Sistem Indra

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera. Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba. Kelima indera tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor. Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot tendon,ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor

Transcript of Sistem Indra

Page 1: Sistem Indra

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk

proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur

saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera. Umumnya,

sistem indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman,

pengecapan dan peraba.

Kelima indera tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan

lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.Reseptor yang berfungsi

untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau

karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.

Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot

tendon,ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh

darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat

di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam

sikap tubuh disebut kinestesis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dicantumkan di atas maka penulis

dapat merumuskan berbagai masalah sebagai berikut :

1. Apa yang di maksud dengan sistem indera ?

2. Fungsi sistem indera ?

3. Hubungan sistem indera dengan homeostasis ?

Page 2: Sistem Indra

4. Struktur makroskopik dan mikroskopik sistem indera ?

5. Bagaimana mekanisme membau ?

6. Bagaimana mekanisme pendengaran ?

7. Bagaimana mekanisme Pengecapan ?

8. Bagaimana mekanisme meraba ?

9. Bagaimana mekanisme melihat?

10. Bagaimana mekanisme menjaga keseimbangan ?

11. Apa definisi dan manfaat vitamin A ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan skenario kedua blok premedical science in

homeostastic setting II, agar mahasiswa :

1. Untuk menegetahui makroskopis dan mikroskopis sistem indera

2. Untuk mengetahui mekanisme melihat

3. Untuk mengetahui mekanisme mendengar

4. Untuk mengetahui mekanisme mengecap

5. Untuk menegetahui mekanisme penciuman

6. Untuk mengetahui mekanisme melihat

7. Untuk mengetahui tujuan pemberian vitamin A

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan tutorial kedua ini adalah sebagai

berikut

1. Mampu menjelaskan struktur makroskopis dan mikroskopis dari indera

penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap, dan peraba

2. Mampu menjelaskan mekanisme sistem indera penglihatan, pendengaran,

penghidu, dan pengecap.

3. Mampu menjelaskan mekanisme adaptasi terang dan gelap.

4. Mampu menjelaskan mekanisme menjaga keseimbangan

Page 3: Sistem Indra

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Definisi Sistem Indera

Indera adalah suatu reseptor atau alat tubuh yang mampu menerima

rangsangan tertentu. Sedangkan sistem indera merupakan sistem yang

mempelajari tentang organ-organ reseptor yang ada di tubuh. Baik itu

penglihatan, pendengaran, keseimbangan, peraba, pengecap, dan penghidu.

(Bagod sudjadi, 2007)

2.2 Fungsi Sistem Indera

Indera dapat berfungsi dengan sempurna apabila tidak ada gangguan

pada alat penerima rangsangan, urat saraf penghubung dengan pusat saraf, dan

pusat saraf di otak. Jadi, pada prinsipnya sistem indera terdiri dari bagian-

bagian yang berfungsi menerima, mengolah, dan menjawab rangsangan.

(Saktiyono,2007)

2.3 Hubungan Sistem Indera dengan Homeostsis

Sistem indera memberi respon terhadap perubahan lingkungan luar.

Sistem indera dapat memberi informasi tentang kondisi fisik tubuh

manusia. (Sherwood, 2001)

2.4 Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Sistem Indera

1. MAKROSKOPIS INDRA PENGLIHATAN

a. Struktur makroskopis dan mikroskopis indera penglihatan

1) Mata, terdiri atas 3 lapisan

Tunika fibrosa, terdiri atas

Page 4: Sistem Indra

a. sklera yang memiliki jaringan ikat padat kuat, berkas

kolagen gepeng yang berselang-seling namun tetap paralel.

b. Kornea tidak berwana dan transparan, mempunyai lima

lapisan yaitu epitel squamous kompleks non kornifikasi,

membran Browman, stroma, membran descemet, dan

endotel. Berperan penting dalam kemampuan refraktif mata.

Tunika faskulosa, terdiri atas tiga bagian

a. Koroid, merupakan lapisan yang sangat vaskular, dengan

jaringan ikat longgar di antara pembuluh darahnya, banyak

mengandung firoblas, makrofag, limfosit, sel mast, sel

plasma, serat kolagen, dan serat elastin.

b. Korpus Siliaris, merupakan pelebaran koroid di tingkat

lensa. Pada dasarnya adalah jaringan ikat longgar (yang kaya

akan serat elastin, pembuluh darah, dan melanosit) yang

mengelilingi muskulus siliaris.

c. Prosessus Siliaris, bagian pusatnya adalah jaringan ikat

longgar dengan banyak kapiler bertingkap dan ditutupi oleh

sel-sel epitel berpigmen dan tidak berpigmen. Sel-sel tak

berpigmen secara aktif mentrasfer unsur-unsur plasma

Page 5: Sistem Indra

tertentu untuk ke dalam kamera posterior sehingga terbentuk

aqueous humor.

d. Iris, adalah perluasan koroid yang menutupi sebagian lensa,

dan menyisakan lubang bundar di pusat yang disebut pupil.

Permukaan anterior iris tidak teratur dan kasar, mempunyai

lapisan sel pigmen dan firoblas. Permukaan posterior iris

dilapisi oleh dua lapisan epitel, lapisan epitel dalam

berhubungan dengan bilik posterior penuh dengan granul

melanin. Lapisan epitel luar memiliki juluran mirip lidah

yang dipenuhi miofilamen yang tumpang tindih, yang

membentuk muskulus dilatator pupil di iris. Iris

mengandung berkas otot polos yang tersusun melingkari

pupil, dan membentuk muskulus konstriktur pupil di iris.

Lensa, memiliki tiga komponen utama

a. Kapsul lensa,merupakan suatu membran basal yang sangat

tebal dan terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan

glikoprotein

b. Epitel Subkapsular, terdiri atas selapis sel epitel kuboid yang

hanya terdapat pada permukaan anterioor lensa.

c. Serat lensa, tersusun memanjang dan tampak sebagai

struktur tipis dan gepeng. Sel-sel ini berisikan sekelompok

protein yang disebut kristalin.

Badan Vitreus (Badan kaca), merupakan gel transparan yang

terdiri atas air, kolagen, dan molekul asam hialuronat yang

sangat terhidrasi.

Tunika nervosa, yang terdiri dari retina, terdiri atas dua bagian

yaitu bagian posterior yang bersifat fotosensitif dan bagian

anterior yang tidak fotosensitif. Retina pars optika terdiri atas

Page 6: Sistem Indra

lapisan luar sel-sel fotosentitif yaitu, sel batang dan sel kerucut.

(Snell, 2006)

2. MIKROSKOPIS INDRA PENDENGARAN

Indera pendengaran

a. Struktur makroskopis dan mikroskopis indra pendengaran

Telinga Luar : mengangkap/menerima gelombang suara

1) Aurikula (pinna), terdiri atas suatu lempeng yang tak teratur di

tulang rawan elastik, yang ditutupi secara erat oleh kulit di

semua sisinya.

2) Meatus auditorius eksternus, yaitu saluran yang agak gepeng dari

permukaan sampai ke dalam tulang temporalis. Terdapat folikel

rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa. Kelenjar

seruminosa merupakan kelenjar tubular bergelung yang

menghasilkan serumen atau lilin telinga.

3) Membrana timpani, merupakan membran lonjong yang menutupi

ujung bagian dalam meatus auditorius eksternus. Permukaan luar

dilapisi epidermis tipis dan bagian dalam dilapisi epitel selapis

kuboid, yang menyatu dengan lapisan rongga timpani.

Telinga Tengah (R. Timpani) : tempat gelombang suara diteruskan

dari udara ke tulang dan tulang ke telinga dalam

1) Tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, dan stapes),

meneruskan getaran mekanis yang dihasilkan di membran

timpani ke telinga dalam. Maleus menempel di membran timpani

dan stapes melekat pada membrane tingkap lonjong.

2) Muara tuba auditiva, lumennya gepeng, saling melekat, epitel

berlapis-selapis silindris , sel goblet. L. propria dekat faring ;

kelenjar seromukosa. Fungsi: menyamakan tekanan udara pada

kedua sisi membran timpani

Page 7: Sistem Indra

Telinga Dalam (labyrinth) :

sistem saluran dalam pars

petrosa tulang temporalis,

labirin oseos (tulang) di

dalamnya labirin membranosa

yang berisi cairan endolimf. Antara labirin oseosa dan membranosa

terdapat ruang sempit (spatium perilimfatikum) yang berisi perilimf,

berhubungan dengan ruang subarakhnoid..

Ada 2 organ reseptor

1. Vestibulum (utrikulus , sakulus dan 3 kanalis semisirkularis ):

reseptor untuk rangsangan posisi kepala dan perubahan gerak)

2. Kokhlea : reseptor rangsangan pendengaran dengan frekuensi 20

– 20.000 Hz.

Area Sensoris

1. Makula (utrikuli dan sakuli)

Area sensoris pada utrikulus dan sakulus. Terdiri 2 jenis sel :

Sel reseptor (sel rambut) : kolumner/ botol, inti basal, gelap.

Permukaannya mikrovili, stereosilia dan 1 kinosilia, banyak

mitokondria. Permukaannya diliputi lapisan gelatinous

glikoprotein dengan endapan kristal kalsium karbonat (otolit,

otokonia)

Page 8: Sistem Indra

Sel penyokong (sustentakuler) : silindris tinggi, inti basal, oval,

gelap. Mempunyai mikrovili dan granula skretorik.

2. Krista Ampularis

Area sensoris pada ampula kanalis semisirkularis. Penonjolan

memanjang sepertu makula, lapisan glikoprotein lebih tebal, bentuk

kerucut disebut kopula, tidak diliputi otolit. Arahnya menyilang

ampula berhubungan dengan dinding yang berlawanan. Terdapat

reseptor dan sel penyokong.

3. Kokhlea

Kokhlea bagian tulang berjalan spiral 2 3/4 lingkaran , sumbunya

merupakan tulang spongius berbentuk konus (modilus). Pembuluh

darah, saraf N. kohklearis dan ganglion spiralis terdapat di dalam

modiolus. Kanalis kokhlearis terbagi menjadi 3 bagian : (1) Skala

Vestibuli (atas) : perilimf, membrana Vestibularis/ Reisner’s,

fenestra ovalis (2) Skala Media (tengah) atau duktus keokhlearis :

endolimf, lamina spiralis oseus dan membranseus – membrana

basilaris, organon Corti, duktus reuniens-vestibulum (3)Skala

Timpani (bawah: perilimf, fenestra rotundum

Organon Corti : Sel Penyokong, Sel Rambut (reseptor) dalam

berbentuk piriformis inti di basis lebar dan leher ramping, 50-60

stereosilia tanpa kinosilia, bagian luar lebih tinggi, kolumner

dengan 100 stereo silia, Membran Tektorial : Membran gelatinous

di atas sel-sel rambut.(www.medicastore.com)

3. MAKROSKOPIS INDRA PEMBAU

Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan

dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak

bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta

Page 9: Sistem Indra

sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai

serabut-serabut saraf pembau.

Rongga hidung, terdiri atas dua struktur :

Vestibulum : epitelnya tidak berlapis tanduk lagi dan beralih menjadi

epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis

Fosa Nasalis (Kavum Nasi)

Di dalam tengkorak terletak 2 bilik kavernosa yang dipisahkan oleh

septum nasi oseosa. Dari masing-masing dinding lateral keluar 3

tonjolan bertulang mirip rak yangdikenal sebagai konka.

Menghidu (olfaction)

Kemoreseptor olfaktorius terletak pada epitel olfaktorius, yaitu pada

daerah khusus membrane mukosa konka superior yang terletak di atap

rongga hidung. Sel penyokong memiliki apeks siliandris yang lebar dan

basis yang lebih sempit. Terdapat mikrovili yang terendam dalam

selapis cairan. Sel-sel ini mengandung pigmen kuning muda yang

menimbulkan warna mukosa olfaktorius ini. Sel-sel basal berukuran

kecil,bentuk bulat atau kerucut. Di antara sel basal dan sel penyokong

terdapat sel-sel olfaktorius. (Junquiera, 2007)

4. MAKROSKOPIS INDRA PENGECAP

Lidah disusun oleh ikatan-ikatan otot seran lintang yang berjalan

dalam tiga arah dan tegak lurus satu sama lain. Permukaan lidah terbagi

menjadi dua oleh sulkus terminalis yang berbentuk seperti huruf V.

Permukaan dorsal lidah banyak terdapat papilla yang dapat berbentuk

filiformis, fungiformis, foliata, dan sirkumvalata. Pada epithelium

permukaannya terdapat alat pengecap.

Alat pengecap atau kalikulus

gustatorius/ taste buds umumnya

terdapat pada permukaan atau pada sisi

Page 10: Sistem Indra

papilla. Alat ini terdapat di antara sel-sel epithelium dan tersusun dua macam

sel yaitu sel neuroepitel dan sel penyangga (sustentakuler). (Scanlon,2007)

5. MAKROSKOPIS INDRA PERABA

Epidermis terutama terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan

lapisan tanduk (keratinosit) tetapi juga mengandung tiga jenis sel yang

jumlahnya tidak sebanyak jumlah sel epitel melanosit, sel Langerhans, dan

sel Merkel. Dari dermis ke atas, epidermis terbagi atas lima lapisan sel

penghasil keratin yaitu stratum basale, stratum spinosum, stratum

granulosum, stratum lusidum, stratum korneum.

a. Dermis terdiri atas jaringan ikat yang menunjang epidermis dan

mengikatnya pada subkutan (hipodermis). Dermis terdiri atas dua

lapisan yaitu stratum papilare tipis terdiri atas jaringan ikat longgar dan

stratum retikulare yang terdiri jaringan ikat padat longgar tak teratur.

Selain itu, mengandung beberapa turunan epidermis yaitu folikel

rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.

b. Jaringan subkutan terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit

secara longgar pada organ-organ di bawahnya.

Selain banyaknya ujung saraf bebas di dalam epidermis, folikel

rambut, dan kelenjar kutaneus, reseptor yang melebar dan bersimpai terdapat

di dalam jaringan dermis dan subkutis, reseptor ini lebih banyak ditemukan

di papila dermis. Ujung saraf bebas bersifat sensitif terhadap rabaan-

tekanan , sensasi taktil, suhu tinggi dan rendah, nyeri, gatal, dan sensasi

lainnya. Ujung yang melebar mencakup ujung Ruffini, dan akhiran

bersimpai mencakup badan vater-pacini, badan Meissner, dan badan Krause.

(Junqueira, 2007)

2.5 Mekanisme Penciuman

Page 11: Sistem Indra

Gas masuk ke hidung dalam udara yang dihirup. Kemudian molekul

yang dihirup ini harus dilarutkan agar dapat dideteksi oleh reseptor penghidu.

Pengikatan suatu molekul odoriferosa ke tempat perlekatan khusus silia

menyebabkan pembukaan saluran Na+ dan K+. Terjadi perpindahan ion yang

menimbulkan depolarisasi potensial reseptor yang menyebabkan terbentuknya

potensial aksi di serat aferen. Serat-serat aferen berjalan melalui lubang halus

di lempeng tulang datar yang memisahkan mukosa olfaktorius dari jaringan

otak dasarnya. Serat tersebut segera bersinaps di bulbus olfaktorius. Serat-

serat keluar dari bulbus olfaktorius melalui 2 rute : 1. Rute subkortikal yang

menuju ke daerah sistem limbik, khususnya sisi medial bawah lobus

temporalis ( yang dianggap sebagai korteks olfaktorius primer), dan 2. Rute

talamus-kortikal. (Sherwood, 2001)

2.6 Mekanisme Pendengaran

Gelombang suara getaran membrane timpani getaran tulang-tulang

telinga tengah getaran jendela oval gerakan cairan di dalam koklea

getaran membrana basilaris pembengkokan rambut sel-sel rambut reseptor

organ korti pada saat pergerakan membrana basilaris menyebabkan

perubahan-perubahan posisi rambut-rambut tersebut dalam kaitannya dengan

membrana tektorial di atas tempat rambut-rambut tersebut terbenam

perubahan potensi berjenjang di sel reseptor perubahan kecepatan

pembentukan potensial aksi yang terbentuk di saraf auditorius perambatan

potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk persepsi

suara.

(Sherwood, 2001)

2.7 Mekanisme Pengecapan

Page 12: Sistem Indra

Kemoreseptor untuk sensasi pengecapan terkemas dalam papil-papil

kecap (taste bud). Setiap papil kecap memiliki lubang kecil, pori-pori kecap

tempat berkontaknya cairan mulut dengan permukaan sel reseptor. Pengikatan

zat kimia dengan sel reseptor menyebabkan perubahan saluran ion dan

menimbulkan depolarisasi potensial reseptor. Potensial reseptor ini kemudian

memulai potensial aksi ujung-ujung terminal saraf aferen yang bersinaps

dengan reseptor tersebut. Ujung-ujung terminal aferen beberapa saraf kranialis

bersinaps dengan papil-papil pengecap di berbagai bagian mulut. Sinyal

dimasukkan sensorik ini dikirimkan melalui perhentian-perhentian sinaps di

batang otak dan talamus ke daerah gustatorik korteks. (Guyton, 2008)

2.8 Mekanisme Peraba

Reseptor taktil terdapat pada beberapa ujung saraf bebas yang dapat

dijumpai di semua bagian kulit dan jaringan-jaringan lainnya, dapat

mendeteksi rabaan dan tekanan. Reseptor taktil ujung saraf bebas menjalarkan

sinyalnya melalui serabut saraf kecil jenis Aδ bermielin yang mempunyai

kecepatan penjalaran hanya 5 sampai 30 m/s. Serabut saraf ini mengirimkan

sinyalnya ke medulla spinalis dan batang otak bagian bawah. Kemudian sinyal

sensorik akan dibawa melalui salah satu dari dua jaras sensorik bolak-balik :

(1) sistem kolumna dorsalis-lemnikus medialis atau (2) sistem anterolateral

yang sebagian bertemu di thalamus. Sistem kolumna dorsalis-lemnikus

medialis menjalarkan sinyal naik ke medulla otak terutama dalam kolumna

dorsalis medulla spinalis. Setelah sinyal itu bersinaps dan menyilang ke sisi

berlawanan di dalam medula, sinyal itu naik melalui lemnikus medialis di

batang otak menuju talamus. Sinyal dalam sistem anterolateral setelah

memasuki medulla spinalis dari radiks saraf spinalis dorsalis, bersinaps di

dalam kornu dorsalis substansia grisea medulla spinalis, lalu menyilang ke sisi

yang berlawanan dan naik melalui substansia alba anterior dan lateral medulla

Page 13: Sistem Indra

spinalis. Sinyal tersebut lalu berakhir pada seluruh tingkat batang otak yang

lebih rendah dan juga di talamus. (Guyton,2008)

2.9 Mekanisme Melihat

Gelap :

Minim cahaya lensa retina sel batang, sel kerucut sel fotoreseptor

konsentrasi GMP siklik tinggi saluran Na terbuka depolarisasi membrane

menyebar ke terminal sinap membuka saluran Ca peningkatan

pengeluaran zat perantara inhibitorik neuron bipolar dihambat tidak

terjadi potensial aksi di sel ganglion tidak terjadi perambatan potensial aksi

ke korteks penglihatan.

(Guyton,2008).

Terang :

Cahaya lensa retina sel batang, sel kerucut sel fotoreseptor

fotopigmen penyerapan cahaya disosiasi retinen dan opsin penurunan

GMP siklik penutupan saluran Na hiperpolarisasi membrane menutup

saluran Ca++ penurunan pengeluaran zat perantara inhibitorik neuron

bipolar tidak mengalami inhibisi perubahan potensial berjenjang di sel

bipolar potensial aksi di sel ganglion perambatan potensial aksi ke

korteks penglihatan di lobus oksipitalis otak (area 18-19)

(Guyton,2008).

2.10 Mekanisme Keseimbangan

Page 14: Sistem Indra

a. Utrikulus dan sakulus : kantong membranosa dalam vestibulus. Masing-

masing mengandung sel rambut yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.

Posisi kepala berubah otolit menekuk sel rambut menghasilkan

impuls di sepanjang vestibulus pada nervus kranialis ke 8 menuju

serebellum, otak tengah, dan cerebrum. Impuls diinterpretasi sebagai posisi

kepala saat istirahat. (Scanlon,2007)

b. Kanalis semi sirkularis : tiga membrane lonjong pada tiga bidang. Bagian

yang membesar pada dasar disebut ampula yang berisi sel rambut (krista)

yang dipengaruhi oleh gerakan.

Rambut – rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari 20 sampai

50 stereosilia, yaitu mikrovilus yang diperkuat oleh aktin, dan satu

silium, kinosilium. Setiap sel rambut berorientasi sedemikin rupa

sehingga sel tersebut mengalami depolarisasi stereosilianya

membengkok kearah kinosilium; pembengkokan kearah berlawanan

menyebabkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk sinaps

zat perantara kimiawi dengan ujung-ujung terminal neuron aferen

yang akson-aksonnya menyatu dengan akson struktur vestibularis lain

untuk membentuk saraf vestibularis.sarf ini bersatu dengan saraf

auditorius dari koklea untuk membentuk saraf vestibulokoklearis.

Depolarisasi sel-sel rambut meningkatkan kecepatan pembentukan

potensial aksi di serat-serat aferen; sebaliknya, ketika sel-sel rambut

Page 15: Sistem Indra

mengalami hiperpolarisasi, frekuensi potensial aksi di serat aferen

menurun.

Sementara kanalis semisirkularis memberikan informasi mengenai

perubahan rotasional gerakan kepala kepada SSP, organ otolit

memberiakn informasi mengenai posisi kepala relatif terhadap

gravitasi dan juga mendeteksi perubahan dalam kecepatan gerakan

linier (bergerak dalam garis lurus tanpa memandang arah). (Sherwood,

L. 2001 )

Tubuh bergerak sel rambut menekuk kearah yang berlawanan

menghasilkan impuls sepanjang cabang vestibulus nervus cranialis ke

8 serebellum, otak tengah, dan cerebrum. Impuls diinterpretasi

sebagai gerakan tubuh, perubahan kecepatan, berhenti, atau mulai

bergerak.

c. Berawal dari rangsangan di crista ampularis dan macula saculi serta

macula utriculi akibat perubahan tekanan endolymphe. Serabut

sensoris dari reseptor ini badan selnya terletak di glandula vestibulare,

di teruskanoleh nervus vestibulis ke pusat keseimbangan di

cerebellum.

(Scanlon,2007)

2.11 Definisi, Fungsi, Sumber dan Akibat kekurangan/kelebihan Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan.

Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua

retinoid dan prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas

biologi sebagai retinol. Sedangkan fungsi dari vitamin A sendiri adalah untuk

kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, pencegahan

kanker dan penyakit jantung dan lain-lain. Sumber vitamin A terdapat di

dalam pangan hewani (hati, kuning telur, susu dan mentega/margarin)

sedangkan karoten terutama didalam pangan nabati yaitu sayuran yang

Page 16: Sistem Indra

berwarna hijau tua dan bhah-buahan yang berwarna kuning-jingga (daun

singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel,

tomat, jagung kuning, pepaya, mangga nangka dan jeruk). Kekurangan

vitamin A menyebabkan buta senja, perubahan pada mata, perubahan pada

kulit, gangguan pertumbuhan dan banyak lagi. Kelebihan vitamin A pada

orang dewasa anoreksia, sakit pada tulang, pusing, tidak nafsu makan, pusing,

rambut rontok, kulit kering dan menstruasi berhenti(pada wanita). Pada anak-

anak terjadi pembesaran kepala, hidrosefalus dan mudah tersinggung.

(Sunita Almatsier, 2009)

BAB III

Page 17: Sistem Indra

PEMBAHASAN

A. Skenario

Sore ini umi sibuk membuat makanan di dapur untuk persiapan

Posyandu besok pagi. Program Posyandu besok ada tambahan pemberian

vitamin A. Ibu menyuruh Fatimah mengambilkan cetakan kue yang berwarna

hijau di gudang. Fatimah menyalakan lampu gudang, kemudian naik kursi

untuk mengambil cetakan kue di atas almari gudang. Dia tahu bahwa dia

harus menjaga keseimbangannya supaya tidak jatuh. Setelah berhasil

mengambilnya, tiba-tiba listrik mati sehingga ruangan menjadi gelap. Fatimah

ketakutan tetapi dia berusaha turun dari kursi dengan hati-hati. Selama

bebrapa detik dia tidak dapat melihat apa-apa, kemudian lambat laun dia

mulai dapat melihat benda sekitarnya meskipun remang-remang. Sambil

meraba-raba, dia berusaha untuk keluar.

Alhamdulilah tidak lama kemudian listrik menyala. Saat Fatimah

kembali ke dapur, telepon berbunyi. Umi menyuruh untuk menerima telepon

tersebut. Selesai menerima telepon, Fatimah mendengar adzan maghrib dan

bergegas ke masjid.

Sepulang dari masjid, Fatimah mencium aroma kue yang lezat. “Mmm...

Baunya sedap sekali Umi... pasti enak rasanya,”kata Fatimah. Dia pun

mengambil secuil roti dengan jarinya. Roti itu masih panas tetapi dia tetap

mencicipinya. “Bisamillah, manis dan lezat, Umi” sorak Fatimah senang.

B. Analisis Skenario

Vitamin A Adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh

yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan

mata. Viatmin A banayak terdapat pada bahan-bahan nabati, seperti sayuran dan

buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning. Fungsi vitamin A sendiri adalah

Page 18: Sistem Indra

untuk pembentukan pigmen retina mata untuk mencegah rabun senja,

pertumbuhan normal sel tubuh, pertumbuhan dan poliferasi normal berbagai jenis

epitel berbeda. Jumlah kebutuhan vitamin A yang dianjurkan untuk bayi 0-5

tahun adalah 1500 IU/hari, bayi sampai anak-anak dibawah 10 tahun adalah

1200-2400 IU/hari, orang dewasa adalah 3500-4000 IU/hari dan untuk wanita

hamil adalah 4000 IU/hari.

Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam menyerap

lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko terjadinya

kekurangan vitamin A.Penyakit tersebut adalah:

- Penyakit Seliak

- Fibrosa kistik

- Penyumbatan saluran empedu.

Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek yang

sama.

Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja.

Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih

mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut

(xeroftalmia), yang bisa menyebabkan kebutaan yang menetap.

Malnutrisi pada masa kanak-kanan (marasmus dan kwashiorkor), sering

disertai dengan xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan,

tetapi juga karena kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan

vitamin A.

Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.

Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan

meningkatkan kemungkinan terkena infeksi.

Page 19: Sistem Indra

Aparatus vestibular merupakan organ sensoris untuk mendeteksi

keseimbangan. Organ ini dibungkus oleh sistem tabung tulang yang disebut

tulang labirin. Dan di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan

yang disebut labirin membranosa yang terdiri atas koklea yang merupakan organ

sensorik utama untuk pendengaran serta kanalis semisirkularis, utrikulus dan

sakulus yang merupakan bagian integral dari mekanisme keseimbangan. Pada

bagian sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula

akustika (sebagai indera keseimbangan statis). Setiap makula akustika ditutupi

oleh lapisan gelatinosa (statokonia).

Pada keadaan gelap, refleks cahaya pupil akan terhambat sehingga pupil

mengalami dilatasi agar dapat beradaptasi dalam keadaan gelap. Bila seseorang

berada di tempat gelap, retinal dan opsin yang terdapat di dalam sel batang dan

kerucut diubah kembali menjadi pigmen yang peka cahaya. Selanjutnya vitamin

A diubah kembali menjadi retinal untuk terus menyediakan lebih banyak pigmen

peka cahaya. Kepekaan mata perlahan-lahan meningkat, sehingga kita mulai bisa

melihat dalam keadaan gelap. Keadaan ini disebut adaptasi gelap.

Bila seseorang berada ditempat yang terang, maka banyak sekali

fotokimiawi yang terdapat di sel batang dan kerucut menjadi berkurang karena

diubah menjadi retinal da opsin. Selanjutnya, sebagian besar retinal dalam sel

batang dan kerucut akan diubah menjadi vitamin A. Oleh karena efek ini,

konsentrasi bahan kimiawi fotosensitif yang menetap di dalam sel batang dan

kerucut akan banyak sekali berkurang, akibatnya sensitivitas mata terhadap

cahaya juga menjadi berkurang. Keadaan ini disebut adaptasi terang.

Daya akomodasi mata

Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap.

Sehingga dalam melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah

kelengkungan lensa mata. Untuk mengubah kelengkungan lensa mata, yang

Page 20: Sistem Indra

berarti mengubah jarak titik fokus lensa merupakan tugas otot siliar. Hal ini

dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di retina.

Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus lebih cembung (otot-otot siliar

menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar

mengendor). Peristiwa perubahan-perubahan ini disebut daya akomodasi.

Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk menebalkan

atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau

jauhnya jarak benda yang dilihat.Manusia memiliki dua batas daya akomodasi

(jangkauan penglihatan) yaitu :

1. titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di depan

mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (emetropi)

titik dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak

20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal.

2. titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di depan

mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik

jauhnya adalah “tak terhingga”.

a. Akomodasi mata saat melihat jauh

b. Akomodasi mata saatmelihat dekat

Page 21: Sistem Indra

Saat Fatimah kembali ke dapur terdengar suara telepon dan Fatimah

kemudian berlari untuk mengankat telepon maka saat itu terjadi mekanisme

mendengar.

Frekuensi suara yang dapat didengar oleh manusia berkisar antara 20-

20.000 siklus per detik. Ambang telinga manusia beragam sesuai nada suara

dengan kepekaan tertinggi dalam rentang 1000-4000 Hz. Nada suara pria rata-

rata dalam percakapan adalah sekitar 120 Hz dan wanita sekitar 250 Hz. Dan

pada saat Fatimah mencium aroma kue dan merasakan kue tersebut berarti saat

itu terjadi mekanisme membau dan meraba.

Page 22: Sistem Indra

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari materi yang telah diuraikan pada Studi Pustaka dan dalam kaitannya

dengan kasus skenario, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1) Sistem Indera merupakan suatu system yang terdiri dari indera-indera

yang berfungsi sebagai reseptor yang menangkap rangsang tertentu.

Terdiri dari indera penglihatan, indera penglihatan, indera penciuman,

indera peraba, indera pendengaran

2) Tujuan pengindraan adalah untuk mendeteksi perubahan yang terjadi

pada lingkungan interna maupun eksterna untuk memampukan tubuh

bereaksi secara tepat dalam menjaga homeostasis.

3) Mata adalah struktur khusus tempat reseptor-reseptor peka cahaya

yang penting untuk persepsi penglihatan. Yaitu sel kerucut dan sel

batang ditemukan di lapisan retina. Iris mengontrol ukuran pupil dan

mengatur jumlah cahaya yang diperbolehkan masuk ke mata. Kornea

dan lensa adalah struktur refraktif utama yang membelokkan berkas

cahaya masuk agar bayangan terfokus diretina. Kornea merupakan

penentu utama kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa dapat

diubah-ubah melalui kerja otot siliaris agar mata dapat berakomodasi

untuk penglihatan jauh atau dekat.

4) Telinga melaksanakan dua fungsi yang berbeda. Pertama mendengar

yang melibatkan telinga luar, telinga tengah dan koklea telinga dalam.

Dan sensasi keseimbangan yang melibatkan apparatus vestibularis

telinga dalam.

Page 23: Sistem Indra

5) Pengecapan dan penghidu adalah indera kimiawi. Pada keduanya,

perlekatan molekul larut tertentu ke tempat pengikatan membrane

reseptor menyebabkan potensial reseptor, yang pada gilirannya,

menimbulkan impuls saraf yang memberi sinyal adanya zat kimia yang

bersangkutan.

6) Organon auditus terbagi ke dlm : Auris externa (auricula, meatus

acusticus ext.us), Auris media (cavum tympani), yang di dalamnya

terdapat ossicula auditiva (os malleus, os incus dan os stapes),

m.tensor tympani dan m.stapedius, Auris interna (labyrinthus osseus

dan labyrinthus membranaceus)

B.SARAN

1) Kepada orangtua yang memiliki balita sebaiknya rajin untuk

melakukan imunisasi ke pukesmas terdekat untuk memberikan vitamin

kepada anak

2) Saat anak sakit flu berat segera lakukan pemeriksaan kepada dokter,

karena apabila terjadi peradangan maka akan menimbulkan gangguan

pada anak

3) Apabila membersihkan telinga, hendaknya tidak membersihkan terlalu

dalam karena dikhawatirkan akan merobek membran timpani (gendang

telinga) yang akan mengganggu pendengaran

4) Hendaknya menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh, serta merawat

tubuh

5) Ketika keadaan terang kemudian gelap atau lampu mati, berdiam

sejenak agar mata dapat beradaptasi sehingga dapat melihat dalam

keadaan gelap walaupun remang-remang.

6) Sebaiknya makan ketika makanan sudah hangat, jangan terlalu panas

agar lidah tidak terasa nyeri

Page 24: Sistem Indra

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama

Ganong,W.F., 2008. Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta : EGC

Guyton, A.C. & Hall, A.J. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:

Penerbit buku kedokteran EGC

Junqueira,L.C. & Carneiro,J., 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta :

penerbit Buku Kedokteran EGC

Saktiyono.,2007.IPA Biologi untuk SMA kelas XI.Edisi 2. Surakarta : Erlangga

Scanlon, Valerie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Edisi 3. Jakarta :

Penerbit buku kedokteran EGC

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC

Snell, R.S.,2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta :

Penerbit buku kedokteran EGC

Sudjadi, Bagod et al.,2007.Biologi Sains dalam Kehidupan SMA kelas XI.Semester

2.Surabaya : Yudistira

www.medicastore.com diakses pada tanggal 6 Desember 2009

Page 25: Sistem Indra

LAPORAN TUTORIAL BLOK III

SKENARIO III

Pentingnya Menjaga Sistem Indra Untuk

Menanggapi Suatu Rangsangan

OLEH :

Nama : Suman Yus Mei Hadiana

Nim : J500090110

Nama tutor : dr. Iin Novita

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2009