : Terlampir
No Waktu Kegiatan Kegiatan Responden
1 20 menit Fase Orientasi
Menyampaikan salam
pembukaan
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Mengontrak waktu
Pengisian informed consent
Pengukuran tingkat pengetahuan
tentang definisi, penyebab dan
Menjawab salam
pembukaan
Menyetujui kontrak waktu
yang ditentukan
Mengisi informed consent
Mengisi lembar kuisioner
yang sudah diberikan
14
tanda gejala campak
2 35 menit Fase Kerja
Memberikan pemahaman dari
definisi campak
Memberikan pemahaman tanda
dan gejala campak
Memberikan pemahaman
penularan campak
Member pemahaman pengertian
imunisasi
Memberikan pemahaman
pemberian vitamin A pada anak
Memberi pengetahuan tentang
manfaat pemberian vitamin A
pada campak
Berperan aktif
mendengarkan
Berperan aktif bertanya
tentang materi yang
disampaikan
Memperhatikan dengan
cermat yang disampaikan
pembicara.
3 5 menit Fase Terminasi
Menanyakan kepada masyarakat
tentang materi yang disampaikan
Mengontrak waktu untuk
pertemuan tahap 2
Mengucapkan terima kasih atas
partisipasi masyarakat
Mengucapkan salam penutup
Berperan aktif dalam
menjawab pertanyaan
Menyetujui kontrak waktu
yang ditentukan
Menjawab salam penutup
15
Terlampir :
1. Pengertian Campak
Campak, adalah salah satu infeksi menular anak-anak, disebabkan oleh
virus Rubella . Campak yang sangat menular dan penyakit virus akut, umumnya
ditemukan pada anak-anak, terutama di musim dingin dan musim semi dalam
kondisi iklim iklim. Bagi anak yang bergizi baik dan sehat, tidak akan menjadi
masalah bila terserang campak. Namun, bila campak menyerang anak-anak
dengan gizi buruk, dapat berakibat fatal.
2. Tanda dan gejala Campak
Campak memiliki masa inkubasi sekitar 10 sampai dengan 14 hari. Masa
inkubasi adalah masa sejak pertama kali virus masuk ke dalam tubuh penderita
(berjangkit), kemudian virus berkembang biak dan menimbulkan Ciri-ciri dan
Gejala sebagai berikut :
o Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini
mirip sekali dengan batuk filek biasa.
o Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius
atau lebih dan kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5
hari.
o Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak
dalam campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul
pertama kali di bagian belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan
tangan dan akhirnya bercak menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki.
Saat bercak berwarna kemerahan muncul demam biasanya masih
dirasakan penderita sampai dengan 2 hari sesudahnya. Dalam waktu 3
sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang dengan sendirinya dan
berubah warna menjadi kecoklatan.
16
3. Pengertian imunisasi campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi campak
diberikan melalui subkutan
4. Pemberian vitamin A pada anak
Pemberian fitamin A dapat menurunkan prevalensi dan keparahan
infeksi saluran nafas, tuberculosis, diare serta infestasi cacing, dan dengan
demikian meningkatkan aborsi vitamin A, serta menurunkan kebutuhan
metabolic vitamin A.
5. Manfaat pemberian vitamin A
Vitamin A terbukti bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian
anak karena vitamin A berfungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Sebanyak 190 juta anak usia 5 tahun ke bawah mengalami kekurangan
vitamin A, bahkan WHO memperkirakan terdapat 250 juta anak pra-sekolah
yang mengalami kekurangan vitamin A. Setiap tahun terdapat sekitar 250.000
– 500.000 anak mengalami kebutaan dan separuh anak ini kemudian
meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat kekurangan vitamin A.
Pemberian vitamin A tampaknya juga meningkatkan kelangsungan
hidup selama periode akut pada suatu infeksi berat seperti pada penyakit
campak fatalitas kasus pada anak-anak yang menderita campak sedang atau
berat menurun 50% lebih.pada penderita yang sudah sembuh, beratnya gejala
akut berkurang disertai semakin cepat penyembuhan
BAB IV
17
WOC
BAB V
18
ASPEK LEGAL ETIK
1.1 Identifikasi isu
Aspek legal etik keperawatan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien morbili berupa :
1. Respeck (hak untuk dihormati) : perawat harus menghormati setiap
keputusan pasien.
2. Autonomy (hak pasien memilih) : hak pasien untuk memilih
keputusan.
3. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien) : perawat
memberikan tindakan yang tidak dapat merugikan pasien/orang lain.
4. Confidentiality (hak kerahasiaan) : perawat harus menjaga privasi
pasien dan informasi tentang pasien.
5. Veracity (Truthfullness & honesty): kemampuan perawat untuk
mengatakan kebenaran
1.2 Analisa
1. Autonomy : sebagai seorang perawat harus memenuhi kemauan
pasien dan membiarkan pasien untuk memilih treatmen terbaik untuh
dirinya.
2. Beneficence : sebagai perawat harus memberikan pengobatan yang
tidak membahayakan pasien, misalnya perawatan kebersihan pada
pasien dengan menggunakan air hangat, setelah selesai mandi tubuh
ditaburi bedak anti gatal.
3. Confidentiality : sebagai perawat dapat merahasiakan privasi pasien
dan membuat pasie merasa aman dan nyaman.
4. Veracity : sebagai seorang perawat harus mampu mengatakan
kebenaran dalam keadaan apapun tentang pasien, tetapi akan lebih
mudah bila perawat mengatakan kebenaran tersebut kepada keluarga
pasien.
19
1.3 Membuat keputusan
Sebagai seorang perawat dapat memberikan rasa aman terhadap pasien
agar pasien bisa merasa lebih nyaman. Perawat juga harus menjaga
privasi pasien, dapat memberikan keadilan terhadap pasien satu dengan
yang lainnya.
20
BAB VI
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai
dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau
demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi. Virus ini masuk melalui
saluran pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air
mata. Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang di tandai dengan
tiga stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi.
Kondisi ini juga menggambarkan peran penting antibody dalam proteksi
terhadap campak. Proteksi sangat berkolerasi dengan adanya antibody serum.
Pemberian globulin serum dapat mengubah kepaparan inveksi yang didapat secara
ilmiah.
5.2 Saran
Agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar kita, jika diri
kita dan lingkungan kita bersih maka secara otomatis mikroorganisme penyebab
penyakit akan sukar menyerang. Terlebih sebagai seorang perawat, harus
mengetahui dengan baik perawatan diri ( personal hygiene ) dan lingkungan,
harus mengetahui dengan jelas seperti apakah penyakit morbili tersebut dan
bagaimana penanganannya dalam dunia keperawatanserta pencegahannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. A.azis Alimul 2008 Pengantar kesehatan anak untuk pendidikan,
kebidanan Jakarta: selemba medika
Dona L Wong. Dkk, 2009 Buku ajar keperawatan pediatrik Vol.1 Wong. Jakarta :
EGC.
Wilkinson. M. Jidith & R, Ahern. Nancy. 2002. Diagnosa keperawatan NIC
NOC. Edisi 9, Jakarta: EGC.
Dr. Widoyono, MPH. 2011. Penyakit Tropis: epidemologi, penularan,pencegahan dan pemberantasannya edisi 2. Penerbit Airlangga
WHO, Oktober 1986. WHO Recommended Survellance Standarts, second edition, department of Communicable Disease Suveilance and Response.
22