SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Sistem Informasi Geografi 2 Data Spasial 2...

33
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK DATA HISTORI HOTSPOT DI INDONESIA MENGGUNAKAN OPENGEO SUITE 3.0 SONITA VERONICA BR BARUS DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK … · Sistem Informasi Geografi 2 Data Spasial 2...

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK

DATA HISTORI HOTSPOT DI INDONESIA MENGGUNAKAN

OPENGEO SUITE 3.0

SONITA VERONICA BR BARUS

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sistem Informasi

Geografis Berbasis Web untuk Data Histori Hotspot di Indonesia Menggunakan

OpenGeo Suite 3.0 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Sonita Veronica Br Barus

NIM G64114044

ABSTRAK

SONITA VERONICA BR BARUS. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web

untuk Data Histori Hotspot di Indonesia Menggunakan OpenGeo Suite 3.0.

Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG.

Kebakaran hutan merupakan masalah yang serius karena dapat

mengakibatkan dampak buruk terhadap lingkungan. Salah satu upaya pencegahan

kebakaran hutan adalah membangun sistem informasi geografis (SIG) berbasis web

untuk mengelola data histori hotspot sebagai indikator terjadinya kebakaran. Dalam

penelitian ini, SIG berbasis web telah dibangun menggunakan perangkat lunak

OpenGeo Suite 3.0. OpenGeo Suite merupakan aplikasi yang mengemas sistem

manajemen basis data PostgreSQL dengan ekstensi spasial PostGIS dan server peta

Geoserver sehingga memberikan kemudahan dalam pembangunan dan pengelolaan

SIG berbasis web. SIG yang telah dibangun menyediakan fitur utama yaitu

menampilkan peta Indonesia, fungsi pan map, zoom in, zoom out, dan fungsi

pencarian persebaran hotspot berdasarkan wilayah dan waktu. Dengan adanya SIG

berbasis web ini, pengelolaan data histori hotspot dapat dilakukan dengan mudah

sehingga dapat membantu pengguna dalam penyediaan ringkasan data histori

hotspot untuk wilayah Indonesia.

Kata kunci: hotspot, OpenGeo Suite, sistem informasi geografis berbasis web

ABSTRACT

SONITA VERONICA BR BARUS. Web Based Geographic Information System

for Historical Hotspot Data in Indonesia using OpenGeo Suite 3.0. Supervised by

IMAS SUKAESIH SITANGGANG.

Forest fire is a serious problem because it causes many negative impacts to

the environment. One of the activities to prevent forest fire is to develop a web-

based geographic information system (GIS) to manage the historical hotspot data

as an indicator of fire. In this research, web based GIS was developed using

OpenGeo Suite software. OpenGeo Suite is an application which bundles

PostgreSQL database management with PostGIS spatial extension and Geoserver

map server so that the web-based GIS is easy to develop and manage. The GIS

which was developed provides several main features, including displaying the map

of Indonesia, pan map, zoom in, zoom out, and searching functions for hotpot data

based on region and time. Using the web based GIS, hotspot historical data can be

easily managed in order to assist users in providing summaries of historical hotspot

data in Indonesia.

Keywords: hotspot, OpenGeo Suite, web-based geographic information system

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK

DATA HISTORI HOTSPOT DI INDONESIA MENGGUNAKAN

OPENGEO SUITE 3.0

SONITA VERONICA BR BARUS

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Penguji:

1 Hari Agung Adrianto, SKom MSi

2 Endang Purnama Giri, SKom MKom

Judul Skripsi : Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Data Histori

Hotspot di Indonesia Menggunakan OpenGeo Suite 3.0

Nama : Sonita Veronica Br Barus

NIM : G64114044

Disetujui oleh

Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom

Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 adalah Sistem Informasi

Geografis, dengan judul Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Data

Histori Hotspot di Indonesia Menggunakan OpenGeo Suite 3.0.

Proses penyusunan dan penyelesain karya ilmiah ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1 Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Jadi Barus dan Ibu Ani Br.Tarigan, ungkapan

kasih yang tulus penulis sampaikan kepada beliau yang telah memberikan do’a,

nasihat, dan motivasi kepada penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada segenap keluarga besar yang telah mendo’akan dan selalu memberikan

semangat.

2 Ibu Dr Imas S Sitanggang selaku pembimbing atas waktu, ilmu, kesabaran,

nasihat, dan masukan yang selalu diberikan selama pengerjaan tugas akhir ini.

3 Bapak Endang Purnama Giri, SKom MKom dan Bapak Hari Agung Adrianto,

SKom MSi selaku penguji atas waktu, masukan dan koreksinya.

4 Reymon Dedi Syahputra Sembiring yang telah memberikan semangat dan

inspirasi.

5 Temen-temen Alih Jenis Ilmu Komputer angkatan 6 atas pengalaman berbagi

ilmu serta atas kebersamaan dan dukungannya selama menjalani waktu di

Departemen Ilmu Komputer IPB.

6 Departemen Ilmu Komputer, Bapak/Ibu Dosen dan Staf TU yang telah begitu

banyak membantu baik selama pelaksanaan penelitian maupun pada masa

perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sekiranya dapat digunakan untuk

perbaikan di masa-masa yang akan datang.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Sonita Veronica Br Barus

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Sistem Informasi Geografi 2

Data Spasial 2

Sistem Informasi Geografi (SIG) Berbasis Web 3

OpenGeo Suite 3.0 3

METODE 4

Data dan Sumber Data 4

Tahapan Pembangunan SIG Berbasis Web 4

Lingkungan Pengembangan 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Analisis 5

Desain 7

Implementasi 10

Pengujian 15

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 22

DAFTAR TABEL

1 Contoh data mentah hotspot dari DKRI 6

2 Contoh data mentah hotspot dari NASA 6

3 Jumlah hotspot dari tahun 2002 sampai 2012 7

4 Tabel-tabel dalam basis data persebaran hotspot di Indonesia 9

5 Hasil pengujian black-box 15

DAFTAR GAMBAR

1 Arsitektur OpenGeo Suite (OpenGeo 2012) 3

2 Tahapan metode penelitian linear sequential model (Pressman 2001) 4

3 Diagram konteks 8

4 Diagram keterhubungan antartabel 8

5 Perancangan antamuka sistem 9

6 Arsitektur sistem dengan client-server 10

7 Pilihan sumber data 11

8 Pemilihan sistem koordinat referensi 11

9 Kode program membuat peta 12

10 Antamuka awal sistem 13

11 Antarmuka modul pencarian berdasarkan waktu 13

12 Grafik hasil pencarian berdasarkan waktu 14

13 Antarmuka modul pencarian berdasarkan lokasi 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Desain fisik Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot di

Indonesia 18

2 Fungsi Get_markers (fungsi untuk memetakan hotspot) 20

3 Grafik hasil pencarian berdasarkan lokasi 20

4 Grafik hasil pencarian berdasarkan provinsi dalam rentang waktu

tertentu 21

5 Grafik hasil pencarian berdasarkan kabupaten dalam rentang waktu

tertentu 21

6 Antarmuka modul pencarian berdasarkan provinsi dalam rentang waktu

tertentu 22

7 Antarmuka modul pencarian berdasarkan kabupaten dalam rentang

waktu tertentu 22

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebakaran hutan merupakan masalah yang serius karena dapat menimbulkan

dampak buruk terhadap lingkungan seperti berdampak pada ekosistem yang ada,

mengakibatkan kerugian secara ekonomi, kerusakan harta benda, mengganggu

kesehatan masyarakat dan dampak yang paling mengancam saat ini adalah global

warming. Oleh karena itu, pengendalian kebakaran hutan yang baik sangat

diperlukan.

Salah satu pencegahan kebakaran hutan adalah dengan membangun sebuah

sistem informasi geografis (SIG) untuk mengelola data histori hotspot yang

merupakan indikator terjadinya kebakaran. Sistem informasi geografi adalah

sebuah sistem komputer yang dapat menangkap, menyimpan, melakukan query,

menganalisis, dan menampilkan data geografi (Chang 2002). Pengembangan

aplikasi SIG sekarang ini mengarah pada aplikasi berbasis web yang dikenal dengan

WebGis. Hal ini disebabkan karena pengembangan di lingkungan jaringan

menunjukkan potensi yang besar dalam memberikan informasi geografis. Sebagai

contoh adanya peta online memungkinkan pengguna dapat dengan mudah

mendapatkan informasi tanpa mengenal batas geografi penggunanya.

Salah satu permasalahan dalam pembuatan sistem adalah bagaimana cara

menghubungkan tools yang berbeda sehingga menghasilkan informasi. Untuk

mengatasi masalah tersebut diharapkan adanya sebuah perangkat lunak yang

memungkinkan penggunaan tools yang heterogen dengan mudah tanpa perlu

mengetahui rincian teknisnya. Kemampuan ini sering disebut dengan

interoperabilitas. Vullo et al. (2010) menyatakan bahwa interoperabilitas adalah

sifat yang mengacu pada kemampuan sistem dan berbagai organisasi untuk bekerja

sama. OpenGeo Suite salah satu perangkat lunak yang dapat mengatasi isu

interoperabilitas (Hidayat 2013).

Pada penelitian ini akan dibangun WebGis untuk manajemen data histori

hotspot menggunakan OpenGeo Suite 3.0. Sistem informasi tersebut dilengkapi

dengan modul pencarian persebaran hotspot berdasarkan lokasi dalam rentang

waktu tertentu dan hasil pencariannya berupa peta, tabel, dan grafik sehingga

diharapkan perubahan hotspot dapat terlihat lebih jelas.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah penggunaan OpenGeo

Suite dapat mempermudah pembuatan SIG dan bagaimanakah SIG berbasis web

untuk data histori hotspot dibangun menggunakan OpenGeo Suite.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi

geografis berbasis web mengunakan OpenGeo Suite yang dapat menyajikan

informasi geografis dari data histori persebaran hotspot di Indonesia.

2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–pihak yang

memerlukan informasi berupa ringkasan data histori hotspot dalam pencegahan

kebakaran hutan sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait

kebakaran hutan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1 Data yang digunakan adalah data hotspot kebakaran hutan yang berada di

wilayah Indonesia tahun 2002-2012.

2 Menyajikan hasil pencarian dalam bentuk peta, grafik dan tabel agar pengguna

dapat melihat jumlah peningkatan dan penurunan hotspot berdasarkan lokasi

dalam rentang waktu tertentu.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang dapat

menangkap, menyimpan, melakukan query, menganalisis, dan menampilkan data

geografi. SIG dapat dapat dibagi menjadi 4 komponen (Chang 2002), yaitu:

1 Sistem Komputer

Sistem komputer meliputi komputer dan sistem operasi yang digunakan

untuk mengoperasikan SIG.

2 Perangkat Lunak SIG

Perangkat lunak SIG meliputi program dan antarmuka pengguna untuk

menjalankan perangkat keras.

3 Brainware

Sama pentingnya dengan perangkat lunak dan perangkat keras komputer,

brainware mengacu pada maksud dan tujuan, dan memberikan alasan dan

pembenaran menggunakan SIG.

4 Infrastruktur

Infrastruktur mengacu pada kebutuhan fisik, organisasi, administratif, dan

culture environment untuk menjalankan operasi SIG.

Data Spasial

Data spasial merupakan data yang memiliki informasi lokasi atau data yang

bereferensi geografis dan data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur

spasial (Chang 2002).

3

Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web

Sistem informasi geografis (SIG) berbasis web adalah produk-produk SIG

yang dipublikasikan melalui media jaringan LAN atau internet sehingga dapat

dinikmati oleh pihak–pihak lain sebagai salah satu usaha pemenuhan kebutuhan

aspek–aspek data sharing, spatial-based information provider, atau bahkan suatu

bentuk promosi yang gratis, efektif, dan efisien (Prahasta 2007).

OpenGeo Suite 3.0

OpenGeo Suite merupakan perangkat lunak geospasial berupa tumpukan

(stack). Dikatakan demikian karena beberapa komponen diletakkan di atas

komponen lainnya. Komponen yang sifatnya penting diletakkan di bawah

sedangkan komponen yang sifatnya pendukung diletakkan diatasnya (OpenGeo

2012). Arsitektur OpenGeo Suite dapat dilihat pada Gambar 1.

Arsitektur OpenGeo Suite terdiri atas tiga lapisan utama yaitu (OpenGeo

2012):

1 Database

OpenGeo Suite menggunakan PostgreSQL sebagai sistem manajemen

basis data dan PostGIS. PostGIS merupakan ekstensi PostgreSQL yang

menawarkan kemampuan untuk mengelola data spasial.

2 Aplication Server

Pada lapisan ini dikelompokan menjadi dua yaitu GeoServer dan

GeoWebCache. GeoServer adalah perangkat lunak server berbasis Java

yang memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit data

geospasial. GeoWebCache digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem

yang dibangun.

3 User Interface

User interface OpenGeo menggunakan GeoExplorer. GeoExplorer adalah

antarmuka berbasis browser untuk menyusun dan memublikasikan

aplikasi pemetaan peta.

Gambar 1 Arsitektur OpenGeo

Suite (OpenGeo 2012)

4

METODE

Data dan Sumber Data

Data yang yang dipakai dalam penelitian diperoleh dari www.inigis.org,

Departemen Kehutanan Republik Indonesia (DKRI) dan NASA. Data yang

diperoleh dari www.inigis.org adalah peta Indonesia dengan format shapefile, data

yang diperoleh dari DKRI adalah data hotspot 2002-2005 dengan format txt dan

data yang diperoleh dari NASA adalah data hotspot 2006-2012 dengan format csv.

Area studi penelitian ini adalah wilayah Indonesia. Indonesia merupakan negara

kepulauan dengan luas wilayah ±5.2 juta km², luas wilayah daratan berkisar 1.9 juta

km² dan luas daerah laut berkisar 3.3 juta km² (Sugiharyanto 2007).

Tahapan Pembangunan SIG Berbasis Web

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah linear sequential model.

Metode ini merupakan model klasik sederhana dengan aliran sistem linier dan

terdiri atas empat tahap yaitu analisis, desain, implementasi, dan pengujian.

Tahapan dari linear sequential model dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Tahapan metode penelitian linear sequential model (Pressman 2001)

Analisis

Tahap awal dalam metode linear sequential model adalah tahap analisis.

Analisis yang akan dilakukan adalah analisis terhadap kebutuhan SIG berbasis web

yaitu kebutuhan fungsional SIG berbasis web, dan kebutuhan antarmuka sistem.

Desain

Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan

sistem yang dapat diperkirakan sebelum melakukan tahapan implementasi. Desain

yang dilakukan adalah desain proses sistem dalam bentuk diagram konteks,

perancangan basis data dalam bentuk diagram keterhubungan antartabel dan

perancangan antarmuka sistem. Tujuan dari pembuatan model ini adalah untuk

5

memperoleh pengertian yang lebih baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-

proses fungsional, dan informasi yang terkandung di dalam sistem.

Implementasi

Sistem yang telah dirancang pada tahap desain akan direalisasikan pada tahap

implementasi. Pada tahap ini dilakukan implementasi basis data, implementasi

server peta, dan implementasi antarmuka.

Pengujian

Pengujian sistem pada tahap ini menggunakan metode black-box. Pengujian

ini dengan memberikan masukan tertentu apakah keluaran yang dihasilkan sesuai

dengan yang diinginkan.

Lingkungan Pengembangan

Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Perangkat keras berupa komputer personal dengan spesifikasi:

Prosesor Intel Core i3-3217U

RAM 4 GB

Harddisk 500 GB

Perangkat lunak:

Sistem Operasi Windows 8 Professional

OpenGeo Suite 3.0, aplikasi yang mengemas sistem manajemen basis data

PostgreSQL dengan ekstensi spasial PostGIS dan server peta Geoserver

XAMPP 1.7.3, sebagai web server

Adobe Dreamweaver CS5.5, sebagai kode editor

Quantum GIS 1.8.0, sebagai alat konversi dan praproses data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis

Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan SIG berbasis web yaitu

kebutuhan perangkat lunak, kebutuhan fungsional sistem dan kebutuhan antarmuka.

Deskripsi Sistem

SIG histori persebaran hotspot di Indonesia adalah suatu sistem informasi

geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran hotspot di Indonesia

yang dilengkapi dengan kemampuan pencarian hotspot berdasarkan rentang waktu

tertentu. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis data

hotspot sebagai pendeteksian dini kebakaran hutan serta rencana

penanggulangannya.

6

Kebutuhan Perangkat Lunak

Sistem yang akan dibangun mengggunakan Geoserver sebagai web map

server dan PostgreSQL dengan library PostGIS sebagai perangkat lunak DBMS.

PostGIS merupakan ekstensi PostgreSQL yang menawarkan kemampuan untuk

mengelola data spasial. XAMPP 1.7.3 sebagai web server. Geoserver dan

PostgreSQL sudah tersedia di dalam OpenGeo Suite 3.0.

Kebutuhan Fungsional

Secara umum fungsi–fungsi yang akan ada di dalam sistem adalah

1 Menampilkan peta Indonesia

2 Menyediakan fungsi pan map (fungsi untuk menggeser peta sesuai dengan

keinginan), zoom in, dan zoom out

3 Menampilkan hasil pencarian hotspot berdasarkan lokasi dalam rentang waktu

tertentu.

Data Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari www.inigis.org,

Departemen Kehutanan Republik Indonesia (DKRI) dan NASA. Data yang

diperoleh dari www.inigis.org adalah peta Indonesia, data yang diperoleh dari

Departemen Kehutanan Republik Indonesia adalah data histori persebaran hotspot

dari tahun 2002 sampai 2005 dan data yang diperoleh dari NASA adalah data histori

persebaran hotspot dari tahun 2006 sampai 2012 di Indonesia dan beberapa negara

lain. Contoh data mentah hotspot dari DKRI dapat dilihat pada Tabel 1 dan contoh

data mentah hotspot dari NASA dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Contoh data mentah hotspot dari DKRI

Year Month Date Time NOAA Lintang Bujur Province Kabupaten

2002 1 2 9 12 4.257 96.308 01 Aceh Aceh Barat

2002 2 26 10 14 0.659 102.210 04 Riau

2002 3 12 10 14 6.990 99.874

54

Thailand

2002 1 2 9 12 0.364 103.069 04 Riau Kampar

2003 1 6 8 12 -2.212 115.481

18 South

Kalimantan

2003 1 6 8 12 -2.211 115.489

18 South

Kalimantan

2003 10 22 6 16 -7.602 114.701

2003 10 22 6 16 -7.601 114.710

Tabel 2 Contoh data mentah hotspot dari NASA

Lati tude

Longi tude

Brigh tness scan track acq_date

acq_ time

Sate llite

Confi dence

Ver sion

bright_ t31 frp

1.462

124.83

7 314.2 1.8 1.3 1/1/2006 230 T 0 5.1 296.6 20.60

-9.107 146.87

7 317.6 1.2 1.1 1/1/2007 25 T 0 5.1 296.3 11.90

-9.682 149.61

0 318.2 1.0 1.0 1/1/2007 25 T 33 5.1 294.9 10.80

-4.236 143.66

0 334.7 1.0 1.0 7/1/2008 55 T 82 5.1 292.5 34.70

7

-8.408

116.42

7 323.0 3.1 1.7

6/30/200

9

182

1 A 100 5.1 287.7

167.7

0

Data yang didapat dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia (DKRI)

dan NASA dipraproses terlebih dahulu. Adapun praproses yang dilakukan adalah

Seleksi atribut yang relevan dengan proses analisis yang dilakukan. Atribut yang

diambil adalah tahun, bulan, tanggal, lintang, bujur. Atribut waktu dan NOAA

dari DKRI dan atribut brightnees, scan, track, acq_time, satellite, confidence,

version, bright_t31, frp dari NASA tidak digunakan karena dianggap tidak

diperlukan dalam penelitian ini. Atribut provinsi dan kabupaten dari DKRI tidak

digunakan karena mengandung banyak nilai kosong (null). Data provinsi dan

kabupaten di Indonesia diperoleh dari peta digital (dengan format shp).

Pembersihan data (data cleaning). Data yang diperoleh terdapat 2 field yang

mempunyai bulan ke-18, sehingga data tersebut dibuang karena bulan hanya

sampai bulan ke-12. Jumlah hotspot dari tahun 2002 sampai 2012 dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah hotspot dari tahun 2002 sampai 2012

Tahun

Jumlah

Sebelum

praproses

Sesudah

praproses

2002 91.322 81.692

2003 155.875 88.370

2004 89.916 79.442

2005 47.400 39.767

2006 223.285 116.777

2007 97.673 31.467

2008 97.614 28.704

2009 171.019 75.011

2010 63.281 15.762

2011 132.727 45.831

2012 161.370 52.104

Desain

Desain dilakukan dengan pembuatan model dari SIG berbasis web. Tujuan

dari pembuatan model ini adalah untuk memperoleh pengertian terhadap aliran data

dan kontrol, proses-proses fungsional, dan informasi yang terkandung di dalam

sistem.

Desain Proses Sistem

Pada tahap ini dibuat diagram konteks yang berfungsi memetakan model

lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan, dan keluaran

sistem). Diagram konteks dapat dilihat pada Gambar 3.

8

SIG

Pengguna

Fungsi Peta

Kriteria pencarian

Menampilkan peta

Menampilkan hasil fungsi yang dipilih

Menampilkan hasil pencarian

Gambar 3 Diagram konteks

Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

Perancangan konseptual basis data

Pada tahap konseptual dilakukan identifikasi data yang dibutuhkan dan

penyajian model data. Data yang dibutuhkan adalah data spasial dan data atribut.

Tipe data vektor yang digunakan dalam SIG persebaran hotspot di Indonesia

yaitu poligon untuk peta Indonesia dan titik untuk hotspot. Data atribut yang

digunakan adalah data kabupaten.

Perancangan logik basis data

Perancangan logik basis data ditampilkan dalam diagram keterhubungan

antartabel yang dapat dilihat pada Gambar 4. Basis data dirancang sesuai dengan

kebutuhan sistem. Tabel-tabel dalam basis data dapat dilihat pada Tabel 4.

Geometri_columns

f_table_catalog

f_table_schema

f_table_name

f_geometry_column

coord_dimension

type

srid

Spatial_rey_sys

srid

auth_name

auth_srid

srtext

proj4text

Hotspot_center

gid

longitude

latitude

bulan

date

tahun

kode_kab

geom_geometry

kabupaten

kode_kab

kabupaten

provinsi

Gambar 4 Diagram keterhubungan antartabel

9

Tabel 4 Tabel-tabel dalam basis data persebaran hotspot di Indonesia

Nama tabel Kegunaan

Hotspot_center Memberikan informasi mengenai lokasi hotspot

Kabupaten Memberikan informasi mengenai nama kabupaten

Indo_districts Memberikan informasi mengenai lokasi indonesia seperti

kabupaten dan provinsi.

spatial_ref_sys Referensi spasial dari kolom geometri

geometry_columns Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial

Perancangan fisik basis data

Perancangan fisik dilakukan dengan menentukan tipe data dari tiap data atribut

dan menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam

sistem. Oleh karena itu, data spasial dan atribut disimpan dalam shapefile.

Desain fisik basis data dapat dilihat pada Lampiran 1.

Perancangan Antarmuka

Antarmuka sistem terdiri dari fungsi peta dan modul pencarian dan hasil

pencarian. Fungsi peta yang dibuat adalah pan map, zoom in, zoom out. Modul

pencarian terdiri dari tiga kategori yaitu pencarian berdasarkan waktu, berdasarkan

lokasi dan berdasarkan waktu dan lokasi. Hasil pencarian berupa, tabel, grafik dan

pemetaan hotspot ke peta. Rancangan antarmuka sistem dapat dilihat pada Gambar

5.

Peta

Indonesia

Fungsi

peta

Form

Pencarian

Hasil Pencarian

Header

Footer

Gambar 5 Perancangan antamuka sistem

10

Implementasi

Sistem informasi geografis ini dibangun menggunakan perangkat lunak

OpenGeo Suite pada platform Windows. Perangkat lunak DBMS yang digunakan

adalah PostgreSQL yang sudah tersedia pada saat OpenGeo Suite diinstal.

Implementasi yang dilakukan pada tahap ini adalah implementasi basis data,

implementasi server peta, dan implementasi antarmuka.

Implementasi basis data

Pada proses ini data hotspot yang telah diperoleh dalam format txt dikonversi

terlebih dahulu ke format shapefile. Proses konversi dilakukan dengan tool

Quantum GIS. Data yang telah dikonversi dalam bentuk shapefile di import ke

dalam PostGis. PostGis memiliki kemampuan untuk mengelola data spasial. Import

data ke PostGis menggunakan OpenGeo Suite dilakukan dengan memilih import

shapefile yang terdapat pada dashboard OpenGeo. Error dapat terjadi dikarenakan

perbedaan port. Port yang digunakan OpenGeo PostGIS adalah 54321 bukan nilai

port default PostgreSQL (OpenGeo 2012).

Implementasi Server Peta

Sistem dikembangkan dengan menggunakan arsitektur client-server.

Penggunaan arsitektur ini telah mencukupi kebutuhan fungsional sistem karena

aplikasi yang dikembangkan berbasis web sederhana. Arsitektur client-server

setidaknya memiliki user interface pada sisi client dan data terdistribusi yang

disimpan pada sisi server. Client mengirimkan request melalui antarmuka aplikasi

(web browser) ke sebuah web server. Web server menerima request pengguna dan

mengirimkannya melalui uniform resources locator (URL). HTTP membangkitkan

koneksi antara client dan server. Dalam sistem ini request peta yang dikirimkan

pengguna melalui web browser akan diterima terlebih dahulu oleh Web Server.

Kemudian web server akan meneruskannya untuk diproses oleh bahasa

pemrograman PHP yang menerima paramater melalui URL. Paramater yang

diterima oleh web server akan dilanjutkan kepada Geoserver yang menjadi server

data geospasial. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem dapat

dilihat pada Gambar 6.

Client

Web Browser

RequestWeb Server

XAMPP

Web Map Server

OpenGeo Suite

(Geoserver)

Server

Response

Gambar 6 Arsitektur sistem dengan client-server

Tahapan pembuatan layer pada Geoserver adalah:

Membuat workspace

Workspace merupakan ruang kerja yang menampung layer-layer yang akan

dibuat. Workspace dirancang untuk menjadi ruang terpisah, terisolasi yang

berhubungan dengan suatu proyek tertentu. Hal tersebut memungkinkan untuk

11

menggunakan layer dengan nama yang identik tanpa konflik. Nama workspace

yang telah dibuat pada penelitan ini adalah hotspotIndo.

Membuat store

Store merupakan ruang konfigurasi untuk mengatur penyimpanan data yang

tersedia kedalam GeoServer. Terdapat pilihan berdasarkan jenis data yaitu data

vektor dan data raster. Data dimasukkan ke dalam GeoServer melalui

konfigurasi PostGIS yang telah dibuat sebelumnya (Gambar 7).

Gambar 7 Pilihan sumber data

Pada saat store berhasil dibuat maka akan muncul layer-layer dari sumber

data yang telah dipilih sebelumnya dan terdapat pilihan layer apakah layer tersebut

dipublikasi atau tidak. Apabila layer yang tersedia dipublikasikan maka Geoserver

akan menampilkan halaman konfigurasi untuk melengkapi informasi yang

dibutuhkan setiap layer. Informasi tersebut meliputi nama layer, pemilihan nilai

sistem koordinat referensi, bounding box yang dibangkitkan dari data (Gambar 8).

Gambar 8 Pemilihan sistem koordinat referensi

12

Import data ke Geoserver

Format data dapat berupa file spasial (shapefile, GeoTIFF, ArcGrid, JPEG2000,

GDAL formats), import dari PostGIS, Oracle, SQL Server. Pada penelitian ini

data diambil dari PostgreSQL dengan memilih workspace yang telah dibuat.

Melihat hasil peta

Untuk melihat peta sesuai layer yang telah dibuat, pengguna dapat mengakses

layer preview. Dalam menu view pada layer preview terdapat tiga kategori

pilihan yaitu berdasarkan aplikasi (Open Layers, Google Earth, dan

GeoExplorer), format WMS (KMZ, TIFF, JPEG, PNG, PDF, KML, GIF dan

lain-lain), dan format WFS (application/gml+xml: version 3.2, CSV, GeoJSON,

GML2, GML3, dan shapefile). GeoExplorer menjadi bagian dari OpenGeo pada

lapisan user interface. GeoExplorer adalah sebuah aplikasi web berdasarkan

kerangka GeoExt yang digunakan untuk menyusun dan menerbitkan peta.

Implementasi Antarmuka

GeoExplorer adalah sebuah aplikasi web untuk menyusun dan menampilkan

peta. Dengan GeoExplorer, pengguna dapat dengan cepat membuat peta dari

GeoServer. GeoExplorer menyediakan menu publish map, ketika peta beserta layer

yang ingin ditampilkan sudah dibuat pilih menu publish map dan GeoExplorer akan

memberikan link yang nanti digunakan untuk mengakses peta dari halaman web.

GeoExplorer memiliki fitur yang baik tetapi penggunaan GeoExplorer untuk

menyajikan SIG sesuai dengan ruang lingkup yang diinginkan belum ditemukan

yaitu untuk menyajikan hasil pencarian persebaran hotspot dalam bentuk peta,

grafik, dan tabel berdasarkan lokasi dalam rentang waktu tertentu. Sehingga untuk

implementasi antarmuka yang digunakan adalah Open Layers. Kode program Open

Layers didapat dari klik kanan pada layer yang ada pada GeoServer. kode program

untuk membuat peta dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Kode program membuat peta

Adapun fungsi yang ditambah adalah fungsi pencarian dan fungsi

get_markers yaitu fungsi untuk memetakan hotspot ke peta. Kode fungsi

get_markers dapat dilihat di Lampiran 2. Antarmuka awal sistem dapat dilihat pada

Gambar 10.

13

Gambar 10 Antamuka awal sistem

Pencarian hotspot berdasarkan waktu menghasilkan pemetaan persebaran hotspot

dalam peta, total hotspot, informasi dalam bentuk tabel (provinsi, kabupaten,

latitude, longitude). Informasi pencarian berupa grafik diperoleh dengan cara

memilih link “lihat grafik” (memberikan informasi jumlah hotspot per kabupaten

dalam rentang waktu yang dipilih). Antarmuka yang menyajikan hasil pencarian

hotspot berdasarkan waktu dapat dilihat pada Gambar 11. Grafik hasil pencarian

berdasarkan waktu dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 11 Antarmuka modul pencarian berdasarkan waktu

14

Gambar 12 Grafik hasil pencarian berdasarkan waktu

Pencarian hotspot berdasarkan lokasi maupun waktu dan lokasi menghasilkan

antarmuka yang sama dengan pencarian berdasarkan waktu. Perbedaannya adalah:

Berdasarkan lokasi, informasi hotspot yang ditampilkan berdasarkan daerah

yang dipilih, penyajian informasi pada grafik memberikan informasi jumlah

hotspot per tahun berdasarkan kabupaten yang dipilih, dan grafik yang

digunakan bertipe garis. Grafik hasil pencarian berdasarkan lokasi dapat dilihat

pada Lampiran 3.

Berdasarkan waktu dan lokasi, ada 2 kriteria pilihan yaitu pencarian berdasarkan

provinsi atau kabupaten dalam rentang waktu tertentu. Untuk berdasarkan

provinsi, informasi hotspot yang ditampilkan berdasarkan provinsi dalam

rentang waktu tertentu dan penyajian informasi grafik memberikan informasi

jumlah hotspot berdasarkan rentang waktu dan provinsi yang dipilih. Grafik

hasil pencarian berdasarkan provinsi dalam rentang waktu tertentu dapat dilihat

pada Lampiran 4. Untuk berdasarkan kabupaten, informasi hotspot yang

ditampilkan berdasarkan kabupaten dalam rentang waktu tertentu dan penyajian

informasi grafik memberikan informasi jumlah hotspot berdasarkan rentang

waktu dan kabupaten yang dipilih. Grafik hasil pencarian berdasarkan kabupaten

dalam rentang waktu tertentu dapat dilihat pada Lampiran 5.

Antarmuka yang menyajikan hasil pencarian hotspot berdasarkan lokasi

dapat dilihat pada Gambar 13, antarmuka yang menyajikan hasil pencarian hotspot

berdasarkan provinsi dalam rentang waktu tertentu dapat dilihat pada Lampiran 6,

antarmuka yang menyajikan hasil pencarian hotspot berdasarkan kabupaten dalam

rentang waktu tertentu dapat dilihat pada Lampiran 7.

15

Gambar 13 Antarmuka modul pencarian berdasarkan lokasi

Pengujian

Pengujian SIG hotspot di Indonesia dengan metode Black box dilakukan

dengan skenario uji yang meliputi pengujian fungsionalitas utama dari sistem.

Tujuannya untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi-fungsi yang diuji meliputi: fungsi

menampilkan peta Indonesia, fungsi pan map (fungsi untuk menggeser peta sesuai

dengan keinginan), fungsi zoom in, fungsi zoom out, dan fungsi pencarian. Skenario

uji dan hasil uji fungsionalitas sistem dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil

pengujian dapat dinyatakan bahwa SIG berbasis web yang dibangun telah dapat

memberikan informasi berupa ringkasan data histori hotspot dalam pencegahan

kebakaran hutan.

Tabel 5 Hasil pengujian black-box

Pengujian Skenario Hasil yang diharapkan Hasil

uji

Menampilkan

peta

indonesia

Awal mengakses web, peta

Indonesia ditampilkan

Gambar peta

ditampilkan

Sukses

Pan map Klik kanan pada peta lalu

geser peta sesuai dengan

keinginan

Peta bergeser Sukses

16

Zoom in dan

Zoom out

peta

Mengakses simbol

zoom-in dan zoom-out

pada peta

Ukuran peta menjadi

lebih besar atau kecil

Sukses

Query

pencarian

1. Waktu

Ceklist checkbox

berdasarkan waktu lalu

pilih tanggal yang

diinginkan

Menampilkan pemetaan

hotspot ke peta

berdasarkan waktu,

menampilkan hasil

pencarian dalam bentuk

tabel dan grafik.

Sukses

2. Lokasi

Ceklist checkbox

berdasarkan lokasi lalu

pilih lokasi yang

diinginkan

Menampilkan pemetaan

hotspot ke peta

berdasarkan lokasi,

menampilkan hasil

pencarian dalam bentuk

tabel dan grafik.

Sukses

3. Waktu dan lokasi

Ceklist checkbox

berdasarkan waktu dan

lokasi (provinsi atau

kabupaten) lalu pilih

tanggal dan lokasi

(provinsi atau kabupaten)

yang diinginkan

Menampilkan pemetaan

hotspot ke peta

berdasarkan lokasi

(provinsi atau

kabupaten) dalam

waktu rentang tertentu,

menampilkan hasil

pencarian dalam bentuk

tabel dan grafik.

Sukses

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

OpenGeo Suite dapat mempermudah pembuatan sistem informasi geografis

(SIG) berbasis web untuk manajemen data histori hotspot, karena aplikasi ini

menggabungkan PostgreSQL dengan Geoserver tanpa harus mengetahui rincian

teknisnya. SIG berbasis web yang telah dibangun memiliki fitur-fitur utama dalam

pengelola data histori hotspot yaitu menampilkan peta, fungsi pan map, zoom in,

zoom out dan fungsi pencarian persebaran histori hotspot. Berdasarkan hasil

pengujian terhadap sistem dapat dinyatakan bahwa SIG yang dibangun telah dapat

memberikan informasi berupa ringkasan data histori hotspot yang dapat membantu

dalam pengambilan keputusan terkait pencegahan kebakaran hutan.

Saran

Saran untuk penelitian ini selanjutnya adalah

1 Peta yang dibuat menggunakan GeoExplorer dengan meggunakan extjs untuk

menampilkan hasi pencariannya, karena dari segi fitur GeoExplorer lebih baik

daripada Open Layers.

17

2 Koneksi basis data spasial ke data warehouse yang dibangun oleh Imaduddin

(2012).

3 Visualisasi agregasi data hotspot dalam peta.

DAFTAR PUSTAKA

Chang KT. 2002. Introduction to Geographic Information Systems. New York

(US): McGraw-Hill.

Hidayat. 2013. WebGis penutupan lahan Kalimantan Tengah menggunakan

OpenGeo Suite 3.0 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Imaduddin A. 2012. Sinkronisasi antara visualisasi peta dan query OLAP pada

spatial data warehouse kebakaran hutan di Indonesia [skripsi]. Bogor

(ID):Institut Pertanian Bogor.

OpenGeo. 2012. Introduction to The OpenGeo Suite. [Internet]. [diunduh 2013 Sep

28].Tersedia pada: http://presentations.opengeo.org/2012_FOSSGIS/

suiteintro.pdf.

Prahasta E. 2007. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan Mapserver.

Bandung (ID): Informatika.

Pressman RS. 2001. Software Engineering: A Practitional Approach. New York

(US): McGraw-Hill.

Sugiharyanto. 2007. Geografi dan Sosiologi. Firmasyah F, Sanud, Bidya,

Sulistiyanto D, editor. Jakarta (ID): Yudhistira.

Vullo G, Innocenti P, Ross S. 2010. Interoperability for digital repositories: towards

a policy and quality framework. Di dalam: Vullo G, Innocenti P, Ross S,

editor. International Conference on Open Repositories 5th [Internet]. 2010

Jul 6-9, Madrid. hlm 1-13; [diunduh 2013 Des 7]. Tersedia

pada:http://biecoll.ub.uni-bielefeld.de/volltexte/2011/5089/pdf/abs_vullo_

interoperability.pdf.

18

Lampiran 1 Desain fisik Sistem Informasi Geografis Persebaran Hotspot di

Indonesia

Atribut dalam layer Hotspot (Point)

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

Gid Integer Id spasial hotspot

Longitude Double Precision Koordinat longitude

Latitude Double Precision Koordinat latitude

Bulan Numeric (10,0) Bulan terdeteksi hotspot

Date Character varying

(20)

Tanggal terdeteksi hotspot

Tahun Numeric (10,0) Tahun terdeteksi hotspot

Kode_kab Character varying

(20)

Id kabupaten

Geom Geometry (point) Berisi informasi spasial point layer

hotspot

Atribut dalam layer kabupaten

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

Kode_kab Character varying

(20)

Id kabupaten

Kode_prop Character varying

(20)

Id provinsi

Kabupaten Character varying

(25)

Nama kabupaten

Provinsi Character varying

(20)

Nama provinsi

geometry_columns

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

F_table_catalog Character varying

(256)

Menyimpan nama database

F_table_scheme Character varying

(256)

Hak akses tabel (publik)

F_table_name Character varying

(256)

Nama tabel yang memiliki

atribut spasial

F_geometri_column Character varying

(256)

Nama kolom yang berisi

informasi spasial (kolom

the_geom)

Coord_dimension Integer Dimensi informasi spasial

(bernilai “2”)

19

Type Character varying

(30)

Tipe informasi spasial

(multipoligon, multiline, point)

srid Integer Bernilai “0”

spatial_ref_sys

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

Srid Integer Id Sistem Referensi Spasial

Auth_name character

varying(256)

Bernilai “EPSG”

Auth_srid integer Id Sistem Referensi Spasial dari

auth_name

Srtext character

varying(2048)

Representasi WKT (Well Known

Text) dari Sistem Referensi

Spasial

Proj4text character

varying(2048)

Berisi definisi koordinat Proj4

20

Lampiran 2 Fungsi Get_markers (fungsi untuk memetakan hotspot)

Lampiran 3 Grafik hasil pencarian berdasarkan lokasi

//fungsi untuk memetakan titik panas

function get_markers(){

// baca data

var lat = new Array();

$("input[name='lat']").each(function(i){

lat[i] = $(this).val();

});

var long = new Array();

$("input[name='long']").each(function(i){

long[i] = $(this).val();

});

//mapping marker

epsg4326 = new OpenLayers.Projection("EPSG:4326"); //WGS 1984

projection

projectTo = map.getProjectionObject(); //The map projection

(Spherical Mercator)

for (var i = 0; i < lat.length; i++) {

var feature = new OpenLayers.Feature.Vector(

new OpenLayers.Geometry.Point( long[i],lat[i] ).transform

(epsg4326, projectTo),{description:'This is the value

of<br>the description attribute'},{externalGraphic:

'http://localhost:8080/geoserver/openlayers/img/marker.png

',graphicHeight:20, graphicWidth:16, graphicXOffset:-12,

graphicYOffset:-25 }

);

vectorLayer.addFeatures(feature);

}

map.addLayer(vectorLayer);

}

21

Lampiran 4 Grafik hasil pencarian berdasarkan provinsi dalam rentang waktu

tertentu

Lampiran 5 Grafik hasil pencarian berdasarkan kabupaten dalam rentang waktu

tertentu

22

Lampiran 6 Antarmuka modul pencarian berdasarkan provinsi dalam rentang

waktu tertentu

Lampiran 7 Antarmuka modul pencarian berdasarkan kabupaten dalam rentang waktu tertentu

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Berastagi pada tanggal 15 Februari 1988. Penulis

merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Jadi Barus dan Ibu

Ani Br. Tarigan. Penulis memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) pada

tahun 2003 di SMA Negeri 1 Berastagi , Jenjang Program Diploma Teknik

Komputer IPB pada tahun 2006 dan pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan

sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Penulis pernah mengikuti kegiatan lomba Gemastik 2013 yang diadakan oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayan dan masuk sebagai 6 besar finalis

Gemastik 2013 untuk kategori lomba data mining.