Sistem Hormon

download Sistem Hormon

of 11

description

Laporan Fisiologi Hewan UNLAM

Transcript of Sistem Hormon

PERCOBAAN XSISTEM HORMONI. TUJUAN PERCOBAANTujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan fungsi kelenjar hipofisis pada ikan .II. DASAR TEORIHormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Ciri ciri hormon adalah diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil, diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target, mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target, mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus dan, mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual (Campbell, 2003).Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung. Emosi juga dipengaruhi kerja hormon. Gejala yang muncul akibat kerja hormon dapat diketahui, misalnya jantung berdebar-debar karena takut atau muka memerah karena malu (Bond, 2001).Dunia budidaya perikanan menyediakan benih yang sangat penting. Pada habitat aslinya, ikan akan memijah jika mendapat rangsangan lingkungan yang tepat, namun dalam lingkungan budidaya sulit diwujudkan sehingga perlu diadakan rekayasa untuk memijahkan ikan. Untuk merangsang ikan memijah adalah dengan menyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa, cara ini disebut dengan hipofisasi. Kelenjar pituitari mengontrol reproduksi pada ikan, yaitu kelenjar hipotalamus dan hipofisis gonad. Hal tersebut dipengaruhi dari faktor lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa yang mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan (Fujaya, 2004).Kelenjar hipofisis berada di dasar otak di bawah hipotalamus dalam sella tursica di bagian tulang bahi dan dipisahkan dari cavum cranii oleh kondensasi duramater yang menutup sella tursica (diafragma sellae).Kelenjar hipofisis menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior(Campbell, 2003).Ikan memiliki beberapa kelenjar endokrin, antara lain pituitari, tiroid, ginjal, gonad, pankreas dan urophisis.

Gambar 1.Diagram lokasi kelenjar endokrin pada ikan; (A). Pitiutari, (B). Tiroid, (C).Pankreas, (D). Gonad, (E). Ginjal, (F). Urofisis(Fujaya, 2004).Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela tursika), terdiri atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno hipofisa terdiri atas pars distalis dan pars intermedia, sedangkan, neurohipofisa hanya terdiri atas pars nervosa yang berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin dan isotocin. Pars distalis merupakan bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan sel-sel pesekresi hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STH-Somatotropin), dan gonadotropin serta pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone), yang mana pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus (Fujaya, 2004).

Tabel. Hormon-Hormon yang Mengatur Pelepasan Hormon PituitariHormon HipotalamusSingkatan

Corticotropin (ACTH) releasing hormonThyrotrpin (TSH) releasing hormonGonadotropin releasing hornonGonadotropin release-inhibiting hormonSomatostatin hormon (STH) releasing hormonSomatostatin hormon (STH) release-innhibiting hormonProlaktin releasing hormonProlaktin release-inhibiting hormonMelancyte stimulating hormon (MSH) releasing hormonMelanocyte stimulaitng hormon (MSH) release innhibiting hormoneCRH, CRFTRH, TRFGnRH, GnRFGnRIH, GnRIFSRH, SRFSRIH, SRIFPRH, PRFPRIH, PRIFMRH, MRFMRIH, MRIF

(Fujaya, 2004).Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari.Meskipun gonadotropin tidak secara langsung mempengaruhi perkembangan telur atau seperma ikan, namun mempengaruhi sekresi estrogen oleh sel folikel telur dan androgen oleh jaringan testis. Estrogen yang umum didapatkan dalam cairan ovarium teleostei adalah estradiol -17 yang merupan derivat dari 17hydroxyprogesterone, sedangkan androgen yang umum disintesis adalah testosteron (Fujaya, 2004).Pemijahanadalah kegiatan menyatukan induk jantan dan betina dalam satu tempat. Penyatuan itu akan menimbulkan rangsangan bagi jantan untuk mendekati betina, hingga betina terangsang untuk memijah, atau istilah umumnya kawin. Dari induk betina akan keluar telur, dan dalam waktu yang sama dari induk jantan keluar sperma. Dari kejadian itu, maka telur-telur akan dibuahi secara alami dalam air (Helfman et al., 2006)Di alam, pemijahan terjadi pada awal musim kemarau, ditandai dengan dijumpainya telur yang menempel pada ranting. Untuk membantu pemijahan secara buatan, perlu dilakukan pematangan gonad di luar habitat aslinya melalui pemeliharaan secara terkontrol. Hormon telah banyak digunakan dan mampu mematangkan gonad. Pematangan menggunakan hormon metiltesteron, dapat mempercepat perkembangan gonad (Kristanto, 2010).Seleksi induk diawali oleh penentuan jenis kelamin induk, perbedaan induk mengandung telur dibandingkan induk gemuk dan perbedaan induk gonad muda (fase pertumbuhan) dibandingkan gonad matang. Pada kebanyakan ikan air tawar,sexual dimorphisminduk jantan dan betina dapat mudah dibedakan, misalnya: ikan-ikan Lele (Clariassp.), baung (Hemibagrus nemurus) dan nila (Oreochromissp.)pada bentuk kelamin, ikan mola (silver carp,Hypophthalmichthys molitrix)dan koan (grass carp,Ctenoparingodon idella) pada bentuk tubuh dan permukaan sirip dada, ikan mas(Cyprinus carpio) dan guramepada bentuk tubuh dan sperma keluar bila diurut, ikan-ikan patin (Pangasiussp.) dengan adanya sperma bila diurut dan pada kebanyakan ikan hias dengan perbedaan warna (sexual dichromatism) (Novitriana R, dkk.2004).III.METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 Mei 2015, pukul 09.00-11.00 WITA & 20.00-23.00 WITA. Bertempat di Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin Banjarbaru..B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah hapa, kakaban, handuk, injeksi, bak pemijahan dan aerator. Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah air, ikan mas, telur, dan hormon Ovaprim.

IV. PROSEDUR KERJA1. Pemijahan AlamiIkan Mas

Dipilih yang sudah matang (siap melakukan pemijahan) dan dimasukkan ke kolam pemijahan dengan jumlah betina dan jantan berbanding 1:3 yaitu sebanyak 1 betina dan 3 jantan. Diperiksa kolam setelah 12 jam.Telur

Diberikan yang sudah dikocok dengan air jika belum terjadi pemijahan, untuk merangsang pemijahan dengan bau anyir. Pemijahan terjadi secara alami di dalam kolam, terlihat beberapa jantan mendekati betina dan bergerak liar di dalam air sehingga menimbulkan suara gemericik air. Diamati telur yang menempel di hapa atau kakaban sebagai hasil pemijahanHasil

1. Pemijahan Semi BuatanIkan Mas

Dipilih yang sudah matang (siap melakukan pemijahan) dan dimasukkan ke kolam pemijahan dengan jumlah betina dan jantan berbanding 1:3 yaitu sebanyak 2 betina dan 6 jantan.Hormon Ovaprim

Disuntikkan yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan salmon sebanyak 0,1 cc pada tiap ikan. Diperiksa kolam setelah 12 jam.

Telur

Diberikan yang sudah dikocok dengan air jika belum terjadi pemijahan, untuk merangsang pemijahan dengan bau anyir. Pemijahan terjadi di dalam kolam, terlihat beberapa jantan mendekati betina dan bergerak liar di dalam air sehingga menimbulkan suara air yang berkecipak. Diamati telur yang menempel di kakaban sebagai hasil pemijahan.Hasil

1. Pemijahan BuatanIkan Mas

Dipilih yang sudah matang (siap melakukan pemijahan) dan dimasukkan ke kolam pemijahan dengan jumlah betina dan jantan berbanding 1:3 yaitu sebanyak 2 betina dan 6 jantan.Hormon Ovaprim

Disuntikkan yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan salmon sebanyak 0,2 cc pada ikan jantan dan 0,3 cc pada ikan betina. Ketika sudah melakukan pemijahan di kolam, diambil untuk dlakukan pemijahan buatan Dilakukan dengan mengeluarkan ovum dari 1 betina dan sperma dari 2 jantan ke dalam wadah. Ovum dan sperma dicampur jadi 1 menggunakan bulu ayam agar ovum tidak hancur. Campuran tersebut disebar ke dalam bak air beraerator, ditunggu hingga menjadi telur dan larva.Hasil

V. HASIL DAN PEMBAHASAAN5.1 HasilHasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah:Pemijahan AlamiPemijahan Semi BuatanPemijahan Buatan

Jenis IkanIkan MasIkan MasIkan Mas

Perlakuan Diberi gemericik air Diberi gemericik air Disuntikkan hormon Ovaprim 0,5CC Diberi gemericik air Disuntikkan hormon Ovaprim

Waktu PemijahanPukul 11.00 WITAPukul 21.00 WITAPukul 21.00 WITA

Proses PemijahanIkan memijah sendiri di dalam air dengan jumlah betina dan jantan berbanding 1:3 yaitu sebanyak 2 betina dan 6 jantan. Hasil pemijahan ditunggu hingga menjadi telur yang biasanya melekat di kakaban yang diletakkan di kolam.Ikan memijah sendiri di dalam air dengan jumlah betina dan jantan berbanding 1:3 yaitu sebanyak 2 betina dan 6 jantan. Hasil pemijahan ditunggu hingga menjadi telur yang biasanya melekat di kakaban yang diletakkan di kolam.Ikan dipijahkan dengan bantuan tangan manusia. Ovum 2 ekor ikan betina dikeluarkan terlebih dahulu kedalam wadah, setelah itu sperma dari 6 ekor ikan mas jantan dikeluarkan dengan syringe yang di dalamnya telah terdapat NaCl 0,85%. Keduanya dicampur jadi 1 menggunakan bulu ayam agar ovum tidak hancur. Campuran tersebut disebar kedalam bak air beraerator, ditunggu hingga menjadi telur dan larva

5.2 PEMBAHASAANPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui fungsi kelenjar hipfisis pada ikan. Kelenjar Hipofisis (pitutary) adalah sebuah kelenjar yang terletak di dekat hipotalamus yang disebut Master of glands karena kelenjar ini banyak mempengaruhi kerja kelenjar lain. Hormon yang dihasilkan kelenjar Hipofisis :Gonadotropin, terdiri atas FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Lutenizing Hormone) berfungsi mengatur kerja gonad (kelenjar kelamin).Somatotropin atau GH (Growth Hormone), berfungsi memacu pertumbuhan organ tubuh. Terotropik atau TSH (Tyroid Stimulating Hormone), berfungsi merangsang kelenjar gondok (tiroid) untuk mensekresikan Anoksin.Kortikotropin atau ACTH (Adrene Corticotropic Hormone), berfungsi merangsang disekresinya hormon dan kelenjar anak ginjal. Prolaktin atau LTH (Lactogenic Hormone), berfungsi mengatur pengeluaran air susu pasca melahirkan.Kelenjar Hipofisis, terdiri dari 3 bagian yaitu:1.Kelenjar Hipofisis bagian depan (Hipofisis lobus anterior) Merangsang sekresi dan pertumbuhan korteks anak ginjal Mempengaruhi kerja kelenjar gondok (tiroid) Merangsang pengeluaran air susu Mempengaruhi kerja kelenjar anak gondok (paratiroid) Merangsang pertumbuhan sperma dan sel telur2. Kelenjar Hipofisis bagian tengah (Hipofisis lobus intermediate) Merangsang sel-sel untuk menghasilkan pigmen3. Kelenjar Hipofisis bagian belakang (Hipofisis lobus posterior) Merangsang uterus dalam proses melahirkan Mengatur kadar air dalam tubuh dan mengatur volume urine Merangsang penyempitan pembuluh darah hingga dapat menaikkan glukosa menjadi glikogen Mekanisme pemijahan pada ikan mas, pertama hal yang dilakukan adalah pengelolaan induk. Pengelolaan induk merupakan tahapan awal untuk menyeleksi benih berkualitas baik sehingga menentukan keberhasilan kegiatan pembenihan ikan. Kriteria induk yang digunakan berdasarkan bentuk fisik, berat, umur dan tingkat kesehatan. Induk betina yang layak dipijahkan telah berumur 3 tahun dan beratnya mencapai >2 kg/ekor. Sedangkan induk jantan yang siap adalah umur 2 tahun dengan berat 1,5 2 kg/ekor. Indukan harus sehat yaitu tidak terinfeksi penyakit parasit dan luka apapun. Kemudian dilanjutkan dengan penyeleksian induk yang mana dipilih induk ikan betina yang telah matang gonad dengan ciri-ciri tubuh yang melebar dan pendek, perut lembek, halus dan membesar ke arah anus. Urogenital membengkak dan membuka serta berwarna merah tua. Sedangkan postur tubuh ikan jantan relatif lebih panjang dan langsing, urogenital membengkak dan berwarna merah tua dan apabila diurut pada bagian perut dekat lubang kelamin akan mengeluarkan cairan putih kental berupa cairan sperma.Pemijahan pada praktikum ini ada 3 macam, yaitu pemijahan alami, pemijahan semi buatan, dan pemijahan buatan. Jenis pemijahan yang pertama yaitu pemijahan alami menggunakan ikan mas. Ikan mas yang matang (siap melakukan pemijahan) dipilih dengan jumlah betina dan jantan berbanding 1:3 yaitu sebanyak 1 betina dan 3 jantan. Dua belas jam kemudian, kolam diperiksa. Ternyata belum terjadi pemijahan, sehingga diberikan telur yang sudah dikocok dengan air ke dalam kolam untuk merangsang pemijahan dengan bau anyir. Pemijahan kemudian terjadi secara alami di dalam kolam, terlihat beberapa jantan mendekati betina dan bergerak liar di dalam air sehingga menimbulkan suara air yang berkecipak. Diamati telur yang menempel di hapa atau kakaban sebagai hasil pemijahan. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva dalam waktu kira-kira 4 hari.Prosedur dalam pemijahan semi buatan hampir sama dengan prosedur dalam pemijahan alami. Pemijahan semi buatan ikan yang digunakan adalah ikan mas. Ikan mas yang matang (siap melakukan pemijahan) dipilih dan dimasukkan ke kolam pemijahan dengan jumlah betina dan jantan berbanding 1:3 yaitu sebanyak 2 betina dan 6 jantan. Hasil pemijahan ditunggu hingga menjadi telur yang biasanya melekat di kakaban yang diletakkan di kolam. Pada pemijahan semi buatan berbeda dengan pemijahan alami karena pemijahan semi buatan dilakukan perlakuan dengan pemberian hormon ovaprim yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan salmon sebanyak 0,1 cc pada tiap ikan. Pada penyuntikan hormon ovaprim untuk ikan betina di suntikan sebanyak 0,3 mL sedangkan untuk ikan jantan di suntikan lebih sedikit yaitu 0,2 mL hormon ovaprim. Penyuntikan hormon ovaprim ini dibagian otot punggung atau otot batang ekor Penyuntikan hormon ovaprim digunakan untuk mempercepat proses pemijahan dapat pula digantikan dengan urine wanita hamil yang usia kandungannya kurang dari tiga bulan. Hal ini karena urine wanita hamil tercebut mengandung HCG yang dapat berfungsi untuk merangsang agar telur ikan mau atau cepat keluar. Enam jam kemudian, kolam diperiksa. Ternyata belum terjadi pemijahan, namun terlihat beberapa jantan mendekati betina dan bergerak liar di dalam air sehingga menimbulkan suara air yang berkecipak, dibiarkan selama 6 jam lagi pada pagi harinya. Diperoleh telur yang menempel di hapa atau kakaban sebagai hasil pemijahan.Jenis pemijahan yang terakhir adalah jenis pemijahan buatan. Pada jenis pemijahan ini ovulasi (pengeluaran ovum) dan pengeluaran sperma dilakukan diluar kolam. Ikan yang digunakan adalah ikan mas. Pengeluaran ovum atau sperma dihentikan ketika ikan telah mengeluarkan darah. Ovum dan sperma dicampur jadi 1 dalam 1 wadah menggunakan bulu ayam agar ovum tidak hancur. Campuran tersebut disebar ke dalam bak air beraerator, ditunggu hingga menjadi telur dan larva. Pada pemijahan jenis buatan ini juga diberi perlakuan dengan menyuntikkan ovaprim sebagai perangsang pemijahan pada ikan.Pemijahan merupakan suatu proses kawinnya atau meleburnya sel telur dan sperma. Sel telur yang dikeluarkan menggunakan metode stripping tidak boleh terkena air harus dalam kondisi kering. Hal ini disebabkan karena apabila telur yang mau memijah pada telur terdapat lubang mikropil sehingga sperma hanya bisa masuk satu sperma apabila telur terkena air atau basah maka mikropil akan tertutup dan sperma tidak dapat masuk ke dalam sel telur dan tidak dapat melakukan proses pembuahan sehingga tidak akan menjadi seekor anakan ikan mas. Pada sperma yang dikeluarkan dengan menggunakan metode stripping sprema tersebut ditambahkan larutan garam fisiologis karena berfungsi untuk membuat sperma bertahan lama hidup (mempertahankan sperma) apabila tidak menggunakan larutan garam fisiologis maka sperma akan cepat mati. Larutan garam fisiologis ini membuat sperma seakan masih berada didalam gonadnya sendiri. Penggunaan larutan garam fisiologis tersebut yaitu untuk 1 mL sperma membutuhkan 10-11 larutan garam fisologis. Jika terul ikan mas telah menetas menjadi larva makanan pertama oleh larva sebagai bahan untuk mencukupi gizinya yaitu dengan memberi pakan yang disebut artenia, artenia merupakan terul undang kecil yang jika di rendam dengan air garam akan menetas menjadi mikro undang yang bisa menjadi pakan larva ikan.Kendala yang akan didapat jika melakukan pemijahan dan perkawinan alami tidak sesuai prosedur mengakibatkan ikan tidak akan bertelur dan jantan tidak membuahi telur. Selain itu akan membuat ikan menjadi setres dan mati.VI. KESIMPULANKesimpulan yang diperoleh dari praktikum tentang sistem hormon ini adalah sebagai berikut :1. Kelenjar hipofisis adalah kelenjar yang paling banyak menseksresikan hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.2. Kelenjar hipfisis pada ikan koi dan ikan mas yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai penghasil berbagai hormon yang dapat memicu terhadap sex reversal ikan.4.Berdasarkan tehniknya, pemijahan ikan dapat dilakukan dengan 3 macam cara yaitu pemijahan ikan secara alami, pemijahan ikan secara semi intensif, dan pemijahan ikan secara intensif.5.Mekanisme pemijahan pada ikan mas adalah 3 jantan dan 1 betina. 6. Pemijahan mengalami kegagalan karena pemijahan dilakukan pada saat yang tidak tepat, pemijahan dapat dilakukan dengan sempurna pada saat musim penghujan.

DAFTAR PUSTAKABond, C. E. 2001. Biology of Fishes. W. B. Saunders, Philadelphia.Campbell, Neil A. 2003. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Erlangga. Jakarta.Fujaya, Yushita. 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.Helfman, G. S.., B. C. Collete dan D. E. Facey. 2006. The Diversity of Fishes. Blackwell Science, UK.Kristanto, A, H, dan Jojo Subagja. 2010. Respon Induk Ikan Belida Terhadap Hormon Pemiijahan. Jurnal Ilmiah.Novitriana R, Ernawati dan Rahardjo, 2004. Aspek Pemijahan Ikan Petek Leiognathus equulus Forsskal 1775 (FAM. LEIOGNATHIDAE) Di Pesisir Mayangan. FPIK IPB; Bogor. Volume 4, Nomer 1.