Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

23
SISTEM FONOLOGI BAHASA BUGIS BONE 1. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan banyaknya bahasa daerah. Ada bahasa Batak, bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan banyak lagi. Bahasa Bugis Bone adalah salah satu bahasa daerah diantara sekian banyak bahasa daerah di Indonesia. Sebagai sebuah bahasa, tentu memiliki satuan bahasa yang membedakannya dengan bahasa lainnya. Perbedaan ini bisa saja mencakup perbedaan unsur fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Oleh perbedaan inilah masing-masing bahasa menjadi unik dan khas. Fonologi berkenaan bunyi yang dihasilkan dalam bahasa tertentu yang dimplemantasikan dalam bentuk simfoni tertentu yang merupakan struktur bunyi dalam sebuah bahasa (Roca dan Johnson:1999: i). Setiap bahasa mempunyai pola fonologi yang berbeda-beda satu sama lainnya, dalam penelitian berskala kecil ini, peneliti berfokus pada sistem fonologi yang terdapat dalam bahasa Bugis Bone. Bahasa Bugis Bone merupakan bahasa sehari-hari bagi masyarakat Bone baik yang masih berada di daerah asal maupun yang sudah merantau ke daerah lain tetapi masih aktif berbahasa Bugis Bone. Baiklah komunitas pengguna Bahasa Bugis Bone akan diilustrasikan berikut ini. 1

Transcript of Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

Page 1: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

SISTEM FONOLOGI BAHASA BUGIS BONE

1. Latar Belakang

Indonesia terkenal dengan banyaknya bahasa daerah. Ada bahasa Batak,

bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan banyak lagi. Bahasa Bugis Bone adalah salah

satu bahasa daerah diantara sekian banyak bahasa daerah di Indonesia. Sebagai

sebuah bahasa, tentu memiliki satuan bahasa yang membedakannya dengan

bahasa lainnya. Perbedaan ini bisa saja mencakup perbedaan unsur fonetik,

fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Oleh perbedaan inilah masing-

masing bahasa menjadi unik dan khas.

Fonologi berkenaan bunyi yang dihasilkan dalam bahasa tertentu yang

dimplemantasikan dalam bentuk simfoni tertentu yang merupakan struktur bunyi

dalam sebuah bahasa (Roca dan Johnson:1999: i). Setiap bahasa mempunyai pola

fonologi yang berbeda-beda satu sama lainnya, dalam penelitian berskala kecil ini,

peneliti berfokus pada sistem fonologi yang terdapat dalam bahasa Bugis Bone.

Bahasa Bugis Bone merupakan bahasa sehari-hari bagi masyarakat Bone

baik yang masih berada di daerah asal maupun yang sudah merantau ke daerah

lain tetapi masih aktif berbahasa Bugis Bone. Baiklah komunitas pengguna

Bahasa Bugis Bone akan diilustrasikan berikut ini.

2. Peta dan Deskripsi Singkat Komunitas Pengguna Bahasa Bugis Bone

Peta disamping kiri diunduh dari http://

www.bone.go.id/boneimg/imgisi/peta_bone.jpg pada

tanggal 4 Mei 2010 pukul 08:42 WIB. Bahasa Bugis

adalah bahasa yang digunakan etnik Bugis di Sulawesi

Selatan, yang tersebar sebahagian di Kabupaten Maros,

sebahagian Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kota

Pare-pare, Kabupaten Pinrang, sebahagian kabupaten

Enrekang, sebahagian kabupaten Majene, Kabupaten

Luwu, Kabupaten Sidenrengrappang, Kabupaten

Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten

1

Gambar 1. Peta Wilayah Pengguna Bahasa Bugis Bone

Page 2: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng (Diunduh dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Bugis pada tanggal 3 Mei 2010 pukul 08:42

WIB).

Bahasa Bugis termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dituturkan di

Indonesia Daerah Sulawesi Selatan dengan jumlah penutur 4 juta. Ada 4 suku

yang berdiam di Sulawesi Selatan, yaitu suku Bugis (70%), Makassar (25%),

Toraja (2,5%) dan Mandar (2,5%).

Menurut situs web resmi http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Bugis diunduh

pada tanggal 3 Mei 2010 pukul 08:45 WIB Kabupaten Bone adalah salah satu

Daerah otonom di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini

terletak di Watampone. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.559 km² dan

berpenduduk sebanyak kurang lebih 700.000 jiwa.

Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang berada di pesisir timur

Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di

Kawasan Timur Indonesia, yang secara administratif terdiri dari 27 kecamatan,

333 desa dan 39 kelurahan. Kabupaten ini terletak 174 km ke arah timur Kota

Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°30' BT.

Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km² dengan rincian batas kabupaten

sebagai berikut (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bone, 3 Mei

2010 pukul 08:55 WIB):

Utara Kabupaten Wajo, Soppeng

Selatan Kabupaten Sinjai, Gowa

Barat Kabupaten Maros, Pangkep, Barru

Timur Teluk Bone

Peta disamping kanan diunduh dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_South_Sulawesi.png.

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan

sistem fonologi bahasa Bugis Bone.

Dalam mendeskripsikan fonologi bahasa Bugis Bone, penelitian ini akan

2

Gambar 2. Peta Wilayah Sulawesi Selatan

Page 3: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

menggunakan metode kualitatif. Dimana peneliti terlebih dahulu menguraikan

perolehan data lapangan, lalu dianalisa dan diklasifikasi, dan pada akhirnya

disimpulkan.

4. Prosedur Penelitian

4.1 Pemilihan Informan

Pemilihan informan mengacu pada kriteria dari Samarin (1988:55-62) yaitu

informan adalah penutur asli dan memiliki kefasihan sehingga mampu memberi

korpus data yang melimpah, cermat, dan benar-benar mewakili; informan berusia

cukup dewasa minimal berusia 30 tahun sehingga memiliki pengetahuan bahasa

dan budaya yang cukup luas dan mampu memahami maksud dan / atau instruksi

peneliti; dan informan tidak memiliki gangguan wicara maupun pendengaran.

4.2 Identitas Informan

Informan yang kami peroleh adalah seorang ibu rumah tangga bernama

Matari, berusia 60 tahun, dan lahir di Bone. Bone merupakan nama daerah di

Sulawesi Selatan. Masa mudanya dihabiskan di Bone hingga umur 30 tahun.

Beliau menikah dengan seorang pemuda Bugis. Setelah menikah, lalu hijrah ke

Jakarta. Kriteria untuk menjadi seorang informan di atas dimiliki oleh informan

dan beliau sangat aktif berbahasa Bugis Bone dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan pada dua putri kesayangannya beliau sering mengajarkan bahasa Bugis

Bone; dan disela-sela kesibukannya; keaktifan berbahasa Bugis Bone beliau juga

ditopang oleh intensitas penggunaan bahasa Bugis Bone saat acara keluarga besar

dengan Pak JK (Mantan wakil presiden ke-8 Republik Indonesia).

4.3 Kendala Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengalami beberapa kendala yang

barangkali dapat mempengaruhi kualitas hasil penelitian, diantaranya (1) waktu

penelitian relatif singkat, (2) hanya menggunakan satu orang informan, sehingga

data yang diperoleh terbatas.

4.4 Teknik Penjaringan Data

Untuk menjaring data, peneliti terlebih dahulu merancang dan menyusun

metodologi penelitian sedemikian rupa mulai dari persamaan persepsi tentang

bagaimana pelaksanaan pemerolehan data saat bertemu informan.

3

Page 4: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

Dalam menjaring data, peneliti menggunakan beberapa media. Media

dimaksud adalah telepon selular HT63 Double X sebagai alat perekam yang

digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan bunyi ucapan informan. Selain itu

objek divisualisasikan dengan Laptop Compaq Presario CQ40 beresolusi

1280x800 piksel sambil dilakukan juga pencatatan. Selain menggunakan alat

bantu berupa gambar visual, peneliti juga menunjuk atau menyentuh objek

tertentu sambil meminta informan untuk mengucapkan dalam bahasa Bugis Bone.

Data yang sulit dipahami oleh peneliti lalu dikonfirmasi balik kepada

informan dengan cara mengucapkan kata yang sulit tersebut hingga informan

mengangguk pertanda setuju dan menggelengkan kepala atau dengan gerakan

tangan sebagai tanda tidak sesuai dengan bunyi seharusnya. Tanda setuju dan

tidak ini telah diarahkan peneliti sebelumnya sebelum melakukan perekaman.

Selain itu, peneliti melakukan pengecekan ulang atas bunyi kata menggunakan

perangkat lunak Sephonics versi 1.01 untuk menyelaraskan bunyi rekaman

dengan bunyi fonetis pada Sephonics. Perangkat lunak ini diunduh dari

http://wareseeker.com/free-english-phonetic/ pada tanggal 25 Februari 2010 pukul

9.13 WIB.

5. Landasan Teori

Bunyi bahasa merupakan bidang yang sudah lama mendapat perhatian para

linguis. Bunyi bahasa manusia dipelajari dalam dua cabang ilmu, yaitu fonetik

dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi bahasa yang dihasilkan manusia,

sedangkan fonologi adalah ilmu yang mempelajari sistem dan pola bunyi yang

ada dalam suatu bahasa tertentu (Clark and Yallop, 1997:1-2). Pengertian yang

hampir sama juga dikemukakan oleh Katamba (1994:1-2), fonetik adalah ilmu

yang mempelajari semua inventaris bunyi bahasa yang dapat dihasilkan oleh

manusia, sedangkan fonologi adalah cabang linguistik yang menyelidiki

bagaimana bunyi digunakan secara sistematis dalam bahasa yang berbeda-beda

untuk membentuk kata-kata dan ujaran-ujaran.

Dalam fonologi, sekumpulan bunyi bahasa yang dianggap sama dan dapat

membedakan makna dalam suatu sistem bahasa disebut fonem. Fonem merupakan

abstraksi dari bunyi. Fonem biasanya dilambangkan dengan huruf yang berada di

4

Page 5: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

antara garis miring. Fonem terdiri dari alofon yang merupakan variasi dari bentuk

nyata fonem tersebut. Sedangkan alofon sendiri berasal dari fon, yaitu bunyi-

bunyi yang dikelompokkan bersama sebagai anggota bunyi (alofon) dari fonem

(Katamba, 1994:18-19). Selain itu, fonem juga dapat didefinisikan sebagai satuan

bahasa terkecil berupa bunyi atau aspek bunyi bahasa yang membedakan bentuk

dan makna bahasa. Kemudian, jika ada dua bunyi bahasa yang mirip secara

fonetik tidak membedakan kata, maka kedua bunyi itu disebut sebagai alofon dari

fonem yang sama (Alwi, dkk., 2003: 53).

Fonem dari suatu sistem bahasa bisa didapatkan dengan cara mencari

minimal pairs (pasangan minimal). Minimal pairs yaitu dua kata yang hampir

sama karena hanya memiliki satu segmen yang berbeda. Dengan melakukan tes

pasangan minimal tersebut, akan didapatkan unit-unit bunyi yang membedakan

makna atau fonem (Katamba, 1994:22).

Bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: vokal dan konsonan.

Pembedaan tersebut didasarkan pada ada tidaknya rintangan terhadap arus udara

dalam saluran suara. Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak

mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: tinggi

rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan dan bentuk bibir pada saat

pengucapan bunyi vokal tersebut. Sedangkan bunyi konsonan diproduksi dengan

cara yang berbeda sehingga ada tiga faktor yang terlibat dalam pelafalan

konsonan, yaitu: keadaan pita suara, penyentuhan atau pendekatan berbagai alat

ucap dan cara alat ucap itu bersentuhan atau berdekatan (Alwi, dkk., 2003: 49-

50). Penelitian ini juga akan memaparkan gugus konsonan dalam fonologi bahasa

Bugis Bone, yaitu deretan dua konsonan atau lebih yang tergolong dalam satu

suku kata yang sama (Alwi, dkk., 2003: 52- 53).

6. Data Perolehan

Teknik penjaringan data yang peneliti telah lakukan sejauh ini berhasil

menjaring data sebanyak 88 kata. Memang jumlah data yang terjaring tidak

banyak. Berikut ini data perolehan dengan terlebih dahulu mentranskripsikan data

dari informan, lalu diikuti arti kata dalam bahasa Indonesia.

Data dari informan Arti kata

5

Page 6: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

[súpAda] ‘sepeda’

[kappa:la] ‘kepala’

[teduN] ‘payung’

[tedoN] ‘kerbau’

[kadEra] ‘kursi’

[gonciN] ‘gunting’ / ‘kunci’

[waju] ‘baju’

[ akkú] ‘sikat’

[odolØ] ‘odol’

[utti] ‘pisang’

[parU] ‘parutan’

[sinrU] ‘sendok’

[pisØ] ‘pisau’

[caNkiri] ‘cangkir’

[ba:le] ‘ikan’

[caNgoreN] ‘kacang’

[loppa] ‘udang’

[su:lara:] ‘celana’

[alafuN] ‘kura-kura’

[kacå] ‘gelas’

[handu ] ‘handuk’

[sissiri] ‘sisir’

[meZúN] ‘meja’

[palofeN] ‘pulpen’

[tasE] ‘tas’

[sure kabara] ‘surat kabar’

[ ikkA] ‘jaket’

[taNgala] ‘kalender’

[kasoro] ‘kasur’

[tappEre] ‘tikar’

[to:le] ‘rokok’

[colo] ‘korek api’

6

Page 7: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

[pennE:] ‘piring’

[rEnriN] ‘dinding’

[bo:] ‘album’

[bo:lú] ‘bola’

[adEneN] ‘tangga’

[ambo] ‘ayah’

[ambe] ‘ayah’

[wújo] ‘nama daerah’

[bújo] ‘orang’, ‘suku’

[warU] ‘pohon waru’

[parU] ‘parutan’

[manre] ‘makan’

[menre] ‘naik’

[nanre] ‘nasi’

[kaluku] ‘kelapa’

[tellØ] ‘telur’

[ikØ] ‘kamu’

[ikkó] ‘ekor’

[mac¨:n:iN] ‘manis’

[mac¨:n:aN] ‘bisul’

[pú+búlu] ‘penjual’

[mú+búlu] ‘menjual’

[madZa] ‘pintar’

[kaju] ‘sayur masak’

[waju] ‘baju’

[matanre] ‘tinggi’

[makunraI] ‘perempuan’

[be:ne] ‘istri’

[ ama] ‘kerja

[tama] ‘masuk’

[fo:le] ‘dari’

[to:le] ‘rokok’

7

Page 8: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

[ba ú] ‘besok’

[fa ú] ‘selesai (beres)’

[mac¨:n:iN] ‘manis’

[maf¨:n:iN] ‘pusing’

[sappa] ‘cari’

[sappo] ‘sepupu’

[tega] ‘kemana’

[mega] ‘banyak’

[lanceN] ‘monyet’

[yasE] ‘atas’

[tasE] ‘tas’

[buaN] ‘jatuh’

[fuaN] ‘Tuan, Nyonya (salutasi)’

[makEssiN] ‘cantik, indah’

[malEssi] ‘kuat’

[tunu] ‘bakar’

[bunu] ‘mematikan’

[tellu] ‘tiga’

[tello] ‘telor’

[kaliki] ‘pepaya’

[kalaki] ‘sekalian (orang)’

[cEmme] ‘mandi’

[cEkke] ‘dingin’

[bala ui] ‘benalu’

7. Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan gambaran sistem fonologi bahasa Bugis Bone

yang akan dianalisis seperti di bawah ini.

7.1 Pembuktian Vokal

Untuk membuktikan apakah bunyi fonemis atau tidak, peneliti

mengidentifikasi pasangan minimal. Bunyi-bunyi yang dipasangkan adalah bunyi-

bunyi yang memiliki kemiripan bunyi.

8

Page 9: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

Vokal Pasangan Minimal Makna dalam Bahasa Indonesia

[u] [Ø] [tellu] ‘tiga’

[tellØ] ‘telor’

[u] [o] [teduN] ‘payung’

[tedoN] ‘kerbau’

[i] [a] [kaliki] ‘pepaya’

[kalaki] ‘sekalian (orang)’

[a] [o] [sappa] ‘cari’

[sappo] ‘sepupu’

Berdasarkan perolehan data pasangan minimal yang kami peroleh dari

informan, sejauh ini membuktikan bahwa dalam bahasa Bugis Bone terdapat

fonem-fonem vokal sebagai berikut: /u/, /Ø/, /o/, /i/, dan /a/. Mungkin saja ada

fonem vokal lainnya yang belum kami temukan berdasarkan perolehan data.

7.2 Pembuktian Konsonan

Konsonan Pasangan minimal Makna dalam Bahasa Indonesia

[w] [b] [wú o] ‘nama daerah’

[bú o] ‘orang’, ‘suku’

[b] [f] [buaN] ‘jatuh’

[fuaN] ‘Tuan, Nyonya (salutasi)’

[j] [t] [jasE] ‘atas’

[tasE] ‘tas’

[f] [t] [fo:le] ‘dari’

[to:le] ‘rokok’

[k] [w] [ka u] ‘sayur masak’

[wa u] ‘baju’

[c] [f] [mac¨:n:iN] ‘manis’

[maf¨:n:iN ‘pusing’

[w] [p] [warU] ‘pohon waru’

9

Page 10: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

[parU] ‘parutan’

[t] [m] [tega] ‘kemana’

[mega] ‘banyak’

[ ] [t] [ ama] ‘kerja’

[tama] ‘masuk’

[p] [m] [pú+búlu ] ‘penjual’

[mú+búlu] ‘menjual’

[t] [b] [tunu] ‘bakar’

[bunu] ‘mematikan’

Berdasarkan kepada perolehan data pasangan minimal tersebut membuktikan

bahwa dalam bahasa Bugis Bone terdapat fonem-fonem konsonan sebagai berikut:

/w/, /b/, /f/, /t/, /k/, /c/, /p/, /m/, dan / /. Mungkin saja ada fonem konsonan

lainnya yang belum kami temukan. Temuan ini berdasarkan perolehan data

penelitian.

7.3 Distribusi Vokal

Vokal Awal Silabe Tengah Silabe Akhir Silabe/o/ [o-do-lØ] ‘odol’ [lop-pa] ‘udang’ [tel-lo] ‘tiga’/o:/ [to:-le] ‘rokok’/Ø/ [pi-sØ] ‘pisau’/u/ [ut-ti] ‘pisang’ [ma-kun-raI] ‘perempuan’ [bu-nu] ‘membunuh’/U/ [pa-rU] ‘parutan’

/a/ [a-dE-neN] ‘tangga’

[sap-po] ‘sepupu’ [ka-li-ki] ‘pepaya’

/a:/ [ma-c¨:n-na:N]/ú/ [me-dZúN] ‘meja’ [ba- ú] ‘besok’

/A/ [sú-pA-da] ‘sepeda’

/i/ [i-kØ] ‘kamu’ [ma-kEs-siN] ‘cantik’ / ‘indah’

[ka-li-ki] ‘pepaya’

/i:/ [ma-c¨:n-ni:N] ‘manis’/e/ [tel-lo] ‘telur’ [cEk-ke] ‘dingin’/E/ [cEm-me] ‘mandi’ [ta-sE] ‘tas’/E:/ [pen-nE:] ‘piring’/¨:/ [ma-c¨:n-ni:N] ‘manis’

Tabel 1. Bagan Distribusi Vokal per Silabe

10

Page 11: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

Berdasarkan pemerian vokal pada bagan di atas, dalam Bahasa Bugis Bone

sesuai perolehan data dalam penelitian ini, terdapat 15 fonem vokal yaitu /o/,

/o:/, /Ø/, /u/, /U/, /a/, /a:/, /ú/, /A/, /i/, /i:/, /e/, /E/, /E:/, /¨:/.

Setelah melakukan distribusi vokal pada data yang kami peroleh, maka kami

dapat menyimpulkan peta vokal yang ditampilkan dalam bagan untuk mengetahui

sistem fonotaktik atau urutan fonem yang memungkinkan adalah sebagai berikut :

Peta Vokal

Gambar 3. Peta Vokal Bahasa Bugis Bone

7.4 Distribusi Konsonan

Konsonan Awal Silabe Tengah Silabe Akhir Silabe/c/ [cEm-me] ‘mandi’/k/ [ka-la-ki] ‘sekalian’ [ik-kó] ‘ekor’/m/ [cEm-me] ‘mandi’ [cEm-me] ‘mandi’/l/ [ka-la-ki] ‘sekalian’ [tel-lo] ‘Telor’/t/ [ta-sE] ‘tas’ [ut-ti] ‘pisang’/b/ [bu-aN] ‘jatuh’/n/ [nan-re] ‘nasi’ [nan-re] ‘nasi’/f/ [a-la-fuN] ‘kura-kura’/g/ [me-ga] ‘banyak’/ʤ/ [ma-dZa] ‘pintar]/w/ [wa-ju] ‘baju’/r/ [ma-tan-re] ‘tinggi’/d/ [a-dE-neN] ‘tangga’

/p/ [lop-pa] ‘udang’ [kap-pa:-la] ‘kepala’

/s/ [ta-sE] ‘tas’ [ma-kEs-siN] ‘cantik’

/ŋ/ [bu-aN] ‘jatuh’

11

Page 12: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

/h/ [han-du¿] ‘handuk’/ / [ a-ma] ‘kerja’/ / [han-du ] ‘handuk’/ / [ba-la- ui] ‘benalu’

Tabel 2. Bagan Distribusi Konsonan per Silabe

Berdasarkan pembuktian di atas sejauh penelitian yang kami lakukan, dapat

disimpulkan bahwa di dalam bahasa Bugis Bone tidak terdapat konsonan di

tengah silabe. Berdasarkan pemerian konsonan pada bagan di atas, dalam Bahasa

Bugis Bone sesuai perolehan data dalam penelitian ini, terdapat 20 fonem

konsonan yaitu /c/, /k/, /m/, /l/, /t/, /b/, /n/, /f/, /g/, /dZ/, /w/, /r/,

/d/, /p/, /s/, /N/, /h/, / /, / /, / /.

Setelah melakukan distribusi konsonan pada data yang kami peroleh, maka

kami dapat menyimpulkan peta konsonan yang ditampilkan dalam bagan untuk

mengetahui sistem fonotaktik atau urutan fonem yang memungkinkan adalah

seperti terlihat berikut :

Peta KonsonanBilabial Labio-

dental

Dental Alveolar Post

alveolar

Retroflex Palatal Velar Uvular Pharyngeal Glotal

Hambat p b t d c k g

Nasal m n N

Getar r

Tap or Flap

Frikatif f s h

Lateral

Frikatifl dZ

Luncuran w

Lateral

aproksiman

Gambar 4. Peta Konsonan Bahasa Bugis Bone

7.5 Diftong

Dalam penelitian ini, kami menemukan dua diftong. Diftong tersebut

terdapat dalam suku kata di bawah ini:

[makunraI] [ma-kun-rai] ‘perempuan’

12

Page 13: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

[a]

[i] [u]

[bala ui] [ba-la- ui] ‘benalu’

Berdasarkan pembuktian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam bahasa

Bugis Bone sejauh penelitian ini kami lakukan terdapat dua fonem diftong /ai/ dan

/ui/. Distribusi diftong tersebut kami tampilkan dalam peta diftong dibawah ini:

Peta Diftong

Gambar 5. Peta Diftong Bahasa Bugis Bone

7.6 Gugus Vokal dan Gugus Konsonan

Gugus konsonan adalah dua konsonan atau lebih yang merupakan satu

kesatuan ucapan sehingga bersifat silabik atau berderet di dalam satu silabe dalam

sebuah kata. Kridalaksana (2008: 79) mengemukakan bahwa gugus konsonan

(consonant cluster) adalah kumpulan dua atau lebih konsonan yang berlainan

dalam suku kata tanpa vokal yang menyelanya; misalnya pr- dalam ‘prakata’, str-

dalam ‘strategi’.

Berdasarkan definisi di atas untuk data yang kami peroleh dalam penelitian

ini, maka kami mengklasifikasikan gugus konsonan dalam suku kata seperti

dalam tabel berikut ini.

V dalam [o-do-lØ] ‘odol’[a-dE-neN] ‘tangga’[i-kØ] ‘kamu’

VK dalam [ik-kØ] ‘ekor’[ut-ti] ‘pisang’

KV dalam [o-do-lØ] ‘odol’[a-dE-neN] ‘tangga’[lop-pa] ‘udang’

KVK dalam [a-dE-neN] ‘tangga’[lop-pa] ‘udang’[ma-tan-re] ‘tinggi’

Tabel 3. Pola Suku Kata Bahasa Bugis Bone

13

Page 14: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

Berdasarkan pembuktian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam bahasa

Bugis Bone sejauh penelitian yang kami lakukan, terdapat empat pola gugus vokal

dan gugus konsonan per silabe, yaitu V, VK, KV, KVK (V= Vokal, K=

Konsonan).

8. Penutup

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa dalam bahasa Bugis Bone ditemukan 37 bunyi yang terdiri atas 15 vokoid

yakni /o/, /o:/, /Ø/, /u/, /U/, /a/, /a:/, /ú/, /A/, /i/, /i:/, /e/, /E/, /E:/,

/¨:/ (lihat halaman 10-11 poin 7.3); 20 kontoid yakni /c/, /k/, /m/, /l/, /t/, /b/,

/n/, /f/, /g/, /dZ/, /w/, /r/, /d/, /p/, /s/, /N/, /h/, / /, / /, / / (lihat

halaman 12 poin 7.4), dan 2 diftong /ai/, /ui/ (lihat halaman 13 poin 7.5).

Temuan berdasarkan analisis data yang kami peroleh sejauh penelitian yang

telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa di dalam bahasa Bugis Bone tidak

terdapat konsonan di tengah silabe (lihat Tabel 2 halaman 12).

Dalam bahasa Bugis Bone tidak ditemukan adanya gugus konsonan dan

gugus vokal. Sejauh pengamatan peneliti dan berdasarkan perolehan data, pola

suku kata dalam bahasa Bugis Bone dapat berstruktur V, VK, KV, dan KVK (lihat

Tabel 3 halaman 13).

8.2 Saran

Penelitian yang kami lakukan pada Bahasa Bugis Bone ini merupakan

penelitian lapangan berskala kecil dan masih sangat sederhana karena penelitian

ini dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga hasil yang diharapkan mungkin

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti sangat berharap penelitian

ini akan memberikan pemahaman tentang sistem fonologi bahasa Bugis Bone.

Peneliti beranggapan bahwa perlu ada penelitian lanjutan baik mengenai

sistem fonologi bahasa Bugis Bone khususnya maupun bahasa-bahasa lainnya

yang ada di Indonesia. Penelitian dapat dilakukan baik penelitian berskala kecil

maupun besar dengan hasil yang barangkali maksimal. Maksimal dimaksudkan

dalam hal ini karena data faktual langsung diperoleh dari penutur asli yang

menggunakan bahasa tertentu secara produktif. Barangkali ada baiknya untuk

14

Page 15: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

terjun langsung ke daerah komunitas pengguna bahasa dimaksud untuk

mendapatkan data akurat serta tantangan yang pada akhirnya akan sangat

memberi kesan yang tiada tara.

15

Page 16: Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Clark, John & Yallop, Collin. 1990. An Introduction to Phonetics & Phonology.

Oxford : Basil Blackwell Ltd.

Katamba, Francis. 1994. An Introduction to Phonology. Routledge.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Rocca, Iggy & Johnson, Wyn. 1999. A Course in Phonology. Oxford: Blackwell

Published Ltd.

Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan. Yogyakarta: Kanisius.

Sephonics v.1.01. http://wareseeker.com/free-english-phonetic/. 25 Februari 2010,

9.13 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Bugis. 3 Mei 2010, 08:42 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Bugis. 3 Mei 2010, 08:45 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bone, 3 Mei 2010, 08:55 WIB.

http:// www.bone.go.id/boneimg/imgisi/peta_bone.jpg. 4 Mei 2010, 08:42 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_South_Sulawesi.png. 4 Mei 2010,

08:55 WIB.

16