SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)...

8
1 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PENENTUAN LOKASI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Nama : Zuliana Fitria NRP : 1207 100 012 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1. Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si 2. Alvida Mustika Rukmi, S.Si, M.Si Abstrak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di kota besar seperti Surabaya. Seiring dengan banyaknya SPBU yang didirikan maka semakin banyak pula persaingan dalam memikat konsumen. Terdapat beberapa faktor yang dapat menunjang keramaian SPBU diantaranya pelayanan yang baik, pemilihan lokasi yang strategis, fasilitas yang disediakan dan lain-lain. Namun pada penilitian ini membahas tentang pemilihan lokasi yang strategis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang mampu memvisualisasikan aspek-aspek spasial dan non spasial untuk dapat diketahui dan dianalisa. Sedangkan Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dengan multi kriteria dan multi alternatif. Kriteria yang digunakan untuk menentukan lokasi SPBU yang strategis pada penelitian ini adalah kepadatan lalu lintas, jumlah SPBU pada persekitaran jalan, jumlah rumah tangga dan jumlah industri. Dengan visualisasi posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya menggunakan SIG serta ditambah hasil rekomendasi dengan metode AHP dapat ditentukan rekomendasi lokasi SPBU yang strategis yang akan dibuka selanjutnya. Kata Kunci : Sistem informasi geografis, Analytic Hierarchy Process, lokasi SPBU 1. Pendahulun Seiiring perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di Surabaya semakin berkembang pesat. Oleh karena itu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai penunjang mobilitas kendaraan bermotor juga kian berkembang pesat. Dalam pemilihan lokasi SPBU baru terdapat beberapa kriteria yang dapat mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan. Kriteria tersebut antara lain kepadatan lalu lintas pada jalan tersebut, jumlah penduduk, jumlah SPBU pada persekitaran jalan tersebut, jumlah industri dan lain-lain. Setiap pemilik usaha memiliki penilaian prioritas yang berbeda terhadap beberapa kriteria tersebut. Untuk membantu pengambilan keputusan dapat digunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dengan multi kriteria dan multi alternatif dengan pemberian tingkat kepentingan (Permadi, 1992). Untuk mendapatkan informasi lokasi SPBU baru yang stategis perencanaan spasial sangatlah penting. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan langkah yang dapat digunakan karena mempunyai kemampuan yang sangat luas baik dalam proses pemetaan maupun analisis Sistem informasi geografis untuk penentuan lokasi SPBU ini diharapkan dapat membantu untuk mengambil keputusan dan mempermudah calon atau pengusaha SPBU mendapatkan informasi agar dapat mendirikan SPBU di lokasi yang strategis dan memenuhi kriteria yang digunakan. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Sistem Informasi Geografis Menurut Riyanto (2009), SIG adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data spasial. Komponen SIG terdiri atas perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data geospasial dan pengguna. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 Gambar 2.1 Komponen SIG Sistem Komputer Hardware dan software untuk memasukkan, menyimpan, mengolah dan analisis data. Data Geospasial Berupa peta foto udara, citra satelit,data statistik,dll Pengguna

Transcript of SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)...

Page 1: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

1

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PENENTUAN LOKASI

STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BARU MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Nama : Zuliana Fitria

NRP : 1207 100 012

Jurusan : Matematika

Dosen Pembimbing : 1. Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

2. Alvida Mustika Rukmi, S.Si, M.Si

Abstrak

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di

kota besar seperti Surabaya. Seiring dengan banyaknya SPBU yang didirikan maka semakin banyak pula

persaingan dalam memikat konsumen. Terdapat beberapa faktor yang dapat menunjang keramaian SPBU

diantaranya pelayanan yang baik, pemilihan lokasi yang strategis, fasilitas yang disediakan dan lain-lain.

Namun pada penilitian ini membahas tentang pemilihan lokasi yang strategis.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang mampu memvisualisasikan

aspek-aspek spasial dan non spasial untuk dapat diketahui dan dianalisa. Sedangkan Analytic Hierarchy

Process (AHP) adalah metode yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dengan multi kriteria

dan multi alternatif. Kriteria yang digunakan untuk menentukan lokasi SPBU yang strategis pada

penelitian ini adalah kepadatan lalu lintas, jumlah SPBU pada persekitaran jalan, jumlah rumah tangga

dan jumlah industri. Dengan visualisasi posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya menggunakan

SIG serta ditambah hasil rekomendasi dengan metode AHP dapat ditentukan rekomendasi lokasi SPBU

yang strategis yang akan dibuka selanjutnya.

Kata Kunci : Sistem informasi geografis, Analytic Hierarchy Process, lokasi SPBU

1. Pendahulun

Seiiring perkembangan kepadatan

penduduk dan juga arus globalisasi, jumlah

kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di

Surabaya semakin berkembang pesat. Oleh

karena itu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

(SPBU) sebagai penunjang mobilitas kendaraan

bermotor juga kian berkembang pesat.

Dalam pemilihan lokasi SPBU baru

terdapat beberapa kriteria yang dapat

mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan.

Kriteria tersebut antara lain kepadatan lalu lintas

pada jalan tersebut, jumlah penduduk, jumlah

SPBU pada persekitaran jalan tersebut, jumlah

industri dan lain-lain. Setiap pemilik usaha

memiliki penilaian prioritas yang berbeda

terhadap beberapa kriteria tersebut. Untuk

membantu pengambilan keputusan dapat

digunakan metode Analytic Hierarchy Process

(AHP). Metode ini dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan dengan multi kriteria dan

multi alternatif dengan pemberian tingkat

kepentingan (Permadi, 1992).

Untuk mendapatkan informasi lokasi

SPBU baru yang stategis perencanaan spasial

sangatlah penting. Sistem Informasi Geografis

(SIG) merupakan langkah yang dapat digunakan

karena mempunyai kemampuan yang sangat luas

baik dalam proses pemetaan maupun analisis

Sistem informasi geografis untuk

penentuan lokasi SPBU ini diharapkan dapat

membantu untuk mengambil keputusan dan

mempermudah calon atau pengusaha SPBU

mendapatkan informasi agar dapat mendirikan

SPBU di lokasi yang strategis dan memenuhi

kriteria yang digunakan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Sistem Informasi Geografis

Menurut Riyanto (2009), SIG adalah

sistem informasi yang digunakan untuk

memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,

mengolah, menganalisa dan menghasilkan data

bereferensi geografis atau data spasial.

Komponen SIG terdiri atas perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), data

geospasial dan pengguna. Seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Komponen SIG

Sistem Komputer Hardware dan software untuk memasukkan,

menyimpan, mengolah dan analisis data.

Data Geospasial Berupa peta foto udara,

citra satelit,data statistik,dll

Pengguna

Page 2: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

2

Data yang diolah pada SIG adalah data

geospasial (data spasial dan non spasial). Data

spasial adalah data yang berhubungan dengan

kondisi geografi misalnya sungai, gedung, jalan

raya dan lain-lain. Sedangkan data non spasial

adalah data yang berupa teks atau angka, biasa

disebut dengan atribut.

Dengan menggunakan SIG, didapat

keuntungan berikut (Riyanto, 2009):

a. Penanganan data geospatial menjadi lebih

baik

b. Merubah dan pemperbarui data menjadi lebih

mudah

c. Data geospatial lebih mudah dianalisis dan

direpresentasikan

d. informasi lebih mudah dicari

e. Menjadi produk bernilai tambah

f. Data geospatial dapat dipertukarkan

g. Penghematan waktu dan biaya

h. Keputusan yang akan diambil menjadi lebih

baik.

2.2 AHP

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk

mengambil keputusan dengan efektif atas

persoalan yang sangat kompleks dengan

menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan

persoalan kedalam bagian-bagiannya, menata

dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai

numerik pada pertimbangan subjektif tentang

pentingnya setiap variabel dan menetapkan

variabel yang mana yang memiliki prioritas

paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi

hasil pada situasi tersebut(Saaty, 1993).

2.2.1 Prinsip-prinsip AHP

Prinsip-prinsip AHP adalah (Permadi, 1992):

1. Decompostion

Decomposition adalah memecah persoalan

yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Proses

analisis ini dinamakan hirarki.

2. Comparative judgement

Prinsip ini memberikan penilaian tentang

kepentingan relatif dua elemen pada suatu

tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat

diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari

penggunaan metode AHP.

Dalam penilaian kepentingan relatif dua

elemen berlaku aksioma reciprocal,artinya jika

elemen i dinilai n kali lebih penting dibanding j,

maka elemen j harus sama dengan 1/n kali

pentingnya dibanding elemen i.Susunan elemen-

elemen yang dibandingkan dapat dilihat pada

tabel 2.1

Tabel2.1 Matriks perbandingan berpasangan

dengan:

Ak adalah kriteria atau alternatif, k =

1,2,3..,n

n adalah jumlah kriteria atau alternatif

aij adalah konstanta perbandingan elemen

pada baris ke-i terhadap elemen pada

kolom ke-j.

Untuk mengisi matriks perbandingan

berpasangan digunakan skala AHP. Skala dan

definisi pendapat kualitatif dari skala

perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Skala Banding Secara Berpasang

3. Synthesis of priority

Dari setiap matriks pairwise comparison

kemudian dicari eigenvectornya untuk

mendapatkan local priority. Pengurutan elemen-

elemennya menurut kepentingan relatif

dinamakan priority synthesis.

….

a11 a12 a13 …. a1n

a21 a22 a23 …. a2n

a31 a32 a33 …. a3n

…. …. …. …. …. ….

an1 an2 an3 …. ann

Intensitas

Pentingnya Definisi

1 Kedua elemen sama penting

2

Elemen yang satu antara sama penting

dan sedikit lebih penting dari elemen

lainnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting

dari elemen lainnya

4

Elemen yang satu antara sedikit lebih

penting dan lebih penting dari elemen

lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting dari

elemen lainnya

6

Elemen yang satu antara lebih penting

dan sangat lebih penting dari elemen

lainnya

7 Elemen yang satu sangat lebih penting

dari elemen lainnya

8

Elemen yang satu antara sangat

penting dan mutlak lebih penting dari

elemen lainnya

9 Elemen yang satu mutlak lebih

penting dari elemen lainnya

Kebalikan

Jika elemen i mendapat satu angka

bila dibandingkan dengan elemen j,

maka elemen j mempunyai nilai

kebalikannya bila dibandingkan

dengan elemen i.

Page 3: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

3

4. Logical consistency

Nilai pada matriks yang diperoleh dari

hasil perbandingan secara berpasangan harus

mempunyai hubungan kardinal dan ordinal,

sebagai berikut.

Hubungan Kardinal : aij . ajk = aik

Hubungan Ordinal : ai>aj>ak, maka ai>ak

2.2.2 Langkah-Langkah AHP

Terdapat beberapa langkah dalam

menggunakan metode AHP, antara lain:

1. Menentukan masalah dan solusi yang

diinginkan.

2. Membuat struktur yang terdiri dari tujuan

umum, kriteria, subkriteria dan alternatif

pada tingkatan yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan

4. Menghitung bobot prioritas dan menguji

konsistensinya.

Mencari bobot prioritas.

a. Jumlahkan nilai pada satu kolom dan

lakukan pada setiap kolom.

Jumlah nilai perkolom = ∑ ,

j=1,2,3,…,n (2.1)

b. Bagilah setiap nilai dalam satu kolom

dengan nilai jumlah kolom tersebut,

sehingga nilai jumlah kolom yang baru

sama dengan satu.

∑ = 1, j=1,2,3,…,n (2.2)

c. Jumlahkan nilai pada setiap baris kemudian

bagi dengan banyaknya kriteria atau

alternatif.

=

∑ , i=1,2,3,…,n (2.3)

dengan:

xij adalah nilai pada baris ke-i dan

kolom ke-j

n adalah jumlah kriteria atau

alternatif

adalah bobot prioritas kriteria atau

alternatif ke-i.

Uji konsistensi

a. Mengalikan matriks perbandingan

berpasangan dengan bobot prioritas,

kemudian hasil dari perkalian tersebut

dibagi dengan bobot prioritas yang

bersesuaian untuk mendapatkan nilai

lamda atau eigen value.

𝜆i = ∑ ( )

, i=1,2,3,…,n (2.4)

b. Hitung lamda maksimal dengan

mencari rata-rata dari nilai lamda.

𝜆maks =

(2.5)

c. Hitung Consietncy Index (CI) dan

Consistency Ratio (CR). Suatu matriks

perbandingan disebut konsisten jika nilai

CR < 0,10.

CI =

(2.6)

CR =

(2.7)

dengan:

n adalah jumlah kriteria atau

alternatif

𝜆i adalah eigen value pada

kriteria atau alternatif ke-i.

𝜆maks adalah rata-rata eigen value

Ai, j adalah nilai pada matriks

perbandingan

adalah bobot prioritas kriteria atau

alternatif ke-i.

CI adalah consistency index

RI adalah nilai random indeks

CR adalah consistency ratio.

5. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk seluruh

tingkat hirarki.

6. Menghitung overall composite weight (CW)

atau prioritas global. CW didapatkan dengan

mengalikan bobot prioritas alternatif dengan

bobot prioritas kriteria seperti pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Perkalian bobot prioritas alternatif

dengan bobot prioritas kriteria

dengan:

Wij adalah bobot prioritas alternatif

ke-i pada kriteria ke-j

Wj adalah bobot prioritas kriteria ke-j

CWi adalah composite weight pada

alternatif ke-i.

Dari Composite Weight (CW)

didapatkan rekomendasi utama adalah nilai

yang terbesar, rekomendasi kedua adalah nilai

terbesar kedua dan seterusnya hingga

rekomendasi terakhir dengan nilai yang

terkecil.

2.3 Basis Data

Basis data adalah kumpulan data yang

dapat digambarkan sebagai aktifitas dari satu

atau lebih organisasi yang berelasi. Sedangkan

data adalah fakta mengenai objek, orang dan

Krite-

ria 1

Krite-

ria 2

Krite-

ria n

Wj

CW

Alternatif

A WA1 WA2 … WAn W1 CWA

Alternatif

B WB1 WB2 …

WBn

W2

CWB

Alternatif

C WC1 WC2 … WCn W3 = CWC

… … … … … …. …

Alternatif

ke -X WX1 WX2 … WXn Wn CWX

X

Page 4: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

4

lain-lain yang disimpan dan memiliki makna.

Informasi adalah data yang telah diolah dan

memiliki nilai(Suryanto,2004).

Suatu software/perangkat lunak yang

digunakan untuk memanipulasi data disebut

Database Management System (DBMS) atau

Sistem Manajemen Basis Data. Sistem

merupakan sekumpulan elemen-elemen yang

saling berinteraksi untuk mencapai tujuan

tertentu. Sistem Basis Data adalah Basis Data

dan DBMS yang digunakan untuk

mendefinisikan suatu basis data tersebut.

Untuk membangun suatu basis data

dibutuhkan pemodelan data. Pemodelan data

adalah struktur konseptual untuk

merepresentasikan data, relasi data dan batasan

suatu data. Dasar dari pemodelan data adalah

Entity Relationship Diagram (ERD). ERD adalah

desain konseptual untuk menggambarkan relasi

antar data dalam bentuk diagram. Komponen

utama yang membangun dari suatu ERD adalah

entitas dan relasi.

3. Metode Penelitian

Metode Penelitian pembuatan sistem

penentuan lokasi SPBU ini adalah sebagai

berikut :

4. Perancangan dan Implementasi Sistem

4.1 Perancangan Sistem

Langkah 0 : Mulai

Langkah 1 : Input nilai (skala) AHP pada

matriks kriteria dengan

membandingkan tingkat

kepentingan antar kriteria.

Langkah 2 : Uji konsistensi nilai inputan. Jika

tidak konsisten, dilakukan

pengulangan input nilai AHP.

Langkah 3 : Proses perhitungan AHP, dengan

menormalkan matriks kriteria

dan mengkalikannya dengan

matriks alternatif pada database.

Langkah 4 : Menampilkan hasil perhitungan

AHP yaitu 5 nama jalan yang

direkomendasikan untuk lokasi

SPBU baru.

Langkah 5 : Selesai.

Diagram alur untuk perancangan sistem

dapat di lihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Alur Sistem Penentuan

Lokasi SPBU

Studi literatur tentang sistem informasi

geografis dan AHP

Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

sebagai dasar pembuatan sistem

Merancang sistem dengan melakukan analisa

metode yang akan dibuat

Membuat program sesuai rancangan sistem

yang dibuat menggunakan software

Mapserver

Melakukan pengujian terhadap program yang

telah dibuat

Menyusun laporan serta memberikan

kesimpulan dan saran

Melakukan pengolahan data dengan metode

AHP menggunakan Microsoft excel.

APAKAH MATRIKS

KONSISTEN?

AMBIL DATA DARI DATABASE

INPUT SKALA AHP PADA MATRIKS

KRITERIA

MULAI

UJI KONSISTENSI

PROSES AHP

SELESAI

TIDAK

YA

REKOMENDASI LOKASI SPBU

Page 5: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

5

4.2 Perancangan Basis Data

Rancangan basis data dari sistem informasi

geografis untuk penentuan lokasi SPBU terdiri

dari tabel jalan, tabel kecamatan, tabel SPBU,

tabel user dan tabel komentar. Perancangan

dibuat pertama kali pada ArcView yang

kemudian diekspor ke PostgreSQL.

4.3 Perancangan SIG

Langkah-langkah untuk mengolah peta Surabaya

adalah:

1. Digitasi peta

Pendigitasian peta Surabaya dilakukan

dengan menggunakan perangkat lunak ArcView

GIS. Dimana data yang sudah diperoleh difilter

sesuai dengan kebutuhan.

2. Ekspor ke PostgreSQL

Untuk menyimpan file SHP (data

geospasial) di PostgreSQL diperlukan konversi

dari file shp menjadi file .sql terlebih dahulu.

Aliran proses konversi dapat dilihat pada gambar

4.2.

Gambar 4.2 Aliran proses konversi file shp ke

PostgreSQL

3. Menampilkan Peta ke Web

Untuk menampilkan peta pada web

digunakan software MapServer. Pada Tugas

Akhir ini digunakan Mapserver dengan

framework Pmapper. Diperlukan peta berekstensi

.map yang disebut dengan filemap agar dapat

digunakan pada MapServer. Digunakan

QuantumGIS untuk merubah data spasial pada

file SHP menjadi filemap.

4.4 Perancangan Metode AHP

Terdapat langkah-langkah dalam

perancangan metode AHP. Langkah-langkah

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menentukan permasalahan

permasalahan yang akan diselesaikan adalah

menentukan lokasi pembangunan SPBU baru

yang memenuhi kriteria.

2. Menentukan kriteria

Kriteria yang diambil merupakan faktor yang

mempunyai pengaruh besar terhadap pemilihan

lokasi SPBU yang akan dibangun. Kriteria-

kriteria dalam pemilihan lokasi SPBU antara

lain:

Tingkat kepadatan lalu lintas.

Jumlah SPBU pada persekitaran jalan

Jumlah rumah tangga

Jumlah industri

3. Menentukan alternatif

Jalan yang digunakan sebagai alternatif

adalah jalan yang mempunyai perkiraan omset

SPBU diatas batas minimal dan jalan yang pada

jalan tersebut dan pada persekitarannya tidak

terdapat SPBU. Omset SPBU didapatkan dengan

cara menghitung rata-rata perhari penjualan

premium, solar dan biosolar pada November

2010. Sedangkan perkiraan omset SPBU baru

didapat dengan cara menjumlahkan omset SPBU

pada persekitaran jalan kemudian membaginya

dengan jumlah SPBU ditambah satu.

Karena omset rata-rata SPBU di Surabaya

per November 2010 adalah 10 kiloliter perhari

dan diperkirakan omset akan naik setiap tahun

maka jalan yang mempunyai omset SPBU

persekitaran minimal 8 kiloliter perhari dianggap

telah layak untuk didirikan SPBU baru dan

menjadi alternatif.

4. Perancangan hirarki Hirarki pada penentuan lokasi SPBU baru

dengan kriteria jumlah SPBU pada persekitaran

jalan, tingkat kepadatan lalu lintas, jumlah rumah

tangga (RT) dan industri serta alternatif berupa

nama jalan dapat dilihat pada gambar 4.3.

……………….

Gambar 4.3 Struktur Hirarki AHP penentuan

lokasi SPBU

5. Perancangan proses

Proses perhitungan AHP untuk

mendapatkan rekomendasi SPBU baru adalah

sebagai berikut:

Perhitungan bobot alternatif

Perhitungan bobot kriteria

Perkalian matriks

Menampilkan hasil perhitungan

4.5 Implementasi Sistem

Implementasi sistem terdiri dari:

1. Implementasi tampilan utama

2. Implementasi form login

3. Implementasi form AHP

4. Implementasi form informasi

Penentuan Lokasi SPBU

Kepadatan

Lalu lintas

Jumlah

SPBU

SHP .SQL PostgreSQL

Jumlah

Industri

Jumlah

RT

Jalan A Jalan B Jalan X

Page 6: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

6

Data Pengguna

5. Implementasi form komentar

6. Implementasi form management

a. Form management user

b. Form management komentar

c. Form management data jalan

d. Form managemet data kecamatan

5 Uji Coba Sistem

a) Pengujian Hasil Implementasi Proses

Register Pengguna yang ingin mempunyai hak akses

terhadap menu-menu yang ada maka pengguna

tersebut harus menjadi anggota terlebih dahulu

dengan melakukan registrasi member. Link

registrasi member terdapat pada form login.

Proses registrasi dapat dilihat pada gambar 5.1.

Gambar 5.1 Proses Registrasi Anggota

Data yang telah diinputkan oleh pengguna

pada saat registrasi selanjutnya disimpan pada

basisdata. Gambar 5.2 menunjukkan hasil

menyimpan data pengguna pada basis data.

Gambar 5.2 Data Pengguna pada Basis data

b) Pengujian Hasil Implementasi Proses

Login

Proses login dilakukan oleh pengguna yang

telah terdaftar dan ingin mengakses menu-menu

yang ada. Proses yang dilakukan adalah

menginputkan username dan password seperti

pada gambar 5.3.

Gambar 5.3 Proses Login

Jika berhasil login maka di atas layer peta akan

terdapat informasi pengguna yaitu username dan

user grup sebagai masyarakat atau pengusaha

SPBU sesuai dengan inputan pada saat registrasi

seperti pada gambar 5.4.

Gambar 5.4 Hasil Pengujian Proses Login

c) Pengujian Hasil Implementasi Proses

Pencarian

Proses yang dilakukan adalah memilih

pilihan yang ada pada list kemudian pengguna

mengetikkan apa yang akan dicari pada kotak di

sebelah kanan list seperti pada gambar 5.5.

Setelah itu tekan tombol search, maka akan

ditampilkan hasil pencarian pada map utama

seperti terlihat pada gambar 5.6.

Gambar 5.5 Proses Pencarian

Gambar 5.6 Hasil Pengujian Proses Pencarian

Page 7: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

7

d) Pengujian Hasil Implementasi Proses

Perhitungan AHP

Pada menu AHP pengguna dapat

melakukan perhitungan dengan metode AHP

untuk mendapatkan rekomendasi lokasi SPBU.

Proses yang dilakukan adalah memilih lokasi di

Surabaya bagian mana SPBU akan dibangun.

Kemudian mengisi matriks perbandingan kriteria

menggunakan nilai atau skala AHP dengan

membandingkan prioritas kriteria pada baris

terhadap kriteria pada kolom.

Kriteria diurutkan berdasarkan prioritas,

sebagai contoh yaitu prioritas pertama adalah

kepadatan lalu lintas, prioritas kedua jumlah

SPBU, prioritas ketiga jumlah rumah tangga dan

yang terakhir jumlah industri. Perbandingan

prioritas kriteria dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Perbandingan Prioritas Kriteria

Proses dan hasil pengujian proses

perhitungan AHP dengan lokasi Surabaya pusat

dapat dilihat pada gambar 5.7 dan 5.8.

Gambar 5.7 Proses Perhitungan AHP

Gambar 5.8 Hasil Pengujian Proses Perhitungan

AHP

Dari perhitungan didapat rekomendasi untuk

lokasi SPBU baru di Surabaya pusat yaitu:

1. Jl. Pandegiling

2. Jl. Urip Sumoharjo

3. Jl. Embong Kemiri

4. Jl. Gubeng Pojok

5. Jl. Keramat Gantung.

6 Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan penjelasan yang

telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem informasi geografis dapat membantu

dalam pemilihan lokasi yang tepat untuk

membuka SPBU baru dengan menggunakan

metode AHP.

2. Pemilihan prioritas kriteria dan pemberian

skala AHP oleh pengguna berpengaruh pada

hasil perhitungan.

3. Dengan sistem ini dapat membantu untuk

mendukung pengambilan keputusan penetuan

lokasi SPBU baru yang sesuai dengan kriteria.

6.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan

untuk proses pelaksanaan dan pengembangan

sistem ini selanjutnya adalah :

1. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan

lokasi SPBU merupakan kriteria utama

sehingga perlu adanya kriteria lain yang juga

berpengaruh terhadap kestategisan lokasi

SPBU baru.

2. Data yang digunakan sebaiknya data yang

terbaru sehingga hasil perhitungan berupa

rekomendasi lokasi SPBU akan semakin baik.

Perbandingan Prioritas Kriteria Skala

AHP

Kepadatan lalu lintas sedikit lebih

penting dari jumlah SPBU 3

Kepadatan lalu lintas lebih penting

dari jumlah rumah tangga 5

Kepadatan lalu lintas sangat lebih

penting dari jumlah industri 7

Jumlah SPBU sedikit lebih penting

dari jumlah rumah tangga 3

Jumlah SPBU lebih penting dari

jumlah industri 5

Jumlah rumah tangga sedikit lebih

penting dari jumlah industri 3

Page 8: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin banyak yang bermunculan terutama di ... (SIG) adalah sistem informasi yang mampu

8

3. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan

dapat ditambahkan suatu fitur untuk

mengupdate peta sehingga tidak memerlukan

update peta secara manual.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Eko. 2005. Sistem Informasi

Geografis Menggunakan ARCVIEW

GIS. Yogyakarta: Andi.

Guide, Properti. 2011. Daftar Perkiraan

Harga-Harga Tanah Pasar Sekunder Di

Surabaya Per 01 Jan 2011. <URL:

http://propertiguide.com>. Diunduh pada 15

Februari 2011 pukul 20:30 WIB.

Permadi, Bambang. 1992. AHP. Jakarta: Pusat

Antar Universitas-Studi Ekonomi-

Universitas Indonesia.

Prahasta, Eddy. 2006. Membangun Aplikasi

Web-based GIS dengan MapServer.

Bandung: Informatika.

Riyanto & Putra, Prinali Eka. 2009.

Pengembangan Aplikasi Sistem

Informasi Geografis Berbasis Dekstop

dan Web. Yogyakarta: Gava Media.

Saaty,Thomas.L. 1993. Pengambilan

Keputusan Bagi Pemimpin. Jakarta:

PT.Pustaka Binaman Pressindo.

Suyanto, A. H. 2004. Basis Data dan DBMS.

<URL: http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id>.

Diunduh pada 14 Mei 2011 pukul 10:57

WIB.

Syafii, M. 2005. Panduan membuat aplikasi

database dengan PHP 5 MySQL

PostgreSQL Oracle. Yogyakarta: Andi.